JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM -...

83
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS KURIKULUM 2013 DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) OLEH: DEBY UTAMI RIZKI 1110011000020 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM -...

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS KURIKULUM 2013

DI SMPN 03 TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH:

DEBY UTAMI RIZKI

1110011000020

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2015 M

i

ABSTRAK

Nama : Deby Utami Rizki

NIM :1110011000020

Judul Skripsi: Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013

di SMPN 03 Tangerang Selatan

Penelitian ini tentang Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan

Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan

pembelajaran PAI dengan menggunakan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang

Selatan. Metode yang digunakan metode kualitatif, yakni penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari hasil penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum

2013 dalam proses belajar mengajar pada tahap persiapan pelaksanaan pembelajaran

guru-guru PAI menyusun berbagai program secara mandiri yaitu program tahunan,

program semester, program remedial, pengayaan dan pengembangan diri dan

penyusunan RPP. Pada proses pelaksanaan pembelajaran sebagian besar guru

terutama guru PAI telah mengurangi menggunakan metode ceramah dalam mengajar

dan memilih metode yang sesuai dengan materi. Pada tahap evaluasi pembelajaran,

guru melakukan penilaian diri atau penilaian sikap dan penilaian autentik serta

melaksanakan remedial bagi siswa yang belum mencapai KKM.

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taifiq serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan dan suri

tauladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari

zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini. Do’a dan salam semoga terlimpahkan kepada keluarga, sahabat, dan

pengikutnya hingga akhir zaman.

Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dihadapi dan dialami penulis, baik menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data,

maupun biaya dan sebagainya. Namun dengan kerja keras dan kesungguhan hati serta

dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

3. Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Dr. Dimyati, MA. Dosen Pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan dorongan kepada penulis.

5. A. Irfan Mufid, MA. Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang selalu

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi kepada

penulis.

6. Segenap Dosen Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarief

Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan, semoga ilmu ini dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya.

iii

7. Bpk Maryono, SE. M. M.Pd, Kepala sekolah SMP N 3 Tangerang

Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.

8. Ibu Chairunnisa, S.Pd., bpk Rendra, S.pd, dan bpk. Anwar, S.Pd Guru

PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang telah membantu dalam

proses pelaksanaan penelitian.

9. Ibu dan Bapak tercinta, juga Mama dan Papa tersayang terimakasih

atas segala do’a, nasehat, kesabaran, luapan kasih sayang,

pengorbanan, dorongan moral maupun material, dan spiritual yang

selalu diberikan kepada penulis.

10. Suami tercinta Fahmi Fathruh Zain, Anakku tersayang Fawwaz

Avicenna Zain yang selalu menemani dan selalu memberikan

semangat dan mewarnai hidupku.

11. Sahabat-sahabatku tersayang Reren, Eva, Fitri, Ziah, Wiwit, Teman-

teman kelas A angkatan 2010 dan Teman-teman PAI Angkatan 2010

terimakasih atas segala masukan, motivasi dan dukungan dari kalian

semua.

Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti

untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,

harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah

SWT, Amin Jakarta, 12 Maret 2015

Deby Utami Rizki

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………… 1

B. Pembatasan Masalah …..………………………………………………….. 6

C. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 6

D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 6

E. Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 7

BAB II KAJIAN TEORITIS …………………………………… 8

A. Kurikulum 2013 …………………………………………………………. 8

1. Pengertian Kurikulum ……………….……………………………… 8

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ………………………… 12

3. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013 ……………………………… 15

B. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ………………………………. 20

1. Pengertian Implementasi .................………………………………. 20

2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Belajar Mengajar …... 21

3. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik ………………………. 34

4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian…………………………………… 43

5. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian ………………… 37

C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 39

BAB III METODELOGI PENELITIAN ……………………… 41

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan …………………………………… 41

v

B. Metodelogi Penelitian ……………………………………………… 41

C. Sumber Data ……………………………………………………… 42

D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 43

E. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 45

BAB VI HASIL PENELITIAN ……………………………… 53

A. Profil SMP Negri 03 Tangerang Selatan ………………………… 47

B. Implementasi Pembelajaran PAI Berdasarkan Kurikulum 2013… 55

BAB V PENUTUP ………………………………………… 73

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 73

B. Saran ……………………………………………………………… 74

DAFTAR ISI ....................................................................................... 75

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa.

Bangsa akan menjadi maju apabila Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas atau bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di kemudian hari

tergantung pada pendidikan yang diberikan generasi masa kini, terutama

melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Pendidikan merupakan

suatu proses yang kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek

yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara

pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan

keterampilan hidup. Untuk mengsukseskan tidak semudah kita membalikkan

telapak tangan. Sebab dalam prosesnya banyak hal yang harus diperhatikan, di

antaranya kebijakan pemerintah yang memihak kepada masyarakat, anggaran

dana pendidikan direalisasikan, visi, misi dan tujuan pendidikan yang jelas,

peningkatan profesionalisme guru, sarana dan prasarana yang memadai serta

kurikulum yang matang dan mudah diakses oleh seluruh pelaksana

pendidikan di berbagai satuan pendidikan.1

Hakikatnya, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan

sebagai proses dan upaya untuk mentransformasikan manusia muda menjadi

manusia yang dilekati dengan kemanusiaan sesuai dengan kodratnya, yakni

bermanfaat bagi dirinya, sesama, dan dalam lingkungannya. Dalam hakikat

yang mulia tersebut, pada praktiknya lembaga pendidikan menemui sejumlah

tantangan yang wajib diperhatikan. Tantangan berat salah satunya ialah

1 Mida Latifatul.M, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), cet. Ke-1,

h.5-6

2

perubahan zaman yang terus berubah. Respons dunia pendidikan terhadap

perkembangan zaman ialah dengan melakukan pergantian kurikulum. Ini

merupakan salah satu faktor mengapa secara berkala, kurikulum pendidikan

diperbaharui untuk dikembangkan dengan menonjolkan aspek yang

dipandang lebih baik dan meminimalisasi kelemahan atau kekurangan dari

kurikulum sebelumnya. Jadi, secara lebih jelas, kurikulum terbaru merupakan

penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.2

Upaya penyempurnaan kurikulum tidak lain, demi mewujudkan sistem

pendidikan nasional yang kompetitif dan selalu relevan dengan perkembangan

zaman yang senantiasa menjadi tuntutan. Hal ini sejalan dengan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 35

dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan standar nasional pendidikan

sebagai acuan kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.3

Perlu disadari juga bahwa pendidikan Agama Islam atau PAI

sebagaimana naturenya harus lebih diarahkan untuk sampai pada proses

internalisasi nilai menjadi sikap dan kepribadian peserta didik. walaupun kita

sadari sepenuhnya bahwa proses internalisasi itu haruslah didahului oleh

proses transfer of knowlage, transfer of competences. Sebagaiman dirasakan

bersama bahwa kecenderungan pendidikan Agama Islam hari ini dominan

kognitif. Sebagai substansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih

bertumpu kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.

2M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.5 3Mida Latifatul.M, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013), cet. Ke-1,

h.7

3

Oleh karenanya, mau tidak mau setiap pendidik, satuan pendidikan,

maupun pihak-pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan wajib mengenal

dan memahami seluk-beluk kurikulum 2013 tersebut. entah masih banyak pro

dan kontra mengenai penerapan kurikulum ini, namun yang pasti kurikulum

2013 wajib dilaksanakan dan perlu didukung oleh semua pihak, agar

pendidikan di negeri ini semakin maju dan meningkat kualitasnya sehingga

mampu bersaing di tengah-tengah persaingan global. memiliki kemampuan

soft skills dan hard skills yang seimbang sehingga mampu beadaptasi di mana

pun dan kapan pun mereka berada. Kedua kemampuan tersebut dianamkan

kepada peserta didik melalui kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan memiliki bekal

tersebut, harapan ke depannya dapat meraih kesuksesan dan keberhasilan,

serta mampu membawa negara Indonesia tercinta menjadi lebih baik, maju,

makmur, dan sejahtera. Akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan

nasional dapat terwujud sesuai yang diharapkan.4

Kurikulum 2013 memang disusun untuk mengantisipasi

perkembangan. Masalahnya sekarang, seberapa siapkah sistem pendidikan

kita dalam mengadopsi dan menerapkan kurikulum 2013 ini. Kesiapan itu

menyangkut soaialisasi kepada para guru, kepala sekolah, praktisi pendidikan,

dan para pemangku kepentingan lain. Sosialisasi ini bukan sekedar tahu, tetapi

juga mengerti dan menghayati maka sulit untuk mencapai tujuan yang

sebenarnya yang diinginkan dari implementasi kurikulum 2013 itu sendiri.

selain itu juga diharapkan adanya dukungan tenaga, sumber daya, perangkat

teknis, dana, dan berbagai hal konkret lain. Mekanisme sosialisasi sudah

dipikirkan oleh pemerintah dan penerapannyadilakukan dengan model

koordinasi dan keterwakilan. mereka yang dipilih inilah nantinya akan

4 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.7-8

4

kembali membagi kerangka kerja dan model implementasi yang harus

dilakukan oleh guru di sekolah masing-masing. Untuk mendkung efektifias

dan efisiensi pelaksanaan kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada

tahun pelajaran 2013/2014, jajaran Kemendikbud/ Kemenag melalui

perangkatnya memberikan bantuan implementasi kurikulum untuk semua

satuan pendidikan. Bimbingan Teknis (Bimtek) merupakan salah satu bentuk

bantuan pelaksanaan kurikulum yang diharapkan mampu meningkatkan

pemahaman, penguasaan, kemampuan guru dan kepala sekolah dari latar

belakang hingga sistem penilaian serta aplikasinya dalam implementasi

kurikulum secara nasional.5

SMPN 03 Tangerang Selatan, sekolah ini merupakan sekolah

unggulan atau favorit dan berprestasi diberbagai bidang di Tangerang Selatan

sendiri. Sekolah ini juga merupakan sekolah yang sudah menggunakan

kurikulum 2013 sekitar 1 tahun dan termasuk sekolah percontohan bagi

sekolah lain di daerah Tangerang Selatan sebagai sekolah yang sudah

menggunakan kurikulum 2013.6 Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas

mutu lulusan, kompetensi guru dan kualitas output siswanya, sekolah ini telah

menerapkan konsep kurikulum 2013 dalam pembelajaran pada semua mata

pelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 sudah dimulai dari tahun ajaran 2013-

2014 sekitar 1 tahun, berbagai macam masalah yang menjadi faktor

penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan

kurikulum 2013 diantaranya yaitu seperti kurangnya sosialisasi kurikulum

2013 dari dinas setempat sehingga memberikan dampak dalam proses

penyusunan kurikulum seperti: guru kurang terarah, tidak berani menyusun

kurikulum secara mandiri, tidak jarang hanya berpatokan pada apa yang

5 M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.137-138 6 Hasil wawancara dengan kepala sekolah, H.Maryono, SE. M.Mpd di ruang kepala sekolah

SMPN 03 Tangerang Selatan. Tanggal 2 Oktober 2014

5

dituliskan pemerintah pusat. Hampir semua guru terutama guru PAI masih

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pelajaran, karena

mereka mengaku siswa masih bingung jika harus belajar sendiri, mereka harus

diberi penjelasan dulu tentang apa yang akan dipelajarinya baru mereka bisa

melanjutkan materi yang akan dipelajari.

