Kajian Lingkungan Bisnis Pt Prisma Mahesa Unggul

57
i KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA PT PRISMA MAHESA UNGGUL KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT JAENAL ABIDIN VERAWATI NURHASANAH RINA AGUSTINA PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of Kajian Lingkungan Bisnis Pt Prisma Mahesa Unggul

  • i

    KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS

    USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA

    PT PRISMA MAHESA UNGGUL

    KABUPATEN BOGOR

    JAWA BARAT

    JAENAL ABIDIN

    VERAWATI NURHASANAH

    RINA AGUSTINA

    PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

    PROGRAM DIPLOMA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • ii

    RINGKASAN

    JAENAL ABIDIN, VERAWATI NURHASANAH, RINA AGUSTINA. Kajian

    Lingkungan Bisnis Peternakan Sapi Potong pada PT Prisma Mahesa Unggul

    Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh

    YUSALINA.

    Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup

    besar dan dapat berkontribusi terhadap struktur perekonomian nasional. Mayoritas

    penduduk Indonesia telah menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Salah

    satu bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang sangat besar untuk

    dikembangkan yaitu subsektor peternakan. Kebutuhan masyarakat akan produk-

    produk peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin

    meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna

    meningkatkan kualitas hidup.

    Dari segi konsumsi dalam negeri, perusahaan penggemukan sapi potong

    memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangakan hal ini dikarenakan,

    pada tahun-tahun mendatang diperkirakan konsumsi daging sapi potong

    meningkat seiring dengan pertambahan dan kesadaran masyarakat tentang

    pentingnya protein sehingga hal ini merupakan peluang bagi perusahaan.

    Permintaan masyarakat akan proteni hewani yang semakin meningkat

    mengakibatkan pengembangan peternakan mempunyai peluang sangat besar pada

    masa yang akan datang.

    PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

    penggemukan sapi potong dengan sistem dry lot fattening. Perusahaan ini telah

    berdiri sejak tahun 2009, dengan kapasitas kandang sebanyak 1.000 ekor.

    Penulisan Kajian Lingkungan Bisnis didasarkan pada hasil pengamatan dan

    kerja langsung selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dimulai

    pada tanggal 04 Februari 2013 sampai dengan 27 April 2013 di PT Prisma

    Mahesa Unggul Bogor. Penulisan Kajian Lingkungan Bisnis bertujuan untuk

    mengkaji faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan untuk dianalisis dengan

    metode SWOT, sehingga menghasilkan alternatif strategi. Hasil penulisan

    diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi semua pihak yang

    berkepentingan.

    Jenis data yang digunakan dalam penulisan KLB adalah data primer dan

    data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan melakukan

    wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta dari hasil pengamatan

    selama terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Data sekunder adalah data

    yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelusuran informasi dari berbagai

    sumber referensi, seperti majalah, buku, laporan dari Dinas Peternakan, Badan

    Pusat Statistik, dan electronic library.

    Metode analisis pada Kajian Lingkungan Bisnis pada PT Prisma Mahesa

    Unggul membahas lingkungan internal dan eksternal perusahaan sebagai data

    dalam menganalisis berbagai aspek. Hasil analisis melalui metode analisis SWOT

    untuk mengetahui peluang dan ancaman atau kekuatan dan kelemahan perusahaan

  • iii

    sehingga perusahaan berupaya mengoptimalkan peluang dan kekuatan dengan

    meminimalisasikan ancaman dan kelemahan. Metode analisis dalam Kajian

    Lingkungan Bisnis pada PT Prisma Mahesa Unggul menggunakan data primer

    dan data sekunder.

    Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan PT Prisma Mahesa

    Unggul baik secara internal maupun eksternal, diperoleh beberapa alternatif

    strategi yang merupakan kombinasi dari faktor internal dan eksternal yang dapat

    digunakan sebagai referensi untuk proses pengembangan usaha dan perbaikan

    perusahaan. Alternatif strategi S-O yaitu dengan oeningkatan kapasitas produksi

    dan pendirian unit bisnis pembibitan, sedangkan alternatif strategi W-O yaitu

    pendirian unit bisnis pengolahan pupuk. Alternatif strategi S-T yaitu

    mengenfisiensikan biaya produksi. Sedangkan alternatif strategi W-T yaitu

    dengan menjalin hubungan baik dengan pembeli dan pemasok.

  • iv

    KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS

    USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA

    PT PRISMA MAHESA UNGGUL

    KABUPATEN BOGOR

    JAWA BARAT

    JAENAL ABIDIN

    VERAWATI NURHASANAH

    RINA AGUSTINA

    Laporan Tugas Akhir

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Ahli Madya pada

    Program Diploma Keahlian Manajemen Agribisnis

    PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

    PROGRAM DIPLOMA

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • v

    Judul Tugas Akhir : Kajian Lingkungan Bisnis Usaha Penggemukan Sapi

    Potong di PT Prisma Mahesa Unggul Kabupaten Bogor

    Jawa Barat

    Nama/NIM : Jaenal Abidin J3J109045

    Verawati Nurhasanah J3J110083

    Rina Agustina J3J210197

    Program Keahlian : Manajemen Agribisnis

    Disetujui oleh

    Dra Yusalina, MSi

    Pembimbing

    Diketahui oleh

    Prof Dr Ir M. Zairin Junior, MSc Ir Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc

    Direktur Koordinator Program Keahlian

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Praktik Kerja

    Lapangan (PKL) dan menyusun laporan dengan baik.

    Laporan PKL ini merupakan langkah awal bagi penyusun untuk

    menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu kewajiban akademik yang harus

    dipenuhi dan merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa tingkat

    akhir Program Diploma III Program Keahlian Manajemen Agribisnis, Institut

    Pertanian Bogor. Laporan PKL ini berisi tentang Kajian Lingkungan Bisnis

    (KLB) Peternakan Sapi Potong PT Prisma Mahesa Unggul.

    Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga laporan KLB

    ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang berminat terhadap topik

    peternakan sapi potong.

    Bogor, Mei 2013

    Penulis

  • vii

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

    atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Kajian Lingkungan Bisnis ini dapat

    diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penyelesaiaan penulisan

    Kajian Lingkungan Bisnis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

    karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

    1 Orang tua serta keluarga penyusun atas segala dukungan, perhatian serta kasih sayang yang telah diberikan selama penyusunan penulisan ini.

    2 Dra Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.

    3 Bapak H Irfan Harahap selaku Direktur PT Prisma Mahesa Unggul yang telah mengizinkan penyusun untuk melaksanakan PKL di tempat usahanya.

    4 M Rizki Maulana SPt selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan segala informasi dan masukan yang dibutuhkan oleh penyusun.

    5 Bapak Surahman selaku General Manager yang telah memberikan arahan selama PKL.

    6 Seluruh karyawan PT Prisma Mahesa Unggul yang telah banyak memberikan tambahan informasi dan bantuan selama PKL serta penerimaan

    yang baik.

    7 Rekan-rekan mahasiswa yang telah terlibat secara langsung dan tidak langsung, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kajian Lingkungan

    Bisnis ini.

    Bogor, Mei 2013

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL x

    DAFTAR GAMBAR x

    DAFTAR LAMPIRAN x

    1 PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

    1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2

    2 METODE KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS 3

    2.1 Lokasi dan Waktu ....................................................................................... 3

    2.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 3

    2.3 Metode Analisis .......................................................................................... 3

    2.3.1 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan ..................................... 3

    2.3.2 Analisis SWOT ................................................................................ 4

    3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 6

    3.1 Sejarah Perusahaan .................................................................................... 6

    3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis .................................................................. 7

    3.3 Struktur Organisasi .................................................................................... 8

    3.4 Deskripsi Kegiatan Bisnis ........................................................................ 10

    3.5 Deskripsi Keuangan Perusahaan .............................................................. 18

    3.6 Deskripsi Sumberdaya Perusahaan .......................................................... 18

    4 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN 21

    4.1 Analisis Lingkungan Makro .................................................................... 21

    4.1.1 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah ....................................... 21

    4.1.2 Faktor Ekonomi .............................................................................. 22

    4.1.3 Faktor Sosial Budaya ...................................................................... 23

    4.1.4 Faktor Teknologi ............................................................................. 24

    4.1.5 Faktor Ekologi ................................................................................ 24

    4.2 Analisis Lingkungan Mikro ..................................................................... 24

    4.2.1 Pesaing ............................................................................................ 25

    4.2.2 Pelanggan ........................................................................................ 25

    4.2.3 Pemasok .......................................................................................... 26

    4.2.4 Intensitas Persaingan ....................................................................... 26

    4.2.5 Produk Substitusi ............................................................................ 27

  • ix

    4.3 Analisis Faktor Internal............................................................................ 27

    4.3.1 Aspek Manajemen .......................................................................... 27

    4.3.2 Aspek Produksi ............................................................................... 28

    4.3.3 Aspek Pemasaran ............................................................................ 29

    4.3.4 Aspek Sumberdaya Manusia ........................................................... 29

    4.3.5 Aspek Keuangan ............................................................................. 30

    5 PENENTUAN ALTERNATIF STRATEGI 30

    5.1 Identifikasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) ........... 31

    5.2 Analisis Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threat) ....................... 33

    6 SIMPULAN DAN SARAN 39

    DAFTAR PUSTAKA 40

    LAMPIRAN 41

  • x

    DAFTAR TABEL

    1 Konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2008-2012 (gram/kapita/hari) 2 2 Matriks kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman 5

    3 Jenis dan pemasok bahan baku yang digunakan di PT PrismaMahesa Unggul

    tahun 2013 14 4 Daftar peralatan untuk pembuatan konsentrat di PT Prisma Mahesa Unggul

    tahun 2013 15 5 Jumlah karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 18

    6 Sumberdaya fisik kendaraan dan bangunan pada PT Prisma Mahesa Unggul

    tahun 2013 21 7 Daftar pengalaman dari karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 30

    8 Faktor internal pada PT Prisma Mahesa Unggul 33 9 Faktor Eksternal pada PT Prisma Mahesa Unggul 35 10 Analisis SWOT pada PT Prisma Mahesa Ungggul 36

    DAFTAR GAMBAR

    1 Kerangka Kerja Analisis SWOT 4

    2 Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 9 3 Lahan Hijauan Makanan Ternak 17

    DAFTAR LAMPIRAN

    1 Layout PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 .......................................................... 41

    2 Sumberdaya fisik bangunan dan Kegiatan PT Prisma Mahesa Unggul tahun

    2013 ............................................................................................................................ 42 3 Kegiatan dan sumberdaya fisik kendaraan PT Prisma Mahesa Unggul tahun

    2013 ............................................................................................................................ 43

  • 1

    1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup

    besar dan dapat berkontribusi terhadap struktur perekonomian nasional. Mayoritas

    penduduk Indonesia telah menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Salah

    satu bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang sangat besar untuk

    dikembangkan yaitu subsektor peternakan. Kebutuhan masyarakat akan produk-

    produk peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin

    meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna

    meningkatkan kualitas hidup.

