JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN...
Transcript of JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN...
i
ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION , MARKET TIMING,
EXPENSE RATIO DAN UMUR REKSA DANA TERHADAP KINERJA
REKSA D ANA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN 2013 - 20 17
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Manajemen Program
Studi Manajemen Keuangan
Oleh
Muavivin Abroriyah
NIM: 11140810000056
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
143 9 H/201 9 M
ii
ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION, MARKET TIMING,
EXPENSE RATIO DAN UMUR REKSA DANA TERHADAP KINERJA
REKSA DANA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muavivin Abroriyah
NIM: 11140810000056
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr.Indo Yama Nasarudin, SE., MAB
NIP. 197411272001121002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu 11 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Muavivin Abroriyah
2. NIM : 11140810000056
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Stock Selectin, Market
Timing, Expense Ratio dan Umur Reksadana
Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2018
1. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB ( _____)
NIP. 197411272001121002 Penguji I
2. Slamet Riyadi., MM ( )
NIP. - Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Rabu, 27 Februari 2017 telah dilakukan ujian skripsi atas
mahasiswi:
1. Nama : Muavivin Abroriyah
2. NIM : 11140810000056
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “ Analisis Kemampuan Stock Selection, Market
Timing, Expense Ratio dan Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Februari 2019
1. Ela Patriana, ir, M.M NIP. 19690528 200801 2 010
(____________________)
Ketua
2. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB NIP. 19741127 200112 1 002
(____________________)
Sekertaris
3. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB
NIP. 19741127 200112 1 002
(____________________)
Pembimbing
4. Titi Dewi Warninda, S.E, M.Si
NIP. 19731221 200501 2 002
(____________________)
Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muavivin Abroriyah
No. Induk Mahasiswa : 11140810000056
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hadi ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang, 08 Februari 2019
Yang menyatakan
(Muavivin Abroriyah)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Muavivin Abroriyah
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 09 Desember 1995
Agama : Islam
Nama Ayah : Sarbani
Nama Ibu : Siti Atika
Alamat Sekarang : Sudimara Pinang, Rt 06/06 No. 71 Pinang,
Tangerang
No.Handphone : 081818901108
II. PENDIDIKAN FORMAL
2014 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2011 – 2014 : SMK Negeri 1 Tangerang
2008 – 2011 : MTs Negeri Cipondoh
2002 – 2008 : SD Negeri Bojong 1
2000 – 2002 : TKA Baitul Athfal
b
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Bendahara Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Koordinator Humas Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) “HIBRIA”
2017, Cisarua – Kab. Bogor
vii
3. Pengurus Teater 15 SMK Negeri 1 Tangerang
4. Ketua Paskibra dan Pramuka MTs Negeri Cipondoh
viii
ANALYSIS OF THE ABILITY OF STOCK SELECTION,
MARKET TIMING, EXPENSE RATIO AND AGE OF MUTUAL
FUNDS ON THE PERFORMANCE OF STOCK MUTUAL FUNDS
LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR THE
PERIOD 2013-2017
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the ability of the stock selection
of an investment fund share manager in selling and buying shares at the right
time (Market Timing Ability). And analyze the effect of expense ratio and age
of mutual funds on the performance of equity funds listed on the indonesia
stock exchange for the period 2013-2017. Mutual fund performance itself was
measured using the Treynor index. The reasearch sample is conventional
stock mutual funds from 2013 to 2017 using a purposive sampling method
with various sampling criteria. The sample of this study was 21 conventional
equity funds. The data in this study were analyzed using multiple linear
regression analysis using panel data This research method using panel data
analysis test that is test Chow and Lagrange multiflier Test, test classic
assumptions and hypothesis testing using the F test and t test. The results of
the panel data analysis shows that the model chosen is a common effect
models. F test results indicate that stock selection, market timing ability,
longevity fund and fund size simultaneously affect the performance of mutual
fund shares. While the result of the T-test show that stock selection, market
timing and expense ratios have an effect on the performance of equity funds
while the age of mutual funds has no effect on the performance of equity
funds
Keywords: Stock skill selection, market timing ability, expense ratio, age of
,utual funds, the performance of mutual fund shares
ix
ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION, MARKET TIMING,
EXPENSE RATIO DAN UMUR REKSA DANA TERHADAP KINERJA
REKSA DANA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2017
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan Stock
Selection suatu manajer investasi Reksa Dana saham dalam melakukan jual
dan beli saham pada waktu yang tepat (Market Timing Ability). Serta
menganalisis pengaruh Expense Ratio dan Umur Reksa Dana Terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017. Kinerja reksa dana itu sendiri diukur dengan menggunakan
indeks Treynor. Sampel penelitian adalah reksa dana saham konvensional
periode 2013 sampai dengan 2017 dengan menggunakan metode purposive
sampling dengan berbagai kriteria sampling. Sampel penelitian ini berjumlah
21 reksa dana saham konvensional. Data dalam penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
data panel. Metode penelitian ini menggunakan uji analisis data panel yaitu
uji Chow dan Uji Lagrange Multiflier, uji asumsi klasik dan uji hipotesis
dengan menggunakan uji F dan uji t. Hasil analisis data panel menunjukkan
bahwa model yang terpilih adalah model common effect. Hasil uji F
menunjukkan bahwa semua variabel X berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja reksa dana saham. Sedangkan hasil uji t yang dilakukan menunjukkan
bahwa stock selection, market timing dan expense ratio berpengaruh terhadap
kinerja reksa dana saham sedangkan umur reksa dana tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja reksa dana saham.
Kata Kunci: Stock selection skill, market timing ability, expense ratio, umur
reksa dana, kinerja reksa dana saham
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat
Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis
akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kemampuan Stock
Selection, Market Timing, Expense Ratio dan Umur Reksa dana Terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-
2017. Shalawat serta salam semoga tetap dan akan terus tercurahkan untuk Nabi
Muhammad SAW, manusia pilihan yang pribadinya selalu menjadi tauladan bagi
kita semua, kepada keluarganya, kepada sahabatnya sampai kepada para
pengikutnya.
Skripsi ini mengkaji analisis kemampuan stock selection, market timing,
Expense Ratio dan Umur Reksa dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan data panel. Sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling
dengan kriteria tertentu dengan jumlah sampel 21 reksadana saham.
Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat
disusun tanpa bantuan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, pada sedikit
paragraph ini penulis akan menyampaikan terimakasih kepada segenap pihak-
pihak tersebut, yang diantaranya adalah:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sarbani dan Ibu Siti Atika yang selalu
memberikan doa, motivasi dan support yang tiada henti bagi penulis.
Terimakasih atas kasih sayang, perhatian, nasehat, semangat, serta doa yang
selalu tercurah. Untuk kakak-kakakku tersayang Lailif Furqon dan Boby
Fasma yang selalu memberikan support serta adikku tersayang Sazkia
Ariyani yang selalu menghibur dalam penyusunan skripsi ini. Semoga ini
bisa menjadi suatu kebanggaan untuk ayah, mama, kakak, dan adik.
2. Bapak Dr.Indo Yama Nasarudin, SE., MAB sebagai dosen pembimbing
skripsi, terimakasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing
penulisan skripsi ini dengan kesabarannya.
xi
3. Untuk Ibu Murdiyah Hayati S.Kom, MM selaku dosen pembimbing
akademik, terimakasih atas nasehat, semangat dan bimbingannya selama
penulis menjadi mahasiswa.
4. Segenap dosen pengajar jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terimakasih atas
semua ilmu pengetahuan, budi pekerti dan nilai kehidupan yang telah rela
dibagi kepada penulis.
5. Untuk Sahabat rasa saudara ku, teman seperjuangan dalam per-paskribaan
dan ke-pramukaan terimakasih kau selalu bersama dalam dunia tersebut Sri
Mulyani.
6. Teruntuk sahabat sedari dalam masa kandungan terimakasih untuk Novia
Indriani, Lady Syawati Maridaristin, Fitri Setiawati, Lika Antiska, dan Deby
Triwahyuni yang selalu melakukan hal yang konyol dikala penulis sedang
gundah gulana.
7. Tak lupa pula kepada Desi, Chrisna, Moi, Luthfia, Dinna, Sarah, Maria,
Delfi, Sena, Rara terimakasih atas suka duka selalu bersama dalam
menjalani perkuliahan bersama penulis.
8. Personil Manajemen Keuangan, Pemasaran dan SDM angakatan 2014
semuanya terimakasih.
9. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terimakasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.
Akhir kata, penulis memahami bahwasannya tak ada satupun di dunia ini
yang sempurna, tak terkecuali skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kepada pembaca berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan
koreksi pada skripsi ini dan diadakannya perbaikan untuk penulisan berikutnya.
Tangerang, 08 Februari 2019
Muavivin Abroriyah
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 10
1. Portofolio ................................................................................ 10
xiii
2. Reksa Dana.............................................................................. 13
3. Kemampuan Stock Selection dan Market Timing .................. 31
4. Expense Ratio.......................................................................... 35
5. Umur Reksa Dana ................................................................... 37
6. Kinerja Reksa Dana................................................................. 38
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 40
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 43
D. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup ............................................................................. 47
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 48
D. Metode Analisis Data .................................................................... 52
1. Analisis Deskriptif .................................................................. 53
2. Analisis Panel Data ................................................................. 53
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 57
4. Pengujian Hipotesis ................................................................. 66
a. Uji F .................................................................................. 67
b. Koefisien Determinasi/Goodness Of Fit ........................... 68
c. Uji t ................................................................................... 68
E. Operasionalisasi Variabel.............................................................. 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 74
1. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 74
2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................... 74
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian................................................ 81
C. Interpretasi Hasil dan Pembahasan ............................................. 106
xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 110
B. Implikasi ...................................................................................... 111
C. Saran ............................................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114
LAMPIRAN ........................................................................................................ 119
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan NAB dan UP Reksa Dana di Indonesia Tahun 2013-2017
................................................................................................................... 2
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................................... 40
3.1 Sampel Reksa Dana Saham Periode 2013-2017 ...................................... 52
3.2 Pengambilan Keputusan Autokolerasi ..................................................... 65
3.3 Definisi Operasional Variabel .................................................................. 73
4.1 Sampel Penelitian Periode 2013-2017 ..................................................... 74
4.2 Laporan NAB&Return Reksa Dana Saham Tahunan .............................. 75
4.3 Laporan Return IHSG .............................................................................. 79
4.4 Laporan Suku Bunga Bebas Resiko ......................................................... 80
4.5 Statistik Desktiptif ................................................................................... 81
4.6 Variabel Kinerja Reksa Dana................................................................... 82
4.7 Variabel Stock Selection Skill ................................................................. 85
4.8 Variabel Market Timing Ability .............................................................. 87
4.9 Variabel Expense Ratio............................................................................ 89
4.10 Variabel Umur Reksa Dana ..................................................................... 91
4.11 Tabel Hasil Uji Chow .............................................................................. 93
4.12 Tabel Hasil Uji LM .................................................................................. 94
4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Metode White ............................... 97
4.14 Uji Autokorelasi Hasil DW ...................................................................... 99
4.15 Martiks Korelasi..................................................................................... 100
4.16 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ................................................... 101
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 102
4.18 Hasil Uji Parsial (Uji t) .......................................................................... 103
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Jumlah SID Reksa Dana....................................................3
2.1 Kerangka Pemikiran................................................................................. 43
4.1 Grafik Pengujian Normalitas dengan Metode Jarque-Bera ..................... 96
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Reksadana Saham ................................................. 118
Lampiran 2 Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2013 .......................... 119
Lampiran 3 Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2014 .......................... 120
Lampiran 4 Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2015 .......................... 121
Lampiran 5 Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2016 .......................... 122
Lampiran 6 Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2017 .......................... 123
Lampiran 7 Hasil Analisis Data Panel Uji Chow ............................................ 124
Lampiran 8 Hasil Analisis Data Panel Uji Lagrange ....................................... 125
Lampiran 9 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 126
Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis Uji F .............................................................. 128
Lampiran 11 Hasil Uji Hipotesis Uji t ............................................................... 129
Lampiran 12 Tabel Chi-Square .......................................................................... 130
Lampiran 13 Tabel Durbin Watson ................................................................... 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan salah satu bentuk investasi yang paling
menjanjikan, karena tingkat pengembalian yang diterima investor lebih tinggi dari
deposito ketika tingkat bunga sedang mengalami penurunan. Dari tingkat suku
bunga perbankan yang terus menurunlah membuat para investor mencari
instrumen yang lebih baik untuk menginvestasikan dananya. Pasar modal
merupakan salah satu alternatif, namun untuk dapat menanam modal di sini
diperlukan dana yang cukup besar dan pengetahuan yang cukup mengenai pasar
modal. Dengan kata lain, tidak semua orang dapat berinvestasi di pasar modal
secara langsung.
Kemudian kata “Reksa Dana” muncul menjadi salah satu instrumen
investasi yang dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun
hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa Dana juga
diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di Pasar
Modal Indonesia (Darmadji dan Fakhrudin,2001:147).
Selain mengatasi masalah keterbatasan pengetahuan, reksa dana juga
merupakan jalan keluar dalam mengatasi terbatasnya dana untuk membentuk
portofolio yang optimal, administrasi yang kompleks dan keterbatasan informasi
2
untuk melakukan berbagai analisa, riset dan transaksi investasi untuk
mendapatkan return yang optimal (Pratomo dan Nugraha, 2009).
Saat ini reksa dana telah berkembang pesat dengan berbagai jenis, pada
Desember 2013 Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp 192 Triliun, bahkan
posisi nilai aktiva bersih pada akhir 2017 menembus angka Rp 457 Triliun, atau
naik 35% dari posisi tahun 2016, Rp 116,73 triliun.
Tabel 1.1
Perkembangan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
(dalam triliun Rp)
ASET
REKSADANA 2013
2014
2015
2016
2017
ETF - Fixed Income 1.625 2.017 2.019 3.121 5.041
ETF – Saham 0,361 0,647 1.461 2.974 2.931
Fixed Income 29.357 34.796 48.208 68.535 107.548
Indeks 0,395 0,453 0,806 0,601 3.995
Mixed 19.306 20.292 18.372 21.238 26.937
Pasar Uang 11.581 23.754 27.043 28.225 49.819
Saham 81.672 105.226 104.111 112.634 120.851
Syariah - Efek Luar
Negeri 0 0 0 0,912 7.180
Syariah - ETF - Saham 0,095 0,482 0,633 0,337 0,106
Syariah - Fixed Income 0,520 0,376 0,726 1.749 4.031
Syariah - Indeks 0,319 0,150 0,219 0,108 0,146
Syariah - Mixed 1.740 1.763 1.796 1.093 2.438
Syariah - Pasar Uang 0,028 0,732 1.153 1.453 2.050
Syariah – Saham 5.323 6.593 5.677 7.814 9.254
Syariah – Sukuk 0 0 0 0,237 0,582
Syariah – Terproteksi 1.403 1.571 1.544 2.240 2.520
Terproteksi 38.811 42.603 58.200 85.862 112.071
TOTAL 192.544 241.462 271.974 339.142 457.508
Sumber : Laporan Harian Bank Kustodian
3
Dari Tabel 1.1., dapat dilihat perkembangan Nilai Aktiva Bersih dari reksa dana
saham paling menonjol, walaupun sempat turun di tahun 2015, namun
kembali meraih keuntungan di tahun 2016.
Gambar 1.1
Perkembangan Jumlah SID Reksa Dana
Jumlah investor yang tercatat di KSEI per akhir 20 Desember 2016 telah
mencapai 875.940 atau meningkat 104,88% dibandingkan total SID pada
Desember 2015 sebesar 434.107. Per Maret 2017 meningkat kembali dan
mencapai 958.395 jumlah investor. Peningkatan yang cukup signifikan tersebut
ditunjang oleh implementasi S-INVEST dan penerapan SID untuk pemilik Surat
Berharga yang diterbitkan Bank Indonesia, dimana data SID untuk investor
pemilik Reksa Dana dan SID Surat Berharga yang diterbikan Bank Indonesia
kini telah terkonsolidasi di KSEI.
Sebagai salah satu jenis instrumen investasi reksadana, reksa dana saham
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek
bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, risikonya lebih tinggi
4
dari jenis reksadana lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang
tinggi pula (Martalena dan Malinda, 2011).
Setelah mengetahui tingkat risiko atau tingkat pengembalian yang
diinginkan, investor juga secara mendasar harus mengenal cara manajer investasi
mengelola produknya yang biasa dikenal dengan manajemen portofolio.
Manajemen portofolio ini terbagi dalam dua strategi atau cara pengelolaan, yaitu
strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Portfolio yang dikelola
secara aktif memiliki tingkat risiko dan tingkat harapan pengembalian selalu
berubah. Cara pendekatan terhadap strategi aktif adalah melalui pengukuran
kemampuan pemilihan sekuritas (stock selection ability) untuk pembentukan
portofolio yang optimal, dan kemampuan market timing (Tandelilin, 2001).
Kemampuan pemilihan sekuritas adalah kemampuan manajer investasi
dalam memilih efek sekuritas yang tepat untuk dimasukkan atau dikeluarkan dari
portfolio reksadana dengan tujuan memberikan tingkat pengembalian yang lebih
baik daripada tingkat pengembalian normal. Sedangkan kemampuan market
timing adalah kemampuan manajer investasi dalam memilih waktu kapan untuk
membeli efek sekuritas, kapan untuk menukar atau menjual efek sekuritas dari
portofolio yang dikelolanya. (Manurung, 2008).
Untuk mengetahui kinerja reksa dana saham yang baik, terdapat beberapa
variabel yang dapat menjadi pertimbangan untuk investor dalam berinvestasi.
Yang pertama adalah stock selection skill, Semakin baik stock selection skill
manajer investasi maka akan semakin baik pula kinerja Reksa Dana saham dalam
memberikan return yang diharapkan. Kinerja manajer investasi yang baik dapat
5
menarik minat investor dalam berinvestasi pada Reksa Dana yang dikelola
manajer investasi tersebut (Rika,2016). Penelitian yang dilakukan oleh Rika
(2016) bahwa dari hasil regresi menunjukkan kemampuan manajer portofolio
dalam mengelola portofolionya yang artinya berpengaruh signifikan.
Yang kedua adalah market timing ability, market timing merupakan
ukuran kemampuan manajer portofolio dalam hal antisipasi terhadap perubahan
pasar dimana bila pasar akan menurun maka manajer mengubah komposisi
portofolio yang dikelolanya ke sekuritas yang lebih rendah volatilitasnya dan
begitu pula sebaliknya (Dennis P. dan Manurung, 2004). Apabila suatu reksa dana
menghasilkan return yang baik (mengalami kenaikan dari periode sebelumnya dan
return reksa dana lebih tinggi dari return pasar) berarti manajer investasi memiliki
kemampuan market timing yang baik, dan sebaliknya. Penelitian yang dilakukan
oleh Trisnopati dan Farida (2015) bahwa dari hasil regresi didapatkan bahwa
market timing mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham
dengan arah yang negatif. Hal ini berkaitan dengan analisis statistik deskriptif
yang menunjukkan bahwa dari 14 sampel yang mempunyai market timing diatas
rata – rata terdapat 19 sampel yang memiliki kinerja reksa dana saham diatas rata
– rata . Ini menunjukkan bahwa ketika manajer investasi sudah melakukan market
timing yang pas mengakibatkan menurnnya kinerja reksa dana saham . terbukti
dari data statistik deskriptif yang menunjukkan 14 data observasi yang
menunjukkan manajer investasi melakukan market timing yang pas
mengakibatkan 19 data observasi menunjukkan kinerja reksa dana sahamnya
menurun. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rika (2016) menyatakan bahwa
6
dalam hasil penelitiannya manajer investasi tidak memiliki kemampuan market
timing karena dalam hal ini masalah yang timbul akibat dari market timing ability
yang tidak tepat adalah terjadinya penurunan harga. Hal tersebut biasa terjadi
dipasar ketika manajer investasi tidak mengetahui kapan saatnya membeli efek
dan kapan menjualnya kembali.
Yang ketiga adalah Expense Ratio (rasio biaya) adalah perbandingan
antara beban operasi dalam satu tahun dengan rata-rata nilai asset bersih dalam
satu tahun, expense ratio menunjukkan seberapa “mahal” manajer investasi dalam
menjalankan suatu reksa dana. Rasio biaya meliputi fee advisory investasi, biaya-
biaya administrasi, fee distribusi, dan biaya operasional lainnya. Dalam penelitian
Jerry Dennis et al (2004), yang menyatakan bahwa expense ratio mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja reksa dana di Indonesia. Namun penelitian
yang dilakukan oleh Rika Lidya (2017) menyatakan bahwa variabel expense
ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana. Dengan hasil ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi total biaya yang diperlukan dalam
pengelolaan portofolio reksa dana maka akan menurunkan hasil investasi dari
investor yang tercermin dari penurunan return reksa dana.
Dan yang keempat yaitu umur reksa dana, semakin tua umur reksa dana
semakin baik kinerjanya karena pengalaman yang dimiliki cukup untuk dapat
dipercaya sebagai instrumen dan pengelola dana investor sehingga memberikan
return yang diharapkan. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan
memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan
gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam
7
Akbarini, 2004). Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gusti (2017)
menyatakan bahwa umur reksa dana berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa
dana saham.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KEMAMPUAN STOCK
SELECTION, MARKET TIMING, EXPENSE RATIO DAN UMUR REKSA
DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013 -
2017”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Kemampuan Stock Selection terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham ?
2. Bagaimana pengaruh Market Timing terhadap Kinerja Reksadana Saham ?
3. Bagaimana pengaruh Expense Ratio terhadap Kinerja Reksadana Saham ?
4. Bagaimana pengaruh Umur Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana
Saham ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
a Untuk menganalisis pengaruh kemampuan stock selection terhadap reksa
dana saham.
b Untuk menganalisis pengaruh market timing terhadap reksa dana saham.
c Untuk menganalisis pengaruh expense ratio terhadap reksa dana saham.
d Untuk menganalisis pengaruh umur reksa dana terhadap reksa dana
saham.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis
tentang pengaruh kemampuan stock selectin, market timing, expense ratio,
dan umur reksa dana terhadap reksa dana saham yang terdaftar di BEI.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang manajemen keuangan
dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan
pengetahuan yang berhubungan dengan kinerja reksa dana. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi peneliti sendiri
maupun bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang reksa
instrumen reksa dana.
c. Bagi Pihak Manajer Investasi
Menjadi masukan untuk menilai kinerja reksa dana yang dikelolanya dan
reksa dana lain dalam usaha pengembangan jasa keuangannya.
