Kaidah Dasar Bioetik

41
KAIDAH DASAR KAIDAH DASAR BIOETIKA BIOETIKA RIZAL SANIF RIZAL SANIF

description

sasas

Transcript of Kaidah Dasar Bioetik

Page 1: Kaidah Dasar Bioetik

KAIDAH DASAR BIOETIKAKAIDAH DASAR BIOETIKA

RIZAL SANIFRIZAL SANIF

Page 2: Kaidah Dasar Bioetik

Dr. Boy sebagai kepala Puskesmas, datang Nona Mawar Dr. Boy sebagai kepala Puskesmas, datang Nona Mawar dengan tergesa-gesa ke Puskesmas yang jarak dari dengan tergesa-gesa ke Puskesmas yang jarak dari rumahnya sekitar 300 meter dan berjumpa dengan dr. Boy rumahnya sekitar 300 meter dan berjumpa dengan dr. Boy yang dilihatnya sedang memimpin rapat dengan para staf . yang dilihatnya sedang memimpin rapat dengan para staf . Karena sudah merasa kenal dengan Dr. Boy, langsung saja Karena sudah merasa kenal dengan Dr. Boy, langsung saja masuk ke ruang rapat dan minta tolong untuk datang ke masuk ke ruang rapat dan minta tolong untuk datang ke rumahnya memeriksa bapaknya yang sesak napas dan rumahnya memeriksa bapaknya yang sesak napas dan batuk-batuk darah. Dr. boy menolak untuk datang ke rumah batuk-batuk darah. Dr. boy menolak untuk datang ke rumah mereka karena tidak ada waktu dan menyarankan untuk mereka karena tidak ada waktu dan menyarankan untuk menggunakan ambulan Puskesmas dan membawa bapak menggunakan ambulan Puskesmas dan membawa bapak nona Mawar langsung ke Rumah Sakit saja. nona Mawar langsung ke Rumah Sakit saja.

Nona mawar dengan perasaan dongkol, mengunakan Nona mawar dengan perasaan dongkol, mengunakan ambulan tersebut dan membawa Bapaknya ke Instalasi ambulan tersebut dan membawa Bapaknya ke Instalasi Gawat Darurat RS.Gawat Darurat RS.

. . 

Page 3: Kaidah Dasar Bioetik

1.1. Komunikasi – dia tidak mencoba Komunikasi – dia tidak mencoba mengkomunikasikan kepada keluarga mengkomunikasikan kepada keluarga mengenai kondisi pasien mengenai kondisi pasien

2.2. Hubungan dokter pasien lebih diutamakanHubungan dokter pasien lebih diutamakan

Page 4: Kaidah Dasar Bioetik

Doctor patient

Therapeutic transactionEthical aspect Medicolegal aspect

Doctor-patient relation

DOCTOR-PATIENT COMMUNICATION

Page 5: Kaidah Dasar Bioetik

I.I. Etika dan MoralEtika dan Moral

II.II. Etika dan HukumEtika dan Hukum

Page 6: Kaidah Dasar Bioetik

I. Etika dan Moral I. Etika dan Moral 1,2,3.1,2,3.

LatinLatin

Morales, mos, moris, Morales, mos, moris, adat, istiadat,kebiasaan, adat, istiadat,kebiasaan, cara, tingkah lakucara, tingkah laku

Tabiat, watak, akhlak, Tabiat, watak, akhlak, cara hidupcara hidup

YunaniYunani

Ethicos, ethos-Ethicos, ethos-adat kebiasaan, adat kebiasaan, praktek praktek

Hati nurani & penilaian (judgment)Kegiatan praktis seseorang

ETIKAMORAL

Page 7: Kaidah Dasar Bioetik

Kamus besar bahasa IndonesiaKamus besar bahasa Indonesia

ETIKA:ETIKA:

1.1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)(akhlak)

2.2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenanan Kumpulan asas atau nilai yang berkenanan dengan akhlakdengan akhlak

3.3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakatsuatu golongan atau masyarakat

