JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...

105
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI MELALUI METODE PEER LESSON DI KELAS IV SDN HARAPAN BARU II KOTA BEKASI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh : Sulaiman Rasyid 1812011000089 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/ 1436 H

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN

(BTQ) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM &

BUDI PEKERTI MELALUI METODE PEER LESSON DI KELAS IV

SDN HARAPAN BARU II KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

Sulaiman Rasyid

1812011000089

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/ 1436 H

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN

(BTQ) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM &

BUDI PEKERTI MELALUI METODE PEER LESSON DI KELAS IV

SDN HARAPAN BARU II, KOTA BEKASI

Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Sulaiman Rasyid

1812011000089

Menyetujui,

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis Al-

Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi

Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II,

Kota. Disusun oleh Di Susun oleh Sulaiman Rasyid, NIM. 1812011000089,

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui

bimbimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Jakarta, Februari 2016

Yang Mengesahkan ,

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sulaiman Rasyid

NIM : 1812011000089

Jurusan : Pendidikan Agama Islam/DMS

Alamat : Jl. Perjuangan Kp. Penggilingan Baru Rt.02/03 Kelurahan

Harapan Baru Kec. Bekasi Utara Kota Bekasi, Kode Pos 17123

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis

Al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi

Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II, Kota

Bekasi.” Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama : Dr. Akhmad Sodiq, M.A.

NIP :197107091998031001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Ciputat, Februari 2016

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

i

ABSTRAK

Sulaiman Rasyid, NIM. 1812011000089, “ Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam & Budi Pekerti Melalui Metode Peer Lesson di Kelas IV SDN

Harapan Baru II, Kota Bekasi”, Skripsi Program Studi Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Jakarta 2016.

Kata Kunci : Metode Peer Lesson, Meningkatkan Hasil Belajar Baca Tulis al-

Qur’an (BTQ).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Baca Tulis al-

Qur’an (BTQ) siswa kelas IV SD melalui metode Peer Lesson. Pelaksaksanaan

penelitian ini dilaksanakan di SDN Harapan Baru II, Kota Bekasi pada semester 1

tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini berjumlah 41 siswa. Metode

Penelitian yang digunakan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan sebagai upaya mengatasi

permasalahan yang muncul dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap,

yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan

tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang-ulang dan dilakukan

dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan hasil belajar

Baca Tulis al-Qur’an siswa di kelas IV semester 1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

siswa pada materi Baca Tullis al-Qur’an siswa dengan menggunakan metode

Peer Lesson. Peningkatan tersebut dapat dilihat melalui hasil tes setiap siklus

yang telah dilaksanakan. Pada tes awal pada pra siklus, hasil belajar yang

diperoleh adalah 60,46 (kategori kurang). Pada siklus I atau pertemuan pertama

sedikit mengalami peningkatan dengan prosentase 4.41% yaitu 64,87 (kategori

cukup), Sedangkan siklus II adanya peningkatan yang signifikan dengan

prosentase 12.32 % dengan skor 77.19 (kategori baik) dibandingakan dengan

siklus I. Maka dapat dideskripsikan bahwa metode Peer Lesson dapat

meningkatkan hasil belajar Baca Tulis al-Qur’an pada kelas IV SDN Harapan

Baru II Kota Bekasi.

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

ii

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

iii

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa pemilik seluruh alam semesta.

Alhamdulillahi Robbil “Alamiin, dan terimakasih kepadaNya, Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang yang memberikan petunjuk yang tanpa ijin Nya

penulis tidak bisa menyelesaikan penelitian ini secara tuntas. Rasa Hormat yang

begitu besar dihaturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi

suri tauladan kita dalam tiap bermuamalah di dunia, semoga Allah memberkahi.

Penelitian ini memaparkan tentang upaya meningkatkan hasil belajar BTQ

siswa melalui metode peer lesson di kelas IV di SDN Harapan Baru II Kota

Bekasi. Ditulis untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan dari Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis berharap temuan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi

bagi banyak pihak, terutama dalam bidang pengajaran di kelas pada jenjang SD

secara keseluruhan dan di sekolah tempat meneliti pada khususnya.

Bagaimanapun, penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,

segala kritik dan saran yang membangun akan ditampung untuk menjadi bahan

evaluasi pada penelitian selanjutnya.

Pada kesempatan berharga ini, peneliti ingin mengucapkan banyak

terimakasih pada pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini,

baik berupa moral dan materil. Peneliti secara khusus mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan beserta staff yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan

Agama Islam.

3. Marhamah Saleh, Lc, MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

iv

4. Dr. Akhmad Sodiq ,MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan

waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan

sabar.

5. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Selaku pengurus Dual Modul System (DMS)

PAI yang sudah dengan sabar melayani dan megurus para mahasiswa.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

memberikan Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.

7. Kepala sekolah Epih Hanafi, M.MPd, M.Si beserta seluruh Keluarga

Besar dewan guru SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.

8. Uum Umiati S.Pd. Selaku guru kelas IV yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Teristimewa untuk ayahanda Abun dan ibunda Sinah, mertuaku Ibu

Aning, serta Istriku tercinta Heni Mulyani selalu memberikan cinta kasih

serta Suportnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk anakku dan mata hatiku Mikael Abraham Rasyid yang senantiasa

menjadi mutiara penyemangat.

11. Teman-teman DMS Pendidikan Agama Islam kelas A1 angkatan tahun

2012 yang selalu membantu dan mendukung penulis sehingga selesainya

skripsi ini. Salam perjuangan dan salam cinta buat kalian.

Jakarta, Februari 2016

Penulis,

Sulaiman Rasyid

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........……………………………………..…………………. i

ABSTRACT.........……………………………………..…………………. ii

KATA PENGANTAR………………………………..…………………. iii

DAFTAR ISI.........……………………………………..…………………. v

DAFTAR TABEL.........………………………………..………………….vii

DAFTAR BAGAN.......………………………………..………………….viii

BAB I PENDAHULUAN.…….……………………..…………………. 1

A. LatarBelakangMasalah .........………………………………….... 1

B. Identifikasi Fokus Masalah.........……………………………….... 3

C. Pembatasan Masalah .........………………...…………………....... 3

D. Perumusan Masalah.........…………………………….........……... 4

E. TujuanPenelitian .........…………………………………............... 4

F. ManfaatPenelitian ....................…………………………………. 4

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN TINDAKAN.…. 5

A. Deskripsi Teori Area dan Fokus yang Diteliti......…..……………. .5

1. HasilBelajar .........…………………………………................... 5

a. PengertianHasilBelajar ..........………………………….... 5

b. Faktor-faktor yang MempengaruhiHasil Belajar .............. 6

c. Jenis-jenis Hasil Belajar..........………………………….. 9

2. Pendidikan Agama Islam di SD.......……………………….... 10

a. PengertianPendidikan Agama Islam di SD ..........…….. 10

b. TujuanPembelajaran Agama Islam di SD........................ 13

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

vi

3. Baca Tulis Al-Qur’an ..........…………………..........………. 15

a. PengertianBaca Tulis Al-Qur’an..........………………... 15

b. Pengertian MenulisAl-Qur’an ..........……….………...... 16

c. Tujuan Pembelajaran al Qur’an..........…,,………………. 24

d. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an .........………. 25

4. MetodePembelajaran ..........…………………………….......... 26

a. PengertianMetodePembelajaran Peer Lesson..........……. 26

b. Langkah-langkahMetodePeer Lesson.........……………. 27

B. Hasil Penelitian yang relevan..........……….........………………. 28

C. Hipotesis Tindakan..........……………….....………............……. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........……….............……. 30

A. Tempat dan WaktuPenelitian.........……….....………............……. 30

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian.........………..... 31

C. Subjek Penelitian .........……….....………............……..................... 33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalamPenelitian...............................……. 33

E. Tahapan Intervensi Tindakan.........……….....………............……. 33

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapka...………............……. 36

G. Data dan SumberData..................……….....………............……. 38

H. Instrumen Pengumpulan Data.........……….....………............……. 38

I. Tekhnik Pengumpulan Data.............……….....………............……. 38

J. Tekhnik Pemeriksaan Kepercayaan.........………....................……. 39

K. Analisis Data dan Interpretasi Data.........…....………............……. 39

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.........……….............…….... 41

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...... 42

A. Deskripsi Data.........……….............……......................................... 42

B. Analisis Data.........……….............……........................................... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian.........……….............…….................. 68

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

vii

BAB V KESIMPULAN, IMPILKASI DAN SARAN.........…...……. 71

A. Kesimpulan.........………......................................................…….... 71

B. Implikasi......................................................……….............…….... 71

C. Saran-saran..................................................……….............…….... 72

DAFTAR PUSTAKA.........……….....………............…….................... 73

UJI REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

viii

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

ix

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki nilai strategis dan urgen dalam pembentukan suatu

bangsa. Pendidikan itu juga berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

itu sendiri. Sebab melalui pendidikan akan diwariskan nilai-nilai luhur yang

dimiliki oleh bangsa tersebut, karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk

how to know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be,

bagaimana supaya how to be, terwujud maka diperlukan transfer budaya dan

kultur.

Oleh karena demikian pentingnya masalah yang berkenaan dengan

pendidikan, maka perlu diatur suatu aturan yang baku mengenai pendidikan

tersebut. Yang dipayungi dalam Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan

Nasional adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan

pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya

tujuan pendidikan nasional.1

Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan dan keagamaan menjadi bagian dari pendidikan

nasional. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, meng Imani,

bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dengan

sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman.

Pendidikan, sebagai usaha dan kegiatan manusia dewasa terhadap manusia

yang belum dewasa, bertujuan untuk menggali potensi-potensi tersebut agar

menjadi aktual dan dapat dikembangkan. Dengan begitu, pendidikan adalah alat

untuk memberikan rangsangan agar potensi manusia tersebut berkembang sesuai

dengan apa yang diharapkan. Dengan berkembangnya potensi-potensi itulah

1 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Pendidikan Nasional di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), Cet. I, h. 9.

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

2

manusia akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Pendidikan sering

diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Sehingga

mampu memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini dan menjadi

warga negara baik serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.2

Al-Qur’an menurut bahasa diambil dari kata kerja “qora’a” yang artinya

ia telah membaca, maka perkataan al-Qur’an itu berati “ bacaan” atau “yang

dibaca”. Al-Qur’an adalah isim masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul

yaitu “ maqrau” artinya “yang dibaca.”

Sebagai seorang muslim kita diharuskan untuk belajar dan mempelajari al

-Qur’an. Sesuai dengan firman Allah SWT artinya : “Sesungguhnya orang-orang

yang selalu membaca Kitab Allah (meneliti, isinya, sehingga pekerjaannya itu

menjadi ciri dan tanda bagi mereka), dan mendirikan shalat serta menafkahkan

sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dengan diam-diam,

maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi,

agar Allah menyampaikan kepada mereka pahala mereka, dan menambah kepada

mereka dari karunia-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha

Mensyukuri”. (QS:Al Fathir[35]:29-30).

Memperhatikan makna ayat diatas, begitu pentingnya setiap individu

muslim dapat membaca dan memahami al-Qur’an, serta akan lebih baik lagi dapat

menghafalnya. Terlebih al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu

marilah kita mempelajari dan memahami isi al-Qur’an, agar mendapat petunjuk

dan hidayah dari Allah SWT.

Fenomena yang terjadi di sekolah, banyak siswa yang belum memiliki

kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dengan baik dan berdasar kaidah-

kaidah penulisan yang benar. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya

penggunaan media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Dan

hal ini berimplikasi terhadap menurunnya hasil belajar siswa terhadap materi baca

tulis al-Qur’an. Dari kenyataan fakta diatas maka diperlukan solusi yang baik

2 Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.

121.

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

3

untuk mengatasi hal tersebut, seperti penggunaan banyak metode pembelajaran

dan salah satunya yaitu metode pembelajaran peer lesson (turor sejawat).

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lanjutan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti Melalui Metode

Peer Lesson di Kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.”

B. Identifikasi Fokus Masalah

Dari latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan sebagai

berikut:

1. Prestasi belajar siswa dalam mempelajari Baca Tulis Al-Qur’an yang

masih rendah.

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti selama ini masih

kurang efektif, sehingga perhatian siswa kurang maksimal dalam proses

pembelajaran.

3. Penggunaan media dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

penguasaan huruf hijaiyah masih kurang.

4. Metode yang selama ini digunakan sangat terbatas dalam meningkatkan

kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an siswa.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Meningkatkan prestasi belajar pada sub pokok bahasan Baca Tulis Al-

Qur’an dengan materi Q.S al Falaq ayat 1-5.melalui penerapan metode

Peer Lesson.

2. Hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sub pokok

bahasan Baca Tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode Peer Lesson.

3. Efektivitas metode Peer Lesson dalam meningkatkan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sub pokok bahasan Baca Tulis

Al - Qur’an dengan materi Q.S al Falaq ayat 1-5.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

4

D. Perumusan Masalah

Bedasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan

masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah metode Peer

Lesson meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti sub bahasan Baca Tulis al-Qur’an di kelas IV SDN

Harapan Baru II Kota Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan

hasil belajar Baca Tulis al-Qur’an kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.

Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti materi Baca Tulis al-Qur’an dengan

menggunakan metode Peer Lesson di kelas IV SDN Harapan Baru II Kota Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini akan memberikan

manfaat bagi Peneliti. Dengan adanya penelitian ini, akan menambah wawasan

keilmuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Serta lebih meningkatkan hasil

belajar baca tulis al-Qur’an dengan metode peer lesson.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

5

5

BAB II

KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN TINDAKAN

A. Deskripsi Teori dan Fokus Penelitian

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut S Nasutionhasil belajar siswa dirumuskan sebagai “Tujuan

Instruksional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang spesifik dan

merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi.

Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dilakukan atau dikuasai siswa

sebagai hasil pelajaran itu”.3 Menurut Purwanto “ hasil belajar merupakan

perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends

are being attained). Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang

akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.4

Merujuk pemikiran Bloom yang dikutip oleh Agus Suprijono bahwa

: “Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan),

analysis(menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberi respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakter). Domain psikomotorik juga mencakup

ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, material dan intelektual”.5

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

sebagai hasil dari kegiatan belajar.

3S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2009), Cet. V, h. 61.

4Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, h. 45.

5Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Palkem,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar), Cet. II, h. 42.

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

6

Menurut An Nawawi dan K. Ibrahim yang menyatakan bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri adalah suatu proses dari seseorang yang berusaha

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunalbahwa evaluasi merupakan

proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif

suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan

dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau

tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Kemampuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan

ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Dengan demikian,

penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,

baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan

dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.6

Berdasarkan defenisi teori hasil belajar yang telah dikemukan dari

para pakar dapat didefenisikan bahwa hasil belajar adalah pencapaian siswa

dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang didapat dari

proses pembelajaran.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami

perkembangan. Perkembangan itu sendiri memerlukan sesuatu, baik yang

berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.

6Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2014), Cet. I, h. 5.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

7

Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu

sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa ; dalam arti kemampuan berpikir

atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa, baik

jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,

kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta

dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan.

Pendapat senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar yang

dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,

uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang berasal dari

dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dn kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan

keluarga yang broken atau hancur (pertengkaran suami istri, perhatian

keluarga yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari

yang tidak baik dari orang tua dan sebagainya).

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman bahwa sekolah merupakan

salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi

kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin

tinggi pula hasil belajarnya.7

Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu

terbagi menjadi 2 bagian besar yaitu :

a. Faktor Internal

1) Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmaniah yang perlu diperhatikan, pertama kondisi

fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan

7Ibid, h. 12.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

8

sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi

keadaan otak, panca indra, anggota tubuh. Kedua kondisi kesehatan

fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar. Didalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang

teratur, olahraga serta cukup tidur.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah

kondisi mental yang mantab dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi

hal-hal berikut :pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat

kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap

keberhasilan belajar seseorang. Kedua kemampuan. Kemampuan

dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang.

Ketiga, bakat. Bakat memang bukan hal yang menentukan berhasil

atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak

menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu

bidang.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, agar seorang siswa

mendapatkan hasil belajar yang baik, maka dia harus terbebas dari

kondisi lelah.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan keluarga

Lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan

pertama dan utama dalam menentukkan keberhasilan belajar

seseorang. Cara mendidik yang dilakukan orangtua, hubungan antara

anggota keluarga, suasana rumah yang nyaman, perekonomian

keluarga yang mencukupi. Semua hal itu dapat mempengaruhi hasil

belajar seseorang.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

9

2) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangatlah memegang peranan yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Keberhasilan belajar dalam lingkungan sekolah meliputi penentuan

kurikulum dan metode belajar, hubungan guru dengan siswa,

hubungan siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, dan tata

tertib juga peraturan-peraturan sekolah.

3) Faktor lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat juga memegang peranan penting

dalam keberhasilan belajar siswa. Keberadaan siswa dalam

lingkungan masyarakat yang baik dan pemilihan tempat bimibingan

belajar yang baik juga akan menentukan hasil belajar seseorang.8

Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa ada banyak hal yang

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, baik yang berasal dari diri

siswa (internal) maupun yang berasal dari luar (eksternal) dan hal

tersebut harus menjadi fokus bagi pendidik di sekolah dan harus

dengan cepat diatasi dengan baik.Karena hal tersebut akan

berimplikasi terhadap hasil belajar siswa.

c. Jenis-jenis Hasil Belajar

Menurut Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar.

Yakni ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan

cita-cita.9 Gagne juga membuat sistematika hasil-hasil belajar sebagai

berikut :

1) Ketrampilan intelektual, kemmapuan seseorang untuk berinteraksi

dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka,

kata atau gambar.

8Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta,

2003), h. 64. 9Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya,

2006), Cet. III, h. 22.

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

10

2) Informasi verbal, seseorang yang belajar menyatakan atau

menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis,

termasuk dengan cara menggambar.

3) Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatut proses

belajarnya sendiri, mengingat dan berpikir.

4) Ketrampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara

teratur dalam urutan tertentu.

5) Sikap, keadaaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk

melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.10

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan suatu pendalaman belajar yang digambarkan secara jelas

yang telah diperoleh siswa dan juga dapat diukur dari beberapa aspek.

Yaitu adanya pengetahuan, pengalaman, dan perubahan sikap menuju

arah yang lebih baik dengan adanya proses belajar mengajar.

2. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata

“didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran-an, sehingga pengertian

pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran

dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir. Dalam UU

No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.11

10

Evelin Siregar dan Hertini Nara, Teori Belajar dan Pembelajran, (Bogor:Ghalia

Indonesia, 2010), Cet. I, h. 8. 11

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), Cet. I, h.

259.

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

11

Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik

jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar

kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai

kebahagiaan hidup serta berguna bagi bangsa dan agamanya.

Porsi dan Posisi Pendidikan Agama Islam Dilihat secara

kuantitatif, porsi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekertidi sekolah

memang hanya tiga jam pelajaran untuk SD dan dua jam pelajaran untuk

SMP atau SMA/K, dengan tuntutan pencapaian standar kompetensi

lulusan yang sudah ditetapkan dalam Permen Diknas Nomor 23 Tahun

2006. Secara kualitatif pendidikan agama sebenarnya merupakan

core atau inti kurikulum pendidikan di sekolah. Hal ini didasarkan atas

falsafah negara “Pancasila”, di mana core Pancasila adalah sila pertama

“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pancasila jika dianalisis dengan

menggunakan pendekatan filsafat, Ketuhanan Yang Maha Esa masuk ke

dalam prinsip sila-sila yang empatnya lainnya, yaitu: (1) kemanusiaan

yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) persatuan

yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa; (3)

kerakyatan yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

dan (4) keadilan yang berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Hal ini mengandung makna bahwa inti Pancasila adalah keimanan

kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan sasaran utama

pendidikan agama.12

Meskipun masing-masing aspek tersebut dalam praktiknya saling

terkait (mengisi dan melengkapi), tetapi jika dilihat secara teoritis

masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.

Aspek al-Qur‟anHadis, menekankan pada kemampuan baca tulis

yang benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta

mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek

akidah, menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan

keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan

12

Ibid., h. 260.

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

12

nilai-nilai asmaul al-husna. Aspek akhlak, menekankan pada pembiasaan

untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam

kehidupan sehari-hari. Aspek fiqh, menekankan pada kemampuan cara

melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan baik. Sedangkan

aspek tarikh& kebudayaan Islam, menekankan pada kemampuan

mengambil ibrah (contoh/hikmah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah

(Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan

fenomena sosial, budaya, politik, ipteks, dan lain-lain untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Kelima aspek

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tersebut dapat ditanamkan

kepada peserta didik melalui pembelajaran yang menggunakan

pendekatan kontekstual, yang intinya selalu mengaitkan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan konteks dan

pengalaman-pengalaman hidup peserta didik yang beraneka ragam atau

konteks masalah-masalah serta situasi-situasi real kehidupannya. Melalui

interaksi dengan lingkungan dan menginterpretasi terhadap pengetahuan

dan pengalaman hidup tersebut, maka peserta didik dapat

mengkonstruksi makna dan nilai-nilai Islam yang perlu

diinternalisasikan dalam dirinya. Pendidikan agama (Islam) di sekolah

pada dasarnya lebih diorientasikan pada tataran moral action yakni agar

peserta didik tidak hanya berhenti pada tataran kompeten tetapi sampai

memiliki kemauan, dan kebiasaan dalam mewujudkan ajaran dan nilai-

nilai agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.13

Pendidikan Agama Islam di sekolah termasuk dalam pelajaran

agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan

umum (sekolah) sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah saja

dengan nama pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pengajarannya

memiliki kurikulum tersendiri. Kurikulum PAI berarti seperangkat

rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran PAI

serta cara yang digunakan dan segenap kegiatan yang dilakukan oleh

13

Ibid., h. 33.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

13

guru agama untuk membantu seorang atau sekelompok siswa dalam

memahai, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dan/atau

menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam.14

Pendidikan agama di sekolah umum terselenggara sebagai upaya

pengintegrasian pendidikan Islam kedalam sistem sekolah yang

kurikulumnya berorientasi pada pengetahuan umum. Perubahan yang

perlu dilakukan dalam sistem pendidikan Islam memasukkan pendidikan

agama ke dalam pendidikan umum. Hal ini merupakan langkah

penyesuaian bagi tercapainya fungsi pendidikan dalam memenuhi

tuntutan perkembangan masyarakat modern. Sedangkan pendidikan

agama Islam di madrasah aspek-aspek pendidikan agama di sekolah

umum menjadi sub mata pelajaran-mata pelajaran. Mata pelajaran al-

Qur‟an Hadis, mata pelajaran Aqidah Akhlak, mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam, Fiqih, dan Bahasa Arab, Pasca keluarnya Surat

Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri pada tanggal 24 Maret 1975

yang disepakati oleh Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri. Maka komposisi kurikulum

madrasah harus sama dengan sekolah. Dengan konsekuensi, mata

pelajaran agama terdistorsi porsinya menjadi 30% dan materi pelajaran

umum mendominasi dengan prosentase 70%.15

b. Tujuan Pembelajaran Agama di Sekolah Dasar

Pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah pada umumnya dan

sekolah dasar khususnya adlah sebagai usaha sadar untuk menyiapkan

siswa agar memahami (Knowing), terampil melaksanakan (doing), dan

mengamalkan (being) agama melalui kegiatan pendidikan atau

pembelajaran. Berdasarkan defenisi pendidikan agama ini, maka tujuan

pendidikan agama di sekolah ialah anak memahami, terampil,

14

Ibid., h.104. 15

Zakiah Darajat, Gigih Memperjuangkan Madrasah, dalam Amir Hamzah Wiryosukarto

dan Ahmad Fuad Efendi, Biografi KH. Imam Zarkasyi di Mata Umat . (Ponorogo: Gontor Press,

1996), h. 630 .

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

14

melaksanakan ajaran agama dlam kehidupan sehari-hari, sehingga

menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq

mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Bagian paling penting dalam pendidikan agama ialah mendidik

siswa agar beragama, memahami agama (knowing), dan terampil

melaksanakan ajaran agama (doing). Dalam pembelajaran bidang agama

ini memerlukan pendekatan-pendekatan naqli, akal, dan kalbu. Selain itu

juga, diperlukan sarana yang memadai, sehingga mendukung

terwujudnya pembelajaran yang sesuai dengan karakter pendidikan

agama.

Berdasarkan uraian diatas, setidaknya ada tiga tujuan utama

pendidikan atau pembelajaran agama di sekolah dasar, yaitu : mengetahui

(knowing), terampil (doing), dan melaksanakan (being).16

Menurut Zuhairini, tujuan pendidikan agama Islam di lembaga-

lembaga pendidikan formal di Indonesia ini dapat dibagi menjadi dua

macam, yakni tujuan umum dan khusus. Pertama, tujuan umum

pendidikan agama adalah membimbing anak agar menjadi orang muslim

sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlaq mulia serta berguna

bagi masyarakat, agama, dan negara. Tujuan pendidikan agama tersebut

merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang

melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam hal mendidik agama

yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh,

sebab dengan adanya keimanan yang teguh ini, maka akan menghasilkan

ketaatan menjalankan kewajiban agama. Tujuan umum pendidikan

agama ini tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, akan tetapi

membutuhkan proses atau membutuhkan waktu yang panjang dengan

tahap-tahap tertentu, dan setiap tahap yang dilalui itu juga mempunyai

tujuan tertentu yang disebut tujuan khusus. Kedua, tujuan khusus

16

Sutanto,Op. Cit., h. 278.

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

15

pendidikan agama adalah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap atau

tingkat yang dilalui, seperti tujuan pendidikan agam di sekolah dasar

berbeda dengan tujuan pendidikan agama untuk sekolah menengah, dan

berbeda pula dengan perguruan tinggi. Adapun tujuan pendidikan agama

Islam di sekolah dasar, yaitu :

1) Penanaman rasa agama kepada peserta didik.

2) Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

3) Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global, seperti rukun

Islam dan rukun iman.

4) Membiasakan anak-anak berakhlak mulia dan melatih anak-anak

untuk mempraktikkan ibadah yang bersifat praktis, seperti shalat dan

puasa.

5) Membiasakan contoh teladan yang baik.17

3. Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)

a. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an

Sebelum mengetahui tentang Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ), terlebih

dahulu penulis menguraikan pengertian tiap kata dari Baca Tulis Al-Qur‟an.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca” sama

dengan kata “eja” merupakan kata dasar dari “membaca” yang memiliki

pengertian melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan

melisankan atau hanya dalam hati) atau pengertian lainnya yaitu

mengeja/melafalkan apa yang tertulis.18

Sedangkan kata “tulis” merupakan kata dasar dari “menulis‟ yang

mempunyai arti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena

(pensil, kapur, dan sebagainya).19

17

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h.

80. 18

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet. I, ED. IV, h. 109.

19

Ibid., h. 1497.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

16

Para ulama menyebutkan definisi al-Qur‟an yang mendekati

maknanya dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa:

“al-Qur‟an adalah Kalam atau Firman Allah yang diturunkan kepada

Muhammad s.a.w. yang pembacaannya merupakan suatu ibadah.”20 Oleh

karena itu, al-Qur‟an harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj

(tempat keluarnya huruf) dan sifat-sifat hurufnya, dipahami, dihayati,

diresapi makna-makna yang terkandung kemudian diamalkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa baca tulis al-Qur‟an adalah suatu

kemampuan yang dimiliki siswa untuk membaca dan menuliskan kalam

Allah yang berupa al-Qur‟an. Dari pengertian tersebut, maka terdapatlah

gambaran bahwa diharapkan adanya kemampuan ganda yaitu membaca dan

menulis al-Qur‟an.

b. Menulis Al-Qur‟an

Ada beberapa ayat al-Qur‟an yang secara eksplisit memerintahkan

ummatnya untuk belajar menulis. Salah satunya adalah lima ayat permulaan

surat al-„Alaq yang tegas-tegas menunjukkan hal ini, lewat kata-kata:

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. (QS: al-„Alaq[96]: 1-5)

Menurut Thanthawi Jauhari dalam buku karangan Ilham Khoiri

mengungkapkan bahwa ayat diatas mengubah kejumudan masyarakat Arab

kala itu yang hanya mementingkan tradisi pengindraan, hafalan, dan tutur

kata, dengan menyodorkan hal lain yang tak kalah penting, yaitu tulisan.

20

Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur‟an, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,

2013), Cet. XIII, h.17

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

17

Bahkan, tidak semata menyodorkan, melainkan mewajibkan membaca dan

menulis.21

Dalil diatas Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW agar

membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan

kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan jibril. Dan Allah akan

menurunkan kepadanya suatu kitab yang akan menjadi petunjuk bagi

manusia. Pada ayat ketiga Allah SWT menyuruh kembali nabi-Nya untuk

membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali

denggan mengulang-ngulanginya dan membiasakannya, maka seakan-akan

perintah mengulangi bacaan itu berarti mengulang-ngulangi bacaan yang

dibaca. Dengan demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa nabi

Muhammad SAW sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat yang lain :

٦

Artinya : kami akan membacakan (al-Qur‟an) kepadamu

(Muhammad), maka kamu tidak akan lupa. (Q.S: al „Ala[87]: 6).

Nabi SAW dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah.Dia

mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta kepada-Nya, maka

dengan limpahan karunia-Nyadijadikan utusan-Nya pandai membaca.

