KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

104
KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN FATH AL-MU’ÎN Studi Kasus Bab “Shalat” dan “Adzan” Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh: M. KHOAS RUDIN SODIK 107024002801 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

Page 1: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

FATH AL-MUrsquoIcircN

Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (SS)

Oleh

M KHOAS RUDIN SODIK

107024002801

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

ii

KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

FATH AL-MUrsquoIcircN

Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (SS)

Oleh

Muh Khoas Rudin Sodik

NIM 107024002801

Pembimbing

Dr Abdullah MAg

NIP 196108251993031002

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

NIM 107024002801

iv

v

ABSTRAK

M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku

Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas

fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun

muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath

Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil

terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit

berpengaruh terhada pemahaman pembaca

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan

keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan

kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian

ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data

kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat

efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk

pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen

yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa

Indonesia

Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode

terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang

tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya

kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya

ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan

(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang

vi

tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada

kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)

Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah

memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 2: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

ii

KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

FATH AL-MUrsquoIcircN

Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sastra (SS)

Oleh

Muh Khoas Rudin Sodik

NIM 107024002801

Pembimbing

Dr Abdullah MAg

NIP 196108251993031002

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

NIM 107024002801

iv

v

ABSTRAK

M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku

Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas

fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun

muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath

Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil

terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit

berpengaruh terhada pemahaman pembaca

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan

keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan

kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian

ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data

kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat

efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk

pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen

yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa

Indonesia

Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode

terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang

tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya

kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya

ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan

(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang

vi

tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada

kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)

Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah

memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 3: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa

1 Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

NIM 107024002801

iv

v

ABSTRAK

M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku

Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas

fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun

muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath

Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil

terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit

berpengaruh terhada pemahaman pembaca

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan

keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan

kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian

ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data

kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat

efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk

pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen

yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa

Indonesia

Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode

terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang

tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya

kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya

ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan

(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang

vi

tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada

kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)

Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah

memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 4: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

iv

v

ABSTRAK

M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku

Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas

fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun

muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath

Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil

terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit

berpengaruh terhada pemahaman pembaca

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan

keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan

kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian

ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data

kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat

efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk

pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen

yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa

Indonesia

Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode

terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang

tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya

kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya

ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan

(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang

vi

tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada

kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)

Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah

memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 5: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

v

ABSTRAK

M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku

Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan

Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta 2011

Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas

fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun

muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath

Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil

terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit

berpengaruh terhada pemahaman pembaca

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan

keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan

kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian

ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data

kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat

efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk

pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen

yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa

Indonesia

Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode

terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang

tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya

kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya

ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan

(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang

vi

tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada

kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)

Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah

memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 6: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

vi

tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada

kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)

Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis

terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah

memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 7: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini

bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah

pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke

Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke

Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad

SAW

Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas

terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang

sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca

mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah

bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami

haturkan kepada

1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah

meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi

3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang

telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam

mempercepat proses kelulusan kuliah

4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof

Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad

Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi

MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-

persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada

para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang

Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 8: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

viii

5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas layanan buku-bukunya

6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang

tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan

dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal

7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang

telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya

8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa

Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis

dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa

Arab

9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada

Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu

10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH

Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada

Penulis

11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat

ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha

Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur

Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi

buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata

ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan

seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun

tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda

tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan

ribuan terima kasih

12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima

dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda

tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 9: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

ix

13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang

berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup

karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai

Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali

ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai

ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya

dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua

Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih

baik lagi

Jakarta

M Khoas Rudin Sodik

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 10: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

x

DAFTAR ISI

LEMBARPERNYATAAN iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv

ABSTRAK v

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii

Bab I Pendahuluan 1

A Latar Belakang Masalah 1

B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

D Tinjauan Pustaka 7

E Metodologi Penelitian 7

F Sistematika Penulisan 8

Bab II KERANGKA TEORI 10

A Teori Tentang Penerjemahan 10

1 Pengertian Penerjemahan 10

2 Proses Penerjemahan 12

3 Metode Penerjemahan 14

B Kalimat 20

1 Definisi Kalimat 20

2 Pembagian Kalimat 22

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 11: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

xi

C Kalimat Efektif 35

D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37

Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN

TERJEMAHANNYA 49

1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49

a Biografi Pengarang 49

b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50

2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53

a Biografi Penerjemah 53

b Isi Buku Terjemahan 55

Bab IV PEMBAHASAN 57

1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

2 Subjek Ganda 62

3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64

4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71

5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75

6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79

7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82

Bab V Penutup 84

A Kesimpulan 84

B Saran atau Rekomendasi 85

DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 12: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf

latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku

ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 Pedoman Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Dibaca

a Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sya es dan ye ش

s es dan garis di bawah ص

d de dan garis di bawah ض

t te dan garis di bawah ط

z zet dan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap lsquo ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 13: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

xiii

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

w we و

h ha ھ

apostrof ´ ء

y ye ي

2 Vokal

Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong

a Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

― A Fathah

i Kasrah

u Dammah

b Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ai a dan i

au a dan u و

c Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 14: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

xiv

acirc a dengan topi di atas

icirc i dengan topi di atas ي

ucirc u dengan topi di atas و

3 Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf

yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn

bukan ad-diwacircn

4 Syaddah (Tasydicircd)

Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan

huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu

Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah

Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah

demikian seterusnya

5 Tarsquo Marbucircṯah

Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka

huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang

sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata

sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata

benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh

no3)

6 Huruf Kapital

Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama

tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf

ldquoalrdquo a tidak boleh kepital

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 15: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama

mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di

Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri

dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki

keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang

berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi

Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-

Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath

al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan

fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan

diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya

Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di

dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih

runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan

sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah

itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 16: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN

2

Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya

penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya

yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn

Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn

selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian

tengah setiap halaman kitab klasik

Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada

umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa

Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah

mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata

mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya

sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih

kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam

keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)

sedangkan farsquoil berarti subjek

Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang

memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam

bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya

melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada

bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya

melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)

3

tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini

mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami

Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan

apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang

dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat

Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal

Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti

unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur

dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut

jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah

ini

Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman

membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan

struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan

itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak

menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek

Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek

Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat

efektif

Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat

4

فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما

Terjemahannya

Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut

marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur

diketahui dalam adzan dan iqamah2

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif

karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk

kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan

apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak

tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut

yaitu ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1

5

ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal sebagai keduanyardquo

Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas

maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam

menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini

B Batasan dan Rumusan Masalah

Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan

yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku

ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi

maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab

Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka

Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam

Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini

Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat

dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut

6

1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab

adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan

ciri-ciri

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut

1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif

a) Kesatuan (unity)

b) Kehematan (economy)

c) Penekanan (emphasis)

d) Kevariasian (variety)

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah

dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan

7

benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh

para pembaca

D Tinjauan Pustaka

Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan

kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam

kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh

Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath

al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula

yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola

Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik

Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif

itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih

dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah

(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam

terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian

kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan

tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD

E Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian

metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu

8

tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap

permasalahan-permasalahan yang diteliti

Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis

mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan

penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis

Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa

mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan

kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD

Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007

F Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi

penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam

lima bab yaitu

Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan

tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap

Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan

perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan

9

Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan

macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif

Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat

yang efektif yang terdapat dalam bab IV

Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi

gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath

al-Mursquoicircn

Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis

kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-

Mursquoicircn

Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi

Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis

10

BAB II

KERANGKA TEORI

A Teori Tentang Penerjemahan

1 Pengertian Penerjemahan

Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم

artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -

bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )

Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan

memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan

non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan

yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran

melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang

memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan

penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan

petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3

Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering

the meaning of a text into another language in the way that the author intended

the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh pengarangrsquo

3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1

11

Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum

yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke

bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam

bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar

ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat

untuk orang yang tuli4

Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu

kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara

sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber

pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara

sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu

amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-

tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya

Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber

(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)

atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan

dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6

Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan

pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam

terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan

4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9

12

gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan

pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun

kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang

dipakainya7

2 Proses Penerjemahan

Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan

bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan

kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa

harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain

Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson

mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari

leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks

bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan

maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan

menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan

konteks budaya8

Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan

dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya

untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui

7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19

13

beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode

penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya

Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana

pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus

memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai

dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai

berikut dengan cara berurutan9

Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis

Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr

pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa

(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr

pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa

(13)

