KAJIAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERUMAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/07/... ·...

19
KAJIAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERUMAHAN PANTAI IMPIAN KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU Study of Domestic Wastewater in Pantai Impian District of West Tanjungpinang, Tanjungpinang City, Province of Kepulauan Riau Intan Fitriani 1 , Winny Retna Melani, SP, M.Sc 2 , Tengku Said Raza’i, S.Pi,MP 2 Mahasiswa 1 , Dosen Pembimbing 2 Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Email : [email protected] ABSTRAK Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota administratif di wilayah Kepulauan Riau. Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Tanjungpinang Barat 3.450 Ha, Kecamatan Tanjungpinang Kota 5.250 Ha, Kecamatan Bukit Bestari 6.900 Ha dan Kecamatan Tanjungpinang Timur 8.360 Ha. Kecamatan Tanjungpinang Barat memiliki jumlah penduduk tertinggi diantara Kecamatan lainnya. Wilayah yang diteliti di Kecamatan Tanjungpinang Barat yaitu Perumahan Pantai Impian. Peningkatan jumlah penduduk Perumahan Pantai Impian mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah limbah cair domestik serta peningkatan konsumsi dan penggunaan air sehingga akan terjadinya perubahan air baik fisika, kimia dan biologi yang akan menyebabkan menurunnya kualitas air di Perumahan Pantai Impian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas air buangan limbah rumah tangga serta besaran beban pencemar yang dihasilkan di Perumahan Pantai Impian Kecamatan Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2015. Pengambilan contoh air dilaksanakan sebanyak tiga kali pada waktu berbeda, masing-masing mewakili waktu pagi, siang dan sore. Hasil analisis kualitas air limbah domestik Perumahan Pantai Impian berdasarkan pendekatan indeks pencemaran dikategorikan tercemar sedang dengan nilai Indeks Pencemaran sebesar 7,05. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan masyarakat di sekitar Perumahan Pantai Impian yang masih sering membuang limbah (padat dan cair) langsung ke perairan laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hasil perhitungan beban pencemaran berdasarkan beban standar dari penggunaan air maksimal oleh PDAM Kota Tanjungpinang, parameter yang melewati batas beban pencemaran

Transcript of KAJIAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERUMAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2016/07/... ·...

KAJIAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERUMAHAN PANTAI IMPIAN

KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT KOTA TANJUNGPINANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Study of Domestic Wastewater in Pantai Impian District of West Tanjungpinang,

Tanjungpinang City, Province of Kepulauan Riau

Intan Fitriani1, Winny Retna Melani, SP, M.Sc

2, Tengku Said Raza’i, S.Pi,MP

2

Mahasiswa1, Dosen Pembimbing

2

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota administratif di wilayah

Kepulauan Riau. Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan

Tanjungpinang Barat 3.450 Ha, Kecamatan Tanjungpinang Kota 5.250 Ha,

Kecamatan Bukit Bestari 6.900 Ha dan Kecamatan Tanjungpinang Timur 8.360 Ha.

Kecamatan Tanjungpinang Barat memiliki jumlah penduduk tertinggi diantara

Kecamatan lainnya. Wilayah yang diteliti di Kecamatan Tanjungpinang Barat yaitu

Perumahan Pantai Impian. Peningkatan jumlah penduduk Perumahan Pantai Impian

mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah limbah cair domestik serta

peningkatan konsumsi dan penggunaan air sehingga akan terjadinya perubahan air

baik fisika, kimia dan biologi yang akan menyebabkan menurunnya kualitas air di

Perumahan Pantai Impian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas air buangan limbah rumah

tangga serta besaran beban pencemar yang dihasilkan di Perumahan Pantai Impian

Kecamatan Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Mei hingga Agustus 2015. Pengambilan contoh air dilaksanakan

sebanyak tiga kali pada waktu berbeda, masing-masing mewakili waktu pagi, siang

dan sore.

Hasil analisis kualitas air limbah domestik Perumahan Pantai Impian

berdasarkan pendekatan indeks pencemaran dikategorikan tercemar sedang dengan

nilai Indeks Pencemaran sebesar 7,05. Hal ini dikarenakan oleh kebiasaan masyarakat

di sekitar Perumahan Pantai Impian yang masih sering membuang limbah (padat dan

cair) langsung ke perairan laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Hasil perhitungan

beban pencemaran berdasarkan beban standar dari penggunaan air maksimal oleh

PDAM Kota Tanjungpinang, parameter yang melewati batas beban pencemaran

maksimal yaitu BOD dengan nilai sebesar 1531,996 kg/hari dan minyak lemak

sebesar 600,032 kg.hari, minyak lemak sebesar 600,032 kg/hari dan deterjen sebesar

147,646 kg/hari..

Kata kunci : Air Limbah Domestik, Pencemaran, Kecamatan Tanjungpinang Barat

ABSTRACT

Tanjungpinang City is the one administrative of Kepulauan Riau and

Tanjungpinang has 4 districts. The districts are West Tanjungpinang (3.450 ha),

Tanjungpinang City (5.250 ha), Bukit Bestari (6.900 ha) and East Tanjungpinang

(8.360). The district of West Tanjungpinang have a higher people than the other

district. The Area studied on the West Tanjungpinang’s district is Pantai Impian.

Increasing of the population at Pantai Impian gave an effect for domestic

wastewater and the increased of consumption, use of water. So, the water will be a

change on the physics, chemistry and biology. These is make decreased of water

quality at Pantai Impian.

The study means to review of water quality and to see how big the pollution

was produced at Pantai Impian. The study was did on May- August 2015. The taking

of the samples were did three times. The water samples were took at the different

times, and the each other of samples has represented on the morning, afternoon and

evening.

Results of the anaylize quality of domestic wastewater at Pantai Impian

approach to pollution index. The pollution index was categorized being contaminated.

The value of pollution index is 7,05. This is because the habits of around people at

Pantai Impian. The habits is always dispose solid and liquid with directly into the sea.

Based on standard the calculation results of big pollution on using maximum of water

by PDAM Tanjungpinang for BOD is 1531.996 kg / day, oil and fats is 600.032 kg /

day and detergent is 147.646 kg / day.

Keywords: Domestic Wastewater, Pollution, Pantai Impian

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Tanjungpinang adalah

salah satu kota administratif di wilayah

Kepulauan Riau dan terletak di pulau

Bintan dengan luas wilayah mencapai

239,5 Km2, dengan luas daratan

131,54 km² (55%) dan luas lautan

107,96 km² (45%). Secara adminitrasi

Kota Tanjungpinang terdiri dari 4

kecamatan, yaitu: Kecamatan

Tanjungpinang Barat 3.450 Ha,

Kecamatan Tanjungpinang Kota 5.250

Ha, Kecamatan Bukit Bestari 6.900 Ha

dan Kecamatan Tanjungpinang Timur

8.360 Ha. (Winarno, 2013).

Dari 4 kecamatan di Kota

Tanjungpinang, Kecamatan

Tanjungpinang Barat yang memiliki

jumlah penduduk tertinggi diantara

Kecamatan lainnya. Adapun wilayah

di Kecamatan Tanjungpinang Barat

yang ingin diteliti berada di

Perumahan Pantai Impian, dimana

Perumahan Pantai Impian ini terletak

pada posisi 0⁰53'52.01" LU dan

104⁰27'35.14" BT.

Dalam suatu kota

kecenderungan jumlah penduduk yang

semakin meningkat mengikuti kegiatan

kota yang makin berkembang

menimbulkan dampak adanya

kecenderungan buangan/limbah yang

meningkat dan bervariasi. Tingginya

pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Tanjungpinang Barat dapat

mengakibatkan terjadinya peningkatan

konsumsi dan penggunaan air sehingga

akan terjadinya perubahan air baik

fisika, kimia dan biologi yang akan

menyebabkan menurunnya kualitas air

di Perumahan Pantai Impian (Meynar,

2014).

