JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS...

138
REPRESENTASI DAKWAH MELALUI SEJARAH ISLAM (ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL BUKU MENGENAL ISLAM FOR BEGINNERS KARYA ZIAUDDIN SARDAR) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.i) Oleh: Inda Nurshadrina NIM. 1110051000032 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H

Transcript of JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS...

Page 1: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

REPRESENTASI DAKWAH MELALUI SEJARAH ISLAM

(ANALISIS SEMIOTIKA SOSIAL BUKU MENGENAL ISLAM FOR BEGINNERS

KARYA ZIAUDDIN SARDAR)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.i)

Oleh:

Inda NurshadrinaNIM. 1110051000032

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/1435 H

Page 2: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana
Page 3: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana
Page 4: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau melakukan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ciputat, 9 September 2014

Inda Nurshadrina

Page 5: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

ABSTRAK

Inda Nurshadrina (NIM. 1110051000032)Representasi Dakwah melalui Sejarah Islam (Analisis Semiotika Sosial BukuMengenal Islam for Beginners Karya Ziauddin Sardar)

Islam bukanlah sekedar peninggalan sejarah, begitupula dengan aturan danmasyarakatnya. Agama Islam telah melalui berbagai rintangan, kejatuhan danperkembangan. Tentunya dalam kurun waktu sedemikian lamanya, cukup banyakpihak yang berniat menghancurkan perkembangan Islam serta mengurangi jumlahpenganutnya, yakni dengan melakukan representasi negatif mengenai sejarah,kebudayaan dan peradaban umat Islam melalui berbagai media massa.

Dalam usaha melawan serangan-serangan tersebut, adalah hal yang wajarbila umat muslim berusaha merepresentasikan agama Islam dengan sudut pandangpositif dengan terus melakukan penyiaran dan penyebaran agama Islam (dakwah),salah satunya melalui media buku. Maka melalui buku pula, umat muslim dapatmeluruskan sejarah, kebudayaan dan peradaban mereka yang telah banyakdiaduk-aduk oleh pihak luar, sembari menyebarkan agama Islam.

Buku Mengenal Islam for Beginners dipilih oleh peneliti dikarenakanbuku ini mengungkap fakta dasar mengenai Islam dengan bahasa yang persuasifyang mengklarifikasi pernyataan mengenai Islam yang seringkali dicemooh olehpihak luar. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah sejarahIslam diwacanakan dalam buku “Mengenal Islam for Beginners” pada medanwacana, pelibat wacana, dan sarana wacana? Bagaimanakah penulismerepresentasikan dakwah melalui teks sejarah Islam?

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatankualitatif, dengan teori semiotika sosial M.A.K Halliday. Teknik pengumpulandata menggunakan observasi teks, wawancara mendalam, dan dokumentasidengan sumber utama yakni teks dalam buku Mengenal Islam for Beginners.Analisis dilakukan dengan cara mengambil sampel pada setiap topik dalam buku,lalu ditelaah dari segi medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana-nya,serta representasi dakwah yang terungkap didalamnya.

Setelah dilakukan penelitian, diketahuilah bahwa dakwah telahdirepresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana buku dengantopik berkelanjutan dari permulaan munculnya risalah Islam hinggaperkembangaannya saat ini. Pelibat wacana dalam buku ini ialah Ziauddin Sardardan tokoh Islam seperti Muhammad Asad dan Ibnu Khaldun. Sarana wacanamenggunakan berbagai gaya bahasa, dengan dominasi majas penegasan danperbandingan. Penulis merepresentasikan dakwah melalui teks sejarah Islamdengan cara implisit melalui pilihan kata yang persuasif namun lugas, yangdikemukakan bersandingan dengan data fakta sejarah Islam, sehingga bukuMengenal Islam for Beginners berhasil menajdi buku bacaan menarik yang lakuterjual di dunia Internasional.

Keyword: dakwah, representasi, sejarah, semiotik sosial

Page 6: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah

SWT yang telah mencurahkan berkah dan rahmat sehingga akhirnya penelitian ini

dapat dirampungkan dengan baik. Serta marilah kita haturkan shalawat serta

salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai inspirasi untuk menjadi insan

muslim cendekia.

Ucapan terimakasih diberikan sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang

telah membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir syarat kelulusan Strata-

1 ini. Ucapan terimakasih saya haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. H. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D. selaku Wakil Dekan (Wadek) I, Drs.

Jumroni, M.Si., selaku Wadek II, dan Dr. Sunandar, M.Ag., selaku Wadek

III.

3. Rachmat Baihkay, M.A., selaku Ketua Jurusan KPI yang inspiratif.

4. Fita Fathurokhmah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan KPI, dan dosen

pembimbing yang telah sabar meluangkan waktu memberikan ilmu dan

pengetahuan dalam penulisan penelitian ini.

5. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mendidik dan memberikan ilmu-ilmu selama perkuliahan.

Page 7: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

6. Yang tersayang, Tante Ely dan Om Budi karena telah menyokong,

membantu dan memacu semangat untuk melanjutkan pendidikan dan

menghadapi kehidupan.

7. Orangtua tercinta, Bapak Yudi Triadi dan Ibu Desy Wachjuningsih, yang

selalu sabar menyemangati dalam menggapai kesuksesan hidup. Untuk

Ninin Popon yang selalu penuh kasih sayang, dan adikku tercantik,

Izqadinda Nurhaliza yang selalu menyemangati sepanjang perkuliahan.

8. Untuk buah hatiku yang selalu menjadi penyemangat, Zashkya Darojat.

Kamulah sinar mentari di hidup Mimi. I love you, Kya.

9. Ruben Rosalen, yang sangat saya kasihi. Karena telah penuh kasih dalam

membimbing saya dalam penelitian, menyelesaikan pendidikan dan meniti

cita-cita di kehidupan.

10. Ziauddin Sardar sebagai idola dan narasumber skripsi saya, juga untuk

Bryan M. Attha’illah yang telah memperkenalkan saya pada karyanya.

11. Kepada teman-teman KPIA 2010, ichi - icho yang selalu penuh canda dan

semangat untuk menempuh pendidikan sebaik mungkin.

Peneliti ucapkan terimakasih banyak untuk segala pihak yang telah

berperan dalam pembuatan skripsi ini. Mohon maaf atas kekurangan dalam

penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 9 September 2014

Inda Nurshadrina

Page 8: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah............................................ 8

C. Tujuan Penelitian.................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis......................................................... 9

2. Manfaat Praktis........................................................... 10

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian................................................... 10

2. Pendekatan Penelitian................................................. 11

3. Metode Penelitian........................................................ 12

4. Teknik Pengumpulan Data.......................................... 13

5. Teknik Analisis Data................................................... 14

6. Subjek dan Objek Penelitian....................................... 17

F. Tinjauan Pustaka................................................................... 17

G. Sistematika Penulisan........................................................... 18

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

A. Analisis Semiotik

1. Pengertian Analisis...................................................... 20

2. Semiotika..................................................................... 21

B. Analisis Semiotik Sosial M.A.K Halliday............................ 25

Page 9: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

C. Gaya Bahasa (Majas) ........................................................... 32

D. Representasi Media Stuart Hall............................................ 41

E. Komunikasi Antar Budaya................................................... 48

F. Dakwah bit Tadwin............................................................... 50

G. Sejarah Islam......................................................................... 52

BAB III GAMBARAN UMUM BUKU

A. Deskripsi Tampilan Fisik Buku............................................ 55

B. Sinopsis Buku Mengenal Islam for Beginners..................... 58

C. Biografi Ziauddin Sardar...................................................... 66

BAB IV ANALISIS BUKU MENGENAL ISLAM FOR BEGINNERS

A. Analisis Semiotik Sosial dalam Buku................................... 69

1. Topik: Nabi Muhammad SAW dan Risalahnya.......... 74

2. Topik: Dasar Hukum dalam Islam............................... 77

3. Topik: Hukum yang Utama dalam Islam..................... 83

4. Topik: Ilmu dan Peradaban Muslim............................. 88

5. Topik: Kejatuhan Peradaban Muslim........................... 92

6. Topik: Usaha Kebangkitan Umat Muslim.................... 95

B. Analisis Representasi Dakwah melalui Buku Sejarah Islam. 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 111

B. Saran dan Penutup.................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Teori Segitiga Makna (triangle meaning)............................ 22

Gambar 2. Salah satu bagian isi buku Mengenal Islam for Beginners yang

dikemas menarik dengan ilustrasi........................................................................ 57

Gambar 3. Peta Konsep Utama Representasi Mental Ziauddin Sardar dalam

Penulisan Buku.................................................................................................... 105

Page 11: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Transkrip Printscreen wawancara dengan Penulis Buku Mengenal

Islam for Beginners

Lampiran 2 : Daftar Riwayat Hidup Penulis Buku Mengenal Islam for Beginners

Lampiran 3 : Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 4: Sampul Buku Mengenal Islam for Beginners

Page 12: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah salah satu agama yang peradabannya telah

berlangsung sekitar lima belas (15) abad. Agama yang dibawa oleh

Muhammad S.A.W ini telah berhasil eksis hampir diseluruh penjuru dunia.

Islam sebagai agama yang menyebar ke seluruh penjuru dunia tampil

secara kreatif berdialog dengan masyarakat setempat.1

Islam telah berusia lebih dari seribu empat ratus (1400) tahun dan

sudah memasuki abadnya yang kelima belas (15). Dalam masa yang

demikian panjang telah banyak yang terjadi dalam sejarah Islam, pasang

surut telah silih berganti2. Juga telah banyak rintangan telah dilewati oleh

agama Islam, termasuk diantaranya adalah fitnahan, pencitraan buruk dan

mispersepsi dalam menanggapi perjalanan sejarah dan perkembangan

Islam.

Islam bukanlah peninggalan sejarah, demikian juga manhajnya.

Islam meninggalkan warisan berupa manhaj rabbani (sistem aturan Allah)

kepada umatnya. Istilah warisan itu sendiri mengacu pada kontribusi fiqh,

1 Abdullah Cholis Hafidz, dkk, Dakwah Transformatif (Jakarta: PP LAKPESDAM NU,2006), h.2.

2 Harun Nasution, Sejarah Ringkas Islam (Jakarta: Djambatan, 1980), h.3.

Page 13: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

2

tafsir, ilmu-ilmu pengetahuan, dan kesusastraan (dalam arti luas) yang

pernah dikenalkan oleh para ilmuwan dan tokoh Islam. 3

Bahkan, sampai saat ini, kalangan akademik barat masih

memanfaatkannya sebagai bahan studi dalam berbagai bidang ilmu, seperti

ilmu sosial, psikologi, ekonomi, pendidikan, dan politik. Studi tersebut

melahirkan berbagai teori yang didokumentasikan di perpustakaan-

perpustakaan terkenal Leiden, Sourbone, dan lain-lain. Padahal, itu semua

merupakan alih-alih dari kekayaan Islam4. Dan lucunya, kekayaan Islam

tersebut mereka kutip seolah sama sekali tidak bersumber dari para

ilmuwan Islam, dan seolah Islam tidak memiliki penemuan ilmu seperti

itu. Padahal mencari ilmu merupakan sebuah budaya yang continue dalam

masyarakat Islam, bukan sekedar sejarah yang telah punah.

Bukan hanya itu, di media massa internasional pun kaum non-

muslim selalu mengaitkan kasus terorisme dengan Islam, dan mengaitkan

poligami yang asal-asalan dengan Rasulullah. Hal ini merupakan sebuah

isu negatif yang seharusnya ditepis dengan representasi yang baik atas

nilai-nilai yang sesungguhnya berlaku dalam keIslaman. Penceritaan

sejarah berarti mengungkapkan kebudayaan. Dan ketika sejarah dicitrakan

secara buruk, penilaian seperti apakah yang akan muncul terhadap budaya

sebuah bangsa?

Lawan-lawan Islam sering menggunakan cara menggoncang

pendirian umat Islam terhadap dasar-dasar keyakinannya atau meragukan

3 Anwar Jundi, Islam dan Dunia Kontemporer (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), h.9.4 Jundi, Islam dan Dunia Kontemporer, h.9.

Page 14: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

3

kita terhadap Islam5. Walau banyak pengetahuan dari para ilmuwan Islam

yang dicuri dan dibakar, namun para muslimin tetap berusaha

menyebarkan ilmu dengan sistem komunikasi massa Islam.

Peradaban umat Islam dalam kaitannya dengan perkembangan

komunikasi telah mencatatkan sejarah yang cukup menakjubkan.

Komunikasi merupakan proses yang terus-menerus dan timbal balik

dengan berbagai pihak yang terlibat, sehingga menciptakan arti. Maka dari

itu komunikasi didedifiniskan sebagai proses menciptakan persamaan arti6.

Sementara itu, komunikasi massa merupakan proses menciptakan

kesamaan arti antara media massa dengan khalayak mereka7.

Melalui komunikasi massa, masyarakat dapat menyebarluaskan

pendapatnya dalam merepresentasikan suatu hal. Tak pelak bahwa seorang

penganut agama yang kepercayaannya telah dicitrakan sedemikian buruk,

akan mencoba dan berusaha untuk memberi citra positif dalam

merepresentasikan agamanya melalui media massa. Hal ini dapat pula

sekaligus dilakukannya penyebaran agama, yang dalam kebudayaan Islam

disebut sebagai ‘dakwah’.

Adanya aktifitas komunikasi memungkinkan terlaksananya

kegiatan dakwah, begitupula dengan melakukan kegiatan dakwah maka

terlaksana pula tugas-tugas komunikasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan

5 Husein Al-Habsyi, Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam (Jakarta: As-Sajjad,1991), h.2.

6Stanley J. Baran, Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture(Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h.5.

7 Baran, Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture, h.7.

Page 15: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

4

bahwa hubungan komunikasi dan dakwah merupakan hubungan kausal,

yang artinya makin sering dilakukan komunikasi maka makin mantap pula

dakwahnya.8

Melajunya perkembangan zaman tentunya juga memacu tingkat

kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi, termasuk didalamnya kegiatan

komunikasi dakwah sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan

upaya transfer ilmu pengetahuan9, yang bersaing dengan munculnya isu-

isu negatif dari kaum orientalis yang tidak menyukai perkembangan agama

Islam.

Menghadapi era global sekarang ini, metode dakwah bit at-Tadwin

(dakwah melalui tulisan) sangat efektif. Metode ini dapat diterapkan

dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, memposting artikel

bernuansa dakwah di internet, koran, dan sejenisnya. Tidak hanya

mubaligh, namun masyarakat juga dapat turut memberikan sumbangsih

dengan berdakwah melalui blog, postingan di media sosial dan buku.

Dakwah bit tadwin (dakwah melalui media cetak) pun memiliki

kelebihan, yakni tidak akan musnah walaupun penulisnya sudah wafat.

Dakwah yang disajikan melalui bahasa dan tulisan ini juga dapat dijadikan

arsip data bagi para pendakwah lainnya sebagai kajian keilmuan.

Buku merupakan media massa yang efektif dalam

menyebarluaskan ajaran Islam pada khalayak luas. Manfaat buku bagi

8 Bahri Ghazali. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu KomunikasiDa’wah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.13.

9 Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah,h.33.

Page 16: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

5

masyarakat bukan hanya terbatas sebagai media pendidikan dan

pengajaran, melainkan buku dapat dimaknai sebagai media dakwah10.

Semenjak kemunculannya, buku berperan sebagai penyimpan

kebudayaan yang tercatat dan dapat disebarluaskan kepada generasi –

generasi selanjutnya, dikarenakan daya tahan medianya lebih kuat

daripada media tradisional lainnya11. Tidak hanya kalangan elit, namun

juga para tentara, pemuda bahkan ibu – ibu dan anak kecil pun memiliki

minat dalam membaca buku.12

Saat memahami teks media, seringkali kita dihadapkan pada tanda-

tanda yang perlu diinterpretasikan dan dikaji ada apa dibalik tanda-tanda

itu13. Semiotika komunikasi merupakan ilmu yang mengkaji tanda-tanda

tersebut. Komunikasi terjadi dengan perantaraan tanda-tanda; dengan

begitu tidaklah mengherankan bila kita lihat bahwa sebagian dari teori

komunikasi berasal dari semiotika14.

Pada dasarnya, analisis semiotika memang merupakan sebuah

ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu

dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasi/wacana

tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic dalam arti berupaya

menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik

10 Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu KomunikasiDa’wah, h.42.

11 John Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana, 2008), h.51.12 Vivian, Teori Komunikasi Massa, h.52.13 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi penelitian

skripsi komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h.7.14 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.xxii.

Page 17: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

6

sebuah teks. Maka, orang sering mengatakan bahwa semiotika adalah

upaya menemukan makna ’berita di balik berita’15, melalui bahasa.

M.A.K Halliday memberi tekanan pada konteks sosial dan

memiliki tiga unsur yakni medan wacana, pelibat wacana, dan sarana

wacana yang memperjelas suatu ideologi umum dari pandangan sosial dan

kebudayaan, juga agama.

Bahkan, kekuatan sebuah agama dalam menyangga nilai-nilai

sosial, terletak pada kemampuan simbol-simbolnya untuk merumuskan

sebuah dunia tempat nilai-nilai itu, dan juga kekuatan-kekuatan yang

melawan perwujudan nilai-nilai itu, menjadi bahan-bahan dasarnya.

Agama melukiskan kekuatan imajinasi manusia untuk membangun sebuah

gambaran kenyataan16, melalui simbol-simbol.

Semua makna budaya diciptakan dengan menggunakan simbol-

simbol, maka dari itulah sangat tepat jika semiotika menjadi metode

analisis bagi pengkajian kebudayaan dan sejarah bahkan agama,

dikarenakan pengetahuan ini lebih dari suatu kumpulan simbol, baik

istilah-istilah rakyat maupun jenis-jenis simbol lain17. Maka dari itulah

seringkali ditemukan banyak simbol yang dapat dikaji melalui analisis

semiotika dalam wacana-wacana kebudayaan melalui media massa, salah

satunya melalui buku.

15 Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi IlmuKomunikasi, h.7.

16 Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi IlmuKomunikasi, h.7.

17 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 177.

Page 18: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

7

Salah satu penulis senior atas buku-buku dan wacana mengenai

kebudayaan, sejarah agama Islam dan fakta pengetahuan ialah Ziauddin

Sardar. Ia merupakan seorang penulis, kritikus, dan penyiar radio yang

tinggal di London. Ia telah menulis 20 judul buku tentang pemikiran Islam

kontemporer, teknologi dan ilmu pengetahuan dalam dunia muslim, ilmu

informasi dan masa depannya.

Ziauddin Sardar yang merupakan seorang tokoh ilmuwan

masyarakat Islam masa kini, dengan senang hati menuangkan segenap

pengetahuannya untuk menyusun sebuah buku berdasarkan fakta-fakta

sejarah Islam dan perkembangan dunia muslim selama lima belas abad

yang dirangkum dalam seratus tujuh puluh lima halaman dengan sumber-

sumber yang terpercaya.

Buku “Mengenal Islam for Beginners” merupakan buku yang

menarik, dikarenakan buku ini berusaha membukakan pandangan

masyarakat atas stigma yang tercipta dari media dunia barat bahwa Islam

adalah agama yang kaku, hedonis, tidak berpengetahuan, barbar dan

sembarangan. Penulis berusaha membuat bukunya semenarik mungkin,

dan mengajak Zafar Abbas Malik untuk menjadi illustrator atas gambar-

gambar ringan penuh makna yang mudah dicerna dalam lembaran-

lembaran buku “Mengenal Islam for Beginners”.

Yang dijabarkan dalam buku ini bukan hanya mengenai sejarah

keIslaman, namun pula banyak mengenai tokoh-tokoh, fakta ilmu

Page 19: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

8

pengetahuan dan disertai pemikiran yang objektif informatif dalam setiap

halaman kajiannya, dalam melawan stigma-stigma negatif yang

berkeliaran di masyarakat. Penulis buku berani mengkritik perilaku

masyarakat muslim yang walau disisi lain juga mengagungkan ajaran

murni Islam yang baik dan indah.

Buku “Mengenal Islam for Beginners” dianggap menarik oleh

peneliti, dikarenakan buku yang diterbitkan pada tahun 1994 ini dapat

menyajikan dakwah dan ilmu sejarah kebudayaan Islam dengan teknik

yang persuasif serta tidak membosankan. Buku ini pun merupakan buku

best seller yang menjadi pionir bagi para penulis dan umat muslim

terutama di Indonesia yang ingin berdakwah melalui tulisan, dengan cara

yang persuasif serta membangun, serta secara faktuil menyajikan

sanggahan atas persepsi-persepsi negatif tentang Islam.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini

diberi judul “Representasi Dakwah melalui Sejarah Islam (Analisis

Semiotika Sosial Buku Mengenal Islam for Beginners Karya Ziauddin

Sardar)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Peneliti melakukan penelitian terhadap buku “Mengenal Islam for

Beginners” karya Ziauddin Sardar, dibatasi dari segi sejarah Islam.

Page 20: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

9

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sejarah Islam diwacanakan dalam buku “Mengenal

Islam for Beginners” pada medan wacana, pelibat wacana, dan

sarana wacana?

2. Bagaimanakah penulis merpresentasikan dakwah melalui teks

sejarah Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui cara penyajian wacana sejarah Islam dalam buku

“Mengenal Islam for Beginners” pada medan wacana, pelibat

wacana, dan sarana wacana.

2. Mengetahui cara penulis merepresentasikan dakwah melalui teks

sejarah Islam.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan

praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Dalam perkembangan ilmu komunikasi, diharapkan penelitian ini

dapat membantu sebagai tambahan referensi dan peningkatan

Page 21: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

10

pengetahuan akademis, terutama dengan menggunakan analisis semiotika

sosial M.A.K Halliday dan teori representasi Stuart Hall, khususnya

dalam meneliti sejarah Islam yang dilakukan melalui buku.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi penyempurna atas penelitian-

penelitian serupa sebelumnya dan sebagai masukan bagi para mahasiswa

KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) dalam melakukan penelitian

dengan menggunakan analisis semiotik sosial.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

paradigma penelitian konstruktivisme. Paradigma ini merupakan

paradigma yang longgar, serta tidak terlalu mementingkan tahap

penelitian18. Paradigma konstruktivis melahirkan metode penelitian

kualitiatif19, sehingga penelitian terhadap dakwah melalui sejarah Islam

ini memiliki sifat realitas yang relatif dan merupakan sebuah konstruksi

mental yang bermacam-macam dan tak dapat diindra. Pada penelitian ini,

realitas yang dikonstruk dalam buku “Mengenal Islam for Beginners”

telah dibentuk oleh pengalaman Ziauddin Sardar sebagai penulis buku,

18Deddy Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2008) h.341.

19Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, h.341.

Page 22: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

11

serta konstruksi sosial yang berlaku dalam kelompok masyarakat Islam

atas tuduhan negatif dari masyarakat luar. Realitas tersebut berciri lokal

dan spesifik.

Perspektif konstruktivis yang digunakan dalam penelitian ini

menuntun peneliti dalam mengasumsi bahwa persepsi manusia global

terhadap Islam dibangun dari kesadaran akan adanya nilai-nilai yang

memandu manusia untuk mendefinisikan realitas kultural keIslaman.

Individu memahami sesuatu, melekatkan makna pada peristiwa tertentu,

dan berusaha menjalani realitas keseharian kita, berdasarkan nilai-nilai

yang kita yakini –entah disadari atau tidak.20

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan merupakan kualitatif. Maka

peneliti melakukan pendekatan dalam mengartikan data-data deskriptif

berupa kata-kata yang tertulis di buku Mengenal Islam for Beginners yang

dituangkan oleh Ziauddin Sardar, yang dapat diamati oleh peneliti.

Dalam mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena

yang sedikit pun belum diketahui, kita dapat menggunakan metode

kualitatif. Demikian pula metode kualitatif dapat memberi rincian yang

20Mulyana dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi, hal.341.

