KAK SEDANAU.pdf

9
Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 1 BELANJA JASA KONSULTASI STUDI KELAYAKAN DAN MASTERPLAN PELABUHAN SEDANAU 1. LATAR BELAKANG Provinsi Kepulauan Riau sebagai Provinsi yang terdiri dari berbagai pulau-pulau serta lautan yang memiliki potensi besar dibidang kemaritiman, untuk menunjang perekonomian daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pembangunan Pelabuhan sehingga masyarakat di pulau-pulau khususnya masyarakat Sedanau di Kabuapten Natuna dapat menikmati Fasilitas Pembangunan / Pengembangan prasarana penunjang transportasi seperti Pelabuhan Laut sebagai prasarana utama Perhubungan di Pulau Sedanau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga serta Kabupaten Anambas. Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 2 (dua) Kota dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar 96 % merupakan lautan dan hanya sekitar 4 % daratan. Dengan kondisi seperti ini, maka transportasi angkutan air memiliki peranan yang sangat penting di dalam mendukung kegiatan transportasi secara keseluruhan. Beberapa daerah salah satunya Sedanau yang terletak di Kabupaten Natuna termasuk daerah terisolasi diharapkan dapat dikembangkan dengan penyelenggaraan moda transportasi. Dengan adanya angkutan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transportasi antar daerah yang pada akhirnya dapat membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara merata sehingga akan menunjang pembangunan dan perkembangan wilayah yang bersangkutan dan juga wilayah-wilayah pengaruhnya (hinterland). Oleh karena itu pembangunan pelabuhan menjadi sangat mendesak sesuai dengan perkembangan otonomi daerah yang ditandai dengan semangat pemekaran wilayah yang disertai pesatnya pembangunan infrakstruktur wilayah. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat bersandar, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Transcript of KAK SEDANAU.pdf

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 1

    BELANJA JASA KONSULTASI STUDI KELAYAKAN DAN MASTERPLAN

    PELABUHAN SEDANAU

    1. LATAR BELAKANG

    Provinsi Kepulauan Riau sebagai Provinsi yang terdiri dari berbagai

    pulau-pulau serta lautan yang memiliki potensi besar dibidang kemaritiman,

    untuk menunjang perekonomian daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau

    sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pembangunan

    Pelabuhan sehingga masyarakat di pulau-pulau khususnya masyarakat

    Sedanau di Kabuapten Natuna dapat menikmati Fasilitas Pembangunan /

    Pengembangan prasarana penunjang transportasi seperti Pelabuhan Laut

    sebagai prasarana utama Perhubungan di Pulau Sedanau.

    Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor

    25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota

    Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun,

    Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga serta Kabupaten Anambas. Secara

    keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 2

    (dua) Kota dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum

    bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km,

    sekitar 96 % merupakan lautan dan hanya sekitar 4 % daratan. Dengan kondisi

    seperti ini, maka transportasi angkutan air memiliki peranan yang sangat

    penting di dalam mendukung kegiatan transportasi secara keseluruhan.

    Beberapa daerah salah satunya Sedanau yang terletak di Kabupaten

    Natuna termasuk daerah terisolasi diharapkan dapat dikembangkan dengan

    penyelenggaraan moda transportasi. Dengan adanya angkutan ini diharapkan

    dapat memenuhi kebutuhan transportasi antar daerah yang pada akhirnya

    dapat membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara

    merata sehingga akan menunjang pembangunan dan perkembangan wilayah

    yang bersangkutan dan juga wilayah-wilayah pengaruhnya (hinterland). Oleh

    karena itu pembangunan pelabuhan menjadi sangat mendesak sesuai dengan

    perkembangan otonomi daerah yang ditandai dengan semangat pemekaran

    wilayah yang disertai pesatnya pembangunan infrakstruktur wilayah.

    Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan

    dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

    pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat bersandar, naik turun

    penumpang dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

    berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

    pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta tempat perpindahan intra

    dan antar moda transportasi.

