kaptopril

2
Titrasi potensiometri Pengembangan kurva titrasi asam polyprotik tergantung pada nilai mutlak dan nilai raltif tetapan ionisasi bertahap yang bersangkutan. Secara teoritis, akan ada satu infleksi (belokan) untuk masing-masing hydrogen yang tidak stabil. Namun, supaya belokan dihubungkan pada variasi ph yang memadai, perlu pada tempat pertama untuk hubungan tetapan ionisasi yang bersangkutan ke yang berikutnya menjadi lebih besar dari 10 4 (K 1 /K 2 > 10 4 atau pk 2 – pk 1 > 4). Pada tempat yang ke dua, perlu tetapan ionisasi yang bersangkutan bukan asam yang sangat lemah. Captopril adalah asam dibasa yang mempunyai tetapan disosiasi pk 1 = 3,7 (gugus karboxil) dan pk 2 = 9,8 (gugus thiol). Diamati dari nilai pk 1 dan pk 2 kaptopril dapat diramalkan bahwa kurva titrasi menampilkan infleksi yang jelas untuk titik ekuivalen karena k 1 = 2 x 10 -4 dan hubungannya k 1 /k 2 = 10 6 (pk 2 – pk 1 = 6). Namun, kaptopril adalah asam yang sangat lemah dalam kaitannya dengan hydrogen kedua (k 2 10 -10 ) bahwa kurva titrasinya tidak menampilkan infleksi yang jelas untuk titik ekivalen yang kedua. Gambar 1 (a) menunjukkan curva titrasi potensiometri yang khas dengan hanya satu titik infleksi. Dalam perubahan metode yang diajukan pada titik akhir titrasi cukup dinyatakan untuk memberikan kurva titrasi potensiometrik dengan bentuk yang baik untuk deteksi titik akhir yang akurat dan dapat diulang. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis kaptopril (setelah preparasi sampel) dalam bentuk sediaan formulasi tablet dengan metode potensiometri adalah 8 menit per sampel.

description

farmasi

Transcript of kaptopril

Titrasi potensiometriPengembangan kurva titrasi asam polyprotik tergantung pada nilai mutlak dan nilai raltif tetapan ionisasi bertahap yang bersangkutan. Secara teoritis, akan ada satu infleksi (belokan) untuk masing-masing hydrogen yang tidak stabil. Namun, supaya belokan dihubungkan pada variasi ph yang memadai, perlu pada tempat pertama untuk hubungan tetapan ionisasi yang bersangkutan ke yang berikutnya menjadi lebih besar dari 104 (K1/K2 > 104 atau pk2 pk1 > 4). Pada tempat yang ke dua, perlu tetapan ionisasi yang bersangkutan bukan asam yang sangat lemah.Captopril adalah asam dibasa yang mempunyai tetapan disosiasi pk1= 3,7 (gugus karboxil) dan pk2= 9,8 (gugus thiol). Diamati dari nilai pk1 dan pk2 kaptopril dapat diramalkan bahwa kurva titrasi menampilkan infleksi yang jelas untuk titik ekuivalen karena k1= 2 x 10-4 dan hubungannya k1/k2 = 106 (pk2 pk1 = 6). Namun, kaptopril adalah asam yang sangat lemah dalam kaitannya dengan hydrogen kedua (k2 10-10) bahwa kurva titrasinya tidak menampilkan infleksi yang jelas untuk titik ekivalen yang kedua.Gambar 1 (a) menunjukkan curva titrasi potensiometri yang khas dengan hanya satu titik infleksi. Dalam perubahan metode yang diajukan pada titik akhir titrasi cukup dinyatakan untuk memberikan kurva titrasi potensiometrik dengan bentuk yang baik untuk deteksi titik akhir yang akurat dan dapat diulang. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis kaptopril (setelah preparasi sampel) dalam bentuk sediaan formulasi tablet dengan metode potensiometri adalah 8 menit per sampel.

Gambar 1 (a) kurva titrasi potensiometri umum kaptopril (sampel A) dengan pelarut NaOH (b) plot derivative pertama disuplai oleh autotirator.

Gambar 2 (b) menunjukkan deivatif pertama kurva titrasi potensiometri yang dihasilkan oleh algoritma internal autotitrator tersebut. Penaksiran kurva titrasi potensiometri oleh autotirator sepenuhnya menghasilkan titik akhir yang akurat. Batas penetuan metode yang diajukan ditentukan seperti yang dijelaskan oleh Leite [16] adalah 180 g/mL.

Efek penggangguUntuk menaksir kegunaan metode yang diajukan, efek komponen yang umum (zat tambahan, zat pembantu, dan eksipien), yang sering terdapat pada formulasi tablet kaptopril (laktosa, mikrokristalin selulosa, sodium kroskarmelosa, pati, dan magnesium starat) yang diinvestigasi pada rentang konsentrasi sedikitnya 20 kali lebih tinggi dari kaptopril. Tidak ada gangguan teramati dengan adanya zat yang diuji.