Karakteristik Ilmuwan Muslim
-
Upload
muhammad-mukhlis -
Category
Documents
-
view
1.673 -
download
165
Transcript of Karakteristik Ilmuwan Muslim
BAB I
PENDAHULUAN
Menghadapi era globalisasi dan abad ilmu pengetahuan
modern, perkembangan dunia akan diramaikan dengan berbagai
perubahan dalam aspek-aspek kehidupan. Peradaban dunia
dewasa ini akan semakin bebas dan terbuka, sehingga
persinggungan peradaban antara budaya dan bangsa akan
meluas tanpa mengenal batas wilayah ataupun negara. Berbagai
peradaban yang dibentuk oleh bangsa-bangsa di dunia akan
menimbulkan pergumulan, saling mempengaruhi satu dengan
lainnya, yang terkadang bisa menimbulkan bentrokan yang
merugikan dan persaingan yang tidak sehat. Akibat pergumulan
peradaban dunia itu, langsung atapun tidak langsung akan
menimbulkan berbagai perubahan norma dan nilai dalam suatu
masyarakat. Perubahan norma dan nilai itu sering berbeda atau
bahkan bertentangan dengan ajaran agama.
Mengamati kenyataan itu, maka peran ilmuwan muslim
sangat dominan dalam mengantisipasi berbagai perkembangan
dan benturan budaya antar etnis dan bangsa di dunia. Kaum
ilmuwan muslim seharusnya menjadi pelopor dalam membentuk
masyarakat yang religius di masa depan. Mereka seharusnya
mengarahkan perkembangan sains dan teknologi serta
pendayagunaan fungsinya untuk membentuk suatu peradaban
yang luhur, sesuai dengan pesan-pesan Islam. dengan ilmu yang
dimiliki, kemampuan menganalisis masa depan dan kemampuan
lain yang terus melaju, ilmuwan muslim akan menjadi peletak
dasar bagi pembentukan budaya umat manusia pada masa yang
akan datang.
1
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam
pembahasan kali ini pemakalah akan membahasa mengenai
bagaimana karateristik seorang Ilmuwan Muslim itu.
BAB II
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK ILMUWAN MUSLIM DALAM PERSPEKTIF
FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Pendidikan Islam
Istilah pendidikan secara sederhana dapat diartikan
sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam masyarakat
dan bangsa. Dengan demikian, makna pendidikan Islam
dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan ajaran-ajaran Islam1
Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam
sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi
peranan, memindahkan kemampuan pengetahuan dan nilai-nilai
Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal
dan memetik hasilnya kelak di akhirat.2
Dengan demikian pendidikan Islam adalah suatu proses
pembentukan individu atau pembentukan kepribadian muslim
berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT
Kepada Muhammad SAW. Ajaran Islam tidak memisahkan
antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu, pendidikan
Islam merupakan pendidikan iman dan pendidikan amal.
Karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah
1 Djumransjah, dkk, Pendidikan Islam ; Menggali “Tradisi”, Meneguhkan Eksistensi, (Malang : UIN-Malang Press, 2007), hlm 1
2 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam (Bandung: al Ma’arif, 1980), hlm 6.
2
laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup
perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah
pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.3
B. Pengertian Karakteristik Ilmuwan Muslim
Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni
characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia
mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.
Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan
bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter,
watak, dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya:
1. Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal
yang dapat dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan seorang
pribadi, suatu objek, suatu kejadian.
2. Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk
suatu untas atau kesatuan.
3. Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan
etis atau moral.
Jadi di antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana
yang telah dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada
seseorang atau suatu objek.
Ilmuwan adalah orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh, orang yang
ahli atau banyak pengetahuannya atau orang yang
berkecimpung di ilmu pengetahuan.4
Muslim (Arab: ,مسلم Muslim) adalah secara harfiah
berarti "seseorang yang berserah diri (kepada Allah)", termasuk
3 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm 28.
4 Wikipedia, Ilmuwan, diakses pada tanggal 11 Oktober 2012 melalui situs : http://id.m.wikipedia.org/wiki/ilmuwan
3
segala makhluk yang ada di langit dan bumi. Kata muslim kini
merujuk kepada penganut agama Islam saja, kemudian pemeluk
pria disebut dengan Muslimin (مسلمون) dan pemeluk wanita
disebut Muslimah (مسلمة) adalah sebutan untuk wanita Islam.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bawah
karakteristik ilmuwan muslim adalah ciri atau sifat khas
seseorang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan
dengan tekun dan sungguh-sungguh dan beragama Islam.