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 2

    Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang berada diatas

    pertumbuhan ekonomi nasional adalah suatu prestasi yang membanggakan

    bagi sebuah provinsi yang baru berdiri. Namun hal ini sekaligus menjadi

    tantangan bagi pemerintah daerah. Tanpa diiringi pengembangan sarana dan

    prasarana daerah yang memadai maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan

    sulit untuk dipertahankan apalagi untuk ditingkatkan.

    Dengan keberadaan pelabuhan yang memadai memungkinkan

    terjadinya peningkatan iklim investasi. Provinsi Kepulauan Riau saat ini telah

    mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui proses birokrasi

    yang memudahkan investor terutama setelah adanya penetapan Provinsi

    Kepulauan Riau sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

    (Free Trade Zone). Namun usaha peningkatan investasi ini akan menjadi

    kontra produktif jika tidak didukung oleh aksesibilitas wilayah, karena tidak bisa

    dipungkiri bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan investor untuk

    berinvestasi selain kemudahan proses birokrasi.

    Pemerataan pembangunan daerah di wilayah kepulauan merupakan hal

    yang serius untuk diperhatikan, selain kebijakan pemerintah daerah, kondisi

    pembangunan yang merata terhadap faktor-faktor produksi serta adanya

    Pelabuhan yang layak. Dengan pengembangan Pelabuhan yang baik maka

    pembangunan dapat tersebar secara lebih merata dan berdampak pula

    terhadap kesejahteraan masyarakat terutama di daerah Sedanau.

    Atas dasar pemikiran diatas, maka perlu dilakukan studi kelayakan dan

    masterplan Pelabuhan Sedanau dengan memperhatikan kajian pengembangan

    Pelabuhan yang ada serta potensi pengembangan ekonomi dan finansial

    Pelabuhan di lokasi studi berdasarkan regulasi pengembangan yang berlaku

    serta studi lain yang berkompeten.

    2. MAKSUD DAN TUJUAN

    a. Maksud

    Maksud dari pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Masterplan

    Pelabuhan Sedanau ini adalah untuk memberikan arahan/pedoman

    pengembangan/pembangunan Pelabuhan Sedanau.

    b. Tujuan

    Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Masterplan

    Pelabuhan Sedanau ini adalah untuk menghasilkan Rencana Detail

    Pelabuhan Sedanau yang merupakan :

    1. Kajian menyeluruh terhadap semua aspek pembangunanPelabuhan.

    2. Sebagai pedoman dalam pembangunan pelabuhan secara terpadu.

    3. Memperoleh dokumen teknis berupa (gambar desain, spek dan daftar

    kuantitas dan volume) bangunan fisik Pelabuhan Sedanau.

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 3

    3. TARGET/SASARAN PEKERJAAN

    Merujuk tujuan kegiatan yang dijelaskan sebelumnya maka sasaran kegiatan

    studi, yaitu :

    1. Terkumpulnya data dan informasi kondisi Pelabuhan yang meliputi kondisi

    fisik, data teknis, lokasi, status operasional, fasilitas pokok, fasilitas

    penunjang, dan fasiitas pendukung serta informasi pendukung lainnya saat

    ini.

    2. Terpetakannya ketersediaan Pelabuhan dan kebutuhan akan Pelabuhan.

    3. Teridentifikasinya permasalahan dan kendala yang berkaitan dengan

    Pelabuhan.

    4. Tersusunya suatu dokumen Rencana Induk (Masterplan) Pelabuhan yang

    akan digunakan sebagai dasar pengembangan dan pembangunan

    Pelabuhan.

    4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG / JASA

    Adapun penyelenggara pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Studi Kelayakan

    dan Masterplan Pelabuhan Sedanau adalah :

    a. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

    b. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari Dinas Perhubungan Provinsi

    Kepulauan Riau.

    c. AZIS KASIM DJOU, ST jabatan Kepala Bidang Perhubungan Laut selaku

    Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi

    Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau.

