KAPSUL (Ismayani)
-
Upload
ismayani-arifin -
Category
Documents
-
view
108 -
download
0
Transcript of KAPSUL (Ismayani)
Resep Nomor : III
Bentuk Sediaan : Kapsul
A. Dasar Teori
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau
paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (3).
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.
Adapun syarat kapsul ialah memiliki keserangaman bobot serta waktu hancur
yang baik. Adapun penyimpanan untuk kapsul yaitu pada wadah tertutup rapat,
sebaiknya berisi zt pengering, dan ditempat sejuk (5).
Kapsul keras biasanya terbuat dari gelatin yang terdiri dari cangkang
kapsul bagian badan dan bagian tutup kapsul. Kedua bagian tutup kapsul ini akan
saling menutupi bila dipertemukan dan bagian tutupnya akan menyelubungi
bagian badan kapsul. Gelatin mempunyai beberapa kekurangan, seperti mudah
mengalami peruraian oleh mikroba bila dalam keadaan lembab atau bila disimpan
dalam larutan berair . Sebagai contoh yang lain, cangkang kapsul gelatin menjadi
rapuh jika disimpan pada kondisi kelembaban relatif yang rendah. Selanjutnya,
Kapsul gelatin tidak dapat menghindari efek samping obat yang mengiritasi
lambung, seperti Indometasin. Hal ini dikarenakan kapsul gelatin segera pecah
setelah sampai di lambung (1).
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin ; tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Mothes dan Dublanc, dua orang
Perancis, biasa dihubungkan dengan penemuan kapsul gelatin yang terdiri dari
satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat gelatin panas
sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian ditemukan oleh James Murdock
dari London. Gelatin larut dalam air panas dan dalam cairan lambung yang
hangat, kapsul gelatin melepaskan isinya dengan cepat. Gelatin sebagai protein
dicerna dan diabsorbsi (2).
Kapsul keras adalah kapsul menggunakan cangkang kapsul, dibuat dari
gelatin, dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan serbuk obat yang akan
diisikan. Cangkang kapsul umumnya berbentuk tabung berujung bulat, terdiri dari
wadah dan tutup. Obat diisikan penuh dalam cangkang kapsul wadah, ditutup
menggunakan cangkang kapsul tutup yang sesuai dan dipatri dengan air atau lim
lainyang cocok. Kapsul yang sudah ditutup tidak mudah dibuka lagi. Untuk
serbuk tambahan obat yang berjumlah sedikit, agar cangkang kapsul wadah terisi
penuh, dapat ditambah zat yang cocok. Jika obat mengandung air, sedapat
mungkin dihilangkan terlebih dahulu, dan kemudian dicampur dengan paraffin
cair atau vaselin atau minyak nabati yang cocok (4).
Kapsul kenyal adalah kapsul yang menggunakan kapsul dasar yang dibuat
dari campuran terdiri dari gelatin, gliserol, dan sorbitol atau metilselulosa dalam
perbandingan sesuai dengan kekerasan kapsul yang dikehendaki. Obat berupa
cairan atau setengah padat dibungkus dengan kapsul dasar dan dicetak
menggunakan cetakan khusus dalam bentuk bulat, lonjong, atau tabung berujung
bulat (4).
Pada pembuatan cangkang kapsul atau kapsul dasar dapat ditambahkan zat
pengawet dan zat warna. Kapsul juga dapat bersalut enterik. Pembuatan kapsul
agar diusahakan dalam ruangan berkelembaban lebih kurang 60 % (4).
B. Resep
1. Resep Standar
2. Cara Kerja
1. Timbang doksisiklin yang diperlukan.
2. Gerus doksisiklin dalam mortar, bagi sama banyak sesuai resep
(seperti pada pulveres).
3. Masukkan serbuk doksisiklin yang sudah dibagi masing-masing
kedalam cangkang kapsul dan ditutup.