Page 23: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

12

kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode

kuantitatif.21

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis semiotika sosial terhadap buku “Mengenal Islam for Beginners”.

Analisis semiotika sosial yang digunakan adalah model M.A.K Halliday.

Menurut Halliday, bahasa merupakan semiotika sosial. Hal ini

berarti bahwa bentuk-bentuk bahasa mengodekan (encode) representasi

dunia yang dikonstruksikan secara sosial. Halliday memberi tekanan pada

keberadaan konteks sosial bahasa, yakni fungsi sosial yang menentukan

bentuk bahasa dan bagaimana perkembangannya.22

Analisis semiotika sosial tidak hanya bergerak pada pengkajian

hubungan antara penanda dan petanda serta relasi antartanda, tetapi juga

menyangkut interaksi berbagai tanda di dalam medan tanda dengan

sejumlah pelibatnya, dalam sarana wacana. Hal tersebutlah yang

diungkapkan Halliday dalam buku-bukunya mengenai kajian bahasa,

khususnya mengenai semiotika sosial.

21Anselm Strauss & Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), h.5.

22Anang Santoso, Bahasa dan Seni: Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan AnalisisWacana Kritis. Tahun 36, nomor 1 (Malang: Fakultas Sastra, 2008), h.2.

Page 24: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

13

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Teks

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode

observasi teks atau document research. Observasi teks terbagi

menjadi dua bagian, yakni data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan sasaran utama dalam analisis, sementara data sekunder

guna memertajam, melengkapi, atau sebagai pembanding atas analisis

data primer23:

a) Data primer yaitu teks dalam buku Mengenal Islam for

Beginners karya Ziauddin Sardar

b) Data sekunder yaitu berupa buku-buku, internet, ataupun

tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam dilakukan kepada pihak penulis

buku “Mengenal Islam for Beginners” karya Ziauddin Sardar dan Zafar

Abbas Malik melalui media e-mail. Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Wawancara

mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan

23 Sussantho, Deddy, “Hakikat Cinta dalam Islam (Analisis wacana buku Jalan Cinta ParaPejuang karya Salim A. Fillah),” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas IslamNegeri Jakarta, 2013), h.10.

Page 25: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

14

atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah

keterlibatannya dalam kehidupan informan.24

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mencari fakta dan data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya25, bahkan juga data yang tersimpan di web

site26.

5. Teknik Analisis Data

a. Proses Penafsiran data

Teks-teks dalam buku “Mengenal Islam for Beginners” akan

ditafsirkan sedemikian rupa berdasarkan kerangka analisis semiotika

sosial M.A.K Halliday. Teks bacaan dalam buku ditafsirkan

berdasarkan sampel menurut konsep bahasan per-topik. Hal ini

dikarenakan Ziauddin Sardar tidak membagi bahasan dalam

klasifikasi bab ketika menyajikan teks dalam buku “Mengenal Islam

for Beginners”.

24 M. Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, danIlmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), h.108.

25Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: BinaUsaha, 1989), h.62.

26Juliansyah Noor, Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah(Jakarta: Kencana, 2011), h.141.

Page 26: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

15

Analisis semiotika sosial mengantarkan kita pada suatu

pendekatan umum terhadap kajian bahasa yang memberi tekanan pada

konteks sosial, yaitu pada fungsi sosial yang menentukan bentuk

bahasa dan bagaimana perkembangannya.27

Dalam pandangan semiotika sosial M.A.K Halliday, pengkajian

dilakukan terhadap teks melalui bahasa serta konteks situasi yang

terdiri atas medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. Dan

hubungan antar ketiganya dalam membentuk wacana konstruktif

dalam sebuah media massa.

Medan Wacana (field of discourse) menunjukkan pada hal yang

terjadi, pada sifat tindakan sosial yang berlangsung: apa

sesungguhnya yang disibukkan oleh para pelibat yang didalamnya

bahasa ikut serta sebagai unsur pokok tertentu? Dalam hal ini, buku

berisi mengenai kronologi sejarah Islam secara ringkas dan padat,

dengan penekanan pada fakta dan membuka sisi-sisi positif Islam

yang dijadikan produk dalam teks dan ilustrasi oleh buku Mengenal

Islam for Beginners.

Pelibat Wacana (tenor of discourse), menunjuk pada orang-

orang (pelibat) yang dicantumkan dalam teks; sifat orang-orang itu,

kedudukan, dan peranannya. Dalam hal ini buku Mengenal Islam for

27 M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks danTeks: Aspek-Aspek Bahasadalam Pandangan Semiotik Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), h.3.

Page 27: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

16

Beginners menggambarkan Islam melalui sejarah dan fakta dan

memperlihatkan bahwa pada dasarnya secara kaffah, Islam

merupakan agama yang mencerahkan. Tokoh yang dikutip dalam

buku ini ialah Nabi besar kita Muhammad S.A.W, Muhammad Asad,

Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Abu Nawas, dan Malcolm X.

Sarana Wacana (mode of discourse), menunjukkan pada bagian

yang diperankan oleh bahasa, hal yang diharapkan oleh para pelibat

diperankan bahasa dalam situasi itu: organisasi simblolik teks,

kedudukan yang dimilikinya, dan fungsinya dalam konteks, termasuk

salurannya (tulis/lisan), dan metode retoriknya28. Dalam penelitian

ini, gaya bahasa yang digunakan oleh penulis adalah bahasa yang

menggunakan majas-majas, namun secara keseluruhan secara

kebahasaan sangat persuasif, bersifat menjelaskan dan tegas. Secara

retoris, pilihan kata yang digunakan cenderung menjelaskan dan

membujuk pembaca melalui data-data yang didapat serta disuguhkan

oleh penulis buku.

b. Penyimpulan Hasil Penelitian

Hasil pengamatan atas wacana dalam buku “Mengenal Islam for

Beginners” akan disimpulkan setelah melakukan analisis. Kesimpulan

ini disimpulkan oleh peneliti dan berisi jawaban atas permasalahan

yang ada pada perumusan masalah.

28Halliday dan Hasan, Bahasa, Konteks dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalamPandangan Semiotik Sosial, h.16.

Page 28: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

17

7. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah buku yang berjudul “Mengenal Islam

for Beginners”. Kemudian, objek penelitiannya ialah sejarah Islam yang

menjadi bagian dari pengenalan Islam bagi pemula.

F. Tinjauan Pustaka

Peneliti telah melakukan tinjauan pustaka pada penelitian-

penelitian sebelumnya untuk menghindari tindakan plagiat. Penelitian

tersebut memiliki beberapa persamaan dengan penelitian yang peneliti

buat, letak perbedaannya ada pada objek dan judul. Berikut ini adalah

penelitian yang peneliti jadikan tinjauan pustaka, diantaranya:

Representasi Budaya Betawi dan Religiusitas Islam dalam Bens

Radio (Analisis Semiotika Sosial M.A.K Halliday Program Acara Nasi

Ulam [Nasihat Ulama] dan Batavian) oleh Syifa Fauziah, mahasiswa

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, Konsentrasi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2012. Persamaannya yakni terletak pada pendekatan dan metode penelitian

yang digunakan, yakni pendekatan kualitatif dan metode analisis semiotika

sosial M.A.K Halliday. Perbedaannya terletak pada objek dan judul

penelitian. Penelitian ini menggambarkan bagaimana representasi budaya

dan religiusitas Islam dalam Bens Radio dalam program acara Nasi Ulam

dan Batavian, ditinjau dari metode analisis semiotika sosial.

Page 29: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

18

Implementasi Manajemen Penerbitan Buku Grup Mizan sebagai

Media Dakwah, oleh Faisal Fahmi, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2005. Persamaannya terletak pada objek kajian yang meneliti

buku terbitan Mizan yang menjadi media dakwah, sebagai dakwah melalui

tulisan.

Representasi Sejarah Jerman Timur dalam Film Goodbye, Lenin!,

oleh Yohana Yessi Kostensius, mahasiswi Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya, Program Studi Jerman, Universitas Indonesia, 2010.

Persamaannya yakni terletak pada objek yang mengkaji mengenai sejarah

dalam media massa tertentu. Perbedaannya terletak pada judul, metode dan

teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggambarkan

bagaimana representasi sejarah Jerman Timur dalam film Goodbye, Lenin!

G. Sistematika Penulisan

Penelitian yang dibahas dalam skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab,

yakni:

BAB I: Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah,

Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan

Sistematika Penulisan

BAB II: Landasan Teoritis dan Kerangka Konsep, meliputi Analisis

Semiotika, Analisis Semiotika M.A.K Halliday, Representasi

Page 30: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

19

Media Stuart Hall, Komunikasi Antar Budaya, Dakwah bit

Tadwin, Sejarah Islam.

BAB III: Gambaran Umum Buku, meliputi Deskripsi Tampilan Fisik

Buku Mengenal Islam for Beginners, Sinopsis Buku

Mengenal Islam for Beginners, Biografi Ziauddin Sardar.

BAB IV: Analisis Buku Mengenal Islam for Beginners, meliputi

Analisis Semiotik Sosial dalam Buku Mengenal Islam for

Beginners, Analisis Representasi Dakwah melalui Buku

Sejarah Islam.

BAB V: Penutup, meliputi Kesimp

Page 31: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

20

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

A. Analisis Semiotik

1. Pengertian Analisis

Analisis secara bahasa sepadan dengan kata analisys, yaitu membuat

atau menganalisa perancang alur, sehingga menjadi mudah dan jelas untuk

dibuat maupun dibaca, dapat berarti juga menganalisa, pemisahan,

pemeriksaan yang diteliti1. Secara istilah, analisis adalah penguraian suatu

pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta

hubungan antara bagian untuk memperoleh pemahaman dan pengertian arti

keseluruhan2.

Dalam penelitian selalu dikenal dengan istilah analisis. Menurut

Mattew B.Milles dan A. Michael Hubberman, mereka menganggap bahwa

analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara kebersamaan yaitu:

reduksi data, yaitu proses penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Pertama, reduksi data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari temuan-temuan dilapangan. Kedua, penyajian data yaitu

merupakan menyajikan data dari sekumpulan temuan-temuan yang sekiranya

dapat memberikan kemungkinan menarik suatu kesimpulan dan pengambilan

1Jhon, M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,1990)h.28

2Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), Ed.3 Cet.Ke-3,hal.43

Page 32: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

21

tindakan. Dan yang ketiga, penarikan kesimpulan yaitu dari data-data yang

telah terkumpul mulai dicari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-

pola, penjelasan, alur sebab akibat dan proporsinya, sehingga semua itu dapat

ditarik kesimpulan.3

Sementara itu menurut Moeloeng, definisi analisis data ialah sebagai

kegiatan pengorganisasian sertamengurutkan data-data kedalam pola,

kategorisasi, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.4

2. Semiotika

Semiotika yang diperbincangkan sejak era filsafat Yunani, secara

etimologis berasal dari bahasa Yunani, semeion yang artinya tanda5. Secara

terminologis, menurut Eco,6semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh

kebudayaan sebagai tanda. Pakar lainnya juga memberikan definisi untuk

istilah semiotika atau semiologi. Dalam definisi Saussure7, semiologi adalah

sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat.

Dengan demikian, tanda dalam kajian semiotika dapat diartikan secara luas,

3 Mattew B.Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. PenerjemahTjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press, 1992), h.16-19.

4 Rahmat Kriyantono, Tehknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana PrenataMedia Group, 2007), Cet. Ke-2, h.163.

5Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Dilipat Tamasya melampaui Batas-Batas Kebudayaan,(Yogyakarta: Jalasutra, 2006) h. 313.

6 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, AnalisisSemiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) h. 95.

7 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda, 2006) h. 46.

Page 33: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

22

baik itu yang dapat ditangkap oleh panca indera, maupun tanda yang sifatnya

meta dan mempengaruhi dalam kehidupan sosial.

Semiotika dikembangkan menjadi beberapa teori yang bergantung

dari pengertian tokohnya. Teori dari Charles Sanders Peirce, yakni teori

segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama,

yakni tanda (sign) sebagai representament, ada pula object, dan interpretant.

Gambar 2 . Model Teori Segitiga Makna (triangle meaning)

Peirce mengidentifikasi relasi “segitiga” antara tanda (representamen),

penggunan dan realitas eksternal sebagai suatu keharusan model untuk

mengkaji makna. Relasi segitiga tanda itu disebut dengan istilah semiosis,

yang terdiri atas objek (sesuatu yang direpresentasikan), representamen

(sesuatu yang merepresentasikan sesuatu yang lain) dan interpretan

(interpretasi seseorang tentang tanda). 8

Sebuah tanda atau yang beliau sebut sebagai sebuah representamen

menurut Charles S Peirce9 adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili

sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu

8 John Fiske, 2006. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra, h. 63.9 Kris Budiman, Analisis Wacana dari Linguistik sampai Dekonstruksi, (Yogyakarta:

Kanal, 2002) h.25.

Interpretant

Representament Object

Page 34: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

23

oleh Peirce disebut interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan

mengacu pada objek tertentu10. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan

satu sama lain dan memadukan entitas, yang prosesnya disebut sebagai

signifikansi.

Selain Charles S Peirce, pendekatan semiotika telah dikembangkan oleh

Ferdinand de Saussure yang berfokus pada semiotika linguistik. Meski belum

menerbitkan sebuah buku pun, tetapi murid-muridnya mengumpulkan buah

pikiran Saussure dalam sebuah outline. Pandangan Saussure yang terkenal

adalah mengenai penanda dan petanda, bentuk dan isi, bahasa dan tuturan,

sinkronik dan diakronik, serta syntagmatik dan asosiatif/paradigmatik.11

Saussure melakukan pembedaan atas komponen-komponen tanda, yang

kemudian pembedaan tersebut dikenal dengan trikotomis. Jadi, menurut

Saussure12, tanda selalu mempunyai tiga wajah, yang terdiri dari tanda itu

sendiri (sign), aspek material dari tanda yang berfungsi menandakan atau

yang dihasilkan oleh aspek material (signifier), dan aspek mental atau

konseptual yang ditunjuk oleh aspek material (signified). Pembedaan ini

membuat tanda menjadi aktif. Melakukan analisis tentang tanda, orang harus

tahu benar mana aspek material dan mana aspek mental. Ketiga aspek ini

merupakan aspek-aspek konstitutif suatu tanda—tanpa salah satu komponen,

10 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian danPenulisan Skripsi Ilmu Komunikasi, (Jakarta: FIKom Univ. Moestopo, 2006)h.15.

11 Wibowo, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi IlmuKomunikasi, h.16.

12 ST. Sunardi. Semiotika Negativa, (Yogyakarta: Kanal, 2002) h. 47-48.

Page 35: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

24

tidak ada tanda dan kita tidak bisa membicarakannya, bahkan tidak bisa

membayangkannya.

Sampai saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam

semiotik yang kita kenal sekarang. Jenis-jenis semiotik ini antara lain

semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural,

normatif, sosial, struktural. 13

Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis sistem

tanda. Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan

menganalisisnya menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai

lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang

mengacu pada obyek tertentu. Semiotik deskriptif adalah semiotik yang

memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang meskipun ada

tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Semiotik

faunal zoosemiotic merupakan semiotik yang khusus memperhatikan sistem

tanda yang dihasilkan oleh hewan.

Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem

tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat. Semiotik naratif adalah

semiotik yang membahas sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan

cerita lisan (folklore). Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah

sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Semiotik normatif merupakan

semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang

berwujud norma-norma. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus

13 Ni Wayan Sartini, Tinjauan Teoritis tentang Semiotik, (Surabaya: UNAIR, JurusanSastra Indonesia)h.8.

Page 36: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

25

menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud

lambang, baik lambang kata maupun lambang rangkaian kata berupa kalimat.

Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang

dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

B. Analisis Semiotika Sosial M.A.K Halliday

Akar pandangan Halliday yang pertama adalah bahasa sebagai

semiotika sosial. Hal ini berarti bahwa bentuk-bentuk bahasa mengodekan

(encode) representasi dunia yang dikonstruksikan secara sosial. Halliday

memberi tekanan pada keberadaan konteks sosial bahasa, yakni fungsi sosial

yang menentukan bentuk bahasa dan bagaimana perkembangannya14.

Istilah semiotik sosial dapat dianggap sebagai istilah yang memperjelas

ideologi umum yang konseptual, namun istilah ini harus ditafsirkan dari kedua

istilah ‘semiotika’ dan ‘sosial’. Semiotika berangkat dari konsep semainon

(penanda) dan semainomenon (petanda) yang dipergunakan para filsuf Stoik

pada abad kedua dan ketiga sebelum Masehi, dua ribu tahun sebelum

penelitian Saussure.15

Semiotik sosial adalah semiotik yang secara khusus menelaah sistem

tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik berupa kata

maupun rangkaian kata atau kalimat. Tanda-tanda (signs) adalah basis dari

14 Anang Santoso, Bahasa dan Seni: Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan AnalisisWacana Kritis (Malang: Universitas Negeri Malang, 2008), h.2.

15 M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks dan Teks: Aspek-Aspek Bahasadalam Pandangan Semiotik Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994), h.3-4.

Page 37: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

26

seluruh komunikasi16. Persoalan bagaimana perlakuan tertentu atas fakta

diantaranya bisa diamati dalam analisis wacana (semiotika sosial) dari M.A.K

Halliday yang beliau jelaskan bersama dengan Ruqaiyah Hassan.

Semiotik sosial lebih cenderung melihat bahasa sebagai sistem tanda

atau simbol yang sedang mengekspresikan nilai dan norma kultural dan sosial

suatu masyarakat tertentu di dalam suatu proses sosial kebahasaan17.

Semiotik itu sendiri dapat dibatasi sebagai kajian umum tentang tanda-

tanda, dan salah satu tanda ialah bahasa. Ilmu bahasa adalah salah satu segi

kajian tentang makna, walaupun masih banyak cara lain yang berkenaan

dengan makna. Namun bahasa barangkali merupakan sesuatu yang paling

penting, paling menyeluruh, paling lengkap; sulit dikemukakan keadaan

persisnya.18

Dalam berbagai tulisannya, Halliday selalu menegaskan bahwa bahasa

adalah produk proses sosial. Seorang anak yang belajar bahasa dalam waktu

yang sama belajar sesuatu yang lain melalui bahasa. Tidak ada fenomena

bahasa yang vakum sosial,tetapi ia selalu berhubungan erat dengan aspek-

aspek sosial. Dalam proses sosial itu,menurut Halliday, konstruk realitas tidak

dapat dipisahkan dari konstruk sistem semantis tempat realitas itu dikodekan.

Dalam komunikasi, berdasarkan pengalaman yang bersifat intersubjektif itu,

16 Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication. Cet.5 (New York:Wadsworth Publishing Company), h.64.

17 Riyadi Santoso, Semiotika Sosial: Pandangan terhadap Bahasa (Surabaya: PustakaEureka dan JP Press, 2003), h.6.

18 Halliday dan Hasan, Bahasa, Konteks dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalamPandangan Semiotik Sosial, h.4.

Page 38: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

27

masing-masing partisipan akan menafsirkan ”teks” yang ada. Dengan

demikian, makna akan selalu bersifat ganda.

Semiotik dalam kajian sosial tak lain adalah kajian semiotika dengan

batasan sistem sosial atau kebudayaan sebagai suatu sistem makna. Tetapi

Halliday juga memberi perhatian terutama pada hubungan antara bahasa

dengan struktur sosial, dengan memandang struktur sosial sebagai satu segi

dari sistem sosial.19

Menurut Halliday, teks merupakan sebuah bahasa yang berfungsi

dalam melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Yang dimaksudkan

dalam hal ini adalah sebuah teks merupakan bahasa yang memiliki makna-

makna. Karena sebagai sesuatu yang mandiri, teks itu pada dasarnya adalah

satuan makna.

Teks merupakan unit semantis, menurut Halliday. Kualitas tekstur

tidak didefinisikan dari ukuran. Teks merupakan konsep semantik. Walau

terdapat pengertian sebagai sesuatu diatas kalimat (super-sentence), yang

secara esensial salah tunjuk pada kualitas teks. Kita tidak dapat merumuskan

bahwa dibanding kalimat ataupun klausa, teks merupakan sesuatu yang lebih

besar atau susunan yang lebih panjang. Ditegaskan oleh Halliday, bahwa

dalam kenyataannya, kalimat-kalimat itu lebih merupakan “realisasi teks”

daripada merupakan sebuah teks itu sendiri. Sebuah teks tidak tersusun dari

19 Halliday dan Hasan, Bahasa, Konteks dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalamPandangan Semiotik Sosial, h.5.

Page 39: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

28

kalimat-kalimat ataupun klausa, namun direalisasikan dalam kalimat-

kalimat.20

Sebuah teks, selain dapat direalisasikan dalam sistem-sistem lingual

yang lebih rendah seperti leksikogramatis dan fonologis, juga dapat

memproyeksikan makna kepada level yang lebih tinggi dari interpretasi,

kesastraan, sosiologis, psikoanalitis, dan sebagainya yang dimiliki oleh teks

itu. Level-level yang lebih rendah ini memiliki kekuatan untuk

memproyeksikan makna pada level yang lebih tinggi lagi, dan hal ini diberi

istilah “latar depan” (foreground) oleh M.A.K Halliday.21

Selain itu, teks pun merupakan proses sosio-semantis. Dalam arti yang

sangat umum, Halliday berpendapat bahwa teks merupakan sebuah peristiwa

sosiologis, yakni sebuah perjumpaan semiotik melalui makna-makna yang

berupa sistem sosial yang sedang saling dipertukarkan. Anggota masyarakat,

yakni individu-individu adalah seorang pemakna. Melalui tindakan

pemaknaan antar individu, maka realitas sosial dapat diciptakan dan dijaga

dalam urutan yang baik, dan secara terus-menerus disusun dan dimodifikasi.22

Fitur esensial sebuah teks adalah adanya interaksi. Dalam pertukaran

makna itu terjadi perjuangan semantis antara individu-individu yang terlibat.

Karena sifatnya yang “perjuangan” itu, makna akan selalu bersifat ganda,

tidak ada makna yang bersifat tunggal begitu saja. Dengan demikian, pilihan

20 M.A.K Halliday, Languange as Social Semiotic (London: Edward Arnold, 1978),h.135.

21 Halliday, Languange as Social Semiotic, h. 138.22 Halliday, Languange as Social Semiotic, h. 139.

Page 40: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

29

bahasa pada hakikatnya adalah perjuangan atau pertarungan untukmemilih

kode-kode bahasa tertentu.

Teks itu sendiri merupakan suatu objek dan contoh proses atas hasil

makna sosial dalam konteks situasi tertentu. Makna diciptakan oleh sistem

sosial dan dipertukarkan oleh anggota-anggota masyarakat dalam bentuk teks.

Makna tidak mungkin diciptakan begitu saja dengan keadaan terisolasi dari

lingkungannya. Konsep “makna adalah sistem sosial” ditegaskan oleh

Halliday. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem sosial akan

direfleksikan dalam sebuah teks, dengan kata lain situasi akan menentukan

bentuk dan makna teks.23

Situasi adalah faktor penentu teks. Menurut Halliday, makna

diciptakan oleh sistem sosial dan dipertukarkan oleh anggota-anggota

masyarakat dalam bentuk teks. Makna tidak diciptakan dalam keadaan

terisolasi dari lingkungannya. Secara tegas dirumuskan oleh Halliday bahwa

makna adalah sistem sosial. Perubahan dalam sistem sosial akan direfleksikan

dalam teks. Situasi akan menentukan bentuk dan makna teks.

Dalam semiotika Michael Alexander Kirkwood Halliday, ada tiga

unsur konsep situasi yang menjadi pusat perhatian penafsiran teks secara

kontekstual. Konsep-konsep ini digunakan untuk menafsirkan konteks sosial

teks, yaitu lingkungan terjadinya pertukaran makna. Konsep-konsep tersebut

yaitu medan wacana (field of discourse), pelibat wacana (tenor of discourse),

dan sarana wacana (mode of discourse).