Mengenai sarana dan prasarana di sekolah ini sudah terbilang

memadai dan mendukung terlaksananya kurikulum 2013, hanya saja guru

yang sudah agak sepuh masih kesulitan jika harus mengajar menggunakan

media seperti laptop dan infokus saat menyampaikan pelajaran.

Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut dalam proses

penyusunan, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013

di SMPN 03 Tangerang Selatan, maka penulis ingin mengetahui bagaimana

pelaksanaan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. Berdasarkan

latar belakang tersebut maka judul penelitian ini adalah “Implementasi

Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI Di

SMPN 03 Tangerang Selatan”.

Dengan demikian peneliti akan meneliti tentang Implementasi

Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI di

SMPN 03 Tangerang Selatan. Mengingat begitu besar pengaruh perubahan

kurikulum bagi seorang guru terutama guru pendidikan agama islam dalam

proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal.

B. Identifikasi Masalah

Dengan dasar pemikiran di atas maka penulis akan memberikan

penjelasan tentang identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut :

1. Masih lemahnya pemahaman guru tentang kurikulum 2013

2. Guru masih menggunakan metode ceramah pada saat pembelajaran

6

3. Adanya kendala dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum

2013.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini terfokus, maka pembatasan masalah

kajian skripsi ini adalah pada pembahasan tentang “ Implementasi

Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka perumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran PAI

berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.

E. Tujuan Penelitian

Dengan melihat dan memperhatikan rumusan masalah di atas, tujuan

dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan

meliputi: 1. Perencanaan dan pengembangan program kurikulum 2013

2. Proses pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013

3. Evaluasi hasil belajar atau penilaian pembelajaran PAI berbasis

kurikulum 2013

F. Manfaat Penelitian

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat dan

kegunaannya antara lain :

1. Menambah informasi mengenai implementasi pembelajaran PAI berbasis

kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan

7

2. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembelajaran PAI

berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.

3. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan mendapatkan

informasi baru mengenai pengetahuan tentang implementasi pembelajaran

PAI berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan. demikian

dapat memberikan masukan baru bagi dunia pendidikan dan dijadikan

bekal untuk proses kedepan.

4. Bagi para pembaca agar mengetahui hasil penelitian yang dilakukan oleh

penulis tentang implementasi pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013

dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan

kata yang berasal dari bahasa Latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya

tempat berlari. Dalam sejarahnya, kurikulum merupakan suatu jarak yang

harus ditempuh oleh pelari mulai garis awal atau start sampai dengan finish,

kemudian pengertian kurikulum tersebut juga mendapat tempat di dunia

pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang

sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh

pendidikan di lembaga pendidikan. Di Indonesia sendiri, pengertian

kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.7

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan

perkembangan teori dan ukuran suatu pengertian praktik pendidikan. Dengan

beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum maka secara teoritis

agak sulit merangkum semua pendapat. Sedangkan konsep kurikulum

meliputi:

a. Sebagai substansi, yang dipandang sebagai rencana pembelajaran

bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai.

7 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, “Implementasi kurikulum 2013:Konsep dan Penerapan”,

(Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.3

9

b. Sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem persekolahan,

pendidikan, dan bahkan masyarakat.

c. Sebagai bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang

bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan

sistem kurikulum.

Berdasarkan hasil kajian diperoleh beberapa dimensi pengertian

kurikulum, di mana setiap dimensi memiliki hubungan antara satu dengan

yang lainnya. Terdapat empat dimensi pengertian kurikulum adalah:

1) Kurikulum sebagai suatu ide.

2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya

merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide.

3) Kurikulum sebagai suatu aktivitas atau sering disebut juga

kurikulum sebagai suatu realita atau kenyataan yang secara

teoritis merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai rencana

tertulis.

4) Kurikulum sebagai hasil yang merupakan konsekuensi dari

kurikulum sebagai suatu kegiatan.8

Kurikulum berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan tujuan

pendidikan pada masing-masing jenis/jenjang pendidikan yang pada

gilirannya merupakan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan

demikian, kurikulum merupakan salah satu faktor dalam proses pendidikan

yang berperan seperti perangkat lunak dari proses tersebut.9

8Mida Latifatul Muzamirah, Kupas Tuntas Kurikulum 2013, (Surabaya: Kata Pena, 2013),

h.15-16 9 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misakha Galiza, 2003),

h.29-30

10

2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Dalam penyusunan kurikulum 2013 dilandasi beberapa aspek sebagai

berikut:

a. Aspek Fisolofis

Fisolofis adalah landasan penyusunana kurikulum yang didasarkan

pada kerangka berpikir dan hakikat pendidikan yang

sesungguhnya. Dalam konteks ini landasan fisolofis kurikulum

2013 yaitu:

1) Pendidikan yang berbasis nilai-nilai luhur, nilai akademik,

kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

2) Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi

b. Aspek Yuridis

Aspek yuridis adalah suatu landasan yang digunakan sebagai

payung hukum dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum.

Dalam penyusunana kurikulum 2013 ini, landasan yuridis yang

digunakan antara lain:

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

2) RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan yang berisi tentang

perubahan metodelogi pembelajaran dan penataan

kurikulum;

3) Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan

Prioritas Pembangunan Nasional; Penyempurnaan

Kurikulum dan Metodelogi Pembelajaran Aktif

berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk

Daya Saing Karakter Bangsa;

4) Peraturan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

11

5) Pemendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013;

c. Aspek Konseptual

Aspek konseptual adalah suatu landasan yang didasarkan pada ide

atau gagasan yang diabstraksikan dri peristiwa konkret. Dalam

penyusunan kurikulum 2013 ini landasan konseptualnya antara

lain:

1) Prinsip relevansi;

2) Model kurikulum berbasis kompetensi;

3) Kurikulum lebih dari sekedar dokumen;

4) Proses pembelajaran, yang meliputi aktivitas belajar, output

belajar, dan outcome belajar;

5) Penilaian, kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi

dan penjenjangan penilaian.10

3. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013

Mengenai tujuan dan fungsi Kurikulum 2013 secara spesifik mengacu

pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam undang-undang Sisdiknas ini disebutkan bahwa fungsi kurikulum ialah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuannya,

yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Mengenai tujuan kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis uraikan

sebagai berikut:

10

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.29-30

12

a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan

soft skills melalui kemampuan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan

dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.

b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,

kreatif, dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara

Indonesia.

c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan

menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan

semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran.

d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga

masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan

kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.

e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan

keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan

kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.11

4. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Sebagaimana telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A tahun 2013 teentang Implementasi

Kurikulum 2013, berikut:

a. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukkan

kepribadian peserta didik secara utuh.

b. Kebutuhan kompetensi masa depan

11

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,

(Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.25

13

Kemampuan peserta didik yang diperlukan, yaitu antara lain

kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif dengan

mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga

Negara yang demokratis dan bertanggung jawab, toleran dalam

keberagamaan, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki

minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan

sesuai dengan bakat/minatnya, dan perduli terhadap lingkungan.

c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat

manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,

kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal.

d. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan

karakteristik lingkungan.

e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu

media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat

mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan

wawasan nasional.

f. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya

pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

kecelakaan hidup.

g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa

masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan

sebagai penggerak utama perubahan.

h. Agama

14

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, takwa,

serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat

beragama.

i. Dinamika perkembangan global

Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun

bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.

j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara

Kesatuan Negara Indonesia (NKRI).

k. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik sosial

budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

budaya.

l. Kesetaraan gender

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang

berkeadilan dengan memerhatikan kesetaraan gender.

m. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan

pendidikan.12

12

Ibid, h.26-29

15

B. Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013

1. Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan proses atau aktifitas untuk memastikan

terlaksananya suatu rencana yang sudah disusun dan tercapainya rencana

tersebut. Kata implementasi secara sederhana berarti pelaksanaan atau penerapan

begitu juga menurut kamus besar Bahasa Indonesia implementasi adalah

“pelaksanaan, penerapan”.13

Hal serupa juga dijelaskan oleh Susilo implementasi merupakan suatu

penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis

sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner

Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “ put something into effect”

(penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).14

Dapat disimpulkan bahwa kata implementasi adalah suatu tindakan, aksi,

pelaksanaan dari suatu rencana atau program-program yang telah disusun secara

terstruktur dan sistematis. Pada umumnya implementasi ini akan bermuara

kepada aktifitas yang dilakukan sesuai dengan metode, langkah-langkah dan

rambu-rambu atau juga peraturan-peraturan guna untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Implementasi Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013 dalam

Proses Belajar Mengajar

Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sebab,

Implementasi pembelajaran kurikulum 2013 ini lebih menggunakan pendekatan

scientific (ilmiah) dan tematik integratif. Proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

13

Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press, 2007), edisi 3,

h.123 14

Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Manajemen pelaksanaan dan

kesiapan sekolah menyongsongnya, (Yogyakarta: PT Bumi Askara, 2009), h.174

16

menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk

itu, setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran serta

penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

ketercapaian kompetensi lulusan.15

3. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013

Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 terdapat karakteristik yang menjadi ciri

khas pembeda dengan kurikulum-kurikulum yang telah ada selama ini di

Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 sebagai berikut:

a. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 ialah

pendekatan scientific dan tematik-integratif. Pendekatan scientific ialah

pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dilakukan melalui

proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indra

dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam

proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui pendekatan tersebut, peserta

didik mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik.

Pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui

proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting),

menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Kegiatan

pembelajaran seperti ini dapat membentuk sikap, keterampilan, dan pengetahuan

peserta didik secara maksimal. Kelima proses belajar secara scientific tersebut

diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan inti pembelajaran. Dalam

15

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.171

17

kegiatan pembelajaran pendekatan scientific ini dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut:16

KEGIATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Mengamati (observing) Melihat, mengamati, membaca, mendengar,

menyimak (tanpa dan dengan alat).

Menanya (questioning) Mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai

ke yang bersifat hipotesis.

Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan

mandiri (menjadi suatu kebiasaan).

Mencoba (experimenting) Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan

yang diajukan.

Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku,

eksperimen).

Mengumpulkan data.

Menalar (associating) Menganalisis data dalam bentuk membuat

kategori, menentukan hubungan data/kategori.

Menyimpulkan dari hasil analisis data.

Dimulai dari unstructured-uni structure-multi

structure-complicated structure.

Mengomunikasikan

(communicating)

Menyampaikan hasil konseptualisasi.

Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan,

gambar, atau media lainnya.

Sementara pendekatan tematik-terintegrasi dimaksudkan bahwa dalam

pembelajaran tersebut dibuat per tema dengan mengacu karakteristik peserta didik

16

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.175

18

dan dilaksanakan secara integrasi antara tema satu dengan yang lain maupun

antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Dalam konteks ini,

setiap guru dituntut lebih kreatif lagi untuk dapat mengintegrasikan mata

pelajaran yang diampu oleh orang lain. Dengan demikian, akan terjadi

keterpaduan yang seimbang sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang

memiliki sikap, keterampilan, dan multipengetahuan yang memadai. Dalam

kondisi bagaimanapun peserta didik harapannya mampu menghadapi berbagai

tantangan global di masa mendatang.

1. Kompetensi lulusan

Selanjutnya, yang menjadi karakteristik Kurikulum 2013 adalah kompetensi

lulusan. Dalam konteks ini kompetensi lulusan berhubungan dengan kompetensi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi ini sebenarnya sudah ada pada

kurikulum sebelumnya, hanya saja penyebutannya berbeda, misalnya sikap

disebut dengan afektif, pengetahuan disebut dengan kognitif, dan keterampilan

disebut dengan psikomotorik. Selain itu, titik tekannya berubah terbalik. Artinya,

kalau pada kurikulum KTSP yang diutamakan adalah kemampuan pengetahuan

(kognitif), pada Kurikulum 2013 yang diprioritaskan ialah kemampuan sikap

(afektif).

Penentuan kompetensi ini mengacu pada teori tentang takstonomi tujuan

pendidikan yang sudah dikenal secara luas I kalangan para ahli pendidikan.

Berdasarkan teori takstonomi tersebut capaian pembelajaran dapat

dikelompokkan dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Penerapan teori takstonomi dalam tujuan pendidikan di beri berbagai Negara

dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhan masing-masing.17

Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah

mengadopsi takstonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

17

Ibid, h.177

19

Ketiga ranah komperensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses

psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,

menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan

diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Penjelasan ini secara

umum dapat digambarkan sebagai berikut:

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

Mencipta

Baik kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan harus berjalan

secara seimbang sehingga peserta didik mampu memiliki ketiga kompetensi

tersebut. Harapannya setelah seesai menempuh bangku pendidikan peserta didik

mempunyai kemampuan hard skill dan soft skill yang mempuni. Kemampuan ini

yang akan menjadi dasar dalam menentukan keberhasilan di mana dan kapan pun

peserta didik berada.18

2. Penilaian

Terakhir yang menjadi karakteristik pembeda dengan kurikulum sebelumnya

ialah pendekatan penilaian yang digunakan. Pada Kurikulum 2013 proses

penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic

18

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,

(Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.178

20

assessment). Sementara pada kurikulum KTSP penilaian lebih cenderung parsial

dan sepotong-potong. Artinya, yang lebih dominan dalam penilaian ialah

berhubungan kognitif atau hanya melihat hasil tes tertulis yang dikerjakan oleh

peserta didik sehingga untuk persiapan dan proses pembelajaran peserta didik

kurang mendapatkan perhatian maksimal.

Penilaian otentik ialah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan peserta didik,

proses, dan hasil belajar. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan

menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan

mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak

pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Dengan kata lain, penilaian otentik

ini dapat lebih mudah membantu para guru dalam mengetahui pencapaian

kompetensi peserta didik yang meliputi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sebab, untuk ketiga kompetensi tersebut ada instrument penilaian masing-

masing.19

4. Pelaksanaan Pembelajaran PAI berbasis Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud 81A Tahun 2013 dijelaskan bahwa kegiatan

pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi

kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk

bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat

manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk

memberdyakan smua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang

diharapkan.

19

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.179

21

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang lebih menekankan

untuk tercapainya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

semua terangkum dalam kompetensi hardskill dan softskill. mengacu pada

ketiga kompetensi tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran pun harus

disetting sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi tujuan utama

pembelajaran dapat tercapai. Berkenaan dengan hal ini ada beberapa prinsip

harus diperhatikan bersama oleh para guru dalam melaksanakan

pembelajaran, diantaranya: (1) berpusat pada peserta didik, (2)

mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi

menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai,etika,estetika,logika dan

kinestetika, (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui

penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Berpusat pada peserta didik

maksudnya pembelajaran harus dirancang bahwa yang menjadi subjek belajar

adalah peserta didik, sedangkan guru hanyalah berperan sebaagai fasilitator

dan salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Jadi, dalam pelaksanaan

pembelajaran peserta didiklah yang harus lebih aktif untuk mendapatkan

informasi-informasi atau pengetahuan baru pada saat proses pembelajaran

berlangsung.20

Mengembangkan kreatifitas peserta didik dapat dimaknai bahwa

pelaksanaan pembelajaran harus dapat menumbuhkan motivasi peserta didik

untuk terus belajar dan berkreatifitas. Keadaan seperti ini menuntut guru

untuk lebih kreatif dan profesional dalam melaksanakan pembelajaran

bersama-sama peserta didik. Hal ini yang lebih utama guru harus mampu

memberikan suntikan semangat kepada peserta didik untuk terus maju dan

tidak pernah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Menciptakan

kondisi menyenangkan dan menantang artinya dalam pelaksanaan

20

Ibid, h.179-180

22

pembelajaran peserta didik harus dibawa pada kondisi yang menyenangkan

dan menantang bagi dirinya. Menyenangkan disini dimaknai pembelajaran

harus menarik bagi anak sehingga anak akan merasa tertarik dan tertantang

untuk mengikuti serangkaian pembelajaran yang direncanakan oleh guru.

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa belajar tidak pernah akan berhasil

dalam arti yang sesungguhnya bila dilakukan dalam suasana yang

menakutkan. Belajar hanya akan efektif bila suasananya-suasana hati peserta

didik-berada dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karenanya, sesulit apa

pun guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik

supaya materi pembelajaran dapat diterima dan dipahami anal dengan lebih

mudah. Sesulit apa pun materi pembelajaran, jika disampaikan dengan

menyenangkan, peserta didik akan mampu memahaminya.

Menyediakan pengalaman bealajar yang beragam melalui

penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,

kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Artinya, dalam pelaksanaan

pembelajaran diperlukan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang

tetap sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta

didik. Strategi dan metode yang ideal ialah strategi yang maupun metode

pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, dan efisien serta

memiliki kebenaran bagi peserta didik. Kembali berbicara masalah

pelaksanaan pembelajaran tentu tidak bisa terlepas dari Rencana Pelaksaan

Pembelajaran (RPP) yang dibuat. Sebab, RPP merupakan gambaran atau

perencanaan singkat tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan

kata lain, RPP adalah acuan utama dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh

23

karenanya, seorang guru wajib mempersiapkan RPP terlebih dahulu sebelum

melaksanakan pembelajaran.21

a. Kegiatan awal

Kegiatan awal merupakan kegiatan pendahuluan sebelum memasuki inti

pembelajaran. Biasanya alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan ialah 15

menit. Pada kegiatan ini yang dapat dilakukan oleh guru ialah sebagai berikut.

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

pembelajaran.

2) Mengawali dengan membaca doa pembuka pembelajaran dan salam.

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari

dan terkait materi yang akan dipelajari.

4) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang

akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan

pembelajaran atau KD yang akan dicapai.

5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan suatu

permasalahan atau tugas.

6) Memberikan motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai

manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan

memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional, dan internasional.22

Dalam kegiatan pendahuluan ini bertujuan untuk menyiapkan peserta

didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.23

21

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.182 22Ibid, h.182-183

23Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses ddalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h.236

24

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti adalah kegiatan yang paling penting dan utama dalam

proses pembelajaran. Karena pada kegiatan inilah materi pembelajaran akan

disampaikan dan diberikan kepada peserta didik. Untuk memperoleh

keberhasilan dalam kegiatan inti, peserta harus dipastikan siap dan

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.24

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran dan

pembentukan potensi siswa, bagaimana potensi dibentuk pada peserta didik,

dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan dan penyampaian

infirmasi-informasi tentang materi pokok, serta melakukan tukar pengalaman

dalam membahas materi. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif

apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun

sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat diihat dari segi proses dan

segi hasil.25

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi,

menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk

pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk

melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan

pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau melakukan

pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta

24

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.183 25

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis, (Bandung:

PT.Remajadosdakarya, 2006), h.225

25

didik. Dalam kegiatan inti ini terdapat proses untuk menanamkan sikap

pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Proses yang dapat

dilakukan ialah dengan menggunakan pendekatan scientific dan tematik-

integratif. Langkah-langkah dalam mengimplementasikan pendekatan ini

sebagai berikut.