9
d. Bagi Investor
sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk memilih produk reksa
dana saham yang mempunyai kinerja terbaik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Portofolio
Dalam dunia bisnis, sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur
ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan
diperoleh dari investasi yang dilakukannya. Jika seorang investor mengharapkan
return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula
(high risk - high return). Berbagai cara dilakukan agar terhindar dari kerugian, dan
setidaknya keuntungan maksimal dengan risiko yang minimal. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, maka dilakukan upaya meminimalisasi kerugian
dengan potofolio investasi (Anoraga, 2003).
Portofolio menurut Sunariyah (2000) diartikan sebagai kombinasi beberapa
aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik perorangan maupun
lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil (seperti bidang
manufaktur, properti, perbankan, perkebunan, peternakan, pertambangan, dan lain
sebagainya), serta aktiva finansial (seperti saham, obligasi, dan Surat Berharga
Pasar Uang) ataupun keduanya. Seorang investor yang berinvestasi di pasar modal
tidaklah menginvestasikan uangnya hanya pada satu intrumen investasi saja,
namun dalam beberapa instrument. Ini dimaksudkan agar dicapai return yang
optimal sekaligus memperkecil risiko dengan diversifikasi. Semakin banyak jenis
11
16 instrument yang diambil, maka risiko kerugian dapat dinetralisir atau ditutup
oleh keuntungan yang diperoleh dari jenis instrument yang lain.
Dalam portofolio pasar terdapat risiko investasi yang terdiri dari dua
komponen (Sunariyah, 2000) yaitu :
a. Risiko tidak sistematik (unsystematic risk) dan,
b. Risiko sistematik (systematic risk).
Risiko tidak sistematik, yaitu risiko yang terkait dengan suatu saham
tertentu yang umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi.
Sedangkan risiko sistematik, yaitu risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku
bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan, risiko ini tidak mungkin
dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.
a. Return Portofolio
Return portofolio adalah keuntungan investasi dalam berbagai instrument
keuangan selama suatu periode tertentu. Return portofolio dibagi menjadi dua
menurut jogiyanto (2003) yaitu sebagai berikut :
a) Return Realisasi Portofolio (portfolio realized return) Return realisasi
portofolio (portfolio realized return) adalah rata-rata tertimbang dari
return-return realisasi tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara
matematis, return realisasi portofolio dapat diformulasikan sebagai
berikut :
Rp = ∑
di mana :
Rp = return realisasi portofolio,
12
Wi = porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas di portofolio,
Ri = return realisasi dari sekuritas ke I,
n = jumlah dari sekuritas tunggal.
b) Return Ekspektasi Portofolio (portfolio expected return) Return
ekspektasi portofolio (portfolio expected return) adalah rata-rata
tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal
di dalam portofolio. Secara matematis, return ekspektasi portofolio dapat
diformulasikan sebagai berikut :
E (Rp) = ∑ ( )
di mana :
E(Rp) = return ekspektasi dari portofolio,
Wi = porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas di portofolio,
E(Ri) = return ekspektasi dari sekuritas ke I,
N = jumlah dari sekuritas tunggal.
Reksa dana merupakan portofolio yang dikelola oleh manajer investasi
untuk dijual kepada masyarakat luas, karena tunduka pada peraturan OJK.
Portofolio yang bukan merupakan reksa dana tidak terikat akan peraturan dari
OJK, tetapi terikat oleh peraturan yang dibuat oleh organisasi itu sendiri.
Return Reksa dana (Rp) =
di mana :
NABt = nilai aktiva bersih pada waktu t,
NABt-1 = nilai aktiva bersih pada waktu sebelumnya.
13
Return reksa dana ini yang nantinya akan didapatkan investor, investor
berhak atas laporan kinerja reksa dana kepada manajer investasi.
b. Risiko Portofolio
Risiko portofolio adalah risiko investasi dari sekelompok saham dalam
portofolio atau sekelompok instrument keuangan dalam portofolio. Terdapat
dua ukuran yang digunakan sebagai risiko, yaitu
(1) Deviasi standar (variance) Deviasi standar menggambarkan gejolak return
saham dari return rata - rata. Secara matematis, risiko portofolio dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Var(Rp) = σp2 = E [Rp – E(Rp)]2
di mana :
Var(Rp) = varian return portofolio sama dengan risiko portofolio
(2) Beta saham., sedangkan beta saham dalam mengestimasi return saham
dengan metode capital asset pricing model (CAPM).
2. Reksa Dana
Dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 BAB I, Pasal 1 Ayat 27 tentang
pasar modal, definisi reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Pemodal yang menempatkan
dananya pada reksa dana akan mendapatkan return investasi berupa deviden,
bunga, atau capital gain sesuai dengan jenis reksa dana yang mereka pilih.
Reksa dana merupakan investasi yang bersifat fleksibel, karena investasi ini
dapat ditempatkan pada berbagai instrument efek, baik di pasar uang maupun
14
pasar modal sesuai dengan tujuan dan kebutuhan investor dalam berinvestasi. Jadi
semakin bervariasi bentuk suatu investasi semakin kecil risiko yang dihadapi.
Variasi investasi pada instrument efek ini dinamakan diversifikasi portofolio.
Dengan reksa dana dapat dilakukan diversifikasi portofolio yang akan
dikelola oleh manajer investasi, sehingga investor cukup hanya memperhatikan
nilai aktiva bersih yang dimilikinya. Investasi reksa dana sangat cocok bagi
investor yang tidak memiliki waktu yang cukup banyak, memiliki keterbatasan
kapasitas dan pengetahuan investasi, dan keterbatasan dana, reksa dana sangat
cocok dengan investor yang baru mengenal dunia investasi.
Setiap pembelian produk reksa dana, investor akan mendapatkan bukti
satuan kepemilikan reksa dana yang dinamakan unit penyertaan (UP). Unit
Penyertaan ini memperlihatkan tanda bukti satuan kepemilikan investasi atas Nilai
Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tertentu. Cara menghitung NAB per Unit
Penyertaan adalah dengan menghitung total nilai aktiva bersih masing-masing
reksa dana dibagi dengan jumlah unit penyertaan (UP). Dengan bukti unit
penyertaan (UP) ini, nasabah reksa dana dengan mudah dapat menjual kembali
reksa dana tersebut atau juga dapat meminta laporan hasil pertumbuhan /
pendapatan atas investasi portofolio reksa dana yang dilakukan oleh manajer
investasi (Ambarwati, 2007).
a. Bentuk Reksa Dana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal
18, ayat (1), bentuk hukum Reksa dana di Indonesia ada dua, yakni:
15
1. Reksa Dana Perusahaan (Investment Companies) Reksadana perusahaan
(Investment Companies) adalah reksa dana berbentuk suatu perusahaan
yang mempunyai kegiatan usaha mengelola portofolio efek. Perseroan yang
telah mendapat ijin usaha dari Bapepam. Investor yang tertarik berinvestasi
pada reksa dana ini dapat membeli saham yang dikeluarkan perusahaan
tersebut. Reksa dana perusahaan dapat bersifat terbuka atau tertutup.
2. Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (Unit Investment Trust) Reksa dana
kontrak investasi kolektif (Unit Investment Trust) adalah reksa dana yang
dibentuk berdasarkan suatu kontrak investasi kolektif (KIK) antara manajer
investasi dan bank kustodian. Investor yang tertarik berinvestasi pada reksa
dana tersebut dapat membeli unit penyertaan yang dikeluarkan reksa dana
tersebut. Reksadana kontrak investasi kolektif hanya bersifat terbuka.
Pengelolaan reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi baik
dalam bentuk investment companies maupun unit investment trust selalu
berdasarkan kontrak. Untuk reksa dana bebentuk investment companies
kontrak pengelolaan dibuat oleh direksi dengan manajer investasi. Sedangkan
pengelolaan unit investment trust dibuat antara manajer investasi dan bank
kustodian.
b. Sifat Reksa Dana
Dilihat dari segi sifatnya atau cara penerbitan dan perdagangan sahamnya
menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1)
reksa dana dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
16
1) Reksa Dana Tertutup (Close-End Funds) Reksa dana yang menerbitkan
saham/unit penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak
memilki kewajiban untuk membeli saham/unit penyertaan yang telah
dijualnya. Investor hanya dapat menarik investaasinya dengan cara menjual
atau mengalihkan saham/unit penyertaan yang dimilikinya kepada investor
lain yang berminat.
2) Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) Reksa dana yang menerbitkan
saham/unit penyertaan dan menjualnya kepada investor dan memiliki
kewajiban untuk membeli kembali saham/unit penyertaan yang telah
dijualnya.
Manajer investasi reksa danan terbuka berbentuk investment companies
dan unit investment trust wajib menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam
portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
bapepam. Nilai saham reksa dana terbuka berbentuk investment companies dan
unit investment trust ditentukan berdasarkan nilai aktiva bersih, nilai aktiva
bersih wajib dihitung dan diumumkan untuk informasi publik. Semua kekayaan
reksa dana wajib disimpan pada bank kustodian.
c. Jenis Reksa Dana
Berikut ini adalah macam-macam jenis atau produk reksa dana yang ada
pada saat ini berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995
pasal 18, yaitu:
17
1. Reksa Dana Konvensional (Biasa)
Reksa dana konvensional (biasa) adalah reksa dana yang dapat dibeli atau
dijual kembali oleh investor setiap saat tergantung tujuan investasi, jangka
waktu dan profil risiko investor. Jenis-jenis reksa dana konvensional
(biasa) adalah sebagai berikut :
a) Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah reksa dana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
efek besifat ekuitas. Reksa dana saham mempunyai ciri-ciri antara lain :
1) Risiko paling tinggi.
2) Fluktuasi sangat sering dan tajam.
3) Strategi investasi harus bersifat jangka panjang.
4) Manajemen fee paling tinggi dari seluruh jenis reksadana.
5) Cocok bagi investor yang bertipe Risk Taker (investor yang
berani mengambil risiko).
Komposisi investasi pada reksa dana ini terdiri dari common stock
maupun preferred stock dengan batas maksimum 80% dari seluruh
portofolionya. Sisa 20% dengan batas maksimum 80% dari seluruh
portofolionya.
b) Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa dana pendapatan tetap adalah
reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya dari
aktivanya bersifat utang. Reksa dana pendapatan tetap mempunyai ciri-
ciri antara lain :
18
1) Risiko lebih aman dibandingkan dengan reksa dana saham dan
campuran.
2) Fluktuasi relatif lebih stabil.
3) Strategi investasi menengah dan jangka panjang.
4) Manajemen fee relatif lebih rendah.
5) Cocok bagi investor Risk Adverter (investor yang takut merugi).
Komposisi investasi pada reksa dana ini terdiri dari efek-efek utang
dengan batas maksimum 80% dari seluruh potofolionya. Sisa 20%
diinvestasikan pada efek ekuitas maupun pasar uang.
c) Reksa Dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% aktivanya dalam efek
yang bersifat utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun. Reksa
dana pasar uang mempunyai ciri-ciri antara lain :
1) Risiko relative aman dan sangat likuid, setara dengan deposito.
2) Fluktuasi relatif sangat stabil.
3) Strategi investasi bersifat jangka pendek.
4) Manajemen fee paling rendah di banding dengan reksa dana jenis
lainnya.
5) Cocok untuk investor pemula. Komposisi investasi terdiri dari
Treasury Bill, Surat Berharga, Deposito, Commercial Paper
dengan batas maksimum 80% dari seluruh portofolionya. Sisa
20% diinvestasikan pada efek ekuitas maupun efek utang jangka
panjang.
19
d) Reksa Dana Campuran Reksa dana campuran adalah reksa dana yang
melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang
yang perbandinganya termasuk seperti reksa dana saham, pendapatan
tetap, dan pasar uang. Reksa dana campuran mempunyai ciri-ciri antara
lain :
1) Risiko lebih rendah dari reksa dana saham tetapi lebih tinggi dari
reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.
2) Fluktuasi lebih rendah dari reksa dana saham tetapi lebih tinggi dari
reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.
3) Strategi investasi jangka menengah dan jangka panjang.
4) Manajemen fee lebih rendah dari reksa dana saham, tetapi lebih
tinggi dari reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.
5) Cocok bagi investor yang moderat terhadap risiko.
Komposisi investasi kombinasi efek bersifat utang dan ekuitas.
2. Reksa Dana Terstruktur
Reksa dana terstruktur adalah reksa dana yang hanya dapat dibeli atau
dijual kembali oleh investor pada saat tertentu saja yang ditentukan oleh
manajer investasi. Jenis-jenis reksa dana terstruktur adalah sebagai berikut :
a. Exchange Traded Fund (ETF) Exchange traded fund (ETF) adalah
sebuah reksa dana yang merupakan suatu inovasi dalam dunia industri
reksa dana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka
dimana unit penyertaannya dapat diperdagangkan di bursa. ETF ini
adalah merupakan kombinasi dari reksa dana tertutup dan reksa dana
20
terbuka, dan ETF ini biasanya adalah merupakan reksa dana yang
mengacu kepada indeks saham. ETF lebih efisien daripada reksa dana
konvensional, karena unit penyertaannya diperdagangkan langsung di
bursa setiap hari menyerupai reksa dana tertutup (dimana tidak dapat
dijual kembali kepada manajer investasi).
b. Reksa Dana Terproteksi (Protected Fund) Reksa dana terproteksi
(protected fund), tergolong masih baru di Indonesia dan lahir setelah
longsornya nilai aset reksa dana beberapa tahun lalu. Reksa dana ini
diinvestasikan pada instrument surat hutang, biasanya pada obligasi
yang hampir jatuh tempo. Khusus pada reksa dana ini usianya biasanya
pendek sesuai dengan jatuh tempo surat hutang yang dibelinya.
c. Reksa Dana Syariah Reksa dana syariah mengandung pengertian
sebagai reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya
mengacu pada syari'at Islam. Reksa dana syariah, misalnya tidak
diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang
pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti
pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi,
rokok dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan
persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.
d. Reksa Dana Indeks (Index Fund) Reksa dana indeks (index fund) adalah
reksa dana yang portofolio efeknya terdiri dari atas efek yang menjadi
bagian dari suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-kurangya
80% dari NAB diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari
21
kumpulan efek yang ada dalam indeks tersebut. Pembobotan masing-
masing efek antara 20% sampai 80% dari pembobotan atas masing-
masing efek dalam indeks yang menjadi acuan dan tingkat
penyimpangan dari kinerja reksa dana indeks terhadap kinerja indeks
yang menjadi acuan.
d. Risiko Investasi Reksa Dana
Berikut ini adalah risiko yang akan dihadapi oleh investor yang akan
berinvestasi di reksa dana. Resiko itu antara lain (Utomo, 2010) :
a. Resiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Pailitnya perusahaan penerbit
efek pendapatan tetap/tertundanya pembayaran bunga akibat kesulitan
likuiditas penerbit efek pendapatan tetap. Hal ini mengakibatkan NAB per
unit penyertaan turun secara signifikan.
b. Resiko Likuiditas. Penjualan kembali tergantung kepada likuiditas portfolio
atau kemampuan dari manajer investasi untuk mem beli kembali dengan
menyediakan uang tunai. (reksa dana terbuka). Bagi reksa dana tertutup
penjualan atau redemption dilakukan di bursa tempat saham reksa dana
tercatat.
c. Resiko Pertanggungan atas Kekayaan Reksa Dana. Bila terjadi hal–hal
seperti wanprestasi oleh pihak yang terkait dengan reksa dana seperti
bencana alam, kebakaran, serta kerusuhan akan mempengaruhi NAB per
unit.
d. Resiko Perubahan Politik Ekonomi. Perubahan kondisi politik dan ekonomi
dapat mempengaruhi investasi pada reksa dana.
22
e. Resiko Penurunan Suku Bunga. Penerimaan bunga investasi reksa dana
tergantung pada kemampuan manajer investasi dalam memilih jenis-jenis
investasi yang menguntungkan serta kondisi pasar modal dan pasar uang di
dalam dan luar negeri.
f. Resiko Pertukaran Mata Uang. Investasi reksa dana pada mata uang asing,
memungkinkan terjadinya rugi kurs valuta asing yang menyebabkan
penurunan NAB.
e. Manfaat Investasi Reksa Dana
Reksa dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai
salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain (Utomo, 2010) :
1. Dikelola oleh Manajemen Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksa dana dilaksanakan oleh manajer
investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan
dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individu
pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta
mengakses informasi ke pasar modal.
2. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio
akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana
atau kekayaan reksa dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga
risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko
bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.
23
3. Transparansi Informasi
Reksa dana wajib memberikan informasi atas perkembangan
portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang unit
penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.
Pengelola reksa dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya
setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah
tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat
memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
4. Likuiditas yang Tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus
mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian,
pemodal dapat mencairkan kembali unit penyertaannya setiap saat sesuai
ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana sehingga memudahkan
investor mengelola kasnya. Reksa dana terbuka wajib membeli kembali unit
penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah
Karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan
kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya
kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula
efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah
dibandingkan apabila investor individu melakukan transaksi sendiri di
bursa.
24
f. Pihak-pihak Penunjang Reksa Dana
Adapun pihak-pihak yang menunjang dalam kegiatan reksa dana yang
dinyatakan dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 pasal 18
antara lain :
1. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Kontrak investasi kolektif (KIK) adalah kontrak pengelola asset investasi
yang dilakukan secara kolektif antara bank kustodian yang bertindak untuk
kepentingan pemodal dan manajer investasi.
2. Manajer Investasi
Manajer investasi adalah pihak yang ditunjuk sebagai pengelola reksa dana.
3. Bank Kustodian
Bank kustodian adalah pihak yang ditunjuk untuk mewakili kepentingan
pemodal untuk mengawasi ketaatan manajer investasi terhadap kontrak
investasi kolekti (KIK), bertanggung jawab untuk menyimpan asset reksa
dana, menjalankan transaksi efek sesuai perintah manajer investasi,
melaksanakan administrasi reksa dana, menghitung nilai aktiva bersih
(NAB) dan memelihara catatan data pemodal.
4. Auditor
Auditor adalah pihak yang ditunjuk untuk memeriksa secara berkala
kegiatan pengelolaan dana, pembukuan dan perpajakan, pelaksanaan prinsip
keberhati-hatian yang dilakukan oleh manajer investasi.
25
5. Konsultan Hukum / Notaris
Konsultan hukum / notaries adalah pihak yang memberikan opini hukum
terhadap pembentukan reksa dana dan membuat kontrak investasi kolektif
(dituangkan dalam Akta) yang diikat secara notariil.
6.
Agen penjual adalah pihak yang ditunjuk oleh manajer investasi untuk
memasarkan reksa dana kepada nasabah.
g. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan alat
ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari nilai portofolio reksa
dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SBI,
SBPU,saham, obligasi, right dan efek lainya. Sedangkan kewajiban reksa dana
dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee broker yang belum
dibayar serta pembelian efek yang belum dilunasi (Akbarini, 2004).
Nilai aktiva bersih merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi
kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyertaan
merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar.
Nilai NAB sangat bergantung dengan kinerja asset yang merupakan portofolio
reksa dana. Jika harga pasar asset-aset suatu reksa dana mengalami kenaikan
dan demikian pula sebaliknya.
NAB per unit dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian setelah mendapat
data dari manajer investasi dan nilai tersebutlah yang kemudian setiap hari
dapat dilihat pada keesokan harinya di media massa setiap hari kerja.
26
Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap orang dapat
menghitung tingkat pengembalian reksa dana selama satu periode pengamatan.
h. Mekanisme Pembelian Reksa Dana
Untuk berinvestasi dalam reksa dana tidak begitu sulit. Setiap investor
memiliki keleluasaan untuk menanamkan dananya di perusahaan investasi
manapun yang is sukai. Pada dasarnya tata cara bagi investor untuk
menanamkan modal di reksa dana tidak berbeda dengan kalau ia ingin
membuka rekening di bank ataupun membuka deposito. Mekanisme yang
harus dilakukan oleh investor apabila ingin berinvestasi di reksa dana antara
lain :
a) Datang ke sales agent dari reksa dana yang diinginkan.
b) Mengisi aplikasi atau form penanaman modal pada reksa dana yang
diinginkan.
c) Menyerahkan dokumen-dokumen penunjang seperti : foto copy KTP,
data rekening di bank, dll.
d) Melakukan setoran modal pada reksa dana yang dipilih.
i. Biaya-biaya pada Reksa Dana
Adapun terdapat biaya dalam berinvestasi di reksa dana menurut
Peraturan Bapepam :
1. Biaya yang ditanggung oleh investor
a) Biaya pembelian Unit Penyertaan (subscription fee)
b) Biaya pencairan kembali Unit Penyertaan (redemption fee)
c) Biaya pengalihan Unit Penyertaan (switching fee)
27
2. Biaya yang ditanggung oleh reksa dana
a) Jasa Manager Investasi
b) Jasa Bank Kustodian
c) Biaya transaksi, audit, pembaharuan prospektus
3. Biaya yang ditanggung oleh manajer investasi
a) Biaya awal pembentukan reksa dana
b) Biaya promosi dan pemasaran
j. Pengukuran Kinerja Reksa Dana
Investor yang ingin membeli reksa dana harus melihat terlebih dahulu
kondisi pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar dalam keadaan semarak
(bullish market) urutan pilihan jatuh pada reksa dana saham, reksa dana
campuran, reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap, namun
dalam kondisi pasar lesu (bearish market) pilihan jatuh pada reksa dana
pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dan reksa dana
saham. Manajer investasi dapat mengubah-ubah kebijakan komposisi
investasinya disesuaikan dengan keadaan pasar, baik dalam situasi pasar
bullish atau bearish untuk mendapatkan sutu keuntungan yang optimal.
Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi pada akhir tahun
60 an yang dipelopori oleh Wiliam Sharpe, Trenor, dan Michael Jensen.