Dengan demikian hilanglah keuzuran nabi Muhammad SAW yang beliau

kemukakan kepada malaikat Jibril ketika menyuruh beliau membaca :”Saya

tidak pandai membaca, karena saya seorang yang buta huruf yang tak

pandai membaca dan menulis. Kemudian pada ayat selanjutnya Allah

menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat menulis, sehingga

tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan

tempat.Sebagaimana mereka berhubungan dengan perantara lisan.Kalam

sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak dijadikan informasi dan

21

Ilham Khoiri R, Al-Qur‟an dan Kaligrafi Arab, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu,

2010), Cet. I, h. 86.

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

18

komunikasi, maka apakah sulitnya bagi Allah menjadikan Nabi-Nya sebagai

manusia pilihan-Nya bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.22

Bagi Quraish Shihab, perintah di atas merupakan perintah yang

paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena,

membaca (dan menulis-pen) merupakan jalan yang mengantar manusia

mencapai derajat kemanusiaannya yang sempurna. Sehingga, tidak

berlebihan jika dikatakan bahwa “membaca” adalah syarat utama guna

membangun peradaban. Dan bila diakui bahwa semakin luas pembacaan

semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya.23

Al-Qur‟an terdiri dari tulisan Arab, sedangkan dalam penulisan Arab

terdapat tatacara dan peraturan penulisan yang berbeda dengan cara

penulisan huruf Indonesia, karena tulisan Arab terdiri dari huruf hijaiyyah

yang disusun dan dirangkai dengan benar. Tidak semua huruf hijaiyyah

dapat disambung antara huruf satu dengan huruf yang lain, namun ada

sebagian huruf hijaiyyah yang tidak bisa disambung dan disambungkan

dengan huruf hijaiyyah lainnya.

Dalam segi dapat atau tidaknya disambung, huruf hijaiyyah dibagi menjadi

tiga yaitu:

1) Huruf hijaiyyah yang dapat disambung dan disambungkan dengan huruf

hijaiyyah lainnya adalah:

2) Huruf hijaiyyah yang dapat disambung namun tidak dapat disambungkan

dengan huruf hijaiyyah yang lain adalah:

3) Huruf hijaiyyah yang tidak dapat disambung dan disambungkan dengan

huruf hijaiyyah lainnya adalah: ا

22

M. Shonhaji, Zaini Dahlan dan Chamim Prawiro, Al-Qur‟an dan Tafsirnya,

(Yogyakarta: PT. Dana Wakaf Universitas Islam Indonesia, 2011), h. 149. 23

Imam Khoiri. R, Op. Cit., h. 88

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

19

Dalam segi peletakkan penulisannya, huruf hijayyah dibagi menjadi dua

yaitu:

1) Huruf hijaiyyah yang ditulis di atas garis, yaitu:

Huruf hijaiyyah yang ditulis memotong garis, yaitu:

Huruf-huruf hijaiyyah yang berjumlah 29 itu sebagian besar tulisannya

terdapat kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya

adalah:24

1) Alif, bisa untuk huruf tha‟, dha‟, kaf dan lam:

Nun sama dengan badan sien, syien, shad, dlad, dan lam:

3) Ba‟ sama dengan huruf ta‟, tsa, dan fa‟:

4) Ra‟ ukurannya sama dengan wawu:

5) Jimlengkungannyasamadenganha‟, kha‟, ain, ghain:

6) Shadbulatannyasamadengandlad, tha‟, dandha‟:

7) Fa‟ukuranlubangnyasamadenganqofdanwawu:

8) Qof badannya sama dengan ya‟:

9) Ha‟ / ta‟marbuthah, sama dengan bulatan lam alif:

Selain pembagian di atas, ada tata cara lain untuk menulis huruf hijaiyyah,

di sini lebih ditekankan pada bagaimana cara menulis bentuk huruf hijaiyyah

yang dijelaskan sebagai berikut:25

24

D. Sirojuddin. AR, Seni Kaligrafi Arab, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.

8. 25

Disarikan dari M.Misbahul Munir, Petunjuk Praktis Belajar Kaligrafi Arab, (Surabaya:

Apollo, 1994), h. 10-36.

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

20

1) Huruf alif (ا), cara penulisannya dari atas ke bawah.

2) Huruf ba (ب), cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke

bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi satu titik di

bawah.

3) Huruf ta (ت), cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke

bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi dua titik di

atas.

4) Huruf tsa (ث), cara penulisannya dari bagian atas kanan lalu turun ke

bawah berjalan kekiri dan berbelok ke atas kemudian diberi tiga titik

diatas.

5) Huruf jim (ج), cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke

kanan turun ke bawah dengan membentuk setengah lingkaran, kemudian

diberi titik di tengah setengah lingkaran.

6) Hurufha‟ (ح), cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke

kanan turun ke bawah dengan membentuk setengah lingkaran.

7) Hurufkho (خ), cara penulisannya dari ujung kiri berjalan mendatar ke

kanan turun ke bawah dengan membentuk setengah lingkaran, kemudian

diberi titik di atas.

8) Huruf dal (د), cara penulisannya dari bagian atas melengkung ke bawah,

lalu mendatar ke kiri dan berakhir dengan mengangkat sedikit ke atas.

9) Huruf dzal (ذ), cara penulisannya dari bagian atas melengkung ke bawah,

lalu mendatar ke kiri dan berakhir dengan mengangkat sedikit ke atas

kemudian diberi satu titik di atas.

10) Huruf ro (ر), cara penulisannya dari ujung atas berjalan miring kanan ke

bawah dilanjutkan berjalan miring kiri ke bawah.26

11) Huruf za (ز), cara penulisannya dari ujung atas berjalan miring kanan ke

26 Ibid,. h. 3

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

21

bawah dilanjutkan berjalan miring kiri ke bawah kemudian diberi satu titik

di atas.

12) Huruf sin (س), cara penulisannya dari ujung atas kanan membentuk

lengkungan kecil ke kiri dua kali dilanjutkan membentuk lengkungan ke

kiri lebih besar dari lengkungan sebelumnya.

13) Huruf syien (ش), cara penulisannya dari ujung atas kanan membentuk

lengkungan kecil ke kiri dua kali dilanjutkan membentuk lengkungan ke

kiri lebih besar dari lengkungan sebelumnya kemudian diberi titik tiga di

atas dua lengkungan kecil.

14) Huruf shod (ص), cara penulisannya dari permulaan bagian yang

berbentuk bulat telur selanjutnya mendatar ke kiri sedikit melengkung

dilanjutkan membentuk lengkungan ke kiri.

15) Huruf dlad (ض), cara penulisannya dari permulaan bagian yang

berbentuk bulat telur selanjutnya mendatar ke kiri sedikit melengkung

dilanjutkan membentuk lengkungan ke kiri kemudian diberi satu titik di

atas bulatannya.

16) Huruf tha‟ (ط), cara penulisannya dari permulaan bulatannya lalu

membentuk lengkungan ke atas kanan memutar lagi ke bawah sampai

pojok selanjutnya diturunkan sedikit dan lurus ke kiri, alif diletakkan di

awal bulatannya agak naik.

17) Huruf dha‟ (ظ), cara penulisannya dari permulaan bulatannya lalu

membentuk lengkungan ke atas kanan memutar lagi ke bawah sampai

pojok selanjutnya diturunkan sedikit dan lurus ke kiri, alif diletakkan di

awal bulatannya agak naik kemudian diberi titik diatas sebelah kanan alif.

18) Huruf „ain (ع), cara penulisannya dari ujung atas yang menyerupai bulan

sabit dilanjutkan turun ke bawah membentuk lengkungan setengah

lingkaran seperti huruf jim.27

27

Ibid,. h. 3

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

22

19) Huruf ghoin (غ), cara penulisannya dari ujung atas yang menyerupai bulan

sabit dilanjutkan turun ke bawah membentuk lengkungan setengah

lingkaran seperti huruf jim kemudian diberi satu titik di atas.

20) Huruf fa (ف), cara penulisannya dari awal bulatannya diberi sedikit ruang

melingkar turun sedikit ke bawah seperti menulis huruf ba kemudian

diberi satu titik di atas bulatan.

21) Huruf qof (ق),cara penulisannya dari awal bulatannya diberi sedikit ruang

melingkar turun sedikit ke bawah seperti menulis huruf ba kemudian

diberi titik dua di atas bulatan.

22) Huruf kaf (ك), cara penulisannya diawali dengan menulis huruf alif

berjalan datar ke kiri selanjutnya diberi huruf hamzah di atas garis datar.

23) Huruf lam (ل), cara penulisannya diawali dengan huruf alif dilanjutkan

berjalan melengkung ke kiri.

24) Huruf mim (م), cara penulisannya diawali dengan bulatan kecil berjalan

sedikit ke kiri dan menurun.

25) Huruf nun (ن), cara penulisannya dari ujung atas bagian kanan seperti

menulis ba, ta, tsa, selanjutnya turun ke bawah sedikit melengkung

kemudian diberi satu titik di atas.

26) Huruf wawu (و), cara penulisannya dari awal bulatan kecil dilanjutkan

turun ke bawah dengan sedikit melengkung seperti huruf ro dan za.

27) Huruf ha (ه), cara penulisannya dari kanan atas turun sedikit melengkung

dan kembali ke atas.

28) Huruf ya (ي), cara penulisannya dari ujung atas lalu mutar sedikit ke atas

dan turun ke bawah bagian kiri selanjutnya ke kanan dan turun

melengkung ke kiri kemudian diberi dua titik di bawah.28

28

Ibid,. h. 3

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

23

Dalam seni menulis Arab, ada istilah yang dinamakan kaligrafi. Kaligrafi

diambil dari kata latin “kalios” yang berarti indah dan kata “graph” yang

berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata “kaligrafi” adalah kepandaian

menulis elok. Bahasa Arab sendiri menyebutnya khat yang berarti garis atau

tulisan indah. Garis lintang, equator atau khatulistiwa terambil dari kata Arab,

khattul istiwa, melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang indah.29

Ada enam tulisan Arab yang dianggap “tulisan besar” yaitu “al-Aqlam al-

Sittah” yang disepakati dalam pembahasan tarikh klasik kaligrafi Islam. Enam

tulisan tersebut adalah sebagai berikut:30

1) Sulus

Tulisan sulus lebih bersifat monumental, dipakai terutama untuk tujuan-

tujuan dekorasi pada pelbagai manuskrip dan inskripsi-inskripsi, sebagaimana

sekarang banyak dipakai untuk menghias tembok-tembok gedung.

2) Naskhi

Tulisan naskhi tidak meninjol pada banyak bentuk dan sistematika. Naskhi

ditulis lebih mudah dengan bentuk geometrikal cursif, tanpa macam-macam

struktur yang kompleks.

3) Muhaqqaq

Muhaqqaq digolongkan ke dalam jenis tulisan yang berumur tua. Mulanya

hanya merupakan suatu gaya yang sedikit berbeda dengan Kufi, yakni huruf-

hurufnya kurang menyudut pada kufi, dengan ikatan-ikatan ruang yang indah;

seluruhnya dibuat lebih tertib.

4) Rahyani

Rahyani berasal dari Naskhi. Namun, ditilik dari bentuknya, ia merupakan

bagian dari Sulus, dengan berbagai keindahan yang dimilikinya, yang

melebihi Sulus sendiri. Karena bentuknya yang indah itulah, ada sumber

kesalahan yang mengasosialisasikan pada namanya dengan al-Rayhan (harum

semerbak).

29

Ibid., D. Sirojuddin. AR, h. 3 30

Ibid., D. Sirojuddin. AR, h. 103-111

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

24

5) Tawqi‟

Tawqi‟ artinya “tanda tangan”. Karena para Khalifah dan perdana menteri

senantiasa menggunakan tawqi‟ untuk menandatangani berbagai naskah

mereka. Sering juga disebut tawaqi‟ atau tawaqi‟at, sebagai jama‟ dari

tawqi‟. Kalam tawqi‟ tergolong kepada salah satu tulisan tua dan diduga

sebagai pecahan langsung dari khat Riyasi yang menemukan bentuknya

semasa Khalifah Al-Makmun ibn Harun Al-Rasyid. Para Khalifah Abbasiyah

selalu menggunakan tawqi‟ untuk menandatangani atau mengecap nama-

nama dan titel-titel mereka.

6) Riqa‟

Riqa‟ jama‟nya Ruqa‟ah, artinya “lembaran daun kecil halus”, diduga

nama tersebut berasal dari Naskhi dan Sulus. Bentuk-bentuk asalnya sama

dengan huruf-huruf Sulus dan tawqi‟, baik dalam bentuk tunggal maupun

ketika berada dalam bentuk susunan.

c. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an

Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran,

karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran

menjadi jelas.

Pembelajaran al-Qur‟an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar

juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran al-Qur‟an sebagaimana di

ungkapkan oleh Mahmud Yunus adalah sebagai berikut :

1) Agar siswa atau peserta didik dapat membaca al-Qur‟an dengan fasih dan

benar menurut tajwid.

2) Agar seorang muslim dan muslimah dapat membiasakan dan menghadirkan

al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.

3) Memperkaya perbendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat indah dan

menarik hati dari al-Qur‟an.31

31

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung,

1990), Cet. XII, h. 91.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

25

d. Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Yang menjadi kompetensi dasar diadakannya serta dirancangnya Kurikulum

Baca Tulis al-Quran (BTQ) adalah agar siswa atau warga belajar dapat membaca

Al-Quran dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Dimana yang dinamakan

dengan tajwid adalah ilmu yang didalamnya mengajarkan tata cara membaca al-

Quran yang baik dan benar serta yang sesuai dengan makhrajnya.

Seiring dengan adanya kompetensi ini juga, ada beberapa tahapan atau

penguasaan yang sesuai dengan keadaan di lapangan mengenai kemampuan

membaca al-Quran. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Ada yang membacanya lancar, kemudian disertai dengan penguasaan

tajwid yang benar dan fasih,

2) Ada yang membacanya lancar, tetapi dalam penguasaan tajwid masih ada

beberapa kesalahan,

3) Ada yang belum lancar dalam membaca al-Quran dan belum menguasai

tajwid itu sendiri, dan

4) Ada yang belum bisa membaca al-Quran sama sekali, kemudian dalam

tajwidnya juga baru dalam tahap orientasi atau pengenalan.

Dan dari beberapa item di atas yang menjadi tanggung jawab seorang

pengajar atau seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

khususnya untuk membenahi kualitas siswa dalam Baca Tulis al-Quran (BTQ).

Supaya Kurikulum Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ) ini bisa terealisasi dengan baik

di kelas.

Setelah penguasaan dalam membaca Al-Qur‟an, penguasaan selanjutnya di

fokuskan pada penulisan al-Quran dalam surat al-Falaq. Dan yang menjadi

kompetensinya adalah sebagai berikut :

1) Mampu menyalin al-Qur‟an dengan benar.

2) Mampu menulis dengan Imla / dikte.