23 Halliday dan Hasan, Bahasa, Konteks dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalamPandangan Semiotik Sosial, h.125.

Page 41: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

30

Medan wacana merujuk pada aktifitas sosial yang sedang terjadi serta

latar institusi tempat satuan-satuan bahasa itu muncul. Untuk menganalisis

medan, kita dapat mengajukan pertanyaan what is going on (apa yang sedang

terjadi?), yang mencakup tiga hal, yakni ranah pengalaman, tujuan jangka

pendek, dan tujuan jangka panjang. Ranah pengalaman merujuk kepada

ketransitifan yang mempertanyakan apayang terjadi dengan seluruh “proses”,

“partisipan”, dan keadaan”. Tujuan jangka pendek merujuk pada tujuan yang

harus segera dicapai, dan bersifat amat konkret. Tujuan jangka panjang

merujuk pada tempat teks dalam skema suatu persoalan yang lebih besar.

Tujuan tersebut bersifat lebih abstrak24.

Pelibat wacana (tenor of discourse) merujuk pada hakikat relasi antar

partisipan, termasuk pemahaman peran dan statusnya dalam konteks sosial

dan lingual. Untuk menganalisis pelibat, kita dapat mengajukan pertanyaan

who is taking part, yang mencakup tiga hal, yakni peran agen atau masyarakat,

status sosial dan jarak sosial.

Peranan yang dijalankan tentunya terkait dengan fungsi yang

dilakukan individu atau masyarakat tersebut. Status sosial terkait dengan

tempat individu dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain,

diperbandingkan kesejajarannya. Jarak sosial, terkait dengan tingkat

pengenalan partisipan terhadap partisipan lainnya, akrab atau memiliki jarak.

Peran, status, dan jarak sosial dapat bersifat sementara dan dapat pula

permanen.

24 Anang Santoso, Bahasa dan Seni: Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis (Malang:UNM, 2008) h.4.

Page 42: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

31

Sarana wacana (mode of discourse) merujuk pada bagian bahasa yang

sedang dimainkan dalam situasi, termasuk saluran yang dipilih, baik itu lisan

ataupun tulisan. Untuk menganalisis sarana, pertanyaan yang dapat diajukan

adalah what’s role assigned to language, yang mencakup lima hal, yakni

peran bahasa, tipe interaksi, medium, saluran, dan modus retoris.

Peran bahasa terkait dengan kedudukan bahasa dalam aktifitas: bisa

saja bahasa bersifat wajib, atau malahan sebaliknya yakni bersifat hanya

sebagai penyokong saja. Peran wajib terjadi jika bahasa berperan sebagai

aktifitas keseluruhan, sebaliknya peran tambahan terjadi apabila bahasa

membantu aktifitas lainnya. Tipe interaksi merujuk pada jumlah pelaku:

monologis atau dialogis. Medium terkait dengan sarana yang digunakan: lisan,

tulisan, atau isyarat. Saluran berkaitan dengan bagaimana teks itu dapat

diterima: fonis, grafis, atau visual. Modus retoris merujuk pada “perasaan”

teks secara keseluruhan, yakni persuasif, kesastraan, akademis, edukatif,

mantra dan sebagainya. 25

Para pembicara dan para penulis yang efektif benar-benar

memanfaatkan bahasa kiaas atau majas untuk menjelaskan gagasan-gagasan

mereka. Sarana retorik klasik ini telah dipergunakan oleh novelis Romawi,

Cicero dan Suetonius yang memakai figura dalam pengertian ‘bayangan,

gambaran, sindiran, kiasan’.

Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata

dalamberbicara dan menulis untukmeyakinkan atau mempengaruhi penyimak

25 Santoso, Bahasa dan Seni: Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis, h.4.

Page 43: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

32

atau pembaca. Majas dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan

timbal balik.26

Sekarang, dengan sudut pandang semiotik sosial yang peneliti pakai

disini, kita dapat melihat teks dari segi prosesnya sebagai peristiwa yang

timbal balik, suatu pertukaran makna yang bersifat sosial. Teks adalah suatu

bentuk pertukaran. Dengan demikian, teks itu sendiri merupakan objek dan

juga merupakan contoh makna sosial dalam konteks situasi tertentu.

Konteks situasi, tempat teks itu terbentang, dipadatkan dalam teks,

bukan dengan cara berangsur-angsur, bukan pula dengan cara mekanis yang

ekstrem, tetapi melalui suatu hubungan yang sistematis antara lingkungan

sosial di satu pihak dengan organisasi bahasa yang berfungsi di lain pihak.

Bila kita memperlakukan teks dan konteks sebagai fenomena semiotik sebagai

‘modes of meaning’, kita dapat meniti jalan dari yang satu kepada yang lain

dengan cara yang menarik.

C. Gaya Bahasa/Majas

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran dan perasaan yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pembicara dengan

memanfaatkan kekayaan bahasa untuk mencapai tujuan tertentu. Gaya bahasa

disebut juga majas. Kekhasan gaya bahasa adalah pada mepilihan kata yang

secara tidak langsung menyatakan makna yang sebenarnya.

26 H.G Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1984) h.179.

Page 44: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

33

Gaya bahasa berfungsi untuk menjadikan pesan lebihberbobot,

menghidupkan suasana teks, menimbulkan efek tertentu dan menimbulkan

keindahan. Majas atau gaya bahasa dapat dibagi menjadi empat

pengelompokkan, yakni gaya bahasa perbandingan, penegasan, pertentangan,

dan gaya bahasa sindiran yang masing – masing memiliki sub-klasifikasi yang

unik dan beragam, yakni:27

1. Gaya Bahasa Perbandingan

Merupakan jenis gaya bahasa yang menggunakan istilah sebagai

perbandingan dalam mengungkap kenyataan.

a. Metafora: menggunakan kata atau kelompoknkata dengan arti

bukan sesungguhnya. (Raja siang telah pergi ke peraduannya).

b. Personifikasi: penyeolahan benda mati seperti manusia. (Awan

menari-nari di angkasa).

c. Asosiasi atau Simile: gaya bahasa dengan kata pembanding

seperti bak, umpama, laksana, bagai, bagaikan. (Wajahnya

muram bagaikan bulan kesiangan).

d. Alegori: perbandingan antarakejadian fakta dengana

penggunaan kiasan. (Berhati-hatilah mendayung bahtera hidup).

e. Tropen: penggunaan kata atau istilah untuk pekerjaan, yang

sejajar dengan makna aslinya. (Kemarin ia terbang ke Yogya).

27 M. Isa Mulyoutomo, RAPET BINDO, (Jakarta: Limas, 2011) h.193.

Page 45: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

34

f. Metonimia: gaya bahasa dengan penyebutan merek, walau bisa

jadi yang dimaksud adalah bendanya, bukan mereknya. (Ayah

pergi ke kantor naik Honda)

g. Litotes: penggunaan kiasan sebagai perbandingan untuk

merendahkan diri. (Ayo, mampir ke gubukku).

h. Sinekdoke: gaya bahasa yang menyebutkan sebagian atau

keseluruhan,namun tidak bermakna asli.

i. Pars Prototo: menyatakan sebagian hal,yang padahal

artinya adalah keseluruhan. (Sudah lama Anton tak

terlihat batang hidungnya).

ii. Totem Pro Parte: penyebutan keseluruhan padahal

bermakna sebagian saja. (Indonesia menjadi juara dalam

Asean Games).

i. Eufimisme: perbandingan menggunakan kelompok kata atau

kata penghalus. (Anak Anda lamban menerima pelajaran).

j. Hiperbola: perbandingan dengan penggunaan kata yang

berlebihan dari aslinya. (Tangisnya menyayat hati orang yang

mendengarnya).

k. Alusio: perbandingan dengan penggunaan istilah, pantun atau

peribahasa secara tidak lazim. (Penyanyi itu sekarang sedang

naik daun).

l. Antonomasia: penggunaan julukan untuk nama orang tertentu.

(Petinju berleher beton itu telah kehilangan gelarnya)

Page 46: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

35

m. Perifrasis: penggunaan kata atau kelompok kata untuk

menjelaskan sebuah kata/istilah. (Kapal pesiar itu bergerak

perlahan-lahan).

n. Simbolik: penggunaan kata yang menyatakan simbol atas

sesuatu. (Warna putih lambang kesucian).

o. Antropomorfomisme: penggunaan istilah yang berhubungan

dengan manusia. (Pedagang kaki lima dilarang berjualan di

halte).

p. Aptronim: penggunaan julukan sesuai dengan profesinya.

(Kakak jadi jaksa, sehingga kakak dipanggil Jaksa Anton)

q. Sinestesia: pernyataan dengan menggunakan kata yang

berhubungan dengan indera, padahal yang dimaksud adalah

untuk indera lainnya. (Enak gadis itu dipandang).

r. Hipokorisme: penggunaan panggilan julukan seseorang yang

menandakan keakraban. (Adik lelakiku dipanggil Tole).

s. Dipersonifikasi: pengungkapan seolah manusia merupakan

benda mati atau mahluk selain manusia. (Kamulah nahkodaku).

t. Disfemisme: gaya bahasa perbandingan yang menyatakan hal

tabu, dipasangkan/dibandingkan dengan pengungkapan yang

halus. (Maaf ya, ibumu germo).

u. Fabel: menyeolahkan perbuatan binatang seolah diperbuat

manusia. (Harimau marah setelah ditipu kancil).

Page 47: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

36

v. Parabel: gaya bahasa yang didalamnya terdapat hikmah atau

makna tersembunyi sebagai nilai-nilai. (Cerita tentang orang

suci, nabi, wali dalam Injil)

w. Eponim: nama tempat sebagai pranata. (Orde Lama berlangsung

pada rezim Soekarno).

2. Gaya Bahasa Penegasan

Gaya penyajian bahasa dengan sedemikian cara untuk

mempertegas makna yang terdapat didalamnya.

a. Pleonasme: penegasan dengan kata tambahan (makna sama, kata

yang berbeda) secara berlebihan atau tidak diperlukan.

(Turunlah ke bawah dengan hati-hati)

b. Repetisi: penegasan dengan penggunaan pengulangan kata atau

kelompok kata. (Selamat jalan sayangku, selamat bekerja

kekasihku)

c. Paralelisme: penegasan dengan menggunakan kata atau

kelompok kata yang sejajar.

i. Anafora: penegasan dengan pengulangan kata pada awal

tiap potongan bagian kalimat. (Engkau pujaanku, engkau

pelitaku, engkau harapanku)

ii. Epipora: penegasan dengan pengulangan kata pada akhir

tiap potongan bagian kalimat. (Jika ayah mau, ibu mau,

maka aku pun mau).

Page 48: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

37

d. Tautologi: penegasan dengan pengulangan kata, kelompok kata

atau sinonimnya. (Sekali kukatakan tidak, ya tidak).

e. Klimaks: penegasan dengan penyebutan beberapa hal yang

berurut dari rendah ke tinggi. (Senyummu membuat diriku

terdiam, membisu, terpaku).

f. Anti-klimaks: penegasan dengan penyebutan beberapa halyang

berurut dari tinggi ke rendah. (Presiden,wakil presiden dan

menteri sedang menjenguk pengungsi) .

g. Retoris: penegasan dengan kalimat berisi pertanyaan yang tak

perlu dijawab karena dimaksudkan untuk pernyataan. (Mana

mungkin orang yang meninggal dunia lalu hidup lagi?).

h. Koreksio: penegasan yang diungkapkan melalui koreksi kata

yang terdapat dalam sebuah kalimat. (Mari berlari..eh..maaf,

berdiri).

i. Sindenton: penegasan yang berusaha menjelaskan beberapa hal

secara berturut-turut dengan menggunakan kata hubung

(konjungsi).

i. Asindenton: menjelaskan beberapa hal tanpa kata

penghubung. (Kemeja, sepatu, kaos kaki ini dibeli di

toko sebelah).

ii. Polisindenton: penjelasan beberapa hal sederajat dengan

menggunakan kata hubung berulangkali. (Dengan kamu,

dengan Anda, dengan kalian, kami bisa).

Page 49: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

38

j. Interupsi: penggunaan kata untuk penjelasan sebagai

keteranganyang disispkan dalam suatu kalimat. (Tiba-tiba ia –

suami itu- direbut oleh perempuan lain).

k. Praterio: gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan

maksud yang sebenarnya agar ditebak oleh penerima (memberi

efek penasaran). (Bahwa saya tahu kejadian kemarin, tidak perlu

saya ceritakan).

l. Enumerasio: gaya bahasa yang menyebut beberapa bagian saling

berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan. (Angin

berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi).

m. Inversi: penegasan dengan menggunakan kalimat yang tersusun

terbalik (kata sifat mendahului objek). (Indah benar

pemandangannya).

n. Elipsis: penegasan dengan penggunaan kalimat yang tidak

lengkap. (Diam!)

o. Eksklamasio: penegasan dengan penggunaan tanda baca seru (!).

(Awas,anjing galak!).

p. Apofasis: penegasan dengan cara seolah menyangkal hal

tersebut. (Saya tidak mau mengungkapkan dalam acara ini

bahwa Asnda curang).

q. Pararima: Pengulangan dengan mengulang kata, namun

mengubah bunyi huruf vokalnya. (Kamu jangan mondar-

mandir).

Page 50: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

39

r. Aliterasi: penegasan dengan pengulangan penggunaan kata

dengan konsonan yang sama dengan kata pertama. (Tuhan tentu

tidak tidur tatkala terjadi tindakan tidak terpuji).

s. Sigmatisme: gaya bahasa dengan pengulangan kata dengan

dominasi huruf S untuk menimbulkan efek meriah. (Rasa sesal

selalu singgahi sapa siapa saja)

t. Antanaklasis: penegasan dengan menggunakan pengulangan

kata yang sama namun beda makna. (Sempit rumah tidak harus

sempit hati).

u. Alonim: penegasan dengan menggunakan varian nama. (Bang

Ben adalah pelawak legendaris Betawi)

v. Kolokasi: penegasan dengan menggunakan asosiasi kata.

(Sungguh sulit berurusan dengan orang berkepala batu)

w. Silepsis: penegasan dengankata atau kelompok kata yang

berbeda makna. (Membacamenambah wawasan dan

menambah pengetahuan).

x. Zeugma: penegasan yang menggunakan kata atau kelompok

kata yang tidak logis. (Ia menganggukkan kepala dan badannya

tanda setuju).

3. Gaya Bahasa Pertentangan

Merupakan gaya bahasa yang memperlihatkan pertentangan,

dengan maksud dan tujuan tertentu, tergantung jenis yang dipakainya.

Page 51: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

40

a. Paradoks: menggunakan dua kata atau kelompokkata yang

bermakna pertentangan frontal dalam sebuah kalimat. (Hatinya

sunyi di kota Jakarta yang ramai ini).

b. Antitesis: gaya bahasa yang menggunakan kata yang bermakna

perbedaan. (Orang bule maupun orang negro sama-sama ciptaan

Tuhan).

c. Okupasi: gaya bahasa pertentangan, tapi kemudian diberi

penjelasan. (Dulu adik pemalu, tetapi kini pemberani sejak

mondok di pesantren).

d. Kontradiksio: gaya bahasa pertentangan dengan adanya

pengecualian dan keseluruhan. (Semua anakmu penurut, hanya

Andi yang nakal).

e. Anakronisme: menggunakan pernyataan yang tidak sesuai

dengan kenyataan. (Majapahit runtuh karena diserang teroris).

f. Oksimoron: gaya bahasa pertentangan yang menggunakan kata

atau kelompok kata berlawanan. (Dia kaya harta, tetapi miskin

ilmu).

4. Gaya Bahasa Sindiran

Gaya bahasa yang menyindir atau mengejek.

a. Ironi: sindiran dengan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut,

menggunakan kelompok kata yang halus. (Merdu benar

suaramu hingga aku terbangun).

Page 52: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

41

b. Sinisme: sindiran yang menggunakan kata atau kelompok kata

agak kasar. (Wangi benarbau mulutmu).

c. Sarkasme: sindiran yang menggunakan kata atau kelompok kata

kasar. (Hai anjing, pergi dari sini!)

d. Antifrasis: yakni gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata

atau kelompok kata dengan makna berlawanan. (Mana mungkin

jatah untuk orang kaya dan orang miskin disamakan??)

e. Innuedo: gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata atau

sekelompok kata yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

(Jangan heran, dia itu kaya karena pelit).

f. Satir: ungkapan yang menggunakan kecaman atau

menertawakan seseorang atau keadaan. (Ya ampun, aku muak

mendengar pidato orang itu)

D. Representasi Media Stuart Hall

Representasi secara bahasa diambil dari bahasa Inggris “to present”,

yang bermakna menunjukkan suatu citra tertentu. Representasi dilakukan

melalui media tertentu untuk mencuatkan citra yang ingin ditonjolkan pada

objek tersebut. Sebenarnya ada studi khusus mengenai representasi, yaitu

cultural studies, karena cultural studies berpatokan pada pertanyaan tentang

representasi. Pertanyaan mendasar mengenai representasi adalah “Bagaimana

dunia ini dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada kita dan oleh

Page 53: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

42

kita.”28. Representasi dan makna ini melekat pada beberapa faktor antara lain:

bunyi, prasasti, objek, citra atau image, program televisi, majalah, dan film

Representasi juga merupakan konsep yang menghubungkan antara

makna dan bahasa dengan budaya. Representasi juga dapat berarti

menggunakan bahasa untuk mengatakan sesuatu yang penuh arti atu

menggambarkan dunia yang penuh arti kepada orang lain. Representasi juga

merupakan sebuah bagian esensial dari proses dimana makna dihasilkan dan

diubah oleh anggota kultur tersebut.29

Menurut Stuart Hall, representasi harus dipahami dari peran aktif dan

kreatif orang memaknai dunia. Representasi adalah jalan dimana makna

diberikan kepada hal-hal yang tergambar melalui citra atau bentuk lainnya

pada layar atau pada kata-kata. Hall menunjukkan bahwa sebuah citra akan

mempunyai makna yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa citra akan

berfungsi atau bekerja sebagaimana mereka dikreasi atau dicipta. Representasi

adalah peristiwa kebahasaan. Bagaimana seseorang ditampilkan, dapat

dijelaskan dengan menggunakan bahasa. Melalui bahasa-lah berbagai tindakan

representasi tersebut ditampilkan oleh media dan dihadirkan dalam

pemberitaan. Maka yang patut dikritisi ialah pemakaian bahasa yang

ditampilkan oleh media. Proses ini mau tidak mau sangat berhubungan dengan

pemakaian bahasa dalam menuliskan realitas untuk dibaca oleh khalayak.30

28 Chris Barker, Cultural Studies: Theory and Practice, 4th Edition, (California:Sage,2012)h.8.

29 Stuart Hall, Culture, the Media and the Ideological Effect, (London: massCommunication & Society,1997) h. 15.

30 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2009),h.113.

Page 54: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

43

Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama, representasi

mental, yaitu konsep tentang sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing

(peta konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak.

Kedua, ‘bahasa’, yang berperan penting dalam proses konstruksi makna.

Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam bahasa

yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang

sesuatu dengan tanda dari simbol tertentu.31

Representasi merupakan kegunaan dari tanda. Marcel Danesi

mendefinisikannya sebagai berikut: “proses merekam ide, pengetahuan, atau

pesan dalam beberapa cara fisik disebut representasi. Ini dapat didefinisikan

lebih tepat sebagai kegunaan dari tanda yaitu untuk menyambungkan,

melukiskan, meniru sesuatu yang dirasa, dimengerti, diimajinasikan atau

dirasakan dalam beberapa bentuk fisik”32

Representasi amatlah diperlukan bagi sebuah kebudayaan, salah

satunya adalah melalui teks budaya. Teks budaya itu sendiri merupakan

kombinasi dari tanda33. Teks dan praktek budaya bersifat multi-aksentual.

Teks kebudayaan dapat diartikulasikan secara berbeda, dengan aksen yang

berbeda oleh orang yang berbeda, dalam konteks yang berbeda dan untuk

tujuan yang berbeda pula.

31 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis bagiPenelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h.122.

32 Marcel Danesi, Understanding Media Semiotics (London: Arnold), h.3.33 Tony Thwaites, dkk, Introducing Cultural and Media Studie: A Semiotic Approach

(Palgrave, 2002), h.77.

Page 55: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

44

Menurut Stuart Hall, budaya dan bahasa merupakan hal yang terkait

satu sama lain, dikarenakan terkait dengan satu poin, yakni makna. Budaya

adalah proses produksi dan pertukaran makna, proses memberi dan menerima

maknadiantara sekelompk orang34.

Bahasa adalah sistem representasi dalam kebudayaan. Bahasa adalah

salah satu elemen penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh

manusia untuk berkomunikasi dan berekspresi kepada satu sama lain,

termasuk dalam hal merepresentasikan citra atas sebuah kelompok atau

kebudayaan tertentu, melalui media.

Media sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-bentuk

representasi pada isinya. Representasi dalam media menunjuk pada bagaimana

seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan

dalam pemberitaan.35

Stuart Hall juga berpendapat bahwa ada beberapa prinsip representasi

sebagai sebuah proses produksi makna melalui bahasa, yaitu:36

Representasi untuk mengartikan sesuatu, maksudnya adalah

representasi menjelaskan dan menggambarkan dalam pikiran

dengan sebuah gambaran imajinasi untuk menempatkan

persamaan sebelumnya dalam pikiran atau perasaan kita.

34 Stuart Hall, Representation: Cultural Representations and Signifying Practice (SagePublications, 2003), h.2.

35 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKiS, 2009),h.113.

36 Stuart Hall, Culture, the Media and the Ideological Effect, (London: massCommunication & Society,1997) h. 16.

Page 56: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

45

Representasi digunakan sebagai alat untuk menjelaskan atau

mengkonstruksi makna dari sebuah simbol.

Stuart Hall juga mengemukakan bahwa ada tiga bentuk pendekatan

representasi makna melalui bahasa, yaitu:37

Reflektif, dimana representasi menggunakan bahasa sebagai

cermin yang merefleksikan/memantulkan makna yang sebenarnya

dari segala sesuatu di dunia. Misalnya saja, kita melihat itu

“piring” maka dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “piring

“, dalam bahasa inggris kita menyebutnya “plate”.

Intensional, dimana menggunakan bahasa sebagai alat untuk

mengekspresikan apa yang ingin kita katakan dan lakukan karena

memiliki tujuan tertentu. Misalnya, memberi kecupan di kening

sebagai tanda kasih sayang dan perlindungan.

Konstruksionis, di mana pemaknaan dikonstruksi dalam dan

melalui bahasa, misalnya saja: tanda cinta disimbolkan dengan

bunga mawar, bukan kamboja.

Karena bunga mawar memiliki banyak duri dan yang memetik rela

terkena duri, demikian dengan cinta siap atas sakitnya duri. Sedangkan

kamboja seringkali dijumpai di pemakaman, sehingga identik dengan bunga

kematian. Dari ketiga pendekatan tersebut, merupakan pendekatan bagaimana

37 Stuart Hall, Culture, the Media and the Ideological Effect, h.17

Page 57: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

46

bahasa yang digunakan merupakan cerminan dari sebuah makna atas apa yang

ingin dibangun.

Sedangkan Sturken dan Cartwright mengartikan representasi sebagai

proses mengkonstruksi dunia disekitar kita dan proses memaknainya, serta

berarti penggunaan bahasa dan imaji untuk menciptakan makna di dunia

sekitar kita. 38

Ada hubungan antara representasi dengan bahasa media, dalam relasi

media dengan khalayaknya. Dalam media ada aktor yang berperan, awak

media tersebut adalah subjek yang memiliki mental representation sendiri

yang tidak selalu sama dengan khalayaknya. Akan ada kemungkinan terjadi

bias kepentingan dari media karena keniscayaan subjektif dari bahasa media.

