KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

45
Skripsi KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA TERFERMENTASI ENZIM BROMELIN SEBAGAI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) FIRMAN 10594089514 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Transcript of KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

Page 1: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

Skripsi

KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA

TERFERMENTASI ENZIM BROMELIN

SEBAGAI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

FIRMAN

10594089514

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

I

KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA HASIL

FERMENTASI MENGGUNAKAN ENZIM BROMELIN

SEBAGAI PAKAN IKAN NILA

(Oreochromis niloticus)

FIRMAN

10594089514

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan

Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Kandungan Nutrisi Limbah Ampas Kelapa Hasil

Fermentasi Menggunakan Enzim Bromelin sebagai

Pakan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus)

Nama : Firman

Stambuk : 10594089514

Jurusan : BudidayaPerairan

Fakultas : Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 9 Februari 2021

Disetujui

Komisi Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II,

Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd. Nur Insana Salam, S.Pi., M.Si.

NIDN : 0926036803 NIDN: 0904038504

Mengetahui:

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Pertanian, Budidaya Perairan,

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Ir. Hj Andi Khaeriyah,M.Pd.

NIDN : 0912066901 NIDN : 0926036803

Page 4: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Kandungan Nutrisi Limbah Ampas Kelapa Hasil

Fermentasi Menggunakan Enzim Bromelin sebagai

Pakan Ikan Nila ( Oreochromis niloticus)

Nama : Firman

Stambuk : 10594089514

Jurusan : BudidayaPerairan

Fakultas : Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar

SUSUNAN KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd. (……………………………)

Ketua sidang

2. Nur Insana Salam, S.Pi., M.Si. (…………………………....)

Sekretaris

3. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. (……………………………)

Anggota

4. Dr. Murni, S.Pi., M.Si (……………………………)

Anggota

Tannggal Lulus : 8 Maret 2021

Page 5: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kandungan Nutrisi

Limbah Ampas Kelapa Hasil Fermentasi Menggunakan Enzim Bromelin

sebagai Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah benar hasil karya saya

yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, 9 Febuari 2021

Firman

10594089514

Page 6: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

v

HALAMAN HAK CIPTA

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2020

Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tampa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar.

Page 7: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

vi

ABSTRAK

Firman, 10594089514, Kandungan Nutrisi Limbah Ampas Kelapa Hasil

Fermentasi Menggunakan Enzim Bromelin sebagai Pakan Ikan Nila

(Oreochromis niloticus). Dibimbing oleh Khaeriyah dan Nur Insana Salam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi ampas kelapa di

fermentasi dengan enzim bromelin terhadap kandungan nutrisi pakan pada ikan

nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilakukan pada bulan september

sampai oktober 2020. Proses fermentasi dilakukan di Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar, Analisis kimia dilakukan di Laboratorium

Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Rancangan percobaan

yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan deskriftif yang bertujuan

untuk membandingkan perubahan kandungan nutrisi yang terdapat pada ampas

kelapa yang terfermentasi dengan enzim bromelin dengan dosis masing masing

perlakuan yaitu, Perlakuan A tanpa enzim bromelin, Perlakuan B diberi enzim

bromelin 1,5 ml/100g, Perlakuan C diberi enzim bromelin 1,75 ml/100g,

Perlakuan D diberi enzim bromelin 2,0 ml/100g. Berdasarkan dari hasil analisa,

ampas kelapa dapat dijadikan sebagai bahan pakan ikan dengan penambahan

ekstrak enzim bromelin dari bonggol nanas sebagai fermentator alami untuk

meningkatkan nilai kandungan nutrisi bahan pakan ikan nila.

Kata Kunci : Ampas kelapa, Fermentasi, Enzim Bromelin, Ikan Nila

Page 8: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Alhamduliilah rabbil alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan

semesta alam.Hanya kepada-Nya penulis menyerahkan diri dan menumpahkan

harapan, semoga segala aktivitas dan praduktivitas penulis mendapatkan limpahan

rahmat dari Allah SWT. Rasa syukur juga dipanjatkan oleh penulis atas berkat

Rahmat, Hidayah serta Kasih Sayang Allah jualah telah memberi banyak nikmat,

kesehatan, dan petunjuk serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan Judul “Kandungan Nutrisi Limbah Ampas Kelapa

Hasil Fermentasi Menggunakan Enzim Bromelin sebagai Pakan Ikan Nila

(Oreochromis niloticus)” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tampa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan, mendidik dan

mendoakan penulis tiada henti, semoga Allah senantiasa melimpahkan

kesehatan, kekuatan dan kebahagiaan dunia wal akhirat, Aamiin.

2. Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd, selaku pembimbing I dan Nur Insana

Salam, S.Pi., M.Si.. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

Page 9: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

viii

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

3. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku penguji I dan Dr. Murni, S.Pi., M.Si.

selaku penguji II yang memberikan masukan dan saran guna

kesempurnaan skripsi ini.

4. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Ibu Dr, Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd. selaku Prodi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar yang

telah memfasilitasi dan memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik lancar.

7. Ucapan terimah kasih juga Penulis Sampaikan kepada teman-teman terkhusus

kepada teman teman angkatan 014 budidaya perairan atas bantuan kerja

samanya.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 9 Februari 2021

Firman

Page 10: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGATAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila 4

2.2. Pakan 5

2.3. Enzim 6

2.4. Enzim Bromelin 8

III. METODE PENELITIAN 12

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 12

3.2. Prosedur Penelitian 12

3.2.1 Pembuatan Enzim Bromelin 12

3.2.2 FermentasiAmpasKelapa 13

3.3. RancanganPercobaan 13

3.4. Parameter Uji 13

3.5. Analisis Data 14

Page 11: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

x

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1. hasil dan pembahasan uji proximat 16

V. PENUTUP 24

5.1. Kesimpulan 24

5.2. Saran 24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 4

2. Buah Nanas yang Digunakan dalam Penelitian 11

3. Alur Pembuatan Enzim Bromelin 11

4. Grafik Hasil Uji Proksimat Ampas Kelapa yang Belum

Difermentasi dengan penambahan Enzim Beomelin 16

5. Grafik Hasil Uji Proksimat dengan Parameter Kadar Air pada Ampas

Kelapa Setelah Difermentasi Dengan Menambahkan Enzim Bromelin 17

6. Grafik Hasil Uji Proksimat dengan Parameter Kadar Abu pada Ampas

Kelapa Setelah Difermentasi Dengan Menambahkan Enzim Bromelin. 18

7. Grafik Hasil Uji Proksimat dengan Parameter Protein Kasar

pada Ampas Kelapa Setelah Difermentasi dengan Menambahkan

Enzim Bromelin. 20

8. Grafik Hasil Uji Proksimat dengan Parameter Lemak Kasar

pada Ampas Kelapa Setelah Difermentasi dengan Menambahkan

Enzim Bromelin. 21

9. Grafik Hasil Uji Proksimat dengan Parameter Serat Kasar pada

Ampas Kelapa Setelah Difermentasi dengan Menambahkan

Enzim Bromelin. 22

10. Grafik Hasil Uji Proksimat Ampas Kelapa Yang Telah Difermentasi

dengan Menambahkan Enzim Bromelin dengan Dosis yang

Berbeda pada Setiap Perlakuan. 23

Page 13: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ampas kelapa merupakan limbah industri pengolahan kelapa yang

mempunyai tingkat cukup tinggi sebagai bahan pakan cara untuk dijadikan

sebagai bahan baku pakan ikan, produksi kelapa di Indonesia mencapai 19,5

miliar butir per tahun atau setara dengan 12,02 miliar ton daging kelapa per tahun.