    Subsektor peternakan memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan

    masyarakat akan protein hewani, yaitu ketersediaan daging khususnya daging

    sapi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2011, jumlah

    konsumsi daging masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun

    ke tahun. Data BPS mencatat, konsumsi daging pada 2011 mencapai 449 000 ton.

    Kondisi ini terutama disebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang

    berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk dan

    meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun peningkatan konsumsi

    tersebut tidak diikuti dengan peningkatan produksi daging lokal yang mencapai

    292 000 ton. Hal ini menyebabkan terjadinya selisih (gap) yang cukup besar

    antara produksi dan konsumsi daging secara nasional mencapai angka 157 ribu

    ton pada tahun 2011. Dalam rangka menanggulangi masalah tersebut ditempuh

    upaya untuk menutupi kebutuhan sapi dan daging dengan cara mengimpor daging

    mencapai 34.9 persen atau 157 000 ton daging. Kebutuhan daging sapi di dalam

    negeri tidak hanya ditutupi dengan impor, melainkan juga dari peningkatan

    produksi ternak lokal.

    Pemerintah juga telah mengupayakan program swasembada daging sapi

    untuk mencegah peningkatan impor sapi hidup maupun daging segar dengan

    adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 59/Permentan/HK.060/8/2007

    tentang Pedoman Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS).

    Melalui kegiatan P2SDS tersebut diharapkan kebutuhan daging sapi bagi

    masyarakat sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri minimal sebesar 90 persen.

    Strategi yang ditempuh dalam pencapaian swasembada daging sapi dilakukan

    melalui (1) pengembangan sentra pembibitan dan penggemukan (2) revitalisasi

    kelembagaan dan SDM fungsional di lapangan (3) dukungan sarana dan

    prasarana. Strategi tersebut diimplementasikan melalui langkah operasional

    diantaranya perbaikan mutu bibit baik secara penambahan jumlah maupun

    peningkatan kualitas.

    Dari segi konsumsi dalam negeri, perusahaan penggemukan sapi potong

    memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangakan hal ini dikarenakan,

    pada tahun-tahun mendatang diperkirakan konsumsi daging sapi potong

    meningkat seiring dengan pertambahan dan kesadaran masyarakat tentang

    pentingnya protein sehingga hal ini merupakan peluang bagi perusahaan.

  • 2

    Permintaan masyarakat akan proteni hewani yang semakin meningkat

    mengakibatkan pengembangan peternakan mempunyai peluang sangat besar pada

    masa yang akan datang.

    Tabel 1Konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2008-2012 (gram/kapita/hari)

    Tahun Konsumsi protein/kapita

    2008 2.4

    2009 2.22

    2010 2.55

    2011 2.75

    2012 3.00

    Sumber : Statistik Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan.

    Tabel 1 memperlihatkan terjadi peningkatan konsumsi protein hewani per

    hari, dengan demikian prospek untuk berkembang usaha sapi potong dari sisi

    permintaan, penawaran (produksi) dan populasi masih cukup luas serta demi

    terwujudnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging yang sesuai dengan

    standar nasional yaitu 6 gram per kapita per hari (Statistik Peternakan, 2013).

    Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha peternakan sapi adalah PT

    Prisma Mahesa Unggul. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2009, dengan

    kapasitas sapi sebanyak 1 000 ekor. Berdasarkan kondisi di atas, PT Prisma

    Mahesa Unggul dalam menjalankan usahanya memerlukan strategi yang tepat

    berdasarkan kondisi internal maupun eksternal perusahaan, agar pengembangan

    usaha yang direncanakan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dapat berhasil.

    1.2 Tujuan

    Penulisan Laporan Kajian Lingkungan (KLB) bisnis produk sapi potong

    pada PT Prisma Mahesa Unggul bertujuan mengkaji faktor-faktor eksternal dan

    internal perusahaan untuk dianalisis dengan metode SWOT, sehingga

    menghasilkan alternatif strategi.

    1.3 Kegunaan

    Kajian Lingkungan Bisnis ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak

    yang membutuhkan antara lain :

    1 KLB ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, referensi dan rekomendasi dalam melakukan pengembangan bisnis bagi PT Prisma Mahesa Unggul.

    2 Bagi perguruan tinggi bermanfaat untuk menambah informasi dalam studi literatur tentang usaha penggemukan sapi potong dan dapat menjadi bahan

    pendukung untuk penelitian.

    3 Mahasiswa dapat memahami lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta menerapkan materi perkuliahan dan rumusan strategi yang tepat pada

    saat praktik kerja lapangan.

  • 3

    2 METODE KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS

    2.1 Lokasi dan Waktu

    Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 04

    Februari 2013 sampai dengan 27 April 2013 di PT Prisma Mahesa Unggul yang

    beralamat di Kampung Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

    Babakan Madang, Gunung Pancar, Kabupaten Bogor.

    2.2 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penulisan KLB adalah data primer dan

    data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan melakukan

    wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta dari hasil pengamatan

    selama terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Data sekunder adalah data

    yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelusuran informasi dari berbagai

    sumber referensi, seperti majalah, buku, laporan dari Dinas Peternakan, Badan

    Pusat Statistik, dan electronic library.

    2.3 Metode Analisis

    Metode analisis pada kajian lingkungan bisnis pada PT Prisma Mahesa

    Unggul membahas lingkungan internal dan eksternal perusahaan sebagai data

    dalam menganalisis berbagai aspek. Hasil analisis melalui metode analisis SWOT

    untuk mengetahui peluang dan kekuatan atau ancaman dan kelemahan perusahaan

    sehingga perusahaan berupaya mengoptimalkan peluang dam kekuatan dengan

    meminimalisasaikan ancaman dan kelemahan, metode analisis dalam mengkaji

    lingkungan bisnis pada PT Prisma Mahesa Unggul menggunakan data primer dan

    data sekunder. Data primer dapat langsung diperoleh pada lingkungan perusahaan

    sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap dapat diperoleh dari luar

    perusahaan.

    2.3.1 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan

    Analisis internal adalah analisis yang dilakukan di lingkungan organisasi

    yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi

    pada perusahaan. Analisis internal yang perlu diketahui pada PT Prisma Mahesa

    Unggul adalah manajemen, produksi, sumberdaya manuasia, pemasaran, dan

    keuangan. Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan dijadikan sebagai acuan

  • 4

    dalam menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan analisis

    eksternal berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

    Peluang (opportunities) merupakan situasi di luar perusahaan meliputi lingkungan

    makro dan mikro.

    2.3.2 Analisis SWOT

    Setelah mengindentifikasi faktor internal dan eksternal yang dimiliki

    perusahaan diperlukan suatu penetapan strategi. Hal ini bertujuan agar perusahaan

    dapat bersaing dan berkembang. Dalam penetapan strategi perusahaan dapat

    dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weaknesses,

    Opportunities, dan Thearts). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

    secara sistematis. Berikut kerangka kerja analisis SWOT :

    Gambar 1 Kerangka Kerja Analisis SWOT

    Sumber : Ismail Sholihin, 2012

    Analisis dan pilihan strategi merupakan langkah awal untuk

    mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi dan memilih mana yang akan

    digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis lingkungan, manajemen

    perusahaan kemudian dapat melakukan pemilihan, model kelompok strategi yang

    mana yang akan digunakan dalam mengelola strategi perusahaan.

    Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

    Matriks SWOT

    Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Eksternal

    Analisis Situasi

  • 5

    Tabel 2 Matriks ekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

    Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    Kekuatan / Strengths(S) Kelemahan / Weaknesses

    (W)

    Faktor faktor kekuatan internal

    Faktor faktor kelemahan internal

    Peluang/ Oppurtunities(O) Strategi S-O Strategi W-O

    Faktor faktor peluangnya

    Alternatif strategi yang

    menggunakan kekuatan untuk

    memanfaatkan peluang

    Alternatif strategi yang

    meminimalkan kelemahan

    untuk memanfaatkan

    peluang

    Ancaman/ Threats(T) Strategi S-T Strategi W-T

    Faktor faktor ancamannya

    Alternatif strategi yang

    menggunakan kekuatan untuk

    mengatasi ancaman

    Alternatif strategi untuk

    meminimalkan kelemahan

    dan menghindari ancaman

    Sumber : Rangkuti, 2006

    Strategi-strategi yang didapat dari kombinasi faktor-faktor internal dan

    eksternal dalam matriks SWOT sebagai berikut :

    1 SO-Strategies Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan dalam memanfaatkan peluang

    sebesar-besarnya. Kondisi ini merupakan kondisi yang sangat

    menguntungkan, sistem memiliki kekuatan dan peluang yang baik. Strategi

    yang tepat adalah strategi yang mendukung pertumbuhan agresif.

    2 ST-Strategies Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

    mengatasi ancaman yang ada. Sistem memilik kekuatan, namun

    menghadapi berbagai ancaman. Strategi yang tepat adalah strategi

    diversifikasi, yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

    jangka panjang.

    3 WO-Strategies Strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

    cara meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada. Sistem memilik

    peluang yang baik, namun terkendala kelemahan internal. Strategi yang

    tepat adalah meminimalkan masalah-masalah internal, sehingga dapat

    merebut peluang eksternal dengan lebih baik.

    4 WT-Strategies Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari

    ancaman. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Strategi yang tepat

    adalah strategi defensif, yaitu meminimalkan kerugian-kerugian yang

    mungkin akan timbul.

  • 6

    3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    3.1 Sejarah Perusahaan

    PT Prisma Mahesa Unggul merupakan salah satu perusahaan agribisnis

    yang yang bergerak dibidang penggemukan (feedlot) sapi potong. Perusahaan ini

    berdiri pada 15 Agustus 2009 merupakan kerjasama antara PT Prisma Lembu

    Suro yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong dengan PT Sahabat

    Indonesia inti mandiri. Kepemilikan PT Prisma Mahesa Unggul berbentuk saham.

    Kepemilikan saham terbesar dari perusahaan PT Prisma Mahesa Unggul

    dipegang oleh bapak Probo Prasetyo dari PT Sahabat Indonesia Inti Mandiri 70

    persen yang digunakan sebagai modal atau pinjaman kepada PT Prisma Lembu

    Suro. Peternakan ini memiliki saham sebesar 25 persen dan sisanya dimiliki oleh

    perseorangan yaitu bapak Senti dan bapak Wasdiro.

    Pada awal dirintis, jumlah ternak yang digemukkan sebanyak 50 ekor sapi

    dan sekarang jumlah ternak yang digemukkan mencapai 900 ekor sapi. Jenis sapi

    yang digemukkan oleh perusahaan pada awal berdiri adalah jenis sapi SimPO

    dan LimPO yang diperoleh dari supplier asal daerah Semarang. Supplier tersebut

    mendatangkan ternak dari berbagai pasar hewan di daerah Jawa Tengah dan Jawa

    Timur, seperti dari daerah Semarang, Nganjuk, Wirosari, Ngawi, Blora, dan

    Sumber Lawang. PT Prisma Mahesa Unggul melakukan pembelian sapi dengan

    cara sistem kontrak dan sistem pemesanan biasa atau tidak menggunakan sistem

    kontrak. Sistem kontrak dengan supplier dilakukan dengan cara pihak PT Prisma

    Mahesa Unggul memesan sapi dengan jumlah tertentu dan jenis sapi tertentu

    kepada pihak supplier. Pengiriman sapi dilakukan dalam waktu tertentu yang

    telah disepakati, sehingga tidak semua jumlah ternak yang dipesan dikirim secara

    bersamaan dalam satu waktu.