1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami

proses apapun

2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan

leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu

3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk

mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata

pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna

4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat

dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa

9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V

14

5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan

yang berlaku pada Tsu

6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami

pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu

7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah

untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa

8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang

tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu

9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan

soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk

10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan

makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang

akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya

11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa

12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu

sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm

konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun

bentuknya sama

13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah

yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi

3 Metode Penerjemahan

Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan

penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode

15

penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif

kebahasaan10

Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu

(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan

tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)

terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak

terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea

tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik

yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa

sumber dan bahasa sasaran

Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun

diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai

sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi

menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut

1 Penerjemahan Kata demi Kata

Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata

berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap

dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang

paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang

berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11

10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71

16

Contoh

كتب ثلاثة وعندي

Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12

2 Penerjemahan Harfiah

Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan

penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa

bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari

terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena

penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya

dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab

sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang

penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang

terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih

dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan)

Contoh

الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء

12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31

17

Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban

goncangan13

3 Penerjemahan Setia

Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual

walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata

yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur

gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada

tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang

kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan

Contoh

الرماد كثير هو

Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya

4 Penerjemahan Semantis

Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia

Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku

dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan

setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara

lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama

masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung

muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang

fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis

13 Ibid h 31

18

adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati

(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam

penerjemahan semantis dibolehkan14

Contoh

)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن

Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti

keimanan ia tersesat dari jalan yang benar

5 Penerjemahan Adaptasi

Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding

cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam

menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema

karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam

Bsa15

Contoh

النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت

Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai

yang terdengar jernih16

14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4

19

6 Penerjemahan Bebas

Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa

sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan

dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini

bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm

bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa

penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17

Contoh

جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى

Terjemahannya Harta sumber malapetaka18

7 Penerjemahan Idiomatik

Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi

sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang

tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi

nuansa makna19

Contoh

التعب بعد لاإ اللذة وما

Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20

17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora

2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5

20

8 Penerjemahan komunikatif

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian

rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung

berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip

komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode

ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai

dengan prinsip-prinsip di atas21

Contoh

مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور

Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian

segumpal daging22

B Kalimat

1 Definisi Kalimat

Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan

kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu

kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang

kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa

21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1

21

tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan

pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut

Contoh kalimat

(1) Hamid sudah mengenal orang itu

Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang

tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang

dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum

tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh

banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-

bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi

sehingga menjadi

(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu

Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ

justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian

kalimat yang lebih luas misalnya

(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu

Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat

atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang

diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang

menerangkan (M)

Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya

Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan

Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah

22

subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-

masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus

dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu

jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya

Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan

nilai yang sangat baik

Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang

pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat

2 Pembagian Kalimat

Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai

komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan

kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi

menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau

frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh

hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok

yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24

Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)

berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik

24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1988) h 267

23

a) Kalimat Menurut Bentuk

1) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti

bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu

atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-

inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat

tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh

Dia akan pergi

Kami mahasiswa Atma Jaya

Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi

a Kalimat Berpredikat Nomina

Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas

nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk

kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk

kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina

tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut

1 Buku cetakan Bandung itu

2 Buku itu cetakan Bandung

Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan

kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat

ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat

karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal

25 Ibid h268

24

b Kalimat Berpredikat Adjektiva

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva

seperti contoh berikut

1 Adiknya sakit

2 Perkataan itu benar

Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya

perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya

adalah sakit benar

Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif

kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan

subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-

duanya panjang Perhatikan contoh berikut

Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar

Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain

Contoh

Adik saya sakit perut

Warna bajunya biru laut

Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat

kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri

sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut

adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari

25

contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun

dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional

c Kalimat Berpredikat Verba

Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan

pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat

ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan

verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan

kalimat yang urutan fungsinya terbalik

1) Kalimat Taktransitif

Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki

dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat

tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat

diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat

Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap

dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung

Bu Camat sedang berbelanja

Pak Halim belum datang

Mereka mendarat (di tanah yang datar)

Dia berjalan (dengan tongkat)

Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)

Padinya menguning

26

Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat

dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks

meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses

(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti

belanja datang dan mendarat)

2) Kalimat Ekatransitif

Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur

yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif

memiliki makna dasar perbuatan Contoh

Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran

Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana

Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok

dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah

kanan objeknya

3) Kalimat Dwitransitif

Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang

secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif

maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap

Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh

Bagus mencari pekerjaan

Bagus sedang mencarikan pekerjaan

26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 30

27

Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah

Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita

rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo

memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak

disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba

tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya

pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu

ada

4) Kalimat Pasif

Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)

verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang

dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai

pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan

sebagai penderita Contoh kalimat aktif

Bapak mengangkat meja

Ibu membuka pintu

Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang

mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek

Contoh kalimat pasif

Meja diangkat oleh bapak

27 Ibid h 33

28

5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda

Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek

(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada

satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek

Contoh

Ada tamu pak

Ada kabar bahwa ia telah meninggal

Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina

Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek

mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain

seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas

d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain

Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa

nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian

sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya

menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh

Anaknya banyak

Mulainya pukul Sembilan

Hujan lagi

Panas ya di Jakarta

Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam

ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang

29

berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan

besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif

seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata

khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk

kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan

bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap

artinya tidak ada subjek

2) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih

(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan

bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28

Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat

majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat

majemuk bertingkat (KMB)

a Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak

ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat

tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa

dibagi menjadi tiga bagian yaitu

1 KMS Sejalan

Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau

pengertiannya sejalan Contoh

28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55

30

K1 matahari terbit di ufuk timur

K2 margasatwa mulai mencari mangsanya

K3 Petani-petani berangkat ke ladang

KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai

mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang

KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian

a KMS Sejalan Biasa

Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan

burung-burung pulang ke sarangnya

b KMS Sejalan Mengatur

Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya

diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat

menyerahkannya kepada polisi

c KMS Sejalan Menguatkan

Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku

2 KMS Berlawanan

KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu

a KMS Berlawanan Biasa

Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar

biasa

b KMS Berlawanan Mengganti

31

Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi

perawan tua

c KMS Berlawanan Mewatasi

Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan

kemauan manusia untuk hidup

3 KMS Penunjukkan

KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya

a KMS Penunjukkan sebab-akibat

Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding

b KMS Penunjukkan Perlawanan

Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin

c KMS Penunjukkan Waktu

Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu

para pekerja tetap berada di posnya

d KMS Penunjukkan Tempat

Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak

pupuk dikirim

e KMS Penunjukkan Syarat

Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan

harus segera dipanggil

32

b Kalimat Majemuk Rapatan

Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat

tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29

Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya

1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan

Contoh

Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah

S P1 P2 P3

KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya

bahasa klimaks atau ahli klimaks

Contoh gaya bahasa klimaks

Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan

menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi

Contoh gaya bahasa anti klimaks

Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak

2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan

Contoh

Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan

S1 S2 S3 P

3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan

Objek dibedakan atas empat bagian yaitu

29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT

Refika Aditama 2007) h 57

33

(a) Objek Penderita (Open)

Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu

S1 P1 S2 P2 Open

(b) Objek Pelaku (Opel)

Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah

S1 P1 S2 P2 Opel

(c) Objek Berkepentingan (Okep)

Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu

S1 P1 S2 P2 Open Okep

(d) Objek Berkata Depan (Odep)

Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya

S1 P1 S2 P2 Odep

c Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi

sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka

akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan

1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat

2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat

3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang

digantinya

Contoh

Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin

Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi

34

- kedatangannya = subjek

- disambut = predikat

- oleh rakyat = objek pelaku

- kemarin = keterangan waktu

Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur

yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut

Ketika matahari mulai condong ke barat

Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat

sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya

Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai

condong ke barat

Analisis KMB di atas

Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat

Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat

b) Kalimat Menurut Maknanya

Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat

terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah

(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik

1 Kalimat Berita (deklaratif)

Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau

pendengar Contoh

- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas

2 Kalimat Perintah (imperatif)

35

Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan

Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()

meskipun tanda titik biasa pula dipakai

- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya

- Perbaikilah sepeda minimu itu

3 Kalimat Tanya

Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh

Apa dia istri Pak Bambang

4 Kalimat Seruan (interjektif)

Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum

Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka

5 Kalimat Emfatik

Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan

itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)

menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh

- Dia memulai pertengkaran itu

Dialah yang memulai pertengkaran itu

C Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide

pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan

pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide

yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa

30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293

36

menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat

yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis

dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam

bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si

penutur atau si penulis

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya

akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)

haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki

oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang

disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat

yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca

atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif

Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan

berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud

yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima

(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika

kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan

gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan

keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar

disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi

31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN

Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106

37

kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan

perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan

kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah

kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat

komunikasi

Perhatikan contoh berikut ini

Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini

sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah

menjadi

Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan

laboratorium berisi cairan racun

D Ciri-ciri Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan

bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut

1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat

2 Aturan ejaan yang berlaku

3 Cara-cara memilih kata (diksi)

Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek

dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping

32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2

38

itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu

keterangan

Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi

kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)

Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase

dan klausa

Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan

Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari

pada pembahasan tentang ejaan

Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu

1 kesatuan (unity)

2 kehematan (economy)

3 penekanan (emphasis)