C. Karakteristik Ilmuwan Muslim
Tanda-tanda seorang ilmuwan yang muslim (cendekiawan
muslim/intelektual Islam) haruslah memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Bersungguh-sungguh belajar (QS 3/7). Firman Allah :
Artinya:
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di
antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-
pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat
yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
4
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami."
dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)
melainkan orang-orang yang berakal.
Seorang muslim sangat menyadari akan hakikat semua
aktifitas hidupnya adalah dalam rangka pengabdiannya
kepada Allah SWT, sehingga dirinya haruslah mengoptimalkan
semua potensi yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya
digunakan meningkatkan taraf hidup kaum muslimin.
2. Berpihak pada kebenaran (QS 5/100). Firman Allah :
Artinya:
Katakanlah: "tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka
bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan."
Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang
bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah
SWT. Allah-lah yang telah mengajarinya dan membuatnya
bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai
konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada
kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT, tidak peduli ia
harus berhadapan dengan para oportunis, dan tidak peduli
walaupun yang berpihak kepada kebenaran itu sangat sedikit.
Karena ia tahu bahwa saat menghadap Allah SWT kelak,
masing-masing akan mempertanggungjawab kan
perbuatannya sendiri-sendiri dan Allah SWT tidak akan
5
menyia-nyiakan setiap perbuatan walaupun kecil (QS 99/7-8).
Firman Allah :
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya pula.
3. Kritis dalam belajar (QS 39/18). Firman Allah :
Artinya:
yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang
telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang
yang mempunyai akal.
Setiap muslim mengetahui bahwa kebenaran yang
terkandung dalam ilmu pengetahuan yang dipelajarinya
bersifat relatif dan tidak tetap. Sehingga ia selalu berusaha
bersifat kritis dan tidak menelan bulat2 apa yang dipelajarinya
dari berbagai ilmu pengetahuan modern tanpa melakukan
suatu pengujian dan eksperimen. Bisa saja suatu saat nanti
teori yang saat ini dianggap benar akan ditinggalkan, karena
kebenaran teori bersifat akumulatif, sehingga dengan
semakin berlalunya waktu maka akan semakin mengalami
penyempurnaan. Hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur’an
6
yang bersifat absolut karena ia diturunkan oleh Yang Maha
Mengetahui akan kebenaran.
4. Menyampaikan ilmu (QS 14/52).
Artinya:
(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi
manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya,
dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah
Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal
mengambil pelajaran.
Sifat kaum muslimin yang keempat adalah berusaha
mengamalkan ilmu yang sudah didapatnya dengan berusaha
menyampaikannya sedapat mungkin kepada orang lain.
Karena pahala ilmu yang telah dipelajari akan menjadi suatu
amal yang tidak pernah putus walaupun ia telah tiada, jika
telah menjadi suatu ilmu yang bermanfaat.
5. Sangat takut pd Allah SWT (QS 65/10).
Artinya:
Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, Maka
bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang yang mempunyai
akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah
telah menurunkan peringatan kepadamu
Sifat yang kelima dari seorang ilmuwan muslim adalah
bahwa dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan
7
yang didapatnya maka ia merasa semakin takut kepada Allah
SWT. Hal ini disebabkan karena dengan semakin banyaknya
ilmunya, maka semakin banyak rahasia alam semesta ini
yang diketahuinya dan semakin yakinlah ia akan kebenaran
firman Allah SWT dalam kitab-Nya. Bukan sebaliknya, semakin
pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT.
6. Bangun diwaktu malam (QS 39/9).
Artinya:
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.
Ciri seorang ilmuwan muslim yang keenam sebagai
konsekuensi dari ciri kelima diatas adalah bahwa dengan
semakin yakinnya ia kepada penciptanya maka akan semakin
banyak ia beribadah kepada-Nya dan sebaik-baik ibadah
adalah ibadah yang dilakukan diwaktu malam (QS 32/16). 5
Artinya:5 Yordan Gunawan, Tanda-Tanda Ilmuwan Muslim (Ulil Albab) diakses
pada tanggal 10 Oktober 2012 melalui situs : http://yordangunawan.staff.umy.ac.id/ Tanda-Tanda Ilmuwan Muslim (Ulil Albab).htm
8
lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu
berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap,
serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
Para ulama khususnya ulama hadis, telah merumuskan
syarat apakah seseorang bisa diterima transfer ilmunya. Salah
satunya adalah tsiqah, Memang pembahasan ini banyak
dijumpai dalam ilmu hadis. Tapi bukan berarti predikat tsiqah
mutlak dimiliki oleh para ahli hadis semata. Hal ini juga dapat
diterpakan bagi para pakar di segala bidang. Menurut hemat
penulis, tsiqah adalah sebuah syarat yang harus dimiliki oleh
setiap ilmuwan muslim.