4. Bersihkan kapsul dengan lap kering dan bersih.
5. Masukkan kedalam wadah plastic dan diberi etiket.
3. Etiket Sediaan
R/Caps.C.doxyxyclin 100 mg No.XS. 1 d. d. I
Pro: Bp. Sutarto
Apotek ISMAFARMAJl. Tinumbu No. 21 C
Kendari (0401) 3123790
Kendari,4 Maret 2011No : 012Nama pasien : Didik
TabletSerbuk
1 x Sehari 1 KapsulSebelum / Saat / Sesudah Makan
5. Khasiat Obat
Adapun khasiat obat tersebut yaitu untuk:
Untuk mengobati faringitis, laringitis, bronkio pneumonia, sinusitis,
mastoidititis.
Untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran
kencing, kulit dan jaringan lunak.
dr. Indaryani, S.Ked.Jl. Tinumbu no. 21 C
Kendari (0401)3123790SIP No. 425/K/27
Kendari, 4 Maret 2011
R/Caps.C.doxyxyclin 100 mg No.XS. l d. d. I
Paraf Dokter
Pro : Bp. SutartoAlamat : Komp. Baruga Graha Asri
C/2
APOTEK ISMAFARMA
Jln. Tinumbu No. 21 CKendari (0401) 3123790Ismayani, S.Farm., Apt.
SIK : 345/SIK/2011
APOGRAPH
Kendari, 4 Maret 2011
Tertulis tanggal : 4 Maret 2011Oleh: dr. Indaryani, S.Ked.Pro: Didik
R/ doxyxyclin100 mg No. XS. l d. d. I
Det
Cap Apotek Pcc
Paraf APA
C. Pembahasan
1. Resep Lengkap
2. Copy Resep
dr. Indaryani, S.Ked.Jl. Tinumbu no. 21 C
Kendari (0401)3123790SIP No. 425/K/27
Kendari, 4 Maret 2011
R/doxyxyclin 100 mg
m.f.da in caps.d.t.d No. X
S.I.d.d.I
Paraf Dokter
Pro : Bp. SutartoAlamat : Komp. Baruga Graha Asri C/2
OHOH CONH
2
.H2O
OH
HHH N(CH3)2
CH3
3. Cara lain penulisan resep
Ket :
No Singkatan Bahasa Latin Arti1 R/ Recipe Ambillah2 m.f misce fuc Campur dan buatlah3 Da in caps Da in capsul dalam bentuk kapsul
4 d.t.d da tales dosis sesuai dengan takaran5 No X numero X sebanyak 10 bungkus6 s.I.d.d.I Signa liq de
deiTandai 1x sehari 1 bungkus
4. Uraian Bahan Resep
a. doxyxyclin : (5)
1. Nama resmi : doxyxyclinum
2. Sinonim : Doksisiklina
3. Rumus Molekul : C22H24N2O8.H2O
4. Rumus bangun :
5. Berat Molekul : 462,46
6. Pemerian : Serbuk hablur; kuning.
7. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
larutan asam encer dan dalam larutan alkali
hidroksida; agak sukar larut dalam etanol (95%)
8. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya
9. Khasiat : Antibiotik
5. Perhitungan dan Penimbangan
Dosisiklina
1) Perhitungan bahan
Dosisiklina : 100 x 10 = 1000 mg
2) Dosis maksimum
Dosisiklina : 100 mg/600mg
Sekali minum : 1/10 x 1000 = 100 mg
Sehari : 1/10 x 1000 = 100 mg < 600 mg
3) Penimbangan
Adapun bahan yang dibutuhkan untuk ditimbang adalah 1000 mg
dosisiklina untuk dibuat dalam 10 kapsul.
6. Pembahasan Obat
Dalam Resep diatas diberikan dalam bentuk sediaan kapsul alasannya
ialah dengan mengonsumsi obat dalam sediaan kapsul dapat menutupi rasa pahit
pada obat serta bau yang tidak enak. Bentuk dari kapsulpun menarik. Kapsul juga
tidak memerlukan zat tambahan seperti pewarna, wewangi, ataupun perasa. Selain
itu kapsul cepat melepaskan zat berkhasiatnya dalam jumlah yang seragam dan
segera bekerja pada lambung, karena kapsul terbuat dari gelatin/amilum, maka
cangkang kapsul akan bersifat netral sehingga mudah ducerna dengan sedikit air.