1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi

kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:

melihat, menymak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta

didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memrhatikan

(melihat,membaca dan mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau

objek.

2) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas

kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,

disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk

dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan

objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,

konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak.26

3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan

Tindak lanjut dan bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi

dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, peserta didik dapat

membaca buku yang lebih banyak, memerhatikan fenomena atau objek

yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan

tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi menjadi dasar bagi

kegiatan berikutnya, yaitu memproses informasi untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari

26

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.184

26

keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari

pola yang ditemukan.

4) Mengomunikasikan hasil

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang

ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan

menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru

sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Kegiatan pembelajaran seperti telah disebutkan diatas, oleh guru dapat

dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Artinya,

pelaksanaan pembelajaran tidak mengharuskan tatap muka antara guru

dan peserta didik, akan tetapi pembelajaran dapat dilakukan di mana saja

yang dikehendaki, selama masih berpedoman pada perencanaan dan

kompetensi yang hendak disampaikan.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran langsung dimaknai sebagai

proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,

kemampuan berfikir, dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi

langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP

berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung

tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya,

menympulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan

mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan

analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan prngrtahuan dan

keterampilan langsung atau yang disebut dengan instuctional effect.

Sementara pembelajaran tidak langsung, yaitu proses pendidikan yang

terjadi selama proses pembelajaran langsung, tetapi tidak dirancang dalam

kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan

pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai

dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata

pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan

27

moral dan perilaku dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh

karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan

yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kulikuler

dan ekstrakulikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan

moral dan prilaku yang terkait dengan sikap. Itulah gambaran tentang

pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013. Dengan menggunakan

berbagai pendekatan dan model pembelajaran harapannya tujuan

pembelajaran lebih mudah tercapai. Dengan kata lain kompwtwnsi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan dapat tertanam dengan baik di benak

peserta didik setelah mereka menempuh kegiatan pembelajaran.27

c. Kegiatan akhir

Kegiatan akhir atau penutup adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk

mengakhiri proses pembelajaran. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh guru

untuk menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran yang baru saja

dilaksanakan. Guru dan peserta didikk melakukan refleksi dan evaluasi untuk

melihat tingkat keberhasilan pembelajaran. Waktu yang dapat digunakan untuk

kegiatan penutup ialah 10 menit terakhir. Beberapa aktivitas yang dapat

dilakukan oleh guru dan peserta didik pada saat kegiatan akhir ini ialah sebagai

berikut.

1) Menarik kesimpulan terhadap seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran

dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama-sama

menemukan manfaat langsung maupun tdiak langsung dari hasil

pembelajaran yang telah berlangsung.

2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik

tugas individual maupun kelompok.

27

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.184-186

28

4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.28

5. Model atau Metode Pembelajaran yang dapat Diterapkan pada

Kurikulum 2013

Ada bebrapa model atau metode pembelajaran yang dapat membuat peserta

didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran di

kelas untuk kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut:

a. Metode Pembelajaran Kolaborasi

Strategi pembelajaran kolaborasi atau collaboration learning merupakan

strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan

memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan

tugas atau pekerjaan kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman

pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam

mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain

mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dan lain

sebagainya.

b. Metode Pembelajaran Individual

Metode pembelajaran individu atau individual learning memberikan

kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang

dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang

dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri

proses dan lain sebagainya.29

28

M.Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA, (Yogyakarta: Ar-ruz Media, 2014), cet. Ke-1, h.186-187 29

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya,

(Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.43

29

c. Metode Pembelajaran Teman Sebaya

Ada pendapat yang mengatakan seperti ini,”satu mata pelajaran benra-

benar dikuasai apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada

pesera didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya peer learning

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu

dengan baik. Dan tentunya pada waktu yang bersamaan, ia menjadi

narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain:

pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melaui jigsaw, studi kasus

dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain

sebagainya.

d. Model Pembelajaran Sikap

Aktivitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik

untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang

dikembangkan dalam model pembelajaran ini di desain untuk

menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik.

Strategi yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja,

penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, possisi

penasihat.30

e. Model Pembelajaran Bermain

Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang

jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu

pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa,

tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang

diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar

peserta didik. Srategi yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar,

tebak kata, tebak benda dengan sticker yang ditempel dipunggung lawan,

teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.

30

Ibid, h.44

30

f. Model Pembelajaran Kelompok

Model pembelajaran kelompok (coorative learning) sering digunakan pada

setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif,

apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan

peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: proyek kelompok,

diskusi terbuka, bermain peran.31

g. Model Pembelajaran Mandiri

Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar

atas dasar kemampuan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan

yang dimiliki dengan memfokuskan dan mempertimbangkan keinginan.

h. Model Pembelajaran Multimodel

Pembelajarn multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan

hasil yang optimal dibandngkan dengan hanya satu model. Strategi yang

dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi,

demonstrasi, dan lain sebagainya.32

6. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik

Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tapi

justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada.

Dan dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen

pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar isi, standar proses

maupun standar kompetensi lulusan, dan bahkan standar penilaianpun juga

mengalami perubahan.

Ada dua macam penilaian, diantaranya:

31

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya,

(Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.44 32

Ibid, h.44-45

31

a. Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

b. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil

belajar secara utuh. Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya

pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan

tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, serta

meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral

terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan

sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum

2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan

hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya,

menalar, mencoba, dan membangun jejaring.33

Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang focus pada tugas-tugas

kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan

kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrument penilaian yang

memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk

tugas-tugas seperti:

1) Membaca dan meringkasnya

2) Eksperimen

3) Mengamati

33

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya,

(Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.48

32

4) Survei

5) Projek

6) Makalah

7) Membuat multi media

8) Membuat karangan, dan

9) Diskusi kelas

7. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jejaring pendidikan dasar dan

menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Objektif

Penilaian berbasis pada standar (prosedur dan kriteria yang jelas) dan tidak

dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

b. Terpadu

Penilaian dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran,

dan berkesinambungan.

c. Ekonomis

Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporannya.

d. Transparan

Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat

diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel

Penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun

eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.34

34

Ibid, h.50

33

f. Sistematis

Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-

langkah baku.

g. Edukatif

Mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK)

atau penilaian acuan patokan (PAP). PAK atau PAP merupakan penilaian

pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).

KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan

pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan

dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.35

8. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian

a. Ruang Lingkup Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat

digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar

yang telah ditetapkan.

b. Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrument yang digunakan penilaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

1) Penilaian kompetensi sikap

Melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman

sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.

35

Ibid, h.49-50

34

2) Observasi

Teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan

menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Criteria instrumen observasi:

a) Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang

dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

b) Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur

c) Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi

d) Mudah untuk digunakan

e) Dapat merekam sikap peserta didik

f) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya

dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan

berupa lembar penilaian diri.

Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas

sebagai berikut:

a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka

diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri

b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika

mereka melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya

c) Dapat mendorong, membiasakan, melatih peserta didik untuk berbuat

jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam

melakukan penilaian.36

Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara

meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian

36

Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapannya,

(Surabaya: Kata Pena, 2014), cet. Ke-4, h.53

35

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar

peserta didik. Kriteria instrumen penilaian antarteman:

a) Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang dapat diukur

b) Indikator dilakukan melalui pengamatan peserta didik

c) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak

berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda

d) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik

e) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta

didik

f) Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata

atau sebenarnya dan dapat diukur

g) Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

h) Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan

satu kompetensi peserta didik

i) Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendah sampai kemampuan tertinggi37

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

Secara umum penelitian tentang implementasi kurikulum sudah dilakukan

sebelumnya, diantaranya adalah:

1. Muhammad Faizal yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013

pada Mata Pejaran Matematika di MTs. Negri 1 Kota Bekasi”. Jakarta:

Program Studi Pendidikan Mtematik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negri Syarief Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Mata

Pelajaran Matematika di MTs. Negri 1 Kota Bekasi sudah dapat

37

Ibid, h.54

36

terlaksana dengan cukup baik. Hal ini kompetensi atau pemahaman

guru terhadap Kurikulum 2013 sudah baik. Sebagian besar guru masih

belum memiliki kecakapan dalam pengelolaan kelas dan penataan

ruang kelas, penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif sudah

mulai dapat diwujudkan dan fasilitas pembelajaran sudah mencukupi.

2. Rukmiati yang berjudul “Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013

terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di

MAN Insan Cendikia Serpong”. Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarief

Hidayatullah Jakarta 2010. Penelitian mengenai Pengaruh

Implementasi Kuriulum 2013 di MAN Insan Cendikia sudah

dilaksanakan dengan baik pada tahap pra-intruksional, tahap

intruksional dan evaluasi. Dilihat dari prestasi belajar siswa sebesar

86% cukup baik dengan jumlah rata-rata 8.

Persamaan hasil penelitian 1 dan 2 dengan hasil penelitian penulis yaitu

sama-sama meneliti tentang implementasi kurikulum 2013, dari mulai

penyusunan program, proses pembelajaran dan evaluasi pada kurikulum, dan

sama-sama melakukan observasi ke lapangan untuk memperoleh data.

Perbedaannya hasil penelitian 1 dan 2 dengan hasil penelitian penulis

adalah, pada penelitian 1 menggunakan metode penelitian deskriptif statistik

yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan data sebagaimana adanya, pada penelitian 2 menggunakan

matode korelasional melalui penelitian lapangan, sedangkan peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif, sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang

alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh

peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek

37

tersebut. Pada penelitian 1 dan 2 menggunakan teknik pengumpulan data

menggunakan angket untuk memperoleh data, sedangkan peneliti tidak

menggunakan angket untuk mengumpulkan data.

