k3
-
Upload
nidaulgina -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
description
Transcript of k3
UNDANG-UNDANG TENTANG KETENAGAKERJAAN
BAB XI
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Bagian Kesatu
Umum
Paragraf 3
Penutupan Perusahaan (Lock-Out)
A. Pasal 147
Pada pasal ini diterangkan bahwa penutupan Perusahaan (Lock-Out)
tidak berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang melayani kepentingan umum
atau perusahaan yang menyangkut dengan keselamatan jiwa manusia, seperti
misalnya :
Rumah sakit
Pelayanan jaringan air bersih
Pusat pengendali telekomunikasi
Pusat penyedia tenaga listrik
Pengolahan minyak dan gas bumi, dan
Perusahaan kereta api
Perusahaan diatas dilarang melakukan penutupan perusahaan (Lock-Out) sebab
menyangkut pada kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya.
B. Pasal 148
Pada pasal ini terdapat tiga ayat yang menerangkan mengenai hal-hal
yang harus dilakukan apabila suatu perusahaaan akan melakukan penutupan
perusahaan (Lock Out).
Apabila suatu perusahaan akan melakukan penutupan perusahaan maka
perusahaan tersebut harus memberitahukan kepeda pekerja/buruh, serikat
pekerja/serikat buruh, serta instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan sekurang-kurangnya tujuh hari kerja sebelum dilakukan
penutupan perusahaan (Lock Out). Pemberitahuan tersebut berisikan tentang :
Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai, dan diakhiri penutupan
perusahaan (Lock Out).
Alasan dan sebab-sebab melakukan penutupan perusahaan (Lock Out)
Pemberitahuan tersebut ditanda tangani oleh pengusaha dan pemimpin
perusahaan.
C. Pasal 149
Pada pasal ini terdapat enam ayat, dimana pada ayat satu diterangkan
apabila pekerja/buruh, serikat pekerja/buruh, serta instansi yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan menerima surat pemberitahuan penutupan perusahaan
(Lock Out) maka harus memberikan tanda bukti berupa waktu penerimaan. Pada
ayat kedua diterangkan bahwa apabila surat pemberitahuan telah diterima, maka
instansi ketenagakerjaan berwenang untuk menyelesaikan masalah yang dapat
menimbulkan penutupan perusahaan (Lock Out) dengan cara diadakan
perundingan antara pihak-pihak yang berselisih. Pada ayat tiga diterangkan
apabila perudingan pihak-pihak yang berselisih menghasilkan kesepakatan,
maka wajib dilakukan perjanjian bersama dan ditanda tangani oleh pihak dan
pegawai instansi ketenagakerjaan sebagi saksi. Ayat keempat berisikan apabila
perundingan tersebut (ayat 2) tidak menghasilkan kesepakatan, maka instansi
yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan harus segera menyerakan
masalah tersebut kepada lembaga penyelesaian hubungan industrial. Ayat
kelima menerangkan tentang penutupan perusahaan (Lock Out) yang diteruskan,
atau dihentikan sementara, atau dihentikan sama sekali, apabila perundingan
(ayat 4) sama sekali tidak menghasilkan kesepakatan. Ayat keenam
menerangkan tentang tidak dibutuhkannya surat pemberiahuan penutupan
perusahaan (Lock Out) apabila adanya pelanggaran prosedur mogok kerja dan
pelanggaran ketentuan normatif yang telah ditentukan dalam perjanjian kerja
yang dilakukan pekerja/buruh, dan serikat pekerja/buruh.