Kepentingan tersebut mewakili gambaran ideologis pelaku representasi

(media sendiri). Proses pembacaan terhadap bahasa media ini bersifat

negosiatif, antara mental representation awak media dengan mental

representation pembaca atau khalayak.

Dalam representasi media, tanda yang dipakai untuk

merepresentasikan sebuah citra tentunya mengalami seleksi. Tanda-tanda yang

sesuai dengan tujuan-tujuan komunikasi ideologisnya itu yang digunakan

sementara tanda-tanda lain diabaikan.39

Maka selama realitas dalam representasi media tersebut harus

memasukkan atau mengeluarkan komponennya dan juga melakukan

38 Marita Sturken and Lisa Cartwright, Practices of Looking: An Introduction to VisualCulture, (USA: Oxford, 2001) h.12.

39 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis bagiPenelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h.123.

Page 58: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

47

pembatasan pada isu-isu tertentu sehingga mendapatkan realitas yang bermuka

banyak bisa dikatakan tidak ada representasi realita –terutama di media- yang

benar-benar “benar” atau “nyata”.40

40 David Croteau dan William Hoynes, media/society, industries image and audiences(California: Pine Forge Press, 2000), h.195.

Page 59: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

48

B. Komunikasi Antar Budaya

Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks yang ada di dalamnya

meliputi pengetahuan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan

dan kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang sebagai suatu anggota

masyarakat. Oleh karena itu, cara termudah untukmenjelaskan kebudayaan

adalah dengan mendeskripsikan rincian pengetahuan, seni, moral, hukum, adat

istiadat dan setiap kemampuan atau kebiasaan yang dilakukan oleh

sekelompok masyarakat dari kebudayaan tertentu.41

Komunikasi antar budaya (intercultural communication) adalah proses

pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya.

Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa, kelompok rasa

atau komunitas bahasa, komunikasi tersebut disebut komunikasi antar budaya.

Pada dasarnya komunikasi antarbudaya mengkaji bagaimana budaya

berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi, apa makna pesan verbal dan

nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak

dikomunikasikan, kapan mengkomunikasikannya, bagaimana cara

mengkomunikasikannya (verbal dan nonverbal).42

Hasil penelitian lain tentang bahasa dalam kasus-kasus komunikasi

lintas budaya menunjukkan bahwa pemerkayaan bahasa mampu memperluas

41 Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: LKiS,2007), h.11.

42 Dedy Mulyana, Kkomunikasi Antarbudaya (Bandung: Remaja Rosda, 2001), h.323.

Page 60: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

49

pemahaman terhadap struktur objek kebudayaan, tipe tipe strategi tindakan

manusia dalam konteks komunikasi antar budaya43.

Menurut Michael Lull, hubungan bahasa dan budaya tidak terbatas

pada kosakata, tata bahasa, dan ucapan. Lembaga-lembaga juga mencoba

mengatur kapan orang-orang dapat berbicara, kepada siapa, mengenai apa, dan

pada tingkat volume berapa. Manajemen budaya yang dilembagakan

jugamuncul, misalnya dalam peraturan berpakaian disuatu lembaga yang

memberitahukan para anggotanya berpakaian dan gaya rambut apakah yang

dapat diterima menurut budaya. Peraturan-peraturan ini dimaksudkan tidak

hanya untuk menstandarkan penampilan dan perilaku, tetapi juga

memungkinkan otoritas-otoritas untuk menarik batas perbedaan kekuatan

sosial antara diri mereka dan warga yang secara budaya tak dapat diatur.

Bahasa adalah sebuah instituasi sosial yang dirancang,dimodifikasi,

dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kultur atau subkultur yang

terus berubah. Karenanya, bahasa dari budaya satu berbeda dengan bahasa

dari budaya lain, dan samapentingnya,bahasa dari suatu subkulturberbeda

dengan bahasa dari subkultur yang lain.44

C. Dakwah bit Tadwin

43 Syifa Fauzia, “Representasi Budaya Betawi dan Religiusitas Islam dalam Bens Radio”,(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, 2012) h.29.

44 Martin Montgomery, An Introduction to Language and Society, (London: Methuen&Co.,Ltd, 1986) h.24.

Page 61: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

50

Secara semantik, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, da’a /yad’u

yang artinya mengajak, mengundang atau memanggil. Kemudian menjadi kata

da’watun yang artinya panggilan atau undangan atau ajakan45. Dalam

pengertian, istilah dakwah diartikan sebagai upaya mengajak umat dengan

cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk

kemaslahatan di dunia dan akhirat46.

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi

Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai

cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

Berbicara da’wah juga berarti berbicara komunikasi. Berbicara

komunikasi berarti juga berbicara media, dikarenakan komunikasi dapat

dilakukan melalui berbagai macam media. Media ialah alat atau wahana yang

digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Untuk

itu, komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau

sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh

tempatnya, atau banyak jumlahnya47. Media massa digunakan dalam

komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal

jauh48.

45 Muhammad Bahri Ghazali, Da’wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar IlmuKomunikasi Da’wah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h.5.

46 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.1.47 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 104.48 Ilaihi, Komunikasi Dakwah, h. 105.

Page 62: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

51

Media dakwah (Wasilah al-Dakwah) adalah media atau instrument

yang digunakan sebagai alat untuk mempermudah sampainya pesan dakwah

kepada mad’u. Media ini bisa dimanfaatkan oleh da’I untuk menyampaikan

dakwahnya baik dalam bentuk lisan atau tulisan.49

Terdapat beberapa media dalam metode pemberian dakwah, salah

satunya adalah dakwah bit-Tadwin, yang berarti dakwah melalui tulisan. Ia

hadir untuk menjawab permasalahan, dapatkah dakwah disampaikan secara

serempak dalam waktu yang relatif bersamaan? 50

Di era saat ini ada banyak media yang bisa dijadikan sebagai sarana

dakwah. Selain media massa seperti koran, majalah, radio, dan televisi, ada

juga sarana lain yang cukup efektif yaitu buku. Melihat animo masyarakat

yang mulai menyukai buku sebagai sumber ilmu dan pengetahuan,

menjadikan dakwah melalui buku bisa dijadikan sebagai alternatif yang cukup

representatif.51

Berdakwah melalui tulisan, merupakan bagian integral dari bidang

kajian dakwah. Ia merupakan kajian atas salah satu unsur dakwah,yaitu media

dakwah52. Jika para da’I hanya mengandalkan dakwah bil-lisan saja,dan hanya

sebagai konsumen untuk informasi yang disampaikan oleh media lain, maka

salah satu lahan potensial tidak tergarap53.

49 Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h.9.50 Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan (Bandung: Mujahid Press, 2004), h.6.51 Bambang Trim, Menjadi Powerful Da’I dengan Menulis Buku, (Bandung: Kolbu,

2006), h. xii.52 Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, h.5.53 Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, h.24.

Page 63: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

52

Oleh karena itu, tidak keliru jika kini kegiatan dakwah bisa

dikembangkan melalui media tulisan. Melalui tulisan yang dikemas populer,

dan dikirimkan lalu dimuat di media massa seperti di koran, majalah, tabloid

maupun bulletin, pesan dakwah dapat tersebar dan diterima banyak kalangan,

dalam waktu pengaksesannya tergantung kepada keluangan objek dakwah.54

D. Sejarah Islam

Korpus data yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah buku yang

bertema sejarah. Maka, peneliti akan membahas mengenai sejarah dalam

konteks kajian kebudayaan keislaman. Sejarah merupakan salah satu produk

budaya karena didalam sejarah terjadi proses produksi dan sirkulasi makna.

Menurut Arthur Marwick, terdapat tiga definisi sejarah, yakni masa

lalu kehidupan manusia; cara manusia menggambarkan dan menginterpretasi

masa lalu; sejarah sebagai sebuah disiplin ilmu. 55

Dari sisi lain, sejarah berasaldari kata ’syajarah’ yang dalam bahasa

Arab berarti pohon. Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi

antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Dalam kaitan

tersebut, silsilah, riwayat, babad, tambo maupun tarikh termasuk dalam satu

cakupan pengertian sejarah.56

54 Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, h.6.55 Judy Giles dan Tim Middleton, Studying Culture: A Practical Introduction (Chicester:

Blackwell Publishing, 2008), h.83.56Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah

Filsafat dan IPTEK (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.3.

Page 64: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

53

Menurut John Tosh, produksi sejarah lebih bersifat positif daripada

keilmuan57. Penulisan sejarah yang ditampilkan ke khalayak luas harus dapat

menunjang situasi politik dimana sejarah tersebut disebarkan. Meski begitu,

teks dari sejarah kebudayaan bukanlah sekedar cerminan struktur tertentu dan

sejarah. Teks tersebut merupakan sebuah kesatuan terintegrasi, sebuah proses

yang berjalan beriringan.

Sejarah sebagai ilmu adalah usaha untuk mengetahui dan memahami

peristiwa yang terjadi pada masa silam, yang dianggap mempunyai relevansi

dan signifikansi sosial tertentu, karena peristiwa itu dinilai ikut berperan

dalam menentukan masa kini dan masa yang akan datang.58

Seperti yang tersurat dalam Al-Qur’an, berbunyi sebagai berikut:

ا قدمت لغد واتقوهللا ولتنظر نفس م خبیر بما تعملون یا أیھاالذین آمنوا اتقوا ا إن ا

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklahsetiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah MahaMengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Hasyr:18)

Begitulah perintah Allah dalam menyikapi hal yang sudah lampau

sebagai sebuah sejarah dan pembelajaran untuk masa depan. Maka sebagai

umat yang beriman, sudah seharusnya kita belajar dari sejarah dan bangkit

untuk membangun masa depan.

57 Judy Giles. Studying Culture: A Practical Introduction (Blackwell Publishers, 1999),h.85.

58 Badri Yatim, Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan Humaniora: Studi Islamdengan Pendekatan Sejarah (Jakarta: FAH UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h.28.

Page 65: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

54

Dalam tradisi keilmuan Islam, ilmu sejarah dianggap sebagai ilmu –

ilmu keagamaan (ulum an-naqliyyah) karena pada awalnya terkait erat dengan

ilmu hadis. Seperti diketahui, pada masa pra-Islam dan awal Islam bangsa

Arab tidak mencatat sejarah mereka. Mereka menyimpan catatan itu dalam

bentuk hafalan.59 Dan setelah tradisi tulisan berkembang dan ilmu sejarah

telah mapan, umat muslim menyortir, mengkaji informasi, menelisik

kesinambungan riwayat itu sendiri untuk mengungkap fakta secara utuh.

Dalam hal ini, umat Islam melalui sejarahnya berusaha mengenali, menjaga

dan mempertahankan kebudayaan Islam agar tidak melenceng dari apa yang

sebenarnya. Maka secara jelas, sejarah Islam merupakan bagian dari

kebudayaan Islam.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa penulisan sejarah dipengaruhi

oleh siapa yang lebih dominan. Dalam hal ini, dalam kacamata dunia tidak

dapat kita pungkiri bahwa dunia barat yang didominasi oleh kalangan non-

muslim, lebih menguasai media. Sehingga, seringkali sejarah diungkapkan

dalam pandangan mereka, yang menjadi tidak objektif dalam memandang

sejarah Islam.

Sejarah merupakan sebuah teks kebudayaan yang memanglah sarat

dengan subjektifitas dan propaganda dari rezim yang berkuasa. Hegemoni ini,

berusaha dilawan oleh kaum minoritas –yakni para anggota dalam kebudayaan

tersebut, dengan berusaha menulis sejarah dengan perspektif yang lebih

imbang.

59 Yusri Abdul Ghani Abdullah, Historiografi Islam dari Klasik hingga Modern (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2004), h.1.

Page 66: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

55

BAB III

GAMBARAN UMUM BUKU

A. Deskripsi Tampilan Fisik Buku Mengenal Islam for Beginners

Buku Mengenal Islam for Beginners merupakan buku terjemahan dari

bahasa Inggris berjudul Muhammad for Beginners. Buku berisi fakta dan data

historis mengenai perkembangan agama Islam serta kebudayaannya. Dengan

dibantu Zafar Abbas Malik sebagai illustrator dalam buku tersebut¸ Ziauddin

Sardar berusaha memperkenalkan ajaran agama yang dibawa Muhammad,

serta perkembangannya hingga kini.

Diterbitkan pada tahun 1994 sebagai salah satu seri buku for

Beginners, yang pada saat itu Afghanistan belum dikuasai oleh Taliban, dan

tentunya juga sebelum kejadian 11 September, tulisan ini hanya menghabiskan

seperempat buku dari 176 halaman untuk membahas mengenai Muhammad

SAW. Dan akhirnya berganti judul pada terbitan tahun 2000 menjadi

Introducing Islam. Maka, buku ini diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan

judul Mengenal Islam for Beginners yang telah mengalami 6 kali cetak.

Sesuai judulnya, buku ini secara singkat dan padat ditulis dengan

berbagai ilustrasi yang menarik, tidak detil namun cukup membantu

menjelaskan konsep–konsep dasar lahirnya Islam beserta perkembangannya

terhadap dunia modern. Ilustrasi yang tersebar dalam hampir tiap halaman

buku best seller International ini pun mampu dalam menarik perhatian

pembaca, sehingga buku ini tidak terasa membosankan. Buku seri for

Page 67: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

56

Formatted: Left

Beginners memanglah diharuskan untuk didalamnya selalu diselipkan ilustrasi

yang relevan dan cocok dengan subjek pembahasan, seperti yang dikatakan

oleh Ziauddin Sardar:

“It was a requirement given that the book was in the Beginners series. I hadno choice! The challenge was to make the illustrations relevant and suitablefor the subject” 1

(Hal tersebut merupakan persyaratan yang diberikan dikarenakan bukutersebut merupakan bagian dalam buku seri for Beginners. Saya takpunyapilihan! Tantangannya adalah untuk membuat ilustrasi yang relevandan cocok untuk subjek.)

Buku ini dibuat dengan model komik sebagai upaya untuk

mempermudah penangkapan gagasan yang disampaikannya. Dalam buku ini

dijumpai foto/ lukisan/ gambar yang jarang dijumpai sebelumnya, yang

memperlihatkan bagaimana dinamika perdebatan-perdebatan – penulisan –

penyalinan, menjadi sebuah rangkaian yang memperjelas bahwa di dalam

peradaban Islam pada beberapa abad lalu tumbuh dinamika intelektual yang

tinggi.2

Buku yang padat informasi ini, dibubuhkan suplemen – suplemen yang

lucu dan indah oleh Zafar A. Malik sebagai ilustrator, namun di bagian akhir

buku tampak lebih banyak didominasi oleh teks daripada ilustrasi. Aura emosi

yang mereka timbulkan melalui ilustrasi dalam buku sangatlah cocok dengan

kata – kata persuasif yang terdapat dalam teks. Kaligrafinya pun sangat indah.

Contoh manuskrip Qur’an zaman lampau pun begitu menakjubkan. Secara

keseluruhan, buku ini merupakan buku yang menarik dalam memperkenalkan

1Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulisbuku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014

2Adeng Lukmantara, “Biografi Ziauddin Sardar”. Artikel diakses pada 14 Juni 2014 darihttp://www.ensikperadaban.com/?TOKOH_%26amp%3B_INTELEKTUAL_MUSLIM_KONTEMPORER:Intelektual_Kontemporer:Ziauddin_Sardar

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Page 68: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

57

Formatted: Left

Islam di abad ke-19 (sembilan belas). Bagi orang-orang yang hanya ingin

mencari tahu sekedar mengenai Muhammad S.A.W atau mengenai zaman

post-colonial, mungkin ada baiknya untuk membaca buku lebih banyak lagi

selain daripada buku ini.3

Setiap edisi For Beginners memiliki ciri khas pada ramainya ilustrasi

yang terdapat dalam penjelasannya. Hal ini bertujuan agar penjelasan lebih

mengena pada benak para pembaca yang pemula. Akan tetapi tidak dipungkiri

bahwa pada masa penerbitan buku ini merupakan hal baru ketika sebuah buku

tentang Islam dibubuhkan dengan banyak ilustrasi berbentuk kartun, terutama

jika kita perhitungkan di kancah media massa Indonesia. Namun tidak perlu

panik, penulis dan ilustrator mematuhi tradisi yang menyatakan bahwa

penggambaran Nabi dan pengikutnya dilarang.

Gambar 2 . Salah satu bagian isi buku Mengenal Islam for Beginners yang dikemas menarikdengan ilustrasi

3“Introducing Muhammad -Paperback”, Artikel ini diunduh pada 7 Juni 2014 darihttp://www.amazon.com/Introducing-Muhammad-Ziauddin-Sardar/dp/1874166153

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Page 69: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

58

Dimulai dengan sajian lengkap tentang asal-usul Islam, Sardar

menggunakan kerangka sejarah untuk menjelaskan perkembangannya.

Pembaca akan menemukan gaya tabloid yang sederhana namun juga

membimbing pada ilmu pengetahuan. Cara penyajian isi buku pun

menyegarkan, cerdas, dan penuh canda. Yang menjadi peringatan untuk para

kaum tradisionalis adalah kesimpulan buku itu bahwa Islam harus terus

berkembang dari dalam melalui "proses yang berkesinambungan dan

melakukan pemikirkan ulang".

Buku ini pun menyelipkan glosarium istilah pada bagian akhir buku,

yang semakin meyakinkan pembaca bahwa Ziauddin Sardar memanglah

berniat untuk berbagi pengetahuan melalui buku ini. Di bagian paling

belakang isi buku, terdapat pula daftar buku besert5a keterangan konten

masing-masing buku, sebagai rujukan untuk pembaca jika ingin tahu lebih

lanjut mengenai Islam.

B. Sinopsis Buku Mengenal Islam for Beginners

Ziauddin Sardar banyak menulis buku, salah satunya

adalah Muhammad for Beginners yang diterjemahkan oleh penerbit Mizan dan

berjudul Mengenal Islam for Beginners. Buku yang telah diterjemahkan ke 30

bahasa ini bercerita singkat tentang Islam dari kelahirannya hingga

perkembangannya kini. Bahasan tidak dipisahkan per-bab,namun dapat

terlihat pembagian bahasannya, yakni secara kronologis waktu dari awal

kemunculan Muhammad hingga perkembangan masa depan Islam.

Page 70: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

59

Formatted: Left

Buku ini dapat dikatakan terbatas pada mengenalkan Islam dan

dunianya dalam konteks logika, keilmuan dan teknologi yang

telah berkembang, bukan tentang keagamaan atau syariat Islam. Namun di

dunia modern saat ini yang semakin banyak orang berpikiran maju, buku ini

cocok untuk mengenalkan Islam dan sejarahnya kepada mereka yang non-

muslim, serta kepada para muslim yang juga banyak tak mengenal sejarah

Islam itu sendiri, terutama dalam sejarah perkembangan sains dan teknologi.

Muslim sendiri banyak yang mempunyai kecenderungan antipati terhadap

perkembangan sains dan teknologi saat ini meskipun jika menilik sejarahnya,

banyak sains dan teknologi ditemukan dan dikembangkan oleh orang Islam

atas keseriusan mereka dalam membaca dan menafsirkan Al-Quran sebagai

petunjuk dalam kehidupan, sebagai implementasi dari firman pertama yang

turun, “Bacalah, atas nama Tuhanmu yang menciptakan.”

Dalam buku ini Sardar ingin menampilkan totalitas aspek-aspek Islam

tanpa berpretensi untuk mengunggulkan satu aspek dibanding aspek lain.

Perdebatan yang digunakannya amat sederhana tetapi menukik sehingga tidak

terasa pembaca diajak mengarungi samudra Islam yang luas.4

Pada bagian awal buku, Sardar membahas mengenai kehidupan

Muhammad S.A.W yakni dimulai dengan perkenalan peran penting beliau

dalam kemunculan agama Islam. Lalu dibahas perjalanan hidupnya dari

semasa kelahirannya, hal-hal yang beliau alami dan lakukan, peristiwa penting

semasa kenabian, hingga wafatnya. Dalam halaman-halamannya diselipkan

4 Adeng Lukmantara, “Biografi Ziauddin Sardar”.

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Page 71: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

60

ilustrasi gambar dan teks berisikan fakta dan hadis yang berkaitan dengan

pembahasan di halaman tersebut. Terdapat juga skrip pidato terakhir dari

Rasulullah ketika akan datang masa ajalnya dan disajikan dengan menarik

Lalu setelah pembahasan mengenai Muhammad, dibahas mengenai

Hadis, Sunnah dan Al-Qur’an sebagai dasar hukum Islam. Cukup dijelaskan

mengenai pengertian hadis, asal mula penulisan, metode kategorisasi hadis asli

dengan yang meragukan hingga palsu dengan jelas dan meyakinkan. Juga

dijelaskan mengenai sunnah, sehingga para pembaca mendapatkan gambaran

yang cukup jelas mengenai perbedaan antara hadis dan sunnah serta

klasifikasinya. Dituliskan pula hal – hal penting dengan cara penulisan khas,

sehingga melekat dalam benak pembaca. Mengenai Al-Qur’an, dijelaskan

mengenai pengertian, penyusunan Al-Qur’an dari awal hingga kini secara

singkat dan jelas, keunikan Al-Qur’an, tuntunan, hingga mengenai tafsir

Qur’ani, penerjemahan dan peranannya.

Selanjutnya dijelaskan mengenai hukum-hukum utama yang terdapat

dalam Islam, dari mulai ketauhidan, rukun Islam, konsep khalifah, keadilan,

keilmuan, makna jihad, syariat, fiqih, ijtihad hingga makna toleransi beragama

dalam Islam. Dijelaskan dengan singkat dan jelas mengenai cara pengamalan

rukun Islam, juga konsep dasar dan pengertian yang benar mengenai prinsip –

prinsip yang dibahas dalam bagian tersebut secara logis dan disampaikan

dengan positif. Mengenai jihad, dijelaskan bahwa jihad merupakan suatu hal

yang paling sering disalahartikan dan disalahgunakan. Arti harfiah jihad

merupakan ‘perjuangan berarah’ yang dapat mengambil banyak bentuk

Page 72: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

61

sebagai pengamalan. Tetapi agresi atau perang untuk menaklukkan wilayah,

atau untuk memaksakan orde politik tertentu pada masyarakat tidak dapat

disebut jihad. Dan jihad bukanlah suatu hal yang boleh dilancarkan kepada

sesama muslim atau dengan alasan mudah boleh dilakukan tanpa alasan yang

amat meyakinkan bahwa yang dihadapi adalah aggressor atau penindas korban

yang tak berdaya.

Setelah itu Sardar mulailah membahas mengenai perkembangan ilmu

dan peradaban Islam. Setelah Rasulullah wafat, diawali dengan kepemimpinan

keempat khalifah (Khulafaur Rasyidin) yakni Abu Bakar, Umar, Ustman dan

Ali bin Abi Thalib. Lalu dijelaskan mengenai penyebaran Islam dan awal,

seperti Syiah.

Lalu mulailah pembahasan mengenai ilmu pengetahuan, yang didasari

dengan penekanan Al-Qur’an untuk mencari ilmu, dan menjadi kekuatan

utama masyarakat muslim. Umat Islam amat tekun dalam mencari ilmu

bahkan yang berasal dari negara-negara jauh. Setelah itu masyarakat muslim

belajar cara pembuatan kertas perkamen dari orang Cina dan

memproduksinya. Dikarenakan minat belajar dan membaca sangat besar, serta

berawal dari ditulisnya kembali Al-Quran dengan teknologi kertas,

digandakan dan disebar ke seluruh koloni bangsa Arab dan Timur Tengah.

Dengan tulis tangan penerbitan buku sebelum abad ke-10 berkembang pesat

hingga melahirkan profesi warraq, yaitu mereka yang ahli dalam

menggandakan naskah secara akurat dan cepat.