    5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

    a. Adapun sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan Belanja

    Jasa Konsultasi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau

    adalah bersumber dari APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran

    2015 pada DPA SKPD Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau.

    b. Pagu Anggaran yang tersedia untuk pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi

    Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau adalah sebesar Rp.

    850.000.000,- (Delapan ratus lima puluh juta rupiah).

    6. LINGKUP PEKERJAAN

    1. Lingkup Peraturan

    Peraturan dan dasar hukum yang menjadi lingkup dalam studi ini adalah:

    a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;

    b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup;

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 4

    c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

    d. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

    e. Peraturn Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

    f. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di

    Perairan;

    g. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;

    h. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di

    Perairan;

    i. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan

    Lingkungan Maritim;

    j. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;

    k. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

    Ruang Wilayah Nasional;

    l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

    Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

    m. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

    Dampak Lingkungan Hidup;

    n. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan

    Barang Milik Negara;

    o. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan

    Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) 2011-2025;

    p. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang

    Pedoman Pelaksana Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

    Pemantauan Lingkungan Hidup;

    q. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;

    r. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang

    Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;

    s. Peraturan Perundang-undangan lainya yang terkait dengan ruang

    lingkup kegiatan ini.

    2. Ruang Lingkup Studi

    a. Menganalisa tingkat permintaan (demand) dan kinerja pelayanan

    (supply) Pelabuhan;

    b. Merumuskan Pengembangan Pelabuhan;

    c. Membuat gambar Maket Pelabuhan;

    d. Menganalisis dan mengevaluasi potensi, hambatan, peluang maupun

    ancaman terkait Pengembangan Pelabuhan;

    e. Investarisasi terhadap sistem aktivitas maupun sistem kelembagaan

    yang terkait dengan Pelabuhan;

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 5

    f. Inventarisasi sarana, prasanan serta dokumen kebijakan terkait

    operasional Pelabuhan.

    g. Membuat laporan pekerjaan meliputi :

    1) Laporan Pendahuluan (Inception Report)

    a) Jadwal pelaksanaan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal

    SPMK pekerjaan;

    b) Isi Laporan Pendahuluan berisi tentang rencana kerja oleh

    konsultan yang meliputi maksud, tujuan dan sasaran, batasan

    studi, gambaran umum wilayah studi, metodologi dan

    pendekatan yang akan dilaksanakan, rencana kerja dan jadwal

    pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi pelaksanaan

    pekerjaan, komposisi dan jumlah tenaga ahli yang dipakai,

    rencana penugasan dan rencana kunjungan tenaga ahli ke

    lapangan;

    c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan / dipaparkan untuk

    dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;

    d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat

    Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui

    oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

    e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku.

    2) Laporan Studi Kelayakan (Feasibility Report) berupa :

    a) Jadwal pelaksanaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak

    tanggal SPMK Pekerjaan;

    b) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan / dipaparkan untuk

    dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;

    c) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat

    Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui

    oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

    d) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku.

    Hasil studi kelayakan ini berupa:

    1. Aspek Keamanan dan Keselamatan Pelayaran;

    2. Aspek Keselamatan ekonomis dan teknis operasional;

    3. Aspek Kelayakan lingkungan.

    3) Konsep Laporan Masterplan (Draft Masterplan Report)

    a) Jadwal pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender

    sejak tanggal SPMK Pekerjaan;

    b) Laporan ini mencakup laporan lengkap tentang keseluruhan

    data-data baik primer maupun sekunder terkait dengan maksud

    dan tujuan studi, hasil analisis keseluruhan dari data primer,

    sekunder, rencana umum dan peta berikut Rekomendasi Studi

    Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau yang

    direncanakan;

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 6

    c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan / dipaparkan untuk

    dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;

    d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat

    Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui

    oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

    e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku.