Di lain pihak masyarakat masih

membuang air limbah langsung ke

perairan tanpa pengolahan terlebih

dahulu hal ini dikarenakan masyarakat

belum mengetahui tentang bahaya dari

air limbah domestik sehingga perlu

dilakukan kajian mengenai air limbah

domsestik ini dalam rangka

mencarikan solusinya di masa yang

akan datang. Adapun informasi yang

akan dicari mengenai air limbah

domestik yaitu informasi mengenai

kualitas air limbah domesik dari

kegiatan rumah tangga Perumahan

Pantai Impian, menganalisa seberapa

besar nilai indeks pencemaran yang

dihasilkan dari air limbah domestik

sehingga dapat diketahui bagaimana

pengaruh dari air limbah domestik

Perumahan Pantai Impian terhadap

ekosistem perairan penerimanya serta

sebagai dasar dalam membuat tindakan

preventif untuk menjaga kelestarian

biota-biota diperairan tersebut.

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat berupa

informasi kualitas air limbah rumah

tangga di Perumahan Pantai Impian

serta besarnya beban pencemaran

sehingga dapat mengatasi peningkatan

air limbah domestik serta dapat

menjadi pertimbangan oleh

stakeholder dalam mengelola limbah

domestik di perumahan berskala

sedang dan sederhana.

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Mei hingga Agustus 2015

yang berlokasi di Perumahan Pantai

Impian, Kecamatan Tanjungpinang

Barat, Kota Tanjungpinang, Provinsi

Kepulauan Riau. Peta lokasi penelitian

dilihat pada gambar berikut.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang

akan digunakan pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

Alat dan Bahan Penelitian

No. Alat Bahan

1. Botol sampel volume 1500 ml Aquades

2. Botol sampel volume 300 ml Bahan analisis BOD

3. Spektrofotometer Bahan analisis deterjen dengan metode

APHA-5540-C 4. Multi tester

5. GPS

6. Coolbox

7. Aquades

8. Oven

9. Kertas saring milliphore ukuran

diameter pori 0,45 µm

Bahan analisis minyak dan lemak

menurut metode APHA-5520-C,D

10 Alat tulis

11. Tissue

12. Kertas Label

13 Kamera

Analisis Data

a. Menghitung rata-rata masing-

masing parameter, pada tiap

lokasi pengambilan sampel

untuk tiap waktu pengamatan

Keterangan :

Q = rata-rata pengamatan

Xi = data pengamatan ke-i

N = jumlah data pengamatan

b. Menyajikan tiap parameter

dan/atau tiap lokasi

pengamatan dalam bentuk tabel

dan/atau grafik, dengan

menghubungkan nilai

parameter ke-i dari titik lokasi

pengamatan sehingga akan

terlihat kualitas air limbahnya

bila dibandingkan dengan baku

mutu air sesuai Keputusan

Menteri Negara No. 112 tahun

2003 tentang baku mutu air

limbah .

c. Menghitung beban pencemaran

yang berasal dari stasiun 4

yang merupakan saluran outlet

serta stasiun 5 yang merupakan

saluran akhir yang

berhubungan langsung dengan

laut, berdasarkan Keputusan

Menteri Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup Nomor

3 Tahun 1991 tentang

perhitungan debit limbah cair

maksimum dan beban

pencemaran maksimum.

Keterangan :

BPA = beban pencemaran sebenarnya

(CA) j = kadar sebenarnya unsur j

(mg/l)

DA = hasil pengukuran debit limbah

cair, dinyatakan dalam m3/hari

d. Menghitung kontribusi beban

pencemaran limbah domestik

yang berasal dari perumahan

pantai impian pada badan air

penerima, menggunakan

konsep keseimbangan massa

(mass balance concept)

menurut Tebbut (1990) .

Keterangan :

Q1 = Debit badan air sebelum

menerima air limbah Perumahan

Pantai Impian

Q2 = Debit air limbah Perumahan

Pantai Impian

Q3 = Debit badan air setelah menerima

air limbah Perumahan Pantai Impian

C1 = Konsentrasi bahan pencemar

sebelum menerima air limbah

Perumahan Pantai Impian

C2 = Konsentrasi bahan pencemar

Perumahan Pantai Impian

C3 = Konsentrasi bahan pencemar

setelah menerima air limbah

Perumahan Pantai Impian

e. Menentukan status mutu air

berdasarkan Indeks

Pencemaran. Indeks

Pencemaran (PI) menurut

Nemerow (1991) merupakan

indeks yang digunakan untuk

menentukan tingkat

pencemaran relatif terhadap

parameter kualitas air yang

diijinkan. Penentuan nilai PI

dapat ditentukan dengan cara,

I. Memilih parameter yang akan

digunakan, dengan syarat

parameter yang akan digunakan

tidak memiliki rentang nilai.

Parameter tersebut dapat

mengindikasikan kondisi yang

baik jika nilainya rendah.

Dengan demikian parameter

yang diukur adalah TSS, BOD,

deterjen serta minyak dan

lemak. Bila memiliki rentang,

seperti pH, maka dilakukan

perhitungan

1. untuk Ci < Lij rata-rata

2. untuk Ci > Lij rata-rata

II. Hitung nilai konsentrasi

parameter kualitas air hasil

analisis (Ci) dibagi konsentrasi

parameter kualitas air yang

dicantumkan (Lij) dalam baku

mutu air dalam Keputusan

Menteri Negara No. 112 tahun

2003 tentang baku mutu air

limbah domestik untuk

parameter pH, TSS minyak

lemak dan BOD serta PP No.

82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air

untuk parameter deterjen.

III. Jika dua nilai (Ci/Lij)

berdekatan dengan nilai acuan

1.0; seperti C1/L1j = 0.95,

C1/L1j = 1.06 atau perbedaan

sangat besar; seperti C3/L3j =

7.0, C4/L4j = 10.6, hal ini

menyebabkan kerusakan badan

air sulit ditentukan. Untuk

mengatasi hal tersebut :

1. Jika nilai lebih kecil dari 1.0,

nilai yang digunakan adalah

nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran

2. Jika nilai lebih besar dari 1.0,

nilai yang digunakan adalah

nilai (Ci/Lij) baru

P merupakan konstanta dan

nilainya ditentukan bebas serta

disesuaikan dengan hasil pengamatan

lingkungan dan/atau persyaratan yang

dikehendaki untuk peruntukan,

umumnya nilai P yang digunakan

adalah 5

IV. Tentukan nilai rata-rata

(Ci/Lij)R dan nilai maksimum

(Ci/Lij)M dari keseluruhan nilai

(Ci/Lij)

V. Tentukan nilai Indeks

Pencemaran

Keterangan :

PIj = Indeks Pencemaran untuk

peruntukan (j)

Ci = Konsentrasi parameter kualitas

air (i) hasil analisis

Lij = Konsentrasi parameter kualitas air

(i) hasil analisis yang dicantumkan

dalam baku mutu dalam Keputusan

Menteri Negara No. 112 tahun 2003

tentang baku mutu air limbah domestik

untuk parameter pH, TSS minyak

lemak dan BOD dan PP No. 82 Tahun

2001 Tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air

untuk parameter deterjen.

(Ci/Lij)M = Nilai rata-rata

dari(Ci/Li/Lij)ij) baru

(Ci/Lij)R = Nilai rata-rata

dari(Ci/Li/Lij)ij) baru

VI. Setelah didapatkan nilai PI,

tentukan status mutu air.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas Air Limbah Perumahan

Pantai Impian

1. Parameter Utama

a. TSS ( Padatan Tersuspensi Total)

Stasiun Pagi

(mg/l)

Siang

(mg/l)

Sore

(mg/l)

1 54,4 52,3 55,7

2 59,6 44,9 61,6

3 44,7 54,2 57,6

4 41,5 34,4 37,4

5 23,9 22,8 20,1

Hasil rata-rata TSS pada

penelitian ini tergolong rendah dan

masih berada dibawah ambang baku

mutu air limbah domestik. Walaupun

nilai TSS cukup rendah, namun tetap

perlu diwaspadai, mengingat TSS yang

mengendap ke dasar drainase

mengakibatkan terjadinya

pendangkalan pada drainase (Sawyer

dkk, 1994 dalam Cordova, 2008).