Page 73: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

62

Formatted: Left

Lembaga pengajaran pun menjamur di masyarakat Islam. Argumen

dan debat pun merupakan suatu hal lumrah yang dibudayakan dalam tujuan

perkembangan ilmu dan kemajuan pengetahuan. Dari situlah dilahirkan para

pemikir – pemikir Islam aliran stoic, neo-platonis, tasawuf, dan kelompok

rasional-teologis, dan para ilmuwan dalam berbagai bidang.

Pemikiran sufisme, kesusasteraan, sains pun berkembang dengan

pesat. Lima ratus tahun sebelum Galileo, seorang astronom Muslim yang

disebut al-Biruni menghitung panjang tahun matahari, mengukur berat jenis

berbagai logam dan membahas rotasi bumi pada porosnya. Cendekiawan

Muslim lainnya mengembangkan ilmu optik, menemukan tabung reaksi dan

instrumen bedah dan memelopori universitas - memberikan kita istilah-istilah

seperti "kursi" dan "pembaca". Perpustakaan umum, penerbitan massa,

bibliografi, kompas, gitar dan "bagaimana menjadi mistik tanpa panik"

semuanya telah dipelajari oleh orang Barat dari Islam.5

Penyebaran ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh para ilmuwan Islam

kepada bangsa Eropa juga berlangsung lancar dengan melalui penerjemahan-

penerjemahan. Bahkan Renaisans pun dalam kemajuannya bergantung pada

keilmuwan para pemikir Islam. Tapi ada beberapa hal yang dunia Barat gagal

pelajari dari muslim pada saat itu, seperti pendidikan seks, konsep khalifah

manusia dan banyak lagi.

5David Self, “Book Review”. Artikel ini diakses pada 11 Juni 2014 darihttp://www.independent.co.uk/arts-entertainment/books/reviews/introducing-islam-by-ziauddin-sardar--illustrated-by-zafar-abbas-malik-617084.html

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, No underline, Font color: Auto

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Page 74: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

63

Pada pembahasan selanjutnya, dijelaskan mengenai kemunduran

peradaban muslim yang disebabkan perpecahan internal dan permusuhan

kerajaan muslim, korupsi dan gaya hidup mewah para penguasa serta kalahnya

Spanyol dan jatuhnya Baghdad dalam perebutan kekuasaan. Terutama ketika

Pangeran Boadbil memberikan kunci-kunci Kota Granada, maka berakhirlah

800 tahun kejayaan muslim di Spanyol.

Dijelaskan secara singkat dan tegas oleh Sardar, faktor – faktor yang

menjadi sebab kemunduran peradaban muslim, yang sebetulnya juga berasal

dari sikap muslim itu sendiri dalam menyikapi jepitan keadaan.

Setelah itu jatuhlah dunia muslim kepada kekuasaan kolonial, dan

masyarakat di negara-negara muslim, -terutama yang beragama Islam- dijajah

secara fisik, mental dan ilmu pengetahuan. Pembakaran perpustakaan dan

penyaduran tanpa pencantuman referensi yang berasal dari keilmuwan muslim

menjadi awal kemunduran ilmu pengetahuan. Penekanan taraf hidup oleh

imperialis pun membuat umat muslim menjadi memiliki rasa dendam dan

takut, yang tanpa sikap cerdas maka menghasilkan peradaban yang tak kian

membaik, bahkan sebaliknya.

Dikarenakan Islam dipandang sebagai masalah bagi bangsa Eropa dari

awal kemunculannya, maka banyak yang dilakukan bangsa Eropa dalam

menyingkirkannya. Dari penghinaan, perang, penetrasi pemikiran juga

dilakukan untuk menekan umat muslim dari dulu bahkan hingga sekarang.

Lalu Sardar pula membahas mengenai usaha kebangkitan umat muslim

dari keterpurukan yang mendera selama berabad-abad, yang dimulai juga

Page 75: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

64

ketika kolonialisme mulai menjajah peradaban umat muslim. Usaha

dibangunnya lagi lembaga-lembaga pendidikan Islam, dimulainya lagi

penggalian ilmu pengetahuan juga memunculkan pemikir-pemikir ulung yang

bertujuan untuk memajukan peradaban Islam.

Sardar pula lalu menjelaskan mengenai gerakan-gerakan yang

dilakukan para pembaharu dalam menegakkan hukum yang benar, pemikiran

yang terbuka dan peradaban Islam yang maju, termasuk juga organisasi –

organisasi yang dibentuk untuk memajukan umat muslim. Perkembangan

kegiatan yang berhasil dilakukan oleh umat-umat muslim di berbagai negara

dalam beradaptasi di lingkungan dunia sebagai minoritas juga dijelaskan oleh

penulis.

Selanjutnya Sardar menjelaskan tentang perkembangan pemikiran

umat muslim yang berkembang saat ini, seperti pemikiran fundamentalisme,

modernism, sekularis. Serta tak luput Ziauddin Sardar membahas mengenai

kontroversi pandangan mengenai wanita dalam Islam, pemikiran untuk

mendirikan negara teokrasi serta penyalahgunaannya, serta sikap-sikap buruk

dan baik yang dilakukan para pemikir Islam dalam usaha kemajuan peradaban

Islam saat ini.

Di bagian akhir penjelasan penulis dalam buku, ia menceritakan citra

apa yang muncul terhadap muslim saat ini dan apa yang harus dilakukan. Juga

Sardar memberikan rangkuman singkat mengenai apa yang terjadi dalam

dunia muslim selama ini. Pada bagian akhir buku, setelah biorgafi singkat

penulis dan illustrator, Sardar menyajikan kamus istilah-istilah Islam, dan

Page 76: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

65

bacaan-bacaan lebih lanjut untuk publik penikmat Mengenal Islam for

Beginners untuk menggali lagi hal-hal yang ingin dicari tahu oleh pembaca.

Page 77: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

66

Formatted: Left

C. Biografi Ziauddin Sardar

Lahir 31 Oktober 1951 di Pakistan, namun tumbuh dan berkembang

di Hackney, Inggris Timur, Ziauddin Sardar adalah seorang penulis,

penyiar, dan kritikus budaya. Saat ini, beliau merupakan Professor of Law

and Society, di Middlesex University, London, Inggris dan Director of

Centre for Postnormal Policy and Futures Studies, di East West

University,Chicago, Amerika Serikat.

Beliau merupakan seorang polymath, yang berarti ia mempelajari

berbagai macam disiplin ilmu. Ia menekuni perkembangan masa depan

Islam sebagaimana masa depan sains dan teknologi, kritik sastra,

informasi sains hingga culturalrelations, kritik seni dan teori serta

pemikiran kritis.6

Profesor Ziauddin Sardar adalah penulis terkemuka di Inggris dan

juga futurolog muslim ternama. Ia merupakan seorang ilmuwan petualang

dan telahmelakukan perjalanan dunia. Ia pernah tinggal di Saudi Arabia

selama 5 (lima) tahun pada tahun 1974-1979 dimana iamelakukan riset di

The Hajj Research Centre King Abdul Aziz University. Dan selama

periode ini ia berkeliling ke dunia Islam (negeri Islam) dalam riset buku

pertamanya, “ Science, Technologyy and Development in The World

Muslim.”

6“Biography” Artikel ini diakses pada 1 Juni 2014 darihttp://ziauddinsardar.com/ziauddin-sardar-biography/

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: 10 pt, Not Superscript/Subscript

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, No underline, Font color: Auto

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Page 78: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

67

Formatted: Left

Pakar dalam wacana Islam berkaitan dengan dunia modern yang

berfokus pada topik keilmuan dan teknologi ini, pada tahun 1990 ia

tinggal di Kualalumpur. Ia juga pernah tinggal di Chicago dan Denhag,

dan sebentar di Cairo dan Fez.

Karena pemikirannya yang fenomenal, majalah ‘Prospect’ dari

Inggris menggelarinya sebagai “One of Britain’s Top 100 Public

Intellectual”. Sedangkan surat kabar ‘Independent’ menggelarinya

”Britain’s own muslim polymath”. Ia telah menulis 45 buku dalam periode

30 tahun.7

Pemikiran Ziauddin Sardar tentang peradaban Islam sebenarnya

telah ada pada tahun 80-an, di mana ia melahirkan karyanya yang

berjudul The Future of Muslim Civilization dan diterbitkan di Malaysia

pada 1988 yang dilanjutkan dengan karyanya yang lain berjudul Islamic

Futures, The Shape of Ideas to come. Namun, karena berbagai hal, belum

banyak yang mengetahui dan kemudian mengelaborasinya, yang sangat

layak untuk dijadikan salah satu referensi bagi umat Islam dalam melihat

agamanya dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka

di era globalisasi sekarang ini.8

Ziauddin Sardar telah bekerja sebagai jurnalis sains Nature and

New Scientist dan sebagai reporter televisi untuk London Weekend

Television. Dia adalah seorang kolumnis di New Statesman untuk

7 Adeng Lukmantara, “Biografi Ziauddin Sardar”.8Aip Aly Arfan, “Rekontsruksi Peradaban Islam dalam Pandangan Ziauddin Sardar”

diakses pada 12 Juni 2014 dari http://aip-aly-arfan.blogspot.com/2013/02/rekonstruksi-peradaban-islam-dalam.html

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Times NewRoman, 10 pt, Not Superscript/ Subscript

Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Page 79: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

68

beberapa tahun dan telah menjabat sebagai Komisaris untuk Kesetaraan

dan Komisi Hak Asasi Manusia dan sebagai anggota Forum Interim

Keamanan Nasional. Ziauddin Sardar telah menerbitkan lebih dari 45

buku. The Future of Muslim Civilisation (1979) dan Futures Islam: The

Shape of Ideas to Come (1985) dianggap sebagai studi klasik di masa

depan Islam. Dia merintis diskusi pada ilmu pengetahuan dalam

masyarakat Muslim, dengan serangkaian artikel di Nature and New

Scientist dan sejumlah buku, termasuk Science, Technology and

Development in the Muslim World (1977), The Touch of Midas:

Science,Values and the Environment in Islam and the West (1982), yang

dipandang sebagai sebuah karya yang hebat, The Revenge of Athena:

Science, Exploitation and the Third World (1988) dan Explorations in

Islamic Science (1989).Postmodernism and the Others (1998) telah

mengambil alih perhatian public, dan bukunya yang berjudul Why Do

People Hate America? (2002) serta Introducing Muhammad (2001)

menjadi bestseller internasional.

Ziauddin Sardar telah menerbitkan dua volume tentang biografi

dan perjalanannya yakni, Desperately Seeking Paradise: Journeys of a

Sceptical Muslim (2004) dan Balti Britain: A Provocative Journey

Through Asian Britain (2008) telah menerima pujian dari kalangan luas.

Reading Al-Qur'an (2011), yang dimulai sebagai blog Guardian, telah

digambarkan sebagai 'mini karya'. Dan Futures: All That Matters mungkin

Page 80: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

69

satu-satunya buku acuan studi untuk future studies. Dia juga menulis

sejumlah panduan belajar di buku berseri Introducing, termasuk buku

terlaris internasional Introducing Islam dan Introducing Chaos. Dua

koleksi tulisannya tersedia sebagai Islam, Postmodernisme dan Other

Futures: A Ziauddin Sardar Reader (2003) dan How Do You Know? :

Reading Ziauddin Sardar on Islam, Science and Cultural Relations

(2006).

Ziauddin Sardar telah banyak melakukan penulisan dan juga

disajikan berbagai program televisi - yang paling baru ialah 'Battle for

Islam', sebuah dokumenter 90 menit untuk BBC2 dan ' Dispatches' pada

Pakistan untuk Channel 4. Sebelumnya program yang ia kerjakan meliputi

'Pertemuan dengan Islam' (1985), yang ditayangkan berseri. Dari empat

pertunjukan untuk BBC dan 'Percakapan Islam' (1994), enam program

untuk Channel 4. Dia adalah seorang Anggota Jumat Panel biasa dalam

'World News Tonight' pada Sky News (2005-2007).

Sebelumnya Editor of Futures (1999-2012), jurnal bulanan studi

berjangka kebijakan, perencanaan dan, dia sekarang merupakan editor

konsultan dari Futures. Beliau juga bertahan cukup lama menjadi

kolumnis dalam New Statesment dan telah memberikan kontribusi untuk

Guardian, Times, Independent dan berbagai surat kabar dan majalah

lainnya.

Saat ini, Ziauddin Sardar adalah Ketua Institut Muslim, kelompok

masyarakat yang mempelajari dan menyiarkan pengetahuan dan

Page 81: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

70

perdebatan, dan editor Critical Muslim. Sardar juga mengedit East West

Affairs, 'sebuah jurnal triwulanan hubungan Utara-Selatan di masa

postnormal'.

Selain dikenal luas dalam dunia penyiaran radio dan televisi, ia

juga menulis dalam 'Credo', yakni kolom untuk majalah Times. History of

Mecca: The Sacred City akan diterbitkan oleh Bloomsbury pada musim

gugur 2014.

Page 82: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

71

BAB IV

ANALISIS BUKU MENGENAL ISLAM FOR BEGINNERS

A. Analisis Semiotika Sosial dalam Buku Mengenal Islam for Beginners

Penelitian ini menggunakan analisis semiotik sosial M.A.K Halliday

dalam menganalisis pemaknaan yang terdapat pada buku Mengenal Islam for

Beginners karya Ziauddin Sardar dan Zafar Abbas Malik. Analisis semiotik

sosial M.A.K Halliday menekankan teori semiotika sosial pada pengungkapan

yang terdapat melalui medan wacana (field of discourse), pelibat wacana

(tenor of discourse) dan sarana wacana (mode of discourse) dalam buku

tersebut.

Buku Mengenal Islam for Beginners yang terdiri dari 176 halaman ini

berisi banyak data dan fakta yang dinarasikan dalam bentuk teks. Buku yang

berisi data dan kisah historis yang didapat dari sumber-sumber terpercaya ini

juga menyelipkan kutipan pendapat beberapa tokoh atas topik yang dibahas

dalam halaman tersebut dan juga tentunya penjelasan atas data serta fakta

historis dari sang penulis, yakni Ziauddin Sardar.

Dalam penyusunan isi buku, Ziauddin Sardar memilih bahasa yang

lugas dalam menyampaikan pendapatnya mengenai berbagai hal yang terjadi

dalam sejarah kebudayaan dan peradaban Islam. Medan wacana dalam buku

ini yang terdiri atas enam topik, yakni topik mengenai Nabi Muhammad SAW

dan risalahnya, dasar hukum dalam Islam, hukum yang utama dalam Islam,

Page 83: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

72

topik mengenai ilmu dan peradaban muslim, kejatuhan peradaban muslim, dan

topik terakhir adalah mengenai usaha kebangkitan umat Islam.

Secara keseluruhan, yang menjadi medan wacana dalam buku ini ialah

kronologis perkembangan sejarah Islam secara singkat dan padat dengan

membahas hal-hal yang utama untuk diperhatikan dalam pengenalan agama

Islam. Hal-hal mengenai sejarah singkat kehidupan Rasulullah Muhammad,

cara penyortiran hadis, penemuan teknologi dari para ilmuwan muslim yang

menakjubkan, hingga kesalahan-kesalahan fatal umat Islam berhasil diungkap

dalam buku Mengenal Islam for Beginners.

Tidak hanya pendapat penulis buku yang terlibat dalam mengisi medan

wacana, namun kutipan tokoh Islam pun digunakan dalam setiap topik yang

dibahas sepanjang isi buku. Pelibat yang beliau kutip dalam buku ini

merupakan tokoh-tokoh yang berperan dalam peradaban Islam. Tak dipungkiri

lagi bahwa masyarakat telah mengenal tokoh-tokoh seperti Ibnu Khaldun

hingga Muhammad Asad, yang banyak berperan dalam perkembangan

pengetahuan dan perkembangan peradaban dunia yang tentunya turut

membawa nama serta nilai keIslaman.

Penulis sendiri, yakni Ziauddin Sardar yang merupakan salah seorang

tokoh pembaharu dalam perkembangan dunia kebudayaan muslim tentunya

banyak berkontribusi sebagai pelibat dalam keseluruhan teks buku.

Pemikirannya yang berorientasi pada masa depan dapat terlihat dengan cukup

jelas.

Page 84: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

73

Sarana wacana yang terkandung dari segi penulisan dalam buku ini

dapat dikatakan menarik. Tentunya cara penyajian konten buku ini menjadi

salah satu faktor penyebab buku Mengenal Islam for Beginners laku di

berbagai belahan dunia. Cara penyajian yang dimaksud ialah tutur bahasa

yang lugas namun sopan, penuh penyampaian yang berpikiran positif serta

penuh ketegasan yang objektif dalam setiap penjabaran. Gaya bahasa yang

tersirat dalam teks tertulis (sarana wacana) pun dapat kita lihat mengandung

banyak penegasan, penjelasan dan majasperbandingan didalamnya yang

bertujuan untuk memberi pengetahuan bagi para pembaca buku Mengenal

Islam for Beginners.

Analisis per-topik akan dijabarkan dengan mengambil sampel per

bahasan utama yang menjadi topik berkelanjutan dalam buku Mengenal Islam

for Beginners. Dikarenakan dalam buku ini sang penulis buku tidak membagi

bahasan melalui klasifikasi bab, maka peneliti membagi tema bahasan sampel

sesuai konten yang terdapat didalamnya.

Page 85: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

74

1. Topik: Nabi Muhammad SAW dan Risalahnya

Kategori Temuan KeteranganMedanWacana(Field ofDiscourse)

Nabi Muhammad S.A.Wsebetulnya tidak membawaagama baru. Beliau membawaajaran yang sama dengan yangdibawa oleh nabi-nabi Allahyang lain seperti Adam, Nuh,Ibrahim, Musa, dan Isa as.Ajaran yang dibawa oleh NabiMuhammad S.A.W tidakdisebut mengikut namanya.Ajaran itu diberi nama Islam,yang artinya selamat dantunduk kepada Allah. KataIslam juga berarti sifat dasarmanusia (fitrah), pandanganhidup yang berpusat padaAllah (tawhid), peradabanyang usianya 14 abad lebih,dan sebuah kebudayaan duniayang universal. (hal.4)

Penegasan peran NabiMuhammad S.A.W; konsepagama serta penamaanagama Islam; teoritis teknis

PelibatWacana(Tenor ofDiscourse)

Ziauddin Sardar Penulis buku; menjelaskandan mempertegas;terlembaga (ahli kebudayaanIslam kepada masyarakatawam)

SaranaWacana(Mode ofDiscourse)

…membawa ajaran yang samadengan yang dibawa oleh nabi-nabi Allah yang lain sepertiAdam, Nuh, Ibrahim, Musa,dan Isa as. (hal.4)

Diksi majas Klimaks;penegasan; sistematis;penjabaran; teks tertulis.

a. Medan Wacana

Dari tulisan Ziauddin Sardar pada halaman 4 buku Mengenal Islam

for Beginners tersebut, medan wacana merujuk pada penjelasan mengenai

peranan Nabi Muhammad S.A.W dalam membawa risalah agama, yakni

agama Islam. Pembahasan ini terdapat sebanyak 26 (dua puluh enam)

Page 86: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

75

halaman dalam buku, dari halaman 4 (empat) hingga halaman 30 (tiga

puluh) yang dikisahkan sesuai kronologisnya. Dalam medan wacana ini

pula diungkapkan mengenai makna kata ‘Islam’ itu sendiri.

Agama yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad S.A.W

merupakan agama yang dalam penyembahannya mengedepankan tauhid,

yakni penyembahan pada semata-mata Allah SW.T, tidak terbagi-bagi.

Dan hal ini pulalah yang difirmankan oleh Allah S.W.T kepada Adam,

Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa as, agar berserah diri hanya kepada Allah,

seperti dalam ayat berikut:

وما أنزل علینا وما أنزل على إبراھیم وإسماعیل وإسحاق ویعقوب واألسباط وما قل آمنا باق بین أحد منھم ونحن لھ مسلمون ( )ومن یبتغ ٨٤أوتي موسى وعیسى والنبیون من ربھم ال نفر

٨٥خرة من الخاسرین (غیر اإلسالم دینا فلن یقبل منھ وھو في اآل )

“Katakanlah, "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yangditurunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,Ishaq, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa,Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakanseorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami menyerahkandiri." (QS. Al-Imran: 84)”

Dalam ayat ini secara jelas diungkapkan bahwa iman yang dimiliki

oleh nabi-nabi seperti Adam, Ibrahim, Nuh, Musa dan Isa as

berketauhidan yang sama, yakni menyembah Allah S.W.T.

Selanjutnya dalam medan wacana dibahas mengenai pengertian

kata Islam. Islam berasal dari kata Arab Aslama-Yuslimu-Islaman. Kata

berhuruf dasar 'S-L-M' menurunkan beberapa istilah terpenting dalam

pemahaman mengenai keislaman, yaitu Islam dan Muslim. Kesemuanya

berakar dari kata salam yang berarti kedamaian. Kata Islam lebih spesifik

lagi didapat dari bahasa Arab Aslama, yang bermakna "untuk menerima,

Page 87: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

76

menyerah atau tunduk" dan dalam pengertian yang lebih jauh kepada

Tuhan.1

Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surat Al-Imran :84 yang

pada akhir kalimat mengungkapkan untuk menyerahkan diri hanya pada

Tuhan yakni Allah SWT, yang juga disembah oleh nabi-nabi sebelum

Muhammad SAW.

Pembahasan ini merupakan konsep dasar dan utama dalam

memahami Islam dan Muhammad, dimana diluar sana banyak masyarakat

non-muslim yang salah kaprah mengenai Islam, kenabian dalam Islam dan

kerasulan Muhammad, serta ketauhidan yang menyatukannya.

b. Pelibat Wacana

Dari sisi pelibat wacana, pembicara pada teks ini merupakan

seorang ahli kebudayaan yang sudah berpengalaman dalam berbagai

artikel dan buku yang dipublikasikan di masyarakat luas. Dalam teks ini

pelibat yakni Ziauddin Sardar, yang berupaya memperjelas bahasan

melalui bahasanya kepada komunikannya yang ditujukan pada masyarakat

awam, mengenai konsep kenabian Nabi Muhammad dengan penyampaian

yang tegas dan tepat, berdasarkan ilmu yang diperolehnya dari berbagai

sumber kajian.

1 Bravmann, M.M, Studies in Semitic philology, (Leiden: E.J. Brill, 1977) hal.441.

Page 88: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

77

c. Sarana Wacana

Sarana wacana merujuk pada bagian bahasa yang digunakan oleh

Ziauddin Sardar sebagai pelibat wacana. Dalam halaman-halaman bertema

pengenalan Muhammad dan Islam ini, peneliti memberi contoh kalimat

yang dapat dikaji dalam penggunaan majas, yakni dalam kalimat

“…membawa ajaran yang sama dengan yang dibawa oleh nabi-nabi Allah

yang lain seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa as.”

Kata-kata yang digunakan dalam sampel menggunakan majas

klimaks. Majas klimaks merupakan majas yang menggunakan beberapa

kata berturut-turut dan makin lama makin meningkat. Kata yang

dipergunakan dalam majas klimaks adalah kata-kata yang

berkesinambungan dan secara tersusun dari hal yang bersifat lebih ringan

kepada hal yang bersifat lebih berat dan serius, dari yang awal atau jauh

kepada yang paling dekat, sebagai bentuk penegasan atas suatu

pernyataan.

