KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI...

108
KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI PILIHAN KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh: ZIRLY AYU HUMAIROH 1111024000002 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M

Transcript of KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI...

Page 1: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI PILIHAN KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh:

ZIRLY AYU HUMAIROH

1111024000002

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H / 2015 M

Page 2: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

i

Page 3: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam dalam penulisan ini telah saya

antumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang,

Zirly Ayu Humairoh

NIM: 1111024000002

Page 4: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

iii

Page 5: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

iv

ABSTRAK

ZIRLY AYU HUMAIROH.

Kalimat Efektif dalam Terjemahan 40 Hadits Qudsi Pilihan Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab. 2015.

Terjemahan Kitab 40 Hadits Qudsi karya Ezzeddin Ibrahim memiliki isi kandungan dan pokok-pokok bahasan. Hadist-hadist qudsi menjelaskan arti sebenarnya dari Uluhiyyah (Ketuhanan) dan Ubudiyyah (Pengabdian/Penghambaan diri kepada Allah) serta menguraikan batas-batasnya, khususnya dalam bidang kepercayaan, ibadah, dan perilaku. Hadist- hadist tersebut tidak berbicara tentang syariat, hukum, atau muamalat oleh sumber ajaran agama, yaitu Alquran dan Hadist-hadist Nabi saw. 40 Hadist Qudsi ini diterjemahkan oleh Quraish Shihab. Dalam hasil terjemahan kitab 40 hadist qudsi pilihan terdapat kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga berpengaruh terhadap pemahaman pembaca.

Dalam kitab 40 Hadits Qudsi Pilihan diterjemahkan menggunakan metode terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkan: (1) adanya kalimat yang tidak lengkap, (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis , (3) adanya kalimat yang tidak logis, (4) adanya ketidaktepatan diksi, (5) adanya ketidakefesian penggunaan kata, yaitu pemakaian kata kerja gabung, kata depan (atas, daripada, kepada), (6) pemadanan yang tidak tepat, (7) penghilangan yang tidak perlu, (8) penambahan yang tidak perlu, (9) tidak melakukan penambahan pada kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition).

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan, keberterimaan, dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran, dan (2) memberikan kualitas terjemahan yang baik dan benar sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku. Penelitian ini menggunakan pendeketan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat efektif dalam bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, dengan bentuk kalimat efektif dalam kitab 40 hadits qudsi pilihan yang tertera dalam penelitian ini menjadi bermanfaat bagi penerjemah pemula yang ingin mempelajarinya.

Page 6: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

v

PRAKATA

Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu

melimpahkan begitu banyak kenikmatan serta pertolongan kepada saya, sehingga

skripsi ini bisa selesai. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada teladan

alam semesta, Nabi besar Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan para

pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita mendapatkan curahan syafa’atnya.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih saya haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum selaku Ketua Jurusan Tarjamah

dan Ibu Rizky Handayani M.A selaku Sekertaris Jurusan Tarjamah, yang telah

ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam mempercepat

proses kelulusan kuliah.

3. Seluruh Dosen Tarjamah, tidak mengurangi rasa hormat saya kepada para dosen.

Semoga selama saya belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang kami dapatkan

menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari.

4. Bapak Abdul Wadud Kasyful Anwar, Lc, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan masukan, bimbingan yang sangat berharga, yang telah

meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi, memberikan referensi dalam

proses penyusunan skripsi ini.

Page 7: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

vi

5. Bapak Dr. Abdullah, M.Ag dan Bapak M. Husni T, M.A selaku dosen penguji

sidang skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menguji skripsi saya, yang

telah memberikan masukan yang sangat berharga untuk skripsi saya.

6. Orang Tua tercinta, Bapak H. Rochaifi Nuh, Mamah Sukaesih yang telah

memberi dukungan baik materi maupun non materi sehingga saya bisa

menyelesaikan studi saya di bangku perkuliahan selama 4 tahun ini, serta kakak

dan adik saya yang ikut andil memberikan dukungan kepada saya.

7. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Teman-temanku seperjuangan di Jurusan Tarjamah angkatan 2011, yang selalu

saling menyemangati satu sama lain agar bisa cepat menyelesaikan skripsi, serta

memberikan pinjaman refrerensinya yang begitu berharga. Saya bangga menjadi

salah satu mahasiswa Tarjamah. Saya ucapkan ribuan terima kasih.

Tak ada untaian kata yang keluar, yang pantas saya ungkapkan kecuali ucapan

terima kasih, semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai ibadah dan

amal shalih di pandangan Allah SWT. Semoga Allah membalas dengan yang lebih

baik dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Saran dan kritik sangat

kami butuhkan untuk interpretasi yang lebih baik lagi.

Tangerang, Oktober 2015

Zirly Ayu Humairoh

Page 8: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN- ii

LEMBAR PENGESAHAN - iii

ABSTRAK - iv

PRAKATA - v

DAFTAR ISI - vii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah - 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah - 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian - 6 D. Tinjauan Pustaka - 7 E. Metodologi Penelitian - 8 F. Sistematika Penulisan - 9

BAB II: A. GAMBARAN UMUM KALIMAT EFEKTIF BAHASA INDONESIA

1. Definisi Kalimat - 11 2. Jenis-Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia - 15 3. Definisi Kalimat Efektif – 26 4. Ciri-Ciri Kalimat Efektif - 28 5. Faktor Pendukung Keefektifan Kalimat - 33 6. Faktor Ketidakefektifan Kalimat – 41

B. DIKSI KATA 1. Ketetapan Memilih Kata - 48 2. Kesalahan Pembentukan Kata - 51

BAB III: BIOGRAFI SINGKAT PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB DAN GAMBARAN UMUM HADIS QUDSI

A. Biografi Singkat Prof. Dr. M. Quraish Shihab - 56 B. Karya-karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab - 59 C. Gambaran Umum Hadis Qudsi – 63

Page 9: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

viii

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Analisis Kalimat Efektif - 65

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan - 95 B. Saran – 96

DAFTAR PUSTAKA - 98

Page 10: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata terjemah berasal dari bahasa arab yang diserap ke dalam bahasa

Indonesia menjadi terjemah atau tarjamah. Menurut asal katanya kata tersebut

mengandung arti menjelaskan dengan bahasa lain atau memindahkan makna dari

satu bahasa ke bahasa lain.1

Ada dua perangkat yang wajib digunakan dalam penerjemahan yaitu

perangkat intelektual dan perangkat peraktis. Perangkat intelektual mencakup

kemampuan yang baik dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Pengetahuan

mengenai pokok masalah yang diterjemahkan, penerapan pengetahuan yang

dimiliki serta keterampilan. Perangkat praktis meliputi kemampuan menggunakan

sumber-sumber rujukan dan pengetahuan mengenali konteks suatu teks.2

Hasil terjemahan oleh penerjemah pada umumnya cukup baik, namun ada

beberapa masalah yang sering dihadapi oleh penerjemah di antaranya berkenaan

dengan (a) kegiatan penerjemahan itu sendiri yang memang sulit, (b) adanya

perbedaan yang substansial antara bahasa arab dan bahasa Indonesia, (c)

kurangnya penguasaan penerjemah terhadap bahasa penerima yang menimbulkan

1 W.J.S Poerwadarminta, Kamus U mum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1982), h. 1062. 2 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 11.

Page 11: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

2

gejala interferensi dan (d) kurangnya penguasaan penerjemah terhadap teori

penerjemah.3

Pada dasarnya, penerjemahan berarti pengalihan materi tekstual dari

bahasa sumber ke dalam bahasa target hingga dihasilkan kesepadanan, baik

bentuk maupun makna, yang paling mendekati antara keduanya. Pada hakikatnya,

penerjemahan merupakan proses pengungkapan makna yang dikomunikasikan

dalam bahasa sumber ke dalam bahasa target sesuai dengan makna yang

dikandung dalam bahasa sumber. Penerjemahan dapat diartikan sebagai upaya

mengungkapkan makna dan maksud yang terdapat dalam bahasa sumber dengan

padanan yang paling akurat, jelas, dan wajar ke bahasa target.4

Hadis-hadis Qudsi menjelaskan arti sebenarnya dari Uluhiyyah

(Ketuhanan) dan Ubudiyyah (Pengabdian/Penghambaan diri kepada Allah) serta

menguraikan batas-batasnya, khususnya dalam bidang kepercayaan, ibadah, dan

perilaku. Hadis- hadis tersebut tidak berbicara tentang syariat, hukum, atau

muamalat yang telah ditanami pada tempatnya masing-masing oleh sumber ajaran

agama selainnya, yaitu Alquran dan Hadis-hadis Nabi saw.5

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap. Kalau

diucapkan, kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Di situ situasi

atau lagu kalimat menentukan arah atau maksud kalimat. Apabila ditulis kalimat

dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tanda tanya, atau tanda

3 Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek), (Bandung:

Humaniora, 2005), h. 3. 4 M. Zaka Al- Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 24. 5 Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 10

Page 12: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

3

seru. Kadang-kadang kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis.6 Kalimat,

lebih-lebih dalam bahasa tertulis, mengandung bagian yang tidak boleh

ditinggalkan. Kalau ditinggalkan, pendengar atau pembaca menjadi kurang paham

akan maksud kalimat tersebut.

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau pendengar

dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat tersebut sebagaimana

gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau penutur. Kalimat dikatakan efektif

jika memenuhi dua syarat utama, yaitu (1) struktur kalimat efektif dan (2) ciri

kalimat efektif. Stuktur kalimat efektif mencakup (a) kalimat umum, (b) kalimat

parallel, dan (c) kalimat prriodik. Sementara itu, ciri kalimat efektif meliputi:

a. Kesatuan (unity);

b. Kehematan (economy);

c. Penekanan (emphasis); dan

d. Kevariasian (variety)7

Tidak semua hasil karya terjemahan dapat kita pahami dengan benar

berdasarkan tidak efektifnya kalimat. Setiap terjemahan perlu dianalisis dan

dikritisi dengan beberapa acuan standar penerjemahan, agar hasil terjemahannya

terlihat efektif dan berkualitas. Berdasarkan hal di atas, peneliti menganggap perlu

meneliti salah satu karya berbahasa Arab yang telah diterjemahkan ke dalam

6 Sudarnoto, A. Rahman Eman, Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan

Tinggi, (Jakarta: Hikmat Syahid Indah: 1986), h.52, cet 1 7 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 47.

Page 13: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

4

Bahasa Indonesia, yaitu terjemahan kitab 40 Hadis Qudsi Pilihan karya Ezeddin

Ibrahim yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Prof. Dr. M.

Quraish Shihab yang telah diterbitkan oleh Lentera Hati. Seperti salah satu contoh

hadis yang diterjemahkannya adalah:

Dari Jundub semoga ridha Allah tercurah atasnya, bahwasanya Rasul Allah saw.

menyampaikan bahwasanya: Ada seorang berkata: “Demi Tuhan Allah tidak

akan mengampuni si Anu.” Sesungguhnya (sabda Rasul saw. lebih jauh) Allah

berfirman: “Siapa itu yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak

mengampuni si Anu, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Anu dan Aku

batalkan amalmu.”

Diriwayatkan oleh Muslim.8

Analisis:

Kevariasian kalimat adalah salah satu ciri kalimat efektif agar tidak menimbulkan

kebosanan pada pembaca Salah satu faktor ketidakefektifan kalimat yaitu

kevariasian. Pada kalimat di atas yang telah diterjemahkan M. Quraish Shihab,

terdapat kalimat yang kurang bervariasi. Menurut peneliti kalimat yang kurang

8 Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan..., h. 104.

Page 14: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

5

variatif yaitu pada kalimat Demi Tuhan Allah tidak akan mengampuni si Anu.

Selain tidak variatif, kalimat di atas juga tidak hemat terjadi pemborosan kalimat.

Seharusnya sesudah kata Tuhan diberi tanda koma (,) agar kalimat tersebut

menjadi jelas untuk dibaca. Kemudian pada kata anu, sebaiknya penerjemah

menggunakan kata fulan. Sehingga terjemahannya menjadi:

Diriwayatkan dari Jundub r.a, Rasulullah saw menyampaikan bahwa seseorang

berkata,“Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan,” dan sungguh

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Siapakah yang telah bersumpah dengan

nama-Ku, bahwa aku tidak akan mengampuni fulan, sungguh aku mengampuni

fulan, dan Aku membatalkan amal-amalmu.”

Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Membatasi masalah adalah kegiatan melihat bagian demi bagian dan

mempersempit ruang lingkupnya, sehingga dapat dipahami. Pembatasan masalah

ini bertujuan untuk menetapkan batas-batas masalah dengan jelas sehingga

memungkinkan penemuan faktor-faktor yang termasuk dalam ruang lingkup

masalah-masalah dan yang tidak.

Melihat latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk membahas lebih

mendalam hasil terjemahan M Quraish Shihab dalam terjemahan kitab 40 hadis

qudsi karya Ezeddin Ibrahim. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat

permasalahan pada kajian kalimat efektif pada terjemahan dan ingin menuangkan

Page 15: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

6

dalam penelitian yang berbentuk skripsi, dengan judul “Kalimat Efektif dalam

Terjemahan 40 Hadis Qudsi Pilihan Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab”.

Peneliti membatasi masalah penelitian ini dengan penelitian 40 hadis qudsi

pilihan. Agar penulisan ini tidak meluas, peneliti merumuskan masalah ini dengan

bentuk pertanyaan yang akan dijawab setelah melalui telaah mendalam. Bentuk

pertanyaannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan 40 Hadis Qudsi karya

Prof. Dr. M. Quraish Shihab sudah memenuhi kriteria kalimat efektif

sesuai dengan ciri-ciri:

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan umum yang akan

dicapai pada skripsi ini, yaitu:

1. Mengetahui apakah terjemahan hadis qudsi karya Prof. Dr. M. Quraish

Shihab telah memenuhi bentuk ciri-ciri kalimat efektif.