3) Mengenal Khat / kalighrafi.32

32 Ibid,. h. 91

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

26

4. Metode Pembelajaran Peer Lesson.

a. Pengertian Metode Pembelajaran Peer Lesson

Istilah peer tutoring atau peer lesson atau teman sejawat terkait dengan

metode belajar mengajar dengan bantuan seorang peserta didik yang kompeten

untuk mengajar peserta didik lainnya. Metode ini menuntut peserta didik untuk

aktif berdiskusi dengan sesama temannya, atau mengerjakan tugas kelompok

dengan bimbingan atau arahan yang kompeten, baik tugas itu dikerjakan

dirumah maupun diluar sekolah. Peserta didik yang ditugaskan sebagai

fasilitator atau pembimbing dapat menjalankan berbagai macam peran sebagai

guru, mediator, teman kerja, pelatih, atau role model. Peserta didik yang

berperan sebagai tutor sejawat dapat menunjukkan hanya satu peran atau

beberapa peran sekaligus tergantung tanggung jawab yang diberikan oleh guru.

Peserta didik yang berperan sebagai guru (pure teacher) dapat dilibatkan dalam

penyusunan dan penyampaian informasi dan ketrampilan, memberi umpan

balik dan evaluasi kepada peserta didik lain yang menjadi bimbingannya.33

Tutor sejawat (peer tutor) disebut sebagai mediator jika kurang memiliki

otonomi atau kekuasaan di kelompoknya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai

asisten guru apabila selain mengajar temannya sendiri, dia juga mendapat tugas

administrasi seperti mengecek apakah tugas sudah lengkap, tugas apa saja yang

masih kurang, menyiapkan lembar kerja (jobsheet), menyiapkan blanko nilai

dan sebagainya. Tutor sejawat dapat berperan sebagai teman kerja (work

partner) jika dilibatkan dalam pekerjaan proyek guru dan diberikan wewenang

untuk mengontrol dan memberi bantuan kepada peserta didik lain supaya hasil

kerja memenuhi standar kerja yang ditetapkan pada proyeknya. Tutor sejawat

dapat berperan sebagai pelatih (coaches) jika dia beerja secara kooperatif

dengan cara memberi dorongan kepada peserta didik lain untuk mengumpulkan

tugas, memberi umpan balik secara informal, menulis tugas yang harus

dikerjakan. Tutor sejawat dapat berperan sebagai model (rule model) jika

dalam proses pembelajaran dia disuruh mendemonstrasikan keterampilan-

33

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. I, h.

198.

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

27

ketrampilan yang dimilikinya dihadapan peserta didik yang lain, atau sebagai

contoh dalam mengerjakan ujian praktik.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran Peer Lessons

Tahapan-tahapan pembelajaran dengan teman sejawat pada umumnya

mengikuti pola sebagai berikut :34

Pembelajaran teman sejawat (peer tutor) merupakan kegiatan belajar

yang berpusat pada peserta didik sebab anggota komunitas belajar

merencanakan dan memfasilitasi kesempatan belajar dirinya sendiri dan orang

lain. Pembelajaran akan sukses jika terjadi timbal balik anatara teman sebaya

yang secara bersama-sama membuat perencanaan dan memfasilitasi kegiatan

34

Ibid., h. 198.

Guru mengidentifikasi beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih

baik daripada temannya di kelas yang sama untuk dijadikan tutor. Jumlah tutor sama

dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk.

Guru melatih tutor dalam materi yang akan dipelajari oleh kelas dan menjelaskan

latihan serta evaluasi yang kan dilakukan.

Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan dan tata cara melakukan evaluasi

(penilaian diri dan penilaian sejawat).

Guru menjelaskan materi pelajaran secara ringkas pada semua peserta didik dan

memberikan kesempatan tanya-jawab.

Guru mengevaluasi proses belajar, tutor menilai hasil kerja temannya dalam satu

kelompok dan membuat laporan kepada guru. Peserta didik membuat penilaian diri dan

penialaian teman sejawat mengikuti format yang disediakan.

Tutor sejawat membanntu temannya dalam mengerjakan tugas dan memberikan

penjelasan tentang materi yang belum dipahami oleh temannya dalam satu kelompok.

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

28

belajar dan dapat belajar dari kegiatan belajar kelompok lainnya. Pembelajaran

peer tutoring dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Guru menyusun kelompok belajar. Setiap kelompok beranggota 3 atau 4

orang yang memiliki kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal

memiliki kemampuan tinggi untuk menjadi tutor teman sejawat.

2. Guru menjelaskan tentang cara penyelesaiaan tugas melalui belajar

kelompok dengan metode peer teaching, wewenang dan tanggung jawab

masing-masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang

mekanisme penilaian tugas melalui teman sejawat (peer assessment) dan

penilaian diri (self assessment).

3. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada semua peserta didik dan memberi

peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas.

4. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam

mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk

sebagai tutor/guru.

5. Guru mengamati aktivitas belajar dan memberikan penilaian kompetensi.

6. Guru, tutor, dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar

untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan pertemuan berikutnya.35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum mengajukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini, peneliti terlebih dahulu melakukan survei terhadap hasil penelitian

yang membahas tentang pembelajaran Baca Tulis al-Qur‟an, yaitu dengan cara

membaca dan memahami hasil penelitian yang telah ada di perpustakaan,

terutama hasil penelitian yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Di antara

penelitian yang dianggap relevan adalah:

1) Penelitian yang yang dilakukan oleh Siti Mu‟allifah dalam skripsinya

pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016. Penelitiannya

berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar menulis Al-Qur‟an di

35

Ibid.,Ridwan Abdullah Sani, h. 201.

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

29

kelas IV dengan metode Drill SDIT Al Manar Bekasi”. Dengan hasil

bahwa metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar menulis siswa di

SDIT al Manar Bekasi 36

2) Maswati dalam skripsinya pada jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2016. Penelitiannya berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Belajar Membaca al-Qur‟an dengan Metode Demonstrasi di Kelas II

MI Mathlaul Huda Parung Panjang Bogor.” Hasil penelitian tersebut

menunjukkan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an pada anak usia dini

cukup baik.37

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut,”Dengan menerapkan metode Peer Lesson pada siswa SD kelas IVdi

SDN Harapan Baru II Kota Bekasi, maka diharapkan akan mampu

meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur‟an siswa.”

36

Siti Mu‟alifah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menulis al-Qur‟an Dengan Metode

Drill Pada Siswa Kelas IV B di SDIT Al Manar Bekasi, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016, Tidak dipublikasikan 37

Maswati, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Membaca al-Qur‟an siswa Dengan

Metode Demostrasi Pada Siswa Kelas II MI Mathlaul Huda Parung Bogor, Skripsi pada S1 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, Tidak dipublikasikan

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

30

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016,

selama bulan Juni 2015 – Februari 2016. Adapun lokasi penelitian bertempat

di SDN Harapan Baru II, Jl. Perjuangan No. 29 Kelurahan Harapan Baru

Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan

persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan dengan

pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dilaksanakan

pada bulan Juni2015 – Februari 2016.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 20 Januari 2016

Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengajuan Judul

2 Proposal Judul

3 Persiapan Rencana Penelitian

4 Uji Coba Penelitian (Pra Siklus)

5 Pelaksaan Siklus I

6 Evaluasi Siklus I

7 Pelaksanaan Siklus II

8 Evaluasi Siklus II

9 Pengumpulan Data

10 Pengolahan Data

11 Analisis Data

12 Uji Referensi dan Pengesahan

BulanJenis KegiatanNo

Jadwal Penelitian

Tabel 4.1

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

31

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian dalam

bidang pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan

yang langsung berhubungan dengan tugas guru dikelas, guru sebagai peneliti

tetap melaksanakan tugas sehari-harinya, namun melakukan tindakan dalam

memperbaiki pembelajaran di kelas.Esensi penelitian tindakan kelas

merupakan kajian terhadap kontak sosial yang dicirikan dengan adanya unsur

tempat, pelaku dan kegiatan dalam waktu tertentu untuk meningkatkan

kualitas tindakan.

Dalam penelitian kelas ini dipilih model spiral menurut Kemmis dan

Mc. Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan

berkelanjutan (siklus spiral) artinya semakin lama diharapkan semakin

meningkat pencapaian hasilnya. Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis

dan Mc. Taggart ini merupakan pengembangan dari konsep dalam berbagai

model penelitian tindakan terutama tindakan kelas (classroom action

research) yang diperkenalkan oleh Kurt Levin. Penelitian Tindakan Kelas

merupakan satu rangkaian lengkap (a spiral of steps) yang terdiri dari 4

komponen.

Komponen-komponen penelitian tindakan kelas ini terdiri dari :

1. Perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah

perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan (action), yaitu apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya perbaikan.

3. Observasi (observing), yaitu mengamati atas hasil dari tindakan yang

telah dilaksanakan terhadap siswa.

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

32

4. Refleksi (reflection), yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan

atas hasil tindakan.38

Penelitian ini dilakukan 2 tahap siklus yakni siklus I dan siklus II.

Adapun pelaksanaannya direncanakan pada bulanSeptember - Oktober

2015.

Adapun penjelasan alur diatas yaitu sebagai berikut :

a) Rancangan /rencana awal, sebelum mengadakan penelitian,

peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat

rencana tindakan, termasuk didalamnya instrumen penelitian

dan perangkat pembelajaran.

b) Kegiatan dan Pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan

oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa serta mengamati dampak dari

diterapkannya pengajaran dengan menggunakan metode peer

lesson.

c) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan

lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

d) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi

dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk

melaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam setiap siklus I dan II dimana masing-

masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif

diakhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika

sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

38

Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Islamic Research

Publishing, 2009), h.22.

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

33

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Harapan Baru II Jl.

Perjuangan No. 29 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara Kota

Bekasi tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa yang terdiri dari 41

siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran penulis dalam penelitian ini adalah sebagai seorang peneliti,

dengan kegiatan yang diawali dengan membuat perencanaan, melaksanakan

kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data,

serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh

guru Kelas IV yang bertindak sebagai kolaborator yang bertugas mengamati

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan metode peer lesson.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian

atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama

yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis

dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II,

jika data yang diperoleh masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan

kembali pada tindakan III, dan seterusnya.

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

34

Tahap-tahap penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1.Tahap Intervensi Tindakan Siklus I39

F.

G.

39

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Irama Widya, 2006),

Cet.VIII, h.23.

SIKLUS I

Tahap Perencanaan

1. Membuat rencana pembelajaran

2. Menyiapkan metode pembelajaran

3. Membuat lembar kerja siswa

4. Membuat pedoman observasi

5. Membuat format pertanyaan utk siswa yg nilainya rendah, sedang dan tinggi

6. Membuat soal tes akhir siklus I

Tahap Observasi

1. Mengamati jalannya Proses Pembelajaran

2. mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran

3. mendokumentasikan kegiatan siswa seperti foto

4. mengamati hasil tes siklus I

Tahap Tindakan

1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana

tindakan dengan menggunakan metode Peer Lesson.

2. Menjelaskan materi

3. Tes akhir siklus I

Tahap Refleksi

Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan

bagi tindakan siklus berikutnya.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

35

Bagan 3.2.Tahap Intervensi Tindakan Siklus II 40

H.

I.

J.

Secara lebih rinci, prosedur pelaksanaan PTK itu dapat digambarkan:

Bagan 3.3: Prosedur Pelaksanaan PTK41

Siklus I

Siklus II

40

Ibid., h.23. 41

Maifalinda Fatra & Abd. Razak, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: FITK-UIN

Syahid Jakarta, 2010), h. 27.

SIKLUS II

Perencanaan

1. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi siklus I dengan pembelajaran aktif

2. Menyiapkan metode pembelajaranPeer Lesson

3. Membuat lembar kerja siswa

4. Membuat pedoman observasi

5. Membuat format pertanyaan utk siswa yg nilainya rendah, sedang dan tinggi

6. Membuat soal tes akhir siklus II

Observasi

1. Mengamati jalannya Proses Pembelajaran

2. mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran

3. mendokumentasikan kegiatan siswa seperti foto

4. mengamati hasil tes siklus II.

Tindakan

1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan dengan

menggunakan metode peer lesson

2. Tes akhir siklus II.

Refleksi

Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan bagi tindakan siklus

berikutnya.

Permasalahan Pemberian

Materi

Siswa mengerjakan tugas

sesuai dengan skenario

Observasi dengan

mencatat hal yang terjadi

selama pembelajaran

Menentukan keberhasilan

dan kekurangan pada

siklus I

Memberikan tugas dan

arahan untuk kegiatan

berikutnya

Mengidentifikasikan

kembali tentang

materi

Belum

terselesaikan

Menganalisis data yang telah

terkumpul pada tiap pertemuan

Menentukan keberhasilan

dari pelaksanaan siklus 2

Terselesaikan

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

36

Adapun prosedur penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana siklus, dalam penelitian ini direncanakan sebanyak

dua siklus, sesuai dengan perkiraan terpecahkannya masalah ini secara

baik. Siklus kedua dilaksanakan jika target ketercapaian hasil belajar

siswa tidak tercapai pada siklus pertama.

b. Perencanaan siklus dua disusun dengan memperhatikan hasil refleksi

pada siklus I.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan dalam tindakan.

d. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan pada tugas

kelompok.

e. Menyusun instrumen berupa lembar observasi untuk kegiatan guru,

lembar observasi untuk kegiatan murid, dan soal tes.

2. Pelaksanaan Tindakan

SIKLUS I

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode peer lesson yakni menerapkan tahap-tahap:

a. Pendahuluan

1) Guru mengadakan apersepsi pelajaran sebelumnya.

2) Guru memberi pengarahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode peer lesson.

3) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (Fase I)

b. Kegiatan inti

1) Guru menggunakan metode peer lesson. Guru menjelaskan materi

tentang baca tulis al Qur-an kepada siswa. Kemudian guru membagi

siswa menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 orang siswa,

setiap siswa dalam satu kelompok diberi materi tentang Baca Tulis al

Qur-an. Setiap kelompok dipersiapkan 1 tutor sejawat yang memiliki

kemampuan lebih dari siswa yang lain.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

37

2) Tutor bertugas menjelaskan dan mengajarkan materi tentang Baca

Tulis al Qur-an dengan media yang sudah disiapkan sebelumnya.

3) Guru mendampingi para tutor agar pelaksanaan pembelajaran dapat

lebih terarah dan jelas.

c. Penutup

Untuk mengakhiri kegiatan ini peneliti membuat rangkuman materi,

melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus I.

SIKLUS II

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode tutor sejawat yakni menerapkan tahap-tahap

pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sejawat sama halnya dengan

siklus I :

a. Pendahuluan

1) Guru mengadakan apersepsi pelajaran sebelumnya.

2) Guru memberi pengarahan untuk melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode tutor sejawat.

3) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran (Fase II)

b. Kegiatan inti

Pada kegiatan ini penulis melaksanakan kegiatan sama dengan siklus I

namun yang membedakan disini adalah adanya perbaikan dan evaluasi

pembelajaran dari siklus I.

c. Penutup

Untuk mengakhiri kegiatan ini peneliti membuat rangkuman materi,

melaksanakan tes hasil belajar akhir siklus II.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian dan hasil

observasi adalah adanya peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa

dalam baca tulis al Qur’an dan timbulnya keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

38

G. Data dan Sumber Data

Adapun data dan sumber data yang penulis dapatkan yaitu:

1) Soal pre test pada pra siklus

2) Tes formatif pada siklus I

3) Tes formatif pada siklus II

4) Lembar pengamatan dari observer dalam pelitian

H. Instrumen Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

instrument antara lain adalah :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas

siswa selama proses pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan

metode peer lesson.

2. Lembar Soal

Lembar soal ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal yang berhubungan materi pelajaran Al-

Qur’an.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

mengamati setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan

menggunakan partisipasi pada setiap siklus dan mencatat setiap kejadian

yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.Di akhir siklus peneliti

memberikan soal tes, dan format pertanyaan terbuka mengenai

kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan menggunakan metode

peer lesson. Dokumentasi mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran

dilakukan pada setiap siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid yaitu yang objektif, sahih, dan

handal dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, antara lain :

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

39

1. Menggali data dari sumber yang sesuai dengan menggunakan cara

berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang

aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa dan memeriksa

catatan siswa.

2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi

tentang hal yang sama. Untuk memperoleh hasil belajar siswa

dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan wawancara

dengan guru, dan melihat hasil observasi guru mitra

3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang

ketidak sesuaian, keaslian, maupun kelengkapannya.

4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data. Analisis data

merupakan jiwa dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK)42

. Analisis data

diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan kelas. Dengan

melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan autentik yang akan

membantu dalam menafsirkan datanya.43

.

Dalam mengolah hasil penelitian, peneliti menggunakan penilaian

acuan patokan (PAP). Penilaian acuan patokan merupakan penialaian skor

yang diperoleh peserta didik dengan suatu standar atau norma. Penilaian ini

lebih menitik beratkan pada apa yang didapat dilakukan oleh peserta didik.

Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh

peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan

program. Jadi Penilaian acuan patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan

oleh peserta didik dan bukan membandingkan seorang peserta didik dengan

42

Ruswandi Hermawan, Mujono dan Ayi Suherman,Metode Penelitian Pendidikan

Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Ke-I, 186. 43

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 101.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

40

teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang

spesifik. 44

Dengan rumus :

Nilai = Skor siswa x100

Skor maksimal

Dengan rumusan penilaian acuan patokan dalam bentuk huruf sebagai

berikut :

Sementara untuk mengolah hasil belajar belajar siswa peneliti

menggunakan pendekatan analisis deskriftif. Penelitian tindakan kelas yang

menggunakan pendekatan deskriftif menggunakan analisis yang bersifat

menggambarkan, menjelaskan, menghubungkan, menggolongkan dan

menafsirkan tentang suatu gejala atau peristiwa. Data kuantitatif dapat

dianalisis secara deskriftif, seperti prosentase, mean, median, mode,

simpangan, frekuensi, tabel, grafik dan chart dan sebagainya.45

Pendekatan deskriftif adalah suatu pendekatan yang bertujuan

untukmencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas

belajar peserta didik, sebagaimana rumus:46

44

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.

233. 45

Ruswandi Hermawan, Mujono dan Ayi Suherman, op.cit., h. 186. 46

Ibid,.h. 40

80-100 : A

71-80 : B

61-70 : C

50-60 : D

50 kebawah : E

P = F x100% sedangkan X =F

N N

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

41

Keterangan

F = jumlah skor peserta didik N = Jumlah individu

P = Jumlah skor dalam prosen X = Rata- rata

Data yang berupa aktivitas siswa yang tercantum dalam lembar

observasi didiskusikan terlebih dahulu dengan observer. Data yang

terkumpul berupa kalimat-kalimat dan data-data tentang aktivitas guru

dan siswa ditulis menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis

data ini berguna untuk membuat perbaikan pada kegiatan siklus

selanjutnya.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Indikator yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah

meningkatkan kemampuan menulis teks al-Qur’an pada mata pelajaran baca

tulis Al-Qur’an (BTQ) melalui metode Peer lesson agar memenuhi standar

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai nilai 75.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

43

42

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Letak Geografis

Letak dan luas sebuah sekolah juga bisa mempengaruhi proses belajar

mengajar, karena sekolah membutuhkan suasana yang tenang dan lahan yang

luas untuk mendukung kegiatan sekolah di luar ruangan.

Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru IIletaknya sangatlah strategis karena

berada tepat dijalan utama, SDN Harapan Baru II terletak satu komplek

dengan SDN Harapan Baru I, III, IV, V dan VI yang merupakan satu gugus.

SDN Harapan Baru II letaknya diapit diantara beberapa perumahan yaitu

sebelah barat Perumahan Duta Harapan, Perumahan Prima Harapan

Regency, sebelah Timur perumahan Wisma Asri dan Taman Kebalen

sebelah Selatan terdapat Rumah Sakit Swasta Anna Medika dan sebelah

Utara terdapat Perumahan Villa Indah Permai. Adapun secara geografis letak

SDIT Almanar berdiri diatas sebidang tanah seluas 1930 M2, dengan luas

bangunan 1200 M2.yang beralamat di:

Alamat : JL. Perjuangan No.29

Desa/Kelurahan : Harapan Baru

Kecamatan : Bekasi Utara

Kota : Bekasi

Provinsi : Jawa Barat

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

43

2. Profil Sekolah SDN Harapan Baru II

Tabel 4.1

Profil SDN Harapan Baru II

Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tangal 15 April 2016

SDN Harapan Baru II merupakan salah satu dari 60 Sekolah Dasar

Negeri yang berada di Kecamatan Bekasi Utara, SDN Harapan Baru II sejak

tahun 1982 dan beralamat Jl. Perjuangan Kp. Pengiilingan Baru Rt. 02/03

no.29. Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, kode

pos 17123. SDN Harapan Baru II berdampingan dengan SDN Harapan Baru

IV. SDN Harapan Baru II berdiri di atas tanah seluas 1930 M2 dengan luas

bangunan 1200 M2 dan sudah terakreditasi A.

Nama Sekolah : SDN Harapan Baru II

NPSN : 20223507

NSS : 101026507046

Alamat : Jl. Perjuangan No. 29

Kelurahan : Harapan Baru

Kota : Bekasi

Provinsi : Jawa Barat

Kode Pos : 17123

Telepon : (021) 88872042

Email : [email protected]

Status Sekolah : Negeri

Akreditasi : A

Tahun Berdiri : 1982

Luas Tanah : 1930 M2

Luas Bangunan : 1200 M2

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

44

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II

Tabel 4.2

Visi dan Misi SDN Harapan Baru II

No. VISI

1 Membangun karakter yang cerdas, terampil dan berkahlak

MISI

1 Membimbing disiplin yang tinggi, jujur dan cerdas

2 Mengupayakan kenyamanan sekolah

3 Tertib administrasi, transparansi, dan akuntabilitas

4 Memberi keteladanan yang konkrit

5 Mendorong prestasi siswa

6 Menyiapkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas dan terampil

STRATEGI

1 Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak yang terkait

2 Bekerja sama secara harmonis dengan pihak lain

3 Saling menghargai keberadaan masing-masing

4 Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung

Sumber: data Sekunder SDN Harapan Baru II, ditulis pada tanggal 15 April 2016

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

45

4. Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Siswa SDN Harapan Baru II

Tabel 4.3

Keadaan Kepala Sekolah, Guru, TU

NO NAMA GURU/KEPSEK PANGKAT

/GOL JABATAN KET.

1 Epih Hanafi, M.M.Pd. M.Si Pembina /IV A Kepsek

2 Aah Mar’ah, S.Pd Pembina IV A Guru Kelas

I A

3 Sugiarti, S.Pd Pembina /IV A Guru Kelas

VI A

4 Nunung Nurlaila, S.Pd Pembina /IV A Guru Kelas I

B/C

5 Ade Rusman, S.Pd Pengatur

Madya/III C

Guru PJOK

6 Tuti Hartuti, S.Pd.I Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

V C

7 Siti Hayati, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

III A

8 Nunung Sa’idah, S.Ag Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

VI C

9 Uum Umiati, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

IV A

10 Enang Mulyana, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru SBK

11 Atit Resmawati, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

VI B

12 Massiti Ch, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

V A

13 Mualamah, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

II A

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

46

14 Titin Supriatin, S.Pd Pengatur Muda/

III A

Guru Kelas

II B/C

15 Sulaiman Rasyid CPNS/II A Guru

Agama

16 Yani Heryani, S.Pd - Guru Kelas

IV C

17 Makmun, S.Pd.I - Guru Kelas

IV B

18 Jubaedah, S.Pd.I - Guru Kelas

III B

19 Fredy Zulkarnaen, S.Pd - Guru Kelas

III C

20 Alman Faluthfi, S.Pd - Guru

B. Inggris

21 Roni Plasah, S.Pd - Guru Kelas

22 Moch. Taufik. K - TU

23 Udjang Cahyono - Penjaga

Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat tanggal 15 April 2016

Adanya guru dan siswa merupakan syarat adanya kegiatan belajar

mengajar. Sesuai data yang diperoleh oleh peneliti bahwa jumlah para

pendidik di SDN Harapan Baru II Kota Bekasi berjumlah 21 orang yang

terdiri dari 15 guru PNS dan 6 Guru non PNS, 1 orang staf TU dan 1 penjaga

sekolah, sebagian besar dari para pendidik di SDN Harapan Baru II sudah

bergelar S1.

Dan jumlah siswa yang menuntut ilmu di SDN Harapan Baru II

berjumlah 742 siswa, yang terdiri dari 389 siswa dan 353 siswi.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

47

5. Biografi Kolaborator

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti di bantu oleh seorang

kolaborator yang bertugas sebagai observer (pengamat) dalam kegiatan

pembelajaran dengan metode peer lesson dan kolaborator tersebut adalah

seorang guru kelas di kelas IV A. seorang observer bertugas mengawasi dan

mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seoarng guru dan juga

siswa dalam pembelajaran. Dan kolaborator tersebut bernama Uum Umiati,

S.Pd.

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam

menunjang proses pendidikan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki

SDN Harapan Baru II Kota Bekasi sebagai berikut:

a. Bangunan dan Ruang

Tabel 4.4

Keadaan Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1 Bangunan 1 Baik

2 Ruang kelas 8 Baik

3 Ruang kepala sekolah 1 Baik

4 Ruang guru 1 Baik

5 Ruang WC siswa 3 Baik

6 Ruang WC guru 1 Baik

8 Ruang Lab.Komputer 1 Baik

9 Bangunan Mushola 1 Baik

10 Ruang Perpustakaan 1 Baik

Jumlah 18

Sumber: Data Sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

48

Keadaan sarana dan prasarana yang ada dan tersedia di SDN Harapan Baru

II masih dalam keadaan baik dan mendukung,hal ini terlihat tersedianya ruangan

belajar siswa dan ruangan lainnya yang mendukung efektifitas kegiatan belajar

mengajar di SDN Harapan Baru II. SDN Harapan Baru II Pada tahun 2010

mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk perbaikan bangunan sekolah

dan kelengkapan sarana maupun prasarana dengan tambahan 2 ruang kelas yang

bertingkat.

b. Administrasi Sekolah

Administrasi sekolah yang mendukung pelaksanaan kegiatan

pendidikan di SDN Harapan Baru II yaitu :

1) Buku Induk Siswa

2) Buku Peraturan Pemerintah tentang Pendidik dan Kepala Sekolah

3) Buku Mutasi Siswa

4) Buku Klaper

5) Buku Sarana dan Prasarana

6) Dokumen I dan II

7) Absensi Guru

8) Dan Lain-lain

(Sumber data sekunder SDN Harapan Baru II, ditulis tanggal 15 April 2016)

7. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II

Untuk menjalankan aktivitasnya Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II

memiliki struktur organisasi yang dirancang sedemikian rupa agar segala

aktivitas akademik yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan

dilembaga ini dapat berjalan dengan baik, berhasil dan terjalin kerjasama

yang baik, agar tujuan yang ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri Harapan

Baru IIdapat tercapai dan dapat berjalan secara optimal. Untuk lebih jelasnya

bagan berikut menjelaskan struktur organisasi yang ada Sekolah Dasar Negeri

Harapan Baru II.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

49

Bagan 1. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri Harapan Baru II

Sumber: Data sekunder SDN Harapan Baru II, dibuat pada tanggal 15 April 2016

SDN Harapan Baru II dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang

bernama Epih Hanafi, M.MPd. M.Si, beliau memimpin SDN Harapan Baru II

sejak tahun 2010. Dalam mengelola dan menjalankan kepemimpinannya

kepala sekolah dibantu oleh para pendidik dan tenaga kependidikan yang

bertugas membantu dan mendukung kinerja kepala sekolah menjadi lebih

baik.

KEPALA SEKOLAH

Epih Hanafi, M.MPd. M.Si

TATA LAKSANA

Sugiarti, S.Pd

HUMAS

Aah Mar’ah, S.Pd KEUANGAN

Atit R, S.Pd

KESISWAAN

Nunung S. S.Ag KETENAGAAN

Uum U, S.Pd

KESENIAN Enang Mulyana,

S.Pd

PRAMUKA

Massiti CH, S.Pd

KEROHANIAN

Sulaiman R. OLAHRAGA

A. Rusman, S.Pd

PERPUSTAKAAN

Heni Mulyani

UKS

Titin S, S.Pd.SD

K3

Ujang Cahyono

PERLENGKAPAN

Roni Plasah S.Pd

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

50

8. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2015 sampai dengan

Oktober 2015. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IVSDN Harapan Baru

II Kota Bekasi yang berjumlah 41 siswa pada semester pertama tahun ajaran

2015/2016.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus.Setiap siklus

itu terdiri dari 2 kali pertemuan dan setiap siklus memiliki beberapa tahapan

yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.Keempat

tahapan ini saling terkait dan berkelanjutan.Hal ini merupakan ciri dari

penelitian tindakan kelas.

a. Pelaksanaan Siklus 1

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan materi pelajaran dan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran,

sumber, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran.

Peneliti juga menyiapkan lembar tugas yang akan digunakan

dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode peer lesson

atau teman sejawatdalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk

merekam jalannya pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober 2015. Penerapan tindakan

mengacu pada pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Dalam

penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru.Target yang ingin

dicapai adalah siswa mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) 75.Kriteria ketuntasan minimal ini merupakan peraturan dari

pemerintah terutama Dinas Pendidikan, bahwa untuk mata pelajaran

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

51

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti harus mencapai Kriteria

Ketuntasan Mengajar (KKM) 75.