2. Topik: Dasar Hukum dalam Islam

Kategori Temuan KeteranganMedanWacana(Field ofDiscourse)

Al-Qur’an, lebih dari sebuahfenomena apa pun yang kita ketahui,secara mendasar telahmempengaruhi sejarah agama,sosial, dan politik dunia. Tak adakitab suci lain yang mampumenyamainya dalam mempengaruhikehidupan orang-orang yangmendengar wahyu Allah itu darigenerasi pertama dan terus kegenerasi berikutnya. Al-Qur’an telah

Penekanan peranan yangtelah dihasilkan; kitabagama (Al-Qur’an);penekanan pada wilayahArab; fakta historis

Page 89: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

78

mengguncang jazirah Arab danmembuat bangsa itu meninggalkankebiasaan berperang dalambeberapa dekade, Al-Qur’an punmenyebarkan pandangan-dunianyajauh melewati batas-batas jazirahArab dan menghasilkan masyarakatideologis pertama. …” (hal.48)

PelibatWacana(Tenor ofDiscourse)

Muhammad Asad Pakar (penerjemah danahli tafsir Al-Qur’an);terlembaga (tokohagama terhadapmasyarakat)

SaranaWacana(Mode ofDiscourse)

Al-Qur’an telah mengguncangjazirah Arab (hal.48)

‘mengguncang’ majasHiperbola; ‘JazirahArab’ menggunakanmajas sinekdok totempro parte; berorientasipada usahapengeyakinan; mengacupada peran yang telahdilakukan (lampau).

a. Medan Wacana

Mengenai komponen medan wacana pada tema pembahasan dasar

hukum Islam yang terdapat pada halaman 31 (tiga puluh satu) hingga

halaman 48 (empat puluh delapan), yang pada hakikatnya setiap

lembarnya memiliki topik pembahasan dan medan wacana tersendiri,

namun peneliti memilih sebuah teks yang dirasa kompatibel dengan

pembahasan dalam tema tersebut.

Dalam medan wacana dijelaskan dengan tegas mengenai peranan

Al-Qur’an yang telah mempengaruhi dunia, pada khususnya kepada

Jazirah Arab sebagai area dimana diturunkannya Nabi Muhammad S.A.W

Page 90: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

79

untuk menerima dan menyebarluaskan ajaran dan kitab Al-Qur’an sebagai

pedomannya.

Sebagai sejarah agama, Al-Qur’an adalah bagian penting bagi

sejarah turunnya firman Allah. Sejarah agama samawi yang diklaim

dimulai dari masa Nabi Ibrahim as., secara konkret sekonsep dengan

ajaran yang dibawa Nabi Musa as., Isa as., hingga Muhammad S.A.W

sebagai nabi besar yang terakhir. Selain mengakui eksistensi Musa dan Isa

as., Al-Qur’an juga memiliki hukum emas yang sama, yakni ketauhidan

terhadap Allah S.W.T.

Dalam Al-Qur’an tercantum ringkasan dari kisah nabi besar, kisah

umat masa lampau, nubuat masa depan, pelajaran kehidupan, contoh

penggunaan bahasa sastra, hukum, bahkan ilmu pengetahuan science pun

banyak terdapat di Al-Qur’an.

Merupakan sebuah fakta sejarah bahwa konsep agama Islam yang

terdapat dalam Al-Qur’an telah mengubah sikap hidup bangsa Arab (yang

beragama Islam) menjadi sebuah peradaban Islam yang jaya selama 800

tahun di dunia, dan membuat iri bangsa lain dengan ‘rahasia’ yang

terdapat dalam Al-Qur’an. Mereka juga iri dengan peradaban Islam yang

baru muncul dan dengan pesat berkembang hingga menguasai berbagai

wilayah.

Al-Qur’an dengan hukum-hukumnya membuat bangsa Arab pada

khususnya berpikir mengenai perbaikan diri dan kehidupan sosial. Bangsa

Arab pada awalnya adalah bangsa yang memiliki rasa kemanusiaan yang

Page 91: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

80

rendah. Dan Al-Qur’an mengatur cara bersikap mereka, pun hingga

urusan berumah tangga, contohnya pada ayat berikut:

حوھن بمعروف وال تمسكوھن وإذا طلقتم النسآء فبلغن أجلھن فأمسكوھن بمعروف أوسرمت هللا ضرارا لتعتدوا ومن یفعل ذلك فقد ظلم نفسھ وال تتخذوا ءایات هللا ھزوا واذكروا نع

ن الكتاب وا لحكمة یعظكم بھ واتقوا هللا واعلموا أن هللا بكل شيء علیكم ومآأنزل علیكم معلیم◌

“Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhiridahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atauceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf (pula). Janganlah kamurujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikiankamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, makasungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlahkamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmatAllah kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah. Allah memberipengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Danbertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasannya Allah MahaMengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Baqarah :231)

Al-Qur’an pula dengan sangat menakjubkan mengungkap rahasia-

rahasia alam yang tidak disangka-sangka. Hal ini membuat para orang

bodoh terperangah dan orang pintar berdecak kagum. Tidak lagi terdapat

keraguan didalam Al-Qur’an. Maka, masyarakat Arab secara signifikan

dengan menggunakan konsep-konsep Islam dan berpedoman Al-Qur’an,

merubah dirinya dari kelompok masyarakat bodoh rendahan menjadi

masyarakat ideologis yang berpendidikan.

b. Pelibat Wacana

Pelibat yang berperan adalah Muhammad Asad, karena beliaulah

yang oleh penulis buku dikutip kata-katanya, yang kalimatnya terdapat

dalam medan wacana. Muhammad Asad atau yang sebelumnya bernama

Leopold Weiss adalah seorang cendekiawan muslim, mantan Duta Besar

Page 92: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

81

Pakistan untuk Perserikatan Bangsa Bangsa, dan penulis beberapa buku

tentang Islam termasuk salah satu tafsir Al Qur'an modern yakni The

Message of the Qur'an. Secara singkat, sebagai pelibat, beliau adalah

seorang pakar dalam penerjemahan dan ahli tafsir yang dihormati pada

abad 20, dan memberikan banyak kontribusi untuk umat Islam.

Kata-kata beliau yang menggambarkan efektifitas kemunculan Al-

Qur’an di tanah Arab, digunakan oleh Ziauddin Sardar dikarenakan

penulis buku memanglahbertujuan untuk memperkenalkan citra positif

mengenai Islam sebagai sebuah agama, kebudayaan dan kemasyarakatan,

seperti yang terdapat dalam hasil wawancara dengan Ziauddin Sardar,

ketika peneliti bertanya mengenai tujuan utama beliau dalam teks-teksnya:

“To introduce a positive picture of Islam as a religion, culture andcivilization”2

(Untuk memperkenalkan gambaran positif tentang Islam sebagaiagama, budaya dan peradaban)

Dalam hasil wawancara tersebut, Ziauddin Sardar secara jelas

memberitahukan mengenai tujuan utama beliau dalampenulisan buku

Mengenal Islam for Beginners, yakni memberikan pengenalan pada

masyarakat mengenai citra positif Islamsebagai sebuah agama, budaya dan

peradaban.

2 Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014

Page 93: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

82

c. Sarana Wacana

Kata ‘mengguncang’ yang terdapat dalam kalimat Al-Qur’an telah

mengguncang jazirah Arab menggunakan majas hiperbola. Majas

hiperbola merupakan sebuah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu.

Kata yang menjadi majas hiperbola dalam kalimat tersebut ialah kat

‘mengguncang’. Seperti majas-majas lainnya, penggunaan kata dalam

majas hiperbola ini mengandung makna konotatif. ‘Mengguncang’ disini

bukan berarti tanah Arab terguncang seperti gempa bumi, akan tetapi kata

ini bermakna bahwa kondisi sosial di tanah Arab mengalami suatu social

shock yang disebabkan oleh datangnya agama Islam dan keindahan Al-

Qur’an.

Sedangkan kata ‘Jazirah Arab’ menggunakan majas sinekdok

totem pro parte, yang berarti penyebutan keseluruhan padahal yang

dimaksud ialah sebagian saja. Pada akhirnya memanglah seluruh dunia

termasuk Jazirah Arab terguncang dengan yang terkandung dalam Al-

Qur’an, namun pada awalnya lebih spesifik lagi yang terguncang ialah

spesifiknya Kota Makkah lalu Madinah, tidak serta merta seluruh Jazirah

Arab.

Kalimat ini berorientasi pada usaha pengeyakinan, dan majas

hiperbola yang digunakan pun bertujuan agar lebih meyakinkan lagi

bahwa Al-Quran memanglah membuat kehebohan dikarenakan isinya

yang menakjubkan. Sarana wacana ini juga mengacu pada peran yang

telah dilakukan pada lampau.

Page 94: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

83

3. Topik: Hukum yang Utama dalam Islam

Kategori Temuan KeteranganMedanWacana(Field ofDiscourse)

Tetapi agresi, atau perang untukmenaklukkan wilayah, atau untukmemaksakan orde politik tertentupada masyarakat tidak dapatdisebut jihad. Jihad adalah perangmembela diri yang menempatkantanggungjawab tertentu di pundakorang-orang yang terpanggil untukmelakukannya. Sebagai sebuahlatihan moral, jihad harusdijalankan secara ketat menurutajaran Islam. Ini berarti individu-individu yang tak bersalah, wanita,anak-anak dan penduduk sipil yangtak bersenjata, tidak boleh dilukai;bangunan dan lingkungan tak bolehdihancurkan, dan tempat-tempatibadah agama lain tidak bolehdiruntuhkan. Dengan demikian,penculikan, penawanan,penembakan penduduk sipil,penempatan bom di tempat-tempatkeramaian adalah kejahatan yangbenar-benar dikecam dalam Islam.(hal.60)

Penjelasan pemahamanatas konsep jihad;agama (Islam), dansikap terhadapnya; semiteknis

PelibatWacana(Tenor ofDiscourse)

Ziauddin Sardar Penulis buku dan ahlikebudayaan (pakar);terhadap pembaca(audience) yang tidaksaling mengenal;ditujukan untuk umum;terlembaga (ahlikebudayaan danilmuwan Islam terhadapmasyarakat awam padaumumnya

SaranaWacana(Mode ofDiscourse)

Jihad adalah perang membela diriyang menempatkan tanggungjawabtertentu di pundak orang-orangyang terpanggil untukmelakukannya. (hal.60)

majas sinekdok Pars ProToto; penjelasan makna;teks tertulis

Page 95: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

84

a. Medan Wacana

Topik mengenai hukum yang utama dalam Islam menjadi medan

wacana dalam buku Mengenal Islam for Beginners dari halaman 53 hingga

75. Peneliti mengambil sampel yang membahas mengenai hukum atas

jihad dalam Islam. Jihad merupakan salah satu hukum yang utama dalam

Islam.

Dalam teks yang menjadi medan wacana ini, pelibat menuangkan

pemahamannya dalam Islam mengenai konsep jihad yang sesungguhnya.

Dari segi istilah, jihad berarti bersungguh-sungguh memperjuangkan

hukum Allah, mendakwahkannya serta menegakkannya. Dari segi syar’i,

jihad berarti berperang melawan kaum kafir yang memerangi Islam dan

kaum muslimin.

Akan tetapi jihad bukanlah hanya mengenai berperang memakai

senjata yang mempertaruhkan nyawa. Melawan hawa nafsu pun

merupakan jihad. Segala perjuangan bersungguh-sungguh yang dilakukan

dijalan Allah dengan cara sebaik mungkin, merupakan jihad. Namun

dalam konteks peperangan, jihad menurut pandangan Rasul pun memiliki

etika, yang bertujuan untuk mengurangi hal-hal yang mubazir dan

berlebihan yang bisa jadi dilakukan saat perang.

Page 96: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

85

الذین یشرون الحیاة الدنیا باآلخرة ومن فیقتل أو یغلب فسوف فلیقاتل في سبیل ا یقاتل في سبیل ا والمستضعفین من ا٧٤نؤتیھ أجرا عظیما ( جال والنساء والولدان .,)وما لكم ال تقاتلون في سبیل ا لر

ھذه القریة الظالم أھلھا واجعل لنا من لدنك ولیا واجعل لنا من لدنك الذین یقولون ربنا أخرجنا من والذین كفروا یقاتلون في سبیل الطاغوت فقاتلوا أو ٧٥نصیرا ( لیاء )الذین آمنوا یقاتلون في سبیل ا

)٧٦لشیطان إن كید الشیطان كان ضعیفا (ا74. Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan duniadengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yangberperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan Makakelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.

75. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yangsemuanya berdoa: “Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini(Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisiEngkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!”

76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orangyang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawansyaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.

Berjihad bertujuan untuk mempertahankan hak kaum muslim,

bukan dengan cara merampas hak milik orang lain, karena pada prinsipnya

Islam sangat menghargai dan menjunjung hak hidup manusia. Termasuk

mengenai bom bunuh diri yang sama saja dengan usaha bunuh diri,

Rasulullah pribadi mengecamnya dan melaknatnya.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:Aku ikut Rasulullah saw. dalam perang Hunain. Kepada seseorang yangdiakui keIslamannya beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka.Ketika kami telah memasuki peperangan, orang tersebut berperangdengan garang dan penuh semangat, kemudian ia terluka. Ada yangmelapor kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah, orang yang baru sajaengkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini berperangdengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi saw. bersabda: Ia pergike neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datangseseorang melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah.Pada malam harinya, orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, makaia bunuh diri. Hal itu dikabarkan kepada Nabi saw. Beliau bersabda:Allah Maha besar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah danutusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk memanggilpara sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa yangpasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan orangyang jahat. (Shahih Muslim No.162)

Page 97: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

86

b. Pelibat Wacana

Pelibat merupakan penulis buku Mengenal Islam for Beginners.

Beliau merupakan seorang ilmuwan Islam dan tokoh kebudayaan yang

memang sudah banyak mempelajari, dan menulis banyak hal tentang

Islam. Pandangannya yang fokus pada hal positif dan masadepan,

membawa teks pada medan wacana yang merupakan sebuah topik

‘berbahaya’, menjadi suatu hal menarik yang menggugah pembaca untuk

menegakkan hukum yang sesungguhnya.

Beliau menulis buku ini sebelum kejadian 9/11 –yakni

penyerangan dalam bentuk terorisme yang diduga dilakukan oleh Al-

Qaeda terhadap Amerika dengan alibi jihad; dan menjadi momok dalam

mendiskreditkan umat Islam, dan memperburuk citra Islam seperti yang

dikatakan oleh Ziauddin Sardar:

“It was before 9/11 –and it was peaceful in Britain. Also globally, peoplewere more hopeful and Islam did not have the kind of bad reputation itacquired after9/11”3

(Itu –penulisan buku ini, terjadi sebelum 9/11 – dan damai diInggris. Juga secara global, orang-orang lebih penuh harapan danIslamtidakmemiliki reputasi buruk yang diperoleh setelah peristiwa9/11)

Seperti yang Ziauddin Sardar katakan, bahwa sebelum peristiwa

yang seringkali disebut ‘Jihad-nya Teroris’ tersebut, orang – orang lebih

penuh harapan dan mengenal Islam dengan citra yang baik. Walaupun

begitu, sebelum kejadian terorisme tersebut pun Ziauddin Sardar telah

33 Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014

Page 98: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

87

menganggap jihad sebagai suatu topik penting yang maknanya harus

diejawantahkan dengan benar. Maka dalam menjelaskan isi teks mengenai

jihad, beliau menjadi sangat tegas dan lugas dalam tulisannya.

c. Sarana Wacana

Diksi yang dipakai pada kalimat Jihad adalah perang membela

diri yang menempatkan tanggungjawab tertentu di pundak orang-orang

yang terpanggil untuk melakukannya, dalam kata ‘di pundak’

menggunakan gaya bahasa dengan majas sinekdok Pars Pro Toto, yaitu

menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Yang dimaksudkan adalah

bukan hanya pada pundak, tetapi juga pada diri, jiwa raga orang tersebut.

Sedangkan dalam kata ‘terpanggil’ menggunakan majas sinestesia.

Majas sinestesia ialah majas yang menggunakan istilah indra lain untuk

menjelaskan kejadian yang dialami oleh indra yang berbeda. Kata

‘terpanggil’ yang menandakan indra pendengaran/telinga, dalam kalimat

ini bermakna panggilan yang berfungsi dan dilakukan bukan oleh telinga

namun oleh hati/ kalbu. Hati bukanlah termasuk dari kelima panca indra,

namun penggunaan kata yang mengarah pada indra telinga menjadikan

kalimat ini diindikasikan menggunakan majas sinestesia.

Page 99: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

88

4. Topik: Ilmu dan Peradaban Muslim

Kategori Temuan KeteranganMedanWacana(Field ofDiscourse)

Setiap catatan tak terbebas darikemungkinan salah… Pertamaadalah karena pemihakan terhadapkeyakinan atau pendapat… faktorkedua terlalu percaya kepadanarasumber… ketiga adalah gagalmemahami apa yang dimaksudkan…keempat adalah salah dalammempercayai kebenaran… kelimaadalah ketidakmampuanmenempatkan suatu kejadian sesuaidengan konteks sebenarnya…keenam adalah hasrat wajar untukmemperoleh penghargaan dariorang yang mempunyai posisi lebihtinggi, dengan menghikmati mereka,dengan menyebarkan popularitasmereka… ketujuh dan yang palingpenting, adalah pengabaianterhadap kaidah-kaidah yangberlaku dalam perubahan sosialmasyarakat. (hal.111)

Berupa hipotesis; hasilpengalaman; tekniskeilmuwan

PelibatWacana(Tenor ofDiscourse)

Ibnu Khaldun Pakar (ahlipencatatan/historiografi);terlembaga (tokoh agamaterhadap masyarakat)

SaranaWacana(Mode ofDiscourse)

-penyebutan dan penjelasan secaranumeric, pada medan wacana-

Diksi majas Enumerologi;penjelasan detil; semiteknis; teks tertulis

a. Medan Wacana

Topik mengenai ilmu dan peradaban Islam dalam buku initerdapat

paada halaman 76-125. Teks yang terdapat dalam medan wacana

merupakan sebuah hipotesis yang didapatkan pelibat dari penelitiannya

Page 100: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

89

mengenai ilmu historiografi dan pencatatan, bahwa setiap catatan tak

terbebas dari kemungkinan salah.

Sampel ini dipilih dikarenakan dapat mewakilkan pendapat dalam

buku, terutama dalam topik ini bahwa ilmu dan pengetahuan merupakan

hal yang cukup penting dalam kebudayaan Islam, buktinya adalah dengan

munculnya penemuan-penemuan yang salah satunya adalah dibidang

historiografi.

Kalimat pertama yakni “Pertama adalah karena pemihakan

terhadap keyakinan atau pendapat”, karena pemihakan membuka

kecenderungan sebuah catatan menjadi tidak objektif, tidak netral dan

tidak dapatmelihat kebenaran secara bersih. “Faktor kedua terlalu percaya

kepada narasumber”, hal ini juga menyebabkan adanya ketimpangan arus

informasi, yang seharusnya dilakukan pengecekan ulang atas info yang

didapat. “Ketiga adalah gagal memahami apa yang dimaksudkan,

Keempat adalah salah dalam mempercayai kebenaran, Kelima adalah

ketidakmampuan menempatkan suatu kejadian sesuai dengan konteks

sebenarnya” sebagai peneliti tentunya harus berusaha memahami yang

dimaksudkan dengan adanya pengecekan dan pengkajian ulang dengan

mendalam dan kritis, jangan sampai salah dalam memahami kebenaran,

dan salah dalam penempatannya. “Keenam adalah hasrat wajar untuk

memperoleh penghargaan dari orang yang mempunyai posisi lebih tinggi,

dengan menghikmati mereka, dengan menyebarkan popularitas mereka,”

Hal ini merupakan hal yang tidak baik. Riya bukanlah sifat baik, pun juga

Page 101: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

90

menjilat orang agar mendapat popularitas, tentunya akan menimbulkan

keberpihakan dan subjektifitas. “Ketujuh dan yang paling penting, adalah

pengabaian terhadap kaidah-kaidah yang berlaku dalam perubahan sosial

masyarakat,”

Hal ini adalah hal yang berbahaya, dikarenakan dengan adanya

pengabaian dan ketidak perdulian juga pikiran ego, maka hasil penelitian

akan menjadi tidak berharga.

Mengenai keilmuan, Ziauddin Sardar memberikan pendapatnya

sebagai masukan bagi masyarakat dewasa ini agar dapat terus berkembang

dalam pengetahuan, yang beliau ungkapkan dalam wawancara:

“Focus on education; entrench science and technology in Muslimsocieties; and base education of critical thought. IndividualMuslim and societies need to open their minds.”4

(Fokus pada pendidikan; berkubu pada ilmu pengetahuan danteknologi dalam masyarakat muslim; dan pendidikan dasarpemikiran kritis. Muslim individu dan masyarakat perlu membukapikiran mereka)

Ziauddin Sardar menyarankan umat muslim untuk fokus pada

pendidikan dan ilmu pengetahuan, membuka pikiran dan bersikap kritis,

sehingga keilmuan dan pengetahuan dalam umat Islam dapat terus

membudaya seperti masa lalu, contohnya adalah keilmuan yang berhasil

dicapai dalam hal penelitian seperti yang terdapat dalam medan wacana di

halaman 111 (seratus sebelas) dalam buku Mengenal Islam for Beginners.

4Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 102: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

91

b. Pelibat Wacana

Ibnu Khaldun, seorang sejarawan muslim dari Tunisia dengan

nama lengkap Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-

Hadrami adalah bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.

Beliau adalah seorang tokoh besar dalam keilmuwan Islam, dan yang

tertulis dalam medan wacana merupakan salah satu hasil pemikirannya

yang sangat terkenal Muqaddimah, yang didistribusikan secara luas pada

masyarakat, dan dikutip oleh penulis buku Mengenal Islam for Beginners

sebagai salah satu contoh keberhasilan pemikiran seorang muslim yang

cendekia.

c. Sarana Wacana

Sarana yang terdapat dalam teks tersebut merupakan teks yang

dimaksudkan pelibat untuk menjadi penjelasan bagi pembaca tentang hal-

hal yang harus diperhatikan ketika melakukan sebuah pencatatan. Teks

yang dimaksud dalam sarana wacana merupakan sebuah teori penelitian

bersifat teks yang semi teknis dan digubah oleh pelibat. Maka teks tersebut

merupakan teori yang bersifat tetap (formulaic), walaupun secara

penyusunan kata dapat dialih bahasa.

Secara diksi, teks tersebut memakai majas enumerasio yang

merupakan ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian

dari suatu keseluruhan. Poin penyebutan dalam teks dari hal pertama

Page 103: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

92

hingga hal ketujuh merupakan sebuah penegasan dan penguraian

mengenai bahasan bahwa setiap catatan tak luput dari kesalahan.

5. Topik: Kejatuhan dan Kemunduran Peradaban Muslim

Kategori Temuan KeteranganMedan Wacana(Field of Discourse)

Tetapi penghancuranBaghdad dan jatuhnyaGranada tidak dapatdikatakan sebagaisebab utama darikemunduran muslim,meskipun itu jadi titikbalik sejarah Muslim.Yang memperparahkemunduranperadaban Muslimadalah sebab internaldan konseptual.(hal.128)

Pengkisahan sejarah(lampau); pelurusanpandangan terhadap topikpembahasan; topik adalahkemunduran muslim

Pelibat Wacana(Tenor of Discourse)

Ziauddin Sardar Penulis buku dan ahlikebudayaan (pakar);terhadap pembaca(audience) yang tidaksaling mengenal; ditujukanuntuk umum; terlembaga(ahli kebudayaan danilmuwan Islam terhadapmasyarakat awam padaumumnya

Sarana Wacana(Mode of Discourse)

Baghdad dan jatuhnyaGranada tidak dapatdikatakan sebagaisebab utama darikemunduran muslim,meskipun itu jadi titikbalik sejarah Muslim.(hal.128)

Diksi majas kontradiksiintermiris; penjelasanuntuk menempatkan fokus;mengacu pada sejarah

Page 104: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

93

a. Medan Wacana

Topik adalah kemunduran muslim yang terapat di halaman 126-

142. Kemunduran ini terjadi setelah penyerangan Granada, Spanyol.

Banyak umat muslim yang menyalahkan penyerangan tersebut sebagai

sebab kemunduran peradaban umat muslim. Hal ini disebabkan

terbakarnya perpustakaan-perpusatakaan Granada, dan terenggutnya

kebebasan yang tadinya dimiliki rakyat muslim disana sebagai mahluk

merdeka.