Islam sangat anti dengan sekularisme. Keberadaan
manusia sebagai pemakmur bumi juga demikian. Islam memiliki
pedoman cara pandang dan cara hidup di dunia dan itu datang
dari Yang Menciptakan Yang Maha Tahu. Maka memisahkan
agama dari kehidupan dunia sangat tidak menjanjikan. Begitu
juga dengan memisahkannya dengan ilmu. Seorang ilmuwan
tanpa dilandasi dengan aqidah yang kuat akan bertekuk lutut
dihadapan thâghût6 yang memaksanya menggunakan ilmu di
jalan yang salah, seperti mengebor minyak dihiasi dengan sikap
pura-pura tidak tahu dengan akibatnya terhadap lingkungan
sekitar. Orientasi hidup juga berubah menjadi materi atau dunia
an sich. Tanpa akhlak Islami, segala cara akan dilakukan utnuk
meraih tujuan dan kejayaannya di dunia. Pemanfaatan nuklir
yang semestinya bisa menjadi sumber energi dialihkan untuk
menjadi senjata pemusnah massal.
Dhâbith merupakan bentuk kehati-hatian dalam
mengemban amanah ilmiah. Apabila dikaitkan dengan materi
pelajaran, maka dhâbith adalah hafal dan paham 100%. Tidak
6 Segala hal yang diberikan hak ketuhanan seperti disembah, dipuja, dan ditaati selain Allah dan dia rela untuk diperlakukan seperti itu
9
hanya itu, Mushthafa Abu al-Khair, seorang dosen hadis
Universitas al-Azhar di depan mahasiswanya menyatakan bahwa
dhâbith adalah mampu mengeluarkan hafalan secara sempurna
dalam keadaan apapun tanpa persiapan. Bisa juga berarti lebih
banyak benar daripada salah atau lalai (ghaflah) nya, karena
tidak mungkin manusia lepas dari salah dan lupa. Dengan lebih
praktis, Ibnu Shalah mendefinisikan dhâbith sebagai ‘sadar, tidak
lalai, dan sempurna apabila ia meriwayatkan berdasarkan
hafalannya maupun catatannya’. Selain hafal, seseorang juga
harus memahami apa yang ia pelajari dan sampaikan. Salah satu
syarat rawi menurut Ibnu Abdi al-Barr adalah memahami apa
yang ia riwayatkan.
Dari sini dapat dipahami bahwa Islam tidak menginginkan
seseorang untuk menjadi setengah ilmuwan atau sepersekian
ilmuwan. Dalam tradisi keilmuan Islam, sangat diperhatikan
masalah penguasaan materi, tidak sekedar pandai beretorika
tapi hanya di kulitnya, tidak menguasai sebuah ilmu sampai
mendalam.
Berangkat dari sini, maka selain menguasai materi di
kepala, seorang pelajar hendaknya menjaga catatan dan buku-
buku yang menunjang studinya. Karena memang memori di otak
terkadang ketelingsut sehingga membutuhkan catatan atau buku
untuk mengembalikannya. Imam Ahmad bin Hanbal terkenal
selalu menjaga validitas materi yang ia sampaikan. Ia selalu
merujuk pada buku pegangannya ketika ada orang yang
bertanya. Ada beberapa syarat dhâbith:
1. Sadar ketika menerima ilmu, memperhatikan, dan tidak tidur
ketika pelajaran.
10
2. Tidak lalai (al-Ghaflah), meskipun pandangan mengarah
kepada guru, apalah artinya apabila pikiran mengarah ke
tempat lain?
3. Selalu menjaga hafalan, penguasaan materi, dan catatannya.7
D. Syarat-Syarat Seorang Ilmuwan
Beberapa syarat seorang ilmuwan adalah :
1. Kejujuran Intelektual
2. Emtode ilmiah
3. Prosedur ilmiah
4. Adanya suatu gelar yang berdasarkan pendidikan formal yang
ditempuh
5. Menyatakan pendapat argumentatif
6. Berani surut kalau keliru
7. Terbuka dan menerima kebenaran yang baru dikenalnya
E. Tokoh-Tokoh Ilmuwan Muslim dan Peranannya
Peranan cendekiawan muslim sangatlah besar dalam
mewujudkan ilmu pengetahuan, cendekiawan adalah
sekelompok kaum terpelajar atau intelektual dari golongan islam
yang mencurahkan seluruh kemampuannya dalam bidang ilmu
pengetahuan.