4 kevariasian (variety)

1 Kesatuan (Unity)

Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas

agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah

ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan

perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak

ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai

hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan

disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu

39

Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-

predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak

kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang

secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini

hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang

hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar

Contoh

a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab

Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan

lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya

karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan

kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap

Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide

tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan

pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek

predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu

dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan

kesatuan yang mengandung pertentangan 33

Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik

kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu

33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36

40

a Yang jelas kesatuan gagasannya

Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu

seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak

kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)

Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan

Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)

Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat

dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)

Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang

dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)

Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini

(Kesatuan Pilihan)

b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya

Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau

predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan

Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis

atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau

dikatakan

Contoh

Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27

maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI

Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual

dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan

41

tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang

tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya

sendirinya itu asal jadi saja

2 Kehematan (economy)

Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan

adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna

yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya

sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak

Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan

pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk

itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35

a) Subjek ganda misalnya

Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu

ketinggalan pelajaran

Seharusnya

Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan

pelajaran

Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan

pemimpin perusahaan itu

Seharusnya

34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113

42

Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin

perusahaan itu

b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya

Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di

Jamarat Mina

Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya

musibah di Jamarat Mina

Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati

Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan

c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya

Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak

masuk kuliah

Lebih hemat

Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah

d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya

Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling

bermaafan

Lebih hemat

Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling

memaafkan

43

Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah

menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya

berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya

e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya

Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari

almarhum pamanku

Lebih hemat

Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum

pamanku

f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya

Lebih hemat

Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya

Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung

(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya

agar supayahellip

hellip Adalah merupakan helliphelliphellip

Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip

Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip

Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip

Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip

Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip

44

3 Penekanan (Emphasis)

Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan

penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau

penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan

dalam kalimat

a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)

Contoh

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini

dengan kemampuan yang ada

Penekanannya ialah presiden mengharapkan

b Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh

Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

Seharusnya

Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah

disumbangkan kepada anak-anak terlantar

c Melakukan pengulangan kata (repetisi)

Contoh

Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka

d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan

36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93

45

Contoh

Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur

e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)

Contoh

Saudaralah yang bertanggung jawab

4 Variasi (variety)

Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan

repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek

penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang

sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca

Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi

Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap

terpelihara minat dan perhatian orang 37

Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu

a Variasi sinonim kata

Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk

kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan

disampaikan Contoh

Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas

yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai

puisi

37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44

46

Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang

sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi

sebenarnya menyatakan hal yang sama

b Variasi panjang pendeknya kalimat

Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan

dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur

panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang

diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang

identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut

kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan

variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut

Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut

dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada

malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika

puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah

hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus

intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada

pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami

hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu

menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang

sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu

kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga

47

Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata

(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya

berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata

Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi

c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat

berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari

variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-

bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan

berikut

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan

Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah

mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah

tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak

memutuskan demikian

Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di

Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo

meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut

serta udara

Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini

Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan

Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah

48

mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis

penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak

dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan

demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat

keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur

nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak

dibangun

d Variasi dengan posisi dalam kalimat

Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut

paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi

kalimat dengan memberi tekanan

Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang

harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa

keunggulannya

Variasi kalimat

Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal

karena beberapa keunggulannya

49

BAB III

INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN

TERJEMAHANNYA

1 Buku Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Pengarang

Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh

Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar

India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir

Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal

dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India

Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38

Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul

Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari

telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh

kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu

Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal

sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli

tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn

syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-

38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml

50

Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-

Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga

dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian

yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat

Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas

mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui

secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun

muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H

dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal

pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat

dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau

Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan

dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya

b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn

Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu

mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan

keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja

Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan

51

mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya

tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39

Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju

dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka

itu dituturkan sampai pada yang paling kecil

Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh

madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-

rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn

yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat

menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-

aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar

ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan

kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua

kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa

Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda

baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya

Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup

panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan

dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya

bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab

39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1

52

ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang

kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan

Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam

menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam

(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari

kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula

elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang

bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang

biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya

Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-

Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini

disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin

Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari

serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang

Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40

Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam

kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci

mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf

ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan

bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan

mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII

53

secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern

seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo

2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn

a Biografi Penerjemah

Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak

tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada

tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini

berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah

istimewa Yogyakarta (DIY)

Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren

Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di

Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke

sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau

melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-

Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983

Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah

sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang

sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya

54

Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM

dan lulus tahun 2004

Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII

Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP

ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak

pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada

tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun

1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD

Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen

Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang

Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak

berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan

penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974

dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun

Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga

telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan

sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi

kalangan pesantren yaitu

55

1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil

2 Ibnu Aqil

3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin

4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974

5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976

Sedangkan karya-karya aslinya adalah

1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986

2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994

Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya

bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah

1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan

2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang

3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat

keilmuwan secara akademik

4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan

dari karya tulis itu sendiri

b Isi Buku Terjemahan

Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah

Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan

tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur

56

Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu

orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat

peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat

pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat

shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat

jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut

mempunyai penjelasan masing-masing

57

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka

Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut

A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya

(1)

وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود

حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(

اءم رط نإ واح فيه

Terjemahannya

Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41

41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3

58

Analisis

Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya

sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu

karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang

diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam

teks sasaran

Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)

Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai

fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena

tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya

subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun

belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang

tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan

Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada

frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh

setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus

didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan

kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air

maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut

Jadi terjemahan yang sesuai yaitu

59

Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu

dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran

tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya

itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud

tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya

(2)

اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه

Terjemahannya

Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42

Analisis

Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas

tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند

Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ

unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur

jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini

merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat

sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus

42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5

43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77

60

seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam

jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi

الخبر الفعل dan lain sebagainya

Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang

diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang

sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan

hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut

sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas

yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang

menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di

sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut

tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri

dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula

khabar itu karena adanya tanda jar majrur

Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur

Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam

sebagai berikut

اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر

61

ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk

makna kaa-in atau istaqarrardquo44

Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis

merubah terjemahan di atas menjadi

Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari

harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab

(tingkah laku)

(3)

أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي

اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال

Terjemahannya

Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45

Analisis

Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu

tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan

44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar

Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4

62

predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini

seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur

subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا

sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت

Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat

Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak

mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya

pemborosan kata

Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi

Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para

ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan

seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi

Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah

B Subjek Ganda

هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام

Terjemahannya

Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46

46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1

63

Analisis

Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat

efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode

harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja

Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek

kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan

saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan

di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan

maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa

adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat

untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu

ldquodikenalrdquo

Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat

yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan

sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi

ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut

syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah

dikenal dalam keduanyardquo

64

C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah

(1)

بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق

Terjemahannya

Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47

Analisis

Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak

dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu

pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan

kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan

pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti

menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena

sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada

Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih

condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang

merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini

diganti dengan guru kami

47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3

65

Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu

Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada

masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah

(2)

فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه

Terjemahannya

Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48

Analisis

Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca

Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada

frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu

hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang

belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis

untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian

orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas

dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu

malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis

ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya

48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2

66

dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu

dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu

diganti dengan kata dalam

Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah

Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui

dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di

hukumi kafir

(3)

سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا

Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49

Analisis

Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut

tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu

membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata

dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih

diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata

49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4

67

sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian

sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika

pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()

pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada

tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun

berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti

akan terjemehan tersebut

Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu

Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah

syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis

(4)

غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو

حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول

Terjemahannya

Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50

Analisis

50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2

68

Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca

karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan

yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang

bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai

Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak

berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam

penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya

terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa

orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis

hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya

sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya

terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca

Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku

dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia

yang berlaku

Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu

Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan

ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa

warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang

ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah

(yang kuat)

69

(5)

يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك

ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه

الترتيب

Terjemahannya

Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51

Analisis

Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para

pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat

pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh

membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya

dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang

tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru

merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)

pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata

51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5

70

yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف

pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak

sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja

Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena

hanya memborosan kata saja

Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi

Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka

dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang

berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas

cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu

secara tertib

Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni

memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika

hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik

pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-

judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang

tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai

korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan

dirinya dan orang lain menjadi korban

52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)

(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62

71

Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam

lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra

hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari

kesalahan-kesalahan

D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat

(1)

لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد

Terjemahannya

Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53

Analisis

Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata

tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya

Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai

dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya

dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi

Jadi terjemahannya

orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa

dan pandai

53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4

72

(2)

لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت

سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية

Terjemahannya

Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54

Analisis

Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata

meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan

sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan

yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa

yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas

menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan

di akhir kalimat sebab tidak revelan

54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1076

73

Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi

Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak

mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi

dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur

ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur

seperti bibir luar

(3)

وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط

افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك

Terjemahannya

Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56

Analisis

Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar

dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata

terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca

yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya

56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3

74

diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan

kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah

menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di

terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya

belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang

yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت

mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo

Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi

Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya

wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan

tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat

itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan

dengan orang menurut kebiasaan (adat)

57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)

hal 1402

75

E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat

1 Variasi panjangnya kalimat

(a)

لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب

كيلغ يفالظ ةبب نه

Terjemahan

Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58

Analisis

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan

menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang

penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia

berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan

tetapi keharusan

58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

76

Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut

dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan

tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi

di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)

kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping

sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena

itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan

klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan

kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi

itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah

struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat

Jadi terjemahan di atas yaitu

Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup

mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup

mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh

2 Variasi Pendeknya Kalimat

(a)

77

نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف

لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب

هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك

Terjemahannya

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60

Analisis

Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik

membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk

membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya

beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya

adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi

keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62

Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak

merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan

kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari

60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)

(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27

78

menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa

Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan

dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai

Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi

Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula

rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya

itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya

orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang

terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut

(b)

)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله

ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف

ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق

Terjemahannya

Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk

79

Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63

Analisis

Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang

kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang

tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya

bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi

terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya

mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang

yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan

perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh

berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah

yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum

dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat

rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib

F Variasi pembentukkan me- dan di-

(1)

63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar

kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj

wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)

80

وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار

اجوب

Terjemahannya

Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66

Analisis

Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat

Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia

sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib

Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah

menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena

terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca

Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada

terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang

tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata

daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda

66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3

81

atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat

dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya

Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia

menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada

qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak

tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo

(2)

وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق

لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته

Terjemahannya

Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67

Analisis

Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin

merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis

merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita

disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi

67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5

82

seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi

tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu

konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang

sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu

Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada

terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata

Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu

Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor

anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut

dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf

yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila

persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni

G Variasi dengan posisi dalam kalimat

كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق

بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني

Terjemahannya

Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang

83

artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68

Analisis

Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun

menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan

dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di

waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah

posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di

letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada

Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi

Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini

merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan

dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada

waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi

antara dua shalatnyardquo

68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5

84

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-

Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab

terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku

terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika

terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah

kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah

Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis

mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan

85

pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat

Diantara kasus tersebut adalah

1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis

2 Adanya kalimat yang tidak logis

3 Adanya ketidaktepatan diksi

4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung

kata depan (atas daripada kepada)

B Saran

Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut

1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada

teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok

dalam Bsa dengan tepat

2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian

struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan

mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud

Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan

mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir

86

3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya

tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya

aslinya

4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan

naskah aslinya

5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis

sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh

perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah

Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu

kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada

tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung

Sinar Baru Algesindo2009

Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung

N amp Press2007

Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-

lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I

Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana

Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999

Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan

Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988

88

Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika

Aditama 2002

---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama

2007

Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)

Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004

Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000

Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc

2006

Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren

Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007

Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia

Jakarta UIN Jakarta Press 2007

Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006

HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-

Indonesia Tangerang Dikara 2011

httpsaifanshoriblogspotcom

Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994

89

M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998

Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000

Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New

Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006

Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif

1997

Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa

Indonesia Yogyakarta Teras 2009

Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher

2006

Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001

Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry

httpsaifanshoriblogspotcom

Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994

Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008

90

Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan

Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan kebudayaan 1992

Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1992

Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora

2005

Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989

  • Coverpdf
  • Kata Pengantarpdf
  • BAB 1 - BAB 5 Daftar Pustakapdf
Page 17: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 18: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 19: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 20: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 21: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 22: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 23: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 24: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 25: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 26: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 27: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 28: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 29: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 30: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 31: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 32: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 33: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 34: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 35: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 36: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 37: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 38: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 39: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 40: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 41: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 42: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 43: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 44: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 45: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 46: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 47: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 48: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 49: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 50: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 51: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 52: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 53: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 54: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 55: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 56: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 57: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 58: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 59: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 60: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 61: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 62: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 63: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 64: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 65: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 66: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 67: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 68: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 69: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 70: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 71: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 72: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 73: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 74: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 75: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 76: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 77: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 78: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 79: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 80: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 81: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 82: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 83: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 84: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 85: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 86: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 87: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 88: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 89: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 90: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 91: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 92: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 93: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 94: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 95: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 96: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 97: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 98: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 99: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 100: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 101: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 102: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 103: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
Page 104: KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN