JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6...
Transcript of JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6...
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Abstrak— Telah dilakukan perancangan sistem
pencahayaan untuk penghematan energi listrik di ruang kelas
P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya dengan menggunakan
software DIALux. Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah
untuk menerapkan data tugas akhir sebelumnya[1] ke software
DIALux, mengetahui ditribusi cahaya yang ada di ruang kelas
P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya, untuk mengetahui faktor
faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya dan untuk
mengetahui jumlah cahaya buatan yang akan digunakan di
ruang kuliah P-105 sesuai dengan standart nasional Indonesia.
Metode yang digunakan adalah menginputkan semua
komponen-komponen yang terdapat pada ruang kelas ke
software DIALux, sehingga sistem pencahayaannya dapat
dirancang. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk
mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman.
Dalam sistem pencahayaan dibutuhkan cahaya alami dan
cahaya buatan. Pada penelitian ini yang dibutuhkan adalah
cahaya buatan. Cahaya buatan adalah cahaya yang berasal dari
hasil karya manusia contohnya lampu. Lampu yang digunakan
sebanyak 2 lampu, yakni Philips BPS460 W16L124 1 * LED
24/830 MLO-PC, jika menggunakan lampu tersebut pada siang
hari dibutuhkan 13 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 14
lampu. Jika menggunakan lampu Philips SP524P 2*LED
15S/830 pada siang hari dibutuhkan 9 lampu dan pada malam
hari dibutuhkan 10 lampu sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil simulasi pada software DIALux sudah sesuai dengan tabel
standart penerangan ruangan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil distribusi cahaya adalah penempatan
lampu, pemantulan, jumlah lampu yang digunakan, daya
lampu, panjang penggantung lampu dan ukuran ruangan.
.
Kata Kunci— Software DIALux, Distribusi Cahaya dan
Simulasi.
I. PENDAHULUAN
ebutuhan pencahayaan dalam suatu ruang dapat
diperoleh melalui sistem pencahayaan buatan dan
sistem pencahayaan alami (sinar matahari) atau
kombinasi keduanya. Pencahayaan buatan terdiri dari lampu
listrik, lilin dan lampu minyak. Kombinasi antara
pencahayaan alam dan pencahayaan buatan pada
ruang/gedung sangat dimungkinkan. Dalam suatu ruangan
diperlukan kelayakan atau kenyamanan penghuninya. Salah
satu faktornya adalah pencahayaan. Pencahayaan dapat
didefinisikan satu dari banyak faktor tersebut yang
dipergunakan sebagai parameter suatu keadaan lingkungan
ruangan yang layak.
Dalam sistem pencahayaan pada ruangan diperlukan
banyak faktor yang dipertimbangkan antara lain kebutuhan
listrik yang digunakan dan biaya pemeliharaan, karena
semakin lama listrik akan semakin mahal. Oleh karena itu
sistem pencahayaan harus diperhatikan dengan cara
penghematan energi listrik.
Dari penjelasan diatas , maka penelitian tentang
perancangan sistem pencahayaan untuk penghematan energi
listrik sangat berguna dan dapat diaplikasi pada suatu
ruangan. Karena dengan penelitian ini, maka ruangan dapat
diketahui juga kebutuhan listrik yang akan digunakan,
seberapa besar lumen yang dibutuhkan dan dapat menghemat
biaya listrik yang akan dikeluarkan agar sesuai dengan
standart nasional Indonesia
Dalam penelitian ini, dilakukan perancangan sistem
pencahayaan di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS
Surabaya, dalam merancangan sistem pencahayaan
digunakan software DIALux dan dari data tugas akhir
sebelumnya[1]. Software DIALux adalah perangkat lunak
yang digunakan untuk mensimulasikan suatu ruangan dan
sistem pencahayaan yang dibutuhkan untuk mengetahui
distribusi cahaya sesuai dengan Standart Nasional Indonesia
dan untuk mengatahui jumlah lampu yang akan digunakan
pada ruangan tersebut. Untuk studi kasus penelitian ini
dilakukan di ruang P-105 Teknik Fisika ITS.
II. METODOLOGI PENELITIAN
Ruang kelas P-105 memiliki ukuran yang tidak simetris
karena disisi sebelah timur atap/langit-langitnya miring.
Ruang kelas P-105 adalah ruang kelasyang paling besar di
jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya, memiliki panjang
sebesar 11,55 m dan lebar sebesar 6,65 m jadi luas dari ruang
kelas ini adalah 76,80 m2 .