    3.1.1 Visi dan Misi

    Visi PT Prisma Mahesa Unggul

    Memenuhi peningkatan kebutuhan daging yang berkualitas dan menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    sekitar.

    Misi PT Prisma Mahesa Unggul

    Mengembangkan budidaya sapi potong lokal yang menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat sekitar.

  • 7

    3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

    PT Prisma Mahesa Unggul yang dipimpin oleh Bapak H Irfan Harahap

    memiliki kantor pusat di daerah Muara Karang Selatan Blok A Utara No 1 Kav

    No 11 Kawasan Industri pergudangan Jakarta Utara 14440, Indonesia. Kegiatan

    bisnis yang dijalankan yaitu Peternakan atau (feedlot) berlokasi di Kampung

    Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang,

    Gunung Pancar, Kabupaten Bogor.

    PT Prisma Mahesa Unggul memiliki topografi daerah yang datar-landai

    dengan ketinggian 125-500 meter di atas permukaan laut. Iklim di sekitar

    perusahaan memiliki temperatur 10-270 C, dengan curah hujan 1.500 mm per

    tahun. Adapun curah hujan di daerah Babakan Madang berkisar antara 3 000-3

    500 mm per tahun dengan jumlah hari adalah 141 per tahun. Jika dilihat dari

    keadaan tersebut, maka wilayah Jawa Barat cocok dijadikan tempat untuk usaha

    ternak.

    Secara umum, Indonesia terletak pada jalur simpangan yang

    menguntungkan karena diantara dua benua dan dua samudra, serta dilalui garis

    khatulistiwa. Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim memiliki

    perbedaan suhu, curah hujan, kelembaban, dan arah angin yang berbeda. Oleh

    karena itu, hal-hal yang dipertimbangankan perusahaan dalam pemilihan lokasi

    adalah sebagai berikut :

    3.2.1 Temperatur

    Sapi termasuk hewan yang peka terhadap perubahan suhu lingkungan,

    terutama perubahan yang drastis. Suhu tinggi akan menyebabkan konsumsi

    pakan menurun dan berakibat pada menurunnya laju pertumbuhan sapi.

    Pemaksaan penggunaan suatu lokasi yang temperaturnya berubah-ubah akan

    menyebabkan menurunnya penampilan produksi. Sapi yang berada di PT Prisma

    Mahesa Unggul dapat tumbuh optimal dengan kisaran suhu 10-270 C.

    3.2.2 Curah Hujan

    Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat dengan

    kondisi temperatur di lokasi perusahaan. Temperatur pada musim hujan lebih

    rendah dibandingkan pada musim kemarau. Lokasi PT Prisma Mahesa Unggul

    ideal untuk penggemukan sapi potong yaitu lokasi yang bercurah hujan 800-1 500

    mm per tahun.

    3.2.3 Arah Angin

    Angin merupakan salah satu faktor pembawa kuman penyakit, sehingga

    penentuan arah angin yang dominan di suatu lokasi sangat penting sebagai

    petunjuk bagi pembuatan kandang. Kandang dibangun oleh perusahaan dengan

  • 8

    cara berderet memanjang sesuai dengan arah angin yang dominan. Hal ini

    dimaksudkan agar angin yang datang tidak menerpa sapi-sapi secara frontal.

    Selain itu, perusahaan juga ditanami pohon-pohon pelindung yang berfungsi

    memecah angin. Sinar matahari juga masuk ke dalam kandang secara langsung,

    sehingga kebutuhan cahaya untuk sapi dapat dipenuhi.

    3.2.4 Kelembaban

    Tingkat kelembaban tinggi (basah) cenderung berhubungan dengan

    tingginya peluang bagi tumbuh dan berkembangnya parasit dan jamur.

    Sebaliknya, kelembaban redah (kering) meyebabkan udara berdebu, yang

    merupakan penyebab penyakit menular. Kelembaban di lokasi perusahaan

    berkisar antara 60-80 persen yang merupakan kelembaban idel bagi sapi potong.

    3.3 Struktur Organisasi

    PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan perseroan terbatas

    dengan kekuasaan tertinggi adalah Komisaris. Struktur organisasi bertujuan untuk

    mengetahui hak dan kewajiban tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan

    kewajibannya. Adanya struktur organisasi yang baik diharapkan mampu

    menjalankan usaha secara maksimal.

    1 Komisaris mempunyai wewenang menanam modal di perusahaan. 2 Direktur Umum berwenang memegang kendali utama dalam menentukan

    arah perusahaan, membuat kebijakan-kebijakan perusahaan.

    3 Direktur Operasioanal berwenang memegang kendali harian perusahaan, menjabarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh direktur utama,

    memonitor jalannya perusahaan pada sub-sub kegiatan serta menetapkan

    peraturan-peraturan perusahaan.

    4 Direktur Keuangan berwenang memegang kendali keuangan perusahaan, menjabarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh direktur utama,

    memonitor keuangan perusahaan.

    5 General Manager berwenang melaksanakan dan memonitor kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh direksi, membuat kebijakan yang bersifat

    teknis atau produktif, mengevaluasi semua kegiatan perusahaan baik yang

    positif atau negatif, public relations untuk menjembatani antar kepentingan

    perusahaan dengan pihak luar (Government Customer Society)

    6 Fattening berwenang mengurus kegiatan farm, mulai kedatangan sapi sampai pada penjualannya mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan,

    melaksanakan dan memonitor kegiatan harian farm yang meliputi (a) unit

    fattening yaitu feedbunk (tempat pakan), air minum, sanitasi, perawatan

    ternak, reweight (timbang ulang), grouping (pengelompokan), penjualan

    dan recording (pencatatan); dan (b) unit trading yaitu penerimaan sapi,

    grading (penyatuan sapi yang relatif sama bobot badannya), penimbangan,

    penjualan dan administrasi penjualan.

  • 9

    7 Administrasi dan Keuangan berwenang mengurus dan mengedit semua kegiatan farm baik yang berupa administrasi maupun keuangan, merangkum

    atau merekap semua laporan kegiatan farm untuk pelaporan ke direktur

    utama, baik yang berupa laporan harian, mingguan, atau bulanan,

    menangani urusan luar farm (perizinan, pajak, bantuan, tamu farm), seta

    membuat ajuan budget keuangan farm untuk periode kerja tertentu.

    8 Feedmill bertanggung jawab atas penyediaan konsentrat sebagai bahan pakan utama dalam pogram penggemukan sebagai unit pendukung produksi

    utama. Tugas feedmill adalah memproduksi pakan yang berkualitas dan

    palatable (enak) agar ternak dapat mengkonsumsi dengan baik sehingga

    diharapkan ternak dapat menghasilkan pertambahan bobot badan optimal.

    9 Umum terdiri dari bagian dapur, lingkungan, bagian air, tukang bangunan dan lain-lain.

    10 Security bertugas menjaga keamanan di perusahaan dan bertanggung jawab sebagai saksi saat ternak masuk dan ternak keluar dari perusahaan. Security

    juga memiliki tugas untuk memantau keadaan kandang saat malam hari.

    11 HMT bertugas dalam penyediaan, pengolahan dan peyimpanan pakan yaitu rumput gajah dan jerami padi.

    12 Seksi transportasi bertanggung jawab dalam pengiriman ternak kepada pihak pembeli dan bertugas dalam pengangkutan hijauan dan jerami.

    Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 2 Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

    Sumber : PT Prisma Mahesa Ungggul tahun 2013

    Transportasi

    Kandang Individu HMT

    Direktur Utama

    Fattening

    Direktur Operasional/Produksi

    Direktur Keuangan

    Administrasi dan

    keuangan

    Keuangan

    Feedmill

    Umum

    Security

    General Manager

    Kandang Koloni Pakan

    Konsentrat

    Komisaris

  • 10

    3.4 Deskripsi Kegiatan Bisnis

    Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh PT Prisma Mahesa Unggul meliputi

    kegiatan penggemukan sapi (fattening), pengadaan pakan (feedmill), dan hijauan

    pakan ternak (HMT). Fokus utama kegiatan bisnis PT Prisma Mahesa Unggul

    yaitu penggemukan sapi.

    3.4.1 Penggemukan Sapi (Fattening)

    Penggemukan sapi atau fattening bertujuan untuk mendapatkan tambahan

    bobot badan dan sehat, pada sapi yang baru didatangkan dan untuk menghasilkan

    nilai tambah secara ekonomis. Proses kegiatan penggemukan sapi potong di PT

    Prisma Mahesa Unggul mampu menghasilkan sapi-sapi yang memiliki kualitas

    terjamin. Proses kegiatan penggemukan sampai pada kegiatan penjualan sapi yang

    telah sesuai dengan kualitas yang diharapkan meliputi : penyeleksian bakalan,

    pemeliharaan dengan pemberian pakan (hijauan dan konsentrat) sesuai kebutuhan,

    pemberian obat-obatan dan pencegahan penyakit, penimbangan bobot sapi,

    penanganan kesehatan, pembersihan kandang, dan pemeriksaan sapi yang sakit.

    a Subsistem Input

    Subsistem input yang ada pada PT Prisma Mahesa Unggul terdiri dari :

    1 Pengadaan Sapi Pengadaan sapi bakalan yang diusahakan di PT Prisma Mahesa Unggul

    diperoleh dari supplier yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jenis sapi

    yang dipilih adalah Peranakan Ongole (PO), sapi keturunan Simmental (SIMPO),

    sapi keturunan Limousin (LIMPO), sapi Bali, sapi Madura, dan beberapa sapi

    Friesien Holstein (FH).

    Perusahaan memilih sapi bakalan untuk digemukkan berjenis kelamin jantan

    dan betina dengan dengan bobot 250-300 kg dan berumur diatas 2-2.5 tahun.

    Selain itu, PT Prisma Mahesa Unggul memilih sapi berjenis kelamin jantan dan

    betina dengan tinggi diatas 115 cm dan bobot lebih dari 100 kg sebagai pengadaan

    bibit. Sapi yang dipilih haruslah bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan

    penyakit endemik lainnya.