Page 8: Kaidah Dasar Bioetik

Etika dibagiEtika dibagi = 1. Etika Umum= 1. Etika Umum(klasifikasi)(klasifikasi) 2. Etika Khusus2. Etika Khusus

- Individual- Individual- Institusional- Institusional- Sosial- Sosial

Filsafat Filsafat : : - kajian, ilmu filsafat- kajian, ilmu filsafat- moral & moralitas- moral & moralitas

PraktekPraktek : - pedoman & aturan: - pedoman & aturan(profesional)(profesional) baik & benar baik & benar

Page 9: Kaidah Dasar Bioetik

A. Moral - Etika – Asas – Aturan - Kode Etik Profesi A. Moral - Etika – Asas – Aturan - Kode Etik Profesi 11

Ajaran Ajaran MoralMoralAjaran Ajaran MoralMoral

MoralMoral

Falsafah Falsafah Moral Moral

Teori2 Teori2 etikaetika

Ajaran tentang bagaimana manusia Ajaran tentang bagaimana manusia harus harus hidup dan bertindakhidup dan bertindak menjadi menjadi manusia yang baikmanusia yang baik

Sistem nilaiSistem nilai tentang perbuatan manusia tentang perbuatan manusia yang dianggap baik/ buruk, benar / salah, yang dianggap baik/ buruk, benar / salah, pantas / tidak pantas pantas / tidak pantas

Mencari penjelasan , Mencari penjelasan , mengapa mengapa perbuatan perbuatan tertentu dinilai baik/ buruk, benar/salah, tertentu dinilai baik/ buruk, benar/salah, pantas /tidak pantas pantas /tidak pantas

Kerangka berpikir Kerangka berpikir yang disusun oleh yang disusun oleh filsuf tertentu-untuk memberi filsuf tertentu-untuk memberi pembenaran, mengapa suatu perbuatan pembenaran, mengapa suatu perbuatan dinilai baik dari pendekatan moral dinilai baik dari pendekatan moral

1

2

3

4

Page 10: Kaidah Dasar Bioetik

Moral - Etika – Asas – Aturan - Kode Etik Profesi Moral - Etika – Asas – Aturan - Kode Etik Profesi

Ajaran Ajaran MoralMoralAsasAsas22 etikaetika

AturanAturan22 etikaetika

Kode Etik Kode Etik Profesi Profesi

Asas-asas yang diturunkan dari teori-Asas-asas yang diturunkan dari teori-teori etika sebagai teori etika sebagai kaidah-kaidah dasar kaidah-kaidah dasar moralmoral bagi manusia bagi manusia

Seperangkat norma atau Seperangkat norma atau pedomanpedoman untuk untuk mengukur perbuatan, berupa aturan dan mengukur perbuatan, berupa aturan dan larangan yang didasarkan pada asas –larangan yang didasarkan pada asas –asas etika asas etika

Seperangkat aturan etika yang khusus Seperangkat aturan etika yang khusus berlaku untuk semua anggota asosiasi berlaku untuk semua anggota asosiasi profesi tertentu, sebagai konsensus profesi tertentu, sebagai konsensus bersama, yang memuat aturan dan bersama, yang memuat aturan dan larangan yang wajib di taati oleh semua larangan yang wajib di taati oleh semua anggota dalam menjalankan profesi anggota dalam menjalankan profesi

5

6

7

Page 11: Kaidah Dasar Bioetik

Asas – Asas Etika medis Asas – Asas Etika medis TraditionalTraditional

1.1. BeneficenceBeneficence2.2. Non maleficence Non maleficence

((Primum non nocere)Primum non nocere)3.3. Menghormati hidup Menghormati hidup

manusiamanusia4.4. KonfidensialitasKonfidensialitas5.5. Kejujuran (Kejujuran (veracity)veracity)6.6. Tidak mementingkan Tidak mementingkan

diridiri7.7. Budi PekertiBudi Pekerti

Tingkah laku luhur Tingkah laku luhur

Asas-Asas Etika Medis Asas-Asas Etika Medis KONTEMPORERKONTEMPORER

1.1. - Menghormati otonomi - Menghormati otonomi pasienpasien

- - Universal Human right Universal Human right UN,UN,

- HAM - HAM 2.2. Keadilan /Keadilan /justicejustice3.3. Berkata benar / Berkata benar / truth truth

telling / veracitytelling / veracity

Page 12: Kaidah Dasar Bioetik

B. Kaidah –Kaidah Dasar Moral B. Kaidah –Kaidah Dasar Moral

BeneficenceBeneficence & non maleficence & non maleficenceRespect for personRespect for personKeadilan /Keadilan /justicejusticeBudi pekerti Budi pekerti