A. Spesifikasi Ruangan
Spesifikasi ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS
Surabaya sebagai berikut : Tabel 1
Spesifikasi Ruangan
Spesifikasi Karakteristik Data
Dinding Tembok (Depan) Kuning-Kecoklatan
Tembok (Belakang) Kuning-Kecoklatan
Tembok (Kiri) Kuning-Kecoklatan
Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk
Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P-
105 Teknik Fisika-ITS Surabaya
Herdian Ardianto dan Ir. Heri Justiono, MT
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected] dan [email protected]
K
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
2
Tembok (Kanan) Kuning-Kecoklatan
Langit – Langit Standart Ceiling Putih
Lantai Keramik Putih
Ruangan Panjang 11,55 m
Lebar 6.65 m
Tinggi 3.75 m
2.6 m
Dari tabel diatas memiliki tinggi yang bervariasi antara
lain 3.75 m dan 2.6 m karena di ruang kelas P-105 Teknik
Fisika ITS Surabaya sisi sebelah timur atap/langit-langit dari
ruang kelas tersebut miring dengan tingginya 2.6 m. Dan sisi
sebelah barat tingginya 3.75 m
B. Spesifikasi Komponen Ruangan
Pada ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS surabaya
memiliki berbagai macam komponen antara lain : Tabel 2
Spesifikasi Komponen Ruangan
No. Jenis Komponen Jumlah
1 Kursi 77 Buah
2 AC 3 Buah
3 Meja 1 Buah
4 Kipas Angin 1 Buah
5 Layar LCD 1 Buah
6 Papan Tulis 2 Buah
7 Layar LCD 1 Buah
C. Mensimulasikan di Software DIALux
Dari data-data ukuran yang telah diperoleh dari tugas
akhir sebelumnya[1] dan dari pengukuran tiap-tiap
komponen maka dapat disimulasikan disoftware DIALux.
Software DIALux adalah Sebuah software yang digunakan
untuk merancang ruangan dengan lengkap beserta
perabotannya serta mengetahui kebutuhan lampu yang akan
digunakan untuk ruangan tersebut supaya sesuai dengan
kenyamanan dari penghuninya dan dapat digunakan untuk
mengetahui kebutuhan energinya yang terdapat pada ruangan
tersebut. Sofware DIALux yang digunakan pada penelitian
ini adalah DIALux 4.10
Langkah-langkah Pembuatan Sistem
Langkah-langkah awal untuk penggunaan software dialux
yang digunakan pada penelitian ini adalah
1. Membuka program DIALux dan pilih File-Wizard-
Rectangular Room
2. Memilih jenis ruangan yang digunakan untuk simulasi
langkah selanjutnya adalah memasukkan ukuran ruangan
dengan lebar 6.650 m, panjang 11.650 m, tinggi ruangan
3.750 m dan faktor pemantulan dari ceiling, dinding serta
lantai, dimana faktor pemantulan tersebut di dapatkan dari
literatur [2]
3. Meng-klik next dan memasukkan tinggi dari bidang kerja.
Tinggi bidang kerja yaitu 0.750 m.
4. Memasukkan maintenance faktor yakni very clean room,
kemudian klik next dan akan muncul tampilan sebagai
berikut
Setelah itu software DIALux bisa digunakan untuk
simulasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Meng-klik nama file yang disimpan sebelumnya dan
memilih, klik tanda 3D Standart view
2. Memasukkan ukuran dari masing-masing jendela, pintu,
papan tulis, pilar dan langit-langit sesuai dengan ukuran
perabotan yang ada dikelas P-105 Teknik Fisika ITS
Gambar 1. Design Ruangan Kelas
3. Menentukan jenis lampu yang digunakan
Memilih plan lighting di software DIALux – insert
luminaire field, appabila di software DIALux belum
memiliki database maka perlu mendownload software
Philips dari internet.
Lampu yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
2. Philips SP524P 2*LED 15S/830
Di bagian Filter, memilih lamp category-LED module
2400 lm, memilih luminaire category-suspended,
memilih family code-BPS460 kemudian setelah tampil
spesifikasi dari lampu tersebut pilih export, memilih
output file format menjadi DIALux-Save
Gambar 2. Database Philips
4. Menentukan posisi lampu dan jumlah
Memilih insert luminaire field, memilih jenis lampu yang
akan digunakan, menentukan jumlah lampu dan panjang
penggantung lampu sesuai dengan keinginan.