    2 Perkandangan PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan sistem pemeliharaan intensif yaitu

    ternak ditempatkan pada kandang. Tipe kandang menggunakan dua tipe, yaitu

    kadang individu dan kandang koloni. Pada kandang individu setiap sapi dibuatkan

    kandang atau tempat masing-masing dengan ukuran 2 x 1.5 m. Tipe ini dapat

    memicu pertumbuhan sapi lebih cepat karena tidak terjadi kompetisi dalam

    mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas. Tipe kandang individu

    daisajikan pada Lampiran 2 Gambar 1. Sedangkan kandang koloni hanya terdiri

    satu bangunan dan digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak. Kandang

  • 11

    dengan tipe ini memiliki harga yang lebih murah dan mampu mengurangi resiko

    tingkat stress pada sapi akibat proses pengeluhan yang biasa digunakan pada

    kandang individu. Kelemahana tipe koloni yaitu terjadi kompetisi dalam

    mendapatkan pakan. Tipe kandang koloni disajikan pada Lampiran 2 Gambar 2

    Kandang yang dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul yaitu sebanyak empat

    kandang, dengan jumlah blok/baris sebanyak 16 blok/baris. Satu kandang

    merupakan kandang koloni yang terdiri dari 10 blok (A1-A10), masing-masing

    kandang berkapasitas 60 ekor sapi. Sedangkan tiga kandang merupakan kandang

    individu yang memiliki 6 blok/baris (B1-D2) dan berkapasitas 90 ekor. Letak

    bangunan kandang PT Prisma Mahesa Unggul dekat dengan sumber air,

    konstruksi kandang disesuaikan dengan keadaan alam setempat. Secara umum

    konstruksi kandang di PT Prisma Mahesa Unggul termasuk kuat, mudah

    dibersihkan dan sirkulasi udara baik. Konstruksi kandang yang berada di PT

    Prisma Mahesa Unggul meliputi beberapa hal:

    1 Arah Kandang : topografi tanah serta arah angin berpengaruh pada arah kandang, sehingga bentuk kandang menghadap ke barat.

    2 Ventilasi : ventilasi kandang sangat cukup karena perusahaan menggunakan kandang setengah terbuka.

    3 Dinding : bentuk dinding menggunakan kawat, pada setiap dinding beton menggunakan besi dengan maksud agar kandang kuat dan tahan lama.

    4 Lantai : lantai kandang telah di tembok dan miring 2 derajat serta dibuat kasar, dengan tujuan agar lantai kuat dan tidak licin sehingga aman bagi

    ternak dan peternaknya.

    5 Atap : atap kandang menggunakan asbes dan penyangga dari besi. Atap kandang memiliki kemiringan sekitar 30 derajat mengarah ke belakang

    kandang.

    3 Infrastruktur Infrasrtuktur merupakan sarana untuk menunjang jalannya suatu usaha.

    Infrastruktur yang berada di PT Prisma Mahesa Unggul antara lain : luas lahan,

    akses sarana transportasi, komunikasi, listrik untuk penerangan, ketersediaan air,

    dan sarana lainnya. Sarana transportasi meliputi prasarana jalan dan alat

    transportasi yang akan digunakan baik untuk arus sirkulasi pengiriman sapi

    potong, tenaga kerja, maupun pakan.

    Lokasi PT Prisma Mahesa Unggul terletak di Kampung Gelewer RT03/04

    Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Gunung Pancar,

    Kabupaten Bogor. Luas lahan yang dimiliki PT prisma Mahesa Unggul adalah 58

    ha, untuk lokasi peternakan lahan yang digunakan seluas 8 ha. Akses sarana

    transportasi mudah dijangkau karena berada tidak jauh dari jalan raya dan tol

    Jagorawi.

    Komunikasi yang digunakan PT Prisma Mahesa Unggul terdiri dari telepon

    dan internat. Penerangan listrik perusahaan membutuhkan 3 600 watt yang

    digunakan sebagai penerangan di kandang, kantor, mess, dan areal sekitar

    perusahaan. Selain itu listrik digunakan untuk menyalakan mixer dan glinder di

    feedmill. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki ketersediaan air yang cukup, untuk

    proses kegiatan peternakan. Saranan dan prasarana lain yang dimiliki sebagai

  • 12

    penunjang proses kegiatan usaha penggemukan antar lain kandang, gudang,

    kantor, pos satpam, mess, mushola dan dapur.

    4 Tenaga Kerja PT Prisma Mahesa Unggul memiliki 47 orang tenaga kerja, terdiri dari

    tenaga kerja tetap, tenaga kerja borongan, dan tenaga kerja harian lepas. PT

    Prisma Mahesa Unggul melakukan perekrutan tenaga kerja sesuai dengan

    kebutuhan perusahaan. Rata-rata tenaga kerja PT Prisma Mahesa Unggul berasal

    dari sekitar perusahaan, dengan latar belakang pendidikan dari SD-SLTA.

    b Subsistem Budidaya

    Proses budidaya penggemukan sapi potong di PT Prisma Mahesa Unggul

    dijalankan sesuai prinsip-prinsip meliputi pengawasan kesehatan, pengawasan

    makanan dan air, dan pengawasan kualitas hewan ternak. Proses budidaya

    penggemukan sapi pada PT Prisma Mahesa Unggul sebagai berikut:

    a Pemeliharaan Sistem pemeliharaan yang diterapkan pada PT Prisma Mahesa Unggul

    dilakukan secara intensif dan dikandangkan. Sapi yang baru dikirim dari pemasok

    terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui berat badan awal, dengan begitu

    perusahaan bisa mengetahui selisih pada saat nanti sapi dijual yang menentukan

    untung rugi dari penjualan sapi. Sebelum sapi masuk kandang, kebersihan

    kandang diperhatikan dengan membersihkan kandang mulai dari pembersihan

    kotoran dan sisa-sisa pakan. Setiap kandang dipelihara oleh satu dan/atau dua

    tenaga kerja, yang bertanggung jawab atas kebersihan kandang dan pemberian

    pakan. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan memperhatikan pakan dan

    kesehatan ternak, untuk mengetahui kondisi sapi yang sedang sakit maupun yang

    sehat. Sapi yang sakit akan dipisahkan pada kandang terpisah. Dengan

    mengetahui kondisi sapi-sapi tersebut akan membantu memudahkan karyawan

    dalam mengatur pemberian pakan.

    b Pemberian Pakan dan Minum Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertambahan bobot sapi.

    Semakin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan pada sapi semakin besar

    juga tenaga yang dihasilkan dan memberikan cadangan energi berbentuk daging

    dalam tubuh sapi. Pemberian pakan pada PT Prisma Mahesa Unggul dilakukan

    sebanyak 3-4 kali dalam satu hari selama 3 bulan proses penggemukan sapi.

    Pengisian bak air minum dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari yaitu pada

    pagi dan siang hari, sehingga air minum akan selalu penuh.

    c Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Setiap usaha peternakan termasuk penggemukan sapi pasti akan menghadapi

    serangan penyakit. Jika tidak ditanggani dengan baik, penyakit dapat

    mengakibatkan kerugian bagi usaha peternakan. Pencegahan penyakit yang

    dilakukan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dilakukan dengan menjaga kebersihan

  • 13

    sapi dan kandangnya. Kebersihan sapi yaitu pemberian obat cacing pada saat sapi

    baru datang, adapun proses pemberian obat cacing disajikan pada Lampiran 2

    Gambar 3. Kebersihan kandang meliputi kegiatan membersihkan kotoran sapi,

    membersihkan bak pakan dan minum. Pembersihan kotoran sapi memiliki

    pengaruh penting dalam menjaga kesehatan ternak dan lingkungan sekitar

    peternakan, karena kotoran merupakan sumber bibit penyakit apabila dibiarkan.

    Lampiran 2 Gambar 4 menunjukkan proses pembersihan kotoran sapi.

    Pembersihan bak pakan dan minum berguna untuk mengurangi dampak

    kontaminasi mikroorganisme dari pakan yang sudah basi. Pencegahan lain yang

    dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul yaitu pengecekan terhadap kondisi sapi.

    Apabila terdapat sapi yang sakit maka segera dilakukan tindakan penyuntikan

    obat agar penyakit sapi tidak menjadi parah. Akan tetapi jika terdapat sapi yang

    sudah parah tindakan yang dilakukan adalah dengan potong paksa dan/atau djual

    ke jagal dengan harga yang murah, dengan catatan penyakit sapi tidak

    mempengaruhi kualitas daging.

    Penyakit yang sering timbul di PT Prisma Mahesa Unggul antara lain

    penyakit cacingan, penyakit ini tidak mematikan tapi akan mengurangi kecepatan

    pertambahan bobot sapi. Selain penyakit cacingan, penyakit lain yang timbul

    adalah diare akibat ketidakseimbangan konsumsi hijauan dan konsentrat, yang

    mengakibatkan penurunan nafsu makan sapi.

    d Panen Sapi dapat dipanen pada kisaran waktu 3 bulan penggemukan, namun sistem

    penjualan di PT Prisma Mahesa Unggul tidak terpatok pada lamanya

    penggemukan, jika ada permintaan yang menguntungkan sapi akan dijual

    meskipun waktu penggemukan belum mencapai 3 bulan. PT Prisma Mahesa

    Unggul tidak memotong sapi sendiri, sehingga acuan pembelian berdasarkan berat

    timbang hidup. Pada sapi yang siap jual, penimbangan langsung dilakukan di

    lokasi peternakan.

    3.4.2 Subsistem Pemasaran

    Keberadaan PT Prisma Mahesa Unggul sebagai peternakan penggemukan

    sapi sudah banyak diketahui oleh para jagal-jagal yang berada di Bogor, biasanya

    para jagal tersebut mendatangi ke lokasi kandang dan memilihnya sendiri. PT

    Prisma Mahesa Unggul juga banyak memasarkan produknya ke luar Bogor seperti

    Sukabumi, Tangerang, Cianjur, bahkan ke Medan.

    Proses pengiriman sapi ke lokasi pelanggan diangkut menggunakan truk

    atau mobil pick up pribadi milik PT Prisma Mahesa Unggul, tergantung jumlah

    sapi yang dikirim, namun beberapa pelanggan membawa kendaraan sendiri ke

    lokasi peternakan, sehingga pengangkutan ternak menggunakan mobil pelanggan.

    Proses pengiriman sapi disajikan pada Lampiran 2 Gambar 5.

    Promosi yang dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul cenderung pasif hanya

    melalui promosi langsung dan pembicaraan dari pelanggan ke pelanggan. Harga

    jual sapi hidup di PT Prisma Mahesa Unggul 38 000 per kg, dengan rata-rata

    bobot sapi hidup yang dijual sekitar 200-400 kg. Sistem pembayaran yang

    diterapkan adalah sistem cash dan transfer melalui rekening Bank BCA.

  • 14

    3.4.3 Pengadaan Pakan (Feedmill)

    Pakan ternak merupakan salah satu kebutuhan utama dalam usaha

    peternakan. Untuk memenuhi kebutuhan akan pakan PT Prisma Mahesa Unggul

    memiliki unit bisnis tersendiri yang dioperasikan dalam gudang pakan. Formulasi

    untuk produksi bahan baku pakan diolah secara khusus oleh teknisi yang

    berpengalaman, sehingga diperoleh pakan ternak yang memiliki kualitas baik dan

    terjamin untuk pertumbuhan ternak sesuai kebutuhan. Selain memenuhi

    kebutuhan pakan ternak sendiri, feedmill PT Prisma Mahesa Unggul juga

    menyediakan pakan untuk memenuhi kebutuhan para peternak dan perusahaan

    penggemukan sapi lainnya. Unit bisnis ini memiliki kegiatan utama yaitu

    memproduksi pakan konsentrat.

    a Subsistem Input

    1 Pengadaan Bahan Baku Konsentrat Pengadaan bahan baku konsentrat diperoleh dari beberapa pemasok dengan

    sistem order atau memesan dan membeli beberapa bahan baku secara langsung ke

    toko pertanian. Pemeriksaan kualitas bahan baku dilakukan secara organoleptik

    atau pengambilan sempel secara acak dengan cara memeriksa bau, tekstur, warna,

    kemurnian, dan kadar air. Apabila tidak sesuai kriteria yang telah ditetapkan

    perusahaan maka pihak perusahaan akan memotong beberapa persen. Pemesanan

    bahan baku dilakukan oleh PT Prisma Mahesa Unggul sendiri. Jenis dan pemasok

    bahan baku disajikan pada Tabel 3.