Setiap pengolahan 100 kg daging kelapa untuk pembuatan minyak murni

dihasilkan 19,5 kg ampas kelapa (Aldimas dkk, 2014), untuk itu dalam beberapa

penelitian ampas kelapa kerap dimanfaatkan menjadi salah satu sumber nabati

pakan ternak, namun belum banyak digunakan sebagai pakan ikan.

Pemanfaatan ampas kelapa sebagai bahan pakan ikan terkendala pada

rendahnya kandungan protein dan tingginya kandungan serat kasar. Berdasarkan

penelitian Puri (2011) menyatakan bahwa isi nutrisi ampas kelapa terdiri dari

karbohidrat 23,77. llemak 9,44%, air 13,35%, abu 5,92% , protein 5,09%, dan

serat kasar 30,40%, kemudian pemakaian serat dalam pakan ikan sebaiknya tsak

melebihi 8% agar compositions pencernaan serapan zat-zat makanan memadai

(Mudjiman, 2004), dan penggunaan protein untuk ikan herbivora 15-25% untuk

memberikan pertumbuhan yang ideal (Usman et al., 2018)

Usaha peningkatan kandungan zat protein menurunkan isi serat parah

terhadap tepung kelapa, dijalankan melalui pkedekatan teknologi fermentasi

memakai bromelin, Nur et al., 2017, karena ekstrak nenas yang mengandung

bromelin dapat mensintesis enzim, diantaranya enzim selulosa dan enzim

protease. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian terdahulu oleh Surahman Nur et

Page 14: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

2

al,. 2017 aktifitas Enzim Bromelin terhadap pencapaian asam amino terigu ampas

kelapa dann konsentrasi 10.%,15%,20%,25.% berpengaruh fakta kepada

pencapaian protein ampas kelapa dimana konsentrasi 25% mengasihi protein

terlarut banyak. Enzim sellulose diharapkan mampu merombak dan

merenggangkan ikatan lignisellulose dan lignihemisellulose, sehingga ampas

kelapa dapat lebih mudah dicerna (Haryanto, 2000). Sedangkan enzim bromelin

dapat meningkatkan kandungan protein ampas kelapa melalui hidrolisis protein

menjadi senyawa sederhana dalam bentuk asam amino Surahman et al 2017.

1.2. fungsi dan manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam memilih dosis fermentasi optimal bromelin

tkepada kandungan nutrisi ampas kelapa sebagai pakan ikan nila guna

menemukan pakan alternative untuk ikan nila (Oreochromis niloticus). Selain itu,

terhadap informasi kepada subjek budidaya tentang kandungan fungsi kotoran

rumah tangga dalamm ini ampas kelapa.

Page 15: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

3

II. KAJIAN TEORI

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Nila

Secara sistematisnya ikan nila ini dapat diklasifikasi dan taksonomikan

sebagai berikut :

Menurut Saanin, 1984 ikan nila ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Osteichyes

Sub Kelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidae

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Page 16: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

4

Definisi ikan nila (Oreochromis niloticus) pendaapat Saanin (1968),

memiliki ciri model badan dan sirip ekor, punggung lebih tinggi, tubuh bulat

pipih, didapatkan garis lurus (vertikal). Ikan Nila (Oreochormis niloticus) bisa

hidup di air tawarr mereka memiliki ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada

dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. ikan mempunyai 5

buah Sirip, yakni punggung sirip (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut

(ventral fin), sirip anal (anal fin), sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya

panjang dari Sebagian tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Ada sepasang

sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu

buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya 1 buah

dengan berbentuk bundar.

2.2. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila

Asumsi pola makan yang diinginkan oleh ikan, khususnya protein, pati,

dan lemak. Makanan yang tidak tepat dapat mempengaruhi peningkatan, misalnya

sedikit protein membuat ikan menggunakan hotspot protein hanya untuk peran

dasar dan sedikit untuk kemajuan. Kandungan protein yang melimpah, membuat

protein terbuang percuma dan menyebabkan bertambahnya kandungan garam

yang tercium di dalam air. Kebutuhan pakan ikan akan terpenuhi dengan adanya

protein dalam pakan. Protein adalah kompleks yang terdiri dari asam amino

fundamental yang merupakan campuran sub-atom yang mengandung amino (-

NH2) dan karboksil (- CO2H) dan pertemuan praktis yang tidak penting (NRC,

1993). Zat karbohidrat merupakan kumpulan alami terbesar yang terdapat pada

tumbuhan, terdiri dari komponen-komponen. Cn (H2O) n dan karbohidrat adalah

Page 17: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

5

salah satu segmen yang berperan sebagai sumber energi untuk ikan dan secara

hemat mempengaruhi protein. Gula pecah lebih cepat dalam cairan dan dapat

digunakan sebagai pasta untuk meningkatkan kepadatan pakan. Tidak adanya

karbohidrat dan lemak dapat menyebabkan kemajuan terhambat karena ikan

menggunakan protein untuk sumber bahan bakar lemak dan karbohidrat yang

seharusnya menjadi sumber bahan bakar. Kebutuhan karbohidrat yang memiliki

batasan tinggi dan pergerakan senyawa amilase pada ikan nila akan

mempengaruhi peningkatan daya serap pati (Pascual, 2009). Zat lemak merupakan

senyawa alami yang mengandung komponen karbon (C), hidrogen (H), dan

oksigen (O) sebagai komponen fundamental. Beberapa di antaranya mengandung

nitrogen dan fosfor. Lemak berharga sebagai sumber energi dalam latihan dan

membuat perbedaan. Sesuai dengan kebutuhan pengembangan ikan nila, dapat

ditemukan di tabel. Aksesibilitas pakan yang baik untuk perkembangan ikan nila

harus memiliki pilihan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan ikan. Bagian dari