Dosisiklina dalam resep tersebut merupakan bahan aktifnya yang
mempunyai fungsi sebagai antibiotic. Resep ini ditujukan untuk penyembuhan
infeksi saluran pernapasan, saluran nafas bawah termasuk pneumonia disebabkan
oleh H. influenza, bronchitis dan sinusitis, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan
jaringan lunak.
Aturan obat ini dikonsumsi 1 x sehari, dan harus dikonsumsi hingga habis
karena obat ini tergolong dalam antibiotik yang harus dikonsumsi secara rutin
tanpa putus, dan sampai habis. Ini dimaksudkan agar tidak resisten lagi, yaitu
sampai bakterinya mati dan juga agar dapat memperoleh kesembuhan yang
maksimal, dan tujuan pengobatan dapat tercapai. Apabila cara meminum obat
tersebut secara tidak teratur atau putus-putus, dan pada saat kita melanjutkan lagi
untuk meminumnya maka obat tersebut sudah tidak akan mampan lagi atau
bakterinya telah kebal terhadap antibiotic tersebut.
Sepeti obat pada umumnya, obat ini juga mempunyai efek samping ketika
terjadi ketidak cocoknya bahan obat di dalam tubuh. Adapun efek samping yang
sering terjadi dari penggunaan obat ini yaitu bisa menyebabkan muntah, diare,
dysphagia, iritasi esophagus, anoreksia, flushing dan tinnitus. Sedangkan efek
samping yang jarang terjadi ditimbulkan dari obat ini misalnya hepatotoksisitas,
pancreatitis, gangguan darah, fotosensitivitas dan reaksi hipersensitivitas
(termasuk rash, exfoliativ dermatitis, sindrom Stevens-Johnson, urticaria,
angioedema, anaphylaxis, pericarditis).
Pada resep tersebut yang harus dilakukan yaitu dosisiklina ditimbang 1000
mg. Bahan yang telah ditimbang tadi kemudian dibagi menjadi 10 bagian untuk
dikapsul. Jadi, ditiap kapsul mengandung 100 mg bahan aktif.
Dosisiklina memiliki dosis maksimum ialah 100/600 yang artinya
maksimal untuk sekali minum ialah 100 mg dan maksimal untuk sehari adalah
600 mg. Jadi dosisnya dengan 100 mg sekali setiap minum masih aman untuk
dikonsumsi karena sama dengan dosis maksimalnya. Kemudian resep diatas
mempunyai aturan pakai sekali setiap saat makan adalah 100 mg setiap hari
selama 10 hari tanpa putus.
Etiket yang digunakan untuk resep ini berwarna putih karena termasuk
obat. Adapun contoh dosisiklin yang dijual yaitu dapat bentuk generik dan paten.
Adapun contoh dosisiklin yang beredar dipasaran ialah Banndoclin, Dohixat,
Dotur, Doxin, dan sebagainya.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan :
a. Dosisiklina merupakan obat yang digunakan pada penderita saluran
pernafasan, saluran nafas bawah, bronchitis, sinusitis, infeksi saluran
kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak.
b. Dosisiklina yang bahan utamanya bekhasiat sebagai antibiotic harus
dikonsumsi sampai habis agar pengobatan maksimal hingga bakteri
mati.
c. Dosis yang digunakan 1 x setiap hari saat makan dan tiap kapsulnya
mengandung 100 mg bahan obat. Dosis tersebut masih aman untuk
dikomsumsi karena dosisnya masih lebih kecil dari dosis maksimalnya.
d. Dosis dibuat dalam bentuk kapsul karena cepat melepaskan zat
berkhasiatnya kemudian bekerja di lambun. Kapsul juga mudah dicerna
dalam sedikit air serta lebih mudah dikonsumsinya darena dapat
menutupi rasa pahit obat serta bau yang tidak enak.
2. Saran :
a. Sebaiknya alat dan bahan dilengkapi di dalam laboratorium guna
kelancaran praktikum.
b. Sebaikya tiap praktikum lebih dipahami lagi untuk dijadikan
pembelajaran serta pedoman untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief. Moh., 1987, Ilmu Meracik Obat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
2. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Indonesia.
3. Chaeunisaa, anis yohana, dkk. Farmasetika Dasar. Widya.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1978, Formularium Nasional Edisi II, Jakarta.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta