Jurnal Tazkirah Vol 2

download Jurnal Tazkirah Vol 2

of 120

Transcript of Jurnal Tazkirah Vol 2

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    1/120

    azkirah terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember berisi artikel hasil penelitian danartikel konseptual tentang agama Islam dan dunia perguruan tinggi, Edisi perdana terbit pada bulan Juni 2008. Penyunting mengundang pembaca untuk mempublikasikan tulisannya melalui jurnalini. Format penulis artikel disesuaikan dengan ketentuan yang ada. Pengelola akan menyuntingsetiap tulisan yang diterbitkan tanpa mengubah substansinya. Penulis berhak mendapat azkirah

    sebanyak 2 eksemplar sebagai bukti cetak.

    Vol. 2, No. 2, Desember 2010 ISSN. 2088-9453

    Tazkirah JURNALPELINDUNG:

    KH. Mansuri Adam, S.PdI, M.PdI(Ketua Yayasan Permata Nusantara)

    PENGARAH:Drs. Habibullah, M.Ag.(Ketua S AI-Al-Azhaar)

    KE UA PENYUN ING: Abdul Mujib Nasution, S.H.I, M.S.I

    ANGGO A PENYUN ING: Agus Salim, SPd.I, M.PdI, Nasution, S.Ag, M.Pd

    Herwansyah Syamsiar, S.PdI, M.PdI.

    S AF AHLI:Prof. Dr. Aatun Mukhtar (IAIN Raden Fatah Palembang)Dr. Rusdi Sulaiman, M.Ag (S AIN Bengkulu)

    Dr. oha Andiko, M.Ag (S AIN Bengkulu)Dr. Munawarah Ardi, M.Ag (S AIN Bengkulu)

    A A USAHA:Zuhri Abdul Halim, S.Sos.I, MPdI, Raji, S.PdI, Nurfuadi, S.Ag.

    DI ERBI KAN OLEH:Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M)

    Sekolah inggi Agama Islam al-Azhaar Lubuklinggau

    ALAMA :Kampus S AI-Al-Azhaar Jl. Pelita Kel. Pelita Jaya Lubuk Linggau

    Sumatera Selatan elp. (0733) 322559

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    2/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    3/120

    I iiiTazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    Pengantar Redaksi

    SE ELAH beberapa bulan yang lalu edisi pertamanya terbit, kini edisikeduanya kami hadirkan kembali di tangan para pembaca sekalian. Berbedadengan edisi sebelumnya yang lebih banyak mengulas persoalan-persoalanyang berkaitan dengan kih, maka edisi kali ini akan menyajikan tulisan-tulisan yang erat hubungannya dengan pendidikan. Diawali dengan tulisan

    AH. Mansur yang berjudul ujuan Pendidikan Islam. Secara khusus tulisan

    ini menegaskan bahwa Islam merupakan agama pendidikan yang mengajarkannilai-nilai dan karakter-karakter luhur. ujuan pendidikan Islam tidak lainadalah mencetak generasi-generasi beriman dan bertakwa disertai denganmoralitas yang tinggi. Hal ini semakna dengan perkataan Imam al-Ghazali,bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama adalah beribadah dantaqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insani yang bertujuan mencapaikebahagiaan dunia dan akhirat.

    Selanjutnya, tulisan Drs. Akhmad Junaidi, M.Pd. yang bertajukPengembangan Sekolah Bermutu, menjelaskan secara panjang lebar tentangpentingnya meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Menurutnya, untukmemperbaiki mutu pendidikan sangat diperlukan susunan rencana yangkomprehensif guna mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yangada dan yang mungkin diperoleh demi mencapai tujuan yang diinginkan dimasa mendatang.

    Sementara itu, tulisan Mesiono, M.Pd., Kebijakan Pendidikan danPengembangan Sekolah, menjelaskan bagaimana semestinya sekolahmembuat kebijakan-kebijakan pengembangan yang diorientasikan untukmempercepat laju peningkatan kualitas para peserta didik di sekolah itusendiri. Pengembangan senantiasa berhubungan dengan inovasi. Denganinovasi maka sekolah akan banyak melahirkan kejutan karena ada perubahanyang progresif. Karena itu diperlukan adanya komunikasi yang lancar antar

    pengelola sekolah dan semua warga untuk memahami pentingnya perubahandan pengembangan sekolah.

    Namun bagaimanapun, sekolah atau institusi pendidikan tetapmemerlukan peran pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan dan rencana

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    4/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    iv I

    pendidikan. Untuk itu, tulisan Dr. Moh. Dahlan, M.Ag. yang bertajukRelasi Politik dan Pendidikan Islam di Indonesia mempunyai relevansi disini. ulisan ini Artikel ini mengupas tentang buku karya Sirajuddin Myang berjudul Politik Ketatanegaraan Islam; Studi Pemikiran A. Hasjmy .Seperti diketahui, A. Hasjmy adalah seorang tokoh besar Aceh yang memilikiperhatian cukup tinggi terhadap dua permasalahan, yakni pendidikan danpolitik. Sebab asumsinya, dunia pendidikan, termasuk lembaga pendidikanIslam, tanpa adanya dukungan yang sepenuhnya dari lembaga pemerintahan,maka tidak akan pernah jaya dan maju. Logika inilah yang digunakan oleh

    A. Hasjmy ketika ia menjadi gubernur pertama Aceh. Ia banyak melakukan

    pembaharuan sistem pendidikan.ulisan berikutnya, Pengembangan Empati Anak di Sekolah,

    adalah buah pena Khairuddin ambusai yang menekankan pentingnyamengembangkan empati sebagai potensi dasar bagi setiap dan merupakankemampuan untuk merasakan dan memikirkan apa yang dialami oranglain. Kemampuan ini dibutuhkan agar anak diterima, berperan dan suksesdalam kehidupan sosialnya. Sebagai potensi yang mendasar dibutuhkanupaya untuk mengembangkannya. Guru sebagai penanggung jawab utamapendidikan anak di sekolah adalah yang paling berperanan untuk hal itu,karenanya peran guru sangat dibutuhkan dalam pengembangan rasa empatianak. Pengembangannya dapat dilakukan dengan memanfaatkan seluruhkeadaan, sarana dan berkelanjutan.

    Kemudian, tulisan Amrillah, M.Pd.I. yang bertajuk Analisis Filosostentang Pemikiran Pendidikan Etika dalam Perspektif Ibn Maskawaih,mengkaji secara serius pemikiran Ibn Maskawaih terkait pendidikan akhlak.Kajian ini dirasa penting untuk disajikan di sini karena masih sejalan dengantujuan pendidikan Islam di zaman sekarang. Bahkan mengenai pendidikanakhlak sangat ditekankan dalam Islam sampai kapanpun, karena Rasulullahsaw. sendiri diturunkan di bumi juga dalam rangka memperbaiki akhlak.Beliau bersabda, Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia , [HR. al-Bazzar].

    ulisan terakhir, Epistemologi Ushul Fikih: Mengkritisi awaran Muhammad Syahrur dengan eori Nazharyyah al-Hudd (Limit Teory/ eorBatas), adalah buah pikiran Abdul Mujib Nasution, S.H.I, M.S.I. Dilihatdari judulnya saja, tulisan ini jauh berbeda dengan tulisan-tulisan sebelumnya

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    5/120

    I v

    Kata Pengantar

    yang konsen membidik persoalan pendidikan. Namun tulisan ini tetap perluuntuk disuguhkan di sini, dan juga mempunyai relevansinya tersendiri dalamkonteks pembaharuan pemikiran Islam. Dan tulisan ini adalah sebentukkritik terhadap pemikiran Muhammad Syahrur, seorang pemikir liberal asalSyiria. Menurutnya, Muhammad Syahrur banyak terjebak pada kesalahanfatal dalam aplikasi teori batasnya. Kecintaan pada lsafat Marxisme danhermeneutika lologi telah menggiring Syahrur kepada konsep-konsep danproduk hukum al-Qur`an yang nyeleneh. Ini bisa dilihat dari pemaparannyatentang hukum ayat-ayat hijab dan hubungan laki-laki dengan perempuan.

    Demikianlah gambaran sekilas tentang sajian-sajian di dalam Jurnalazkirah. Semoga jurnal ini bisa membawa manfaat bagi para pembaca.

    Selamat membaca !!!

    Redaksi

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    6/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    7/120

    I viiTazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    DAF AR ISI

    ujuan Pendidikan Islam AH. MansurHalaman 1-24

    Pengembangan Sekolah BermutuDrs. Akhmad Junaidi, M.Pd.

    Halaman 25-36

    Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan SekolahMesiono, M.Pd.Halaman 37-48

    Relasi Politik dan Pendidikan Islam di Indonesia Dr. Moh. Dahlan, M.Ag.