Konsep ini berdasarkan teori Capital Market. Ketiga ukuran ini dikenal dengan
istilah composite (risk-adjusted) measure of portofolio performance karena
mengkombinasikan antara return dan risk dalam suatu perhitungan (Jogiyanto,
2003). Ketiga ukuran kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
28
1) Ukuran Kinerja Sharpe Salah satu metode yang digunakan untuk
membandingkan kinerja portofolio dengan menggunakan konsep dari
Garis Pasar Modal/Capital Market Line (CML) atau lebih dikenal dengan
istilah Reward to Variability Rasio (RVAR). Dimana Sharpe menyatakan
series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio
dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi simbol Sp.
Indeks kinerja Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut
(Manurung, 2000) :
Sp
Keterangan:
- Sp = indeks kinerja Sharpe.
- Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar.
- Rf = return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko.
- σp = total risiko yaitu hasil jumlah dari risiko sistematik dan risiko
unsistematik.
Jika portofolio sangat diversifikasi maka total risiko hampir sama
dengan risiko sistematik dikarenakan risiko unsistematik mendekati nol.
Hal ini juga dapat disebut bila portofolio sama dengan portofolio pasar
maka total risiko sama dengan risiko sistematis atau risiko pasar atau dapat
disebut dengan beta. Naulas dan Lazaridis (2005) mengemukakan bahwa
semakin besar nilai Sharpe reksa dana maka semakin bagus kinerjanya.
Nilai Sharpe reksa dana dapat dibandingkan dengan ukuran yang sama
untuk portofolio pasarnya, 35 dengan menggunakan formula yang sama
29
seperti yang digunakan untuk mencari nilai Sharpe reksa dana.
Membandingkan hasil Sharpe reksa dana dengan Sharpe pasarnya,
bertujuan untuk menilai apakah portfolio reksa dana lebih baik atau buruk
dari pada portofolio pasarnya.
2) Ukuran Kinerja Treynor Treynor sebagai salah satu indeks yang digunakan
untuk mengukur kinerja portofolio, Treynor mengansumsikan bahwa
portofolio sangat diversifikasi dikenal dengan istilah Reward to Valatility
Ratio (RVOR). Oleh karenanya indeks Treynor menyatakan series kinerja
portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan tingkat
suku bunga bebas risiko per unit risiko pasar portofolio tersebut dengan
diberi simbol Tp. Indeks kinerja Treynor dihitung dengan formula berikut
(Manurung, 2000) :
Tp
Keterangan:
Tp = indeks kinerja Treynor.
Rp = return portofolio atau tingkat pengembalian pasar.
Rf = return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko.
βp = risiko pasar dari portofolio atau risiko sistematik portofolio.
Dalam menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus
diperhatikan bahwa hasilnya memberikan evaluasi pada satu periode,
karena tingkat pengembalian portofolio dan risiko membutuhkan periode
yang panjang. Bila periode yang dipergunakan cukup pendek maka risiko
yang dihitung dengan 36 beta memberikan hasil yang tidak wajar atau
30
tidak representatif. Disamping itu asumsi normalitas dari tingkat
pengembalian perlu juga diperhatikan. Sama halnya dengan pengukuran
Sharpe, pengukuran Treynor reksa danapun harus dibandingkan dengan
pengukuran Treynor pasarnya, dengan cara yang sama seperti mencari
nilai Treynor untuk reksa dana. Dimaksudkan untuk mengetahui kinerja
reksa dana lebih baik atau lebih buruk dari pada pasarnya.
3) Ukuran Kinerja Jensen Sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio, Jensen
sangat memperhatikan CAPM dalam mengukur kinerja portofolio tersebut
yang sering disebut dengan Jesen ALPHA (differential return measure).
Jesen ALPHA merupakan sebuah ukuran absolute yang mengestimasikan
tingkat pengembalian konstan selama periode investasi dimana
memperoleh tingkat Jesen ALPHA pengembalian diatas (dibawah) dari
buy-hold strategy dengan risiko sistematik yang sama. Adapun formula
Jensen ALPHA sebagai berikut (Manurung, 2000) :
Semakin tinggi ap yang positif maka kinerja portofolionya semakin baik.
Jensen ALPHA dapat dihitung dengan cara lain yaitu dengan
menyederhanakan persamaan diatas menjadi persamaan dibawah ini:
Persamaan diatas memperlihatkan adalah risiko premium portofolio
dipengaruhi oleh risiko market premium. Nilai a dan b pada persamaan
31
diatas diestimasikan sesuai dengan model yang dikenal dengan regresi.
Oleh karenanya data asli runtun waktu dari portofolio, tingkat
pengembalian pasar dan tingkat bunga bebas risiko harus tersedia. Nilai a
yang tertinggi dan siginifikan merupakan portofolio yang terbaik dari
portofolio yang ada (Sulistyorini, 2009).
3. Kemampuan Stock Selection dan Market Timing
Pembagian antara timing ability dan kemampuan dalam memilih asset
individu atau selection skill telah secara luas digunakan pada diskusi pengukuran
kinerja investasi. Menurut Jensen (1968), konsep kinerja portofolio dibagi
menjadi dua dimensi, yaitu (1) kemampuan manajer portofolio atau analisis
sekuritas untuk meningkatkan return portofolio melalui prediksi yang tepat
tentang harga sekuritas di masa yang akan datang, (2) kemampuan manajer
portofolio untuk meminimalkan risiko (melalui diversifikasi yang efisien) yang
muncul dari kepemilikan portofolio. Fama (1972), dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kinerja manajer investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Stock Selection
Kemampuan Stock selection adalah kemampuan manajer investasi untuk
memilih asset untuk membentuk portofolio yang diprediksi akan memberikan
return yang diharapkan di masa yang akan datang.
Manajer investasi lebih sering mengandalkan kemampuan pemilihan saham
untuk mendapatkan return yang abnormal (superior). Aktivitas Stock Selection
didasarkan pada forecast kejadian khusus perusahaan dan harga sekuritas
individu (kon, 1983).
32
b. Market Timing
Market timing ability adalah kemampuan manajer investasi untuk mengambil
kebijakan yang tepat untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu untuk
membentuk portofolio asset pada saat yang tepat. Sedangkan aktivitas market
timing berhubungan dengan forecast realisasi di masa mendatang dari
portofolio pasar. Jika manajer investasi yakin dapat menghasilkan lebih baik
dari rata-rata estimasi return pasar maka manajer akan menyesuaikan tingkat
risiko portofolionya sebagai antisipasi perubahan pasar (kon, 1983).
Untuk menghitung stock selection skill dan market timing ability digunakan
dua model dari Treynor-Mazuy dan Henriksson-Merton, yaitu :
a) Model Treynor-Mazuy
Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (α) atau alpha
positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (γ)
atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market
timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan
excess return portfolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan
excess return market. Menurut Admati, Bhattacharya, Pfleiderer dan Ross
(1986) bahwa model regresi kuadratik adalah sebuah pengukuran yang valid
dari pengukuran kinerja market timing dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kualitas dari timing information dan mendeteksi keberadaan
dari selectivity information. Bentuk yang dipergunakan dalam model ini adalah
dengan formula sebagai berikut :
2 +
33
di mana :
Rp = Return reksa dana pada periode t
Rf = Return bebas risiko pada periode t
Rm = Return pasar pada periode t
α = Intercept yang merupakan indikasi stock selection dari manajer investasi
β = Koefisien regresi excess market return atau slope pada waktu pasar turun
(bearish)
γ = Koefisien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market timing dari
manajer investasi
εp = Merupakan random error.
b) Model Henriksson-Merton
Melalui model regresi yang dikembangkan oleh Henrikson dan Merton
bisa diukur kemampuan market timing dan tingkat keberhasilan stock selection
skill dari portfolio yang dikelola secara aktif, yang masing-masing memberikan
kontribusi secara terpisah pada kinerja portofolio secara keseluruhan yang
dilakukan oleh para manajer investasi sebagai pengelola reksadana. Untuk
mengukur kemampuan microforecasting (stock selection) manajer investasi,
hal ini dapat dilihat memalui besaran α. Jika manajer investasi memiliki (α>0)
berarti manajer investasi memiliki kemampuan stock selection yang baik, dan
sebaliknya jika (α<0) artinya kemampuan stock selection-nya tidak baik.
Bentuk yang dipergunakan dalam model ini adalah dengan formula sebagai
berikut :
D +
34
di mana :
Rp = Return reksa dana pada periode t
Rf = Return bebas risiko pada periode t
Rm = Return pasar pada periode t
β = Koefisien regresi excess market return atau slope pada waktu pasar turun
(bearish)
γ = Koefisien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market timing dari
manajer investasi
D = Adalah dummy untuk melakukan peramalan market timing dengan
ketentuan: D = 1, Jika (Rm-Rf)> 0 Up market (bullish) dan D = 0, Jika
(Rm-Rf)< 0 Down market (bearish)
εp = Merupakan random error.
c. Pengaruh Kemampuan Stock Selection dan Market Timing terhadap
Kinerja Manajer Investasi
Kemampuan Stock selection dan Market timing dari manajer investasi
dalam membentuk portofolio dapat dijadikan acuan bagi investor dalam
mengevaluasi keputusan untuk berinvestasi dalam reksa dana. Return yang
diperoleh investor akan dipengaruhi oleh kemampuan selection stock skill dan
market timing ability manajer investasi, karena pemilihan efek-efek yang
mempunyai prospek kinerja yang baik di masa mendatang akan memberi
keuntungan pada investor atas dana yang diinvestasikan pada reksa dana.
Dalam manajemen investasi seperti yang dinyatakan Suad Husnan
(1998), tingkat kepekaan dari risiko sistematik diukur oleh beta (β). Oleh
35
karena itu dalam melakukan penilaian suatu kinerja reksa dana, perkiraan
risiko sistematik merupakan informasi penting yang sebaiknya diketahui oleh
investor karena beta merupakan gambaran sensitivitas perubahan kinerja
portofolio dibandingkan dengan kinerja pasar. Semakin peka perubahannya
maka semakin tinggi beta suatu saham. Perkiraan risiko sistematik yang
mungkin dihadapi bisa diketahui oleh investor dengan melihat kebijakan
investasi suatu reksa dana. Biasanya seorang manajer investasi akan sangat
memperhatikan beta terutama ketika terjadi perubahan situasi pasar, misalnya
pada pasar yang bullish, akan lebih menguntungkan untuk menempatkan
investasi pada kumpulan instrument investasi yang memiliki beta tinggi dan
sebaliknya beta yang rendah ketika pasar sedang bearish. Apabila hasil dari
Model Sharpe mendekati return market reksa dana, maka manajer investasi
reksa dana memiliki kemampuan market timing dan stock selection, dan
sebaliknya. Menurut Sehgal (2008), Kemampuan Stock Selection berdasarkan
Jenson’s four factor memiliki pengaruh alfa positif signifikan terhadap kinerja
reksa dana dan Market Timing berdasarkan multifactor versi Model Treynor -
Mazuy dan Hendrikson-Merton, memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
kinerja reksa dana.
4. Expense Rasio
Dalam melakukan investasi di reksa dana, terdapat tiga komponen biaya
utama (Manurung, 2004). Pertama, yaitu biaya yang menjadi beban manajer
portofolio yang meliputi biaya persiapan pembentukan reksa dana, jasa notaris,
konsultan hukum, publik, biaya pemasaran dan pengelolaan investasi juga
36
dibebankan pada manajer portofolio. Kedua adalah biaya yang menjadi beban
reksa dana, terdiri dari biaya jasa manajer investasi, jasa bank kustodian, biaya
transaksi efek, jasa akuntan publik, konsultan hukum, dan notaris setelah reksa
dana beroperasi, biaya pengiriman laporan, prospectus dan pajak. Ketiga adalah
biaya yang menjadi beban investor seperti biaya pembelian (selling fee), biaya
penjualan kembali (redemption fee) dan biaya pengalihan (switching fee).
Expense ratio adalah perbandingan antara beban operasi dalam satu tahun
dengan rata-rata nilai asset bersih dalam satu tahun, expense ratio menunjukkan
seberapa “mahal” manajer investasi dalam menjalankan suatu reksa dana. Jika
misalnya Manajer Investasi melakukan strategi pengelolaan aktif sehingga
menimbulkan biaya transaksi yang tinggi, pemilihan broker dengan biaya yang
mahal, pengenaan biaya manajemen dan kustodian yang tinggi, dan atau biaya
administrasi dan penggunaan konsultan yang tidak efisien, maka umumnya
expense ratio akan terlihat besar. Sebaliknya jika dijalankan dengan efisien maka
rasio tersebut akan semakin kecil (Rudiyanto, 2011). Rasio biaya dihitung dengan
tidak memasukkan biaya seperti sales charge, load dan brokerage commissions
manajer investasi dalam perdagangan sekuritas. Rasio biaya meliputi fee advisory
investasi, biaya-biaya administrasi, fee distribusi, dan biaya operasional lainnya.
Reksa dana yang dikelola secara aktif mempunyai rasio biaya sekitar 1,5%.
Dimaksudkan dengan rasio biaya sebesar 1,5%, akan memangkas 1,5% dari total
uang pada reksa dana tersebut setiap tahun (Hapsari, 2009, Nurwahyudi, 2004).
Dalam penelitian yang dilakukan Manurung (2004) menyatakan besar
kecilnya biaya-biaya akan mempengaruhi hasil investasi yang akan diberikan
37
kepada investor. Perhitungan pengenaan biaya-biaya ini dilakukan pada saat
perhitungan harga NAB per unit, sehingga hasil investasi yang diketahui investor
melalui perubahan harga NAB per unit sudah merupakan hasil bersih setelah
dikurangi biaya-biaya di atas. Jadi dengan semakin tingginya total biaya yang
diperlukan dalam pengelolaan portofolio maka akan dapat menurunkan hasil
investasi dari investor yang tercermin dalam penurunan pengembalian portofolio.
5. Umur Reksa Dana
Usia dari reksa dana mengindikasikan kapan suatu reksa dana mulai
diperdagangkan di pasar modal. Banyak investor yang lebih menyukai reksa dana
yang berumur lebih lama. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan
memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan
gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam
Akbarini, 2004). Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer
investasinya di dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu
reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman di dalam
mengelola portofolio bila dibandingkan dengan reksa dana yang berumur lebih
muda.
Dalam berinvestasi reksadana sebaiknya memilih reksa dana yang
dikeluarkan oleh manajer investasi yang memiliki pengalaman sekurangnya lima
tahun, karena 5 tahun dianggap sebagai masa rata-rata satu siklus industri di pasar
modal (Cahyono, 2000, dalam Akbarini, 2004).
Reksa dana yang berumur lebih lama tentunya akan memiliki pengalaman
yang lebih banyak dibandingkan dengan yang masih baru. Semakin tua umur dari
38
reksadana tersebut, maka semakin berpengalamanlah manajer investasinya, dan
tentu kinerja reksa dana akan semakin baik pula. Reksa dana yang memiliki umur
yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu
akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para
investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Dalam penelitian ini rumusan
hipotesis yang diajukan adalah :
6. Kinerja Reksa Dana
Kinerja historis Reksa Dana menjadi pertimbangan utama dari
investor untuk memilih Reksa Dana. Standarisasi pengukuran kinerja
menjadi suatu keharusan, sehingga kinerja suatu Reksa Dana dapat
dibandingkan dengan yang lainnya (Pramoto dan Nugraha, 2005:173).
Ada dua penilaian kinerja portofolio menurut Pratomo dan Nugraha
(2005), yaitu :
a. Melakukan Perbandingan Langsung
Cara ini dilakukan dengan membandingkan kinerja suatu
portofolio yang biasanya diwakili oleh Reksa Dana (mutual fund)
terhadap portofolio lain yang mempunyai risiko yang kurang lebih
sama. Membandingkan kinerja biasanya menggunakan tolok ukur
(benchmark) tertentu. Misalnya : untuk Reksa Dana pasar uang
menggunakan tolak ukur tingkat suku bunga deposito, Reksa Dana
pendapatan tetap menggunakan tolok ukur indeks obligasi, dan Reksa
Dana saham menggunakan tolok ukur IHSG.
39
b. Menggunakan Parameter Tertentu
Penilaian kinerja ini mempertimbangkan risiko sebagai parameter.
Beberapa metode penilaian kinerja portofolio berdasarkan risiko iini,
antara lain Sharpe Measure, Treynor Measure dan Jensen Measure.
Dalam pengukuran kinerja Reksa Dana biasanya didasarkan pada
perubahan NAB/Unit(return).
Pada Treynor Measure, kinerja Reksa Dana dihitung dengan cara
mengurangi return rata-rata yang dihasilkan suatu portofolio dengan
rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset) kemudian
membaginya dengan beta dari return portofolio. Persamaannya adalah
sebagai berikut :
Dimana :
Tp = Kinerja portofolio diukur dengan Metode Treynor
Rp = ReturnReksa Dana
Rf = Return free rate/risk free
= Beta Reksa Dana
40
B. Penelitian Terdahulu
No. Judul dan Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1.
Pengaruh Stock
Selectin, Market
Timing, dan Ukuran
Reksa Dana Terhadap
Kinerja Reksa Dana
Saham (Studi Kasus
pada Reksa Dana
Saham yang Terdaftar
di Otoritas Jasa
Keuangan Periode
2011-2014)
(Trisnopati dan Farida
Titik, 2015)
Kinerja Reksa dana,
Stock Selectin,
Market Timing, dan
Ukuran Reksa dana
Stock Selectin
mempunyai pengaruh
yang signifikan
dengan arah yang
positif terhadap
kinerja reksadana,
Market Timing
mempunyai pengaruh
signifikan dengan
arah yang negarif,
sedangkan untuk
ukuran reksadana
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
kinerja reksa dana.
2. Pengaruh Ukuran dan
Umur pada kinerja
reksa dana saham di
indonesia
(I Gusti Ayu Prima
Asriwahtuni, 2017)
Kinerja Reksa Dana,
Ukuran Reksa Dana,
dan Umur Reksa
Dana
Ukuran reksa dana
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja reksa
dana saham tahun
2013-2016 seangkan
untuk variabel umur
reksa dana tidak
berpengaruh terhadap
kinerja reksa dana
saham tahun 2013-
2016
No. Judul dan Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
41
3.
Analisis Kemampuan
Stock Selection, dan
Market Timing pada
Reksa Dana Saham di
Indonesia periode
Januari 2008 – Juli
2013
(Deasy Amalia, 2013)
Kinerja Reksa Dana,
Stock Selection, dan
Market Timing
Stock Selection
memiliki signifikan
yang negatif yang
artinya bahwa
manajer investasi
selama periode
tersebut tidak
memiliki kemampuan
dalam memilih saham
yang tepat. Sedangkat
Market Timing
memiliki signifikan
yang positif artinya
manajer investasi
memiliki kemampuan
dalam membelin atau
menjaul saham yang
tepat.
4. Pengaruh Total Aset,
Expense Ratio dan
Portofolio Turnover
terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham di
Indonesia
(Rika Lidyah, 2017)
Kinerja Reksa Dana,
Total Aset, Expense
Ratio, Portofolio
Turnover
Penelitian ini
menemukan bahwa
secara simultan
terdapat pengaruh
yang signifikan
antara total aset,
expense ratio dan
portofolio turnover
terhadap kinerja
reksadana saham di
indonesia periode
2013-2015. Namun
secara parsial tidak
ada pengaruh yang
signifikan.
42
No. Judul dan Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
5.
Kemampuan memilih
saham dan Market
Timing manajer
investasi reksa dana
saham di bursa efek
indonesia
(Waelan, 2008)
Market timing dan
model pengukuran
(model benchmark
dan Trade-off)
Dari 44 manajer
investasi terdapat 4
manajer yang
memiliki kemampuan
memilih saham dan
kemampuan market
timing. Dan juga
menghasilkan
terdapatnya Trade-off
antara kemampuan
memilih saham
dengan kemampuan
market timing.
6.
Pengaruh market
timing dan stock
selection terhadap
kinerja reksa dana di
indonesia (studi kasus
pada reksa dana saham
periode 2013-2015)
(Uun dan Budi
Wahono, 2015)
Reksa dana, market
timing, stock
selection
Terdapat pengaruh
yang signifikan
antara market timing
dan stock selection
terhadap kinerja reksa
dana saham
diindonesia, untuk
stock selection
terdapat pengaruh
positid dan untuk
market timing
terdapat pengaruh
negatif yang
signifikan terhadap
kinerja reksa dana
saham di indonesia.
7.
Analisis kinerja reksa
dana saham dan reksa
dana pasar uang dengan
metode sharpe periode
januari-desember 2003
(Veronika,2004)
Kinerja Reksa dana
dan Kinerja Pasar
Terdapat perbedaan
yang signifikan
antara return reksa
dana saham dan reksa
dana pasar uang
dengan return pasar..
43
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Stock Selection (X1)
Market Timing (X2)
Expense Ratio (X3)
Umur Reksa Dana (X4)
Kinerja Reksa
Dana Saham (Y)
Analisis Regresi Linier
Berganda
Reksa Dana Saham (2013-2017)
Analisis Data Panel
Hasil
Implikasi Saran Kesimpulan
44
D. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini Uji hipotesis dua sisi dipilih jika tidak punya
dugaan kuat atau dasar teori yang kuat dalam penelitian, sebaliknya uji
satu sisi dipilih jika peneliti mempunyai landasan teori atau dugaan yang
kuat (Widarjono, 2015: 281). Hubungan atau keterkaitan antara variable
independen dan variable dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Stock Selection Skill Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Trisnopati dan Farida (2015) menyatakan bahwa Kinerja manajer
investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana
saham. I Gusti (2017) hasil olahan data yang dilakukan menunjukkan
bahwa kemampuan pemilihan saham dari manajer investasi memberikan
kontribusi positif pada pengembalian dana.Begitupun dalam penelitian
yang dilakukan oleh Deasy (2013) Hasil pengujian menunjukkan secara
simultan stock selection skill berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Reksa Dana. Sedangkan dari pengujian parsial, diperoleh hasil bahwa
stock selection skill berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
Reksa Dana.