5. Menentukan hasil kalkulasi dan simulasi
Memilih output, start calculation, very accurate dan
menunggu sampai proses running selesai
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
3
Untuk merubah panjang penggantung yakni dengan
cara mengulangi langkah 4 dan 5 sesuai dengan
kebutuhan.
Untuk mengganti jenis lampu yang digunakan harus
memilih terlebih dahulu disoftware Philips kemudian
menyimpannya, mengulangi langkah 4 dan 5 sesuai
dengan panjang penggantung yang dibutuhkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penentuan Besarnya Fluks Cahaya Buatan [1]
Pada ini menjelaskan tentang data tugas akhir
sebelumnya [1]. Setelah diketahui fluks cahaya alami total
untuk kelas P.105 Teknik Fisika ITS, maka kemudian
dihitung besarnya fluks cahaya buatan yang diperlukan untuk
pencahayaan terpadu pada ruang kelas P.105 Teknik Fisika
ITS dengan beberapa variasi kondisi terang langit dapat
ditentukan dengan langkah sebagai berikut :
Fterpadu = 250 x Luasruangan kelas P105
Dimana :
Fluks alami = 15.3069% Eh= 0.153069 Eh
Lebarruangan P105 = 6.65 m
Panjangruangan P105 = 11.55 m
Lruangan kelas P105 = 76.8075 m2
Sehingga : Fterpadu = 250 x 76.8075 m2
= 19201.88 lumen
Fbuatan = Fterpadu – (Fluks alami)
= Fterpadu – (0.153069 Eh)
Untuk Eh = 10000 Lux
Fbuatan = Fterpadu – (0.153069 Eh)
= 19201.88 (0.153069 x 10000)
= 19201.88 – 1530.69
= 17671.19 Lumen
Data dari tugas akhir sebelumnya [1], bahwa Luas
ruangan 78.80 m2, pada Siang hari dibutuhkan Fbuatan
17671.91 Lumen bila kuat pencahayaan dilapangan
terbuka sebesar 10000 Lux, jadi :
Eav =
=
= 230.10 Lumen/m2
B. Simulasi pada Software DIALux
Software dialux digunakan untuk merancang ruangan
dengan lengkap beserta perabotannya serta mengetahui
kebutuhan lampu yang akan digunakan untuk ruangan
tersebut supaya sesuai dengan kenyamanan dari penghuninya
dan dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan energinya
yang terdapat pada ruangan tersebut. Lampu yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan lampu yang hemat energi
sehingga akan berpengaruh terhadap energi yang dibutukan
pada ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya :
Penempatan Posisi Lampu
Pemantulan (dinding,atap dan lantai)
Jumlah Lampu Yang digunakan
Daya Lampu
Panjang Penggantung dari Lampu
Ukuran Ruangan
Tinggi Bidang Kerja Pada penelitian ini variable yang diubah-ubah adalah
panjang penggantung. Panjang penggantung dapat
mempengaruhi hasil distribusi pencahayaan. Ukuran panjang
penggantung yang digunakan pada penelitian ini sebagai
berikut :
0,300 meter
0,350 meter
0,400 meter
0,450 meter
0,500 meter
Berikut ini adalah jenis-jenis lampu yang digunakan untuk
sistem pencahayaan ruang kelas tersebut :
1. Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC Untuk lampu jenis ini, pada siang hari dibutuhkan
13 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 14 lampu
untuk mencapai standart penerangan ruangan pada ruang
kelas dan sesuai dengan tugas akhir sebelumnya [1].
Berikut ini spesifikasi dari lampu tersebut :
Total Lamp Flux : 1650 lm
Light output ratio : 1.00
System Flux : 1650 lm
System Power : 27 watt
L*B*H : 1,24 * 0,16 * 0,05 Tabel 3
Kebutuhan Energi di Ruang Kelas
Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
No. Waktu Jumlah (Luminaire) [lm]
P (watt)
1 Siang 13 @ 1650 = 21450 @ 27 = 351
2 Malam 14 @ 1650 = 23100 @ 27 = 378
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa antara siang hari dan
malam perbedaannya hanya 1 lampu dikarena hasil distribusi
pencahayaan rata-rata dibidang kerja sudah sesuai standart
pencahahayaan ruangan pada ruang kelas dan sesuai dengan
tugas akhir sebelumnya [1]
C. Simulasi pada Siang Hari dengan Lampu Philips BPS460
W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
Pada sistem perancangan pencahayaan pada siang hari ini
digunakan 13 lampu dengan spesifikasi lampu ada di tabel 3
di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya. Untuk
merancang sistem pencahayaan harus diperlukan ketelitian
dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen dari lampu
tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada saat siang
hari.
