jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

9
Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012 Stase Saraf RSIJ Cempaka putih The Effects Of A Rhythm And Music-Based Therapy Program And Therapeutic Riding In Late Recovery Phase Following Stroke: A Study Protocol For A Three-Armed Randomized Controlled Trial Abstrak Latar Belakang : Stroke merupakan salah satu penyakit mematikan di seluruh dunia. Saat ini sangat dibutuhkan program rehabilitasi yang efektif pada fase akhir setelah stroke. Dukungan ilmiah mengenai pelatihan yang menggabungkan musik dan menunggang kuda sangat terbatas. Maka penelitian ini dirancang dengan baik untuk menentukan efektivitas dan modalitas dari terapi ini. Metode : Menggunakan metode single –blind secara acak dengan menggunakan 3 komponen yang dievaluasi. Peserta merupakan pasien yang telah 1 – 5 tahun mengidap stroke. Sekitar 120 individu secara acak dialokasikan ke salah satu dari tiga kelompok: (T1) irama dan musik berbasis program terapi; (T2) terapi berkuda, atau (T3) kelompok kontrol yang menerima program pelatihan T1 setahun kemudian. Evaluasi dilakukan 12 minggu sebelum dan sesudah intervensi serta tiga dan enam bulan kemudian. Evaluasi terdiri dari penilaian fungsional dan kognitif yang komprehensif (kualitatif dan kuantitatif), dan kuesioner. Berdasarkan klasifikasi Internasional (ICF), hasil tindakan diklasifikasikan ke dalam enam domain yang komprehensif, dan diukur dengan Stroke Impact Scale. Hasil sekunder dikelompokkan menjadi: fungsi tubuh, aktivitas, faktor lingkungan dan faktor pribadi. Kepuasan hidup, kesehatan berhubungan, dan kualitas hidup merupakan suatu domain tambahan. Diskusi : Penelitian ini akan memastikan apakah salah satu dari dua program intervensi dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan terhadap status dan fungsi pada pasien stroke tahap akhir. A. Latar Belakang

description

rehabilitasi pada pasien stroke tahap lanjut menggunakan terapi musik dan berkuda

Transcript of jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Page 1: jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska

Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012

Stase Saraf RSIJ Cempaka putih

The Effects Of A Rhythm And Music-Based Therapy Program And Therapeutic Riding In Late Recovery Phase Following Stroke: A Study Protocol For A Three-Armed Randomized

Controlled Trial

Abstrak

Latar Belakang: Stroke merupakan salah satu penyakit mematikan di seluruh dunia. Saat ini sangat dibutuhkan program rehabilitasi yang efektif pada fase akhir setelah stroke. Dukungan ilmiah mengenai pelatihan yang menggabungkan musik dan menunggang kuda sangat terbatas. Maka penelitian ini dirancang dengan baik untuk menentukan efektivitas dan modalitas dari terapi ini.

Metode: Menggunakan metode single –blind secara acak dengan menggunakan 3 komponen yang dievaluasi. Peserta merupakan pasien yang telah 1 – 5 tahun mengidap stroke. Sekitar 120 individu secara acak dialokasikan ke salah satu dari tiga kelompok: (T1) irama dan musik berbasis program terapi; (T2) terapi berkuda, atau (T3) kelompok kontrol yang menerima program pelatihan T1 setahun kemudian. Evaluasi dilakukan 12 minggu sebelum dan sesudah intervensi serta tiga dan enam bulan kemudian. Evaluasi terdiri dari penilaian fungsional dan kognitif yang komprehensif (kualitatif dan kuantitatif), dan kuesioner. Berdasarkan klasifikasi Internasional (ICF), hasil tindakan diklasifikasikan ke dalam enam domain yang komprehensif, dan diukur dengan Stroke Impact Scale. Hasil sekunder dikelompokkan menjadi: fungsi tubuh, aktivitas, faktor lingkungan dan faktor pribadi. Kepuasan hidup, kesehatan berhubungan, dan kualitas hidup merupakan suatu domain tambahan.

Diskusi: Penelitian ini akan memastikan apakah salah satu dari dua program intervensi dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan terhadap status dan fungsi pada pasien stroke tahap akhir.