kebutuhan sehat pada ikan setara dengan hewan lain, yang berperan dalam

struktur fisiologis dan biokimia dari aktivitas sehari-hari, termasuk (O-fish, 2007):

a. Protein

Protein diperlukan ikan dalam memelihara sel-sel tubuh, mengganti jaringan

tubuh yang rusak, pembentukan jaringan, dan dapat dijadikan sebagaisumber

energi cadangan, kebutuhan protein ikan menurut (Hepher, 1990) pada umumnya

berkisar 35 – 50 %. Kebutuhan protein ikan karnivora 40-50% dan omnivore 25-

35% (craig and Helfrich, 2002). Kebutuhan protein masing-masing jenis ikan

berbeda-beda, dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran ikan,

Page 18: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

6

kualitas air, jumlah pakan yang dimakan ikan , ketersediaan dan kualitas pakan

serta kualitas protein (Kordi, 2004). Pada umumnya ilkan membutuhkan ikan

membutuhkan makanan yang kadar proteinnya berkisar antara 20 – 50 %, apabila

protein dalam pakan kurang dari 6 persen maka ikan tidak dapat tumbuh

(Mujiman 2004).

b. Lemak

Lemak adalah sumber utama energi dalam pencernaan, menjaga bentuk dan

kapasitas lapisan atau jaringan sel yang penting untuk organ tertentu, membantu

dalam retensi nutrisi, menjaga tubuh tetap ringan, dan berfungsi sebagai agen

pencegahan kanker ( Sahwan 2002). Lemak dalam pakan memiliki tugas penting

untuk dilakukan, karena berfungsi sebagai sumber energi dan lemak tak jenuh

yang mendasar. Dari hasil survey, diketahui bahwa sumber lemak yang tinggi

terdapat pada bungkil kelapa 24,7% , Sebagian besar ikan membutuhkan pakan

dengan kandungan lemak antara 4-8% (Afrianto & Liviawaty,2005). Menurut

Mudjiman (2004), kebutuhan lemak untuk ikan air tawar berkisar 4-8%. Dan

menurut standar makanan ikan minimal 3%. Menurut Sucipto & Prihartono

(2007), pertumbuhan ikan nila akan terlihat baik apabila diberi pakan dengan

komposisi nutrisi pakan yang seimbang, dimana didalamnya terdapat protein,

karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan serat.

c. Karnohidrat

terdapat sumber energi yang sebagian besar diciptakan oleh tumbuhan melalui

siklus fotosintesis (Sahwan, 2002). Kebutuhan ikan akan pati sangat tergantung

pada jenis ikannya. Ikan pemakan daging mengantisipasi pengurangan pati 9%,

Page 19: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

7

ikan omnivora membutuhkan karbohidrat hingga 18,6% dan ikan herbivora

membutuhkan lebih banyak karbohidrat, mencapai 61% (Mujiman, 1989).

Sebelumnya, karbohidrat diet adalah polisakarida, disakarida, dan monosakarida.

Karena ikan tidak memiliki ludah, proses pembuatan gula dimulai dalam porsi,

namun serius terjadi di bagian usus yang memiliki senyawa amilase pankreas.

Banyak senyawa karbohidrat yang berperan dalam fragmen usus, termasuk

amilase, laktase, selulase, dan lain-lain. Pati dan glikogen dihidrolisis oleh

senyawa amilase untuk membentuk maltosa dan dekstrin. Moltase dan dekstrin

akan dihidrolisis oleh protein laktase a-limit dextrinase menjadi glukosa.

Disakarida dihidrolisis oleh senyawa laktase atau sukrase untuk menghasilkan

galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Selulosa akan dihidrolisis oleh selulase kimiawi

menjadi selubiosa, kemudian selubiosa akan dihidrolisis oleh protein selubiosa

menjadi glukosa. Pada glukosa jenis ini, karbohidrat dapat dikonsumsi oleh

pembagi usus (Fujaya, 2004).

Setelah dikonsumsi oleh sel, glukosa dapat dengan cepat diubah menjadi

energi atau disimpan sebagai glikogen. Jalur utama dalam pencernaan pati adalah

piruvat yang dapat diubah menjadi laktat tanpa membutuhkan oksigen (glikolisis

anaerobik). Bagaimanapun, dalam kondisi unik misalnya dalam renang cepat,

energi dapat ditingkatkan meskipun jumlahnya rendah sambil percaya bahwa

sistem pernapasan akan dialihkan oleh oksigen ekstra. Respon anaerob ini pada

akhirnya membentuk laktat sehingga laktat akan berkumpul (terutama di jaringan

otot) hingga oksigen dapat digunakan. interaksi laktat, oksidasi, akan diubah

menjadi karbondioksida (Fujaya, 2004).

Page 20: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

8

d. Gizi

jumlah yang sangat rendah diperlukan, terutama untuk kesenangan kesehatan

untuk perkembangan ikan. Nutrisi yang memuaskan dibutuhkan oleh pencernaan,

lebih spesifiknya sebagai koenzim. Berdasarkan sifat sebenarnya, nutrisi dapat

dibagi menjadi dua kelompok, menjadi nutrisi khusus yang larut dalam air,

termasuk nutrisi B dan C, dan yang pelarut lemak, termasuk nutrisi A, D, E, K

(Fujaya 2004) .Nutrisi dalam pakan untuk perkembangan khas, perawatan tubuh,

dan generasi. Nutrisi adalah campuran alami yang tidak dapat diprediksi,

umumnya berukuran atom kecil. Nutrisi dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yang

sedikit dengan tujuan agar mereka dalam jumlah yang sedikit dalam pakan (1 -

4% dari total segmen pakan).

e. Mineral

Kapasitas utama mineral dalam tubuh ikan adalah untuk pengaturan desain

kerangka, menjaga kerangka koloid (faktor pengepresan osmotik, ketebalan,

dispersi), dan pedoman keseimbangan basa korosif. asimilasi mineral tertentu,

seperti halnya nutrisi, mineral dibutuhkan dalam jumlah terbatas. Mineral yang

dibutuhkan ikan antara lain kalsium, fosfor, natrium, mangan, besi, tembaga,

yodium, dan kobalt.