b. BOD (Biochemical Oxygen

Demand)

Stasiun Pagi

(mg/l)

Siang

(mg/l)

Sore

(mg/l)

1 128 144 80

2 112 128 96

3 112 96 160

4 80 96 64

5 64 96 64

Nilai BOD yang diperoleh pada

stasiun 1, 2 dan 3 telah melebihi

ambang batas yang ditentukan oleh

Kepmen LH Nomor 112 Tahun 2003

tentang Baku Mutu Air Limbah

Domestik yakni 100 mg/l, ini

disebabkan oleh kandungan bahan

organik sisa-sisa makanan dari

Perumahan Pantai Impian telah

terdekompisisi. Hal ini didukung oleh

Mahida, (1995) dalam Sasangko,

(2006), yang menjelaskan bahwa

biological oxygen demand (BOD) akan

semakin tinggi jika kandungan limbah

organik semakin besar.

c. pH (Derajat Keasaman)

Stasiun Pagi Siang Sore

1 9,15 9,02 9,18

2 10,01 9,05 9,85

3 10,05 9,25 9,51

4 10,59 10,35 10,99

5 9,25 9,08 9,55

Dari hasil penelitian rata-rata

nilai pH yang pada lokasi pengamatan

lebih bersifat alkalis. Data yang

diperoleh menunjukkan pH pada setiap

stasiun penelitian telah melebihi

ambang batas baku mutu air limbah

domestik (KEPMEN LH No.112

Tahun 2003) yang berkisar antara 6- 9.

Tingginya nilai Ph pada seluruh

stasiun penelitian dikarenakan

penggunaan sabun dan deterjen yang

berlebihan oleh masyarakat Perumahan

Pantai Impian sehingga perairan

bersifat basa. Hal ini didukung oleh

pernyataan Fardiaz, (1992) yang

menyebutkan bahwa Deterjen dan

sabun memiliki unsur utama dengan

sifat basa, deterjen memiliki natrium

(Na+) pada bahan surfaktan dan bahan

pembentuk (builder) memiliki fungsi

mengikat ion magnesium dalam

jumlah besar sehingga sifat air menjadi

alkali (basa).

d. Minyak Lemak

Minyak dan lemak merupakan

salah satu limbah cair domestik yang

umum terdapat dari hasil pembungan

dari sampah rumah tangga masyarakat.

Lemak dan minyak merupakan

komponen utama bahan makanan yang

juga banyak didapatkan di dalam

limbah.

Stasiun Pagi

(mg/l)

Siang

(mg/l)

Sore

(mg/l)

1 23 21 20

2 25 22 20

3 28 26 23

4 35 30 29

5 32 21 21

Konsumsi minyak dan lemak

oleh masyarakat Perumahan Pantai

Impian dapat dikatakan masih tinggi.

e. Deterjen

Stasiun Pagi

(mg/l)

Siang

(mg/l)

Sore

(mg/l)

1 5,08 4,17 4,15

2 5,96 4,09 3,56

3 7,37 6,02 4,46

4 9,25 7,24 6,64

5 4,09 3,08 4,01

Pada penelitian ini dapat dilihat

bahwa seluruh stasiun memiliki

konsentrasi deterjen yang tinggi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

82 Tahun 2001 ambang batas

konsentrasi deterjen yakni sebesar 0,2

mg/l.

Konsentrasi deterjen yang

dihasilkan dari kegiatan rumah tangga

Perumahan Pantai Impian sangat

tinggi, hal ini disebabkan tingginya

tingkat penggunaan deterjen dalam

aktivitas masyarakat (mandi dan

mencuci).

f. Suhu

Dari penelitian yang dilakukan

hasil rata-rata suhu yang diperoleh

pada saluran di Perumahan Pantai

Impian berkisar antara 26.68–

29.57°C. Nilai rata-rata suhu terendah

terdapat saat sampling pagi hari dan

nilai rata-rata suhu tertinggi terdapat

pada saat sampling siang hari.