Padahal peradaban ini mengalami penurunan, bukanlah disebabkan

oleh semata-mata karena adanya penyerangan tersebut, bukan juga

dikarenakan Al-Quran yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman

atau bahkan ketinggalan zaman. Walaupun klimaksnya adalah saat

jatuhnya Granada, akan tetapi dibelakang itu semua penyebabnya ialah

bahwa ummat Islam-lah yang memiliki kelemahan internal dengan

terjadinya perpecahan dan permusuhan dalam kerajaan Muslim, korupsi

dangaya hidup mewah para penguasa, rasa angkuh dan terlena yang

menyebabkan kerajaan-kerajaan muslim tidak waspada dengan

penyerangan dari luar, serta militer yang belum canggih. Hal-hal ini

menyebabkan kerajaan-kerajaan muslim mudah disusupi dan ditaklukkan.

b. Pelibat Wacana

Pelibat dalam teks tersebut adalah Ziauddin Sardar sang penulis

buku Mengenal Islam for Beginners, yang merupakan seorang futurology

Page 105: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

94

ternama, yang menjadi kebanggaan Inggris. Dalam buku ini dia berbicara

sebagai seorang narasumber yang memang sudah memiliki banyak

pengetahuan, kepada masyarakat umum dengan tujuan memberikan

perspektif baru dan membuka pandangan muslim.

Dalam topik kelima ini, penulis berusaha membangunkan pembaca

agar tidak salah dalam penerjemahan penyebab jatuhnya peradaban

muslim yang seringkali menyalahkan pihak luar. Secara berangsur-angsur,

muslim juga dihimbau oleh Ziauddin Sardar untuk bersikap kritis dan

introspektif, seperti yang beliau ungkapkan juga dalam wawancara:

“Rethink what it means to be Muslim in the 21st century. Reformulate theShariah, which has become dangerously obsolete. Rise aboutsectarianism. Focus on education; entrench science and technology inMuslim societies; and base education of critical thought. IndividualMuslim and societies need to open their minds.”5

(Pikirkan kembali apa artinya menjadi Muslim di abad 21. Merumuskansyariah,yang telah lapuk secara membahayakan. Kembangkan mengenaisektarianisme. Fokus pada pendidikan; berkubu pada ilmu pengetahuandan teknologi dalam masyarakat muslim; dan pendidikan dasarpemikiran kritis. Muslim individu dan masyarakat perlu membukapikiran mereka)

c. Sarana Wacana

Teks pertama yakni Baghdad dan jatuhnya Granada tidak dapat

dikatakan sebagai sebab utama dari kemunduran muslim, meskipun itu

jadi titik balik sejarah Muslim memiliki gaya bahasa majas kontradiksi

intermiris, yang berarti terdapat dua pernyataan saling bertentangan dalam

maksud mengoreksi, dimana pernyataan pertama adalah kesimpulan. Yang

5Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 106: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

95

menjadi tanda digunakannya majas kontradiksi intermiris ialah

digunakannya kata penolakan ‘tidak dapat’, lalu digunakan kata

pengelakan dari pernyataan pertama ‘meskipun’ yang kedua kata tersebut

mengungkapkan hal berbeda namun tetap dalam satu subjek pembahasan.

Teks yang bersandar pada data historis ini disusun sedemikian rupa

untuk meluruskan fokus masyarakat terhadap penyebab jatuh dan

mundurnya peradaban Islam.

6. Topik: Usaha Kebangkitan Umat Muslim

Kategori Temuan KeteranganMedanWacana(Field ofDiscourse)

Dewasa ini, kaum muslimsedangberupaya untuk menemukankembali identitas sejarah mereka,membebaskan mereka daritekanan kolonialisme danpenindasan serta aturan-aturandunia yang tidak adil, danmembentuk tanggungjawab danmasa depan yang cerah.

Pernyataan individu;pandangan mengenaipergerakan masyarakat;orientasi pada masa depan;

PelibatWacana(Tenor ofDiscourse)

Ziauddin Sardar Penulis buku dan ahlikebudayaan (pakar);terhadap pembaca(audience) yang tidaksaling mengenal; ditujukanuntuk umum; terlembaga(ahli kebudayaan danilmuwan Islam terhadapmasyarakat awam padaumumnya)

SaranaWacana(Mode ofDiscourse)

..membentuk tanggungjawab danmasa depan yang cerah. (hal.169)

Perbandingan; diksi majasmetafora; pengamatanpribadi penulis buku

Page 107: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

96

a. Medan Wacana

Medan wacana yang terdapat dalam teks membahas mengenai

sebuah pernyataan pelibat atas hasil pengalaman pribadinya mengenai

pergerakan masyarakat muslim yang berorientasi pada masadepan. Secara

keseluruhan, bahasan mengenai usaha kebangkitan muslim ini terdapat

pada halaman 143-170.

Di dunia ini kita semua (manusia) hidup dalam tiga dimensi waktu,

yaitu: masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Pengalaman pada

masa yang lalu harus dijadikan pelajaran untuk menentukan sikap

dalammasa sekarang dan sekaligus untuk merencanakan dan

mempersiapkan diri menghadapi masa yang akan datang, agar dapat

meraih kehidupan di masa depan yang lebih baik. Dalam Al-Qur’an, Allah

berfirman melalui surat Ar-Ra’du ayat 11:

Artinya:(Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinyabergiliran) para malaikat yang bertugas mengawasinya (di muka) dihadapannya (dan di belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganyaatas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari gangguan jin danmakhluk-makhluk yang lainnya. (Sesungguhnya Allah tidak mengubahkeadaan sesuatu kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri merekasendiri) dari keadaan yang baik dengan melakukan perbuatan durhaka.(Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum) yaknimenimpakan azab (maka tak ada yang dapat menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya(dan sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang telahdikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia) selain Allah sendiri

Page 108: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

97

(seorang penolong pun) yang dapat mencegah datangnya azab Allahterhadap mereka. (Q.S Ar-Ra’du:11)

Dalam teks, pelibat mengutarakan pengalaman yang menyatakan

secara jelas bahwa ras yang berbagai macam dan berbeda-beda merupakan

setara di hadapan Tuhan. Secara reliji, agama pelibat yang merupakan

Islam tentunya memiliki peran dalam membentuk pemahaman dan ucapan

yang bermakna seperti dalam kalimat teks tersebut.

Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri agar kehidupan kita

di dunia yang fana ini dapat menjadi sarana untuk mencapai kehidupan

dengan kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal dan abadi, selama

berpegang pada agama Allah.

Masa depan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

siapapun, tidak terkecuali umat Islam. Tentunya membentuk suatu masa

depan yang indah adalah cita-cita yang ingin dicapai. Namun sayangnya,

menurut Ziauddin Sardar, dengan memperhatikan kondisi saat ini,

perkembangan masa depan umat Islam masih tetap akan dalam kondisi

buruk. Hal ini beliau ungkapkan dalam wawancara.

“Grim. The trends and trajectories suggest that the Muslim people willremain at the bottom of the pile. Given the violence and strife in Muslimsocieties, the future will be fragmented. China, India, Brazil – have alldeveloped and are making progress.Muslim societis aretoodeeplysntrenced in dictatorship and violence to make any progress.”6

(Suram. Kecenderungan dan lintasan menunjukkan bahwa orang-orangMuslim akan tetap berada dibawah tumpukan. Mengingat kekerasan danperselisihan dalam masyarakat muslim, masa depan akan terpecah-pecah.China, India, Brazil – membuat perkembangan di segala sisi danmembuat kemajuan. Masyarakat muslim terlalu mengakar kuat dalamkediktatortan dan kekerasan untuk membuat kemajuan apapun.)

6Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 109: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

98

Mengenai masa depan muslim, Ziauddin berpendapat bahwa

selama kekerasan dan perselisihan masih berlangsung, maka umat muslim

akan terus tetap terbelakang namun beliau juga tidak menyangkal akan

adanya usaha umat muslim di beberapa wilayah dalam mengusahakan

sebuah perubahan baik untuk masa depan, dan cukup berhasil. Namun di

sebagian wilayah lainnya, beliau berpandangan bahwa masyarakat muslim

disana masih terlalu terkungkung dengan kediktatoran dan kekerasan

sehingga menghambat perkembangan umat muslim itu sendiri.

Untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik maka seperti yang

diperintahkan oleh Allah, manusia didalam hidupnya wajib berikhtiar dan

tidak boleh mudah menyerah kepada nasib tanpa berusaha. Berikhtiar

hukumnya wajib dilakukan sebagai upaya dalam mencapai segala tujuan

menurut kemampuan kita masing-masing, diiringi denganmengisi hidup

dengan amalan-amalan yang mempunyai arti dan bermakna disisi Allah,

agar mencapai masa depan yang lebih baik. Maka walaupun Islam sempat

memngalami kejatuhan dan kemunduran hebat, dengan usaha yang serius

berkelanjutan inshaaAllah akan mendapatkan masa depan yang cerah.

b. Pelibat Wacana

Pelibat dalam teks tersebut merupakan Ziauddin Sardar. Pria yang

merupakan tokoh ilmuwan kebudayaan ini, telah terbiasa memperhatikan

perkembangan masyarakat dan kebudayaan. Sehingga, beliau telah

mempelajari dan memperhatikan apa-apa saja yang sedang berusaha

Page 110: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

99

dilakukan oleh umat muslim, dan hal-hal yang terjadi dalam kebudayaan

Islam. Pelibat merupakan salah satu tokoh ilmuwan polymath

international, yang mendambakan berkembangnya umat menjadi

masyarakat dunia yang Islam dan Islami. Beliau merupakan tokoh

inspiratif yang amat dikenal, terutama oleh warga Negara Inggris.

c. Sarana Wacana

Sarana wacana yang terdapat dalam teks mengisyaratkan adanya

sebuah pengalaman pribadi penulis buku atas bahasan dalam halaman

tersebut, yakni mengenai usaha kebangkitan umat muslim. Dalam teks ini

ditemukan adanya perbandingan/pertentangan kata yang diungkapkan

dengan gaya bahasa majas metafora.

Majas metafora adalah salah satu jenis dari majas perbandingan.

Majas metafora merupakan majas yang menggunakan kata atau kelompok

kata dengan arti bukan sesuangguhnya untuk membandingkan suatu benda

dengan yang lainnya. Majas ini terlihat ketika dalam sebuah kalimat

terdapat pernyataan dengan kata yang sama atas suatu objek dengan

makna konotasi.

Yang dimaksud dengan penggunaan majas metaofora terdapat pada

teks yang digarisbawahi dalam kalimat ini ..membentuk tanggungjawab

dan masa depan yang cerah. Teks yang digarisbawahi yakni kata ‘cerah’

yang biasanya digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan cahaya,

dipasangkan dengan kata ‘masa depan’.

Page 111: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

100

Kata ‘cerah’ bermakna visual sesuatu yang jelas, terang dan

terlihat. Berkebalikan dengan kata ‘suram’, yang semakna dengan kata

duka, gelap, blur, dan tidak jelas. Kata ‘masa depan’ yang disandingkan

dengan ‘cerah’, dimaksudkan mengenai masa depan yang jelas, sukses dan

menyenangkan.

B. Analisis Representasi Dakwah Sejarah Islam melalui Media Buku

Representasi adalah suatu hal yang tak terpisahkan ketika seseorang

atau sekelompok orang berusaha menonjolkan citra dalam sudut pandangnya

atas suatu objek tertentu, terutama melalui media. Representasi melalui teks

dapat dimaknai sebagai pencitraan suatu objek yang ditampilkan dan

dijelaskan melalui bahasa. Maka, menurut Stuart Hall dalam teori

Representasi Media-nya, yang patut dikritisi adalah pemakaian bahasa yang

ditampilkan oleh media yang mewadahinya7.

Begitupula dalam hal penyebaran kepercayaan, citra sebuah agama

direpresentasikan oleh komunikan melalui bentuk ucapan, tulisan, dan

perbuatan melalui media. Dalam hal dakwah pun sama saja seperti dalam

mencitrakan hal lainnya. Hall menunjukkan bahwa sebuah citra akan

mempunyai makna yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa citra akan

berfungsi atau bekerja sebagaimana mereka dikreasi atau dicipta.8

Sebuah kebudayaan tentunya amat memerlukan representasi yang

tepat danbenar dalammencitrakan keberadaannya. Begitupula yang terjadi

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2009)hal.113.

8 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar analisis Teks Media, hal.113.

Page 112: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

101

dengan Islam. Jika Islam dalamproses representasinyadiartikulasikan secara

benar dengan aksen penulisan yang mudah dipahami, dalam konteks untuk

kebaikan dan tujuan pencarian kebeneran,tentunya citra Islam akan secara

objektif dapat dipahami dengan tidak terlalu banyak kontroversi.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa media massa adalah jalan yang

coock untuk menyalurkan sebuah representasi. Dan dalam masa yangmodern

ini,merepresentasikan agama haruslah dengan cara yang menarik dan

inspiratif seperti yang dilakukan oleh Ziauddin Sardar, yakni melalui buku

dengan penyajian yang ringan. Teks-teksnya bermakna namun tidak terasa

berat ketika dibaca, dikarenakan Ziauddin Sardar menggunakan bahasa yang

mudah dipahami dan diselingi ilustrasi-ilustrasi lucu namun tetap menggugah

selera keilmuwan.

Pencitraan tidaklah selalu berarti baik. Dalam berbagai media,

seringkali Islam dicitrakan oleh non-muslim sebagai agama yang ‘hanya

bawaan Muhammad seorang’, agama yang penuh kekerasan dan tidak

menghargai hak manusia, berkitab palsu dan bernabi yang bejad, bodoh, tidak

berkemampuan, dan tidak mau berkembang (malas). Hal ini telah dicitrakan

di dalam media televisi, buku-buku, bahkan dalam media sosial. Pencitraan

ini ditunjukkan melalui kebahasaan seperti yang dikatakan oleh Hall.

Pemilihan bahasa melalui kata-kata yang dipakai, menampilkan seolah Islam

merupakan agama yang tidak membawa kebaikan, walaupun pencitraan

buruk yang mereka sajikan belum tentu berpengaruh terhadap masyarakat

Page 113: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

102

muslim, tapi memang telah terbukti bahwa representasi yang dilakukan terus-

menerus akan sampai maknanya pada khalayak.

Sementara itu, representasi positif tetap berusaha dilakukan oleh para

penyebar agama Islam yang tentunya menyiarkan mengenai agama Islam

sebagai sebuah ideologi yang murni dan penuh dengan kebaikan.

Representasi positif yang dibarengi dengan penyebaran kepercayaan ini

disebut dengan istilah dakwah.

Sejarah dan budaya merupakan hal yang saling melengkapi. Berbicara

mengenai sejarah seseorang tentunya taklepas dari budayaia

bersikap.berbicara mengenai sejarah suatu bangsa, tidakluput

jugamembicarakan budaya dan peradabannya.makadari itu bukanlah hal aneh

ketika Stuart Hall mengatakan bahwa budaya dan bahasa merupakan hal yang

saling berkaitkan.

Sejarah Islam merupakan salah satu sejarah agama yang paling

banyak dicitrakan secara buruk. Dengan mengingat bahwaIslam adalah

agama yang paling pesat penyebaran dan perkembangan peradabannya, Islam

menjadi momok menakutkan bagi agama pesaing. Walaupun buku ini dibuat

sebelum 9/11, namun pada masa itu citra Islam tidaklah dalam kondisi

terbaiknya. Citra Islam di lingkungan penulis yang menetap di London saat

itu tidaklah dalam kondisi terburuk,namun terutama setelah peristiwa 9/11,

imej kebudayaan Islam menjadi semakin parah. Tentunya hal ini menjadikan

perbaikan citra sangatlah dibutuhkan.

Page 114: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

103

Dalam setiap kelompok kepercayaan tentunya terdapat kemungkinan

adanya segelintir orang yang memiliki pemahaman yang menyimpang dan

ekstrim mengenai kepercayaannya tersebut, dan hal ini terjadi pula dalam

agama Islam. Peristiwa 9/11 bukanlah merupakan gambaran utuh tentang

nilai Islam, namun warga dunia –terutama yang beragama non muslim,

menjadi salah pengertian mengenai kebudayaan Islam disebabkan kejadian

ini. Ziauddin Sardar bahkan melakukan beberapa revisi pada buku setelah

munculnya kejadian ini.

Dalam misi memperbaiki pemahaman masyarakat terhadap Islam,

penulis buku Mengenal Islam for Beginners berupaya untuk memberikan

citra dan pemahaman yang baik mengenai Islam. Agar hal ini terwujud, maka

dibutuhkan pemakaian bahasa yang tepat dalam menuliskan realitas untuk

dibaca oleh khalayak.

Mengenai data yang didapat untuk penyusunan buku ini, Ziauddin

Sardar memberikan sebuah pernyataan dalam sesi wawancara:

“I did not do any specific research for this book. It is based on accumulatedknowledge i acquired during years of study and reflection.”9

(Saya tidak melakukan penelitian khusus apapun untuk buku ini. Hal inididasarkan padaakumulasi pengetahuan yang saya peroleh selama bertahun-tahun studi dan refleksi.)

Ziauddin Sardar yang memanglah seorang polymath, yakni ialah

seorang yang mempelajari berbagai macam disiplin ilmu, telah banyak

mengkaji berbagai keilmuan terutama mengenai keIslaman. Penulis yang

9Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 115: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

104

merupakan tokoh kebudayaan yang memiliki fokus kajian pada dunia Islam,

tentunya telah memiliki banyak ilmu mengenai kebudayaan dan peradaban

Islam.

Menurut Stuart Hall, ada dua proses representasi. Proses pertama

adalah representasi mental, yaitu konsep tentang sesuatu yang ada di kepala

kita masing-masing (peta konseptual), representasi mental masih merupakan

sesuatu yang abstrak. Dalam hal ini, yang dimaksud ialah proses ide yang

berlangsung dalam benak penulis buku, dimana terciptanya latar belakang

pembuatan isi buku dan tujuan yang ingin dicapainya, cara penulisan dan

penyajian buku, serta konten yang ingin dimasukkan didalamnya.

Konsep ide yang ingin dicapai oleh Ziauddin Sardar telah beliau

ungkapkan dalam wawancara ketika peneliti bertanya menganai tujuan

penulis dalam pembuatan buku, yang beliau jawab sebagai berikut:

“To introduce a positive picture of Islam as a religion, culture andcivilization”10

(Untuk memperkenalkan gambaran positif tentang Islam sebagai agama,budaya dan peradaban)

Jelaslah sudah, bahwa tujuan utama Sardar dalam penulisan buku ini

adalah berdakwah. Dalam mewujudkan hal tersebut, Ziauddin Sardar sebagai

penulis tentunya memiliki sebuah kerangka dalam penulisan buku yang

berisikan kronologis singkat sejarah Islam. Hal ini juga merupakan proses

representasi tahap pertama dari dua tahap menurut teori dari Stuart Hall.

10 Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 116: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

105

Gambar 3. Peta Konsep Utama Representasi Mental Ziauddin Sardar dalam Penulisan Buku

Terdapat enam topik yang dibahas dalam buku yang ditulis oleh

Ziauddin Sardar ini, yakni:

1. Nabi Muhammad SAW dan Risalahnya

Terdiri atas: Identitas Utama, Kehidupan Nabi

Muhammad Saw, Perjanjian Al-Fudhul, Kebijaksanaan

Muhammad, Pernikahan, Wahyu Pertama, Perjalanan

Malam, Hijrah ke Madinah, Perang Badar, Perang Uhud,

Perjanjian Hudaibiyah, Jatuhnya Mekkah, Khutbah

Perpisahan, Wafatnya Nabi, Hidup yang Bersejarah

2. Dasar Hukum dalam Islam

Terdiri atas: Hadis, Ilmu Hadis, Sunnah, Beberapa Ucapan

Nabi Muhammad, Al-Qur’an, Penyusunan Al-Qur’an,

Apakah Al-Qur’an itu?, Keunikan Al-Qur’an, Tujuan Al-

Qur’an, Intisari Al-Qur’an, Tuntunan Qur’ani, Para Ahli

Mengenal Islam for Beginners

NabiMuhammad

SAW danRisalahnya

Dasar Hukumdalam Islam

Hukum yangUtama dalam

Islam

Ilmu danPeradaban

Muslim

KejatuhanPeradaban

Muslim

UsahaKebangkitan

Umat Muslim

Page 117: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

106

Tafsir, Menafsirkan Al-Qur’an, Menerjemahkan Al-

Qur’an, Peranan Al-Qur’an.

3. Hukum yang Utama dalam Islam

Terdiri atas: Tauhid, Rukun Islam, Khalifah, Adil, Ilmu,

Makna Sejati Jihad, Syariat, Tujuan Syariat, Fiqih, Mazhab

Fiqih Klasik, Ketetapan dan Perubahan, “Tak ada paksaan

dalam agama”, Sejarah Perkembangan Islam, Bibit-bibit

Perpecahan, Khulafaur Rasyidin, Penyebaran Islam,

Munculnya Syiah, Konsep Imam dalam Syiah.

4. Ilmu dan Peradaban Muslim

Terdiri atas: Peradaban Muslim, Tumbuh Suburnya Ilmu

Pengetahuan, Warraq, Lembaga-lembaga Pengajaran,

Argumen dan Debat, Sufisme, Kesusastraan, Sains,

Teknologi, Kedokteran, Ilmu-ilmu Sosial, Penjelajahan dan

Geografi, Perencanaan Tata Kota dan Arsitektur, Seni,

Musik, Penyebaran Pengetahuan Muslim ke Eropa.

5. Kejatuhan Peradaban Muslim

Terdiri dari: Kemunduran, Kolonialisme, Strategi

Kolonialisme, Islam dan Barat: 1. Penghinaan 2. Perang

Salib 3. Orientalisme.

Page 118: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

107

6. Usaha Kebangkitan Umat Muslim

Terdiri dari: Kebangkitan Kembali, Dunia Muslim,

Minoritas Muslim, Imigrasi, Muslim Kulit Hitam,

Organisasi Konferensi Islam (OKI), Revolusi Iran,

Fundamentalisme Islam, Pemerintahan Islam, Kaum

Wanita, Membangun Kembali, Islamisasi Ilmu

Pengetahuan, Hari Ini dan...., ...yang Akan Datang

Berdasarkan hasil wawancara, tujuan utama Ziauddin Sardar adalah

untuk memperkenalkan gambaran positif mengenai Islam sebagai sebuah

agama, kebudayaan dan peradaban. Untuk mencapai hasil yang sesuai dengan

cita-cita awal, maka haruslah dilakukan langkah kedua dari proses

representasi, yakni ‘bahasa’. Bahasa adalah suatu hal yang amat berperan

dalam konstruksi makna. Konsep ide abstrak yang ada dalam benak penulis

buku tentulah harus diterjemahkan dalam kebahasaan yang lazim dan tepat,

agar konsep dan ide-ide dapat terhubungkan melaui tanda dan simbol yang

dituangkan.

Dapat dikatakan bahwa ‘merepresentasikan dan menyebarluaskan

agama dengan gambaran positif’ adalah istilah lain yang memiliki kesamaan

arti dengan ‘dakwah’. Yang dinamakan dakwah adalah penyebaran ilmu dan

ajakan untuk ikut kedalam jalan Allah, jalan yang lurus membawa kebaikan.

Dakwah merupakan representasi atas agama dan kebudayaannya. Maka, tidak

dapat dipungkiri bahwa dakwah tidak bisa lepas dari bayangan representasi.

Page 119: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

108

Memanglah Ziauddin Sardar tidak secara frontal mengatakan agar

pembaca haruslah beriman dalam agama Islam, namun beliau secara implisit

dalam konten dan penyajiannya, serta dari pemilihan tokoh yang beliau kutip

menyiratkan bahwa ‘agama Islam adalah agama baik dan benar,maka

beriman danberamallah dengan baik dan benar untukmemajukan diri dan

dunia dalam kebaikan’. Hal ini dapat dikatakan merupakan suatu bentuk

sosialisasi nilai dan penyebaran agama, budaya dan peradaban Islam, yang

bermakna dakwah.