    4) Laporan Masterplan (Masterplan Report)

    a) Jadwal pelaksanaan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

    sejak tanggal SPMK Pekerjaan;

    b) Laporan Masterplan merupakan penyempurnaan dari konsep

    laporan Masterplan setelah dibahas bersama dengan Tim

    Pengarah dan Tim Teknis Terkait;

    c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan / dipaparkan untuk

    dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;

    d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat

    Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudian disetujui

    oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

    Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku.

    5) Album Gambar

    Album Gambar berisi gambar hasil dari analisis dan evaluasi

    berupa Rencana Induk (Masterplan) Pelabuhan Sedanau.

    7. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

    a. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa: 30 (tiga puluh) hari kalender

    b. Proses Pengadaan Barang/Jasa : 45 (empat puluh lima) hari kalender

    c. Pelaksanaan Pekerjaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender 8. RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA

    a. Jenis Pengadaan : e- Seleksi Umum

    b. Kategori : Jasa Konsultansi Badan Usaha

    c. Jenis Kontrak : Lump Sum

    d. Pembebanan Tahun Anggaran : Tahun Tunggal

    e. Cara Pembayaran : Lump Sum

    9. KUALIFIKASI PENYEDIA

    a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan

    kegiatan / usaha;

    b. memiliki IUJK Bidang Perencana Konstruksi dan Sertifikat Badan Usaha

    bidang Usaha Jasa Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi Klasifikasi

    Bidang Usaha Jasa Perencanaan Rekayasa (Engineering) Sub Klasifikasi

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 7

    Bidang Usaha Jasa Desain Rekayasa Untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air

    yang masih berlaku;

    c. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk

    menyediakan Barang/Jasa;

    d. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang

    diperlukan dalam PengadaanBarang/Jasa;

    e. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai;

    f. memiliki pengalaman pekerjaan sejenis dalam penyusunan studi kelayakan

    dan Masterplan Pelabuhan;

    g. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;

    h. Wajib Pajak; dan

    i. Tidak masuk dalam daftar hitam.

    10. KEBUTUHAN PERSONIL

    1. Tenaga Ahli

    a. Ahli Kepelabuhanan (Team Leader)

    Kualifikasi pendidikan Magister Teknik Sipil dengan pengalaman 5

    (lima) tahun atau S1 dengan pengalaman kerja 8 (delapan) Tahun

    pada bidang yang sejenis. Melakukan koordinasi semua kegiatan tim

    agar sasaran dapat tercapai, bertindak sebagai pejabat penghubung

    antara tim dan pemberi kerja, bekerjasama dengan anggota tim lainnya

    menentukan metoda dan format, jenis data yang diperlukan untuk

    analisis, menentukan desain standard, melakukan koordinasi dengan

    instansi terkait.

    b. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

    Kualifikasi pendidikan S1 Perencanaan Wilayah dan kota dengan

    pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun. Dengan tugasnya adalah

    menangani analisa struktur ruang wilayah, analisa perkembangan

    penggunaan ruang, memberikan sarana dan masukan dalam

    pengendalian pemanfaatan ruang, bertanggung jawab kepada team

    leader untuk semua kegiatan yang menyangkut analisis wilayah dan

    Pelabuhan ditinjau dari aspek sosio ekonomi dan besarnya kebutuhan

    perjalanan yang akan ditimbulkan bersama-sama tenaga ahli yang lain

    menyusun kebutuhan data untuk melakukan analisis kondisi,

    bekerjasama dengan ketua tim dan anggota tim lainnya dalam

    melaksanakan semua pekerjaan.