    Tabel 3 Jenis dan pemasok bahan baku yang digunakan di PT Prisma Mahesa

    Unggul tahun 2013

    NO Bahan Baku Pemasok Jumlah Siklus Harga

    (Rp/kg)

    1 Dedak Cario, Jonggol 10 ton 1 bulan dua kali 1 500

    2 Ongok Lampung 16 ton 1 bulan dua kali 1 400

    3 Sawit Lampung 20 ton 1 bulan 3 000

    4 Kopra Sumatera 14 ton 1 bulan 3 500

    5 Menir Kedelai Serang 8 ton 3 bulan 3 500

    6 Molases Cirebon 15 ton 3 bulan 1 500

    7 Garam Cirebon 7 ton 1 bulan dua kali 2 000

    8 Urea Cibinong 200kg 1 bulan dua kali 2 000

    9 Kapur Domestik Cibinong 300 kg 1 bulan dua kali 500

    Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

    Penetapan supplier sebagai penyedia bahan baku ditentukan oleh PT

    Prisma Mahesa Unggul berdasarkan pertimbangan harga, kualitas bahan baku,

    kualitas nutrisinya, dan kebutuhan bahan baku. Sebelum bahan baku datang

    dilakukan penyeleksian bahan baku. Bahan baku yang telah dipesan akan

    diadakan pemeriksaan purchase order. Sistem pembelian yang digunakan

  • 15

    meliputi sistem pemesanan, penimbangan kendaraan, pemeriksaan bahan baku,

    dan pemberiana surat tanda barang dari supplier. Penataan bahan baku pada

    gudang feedmill disajikan pada Lampiran 2 Gambar 6.

    2 Peralatan Proses produksi konsentrat membutuhkan beberapa peralatan yang

    digunakan sebagai penujang kegiatan. Peralatan yang digunakan di Divisi

    Feedmill PT Prisma Mahesa Unggul, meliputi peralatan sederhana dan modern

    disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4 Daftar peralatan untuk pembuatan konsentrat di PT Prisma Mahesa

    Unggul tahun 2013

    No Uraian Jumlah

    1 Mixer 1

    2 Timbangan 1

    3 Pallet truck 1

    4 Grinder (mesin giling) 1

    5 Jarum jahit karung 5

    6 Tangki molases 6

    7 Ember 2

    8 Sapu 3

    9 Sekop 5

    10 Drum 8

    Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

    3 Tenaga Kerja Divisi feedmill memiliki 5 orang tenaga kerja. Semua pekerja divisi feedmill

    berjenis kelamin laki-laki yang memiliki keterampilan dan kondisi fisik yang

    baik. Pada divisi ini tidak terdapat pembagian kerja yang jelas, semua pekerja

    melakukan kegiatan produksi secara bergantian dan/atau bersama-sama.

    b Subsistem Produksi

    Produksi konsentrat dilakukan dengan mengacu kepada formula yang telah

    ada yaitu, komposisi pakan, formula ditentukan oleh formulator dari PT Prisma

    Mahesa Unggul. Pembuatan konsentrat dilakukan dengan cara mencampur bahan

    baku yang telah tersedia dan disiapkan disamping alat mixer. Pencampuran

    dilakukan sesuai dengan formulasi yang telah ditetapakn.

    Proses Produksi dilakukan setiap hari kecuali hari jumat yang ditetapkan

    sebagai hari libur divisi feedmill. Seluruh kegiatan operasional produksi

    merupakan tanggung jawab seorang kepala bagian dan dibantu seorang kepala sub

    bagian yang bertugas mengawasi jalannya proses produksi maupun kelancaran

    kedatangan bahan baku.

    Proses produksi dilakukan di dalam gudang pakan dekat area kandang,

    seperti yang disajikan pada Lampiran 3 Gambar 7. Tahapan proses produksi

  • 16

    terdiri dari pengadaan bahan baku, penggilingan bahan baku onggok,

    penimbangan bahan baku, pencampuran bahan baku, penimbangan hasil produksi

    dan pengemasan.

    1 Penggilingan Bahan Baku Onggok Bahan baku onggok digiling hingga halus untuk memudahkan sapi dalam

    mencerna makanan. Proses awal dari kegiatan penggilingan adalah memasukkan

    onggok kasar ke dalam mesin glinder. Onggok yang sudah halus dan keluar dari

    mesin glinder dimasukkan ke dalam karung dan disimpan bersama bahan baku

    lain yang akan digunakan.

    2 Penimbangan Bahan Baku Semua bahan baku dikumpulkan kemudian ditimbang satu per satu

    menggunakan timbangan berkapasitas 300 kg. Penimbangan disesuaikan dengan

    formula yang telah ditentukan.

    3 Pencampuran Bahan Baku Tahapan proses produksi berikutnya adalah pencampuran bahan baku

    kedalam mixer. Pencampuran bahan baku dimulai dengan memasukkan bahan

    baku onggok, dedak, menir kedelai, kopra, sawit, kapur domestik, garam, urea,

    dan molases. Proses dilakukan 20 menit sampai bahan baku tercampur rata lalu

    dikeluarkan melalui hopper peggeluaran.

    4 Pengemasan Tahapan terakhir dalam proses produksi adalah pengemasan konsentrat.

    Setelah dikeluarkan melalui hopper pengeluaran, konsentrat dimasukkan ke dalam

    karung lalu ditimbang dengan berat 40 kg per karung dan diikat menggunkan tali

    rafiah. Setelah proses pengemasan selesai, konsentrat akan disimpan sebagai

    persediaan pakan sapi esok hari maupun untuk dipasarkan. Proses penimbangan

    dan pengemasan konsentrat disajikan pada Lampiran 3 Gambar 8 dan 9.

    c Subsistem Pemasaran

    Pengadaan unit feedmill bertujuan memenuhi kebutuhan pakan sendiri di PT

    Prisma Mahesa Unggul. Selain itu, PT Prisma Mahesa Unggul memasarkan

    produk konsentrat ke beberapa perusahaan lainnya. Biasanya perusahaan tersebut

    merupakan pelanggan tetap yang datang setiap bulannya. Harga jual konsentrat

    sebesar 2 000 per kg. Pengiriman menggunakan mobil pribadi pelanggan yang

    datang langsung ke lokasi. Adapun proses pembayaran melalui sistem cash dan

    transfer.

    3.4.4 Hijauan Makanan Ternak

    Hijaun makanan ternak merupakan salah satu pakan yang diberikan pada

    sapi setelah konsentrat. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki Divisi HMT, yang

    mempunyai tugas dan fungsi mengelola, mengemas (packaging) dan

  • 17

    mendistribusikan. Kegiatan divisi HMT meliputi penanaman, pemeliharaan,

    panen, chopping (pemotongan) dan distribusi ke kandang. Sebagai penunjang

    aktivitas divisi ini maka perusahan menyediakan satu unit alat produksi berupa

    kendaraan angkut mobil box untuk alat transportasi pada divisi HMT.

    a Subsistem Input

    1 Pengadaan Bahan Baku Pengadaan bahan baku hijauan makanan ternak pada PT Prisma Mahesa

    Unggul terdiri dari hijauan basah dan hijauan kering. Hijauan basah merupakan

    rumput gajah diambil dari lahan hijauan milik perusahaan yang berada di sekitar

    area peternakan. Sedangkan hijauan kering berupa jerami padi yang diambil dari

    pesawahan di daerah sekitar peternakan. Setiap harinya pekerja divisi hijauan

    kering mendapat ongkos jalan sebesar 150 000 yang digunakan untuk solar,

    makan, maupun pembayaran jerami.

    2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengadaan hijauan basah adalah

    sabit, golok, dan mobil pick up sedangkan, untuk pengadaan hijauan kering

    peralatan yang digunakan yaitu tali yang terbuat dari karung, golok dan truk yang

    digunakan sebagai pengangkut hijauan kering ke kandang.

    3 Tenaga Kerja Unit Hijauan Makanan Ternak (HMT) PT Prisma Mahesa Unggul memiliki

    9 orang tenaga kerja dimana 2 orang sebagai supir. Semua pekerja merupakan

    laki-laki yang memiliki keterampilan dan kondisi fisik baik. Hari kerja

    dijadwalkan setiap hari dalam satu bulan terdapat 4 hari libur yang di tetapkan

    pada hari Jumat. Selain itu terdapat tenaga kerja harian lepas yang bekerja pada

    hijauan basah dengan jumlah 10 orang yang semuannya adalah ibu-ibu, yang

    bekerja dari pukul 07:00WIB-12:00WIB.

    4 Proses Produksi Proses produksi HMT PT Prisma Mahesa Unggul hanya terdiri dari proses

    pengaritan dan pengemasan. Hijauan yang sudah diambil diikat menggunakan tali

    yang terbuat dari karung dan langsung diserahkan ke bagian kandang. Adapun

    proses pencacahan dilakukan langsung oleh anak kandang pada saat pemberian

    pakan hijauan.

    .

    Gambar 3 Lahan Hijauan Makanan Ternak

    Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul 2013

  • 18

    Luas hijauan PT Prisma Mahesa Unggul mencapai 10 hektar sehingga

    mencukupi kebutuhan jumlah ternak. Lahan hijauan semuanya ditanami oleh

    rumput gajah.

    3.5 Deskripsi Keuangan Perusahaan

    Sumber keuangan PT Prisma Mahesa Unggul berasal dari dana pemilik

    berbentuk saham dan diatur oleh kantor pusat yang berada di Jakarta Utara dan

    dikelola oleh bagian keuangan yang bertugas mengatur semua penerimaan dan

    pengeluaran perusahaan, mencatat data keuangan dan menyusun laporan

    keuangan. Bagian keuangan ditangani oleh satu orang manajer dan satu orang staf

    administrasi.

    Sistem keuangan PT Prisma Mahesa Unggul membuat laporan dengan

    teknik komputerisasi dan dilaporkan ke pemilik dan penanggung jawab

    perusahaan pada saat rapat pertemuan yang diadakan setiap pemilik datang ke

    perusahaan untuk membahas dan mengevaluasi perkembangan perusahaan.

    Sumber pemasukan utama berasal dari penjualan sapi potong kurang lebih

    85 persen. Penambahan pemasukan berasal dari penjualan pakan konsentrat.

    Sedangkan biaya yang dikeluarkan berupa biaya variabel dan biaya tetap.