Kegiatan-kegiatan :Kegiatan-kegiatan :• PendidikanPendidikan• Penelitian & pengembanganPenelitian & pengembangan• Pelayanan Pelayanan

Page 13: Kaidah Dasar Bioetik

The patient’s contexts for prima facie’s choice(Agus Purwadianto, 2004)

J usticeNon maleficence

AutonomyBeneficence

Time

General benefi t result, mos t o f people,

Elect iv e, educ at ed, bread-winner, ma ture person

Vu lnerab les, emergency, lif e sav ing, minor

> 1 p erson, others similari ty, community / social ’s r ights

Page 14: Kaidah Dasar Bioetik

Kaidah dasar moralKaidah dasar moral

1. 1. Tindakan berbuat baik (Tindakan berbuat baik (beneficencebeneficence))

General beneficence :General beneficence :– melindungi & mempertahankan hak yang melindungi & mempertahankan hak yang

lainlain– mencegah terjadi kerugian pada yang lain, mencegah terjadi kerugian pada yang lain, – menghilangkan kondisi penyebab kerugian menghilangkan kondisi penyebab kerugian

pada yang lain, pada yang lain,

Specific beneficence:Specific beneficence:– menolong orang cacat, menolong orang cacat, – menyelamatkan orang dari bahaya menyelamatkan orang dari bahaya

Page 15: Kaidah Dasar Bioetik

Mengutamakan kepentingan pasienMengutamakan kepentingan pasien

Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lainsakit/pihak lain

beneficence

Page 16: Kaidah Dasar Bioetik

Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)> akibat-buruk)

Menjamin nilai pokok : “apa saja yang Menjamin nilai pokok : “apa saja yang adaada, , pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi (apalagi ada ada yg hidup).yg hidup).

beneficence

Page 17: Kaidah Dasar Bioetik

2. 2. Tidak merugikanTidak merugikan atau atau nonmaleficencenonmaleficence //primum non nocereprimum non nocere

Sisi komplementer Sisi komplementer beneficence beneficence dari sudut dari sudut pandang pasien, seperti : pandang pasien, seperti :

Tidak boleh berbuat jahat Tidak boleh berbuat jahat (evil(evil) atau membuat ) atau membuat derita (derita (harmharm) pasien) pasien

Minimalisasi akibat burukMinimalisasi akibat buruk

Page 18: Kaidah Dasar Bioetik

Kewajiban dokter untuk menganut ini Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal : berdasarkan hal-hal :

a. Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau a. Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau

berisiko hilangnya sesuatu yang pentingberisiko hilangnya sesuatu yang penting

b. Dokter sanggup mencegah bahaya atau b. Dokter sanggup mencegah bahaya atau

kehilangan tersebutkehilangan tersebut

Nonmaleficence

Page 19: Kaidah Dasar Bioetik

c. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif c. Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif

d. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter d. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). (hanya mengalami risiko minimal).

Norma tunggal, isinya larangan.Norma tunggal, isinya larangan.

nonmaleficence

Page 20: Kaidah Dasar Bioetik

3. Keadilan3. Keadilan

Treat similar cases in a similar way = justice Treat similar cases in a similar way = justice within morality.within morality.

Memberi perlakuan sama untuk setiap orang Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni : (keadilan sebagai fairness) yakni :

a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan / pasien yang memerlukan / membahagiakannya)membahagiakannya)

Page 21: Kaidah Dasar Bioetik

b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).sesuai dengan kemampuan pasien).

Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-(bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baikbaik

keadilan

Page 22: Kaidah Dasar Bioetik

Jenis keadilan : Jenis keadilan : a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan

penerima).penerima). b.b.Distributif (membagi sumber) : kebajikan Distributif (membagi sumber) : kebajikan

membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :rohani; secara material kepada :Setiap orang andil yang samaSetiap orang andil yang samaSetiap orang sesuai dengan kebutuhannyaSetiap orang sesuai dengan kebutuhannyaSetiap orang sesuai upayanya.Setiap orang sesuai upayanya.Setiap orang sesuai kontribusinyaSetiap orang sesuai kontribusinyaSetiap orang sesuai jasanyaSetiap orang sesuai jasanyaSetiap orang sesuai bursa pasar bebasSetiap orang sesuai bursa pasar bebas

keadilan

Page 23: Kaidah Dasar Bioetik

c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama :kemakmuran dan kesejahteraan bersama :Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social – Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social – ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil).substantif/materiil).Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu.tertentu.Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).material kebutuhan dan kesamaan).

keadilan

Page 24: Kaidah Dasar Bioetik

d. Hukum (umum)d. Hukum (umum) : :

Tukar menukar : kebajikan memberikan / Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak.mengembalikan hak-hak kepada yang berhak.

pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.umum.[1]

[1] Criminal justice (penjatuhan sanksi pidana bagi Criminal justice (penjatuhan sanksi pidana bagi terpidana) dan rectificatory justice (pemberian terpidana) dan rectificatory justice (pemberian kompensasi pelanggaran transaksi/kontrak, melalui kompensasi pelanggaran transaksi/kontrak, melalui hukum perdata). PBE , hal 327.hukum perdata). PBE , hal 327.

keadilan

Page 25: Kaidah Dasar Bioetik

4. Otonomi (4. Otonomi (self-determinationself-determination))

Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-self-legislation legislation dari manusia.dari manusia.

Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.pribadi.

Page 26: Kaidah Dasar Bioetik

Menghendaki, menyetujui, membenarkan, Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat).bermartabat).

Didewa-dewakan di Anglo-American yang Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggiindividualismenya tinggi

otonomi

Page 27: Kaidah Dasar Bioetik

Kaidah ikutannya ialah : Kaidah ikutannya ialah : Tell the truthTell the truth, , hormatilah hak privasi klien, lindungi hormatilah hak privasi klien, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent informasi konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting.bantulah membuat keputusan penting.Erat terkait dengan doktrin informed-Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang teknologi baru, dampak yang dimaksudkan dimaksudkan (intended)(intended) atau dampak tak atau dampak tak laik-bayang (laik-bayang (foreseen effectsforeseen effects), ), letting dieletting die..

otonomi

Page 28: Kaidah Dasar Bioetik

Selain 4 prinsip atau kaidah dasar moral tersebut,Selain 4 prinsip atau kaidah dasar moral tersebut,

dikenal prinsip "turunan"nya dengan nilai-nilai seperti :dikenal prinsip "turunan"nya dengan nilai-nilai seperti :

1.1. Berani berkata benar/kejujuran (veracity) : truth Berani berkata benar/kejujuran (veracity) : truth tellingtelling

2.2. Kesetiaan (fidelity) : keep promiseKesetiaan (fidelity) : keep promise

3.3. Privacy (dari otonomi dan beneficence)Privacy (dari otonomi dan beneficence)

4.4. Konfidensialitas.Konfidensialitas.

5.5. Menghormati kontrak (perjanjian)Menghormati kontrak (perjanjian)

6.6. Ketulusan (honesty) : tidak menyesatkan informasi Ketulusan (honesty) : tidak menyesatkan informasi kepada pasien atau pihak ketiga seperti perusahaan kepada pasien atau pihak ketiga seperti perusahaan asuransi, pemerintah, dll.asuransi, pemerintah, dll.

7.7. Menghindari membunuh Menghindari membunuh

Page 29: Kaidah Dasar Bioetik

Keberlakuan etika kedokteran sebagai norma:Keberlakuan etika kedokteran sebagai norma:

1.1. Bersyarat (hipotetis) = teleologis Bersyarat (hipotetis) = teleologis

Betul tidaknya tindakan bergantung pada akibat-Betul tidaknya tindakan bergantung pada akibat-akibatnya.akibatnya.

a. Bila akibat baik : wajib; a. Bila akibat baik : wajib; b. Bila buruk : haram.b. Bila buruk : haram. Hendak dicapai tujuan kedokteran tertentu namun Hendak dicapai tujuan kedokteran tertentu namun

tetap dalam bingkai “mempertahankan martabat tetap dalam bingkai “mempertahankan martabat kemanusiaan” (bukan tujuan asal-asalan). kemanusiaan” (bukan tujuan asal-asalan).

Dasar : pengalaman (efektif – efisien).Dasar : pengalaman (efektif – efisien). Kelemahan : menghilangkan dasar pembawa Kelemahan : menghilangkan dasar pembawa

kepastian etis, tidak berketegasan, pemicu “tujuan kepastian etis, tidak berketegasan, pemicu “tujuan menghalalkan cara”.menghalalkan cara”.

Page 30: Kaidah Dasar Bioetik

2. Tidak bersyarat (kategoris) = deontologis 2. Tidak bersyarat (kategoris) = deontologis

Tidak bergantung pada tujuan tertentuTidak bergantung pada tujuan tertentu

Betul tidaknya tindakan bergantung pada Betul tidaknya tindakan bergantung pada perbuatan/cara bertindak itu sendiri, bukan perbuatan/cara bertindak itu sendiri, bukan pada akibat tindakan.pada akibat tindakan.

Dasar : kewajiban/keharusan mutlak/absolut Dasar : kewajiban/keharusan mutlak/absolut atau “kewajiban demi kewajiban”.atau “kewajiban demi kewajiban”.

Kelemahan : pemicu fanatisme buta, tidak Kelemahan : pemicu fanatisme buta, tidak luwes dalam perkembangan jaman, tidak luwes dalam perkembangan jaman, tidak mampu memecahkan dilema etis.mampu memecahkan dilema etis.

Page 31: Kaidah Dasar Bioetik

Sifat etika kedokteranSifat etika kedokteran

1.1. Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika umum)umum)

2.2. Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / pasien).pasien).

3.3. Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri = = selfimposed, zelfopleggingselfimposed, zelfoplegging))

4.4. Etika normatif (mengacu ke deontologis, kewajiban Etika normatif (mengacu ke deontologis, kewajiban ke arah norma-norma yang seringkali mendasar dan ke arah norma-norma yang seringkali mendasar dan mengandung 4 sisi kewajiban mengandung 4 sisi kewajiban = gesinnung = gesinnung yakni diri yakni diri sendiri, umum, teman sejawat dan pasien/klien & sendiri, umum, teman sejawat dan pasien/klien & masyarakat khusus lainnya)masyarakat khusus lainnya)

Page 32: Kaidah Dasar Bioetik

5. 5. Etika profesi (biasa):Etika profesi (biasa):

a. Bagian etika sosial tentang kewajiban & a. Bagian etika sosial tentang kewajiban & tanggungjawab profesitanggungjawab profesi

b. Bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-b. Bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-nilai, norma-norma/kewajiban-kewajiban dan nilai, norma-norma/kewajiban-kewajiban dan keutamaan-keutamaan moral keutamaan-keutamaan moral

c.Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak c.Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak kebebasan untuk menyimpan rahasia pasien/rahasia kebebasan untuk menyimpan rahasia pasien/rahasia jabatan (jabatan (verschoningsrecht)verschoningsrecht)

Sifat etika kedokteran

Page 33: Kaidah Dasar Bioetik

d. Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & d. Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & pengalaman profesi kedokteran.pengalaman profesi kedokteran.

e.Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan e.Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan etika apriori); karena telah berabad-abad, yang-baik & etika apriori); karena telah berabad-abad, yang-baik & yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik (sebagai yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik (sebagai kumpulan norma atau moralitas profesi)kumpulan norma atau moralitas profesi)

f. Isi : 2 norma pokok : f. Isi : 2 norma pokok : i. Sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan i. Sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan

dampak praktek profesi bagi orang lain; dampak praktek profesi bagi orang lain; ii. Bersikap adil dan menghormati Hak Asasi ii. Bersikap adil dan menghormati Hak Asasi

Manusia (HAM).Manusia (HAM).