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tangerang Selatan, karena SMPN 03

Tangerang Selatan salah satu sekolah yang sudah memakai kurikulum 2013 dalam

proses belajar mengajar sehingga dapat mempermudah dalam melakukan

penelitian. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai sejak Tanggal 02 Oktober 2013

sampai dengan 22 Oktober 2013.

B. Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan untuk mengkaji mengenai implementasi

pembelajaran PAI berbasis kurikulum 2013 di SMPN 03 Tang-Sel adalah metode

kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).

Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek

yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran

peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.38

Dijelaskan juga dalam bukunya Nana Sayodih Sukmadinata metode kualitatif

yakni “suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena atau peristiwa. Dengan pendekatan penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenomea-fenomena yang ada yang

berlangsung saat ini atau saat yang lampau.39

Alasan memilih pendekatan

38

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),

cet. Ke-18, h.8 39

Nana Sayodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h.94

39

penilitian ini karena bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan secara

sistematis, aktual dan akurat mengenai permasalahan dalam penelitian ini.

Bodgan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif beruba kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku seseorang yang dapat diamati.40

C. Sumber Data

Sumber data adalah dari mana data dapat diperoleh sedangkan menurut

Lofland menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan, dan selebihnya addalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.41

Sugiono juga menjelaskan bahwa pengambilan sumber data dalam melakukan

penelitian kualitatif dipilih secara purposive sampling adalah sumber data pada

tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power atau otoritas

pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga mampu “membuka pintu”

kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data dan, bersifat snowballing

sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya

jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar.42

Dilihat dari sumber data yang

digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan

dilapangan yaitu melalui wawancara mendalam (indept interview) dan

observasi partisipasi dengan kepala sekolah, guru serta siswa.

2. Data sekunder yaitu kajian kepustakaan. Metode ini dilakukan

untukmendapatkan data dan teori yang berhubungan dengan implementasi

40

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

cet. Ke-31, h.4 41

Ibid, h. 157 42

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),

cet. Ke-18, h.300

40

kurikulum 2013 melalui jurnal, makalah, buku, dan dokumen-dokumen

kurikulum sekolah.43

Dengan mengacu pada fokus penelitian tersebut maka sumber data dalam

penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan

guru PAI. Fokus dalam penelitian ini adalah pemahaman wakil kepala sekolah dan

lebih ditekankan lagi untuk guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 mulai

dari perencanaan, pelaksanaan dan evalusi, serta faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam implementasi kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Bila

dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber

premier dan skunder. Sumber premier adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber skunder merupakan sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen.

Bila dilihat dari segi cara atau teknin pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview

(wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.44

1. Observasi

Marshall menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Pelaksanaan observasi dapat

dilakukan beberapa cara, pemilihan dan penentuan cara tersebut

tergantung pada situasi obyek yang akan diamati. Berkaitan dengan

43

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),

cet. Ke-18, h.297, 308 44

Ibid, h.224-225

41

observasi dalam penelitian ini menggunakan metode partisipasi pasif

(passive participacion), jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat

kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.45

Partisipasi pasif yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

menekankan fokus dari inti permasalahan yaitu mengamati keadaan proses

kinerja guru di dalam kelas ataupun di luar kelas, sarana dan prasarana

yang menunjang pelaksanaan kurikulum 2013.

2. Wawancara (Interview) adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.46

Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,

dan Guru PAI dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan.

3. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.47

Seperti arsip-

arsip atau dokumen sekolah yang berkaitan dengan kurikulum 2013 dan

data guru PAI di SMPN 03 Tangerang Selatan.

4. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Jadi, tringulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu

studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan

hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain, bahwa dengan

triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan

membndingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu

maka peneliti dapat melkukannya dengan jalan:

a) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

45

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),

cet. Ke-18, h.226-227 46

Ibid, h. 231 47

Ibid, h. 240-241

42

b) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

c) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayan data

dapat dilakukan.48

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,

selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehinga selanjutnya

dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan

data yang tekumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara

berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka

hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Dalam hal analisi data kualitatif, Bodgan menyatakan bahwa “Data analysis

is the process is systematically searching and arranging the interview

transcripts, fieldnotes, and other materials that to accumulate to increase

your own understanding of them and to enable you to present what you have

discovered to others.” Analisi data adalah proses mencari dan menyusun

secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan langan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat di

informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang

lain.49

48

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kulitatif, (Bandung : PT Remja Rosdakarya, 2013), cet.

Ke- 31, h. 332 49

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),

cet. Ke-18, h.244-245

43

Bedasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

pemilihan mana yang penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami.

Miels dan Hubermen menyatakan bahwa ada dua jenis metode analisis

data kualitatif yaitu:

1. Metode Analisis Mengalir (Flow Analysis Models). Dimana dalam model

analisis mengalir tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian

data, dan kesimpulan atau verifikasi dilakukan saling mengalir dengan

proses pengumpulan data dan mengalir bersamaan.

2. Metode Analisis Interaktif (Interactive Analysis Models). Dimana

komponen reduksi data dan sajian data dilakukan bersamaan dengan

proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen

analisis (reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan) saling

berinteraksi.50

50

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet.

Ke-18, h.336-338

44

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

1. Sejarah Singkat Sekolah

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Berdiri sejak tahun 1977 dengan nama

SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979.

Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1

Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun 1999 untuk kecamatan ciputat

menjadikan SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat

ini.51

Sejak berdirinya SMPN 3 Tangerang Selatan telah dipimpin oleh 7

orang kepala sekolah:

Tabel 4.1

Daftar Kepala Sekolah SMP 3 Tangerang Selatan

No NAMA Masa Jabatan

1 R. Soeharto 1977

2 Drs. H. Wanhar 1977-1989

3 Drs. H. Munadjat Indria 1989-1996

4 Dra. Hj. Ade Halimatus’diah 1996-2000

5 Drs. H. Kuswanda M.Pd 2000-2006

6 Drs. H. Nurhadi MM 2006-2009

7 H. Maryono, SE. M.MPd 2009-sekarang

2. Kategori Kelas

SMPNegeri 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kategori kelas,

yaitu:

51

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada

tanggal 21 Oktober 2014.

45

a. Akselerasi

b. Bilingual

c. Reguler 52

3. Identitas, Geografis, dan Sarana Prasarana

Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda Ciputat

No. Telepon / Fax : (021) 7401312

Kecamatan : Ciputat

Kotamadya : Tangerang Selatan

Provinsi : BANTEN

Kode Pos : 15412

Nama Kepala Madrasah : H. Maryono, SE. M.MPd

Status Madrasah : Negeri

Akreditasi Madrasah : A

Standar Madrasah : Rintisan MSN

Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 201 280 310 002

Tahun Didirikan/Dibangun : 1977

Status Tanah : Sertifikat

Luas Tanah : 4.811 M2

4. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

Adapunvisi yang diusung oleh SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

adalah:

1) Terunggul dalam prestasi

2) Teladan dalam bersikap dan bertindak

52

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada

tanggal 21 Oktober 2014.

46

3) Konsisten dalam menjalankan ajaran agama

4) Menciptakan lingkungan sehat dan hijau

b. Misi

Adapun misi dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:

1) Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan

2) Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK

Negeri

3) Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah

air

4) Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan

yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan

keikhlasan

5) Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan.

6) Menuju sekolah berwawasan lingkungan53

c. Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:

a. Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik

b. Meningkatkan pengetahhuan dan keterampilan yang sesuai dengan

minat dan bakat peserta didik

c. Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta didik

d. Mempesiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat

yang mandiri dan berguna.

e. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih

lanjut.

f. Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat bagi

seluruh komponen sekolah.54

53

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada

tanggal 21 Oktober 2014.

47

5. Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.2

Jenjang Pendidikan dan Status Guru

No

Tingkat

Pendidikan

Status Guru Jenis Kelamin

Jumlah

Ket

.

GT GTT Laki-laki Perempuan

1 S3 / S2 7 2 2 7 9

2 S1 42 6 18 30 48

3 D-4 - - - - -

4 D3/Sarmud 3 1 3 1 4

5 D2 - - - - -

6 D1 - - - - -

7 SMA - - - - -

T o t a l 52 9 23 38 61

Rata-rata Beban Mengajar Guru :

(31 kelas x 36 jam) : 61 guru = 1116 : 61 guru =19 jam

54

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada

tanggal 21 Oktober 2014.

48

Tabel 4.3

Data Jumlah Guru dan Statusnya

No

Mata Pelajaran

Jumlah

Guru

Status Guru

PNS GTT Bantu Ho

1 Pendidikan Agama 3 2 - - 1

2 Pend. Kewarganegaraan 3 3 - - -

3 Matematika 7 6 - - 1

4 Bahasa Indonesia 7 6 - - 1

5 Bahasa Inggris 6 5 - - 1

6 Ilmu Pengetahuan Alam 6 5 - - 1

7 Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 - - -

8 Penjaskes 3 3 - - -

9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - -

10 Tikom 3 - - - 3

11 Muatan Lokal 3 3 - - -

12 BP / BK 3 2 - - 1

T o t a l 61 52 - - 9

Tabel 4.4

Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya

No

Tingkat

Pendidikan

Status Kepegawaian Jenis Kelamin

Jumlah PNS Honor Laki2

Peremp

1 S1 / S2 2 2 2 2 4

2 D3/Sarmud - - - - -

3 D2 - - - - -

4 D1 - - - - -

5 SMA - 2 2 2

T o t a l 2 4 4 2 6

49

Tabel 4.5

Tenaga Perpustakaan dan Laboratorium

No

Jenis Tenaga

Status Jenis Kelamin Tingkat

Pendid. PNS Honor Laki2

Perem

1 Tenaga

Perpustakaan

- - - - -

2 Tenaga Lab.

IPA

- - - - -

3 Tenaga Lab.

Komp.