Kalsium dan fosfor dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan untuk

menjaga kerja jaringan biasa. Zat besi dibutuhkan untuk penataan trombosit merah

dan mangan yang kuat dalam siklus pembuahan (Fujaya, 2004).Adapun

kebutuhan nutrisi ikan nila secara umum sebagai berikut :

Page 21: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

9

Tabel 1. kebutuhan nutrisi ikan nila

Kebutuhan Umur Nilai

Protein

Asam Amino :

- Arginin

- Histidin

- Isoleusin

- Leusin

- Treonin

- Lisin

Lemak

Karbohidrat

Vitamin

Mineral

Larva

Juvenil

Semua ukuran

Semua ukuran

Semua ukuran

Semua ukuran

Semua ukuran

Semua ukuran

35 %

25 – 30 %

20 – 25 %

4,2 %

1,7 %

3,1 %

3,4 %

3,8 %

5,1 %

6 – 8 %

6 – 10 %

0,5 – 10 %

< 0,9

Sumber : Bautista et al(1994),Badan litbang deptan(1989).

2.3. Pakan

Pakan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan ikan

nila. Kandungan protein dalam pakan merupakan sumber bahan bakar yang

mendasar seperti segmen sel dan jaringan tubuh yang mendasari perkembangan

ikan nila. Pada proses pencernaan diperlukan bahan yang dapat menghidrolisis

ikatan peptida menjadi asam amino. Asam amino didapatkan dari sumber-sumber

Page 22: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

10

protein. Protein yang didapatkan melalui makanan sehari-hari diurai dalam

percernaan dalam bentuk asam amino (Anonim, 2011 dalam Surahman et al.,

2017). Kadar asam amino pada limbah ampas kelapa dapat ditingkatkan,

diantaranya dengan fermentasi ampas kelapa menggunakan enzim bromelin. Hasil

fermentasi tersebut kemudian diaplikasikan sebagai bahan pakan ikan nila.

2.4. Ampas Kelapa

Residu Kelapa Sampai saat ini hasil utama buah kelapa yang banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat adalah produk organiknya untuk dijadikan minyak.

Sejujurnya, selain produk alami kelapa, bahan lain yang tertinggal dan tidak

dimanfaatkan yang biasa disebut pemborosan. Sisa kelapa disia-siakan dari proses

pembuatan santan (Fauzi, 2004). Selain itu, pengembangan pohon kelapa melalui

peternakan terutama dilakukan untuk mengalirkan minyak kelapa yang didapat

dari jaringan produk organik dengan efek samping berupa residu kelapa. Selama

pembuatan minyak kelapa murni, daging kelapa yang baru digiling kemudian

dikeringkan dan diperas hingga minyaknya mengisolasi. Hasil dari 9 siklus

pembuatan minyak kelapa murni adalah residu kelapa. Sisa kelapa merupakan

efek samping dari pembuatan virgin coconut oil ternyata mengandung kandungan

protein yang cukup tinggi. Hal ini membuat sisa kelapa dapat dimanfaatkan dan

diolah menjadi pakan. Zat residu kelapa terdiri dari 13,35% air, 17,09% protein,

9,44% lemak, 23,77% gula, 5,92% serpihan, dan 30,4% serat tidak

dimurnikan.Sesuai DERRICK (2005), Zat kasar yang terkandung dalam sisa

kelapa mencapai 23%, dan kandungan seratnya yang dapat diserap secara efektif

bermanfaat dalam menjadikan sisa kelapa sebagai bahan pengatur pakan.

Page 23: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

11

2.5. Senyawa

Bahan kimia adalah zat penguat protein yang terbuat dari bagian protein

dan juga bersifat sinergis yang mempunyai dorongan pemanfaatan untuk

mempercepat siklus metabolisme dalam tubuh makhluk tersebut. Untuk alasan

apa segmen ini begitu penting dalam siklus metabolisme, karena tidak akan

dipercepat dengan menurunkan energi pengaktifan yang diperlukan saat respons

metabolik akan dimulai. Sifat reaktan adalah atribut bahan kimia yang

memisahkan antara senyawa dan protein yang berbeda. Sifat sinergis diperoleh

dari gugus kofaktor yang dapat berupa campuran alami (koenzim dan pertemuan

prostetik), atau campuran anorganik (partikel logam).

Cara kerja protein dalam respons metabolik dalam tubuh makhluk adalah

dengan mengurangi energi inisiasi, yang merupakan energi yang seharusnya siap

untuk memulai respons. Dengan membatasi "biaya", interaksi yang berkembang

juga akan jauh lebih cepat.

Cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia adalah dengan cara

berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi

sebuah produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat melepaskan “diri’

dari substrat tersebut. Hal tersebut dikarenakan enzim tidak dapat bereaksi dengan

substratnya. Terdapat dua teori yang menggambarkan bagaimana cara kerja

enzim, teori tersebut adalah teori gembok kunci dan teori induksi.

Enzim memiliki peranan yang sangat penting di dalam suatu reaksi kimia.

Seperti yang dijelaskan Fungsi enzim adalah untuk mempercepat suatu reaksi

kimia pada tubuh oprganisme. Tanpa enzim, maka proses metabolisme baik

Page 24: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

12

anabolisme maupun katabolisme tersebut akan terganggu. Selain dari hal itu, sifat

enzim yang tidak ikut bereaksi lagi dengan substrat inilah yang sangat paling

menguntungkan dalam sebuah percepatan reaksi kimia pada tubuh organisme.

2.5. Enzim Bromelin

Khususnya salah satu bahan kimia protease, yaitu suatu senyawa yang

mengkatalisis pemecahan protein menjadi asam amino dengan membuat blok

melalui respon hidrolisis. Hidrolisis (hidro = air; lisis = pelepasan atau interupsi /

pemecahan) adalah pemecahan partikel yang sangat besar menjadi unit-unit yang

lebih sederhana dengan campuran air. Dalam pemrosesan protein, 56 ikatan

peptida diputuskan dengan masuknya segmen air, - H dan - Kebaikan, dalam

rantai akhir (William et al. 2002).

Khususnya bahan kimia endopeptidase yang memiliki pengumpulan

sulfhidril (- SH) di tempat dinamis. Senyawa ini pada umumnya diperoleh dari

jaringan tanaman nanas (Supartono 2004). Protein ini bekerja dengan

mengoksidasi senyawa, alkilator dan logam berat. Bahan kimia Bromelin banyak

digunakan dalam industri pangan dan non pangan, seperti daging kaleng,

minuman dan lain-lain (Herdyastuti 2006).

Senyawa bromelain dari jaringan tanaman nanas memiliki intensitas yang

sama dengan papain yang terdapat pada pepaya yang mampu mengolah protein

hingga beberapa kali lipat beratnya. Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas

baik dari batang, kulit, daun, hasil alam, maupun batang dalam jumlah yang

bervariasi. Kandungan protein lebih banyak pada jaringan produk organik, hal ini

Page 25: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

13

ditunjukkan dengan pergerakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan aksi pada

batang (Supartono 2004).