Dalam mengungkap makna, teks adalah salah satu jalannya. Namun

haruslah memahami terlebih dahulu mengenai konteks situasi. Hal ini

dikarenakan kita akan dihadapkan dengan komunikasi yang terkait dengan hal

tersebut. Bukan hanya secara tulisan, sebuah teks pun dapat mewakili makna

lisan. Maka sangatlah cocok jika teks ini diteliti dari sisi konteks situasi

(medan, pelibat dan sarana wacana).

Dakwah yang diantar oleh sejarah peradaban Islam dan diungkapkan

melalui teks, dapat membuka kebudayaan Islam pada masa itu. Walaupun

sejarah lebih dari sekedar ‘tulisan’, tapi teks tulis dapat mengungkap makna

dari setiap tuturnya. Dalam hal ini, bahasa merupakan media bagi pemilik

agama serta budaya untuk berbagi dan saling menerima ilmu pengetahuan

walaupun dilakukan dengan lintas budaya, lintas agama.

Dalam pembuatan buku, penulis Mengenal Islam for Beginners

memanglah memiliki misi untuk memperbaiki citra Islam secara agama,

kebudayaan dan peradaban agar lebih positif di mata masyarakat. Tentunya

Page 120: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

109

Sejarah dan budaya merupakan hal yang saling melengkapi. Berbicara

mengenai sejarah seseorang tentunya tak lepas dari budaya ia bersikap.

Berbicara mengenai sejarah suatu bangsa, tidak luput juga membicarakan

budaya dan peradabannya. Maka dari itu bukanlah hal aneh ketika Stuart Hall

mengatakan bahwa budaya dan bahasa merupakan hal yang saling berkaitan.

Bukan hal yang aneh ketika tiba pada masa kejatuhannya, Islam

semakin dipojokkan, difitnah, dan dihancurkan. Maka dengan tujuan

memberi gambaran positif mengenai Islam, dengan memaksimalkan

kemampuannya sebagai seorang ilmuwan, penulis dan reporter, Ziauddin

Sardar melalui karyanya yang berisikan kronologi historis sejarah peradaban

dan kebudayaan Islam yakni buku Mengenal Islam for Beginners, berdakwah

dengan cara halus, implisit dan persuasif. Dapat dikatakan bahwa hal ini

merupakan penemuan yang didapat peneliti setelah mengkaji buku tersebut.

Walaupun, setelah diterbitkannya buku Mengenal Islam for Beginners

maupun Introducing Islam, perkembangan di dunia Islam tidak terlalu

signifikan terutama dengan terjadinya peristiwa 11 September seperti yang

dikatakan oleh Ziauddin Sardar:

“Yes-many negative development. We had to revise the book after 9/11 to includethe event. And perception of Islam and muslims around the world has gone frombad to worse. But there have also been a few positive developments- democracy inTurkey, Indonesia and now Pakistan.”11

(Ya- banyak perkembangannegatif. Kami harus merevisi buku itu setelah 9/11untuk memasukkan hal tersebut. Dan persepsi tentang Islam dan muslim di seluruhdunia telah berubah dari buruk ke amat buruk. Tapi ada juga wilayah yang telahmengalami perkembangan positif – demokrasi di Turki, Indonesia dan kiniPakistan)

11 Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 121: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

110

Yang sangat disayangkan adalah buku ini sudah berhenti dicetak

ulang oleh penerbit di Indonesia, dan umat Islam kurang bisa menyikapi buku

ini dengan praktek yakni gerakan lanjutan yang positif dalam membangun

sebuah peradaban Islam.

Namun, sedikit demi sedikit telah terjadi perkembangan dalam

masyarakat muslim walau tak seindah yang diharapkan penulis buku.

Walaupun belakangan terdapat aliran-aliran kiri yang menutup diri dari

perkembangan akal, akan tetapi buku ini masih terdapat dalam rak-rak

cendekiawan muslim dan terjual terus di penjuru dunia. Secara pribadi,

Ziauddin Sardar berpendapat bahwa buku ini sudah cukup berhasil dalam

mengantarkan tujuannya, seperti yang telah ia katakan dalam wawancara

ketika peneliti bertanya mengenai hal tersebut:

“On the whole, yes. It is one of the more popular books on Islam – and stillsells quite a lot.it has been translated into 30 different languages.”12

Secara keseluruhan, ya (cukup berhasil dalam mengantarkan tujuannya).Ini adalah salah satu buku yang amat populer tentang Islam-dan masihterjual cukup banyak hingga saat ini. Buku ini pun telah diterjemahkan kedalam 30 bahasa yang berbeda.

Dengan adanya permintaan dan penjualan yang masih berlanjut

daripertama penerbitannya hingga kini, tentunya kita dapat katakan bahwa

buku Mengenal Islam for Beginners yang berjudul asli Muhammad for

Beginners dan diubah judul menjadi Introducing Islam ini telah berhasil

merepresentasikan dakwah Islam.

12 Wawancara melalui email dengan Ziauddin Sardar, penulis buku Mengenal Islam forBeginners pada 15 Juli 2014.

Page 122: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

111

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini, terjawablah persoalan penelitian dalam

mengetahui bagaimana sejarah agama Islam diwacanakan dalam buku

Mengenal Islam for Beginners pada medan wacana, pelibat wacana dan

sarana wacana. Pada medan wacana, buku ini membahas mengenai sejarah

peradaban dan kebudayaan Islam beserta fakta-fakta yang berkaitan,

namun memanglah dalam buku ini hanya dijelaskan secara singkatnya saj

sebagai perkenalan bagi pembaca atas agama Islam.

Pelibat yang dikutip kata-katanya dalam buku ini merupakan

tokoh-tokoh dalam agama Islam, seperti Muhammad Asad, dan Ibnu

Khaldun. Dan tentunya Ziauddin Sardar sang penulis buku yang

merupakan ahli kebudayaan Islam juga berperan sebagai pelibat yang

dominan dalam buku ini. Tokoh yang dikutip dalam buku juga merupakan

tokoh yang memiliki andil dalam perkembangan dunia Islam.

Secara kebahasaaan, sarana wacana yang dipergunakan dalam

buku tentunya menjadi medium tulisan, yang peranannya amatlah penting

dalam menafsirkan tujuan isi bacaan. Tipe interaksi yang digunakan

adalah monologis atau searah. Saluran teks tersebut yakni metode visual,

sedangkan modus retorisnya adalah persuasif dengan dominasi

penggunaan majas penegasan dan perbandingan.

Page 123: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

112

Setelah direpresentasikan dan dikaji makna serta tujuannya, maka

ditemukanlah bahwa penulis secara implisit melalui buku berisi kronologis

sejarah Islam, melakukan representasi dakwah. Dalam pembuatan buku,

penulis Mengenal Islam for Beginners mengakui bahwa beliau memanglah

memiliki misi untuk memperbaiki citra Islam dalam hal agama,

kebudayaan dan peradaban agar lebih positif di mata masyarakat.

Dengan adanya representasi positif itulah, maka telah terlaksanalah

dakwah dalam buku Mengenal Islam for Beginners. Buku sebagai media

massa memanglah sangat efektif dalam penyebaran informasi dan

representasi. Ziauddin Sardar yang memanglah seorang penulis selama

bertahun-tahun tentunya mengetahui hal itu, dan beliau pun berusaha

melakukan sebuah representasi positif mengenai agama yang dianutnya,

yakni Islam.

Dikarenakan media representasi merupakan sebuah buku berisikan

sejarah mengenai Islam, maka bahasa tentunya menjadi sebuah perantara

utama dalam menyampaikan pemikiran penulis dalam mencitrakan agama,

kebudayaan dan peradaban Islam.

Secara teoretis, representasi merupakan suatu praktek penting

dalam memproduksi kebudayaan. Berdakwah, atau dapat disebut dengan

melakukan sebuah representasi positif dengan cara sopan merupakan

sebuah budaya dalam Islam, setidaknya pada masa lampau. Dan hal ini

ingin dibangkitkan kembali oleh Ziauddin Sardar melalui tulisannya,

bahwa berdakwah tidaklah harus dengan perang, tidak juga dengan

Page 124: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

113

teriakan penuh kecaman atau buku yang dipenuhi paksaan yang kaku, tapi

bisa dengan bacaan ringan sarat ilmu dan pemikiran positif.

Dalam pembuatan buku, Ziauddin Sardar bercita-cita untuk dapat

memperkenalkan Islam secara agama, kebudayaan dan peradaban dengan

citra yang positif. Melalui bahasa yang diiringi ilustrasi, Ziauddin Saradar

berhasil menarik minat masyarakat dunia untuk membaca buku yang

penuh dengan pemikiran positif akan Islam dan kebudayaan muslim yang

murni.

Buku ini dapat dikatakan cukup berhasil dalam merepresentasikan

Islam dan melakukan dakwah dengan menarik. Buktinya, buku yang mulai

ditulis pada tahun 2000 ini masihlah diperjualbelikan dan laku terjual di

berbagai negara dengan transliterasi 30 bahasa yang berbeda-beda,

termasuk didalamnya merupakan bahasa Indonesia. Yang sangat

disayangkan, buku Mengenal Islam for Beginners tidaklah lagi dicetak

ulang pada waktu beberapa tahun belakangan ini oleh penerbit di

Indonesia. Akan tetapi buku ini masih terdapat dalam rak-rak cendekiawan

muslim, dan terjual terus di penjuru dunia. Maka representasi yang

disebarluaskan oleh Ziauddin Sardar melalui media buku dan dilakukan

dengan jalan dakwah ini tentunya dapat dikatakan cukup berhasil

Page 125: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

114

B. Saran dan Penutup

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran terkait

buku Mengenal Islam for Beginners. Menurut peneliti, untuk menguatkan

bahwa memang telah terjadi penyalahgunaan ilmu pengetahuan, akanlebih

baik apabila Ziauddin Sardar mencantumkan data fakta yang berasal dari

pihak luar muslim untuk meyakinkan pembaca bahwa yang Ziauddin

Sardar tulis bukanlah pendapat sepihak semata. Ziauddin Sardar memang

telah mencantumkan daftar bacaan rujukan di akhir buku agar pembaca

bisa mengetahui lebih lanjut, namun peneliti merasa itu belum cukup.

Menurut peneliti, dalam buku ini juga kurang ditekankan lebih

tegas mengenai kesalahan pemikiran umat Islam yang membuat

peradabannya kini masih jalan ditempat. Juga kurangnya penulis buku

menghimbau pembaca untuk kembali pada Al-Qur’an, akal, keterbukaan

hati dan Hadis Shahih dalam membentuk pemikiran Islam yang maju.

Beliau memanglah mengajak pembaca untuk ‘sadar’, namun kurang jelas

dijabarkannya mengenai apa dan bagaimana kesadaran itu harus

berlangsung.

Saran peneliti bagi masyarakat adalah seharusnya menyadari

bahwa janganlah naif dalam mengonsumsi media. Masyarakat harus

mempraktekkan sikap kritis dan ‘mengunyah’ informasi dengan teliti

sebelum menjadikan informasi tersebut sebagai acuan, apalagi jalan hidup.

Sebab, perubahan baik tidak akan terlaksana tanpa adanya usaha. Tidak

Page 126: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

115

akan tercipta masyarakat Islam yang cerdas jika orang-orang tersebut tidak

memulai bersikap cerdas.

Saran peneliti bagi penerbit adalah agar tetap menerbitkan buku-

buku berkualitas, terutama yang laku terjual secara internasional. Jika

buku-buku sarat ilmu tidak dicetak ulang, lama kelamaan ilmu tersebut

akan hilang.

Sebagai penutup, peneliti harap penelitian yang bergerak untuk

memajukan peradaban Islam terus berlangsung, demi terbentuknya

masyarakat Islam yang cerdas dan bersatu. Semoga penelitian ini dapat

berguna bagi para akademisi dan masyarakat pada umumnya

Page 127: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

116

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yusri Abdul Ghani. Historiografi Islam dari Klasik hingga Modern.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Al-Habsyi, Husein. Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam. Jakarta:

As-Sajjad, 1991.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Bina Usaha, 1989.

Baran, Stanley J. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and

Culture. Jakarta: Salemba Humanika, 2011.

Bravmann, M.M. Studies in Semitic philology. Leiden: E.J. Brill, 1977.

Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010.

Croteau, David dan Hoynes, William. media/society, industries image and

audiences. California: Pine Forge Press, 2000.

Danesi, Marcel. Understanding Media Semiotics. London: Arnold.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS, 2009.

Fauzia, Syifa “Representasi Budaya Betawi dan Religiusitas Islam dalam Bens

Radio”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta,

2012.

Ghazali, Bahri. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komunikasi Da’wah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Ghazali, Muhammad Bahri. Da’wah Komunikatif: Membangun Kerangka

Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Giles, Judy dan Middleton, Tim. Studying Culture: A Practical Introduction.

Chicester: Blackwell Publishing, 2008.

Page 128: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

117

Giles, Judy. Studying Culture: A Practical Introduction. Blackwell Publishers,

1999.

Hafidz, Abdullah Cholis. dkk. Dakwah Transformatif . Jakarta: PP

LAKPESDAM NU, 2006.

Hall, Stuart. Representation: Cultural Representations and Signifying

Practice. Sage Publications, 2003.

Halliday, M.A.K dan Hasan, Ruqaiya. Bahasa, Konteks danTeks: Aspek-Aspek

Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1994.

Halliday, M.A.K. Languange as Social Semiotic. London: Edward Arnold,

1978.

Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Jundi, Anwar. Islam dan Dunia Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press,

1994.

Kusnawan, Aep. Berdakwah Lewat Tulisan. Bandung: Mujahid Press, 2004.

Liliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:

LKiS, 2007.

Littlejohn, Stephen W. Theories of Human Communication. Cet.5. New York:

Wadsworth Publishing Company.

Montgomery, Martin. An Introduction to Language and Society, London:

Methuen &Co.,Ltd, 1986.

Mulyana, Deddy dan Solatun, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2008.

Mulyana, Dedy. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosda, 2001.

Nasution, Harun. Sejarah Ringkas Islam. Jakarta: Djambatan, 1980.

Noor, Juliansyah. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana, 2011.

Santoso, Anang. Bahasa dan Seni: Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan

Analisis Wacana Kritis. Tahun 36, nomor 1. Malang: Fakultas Sastra,

2008.

Page 129: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

118

Santoso, Riyadi. Semiotika Sosial: Pandangan terhadap Bahasa. Surabaya:

Pustaka Eureka dan JP Press, 2003.

Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2011.

Sardar, Ziauddin. Mengenal Islam for Beginners. Bandung: Mizan Media

Utama, 2001.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Sussantho, Deddy, “Hakikat Cinta dalam Islam (Analisis wacana buku Jalan

Cinta Para Pejuang karya Salim A. Fillah)” Skripsi S1 Fakultas Adab

dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013.

Tamburaka, Rustam E. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah,

Sejarah Filsafat dan IPTEK. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Thwaites, Tony. dkk, Introducing Cultural and Media Studie: A Semiotic

Approach. Palgrave, 2002.

Trim, Bambang. Menjadi Powerful Da’I dengan Menulis Buku. Bandung:

Kolbu, 2006.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana, 2008.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi

penelitian skripsi komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.

Yatim, Badri. Islam dan Konstruksi Ilmu Peradaban dan Humaniora: Studi

Islam dengan Pendekatan Sejarah. Jakarta: FAH UIN Syarif

Hidayatullah, 2003.

“Mr Zafar Abbas Malik”, artikel ini diakses pada 13 Juni 2014 dari

http://www.zoominfo.com/s/#!search/profile/person?personId=17865

8328&targetid=profile

Adeng Lukmantara, “Biografi Ziauddin Sardar”. Artikel diakses pada 14 Juni

2014 dari

Page 130: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

119

http://www.ensikperadaban.com/?TOKOH_%26amp%3B_INTELEK

TUAL_MUSLIM_KONTEMPORER:Intelektual_Kontemporer:Ziaud

din_Sardar

“Introducing Muhammad -Paperback”, Artikel ini diunduh pada 7 Juni 2014

dari http://www.amazon.com/Introducing-Muhammad-Ziauddin-

Sardar/dp/1874166153

David Self, “Book Review”. Artikel ini diakses pada 11 Juni 2014 dari

http://www.independent.co.uk/arts-

entertainment/books/reviews/introducing-islam-by-ziauddin-sardar--

illustrated-by-zafar-abbas-malik-617084.html

“Biography” Artikel ini diakses pada 1 Juni 2014 dari

http://ziauddinsardar.com/ziauddin-sardar-biography/

Aip Aly Arfan, “Rekontsruksi Peradaban Islam dalam Pandangan Ziauddin

Sardar” diakses pada 12 Juni 2014 dari http://aip-aly-

arfan.blogspot.com/2013/02/rekonstruksi-peradaban-islam-

dalam.html

Page 131: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana
Page 132: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

Inda Nurshadrina <[email protected]>

Re: Fw: Interview by emailZiauddin Sardar <[email protected]> 15 Juli 2014 17.03Kepada: Inda Nurshadrina <[email protected]>

Dear Inda,

Here are my answers to your questions:

• When did you start writing the book "Introducing Islam"? and how manybooks have you written before?

I started writing the book in 2000. It did not take very long to write; it took quitesometime to do the illustrations and get them right. I had written about 20books before I began work on this one. Its original title was ‘Muhammad forBeginners’ – it was in the Beginners series, which were specially designed asan illustrated series. Later the Beginners series title was changed toIntroducing – and my book became ‘Introducing Islam’.

• You are a scientist who likes to travel around the world, may I know exactlywhere you did the research and writing of the book “Introducing Islam”?

I did not do any specific research for this book. It is based on accumulatedknowledge I acquired during years of study and reflection.

• When you wrote the "Introducing Islam", how was the Islamic socialcondition at that time, particularly in the place where you did the writing?

It was before 9/11 – and its was peaceful in Britain. Also globally, people weremore hopeful and Islam did not have the kind of bad reputation it acquiredafter 9/11.

• Was there any specific background that inspired you to write this book?

• The "Introducing Islam" is a book fully filled with illustrations. Whatmotivated you to include a variety of beautiful and humorous illustrations innearly each of the page?

Page 1 of 3Gmail - Re: Fw: Interview by email

10/29/2013file:///E:/Inda%20Nurshadina/Gmail%20-%20Re%20%20Fw%20%20Interview%20by%...

Page 133: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

It was a requirement given that the book was in the Beginners series. I had nochoice! The challenge was to make the illustrations relevant and suitable forthe subject.

• What are your goals and expectations while writing this book?

To introduce a positive picture of Islam as a religion, culture and civilization.

• Do you think this book has been quite successful in delivering its objectives?

On the whole, yes. It is one of the more popular books on Islam – and still sellsquite a lot. It has been translated into 30 different languages.

• From the time you wrote this book until now, have the Moslems experienceda significant development?

Yes – many negative developments. We had to revise the book after 9/11 toinclude the event. And perception of Islam and Muslims around the world hasgone from bad to worse. But there have also been a few positive developments– democracy in Turkey, Indonesia and now Pakistan.

• In your opinion as a futurologist, please state your view on the futuredevelopment of the Moslems, by taking into account the current state.

Grim. The trends and trajectories suggest that the Muslim people will remain atthe bottom of the pile. Given the violence and strife in Muslim societies, thefuture will be fragmented. China, India, Brazil – have all developed and aremaking progress. Muslim societies are too deeply entrenched in dictatorshipsand violence to make any progress.

• What should be done by the Moslems in their effort in pursuing progress inthe modern era?

Rethink what it means to be Muslim in the 21st century. Reformulate theShariah, which has become dangerously obsolete. Rise about sectarianism.Focus on education; entrench science and technology in Muslim societies;and base education of critical thought. Individual Muslim and societies need toopen their minds.

Best,

Zia

Page 2 of 3Gmail - Re: Fw: Interview by email

10/29/2013file:///E:/Inda%20Nurshadina/Gmail%20-%20Re%20%20Fw%20%20Interview%20by%...

Page 134: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

[Kutipan teks disembunyikan]

Page 3 of 3Gmail - Re: Fw: Interview by email

10/29/2013file:///E:/Inda%20Nurshadina/Gmail%20-%20Re%20%20Fw%20%20Interview%20by%...

Page 135: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS BUKU

MENGENAL ISLAM FOR BEGINNERS

Data Pribadi

Nama : Ziauddin Sardar

Tempat, Tanggal Lahir : Pakistan, 31 October 1951

Kontak : [email protected]

Website : http://ziauddinsardar.com/

Pendidikan Terakhir : Profesor Hukum dan

Kemasyarakatan, Middlesex University, London

Pekerjaan : -Direktur Centre for Postnormal Policy and

Futures Studies, East West University, Chicago.

-Ketua The Muslim Institute

-Editor majalah Critical Muslim

Bibliografi

Lebih dari 40 buku telah ia terbitkan, dan lebih dari 80 artikel maupun reportase

dalam bentuk teks maupun siaran yang ia hasilkan sedari tahun 1977, yang dapat

dilihat di http://ziauddinsardar.com/bibliography/ .

Karyanya diantaranta Science, Technology and Development in the Muslim World

(1977), Postmodernism and the Other (1998), international best seller : Why Do

People Hate America? (2002), Desperately Seeking Paradise: Journeys of a

Sceptical Muslim (2004), dan yang terbaru Mecca: The Sacred City yang akan

diterbitkan pada musim gugur 2014

Page 136: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Data Pribadi

Nama : Inda Nurshadrina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 7 September 1991

Alamat : Jl Mantarena nomor 24 RT 04/03

Kel.Panaragan Kec.Bogor Tengah, Bogor 16113

Nomor Telepon : 087874019501/085892228981

Email : [email protected]

Agama : Islam

Warga negara : Indonesia

Riwayat Pendidikan dan Pelatihan

a. Formal

Sekolah Tempat Tahun

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta 2010-2014

Jurusan Komunikasi Penyiaran

SMAN 6 Bogor 2006-2009

SMPN 7 Bogor 2003-2006

SD Bina Insani Bogor 1997-2003

TK Kartika III Bogor 1996-1997

Page 137: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

b. Informal

2002 : Bina Vokalia Bogor

2011 : Workshop “Menerbitkan Karya Tulis”

2011 : Workshop “Menulis Karya Fiksi dan Jurnalistik”

2012 : Training Public Speaking and Broadcasting di Yayasan Bina Insan

2012 : Training Broadcasting Radio

2012 : Peserta lomba News Casting FISIP Days

2012 : Workshop Broadcasting – Mengembangkan Potensi di Era

Globalisasi Media

2013 : Workshop dan Peserta Lomba SCTV Goes to Campus

Pengalaman Bekerja

2007 : Trainer for Preschool Children – Bina Vokalia Bogor

2013 : Admin – CV.Andrawina

2013-2014 : PR staff – Dekanat Fakultas Dakwah UIN Syarif

Hidayatullah

2013-2014 : Freelancer Interviewer – Litbang Koran Harian Kompas

Jakarta

Juni 2014 : Publikasi - Event “Tribute to Kretek”, TIM

Pengalaman Berorganisasi

2004-2005 : Anggota OSIS SMPN 7 Bogor, Divisi Mading dan Publikasi

2005-2007 : Sekretaris Umum Nata Sastra Indonesia, Bogor

2010-2013 : Anggota Himpunan Mahasiswa Bogor UIN Jakarta

Prestasi

2006 : Juara Pertama dalam Lomba Membaca Puisi bertema “Anti Rokok

dan Narkoba” se-Kotamadya Bogor

2006 : Juara Pertama dalam Lomba Pidato Bahasa Indonesia dengan Judul

“Peranan Wanita”, Bogor

2007 : Juara Pertama dalam English Speech Contest Tingkat SMA, Bogor

Page 138: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26831/1/INDA... · direpresentasikan melalui teks sejarah Islam pada medan wacana

SAMPUL BUKU