Oleh karena itu, peneliti membuat hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Stock Selection mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham
45
2. Market Timing Ability Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Penelitian yang dilakukan oleh Waelan (2008) menunjukkan
bahwa beberapa manajer investasi dari Reksa Dana yang diteliti
memiliki kemampuan market timing walaupun sangat kecil dan
tidak signifikan. Uun dan Budi (2015) Hasil pengujian
menunjukkan secara simultan market timing ability berpengaruh
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana. Sedangkan dari pengujian
parsial, diperoleh hasil market timing ability berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana.
Oleh karena itu, peneliti membuat hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Market Timing mempunyai pengaruh positif terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham
3. Expense Ratio Terhadap Kinerja Reksa Dana
Expense Ratio menunjukkan seberapa “mahal” manajer
investasi dalam menjalankan suatu reksa dananya, penelitian yang
dilakukan oleh Lidyah (2017) menyatakan bahwa Expense Ratio
Reksa Dana berpengaruh terhadap kinerjanya.
Oleh karena itu, peneliti membuat hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Expense Ratio dana mempunyai pengaruh positif terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham
46
4. Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana
Hubungan Umur Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana
menunjukan bahwa Reksa Dana dengan usia yang lebih panjang
akan memiliki pengaruh kinerja yang lebih baik daripada yang
baru. Hal tersebut mungkin dikarenakan penyesuaian asset untuk
Reksa Dana yang lama akan terlihat lebih baik. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Rika (2017) usia Reksa Dana memiliki
kemampuan dalam menjelaskan kinerja Reksa Dana namun hal ini
spesifik terhadap kebijakan investasi. Uun-Budi (2015)
menyatakan bahwa umur Reksa Dana berpengaruh terhadap
kinerjanya. Deasy (2013) Hasil pengujian menunjukkan secara
simultan umur Reksa Dana berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Reksa Dana.
Oleh karena itu, peneliti membuat hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
H4 : Umur Reksa Dana reksa dana tidak mempunyai pengaruh
terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan variable independen yaitu Stock
Selection Skill, Market Timing, Expense Ratio dan Umur Reksa Dana
terhadap variable dependen, yaitu Kinerja Reksa Dana Saham. Populasi
penelitian ini adalah produk Reksa Dana Saham yang telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2013-2017.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dan
informasi mengenai Reksa Dana yang dapat diperoleh dari berbagai
literature, majalah dan situs dari internet seperti Bursa Efek Indonesia (BEI)
melalui http://www.idx.co.id/, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui
http://www.ojk.go.id dengan periode penelitian 2013-2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi,
maka peluang generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah
48
sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan dalam generalisasi
(Sugiono 2008).
Sampel dalam penelitian ini adalah Reksa Dana saham yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode Tahun 2013-2017. Teknik sampel yang
digunakan yaitu sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:126).
Berdasarkan definisi tersebut, maka sampel dalam penelitian ini dipilih
sesuai dengan karakteristik sebagai berikut:
i. Reksa Dana saham yang diambil yaitu Reksa Dana Saham
Konvensional yang aktif dan efektif terdaftar di Bapepam-LK periode
2013-2017.
ii. Reksa Dana saham yang memiliki NAB taun 2013-2017
iii. Reksa Dana saham yang telah mempublikasi NAB & prospectus
Reksa Dana selama 5 tahun terakhir sampai akhir Desember 2017
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh
sebanyak 21 sampel Reksa Dana yang memenuhi kriteria. sampel penelitian
dapat di lihat melalui tabel 3.1 sebagai berikut
49
Tabel 3.1
Sampel Reksa Dana Saham
No Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
Bank
Kustodian
Tanggal
Efektif
1 Batavia Dana
Saham
Batavia Prosperindo
Aset Manajemen, PT
Deutsche
Bank A. G. –
Custody
09 Desember
1996
2 Batavia Dana
Saham
Optimal
Batavia Prosperindo
Aset Manajemen, PT
Deutsche
Bank A. G. –
Custody
09 Oktober
2006
3 BNP Paribas
Ekuitas
BNP Paribas
Investment Partners,PT
CITIBANK
N. A. –Custod
16 Januari
2001
4 Danareksa
Mawar
Danareksa Investment
Management, PT
CITIBANK
N. A. –
Custody
05 Juli 1996
5 First State
Indoequity
High
Conviction
Fund
First State Investments
Indonesia, PT
Deutsche
Bank A. G.-
Custody
17 Oktober
2011
6 First State
Indoequity
Sectoral Fund
First State Investments
Indonesia, PT
Deutsche
Bank A. G.-
Custody
24 Desember
2004
7 Grow-2-
Prosper
Corfina Capital, PT Bank DBS
Indonesia -
Custody, PT
22 Maret
2007
8 Manulife
Dana Saham
Manulife Aset
Manajemen Indonesia,
PT
CITIBANK
N. A. –
Custody
16 Juli 2003
9 Maybank
Dana Ekuitas
Maybank Asset
Management, PT
PT Bank
HSBC
Indonesia
17 April 2007
10 Nikko
Indonesia
Equity Fund
Nikko Securities
Indonesia, PT
Bank Central
Asia -
Custody, Tbk,
PT
03 Oktober
2012
11 Panin Dana
Maksima
Panin Asset
Management, PT
Deutsche
Bank A. G.-
Custody
27 Maret
1997
50
No Nama Reksa
Dana Manajer Investasi
Bank
Kustodian
Tanggal
Efektif
12
Panin Dana
Prima
Panin Asset
Management, PT
Bank Central
Asia -
Custody, Tbk,
PT
19 Desember
2007
13
Pratama
Saham
Pratama Capital Assets
Management, PT
Deutsche
Bank A. G.-
Custody
25 April 2006
14 Reksa Dana
Aberdeen
Indonesia
Equity Fund
Aberdeen Asset
Management, PT
CITIBANK
N. A. –
Custody
14 Desember
2007
15 Reksa Dana
Emco Growth
Fund
Emco Asset
Management, PT
Bank CIMB
Niaga -
Custody, Tbk,
PT
22 Februari
2008
16
Reksa Dana
Emco Mantap
Emco Asset
Management, PT
Bank CIMB
Niaga
Custody, Tbk,
PT
10 Agustus
2005
17 Reksa Dana
Schroder
Dana Prestasi
Schroder Investment
Management
Indonesia, PT
CITIBANK
N. A. –
Custody
28 Mei 1997
18 Reksa Dana
Ekuitas
Andalan
Bahana TCW
Investment
Management, PT
Bank CIMB
Niaga -
Custody, Tbk,
PT
30 November
2005
19 Rencana
Cerdas
Ciptadana Asset
Management, PT
Deutsche
Bank A. G.-
Custody
08 Juli 1999
20 Sucorinvest
Equity Fund
Sucorinvest Asset
Management, PT
Bank Negara
Indonesia
(Persero) -
Custody,Tbk,
PT
02 Mei 2012
21 TRIM Kapital Trimegah Asset
Management, PT
Bank CIMB
Niaga -
Custody, Tbk,
PT
19 Maret
1997
51
C. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data, peneliti memeperoleh data dari
data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk
yang sudah jadi berupa publikasi, dan data juga sudah dikumpulkan oleh pihak
instansi lain (Supranto,2003).
Data dekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dan
informasi mengenai Reksa Dana yang diperoleh dari situs internet seperti
www.ojk.go.id, www.bi.go.id, www.idx.co.id, serta melakukan studi pustaka
dari berbagai literatur dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan
kinerja reksa dana.
Data yang dikumpulkan ialah :
a. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Dalam penelitian ini Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana adalah NAB
harian yang dikeluarkan oleh manajer investasi (MI), untuk
perhitungannya rumus yang digunakan adalah :
Return Portofolio = NABt – NABt-1 / NABt-1
Dimana :
Return Portofolio = Return Portofolio bulan t
NABt = Nilai Aktiva Bersih per unit pada bulan t
NABt-1 = Nilai Aktiva Bersih per unit pada bulan t-1
Laporan NAB bulanan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan
melalui www.ojk.go.id.
b. Harga Indeks Saham Gabungan (IHSG)
52
Indeks Harga Saham Gabungan yang digunakan untuk penelitian ini
adalah harga saham IHSG pada periode Januari 2013 sampai dengan
Desember 2017. IHSG biasa dipakai sebagai benchmark untuk
menghitung return pasar saham dengan rumus :
Return Pasar – 1 = IHSGt – IHSGt-1/IHSGt-1
Dimana :
Return Pasar-1 = Return Pasar pada periode bulan t
IHSGt = IHSG pada akhir bulan t
IHSGt-1 = IHSG pada akhir bulan t-1
c. Suku Bunga Bebas Resiko
Suku bunga yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia. SBI
dapat dikatakan sebagai suku bunga bebas resiko karena kemungkinan
adanya kebangkrutan dari Bank Indonesia sangatlah kecil, mengingat
Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Indonesia. Data SBI yang
digunakan adalah sebagai patokan suku bunga bebas resiko adalah SBI
dengan jangka waktu 1 bulan yang dapat diambil dari website
www.bi.go.id. Periodenya disesuaikan berdasarkan periode penelitian
yaitu Januari 2013 sampai dengan Desember 2017. Untuk menentukan
aset bebas risiko (Rf) dihitung rata-rata tingkat suku bunga SBI setiap
bulannya.
D. Metode Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012:206) dalam penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan
53
dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variable dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan data panel disebut dengan model regresi data panel (Yana
Rohmana, 2010:229). Sedangkan pengertian data panel, yaitu gabungan dari
data time series (antar waktu) dan data cross section (antar individu atau ruang)
(Gujari, 2003:637). Untuk alat pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan Microsoft Excel dan Eviews 9.
1. Analisis Deskriptif
Statistika deskriptif adalah statistika yang menggunakan data pada suatu
kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu
saja (Suryoatmo, 2004:18) artinya analisis deskriptif adalah bagian dari statistik
yang digunakan untuk manggambarkan atau mendeskripsikan data yang dilihat
dari nilai rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel tanpa bermaksud
mengenaralisir atau membuat kesimpulan tapi hanya menjelaskan kelompok
data itu saja. Tetapi hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian.
2. Analisis Panel Data
Metode Analisis Data penelitian ini menggunakan analisis panel data
sebagai pengolahan data dengan menggunakan software Eviews 9. Analisis
54
dengan menggunakan panel data adalah kombinasi dari data time series dan
cross section.
Analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh stock selection,
market timing, expense ratio dan umur reksa dana terhadap kinerja reksa dana
saham. Persamaan model dengan menggunakan data panel dapat ditulis sebagai
berikut :
Yit = α + β1StockSelectionit+ β2MarketTimingit+ β3ExpenseRatioit+ β4Umurit
Keterangan :
Yit = Kinerja Reksa Dana Saham pada periode t
Stock Selection = Stock selection reksa dana saham dihitung dengan model
Treynor-Mazuy periode t
MarketTiming = Market Timing reksa dana saham dihitung dengan model
Treynor-Mazuy periode t
ExpenseRatio = Expense ratio dapat dihitung dari beban operasi dalam satu
tahun dengan rata-rata nilai asset bersih dalam satu tahun
Umur Reksadana= Umur reksa dana dapat diukur dengan tanggal efektif
Menurut Agus Widarjono (2009:231), metode estimasi model regresi
dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan
antara lain model common effect atau pooled least square, pendekatan efek
tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak (random effect).
Sebelum menerapkan metode yang digunakan, terlebih dahulu
dilakukan pemilihan terhadap pendekatan yang akan digunakan.
55
a. Chow Test
Chow test (Uji Chow) yakni pengujian untuk menentukan model Fixed
Effet atau Random Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data
panel. Hipotesis dalam uji chow adalah:
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah dengan membandingkan
perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F
hitung lebih besar (>) dari F tabel maka H0 ditolak yang berarti model yang
paling tepat digunakan adalah Fixed Effect Model. Begitupun sebaliknya, jika F
hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka H0 diterima dan model yang digunakan
adalah Common Effect Model (Widarjono, 2009).
b. Hausman Test
Uji Hausman dapat didefinisikan sebagai pengujian statistik untuk
memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat
digunakan. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis berikut:
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Statistik Uji Hausman ini mengikuti distribusi statistic Chi Square dengan
degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika
nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model
yang tepat adalah model Fixed Effect sedangkan sebaliknya bila nilai statistik
56
Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model
Random Effect.
c. Lagrange Multiflier Test (LM)
Lagrange Multiplier (LM) adalah uji untuk mengetahui apakah model
Random Effect atau model Common Effect (OLS) yang paling tepat digunakan.
Uji signifikasi Random Effect ini dikembangkan oleh Breusch Pagan. Metode
Breusch Pagan untuk uji signifikasi Random Effect didasarkan pada nilai
residual dari metode OLS. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai
berikut :
H0 : Common Effect Model
H1 : Random Effect Model
Uji LM ini didasarkan pada distribusi chi-squares dengan degree of
freedom sebesar jumlah variabel independen. Jika nilai LM statistik lebih besar
dari nilai kritis statistik chi-squares maka kita menolak hipotesis nul, yang artinya
estimasi yang tepat untuk model regresi data panel adalah metode Random Effect
dari pada metode Common Effect. Sebaliknya jika nilai LM statistik lebih kecil
dari nilai statistik chi-squares sebagai nilai kritis, maka kita menerima hipotesis
nul, yang artinya estimasi yang digunakan dalam regresi data panel adalah metode
Common Effect bukan metode Random Effect (Widarjono, 2009).
Pada kesempatan ini uji LM tidak digunakan karena pada uji Chow dan uji
Hausman menunjukan model yang paling tepat adalah Fixed Effct Model. Uji LM
dipakai manakala pada uji Chow menunjukan model yang dipakai adalah
Common Effect Model, sedangkan pada uji Hausman menunjukan model yang
57
paling tepat adalah Random Effect Model. Maka diperlukan uji LM sebagai tahap
akhir untuk menentukan model Common Effect atau Random Effect yang paling
tepat.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji tentang kenormalan
distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis
statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah
bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2005) :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi
masalah normalitas yaitu (widarjono, 2010: 111-113)
Uji Kolmogorov-Smirnov
58
Uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) merupakan uji yang
digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
dengan distribusi tertentu dalam hal ini adalah distribusi normal. Uji
Kolmogorov-Smirnov ini didasarkan pada fungsi distribusi empiris
(Emperical Distribution Function= ECDF). Hipotesis nol (H0)
dalam uji K-S ini adalah bahwa data mengikuti distribusi tertentu
(distribusi normal), sedangkan hipotesis alternatifnya (Ha) data tidak
mengikuti distribusi tertentu (tidak berdistribusi normal). Jika nilai
D ini lebih kecil dari nilai kritisnya maka kita menerima hipotesis
nol. Berarti data mengikuti distribusi normal. Kita juga bisa
menggunakan nilai probabilitas untuk menerima atau menolak
hipotesis nol. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi
(α) maka kita menerima H0. Sebaliknya jika probabilitas lebih kecil
dari tingkat signifikansi (α) maka kita menolak H0 atau menerima
Ha.
Uji Jarque-Bera
Uji Jarque-Bera digunakan untuk menguji kenormalan data.
Kenormalan data merupakan salah satu asumsi standar pada banyak
uji-uji statistik seperti pada uji t dan uji F serta dalam pembuatan
model regresi. Alasan utama mengapa asumsi kenormalan data
diperlukan dalam banyak situasi, karena prosedur pengujian tersebut
didasari pada distribusi yang berasal dari distribusi normal. Uji
Jarque-Bera menggunakan ukuran skewness dan kurtosis. Statistik
59
Jarque-Bera mengikuti sebaran chi-square dengan derajat bebas dua
untuk sampel besar. Hipotesa nol (H0) pada uji ini adalah data
menyebar secara normal. Jika satu variabel didistribusikan secara
normal maka nilai koefisien S=0 dan K=3. Oleh karena itu, jika
residual terdistribusi secara normal maka diharapkan nilai statistik
JB akan sama dengan nol. Nilai statistik JB ini didasarkan pada
distribusi Chi Square dengan derajat kebebasan (df) 2. Hipotesis nol
uji ini menyatakan bahwa residual probabilitas ρ dari statistik JB
lebih besar dari tingkat signifikansi yang kita tentukan maka kita
menerima hipotesis nol bahwa residual mempunyai distribusi
normal karena nilai statistik JB mendekati nol. Sebaliknya jika nilai
probabilitas ρ dari statistik JB kecil atau signifikan maka kita
menolak hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal
karena nilai statistik JB tisak sama dengan nol.
b. Uji Heterokedasitas
Uji heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual pengamatan satu
ke pengamatan lain (Ghozali, 2005). Heterokedasitas dapat dideteksi
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Menurut Ghozali (2005), dasar pengambilan keputusan ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
60
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk
suatu pola teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola tertentu yang jelas seperti titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak
terdapat heteroskedastisitas. Selain menggunakan Scatterplot
digunakan pula uji statistic yaitu uji Park. Uji park dilakukan
dengan meregres nilai residual kuadrat (U2i) kemudian
dilakukan logaritma natural dari kuadrat residual (LnU2i) dengan
variabel independen dan variabel independen. Apabila koefisien
parameter beta dari persamaan regresi signifikan secara statistic,
hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang
diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika
parameter beta tidak signifikan secara statistic, maka asumsi
homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak
(Ghozali, 2005).
Adanya OLS berkaitan dengan residual adalah residualnya
mempunyai varian yang konstan atau heteroskedastisitas.
(Widarjono, 2015: 291). Heteroskedastisitas berarti varian variabel
gangguan mempunyai varian yang tidak konstan (Widarjono:
2013:113). Adanya heteroskedastisitas menyebabkan estimator β1
tidak lagi mempunyai varian yang minimum jika menggunakan
61
metode OLS. Konsekuensinya jika tetap menggunakan metode OLS
yaitu (Widarjono, 2013:114-115) :
Jika variabel tidak minimum maka menyebabkan perhitungan
standart error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya
kebenarannya.
Akibat nomor 1 tersebut maka interval estimasi maupun uji
hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F tidak lagi
bisa dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.
Beberapa metode bisa digunakan umtuk mendeteksi ada
tidaknya masalah heteroskedastisitas yaitu (Widarjono, 2013:115):
Metode informal
Cara yang paling cepat dan dapat digunakan untuk menguji
masalah heteroskedastisitas adalah dengan mendeteksi pola
residual melalui sebuah grafik. Jika residual mempunyai varian
yang sama (homoskedastisitas) maka tidak mempunyai pola
yang pasti dari residual. Sebaliknya, jika residual mempunyai
sifat heteroskedastisitas, residual ini akan menunjukkan pola
tertentu (Widarjono, 2013:115).
Metode Park
Menurut park, variabel gangguan yang tidak konstan atau
masalah heteroskedastisitas muncul karena residual ini
tergantung dari variabel independen yang ada di dalam model.
Keputusan ada tidaknya masalah heteroskedastisitas
62
berdasarkan uji statistik estimator β. Jika β tidak signifikan
melalui uji t maka dapat disimpulkan tidak ada
heterodkedastisitas karena varian residualnya tidak bergantung
dari variabel independen dan sebaliknya (Widarjono, 2013:116).
Metode Glejser
Sejalan dengan Park, Glejser mengatakan bahwa varian variabel
gangguan nialinya tergantung dari variabel independen yang ada
di dalam model. Glejser menyarankan untuk melakukan regresi
nilai absolut residual dengan variabel independennya.
Sebagaimana Park jika β tidak signifikan melalui uji t maka
dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas dan sebaliknya
(Widarjono, 2013:118-119)
Metode korelasi Spearman
Metode deteksi heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman
dilakukan dengan regresi persamaan Y = β0 + β1x1i + ei untuk
mendapatkan residualnya sehingga dapat meranking nilai
absolut residual. Signifikansi dari sampel rank korelasi
spearman rs, dapat diuji dengan menggunakan uji t. Jika t hitung
lebih besar dari nilai t kritis tabel t maka kita bisa
menyimpulkan bahwa regresi mengandung masalah
heteroskedastisitas (Widarjono,2013:119-120).
Metode GoldFeld-Quandt
63
Metode GoldFeld-Quandt mengasumsikan bahwa
heteroskedastisitas merupakan fungsi positif dari variabel
independen. Metode ini meliputi dua regresi. Regresi pertama
merupakan kelompok data yang diduga mempunyai varian
variabel gangguan yang rendah dan regresi yang kedua
berdasarkan data yang diduga mempunyai variabel gangguan
yang tinggi. Jika variabel-variabel gangguan setiap kelompok
hampir sama maka diduga varian variabel gangguan mempunyai
karakteristik homoskedastisitas dan sebaliknya (Widarjono,
2013:121-122).
Metode Breush-Pagan
Metode Breush-Pagan dilakukan dengan mendapatkan residual
dari model regresi Y = β0 + β1x1i + ei. Kemudian mencari nilai σ2
=
dan pi =
. Selanjutnya meregresi pi kedalam persamaan
variabel Z : pi = α0 + α1Zi + vi. Dari regresi tersebut akan
didapatkan ᴓ, jika nilai ᴓ hitung lebih besar dari nilai ᴓ kritis X2
maka ada heteroskedastisitas (Widarjono, 2103:124).
Metode White
Uji White dilakukan dengan regresi auxiliary dimana hipotesis
nol dalam uji ini ini adalah tidak adanya heteroskedastisitas. Uji
White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2
yang akan mengikuti distribusi chi-square dengan degree of
freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta
64
dalam regresi auxiliary. Jika nilai chi-square hitung lebih besar
dari nilai chi-square kritis dengan derajat kepercayaan tertentu
(α) maka ada heteroskedastisitas dan sebaliknya (Widarjono,
2013:126).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena bervariasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya
(Ghozali, 2005).
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model
regresi dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Durbin-
Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
65
Tabel 3.2
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tidak ditolak
0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4-dl < d < 4
4-du ≤ d ≤ 4-dl
du < d < 4-du
d. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan yang satu atau lebih
variabel bebasnya terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Uji
multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen, dimana model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen.
Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi atau
VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel. Jika
nilai toleransi ≤ 0,10 atau VIF ≥ 10 maka terdapat multikolinieritas,
sehingga variabel tersebut tidak bisa digunakan (Ghozali, 2005).
66
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model
persamaan regresi berganda dengan menggunakan data panel. Model ini
digunakan untuk menguji pen:garuh 2 atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio
dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Bambang, 2002:202).