Menurut Herdiyastuti (2006), kandungan protein bromelain cukup, ada

bagian batang yang saat ini kurang dimanfaatkan. Pengangkutan bromelain pada

batang nanas miring dan bergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin

pada tisu yang tidak tua, terutama yang lengket hampir tidak ada atau bahkan ada

yang hilang sama sekali (Herdyastuti 2006). Bahan kimia Bromelain dapat

dilepaskan dengan mengisolasi sel dengan sentrifugasi dan kemudian

dekontaminasi diselesaikan dengan metode untuk testimoni, filtrasi gel, dan

kromatografi perdagangan partikel (Naiola dan Widhyastuti 2007).

Ada juga banyak eksplorasi tentang bromelin. ElGharbawi dan Whitaker

(1963) dalam Wharton (1974) memanfaatkan kromatografi pertukaran kation dan

elektroforesis seksi dalam Sephadex G-100 mengumumkan bahwa bromelain dari

nanas diisolasi menjadi lima segmen dinamis proteolitik. Pada saat itu Murachi

dkk. (1964) disinggung dalam Wharton (1974) memutuskan beban sub atom

bromelain dari batang nanas dengan ultrasentrifugasi dispersi sedimentasi dan

mendapat estimasi 33000 Da.

Shosi (Collowic 1978, disinggung dalam Supartono 2004) melacak bahwa

lima bagian dinamis proteolitik dari bromelin ekor nanas adalah glikoprotein

dengan beban sub-atom mulai dari 18.000 hingga 28.000 Da. Sedangkan bromelin

dari tumbukan nanas terdiri dari dua bagian

Page 26: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

14

yang memiliki aksi proteolitik. Setiap segmen ini memiliki muatan atom

28.000 dan 19.000 Da, dengan terminal aminonya adalah asam amino valin dan

alanin. Terminal karboksil adalah sesuatu yang serupa, untuk lebih spesifiknya

glisin korosif amino. Pada saat itu Hideko dkk. (1979) menemukan bahwa

bromelin adalah protease tiol yang terputus dari nanas dan mengandung satu

oligosakarida asparagin yang terikat pada rantai oligosakarida. Setiap atom

oligosakarida terdiri dari mannose, fucose, xylose, dan N-Acetylglucosamine

(Glcnac).

Supartono (2004) menjelaskan bahwa katalis protease nanas adalah

endopeptidase nonpartisan termostabil karena aksi protease paling ekstrim dengan

kepadatan dasar sub-atom yang tinggi pada kisaran harga pH 7,5. Suhu ideal

untuk aksi proteolitik adalah 70 ºC. Ini menyiratkan bahwa ketika suhu respons

meningkat melebihi 70 ºC, stabilitas konstruksi atom tidak dapat dipertahankan

dan menghilang sehingga pergerakan proteolitik hilang.

Sumber bahan kimia bromelin yang digunakan diperoleh dari nanas.

Kualitas tanaman nanas adalah: daunnya menumpuk panjang dan menggantung,

mengandung kira-kira 30 buah dalam satu tanaman di sekitar produk organik.

Tepinya bergerigi, hasil alam dalam bahasa Inggris disebut nanas karena

bentuknya yang seperti bahan pokok penyiksaan; naungan produk alami putih saat

muda; rasa manis agak tajam. Foto-foto nanas yang digunakan dalam pemeriksaan

ini dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Page 27: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

15

Gambar 2. Buah Nanas yang dipakai

Cara melakukan ekstrat kasar enzim bromelin dapat dilihat pada gambar 3

dibawah ini :

Gambar 3. Alur pengolahan enzim bromelin

Hasil analisa proksimat enzim bromelin yang dilaksanakan di

Laboratorium Nutrisi Universitas Hasanuddin dengan sampel ekstrak kasar nanas

menyebutkan bahwa PK mencapai 0,42% dengan protease 23,97.

Nanas

Dikupas dan diambil

bonggolnya

dihaluskan

Eksstrak kasar bromelin berdasarkan

hasil pennelitian terdapat paling

besar pada bonggolnya Di filter

Page 28: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2020 di

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan analisis kimia dilakukan di

laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Persiapan Enzim bromelin

Bonggol nanas yang telah dihaluskan menggunakan parut kemudian

disaring sehingga didapatkan larutan ekstrak nanas bromelin yang mengandung

enzim protease, selanjutnya ekstrak akan diukur kadar proteinnya dengan

membandingkan absorbansi ekstrak enzim bromelin dengan kurva standar gelatin.

Kadar protein enzim bromelin dari ekstrak kasar bonggol nanas diukur dengan

menggunakan spektrofotometer, Spektometer akan menentukan kadar protein baik

secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur trasmitan ataupun atsorban

larutan blanko atau pembanding.

3.2.2 Proses Fermentasi Ampas Kelapa

Ampas kelapa yang telah dikeringkan ditimbang masing-masing 100 gram

lalu dimasukkan kedalam wadah fermentasi kemudian ditambahkan enzim

bromelin sesuau dosis yang telah ditentukan lalu wadah fermentasi divakum untuk

mengeluarkan udara didalam wadah setelah itu ditutup rapat untuk diinkubasi

selama 1 minggu.

Page 29: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

17

3.3 Rancangan Percobaan

Penelitian ini bersifat deskriptif dimana kita akan membandingkan

perubahan kandungan nutrisi yang terdapat pada ampas kelapa yang terfermentasi

dengan enzim bromelin dengan dosis sebagai berikut :

Perlakuan A tanpa enzim bromelin

Perlakuan B diberi enzim bromelin 1,5 ml/100g ampas kelapa

Perlakuan C diberi enzim bromelin 1,75 ml/100g ampas kelapa

Perlakuan D diberi enzim bromelin 2,0 ml/100g ampas kelapa

3.4. Parameter Uji

Analisis proksimat kandungan nutrisi pakan di uji laboratorium, meliputi

kadar protein, lemak, serat, BETN dan Kadar abu. Mengunakan metode metode

semimicro-kjedahl : Takeuchi 1988 (terlampir).

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif lalu disajikan dalam

bentuk tabel, grafik dan gambar.