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar. Adapun kegiatan dalam siklus ini dapat

diuraikan seperti dibawah ini:

a) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam dan

bacaan basmalah bersama-sama, menyiapkan kelas serta

menanyakan kabar dan melakukan absensi.

b) Menyiapkan alat peraga smart card huruf hijaiyah untuk

mendemonstrasikan pembelajaran

c) Menyampaikan apersepsi sesuai materi yang akan diperagakan.

d) Guru membacahuruf hijaiyah mulai dari awal hingga akhir huruf

hijaiyah.

e) Siswa menirukan pelafalan huruf hijaiyah dengan benar.

f) Guru membentuk siswa kedalam 5 kelompok, dan setiap satu

kelompok terdiri dari 8 dan 9 anggota. Setiap satu kelompok

dibimbing atau dipimpin oleh seorang siswa yang bertindak

sebagai tutor.

g) Guru memberikan penjelasan tentang metode peer lesson yang

akan dilaksanakan dalam pembelajaran kali ini.

h) Siswa bersama-sama melaksanakan pembelajaran baca tulis al-

Qur’an bersama dengan metode peer lesson.

i) Guru melakukan pendampingan, pengamatan dan pengarahan

terhadap proses pembelajaran peer lesson yang sedang

berlangsung.

j) Siswa belajar baca tulis al-Qur’an dipimpin oleh seorang tutor

yang ditunjuk oleh guru dan lebih memiliki kemampuan diatas

siswa lainnya. Pembelajaran dilakukan dengan metode peer

lesson dilengkapi dengan media kertas kartun yang sudah

disiapkan.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

52

k) Guru memberikan kebebasan dan keluasan kepada tutor untuk

menjelaskan materi baca tulis al-Qur’an agar suasana

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran lebih kondusif.

l) Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an

dengan metode peer lesson, guru meminta siswa untuk

melafalkan dan menulis huruf hijaiyah secara bersama-sama atau

individu.

m) Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dihadapi

ketika membaca dan menulis al-Qur’an.

n) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar sering membaca

Al-Qur’an.

o) Guru memberikan soal test kepada siswa dengan 20 butir sola

yang berkaitan dengan baca tulis al-Qur’an.

3) Tahap Pengamatan

Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya adalah

tahapan observasi atau pengamatan.Pengamatan dilaksanakan secara

langsung dengan menggunakan format observasi yang telah

disusun.Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan yang telah dicapai guru dalam proses pembalajaran.

Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek

pengamatan pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek

pengamatan pada guru meliputi:

a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

b) Menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi

c) Mempersiapkan alat peraga untuk metode peer lesson.

d) Menjelaskan materi pelajaran

e) Penggunaan metode peer lesson

f) Membuat kesimpulan materi yang sudah dipelajari siswa

g) Memberikan evaluasi kepada siswa

h) Mengucapkan salam penutup kepada siswa

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

53

Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut:

a) Menjawab salam yang diucapkan oleh guru

b) Merespon panggilan absensi dari guru

c) Menyiapkan alat peraga

d) Memperhatikan penjelasan dari guru

e) Memberikan umpan balik dari penjelasan guru

f) Keaktifan siswa dalampembelajaran metode peer lesson

g) Mengerjakan soal evaluasi

4) Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi.Pada tahap

refleksi, peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat

padalembar observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data

sebagai berikut:

a) Faktor Pendukung

Sumber daya manusia (Guru dan Tutor Sejawat) menjadi

faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembelajaran baca tulis

al-Qur’an dengan metode peer lesson. Sumber belajar/Buku sudah

ada guna untuk mendukung kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

b) Faktor Penghambat

Pada siklus I ini tutor masih ragu dan canggung dalam

menyampaikan materi pelajaran, suara tutor sejawat kurang keras

dalam menyampaikan materi, dan guru belum jelas dalam

memberikan instruksi penggunaan metode peer lesson pada siswa.

c) Saran

Peneliti melakukan perbaikan tindakan yang akan dilakukan

disiklus II. Guru memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan cara

menyampaikan instruksi yang jelas kepada tutor sejawat dan siswa

yang lainnyadalam penggunaan metode peer lesson dalam

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

54

Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan

pemahaman siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan

oleh guru. Dari 41siswa yang tuntas belajar ada 3 siswa atau 6.58%

dengan nilai rata-rata 64.87%, sedangkan siswa yang tidak tuntas

belajar ada 5 siswa 4,63 %. Karena pada siklus pertama ini nilai rata-

rata siswa belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan ke

siklus II.

b. Pelaksanaan Siklus II

1) Tahap perencanaan

Siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Siklus II juga

terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan dan refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan

identifikasi masalah yang terjadi pada siklus pertama.

Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengacu pada

refleksi siklus pertama. Selanjutnya dilakukan alternatif pemecahan

masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan

konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah terjadi

peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada bulan Oktober 2015. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Sementara pengamatan dilakukan oleh

kolaborator.

Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang

tertulis pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus I. Adapun

kegiatan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut:

a) Mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam

b) Menanyakan kabar dan melakukan absensi

c) Menyiapkan media yang mendukung metode pembelajaran peer

lesson.

d) Mengadakan appersepsi melafalkan huruf hijaiyah

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

55

e) Membacakan huruf hijaiyah bersama-sama.

f) Siswa menirukan pelafalan huruf hijaiyah dengan benar dan fasih

g) Mempersiapkan penggunaan metode peer lesson

h) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

i) Secara berkelompok siswa membaca arti kata surat Al-Falaq

j) Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

k) Bermain adu cepat menyusun huruf hijaiyah

l) Hafalan huruf hijaiyah dengan benar dan fasih

m) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

n) Melakukan tanya jawab dan meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan

o) Secara klasikal guru mengulang kembali pelafalan huruf

hijaiyahdan diikuti oleh siswa.

p) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mendapat

penilaian maksimal.

3) Tahap Pengamatan

Sama dengan pengamatan siklus II, pengamatan dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Aspek yang diamati dalam

siklus ini adalah:

1) Aspek Guru

a) Keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran

b) Pengusaan terhadap keadaan di kelas

c) Menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi

d) Mempersiapkan alat peraga untuk metode peer lesson

e) Kemampuan menjelaskan materi pelajaran

f) Pemberian soal post test

g) Pengucapan salam penutup

2) Aspek Siswa

a) Menjawab salam

b) Merespon panggilan absensi dari guru

c) Perhatian siswa ketika guru penjelasan materi pelajaran

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

56

d) Keaktifan siswa

e) Interaksi siswa dengan teman satu kelompok

f) Pengerjaan soal evaluasi

g) Menjawab salam penutup

4) Tahap Refleksi

Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan

siklus I. Pada siklus II ini peneliti juga menganalisis dan mengolah

nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data

pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut:

a) Faktor Pendukung

Pada siklus II ini guru mampu menciptakan suasana kelas

menjadi kondusif sehingga kegiatan pembelajaran sudah efektif, dan

semua siswa tidak canggung dalam menggunakan alat peraga. secara

keseluruhan, siswa memperhatikan jalannya pembelajaran dari awal

sampai akhir.

b) Faktor Penghambat

Pada siklus kedua ini, hal yang menghambat pembelajaran

sudah tidak ada, karena sudah diperbaiki pada siklus pertama. Proses

pembelajaran siklus II berjalan dengan baik, siswa dapat mengerti

instruksi dan penjelasan yang telah diberikan oleh guru.

c) Saran

Cara mengatasi faktor-faktor yang menghambat pembelajaran

yang menggunakan metode peer lesson dengan alat peraga pada

pembelajaran Al-Qur’an di sekolah, sebaiknya guru mempersiapkan

alat peraga pembelajaran sebelumnya, guru menguasai metode peer

lesson yang akan digunakan dan sebaiknya menggunakan alat peraga

praktis pembelajaran Al-Qur’an pada setiap pembelajaran dengan

menggunakan metode peer lesson agar siswa terbiasa menggunakan

alat peraga.

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

57

Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan

pemahaman siswa dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh

guru. Dari 41siswa yang tuntas belajar ada 11 siswa yang mencapai nilai

sangat baik 23.65% dan ada 28 siswa atau 50,61%, ada 2 siswa yang

mendapatkan nilai cukup 2,93, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar

tidak ada 0%. Karena pada siklus II ini nilai rata-rata siswa yang diatas

KKM telah mencapai 77,19% maka penelitian ini dihentikan pada sisklus

II.

B. Analisis Data

1. Data Awal Observasi

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV di SDN

Harapan Baru II Kota Bekasi. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dari

pertengahan bulan Julisampai akhir bulan Januari tahun 2016. Subyek

penelitian terdiri dari 41 orang siswa.

Dalam pelaksanaan observasi, peneliti menggunakan metode observasi

sistematik. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru

dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui

apakah proses pembelajaran berlangsung efektif atau tidak?

Sesuai dengan perencanaan penelitian tindakan sebelum siklus I bahwa

analisis pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui dari penyebaran tes.

Sebagai langkah awal untuk megetahui kemampuan dalam Baca Tulis al-

Qur’an pada siswa kelas IV SDN Harapan Baru II, penulis menyebarkan

lembar tes dengan 20 butir soal yang berisi dengan baik dan benar sesuai

materi pembelajaran.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan acuan yang sudah biasa

digunakan oleh seorang peneliti, yaitu penilaian acuan patokan (PAP), dan

menggunakan pendekatan deskriftif untuk mencari rata-rata dan prosentase

dalam menganalisis data hasil belajar siswa.

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

58

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka

didapatkan hasil belajar siswa pada materi baca tulis al-Quran mulai dari pra

siklus, siklus I dan siklus II. Adapun hasil dari evaluasi siswa tersebut adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Sklus

NO Skor Siswa Butir Soal Nilai Nilai Huruf

1 16 20 80 A

2 8 20 40 E

3 12 20 60 D

4 6 20 30 E

5 14 20 70 C

6 10 20 50 D

7 6 20 30 E

8 10 20 50 D

9 12 20 60 D

10 12 20 60 D

11 8 20 40 E

12 10 20 50 D

13 10 20 50 D

14 14 20 70 C

15 15 20 75 B

16 14 20 70 C

17 18 20 90 A

18 10 20 50 D

19 14 20 70 C

20 8 20 40 E

21 15 20 75 B

22 14 20 70 C

23 8 20 40 E

24 6 20 30 E

25 10 20 50 D

26 10 20 50 D

27 8 20 40 E

28 6 20 30 E

29 12 20 60 D

30 12 20 60 D

31 8 20 40 E

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

59

32 8 20 40 E

33 12 20 60 D

34 14 20 70 C

35 8 20 40 E

36 14 20 70 C

37 10 20 50 D

38 14 20 70 C

39 10 20 50 D

40 14 20 70 C

41 4 20 20 E

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari Tabel hasil belajar siswa pada tahapan pra siklus terlihat

bahwa hanya ada 1 siswa yang mendapat nilai A, 2 siswa dengan nilai

B, 9 siswa dengan nilai C dan 15 siswa dengan nilai D dan 14 siswa

dengan nilai E. Maka dapat digambarkan bahwa hasil belajar siswa

pada tahap pra siklus belum memuaskan dan masih kurang memuaskan.

Dan hanya sedikit sekali siswa yang menguasai materi baca tulis al-

Qur’an.

Tabel 4.6

Hasil Belajar Siswa pada Tahap Sklus I

NO Skor Siswa Butir Soal Nilai Nilai Huruf

1 18 20 90 A

2 10 20 50 D

3 16 20 80 A

4 8 20 40 E

5 14 20 70 C

6 14 20 70 C

7 12 20 60 D

8 12 20 60 D

9 12 20 60 D

10 16 20 80 A

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

60

11 18 20 90 A

12 10 20 50 D

13 8 20 40 E

14 6 20 30 E

15 14 20 70 C

16 8 20 40 E

17 14 20 70 C

18 16 20 80 A

19 14 20 70 C

20 14 20 70 C

21 12 20 60 D

22 10 20 50 D

23 14 20 70 C

24 8 20 40 E

25 16 20 80 A

26 14 20 70 C

27 14 20 70 C

28 14 20 70 C

29 14 20 70 C

30 16 20 80 A

31 16 20 80 A

32 18 20 90 A

33 16 20 80 A

34 12 20 60 D

35 16 20 80 A

36 14 20 70 C

37 12 20 60 D

38 10 20 50 D

39 10 20 50 D

40 12 20 60 D

41 10 20 50 D

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

61

Sedangkan hasil belajar siswa pada tahap siklus I ini terdapat 11 siswa

yang mendapatkan nilai A, 12 siswa mendapatkan nilai C, ada 13 siswa yang

mendapatkan nilai D, dan 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang

memuaskan yaitu E. Jika dipersentasekan ada sekitar 56% siswa yang mulai

menguasai materi pembelajaran dengan metode peer lesson.Sementara hasil

belajar siswa pada siklus II dapat kita lihat di bawah ini :

Tabel 4.7

Hasil Belajar Siswa pada Tahap Siklus II

NO Skor Siswa Butir Soal Nilai Nilai Huruf

1 19 20 95 A

2 12 20 60 D

3 16 20 80 A

4 13 20 65 C

5 17 20 85 A

6 13 20 65 C

7 14 20 70 C

8 14 20 70 C

9 16 20 80 A

10 13 20 65 C

11 18 20 90 A

12 15 20 75 B

13 14 20 70 C

14 15 20 75 B

15 16 20 80 A

16 15 20 75 B

17 16 20 80 A

18 14 20 70 C

19 14 20 70 C

20 17 20 85 A

21 17 20 85 A

22 16 20 80 A

23 18 20 90 A

24 15 20 75 B

25 14 20 70 C

26 16 20 80 A

27 17 20 85 A

28 12 20 60 D

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

62

29 16 20 80 A

30 17 20 85 A

31 18 20 90 A

32 16 20 80 A

33 16 20 80 A

34 16 20 80 A

35 19 20 95 A

36 17 20 85 A

37 13 20 65 C

38 16 20 80 A

39 13 20 65 C

40 15 20 75 B

41 15 20 75 B

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Pada tabel 4.7 diatas, jelas terlihat bahwa ada peningkatan yang

signifikan dari hasil belajar siswa pada materi baca tulis al-Qur’an

dengan metode peer Lesson pada siklus II ini, seperti yang terdata

bahwa ada 22 siswa yang mendapatkan nilai A, terdapat 6 siswa yang

mendapatkan nilai B, dan siswa yang mendapatkan nilai C ada 11

siswa, dan hanya ada 2 siswa yang mendapatkan nilai D, sementara

tidak ada siswa yang mendapatkan E. Dan ini membuktikan bahwa

sudah sebagian besar siswa memiliki kemampuan baca tulis al-Quran.

Sedangkan untuk mencari rata-rata kelas dan prosentase dari

hasil belajar siswa ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriftif.