Variabel independen yaitu Stock Selection Skill (X1), Market Timing Ability
(X2), Expense Ratio (X4) dan Umur Reksadana (X4) terhadap kinerja reksa
dana saham (Y) (Treynor mearuse). Dengan analisi regresi linear berganda
dengan menggunakan data panel dapat diketahui arah hubungan variabel
independen pada variabel dependennya, apakah secara positif atau negatif.
Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah:
Dimana : Y : Kinerja Reksa Dana saham
α : Konstanta (intercept)
b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi
X1 : Stock Selection Skill
X2 : Market Timing Ability
X3 : Expense Ratio
X4 : Umur Reksa Dana
e : error term
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
67
Seluruh pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software
Microsoft Excel 2010 dan Eviews 9.0. Dalam pengujian hipotesis, analisis
dilakukan melalui:
a. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang digunakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap
satu variabel dependen (Ghozali, 2005). Tujuan pengujian ini adalah
untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian dengan uji
F atau F test yaitu membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Uji ini
dilakukan dengan syarat :
a. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima. Artinya semua
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak. Artinya semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Pengujian juga dapat dilakukan
melalui pengamatan signifikansi F pada
tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat α
sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai
signifikan t dengan nilai signifikansi 0,05, di mana syarat-
syaratnya adalah sebagai berikut :
68
a. Jika signifikansi F < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya semua
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Jika signifikansi F > 0,05, maka H0 diterima. Artinya semua
variabel independen secara bersam-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada umumnya digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Di mana nilai R2 berkisar antara 0 dan 1. Semakin
besar nilai R2, maka variabel independen semakin dekat hubungannya
dengan variabel dependen. Dengan kata lain model tersebut dianggap
baik (Ghozali, 2005). Koefisien determinasi ini nilainya tidak pernah
menurun jika terus menambah variabel independen. Artinya koefisien
determinasi akan semakin besar jika terus menambah variabel independen
di dalam model. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan alternatif
lain agar nilai R2 tidak merupakan fungsi dari variabel independen.
Sebagai alternatif digunakan R2
yang disesuaikan (adjusted R2).
c. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi dependen (Ghozali, 2005). Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi
69
variabel dependen secara signifikan. Pengujian dengan uji t atau t test
yaitu membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini dilakukan
dengan syarat :
a. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima. Artinya variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak. Artinya variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan signifikansi
t pada tingkat α yang digunakan (penelitian ini menggunakan tingkat
α sebesar 5%). Analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai
signifikan t dengan nilai signifikansi 0,05, di mana syarat-syaratnya
adalah sebagai berikut :
a. Jika signifikansi t < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel.
b. Jika signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima. Artinya variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel.
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2011: 64).Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-
70
masing variable yang digunakan berikut dengan operasional dan cara
pengukurannya.
a. Operasionalisasi Variabel Independen Penelitian
1. Stock Selection (X1)
Stock selection ability merupakan kemampuan manajer
investasi untuk memilih asset untuk membentuk portofolio yang
diprediksi akan memberikan return yang diharapkan di masa yang
akan datang. Manajer investasi lebih sering mengandalkan
kemampuan pemilihan saham untuk mendapatkan return yang
abnormal (superior).
2. Market Timing (X2)
Market timing ability merupakan kemampuan manajer
investasi dalam memilih waktu untuk melakukan pembelian atau
penjualan saham dari portofolio Reksa Dana. Dalam menghitung
kemampuan manajer investasi digunakan model Treynor-Mazuy.
Dengan metode ini dapat dilihat niilai mewakili stock selection
ability sedangkan mewakili kemampuan manajer investasi
dalam market timing.
Persamaan model Treynor-Mazuy:
Dimana :
Rp = Return portofolio Reksa Dana
Rf = Return bebas risiko pada periode t
71
Rm = Return pasar pada periode t
= Intercept yang merupakan indikasi stock selection
dari manajer investasi
= Koefisien regresi excess market return atau slope
pada waktu pasar turun
= Koefisien regresi yang merupakan indikasi
kemampuan market timing dari manajer investasi
= random eror
3. Expense Ratio (Rasio Biaya)
Expense ratio adalah perbandingan antara beban operasi
dalam satu tahun dengan rata-rata nilai asset bersih dalam
satu tahun (Rudiyanto, 2011), dirumuskan sebagai berikut :
di mana :
TBt = Total Biaya reksa dana i pada tahun
Abt = Aktiva Bersih reksa dana i pada tahun t
4. Fund Longevity/ Umur Reksa Dana (X3)
Usia Reksa Dana memiliki kemampuan dalam menjelaskan
kinerja Reksa Dana namun hal ini spesifik terhadap kebijakan
investasi. Usia Reksa Dana yang lebih panjang akan memiliki
72
kinerja yang lebih baik karena kemampuan membentuk
portofolio akan lebih baik dari pengalaman yang sudah ada
Suppa-Aim (2010).
Age = periode penelitian – tanggal efektif
b. Operasional Variabel Dependen Penelitian
Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:64). Variabel
Dependen atau variable terikat dalam penelitian ini adalah kinerja
Reksa Dana (Y). Kinerja Reksa Dana merupakan salah satu
pertimbangan yang digunakan investor untuk memilih Reksa
Dana.Semakin baik kinerja suatu Reksa Dana, maka akan menarik
minta investor untuk berinvestasi pada Reksa Dana tersebut.
Kinerja Reksa Dana dalam penelitian ini menggunakan metode
Treynor Measure, dimana kinerja Reksa Dana dihitung dengan cara
mengurangi return rata-rata yang dihasilkan suatu portofolio dengan
rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset)
kemudian membaginya dengan beta portofolio investasi.
Persamaan untuk menghitung indeks Treynor:
Dimana :
Tpi : Indeks treynor portofolio i
Rpi – Rf Tpi =
βpi
73
Rpi : Rata- rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf : Rata –rata atas bunga investasi bebas risiko
βpi : Beta portofolio
Rpi – Rf : Premi risiko potofolio i
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Pengertian Skala Pengukuran
1.
Kinerja Reksa
Dana
Return atau tingkat
pengembalian yang
diberikan oleh suatu
reksa dana untuk para
investornya
Ratio
Model Sharpe
T
Tp
2. Stock
Selectiom
Kemampuan yang
dimiliki manajer
investasi dalam
membaca situasi
pasar
Ratio
Model Treynor-
Mazuy
RP – Rf = α + β(Rm –
Rf) + Y(Rm – Rf)2 +
εP
3. Market
Timing
Kemampuan yang
dimiliki manajer
investasi dalam
membaca situasi
pasar
Ratio
4. Expense
Ratio
Perbandingan
antara beban
operasi dalam satu
tahun dengan rata-
rata nilai asset
bersih dalam satu
tahun
Ratio
5. Umur Reksa
Dana
Menunjukkan usia
tiap reksa dana
Jumla Kategori yang
berjenis numerik
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan variable independen yaitu Stock Selection
Skill,Market Timing Ability, Expense Ratio dan Umur Reksa Dana terhadap
variabel dependen, yaitu kinerja Reksa Dana Saham. Populasi penelitian ini
adalah produk Reksa Dana Saham yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2013-2017.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis telah memilih sampel dengan metode
porpose sampling dengan menggunakan pertimbangan kriteria-kriteria yang telah
ada. Berikut kriteria dalam penentuan sampel.
a. Reksa Dana Saham Konvensional yang aktif dan efektif terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2017
b. Reksa Dana Saham yang memiliki NAB tahun 2013-2017
c. Reksa Dana Saham yang telah mempublikasikan NAB & prospectus
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh sebanyak
21 sampel Reksa Dana yang memenuhi krieria. Sampel penelitian dapat
dilihat melalui tabel 4.1 sebagai berikut.
75
Tabel 4.1
Sampel Penelitian Periode 2013-2017
NO NAMA REKSA DANA SAHAM
1 Batavia Dana Saham
2 Batavia Dana Saham Optimal
3 BNP Paribas Ekuitas
4 Danareksa Mawar
5 First State Indoequity High Conviction Fund
6 First State Indoequity Sectoral Fund
7 Grow-2-Prosper
8 Manulife Dana Saham
9 Maybank Dana Ekuitas
10 Nikko Indonesia Equity Fund
11 Panin Dana Maksima
12 Panin Dana Prima
13 Pratama Saham
14 Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund
15 Reksa Dana Emco Growth Fund
16 Reksa Dana Emco Mantap
17 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi
18 Reksa Dana Ekuitas Andalan
19 Rencana Cerdas
20 Sucorinvest Equity Fund
21 TRIM Kapital
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil seleksi
sampel terpilih 21 Reksa Dana Saham. Periode penelitian adalah 5 (lima) tahun
yaitu tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017. Data yang berhasil penulis
kumpulkan adalah sebagai berikut:
76
1. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Dalam penelitian ini Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana adalah NAB
harian yang dikeluarkan oleh manajer investasi (MI). untuk
perhitungannya rumus yang digunakan adalah:
Return Portofolio = NABt-NABt-1/ NABt-1
Dimana:
Return Portofoliot = Return portofolio bulan t
NABt = Nilai Aktiva Bersih per unit pada bulan t
NABt-1 = Nilai Aktiva Bersih per unit pada bulan t-1
Data NAB Reksa Dana Saham yang berhasil penulis input dan olah
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Laporan NAB&Return Reksa Dana Saham Tahunan
No Tahun Nama Reksa Dana NAB/UP RETURN SAHAM
1
2017
Batavia Dana Saham
62.414,44 0,1925
2016 52.339,71 0,1085
2015 47.216,36 -0,1271
2014 54.091,09 0,2646
2013 42.773,75 0,0465
2
2017
Batavia Dana Saham Optimal
2.961,02 0,1596
2016 2.553,42 0,1027
2015 2.315,70 -0,1547
2014 2.739,48 0,2773
2013 2.144,72 0,0638
3
2017
BNP Paribas Ekuitas
20.480,89 0,1682
2016 17.532,57 0,0669
2015 16.432,97 -0,1061
2014 18.384,41 0,2741
2013
14.429,03
-0,0532
77
No Tahun Nama Reksa Dana NAB/UP RETURN SAHAM
4
2017
Danareksa Mawar
29.156,90
0,1480
2016 25.397,12 0,1028
2015 23.029,82 -0,1012
2014 25.623,10 0,2739
2013 20.113,36 -0,0563
5
2017
First State Indoequity High Conviction Fund
2.208,62 0,0964
2016 2.014,37 0,1312
2015 1.780,73 -0,2281
2014 2.307,00 0,2596
2013 1.831,58 -0,0837
6
2017
First State Indoequity Sectoral Fund
10.230,33 0,1615
2016 8.807,76 0,1166
2015 7.887,76 -0,0976
2014 8.741,30 0,2253
2013 7.133,92 -0,0229
7
2017
Grow-2-Prosper
6.244,39 0,1780
2016 5.300,83 0,0860
2015 4.881,22 -0,1316
2014 5.621,20 0,2522
2013 4.489,11 -0,0480
8
2017
Manulife Dana Saham
2.815,82 0,0877
2016 2.588,82 0,1085
2015 2.335,39 -0,1182
2014 2.648,39 -0,0096
2013 2.674,17 0,2538
9
2017
Maybank Dana Ekuitas
13.188,11 0,1535
2016 11.432,83 0,1076
2015 10.322,07 -0,1460
2014 12.086,54 0,2418
2013 9.733,27 -0,0456
10
2017
Nikko Indonesia Equity Fund
2.020,36 0,0847
2016 1.862,64 0,1443
2015 1.627,77 -0,1749
2014 1.972,83 0,2612
2013
1.564,19
-0,0542
78
No Tahun Nama Reksa Dana NAB/UP RETURN SAHAM
11 2017
Panin Dana Maksima 3.936,50 0,2119
2016 3.248,32 0,1055
2015 2.938,21 -0,1273
2014 3.366,88 0,1820
2013 2.848,58 -0,0163
12
2017
Panin Dana Prima
72.714,94 0,0293
2016 70.644,28 0,1237
2015 62.868,98 -0,1470
2014 73.705,76 0,2646
2013 58.283,44 -0,0038
13
2017
Pratama Saham
3.624,03 0,1166
2016 3.245,53 0,1233
2015 2.889,25 -0,1705
2014 3.483,08 0,2256
2013 2.841,86 0,0286
14
2017
Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund
2.026,80 0,1184
2016 1.812,29 0,1077
2015 1.636,08 -0,1549
2014 1.935,87 0,2970
2013 1.492,58 -0,0810
15
2017
Reksa Dana Emco Growth Fund
1.068,09 0,1114
2016 960,99 -0,0465
2015 1.007,84 -0,2082
2014 1.272,87 0,0906
2013 1.167,14 -0,0723
16
2017
Reksa Dana Emco Mantap
6.023,11 0,0105
2016 5.960,47 0,1305
2015 5.272,24 -0,2264
2014 6.815,17 0,1040
2013 6.172,95 0,0013
17
2017
Reksa Dana Schroder Dana Prestasi
4.157,91 0,0563
2016 3.936,37 0,1972
2015 3.288,08 -0,0896
2014 3.611,68 0,1551
2013 3.126,78
-0,0343
79
No Tahun Nama Reksa Dana NAB/UP RETURN SAHAM
18
2017
Reksa Dana Ekuitas Andalan
5.298,22 0,1504
2016 4.605,43 0,1399
2015 4.040,22 -0,1015
2014 4.496,71 0,3013
2013 3.455,47 -0,0441
19
2017
Rencana Cerdas
15.428,03 0,1339
2016 13.606,24 0,1458
2015 11.875,40 -0,1115
2014 13.365,86 0,3438
2013 9.946,14 -0,0969
20
2017
Sucorinvest Equity Fund
34.304,73 0,1564
2016 29.665,58 0,1369
2015 26.092,41 -0,0391
2014 27.155,51 0,2676
2013 21.422,89 -0,0262
21
2017
TRIM Kapital
9.917,98 0,1569
2016 8.573,16 0,0763
2015 7.965,21 -0,1547
2014 9.422,48 0,3207
2013 7.134,34 -0,1017
Sumber : Data yang diolah
2. Harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga saham gabungan yang digunakan untuk penelitian
ini adalah harga saham IHSG pada periode 2013-2017. IHSG biasa
dipakai sebagai benchmark untuk menghitung return pasar saham
dengan rumus :
Return Pasar – 1 = IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
80
Dimana :
Return Pasar-1 = Return pasar pada periode bulan t
IHSGt = IHSG pada akhir bulan t
IHSGt-1 = IHSG pada akhir bulan t-1
Data IHSG yang berhasil penulis input dan olah sebagai berikut:
Table 4.3
Laporan Return IHSG
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 0,0317 0,0338 0,0119 0,0048 0,0005
Februari 0,0768 0,0456 0,0304 0,0338 0,0175
Maret 0,0303 0,0320 0,0125 0,0156 0,0337
April 0,0188 0,0151 0,0783 0,0014 0,0210
Mei 0,0069 0,0111 0,0255 0,0086 0,0093
Juni 0,0493 0,0031 0,0586 0,0458 0,0160
Juli 0,0433 0,0431 0,0220 0,0397 0,0019
Agustus 0,0901 0,0094 0,0610 0,0326 0,0040
September 0,0289 0,0001 0,0634 0,0040 0,0063
Oktober 0,0451 0,0093 0,0548 0,0108 0,0178
November 0,0564 0,0119 0,0020 0,0505 0,0089
Desember 0,0042 0,0150 0,0330 0,0287 0,0678
Sumber : Data diolah kembali
3. Suku Bunga Bebas Resiko
Suku bunga yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia.
SBI dapat dikatakan sebagai suku bunga bebas risiko karena
kemungkinan adanya kebangkrutan dari Bank Indonesia sangatlah
kecil, mengingat Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Indonesia.
Data SBI yang digunakan adalah sebagai patokan suku bunga bebas
resiko adalah SBI dengan jangka waktu 1 bulan yang dapat diambil
81
dari website www.bi.go.id . Periodenya disesuaikan bedasarkan
periode penelitian yaitu Januari 2013 sampai dengan Desember 2017.
Untuk menentukan kinerja asset bebas risiko (Rf) dihitung rata-rata
tingkat suku bunga SBI setiap bulannya. Data Suku Bunga Bebas
Risiko yang berhasil penulis input dan olah adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Laporan Suku Bunga Bebas Resiko
Bulan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 4,87% 7,23% 6,96% 6,65% 6,00%
Februari 4,87% 7,21% 6,69% 6,65% 6,01%
Maret 4,88% 7,18% 6,68% 6,60% 6,05%
April 5,00% 7,14% 6,66% 6,60% 6,06%
Mei 5,10% 7,18% 6,66% 6,60% 6,07%
Juni 5,35% 7,14% 6,67% 6,40% 6,08%
Juli 5,85% 7,15% 6,69% 6,40% 6,02%
Agustus 5,86% 7,04% 6,75% 6,40% 5,60%
September 6,95% 7,04% 7,10% 6,25% 5,26%
Oktober 6,97% 6,93% 7,10% 6,00% 5,30%
November 7,24% 6,93% 7,10% 6,00% 5,27%
Desember 7,24% 6,97% 7,10% 6,00% 5,27%
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel deskriptif menunjukan semua variabel yang digunakan dalam
model analisis regresi berganda, yaitu variabel Y (Kinerja Reksa Dana)
sebagai variabel Dependen, variabel X1 (Stock Selection Skill), X2 (Market
Timing), X3 (Expense Ratio) dan X4 (Umur Reksa Dana) sebagai variabel
82
Independen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Stock Selection Skill 105 -0.109225 0.054998 -0.025726 0.034549
Market Timing Ability 105 2.800347 25.14315 12.42352 3.147959
Expense Ratio 105 0.001221 0.296619 0.121881 0.074102
Umur Reksa Dana 105 1 21 11.05714 5.343631
Kinerja Reksa Dana 105 -0.111734 0.069727 -0.002109 0.021031
Valid N 105
Tabel 4.5 menunjukkan hasil statistik deskriptif penelitian dari
masing-masing variabel yang diteliti. Jumlah data yang valid (N) pada tiap
variabel adalah 105. Hasil uji statistik desktiptif variabel Stock Selection
Skill menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar -0,109225, nilai
maksimum sebesar 0,054998 dengan nilai rata-ratanya adalah sebesar -
0,025726 dan standar deviasi sebesar 0,034549. Hasil uji statistik
desktiptif variabel Market Timing Ability menunjukkan nilai minimum
sebesar 2,800347, nilai maksimum sebesar 25,14315 dengan nilai rata-
ratanya 12,42352 dan standar deviasi sebesar 3,147959. Hasil uji statistik
desktiptif variabel Expense Ratio menunjukkan nilai minimum sebesar
0,0125, nilai maksimum sebesar 0,6 , dengan nilai rata-ratanya sebesar
0,040548 dan nilai standar deviasi sebesar 0,014811. Hasil uji statistik
desktiptif variabel Umur Reksa Dana menunjukkan nilai minimum sebesar
1, nilai maksimum sebesar 21 dengan nilai rata-ratanya sebesar 11,05714
83
dan nilai standar deviasi sebesar 5,343631. Hasil uji statistik desktiptif
variabel Kinerja Reksa Dana yang merupakan variable dependen pada
penelitian ini menunjukkan nilai minimum sebesar -0,111734, nilai
maksimum sebesar 0,069727 dengan nilai rata-rata sebesar -0,002109 dan
standar deviasi sebesar 0,021031.
Berikut rincian hasil Uji Statistik Desktiptif variabel dependen dan
variabel independen selama periode penelitian:
a. Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel dependent (Kinerja Reksa
Dana)
Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel dependent (Kinerja Reksa
Dana) dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Variabel Kinerja Reksa Dana
NO NAMA REKSA DANA 2013 2014 2015 2016 2017
1 Batavia Dana Saham 0,0107 0,0035 -0,0155 0,0154 -0,0010
2 Batavia Dana Saham Optimal 0,0079 0,0030 -0,0173 0,0160 0,0004
3 BNP Paribas Ekuitas 0,0088 0,0002 -0,0139 0,0161 -0,1117
4 Danareksa Mawar 0,0072 0,0031 -0,0136 0,0162 -0,0092
5 First State Indoequity High Conviction Fund 0,0024 0,0042 -0,0184 0,0117 -0,0088
6 First State Indoequity Sectoral Fund 0,0091 0,0046 -0,0146 0,0135 -0,0071
7 Grow-2-Prosper 0,0091 0,0017 -0,0151 0,0137 -0,0080
8 Manulife Dana Saham 0,0108 0,0160 -0,0667 -0,0288 0,0697
9 Maybank Dana Ekuitas 0,0072 0,0033 -0,0161 0,0128 -0,1041
10 Nikko Indonesia Equity Fund 0,0019 0,0058 -0,0174 0,0136 -0,0081
11 Panin Dana Maksima 0,0127 0,0034 -0,0162 0,0092 -0,0062
12 Panin Dana Prima -0,0025 0,0052 -0,0189 0,0169 -0,0054
13 Pratama Saham 0,0048 0,0048 -0,0193 0,0125 -0,0024
14 Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund 0,0042 0,0030 -0,0154 0,0155 -0,0096
15 Reksa Dana Emco Growth Fund 0,0051 -0,0104 -0,0261 0,0018 -0,0123
84
16 Reksa Dana Emco Mantap -0,0044 0,0063 -0,0278 0,0031 -0,0054
17 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi -0,0001 0,0147 -0,0174 0,0093 -0,0102
18 Reksa Dana Ekuitas Andalan 0,0070 0,0057 -0,0128 0,0174 -0,0077
19 Rencana Cerdas 0,0051 0,0055 -0,0121 0,0183 -0,0105
20 Sucorinvest Equity Fund 0,0094 0,0070 -0,0103 0,0188 -0,0081
21 TRIM Kapital 0,0064 0,0008 -0,0144 0,0161 -0,0103
Rata-rata per-tahun (mean) 0,0059 0,0044 -0,0190 0,0114 -0,0131
rata-rata keseluruhan) -0,0021
Minimum -0,0044 -0,0104 -0,0667 -0,0288 -0,1117
Maximum 0,0127 0,0160 -0,0103 0,0188 0,0697
Sumber : Data diolah, Excel
Berdasarkan Tabel 4.6 Variabel dependent (Kinerja Reksa Dana)
pada tahun 2013 Reksa Dana yang memiliki kinerja Reksa Dana
terendah yaitu Reksa Dana Emco Mantap sebesar -0,0044 sedangkan
Reksa Dana yang memiliki kinerja tertinggi yaitu Panin Dana Maksima
sebesar 0,0127 dengan mean sebesar 0,0059 . Pada tahun 2014 Reksa
Dana yang memiliki kinerja Reksa Dana terendah yaitu Reksa Dana
Emco Growth Fund yaitu sebesar -0,0104 sedangkan Reksa Dana yang
memiliki kinerja tertinggi yaitu Manulife Dana Saham sebesar 0,0160
dengan mean sebesar 0,0044. Pada tahun 2015 Reksa Dana yang
memiliki kinerja Reksa Dana terendah yaitu Manulife Dana Saham
sebesar -0,667 sedangkan Reksa Dana yang memiliki kinerja tertinggi
yaitu Sucorinvest Equity Fund sebesar -0,0667 dengan mean sebesar -
0,0190. Pada tahun 2016 Reksa Dana yang memiliki kinerja Reksa
Dana terendah yaitu Manulife Dana Saham sebesar -0,0288 sedangkan
Reksa Dana yang memiliki kinerja tertinggi yaitu Sucorinvest Equity
Fund sebesar 0,0188 dengan mean sebesar 0,0114. Pada tahun 2017
85
Reksa Dana yang memiliki kinerja Reksa Dana terendah yaitu BNP
Paribas Ekuitas sebesar -0,1117 sedangkan Reksa Dana yang memiliki
kinerja tertinggi yaitu Manulife Dana Saham sebesar 0,0697 dengan
mean sebesar -0,0131. Dari seluruh data di atas, Sucorinvest Equity
Fund merupakan Reksa Dana yang memiliki kinerja paling baik selama
periode penelitian hal tersebut dibuktikan dengan nilai kinerja Reksa
Dana pada tahun 2015 dan 2016 Sucorinvest Equity Fund memiliki
nilai yang paling tinggi dibanding dengan Reksa Dana lainnya.