Page 30: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Proksimat

Hasil analisis proksimat kandungan nutrisi ampas kelapa yang

difermentasi enzim bromelin pada masing masing perlakuan dapat dilihat pada

Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Analisis proksimat ampas kelapa yang difermentasi enzim bromelin

Perlakuan KOMPOSISI (%)

Protein Lemak Serat Kasar Air Abu

Sebelum Fermentasi 5,20 31,29 18,69 3,92 1,60

A (0 ml/100g) 6,20 22, 61 35,29 8,50 1,25

B (1,5 ml/100g) 5,51 26,80 36,28 8,74 1,23

C (1,75 ml/100g) 5,56 24,41 29,03 8,87 1,28

D (2 ml/100g) 5,47 26,84 33,31 8,92 1,37

Sumber : Laboratorium Peternakan, Unhas 2020

Protein kasar pada ampas kelapa yang belum difermentasi adalah 5,20%

dan terjadi peningkatan setelah dilakukan fermentasi menggunkan enzim

bromelin. Kadar protein kasar pada perlakuan A (0 ml/100 mg) meningkat

menjadi 6,20%, perlakuan B (1,5 ml/100 mg) menurun menjadi 5,51 %, dan pada

perlakuan C (1,75 ml/100 gram) meningkat kembali sebesar 5,56% serta kembali

mengalami penurunan pada perlakuan D (2,0 ml/100 mg) yaitu sebesar 5,47%

berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa adanya perbedaan kadar protein

ampas kelapa pada konsentrasiekstrak enzim bromelin yang berbeda beda dengan

kandungan protein kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan A. hal tersebut

Page 31: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

19

menunjukan bahwa tingginya konsentrasi ekstrak enzim bromelin yang

ditambahkan tidak sejalan dengan peningkatan kandungan protein. Penambahan

ekstrak enzim bromelin pada perlakuan D (2 ml/100g) menunjukan penurunan

kandungan protein yang menandakan bahwa aktivitas enzim bromelin menurun

dalam menghidrolisa protein, enzim bromelin adalah enzim yang bekerja secara

optimal pada konsentrasi tertentu dan aktivitasnya akan menurun jika konsentrasi

jenuh. Hasil uji proksimat pada ampas kelapa yang telah difermentasi

menggunakan enzim bromelin pada perlakuan A, B, C, dan D memiliki nilai yang

sangat kurang dari Standar Nasional Indonesia tahun 2006 tentang pakan ikan

yaitu 20-35% sedangkan protein kasar pada perlakuan A, B, C, dan D tidak tidak

lebih dari 6,20%.

Fermentasi menggunakan enzim bromelin yang dilakukan pada ampas

kelapa menyebabkan penurunan lemak kasar. lemak kasar pada ampas kelapa

yang belum difermentasi adalah 31,29% dan terjadi penurunan setelah dilakukan

fermentasi yaitu 22,61% pada perlakuan A (0 ml/100 gr), meningkat menjadi

26,80% pada perlakuan B (1,5 ml/100 mg), kemudian menurun kembali menjadi

24, 41% pada perlakuan C (1,75 ml/100 mg) dan kembali mengalami peningkatan

sebesar 26,84% pada perlakuan D (2,0 ml/100 mg). Ampas kelapa yang

difermentasi dengan menggunakan enzim bromelin menunjukan terjadi penurunan

kandungan lemak dibandingkan tanpa fermentasi hal tersebut diduga karena

prosesfermentasi bertujuan untuk menurungkan kadar lemak pada pakan selain itu

selama proses penyimpanan terdapat aktivitas sehingga kandungan lemak

cenderung rendah. Kurniati (2016) menyatakan bahwa semakin lama pakan

Page 32: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

20

disingkirkan maka substansi lemak kasar mengembang, hal ini disebabkan oleh

interaksi penurunan kualitas bahan alami yang dimanfaatkan oleh mikroba untuk

membingkai lemak. Peningkatan konsentrat senyawa bromelain juga dapat

menurunkan kadar lemak kasar, hal ini dikarenakan bahan konsentrat kimia

bromelain dapat menahan respon oksidasi. Zat dalam penghilang katalis

bromelain ini mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai agen pencegah

kanker. Hal ini diperkuat oleh penilaian Ayunda (2014) yang menyatakan bahwa

flavonoid yang terkandung dalam suatu bahan berperan sebagai penguat sel

karakteristik yang dapat menghambat interaksi oksidasi. Sistem aktivitas agen

pencegah kanker adalah dengan menghambat oksidasi lemak. Respons oksidasi

oleh ekstremis bebas dapat ditunda atau ditekan dalam pandangan agen

pencegahan kanker. Tanpa agen pencegahan kanker, respon oksidasi lemak akan

berakhir melalui respon antara ekstremis bebas (Pengunjung, 2017). Hasil

pengujian umum residu kelapa tua yang menggunakan bahan kimia bromelain

menunjukkan nilai yang sangat jauh dari SNI (2006) dalam hal pemeliharaan,

khususnya 2-10%, sedangkan pengujian umum untuk setiap perlakuan A, B, C ,

dan D menunjukkan perkiraan lebih dari 20%.

Terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada serat kasar ampas kelapa

setelah difermentasi menggunakan enzim bromelin. Serat kasar perlakuan A (0

ml/100 gr) yaitu 35,29%, perlakuan B (1,5 ml/100 mg) yaitu 36,28 %, perlakuan

C (1,75 ml/100 mg) yaitu 29,03% dan pada perlakuan D (2,0 ml/100 mg) sebesar

33,31 % sedangkan saat belum dilakukan fermentasi serat kasar pada ampas

kelapa hanya 18,69%. Serat kasar merupakan total kandungan serat yang larut dan

Page 33: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

21

tidak larut. Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat yang tidak dapat

dicerna dan bukan nutrisi penting bagi ikan laut. Serat kasar akan menimbulkan

pengotoran dalam wadah kultur, akan tetapi tetap diperlukan untuk memudahkan

pengeluaran feses. Menurut Rukmana (1997), pada ikan nila kadar serat kasar

yang optimal dalam menunjang pertumbuhan ikan adalah 4-18%. Setelah ampas

kelapa difermentasi menggunakan enzim bromelin dan dilakukan uji proksimat,

lemak kasar menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari jumlah optimal lemak kasar

yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ikan yaitu 4-18%, sedangkan

hasil uji proksimat pada setiap perlakuan menunjukan nilai lebih dari 29%.