- 3 3 - S1

4 Tenaga Lab.

Bahasa

1 - 1 - S1

T o t a l 1 3 4 - -

6. Siswa SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki banyak siswa. Adapun

rinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.6

Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan

No Jenis Kelas L P Jumlah

1 Akselerasi VII 10 15 25

IX 17 7 24

2 Billingual

VII 18 24 42

VIII 19 23 42

IX 12 29 41

3 Regular

VII 188 228 416

VIII 192 213 405

IX 146 213 359

50

7. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.7

Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruangan Jumlah Ukuran

P x L (m)

Kondisi Ruangan

B CB TB

A. RUANG BELAJAR

1 Ruang Kelas 30 8 x 7

2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7

3 Ruang Lab. Bahasa 1 8 x 7

4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7

5 Ruang Lab. Komp. 2 8 x 7

6 Ruang Kesenian 1 6 x 7

7 Ruang Keterampilan 1 6 x 7

8 Ruang Aula 1 12 x 7

9 Ruang Multimedia 1 8 x 7

B. RUANG KANTOR

1 Ruang Kepala

Sekolah

1 6 x 7

2 Ruang

Wa.Kep.Sekolah

1 3 x 7

3 Ruang Guru 1 10 x 7

4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7

5 Ruang Komite

Sekolah

1 3 x 7

C. RUANG PENUNJANG

1 Ruang Gudang 1 6 x 7

2 Ruang BP / BK 1 6 x 7

51

3 Ruang UKS 1 8 x 7

4 Ruang PMR –

Pramuka

1 6 x 4

5 Ruang OSIS 1 6 x 3

6 Ruang Ibadah /

Masjid

1 10 x 11

7 Ruang WC Kep-Sek 1 2 x 2

8 Ruang WC Guru 2 2 x 2

9 Ruang WC Siswa 8 2 x 3

10 Ruang WC TU 1 2 x 2

11 Ruang Koperasi 1 4 x 7

12 Ruang Kantin 1 8 x 7

13 Ruang Penjaga 1 3 x 3

D. SARANA PENUNJANG

1 Lapangan Olah Raga

a. Futsal/Bola 1 12 x 22

b. Basket 1 12 x 22

c. Volley 1 14 x 7

d. Badminton 1 12 x 6

e. Meja

Pingpong

1 4 x 2

2 Lapangan Upacara 1 25 x 100

3 Tempat Parkir 1 16 x 8

4 Kendaraan

Operasional

1 Mini Bus

Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, selain memiliki ruangan dan

tempat diatas, sekolah ini memiliki ruangan Green House, dan lokasi Rumah

52

Toga. Green House adalah suatu ruangan dimana didalamnya terdapat

tanaman dan kolam ikan yang memiliki manfaat untuk sekolah seperti

praktikum lapangan pelajaran MIPA, dan sebagai pelindung sekolah atau

sebagai penyerapan air hujan.

Didepan ruang kantin dan koperasi, ada sebuah rumah herbal yang

disebut dengan rumah toga (tanaman obat keluarga) yang merupakan lokasi

untuk tanaman-tanaman obat berkhasiat tinggi, meliputi tanaman Jarak dan

tenaman herbal lainnya.

Digerbang utama sekolah (didepan meja piket) ada sebuah lemari yang

berisi kumpulan prestasi dan keterampilan belajar siswa yang dibuktikan

dengan banyaknya piala, sertifikat dan piagam penghargaan dari panitia

pelaksana kegiatan atau acara yang mereka ikuti.55

B. Hasil Penelitian

1. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI di SMP 03

Tangerang Selatan

a. Perencanaan dan Pengembangan Program

Hasil observasi dan wawancara mendalam dilakukan terhadap kegiatan

yang dilakukan oleh guru di SMPN 03 Tangerang Selatan, mulai dari 2

Oktober sampai dengan 22 Oktober 2014. Dapat disimpulkan hal-hal yang

dilakukan oleh oleh guru di SMPN 03 Tangerang selatan ketika memulai

proses belajar mengajar. Hasil Wawancara dengan bapak wakil kepala sekolah

bidang kurikulum Drs. Soleh, M.Si menjelaskan bahwa:

Perencanaan dan pengembangan program pelaksanaan pembelajaran PAI

berdasarkan kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang selatan, pada tahapan

perencanaan guru diberikan workshop, pelatihan dan simulasi tentang

55

Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP N 3 Tangerang Selatan, berbentuk soft copy pada

tanggal 21 Oktober 2014.

53

bagaimana menerapkan implementasi pembelajaran PAI berdasarkan

kurikulum 2013. Pelatihan ini diberikan oleh dinas pendidikan kabupaten

dan tingkat provinsi setempat pengawas pendidikan. Serta pelaksanaan

bimbingan teknik pelaksanaan kurikulum 2013 di kabupaten setempat guna

memberikan kemudahan guru-guru dalam mengimplementasikan

kurikulum. Sekolah juga memberikan bimbingan sekali dalam satu

semester untuk memperkuat pemahaman masing-masing guru.56

Dapat diambil kesimpulan bahwa persiapan sekolah untuk menempuh tahun

ajaran baru sekolah bekerjasama dengan dinas setempat dalam membina guru-

guru agar kurikulum 2013 terlaksana dengan baik.

b. Pengembangan Program Kurikulum 2013

Kegiatan yang dilakukan oleh guru SMPN 03 Tangerang Selatan

memasuki awal tahun pelajaran yaitu kepala sekolah, guru, stackholder

menyusun program sekolah, seperti penentuan mata pelajaran muatan lokal,

program tahunan, program semester, program pengembangan diri, program

bimbingan dan konseling yang mengacu kepada kalender pendidikan

kabupaten kota.

1) Program Tahunan dan Semester

Dijelaskan oleh bpk. Anwar sebagai guru PAI di SMPN 03 Tang-Sel

bahwa program tahunan adalah:

program yang disusun oleh guru bidang studi pada awal tahun ajaran

berisikan jumlah waktu, minggu efektif, standar kompetensi dan

kompetensi inti yang harus dicapai oleh siswa selama satu tahun

pelajaran. Sedangkan program semster berisikan garis-garis besar

mengenai hal-hal hendak dilaksanakan dan dicapai selama satu

semester, program semester ini merupakan penjabaran dari program

tahunan. Program semester disusun oleh guru bidang studi, seperti

56

Wawancara dgn Bpk Soleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pada Tanggal 3

Oktober 2014. Di Ruang Guru.

54

saya mengajar PAI dan saya menyusun program ini bersama guru

serumpun sekolah. Menentukan KI/KD materinya sesuai dengan

minggu efektif tatap muka dan jumlah jam digunakan. Program

mingguan dan harian merupakan penjabaran dari program semester

dan program modul.57

Diperkuat juga dari hasil wawancara dengan Bpk Soleh sebagai Wakil Kepala

Sekolah bidang kurikulum mengatakan sebagai berikut:

Setiap tahun masing-masing guru bidang studi membuat dan menyusun

program tahunan dan program semester seseuai dengan mata pelajaran

masing-masing, guna untuk memudahkan guru tersebut dalam menyusun

program-program lainnya. Dalam program tahunan berisi program-program

yang akan dilaksanankan selama satu tahun yang berisi KI/KD, jumlah waktu

efektif, ataupun alokasi waktu per-satu materi atau KI/KD. Program semester

adalah program yang disusun oleh guru bidang studi pada awal tahun

berisikan kompetensi inti (KI 1,2,3,4), kompetensi dasar, materi ajar, alokasi

waktu setiap masing-masing materi (jumlah jam) serta bulan efektifnya dan

mingu efektifnya.58

2) Program Remedial, Pengayaan dan Pengembangan Diri

Hasil wawancara dengan Ibu Nisa sebagai guru bidang studi PAI:

Program remedial adalah program yang disusun atau dilaksanakan

kepada siswa yang belum tuntas pada materi bersangkutan tujuannya untuk

menguatkan dan meningkatkan kemampuan siswa pada materi bersangkutan,

pelaksanaan program remedial ini dilaksanakan setelah ulangan harian, ujian

semester, diberikan jadwal remedi selama satu minggu berupa penugasan,

membahas kembali materi dimana siswa tidak mampu atau memiliki kendala

57

Wawancara dgn Bpk. Anwar pada Tanggal 3 Oktober 2014. Di Ruang Perpustakaan SMPN

03 Tang-Sel 58

Wawancara dgn Bpk. Soleh pada Tanggal 3 Oktober 2014. Di Ruang Perpustakaan SMPN 03

Tang-Sel

55

selanjutnya diujikan. Selanjutnya program pengayaan dilaksanakan untuk

siswa telah mencapai atau lebih dari nilai standar KKM yang ditetapkan

berupa penguatan, penugasan, pengolahan soal-soal, tapi disekolah ini belu

ada guru mata pelajaran melaksanakan dikarenakan waktu. Alasan jarang

dilaksanakan karena keadaannya tidak begitu mendesak, guru hanya

menyebutkan nilai yang di dapat siswa selanjutnya siswa diarahkan unruk

mengolah soal-soal, dan materi berikutnya.59

Program pengayaan untuk sekolah ini belum terlaksana karena waktu yang

minim dan sebagian besar guru menganggap kegiatan pengayaan belum begitu

mendesak, tapi sebagian guru telah melaksanakan seperti mata pelajaran eksak karena

guru tersebut beranggapan bahwa pada pelajaran eksak tersebut perlu banyak latihan

untuk meningkatkan semangat belajar siswa.

Program pengembangan diri di sekolah ini sebagian besar melalui kegiatan

ekstrakulikuler maupun bimbingan konseling melalui konselor. Pengembangan diri di

sekolah ini sebagian besar berada dibawah bimbingan konseling, adapun kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan pada pengembangan diri yaitu berupa olah raga futsal,

tenis meja, bola voli, seni bela diri dua kali seminggu, PMI, keputrian, rohis setiap

hari jumat dan pramuka sebagai salah satu ekskul wajib di sekolah ini, kegiatan ini

dibawah tanggung jawab dan bimbingan pembina osis dan juga guru BK. Siswa

memilih salah satu kegiatan tersebut sesuai dengan bakat dan minat yang mereka

miliki.