Stasiun Pagi

(oC)

Siang

(oC)

Sore

(oC)

1 26,05 27,92 26,98

2 26,30 29,02 27,55

3 26,12 29,05 28,34

4 27,99 31,88 30,78

5 26,93 29,98 28,87

Rata-rata 26,68 29,57 28,50

Perubahan suhu berpengaruh

terhadap proses kimia, fisika dan

biologi badan air. Suhu limbah rumah

tangga dipengaruhi oleh proses yang

dialami pada sumbernya serta proses

anaerobik yang berlangsung di dalam

limbah itu sendiri.

g. Warna

Dari penelitian yang dilakukan

secara organoleptic, hasil warna air

limbah yang diperoleh pada stasiun 1,

2, 3 di Perumahan Pantai Impian pada

pagi dan sore hari menunjukkan bahwa

air berwarna abu-abu, ini disebabkan

karena tingginya aktivitas dari

kegiatan masyarakat yaitu mandi dan

mencuci pada waktu pagi dan sore hari

tersebut. Hal ini didukung dengan

adanya bau sabun pada saluran 1, 2

dan 3 saat pagi dan sore hari.

Pengukuran warna pada stasiun

4, yang merupakan saluran outlet pada

saat sampling pagi, siang dan sore hari

didapatkan hasil warna air adalah

hitam, hal ini dikarenakan limbah hasil

kegiatan rumah tangga telah

berkumpul di saluran tersebut dan

telah mengalami dekomposisi dalam

kondisi anaerob.

Stasi

un Pagi Siang Sore

1 Abu

-abu

Agak

menghit

am

Abu-abu

2

Abu

-abu

cera

h

Agak

menghit

am

Abu-abu

cerah

3 Abu

-abu

Abu-

abu

gelap

Abu-abu

4 Hita

m Hitam Hitam

5

Abu

-abu

gela

p

Cokelat Kecokela

tan

h. Bau

Dari penelitian yang dilakukan

secara organoleptic di Perumahan

Pantai Impian ,didapatkan bahwa pada

masing-masing stasiun memiliki bau

yang bervariasi. Pada stasiun 1, 2 dan

3 saat sampling pagi dan sore hari

didapatkan hasil air berbau sabun

segar. Hal ini dikarenakan tingginya

aktivitas masyarakat yaitu mandi dan

mencuci pada pagi dan sore hari. Pada

stasiun 4 yang merupakan saluran

outlet, saat sampling pagi, siang dan

sore hari didapatkan hasil bau yang

tidak sedap (busuk), ini dikarenakan

adanya hasil dekomposisi dari bahan

organik. Bau yang timbul pada limbah

rumah tangga juga sangat dipengaruhi

oleh kehadiran mikroorganisme seperti

bakteri, algae, serta adanya gas H2S

yang terbentuk dalam kondisi

anaerobik atau oleh adanya zat-zat

organik (Suriawiria, 2003).

Stasiun Pagi Siang Sore

1 Sabun Agak

busuk

Sabun

2 Sabun Agak

Busuk

Sabun

3 Sabun Agak

busuk

Sabun

4 Busuk Busuk Busuk

5 Tidak

berbau

Tidak

berbau

Tidak

berbau

C. Beban Pencemaran Limbah

Domestik

Beban pencemaran adalah

jumlah suatu pencemar yang

terkandung di dalam air limbah.

Besarnya beban pencemaran ini sangat

mempengaruhi kualitas air dan dapat

menjadi indikator tercemar atau

tidaknya suatu perairan.

Dari penelitian yang dilakukan

hasil pengukuran masing-masing

parameter beban pencemar yang

berasal dari saluran outlet di

Perumahan Pantai Impian cukup besar

menyumbang kedalam perairan laut,

hal ini dibuktikan dengan lebih

tingginya hasil rata-rata pengukuran

parameter di perairan laut tersebut,

sehingga akan memperburuk kondisi

perairan laut di Perumahan Pantai

Impian.