Seperti yang tertera pada tabel dibawah ini :

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

63

Tabel 4.8

Data Nilai Siswa Kelas IV SDN Harapan Baru II

No. Nama L/P Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 ATHARYNO FEBRIAN A. L 80 90 95

2 FEBRIAN ARYA PERMANA L 40 50 60

3 ABDULLAH FATTAH L 60 80 80

4 AHMAD HABIBI L 30 40 65

5 ABRIL IHSAN JAVIER L 70 70 85

6 AGNELL NADA ZHAFIRA P 50 70 65

7 ANNISA RAMADHANI RAHAYU L 30 60 70

8 ARYA ANDARA PUTRA L 50 60 70

9 AURELLY THE FHANZA P 60 60 80

10 CHANDRA RASYA PRATAMA L 60 80 65

11 CHARLITO DWI PRASETYO L 80 90 90

12 DAVINKA AZALIA NANDHITA P 50 50 75

13 DENADA FITRI NOVIA P 50 40 70

14 DHANA PUTRAYASA L 70 30 75

15 DINDA PUTRI ALAM SYAH P 74 70 80

16 FANDA AUREL KESYA P. P 70 40 75

17 FASYA NADHIRAH ZAHIRAH S. P 90 70 80

18 FEBRY LISTYANTO L 50 80 70

19 HANA IMAMA P 70 70 70

20 INDAH DIVA LESTARI P 80 70 85

21 IRSAN MALIK FAHREZI L 75 60 85

22 JACYNDA ZAHRA P 70 50 80

23 KEISYA MAULIDIA PUTRI D. P 90 70 90

24 LUCKY ADITIA PERMANA L 30 40 75

25 M. FAIZAL DJAELANI L 50 80 70

26 MUHAMMAD FARHAN L 50 70 80

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

64

27 MUHAMMAD RAFLY H. L 40 70 85

28 NADINE AULIA ZAHWA P 30 70 60

29 NAFILA VIONA RAHMADINI P 60 70 80

30 NAJWA AULIA NUGRAHA P 60 80 85

31 NAZHIF AULIA AM. P 80 80 90

32 RAFIIF NADHIM RAMADHAN L 80 90 80

33 RAFLY NURHIDAYAH L 60 80 80

34 REISYA AOKI DESWITA P 70 60 80

35 REZI ARZABI L 90 80 95

36 ROMI AKILA L 70 70 85

37 UTAMI WIDYA PUTRI LESTARI P 50 60 65

38 DEVITHO RALIEFLY PUTRA L 70 50 80

39 YUNUS ADITIAR L 50 50 65

40 DINO VIARNO L 70 60 75

41 FERDINAND ANANDA RIZKY L 20 50 75

Jumlah 2479 2660 3165

Rata-Rata 60,46 64,88 77,19

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari Hasil tes awal pra siklus diatas, menggambarkan bahwa hasil belajar

baca tulis al-Qur’an siswa masih dibawah rata-rata kelas dan kemampuan rata-

rata siswa baru mencapai 60,46 atau berkategori kurang. Dan pada siklus I hasil

belajar siswa masih masuk kategori kurang dan pada siklus II terdapat sedikit

peningkatan yaitu dari rata-rata 64,88 pada siklus I menjadi 77,19 pada siklus II.

Seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

65

Tabel 4.9

Hasil Pra Siklus Kemampuan Baca Tulisal-Qur’an

No Kategori Rentang F Jumlah %

1. Sangat baik 81-100 3 270 6.58

2. Baik 61-80 16 1179 28.76

3. Cukup 41-60 15 810 19.76

4. Kurang ≤40 7 220 5,36

Jumlah 41 2479 100

Rata-rata 60,46

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari tabel 4.9 diketahui bahwaada 16 siswa yang mencapai skor 61-80

dan 3 siswa yang mencapai skor 81-100, Jadi dalam tes awal kemampuan

rata-rata kelas 60,46kategori kurang.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terdapat suatu hal yang

menunjukkan bahwa pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) khususnya

pada penulisan al-Qur’an, kurang ditekankan dan kurang mendapat

perhatiandari siswa. Hal ini diketahui dengan melihat hasil belajar siswa di

atas. Selain itu, metode yang digunakan pun tidak sepenuhnya disesuaikan

dengan pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an. Guru lebih banyak memberikan

hafalan surat-surat yang ada dalam al-Qur’an kepada siswa dari pada

memberikan latihan menulis al-Qur’an. Oleh karena itu, kemampuan menulis

al-Qur’an pada siswa kelas IVsangat kurang dan hasil belajarnya tidak sesuai

dengan Standar Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) yang ditetapkan oleh

sekolah yaitu 75.

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus ini, dari 41

siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini

disebabkan penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang

membosankan bagi siswa.

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

66

Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena

penyajian materi masih dengan metode ceramah.

b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan

standar ketuntasan, hal ini dikarenakan kurangnya penekanan guru

terhadap materi Baca Tulis Al-Qur’an.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di

bawah standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut

adalah dengan menggunakan metode peer lesson dalam kegiatan belajar

mengajar. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

menulis siswa, dan hasil tidak mengecewakan. Siswa dapat memahami tata

caramembaca dan menulisal-Qur’an dengan baik, penerapan metode peer

lesson pada materi Baca Tulisal-Qur’an dapat mengoptimalkan kemampuan

siswa dalam Baca Tulisal-Qur’an.

Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar siswa dari

sebelum diterapkannya metode peer lesson dan saat penerapan metode peer

lesson. Hasil belajar dengan menggunakan metode peer lesson tertuang

dalam tabel perbandingan di bawah ini :

Tabel 4.10

Hasil Tes Siklus I Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an

No Kategori Rentang F Jumlah %

1. Sangat baik 81-100 3 270 6,58

2. Baik 61-80 20 1480 36,10

3. Cukup 41-60 13 720 17,56

4. Kurang ≤40 5 190 4,63

Jumlah 41 2660 100

Rata-rata 64.87

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

67

b. Siklus II

Pada siklus II ini hasil belajar siswa terjadi peningkatan

kemampuan membaca Al-Qur’an. Dari 41 siswa ada 28 siswa yang

mencapai nilai KKM (75), sedangkan ada 13 siswa yang belum mencapai

KKMdengan nilai rata-rata 77,19.

Setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan metode peer

lesson atau tutor sebaya pada siswa kelas IV SDN Harapan Baru II dapat

diketahui dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.11

Hasil Tes Siklus II Kemampuan Baca Tulis al-Qur’an

No Kategori Rentang F Jumlah %

1. Sangat baik 81-100 11 970 23,65

2. Baik 61-80 28 2075 50,61

3. Cukup 41-60 2 120 2,93

4. Kurang ≤40 0 0 0

Jumlah 41 3165 100

Rata-rata 77.19

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari tabel 4.11 dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan

siswa meski belum mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM)

namun hasilnya sudah cukup memuaskan dengan diketahui hasil tes

yakni ada 11 siswa yang mencapai skor 81-100 (kategori sempurna).

Siswa yang mencapai nilai 61-80 sebanyak 28 siswa (50,60%). Siswa

yang mencapai skor 41-60 sebanyak 2 siswa (29.26%).Dan tidak ada

siswa yang memperoleh skor 0-40. Jadi dalam tes siklus II kemampuan

rata-rata kelas 77,19% berkategori baik dan mengalami kenaikan

16,73%.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

68

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil tes awal baca tulis al-Qur’an siswa dapat memberikan gambaran

mengenai kondisi kemampuan siswa dalam BacaTulis al-Qur’an yang

sebenarnya. Pada tes awal ini kemampuan rata-rata siswa mencapai 60,46

atau berkategori kurang

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di bawah

standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah

dengan menggunakan metode peer lesson dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Baca Tulis al

Qur’an siswa, dan hasilnya lebih maksimal. Siswa dapat memahami tata

caramembaca dan penulisan teks arab dengan baik, penerapan metode peer

lesson pada materi baca tulis al-Qur’an dapat mengoptimalkan kemampuan

siswa dalam Baca Tulis al-Qur’an.

Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode ceramah dan saat penerapan metode peer lesson atau

tutor sejawat. Dan hasil belajar dengan menggunakan metode peer lesson

tertuang dalam tabel perbandingan di bawah ini.

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I

No Kategori Interval

Hasil Tes

Pra siklus

Hasil Tes

Siklus I Jumlah

kenaikan F % F %

1. Sangat baik 81-100 3 6.58 3 6,58 0

2. Baik 61-80 16 28.76 20 36,10 7,34

3. Cukup 41-60 15 19.76 13 17,56 -2.2

4. Kurang 0-40 7 5,36 5 4,63 -0.73

Jumlah 41 60.46 41 64.87 4.41

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

69

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tes awal hanya ada 3

siswa, 16 siswa mendapatkan skor baik, 15 siswa masuk dalam kategori skor

cukup dan 7 siswa masuk dalam kategori kurang. Dan dalam siklus I ada 3

siswa yang mendapat skor sangat baik, 20 siswa mendapatkan skor baik, 13

siswa mendapatkan nilai cukup dan 5 siswa yang mendapatkan nilai kurang.

Jika dibandingkan maka dapat terlihat jelas ada peningkatan yang cukup baik

dari hasil belajar siswa pada siklus I.

Hasil siklus II juga menunjukkan adanya kenaikan dari siklus I. Kenaikan

tersebut secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Tes Siklus Idan Tes Siklus II

No Kategori Interval

Hasil Tes

Siklus I

Hasil Tes

Siklus II Jumlah

kenaikan F % F %

1. Sangat baik 81-100 3 6,58 11 23,65 17,07

2. Baik 61-80 20 36,10 28 50,61 14,52

3. Cukup 41-60 13 17,56 2 2,93 -14.63

4. Kurang 0-40 5 4,63 0 0 -4.63

Jumlah 41 64.87 41 77.19 12.32

Sumber : Data Primer, dibuat pada tanggal 15 April 2016

Dari tabel 4.13di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang

signifikan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang memperoleh

kategori sempurna ada 3 siswa (6.58), 20 siswa mendapat skor kategori baik

(36,09 %),13 siswa mendapatkan skor kategori cukup (17,56 %) dan 5 siswa

yang masuk kedalam kategori kurang (4,63 %). Untuk siklus II siswa yang

mendapatkan skor dalam kategori sempurna adalah 11 siswa (23.65 %).

Siswa yang mendapat skor kategori baik meningkat menjadi 28 siswa

(50,61%). 2 siswa yang mendapat nilai kategori cukup (2,93%), Sedangkan

siswa yang mendapat skor kategori kurang sama sekali tidak didapat siswa.

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

70

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada banyak metode

yang dapat guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terapkan dalam

kegiatan pembelajaran dan salah satunya adalah metode pembelajaran

metode peer lesson. Meskipun tidak seluruh hasil belajar siswa sudah

tercapai atau sesuai dengan standar, namun perubahan hasil belajar siswa

melalui metode peer lesson sudah cukup menunjukkan adanya perubahan

yang meningkat. Dan yang paling penting adalah siswa sudah mulai

menunjukkan keaktifan dan respon yang baik terhadap mata pelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an (BTQ) di SDN Harapan Baru II.

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

72

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV SDN Harapan

Baru II, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun

2015/2016, dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode peer lesson dapat

meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa di kelas IV SDN Harapan

Baru II, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi, Tahun

2015/2016, dibuktikan peningkatan pada hasil belajar Baca Tulis Al-Qur’an siswa pada

siklus II.

Dari data yang sudah dianalisis peneliti menyimpulkan bahwa penerapan

metode Peer lesson dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti materi Baca Tulis al-Qur’an di SDN

Harapan Baru II Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa

per siklus

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa

Hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Peningkatan hasil

belajar tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan yang cukup baik

yaitu 12,32%. Karena mereka merasa nyaman dan semangat belajar

dengan adanya metode yang baru yaitu peer lesson.

2. Guru

Seorang guru menjadi lebih termotivasi untuk mencoba menerapkan

metode-metode yang baru dalam proses pembelajaran, terutama metode

peer lesson.

3. Sekolah

Pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan guru, menjadi lebih tanggap

dan menyadari terhadap berjalannya proses belajar mengajar. Bahwa salah

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

72

satu elemen yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya

adanya penggunaan metode yang baik dan inovatif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru

dalam pembelajaran agar aktivitas siswa dan penguasaan materi pelajaran

meningkat adalah:

1. Kepada para guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan

strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Hal ini akan

menghilangkan kejenuhan pada siswa selama mengikuti proses

pembelajaran.

2. Para guru sebaiknya lebih berani dalam menggunakan strategi baru dan

menggunakan metode peer lesson yang sesuai dengan materi dalam

pembelajaran, karena dengan menggunakan metode peer lesson dan

metode-metode yang variatif dapat meningkatkan minat peserta didik

untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu juga dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran.

3. Dan bagi para siswa diharapkan lebih fokus dan lebih aktif lagi dalam

kegiatan pembelajaran.

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan. Sani, Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara, Cet.

I,2013.

Alkaf, Nuraida Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Islamic

Research Publishing, 2009.

al-Qattan, Khalil. Manna., Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera

AntarNusa, Cet. XIII, 2013.

Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung: Irama Widya,

Cet.VIII, 2006.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011.

Darajat, Zakiah, Gigih Memperjuangkan Madrasah, dalam Amir Hamzah Wiryo

sukarto dan Ahmad Fuad Efendi, Biografi KH. Imam Zarkasyi di Mata

Umat .Ponorogo: Gontor Press, 1996.

Departemen Agama RI,Al Quran danTerjemahannya.Jakarta: CV. Penerbit J-

ART.Anggota IKAPI, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. I, ED. IV, 2008.

Fatra, Maifalinda & Razak,Abd., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: FITK-UIN

Syahid Jakarta, 2010.

Hermawan. Ruswandi, Mujono dan Suherman, Ayi, Metode Penelitian

Pendidikan Sekolah Dasar, Bandung: UPI PRESS, Cet. Ke- I, 2007.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Khoiri, R. Ilham, Al-Qur’an Dan Kaligrafi Arab. Jakarta: PT. Logos Wacana

Ilmu, Cet. I, 2010.

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Muhaimin, dkk.,Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosda Karya, Cet.V,

2012.

Munir, M.Misbahul, Petunjuk Praktis Belajar Kaligrafi Arab. Surabaya: Apollo,

1994.

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

74

Nasution, S. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta:Bumi Aksara, Cet. V, 2009.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cet. I, 2009.

Ridwan, Belajar Mudah Peneliti untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula,

Bandung : Alfabeta, 2009.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta, 2003.

Sujana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja

Rosdakarya, Cet. III, 2006.

Siregar Evelin dan Nara Hertini, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:Ghalia

Indonesia, Cet. I, 2010.

Shonhaji, M., Dahlan. Zaini dan Prawiro, Chamim, Al Qur’an dan

Tafsirnya,Yogyakarta: PT. Dana WakafUniversitas Islam Indonesia,

2011.

Sujiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Cet. XV, 2005.

Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: Hida Karya

Agung, Cet. XII, 1990.

Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional, 1983.

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN Harapan Baru II

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : IV/1

Materi Pokok : QS. Al-Falaq

Alokasi Waktu : 1 x 4 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI

1. 4.6.1 Membaca dan menulis surah

al-Falaq dengan benar

4.6.1.1 Membaca dan menuliskan

bacaan Surah Al-Falaq ayat

1-3.