3) Penyusunan Persiapan Mengajar

Sebagai persiapan mengajar masing-masing guru di SMPN 03 Tang-Sel

menyusun silabus dan rencana pembelajaran (RPP).

59

Wawancara dgn Ibu Nisa pada Tanggal 6 Oktober 2014. Di Ruang Guru SMPN 03 Tang-Sel

56

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran

dengan tema tertentu. Silabus disusun mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar

dan selanjutnya dibuat materi pembelajaran lengkap dengan metode, penilaian,

alokasi waktu dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Rencana

pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah RPP merupakan skenario

pembelajaran yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan,

menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar belajar dan

pembelajaran.

Hasil wawancara dengan Bpk. Rendra sebagai guru bidang studi PAI:

Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP disusun guru sebagai

terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah

dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses

pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. Dalam penyusunan

RPP ini tidak ada hambatan dan kesulitan, hanya saja saat pelaksanaan

mengajar guru yang sudah sepuh sering mengalami kesulitan dengan belajar

menggunakan LCD dan Laptop karena masih belum paham betul cara

menggunakannya.60

Dapat diambil kesimpulan dari hasil wawancara dan studi dokumentasi tentang

persiapan mengajar di SMPN 03 Tang-Sel bahwa dalam mengembangkan silabus dan

RPP guru tidak mengalami hambatan dan kesulitan karena adanya pelatihan

workshop, training yang diadakan oleh sekolah, serta adanya tim pengembang

kurikulum di sekolah sebagai pengarah dan pembimbing.

60

Wawancara dgn Bpk. Rendra pada Tanggal 6 Oktober 2014. Di Ruang Guru SMPN 03 Tang-

Sel.

57

C. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Dari hasil observasi partisipasi pasif peneliti lakukan di kelas Bpk. Rendra

salah satu guru bidang studi PAI, peneliti ikut ke dalam kelas VIII.2 Bilingual.

Sebelum memulai pelajaran pak rendra melakukan absensi terlebih dahulu dan

mengkondisikan siswa, dalam metode mengajar pak rendra ini ada yang unik

dibanding dengan guru PAI yang lain, karena sebelum memulai pelajaran siswa

selalu memulai dengan mengulang kembali hafalan surat Yasin yang diwajibkan

oleh pak rendra, kemudian baru memulai proses belajar mengajar dengan

mengkonfirmasi materi sebelumnya, pak rendra melakukan tes dengan

mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa dan siswa yang bisa menjawab

selalu diberi reward sebuah permen, walaupun tidak seberapa tapi siswa sangat

antusias untuk menjawab soal-soal yang pak rendra berikan. Hal ini dilakukan

untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya.61

Dari hasil observasi di atas, diperkuat oleh pernyataan siswi kelas VIII.2

Bilingual yaitu Anisa Anifadhila melalui wawancara:

Pelaksanaan proses belajar mengajar PAI dengan pak rendra tidak

membosankan, pak rendra selalu punya cara agar siswa selalu bisa

semangat saat belajar, mengerti dan memahami materi pembelajaran yang

disampaikan. Siswa selalu dituntut lebih aktif dan pak rendra sering

mengunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.62

Kegiatan awal pembukaan proses belajar mengajar terlebih dahulu guru

mengkondisikan siswa, melakukan apersepsi, konfirmasi terhadap materi-materi

yang dibahas pada pertemuan sebelumnya. Serta melakukan tes, kuis yang bisa

meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi sebelumnya dan materi yang

akan dibahas.

61

Hasil Observasi Partisipasi Pasif dengan Bpk. Rendra pada Tanggal 8 Oktober 2014, di Kelas

VIII.2 Bilingual SMPN 03 Tang-Sel 62

Wawancara dengan Annisa Anifadhila siswa kelas VIII.2 Bilingual di Ruang Perpustakaan

Sekolah SMPN 03 Tang-Sel

58

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

Dapat diketahui kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran PAI di

SMPN 03 Tang-Sel dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Metode dan Strategi Pembelajaran

Dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran PAI di SMPN 03 Tang-

Sel menerapkan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, observasi, penugasan.

Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi atau materi

yang harus dikuasai siswa dan waktu yang tersedia.

Hasil observasi pasif dengan Ibu Nisa sebagai guru bidang studi PAI,

observasi dilaksanakan pada saat ibu mengajar di kelas VII.4.

Ibu Nisa dalam mengajar PAI di kelas menggunakan metode diskusi

kelompok dengan memberikan silabus di awal semester kepada siswa dan

membagi kelompok siswa agar mereka mengetahui dan memahami materi

apa yang akan mereka pelajari pada minggu ini, dalam proses mengajar ibu

nisa hanya mereview dan mengkonfirmasi materi mana yang kurang

dimengerti siswa dengan cara diskusi dengan kelompok masing-masing.

Dengan metode seperti ini siswa lebih aktif, siswa mngetahui apa yang harus

dilakukan saat memulai pelajaran.63

Sangat menari dengan metode yang dilakukan oleh ibu Nisa tujuannya agar

siswa belajar aktif dan mampu memahami materi sebelum mereka belajar, selesai

diskusi baru ibu Nisa meluruskan dan menjelaskan. Tidak hanya seperti hal itu

saja masing-masing siswa diwajibkan untuk membuat ringkasan dari hasil

diskusi yang dilaksanakan dan dikumpulkan pada akhir semester ketika akan

ujian semester.

Pernyataan di atas diperkuat oleh Mauliya Nuryah kelas VII.4 bahwa:

Belajar dengan ibu Nisa menuntut kita untuk belajar terlebih dahulu di

rumah, mencari berbagai sumber baik itu dari buku, internet, dan sumber lainnya.

63

Hasil Observasi Partisipasi Pasif dengan Ibu Nisa pada Tanggal 9 Oktober 2014 di Kelas

VII.4 SMPN 03 Tang-Sel

59

Dari awal semester kita sudah diberikan materi apa saja yang akan dipelajari,

dengan demikian kita bersemangat untuk belajar, ibu nisa tidak hanya

menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar, saya suka jika

ibu nisa mengajar dengan menggunakan metode snowballing, belajar terasa

menyenangkan dan pelajaran mudah dipahami.64

Pemilihan dan penggunaan strategi atau metode pembelajaran di SMPN 03

Tang-Sel sudah mengarah pada pemilihan strategi atau metode pembelajaran

yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013. Dapat disimpulkan bahwa metode dan

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 03 Tang-Sel

menggunakan metode diskusi kelompok dan lain sebagainya. Guru berusaha

untuk mengurangi metode ceramah yang monoton, meskipun guru masih

menggunakan metode ceramah hanya sekedar untuk mengantarkan siswa dalam

memahami materi. Terciptanya proses belajar mengajar yang menyenangkan

yaitu ketika guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan sendiri

dibawah bimbingan guru, siswa akan lebih mudah mengingat dan paham materi

ketika mereka terlibat langsung dalam proses tersebut.

b. Sumber Belajar

Dari hasil observasi atau pengamatan dapat diketahui bhwa selama proses

belajar mengajar menggunakan berbagai sumber belajar, antara lain: buku, LKS,

buku-buku penunjang lainnya, internet, media masa, dan lain sebagainya.

Hasil wawancara dengan bpk Anwar sebagai guru bidang studi PAI:

sumber belajar siswa tidak hanya dari buku cetak dan LKS saja, tapi mereka bisa

mencari sumber belajar sendiri menggunakan fasilitas yang ada di sekolah seperti

mencari informasi dengan menggunakan internet, karena di sekolah ini

diperbolehkan membawa laptop untuk belajar dikelas dan di sekolah sudah

disediakan Wifi yang memudahkan anak-anak mengakses internet dan mencari

64

Wawancara dengan Mauliya Nuryah pada Tanggal 9 Oktober 2014, di Ruang kelas VII.4

SMPN 03 Tang-Sel.

60

informasi yang ingin mereka ketahui. Selain itu saya juga kadang menggunakan

media masa untuk mengupdate berita terkini dan mengaitkan dengan pelajaran

yang saya sampaikan agar siswa mengetahui realita dan fakta yang terjadi dan

mengaitkan dengan materi yang dipelajari.65

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses

pembelajaran dapat berupa teks, media cetak, media pembelajaran elektronik,

internet, lingkungan, dan sebagainya.

c. Media Pembelajaran

Media pada dasarnya merupakan alat bantu pembelajaran digunakan dalam

rangka untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa

dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil Wawancara dengan Bpk Anwar sebagai guru bidang studi PAI:

Saya sudah bisa menggunakan media laptop dalam pembelajaran meski

masih sedikit kesulitan jika ada hal yang masih belum saya mengerti, tapi

saya selalu belajar menggunakan laptop dan infokus dalam melaksanakan

pembelajran agar memudahkan siswa dalam belajar dan memanfaatkan

fasilitas yang ada di sekolah ini. Sebelum saya masuk kelas, siswa sudah

menyiapkan media yang akan saya gunakan dalam pembelajaran agar tidak

menyita bayak waktu belajar.66

Jumlah media pada sekolah ini lumayan banyak dan setiap kelas sudah ada

infokus masing-masing, sekolah ini merupakan sekolah menengah keatas yang

mana semua fasilitas hampir ada dan memudahkan dalam proses pembelajaran.

Diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai

Kepala sekolah SMPN 03 Tang-sel:

65

Wawancara dengan Bpk. Anwar pada Tanggal 15 Oktober 2014 di Ruang Guru SMPN 03

Tang-Sel 66

Wawancara dengan Bpk. Anwar Pada Tanggal 15 Oktober 2014 di Ruang Guru SMPN 03

Tang-Sel

61

Media pembelajaran di sekolah ini bisa dibilang lengkap dan sudah

memadai, bisa memenuhi kebutuhan proses belajar mengajar guru dan siswa

dengan baik. Pemilihan materi ajar yang sesuai dengan media yang

digunakan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, menyenangkan,

serta kondusif. Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mendesain

pembelajaran agar menarik dan tidak monoton. Siswa di tuntut aktif agar

terciptanya suasana yang interaktif antar guru dan siswa.67

Media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar mengajar, karena

media pembelajaran sangat membantu bagaimana siklus perjalanan informasi

dari guru mauoun dari siswa. Tepatnya pemilihan media pembelajaran akan

melahirkan pembelajaran yang kondusif, dan menyenangkan, maka dengan hal

demikian tujuan dari materi yang bersangkutan mudah dipahami oleh peserta

didik.

