kak afp
-
Upload
faradillah-rahmy-savitri -
Category
Documents
-
view
136 -
download
40
description
Transcript of kak afp
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PUCANG SEWU Jl. Pucang Anom Timur No. 72, Surabaya, Telp. (031)5018527
KERANGKA ACUAN KEGIATAN SURVEILANCE ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP)PUSKESMAS PUCANG SEWU TAHUN 2016
I. PendahuluanAcute Flaccid Paralysis adalah kelumpuhan yang bersifat layuh terjadi
dalam waktu kurang dari 14 hari yang bukan disebabkan oleh trauma- trauma akan
tetapi karena gangguan lower motor neuron. Dalam rangka mendapatkan sertifikasi
Indonesia bebas polio, diperlukan surveillance kasus AFP/ lumpuh layuh akut yang
maksimal. Diharapkan tidak ada seorang anakpun mengalami lumpuh layuh akut yang
tidak dilaporkan oleh tenaga kesehatan, masyarakat ke kesehatan setempat. Angka
cakupan AFP pada beberapa daerah masih sangat rendah
II. Latar Belakang Upaya pemberantasan polio dilakukan melalui 4 strategi yaitu : imunisasi rutin,
imunisasi tambahan, surveilans AFP, dan pengamanan VPL di laboratorium. Dengan
intensifnya program imunisasi polio, maka kasus polio makin jarang ditemukan.
Berdasarkan rekomendasi WHO tahun 1995 dilakukan kegiatan surveilans AFP yaitu
menjaring semua kasus dengan gejala mirip polio yaitu lumpuh layuh mendadak
(Accute Flaccid Paralysis/ AFP), untuk membuktikan masih terdapat kasus polio atau
tidak di populasi.
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus
kelumpuhan yang sifatnya layuh (flaccid) seperti kelumpuhan pada poliomielitis dan
terjadi pada anak berusia < 15 tahun, dalam upaya untuk menemukan adanya
transmisi virus polio liar. WHO memperkirakan terdapat lebih 200 diagnosa yang
dapat digolongkan kepada kasus AFP, sebagian besar (30-60 %) kasus AFP yang
dilaporkan adalah GBS. Di Indonesia sampai saat ini dilaporkan sekitar 32 diagnosa
yang termasuk sebagai kasus AFP.
Strategi penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui surveilans berbasis
Puskesma dan berbasis masyarakat. Oleh sebab itu tenaga kesehatan di puskesmas,
maupun masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam surveilans AFP.
III. TujuanTujuan Umum
Mengidentifikasi daerah resiko tinggi AFP di wilayah kerja Puskesmas
Tujuan Khusus
a) Menemukan semua kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas
b) Melacak semua kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas
c) Mengambil 2 specimen semua kasus AFP sesegera mungkin bila kelumpuhan
terjadi < 2 bulan.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan1. Surveilans AFP
2. Pengambilan 2 specimen Tinja
3. Penyuluhan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan1. Surveilans AFP
- Melacak setiap kelumpuhan yang dilaporkan oleh masyarakat untuk
memastikan bahwa kelumpuhan tersebut adalah AFP
- Mengisi format pelacakan (FP1)
- Melaporkan setiap kasus AFP ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya
2. Pengambilan 2 specimen Tinja
- Mengambil specimen tinja bila kelumpuhan terjadi < 2 bulan
- Pengumpulan specimen diupayakan dalam kurun waktu 14 hari pertama
setelah kelumpuhan
- Pengumpulan 2 specimen dilakukan dengan tenggang waktu minimal 24 jam.
- Specimen harus tiba di laboratorium paling lambat 3 hari
3. Penyuluhan
- Menyiapkan Leaflet tentang AFP atau Imunisasi Polio
VI. SasaranAnak berusia kurang dari 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatana. Pelacakan ke lapangan terhadap anak umur kurang dari 15 tahun yang
mengalami lumpuh layuh akut.
b. Penyuluhan dilakukan di wilayah yang terjadi kasus AFP
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan .
- Hasil dari pendataan jumlah kasus AFP setiap bulan dilaporkan melalui Kepala
Puskesmas dengan menggunakan format PD3I..
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
No Kegiatan Pencatatan Pelaporan Evaluasi
1. Surveilance
kasus AFP
(acute Flaccid
Paralysis)
Pencatatan di
Format
pelacakan FP1
Pelaporan ada di
dalam laporan
hasil pelacakan
kemudian
dilaporkan ke
Dinas Kesehatan
Evaluasi
kegiatan
dilaksanakan
1 tahun sekali
untuk menjadi
acuan
pelaksanaan
kegiatan pada
periode
berikutnya
Surabaya, 4 Januari 2016
KEPALA PUSKESMAS PUCANG SEWU
drg. Prasukma Yogawarti
Pembina Tingkat I
NIP 19650411 199003 2005