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Page 16: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

7

Adapun manfaat penelitian ini yaitu untuk memberikan pandangan pada

penerjemah bagaimana cara agar hasil karya terjemahan tersusun dengan

menggunakan kalimat yang efektif agar menjadi terjemahan yang berkualitas dan

dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, dengan bentuk

kalimat efektif dalam kitab 40 hadist qudsi pilihan yang tertera dalam penelitian

ini menjadi bermanfaat bagi penerjemah pemula yang ingin mempelajarinya.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan penelitian ke Perpustakaan Utama UIN Jakarta, peneliti

menemukan beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang Analisis

Kalimat Efektif. Yang peneliti temukan adalah penelitian dengan judul skripsi

“Analisis Kalimat Efektif (Studi Kasus Terjemahan Riyadush Shalihin Jilid 1”

karya Fuad Ma‟ruf Nur skripsi sarjana sastra dan skripsi karya Ruston Nawawi

dengan judul “Analisa Kalimat Efektif Bahasa Indonesia Terhadap Terjemahan

Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad.

Untuk objek penelitian, peneliti memang menemukan dua penelitian kitab-

kitab dan kumpulan Hadist yaitu pada kitab Irsyadul Ibad Ila Sabilirrasyad dan

Hadist Riyadush Shalihin. Akan tetapi, selama ini penulis belum menemukan

skripsi yang menganalisis buku terjemahan hadist qudsi.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian yang

dilakukan adalah analisa deskriptif, yaitu metode penelitian yang menganalisis

Page 17: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

8

data-data dalam bentuk deskripsi yang diamati kemudian mendeskripsikannya ke

dalam hasil penelitian. Penelilitian kualitatif cenderung menghasilkan jumlah data

yang sangat banyak dan kurang terstruktur dibandingkan penelitian kuantitatif. 9

Peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.10

Dengan kata lain, penelitian kualitatif dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.11

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sumber data dari terjemahan

Kitab 40 Hadis Qudsi karya M. Quraish Shihab.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a) Membaca terjemahan Kitab 40 Hadis Qudsi secara keseluruhan dengan

teliti.

b) Memilih terjemahan dari 40 hadis qudsi yang menurut peneliti memiliki

terjemahan yang kurang efektif.

c) Dari 40 hadis qudsi, peneliti membaca satu persatu terjemahan hadis, dan

dari 40 hadis, terdapat 17 hadis yang terjemahannya tidak efektif maka

peneliti memilih 17 hadis qudsi yang akan dianalisis dan dikritisi sehingga

dapat membentuk kalimat efektif.

9 Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 67.

10 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Amuz Media, 2011), h. 30.

11 Mahsun, Metodologi Penelitian Bahasa, (Jakarta: Grafindo, 2013), h. 79.

Page 18: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

9

4. Analisis Data

Dari 17 hadis qudsi yang dipilih oleh peneliti, lalu dianalisis dan dikritisi

dengan menggunakan bentuk ciri dari kalimat efektif dan beberapa acuan standar

penerjemahan, agar hasil karya terjemahannya menjadi efektif dan berkualitas.

Dalam penulisan skripsi ini, alat analisis yang kami gunakan merujuk pada

sumber-sumber sekunder berupa buku-buku tentang penerjemahan, kamus bahasa

Arab, bahasa Indonesia, KBBI, internet, dan lain-lain.

F. Sistematika Penulisan

Peneliti membagi skripsi ini menjadi beberapa bab, guna mempermudah

pemahaman terhadap hasil analisis yang disampaikan peneliti. Proposal skripsi ini

terbagi menjadi lima bab, antara lain:

BAB I: Pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

sistematika penulisan dan tinjauan pustaka

BAB II: Gambaran Umum Kalimat Efektif Bahasa Indonesia. Meliputi Definisi

Kalimat, Jenis-Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia, Definisi Kalimat Efektif,

Ciri-Ciri Kalimat Efektif, Faktor Pendukung Keefektifan Kalimat, dan Faktor

Ketidakefektifan Kalimat. Diksi Kata Meliputi Penggunaan Ragam Bahasa,

Ketetapan Memilih Kata, dan Kehalusan Makna.

Page 19: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

10

BAB III: Biografi Singkat Prof. Dr. M. Quraish Shihab dan Gambaran Umum

Hadis Qudsi. Meliputi Biografi Singkat Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Karya-

Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab, dan Gambaran Umum Hadis Qudsi.

BAB IV: Analisis Data. Meliputi Analisis Kalimat Efektif.

BAB V: Penutup. Meliputi Saran dan Kesimpulan.

Page 20: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

11

BAB II

GAMBARAN UMUM KALIMAT EFEKTIF

A. GAMBARAN UMUM KALIMAT EFEKTIF BAHASA INDONESIA

1. DEFINISI KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,

yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan

dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan

intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latinkalimat dimulai dengan huruf

capital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).

Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua

macam, yaitu

a. Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja dan

b. Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.12

Kalimat ada yang terdiri dari satu kata, misalnya Ah!; Kemarin; ada yang

terdiri dari dua kata, misalnya Itu toko; Ia mahasiswa; ada yang terdiri dari tiga

kata, misalnya Ia sedang membaca; Mereka akan berangkat; Ada nada yang terdiri

dari empat, lima, enam kata dan seterusnya. Sesungguhnya yang menentukan

satuan kalimat bukannya banyaknya kata yang menjadi urusannya, melainkan

12

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 45.

Page 21: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

12

intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai

nada akhir turun atau naik.13

Setiap kalimat terdiri dari dua unsur. Unsur yang pertama berupa intonasi,

dan yang kedua, sebagian besar berupa klausa tetapi ada juga yang berupa bukan

klausa. Berdasarkan unsurnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua golongan,

ialah kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa. Kalimat berklausa ialah kalimat

yang di samping unsur intonasi, terdiri dari satuan yang berupa klausa. Dalam

tulisan ini klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari P, disertai S,

O, PEL, dan KET atau tidak. Dengan ringkas klausa ialah (S) P (O) (PEL) (KET).

Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat

manasuka maksudnya boleh ada, boleh tidak.

Misalnya:

Lembaga itu menerbitkan majalah sastra

Ada juga kalimat, yang di samping unsur intonasi, terdiri dari dua klausa atau

lebih. Misalnya:

Perasaan ini timbul dengan tiba-tiba tatkala kereta api mulai memasuki daerah

perbatasan,

Kalimat tak berklausa ialah kalimat yang di samping unsur intonasi tidak terdiri

dari klausa.

13

M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia “Sintaksis”, ( Yogyakarta: CV Karyono, 1983), h.

20.

Page 22: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

13

Misalnya:

Astaga!

Dari toko

Selamat malam!14

Dalam bahasa Indonesia, kalimat ada yang terdiri atas satu kata, misalnya

Tadi; ada yang terdiri atas dua kata, misalnya Dia pragawati ada yang terdiri atas

tiga kata, misalnya Ia sedang belajar, ada yang terdiri atas empat kata, lima kata,

enam kata, tujuh kata, dan seterusnya.15

Untuk lebih jauh lagi kita mengenal dan memahami definisi kalimat, ada

baiknya penulis mencamtumkan pendapat para tokoh bahasa mengenai definisi

kalimat.

a. Abdul Muthalib mendefinisikan:

Kalimat adalah untaian (rangkaian) kata-kata atau kelompok kata yang tidak

memiliki hubungan dengan kata lain atau kelompok kata lain di luar dan

mempunyai kesatuan intonasi yang berdaulat.16

b. Moch. Syarif Hidayatullah mendefinisikan:

Kalimat adalah satuan di atas klausa dan di bawah wacana. Kalimat adalah

susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran lengkap. Dalam bahasa

14

M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia “Sintaksis”…, h. 22-24. 15

Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat Fungsi, Katagori, dan Peran, (Bandung: Refika

Aditama, 2007), h. 19. 16

Abdul Muthalib dkk, Tata Bahasa Mandar, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1992), h.170.

Page 23: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

14

arab, definisi kalimat adalah konstruksi yang tersusun dari dua kata atau lebih

yang mengandung arti, disengaja, serta berbahasa arab (al-Shanhaji, tt:4).

Sebuah kalimat bahasa arab paling tidak terdiri dari dua unsur yaitu: subjek

dan predikat.17

c. Abdul Chaer mendefinisikan;

Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang

biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta

disertai dengan intonasi final.18

d. Suhardi mendefinisikan:

Kalimat adalah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau kumpulan

kata disertai intonasi yang menunjukkan bahwa kesatuan itu sudah lengkap.

Setiap kalimat mewakili satu gagasan utama.19

e. Ramlan mendefinisikan:

Setiap kalimat terdiri dari dua unsur. Unsur yang pertama berupa intonasi, dan

yang kedua, sebagian besar berupa klausa tetapi ada juga yang berupa bukan

klausa. Berdasarkan unsurnya, kalimat dapat digolongkan menjadi dua

golongan, ialah kalimat berklausa dan kalimat tak berklausa.20

17

Moch. Syarif hidayatullah,dkk, Pengantar Linguistik Bahasa Arab, (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2010), h. 106. 18

Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Pendekatan Proses), (Jakarta: Rineka Cipta,

2009), h. 44. 19

Suhardi, Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2013), h. 63. 20

M. Ramlan, Ilmu Bahasa Indonesia “Sintaksis”…, h. 22.

Page 24: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

15

f. Miftahul Khairah mendefinisikan:

Satuan bahasa itu membentuk hierarkis, mulai dari kata, frasa, klausa, kalimat,

gugus kalimat, paragraf, gugus paragraf, sampai wacana. Akan tetapi, tataran

itu tidak statis karena kadang-kadang terjadi (1) pelompatan tataran, (2)

penurunan, dan (3) penyematan. Dengan demikian, terdapat dua hal penting

berkenaan dengan konsep kalimat, yaitu konstituen dasar, dan intonasi final. 21

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh sebagian tokoh bahasa

tentang kalimat, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah kesatuan bahasa atau

ujaran yang berapa gabungan kata-kata yang menyatakan suatu gagasan seseorang

yang berisi pikiran lengkap, serta disertai dengan intonasi final. Dan di sini

penulis menggunakan teori dari tokoh bahasa bernama Abdul Chaer untuk

membantu dalam menyempurnakan skripsinya.

2. JENIS-JENIS KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Dilihat dari segi bentuknya kalimat dibedakan atas kalimat tunggal dan

kalimat majemuk. Apabila berdasarkan pada jenis unsur fungsi pembentuk

predikatnya, kalimat tunggal dapat dibagi atas kalimat tunggal berpredikat nomina

atau frasa nominal, verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjectival,

numeralia atau frasa numeral, dan frasa preposisional. Kalimat majemuk dapat

dibagi atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.22

21

Miftahul Khairah, dkk, Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 228. 22

Abdul Muthalib dkk, Tata Bahasa Mandar, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1992), h.175.

Page 25: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

16

A. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya

Susunan kata-kata yang membentuk satu kalimat disebut struktur

kalimat.23

Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat

tunggal dapat pula berupa kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat

setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-

subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan

yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal ialah kalimat yang terjadi dari sebuah klausa.24

Kalimat

tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat

dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa

Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana.

Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu

predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula

ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan

pola kalimat dasar.

Contoh pola kalimat dasar:

1) Mahasiswa berdiskusi

S:KB + P:KK

23

A. S Broto, Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar

Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrasif, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 100 24

P. Sawardo, dkk, Fonologi, Morfologi, dan Sintaksis Bahasa Buna, (Jakarta: Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996), h. 71

Page 26: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

17

Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan

predikat (P) kata kerja (berdiskusi).

b. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-

klausanya memiliki status yang sama, yang setara atau yang sederajat. 25

Kalimat

majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut:

1) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta

jika kedua kalimat tunggal atau lebih sejalan, dan hasilnya disebut kalimat

majemuk setara perjumlahan.

Contoh:

Kami membaca.

Mereka menulis.

Kami membaca dan mereka menulis.

2) Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan

oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya

disebut kalimat majemuk setara pertentangan.

25

Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang: Alkitabah, 2012),

h. 98.

Page 27: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

18

Contoh:

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua

kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata

sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut.

Puspitek terletak di Serpong, sedangkan PT Dirgantara Indonesia terletak di

Bandung.

3) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan

kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut

kalimat majemuk setara perurutan.

Contoh:

Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tungkat remaja, kemudian

disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat dewasa

Acara upacara serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustadz

membacakan doa selamat.

4) Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika

kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk

setara pemilihan.

Page 28: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

19

Contoh:

Para pemilik televisi membayar iuran teleisinya di kantor pos yang terdekat,

atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi.

c. Kalimat Majemuk Tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas

(klausa bebas) dan satu suku kalimat yang tidak bebas (klausa terikat).26

Jalinan

kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur

gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat,

sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat,

dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak

kalimat.

Contoh:

1. Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)

2. Mereka masih dapat mengacaukan data-data computer. (tunggal).

3. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih

dapat mengacaukan data-data computer itu.

Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam

bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan,

sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain.

d. Kalimat Majemuk Tak setara yang Berunsur Sama

26

Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran)…, h.81.

Page 29: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

20

Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikan unsur-unsur subjeknya

sama.

Contoh:

Kami sudah lelah.

Kami ingin pulang.

Karena sudah lelah, kami ingin pulang.

e. Penghilangan Kata Penghubung

Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba

mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga

kalimat itu menjadi salah.

Contoh:

Membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Anak kalimat:

Membaca surat itu.

Induk kalimat:

Saya sangat terkejut.

Subjek anak kalimat itu persis sama dengan subjek pada induk kalimat, yaitu saya.

Page 30: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

21

Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar

(tidak baku). Penanda yang dapat dipakai ialah setelah sehingga kalimat akan

menjadi:

Setelah (saya) membaca surat itu, saya sangat terkejut.

Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.

f. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan

kalimat majemuk tak setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat

majemuk taksetara (bertingkat).

Contoh:

1. Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

(Bertingkat+Setara)

2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

(setara+bertingkat).

B. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorikanya)

Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang

disusunnya dengan benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian

pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah gramatikal,

sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi

retorikanya tidak memikat.

Page 31: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

22

Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan

menjadi tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat

yang berklimaks (anak-induk), dan (3) kalimat yang berimbang (setara atau

campuran).

a. Kalimat yang Melepas

Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat

dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu

disebut melepas. Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh

penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna

lengkap.

Misalnya: saya akan dibelikan vespa oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.

b. Kalimat yang Berklimaks

Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh

induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum

dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca

akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum

kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk

kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa

berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.

Misalnya:

Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

Page 32: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

23

c. Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk

campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya

memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun

kalimat yang bersimetri.

Misalnya:

Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestic berlomba

melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

C. Jenis Kalimat berdasarkan Fungsinya

Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat

pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jenis

kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatf. Dalam bahasa lisan,

intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu.

Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam tanda

baca.

a. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)

Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan

lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan

berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).

Page 33: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

24

Misalnya:

Positif:

Presiden SBY mengadakan kunjungan ke luar negeri.

Negatif:

Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.

b. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)

Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau

reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda

tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana,

mengapa, berapa, dan kapan.

Misalnya:

Positif:

Kapan saudara berangkat ke Singapura?

Negatif:

Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?

c. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang”

orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda

seru).

Page 34: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

25

Misalnya:

Positif:

Tolong buatkan dahulu rencana pembiayaannya.

Negatif:

Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.

d. Kalimat Seruan

Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang

kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada

kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).

Misalnya:

Positif:

Bukan main, tampannya.

Negatif:

Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

3. DEFINISI KALIMAT EFEKTIF

Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan

baik sebagai alat komunikasi. Ada dua pihak yang terlibat yaitu yang

menyampaikan dan yang menerima dan di luar itu, ada yang disampaikan yang

berupa gagasan, pesan, pemberitahuan, dan sebagainya. Kalimat yang efektif

Page 35: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

26

dapat menyampaikan pesan gagasan, ide pemberitahuan itu kepada si penerima

sesuai dengan yang ada dalam benak si penyampai.Kalimat efektif haruslah

memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik: strukturnya teratur, kata yang

digunakan mendukung makna secara tepat, dan hubungan antar bagiannya

logis.27

Untuk membangun sebuah kalimat yang efektif diperlukan perhatian

dalam:

1) Memilih kata dan istilah yang tepat.

2) Menggunakan ejaan secara cermat.

3) Mengemas kalimat sehingga hanya memiliki gagasan yang tunggal.

4) Menghemat pemakaian kata.

5) Menggunakan kata yang segar dan bervariasi.

6) Memilih pola kalimat dan bagian mana yang dijadikan topik.

7) Menggunakan bentuk imbuhan yang sejajar.

8) Menyelaraskan dengan kalimat-kalimat lain.

9) Menyejajarkan bentuk kata yang berfungsi sama dalam kalimat.

Untuk lebih jauh lagi kita mengenal dan memahami definisi kalimat

efektif, ada baiknya penulis mencamtumkan pendapat para tokoh bahasa

mengenai definisi kalimat efektif.

27

J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1994), h.129-130.

Page 36: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

27

a. Walija mendefinisikan:

Kalimat yang efektif ialah kalimat yang secara akurat menyampaikan

maksud pengujar dan dapat secara akurat pula diterima oleh penerima.28

b. Miftah Khairah mendefinisikan:

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau

pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.

Kalimat sangat mengutamakan kefektifan informasi sehingga kejelasan

kalimat itu dapat terjamin.29

c. J. S Badudu mendefinisikan

Kalimat efektif ialah kalimat yang baik kalimat yang baik karena apa yang

dipikirkan atau dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis)

dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis)

sama benar dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh si penutur (atau

si penulis) itu.Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik itulah

yang disebut kalimat efektif.30

4. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,

keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan pernalaran,

kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

28

Walija, Bahasa Indonesia Komrehensif, (Jakarta: Penebar Aksara, 1996), h. 107. 29

Miftahul Khairah, dkk, Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 228-230. 30

J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1995), h. 188.

Page 37: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

28

A. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran

(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini

diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang

baik. Kesatuan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek- predikat,

predikat-objek , dan predikat- keterangan.31

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.

1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan

subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak

efektif. Kejelasan subjek dan prediket suatu kalimat dapat dilakukan dengan

menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,

tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang

kuliah. (salah)

b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.

(benar)

B. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang

digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan

31

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, Logika)…, h. 54.

Page 38: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

29

nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau

bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili

predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat

itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

C. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu

ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.

Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan

kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah Presiden mengharapkan.

Page 39: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

30

D. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat

mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.

Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah

kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap

kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

E. Kecermatan

Yang dimaksud ialah cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan

tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

Kalimat di atas memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa

atau perguruan tinggi.

Page 40: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

31

F. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam

kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang

tidak simetris. Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-

tele.

Misalnya:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang

telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar

bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan

yang adil dan beradab.

H. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat

diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Perhatikan kalimat di bawah ini:

Waktu dan tempat kami persilakan

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.

Bapak Menteri kami persilakan.

Page 41: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

32

5. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEEFEKTIFAN KALIMAT

Agar kalimat yang disusun dapat diterima dengan baik oleh lawan bicara,

secara garis besar, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar;

2) Penggunaan bahasa Indonesia baku; dan

3) Penggunaan ejaan yang disempurnakan.32

Dan berikut penjelasannya:

1. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar telah lama didengung-

dengungkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jahirnya konsep

bahasa Indonesia yang baik dan benar pada dasarnya tidak terlepas dari konteks

pemakaian bahasa yang beragam, seperti bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang yang digunakan sesuai

dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah

bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dengan

demikian, yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah

bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan situasi pemakaiannya dan

sesuai dengan kaidah yang berlaku. Artinya, situasi pemakaian berkaitan dengan

masalah baku dan tidak baku. Jika situasinya resmi, seperti dalam memberi

kuliah/pengajaran, berkhotbah, rapat, surat-menyurat resmi, laporan resmi,

bahasa yang benar atau bahasa yang baku (menggunakan kaidah) yang

32

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, Logika)…, h. 81.

Page 42: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

33

digunakan. Sebaiknya, jika situasinya tidak resmi, misalnya di rumah, di pasar, di

tempat-tempat rekreasi, asal bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh orang

lain, bahasa orang sudah tergolong baik. Artinya, kesalahan ucapan, atau

kesalahan pilihan kata, atau struktur kalimat yang salah asal komunikasi masih

bisa berjalan, bahasa seseorang sudah tergolong baik.

Berdasarkan hal tersebut, kita memperoleh suatu kejelasan bahwa yang

dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik belum tentu merupakan bahasa

Indonesia yang benar, sebaliknya bahasa Indonesia yang benar belum tentu juga

merupakan bahasa Indonesia yang baik karena semua hal itu bergantung pada

situasi pemakaian dan kaidah-kaidah yang berlaku.

Contoh lain lagi, ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak

benar. Misalnya dalam situasi resmi, kita menggunakan bahasa, seperti “Laporan

tertulis, saya telah setor bulan lalu langsung kepada pemimpin”. Seluruh kata

dalam ungkapan tersebut cocok atau sesuai jika digunakan dalam situasi resmi.

Akan tetapi, susunannya tidak benar karena penempatan bentuk pasif

personanya, yaitu saya dan setor, diselingi dengan kata lain, yakni telah sehingga

menjadi saya telah setor. Dalam bentuk pasif, persona semacam itu, kata ganti

seperti saya, kami, kita, dia, dan mereka harus langsung didekatkan pada kata

kerjanya sehingga menjadi seperti berikut:

Akan saya tanyakan, bukan saya akan tanyakan saya akan menanyakan

Belum dia kembalikan, bukan dia belum kembalikan dia belum

mengembalikan

Page 43: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

34

2. Bahasa Baku

Sebagaimana telah diungkapkan, bahwa bahasa baku/ resmi/ standar

digunakan pada situasi resmi. Bahasa Indonesia baku mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Memakai ucapan baku

Ucapan baku/ benar berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan. Sampai

sekarang pembakuan pelafalan atau ucapan agak sulit dilakukan. Sebagai acuan,

pelafalan yang baik adalah pelafalan yang tidak terpengaruh oleh ucapan-ucapan

bahasa daerah. Pada masyarakat Jawa, misalnya muncul bunyi-bunyi sengau

seartikulasi pada bunyi-bunyi: b, d, j, dan g. Apabila bunyi- bunyi tersebut

terdapat pada awal nama-nama kota atau tempat, misalnya: mBandung, mBali,

nDemak, nJombang, nJepara, ngGarut, ngGombong, Demikian pula, ucapan

pada kata-kata bersuku tertutup/ suku mati dengan fonem akhir /b/, /d/, dan /g/

ketiga fonem ini dilafalkan /p/, /t/, dan /k/. Misalnya pada kata: bab, murid,

gedebeg, ajeg, bap, murit, gedebek, ojek. Pada masyarakat Bali, ucapan yang

bersifat kedaerahan adalah pelafalan fonem (t).

b. Memakai ejaan resmi

Bahasa baku memakai ejaan resmi, dalam hal ini Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan. Penggunaan EYD menyangkut bahasa Indonesia ragam

tulis.

c. Terbatasnya unsur-unsur bahasa daerah, baik leksikal maupun gramatikal

Page 44: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

35

Unsur-unsur leksikal adalah unsur bahasa yang berupa kata, terutama kata-

kata daerah atau kata-kata dalam bahasa gaul yang dapat merusak eksistensi

bahasa Indonesia. Kata-kata berikut ini hendaknya dihindari pemakaiannya dalam

situasi resmi.

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Rumahnya orang itu bagus.

b. Ia benci sama saya.

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Rumah orang itu bagus.

b. Ia benci kepada saya.

d. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat,…) secara eksplisit dan

konsisten

Dalam pembentukan kalimat, kalau memang diperlukan subjek, predikat,

objek hendaknya disajikan secara eksplisit/nyata dan ajeg.

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Kepada Bapak Rektor kami silakan.

b. Penyusunan laporan itu saya dibantu suami.

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Bapak Rektor kami silakan

b. Dalam penyusunan laporan itu, saya dibantu suami.

Page 45: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

36

e. Pemakaian konjungsi bahwa atau karena (bila ada) secara eksplisit dan

konsisten

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Paman tidak percaya tanahnya sudah habis terjual.

b. Hari ini dia tidak masuk dia sakit.

2) Bahasa indnesia Baku

a. Paman tidak percaya bahwa tanahnya sudah habis terjual.

b. Hari ini dia tidak masuk karena sakit.

f. Pemakaian awalan meN- ;di- atau ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Anak-anak tamatan SMA banyak kerja di toko.

b. Seorang polisi aniaya atasannya.

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Anak-anak tamatan SMA banyak bekerja di toko.

b. Seorang polisi dianiaya atasannya.

g. Pemakaian partikel lah, kah, pun (bila ada) secara konsisten

Page 46: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

37

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Kerjakan tugas itu dengan baik

b. Berapa harga bensin seliter?

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Kerjakanlah tugas itu dengan baik.

b. Berapakah harga bensin seliter?

h. Pemakaian kata depan, kata sambung secara tepat

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Di zaman sekarang tidak ada yang tidak mungkin.

b. Hal itu akan saya laporkan sama atasan saya.

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Pada zaman sekarang tidak ada yang tidak mungkin.

b. Hal itu akan saya laporkan pada atasan saya.

i. Pemakaian pola aspek-pelaku-tindakan secara konsisten

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Pengamatan dia belum lakukan.

b. Permasalahan ini kami akan tutup sampai disini.

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Pengamatan belum dilakukan.

Page 47: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

38

(Dia belum melakukan pengamatan)

b. Permasalahan ini akan kami tutup sampai di sini.

j. Menghindari pemakaian bentuk-betuk yang mubazir atau bentuk bersinonim

Contoh:

Para ibu-ibu, banyak orang-orang, para hadirin sekalian, semua rombongan,

serangkaian lagu-lagu, hanya… saja, sangat… sekali, kalau seandainya, demi

untuk, adalah merupakan, seperti misalnya, dan sebagainya.

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Para hadirin sekalian yang saya hormati.

b. Para ibu-ibu datang ke posyandu bersama balitanya masing-masing

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Hadirin yang saya hormati.

b. Ibu-ibu datang ke posyandu bersama balitanya masing-masing.

k. Menghindari pemakaian kalimat yang bermakna ganda (ambiguitasi)

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Anak-anak dilarang tidak boleh merokok.

b. Ibu Hendra sangat mencintai suaminya, saya juga.

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Anak-anak dilarang merokok.

b. Ibu Hendra sangat mencintai suaminya, saya juga mencintai suami saya.

Page 48: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

39

l. Memakai konstruksi sintesis

Contoh:

1) Bahasa Indonesia Tidak Baku

a. Bikin kotor

b. Dia kasih komentar

2) Bahasa Indonesia Baku

a. Mengotori

b. Dikomentari

m. Kata-kata yang sering salah pemakaiannya

Kata kata berikut ini sering digunakan secara salah. Meskipun demikian,

kebanyakan orang menganggap, bahwa hal itu bukan kesalahan karena

pemakaiannya sudah lazim seperti itu. Inilah yang disebut dengan membenarkan

yang lazim, atau membenarkan yang salah atau salah kaprah; bukan melazimkan

yang benar. Dalam pemakaian bahasa, kesalahan tersebut sering terjadi karena

ketidaktahuan pemakai bahasa.

Uraian berikut menjelaskan bagaimana kata-kata berikut seharusnya

digunakan agar sesuai dengan maknanya.

1) Dirgahayu berati panjang umur, selamat selamanya.

a. Dirgahayu Republik Indonesia (bukan dirgahayu HUT RI).

b. Dirgahayu Radio Republik Indonesia.

2) Mengajar dan Mengajarkan

a. Ibu Rahayu mengajar murid-murid kelas 9.

Page 49: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

40

b. Pak Salman mengajarkan Bahasa Inggris di kelas 10 SMA Lab.

3) Gaji dan Gajih

Gaji artinya upah kerja yang dibayarkan dalam waktu tetap, sedangkan gajih

artinya lemak atau gemuk (Jawa)

a. Gaji pegawai negeri di seluruh tanah air standarnya sama.

b. Dokter melarangnya makan makanan yang bergajih.

6. FAKTOR KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT

Ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-

faktor tersebut meliputi:

1) Kontaminasi atau kerancuan;

2) Pleonasme;

3) Ambiguitas atau keambiguan;

4) Ketidakjelasan subjek;

5) Kemubaziran preposisi;

6) Kesalahan logika

7) Ketidaktepatan bentuk kata;

8) Krtidaktepatan makna kata;

9) Pengaruh bahasa daerah dan

10) Pengaruh bahasa asing.33

Kesepuluh faktor penyebab ketidakefektifan kalimat tersebut akan

dijelaskan satu per satu berikut ini.

33

Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, Logika)…, h. 95.