Sifat etika kedokteran

Page 34: Kaidah Dasar Bioetik

6. Etika profesi luhur/mulia : 6. Etika profesi luhur/mulia :

Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan :Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan :Bebas pamrih (kepentingan pribadi dokter < Bebas pamrih (kepentingan pribadi dokter < kepentingan pasien) = altruisme.kepentingan pasien) = altruisme.Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-cita luhur/etos profesi = l’esprit de corpse pour cita luhur/etos profesi = l’esprit de corpse pour officium nobileofficium nobile

7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap 7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh teknologisasi dan krisis moral akibat pengaruh teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.komersialisasi dunia kedokteran.

Sifat etika kedokteran

Page 35: Kaidah Dasar Bioetik

F. Bidang KesehatanF. Bidang Kesehatan55

1.1. Kode Etik KedokteranKode Etik Kedokteran

2.2. Kode Etik KeparawatanKode Etik Keparawatan

3.3. Kode Etik Rumah SakitKode Etik Rumah Sakit

4.4. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)

5.5. Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit Majelis Kehormatan Etik Rumah Sakit (MAKERSI) (MAKERSI)

6.6. Majelis Kehormatan Majelis Kehormatan DISIPLIN DISIPLIN Kedokteran Kedokteran Indonesia (MKDKI)Indonesia (MKDKI)

Page 36: Kaidah Dasar Bioetik

Kasus Kasus : US Supreme Court (Makamah : US Supreme Court (Makamah Agung AS). Memutuskan – Hak Agung AS). Memutuskan – Hak konstitutional seorang wanita untuk konstitutional seorang wanita untuk dapat melakukan aborsi kehamilan dapat melakukan aborsi kehamilan trisemester pertamatrisemester pertama

kontroversi moral & etika : - kontroversi moral & etika : - prochoiceprochoice

- prolife- prolife

Page 37: Kaidah Dasar Bioetik

-

KeputusanMedis

Keputusan etis

Pilar Keputusan Klinis sehari2

Page 38: Kaidah Dasar Bioetik

-

KeputusanMedis

Keputusan etis

Pilar Keputusan Klinis sehari2Biomedik

Info-medik

Indikasimedik

pilihan pasienkualitas hidup

fitur kontekstual

Mindset non medisStruktur Psiko-Sosio-budaya

Page 39: Kaidah Dasar Bioetik

Principles-based ethics Principles-based ethics Prima FaciePrima Facie

T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch (1989)T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch (1989)

Beneficence

Non Maleficence

Autonomy

Justice

Contextual featuresQuality of life

Clinical DecisionMaking

Patient’s preference

Medical indicationValue-based medicine

EBM

Page 40: Kaidah Dasar Bioetik

The man who did not want his leg amputated

Physician: This was a 64-year-old man who had had a stroke which had affected his mental condition, though his awareness was good. He also suffered from diabetes

mellitus and hypertension. One day gangrene was found on his leg with sepsis, high fever, and it was a progressive gangrene. I advised him and his family to have an

amputation. The family agreed, but the patient did not. The family followed my reasoning, that is, I did not want the patient to die merely because of gangrene and

diabetes. Then I suggested to the family that if the patient falls into a coma, I would have the right to undertake a professional intervention to save his life without having to obtain his approval. Once the patient went into coma, I asked the family to sign the informed

consent for the amputation. The amputation was finally done. When the patient became conscious, he was delighted because he felt that he had

recovered. He was able to sit and became quite happy and felt that he still had his two legs. When he became completely conscious, and was about to descend from the bed and walk, he realized that he had been amputated. He was shocked. He flew into an

extraordinary rage and threatened that he would prosecute me and his family. He was a former lawyer. He was aware of his rights and he had not permitted that his leg be

amputated.

Page 41: Kaidah Dasar Bioetik