Gambar 3. Posisi Lampu pada saat Siang Hari dengan Lampu Philips BPS460
W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
4
Gambar 4. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Siang Hari
Berikut ini adalah salah satu contoh hasil distribusi
pencahayaan dengan ukuran panjang penggantung yang
digunakan adalah 0.300 meter
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah
0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi
pencahayaannya
Gambar 5. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang
Penggantung 0.300 Meter
Tabel 4 Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter
pada Siang Hari dengan Lampu No.1
D. Simulasi pada Malam Hari dengan Lampu Philips
BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
Pada sistem perancangan pencahayaan pada malam hari
ini digunakan 14 lampu dengan spesifikasi lampu ada di
tabel 3 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya.
Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan
ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen
dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada
saat malam hari.
Gambar 6. Posisi Lampu pada saat Malam Hari dengan Lampu Philips BPS460
W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
Gambar 7. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Malam Hari
Berikut ini adalah salah satu contoh hasil distribusi
pencahayaan dengan ukuran panjang penggantung yang
digunakan adalah 0.300 meter
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah
0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi
pencahayaannya
Gambar 8. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang
Penggantung 0.300 Meter
Tabel 5 Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter
pada Malam Hari dengan Lampu No.1
2. Simulasi pada Siang Hari dengan Lampu Philips SP524P
2*LED 15S/830
Untuk lampu jenis ini, pada siang hari dibutuhkan 9
lampu dan pada malam hari dibutuhkan 10 lampu untuk
mencapai standart penerangan ruangan pada ruang kelas dan
Surface
(%)
Eav (lux) Emin
(Lux)
Emax
(Lux)
Uo
Workplane / 232 47 429 0,202
Floor 30 156 29 344 0,184
Ceiling 80 54 16 94 0,285
Wall 83 87 26 206 /
Surface
(%)
Eav (lux) Emin
(Lux)
Emax
(Lux)
Uo
Workplane / 248 63 435 0,253
Floor 30 168 34 352 0,203
Ceiling 80 58 11 102 0,186
Wall 83 96 32 210 /
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
5
sesuai dengan tugas akhir sebelumnya [1]. Berikut ini
spesifikasi dari lampu tersebut :
Total Lamp Flux : 3000 lm
Light output ratio : 1.00
System Flux : 3000 lm
System Power : 31 watt
L*B*H : 1,50 * 0,32 * 0,10 Tabel 6
Kebutuhan Energi di Ruang Kelas
Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
No. Waktu Jumlah (Luminaire) [lm]
P (watt)
1 Siang 9 @ 3000 = 27000 @ 31 = 279
2 Malam 10 @ 3000 = 30000 @ 31 = 310
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa antara siang hari dan
malam perbedaannya hanya 1 lampu dikarena hasil distribusi
pencahayaan rata-rata dibidang kerja sudah sesuai standart
pencahahayaan ruangan pada ruang kelas dan sesuai dengan
tugas akhir sebelumnya [1]
E. Simulasi pada Siang Hari dengan Lampu Philips SP524P
2*LED 15S/830
Pada sistem perancangan pencahayaan pada siang
hari ini digunakan 9 lampu dengan spesifikasi lampu ada di
tabel 4.13 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya.
Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan
ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen
dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada
saat siang hari.
Gambar 9. Posisi Lampu pada saat Siang Hari dengan Lampu Philips SP524P
2*LED 15S/830
Gambar 10. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Siang Hari
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah
0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi
pencahayaannya
Gambar 11. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang
Penggantung 0.300 Meter
Berikut ini data hasil distribusi pencahayaan dengan
panjang penggantung 0.300 meter Tabel 7
Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Penggantung 0.300 Meter pada
Siang Hari dengan Lampu No.2
F. Simulasi pada Malam Hari dengan Lampu Philips
SP524P 2*LED 15S/830
Pada sistem perancangan pencahayaan pada malam
hari ini digunakan 10 lampu dengan spesifikasi lampu ada di
tabel 4.13 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya.
Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan
ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen
dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada
saat malam hari.