A. Latar Belakang

Stroke adalah suatu kondisi kompleks yang merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab pertama kecacatan di seluruh dunia. Stroke dapat menyebabkan gangguan fisik, kognitif, psikologis, sosial dan menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian sebelumnya telah banyak difokuskan pada pengobatan pada fase akut dan rehabilitasi selama satu tahun pertama setelah stroke. Namun penelitian mengenai rehabilitasi pada tahap lanjut masih jarang dibicarakan. Penelitian yang dilakukan pada hewan dan studi neuroimaging telah memberikan wawasan tentang berbagai aspek mengenai plastisitas saraf, yaitu mekanisme yang mungkin dapat mereorganisasi saraf secara struktural dan fungsional.

Neurologic Music Therapy (NMT) didasarkan pada pengaruh musik terhadap perubahan fungsional dalam fungsi otak dan perilaku. Dengan menggunakan standar protokol pengobatan, NMT diaplikasikan pada pasien dengan gangguan kognitif, sensorik, dan motorik akibat disfungsi penyakit neurologis dari sistem saraf. Musik dapat mendorong

Page 2: jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska

Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012

Stase Saraf RSIJ Cempaka putih

perubahan plastisitas di otak dalam segi konektivitas fungsional dan reorganisasi saraf dalam korteks sensorimotor dan substansia alba. Schneider et al menunjukkan bahwa stimulasi auditorik dapat mempercepat perbaikan dalam kecepatan, ketepatan dan kelancaran pergerakan motorik kasar pada pasien stroke. Selanjutnya, terapi musik memiliki efek positif pada suasana hati pada pasien stroke.

Terapi berkuda atau disebut juga dengan Equine Assisted- Therapy adalah terapi menggunakan kuda yang bertujuan memberikan kontribusi positif terhadap kognitif, fisik, emosional dan sosial penyandang cacat. Di Swedia, terapi sudah banyak digunakan. Gerakan kuda mempengaruhi pasien baik secara fisik maupun psikologis. Terapi ini mengajarkan keterampilan khusus dan teknik terkait dengan menunggang kuda. Fokus utama adalah pada pengembangan keseimbangan, kesadaran tubuh dan otot pengendara dengan menanggapi dan berinteraksi secara pasif pada kuda. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terapi berkuda bermanfaat untuk meningkatkan kontrol postural pada anak dengan cerebral palsy, pasien multiple sclerosis, dan cedera tulang belakang.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah keseluruhan status kesehatan dan fungsi dapat ditingkatkan pada pasien stroke tahap akhir melalui terapi irama musik dan terapi berkuda. Tujuan sekunder adalah untuk menyelidiki apakah kedua intervensi memiliki berpengaruh positif pada fungsi tubuh, aktivitas, lingkungan dan faktor pribadi, serta kualitas hidup pada penderita stroke fase akhir. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan terapi yang dapat mempengaruhi kehidupan penderita stroke.Penelitian ini juga bertujuan untuk identifikasi biomarker yang potensial pada rehabilitasi sel saraf yang mungkin berhubungan pada hasil terapi.

C. Metode

Menggunakan studi single-blind secara acak dan terkontrol dengan tujuan untuk mengevaluasi status kesehatan secara keseluruhan pasien stroke tahap akhir (1-5 tahun setelah stroke) melalui program terapi berbasis irama dan musik, serta dengan terapi berkuda (TB). 120 orang secara berurutan dan acak dialokasikan pada salah satu dari tiga kelompok: (T1) program terapi berbasis ritme dan musik; (T2) terapi berkuda, atau (T3) kelompok kontrol yang menerima terapi T1 setahun kemudian. . Evaluasi dilakukan 12 minggu sebelum dan sesudah intervensi serta tiga dan enam bulan kemudian. Evaluasi terdiri dari penilaian fungsional dan kognitif yang komprehensif (kualitatif dan kuantitatif), dan kuesioner. Berdasarkan klasifikasi Internasional (ICF), hasil tindakan diklasifikasikan ke dalam enam domain yang komprehensif, dan diukur dengan Stroke Impact Scale.

Sampel darah akan dikumpulkan pra-, pasca intervensi dan pada tiga bulan dan enam tindak lanjut dengan tujuan mengidentifikasi biomarker potensial yang mungkin berkaitan dengan rehabilitasi sel otak. Berdasarkan ICF, ukuran hasil yang diklasifikasikan ke dalam enam aspek dan dinilai oleh skala dampak Stroke (SIS versi 2.0.). Ukuran hasil sekunder dikelompokkan dalam domain berikut: fungsi tubuh, kegiatan, faktor lingkungan dan faktor

Page 3: jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska

Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012

Stase Saraf RSIJ Cempaka putih

pribadi, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan kehidupan merupakan domain tambahan.

Kriteria inklusi yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah :

- Usia 50 - 75 tahun

- Cacat grade 2 atau 3 pada MRS*

- Berada di fase akhir-stroke (1 - 5 tahun setelah stroke iskemik atau )

- Subarachnoid hemmorhage dengan gejala disfungsi hemisfer

- Memiliki kemampuan untuk memahami informasi tertulis dan lisan dengan bahasa Swedia

- Memiliki rumah sendiri

- Kemampuan untuk melakukan perjalanan ke tempat intervensi dan evaluasi

- Tidak perlu bantuan pribadi dalam kegiatan sehari-hari

Sedangkan kriteria eksklusinya adalah sebagai berikut :

- Cacat dinilai <2 atau> 3 pada MRS*

- Stroke iskemik atau hemoragik atau subarachnoid hemmorhage tanpa dampak hemisfer

- Takut atau alergi dengan kuda

- Kondisi jantung yang buruk

- Riwayat serangan epilepsi

- Kurangnya kognitif kemampuan verbal atau visual yang menyulitkan pasien untuk memahami instruksi

- Total kelumpuhan pada lengan yang terkena

- Cedera atau penyakit yang membuat individu tidak cocok untuk penelitian

- Berat> 97 kg

- Memiliki lebih dari satu pekerjaan paruh-waktu

- Memiliki stroke tambahan dalam satu tahun terakhir

- Kurangnya kesediaan untuk berpartisipasi dalam salah satu metode penanganan

- Hidup> 80 km dari Gothenburg

- Tergantung pada layanan transportasi untuk penyandang cacat

Page 4: jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska

Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012

Stase Saraf RSIJ Cempaka putih

Program terapi berbasis irama dan musik menggunakan metode stimulasi multi-sensori otak yang didasarkan pada irama dan musik yang awalnya dikembangkan oleh drummer jazz Ronnie Gardiner. Terapi ini dirancang untuk membantu orang dengan cedera dan penyakit dari sistem saraf pusat disebut Ronnie Gardiner Rhythm dan Music Method (RGRM ™) dan sejak tahun 1993 telah dilaksanakan dalam perawatan kesehatan dan rehabilitasi di Swedia. Metode ini didasarkan pada prinsip neuroplastisitas, dan menggunakan irama, musik, warna, suara, teks, bentuk dan gerakan untuk merangsang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, perhatian, memori, dan interaksi sosial. RGRM ™ menggunakan simbol yang mewakili tangan dan kaki dan ditampilkan di layar. Warna mewakili kanan dan kiri aktivitas otak, dengan otak kanan (merah) mengatur sisi kiri tubuh, dan otak kiri (biru) mengatur sisi kanan tubuh. Secara total, ada 18 gerakan tubuh tertentu dan peserta melaksanakan gerakan dengan bertepuk tangan, menekan tangan, berlutut, dan sebagainya. Tingkat kesulitan disesuaikan sehubungan dengan tingkat mobilitas dan kemampuan dari para peserta Jika peserta tidak dapat melakukan gerakan tertentu maka diinstruksikan untuk memulai / membayangkan gerakan tersebut. kelompok T1 dan T3 mendapat dua sesi per minggu selama dua belas minggu, setiap sesi berdurasi 90 menit dan dipecah menjadi 10 segmen termasuk istirahat.

Terapi berkuda adalah pengobatan yang menggabungkan aktivitas fisik dengan stimulasi kognitif dan emosional sehubungan dengan kuda. Tujuannya adalah untuk meningkatkan postur, keseimbangan, kekuatan, koordinasi otot dan fungsi kognitif, serta meningkatkan motivasi dan harga diri. Gerakan kuda yang berirama dan berulang-ulang menyerupai manusia. Kelompok T2 mendapatkan terapi dua sesi per minggu selama dua belas minggu, setiap sesi terdiri dari 240 menit dalam durasi yang terdiri dari dua segmen, interaksi dengan kuda sebelum atau setelah naik, dan menaiki kuda itu sendiri. Masing-masing sesi diawali dan diakhiri dengan relaksasi. Pasien diminta menutup mata untuk merasa gerakan kuda melalui tubuh mereka sendiri. Latihan fisik lain yaitu, latihan Saldo: mempertahankan keseimbangan sementara salah satu atau kedua lengan ke samping, meletakkan tangan / tangan di atas kepala, meraih buntut kuda, meraih telinga kuda mengendalikan kuda dengan memegang tali kekang. Latihan kognitif diantaranya : mengambil bagian dalam perencanaan, memperhatikan perlengkapan, mengikuti instruksi lisan.