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa fermentasi ampas kelapa

menggunakan enzim bromelin dengan dosis yang berbeda menyebabkan

peningkatan kadar air pada setiap perlakuan. Kadar air pada ampas kelapa

sebelum dilakukan fermentasi adalah 3,29%. Sedangkan setelah dilakukan

fermentasi dengan tambahan enzim bromelin kadar airnya meningkat menjadi

8,50% pada perlakuan A (0 ml/100 gr) , 8,74% pada perlakuan B (1,5 ml/100 gr),

dan 8,87% pada perlakuan C (1,75 ml/100 gr) sedangkan pada perlakuan D (2,0

ml/100 gr) meningkat menjadi 8,92%. Kadar air yang dimaksud adalah banyaknya

air yang terkandung dalam bahan-bahan penyusun pakan dalam hal ini adalah

ampas kelapa. Untuk mengetahui kadar air tersebut diketahui melalui uji

proksimat. Setelah dilakukan uji proksimat maka dapat diketaui kadar air pada

ampas kelapa saat sebelum di fermentasi dan setelah difermentasi. Menurut

Standar Nasional Indonesia (2006) tentang standar pakan ikan, kadar air yang

terkandung pada pakan adalah kurang dari 12%. Berdasarkan SNI (2006) tentang

Page 34: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

22

standar pakan ikan, maka dapat dikatakan bahwa perlakuan A, B, C, dan D saat

telah dilakukan fermentasi menunjukkan nilai kadar air yang bagus karena kadar

airnya kurang dari 12%. Ini sesuai penilaian Sari et al. (2016) menyatakan bahwa

kandungan air yang rendah pada suatu material dapat membangun batas

penimbunan, kemungkinan bahaya untuk perawatan bahan pengikat akan lebih

kecil.

Pematangan sisa kelapa menyebabkan peningkatan kandungan serpihan.

Kandungan kotoran pada sisa kelapa sebelum pematangan adalah 1,06%,

sedangkan setelah penuaan berubah menjadi 1,24% pada perlakuan A (0 ml /

100gr), 1,23% pada perlakuan B (1,5 ml / 100 gr), 1,28% pada perlakuan C ( 1,75

ml / 100 gr) dan pada perlakuan D (2,0 ml / 100 gr) ditingkatkan menjadi 1,37%.

Penambahan zat sisa kelapa dapat menyebabkan berkembangnya zat mineral yang

terkandung dalam residu kelapa. Sesuai Wulandari et al. (2015) semakin banyak

kandungan debris yang terbawa, semakin tinggi kandungan mineralnya.

Widaningrum dkk. (2010) mengemukakan bahwa kandungan debris menunjukkan

ukuran zat mineral yang terkandung dalam bahan pengikat pakan, karena mineral

merupakan zat anorganik yang tidak mengkonsumsi selama siklus penyalaan. Sisa

kelapa matang dengan katalis bromelain akan menopang perkembangan

mikroorganisme, di dalam tubuh mikroba mengandung mineral untuk penataan

tubuh. Hal ini sesuai dengan asesmen Puspitasari dan Sidik (2009) yang

menyatakan bahwa mikroorganisme membutuhkan mineral tertentu untuk

perkembangan dan pencernaannya. Seperti yang ditunjukkan oleh Malacca et al.

(2013) merekomendasikan bahwa mikroorganisme membutuhkan sejenis mineral

Page 35: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

23

untuk membantu pergantian kejadiannya. Zat sisa perlakuan A, B, C, dan D

setelah dilakukan penuaan menunjukkan nilai yang layak karena nilainya di

bawah 12% (Norma Masyarakat Indonesia, 2006).

Page 36: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

24

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji proksimat yang telah dilakukan pada ampas kelapa

yang telah difermentasi menggunakan enzim bromelin menunjukkan beberapa hal

yaitu , kadar air dan kadar abu pada ampas kelapa yang telah difermentasi dengan

menggunakan enzim bromelin tersebut dinilai bagus karena menunjukkan nilai

yang kurang dari 12%. Beda halnya dengan protein kasar yang kurang dari

Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2006 tentang pakan karena hanya

menunjukkan nilai 6,20% sedangkan standarnya yaitu 20-35%. Lain lagi dengan

lemak kasar dan serat kasarnya. Lemak kasar dan serat kasar pada ampas kelapa

yang telah difermentasi dengan enzim bromelin mengalami peningkatan dan itu

jauh dari standar. Lemak kasar standarnya hanya 2-10%, sedangkan lemak kasar

pada ampas kelapa setelah dilakukan fermentasi dengan enzim bromelin yaitu

lebih dari 20%. Dan serat kasar yang standarnya hanya 4-18% ini lebih kurang

dari serat kasar pada ampas kelapa yang telah difermentasi karena menunjukkan

lebih dari 29%.

5.2 Saran

Disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pemeliharaan

sisa ampas kelapa dengan konsentrat senyawa bromelain untuk perkembangan

ikan nila.

Page 37: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

25

DAFTAR PUSTAKA

Angelia, Ika Okhtora. "Analisis Kadar Lemak Pada Tepung Ampas

Kelapa." Jurnal Technopreneur (Jtech) 4.1 (2016): 19-23.

Ayunda, R. D. 2014. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol kulit nanas dan

Potensinya sebagai Pencegah Oksidasi Lipid. Departemen Biokimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

(Skripsi)

Giri, N. A., Suwirya, K., & Marzuqi, M. (1999). Kebutuhan Protein, Lemak, Dan

Vitamin C Untuk Yuwana Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes

Altivelis). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 5(3), 38-46.

Glider, W. V., & Hargrove, M. S. (2002). Using Bromelain In Pineapple Juice To

Investigate Enzyme Function. J. Biochemistry, 275-295.

Herdyastuti, N. (2006). Isolasi Dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin

Dari Batang Nanas (Ananas Comusus L. Merr). Berkala Penelitian

Hayati, 12, 75-77.

Ishihara, H., Takahashi, N., Oguri, S., & Tejima, S. (1979). Complete Structure

Of The Carbohydrate Moiety Of Stem Bromelain. An Application Of The

Almond Glycopeptidase For Structural Studies Of Glycopeptides. Journal

Of Biological Chemistry, 254(21), 10715-10719.

Iskandar, R., & Elrifadah, E. (2015). Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan Nila

(Oreochromis Niloticus) Yang Diberi Pakan Buatan Berbasis

Kiambang. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 40(1), 18-24.

Iskandar, Rina, And Subhan Fitriadi. "Analisa Proksimat Pakan Hasil Olahan

Pembudidaya Ikan Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan." Ziraa'ah

Majalah Ilmiah Pertanian 42.1 (2017): 65-68.

Kurniati. 2016. Kandungan Lemak Kasar, Bahan Organik, dan Bahan Ekstrak

Tanpa Nitrogen Silase Pakan Lengkap Berbahan Utama Batang Pisang

(Musa paradisiaca) dengan Lama Inkubasi yang Berbeda. Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).

Kurniawan, H. (2016). Kualitas Nutrisi Ampas Kelapa (Cocos Nucifera L.)

Fermentasi Menggunakan Aspergillus Niger. Buletin Peternakan, 40(1),

25-32.

Malaka, R., Metusalach, E. Abustam. 2013. Pengaruh jenis mineral terhadap

produksi eksoplisakarida dan karrakteristik pertumbuhan Lactobacillus

bulgaricus strain Ropy dalam media susu. Seminar Nasional Teknologi

Peternakan dan Veteriner.