Page 50: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

41

1. Kontaminasi atau Kerancuan

Kontaminasi ialah suatu gejala bahasa yang dalam bahasa Indonesia

diistilahkan dengan kerancuan. Rancu artinya „kacau‟. Jadi, keranuan artinya

„kekacauan‟. Yang dirancukan ialah susunan, perserangkaian, dan penggabungan.

Jika dilihat dari segi penataan gagasan, kerancuan sebuah kalimat dapat terjadi

karena dua gagasan digabungkan ke dalam satu pengungkapan. Sementara itu,

jika dilihat dari segi strukturnya, kerancuan itu timbul karena penggabungan dua

struktur kalimat ke dalam satu struktur.

Gejala kontaminasi ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Kontaminasi kalimat

b. Kontaminasi susunan kata, dan

c. Kontaminasi bentukan kata.

2. Pleonasme

Pleonasme adalah menggunakan kata atau perkataan yang maknanya telah

termasuk dalam kata (perkataan) yang terdahulu.34

Pleonasme berarti pemakaian

kata-kata yang berlebihan. Penampilannya bermacam-macam. Ada penggunaan

dua kata searti yang sebenarnya tidak perlu karena menggunakan salah satu di

antara kedua kata itu sudah cukup. Ada pula kelebihan penggunaan unsur itu

karena ketidaktahuan si pemakai bahasa.

Berikut ini beberapa contoh gejala pleonasme:

34

Slamet Imam Santoso, Seni Menggayakan Kalimat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h.

31.

Page 51: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

42

1. Di dalam satu frasa terdapat dua atau lebih kata yang searti.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala banyak orang menyembah berhala.

(zaman= kala. Sebenarnya cukup: pada zaman dahulu, atau dahulu kala)

2. Kata kedua sebenarnya tak perlu lagi karena pengertian yang terkandung

pada kata itu sudah terkandung pada kata yang mendahulukannya.

Contoh:

Naik ke atas, turun ke bawah, mundur ke belakang, maju ke muka, melihat

dengan mata kepala, dan menendang dengan kaki.

3. Bentuk kata dinyatakan dua kali.

Contoh:

a. Para guru-guru sedang rapat.

b. Presiden mengunjungi beberapa negara-negara sahabat.

Kata-kata seperti para, beberapa, dan semua mengandung pengertian

jamak. Oleh karena itu, kata benda yang mengikuti kata-kata tersebut tidak perlu

lagi dijamakan dengan perulangan.

3. Ambiguitas atau Keambiguan

Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan

tafsiran ganda tidak termasuk kalimat yang efektif.

Page 52: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

43

Contoh:

Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.

Kalimat tersebut mengandung makna ambigu. Jika menerangkan

mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari salah tafsir, dan

jika kata baru menerangkan dinaikkan, kalimat perbaikannya adalah:

SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.

4. Ketidakjelasan Unsur Inti Kalimat

Suatu kalimat yang baik memang harus mengandung unsur-unsur yang

lengkap. Dalam hal ini, kelengkapan unsur kalimat itu sekurang-kurangnya harus

memenuhi dua hal, yaitu subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa

kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur lain,

yakni keterangan, kehadirannya bersifat sekunder atau tidak terlalu dipentingkan.

Contoh:

Bagi para mahasiswa yang akan mengikuti ujian harus melunasi uang SPP.

Keterangan Predikat Objek

Pada kalimat di atas unsur keterangan, yaitu bagi para mahasiswa yang

akan mengikuti ujian, sebenarnya dapat diubah menjadi subjek dengan cara

menghilangkan kata bagi. Dengan cara itu, kalimat dapat diperbaiki menjadi:

Page 53: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

44

Para mahasiswa yang akan mengikuti ujian harus melunasi uang SPP.

Subjek Predikat Objek

5. Kemubaziran Preposisi dan Kata

Ketidakefektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian kata depan

(preposisi) yang tidak perlu. Kata depan dari misalnya. Pemakaian kata depan

dari dipengaruhi oleh bahasa Belanda dalam hubungan posesif. Misalnya “het

huis an mijn oom” yang diterjemahkan menjadi “rumah dari paman saya”.

Struktur bahasa Indonesia tidak demikian, cukup dikatakan “rumah paman

saya”. Berdasarkan pengaruh dari bahasa Belanda itulah banyak muncul

pemakaian kalimat seperti berikut:

Contoh:

Anak dari Pak Bagus menjadi polisi.

Berdasarkan struktur bahasa Indonesia, kalimat-kalimat tersebut diperbaiki

menjadi:

Anak Pak Bagus menjadi polisi

6. Kesalahan Nalar

Nalar menentukan apakah kalimat yang kita tuturkan adalah kalimat yang

logis atau tidak. Nalar ialah aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir

logis. Pikiran yang logis ialah pikiran yang masuk akal yang berterima.

Contoh salah nalar dapat dilihat pada kalimat berikut:

Page 54: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

45

Hadirin yang kami hormati. Kita tiba sekarang pada acara berikut yaitu sambutan

bapak bupati. Waktu dan tempat kami persilakan.

Jika diperhatikan dengan cermat kalimat di atas, waktu dan tempat kami

persilakan, jelas kalimat ini tidak logis. Karena tidak memungkinkan dua kalimat

abstrak itu dapat dipersilakan sedangkan yang seharusnya dipersilakan adalah

bapak bupati. Dan perbaikan kalimat di atas adalah:

Hadirin yang kami hormati. Kita tiba sekarang pada acara berikut yaitu sambutan

bapak bupati. Bapak bupati kami persilakan.

7. Ketidaktepatan Bentuk Kata

Seperti kita ketahui, bahwa awalan pe- tidak mendapat bunyi apabila

dilekatkan pada kata dasar berkonsonan /l/ atau /r/. Namun, dewasa ini banyak

kita jumpai bentukan kata yang menyimpang (tidak tepat) dari aturan yang ada.

Misalnya:

a. Pengrusakan

b. Pengluasan

c. Perletakan

8. Ketidaktepatan Makna Kata

Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaiannya pun mungkin

tidak akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan salah

tafsir. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh kata yang sering dipakai secara

tidak tepat. Kata kilah disamakan dengan kata ujar atau kata sehingga berkilah

Page 55: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

46

dianggap sama dengan berkata atau berujar dan kilahnya dianggap sama dengan

katanya atau ujarnya.

Contoh:

Kemarin Salma diberikan baju baru oleh Arini, kakaknya. Dengan senang hati

dia menerimanya. “Terimakasih,” kilahnya kepada Arini.

Jika kita membuka Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), akan kita

temukan kata kilah dengan makna “tipu daya” atau “dalih”. Jadi, pemakaian

kalimat di atas tidaklah tepat.

9. Pengaruh Bahasa Daerah

Banyak kata dari bahasa daerah masuk ke dalam bahasa Indonesia. seperti

heboh, becus, lumayan, mendingan, gembleng, ganyang, emooh, semarak, bobot,

macet, seret, awet, melempem, semua berasaldari bahasa daerah.

Kata-kata bahasa daerah yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia

tampaknya tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian bahasa

sehari-hari. Akan tetapi, bahasa daerah yang belum berterima dalam bahasa

Indonesia inilah yang perlu dihindari penggunaannya agar tidak menimbulkan

kemacetan dalam berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan menjadi

tidak efektif.

Page 56: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

47

10. Pengaruh Bahasa Asing

Akhir-akhir ini, pengaruh bahasa Inggris sangat besar. Beberapa kata yang

berasal dari bahasa Inggris sering dipakai selain kata-kata dari bahasa Indonesia

yang searti dengan kata-kata itu. Terkadang, sering kita melihat bahwa orang

Indonesia seolah-olah keranjingan menggunakan kata asing terlebih dalam

berpidato, sampai-sampai tidak dipikirkan bahwa yang mendengarkan pidato

mungkin tidak memahami bahasa yang dipakaiorang yang berpidato. Oleh

karena itu, kata-kata asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia

digunakan agar komunikasi yang dijalin berjalan lancar.

A. DIKSI

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk

menyatakan sesuatu pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik

dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.dalam

memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak

dapat lari dalam kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang

pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan.35

1. Ketetapan Memilih Kata

Di dalam penyusunan kalimat diperlukan kecermatan dalam memilih kata

supaya kalimat yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik.36

35

E. Zaenal Arifin, dkk, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:

Akademika Presindo, 2010), h. 28. 36

DR. Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar, (Jakarta: Kompas

Gramedia, 2009), h. 222.

Page 57: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

48

Bidang pemilihan kata itu disebut juga diksi. Jadi, kesalahan diksi ini meliputi

kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan kata.

a. Penanggalan Awalan meng-

Penanggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar

diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan meng- harus eksplisit. Di

bawah ini diperlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.

1) Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia (salah)

2) Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia (benar)

b. Penanggalan Awalan ber-

Kata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan ber-. Padahal

awalan ber- harus dieksplisitkan secara jelas. Di bawah ini dapat dilihat bentuk

salah benar dalam pemakaiannya.

1) Sampai jumpa lagi. (salah)

2) Sampai berjumpa lagi (benar)

c. Peluluhan bunyi /c/

Kata dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat

awalan meng-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat

awalan meng-.

Page 58: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

49

Di bawah ini diperlihatkan bentuk salah dan bentuk benar.

1) Wakidi sedang menyuci mobil. (salah)

2) Wakidi sedang mencuci mobil (benar)

d. Penyegauan Kata Dasar

Ada lagi gejala penyegauan bunyi awal kata dasar. Penyeguan kata dasar

ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya,

penampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk

kata yang salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan penggunaan kata-kata,

mandang, ngail, ngantuk, nabrak, nanam, nulis, nyubit, ngepung, nolak, nyabut,

nyuap, dan nyari. Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan

kata-kata memandang, mengail, mengantuk, menabrak, menanam, menulis,

menyubit, mengepung, menolak, mencabut, menyuap, dan mencari.

e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/peng-

Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika

mendapat awalan meng- atau peng-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi

itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Di bawah ini dibedakan bentuk salah dan

bentuk benar dalam pemakaian sehari-hari.

1) Eksistensi Indonesia sebagai negara pensuplai minyak sebaiknya

dipertahankan. (salah)

Page 59: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

50

2) Eksistensi Indonesia sebagai negara penyuplai minyak sebaiknya

dipertahankan (benar)

f. Awalan ke- yang Keliru

Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter-

sering diberi berawalan ke-. Hal itu disebabkan oleh kekurangcermatan dalam

memilih awalan yang tepat. Umumnya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa

daerah (Jawa/Sunda). Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar

dalam pemakaian awalan.

1. Pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini (salah).

2. Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini (benar).

2. Kesalahan Pembentukan Kata

Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang

sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan, maupun dalam bahasa tulis. Setelah

diperlihatkan bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar, yang

merupakan perbaikannya.

a. Padanan yang tidak serasi

Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi,

yang muncul dalam pembicaran sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan

atau tidak serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau

Page 60: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

51

bergabung dalam sebuah kalimat. Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan

bentuk benar, terutama dalam memakai ungkapan penghubung intrakalimat.

1) Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah

memperoleh kredit. (salah)

2) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh

kredit. (benar)

b. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada

sering dipertukarkan. Di bawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah

dalam pemakaian kata depan.

1) Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)

2) Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)

c. Pemakaian akronim (singkatan)

Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkat”. Yang

dimaksud dengan singkatan ialah hasil menyingkat atau memendekkan berupa

huruf atau gabungan huruf seperti PLO, UI, DPR, KPP, KY, MK, MA, KBK, dan

KTSP. Yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah kontraksi bentuk kata

sebagaimana dipakai dalam ucapan cepat, seperti lab (labotarium), memo

(memorandum), demo (demontrasi) dan lain-lain.

Page 61: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

52

d. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata

keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata putusan; kata pemukiman bersaing

dengan kata permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran.

Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola

yang rapih dan konsisten. Bentukan-bentukan kata itu memiliki hubungan antara

yang satu dan yang lain. Dengan kata lain, terdapat korelasi di antara berbagai

bentukan tersebut.

Berdasarkan kaidah di atas, bentukan-bentukan berikut dipandang kurang

konsisten.

1) Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan

kesimpulan. (salah)

2) Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan

kesimpulan. (benar)

e. Penggunaan kata yang hemat

Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa

yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering

dijumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros). Berikut ini didaftar kata yang

sering digunakan tidak hemat itu.

Page 62: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

53

Boros Hemat

Sejak dari sejak atau dari

Perbandingan pemakaian kata yang boros dan hemat berikut.

1) Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan

tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (boros, salah)

2) Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, diperlukan tenaga

dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (hemat, benar)

f. Analogi

Di dalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkolerasi

dengan kata bertinju. Kata petinju berarti „orang yang (biasa) bertinju‟, bukan

orang yang (biasa) meninju‟.

Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju,

seperti pesenam, pesilat, pegolf, peterjun, petenis, dan peboling.

Petinju „orang yang bertinju‟

Pesenam „orang yang bersenam‟

Kata bertinju, bersenam, dan bersilat mungkin biasa digunakan, tetapi kata

bergolf, berterjun, bertenis, dan berboling bukan kata yang lazim. Oleh sebab itu,

munculnya kata peski, peselancar, pegolf, petenis, dan peboling pada dasarnya

tidak dibentuk dari

Page 63: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

54

Berski (yang baku bermain ski)

Berselancar (yang baku bermain selancar)

g. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia

Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan

bentuk jamak dalam bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau

kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai

bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan, seperti:

Kuda-kuda, meja-meja, dan buku-buku.

h. Penggunaan di mana, yang mana, hal mana

Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata di mana

tersebut harus diubah menjadi yang, bahwa, tempat, dan sebagainya.

Page 64: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

55

BAB III

BIOGRAFI SINGKAT PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB DAN

GAMBARAN UMUM HADIST QUDSI

A. Biografi Singkat Prof. Dr. M. Quraish Shihab

Muhammad Quraish Shihab putra dari Abdurrahman Shihab lahir di

Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 1944. setelah menyelesaikan

pendidikan dasarnya di Ujung pandang, dia melanjutkan pendidikan menengahnya

di Malang, sambil “nyantri” di Pondok Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyyah.

Pada tahun 1958, dia berangkat ke Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II

Tsanawiyah al-Azhar. Pada 1967 dia meraih gelar Licence (Lc) setara dengan S-1

pada fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadits Universitas al-Azhar.37

Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Fakultas yang sama, dan pada tahun

1969 meraih gelar M.A. Untuk spesialisasi bidang Tafsir al-Qur'an dengan tesis

berjudul “al-Ijaz al-Tasyri‟iy al-Qur'an al-Karim”.