    c. Ahli Arsitek Lansekap

    Kualifikasi pendidikan S1 Aristektur dengan pengalaman kerja minimal

    5 (lima) tahundengan tugasnya adalah menangani masalah

    perancangan bangunan (site plan) serta memberikan sarana dan

    masukan dalam meningkatkan efektifitas ruang, bertanggung jawab

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 8

    kepada team leader untuk semua kegiatan yang menyangkut analisis

    bangunan dan ruang ditinjau dari aspek arsitektur, bersama-sama

    tenaga ahli yang lain menyusun kebutuhan data untuk melakukan

    analisis kondisi, bekerja sama dengan ketua tim dan anggota tim

    lainnya dalam melaksanakan semua pekerjaan.

    d. Ahli Ekonomi Pembangunan

    Kualifikasi Pendidikan S1 dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima)

    tahun. Bertanggung jawab untuk melakukan analisa terkait

    pertumbuhan ekonomi wilayah dan pengaruh Pembangunan

    Pelabuhan.

    e. Ahli Lingkungan

    Yang memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam

    studi lingkungan dan telah memperoleh sertifikat Amdal A dan Amdal

    B. Bertugas menetapkan metode dan format serta data-data maupun

    informasi yang dibutuhkan dalam proses survey dan identifikasi potensi

    dan masalah yang berkaitan dengan keahlian dibidanglingkungan,

    melakukan kajian aspek lingkungan beserta permasalahannya,

    mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang ada diwilayah studi

    beserta dampak yang akan timbul dari kegiatan pembangunan,

    melakukan koordinasi dengan ketua tim atas hasil kajian sebagai

    masukan dalam perumusan konsep dan strategi serta rencana.

    2. Tenaga Pendukung

    a. Asisten Desain Grafis (Juru Gambar)

    Kualifikasi pendidikan D-3 Teknik/Komputer/Desain Grafis dengan

    pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun. Bertugas membuat gambar

    hasil analisa dan evaluasi hasil studi dan masterplan dalam bentuk

    komunikasi visual, ilustrasi, tipografi, fotografi atau grafis motion selalu

    melaporkan tugasnya kepada Ahli Desain Grafis untuk di koreksi.

    b. Administrasi

    Kualifikasi minimal D-3 Adminitrasi bertugas menyiapkan kelengkapan

    administrasi selama pelaksanaan kegiatan.

    11. PERALATAN KERJA

    a. Komputer/Laptop;

    b. Software Masterplan Pelabuhan;

    c. Printer.

    12. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA

  • Belanja Jasa Konsultansi Studi Kelayakan dan Masterplan Pelabuhan Sedanau 9

    a. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan berpedoman pada ketentuan

    yang berlaku tentang Kepelabuhanan untuk menghasilkan keluaran studi

    yang memadai sesuai KAK;

    b. Melakukan perhitungan teknis dan perencanaan biaya pembangunan

    Pelabuhan;

    c. Memberikan saran atau pertukaran ilmu pengetahuan kepada Pejabat

    Pembuat Komitmen tentang pelaksanaan studi;

    d. Memberikan penjelasan atau ekspos berkenaan pelaksanaan studi;

    e. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak lain guna pencapaian

    pelaksanaan studi;

    f. Membuat Laporan Biaya Pengeluaran / Invoice selama pelaksanaan studi.

    13. PRODUK YANG DIHASILKAN

    a. Laporan Pendahuluan : 10 Buku

    b. Laporan Studi Kelayakan : 10 Buku

    c. Draft Laporan Masterplan : 10 Buku

    d. Laporan Masterplan : 10 Buku

    e. Maket Pelabuhan dengan skala 1 : 100 : 1 Buah

    f. Laporan Biaya pekerjaan / Invoice : 10 Buku

    g. Laptop Data Pekerjaan : 1 Buah

    14. PENUTUP

    Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dapat dipergunakan

    sebagai pedoman dalam proses pemilihan penyedia dan pelaksanaan

    pekerjaan.

    Tanjungpinang, Februari 2015 KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

    PROVINSI KEPULAUAN RIAU SELAKU

    PENGGUNA ANGGARAN

    H. MURAMIS Pembina Utama Madya

    NIP. 19591113 198101 1 003