Stroke Impact Scale (SIS) digunakan untuk menilai proses penyembuhan penderita stroke yang didapatkan dari hasil pemeriksaan dan wawancara terhadap pasien dan pengasuhnya. Pertanyaan yang diajukan mengacu pada 8 aspek yaitu : kekuatan, fungsi lengan, mobilitas, aktivitas sehari – hari, emosional, memori, komunikasi dan partisipasi sosial. Karakteristik demografi dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif. Hubungan antara perlakuan sehubungan dengan pemulihan stroke akan diuji dengan menggunakan uji chi-square. Analisis kovarians (ANCOVA) akan digunakan untuk menentukan apakah ada adalah perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan skor digunakan sebagai kovariat, dan gender, lokasi belahan otak dan intervensi sebagai faktor tetap. Semua tes dua sisi menggunakan p <0,05 sebagai tingkat signifikansi.

Page 5: jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska

Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012

Stase Saraf RSIJ Cempaka putih

D. Pengukuran Hasil

Pengukuran Hasil Primer

Merupakan skor hasil penilaian peserta menggunakan Stroke Impact Scale (SIS), yang dapat menggambarkan derajat pemulihan penderita stroke. Skor 0 berarti “tidak ada pemulihan”, skor 100 berarti pulih seutuhnya. Pengukuran Hasil Sekunder

NO

Aspek Perangkat Ukur

1 Fungsi tubuh dan kognitif

Fatigue Impact Scale Montgomery-Åsberg Depression Rating Scale

2 kemampuan untuk mengatasi stres

The Sense of Coherence (SOC) scale

3 Fungsi kognitif Barrow Neurological Institute Screen for Higher Cerebral Functions

4 Kecepatan & ketepatan psikomotor

Ruff 2 & 7 Selective Attention Test, Test for Attentional Performance (TAP)

5 Kemampuan non verbal dan visual

Non-verbal Learning Test (NVLT)

6 Kekuatan menggenggam Grippit instrument7 Pemulihan motorik Modified Motor Assessment Scale according to the

Uppsala University hospital (M-MAS UAS)8 Kemampuan berjalan 6-minute walk test (6MWT)9 Mobilitas Timed “up and Go” (TUG) test10 Aktivitas sehari - hari Activities of Daily Living (ADL) staircase11 Kualitas hidup Life Satisfaction Checklist

Analisis Sampel Darah

Sampel darah diambil untuk analisis biomarker. Para peserta yang sebelumnya puasa datang dan darah diambil antara pukul 8,00 dan 10,00 WIB dan dicampur dengan EDTA untuk digunakan untuk analisis biokimia.

Setelah berada di suhu kamar selama 4 jam sampel ini dibekukan pada -20 ° C selama 24 jam dan kemudian pada -80 ° C. Protein yang terdeteksi dan kuantitas relatifnya diukur dengan menggunakan spektrometri dan reagen penanda. Analisis kuantitatif proteomik dapat memberikan informasi tentang rasio relatif protein pada pasien sebelum dan sesudah intervensi.

E. Hasil

Sebanyak 84 peserta secara acak telah menyelesaikan intervensi. Namun penelitian ini masih berlanjut dan diharapkan akan selesai pada Agustus 2013. Sebanyak 7% dari jumlah peserta telah keluar dari penelitian, termasuk salah satu peserta yang dialokasikan untuk

Page 6: jurnal terapi musik dan berkuda pada penderita stroke

Center for Brain Repair and Rehabilitation, Department of ClinicalNeuroscience and Rehabilitation, Institute of Neuroscience and Physiology,Sahlgrenska

Academy at University of Gothenburg, Gothenburg, Sweden; Published :21 November 2012

Stase Saraf RSIJ Cempaka putih

kelompok T3 yang ternyata merupakan penderita stroke baru, dan peserta lain yang meninggal dunia selama proses penelitian berlangsung.

F. Diskusi

Stroke merupakan salah satu penyakit mematikan di seluruh dunia. Saat ini sangat dibutuhkan program rehabilitasi yang efektif pada fase akhir setelah stroke. Saat ini, konsep plastisitas otak memberi harapan untuk perbaikan dalam rehabilitasi dan pemulihan fungsi penderita stroke. Proses rehabilitasi harus mencakup semua dimensi kehidupan penderita stroke. Penelitian ini berasal dari fakta bahwa berbagai bentuk stimulasi yang berasal dari lingkungan diyakini memiliki pengaruh positif pada motivasi dan psikososial sehingga dapat menyebabkan proses regenerasi otak baik secara struktural dan fungsional.