E. Kontribusi Beban Pencemaran

Limbah Domestik yang berasal

dari Perumahan Pantai Impian

Pada Badan Air Penerima

Penghitungan kontribusi beban

pencemaran ini dilakukan untuk

melihat seberapa besar konsentrasi dari

parameter perairan yang

disumbangkan dari limbah rumah

Para

mete

r

Outlet Pembuangan Akhir

(Laut)

Standar Penggunaan Air

dari PDAM

Konse

ntrasi

(mg/l)

Deb

it

(l/de

t)

Beban

Pence

maran

(Kg/ha

ri)

Konse

ntrasi

(mg/l)

Deb

it

(l/de

t)

Beban

Pence

maran

(Kg/ha

ri)

Bak

u

mut

u

(mg

/l)

Debit

Penggu

naan

Air

Maksim

al

(l/org/h

ari)

Beban

Pencem

aran

Maksim

al

(kg/hari

)

TSS 37,77 221,

392

723.23

0 22,30

326,

038

628.89

6 100 200 1728

BOD 80 221,

392

1531.9

96 75

326,

038

2115.1

21 100 200 1728

Miny

ak

Lem

ak

31,33 221,

392

600.03

2 24,67

326,

038

695.73

4 10 200 172.8

Dete

rjen 7,71

221,

392

147.64

6 3,73

326,

038

105.19

2 0.2 200 3.456

tangga di Perumahan Pantai Impian ke

dalam perairan laut pantai impian.

Adapun perhitungan kontribusi beban

pencemaran dilakukan menggunakan

konsep keseimbangan massa (mass

balance concept) menurut Tebbut

(1990).

Parameter

Outlet Laut Konsentras

i Baru Laut

(mg/l)

Kontribusi

(mg/l)

Konsentras

i Rata-rata

Debit

rata-rata

Konsentras

i Rata-rata

Debit

rata-rata

(mg/l) (L/detik) (mg/l) (L/detik)

TSS 37,77 221,39 22,3 326,04 28,56 6,26

BOD 80 221,39 75 326,04 77,02 2,02

Minyak

Lemak 31,33 221,39 24,67 326,04 27,36 2,69

Deterjen 7,71 221,39 3,7300 326,04 5,34 1,61

F. Penentuan Status Mutu Air

Penentuan status mutu air pada

penelitian ini didasarkan pada nilai

Indeks Pencemaran (PI) menurut

Nemerow (1991). Adapun parameter

yang digunakan untuk menentukan

status mutu air ini yaitu parameter pH,

TSS, BOD, deterjen, minyak dan

lemak yang terdapat pada saluran

outlet dari Perumahan Pantai Impian.

Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij baru

pH 10,64 7,5 2,0956 2,0956

TSS 37,77 100 0,3777 0,378

BOD 80 100 0,8 0,8

Minyak Lemak 31,33 10 3,1333 3,480

Deterjen 7,71 0,2 38,55 8,930

Ci/Lij rata-rata 3,1367

Ci/Lij maksimum 8,930122

PI j = i i

i i

PI j = ,

,

PI j = 7,05

Dari hasil diatas dapat

disimpulkan bahwa air limbah

Perumahan Pantai Impian tergolong

tercemar sedang ( 7,05).

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini

yaitu :

1.Parameter kualitas air limbah

domestic pada saluran air Perumahan

Pantai Impian dikategorikan tercemar

sedang dengan nilai konsentrasi

sebesar 7,05.

2.Hasil perhitungan beban pencemaran

didapatkan beban pencemaran yang

dibawa pada air limbah domestik

tergolong cukup besar. Hal ini karena

beban pencemaran oleh masing-

masing parameter yang berasal saluran

outlet telah melewati beban standar

yang diperbolehkan berdasarkan

perhitungan penggunaan air oleh

PDAM.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian,

untuk mencegah dampak yang lebih

parah di Perumahan Pantai Impian

maka disarankan kepada masyarakat

untuk menggunakan deterjen

seminimal mungkin, diperlukan

kesadaran masyarakat agar dapat

memilih produk deterjen yang ramah

lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian

(Suatu Pendekatan Praktik).

PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arya Wardana, Wisnu. 2010. Dampak

Pencemaran Lingkungan,

Penerbit Andi Yogyakarta.

Cordova, M. R. 2008, Kajian Air

Limbah Domestik di Perumnas

Bantar Kemang, Kota Bogor

dan Pengaruhnya Pada Sungai

Ciliwung, Skripsi, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air

Bagi Pengelolaan Sumber Daya

dan Lingkungan Perairan.

Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Fachrul, M. F, 2007, Metode Sampling

Bioekologi, Bumi Aksara,

Jakarta.

Fakhri, I. 2000. Evaluasi Kualitas Air

Sungai di Daerah Aliran Sungai

(DAS) Citarum, Jawa Barat

selama periode 1996-1998.

Skripsi. Program Studi

Manajemen Sumberdaya

Perairan. Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan. Bogor.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan

Udara. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Hiasinta A. Purnawijayanti. (2001).

Sanitasi, Higine, dan

Keselamatan Kerja dalam

Penggolahan Makanan.

Yogyakarta: Kanisius.

Keputusan Menteri Negara

Kependudukan Dan

Lingkungan Hidup Nomor 3

Tahun 1991 Tentang

Perhitungan Debit Limbah Cair

Maksimum dan Beban

Pencemaran Maksimum.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 112 Tahun 2003

Tentang Baku Mutu Air

Limbah Domestik.

Kodoatie, R. J. dan Sjarief, R. 2005.

Pengelolaan Sumberdaya Air

Terpadu. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Meynar, W. 2014. Indeks Perairan

Pesisir Kecamatan

Tanjungpinang Kota Kota

Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. Skripsi.

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Program Studi

Manajemen Sumberdaya

Perairan. Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir

dan Laut. Pradnya Paramita.

Jakarta.

Nemerow, N.L. 1991. Steam, Lake,

Estuary, and Ocean Pollution :

Environtmental Engineering

Series 2nd Edition. Van

Nostrand Reinhold. New York.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun

2001 Tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Perairan.

Sasongko, A. L. 2006. Kontribusi Air

Limbah Domestik Penduduk

Disekitar Sungai Tuk Terhadap

Kualitas Air Sungai Kaligarang

Serta Upaya Penanganannya.

Tesis. Program Magister Ilmu

Lingkungan. Program Pasca

Sarjana. Universitas

Dipenogoro. Semarang, 139

hal.

Sugiharto.1987. Dasar-Dasar

Pengolahan Air Limbah.

Penerbit Universitas Indonesia.

Jakarta.

Supriharyono, 2002. Pelestarian dan

Pengelolaan Sumber Daya

Alam di Wilayah Pesisir

Tropis. Jakarta.

Susanto, H., Budijono, dan Hasbi, M.

2012. Peningkatan Degradasi

Polutan Organik Air Limbah

Rumah Potong Hewan dengan

Proses Biofilter Kombinasi

Anaerob-Aerob Bermedia

Botol Plastik Berisikan

Potongan-Potongan Plastik

Untuk Media Hidup Ikan

Budidaya.

Yusuf, G. 2001. Kemampuan Tanaman

Air Pada Proses Bioremediasi

Limbah Rumah Tangga Dalam

Skala Kecil dengan Sistem

Simulasi.

Walpole, E. R. 1982. Pengantar

Statistika Edisi Ketiga.

Diterjemahkan oleh Ir.

Bambang Sumantri. Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Wijayanti. M. H. 2007. Kajian

Kualitas Perairan di Pantai

Kota Bandar Lampung

Berdasarkan Komunitas Hewan

Makrobenthos. TESIS.

Program Pasca Sarjana.

Universitas Diponegoro

Semarang.

Winarno. 2013. Tingkat Pencemaran

Limbah Cair Domestik

Diperairan Pesisir Kecamatan

Tanjungpinang Barat Kota

Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau Skripsi.

Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Program Studi

Manajemen Sumberdaya

Perairan. Universitas Maritim

Raja Ali Haji.