Semakin baik kinerja suatu Reksa Dana, maka akan menarik minat
investor untuk berinvestasi pada Reksa Dana tersebut. Sedangkan
Reksa Dana yang memiliki Kinerja paling rendah adalah Manulife
Dana Saham, hal tersebut dibuktikan dengan nilai kinerja pada tahun
2015 dan 2016 memiliki nilai kinerja Reksa Dana paling rendah yang
artinya return yang dihasilkan oleh Manulife Dana Saham tidak
menghasilkan kinerja Reksa Dana yang baik.
b. Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Stock
Selection Skill)
Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Stock
Selection Skill) dijelaskan pada tabel berikut :
86
Tabel 4.7
Variabel Stock Selection Skill
NO NAMA REKSA DANA 2013 2014 2015 2016 2017
1 Batavia Dana Saham 0,0078 0,0050 0,0042 -0,0075 -0,0067
2 Batavia Dana Saham Optimal -0,0017 -0,0009 -0,0056 0,0151 0,0149
3 BNP Paribas Ekuitas -0,0192 -0,0209 -0,0162 -0,0141 -0,0142
4 Danareksa Mawar -0,0151 -0,0196 -0,0159 -0,0699 -0,0708
5 First State Indoequity High Conviction Fund -0,0788 -0,0731 -0,0750 -0,0194 -0,0217
6 First State Indoequity Sectoral Fund -0,0040 -0,0026 -0,0066 -0,0211 -0,0193
7 Grow-2-Prosper -0,0266 -0,0345 -0,0316 -0,0258 -0,0431
8 Manulife Dana Saham 0,0446 0,0504 0,0502 0,0384 0,0550
9 Maybank Dana Ekuitas -0,0320 -0,0380 -0,0333 -0,0456 -0,0443
10 Nikko Indonesia Equity Fund -0,0468 -0,0357 -0,0407 -0,0205 -0,0257
11 Panin Dana Maksima -0,0147 -0,0306 -0,0283 -0,0367 -0,0312
12 Panin Dana Prima -0,0276 -0,0199 -0,0200 -0,0300 -0,0325
13 Pratama Saham -0,0231 -0,0230 -0,0250 -0,0184 -0,0137
14 Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund -0,0455 -0,0461 -0,0662 -0,0889 -0,1025
15 Reksa Dana Emco Growth Fund -0,1000 -0,1088 -0,0858 -0,0935 -0,0926
16 Reksa Dana Emco Mantap -0,0712 -0,0672 -0,0586 -0,0003 0,0030
17 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi -0,0073 0,0009 -0,0065 -0,0116 -0,0019
18 Reksa Dana Ekuitas Andalan -0,0048 -0,0062 -0,0055 -0,0097 -0,0069
19 Rencana Cerdas -0,0223 -0,0203 -0,0214 0,0094 0,0043
20 Sucorinvest Equity Fund 0,0249 0,0249 0,0170 -0,0321 -0,0286
21 TRIM Kapital -0,0506 -0,0462 -0,0252 -0,1092 -0,1092
Rata-rata per-tahun (mean) -0,0245 -0,0244 -0,0236 -0,0282 -0,0280
rata-rata keseluruhan) -0,0257
Minimum -0,1000 -0,1088 -0,0858 -0,1092
-0,1092
Maximum 0,0446 0,0504 0,0502 0,0384 0,0550
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 Variabel Independent (Stock Selection
Skill) pada tahun 2013 Reksa Dana yang memiliki Stock Selection
Skill terendah yaitu Reksa Dana Emco Mantap Growth Fund sebesar
-0,1000 sedangkan Reksa Dana yang memiliki Stock Selection Skill
87
tertinggi yaitu Manulife Dana Saham sebesar 0,446 dengan mean
sebesar -0,0245. Pada tahun 2014 Reksa Dana yang memiliki Stock
Selection Skill terendah yaitu Reksa Dana Emco Mantap Growth
Fund yaitu sebesar -0,1088 sedangkan Reksa Dana yang memiliki
Stock Selection Skill tertinggi yaitu Manulife Dana Saham sebesar
0,504 dengan mean sebesar -0,0244. Pada tahun 2015 Reksa Dana
yang memiliki Stock Selection Skill terendah yaitu Reksa Dana Emco
Mantap Growth Fund sebesar -0,0858 sedangkan Reksa Dana yang
memiliki Stock Selection Skill tertinggi yaitu Manulife Dana Saham
sebesar 0,0502 dengan mean sebesar -0,0252. Pada tahun 2016
Reksa Dana yang memiliki Stock Selection Skill terendah yaitu
TRIM Kapital sebesar -0,1092 sedangkan Reksa Dana yang
memiliki Stock Selection Skill tertinggi yaitu Manulife Dana Saham
sebesar 0,0384 dengan mean sebesar -0,0282. Pada tahun 2017
Reksa Dana yang memiliki Stock Selection Skill terendah yaitu
Reksa Dana TRIM Kapital sebesar -0,1092 sedangkan Reksa Dana
yang memiliki Stock Selection Skill tertinggi yaitu Manulife Dana
Saham sebesar 0,0550 dengan mean sebesar -0,0280. Berdasarkan
tabel diatas menunjukkan bahwa Manulife Dana Saham memiliki
kemampuan stock selection skill memiliki nilai paling tinggi
dibanding Reksa Dana lainnya selama periode penelitian. Hal
tersebut menunjukkan bahwa manajer investasi Reksa Dana saham
memiliki kemampuan stock selection yang baik.
88
c. Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Market
Timing Ability)
Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Market
Timing Ability) dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Variabel Market Timing Ability
NO NAMA REKSA DANA 2013 2014 2015 2016 2017
1 Batavia Dana Saham 12.5946 12.0720 12.0143 12.8942 13.1351
2 Batavia Dana Saham Optimal 12.9142 13.0499 12.6975 11.1497 11.0894
3 BNP Paribas Ekuitas 12.5879 12.2679 12.6216 12.4642 12.4606
4 Danareksa Mawar 12.5002 11.6794 11.9595 16.0057 15.7338
5 First State Indoequity High Conviction Fund 16.0838 17.1188 16.9751 12.8153 12.1671
6 First State Indoequity Sectoral Fund 11.3889 11.6512 11.3488 12.4326 12.9412
7 Grow-2-Prosper 13.2625 11.8262 12.0485 11.6195 6.6644
8 Manulife Dana Saham 2.8003 3.8475 3.8386 4.7249 9.4831
9 Maybank Dana Ekuitas 13.3163 12.2213 12.5829 13.5049 13.8734
10 Nikko Indonesia Equity Fund 13.9838 16.0065 15.6245 14.1073 12.6066
11 Panin Dana Maksima 12.1211 9.2180 9.3968 10.0251 11.5895
12 Panin Dana Prima 11.4293 12.8178 12.8142 13.5623 12.8247
13 Pratama Saham 12.4106 12.4383 12.2844 11.7861 13.1366
14 Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund 14.5394 14.4292 12.9092 14.6103 10.7041
15 Reksa Dana Emco Growth Fund 10.5924 8.9874 10.7326 11.3121 11.5666
16 Reksa Dana Emco Mantap 10.6251 11.3530 12.0099 7.6484 8.6144
17 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi 9.0697 10.5670 10.0024 10.3824 13.1502
18 Reksa Dana Ekuitas Andalan 13.2754 13.0125 13.0702 13.3889 14.1930
19 Rencana Cerdas 14.8696 15.2272 15.1404 12.8332 11.3905
20 Sucorinvest Equity Fund 10.4846 10.4922 9.8946 13.5773 14.5828
21 TRIM Kapital 15.5500 16.3518 18.4313 25.1432 25.1432
Rata-rata per-tahun (mean) 12.2095 12.2207 12.3046 12.6661 12.7167
rata-rata keseluruhan) 12.4235
Minimum 2.8003 3.8475 3.8386 4.7249 6.6644
Maximum 16.0838 17.1188 18.4313 25.1432 25.1432
Sumber : Data diolah
89
Berdasarkan Tabel 4.8 Variabel Independent (Market Timing
Ability) pada tahun 2013 Reksa Dana yang memiliki Market Timing
Ability terendah yaitu Manulife Dana Saham sebesar 2.8003
sedangkan Reksa Dana yang memiliki Market Timing Ability
tertinggi yaitu First State Indoequity High Conviction Fund sebesar -
16.0838 dengan mean sebesar -12.2095. Pada tahun 2014 Reksa
Dana yang memiliki Market Timing Ability terendah Manulife Dana
Saham yaitu sebesar 3.8475 sedangkan Reksa Dana yang memiliki
Market Timing Ability tertinggi yaitu First State Indoequity High
Conviction Fund sebesar 17.1188 dengan mean sebesar 12.2207.
Pada tahun 2015 Reksa Dana yang memiliki Market Timing Ability
terendah yaitu Manulife Dana Saham sebesar 3.8386 sedangkan
Reksa Dana yang memiliki Market Timing Ability tertinggi yaitu
TRIM Kapital 18.4313 dengan mean sebesar 12.3046. Pada tahun
2016 Reksa Dana yang memiliki Market Timing Ability terendah
yaitu Manulife Dana Saham sebesar 4.7249 sedangkan Reksa Dana
yang memiliki Market Timing Ability tertinggi yaitu TRIM Kapital
sebesar 25.1432 dengan mean sebesar 12.6661. Pada tahun 2017
Reksa Dana yang memiliki Market Timing Ability terendah yaitu
Grow-2-Prosper sebesar 6.6644 sedangkan Reksa Dana yang
memiliki Market Timing Ability tertinggi yaitu Reksa Dana TRIM
Kapital sebesar 25.1432 dengan mean sebesar 12.7167
90
d. Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Expense
Ratio)
Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Expense
Ratio) dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Variabel Expense Ratio
NO NAMA REKSA DANA 2013 2014 2015 2016 2017
1 Batavia Dana Saham 0,1350 0,0447 0,1956 0,1936 0,0120
2 Batavia Dana Saham Optimal 0,1021 0,0389 0,2232 0,2063 0,0053
3 BNP Paribas Ekuitas 0,1107 0,0031 0,1746 0,2031 0,1117
4 Danareksa Mawar 0,0905 0,0390 0,1697 0,2029 0,1148
5 First State Indoequity High Conviction Fund 0,0389 0,0674 0,2966 01886 0,1422
6 First State Indoequity Sectoral Fund 0,1040 0,0528 0,1661 0.1543 0,0814
7 Grow-2-Prosper 0,1205 0,0222 0,2001 0.,1812 0,1065
8 Manulife Dana Saham 0,0302 0,0447 0,1867 0,0806 0,1953
9 Maybank Dana Ekuitas 0,0960 0,0438 0,2145 0,1708 0,1041
10 Nikko Indonesia Equity Fund 0,0272 0,0805 0,2434 0,1902 0,1127
11 Panin Dana Maksima 0,1544 0,0417 0,1958 0,1110 0,0748
12 Panin Dana Prima 0,0282 0,0599 0,2155 0,1936 0,0623
13 Pratama Saham 0,0591 0,0595 0,2390 0,1546 0,0299
14 Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund 0,0609 0,0439 0,2234 0,2260 0,1395
15 Reksa Dana Emco Growth Fund 0,0539 0,1103 0,2767 0,0196 0,1308
16 Reksa Dana Emco Mantap 0,0470 0,0667 0,2949 0,0330 0,0572
17 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi 0,0012 0,1334 0,1581 0,0841 0,0928
18 Reksa Dana Ekuitas Andalan 0,0929 0,0761 0,1700 0,2303 0,1026
19 Rencana Cerdas 0,0764 0,0820 0,1800 0,2728 0,1554
20 Sucorinvest Equity Fund 0,0989 0,0731 0,1076 0,1966 0,0847
21 TRIM Kapital 0,0994 0,0125 0,2232 0,2497 0,1602
Rata-rata per-tahun (mean) 0,0775 0,0570 0,2074 0,1687 0,0989
rata-rata keseluruhan) 0,1219
Minimum 0,0012 0,0031 0,1076 0,0196 0,0053
Maximum 0,1544 0,1334 0,2966 0,2728 0,1953
Sumber : Data diolah
91
Berdasarkan Tabel 4.9 Variabel Independent (Expense Ratio)
pada tahun 2013 Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio
tertinggi yaitu Panin Dana sebesar 0,1544 sedangkan Reksa Dana
yang memiliki Expense Ratio terendah yaitu Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi sebesar 0,0012 dengan mean sebesar 0,0775. Pada
tahun 2014 Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio tertinggi
yaitu Reksa Dana Schroder Dana Prestasi sebesar 0.1334
sedangkan Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio terendah
yaitu BNP Paribas Ekuitas sebesar 0,0031 dengan mean sebesar
0,0125. Pada tahun 2015 Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio
tertinggi yaitu First State Indoequity High Conviction Fund sebesar
0,2966 sedangkan Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio
terendah yaitu Sucorinvest Equity Fund sebesar 0,1076 dengan
mean sebesar 0,2074. Pada tahun 2016 Reksa Dana yang memiliki
Expense Ratio tertinggi yaitu Rencana Cerdas sebesar 0,2728
sedangkan Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio terendah
yaitu Reksa Dana Emco Growth Fund sebesar 0,0196 dengan mean
sebesar 0,1687. Pada tahun 2017 Reksa Dana yang memiliki
Expense Ratio tertinggi yaitu Manulife Dana Saham sebesar 0,1953
sedangkan Reksa Dana yang memiliki Expense Ratio terendah
yaitu Batavia Dana Saham Optimal sebesar 0,0053 dengan mean
sebesar 0,0989.
92
e. Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Umur
Reksa Dana)
Hasil Uji Statistik Desktiptif Variabel independent (Umur
Reksa Dana) dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Variabel Umur Reksa Dana
Sumber : Data diolah
NO NAMA REKSA DANA 2013 2014 2015 2016 2017
1 Batavia Dana Saham 17 18 19 20 21
2 Batavia Dana Saham Optimal 7 8 9 10 11
3 BNP Paribas Ekuitas 12 13 14 15 16
4 Danareksa Mawar 17 18 19 20 21
5 First State Indoequity High Conviction Fund 2 3 4 5 6
6 First State Indoequity Sectoral Fund 9 10 11 12 13
7 Grow-2-Prosper 6 7 8 9 10
8 Manulife Dana Saham 10 11 12 13 14
9 Maybank Dana Ekuitas 6 7 8 9 10
10 Nikko Indonesia Equity Fund 1 2 3 4 5
11 Panin Dana Maksima 16 17 18 19 20
12 Panin Dana Prima 6 7 8 9 10
13 Pratama Saham 7 8 9 10 11
14 Reksa Dana Aberdeen Indonesia Equity Fund 6 7 8 9 10
15 Reksa Dana Emco Growth Fund 5 6 7 8 9
16 Reksa Dana Emco Mantap 8 9 10 11 12
17 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi 16 17 18 19 20
18 Reksa Dana Ekuitas Andalan 8 9 10 11 12
19 Rencana Cerdas 14 15 16 17 18
20 Sucorinvest Equity Fund 1 2 3 4 5
21 TRIM Kapital 16 17 18 19 20
Rata-rata per-tahun (mean) 9 10 11 12 13
rata-rata keseluruhan) 11
Minimum 1 2 3 4 5
Maximum 17 18 19 20 21
93
Berdasarkan Tabel 4.10 Variabel Independent (Umur Reksa
Dana) Nikko Indonesia Equity Fund dan Sucorinvest Equity Fund
merupakan Reksa Dana yang dengan usia yang lebih pendek atau
terbilang baru terhitung dari tanggal efektif Reksa Dana tersebut.
Sedangkan Batavia Dana Saham dan Danareksa Mawar memiliki
usia yang lebih panjang dari Reksa Dana lainnya hal tersebut
menujukkan bahwa Batavia Dana Saham dan Danareksa Mawar
memiliki pengaruh kinerja yang lebih baik daripada Reksa Dana
lainnya. Hal tersebut mungkin dikarenakan penyesuaian asset untuk
Reksa Dana yang lama akan terlihat lebih baik. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Suppa-Aim(2010) usia Reksa Dana
memiliki kemampuan dalam menjelaskan kinerja Reksa Dana
namun hal ini spesifik terhadap kebijakan investasi.
2. Hasil Uji Analisis Panel Data
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel pada
penelitian ini dengan menggunakan model common effect atau pooled
least square dengan menggunakan pendekatan Chow Test dan Lagrange
Multiflier Test (LM).
Sebelum menerapkan metode yang digunakan, terlebih dahulu
dilakukan pemilihan terhadap pendekatan yang akan digunakan.
a. Chow Test
Menurut Agus Widarjono (2009: 238-239) uji chow ialah pengujian
untuk menentukan model fixed Effect atau common effet yang lebih
94
tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesisi dalam uji
chow adalah:
H0: Common Effect Model
H1: Fixed Effect Model
Hasil pengujian Uji Chow dalam penelitian ini menggunakan eviews
9.0 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11
Tabel Hasil Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 0.625895 (20,80) 0.8818
Cross-section Chi-square 15.264417 20 0.7611
Sumber data : Data diolah, Eviews 9.0
Berdasarkan tabel pengujian diatas nilai Probabilitas Cross-
section Chi-Square < 0,05 maka kita akan memilih fixed effect dari
pada common effect. Dan sebaliknya jika nilainya > 0,05 maka kita
akan memilih common effect dari pada fixed effect. Berdasarkan
gambar diatas, maka nilai probabilitas sebesar 0.7611 > dari 0.05
artinya chow test diatas memilih Common Effect.
Untuk mengetahui apakah model random effect lebih baik dari
metode OLS maka digunakan uji Lagrange Multiplier (LM).
Hipotesis nolnya adalah intersep dan slop sama atau common effect
(Agus Widarjono, 2013:363).
H0: Pooled least square (Common Effect Model)
H1: Fixed Effect Model
95
Apabila nilai LM statistic lebih besar dari nilai kritis statistic chi-
square maka menolak hipotesis nol, berarti estimasi yang tepat untuk
model regresi data panel adalah metode random effect daripada
metode OLS dan sebaliknya.
b. Lagrange Multiflier Test (LM)
Uji LM digunakan untuk memilih model random effect atau
common effect. Uji ini dapat juga dinamakan uji signifikansi random
effect yang dikembangkan Bruesch-Pagan (1980).Uji LM Bruesch-
Pagan ini didasarkan pada nilai residual dari model common effect.
Hipotesis nolnya adalah intersep dan slop sama (common effect). Uji
LM ini didasarkan pada distribusi chi-square dengan degree of
freedom sebesar jumlah variable independen.Hasil pengujian
UjiLagrange Multiflier dalam penelitian ini menggunakan eviews 9.0
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12
Tabel Hasil Uji LM
Sumber: Data diolah, eviews 9.0
Hipotesis
Hₒ : Model Common Effect
Hı : Model Random Effect
Test Hypothesis
Cross-sectio... Time Both
Breusch-Pagan 3.960213 71.36185 75.32206
(0.0466) (0.0000) (0.0000)
96
Berdasarkan tabel diatas nilai LM statistic sebesar 3.960213
Sedangkan nilai kritis table distribusi chi-square dengan degree of
freedom sebesar jumlah variable independen sebanyak 4 pada α = 5%
adalah sebesar 9,488. Sehingga berdasarkan perhitungan, nilai LM
statistic lebih kecil dari nilai kritis statistic Chi-square ( 3.960213<
9,488) maka menerima hipotesis nol yang berarti menggunakan
metode OLS model atau common effect. Berdasarkan table diatas
menunjukkan bahwa nilai Breusch-Pagan sebesar 0.0466 < 5% atau
terima H1 yaitu model yang terpilih adalah Random Effect.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diambil dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas residual metode OLS secara formal
dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-
B). Metode JB ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan
bersifat asymptotic. Uji statistik dari J-B ini menggunakan
perhitungan skewness dan kurtosis.
97
Grafik 4.1
Pengujian Normalitas dengan Metode Jarque-Bera
H0: Data bersifat normal
H1: Data tidak bersifat normal
Dari histogram grafik 4.1 nilai JB sebesar 0,991016 sementara
nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen yang kita
pakai dalam hal ini 4 variabel independen dan nilai signifikan yang
kita pakai dalam hal ini 0,05 atau 5%. Didapat nilai Chi Square
sebesar 9,488 yang berarti nilai JB lebih kecil dari nilai Chi Square
(0,991016< 9,488). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini berdistribusi normal. Hasil pengujian juga menunjukkan
bahwa nilai prob 0,609261> 5% atau terima H0 yaitu Data bersifat
Normal.