    3.6 Deskripsi Sumberdaya Perusahaan

    3.6.1 Sumberdaya Manusia

    Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting yang

    berpengaruh dalam keberhasilan usaha. PT Prisma Mahesa Unggul membagi

    tenaga kerjanya menjadi dua jenis yaitu tenaga kerja kantor staf dan tenaga kerja

    operasional. Tenaga kerja operasional adalah tenaga kerja yang bekerja secara

    langsung menangani proses produksi. Penggajian yang dilakukan di PT Prisma

    Mahesa Unggul terhadap staf dan tenaga kerja operasional sama yaitu dengan

    penggajian per bulan. Pada PT Prisma Mahesa Unggul karyawan dan staf

    merupakan lulusan SLTA-S1, sedangkan untuk peternak merupakan lulusan SD-

    SLTA. Karyawan PT Prisma Mahesa Unggul berjumlah 47 orang, dapat disajikan

    pada Tabel 5.

  • 19

    Tabel 5 Jumlah karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

    No Jabatan Jumlah

    Karyawan

    (Orang)

    Pendidikan Usia

    (Tahun)

    Jenis

    Kelamin

    Lama Bekerja

    (Tahun)

    1 Manager

    Farm /

    Direktur

    1 S1 30 L 3

    2 Fattening 18 SD 28 L 2.5

    3 Feedmill 5 SD-SLTA 35 L 1

    4 Lingkungan 4 SD 50 L 1

    6 Keuangan 1 S1 50 L 3

    7 Administrasi 1 S1 25 P 1

    8 Umum 2 SLTA 30 L 1.5

    9 Security 7 SLTA 40 L 2

    10 Sopir 3 SMP 50 L 1

    11 OB 4 SMP 25 L 2.5

    12 Teknisi 1 SLTA 27 L 1.5

    Total 47

    Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

    Total seluruh karyawan PT Prisma Mahesa Unggul berjumlah 47 orang.

    Terdapat tiga jenis pekerja yang terdapat pada PT Prisma Mahesa Unggul yaitu :

    1 Pekerja Harian : Pekerja ini bekerja setiap hari, hari Senin hingga Minggu dan mendapatkan jatah satu hari libur yang dilakukan secara bergiliran

    untuk pekerja bagian kandang, sedangkan untuk pekerja bagian lingkungan,

    umum, dan feedmill ditetapkan libur pada hari Jumat, pekerjaan dimulai

    pukul 07:00 sampai dengan pukul 12:00 WIB, istirahat pukul 12:00 sampai

    dengan pukul 13:00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 13:00 sampai dengan

    pukul 16:00 WIB. Setiap pagi hari pukul 07:00 WIB para pekerja

    melakukan absensi time card begitu pun ketika istirahat pada pukul 12:00

    WIB hingga setelah selesai bekerja pada pukul 16:00 WIB.

    2 Pekerja Borongan : Pekerja borongan merupakan pekerja yang bekerja di perusahaan dengan jam kerja tidak menentu tergantung dari kebutuhan

    perusahaan dan tidak memiliki sistem absensi. Jenis pekerja ini terdapat

    pada pekerja bogkar muat bahan pakan.

    3 Pekerja Harian Lepas : Pekerja ini bekerja setiap hari, hari Senin hingga Minggu dan mendapatkan jatah satu hari libur yaitu hari Jumat. Pekerjaan

    dimulai pukul 07:00 sampai dengan pukul 12:00. Jenis pekerjaan ini

    terdapat pada Divisi HMT.

    Jam kerja karyawan yang dimulai pukul 07:00 WIB-12:00 WIB

    dipergunakan secara efektif oleh karyawan, hanya saja ada beberapa divisi yang

    menyelesaikan pekerjaan lebih awal sebelum jam 12:00 WIB tetapi perusahaan

    selalu menekankan disiplin waktu sehingga apabila pekerjaan sudah selesai

    sebelum pukul 12:00 WIB, maka karyawan tidak boleh meninggalkan perusahaan

    untuk istirahat.

    Sistem pembayaran gaji disesuaikan pada jenis pekerja yang ada yaitu

    pekerja harian, pekerja borongan, dan pekerja harian lepas. Berikut adalah sistem

    gaji yang ditetapkan oleh PT Prisma Mahesa Unggul :

  • 20

    1 Manager dan staf : Pihak manager dan staf menerima gaji setiap bulan dengan ketentuan dari perusahaan.

    2 Divisi Feedmill : Sistem pemberian gaji pada divisi Feedmill dilakukan setiap sebulan sekali.

    3 Divisi HMT : Pekerja divisi HMT menerima gaji dengan sistem bulanan. 4 Pekerja Harian : Pekerja harian menerima gaji setiap satu bulan sekali,

    dengan upah UMR Kabupaten-Bogor 30 000 hari.

    5 Pekerja Borongan : Pekerja borongan menerima upah saat pekerja selesai melakukan pekerjaannya, dengan jumlah yang tidak menentu, biasanya 100

    000 per kelompok.

    6 Pekerja Harian Lepas : Pekerja harian lepas divisi HMT menerima gaji setiap 2 minggu sekali dengan jumlah upah 15 000 per hari.

    7 Unsur : Unsur merupakan perwakilan tokoh masyarakat sekitar yang terdiri dari pegawai dinas dan keamanan mendapat upah bulanan dari perusahaan

    sebesar 100 000 sampai 500 000

    PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan peraturan yang ketat kepada semua

    karyawannya, sebagai usaha untuk menjaga kedisiplinan dengan menggunakan

    sistem Surat Peringatan (SP) sampai tiga kali teguran kepada karyawannya.

    Perusahaan juga menerapkan sistem pemecatan atau pemutusan hubungan kerja

    (PHK) sebagai upaya hukuman terakhir sesuai dengan peraturan Kementrian

    Tenaga Kerja kepada karyawan yang melanggar peraturan. Perusahaan

    menerapkan sistem bonus dan meningkatkan posisi jabatan untuk meningkatkan

    minat dan prestasi karyawan.

    3.6.2 Sumberdaya Fisik

    Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan cukup memadai untuk

    menunjang berbagai kegiatan usaha. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PT

    Prisma Mahesa Unggul antara lain kantor, mobil pick up, truk, mobil box, gudang,

    kandang, mess karyawan dan peralatan-peralatan penunjang proses produksi.

    Lampiran 3 Gambar 10 menunjukkan gambar truk milik perusahaan dan

    Lampiran 3 Gambar 11 menunjukkan gambar mess karyawan di perusahaan.

    Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh PT Prisma Mahesa Unggul sangat membantu

    para karyawan dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tugas masing-

    masing. Berikut ini adalah Tabel 6 berdasarkan bentuk sumberdaya fisik yang

    dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul.

  • 21

    Tabel 6 Sumberdaya fisik kendaraan dan bangunan pada PT Prisma Mahesa

    Unggul tahun 2013

    No Uraian Jumlah (unit)

    Sumberdaya Fisik Kendaraan

    1 Mobil pick up 1

    2 Mobil truk 2

    3 Mobil box 1

    Sumberdaya Fisik Bangunan

    1 Kantor 1

    2 Kandang 2

    3 Gudang 1

    4 Mess 4

    5 Mushola dan dapur 1

    6 Pos satpam 2

    7 Kolam air minum sapi 1

    Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

    4 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

    PERUSAHAAN

    4.1 Analisis Lingkungan Makro

    Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kelangsungan perkembangan

    bisnis perusahaan harus diketahui sebagai alat menganalisis sebagai peluang atau

    ancaman sehingga, PT Prisma Mahesa Unggul yang merupakan salah satu bisnis

    dalam peternakan memiliki upaya untuk memanfaatkan peluang dan

    meminimalisasikan ancaman dari hasil analisis lingkungan makro dan mikro.

    Lingkungan makro yang dimaksud antara lain : faktor politik dan kebijakan

    pemerintah, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor teknologi, dan faktor

    ekologi.

    4.1.1 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah

    Faktor-faktor politik dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi

    perkembangan saat ini dan waktu yang akan datang sehingga menjadi peluang

    bagi PT Prisma Mahesa Unggul :

    1 Pengurangan impor sapi dinilai akan menguntungkan peternak karena harga sapi potong meningkat dan membuat peternak bergairah untuk

    meningkatkan populasi ternaknya. Permintaan pasar tinggi terhadap daging

    sapi terutama pada hari-hari besar. Pemerintah mengeluarkan kebijakan

  • 22

    untuk mengurangi impor sapi bakalan pada tahun 2013 hanya 288 000 ekor

    yang akan dibagi habis untuk 24 perusahaan penggemukan, baik skala besar

    maupun kecil. Padahal pada tahun 2009 total impor sapi bakalan mencapai

    765 000 ekor.

    2 Kebijakan pemerintah terhadap bisnis peternakan sapi. Pemerintah memiliki program-program yang menjadikan peluang bagi PT Prisma Mahesa

    Unggul. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan

    konsumsi produk peternakan khususnya daging adalah program

    swasembada daging nasional tahun 2014 yang merupakan tindak lanjut dari

    program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang

    dicanangkan pada pertengahan tahun 2005.

    3 Kebijakan pemerintahan tentang pelarangan pemotongan betina produktif merupakan langkah yang efektif untuk menjaga/mengontrol populasi sapi

    dalam negeri. Menekan pemotongan betina produktif dilakukan dari

    berbagai jalur, mulai dari jalur tataniaga sapi potong hingga di tempat-

    tempat pemotongan hewan.

    4 Kesepakatan AFTA/NAFTA atau perdagangan bebas. Secara keseluruhan bisnis ruminansia sudah siap menghadapi perdagangan bebas.

    Faktor pemerintah dan kebijakan politik yang mempengaruhi perkembangan

    perusahaan saat ini bahkan pada waktu yang akan datang sehingga menjadi

    ancaman bagi PT Prisma Mahesa Unggul :

    1 Perkembangan pembangunan perumahan dan tempat wisata yang memerlukan lahan yang cukup luas mengakibatkan PT Prisma Mahesa

    Unggul diperkirakan harus mencari lokasi baru untuk melakukan kegiatan

    operasional karena lokasi operasional saat ini termasuk dalam salah satu

    area pengembangan pembangunan Sentul City.

    4.1.2 Faktor Ekonomi

    Faktor ekonomi yang menjadi peluang bagi PT Prisma Mahesa Unggul :

    1 Perbaikan kondisi ekonomi makro. Adanya perbaikan perekonomian nasional yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di

    tahun 2 000 yang semakin kuat memberikan harapan untuk berinvestasi dan

    berusaha kembali. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik,

    subsektor peternakan yang merupakan pasar industri pakan nampak

    mengalami pemulihan dan pertumbuhan yang cukup signifikan.

    2 Trend permintaan produk daging sapi yang cenderung meningkat yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat

    akan produk-produk daging sapi.

    3 Industri ruminansia semakin berkembang. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk peternakan dan semakin membaiknya

    perekonomian Indonesia membuat industri ruminansia menjadi bergairah,

    sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya industri pakan ternak.