Islam mengajarkan kepada kita untuk bekerja keras dan
rajin dalam menuntut ilmu, karena dengan ilmulah kita akan
mendapat derajat yang tinggi baik di sisi Allah atau menusia.8
7 Azhar Musa, ‘Âdil + Dhâbith = Tsiqah; Karakter Ilmuwan Muslim, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 melalui situs : http://www.kompasiana.com/azharmusa ‘Âdil + Dhâbith = Tsiqah%3b Karakter Ilmuwan Muslim.htm
8 Ardhi, Tokoh-Tokoh Ilmuwan Muslim dan Peranannya, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 melalui situs : http://emolist988.blogspot.com/2010/03/tokoh-tokoh-muslim-dan-perananya.html
11
Berikut ini beberapa ilmuwan dalam islam adalah sebagai berikut
:
1. Ibnu Rushd (Averroes)
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba
(Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan
kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada
masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang
mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak
ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat.
Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu
Baja.
Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari
Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya
sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai “Kadi”
(hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal
sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat
Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad
pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas
Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk
mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah
hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat,
kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai
dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi)
sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak
ada.
Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd
seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad
12
pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan
sikap keberagamaannya.Karya :
- Bidayat Al-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
- Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
- Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (filsafat
dalam Islam dan menolak segala paham yang
bertentangan dengan filsafat)
2. Ibnu Sina / Avicenna
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di
Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter
kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan).
Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian
besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi
banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan
masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan
bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.
Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang
merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-
abad.
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad
pertengahan , memainkan peranan penting pada
Pembangunan kembali Eropa. Dia adalah pengarang dari 450
buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak
diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia
dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran
modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling
terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada
semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling
13
terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of
Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap:
Al-Qanun fi At Tibb).
Kehidupannya dikenal lewat sumber – sumber berkuasa.
Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama
kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya
al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah
ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah
Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana
terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat
kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah
satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah
Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya
dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang
Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan
memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang
mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru,
dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman
diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu
pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar
biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-
Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia.
Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan
dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang
memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang
sakit dan mengajar anak muda.
14
Meskipun bermasalah besar pada masalah – masalah
metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga,
untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari
filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada
beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan
meninggalkan buku – bukunya, mengambil air wudhu, lalu
pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah
menyelesaikan kesulitan – kesulitannya. Pada larut malam dia
akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi
perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan
meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan
memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia
membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata – katanya
tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai
suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian
singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga
tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah
kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan
bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat
untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan
sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak
hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada
orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan
metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini
memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18
tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang
sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan
metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya
menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para
15
pasien, menggunakan obat – obat yang sesuai.” Kemasyuran
sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia
merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat berarti berfikir secara mendalam, sistematik,
radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran
mengenai segala sesuatu yang ada, baik abstrak maupun
konkret. Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan
individu atau pembentukan kepribadian muslim berdasarkan
ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT Kepada
Muhammad SAW.
Ilmuwan adalah orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Tanda-tanda
seorang ilmuwan yang muslim (cendekiawan muslim/intelektual
Islam) haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Bersungguh-sungguh belajar
- Berpihak pada kebenaran
- Kritis dalam belajar
- Menyampaikan ilmu
- Sangat takut pd Allah SWT
- Bangun diwaktu malam
16
- tsiqah
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 1996. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos
Syadali, Ahmad dan Mudzakir. 1999. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia
Djumransjah, dkk. 2007. Pendidikan Islam ; Menggali “Tradisi”, Meneguhkan Eksistensi, Malang : UIN-Malang Press
Langgulung, Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam Bandung: al Ma’arif
Daradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara
http://id.m.wikipedia.org/wiki/ilmuwan
http://yordangunawan.staff.umy.ac.id/ Tanda-Tanda Ilmuwan Muslim (Ulil Albab).htm
http://www.kompasiana.com/azharmusa ‘Âdil + Dhâbith = Tsiqah%3b Karakter Ilmuwan Muslim.htm
http://emolist988.blogspot.com/2010/03/tokoh-tokoh-muslim-dan-perananya.html
17