Setelah menyelesaikan studi Masternya, Quraish Shihab kembali ke daerah

asalnya Ujung Pandang. Ia langsung bergabung sebagai staf pengajar dalam mata

kuliah Tafsir dan Ilmu Kalam pada IAIN Alauddin Ujung Pandang.38

Kemudian

ia dipercayakan untuk menjabat wakil rektor bidang akademis dan kemahasiswaan

37

M. Quraish Shihab dan Pemikirannya tentang Jilbab, artikel diakses pada 09 September

2015 dari http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/35/jtptiain-gdl-s1-2006-sriwulanda-

1727-1101004_-3.pdf. 38

M. Quraish Shihab, Membumikan Kalam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010), h. 65.

Page 65: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

56

pada IAIN Alauddin, Ujung pandang. Selain itu, dia juga diserahi jabatan-jabatan

lain, baik di dalam kampus seperti Koordinator perguruan tinggi swasta (Wilayah

VII Indonesia bagian Timur), maupun di luar kampus seperti pembantu pimpinan

Kepolisian Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental. Selama di Ujung

Pandang ini, dia juga sempat melakukan berbagai penelitian, antara lain :

Penelitian dengan tema “Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia

Timur” (1975) dan “Masalah wakaf Sulawesi Selatan” (1978).

Pada tahun 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan

pendidikannya di almamaternya yang lama, Universitas al- Azhar. Pada tahun

1982, dengan disertasi berjudul “Nazhm al-Durar li al-Biqa‟iy, Tahqiq wa

Dirasah”, dia telah berhasil meraih gelar doktor dalam ilu-ilmu al-Qur'an dengan

yudisium Summa Cumlaude disertai penghargaan tingkat I (Mumtaz ma‟a

Martabat al-Syaraf al-U‟la).39

Setelah berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu-ilmu alquran di

Uniersitas al-Azhar, Quraish Shihab kembali ke IAIN Alauddin Ujung Pandang.

Dalam masa tugasnya pada periode kedua tahun 1984 di IAIN Alauddin Ujung

Pandang ia berhasil menulis karya berjudul Tafsir al-Manar: Keistimewaan dan

Kelemahannya.40

Sekembalinya ke Indonesia sejak 1984, Quraish Shihab

ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Reputasi akademisnya inilah yang mengantarkannya terpilih

sebagai Rektor IAIN Syarif Hidayatullah pada tahun 1993.

39

M. Quraish Shihab, Wawasan Al- Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan

Umat, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007). 40

M. Quraish Shihab, Membumikan Kalam di Indonesia…, h. 72.

Page 66: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

57

Selain itu, di luar kampus, dia juga dipercayakan untuk menduduki

berbagai jabatan, antara lain : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (sejak

1984), anggota Lajnah Pentashih Al-Qur'an Departemen Agama (sejak 1989),

Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak 1989), dan ketua

Lembaga Pengembangan. Dia juga banyak terlihat dalam beberapa organisasi

profesional, antara lain: Pengurus perhimpunan ilmu-ilmu syari'ah, pengurus

konsorsium ilmu-ilmu agama Departemen Pendidikan Agama dan Kebudayaan,

dan asisten ketua umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Di sela-

sela segala kesibukann yaitu, dia juga terlibat dalam berbagai kegiatan ilmiah di

dalam maupun luar negeri.

Dalam Kabinet Pembangunan VII yang dilantik bulan Maret 1998,

Quraish Shihab duduk sebagai Menteri Agama. Tetapi kabinet itu hanya berusia

dua bulan dan jatuh pada tanggal 21 Mei 1998. Kemudian pada tahun 1999 ia

diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh untuk Mesir. Di

negeri tempat kuliahnya ia menyelesaikan karya Yang Tersembunyi (1999), yang

merupakan karya terakhirnya pada tahun 1990-an.

Yang tidak kalah pentingnya, Quraish Shihab juga aktif dalam kegiatan

tulis menulis. Di surat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu dia menulis dalam

rubrik “Pelita Hati”. Dia juga mengasuh rubrik “Tafsir al- Amanah” dalam

majalah dua mingguan yang terbit di Jakarta, Amanah. 41

Selain itu, dia juga

tercatat sebagai anggota dewan redaksi majalah Ulumul Qur‟an dan mimbar

41

D. Ahmad, “Biografi M. Quraish Shihab dan Tafsir Al-Misbah,” artikel diakses pada

09 September 2015 dari digilib.uinsby.ac.id/7245/3/bab%202.pdf.

Page 67: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

58

ulama, keduanya terbit di Jakarta. Selain kontribusinya untuk berbagai buku

suntingan dan jurnal-jurnal ilmiah, hingga kini sudah tiga buku yang diterbitkan,

yaitu: Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang : IAIN

Alauddin, 1984), Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama, 1987), dan

Mahkota Tuntunan Ilahi, (Tafsir Surat al-Fatihah) Jakarta : Untagma, 1988).

Kini Quraish Shihab menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Al-Quran

(PSQ) Jakarta dan Guru Besar Pascasarjana Uniersitas Islam Negri (UIN) Jakarta.

Di samping itu ia juga aktif menyampaikan gagasan dan pemikiran dalam

pelbagai forum dan kajian ilmiah, yang dilakukan sebagai bentuk

pertanggungjawaban intelektual dan penyebaran ilmu.42

B. Karya-Karya M. Quraish Shihab

Aktivitas keorganisasian M. Quraish Shihab memang begitu padat, namun

semua itu tidak menghalangi untuk aktif dan produktif dalam wacana intelektual.

Ia sempat tercatat sebagai dewan redaksi Jurnal Ulum al-Qur‟an, dan Mimbar

Utama yang keduanya terbit di Jakarta.43

Di sela-sela berbagai kegiatan ilmiyah di

dalam maupun di luar negeri dan aktif dalam kegiatan tulis menulis, berbagai

buku yang telah di hasilkannya ialah:

1. Mukjizat al-Quran di Tinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan

pemberitaan Ghaib (Bandung: Mizan, 1996).

2. Tafsir al-Amanah (Jakarta: Pustaka Kartini, 1992).

42

M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi Al-Quran dan Dinamika Kehidupan

Masyarakat, (Jakarta: Lentera Hati, 2006). 43

Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah tentang Ayat- Ayat Miskin,

artikel diakses pada 09 September 2015 dari eprints.walisongo.ac.id/294/4/084211018_Bab3.pdf.

Page 68: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

59

3. Membumikan al-Quran (Bandung: Mizan, 1995).

4. Studi Kritis al-Manar (Bandung: Pustaka Hidayah, 1994).

5. Wawasan al-Quran; Tafsir Maudhi Atas berbagai Persoalan Umat (Bandung:

Mizan, 1996).

6. Haji Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1998).

7. Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah dan Muamalah (Bandung:

Mizan, 1999)

8. Tafsir al-Quran al-Karim; Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan

Turunya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidayah,1999).

9. Lentera Hati; Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan, 1998).

10. Panduan Puasa bersama Quraish Shihab (Jakarta: Penerbit Republika,

November 2000)

11. Yang Tersembunyi Jin, Iblis, Setan dan Malaikat dalam al-Quran (Jakarta:

Lentera Hati, 1997).

12. Panduan Shalat bersama Quraish Shihab (Jakarta: Penerbit Republika,

September 2003)

13. Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Ibadah Mahdah (Bandung: Mizan,

1999)

14. Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Al Qur'an dan Hadits (Bandung:

Mizan, 1999)

15. Sahur Bersama Quraish Shihab (Bandung: Mizan, 1997).

16. Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang: IAIN

Alauddin, 1984).

Page 69: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

60

17. Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama, 1987).

18. Mahkota Tuntuna Ilahi; Tafsir Surat al Fatihah (Jakarta: Untagma, 1988).

19. Hidangan Ilahi; Ayat-ayat Tahlil (Jakarta: Lentera Hati, 1997).

20. Menyingkap Tabir Ilahi; Tafsir asma al-Husna (Bandung: Lentera Hati, 1998).

21. Tafsir Ayat-ayat Pendek (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).

22. Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2003).

23. Secercah Cahaya Ilahi (Bandung: Mizan, 2002).

24. Perjalanan Menuju Keabadian, Kematian, Surga dan Ayat-ayat Tahlil (Jakarta:

Lentera Hati, 2001).

25. Untaian Permata Buat Anakku (Bandung: Mizan 1998)

26. Pengantin al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati, 1999)

27. Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Wawasan Agama (Bandung: Mizan,

1999)

28. Fatwa-Fatwa M. Quraish Shihab Seputar Tafsir Al Quran (Bandung: Mizan,

1999)

29. Satu Islam, Sebuah Dilema (Bandung: Mizan, 1987)

30. Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda (MUI & Unesco, 1990)

31. Menjemput Maut; Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT. (Jakarta: Lentera

Hati, 2003)

32. Jilbab Pakaian Wanita Muslimah; dalam Pandangan Ulama danCendekiawan

Kontemporer (Jakarta: Lentera Hati, 2004)

33. Dia di Mana-mana; Tangan Tuhan di balik Setiap Fenomena (Jakarta: Lentera

Hati, 2004)

Page 70: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

61

34. Perempuan (Jakarta: Lentera Hati, 2005)

35. Logika Agama; Kedudukan Wahyu & Batas-Batas Akal Dalam Islam (Jakarta:

Lentera Hati, 2005)

36. Rasionalitas al-Qur'an; Studi Kritis atas Tafsir al-Manar (Jakarta: Lentera

Hati, 2006)

37. Menabur Pesan Ilahi; al-Qur'an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat

(Jakarta: Lentera Hati, 2006)

38. Wawasan al-Qur'an Tentang Dzikir dan Doa (Jakarta: Lentera Hati, 2006)

39. Asmā al-Husnā; Dalam Perspektif al-Qur'an (4 buku dalam 1 boks) (Jakarta:

Lentera Hati)

40. Sunnah - Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah?; Kajian atas Konsep

Ajaran dan Pemikiran (Jakarta: Lentera Hati, Maret 2007);

41. Al-Lubâb; Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fâtihah dan Juz 'Amma

(Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2008)

42. M. Quraish Shihab Menjawab; 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui

(Jakarta: Lentera Hati, 2008)

43. Doa Harian bersama M. Quraish Shihab (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2009)

44. M. Quraish Shihab Menjawab; 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui

(Jakarta: Lentera Hati, Maret 2010)

45. Al-Qur'ân dan Maknanya; Terjemahan Makna disusun oleh M. Quraish

Shihab (Jakarta: Lentera Hati, Agustus 2010)

46. Membumikan al-Qur'ân Jilid 2; Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan

(Jakarta: Lentera Hati, Februari 2011)

Page 71: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

62

47. Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, dalam sorotan Al-Quran dan Hadits

Shahih (Jakarta: Lentera Hati, Juni 2011)

48. Do'a al-Asmâ' al-Husnâ (Doa yang Disukai Allah SWT.) (Jakarta: Lentera

Hati, Juli 2011)

49. Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung Pandang, IAIN

Alauddin, 1984)

C. Gambaran Umum Hadist Qudsi

Definisi tertua Hadist Qudsi adalah apa yang dikemukakan oleh as-Sayyid

asy-Syarif al-Jurjani dalam bukunya at-Ta’rifat, yaitu Hadist Qudsi dari segi

makna bersumber dari Allah Ta‟ala, dan dari segi redaksi bersumber dari susunan

Rasulullah saw. Hadist Qudsi merupakan sesuatu yang diberitakan Allah kepada

Rasul-Nya melalui ilham, atau dalam mimpi, kemudian Rasul saw menyampaikan

sesuatu itu dengan redaksi yang beliau susun sendiri. Karena itu alquran lebih

mulia dari Hadist Qudsi, sebab lafaz alquran termasuk yang diturunkan Allah.

Dengan demikian, Hadist Qudsi berbeda dengan alquran, karena turunnya

tidak lain kecuali dengan perantaraan ar-Ruh al-Amin (Jibril), dan harus dengan

lafaz yang turun dari al-Lauh al-Mahfuzh secara pasti. Dan juga Hadist Qudsi

berbeda dengan Hadist Nabi. Hadist Nabi, berakhir sanadnya kepada Rasul saw,

sedang Hadist Qudsi berlanjut sanadnya hingga kepada Allah Azza Wa Jalla.

Hadist-hadis Qudsi diperlakukan dari segi penghimpunannya, penelitian,

dan pentadwinannya sebagaimana perlakuan terhadap hadist-hadist secara umum.

Page 72: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

63

Karena itu, kitab-kitab hadist yang terpercaya merupakan satu-satunya sumber

baginya. 44

Dari celah-celah sumber-sumber ia ditemukan, sesuai dengan

penyusunan bab-babnya, ia tidak berbeda dengan hadist-hadist lain kecuali

kehadirannya sesuai dengan salah satu bentuk redaksi yang dikenal.

Pokok bahasan/isi kandungan Hadist-hadist Qudsi, pada dasarnya sangat

terbatas, karena jumlah hadist-hadist tersebut juga terbatas. Firman Ilahi yang

merupakan kandungan hadist-hadist tersebut mempunyai ciri khas tersendiri dan

uraian-urainnya nampak lebih sesuai dengan firman ilahi itu. Isi kandungan dan

pokok-pokok bahasan adalah bahwasanya Hadist-hadist Qudsi menjelaskan arti

sebenarnya dari Uluhiyyah (Ketuhanan) dan Ubudiyyah

(Pengabdian/Penghambaan diri kepada Allah) serta menguraikan batas-batasnya,

khususnya dalam bidang kepercayaan, ibadah, dan perilaku. Hadist- hadist

tersebut tidak berbicara tentang syariat, hukum, atau muamalat yang telah

ditanami pada tempatnya masing-masing oleh sumber ajaran agama selainnya,

yaitu Alquran dan Hadist-hadist Nabi saw.

Gaya bahasa Hadist Qudsi sesuai dengan kandungan dan pokok

bahasannya. Gaya bahasa ini memiliki ciri umum di mana ia banyak bertumpu

kepada redaksi-redaksi yang bersifat langsung, yakni dengan panggilan langsung

dari Allah swt kepada hamba-hamba-Nya atau berupa dialog antara Dia dengan

mereka untuk tujuan bimbingan dan hidayat atau bentuk-bentuk redaksi lain yang

mengeratkan hubungan antara al-Khaliq (Sang Pencipta) dengan hamba-hamba-

Nya

44

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 10.