Page 38: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

26

Maryam, S. (2009). Ekstrak Enzim Bromelin Dari Buah Nanas (Ananas Sativus

Schult.) Dan Pemanfaatannya Pada Isolasi Dna (Doctoral Dissertation,

Universitas Negeri Semarang).

Naiola, E., & Widhyastuti, N. (2007). Semi Purifikasi Dan Karakterisasi Enzim

Protease Bacillus Sp. Berkala Penelitian Hayati, 13(1), 51-56.

Novita, V., & Sudaryono, A. (2017). Spengaruh Penambahan Enzim Bromelin

Dalam Pakan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan

Ikan Patin (Pangasius Hypophtalmus). Journal Of Aquaculture

Management And Technology, 6(3), 86-95.

Pratama, A. L., Rachmawati, D., & Hutabarat, J. (2017). Pengaruh Kombinasi

Penambahan Ekstrak Nanas Pada Pakan Buatan Dan Probiotik Pada Media

Pemeliharaan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan Dan

Kelulushidupan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum). Journal

Of Aquaculture Management And Technology, 6(4), 30-38.

Puspitasari, N. dan M. Sidik. 2009. Pengaruh Jenis Vitamin B dan Sumber

Nitrogen dalam Peningkatan Kandungan Protein Kulit Ubi Kayu Melalui

Proses Fermentasi. Seminar Tugas Akhir, Program Studi Teknik Kimia,

Universitas Diponegoro, Semarang.

Putri, M. F. (2014). Kandungan Gizi Dan Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa

Sebagai Bahan Pangan Sumber Serat. Teknobuga: Jurnal Teknologi

Busana Dan Boga, 1(1).

Saanin, H. (1968). Taksonomi Dan Kuntji Identifikasi Ikan. Binatjipta.

Supartono. 2004. Karakterisasi Enzim Protase Dari Buah Nenas Segar. Jurnal

Mipa Universitas Negeri Semarang, 27 (2): 134-142.

Sari, I., T. Miranda, dan Sadli. 2016. The cytotoxic activity of N-hexane extract of

kersen (muntingia calabura Linn.) leaves using the brine shrimp lethality

test (BSLT) method. J. Natural. 16 (2) : 37-44.

Tamu, F. 2017. Formulasi dan Uji Efektivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol

batang nanas. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar. (Skripsi).

Tilawati. 2016. Kandungan Protein Kasar Lemak Kasar Dan Serat Kasar Limbah

Kulit Kopi Yang Difermentasi Menggunakan Jamur Aspergiluus Niger Dan

Trichoderma Viride. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Wharton, C. W. (1974). The Structure And Mechanism Of Stem Bromelain.

Evaluation Of The Homogeneity Of Purified Stem Bromelain,

Determination Of The Molecular Weight And Kinetic Analysis Of The

Page 39: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

27

Bromelain-Catalysed Hydrolysis Of N-Benzyloxycarbonyl-L-Phenylalanyl-

L-Serine Methyl Ester. Biochemical Journal, 143(3), 575-586.

Widaningrum., Miskiyah, A. S. Somantri. 2010. Perubahan sifat fisiko-kimia biji

jagung (Zea mays L.) pada penyimpanan dengan perlakuan karbondioksida

(CO2). J. Agritech. 30 (1) : 36-45.

Wulandari, S., F. Fathul, Liman. 2015. Pengaruh berbagai komposisi limbah

pertanian terhadap kadar air, abu, dan serat kasar pada wafer. J. Ilmiah

Peternakan Terpadu. 3 (3) : 104-109.

Zaenuri, R., Suharto, B., & Haji, A. T. S. (2014). Kualitas Pakan Ikan Berbentuk

Pelet Dari Limbah Pertanian. Jurnal Sumberdaya Alam Dan

Lingkungan, 1(1), 31-36.

Page 40: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

28

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Analisis Proksimat Ampas Kelapa yang difermentasi dengan

ekstrak enzim bromelin

No Kode

Sampel Parameter Satuan Hasil Acuan Metode

1. A

Kadar Air

Kadar Abu

Protein Kasar

Lemak Kasar

Serat Kasar

%

%BK

%BK

%BK

%BK

8.50

1.24

6.20

22.61

35.29

SNI 01-2891-1992

AOAC 942.06

AOAC 984.13

AOAC 920.39

AOAC 962.09

2. B

Kadar Air

Kadar Abu

Protein Kasar

Lemak Kasar

Serat Kasar

%

%BK

%BK

%BK

%BK

8.74

1.23

5.51

26.80

36.28

SNI 01-2891-1993

AOAC 942.07

AOAC 984.14

AOAC 920.40

AOAC 962.10

3. C

Kadar Air

Kadar Abu

Protein Kasar

Lemak Kasar

Serat Kasar

%

%BK

%BK

%BK

%BK

8.87

1.28

5.56

24.41

29.03

SNI 01-2891-1994

AOAC 942.08

AOAC 984.15

AOAC 920.41

AOAC 962.11

4. D

Kadar Air

Kadar Abu

Protein Kasar

Lemak Kasar

Serat Kasar

%

%BK

%BK

%BK

%BK

8.92

1.37

5.47

26.84

33.31

SNI 01-2891-1995

AOAC 942.09

AOAC 984.16

AOAC 920.42

AOAC 962.12

Page 41: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

29

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian

Penyiapan buah nana untuk pembuatan enzim bromelim

Ekztrak enzim bromelin

Penyiapan ampa kelapa

Page 42: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

30

Dokumentai Penelitian

Page 43: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Firman dilahirkan di Kecamatan

Liukang Tupabbiring Utara, Kabupaten Pangkep pada

tanggal 5 Mei 1995, sebagai anak ketiga dari empat

bersaudara dari pasangan Hj. Wati dan H. ABD. Rahman.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada

tahun 2007 di SD 3/37 Pulau Sabutung, setelah tamat SD penulis melanjutkan

kesekolah Manengah Pertama pada tahun 2007 di MTSS PP Kelautan Perak dan

diselesaikan pada tahun 2009, pada tahun yang sama penulis masuk ke sekolah

manengah atas (SMA) di MA Pesanteren Kelautan Perak dan lulus pada tahun

2013. Dan pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi

budidaya perairan, fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar

melalui jalur tes. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang

berjudul “Analisis Kandungan Nutrisi Limbah Ampas Kelapa Hasil Fermentasi

Menggunakan Enzim Bromelin Sebagai Pakan Ikan Nila”. dibawah bimbingan

Dr. Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd, dan Nur Insana Salam, S.Pi, M.Si.

Page 44: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …
Page 45: KANDUNGAN NUTRISI LIMBAH AMPAS KELAPA …