Gambar 12. Posisi Lampu pada saat Malam Hari dengan Lampu Philips SP524P
2*LED 15S/830
Surface
(%)
Eav (lux) Emin
(Lux)
Emax
(Lux)
Uo
Workplane / 230 58 367 0,253
Floor 30 157 32 313 0,204
Ceiling 80 60 9.86 115 0,164
Wall 83 102 30 525 /
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
6
Gambar 13. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Malam Hari
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah
0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi
pencahayaannya
Gambar 17. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang
Penggantung 0.300 Meter
Berikut ini data hasil distribusi pencahayaan dengan
panjang penggantung 0.300 meter Tabel 8
Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter
pada Siang Hari dengan Lampu No.2
G. Hasil Perbandingan Simulasi
Tabel 9
Hasil Perbandingan Simulasi
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data, perhitungan dan simulasi
maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil simulasi pada software DIALux sudah sesuai
dengan tabel standart penerangan ruangan kelas yakni
120 - 250 lux.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya
adalah jumlah lampu yang digunakan yakni jika
menggunakan lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED
24/830 MLO-PC pada siang hari membutuhkan 13
lampu dan pada malam hari membutuhkan 14 lampu.
Jika menggunakan Philips SP524P 2*LED 15S/830 pada
siang hari membutuhkan 9 lampu dan pada malam hari
membutuhkan 10 lampu, panjang penggantung yang
digunakan memiliki ukuran panjang 0.3 meter, 0.35
meter, 0.4 meter, 0.45 meter dan 0.5 meter.
3. Daya lampu yang dibutuhkan setelah simulasi, jika
menggunakan lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED
24/830 MLO-PC pada siang hari membutuhkan daya
sebesar 351 watt dan pada malam hari membutuhkan
daya sebesar 378 watt. Jika menggunakan Philips
SP524P 2*LED 15S/830 pada siang hari membutuhkan
daya sebesar 279 watt dan pada malam hari
membutuhkan daya sebesar 310 watt.
V. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada seluruh dosen dan staff pengajar
jurusan Teknik Fisika yang telah memberikan ilmunya dan
kepada seluruh Mahasiswa Teknik Fisika atas bantuan dan
kerjasamanya selama kuliah di jurusan Teknik Fisika.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Damayanti, Rissa. 2012. Analisa kebutuhan cahaya
buatan dalam ruang kuliah P.105 Teknik Fisika-ITS Hal 6
[2] Satwiko, Prasasto. 2005. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta
: Andi hal 85-89
[3] Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan 2. Yogyakarta
: Andi hal 61-66
[4] Jacques, Jean. 2000. Lamps and Lighting. Engineering
and education journal page 196
[5] BSN, SNI. 2000. Standart Penerangan Ruang
[6] Kresna, Eka. 2012. Perancangan Sistem Pencahayaan
Lapangan Futsal indoor ITS Hal 12
[7] Aman, m. Analysis of the Performance of Domestic
lighting Lamps.Energy Police 52 page 483-491
[8] Luo, Xiaobing. 2008. A Simplied Thermal Resistance
Network Model for High Power LED Street Lamp.
Internasional Conference on Electronic Packaging
Technology & High Density Packaging. Indrocuction
[9] Indah, Puspa. 2008. Kajian Pencahayaan. FKM UI.
Hal 21
[10] Wang, Zizhen. 2012. Ilumination control of LED
systems based on neural netrowk model and energy
optimization algorithm. Energy and Buildings. Page 496
Surface
(%)
Eav
(lux)
Emin
(Lux)
Emax
(Lux)
Uo
Workplane / 252 66 388 0,261
Floor 30 177 33 337 0,188
Ceiling 80 66 13 124 0,189
Wall 83 119 33 532 /
Panjang
penggantung
1.Philips BPS460
W16L124 1*LED
24/830 MLO-PC
(27 Watt)
2.Philips SP524P
2*LED 15S/830
(31 Watt)
Lampu
Yang Ada
di Kelas P-
105
(40 Watt)
Malam
(14
Lampu)
Siang
(13
Lampu)
Malam
(10
Lampu)
Siang
(9
Lampu)
Lampu TL
(32 Lampu)
378 Watt 351 Watt 310 Watt 279 Watt 1280 Watt
0,3 m 248 Lux 232 Lux 252 Lux 230 Lux -
0,35 m 249 Lux 233 Lux 253 Lux 231 Lux -
0,4 m 250 Lux 234 Lux 254 Lux 232 Lux -
0,45 m 251 Lux 235 Lux 255 Lux 233 Lux -
0,5 m 252 Lux 236 Lux 256 Lux 234 Lux -