Page 73: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

64

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Kalimat Efektif Dalam Objek Data

Pada bab II kami telah menjelaskan dan menyebutkan segala hal yang

berkaitan dengan kalimat efektif. Karena menurut peneliti setiap hadist qudsi yang

sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh setiap penerjemah memiliki

terjemahan yang berbeda dan ada pula yang maknanya berbeda, maka sangat

penting bagi masyarakat yang kurang memahami bahasa arab untuk mendalami

keislaman dan keimanan mereka. Kalimat efektiflah yang terpenting untuk

menyampaikan baik pesan, ide maupun informasi yang disampaikan oleh peneliti

untuk para pembaca agar dapat menerima pesan, ide maupun informasi secara

sempurna. Adapun pada bab III kami telah memaparkan biografi singkat

penerjemah dan gambaran umum kitab yang akan dianalisis penulis yaitu buku 40

Hadis Qudsi Pilihan. salah satu buku karya Ezeddin Ibrahim yang diterjemahkan

oleh Quraish Shihab. Setelah mengetahui lebih jauh dan menganalisis buku

tersebut, akhirnya kami menemukan adanya kalimat yang tidak efektif yang

disajikan oleh penerjemah. Oleh karena itu, peneliti memaparkan hasil analisis

buku tersebut dengan paparan sebagai berikut:

Page 74: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

65

Hadis 1

Dari Abu Hurairoh, semoga ridha Allah tercurah atasnya, beliau berkata:

Rasulullah bersabda: Ketika Allah menyelesaikan ciptaan, Dia memutuskan

dalam ketetapan-Nya atas diri-Nya, sehingga keputusan itu ada di sisi-Nya.

“Sesungguhnya rahmat-Ku akan mengatasi/mengalahkan amarah-Ku.”

Diriwayatkan oleh Muslim (demikian juga al-Bukhari, an-Nasa‟i dan Ibn

Majah).45

Analisis:

Terjemahan di atas tidak efektif dari segi pesan yang tidak diterjemahkan, yaitu

dalam kalimat “ الخلق الله خلق ”, penerjemah menerjemahkannya dengan Ketika

Allah menyelesaikan ciptaan. Dalam Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia kata

.bermakna menciptakan "خلق“46

Kemudian, pada terjemahan klausa “ في كتب

-yang diterjemahkan memutuskan dalam ketetapan-Nya. Dalam Kamus Al ”كتابه

Munawwir kata “كتب" bermakna menulis.47

Terdapat dua pesan yang tidak

45

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 24. 46

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1942), h. 393. 47

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia…, h. 1275.

Page 75: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

66

diterjemahkan yaitu menciptakan dan menulis. Pesan dari kalimat kedua sudah

dapat dipahami. Namun, ada kata yang harus dihilangkan, yaitu akan. Jika

dihilangkan, tidak akan mengubah isi pesan tersebut. Berikut terjemahan yang

sudah diperbaiki penulis:

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Ketika Allah

menciptakan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya ketetapan untuk diri

sendiri: Sungguh rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku.”

Hadis 2

Dari Abu Hurairoh, semoga ridha Allah tercurah atasnya, dari Nabi saw. Beliau

bersabda: Allah berfirman: “Aku didustakan putra Adam, sedang tidak wajar ia

melakukan itu, Aku dimaki sedang tidak wajar (pula) ia melakukan itu. Adapun

pendustaannya terhadap-Ku maka inilah ucapannya: “Dia (Allah) tidak akan

mengembalikanku (membangkitkan setelah mati) seperti halnya Dia memulaiku

(menghidupkanku semula),” adapun makiannya, maka ucapannya: “Allah

Page 76: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

67

mengangkat/memiliki anak,” sedang (sesungguhnya) Aku adalah Yang Maha Esa,

yang bergantung kepada-Ku segala sesuatu, Aku tidak beranak dan tidak pula

diperanakkan, dan tidak sesuatu pun yang setara dengan-Ku.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga an-Nasa’i).48

Analisis:

Terjemahan di atas tidak efektif dari segi Kontaminasi (Kerancuan) susunan kata

seperti pada Aku didustakan oleh putra Adam. Penempatan kata tersebut

susunannya tidak teratur, sehingga menjadi rancu. Terjemahan di atas pula sering

mengulang subjek seperti pada Aku adalah Yang Maha Esa, yang bergantung

kepada-Ku segala sesuatu. Ini menyebabkan bahasa menjadi tidak efisien dan

kalimatnya juga tidak efektif. Menurut peneliti terjemahannya akan efektif tanpa

mengulang subjek. Pada kata هلفقى penerjemah menerjemahkan dengan ucapannya,

memang benar bisa diterjemahkan dengan ucapan, namun menurut peneliti kata

ucapan tidak sesuai apabila digunakan dalam terjemahan hadist ini, kata ucapan

tidak baku/ formal, lebih sesuai digunakan dalam bahasa sehari-hari. Menurut

peneliti lebih sesuai diterjemahkan dengan perkataan. Sehingga terjemahannya

menjadi:

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi saw bersabda, Allah berfirman: Ibnu Adam (anak-

keturunan Adam/umat manusia) telah mendustakanku, sedangkan ia tidak wajar

melakukan itu, dan ia mencelaku sedangkan ia tidak wajar melakukan itu, adapun

kedustaannya padaku adalah perkataannnya (ibnu adam), “Dia tidak akan

48

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 26.

Page 77: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

68

membangkitkan aku kembali sebagaimana Dia menciptakanku (tidak

dibangkitkan setelah mati)”, adapun celaan mereka kepadaku adalah

perkataannya, “Allah memiliki seorang anak, (padahal) Aku adalah Ahad (Maha

Esa) Tempat memohon segala sesuatu, Aku tidak beranak dan tidak pula

diperankkan, tidak ada sesuatu apapun yang setara dengan-Ku.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (begitu juga oleh an-Nasa-i).

Hadis 3

.

Dari Zaid bin Khalid al-Juhani, semoga ridha Allah tercurah atasnya, dia

berkata: “Rasulullah saw. mengimami kami shalat subuh di Hudaibiyah,

setelah pada malamnya hujan turun. Seusai (shalat) beliau mengarah kepada

hadirin dan bersabda: “Tahukah kamu sekalian apa yang dikatakan Tuhan

(Pemelihara) kamu?” Mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih

Page 78: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

69

mengetahui.”Rasulullah menjelaskan: Allah befirman: “Pagi (ini) ada hamba-Ku

yang percaya pada-Ku lagi kafir. Adapun yang berkata: “Kami memperoleh

curahan hujan berdasarkan anugrah Allah dan rahmat-Nya,” maka itulah yang

percaya pada-Ku serta kafir terhadap bintang, sedangkan yang berkata: “Kami

memperoleh curahan hujan oleh bintang ini dan itu,” maka itulah yang kafir

pada-Ku dan percaya kepada bintang.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Malik dan an-Nasa’i).49

Analisis:

Pada kata “مؤمن" diterjemahkan percaya, menurut peneliti, penerjemah

menggunakan istilah yang hanya diterjemahkan tanpa mencari padanan yang

tepat. Istilah yang diterjemahkan kurang sesuai sehingga terjemahannya tidak

efektif. Karena terjemahan yang efektif menurut peneliti dapat mencari istilah

yang sepadan mungkin dalam Bsa. Istilah di atas lebih sepadan dengan beriman.

Kata salat dalam KBBI artinya rukun islam kedua berupa ibadah kepada Allah,

sedangkan penerjemah menerjemahkannya dengan shalat. Dalam KBBI penulisan

yang benar yaitu salat bukan shalat. Pada terjemahan di atas pula terlihat sangat

jelas, bahwa penerjemah sering kali mengulang kata kamu seperti pada Tahukah

kamu sekalian apa yang dikatakan Tuhan (Pemelihara) kamu?. Ini menjadikan

tidak efektifnya kalimat karena pemborosan kata, untuk menjadi efektif maka:

49

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 28.

Page 79: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

70

Dari Zaid bin Khalid al-Juhniy r.a. beliau berkata, Rasulullah saw mengimami

kami salat subuh di Hudaibiyah, pada malamnya hujan turun, setelah salat Nabi

saw menghadap kepada para sahabat, kemudian beliau bersabda, “Tahukah apa

yang telah difirmankan Tuhan kalian?”, para sahabat berkata, “Allah dan Rasul-

Nya lebih mengetahui,” Rasulullah saw bersabda, “Allah Subhanahu wa ta'ala

berfirman: Pagi ini ada sebagian hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada

yang kafir, adapun orang yang mengatakan, “kami telah dikaruniai hujan sebab

keutamaan Allah dan kasih sayang-Nya (rahmat-Nya), maka mereka itulah yang

beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang”; dan adapun yang berkata, “kami

telah dikaruniai hujan sebab bintang ini dan bintang itu, maka mereka itulah yang

kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang – bintang.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (begitu juga oleh an-Nasa-i).

Hadis 4

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, beliau berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman: “Putra Adam memaki masa, padahal

Aku adalah masa, dalam genggaman tangan-Ku, (pergantian) malam dan siang.”

Page 80: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

71

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Muslim).50

Analisis:

Pada terjemahan di atas tidak efektif karena faktor ketidaktepatan menggunakan

kata istilah. Pada kata “الذهر", penerjemah menerjemahkan masa. Terjemahan

tersebut memang memiliki banyak arti bisa usia, era, masa, jangka, dan waktu.

Namun, menurut penulis terjemahan yang lebih cocok adalah waktu. Kemudian

pada kata “بيذي", penerjemah menerjemahkan dengan tanganku, memang benar

artinya tangan, tetapi karena pemadanan yang tidak tepat menjadikannya kata

tersebut tidak efisien dalam penggunaan kata. Terjemahan di atas lebih sepadan

dengan kekuasaan-Ku. Sehingga menjadi terjemahan:

Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman:

“Anak – anak adam (umat manusia) mengecam waktu, dan aku adalah (Pemilik)

waktu, dalam kekuasaanku siang dan malam.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (begitu juga Muslim).

50

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 30.

Page 81: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

72

Hadis 7

.

Dari Uqbah ibn Amir, semoga ridha Allah tercurah atasnya, beliau berkata: Aku

mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tuhanmu kagum terhadap seorang

pengembala kambing, di belahan puncak sebuah gunung. Ia azan untuk shalat

kemudian melaksanakannya (shalat). Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung

befirman: “Lihatlah kepada hamba-Ku ini, ia azan kemudian melaksanakan

shalat (dengan sempurna) ia takut kepada-Ku, Aku telah mengampuni hamba-Ku

dan Aku (pasti) masukkan ia ke dalam surga.”

Diriwayatkan oleh an-Nasa’i dengan sanad yang shahih. 51

Analisis:

Dalam terjemahan di atas terdapat ketidakefektifan kalimat yaitu, kesalahan

pesan. Yang dimaksud kesalahan pesan adalah kalimat yang diterjemahkan terlalu

51

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 38.

Page 82: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

73

bertele-tele sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Pada kalimat Ia azan untuk

shalat kemudian melaksanakannya (shalat). Menurut kami, terjemahan tersebut

tidak efektif karena bertele-tele. Pemakaian diksi melaksanakan dianggap kurang

tepat. Seharusnya hal yang berkaitan seperti ibadah menggunakan kata

menunaikan. Agar terjemahan tersebut menjadi kalimat efektif maka

terjemahannya:

Dari Uqbah bin Amir r.a. beliau berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda:

“Tuhanmu kagum terhadap seorang pengembala kambing yang berada di atas

gunung. Ia mengumandangkan azan dan menunaikan salat, kemudian Allah „azza

wa jalla berfirman, “Lihatlah hambaku ini, dia mengumandangkan azan dan

menunaikan salat karena takut kepada-Ku, maka sungguh Aku telah mengampuni

hambaku ini, dan Aku akan memasukkannya ke dalam surga.”

Diriwayatkan oleh an – Nasa‟i dengan sanad yang shahih.

Hadis 10

.

Page 83: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

74

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, bahwasanya

Rasulullah saw. bersabda: Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman:

“Puasa untuk-Ku dan Aku pula yang memberi ganjaran untuk itu. (Yang

berpuasa) mengabaikan dorongan nafsu (sexualnya), makan dan minumnya demi

untuk-Ku.” Puasa adalah perisai, yang berpuasa memperoleh dua kegembiraan.

Kegembiraan (pertama) ketika ia berbuka, dan kegembiraan (kedua) ketika ia

menemui Tuhannya. (Demi Tuhan) perubahan bau mulut seorang yang berpuasa

lebih baik (harum) di sisi Tuhan daripada bau parfum.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Muslim, Malik, at-Tirmidzi, an-

Nasa’i dan Ibn Majah). 52

Analisis:

Terjemahan di atas tidak efektif karena ketidaktepatan menggunakan kata istilah.

Pada kata “شهىته", penerjemah menerjemahkan dengan dorongan nafsu sexualnya.

Menurut peneliti, kata tersebut cukup diterjemahkan dengan syahwatnya saja,

karena dengan menerjemahkan syahwat pembaca bisa langsung mengerti

maknanya. Kemudian pada kata “فرحة", penerjemah menerjemahkan dengan

kegembiraan. Menurut KBBI, arti dari gembira adalah kesenangan hati; perasaan

senang (bangga) yang menimbulkan kegiatan. Namun, menurut peneliti

terjemahan tersebut kurang sesuai, dan lebih sesuai dengan kebahagiaan. Karena

menurut KBBI, arti dari bahagia adalah keadaan atau perasaan kesenangan dan

52

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 46.

Page 84: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

75

ketentraman hidup (lahir batin), bebas dari segala yang menyusahkan, dunia

akhirat. Sehingga terjemahan yang benar sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi saw bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman: “Puasa

untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan ganjaran puasa, disebabkan seseorang

menahan syahwat, makan serta minum karena-Ku. Puasa itu adalah perisai, bagi

orang yang berpuasa dua kebahagiaan, yaitu kebahagian ketika berbuka dan

kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Bau mulut orang yang berpuasa

lebih harum di sisi Allah daripada parfum.”