3. Kegiatan Akhir

Berdasarkan observasi atau pengamatan pada kegiatan akhir, guru selalu

memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, selain

itu guru memberika tugas sebagai konfirmasi materi yang telah dipelajari dan

mengulas kembali sedikit materi yang telah dipelajari agar siswa semakin

memahami apa yang telah dia pelajari.

a. Evaluasi hasil Belajar atau Penilaian

Berikut hasil wawancara dengan Bpk. Rendra sebagai guru bidang studi PAI:

Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 ini Ada dua macam penilaian,

diantaranya penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, dan Penilaian

67

Wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala Sekolah pada Tanggal 16

Oktober 2014 di Ruang Kepala Sekolah SMPN 03 Tang-Sel.

62

autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena

penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta

didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan

membangun jejaring.68

Dalam proses penilaian pada kurikulum 2013 ini ada penilaian diri (self

assesment) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam

konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar

penilaian diri yang sudah disediakan dan dibagikan kepada siswa oleh pihak

sekolah.

Diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu Nisa sebagai guru bidang studi

PAI:

Setiap anak diberikan satu kartu untuk meniali kompetensi sikap yang ada

pada diri mereka sendiri, dalam hal ini saya selalu meminta siswa mengisi

dan menilai diri mereka sendiri dengan jujur agar mereka mengetahui dan

memahami kelebihan dan kekurangan pada diri mereka sendiri. Menurut

saya penilaian semacam ini sangat bagus karena dapat menimbulkan rasa

percaya diri pada siswa karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai

dirinya sendiri.69

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajara di SMPN 03 Tang-Sel

sudah mengarah dan sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013, hanya saja belum

maksimal dalam penerapannya.

68

Wawancara dengan Bpk Rendra sebagai guru PAI pada Tanggal 17 Oktober 2014, di Ruang

Guru SMPN 03 Tang-Sel 69

Wawancara dengan Ibu Nisa sebagai guru PAI pada Tanggal 17 Oktober 2014, di Ruang

Guru SMPN 03 Tang-Sel

63

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Implementasi

Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang Selatan

a. Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang

Selatan

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi di SMPN 03 Tang-Sel dapat

diketahui bahwa sarana pembelajaran di SMPN 03 Tangerang Selatan ini

sudah memadai dari segi gedung yang sudah dimiliki, jumlah SDM atau

tenaga guru sebagian besar mengajar sesuai dengan keahlian dan kompetensi

yang dimiliki, partisipasi masyarakat sekolah dan stakeholder yang

mendukung terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah.

Berikut hasil wawancara dengan Bpk. Soleh sebagai wakil kepala sekolah

bidang kurikulum:

Bahwa faktor pendukung di sekolah ini sudah memadai dari mulai sarana

dan perasarana, gedung sekolah, jadi hanya tinggal mengoptimalkan kerja

sama dengan guru, masyarakat sekolah dan stakeholder yang ada agar

semuanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.70

Pernyataan diatas dapat diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bpk.

Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala sekolah SMPN 03 Tang-sel:

Sekolah ini juga sudah ada beberapa guru yang menjadi tim pengembang

kurikulum tingkat kabupaten sehingga dalam penyusunan dan

perencanaan kurikulum sudah terarah dan tim kerjanya solid dan saling

membantu satu sama lain, sehingga dalam penyusunan tidak mengalami

hambatan. Setelah penyusunan selesai diadakannya penilaian atau

evaluasi terhadap perencanaan disusun oleh tim pengembang yang ada di

70

Wawancara dengan bpk. Soleh sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum pada

tanggal 18 Oktober 2014, di Ruang Guru.

64

sekolah sehingga guru-guru merasa dibimbing dan diarahkan dalam

menyusun dan mengembangkan kurikulum.71

Dapat disimpulkan bahwa sekolah ini memiliki beberapa factor

pendukung dalam pengimplementasian kurikulum 2013 diantaranya: sekolah

memiliki tenaga SDM profesional dari segi guru, memiliki siswa yang aktif

yang memiliki rasa ingintahu yang tinggi terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, dari segi sarana dan prasarana sudah memadai dan mendukung.

b. Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 03 Tangerang

Selatan

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya

yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam pelaksanaannya

tidak lepas dari kendala atau hambatan. Berikut ini adalah hasil observasi

berkaitan dengan hambatan implementasi kurikulum 2013:

Hal yang menjadi kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini adalah

dalam hal penilaian sikap. Guru merasa kesulitan dalam melaksanakan

penilaian ini dikarenakan guru harus mendeskripsikan sikap setiap siswa

dalam penilaian ini. Guru mengaku kesulitan karena siswa yang diajar

olehnya tidak sedikit melainkan banyak, jadi hal seperti itu yang membuat

guru berat dalam memberikan penilaian.

Hambatan selanjutnya yaitu masih banyak siswa kurang siap untuk

mandiri dalam belajar, hal ini karena siswa masih terbiasa dengan sistem

konvensional yaitu siswa pasif dalam pembelajaran dan hanya guru yang aktif

mengajar dengan metode ceramah saja. Kesulitan selanjutnya yaitu pada guru

yang sudah agak sepuh yang kesulitan mengajar menggunakan laptop dan

infokus karena masih belum begitu mengerti cara menggunakannya. Dengan

demikian sekolah terus membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana,

71

Wawancara dengan Bpk. Haryono, SE. M.MPd sebagai Kepala Sekolah pada Tanggal 18

Oktober 2014 di Ruang Kepala Sekolah SMPN 03 Tang-Sel.

65

penambahan jam pelajaran, mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru, dan

lain sebagainya demi tyercapainya tujuan pembelajaran.

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian data yang diperoleh melalui wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi maka dapat disimpulkan bahwa

Implementasi Pembelajaran PAI Berbasis Kurikulum 2013 di SMPN 03

Tangerang Selatan sudah terlaksana dengan baik, Implementasi Pembelajaran

PAI tersebut terwujud dalam tiga kegiatan sebagai berikut:

1. Persiapan pelaksanaan pembelajaran, dari hasil studi dokumentasi

sebagian besar guru terutama guru PAI sudah menyusun dan

mengembangkan program kurikulum 2013 yang mengacu pada standar

yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Pelaksanaan pembelajaran, sebagian besar guru terutama guru PAI sudah

mengurangi mengajar menggunakan metode ceramah, dan memilih

metode dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran sesuai dengan

karakteristik kurikulum 2013, serta tidak membatasi sumber belajar bagi

siswa.

3. Evaluasi hasil belajar, guru telah melaksanakan penilaian (assesment)

yaitu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur

pencapaian hasil belajar peserta didik, dan menggunakan Penilaian

autentik yaitu menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar

secara utuh. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap

pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai

dengan tuntutan Kurikulum 2013, karena penilaian semacam ini mampu

menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam

rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun

jejaring.

67

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, saran dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

a. Merekrut tenaga pendidik yang berasal dari perguruan tinggi terakreditasi

dan sesuai dengan bidang guru tersebut.

b. Mengadakan pelatihan-pelatihan, sosialisasi secara berkala kepada guru

tentang pelaksanaan kurikulum 2013, dalam pemilihan metode, media

belajar, serta penggunaan media.

2. Untuk Guru

a. Guru hendaknya selalu meningkatkan pemahaman mengenai kurikulum

2013 dengan mengikuti seminar, workshop, atau mempelajari buku-buku

tentang implementasi kurikulum 2013.

b. Berkaitan dengan evaluasi hasil belajar, guru hendaknya meningkatkan

kemampuannya dalam proses penilaian secara mandiri atau

berkelanjutan.

68

DAFTAR PUSTAKA

Latifatul, M.Muzamirah. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena, Cet.

1, 2013

Fadillah, M. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,

SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruz Media, Cet.1,2014

Kuniasih, Imas dan Sani, Berlin. Implementasi Kurikulum 2013:Konsep dan

Penerapan. Surabaya: Kata Pena, Cet.4, 2014

Mukhtar. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Misakha Ghaliza,

2003

Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Press, Cet. 1, 2003

Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006

Syafruddin, Nurdin. Guru Profrsional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat

Press, 2002

Prima Pena, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gitamedia Press, edisi.

Ke-3, 2007

Joko Susilo, Muhammad. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen

Pelaksanaan dan Persiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: PT. Bumi

Askara, 2009

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, cet. Ke-3, 2009

Kunandar, Guru Profesioanl Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

2007

Kurniawan, Deni. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta, 2013

Abdullah Sani, Ridwan. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Bumi Aksara, 2014

69

Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava

Media, 2014

Yani, Ahmad. Maindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-1, 2014

Sunarti dan Rahmawati, Selly. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: ANDI,

Cet. Ke-1, 2014

Kusaeri, Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum

2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, Cet. Ke-1, 2014

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006

Sayodih, Sukmadinata Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012

Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Cet. Ke-31, 2013

PEDOMAN WAWANCARA

1. Menurut bapak apakah implementasi kurikulum 2013 pada

pembelajaran PAI di SMPN 03 Tangerang Selatan sudah

terlaksana dengan baik?

2. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan

media/alat pada proses pengajaran?

3. Apakah ada peningkatan prestasi siswa setelah menggunakan

kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran PAI?

4. Apakah sarana dan presarana di SMPN 03 Tangerang Selatan

ini sudah memadai?

5. Hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan

kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI di SMPN 03

Tangerang Selatan?

6. Bagaimana proses penyusunan program kurikulum 2013 di

sekolah ini?

7. Pada proses pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum 2013 di

SMPN 03 Tangerang Selatan ini, apa yang bapak/ibu lakukan ?

8. Bagaimana penilaian pembelajaran PAI menggunakan

kurikulum 2013 dan apa perbedaannya dengan kurikulum

sebelumnya?