    4 Terdapatnya bahan baku alternatif yang cukup beragam, meskipun dalam volume yang masih terbatas.

  • 23

    Faktor ekonomi yang menjadi ancaman bagi PT Prisma Mahesa Unggul

    antara lain :

    1 Fluktuasi harga. Fluktuasi harga Seperti halnya produk pertanian secara umum harga produk peternakan juga sangat fluktuatif. Penyebab terjadinya

    fluktuasi harga produk peternakan adalah karena : pertama, pertumbuhan

    berat badan akan menemui titik optimum, sehingga konversi pakan akan

    semakin meningkat yang akan mengakibatkan tingkat keuntungan peternak

    semakin turun karena meningkatnya biaya pakan; kedua, produk peternakan

    seperti daging sapi tidak dapat disimpan lama. Kedua hal ini menuntut

    peternak harus menjual hasil ternaknya walaupun harga saat itu murah.

    Disisi lain pada waktu-waktu tertentu seperti menghadapi hari-hari besar

    keagamaan harga produk peternakan dapat meningkat tinggi.

    2 Tingkat inflasi. Tingkat inflasi akibat tekanan krisis dan meningkatkan berbagai komoditas terutama pakan berdampak pada semua sektor usaha

    peternakan. Inflasi yang tinggi akan berdampak pada stabilitas harga yang

    tidak menentu. Hal ini akan mengakibatkan peternak kesulitan membeli

    sarana produksi, sehingga mengancam kelangsungan usaha peternakan.

    Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi di Januari

    2013 mencapai 1.05 persen dan mengalami kenaikan dibandingkan pada

    inflasi Desember 2012 yang mencapai angka 0.34 persen. Adanya

    peningkatan inflasi berdampak pada peningkatan secara umum produk-

    produk, ini mengakibatkan terjadinya peningkatan harga baik produk

    impor maupun produk dalam negeri. Kondisi ini mendorong PT Prisma

    Mahesa Unggul untuk lebih mengefisienkan biaya produksi. Hal ini

    tentunya menjadi suatu permasalahan bagi para peternak karena penetapan

    harga jual yang dihasilkannya semakin rendah, ditambah dampak dari inflasi

    mengakibatkan harga pakan ternak semakin mahal.

    4.1.3 Faktor Sosial Budaya

    Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki

    karakteristik laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diikuti dengan laju

    pertumbuhan yang pesat. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan

    dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan (demand) produk pangan

    masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih ke arah yang lebih

    maju baik dari segi pendapatan maupun tingkat pengetahuan masyarakat

    mengenai pentingnya nilai gizi pangan. Selain itu, adanya pemanfaatan daging sapi

    untuk hampir semua keperluan perayaan, resepsi atau perhelatan. Kondisi sosial dan

    budaya masyarakat saat ini dapat dijadikan suatu peluang bagi PT Prisma Mahesa

    Unggul untuk memperluas pemasaran dengan terus menggenjot produksi serta

    menjaga kualitas produk yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan daging yang

    masih tinggi serta sebagai upaya mendukung dan mensukseskan peningkatan gizi

    masyarakat Indonesia. Di samping potensi sebagai peluang, perusahaan juga perlu mewaspadai adanya

    opini masyarakat akan bahaya kolesterol yang terkandung dalam daging sapi bagi

    kesehatan, sehingga sebagian masyarakat memilih produk substitusi daging sapi.

    Selain itu, adanya isu tentang penyakit yang menyerang ternak potong seperti

  • 24

    penyakit sapi gila (mad cow), penyakit mulut dan kuku (PMK), dan antraks semuanya

    dapat menyebabkan keraguan konsumen untuk membeli daging sapi.

    4.1.4 Faktor Teknologi

    Teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi kerja.

    Adanya teknologi mampu memberikan efisiensi pada sisi waktu, tenaga kerja dan

    biaya yang dipergunakan. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menuntut

    sumberdaya manusia yang ahli dalam menguasai perangkat teknologi tersebut.

    Teknologi yang berkembang saat ini dalam mengelola usaha ternak meliputi

    teknologi pengolahan pakan ternak, teknologi budidaya dan perbanyakan,

    teknologi pengolahan kotoran dan teknologi pengelolaan administrasi dan

    informasi. Seperti pada pengolahan pakan sapi terdapat alat pencampur pakan

    basah, kemudian pada budidaya dan perbanyakan terdapat teknologi Inseminasi

    Buatan (IB) dan Embrio Transfer (ET) serta berbagai teknologi yang memberikan

    kemudahan dalam mengelola usaha ternak sapi potong.

    Berbagai teknologi yang berkembang dalam mendukung kegiatan usaha

    ternak sapi potong menjadi peluang yang besar untuk mendapatkan hasil produksi

    daging yang maksimal, tentunya diimbangi dengan kemampuan sumberdaya

    manusianya dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut.

    4.1.5 Faktor Ekologi

    Faktor ekologi merupakan faktor yang sangat penting dalam

    keberlangsungan suatu usaha. Kondisi alam yang ideal untuk mendukung

    pemeliharaan sapi potong yaitu berada di dearah dataran rendah (100-500 m)

    hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur ideal disekitar kandang berkisar 25-

    330 C dengan kelembaban 75 persen. Topografi lahan sebaiknya relatif landai,

    diusahakan tidak jauh dari lahan pertanian, kesuburan tanah cukup untuk

    penanaman hijauan, dan tersedia cukup air bersih.

    Kondisi kandang miliki PT Prisma Mahesa Unggul sendiri berada di daerah

    yang datar-landai dengan ketinggian 125-500 meter di atas permukaan laut. Iklim

    di sekitar perusahaan memiliki temperatur 10-270 C, dengan curah hujan 1.500

    mm per tahun dan kelembaban berkisar 60-80 persen. Selain itu, perusahaan

    berada tidak jauh dari lahan pertanian dan dekat dengan sumber air. Kondisi ini

    cocok untuk pemeliharaan sapi potong.

    4.2 Analisis Lingkungan Mikro

    Lingkungan mikro adalah para pelaku dalam lingkungan yang langsung

    berkaitan dengan perusahaan atau lingkungan yang berasal dari luar perusahaan

    namun sangat mempengaruhi perkembangan suatu usaha. Lingkungan mikro

    yang mempengaruhi industri peternakan sapi potong terdiri dari pesaing,

    pelanggan, pemasok, intensitas persaingan, dan produk substitusi.

  • 25

    4.2.1 Pesaing

    Pesaing merupakan ancaman bagi kelangsungan perusahaan karena saling

    berkompetisi dalam memenuhi permintaan pasar. PT Prisma Mahesa Unggul

    memiliki kompetisi dalam memproduksi sapi yang berkualitas dengan para

    pesaingnya, seperti PT Lembu Jantan Perkasa yang berlokasi di Serang, Banten

    dengan jumlah populasi sapi sekitar 3 000 ekor. Kegiatan yang dilakukan yaitu

    penggemukan dan pembibitan sapi potong. PT Lembu Jantan Perkasa sudah

    memiliki 5 lokasi penggemukan yang berada di daerah yang berbeda-beda di

    wilayah Indonesia.

    Pesaing yang telah diketahui melakukan usaha di bidang penggemukan sapi

    potong di wilayah Jawa Barat diantaranya PT Fortuna Megah Perkasa yang berada

    di Sentul, Bogor dengan jumlah populasi sapi sekitar 1 000-1 500 ekor, PT

    Widodo Makmur Perkasa yang berada di daerah Cianjur dengan jumlah populasi

    sapi sekitar 3 500 ekor, dan PT Kariyana Gita Utama yang berada di Cicurug,

    Sukabumi dengan populasi sapi sekitar 800-1 000 ekor. Perusahaan harus mampu

    menerapkan strategi-strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang

    ada dalam menghadapi pesaing, selain itu diharapkan PT Prisma Mahesa Unggul

    termotivasi untuk selalu mengembangkan usahanya dan tetap bertahan di bisnis

    sapi potong.

    4.2.2 Pelanggan

    Pelanggan merupakan pembeli yang melakukan pembelian secara berulang.

    Pelanggan merupakan peluang bagi perusahaan, pelanggan PT Prisma Mahesa

    Unggul berasal dari beberapa wilayah yaitu Jawa Barat dan Banten apabila

    kualitas produk yang dihasilkan memenuhi keinginan pelanggan dan pelayanan

    yang diberikan memuaskan maka pelanggan akan menjadi pembeli yang loyal.

    Penjualan sapi potong biasanya konsumen melakukan pembelian secara continue

    dari PT Prisma Mahesa Unggul.

    Penjualan pakan konsentrat yang menjadi pelanggan tetap yaitu konsumen

    yang berasal dari Cibinong, Subang, Ciampea, dan Cianjur yang datang membeli

    satu bulan sekali. Pelanggan yang membeli pakan konsentrat bukan hanya

    pelanggan tetap tetapi para pelanggan yang juga membeli sapi di PT Prisma

    Mahesa Unggul sebagai persediaan pakan untuk sapi yang dibelinya.

    Pembeli dapat menjadi ancaman bagi industri sapi potong melalui tawar

    menawar harga. Pembeli berusaha memaksa produsen menurunkan harga jual,

    tetapi meminta kualitas produk yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik.

    Pembeli pada industri sapi potong umumnya adalah pembeli perantara seperti

    pedagang pengumpul dan jagal sapi yang selanjutnya akan menjual karkas atau

    daging sapi ke konsumen akhir. Posisi kelompok pembeli ini relatif kuat karena

    alasan sebagai berikut ini:

    1 Produsen yang bergerak dalam penggemukan sapi potong umumnya menggunakan bangsa sapi Peranakan Ongole (PO) sehingga pembeli

    memiliki cukup banyak alternatif bila tidak tercapai kesepakatan harga

    dengan PT Prisma Mahesa Unggul.

  • 26

    2 Pembeli mudah memperoleh informasi tentang perkembangan harga sapi potong yang ditawarkan oleh para produsen.

    3 Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah relatif besar dari jumlah yang ditawarkan PT Prisma Mahesa Unggul.

    4.2.3 Pemasok

    Pemasok memiliki peranan penting bagi perusahaan karena dalam

    menghasilkan produk sapi potong yang berkualitas dibutuhkan bahan baku yang

    berkualitas baik. Pemasok bahan baku sapi bakalan PT Prisma Mahesa Unggul

    merupakan pemasok tetap, tetapi proporsi penggunaan input berubah pada setiap

    periodenya. Pada setiap kali periode produksi dalam satu kandang pemasok input

    yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan. Pemasok bahan baku bagi

    perusahaan merupakan pemasok yang telah lama bekerjasama dengan perusahaan

    karena memiliki hubungan yang baik. Sapi bakalan yang digemukkan dipasok dari

    supplier yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Bahan baku konsentrat dipasok dari beberapa wilayah seperti Lampung,

    Jonggol, Cirebon, Cibinong, dan Serang. Bahan baku yang dipasok ke perusahaan

    harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan PT Prisma Mahesa Unggul, seperti

    kualitas bahan baku, kualitas nutrisinya, dan kebutuhan bahan baku. Sebelum

    bahan baku datang dilakukan penyeleksian bahan baku agar bahan baku yang

    akan diproduksi mampu menghasilkan konsentrat yang memiliki kualitas baik. PT

    Prisma Mahesa unggul memiliki kontrak atau kerjasama yang terikat dengan

    pihak pemasok agar bahan baku terjamin secara kontinuitas.