4.6.1.2 Membaca dan menuliskan

bacaan Surah Al-Falaq ayat

4-5.

KI-1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya

KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan

tempat bermain

KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan

logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui latihan, peserta didik dapat:

1. Setelah melalui latihan siswa mampu membaca dan menulis Surah Al-

Falaq ayat 1-3 dengan tartil.

2. Setelah melalui latihan siswa mampu membaca dan menulis Surah Al-

Falaq ayat 4-5 dengan tartil.

D. Materi Pembelajaran

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran Peer Lesson

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media:

Tayangan bacaan Surah Al-Falaq dan Tulisan QS. Al-Falaq

2. Alat:

Kertas karton dan spidol

3. Sumber Belajar:

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SD/MI Kelas IV,

Penulis: Faesal Ghozaly, dkk., Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2014.

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No. Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan

a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’abersama

dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh

khidmat;

b. Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah

pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai

dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);

c. Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat

duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;

d. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai

yaitu peserta didik dapat membaca Q.S. Al Falaq.

e. Menyampaikan cakupan materi Q.S. Al-Falaq.

f. Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan

mencermati, menirukan, dan membaca Q.S. Al Falaq.

g. Mengadakan tes awal (pretes).

10

menit

2. Kegiatan Inti

Mengamati

Memperhatikan bacaan QS. Al-Falaq dalam tayangan slide

Menyimak bacaan QS. Al-Falaq dari contoh yang dibacakan

guru.

Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang bacaan QS. Al-Falaq

Mengeksplorasi

Secara individu, kelompok dan klasikal berlatih menirukan

bacaan dan tulisan Q.S al Falaq dengan baik dan benar.

Para siswa membagi menjadi 5 kelompok yang dipimpin oleh

satu tutor.

Pembelajaran langsung dipimpin oleh tutor yang ditunjuk oleh

guru dan mempunyai kemampuan diatas teman yang

dipimpinnya.

Para siswa belajar cara melafadzkan bunyi huruf hijaiyah

secara baik.

Para siswa membaca surat al falaq dengan baik dan benar.

Para siswa menuliskan huruf-huruf hijaiyah yang ada dalam

surat al Falaq ayat 1-5.

Mengasosiasi

Mengidentifikasi bacaan dan tulisan Surah Al-Falaq yang

termasuk mudah dan sulit dibacakan

Mengurutkan bacaan ayat demi ayat dalam QS. Al-Falaq

120

menit

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

No. Kegiatan Waktu

Mengkomunikasikan

Menampilkan bacaan QS. Al-Falaq baik secara individu

maupun berkelompok

Menanggapi penampilan bacaan QS. Al-Falaq

Menanggapi cara menulis Q.S al Falaq yang dilakukan oleh

siswa.

3. Penutup

a. Membuat kesimpulan bersama-sama dengan bimbingan guru.

b. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan

pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang

telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan

langkah selanjutnya;

c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan

tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik

yang belum bisa membaca dan menulis QS. Al-Falaq

d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

e. Menutup pelajaran dengan berdoa dan membaca hamdalah.

10

menit

H. Penilaian

1. Sikap Spiritual

a. Jenis Penilaian : Non Tes

b. Teknik Penilaian : Penilaian diri

c. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian diri

d. Kisi-kisi :

No. Sikap/nilai Butir Instrumen

1 Membaca QS. Al-Falaq ketika akan tidur Nomor 1

2 Membaca QS. ketika salat Nomor 2

3 Membaca QS. Al-Falaq ketika keluar rumah Nomor 3

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

e. Instrumen Penilaian Sikap Spiritual

Nama Siswa

Kelas / Semester

:

:

..........................................

IV/ Ganjil

Teknik Penilaian : Penilaian diri

Penilai : Guru

NO

. PERNYATAAN

PILIHAN JAWABAN Skor

Selalu Sering Kadang-

Kadang

Tidak

Pernah

1 Saya membaca QS. Al-

Falaq setiap mau tidur

2 Saya membaca QS. Al-

Falaq ketika salat

3 Saya membaca QS. Al-

Falaq ketika keluar rumah

4. Saya menulis surat al Falaq

di buku tulis di rumah

JUMLAH SKOR

KETERANGAN NILAI NILAI AKHIR

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

= Skor 4

= Skor 3

= Skor 2

= Skor 1

Skor yang diperoleh

------------------------- x100

= ...

Skor maksimal

CATATAN:

......................................................................................................................................

2. Sikap Sosial

a. Kelas/Semester : IV/1

b. Jenis Tes : Non tes

c. Teknik Penilaian : Observasi

d. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi

e. Instrumen :

Nama

Siswa

Aspek Yang Diamati

Skor

No. Kerjasama Kekompakan Inisiatif

Tanggung

jawab Disiplin

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

1

2

3

dst.

Keterangan:

4 = selalu, 3 = sering, 2 = kadang-kadang, 1 = tidak pernah

Penskoran:

Nilai akhir = perolehan skor x 4 =……………

nilai maksimal

3. Keterampilan

a. Jenis Penilaian : Tes

b. Teknik Penilaian : Kinerja

c. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian kinerja

d. Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instrumen

1. Melafalkan bacaan Surah Al-Falaq ayat 1-3 Nomor 1

2. Melafalkan bacaan Surah Al-Falaq ayat 4-5 Nomor 2

e. Instrumen Penilaian Keterampilan

Kelas/Semester : IV/ Ganjil

Teknik Penilaian : Kinerja

Penilai : Guru

No Indikator Instrumen

1.

Melafalkan bacaan Surah

Al-Falaq ayat 1-5

Melafalkan bacaan Surah Al-Falaq ayat 1-5!

2.

Menulis Surah Al-Falaq

ayat 1-5

Menuliskan Surah Al-Falaq ayat 1-5!

No Kompetensi

Kriteria

Skor Sangat

Tartil Tartil Sedang

Kurang

Tartil Tidak

Tartil

1 Melafalkan bacaan Surah Al-

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Falaq ayat 1-3.

2

Melafalkan Surah Al-Falaq

ayat 4-5.

Jumlah Skor

KETERANGAN NILAI

NILAI AKHIR

Sangat Tartil

Tartil

Sedang

Kurang Tartil

Tidak Tartil

= Skor 5

= Skor 4

= Skor 3

= Skor 2

= Skor 1

Skor yang diperoleh

------------------ x100 =

--

Skor maksimal

Catatan kriteria:

Sangat baik : Apabila peserta didik dapat membaca dan menulis Surah Al-

Falaq dengan tartil dan sesuai dengan kaidah penulisan

huruf hijaiyah.

Baik : Apabila peserta didik dapat membaca dan menulis Surah Al-

Falaq, akan tetapi masih ada satu ayat dan huruf yang

kurang tartil dan salah dalam penulisan huruf hijiayah.

Cukup : Apabila peserta didik dapat membaca dan menulis Surah Al-

Falaq dengan tartil, akan tetapi masih ada dua ayat yang

kurang tartil dan salah dalam penulisan huruf hijaiyah.

Kurang baik : Apabila peserta didik dapat membaca Surah Al-Falaq

dengan cepat dan kurang rapi dalam penulisan

Tidak Tartil : Apabila peserta didik tidak dapat membaca dan menulis

Surah Al-Falaq tanpa tartil dan tidak menikuti kaidah

penulisan huruf hijaiyah yang benar.

Mengetahui,

Kepala SDN HARAPAN BARU II

EPIH HANAFI, M.MPd.M.Si

NIP.19700613 199603 1003

Bekasi., September 2015

Guru Mata Pelajaran PAI dan

Budi Pekerti

SULAIMAN RASYID

NIP. ........................................

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS GURU

SILKUS I

NO ASPEK YANG DIOBSERVASI KET NILAI

ADA TIDAK SB B C K AK

1. Mengkondisikan situasi

pembelajaran dan kesiapan dalam

proses pembelajaran.

2. Apersepsi √ √

3. Membangkitkan minat atau rasa

ingin tahu siswa (motivasi). √

4. Menyampaikan tujuan dan

indikator yang ingin dicapai. √

5. Penggunaan media pembelajaran

yang sesuai dengan indikator

bahan ajar.

6. Penjelasan metode pembelajaran √ √

7. Pemusatan perhatian siswa

terhadap proses pembelajaran √

8. Tekhnik

menjelaskan/menyampaikan

materi.

9. Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan metode peer

lesson.

10. Bimbingan dan pendampingan

terhadap siswa. √

11. Pemberian kesempatan kepada

siswa untuk membaca al- Qur’an. √

12. Pemberian kesempatan kepada

siswa untuk menulis al- Qur’an. √

13. Antusiasme guru ketika

menjelaskan. √

14. Mengamati kesulitan dan

kemajuan belajar siswa. √

15. Keterampilan membaca dan

menulis kembali huruf hijaiyah

bersambung.

Bekasi, September 2015

Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.i

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS GURU

SIKLUS II

NO ASPEK YANG DIOBSERVASI KET NILAI

ADA TIDAK SB B C K AK

1. Mengkondisikan situasi

pembelajaran dan kesiapan dalam

proses pembelajaran.

2. Apersepsi √ √

3. Membangkitkan minat atau rasa

ingin tahu siswa (motivasi). √

4. Menyampaikan tujuan dan

indikator yang ingin dicapai. √

5. Penggunaan media pembelajaran

yang sesuai dengan indikator

bahan ajar.

6. Penjelasan metode pembelajaran √ √

7. Pemusatan perhatian siswa

terhadap proses pembelajaran √

8. Tekhnik

menjelaskan/menyampaikan

materi.

9. Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan metode peer

lesson.

10. Bimbingan dan pendampingan

terhadap siswa. √

11. Pemberian kesempatan kepada

siswa untuk membaca al- Qur’an. √

12. Pemberian kesempatan kepada

siswa untuk menulis al- Qur’an. √

13. Antusiasme guru ketika

menjelaskan. √

14. Mengamati kesulitan dan

kemajuan belajar siswa. √

15. Keterampilan membaca dan

menulis kembali huruf hijaiyah

bersambung.

Bekasi, Oktober 2015

Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.i

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

SIKLUS I

NO. ASPEK YANG DI

OBSERVASI

KETERANGAN NILAI

ADA TIDAK SB B C K AK

1 Guru menyampaikan materi yang

akan di ajarkan. √

2 Guru melakukan tanya jawab √ √

3 Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok √

4

Guru membantu menyiapkan

bahan atau media dalam metode

peer lesson.

5 Memberikan keluasan kepada

tutor untuk menjelaskan. √

6

Guru melaksanakan

pendampingan dan bimbingan

kepada setiap kelompok dalam

pembelajaran peer lesson.

7 Antusiasme siswa dalam

pembelajaran metode peer lesson √

8

Perhatian siswa dalam

pembelajaran dengan metode

peer lesson

Bekasi, September 2015

Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.i

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

SIKLUS II

NO. ASPEK YANG DI

OBSERVASI

KETERANGAN NILAI

ADA TIDAK SB B C K AK

1 Guru menyampaikan materi yang

akan di ajarkan. √

2 Guru melakukan tanya jawab √ √

3 Guru membagi siswa menjadi

beberapa kelompok √

4

Guru membantu menyiapkan

bahan atau media dalam metode

peer lesson.

5 Memberikan keluasan kepada

tutor untuk menjelaskan. √

6

Guru melaksanakan

pendampingan dan bimbingan

kepada setiap kelompok dalam

pembelajaran peer lesson.

7 Antusiasme siswa dalam

pembelajaran metode peer lesson √

8

Perhatian siswa dalam

pembelajaran dengan metode

peer lesson

Bekasi, Oktober 2015

Kolaborator,

Uum Umiati, S.Pd.I

Page 100: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

1

SOAL TES SIKLUS I & SIKLUS II

Nama :

Kelas : IV (Empat)

Sekolah : SDN Harapan Baru II

I. Berilah tanda silang pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar!

.…Di baca عمذ .1

a. „Uqodi b. Hasadi c.‟Uqoda d. Hasada

2. …. ن شش غاسك م Lanjutan ayat disamping adalah….

a. ارا حسذ b. ارا ولة c. فى العمذ d. كلفالت

.…-adalah bunyi surat al Falaq ayat ke من شش ما خلك .3

a. 2 ` b. 3 c. 3 d. 4

.… Dibaca من شش .4

a. Fil „Uqodi

b.Bil „Uqodi

c. Biroobil Falaqi

d. Min Syarri

.…Huruf yang di baca panjang atau mad adalah اعور .5

a. ا b. ع c. و d. ر

.…Dibaca شش النفثت .6

a. Syarin Naffasaati b. Syarrin Naffasyati c.Syarrin Naffasaati d. Syarri Ghoosiqin

.

Page 101: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

2

.…Kata disamping terdiri dari huruf النفثت .7

a. ا ن ف ث ت b. ا ن ف ث ا ت c. ا ل ن ف ث ت d. ا ل ن ق ث ت

.…Dibaca menjadi شش حاسذ .8

a. Sarri haasidin b. Syari haasidin c. Syarrii haasidin d. Syarri haasidin

.…Dibaca خلك .9

a. Kholaqo b. Halaqo c. Qolaqo d. Khuliqo

ام شش نم .… .10 lanjutan kata disamping adalah….

a. ارا حسذ b. خلك c. كلالف .d ذمعي الف

.…jika ditulis bersambung menjadi ب س ب ا ل ف ل ق .11

a. تشب الفلك b. ب سب الفلك c. تشب الملك d. تشب ال فلك

12. Berikut ini adalah huruf-huruf yang tidak bisa bersambung, kecuali….

a. س dan ل b. .c د dan ر .d ش dan ا dan ص ب

13. Penulisan huruf ك jika ditulis ditengah menjadi….

a. ک b. ک c. ك d. ل

14. Kata “Min Syarri “ jika ditulis arab bersambung adalah….

a. من ثش b. من شش c. من شش d. شس نم

15. Penulisan huruf ع jika ditulis diakhir menjadi….

a. ع b. ع c. غ d. ع

16. Kata اع و ر Jika ditulis bersambung menjadi….

a. لعور b. اعور c. اءور d. اعود

تثفالن رش .17 Jumlah huruf yang di samping adalah….

Page 102: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan

3

a. 7 b. 8 c. 9 d. 10

18. kata “ idzaa hasada “ jika ditulis arab bersambung menjadi….

a. زسا حرا b. ذشا حرا c. ذسح را d. ذسا حرا

19. Kata “ maa kholaqo” jika ditulis arab bersambung….

a. كلا خم b. كلا حم c. فلا خم d. كلخم

20. Huruf ج (jim) jika ditulis di akhirb menjadi….

a. ح b. ح c. خ d. خ

Page 103: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Page 104: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Page 105: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44181/1/SULAIMAN...Belajar Baca Tulis al-Qur’an (BTQ) Pada Mata Pelajaran Pendidikan