Hadis riwayat al-Bukhari, (begitu juga oleh imam Muslim, Imam Malik,

Tirmidzi, dan an-Nasa‟i serta Ibnu Majah).

Hadis 15

.

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, beliau berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Allah Yang Maha Tinggi, berfirman: “(Perlakuan)

Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku terhadap-Ku.” Aku bersamanya apabila ia

Page 85: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

76

menyebut (nama)-Ku. Apabila dia menyebut-Ku di dalam dirinya (hatinya), Aku

menyebutnya di dalam diri-Ku. Apabila ia menyebut-Ku di hadapan khalayak,

Aku menyebutnya di hadapan khalayak yang lebih baik dari khalayak itu. Apabila

ia mendekat kepada-Ku sejangkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia

mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia

datang kepada-Ku berjalan perlahan, Aku datang kepadanya dengan berjalan

cepat (berlari).

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Muslim, at-Tirmidzi, dan Ibn

Majah).53

Analisis:

Salah satu ciri dari kalimat efektif adalah penghematan kata yang digunakan

penerjemah, dengan garis besar yang terpenting adalah pesan dari penulis Tsu

dapat diterima pembaca dengan baik dan sempurna. Namun, dalam terjemahan di

atas justru kami menemukan banyak sekali pengulangan kata Aku, yang terdapat

pada kalimat Aku sesuai dengan dugaan hamba-Ku terhadap-Ku. Pada

terjemahan di atas juga terdapat kasus ketidaktepatan menggunakan istilah kata

pada “ظن" yang diterjemahkan dugaan. Menurut kami, agar terjemahan di atas

menjadi kalimat yang efektif, maka kata yang lebih cocok adalah prasangka.

Maka perbaikan dari kasus terjemahan di atas yaitu:

53

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 60.

Page 86: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

77

Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata, Rasulullah bersabda, Allah Subhanahu wa

ta'ala befirman: “Aku adalah sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku

bersamanya apabila ia mengingatku. Apabila dia menyebut-Ku di dalam dirinya

(hatinya), Aku menyebutnya di dalam diri-Ku. Apabila ia menyebut-Ku di

hadapan khalayak, Aku menyebutnya di hadapan khalayak yang lebih baik dari

khalayak itu. Jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya

sehasta. Jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya satu

depa, dan jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan

berjalan cepat.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari, (begitu juga oleh Imam Muslim, Imam

Tirmidzi, dan Imam Ibnu Majah).

Hadis 16

.

Dari Ibn Abbas, semoga ridha Allah tercurah atasnya dan atas ayahnya, dari

Rasulullah saw, sebagaimana beliau riwayatkan dari Tuhannya Yang Maha

Page 87: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

78

Mulia lagi Maha Agung, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah

menetapkan kebajikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut. Maka

barang siapa yang bermaksud melakukan kebajikan tetapi ia tidak jadi

melakukannya, Allah menulisnya untuk yang bermaksud itu di sisi-Nya satu

(ganjaran) kebaikan yang sempurna, dan apabila ia bermaksud lalu

dilakukannya, Allah menulis untuknya di sisi-Nya sepuluh kebajikan sampai tujuh

ratus kali lipat, bahkan keberlipatan ganda yang banyak. Dan barang siapa

bermaksud melakukan kejahatan, tetapi ia tidak mengerjakannya, Allah menulis

untuknya di sisi-Nya satu (ganjaran) kebaikan yang sempurna, dan apabila ia

bermaksud lalu dilakukannya, Allah menulis untuknya satu (balasan) keburukan

(saja).”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.54

Analisis:

Terjemahan di atas dikatakan tidak efektif, karena penempatan kata dan yang

tidak tepat, seperti pada Dan barang siapa bermaksud melakukan kejahatan,

tetapi ia tidak mengerjakannya. Kata dan seharusnya diterapkan bukan di awal

kalimat, karena kata dan merupakan konjungsi (penghubung) antar kata dalam

kalimat, bukan penghubung antar kalimat. Adapun penghubung antar kalimat

seperti kata meskipun, walaupun, oleh karena itu, dan lain sebagainya. Kemudian

peneliti menemukan kalimat yang bertele-tele yaitu pada Maka barang siapa yang

bermaksud melakukan kebajikan tetapi ia tidak jadi melakukannya, Allah

54

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 62.

Page 88: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

79

menulisnya untuk yang bermaksud itu di sisi-Nya satu (ganjaran) kebaikan yang

sempurna. Maka perbaikan terjemahan tersebut adalah:

Diriwayatkan oleh Ibn 'Abbas r.a. dari Nabi saw, Sungguh Allah menetapkan

semua kebaikan dan keburukan. Siapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia

tidak melakukannya, Allah menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna

untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Allah

menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya.

Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan,lalu dia tidak melakukannya, Allah

menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia

berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Allah menulis satu

keburukan saja.

Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Hadis 19

.

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, beliau berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman: “Kebesaran adalah pakaian-Ku,

keagungan adalah sarung-Ku, siapa pun yang menyaingi (Aku pada salah satu

dari keduanya), pasti Ku lempar ia ke neraka.”

Page 89: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

80

Diriwayatkan oleh Abu Daud (demikian juga Ibn Majah dan Ahmad) dengan

sanad-sanad yang shahih.55

Analisis:

Pada terjemahan di atas terdapat pesan yang tidak diterjemahkan yaitu

kata“الكبرياء" yang bermakna Kesombongan. Dalam Kamus Al-Munawwir “الكبرياء"

bermakna Kesombongan.56

Tetapi di sini penerjemah menerjemahkannya dengan

Kebesaran. Dalam bahasa Arab كبر memang memiliki arti besar, tetapi dalam

pembahasan terjemahan di atas lebih pas diterjemahkan dengan Kesombongan.

Perbaikan dari terjemahan tersebut yaitu:

Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, “Allah 'Azza wa

Jalla berfirman: “Kesombongan adalah pakaian-Ku, Keagungan adalah sarung-

Ku, barangsiapa menyaingi-Ku dalam salah satu dari kedua hal tersebut, maka

akan aku lemparkan dia ke neraka”

Hadis diriwayatkan oleh Abu Dawud, (begitu juga oleh Ibn Majah dan Imam

Ahmad) dengan sanad yang shahih.

Hadis 20

55

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 74. 56

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia…, h. 1271.

Page 90: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

81

د

Dari Abu Hurairah, semoga Allah tercurah atasnya, Rasulullah saw. bersabda:

“Dibuka pintu-pintu surga pada hari Senin dan hari Kamis, (ketika itu) diampuni

setiap hamba yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali (yang

tidak diampuni) seorang yang terdapat (dalam hatinya) permusuhan terhadap

saudaranya (seagama). (Menyakut mereka) akan dikatakan (oleh Allah):

Tangguhkan (pengampunan) terhadap kedua orang ini sampai mereka berdamai.

Tangguhkan (pengampunan) terhadap kedua orang ini sampai mereka

berdamai.”

Diriwayatkan oleh Muslim (demikian juga Malik dan Abu Daud).57

Analisis:

Kalimat di atas menjadi rancu dan tidak efektif karena terdapat hiponim hari

terhadap Senin dan Kamis. Jadi, tanpa menyebutkan hari, pesan yang hendak

disampaikan sudah dapat diterima. Pada kalimat tangguhkan terhadap kedua

orang ini sampai mereka berdamai menurut kami kalimat tersebut terlalu bertele-

tele, padahal dengan menerjemahkan seperti tanggukanlah hingga keduanya

57

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 76.

Page 91: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

82

berdamai lebih efektif dan mudah dipahami pembaca karena kata yang

dihilangkan tidak akan merubah isi pesan. Kalimat di atas seharusnya:

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda: “Pintu – pintu surga dibuka pada

Senin dan Kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak menyekutukan

Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang yang terdapat dalam hatinya

permusuhan terhadap saudaranya, maka dikatakan kepadanya, Tanggukan

(pengampunan) hingga keduanya berdamai, Tanggukan (pengampunan) hingga

keduanya berdamai, Tanggukan (pengampunan) hingga keduanya berdamai.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim, (begitu juga oleh Imam Malik dan Abu

Daud).

Hadis 21

.

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, dari Rasulullah saw.

bersabda: Allah Yang Maha Tinggi berfirman: “Tiga menjadi seteru-Ku pada

hari kiamat, seorang yang berjanji atas nama-Ku kemudian mengingkarinya, dan

seorang yang menjual seorang merdeka kemudian ia makan (gunakan) harganya,

serta seorang yang memperkerjakan seorang buruh, setelah (sang buruh)

menyempurnakan (tugasnya) ia tidak memberikan upahnya.”

Page 92: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

83

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Ibn Majah dan Ahmad).58

Analisis:

Terjemahan di atas tidak efektif dari segi ketidaktepatan menggunakan kata

istilah, yaitu pada kata “أجيرا", penerjemah menerjemahkan dengan buruh.

Menurut peneliti kata buruh kurang cocok. Kata yang lebih cocok yaitu pekerja.

Dalam KBBI buruh memang memiliki arti pekerja, namun kata buruh kurang

sesuai jika disandingkan dengan pembahasan hadis ini. Sehingga terjemahan

perbaikannya yaitu:

Dari Abu Hurairah r.a. Nabi saw bersabda, Allah Ta'ala berfirman: “Tiga menjadi

seteru-Ku pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas namaku lalu

mengingkarinya, seseorang yang menjual orang yang telah merdeka lalu

memakan (uang dari) harganya, dan seseorang yang mempekerjakan pekerja

kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari (begitu juga Imam Ibnu Majah dan Imam

Ahmad).

Hadis 23

.

58

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 78.

Page 93: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

84

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, beliau berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah befirman pada hari Kiamat: “Di

manakah orang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku? Hari ini Ku-

naungi mereka di bawah naungan-Ku di mana hari tiada naungan kecuali

naungan-Ku.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Malik).59

Analisis:

Pada terjemahan di atas, penerjemah menerjemahkan kata “إن” dengan

sesungguhnya. Menurut peneliti, kata sesungguhnya kurang efektif, yang efektif

yaitu sungguh. Karena peneliti sering melihat hasil terjemahan dari penerjemah

tersumpah kata sesungguhnya diganti dengan sungguh. Oleh karena itu

penerjemahan yang sesuai yaitu:

Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata, Rasulullah saw bersabda, Sungguh Allah

berfirman pada hari kiamat: “Di manakah orang – orang yang saling mencintai

karena-Ku, di hari ini (kiamat) aku menaungi mereka dalam naunganku, di mana

tidak ada naungan kecuali naunganku.”

Hadis riwayat Bukhari, (begitu juga diriwayatkan oleh Imam Malik).

Hadis 26

59

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 82.

Page 94: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

85

.

ن

Dari Abu Umamah, semoga Allah tercurah atasnya, Rasulullah saw. bersabda:

Allah berfirman: “Sesungguhnya yang paling Ku-kagumi di sisi-Ku di antara

orang-orang yang dekat kepada-Ku adalah mukmin yang sedikit harta dan

anaknya, memiliki bagian (yang banyak) dari shalat, (melaksanakan banyak

shalat), baik dalam beribadah kepada Tuhannya, ia menaati-Nya dalam

kerahasiaan dan ia tidak popoler di kalangan masyarakat, tidak ditunjuk oleh

jari-jari (bukan seorang tokoh), rezekinya seadanya, namun ia tabah menghadapi

cobaan itu”. Rasulullah saw. kemudian bersabda: “Dipercepat kematiannya,

sedikit yang menangisinya, sedikit pula warisannya.”

Diriwayatkan oleh at-Tarmidzi (demikian juga Ibn Majah) dengan sanad

Hasan.60

Analisis:

60

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 90.

Page 95: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

86

Pemakaian kopula adalah sebaiknya diganti dengan yaitu, karena kopula adalah

dipakai untuk memberikan suatu pengertian. Seperti pada kalimat Sesungguhnya

yang paling Ku-kagumi di sisi-Ku di antara orang-orang yang dekat kepada-Ku

adalah mukmin yang sedikit harta dan anaknya. Kemudian ada pula kasus pesan

yang tidak diterjemahkan yaitu pada kata “الحار" yang diterjemahkan sedikit harta

dan anak. Dalam Kamus Al-Munawwir kata “الحار" bermakna miskin.61

Frasa dari

sedikit harta memang bisa diartikan miskin juga, tetapi agar mempermudah

pembaca dalam menangkap pesan, peneliti akan lebih menghemat dalam

penggunaan kata-kata. Sehingga terjemahan hadis di atas menjadi:

Dari Abu Umamah r.a. Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman: “Sungguh yang

paling Ku-kagumi di sisi-Ku di antara orang-orang yang dekat kepada-Ku yaitu

mukmin yang miskin, memiliki bagian (yang banyak) dari salat, baik dalam

beribadah kepada Tuhannya, ia menaati-Nya dalam kerahasiaan dan ia tidak

popoler di kalangan masyarakat, tidak ditunjuk oleh jari-jari (bukan seorang

tokoh), rezekinya seadanya, namun ia tabah menghadapi cobaan itu”. Rasulullah

saw. kemudian bersabda: “Dipercepat kematiannya, sedikit yang menangisinya,

sedikit pula warisannya.”

Diriwayatkan oleh at-Tarmidzi (begitu juga Ibn Majah) dengan sanad Hasan.

Hadis 28

61

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia…, h. 331.

Page 96: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

87

.

Dari Jundub semoga ridha Allah tercurah atasnya, bahwasanya Rasul Allah saw.

menyampaikan bahwasanya: Ada seorang berkata: “Demi Tuhan Allah tidak

akan mengampuni si Anu.” Sesungguhnya (sabda Rasul saw. lebih jauh) Allah

berfirman: “Siapa itu yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak

mengampuni si Anu, sesungguhnya Aku telah mengampuni si Anu dan Aku

batalkan amalmu.”

Diriwayatkan oleh Muslim.62

Analisis:

Kevariasian kalimat adalah salah satu ciri kalimat efektif agar tidak menimbulkan

kebosanan pada pembaca Salah satu faktor ketidakefektifan kalimat yaitu

kevariasian. Pada kalimat di atas yang telah diterjemahkan M. Quraish Shihab,

terdapat kalimat yang kurang bervariasi. Menurut peneliti kalimat yang kurang

variatif yaitu pada kalimat Demi Tuhan Allah tidak akan mengampuni si Anu.

Selain tidak variatif, kalimat di atas juga tidak hemat terjadi pemborosan kalimat.