    Pemasok sapi bakalan merupakan ancaman bagi perusahaan, dalam bentuk

    kekuatan tawar menawar para pemasok dengan cara menaikkan harga sapi atau

    menurunkan kualitas sapi bakalan. Hal ini berpengaruh besar pada perusahaan penggemukan karena harga dan kualitas sapi bakalan sangat menentukan keuntungan

    yang akan dicapai. Posisi pemasok PT Prisma Mahesa Unggul cukup kuat karena

    hanya terdapat sedikit pemasok yang mengakibatkan perusahaan tergantung

    kepada pemasok tersebut dan tidak memiliki pilihan alternatif lain.

    4.2.4 Intensitas Persaingan

    Aspek persaingan merupakan hal penting dalam menganalisis strategi bisnis

    sapi potong. Perusahaan pendatang baru terutama yang tergolong skala menengah

    dan besar dapat merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah beroperasi.

    Ancaman tersebut berbentuk perebutan pangsa pasar yang dapat mempengaruhi

    kestabilan harga. Besar kecilnya ancaman dari masuknya pendatang baru itu

    tergantung pada barrier to entry yang ada dan reaksi dari para anggota industri

    sapi potong yang telah mapan. Saat ini, pendatang baru semakin banyak karena

    iklim usaha yang kondusif. Pendatang baru masuk ke dalam industri dengan skala

    yang beragam (kecil, menengah, besar).

    Persaingan antar perusahaan dalam industri sapi potong akan saling

    mempengaruhi perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Jumlah perusahaan

    penggemukan sapi potong yang ada di wilayah Bogor dan sekitarnya sudah

  • 27

    terdapat 4 perusahaan yang diketahui menjadi pesaing PT Prisma Mahesa Unggul

    yaitu PT Fortuna Megah Perkasa, PT Kariyana Gita Utama, dan PT Lembu Jantan

    Perkasa, dan RPH Rumpin 99. Jika dilihat dari jumlah populasi dan jumlah

    penjualan setiap harinya, maka intensitas persaingan antara PT Prisma Mahesa

    Unggul dengan keempat perusahaan ini terbilang tinggi. Pesaing terdekat PT

    Prisma Mahesa Unggul yaitu PT Fortuna Megah Perkasa dengan kapasitas

    produksi sekitar 850 ekor per tahun. Jumlah ini belum termasuk peternakan rakyat

    yang berproduksi dalam skala kecil. Persaingan dalam industri sapi potong dapat

    berbentuk usaha untuk mendapatkan pembeli dan dalam pelayanan. Semakin

    banyaknya permintaan sapi potong di Indonesia, maka semakin besar pula

    peluang usaha di bidang ternak sapi potong yang menggerakkan para pengusaha

    dan perusahaan untuk berusaha di bidang ini. Hingga saat ini tidak sedikit

    perusahaan peternakan yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong, yang

    menghasilkan perputaran keuangan lebih cepat dari pada usaha di bidang

    pembibitan sapi potong.

    4.2.5 Produk Substitusi

    Daging sapi memiliki banyak produk substitusi seperti daging ayam, daging

    babi, dan daging kambing. Daging ayam merupakan pilihan utama konsumen

    dalam usaha memenuhi kebutuhan akan protein hewani karena harga daging ayam

    yang lebih murah jika dibandingkan dengan daging sapi. Hal tersebut di

    karenakan persediaan produk substitusi di pasaran yang melimpah, sehingga

    membuat konsumen beralih memilih produk substitusi dibanding daging sapi,

    khususnya pada saat harga daging sapi melonjak.

    4.3 Analisis Faktor Internal

    Faktor internal merupakan faktor-faktor strategi yang paling penting bagi

    keberhasilan dan keberlanjutan suatu usaha. Faktor internal juga merupakan

    sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menjadi kekuatan dalam

    menghadapi persaingan dan dapat menjadi kelemahan apabila sumberdaya

    tersebut tidak dikelola dengan baik. Analisis faktor internal lebih menekankan

    pada analisis perusahaan dalam menilai kekuatan dan kelemhan dari tiap-tiap

    faktor. Faktor-faktor tersebut adalah Manajemen, Produksi, Pemasaran,

    Sumberdaya Manusia dan Keuangan.

    4.3.1 Aspek Manajemen

    Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

    pengkoordinasian, dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran (goals)

    secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai

    dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan

    secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. (Ricky W Griffin)

  • 28

    Planning : Perencanaan adalah suatu proses mengembangkan tujuan-tujuan

    perusahaan serta memilih serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan

    tersebut. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki perencanaan jangka panjang yang

    jelas. Perencanaan perusahaan mencakup perencanaan di tingkat korporat yang

    menetapkan Visi, Misi, dan Tujuan perusahaan, hal ini membuat perusahaan

    mempunyai arah yang jelas dalam menentukan bisnis yang dimasuki dalam

    industri bersaing. Rencana korporat diterjemahkan menjadi tujuan dan strategi

    yang lebih spesifik untuk masing-masing unit bisnis di tingkat divisi serta

    perencanaan tingkat fungsional yang melakukan implementasi rencana strategi

    perusahaan yang dibuat pada level korporat dan level unit bisnis.

    Organizing : Pengorganisasian adalah suatu proses karyawan dan

    pekerjaannya dihubungkan satu sama lain untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Pengorganisasian di PT Prisma Mahesa Unggul mencakup adanya pembagian

    tugas antara divisi yang terarah, struktur organisasi yang dimiliki perusahaan

    bersifat hirarki dari atas ke bawah. Tugas yang dijalankan oleh staf dan karyawan

    merupakan kebijakan yang telah ditentukan komisaris. Karyawan tidak bisa

    menciptakan kebijakan apabila tidak mendapat persetujuan dari komisaris.

    Koordinasi antar staf dan karyawan di PT Prisma Mahesa Unggul kurang berjalan

    dengan baik hal ini dapat dilihat dari adanya dualisme (manajemen kandang)

    dalam menentukan tugas operasional.

    Actuating : Proses memotivasi karyawan agar mereka dapat membantu

    secara rela hati dan harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan (disebut juga

    pengarahan dan pelaksanaan). Gaya kepimpinan yang bersifat otoriter mampu

    mempengaruhi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan pempimpin,

    tetapi disisi lain, hal tersebut tidak memotivasi karyawan untuk bekerja secara

    suka rela atau senang hati dalam membantu perusahaan mencapai tujuannya.

    Controlling : Pengendalian adalah suatu proses memastikan adanya kinerja

    yang efisien untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Perusahaan memiliki

    Standar Operasional Kerja yang baik. Pengendalian dilakukan dengan

    mengevaluasi kinerja dan melakukan perbaikan.

    4.3.2 Aspek Produksi

    Aspek produksi sangat menentukan apakah hasil yang didapat selama proses

    produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang mempunyai

    kualitas yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Pada aspek

    produksi perusahaan menetapkan standar operasional yang ketat, tujuannya agar

    karyawan bekerja dengan maksimal dan memiliki rasa tanggung jawab sehingga

    mendapatkan hasil yang maksimal.

    Proses produksi PT Prisma Mahesa Ungggul meliputi persiapan kandang,

    pengadaan bakalan, penimbangan, pemasangan eartag, dan memberi obat cacing.

    Seleksi bakalan heifer yang memiliki alat reproduksi yang baik, pemeliharaan,

    pemberian pakan, dan pemberian vitamin. Pemeliharaan sapi yang sakit langsung

    ditangani oleh kepala kandang dan beberapa penyakit ditangani langsung oleh

    petugas Dinas Peternakan dengan penyuntikan sapi.

    Pengaturan penataan persediaan bahan baku dan hasil konsentrat digudang

    PT Prisma Mahesa Unggul tidak menggunakan sistem manajemen stok FIFO

  • 29

    (first in first out) hal ini menyebabkan banyak bahan baku yang tertimbun

    dipaling bawah menjadi rusak.

    4.3.3 Aspek Pemasaran

    PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan 4 strategi pemasaran yaitu produk,

    harga, tempat, dan promosi :

    1 Produk : Produk yang dihasilkan berupa sapi siap potong dan sapi bakalan. Selain itu perusahaan juga memproduksi konsentrat dan hijauan. Proses

    produksi tersebut dilakukan di perusahaan. Limbah dari kotoran sapi tidak

    diproduksi hanya digunakan untuk memupuk rumput gajah, buah-buahan,

    dan tanaman disekitar perusahaan. PT Prisma Mahesa unggul pernah

    mengolah limbah menjadi pupuk kandang, tapi proses produksi dihentikan

    sekitar tiga bulan lalu.

    2 Harga : Penentuan harga ditentukaan oleh kantor pusat dengan memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan dan menyesuaikan

    harga jual dengan harga yang berlaku di pasaran. Harga jual hidup sapi di

    PT Prisma Mahesa Unggul 38 000 per kg.

    3 Tempat : Lokasi perusahaan yang beralamat di Kampung Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Gunung Pancar,

    Kabupaten Bogor merupakan lokasi feedlot. Perusahaan berada pada lokasi

    yang strategis karena lokasi tidak jauh dari tol Sentul dan Jagorawi. Hal ini

    memudahkan pembeli dan pemasok untuk menjangkau lokasi perusahaan.

    Penjualan dilakukan ditempat. Pembeli yang akan membeli produk datang

    langsung ke kandang dan akan mendapat informasi yang akan

    disosialisasikan oleh kepala kandang yang bertugas di lapangan.

    4 Promosi : Promosi yang dilakukan cenderung pasif contohnya perusahaan jarang melakukan partisipasi dalam kegiatan pameran, dan website

    perusahaan tidak berjalan secara optimal. Perusahaan juga tidak memiliki

    papan nama yang berisi nama perusahaan yang dipasang di pos satpam.

    Adapun perusahaan melakukan promosi dengan cara personal selling,

    meskipun promosi yang dilakukan kurang perusahaan mempunyai banyak

    pelanggan yang percaya akan kualitas produk yang diberikan. PT Prisma

    Mahesa Unggul memiliki jaringan/networking yang luas dengan pihak-

    pihak yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.

    4.3.4 Aspek Sumberdaya Manusia

    Sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan berasal dari berbagai daerah

    dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sebagian besar tenaga kerja

    berasal dari daerah sekitar perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan

    perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui perekrutan

    tenaga kerja. Perusahaan tidak menetapkan persyaratan khusus dalam melakukan

    rekrutmen tenaga kerja. Selain itu, rata-rata latar belakang pendidikan tenaga

    kerja PT Prisma Mahesa Unggul yaitu SLTA, SLTP, dan lulusan SD. Pendidikan

    staf lebih tinggi dari karyawan yaitu memiliki latar belakang pendidikan S1.

  • 30

    PT Prisma Mahesa Unggul memiliki sumberdaya yang cukup

    berpengalaman dibidangnya masing-masing dari setiap tingkatan manajemennya.

    Pengalaman tersebut dap