98
b. Uji Heteroskedasititas
Uji heteroskodesitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi perbedaan variance dari residual data yang ada.
Untuk melakukan pengujian terhadap ada tidaknya heteroskedastisitas
dalam model penelitian dilakukan dengan menggunakan White
Consistent Coefficient Covariance. Pengujian ini menggunakan
software Eviews 9.0 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedasititas dengan Metode White
Dependent Variable: RES2
Method: Panel Least Squares
Date: 02/12/19 Time: 22:09
Sample: 2013 2017
Periods included: 4
Cross-sections included: 6
Total panel (unbalanced) observations: 11
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
SS 0.001190 0.034144 0.034858 0.9733
MT 0.000216 0.000207 1.043830 0.3368
ER -0.006288 0.005535 -1.136228 0.2992
UMUR -0.000127 7.11E-05 -1.783491 0.1248
C 0.001162 0.002725 0.426269 0.6848
R-squared 0.540753 Mean dependent var 0.001110
Adjusted R-squared 0.234588 S.D. dependent var 0.001337
S.E. of regression 0.001170 Akaike info criterion -10.36064
Sum squared resid 8.21E-06 Schwarz criterion -10.17978
Log likelihood 61.98354 Hannan-Quinn criter. -10.47465
F-statistic 1.766213 Durbin-Watson stat 0.367056
Prob(F-statistic) 0.253989
Sumber : Data diolah
H0: Data bersifat homogen/tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas dalam model
H1: Data tidak bersifat homogen/ terdapat masalah
heteroskedastisitas dalam model
99
Berdasarkan Uji White, dapat diketahui bahwa ketika nilai
probabilitas <5% maka H0 ditolak maka dapat diketahui bahwa model
penelitian yang dilakukan terdapat masalah heteroskedastisitas.
Sedangkan apabila nilai probabilitas > maka H0 tidak ditolak sehingga
dapat diketahui bahwa terdapat heteroskedastisitas pada model. Hasil
menunjukkan bahwa nilai prob 0.253989> 5% atau terima H0 Data
bersifat homogen/tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada data dalam peelitian ini tidak terjadi
heteroskodesitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Auotokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk
menguji ada tidaknya pengaruh antara variable pengganggu dalam
masing-masing variable bebas. Dalam penelitian ini uji autokorelasi
menggunakan tes Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai
berikut:
DW<DL, berarti ada autokorelasi positif (+)
DL<DW<DU, Tidak dapat disimpulkan
DU<DW<4-DU, berarti tidak terjadi autokorelasi
4-DU<DW<4-DL, tidak dapat disimpulkan
DW>4-DL, berarti ada autokorelasi negative (-)
Dengan jumlah sampel n = 105, α = 0,05 dan banyaknya variable
independent k = 4, maka nilai kritis dL = 1.4201 dan dU = 1.7246.
100
Hasil pengujian uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan
eviews 9.0 dengan hasil sebagai berikut:
dL = 1.4201
dU = 1.7246
4-dU = 2.2754
4-dL = 2.5799
Tabel 4.14
Uji Autokorelasi Hasil DW
Weighted Statistics
R-squared 0.128453 Mean dependent var -0.001516
Adjusted R-squared 0.093592 S.D. dependent var 0.021657
S.E. of regression 0.020633 Sum squared resid 0.042571
F-statistic 3.684642 Durbin-Watson stat 3.407527
Prob(F-statistic) 0.007675
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.14 Hasil DW sebesar 3.40
sehingga berada 4-dl<3.40<4-du, sehingga tidak terdapat
autokorelasi. Artinya bahwa variabel independent dalam penelitian ini
tidak terganggu atau terpengaruhi oleh variabel pengganggu.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinierias bertujuan untuk menguji ada tidaknya
korelasi antara variable independen (bebas) dan variable dependent
(terikat) dalam suatu model regresi. Multikolinearitas dalam suatu
model regresi berganda bisa dideteksi dengan melihat korelasi parsial
101
antar variabel independen. Jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu di
atas 0,85 maka kita duga ada multikolinearitas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien korelasi relative rendah maka kita duga
model tidak mengandung unsur multikolinieritas (Widarjono, 2013:
104).
Tabel 4.15
Matriks Korelasi
Stock
Selection
Market
Timing
Expense
Ratio
Umur Reksa
Dana
Stock Selection 1 -0.5296 -0.1179 0.1346
Market Timing -0.5296 1 0.2325 0.0603
Expense Ratio -0.1179 0.2325 1 0.0683
Umur Reksa Dana 0.1346 0.0603 0.0683 1
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas hasil menunjukkan bahwa korelasi relatif
rendah yang ditunjukan dengan tidak adanya variabel diatas (r>0.85).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variable bebas tidak
terdapat multikoliniearitas. Dengan demikian, data panel dalam
penelitian ini telah terbebas dari masalah heterokedastisitas,
autokorelasi dan multikolinieritas.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Uji F digunakan untuk uji signifikansi model. Uji signifikansi
model adalah uji pengaruh semua variabel independen secara
102
serempak terhadap variabel dependen. Uji F ini bisa dijelaskan dengan
menggunakan analisis varian (analysis of variance= ANOVA)
(Widarjono, 2015: 278).
Untuk menguji apakah koefisien regresi (b1, b2, b3, dan b4)
secara bersama-sama atau secara menyeluruh berpengaruh terhadap
variable dependen, prosedur uji F dapat dijelaskan sebagai berikut
(Widarjono, 2015: 279). Hasil pengujian hipotesis secara simultan
(Uji F) dengan menggunakan Eviews 9.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16
Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
R-squared 0.128453 Mean dependent var -0.001516
Adjusted R-squared 0.093592 S.D. dependent var 0.021657
S.E. of regression 0.020633 Sum squared resid 0.042571
F-statistic 3.684642 Durbin-Watson stat 3.407527
Prob(F-statistic) 0.007675
Sumber: Data diolah, Eviews 0.9
H0: Semua variabel x tidak berpengaruh simultan terhadap Y/Tidak
ada satupun X yang berpengaruh terhadap Y
H1: Semua variabel x berpengaruh simultan terhadap Y/Minimal ada
satu X yang berpengaruh terhadap Y
Diketahui bahwa nilai F-Statistik pada persamaan diketahui bahwa
nilai F-statistik 3.684642 dan nilai probabilitas F-statistik persamaan
tersebut adalah 0.007675. Dapat disimpulkan bahwa F-hitung>F table
103
maka disimpulkan tolak H0 atau minimal ada satu X yang berpengaruh
terhadap Y/Semua variabel X berpengaruh simultan terhadap Y.
b. Koefisien Determinasi (R2)/Goodness Of Fit
Pengujian ini dimaksud untuk mengukur proporsi variasi variabel
terikat yang dijelaskan oleh variabel bebasnya. Nilai R2 yang
digunakan adalah adjusted R2 karena ini merupakan salah satu
indikator untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel
independen ke dalam suatu persamaan regresi. Berikut hasil uji
koefisien determinasi pada tabel 4.17.
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.128453 Mean dependent var -0.001516
Adjusted R-squared 0.093592 S.D. dependent var 0.021657
S.E. of regression 0.020633 Sum squared resid 0.042571
F-statistic 3.684642 Durbin-Watson stat 3.407527
Prob(F-statistic) 0.007675
Sumber: Data diolah, Eviews 9.0
Pada tabel 4.17 dapat kita ketahui bahwa nilai adjusted R2 sebesar
0,093592. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel X (Stock Selection
Skill, Market Timing Ability, Fund Longevity, Fund Size) mampu
menjelaskan Y (Kinerja Reksa Dana) sebesar 9,35% dan sisanya
90,65% dapat dijelaskan oleh variabel lain.
104
c. Uji T
Uji statistik distribusi t ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
individu. Parameter suatu variable dikatakan mempunyai pengaruh
signifikan jika nilai t-hitung suatu variable lebih besar dari nilai t-
tabel. Hasil pengujian uji parsial (Uji T) dalam penelitian ini
menggunakan eviews 9.0 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.004124 0.005790 -0.712167 0.4780
SS 0.084977 0.037308 2.277713 0.0249
MT 0.000958 0.000452 2.121356 0.0364
ER -0.044183 0.015316 -2.884801 0.0048
UMUR -6.56E-05 0.000214 -0.306273 0.7600
Sumber: Data diolah, Eviews 9.0
Hipotesis
H0: X tidak berpengaruh terhadap Y
H1: X berpengaruh terhadap Y
Pada prosedur uji probabilitas statistik t atau nilai p hanya
membandingkan nilai probabilitas p dengan nilai signifikansi α yang
dipilih. Jika nilai probabilitas p lebih kecil dari nilai α yang dipilih
maka menolak hipotesis nol (H0) atau menerima hipotesis alternatif
105
(Ha) dan sebaliknya jika nilai probabilitas p lebih besar dari nilai α
maka gagal menolak hipotesis nol atau menolak hipotesis alternatif
(Widarjono, 2015: 284). Berdasarkan Pengujian diatas hasil
menunjukkan bahwa:
1) Uji Parsial (t) Pengaruh Stock Selection Skill terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham
Hasil menunjukkan nilai prob (0.0249) < 5% menunjukkan bahwa
nilai prob < 5% atau Stock Selection Skill berpengaruh terhadap
Kinerja Reksa Dana. Nilai koef sebesar 0.084977 menunjukkan
bahwa kenaikan Stock Selection Skill 1 satuan akan menaikkan
Kinerja Reksa Dana Saham sebesar 0.084977 satuan.
2) Uji Parsial (t) Pengaruh Market Timing Ability terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham
Hasil menunjukkan nilai prob (0,0364) < 5% menunjukkan bahwa
nilai prob < 5% atau Market Timing Ability berpengaruh terhadap
Kinerja Reksa Dana Saham. Nilai koef sebesar 0.000958
menunjukkan bahwa kenaikan Market Timing 1 satuan akan
menaikkan Kinerja Reksa Dana Saham sebesar 0.000958 satuan.
3) Uji Parsial (t) Pengaruh Expense Ratio terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham
Hasil menunjukkan nilai prob (0.0048) < 5% menunjukkan bahwa
nilai prob < 5% atau Expense Ratio berpengaruh terhadap Kinerja
Reksa Dana. Nilai koef sebesar -0.044183 menunjukkan bahwa
106
kenaikan Fund Longevity 1 akan menaikkan Kinerja Reksa Dana
Saham sebesar -0.044183 satuan.
4) Uji Parsial (t) Pengaruh Umur Reksa Dana terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham
Hasil menunjukkan nilai prob (0.7600) > 5% menunjukkan bahwa
nilai prob > 5% atau Umur Reksa Dana tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Reksa Dana.
Hasil Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis dapat ditulis
sebagai berikut :
C . Interpretasi Hasil dan Pembahasan
a. Pengaruh Stock Selection Skill terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Berdasarkan hasil uji t pada tabel, variable Stock Selection Skill
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja Reksa Dana saham
dengan nilai prob 0,0249. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai prob <
5% atau Stock Selection Skill berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana.
Artinya dapat disimpulkan bahwa Ha diterima.
Semakin baik stock selection skill manajer investasi maka akan
semakin baik pula kinerja Reksa Dana saham dalam memberikan return
yang diharapkan. Kinerja manajer investasi yang baik dapat menarik minat
investor dalam berinvestasi pada Reksa Dana yang dikelola manajer
investasi tersebut.
Y = - 0,004124 + 0,084977X1 + 0,000958X2 + -0,044183X3 + e
107
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rika (2017) menyatakan bahwa Kinerja manajer investasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana saham.
Trisnopati dan Farida (2015) hasil olahan data yang dilakukan menyatakan
bahwa semakin tinggi kemampuan manajer investasi dalam stock selection
yang berkinerja baik akan membuat kinerja reksa dana saham juga
meningkat dan di perkuat oleh penelitian sebelumnya. Waelan (2008)
dengan judul”Kemampuan Memilih Saham dan Market Timing Manajer
Investasi Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia” dengan
menggunakan model Treynor & Mazuy menunjukan terdapat 4 manajer
investasi Reksa Dana saham yang memiliki kemampuan memilih yang
signifikan. Begitupun dalam penelitian yang dilakukan oleh Uun dan budi
(2015) Hasil pengujian menunjukkan stock selection skill berpengaruh
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana.
b. Pengaruh Market Timing Ability terhadap Kinerja Reksa Dana
Saham
Berdasarkan hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.19 menunjukkan
bahwa variable ini memiliki nilai prob (0,364) < 5% menunjukkan bahwa
nilai prob < 5% atau Market Timing Ability berpengaruh terhadap kinerja
Reksa Dana. Menurut Treynor dan Mazuy (1996) bahwa ketika nilai ( c )
atau market timing positif berarti menunjukkan adanya kemampuan
market timing, dalam hasil penelitian ini mengindikasikann bahwa manajer
investasi memiliki kemampuan market timing. Hasil penelitian ini
108
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Waelan (2008) yang
menunjukkan bahwa beberapa manajer investasi dari Reksa Dana yang
diteliti memiliki kemampuan market timing walaupun sangat kecil dan
tidak signifikan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Uun
dan Budi (2015). Hasil pengujian menunjukkan secara simultan market
timing ability berpengaruh signifikan terhadap kinerja Reksa Dana.
Sedangkan dari pengujian parsial, diperoleh hasil market timing ability
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana. Dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 2 berhasil didukung, sehingga terima Ha.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 berhasil didukung
atau terima Ha karena Market Timing Ability memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana. Hal ini dapat diartikan bahwa
manajer investasi Reksa Dana memiliki kemampuan yang tepat dalam
memilih waktu untuk melakukan pembelian atau penjualan saham dari
portofolio Reksa Dana.
c. Pengaruh Expense Ratio terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa Fund
Longevity memiliki nilai probabilitas (0.0048) < 5% menunjukkan bahwa
nilai prob < 5% . Hal tersebut menunjukkan bahwa Expense Ratio
berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana. Dapat disimpulkan bahwa
tolak H0 atau diterima Ha yang artinya pada hipotesis 3 Expense Ratio
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.
109
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rika
Lidyah (2017), rasio biaya secara simultan terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja reksa dana saham di indonesia.
d. Pengaruh Umur Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Saham
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa variable
ini memiliki nilai probability prob (0.7600) > 5% menunjukkan bahwa
nilai prob > 5% atau Umur Reksadana tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada hipotesis 4, Ha
ditolak yang artinya tidak memiliki pengaruh terhadap Kinerja Reksa
Dana Saham.
Hasil penelitian ini mendukung penelitan yang dilakukan oleh Widjaja
dan I Gusti (2017), yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana.
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti Analisis Kemampuan Stock Selection, Market
Timing, Expemse Rtaio dan Umur Reksa Dana terhadap kinerja Reksa Dana
Saham di Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
dengan data panel. Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 21 sampel selama 5 tahun dari tahun 2013-2017. Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Variabel Stock Selection Skill dalam penelitian ini berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham periode 2013-2017.
Dengan demikian dalam hipotesis 1, tolak H0 atau terima Ha . Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rika (2016) menunjukkan bahwa kemampuan Stock Selection dari
manajer investasi memberikan kontribusi positif pada pengembalian dana.
2. Variabel Market Timing Ability dalam penelitian ini berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana Saham periode 2013-2017.
Dengan demikian pada hipotesis 2, tolak H0 atau terima Ha. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Trisnopati (2011) dimanahasil pengujian menunjukkan hasil market
timing ability berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Reksa Dana.
111
3. Variabel Expense Ratio dalam penelitian ini memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja Reksa Dana periode 2013-2017. Dengan
demikian pada hipotesis 3, ditolak H0 atau diterima Ha. Hasil penelitian
ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rika
Lidyah (2017) menyatakan bahwa Expense Ratio Reksa Dana
berpengaruh terhadap kinerjanya.
4. Variabel Umur Reksa Dana dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja Reksa Dana periode 2013-2017. Dengan demikian pada
hipotesis 4, H0 diterima atau Ha ditolak. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh I Gusti (2017), yang menyatakan bahwa umur reksa dana tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, H2 di tolak
yang berarti ukuran reksa dana berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa
dana saham
B. Implikasi
Berdasakan kesimpulan diatas, peneliti mengharapkan penelitian ini
dapat dijadikan implikasi bagi beberapa pihak diantaranya investor, Manajer
investasi serta kalangan akademis, peneliti serta pembaca lainya.
1. Bagi investor, dalam menganalisis kinerja Reksa Dana yang
dilakukan oleh manajer investasi secara simultan dan parsial stock
selection skill, Market Timing dan Expense Ratio mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Reksa Dana. Akan tetapi
dalam penelitian ini Umur Reksa Dana tidak memiliki pengaruh
112
terhadap kinerja Reksa Dana. Oleh karena itu investor perlu
memperhatikan kebijakan investasi yang berada didalam prospectus
masing-masing Reksa Dana agar dapat mengambil keputusan yang
tepat sebelum melakukan investasi pada Reksa Dana.
2. Manajer Investasi, diharapkan mampu mengaplikasikan
kemampuannya dalam stock selection skill dan market timing dalam
menghadapi gejolak yang ada dalam pasar modal agar tercipta
portofolio yang optimal dan dapat meningkatkan return yang tinggi
pada portofolionya sehingga dapat menarik minat investor untuk
berinvestasi pada produk Reksa Dana yang dikelolanya. Sebagai
pihak yang dipercaya dalam mengelola dana dari para investor
diharapkan manajer investasi bisa mengelola asset secara tepat agar
memperoleh return yang diharapkan dengan tingkat risiko yang
rendah. Hal ini menjadi penting karena para calon investor akan
merespon dengan cepat apabila kehandalan manajer investasi dalam
melakukan pengalokasian asset dan stock selection dilakukan secara
tepat. Sebagaimana diketahui dari hasil penelitian bahwa stock
selection dan market timing ability memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja Reksa Dana saham.
3. Bagi akademis, peneliti serta pembaca diharapkan untuk dapat
melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
Reksa Dana berdasarkan stock selection skill, market timing ability,
expense ratio, dan umur reksa dana terhadap kinerja Reksa Dana
113
saham sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
C. Saran
Untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian mengenai stock
selection skill, market timing ability, expense ratio, dan umur reksa dana
dapat dipertimbangkan beberapa hal dibawah ini untuk penelitian selanjutnya.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mengemukakan
beberapa saran yang mungkin bermanfaat, yaitu:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan stock selection skill, market timing, expense ratio dan umur
reksa dana. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya gunakan jumlah data
yang lebih banyak dengan rentang waktu yang lebih panjang, walaupun
mungkin akan mengalami kesulitan karena adanya keterbatasan data yang
disediakan.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi investor yang berminat
untuk menanamkan dananya pada Reksa Dana saham namun tidak
menjamin perolehan kinerja manajer investasi yang akan diperoleh dimasa
yang akan datang tetap sama.
3. Investor hendaknya tetap memonitor kinerja Reksa Dana dan kinerja
manajer investasinya.
114
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. Pengantar Pasar Modal, PT. Rineka Cipta, Cetakan kelima,
Jakarta, 2003
Adler Haymans Manurung. Memahami Seluk Beluk Instrumen Investasi. PT.
Adler Manurung Press. Jakarta, 2003.
Akbarini. Analisis Atas Pengaruh Faktor Nilai Aktiva Bersih, Umur Reksa Dana,
Afiliasi dan Spesialisasi Manajer Investasi Terhadap Kinerja Reksa Dana,
Universitas Indonesia, Tesis Magister Manajemen, Depok, 2004.
Ang, Robert.”Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”, Mediasoft Indonesia,
Jakarta, 1997.
Azis, Musdalifah, “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Return Saham
Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Jurnal
Socioscientia Kopertis Wilayah XI, Volume 6 Nomor 1, Kalimantan:
Februari 2014.
Bodie,Z., Kane, A., & Marcus, A. J. Investments (7th
Edition ed). McGraw-Hill,
New York, 2008.
Bodson Lauren, Cavenaile Laurent, Sougne Danielle.”Does Size Affect Mutual
Fund Performance? A General Approach”. Journal of Asset Management
Vol.12,3,163-167,2011.
Chen,J.,Hong,H.,Huang,M. and Kubik,J.”Does fund size erode mutual fund
performance? The role of liquidity and organization”. American
Economic Review 94(5): 1276-1302,2004
Dahlan Siamat. “Manajemen Lembaga Keuangan.”Kebijakan Moneter dan
Perbankan”, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Edisi kesatu,
Jakarta, 2005.
Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya
Jawab. Salemba Empat, Jakarta, 2006
Deasy Amalia. “Analisis Kemampuan Stock Selection, dan Market Timing pada
Reksa Dana Saham di Indonesia periode Januari 2008- Juli 2013”.
Journal, 2013
Hadi, Nor. ” Pasar Modal; Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal”, Graha Ilmu , Edisi Pertama. Jakarta, 2013.
I Gusti. “Pengaruh Ukuran dan Umur pada Kinerja Reksa Dana Saham di
Indonesia”. Journal, 2017.
115
Jogiyanto, Hartono. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta,
Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, 2003.
Jacobs, Bruce. All About Mutual Funds from The Inside Out. USA:Irwin
Professional Publishing BV, 1994.
Kon, Stanley J. The Market-Timing Performance of Mutual Fund Managers,
dalam Journal of Business, 1983.
Lin, Crystal Y. dan Kenneth Yung.”Real Estate Mutual Funds: Performance and
Persistence”JRER,Vol.26 No.1,2004
Martalena, Maya Malinda. Pengantar Pasar Modal”, Salemba Empat, Jakarta,
2011.
Manurung, Adler Haymans. “ Reksa Dana Investasiku”, Kompas, Cetakan
Kelima, Jakarta, 2008.
Pratomo, Eko Priyo;dan Ubaidillah Nugraha.” Reksa Dana: Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern”. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Rika Lidyah. “Pengaruh Total Aset, Expense Ratio dan Portofolio Turnover
terhadap Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia”. Journal, 2017.