Seharusnya sesudah kata Tuhan diberi tanda koma (,) agar kalimat tersebut

62

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 104.

Page 97: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

88

menjadi jelas untuk dibaca. Kemudian pada kata anu, sebaiknya penerjemah

menggunakan kata fulan. Sehingga terjemahannya menjadi:

Diriwayatkan dari Jundub r.a. Rasulullah saw menyampaikan bahwa seseorang

berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan,” dan sungguh Allah

Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Siapakah yang telah bersumpah dengan nama-

Ku, bahwa aku tidak akan mengampuni fulan, sungguh aku mengampuni fulan,

dan Aku membatalkan amal-amalmu.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Hadis 35

.

.

Dari Abu Hurairah, semoga ridha Allah tercurah atasnya, bahwasanya Rasul

Allah saw. bersabda: “Tuhan Yang Maha Suci Lagi Maha Agung, setiap malam

“turun” ke langit dunia, yaitu ketika malam tinggal sepertiganya yang terakhir.

Page 98: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

89

Ketika itu Dia berfirman: “Siapakah yang ingin berdoa kepada-Ku, nisyaya akan

Ku-kabulkan untuknya. Siapakah yang (ingin) bermohon kepada-Ku, niscaya

akan Ku-kabulkan permintaannya. Siapakah yang akan memohon ampunan-Ku,

niscaya akan Ku-ampuni.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (demikian juga Muslim, Malik, at-Tirmidzi dan Abu

Daud). 63

Dalam riwayat muslim ada tambahan: “Dia akan terus-menerus demikian, sampai

fajar bercahaya (terbit).”

Analisis:

Menurut peneliti terjemahan tersebut dikatakan tidak efektif karena adanya kata

yang, seperti pada kalimat Siapakah yang ingin berdoa kepada-Ku. Seharusnya

Barangsiapa berdoa kepada-Ku. Kalimat di atas dapat diperbaiki dengan

menghilangkan pewatas yang karena antara subjek dan predikat tidak boleh

disisipi dengan kata lain. Jadi, kata yang sebaiknya dihilangkan agar tidak terjadi

pemborosan kalimat. Pada kalimat di atas juga terdapat kalimat yang kurang

variasi sesudah frasa langit dunia seharusnya menghilangkan kata yaitu dan koma

(,). Pada terjemahan di atas juga terdapat pemborosan kalimat pada Tuhan Yang

Maha Suci Lagi Maha Agung, setiap malam “turun” ke langit dunia, yaitu ketika

malam tinggal sepertiganya yang terakhir dan dia akan terus-menerus demikian,

sampai fajar berahaya. Kalimat tersebut sangat bertele-tele sehingga

63

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 112.

Page 99: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

90

menimbulkan ketidakefektifan kalimat. Agar efektif terjemahan tersebut

diperbaiki menjadi:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda: “Tuhan kita Yang

Maha Suci lagi Maha Agung setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga

malam terakhir, kemudian berfirman, “Barangsiapa berdoa kepada-Ku, akan Aku

kabulkan, dan barangsiapa meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri, dan

barangsiapa memohon ampunan-Ku, maka Aku ampuni.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari, (begitu juga oleh Imam Muslim, Imam

Malik, Imam Tirmidzi dan Abu Daud).

Dalam riwayat Muslim, dengan tambahan: Allah turun (di langit dunia) hingga

terbitnya fajar.

Hadis 39

Dari Abu Said al-Khudriy, semoga Allah tercurah atasnya, dari Nabi saw.

bersabda: “Surga dan neraka saling berdalil (menunjukkan kelebihannya).

Neraka berkata: “Di dalamku berada orang-orang yang angkuh dan sombong.”

Page 100: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

91

Surga berkata: “Di dalamku terdapat orang-orang-orang lemah dan miskin.”

Allah memutuskan antara keduanya: “Sesungguhnya engkau hai surga adalah

rahmat-Ku, Aku merahmati denganmu siapa yang Ku-kehendaki, dan engkau hai

neraka adalah siksa-Ku, Aku menyiksa denganmu siapa yang Ku-kehendaki.

Masing-masing Aku jamin untuk Ku-penuhkan.”

Diriwayatkan oleh Muslim (demikian juga al-Bukhari dan at-Tirmidzi).64

Analisis:

Pada terjemahan di atas terdapat kasus pesan yang tidak diterjemahkan yaitu pada

kata “الجبارون" yang diterjemahkan oleh penerjemah dengan angkuh. Dalam

Kamus Al-Munawwir “الجبارون" bermakna perkasa, bertindak sewenang-wenang.

Oleh sebab itu, penerjemahan yang tepat yaitu:

Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khudri r.a. Rasulullah saw bersabda: “Surga dan

neraka berdebat, kemudian neraka berkata: “Aku dimasuki orang-orang yang suka

bertindak sewenang-wenang dan sombong”, dan surga berkata, “Bagianku orang-

orang yang lemah (dhu'afa) dan orang-orang miskin”, maka Allah memberi

keputusan diantara mereka, “Sungguh engkau surga adalah kasih sayang-Ku,

denganmu Aku kasihi siapa saja yang Aku kehendaki, dan engkau neraka adalah

azab-Ku, dengamu Aku mengazab siapa saja yang Aku kehendaki, dan bagi kamu

berdua, Akulah yang menentukan isinya.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim, (begitu juga oleh Imam Bukhari dan

Imam Tirmidzi).

64

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 128.

Page 101: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

92

Hadis 40

.

Dari (sahabat Nabi saw) Abu Said al-Khudri, semoga ridha Allah tercurah

atasnya, ia berkata, Nabi saw bersabda: Sesungguhnya Allah akan berfirman

kepada penghuni surga: “Wahai penghuni surga”, mereka menyambut dengan

berkata: “Kami perkenankan panggilan-Mu (wahai) Tuhan Pemelihara kami,

sedang kami berada dalam naungan kebahagiaan yang bersumber dari-Mu,

kebajikan berada dalam genggaman-Mu.” Dia (Allah) berfirman: “Apakah

kalian telah ridha (puas)?” Mereka menjawab: “Betapa kami tidak puas, Engkau

telah menganugerahkan kepada kami apa yang Engkau tidak anugerahkan

kepada seorang pum dari makhluk-Mu.” Maka Allah befirman: “Maukah kalian

Aku anugerahkan yang lebih baik dari ini?” Mereka bertanya: “Wahai Tuhan

Page 102: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

93

Pemelihara, dan apa pula yang lebih baik dari itu?” Allah befirman:”Akan

Aku…….ridha-Ku pada kalian, sehingga Aku sekali-kali tidak akan murka atas

kalian sesudah itu.”

Diriwayatkan oleh Bukhari (demikian juga Muslim dan at-Tirmidzi).65

Analisis:

Salah satu ciri ketidakefektifan kalimat yaitu Ambiguitas. Kalimat yang

memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak

termasuk kalimat yang efektif. Seperti pada kalimat Betapa kami tidak puas. Yang

pertama kali diartikan oleh pembaca pasti mereka sangat tidak puas berada di

surga, padahal yang di maksud penerjemah pasti apa lagi yang membuat kami

tidak puas yang memiliki makna mereka penghuni surga sangat puas berada di

surga. Perlu diingatkan kembali sebagai penerjemah kita harus pandai dalam

memilih kata yang tepat dan sepadan agar terciptanya terjemahan yang

berkualitas. Dan juga agar pesan yang disampaikan oleh penerjemah sampai

kepada pembaca agar pembaca mudah memahaminya. Pada KBBI kata ridha

tidak memiliki arti, yang benar cara penulisannya yaitu rida. Sehingga

terjemahannya menjadi:

Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khudri r.a. beliau berkata, Rasulullah bersabda:

sungguh Allah berfirman (kepada semua penduduk surga): “Wahai para penghuni

surga,” mereka menjawab, “Kami datang memenuhi panggilanmu wahai Tuhan

65

Ezzeddin Ibrahim, 40 Hadist Qudsi Pilihan…, h. 130.

Page 103: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

94

kami dan kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu”, Allah berfirman, “Apakah kalian

rida/puas (terhadap segala nikmat-Ku)?”, mereka menjawab, “Apalagi yang

membuat kami tidak rida wahai Tuhanku, sedangkan Engkau telah memberikan

nikmat yang tidak pernah Engkau berikan kepada orang lain dari makhlukm.”

kemudian Allah berfirman, “Maukah kalian Aku berikan nikmat yang lebih baik

dari itu semua?”, mereka menjawab, “Wahai Tuhanku, nikmat yang mana lagikah

yang lebih utama dari nikmat itu semua?”, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

“Aku melimpahkan kepadamu keridhoan-Ku, maka tidak akan ada lagi

kemurkaan-Ku pada kalian setelah ini, selamanya.”

Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari (begitu juga oleh Imam Muslim dan

Imam Tirmidzi).

Page 104: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

95

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan 40

Hadits Qudsi Pilihan, maka kami menyimpulkan bahwa terjemahan yang baik dan

terjemahannya berkualitas adalah jika terjemahannya menggunakan kalimat

efektif. Kalimat efektif sangat penting sekali untuk para penerjemah, karena tanpa

adanya kalimat efektif sebuah terjemahan yang diterjemahkan oleh penerjemah-

penerjemah tersumpah sekalipun akan tidak terlihat menjadi terjemahan yang

berkualitas. Menurut peneliti, penerjemah menerjemahkan dengan menggunakan

metode terjemahan secara harfiah sehingga setelah menganalisis peneliti

mendapatkan 12 kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan pembaca

untuk menangkap pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat. Di antara

kasus tersebut adalah: (1) ambiguitas; (2) pemborosan kata; (3) ketidak variasian;

(4) kontiminasi atau kerancuan; (5) ketidak tepatan menggunakan kata istilah; (6)

kesalahan pesan; (7) pesan yang tidak diterjemahkan; (8) kalimat yang bertele-tele

(9) adanya kalimat yang tidak logis; (10) adanya ketidakefisien penggunaan kata;

(11) pemadanan yang tidak tepat; (12) penambahan yang tidak perlu.

Page 105: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

96

Keefektifan kalimat sangat ditentukan oleh kesepadanan struktur,

keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,

kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.Sedangkan kebakuan suatu kalimat

sangat ditentukan oleh struktur kalimat yang lengkap, pilihan kata yang

digunakannya tepat dan sesuai, menggunakan ejaan yang benar dan struktur

kalimatnya benar, logis, dan lancar.

B. SARAN

Setelah menganalisis objek data dan menyimpulkannya, saran dari peneliti

sebagai berikut:

1. Penerjemah memperhatikan pemadanan teks yang sesuai bahasa sasaran

sehingga bisa menunjukkan kalimat yang efektif dan mudah dipahami bagi

pembaca teks.

2. Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis,

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah.

3. Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah

karya tulis, sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari

karya aslinya.

4. Seorang penerjemah harus memahami perlu tidaknya penyesuaian struktur

untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan mengefektifkan

penerjemahan, pemahaman makna tanda baca agar ,aksud Bsu

Page 106: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

97

tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat, dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir.

5. Seorang penerjemah ketika menerjemahkan sebuah teks sumber, haruslah

sanggup mewakili pikiran teks sumber secara tepat.

Peneliti sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu

kritik dan saran sangat dibutuhkan, agar menjadi gambaran serta kaca

perbandingan di hari mendatang dan dijadikan sebagai pedoman untuk

menganalisa kitab-kitab yang lain.

Page 107: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

98

DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2011.

Arifin, Zaenal. E dkk. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Akademika Presindo. 2010.

Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

1994.

Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar IV. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

1995.

Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat Fungsi, Katagori, dan Peran. Bandung: Refika

Aditama. 2007.

Putrayasa Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: Refika

Aditama. 2007.

Broto, A. S. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar

Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrasif. Jakarta: Bulan Bintang. 1980.

Chaer, Abdul. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

2009.

Hidayatullah, Moch Syarif. Cakrawala Linguistik Arab. Tangerang: Alkitabah. 2012.

Hidayatullah, Moch Syarif dan Abdullah. Pengantar Linguistik Bahasa Arab. Jakarta:

UIN Syarif

Hidayatullah. 2010.

Ibrahim, Ezzeddin. 40 Hadist Qudsi Pilihan. Jakarta: Lentera Hati. 2002.

Khairah, Miftahul dkk. Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta:

Bumi Aksara. 2014.

Machali, Rochayah. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo. 2000.

Mahsun. Metodologi Penelitian Bahasa. Jakarta: Grafindo. 2013.

Muhammad. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Armuz Media. 2011.

Page 108: KALIMAT EFEKTIF DALAM TERJEMAHAN 40 HADITS QUDSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30389/3/ZIRLY... · Tak ada untaian kata yang keluar, ... tanda tanya, atau

99

Muthalib, Abdul dkk. Tata Bahasa Mandar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. 1992.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1982.

Ramlan, M. Ilmu Bahasa Indonesia “Sintaksis”. Yogyakarta: CV Karyono. 1983.

Slamet, Imam Santoso. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius. 1990.

Sarosa. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks. 2012.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Kalam di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2010.

Shihab, Quraish. M. Menabur Pesan Ilahi Al-Quran dan Dinamika Kehidupan

Masyarakat. Jakarta: Lentera Hati. 2006.

Shihab, Quraish. M. Wawasan Al- Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat.

Bandung: Mizan Pustaka. 2007.

Sudarnoto, A. Rahman Eman. Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan

Tinggi. Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah. 1986. cetakan 1.

Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Kompas Gramedia.

2009.

Suhardi, Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

2013.

Syihabbudin. Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek). Bandung: Humaniora.

2005.

Walija. Bahasa Indonesia Komrehensif. Jakarta: Penebar Aksara. 1996.

Sumber dari Internet:

Ahmad, D. Biografi M. Quraish Shihab dan Tafsir Al-Misbah, artikel diakses

pada 09 September 2015 dari digilib.uinsby.ac.id/7245/3/bab%202.pdf.

M. Quraish Shihab dan Pemikirannya tentang Jilbab, artikel diakses pada 09 September

2015 dari http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/35/jtptiain-gdl-s1-

2006-sriwulanda-1727-1101004_-3.pdf.

Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah tentang Ayat- Ayat

Miskin, artikel diakses pada 09 September 2015 dari

eprints.walisongo.ac.id/294/4/084211018_Bab3.pdf.