Sari, Anindita Putri Nurmalita. “Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Kinerja
Manajer Investasi, dan Tingkat Resiko Terhadap Kinerja Reksa Dana
Saham di Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting Volume 1,
nomor 1, tahun 2012
Suad, Husnan.“Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta, 2001.
Sulistyorini, Agustin. Analisis Kinerja Portofolio Saham dengan Metode Sharpe,
Treynor, dan Jensen. Tesis Magister Manajemen, Program Studi Magister
Manajemen Universitas Diponorogo, 2009.
Sugiyono.”Metode Penelitian Kuantitatif, Kaulitatis, dan Kombinasi (Mixed
Methods)”. Bandung: Alfabeta, 2011.
Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, UPP AMP YKPN, Edisi
Kedua, Yogyakarta, 2000.
Tandelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Potrofolio”, BPFE,
Edisi Pertama, Yogyakarta, 2001.
Trisnopati, Farida. “Pengaruh Stock Selection, Market Timing, dan Ukuran Reksa
Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (Studi Kasus pada Reksa
Dana Saham yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Periode 2011-
2014). Journal, 2015.
116
Uun, Budi. “Pengaruh Market Timing dan Stock Selection terhadap Kinerja
Reksa Dana di Indonesia (Studi Kasus pada Reksa Dana Saham Periode
2013-2015)”. Journal, 2015.
Veronika. “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pasar Uang
dengan Metode Sharpe periode Januari-Desember 2003”. Journal, 2013.
Waelan, “Kemampuan Memilih Saham dan Market Timing Manajer Investasi
Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia”. JAAI Volume 12 No.2,
(Desember), 2008.
Warsini, Sabar.”Manajemen Investasi”, Penerbit Semesta Media, Edisi Pertam,
Jakarta, 2009.
Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2010
Widarjono, Agus. “Ekonometrik Pengantar dan Aplikasinya”. Edisi ketiga.
Yogyakarta: Ekosiana, 2009.
Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertasi Panduan
EViews”. Edisi keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2013.
Widarjono, Agus. “Statistik Terapan dengan Excel dan SPSS”. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2015.
Winingrum, Evi Putri.”Analisis Stock Selection Skills, Market Timing Ability, Size
Reksa Dana, Umur Reksa Dana, dan Expense Ratio Terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2006-2010”. Jurnal, 2011.
Undang-Undang
Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995
Website
www.idx.go.id
www.infovesta.com
www.ojk.go.id
www.pasardana.id
www.yahoofinance.com
117
Lampiran 1
Daftar Sampel Reksadana Saham
No Nama Reksadana Manajer Investasi Bank Kustodian Tanggal
Efektif
1 Batavia Dana Saham Batavia Prosperindo Aset
Manajemen, PT
Deutsche Bank A. G. –
Custody
09-Des-96
2 Batavia Dana Saham
Optimal
Batavia Prosperindo Aset
Manajemen, PT
Deutsche Bank A. G. –
Custody
09-Okt-06
3 BNP Paribas Ekuitas BNP Paribas Investment
Partners,PT
CITIBANK N. A. –
Custod
16-Jan-01
4 Danareksa Mawar Danareksa Investment
Management, PT
CITIBANK N. A. –
Custody
05-Jul-96
5 First State Indoequity
High Conviction Fund
First State Investments
Indonesia, PT
Deutsche Bank A. G.-
Custody
17-Okt-11
6 First State Indoequity
Sectoral Fund
First State Investments
Indonesia, PT
Deutsche Bank A. G.-
Custody
24-Des-04
7 Grow-2-Prosper Corfina Capital, PT Bank DBS Indonesia -
Custody, PT
22-Mar-07
8 Manulife Dana Saham Manulife Aset Manajemen
Indonesia, PT
CITIBANK N. A. –
Custody
16-Jul-03
9 Maybank Dana Ekuitas Maybank Asset
Management, PT
PT Bank HSBC
Indonesia
17-Apr-07
10 Nikko Indonesia Equity
Fund
Nikko Securities
Indonesia, PT
Bank Central Asia -
Custody, Tbk, PT
03-Okt-12
11 Panin Dana Maksima Panin Asset Management,
PT
Deutsche Bank A. G.-
Custody
27-Mar-97
12 Panin Dana Prima Panin Asset Management,
PT
Bank Central Asia -
Custody, Tbk, PT
19-Des-07
Pratama Saham Pratama Capital Assets
Management, PT
Deutsche Bank A. G.-
Custody
25-Apr-06
13
14 Reksa Dana Aberdeen
Indonesia Equity Fund
Aberdeen Asset
Management, PT
CITIBANK N. A. –
Custody
14-Des-07
15 Reksa Dana Emco
Growth Fund
Emco Asset Management,
PT
Bank CIMB Niaga -
Custody, Tbk, PT
22-Feb-08
Bank CIMB Niaga
Custody, Tbk, PT
16 Reksa Dana Emco
Mantap
Emco Asset Management,
PT
10-Agust-05
17 Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi
Schroder Investment
Management Indonesia,
PT
CITIBANK N. A. –
Custody
28-Mei-97
18 Reksa Dana Ekuitas
Andalan
Bahana TCW Investment
Management, PT
Bank CIMB Niaga -
Custody, Tbk, PT
30 November
2005
19 Rencana Cerdas Ciptadana Asset
Management, PT
Deutsche Bank A. G.-
Custody
08-Jul-99
20 Sucorinvest Equity
Fund
Sucorinvest Asset
Management, PT
Bank Negara Indonesia
(Persero) -
Custody,Tbk,PT
02-Mei-12
21 TRIM Kapital Trimegah Asset Bank CIMB Niaga - 19-Mar-97
118
Managemen
Lampiran 2. Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2013
No Nama Reksadana
Tahun
2013
Kinerja Reksadana
stock selection
market timing
Expense Ratio
Umur Reksa Dana
1 Batavia Dana Saham 0.0107 0.0078 12.5946 0.1350 17
2 Batavia Dana Saham Optimal 0.0079 -0.0017 12.9142 0.1021 7
3 BNP Paribas Ekuitas 0.0088 -0.0192 12.5879 0.1107 12
4 Danareksa Mawar 0.0072 -0.0151 12.5002 0.0905 17
5 First State Indoequity
High Conviction Fund 0.0024 -0.0788 16.0838 0.0389 2
6 First State Indoequity
Sectoral Fund 0.0091 -0.0040 11.3889 0.1040 9
7 Grow-2-Prosper 0.0091 -0.0266 13.2625 0.1205 6
8 Manulife Dana Saham 0.0108 0.0446 2.8003 0.0302 10
9 Maybank Dana Ekuitas 0.0072 -0.0320 13.3163 0.0960 6
10 Nikko Indonesia Equity
Fund 0.0019 -0.0468 13.9838 0.0272 1
11 Panin Dana Maksima
0.0127 -0.0147 12.1211 0.1544 16
12 Panin Dana Prima -0.0025 -0.0276 11.4293 0.0282 6
13 Pratama Saham 0.0048 -0.0231 12.4106 0.0591 7
14 Reksa Dana Aberdeen
Indonesia Equity Fund 0.0042 -0.0455 14.5394 0.0609 6
15 Reksa Dana Emco
Growth Fund 0.0051 -0.1000 10.5924 0.0539 5
16 Reksa Dana Emco
Mantap -0.0044 -0.0712 10.6251 0.0470 8
17 Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi -0.0001 -0.0073 9.0697 0.0012 16
18 Reksa Dana Ekuitas
Andalan 0.0070 -0.0048 13.2754 0.0929 8
19 Rencana Cerdas
0.0051 -0.0223 14.8696 0.0764 14
20 Sucorinvest Equity Fund 0.0094 0.0249 10.4846 0.0989 1
21 TRIM Kapital
0.0064 -0.0506 15.5500 0.0994 16
119
Lampiran 3. Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2014
No Nama Reksadana
Tahun
2014
Kinerja Reksadana
stock selection
market timing
Expense Ratio
Umur Reksa Dana
1 Batavia Dana Saham 0.0035 0.0050 12.0720 0.0447 18
2 Batavia Dana Saham Optimal 0.0030 -0.0009 13.0499 0.0389 8
3 BNP Paribas Ekuitas 0.0002 -0.0209 12.2679 0.0031 13
4 Danareksa Mawar 0.0031 -0.0196 11.6794 0.0390 18
5 First State Indoequity
High Conviction Fund 0.0042 -0.0731 17.1188 0.0674 3
6 First State Indoequity
Sectoral Fund 0.0046 -0.0026 11.6512 0.0528 10
7 Grow-2-Prosper 0.0017 -0.0345 11.8262 0.0222 7
8 Manulife Dana Saham 0.0160 0.0504 3.8475 0.0447 11
9 Maybank Dana Ekuitas 0.0033 -0.0380 12.2213 0.0438 7
10 Nikko Indonesia Equity
Fund 0.0058 -0.0357 16.0065 0.0805 2
11 Panin Dana Maksima
0.0034 -0.0306 9.2180 0.0417 17
12 Panin Dana Prima 0.0052 -0.0199 12.8178 0.0599 7
13 Pratama Saham 0.0048 -0.0230 12.4383 0.0595 8
14 Reksa Dana Aberdeen
Indonesia Equity Fund 0.0030 -0.0461 14.4292 0.0439 7
15 Reksa Dana Emco
Growth Fund -0.0104 -0.1088 8.9874 0.1103 6
16 Reksa Dana Emco
Mantap 0.0063 -0.0672 11.3530 0.0667 9
17 Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi 0.0147 0.0009 10.5670 0.1334 17
18 Reksa Dana Ekuitas
Andalan 0.0057 -0.0062 13.0125 0.0761 9
19 Rencana Cerdas
0.0055 -0.0203 15.2272 0.0820 15
20 Sucorinvest Equity Fund 0.0070 0.0249 10.4922 0.0731 2
21 TRIM Kapital
0.0008 -0.0462 16.3518 0.0125 17
120
Lampiran 4. Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2015
No Nama Reksadana
Tahun
2015
Kinerja Reksadana
stock selection
market timing
Expense Ratio
Umur Reksa Dana
1 Batavia Dana Saham -0.0155 0.0042 12.0143 0.1956 19
2 Batavia Dana Saham Optimal -0.0173 -0.0056 12.6975 0.2232 9
3 BNP Paribas Ekuitas -0.0139 -0.0162 12.6216 0.1746 14
4 Danareksa Mawar -0.0136 -0.0159 11.9595 0.1697 19
5 First State Indoequity
High Conviction Fund -0.0184 -0.0750 16.9751 0.2966 4
6 First State Indoequity
Sectoral Fund -0.0146 -0.0066 11.3488 0.1661 11
7 Grow-2-Prosper -0.0151 -0.0316 12.0485 0.2001 8
8 Manulife Dana Saham -0.0667 0.0502 3.8386 0.1867 12
9 Maybank Dana Ekuitas -0.0161 -0.0333 12.5829 0.2145 8
10 Nikko Indonesia Equity
Fund -0.0174 -0.0407 15.6245 0.2434 3
11 Panin Dana Maksima
-0.0162 -0.0283 9.3968 0.1958 18
12 Panin Dana Prima -0.0189 -0.0200 12.8142 0.2155 8
13 Pratama Saham -0.0193 -0.0250 12.2844 0.2390 9
14 Reksa Dana Aberdeen
Indonesia Equity Fund -0.0154 -0.0662 12.9092 0.2234 8
15 Reksa Dana Emco
Growth Fund -0.0261 -0.0858 10.7326 0.2767 7
16 Reksa Dana Emco
Mantap -0.0278 -0.0586 12.0099 0.2949 10
17 Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi -0.0174 -0.0065 10.0024 0.1581 18
18 Reksa Dana Ekuitas
Andalan -0.0128 -0.0055 13.0702 0.1700 10
19 Rencana Cerdas
-0.0121 -0.0214 15.1404 0.1800 16
20 Sucorinvest Equity Fund -0.0103 0.0170 9.8946 0.1076 3
21 TRIM Kapital
-0.0144 -0.0252 18.4313 0.2232 18
121
Lampiran 5. Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2016
No Nama Reksadana
Tahun
2016
Kinerja Reksadana
stock selection
market timing
Expense Ratio
Umur Reksa Dana
1 Batavia Dana Saham 0.0154 -0.0075 12.8942 0.1936 20
2 Batavia Dana Saham Optimal 0.0160 0.0151 11.1497 0.2063 10
3 BNP Paribas Ekuitas 0.0161 -0.0141 12.4642 0.2031 15
4 Danareksa Mawar 0.0162 -0.0699 16.0057 0.2029 20
5 First State Indoequity
High Conviction Fund 0.0117 -0.0194 12.8153 0.1886 5
6 First State Indoequity
Sectoral Fund 0.0135 -0.0211 12.4326 0.1543 12
7 Grow-2-Prosper 0.0137 -0.0258 11.6195 0.1812 9
8 Manulife Dana Saham -0.0288 0.0384 4.7249 0.0806 13
9 Maybank Dana Ekuitas 0.0128 -0.0456 13.5049 0.1708 9
10 Nikko Indonesia Equity
Fund 0.0136 -0.0205 14.1073 0.1902 4
11 Panin Dana Maksima
0.0092 -0.0367 10.0251 0.1110 19
12 Panin Dana Prima 0.0169 -0.0300 13.5623 0.1936 9
13 Pratama Saham 0.0125 -0.0184 11.7861 0.1546 10
14 Reksa Dana Aberdeen
Indonesia Equity Fund 0.0155 -0.0889 14.6103 0.2260 9
15 Reksa Dana Emco
Growth Fund 0.0018 -0.0935 11.3121 0.0196 8
16 Reksa Dana Emco
Mantap 0.0031 -0.0003 7.6484 0.0330 11
17 Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi 0.0093 -0.0116 10.3824 0.0841 19
18 Reksa Dana Ekuitas
Andalan 0.0174 -0.0097 13.3889 0.2303 11
19 Rencana Cerdas
0.0183 0.0094 12.8332 0.2728 17
20 Sucorinvest Equity Fund 0.0188 -0.0321 13.5773 0.1966 4
21 TRIM Kapital
0.0161 -0.1092 25.1432 0.2497 19
122
Lampiran 6. Data Reksadana Sampel Penelitian Tahun 2017
No Nama Reksadana
Tahun
2017
Kinerja Reksadana
stock selection
market timing
Expense Ratio
Umur Reksa Dana
1 Batavia Dana Saham -0.0010 -0.0067 13.1351 0.0120 21
2 Batavia Dana Saham Optimal 0.0004 0.0149 11.0894 0.0053 11
3 BNP Paribas Ekuitas -0.1117 -0.0142 12.4606 0.1117 16
4 Danareksa Mawar -0.0092 -0.0708 15.7338 0.1148 21
5 First State Indoequity
High Conviction Fund -0.0088 -0.0217 12.1671 0.1422 6
6 First State Indoequity
Sectoral Fund -0.0071 -0.0193 12.9412 0.0814 13
7 Grow-2-Prosper -0.0080 -0.0431 6.6644 0.1065 10
8 Manulife Dana Saham 0.0697 0.0550 9.4831 0.1953 14
9 Maybank Dana Ekuitas -0.1041 -0.0443 13.8734 0.1041 10
10 Nikko Indonesia Equity
Fund -0.0081 -0.0257 12.6066 0.1127 5
11 Panin Dana Maksima
-0.0062 -0.0312 11.5895 0.0748 20
12 Panin Dana Prima -0.0054 -0.0325 12.8247 0.0623 10
13 Pratama Saham -0.0024 -0.0137 13.1366 0.0299 11
14 Reksa Dana Aberdeen
Indonesia Equity Fund -0.0096 -0.1025 10.7041 0.1395 10
15 Reksa Dana Emco
Growth Fund -0.0123 -0.0926 11.5666 0.1308 9
16 Reksa Dana Emco
Mantap -0.0054 0.0030 8.6144 0.0572 12
17 Reksa Dana Schroder
Dana Prestasi -0.0102 -0.0019 13.1502 0.0928 20
18 Reksa Dana Ekuitas
Andalan -0.0077 -0.0069 14.1930 0.1026 12
19 Rencana Cerdas
-0.0105 0.0043 11.3905 0.1554 18
20 Sucorinvest Equity Fund -0.0081 -0.0286 14.5828 0.0847 5
21 TRIM Kapital
-0.0103 -0.1092 25.1432 0.1602 20
123
Lampiran 7. Hasil Analisis Data Panel Uji Chow
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: UJICHOW
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.625895 (20,80) 0.8818
Cross-section Chi-square 15.264417 20 0.7611
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: KINERJA
Method: Panel Least Squares
Date: 02/25/19 Time: 09:55
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 105 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.008361 0.009652 -0.866236 0.3884
SS 0.111084 0.071754 1.548119 0.1248
MT 0.001242 0.000797 1.559783 0.1220
ER -0.030473 0.028651 -1.063588 0.2901
UMUR -0.000236 0.000395 -0.598062 0.5512 R-squared 0.038987 Mean dependent var -0.002109
Adjusted R-squared 0.000547 S.D. dependent var 0.021031
S.E. of regression 0.021025 Akaike info criterion -4.839767
Sum squared resid 0.044205 Schwarz criterion -4.713388
Log likelihood 259.0878 Hannan-Quinn criter. -4.788556
F-statistic 1.014219 Durbin-Watson stat 2.263738
Prob(F-statistic) 0.403820
124
Lampiran 8. Hasil Analisis Data Panel Uji Lagrange
Uji Lagrange
Lagrange Multiplier Tests for Random Effects
Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives Test Hypothesis
Cross-section Time Both Breusch-Pagan 3.960213 71.36185 75.32206
(0.0466) (0.0000) (0.0000)
Honda -1.990028 8.447594 4.566189
-- (0.0000) (0.0000)
King-Wu -1.990028 8.447594 6.899138
-- (0.0000) (0.0000)
Standardized Honda -1.626796 11.02734 1.798033
-- (0.0000)
(0.0361)
Standardized King-Wu -1.626796 11.02734 5.661492
-- (0.0000) (0.0000)
Gourierioux, et al.* -- -- 71.36185
(< 0.01) *Mixed chi-square asymptotic critical values:
1% 7.289
5% 4.321
10% 2.952
125
Lampiran 9. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedasititas
Dependent Variable: RES2
Method: Panel Least Squares
Date: 02/12/19 Time: 22:09
Sample: 2013 2017
Periods included: 4
Cross-sections included: 6
Total panel (unbalanced) observations: 11 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. SS 0.001190 0.034144 0.034858 0.9733
MT 0.000216 0.000207 1.043830 0.3368
ER -0.006288 0.005535 -1.136228 0.2992
UMUR -0.000127 7.11E-05 -1.783491 0.1248
C 0.001162 0.002725 0.426269 0.6848 R-squared 0.540753 Mean dependent var 0.001110
Adjusted R-squared 0.234588 S.D. dependent var 0.001337
S.E. of regression 0.001170 Akaike info criterion -10.36064
Sum squared resid 8.21E-06 Schwarz criterion -10.17978
Log likelihood 61.98354 Hannan-Quinn criter. -10.47465
F-statistic 1.766213 Durbin-Watson stat 0.367056
Prob(F-statistic) 0.253989
126
3. Hasil Uji Autokorelasi
4. Hasil Uji Multikolinieritas
Stock
Selection
Market
Timing
Expense
Ratio
Umur Reksa
Dana
Stock Selection 1 -0.5296 -0.1179 0.1346
Market Timing -0.5296 1 0.2325 0.0603
Expense Ratio -0.1179 0.2325 1 0.0683
Umur Reksa Dana 0.1346 0.0603 0.0683 1
Dependent Variable: KINERJA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 02/12/19 Time: 22:26
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 105
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.004124 0.005790 -0.712167 0.4780
SS 0.084977 0.037308 2.277713 0.0249
MT 0.000958 0.000452 2.121356 0.0364
ER -0.044183 0.015316 -2.884801 0.0048
UMUR -6.56E-05 0.000214 -0.306273 0.7600 Weighted Statistics R-squared 0.128453 Mean dependent var -0.001516
Adjusted R-squared 0.093592 S.D. dependent var 0.021657
S.E. of regression 0.020633 Sum squared resid 0.042571
F-statistic 3.684642 Durbin-Watson stat 3.407527
Prob(F-statistic) 0.007675 Unweighted Statistics R-squared 0.027832 Mean dependent var -0.002109
Sum squared resid 0.044718 Durbin-Watson stat 2.258558
127
Lampiran 10. Hasil Uji Hipotesis Uji F
Dependent Variable: KINERJA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 02/12/19 Time: 22:26
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 105
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.004124 0.005790 -0.712167 0.4780
SS 0.084977 0.037308 2.277713 0.0249
MT 0.000958 0.000452 2.121356 0.0364
ER -0.044183 0.015316 -2.884801 0.0048
UMUR -6.56E-05 0.000214 -0.306273 0.7600 Weighted Statistics R-squared 0.128453 Mean dependent var -0.001516
Adjusted R-squared 0.093592 S.D. dependent var 0.021657
S.E. of regression 0.020633 Sum squared resid 0.042571
F-statistic 3.684642 Durbin-Watson stat 3.407527
Prob(F-statistic) 0.007675 Unweighted Statistics R-squared 0.027832 Mean dependent var -0.002109
Sum squared resid 0.044718 Durbin-Watson stat 2.258558
128
Lampiran 11. Hasil Uji Hipotesis Uji t
HASIL UJI T
Dependent Variable: KINERJA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 02/12/19 Time: 22:26
Sample: 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 21
Total panel (balanced) observations: 105
Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.004124 0.005790 -0.712167 0.4780
SS 0.084977 0.037308 2.277713 0.0249
MT 0.000958 0.000452 2.121356 0.0364
ER -0.044183 0.015316 -2.884801 0.0048
UMUR -6.56E-05 0.000214 -0.306273 0.7600 Weighted Statistics R-squared 0.128453 Mean dependent var -0.001516
Adjusted R-squared 0.093592 S.D. dependent var 0.021657
S.E. of regression 0.020633 Sum squared resid 0.042571
F-statistic 3.684642 Durbin-Watson stat 3.407527
Prob(F-statistic) 0.007675 Unweighted Statistics R-squared 0.027832 Mean dependent var -0.002109
Sum squared resid 0.044718 Durbin-Watson stat 2.258558
129
Lampiran 12 Tabel Chi-Square
130
Lampiran 13 Tabel Durbin Watson