    Halaman 49-58

    Pengembangan Empati Anak di SekolahKhairuddin ambusai

    Halaman 59-68

    Analisis Filosos entang Pemikiran Pendidikan Etikadalam Perspektif IBN Maskawaih

    Amrillah, M.Pd.IHalaman 69-82

    Epistimologi Usul Fikih: Mengkritisi awaran MuhammadSyahrur dengan eori Nazhariyyah al-Hudud

    (Limit Teory / eori Batas) Abdul Mujib Nasution, S.H.I, M.S.I.Halaman 83-110

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    8/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    9/120

    I 1Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    UJUAN PENDIDIKAN ISLAM

    [Memahami Hak Allah, Rasul dan Manusia]Oleh: AH. Mansur

    Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul kamenjelaskan kepadamu banyak dari isi al-Kitab yang kamu sembukan, dan banyak [pula yang] dibiarkannya. Sesungguhnya telah datkepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya jalan keselamatan, dan [dengan kitab itu pula] Allah mengeluarkan ororang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang deseizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus, [QS. al-Ma`i15-16].

    Abstrak Sebagai agama moral, Islam tentu saja merupakan agama pendidik yang mengajarkan nilai-nilai dan karakter-karakter yang baik. Deng pendidikan yang benar dan berkualitas, manusia-manusia beradab akterbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermSangat disayangkan, sekalipun lembaga-lembaga pendidikan yang sekarang ini memiliki fasilitas yang memadai, namun lembaga-lemtersebut masih belum memproduksi manusia-manusia beradab. Sebabvisi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya inberadab terabaikan dalam tujuan pendidikannya. Penekanan kepa pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai kebaikan, spiridan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya yang terja

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    10/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    2 I

    Di zaman materialism sekarang ini, banyak lembaga pendidikan memilikvisi dan misi yang pragmatis. Pendidikan diarahkan untuk melahirkanmanusia-manusia pragmatis yang bekerja untuk meraih kesuksesan mat

    dan profesi sosial yang akan memakmuran diri, perusahaan dan NegarPendidikan dipandang secara ekonomis dan dianggap sebagai sebuainvestasi. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatdiraih supaya modal yang selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungaSistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak didik yamemiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akamenjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab.Pendidikan yang bertujuan pragmatis dan ekonomis tidak lain merupaka

    pengaruh dari paradigma pendidikan Barat yang sekular. Dalam budayBarat sekular, tingginya pendidikan seseorang tidak berkorespondendengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang bersangkutan. Dampadari hegemoni pendidikan Barat terhadap umat Islam adalah banyaknydari kalangan Muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalamkehidupan nyata, mereka belum menjadi muslim-muslim yang baik. Masada kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang diraih dengarendahnya moral serta akhlak kehidupan Muslim. Ini terjadi disebabka

    visi dan misi pendidikan yang pragmatis.Kata kunci; ujuan, pendidikan, Islam.

    PendahuluanPendidikan Islam bertujuan menumbuhkan keseimbangan pada

    kepribadian manusia, sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah

    perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, pada tingkat individual,masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Oleh karena itu Islammemandang, kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yangmelibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmonisdan seimbang serta menjadi tanggung jawab manusia secara keseluruhandalam melahirkan kehidupan yang sehat, bersih dan benar (Islam).

    Setiap orang yang sadar dan berakal pastilah memikirkan tujuan dari setiap

    tindakannya, memikirkan dampaknya, eksesnya, hasilnya dan sebagainya.Oleh karenanya manusia selalu berupaya merumuskan tujuan terlebih dahulusebelum melakukan sesuatu. Baik tujuan yang hendak dicapai itu bersifatindividualistik maupun generalistik. Manusia memiliki insting atau naluri

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    11/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    12/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    4 I

    ahli pendidikan membedakan pengertian antara keduanya. ujuanmengandung makna yang menunjukkan pengertian hasil (outcome )umum pendidikan, sedangkan objective mengandung pengertian yanglebih khusus (spisik). Jika dibandingkan antara pengertian tujuandan pengertian sasaran dalam proses pendidikan maka jelas tujuanmengandung konotasi kepada generalitas (umum) sedang sasaranmengandung konotasi yang bersifat operasional (real ). entangterminologi porpuse atau maksud dapat diartikan sesuatu yangditetapkan seseorang untuk dikerjakan atau dicapai. Namun istilah purpose atau maksud tersebut mengandung arti sama sebagaimanaterkandung dalam istilah tujuan atau goal atau sasaran.

    Bila pengertian tujuan diterapkan dalam kurikulum pendidikan,secara operasional akan mengandung makna sama dengan maksud,

    walaupun mungkin dapat dibedakan dalam arahnya. Yaitu, tujuanarahnya bersifat umum individualistik, sedangkan maksud atauporpuse dalam pendidikan, mengandung arti arah yang ditunjukkankepada individu dilihat dari aspek potensi yang ada dalam diri peserta

    didik.Istilah-istilah tersebut di atas akan tampak perbedaan pengertiannya

    bila diterapkan dalam penyusunan program jangka pendek, menengahdan panjang. Program jangka pendek seringkali memakai istilah sasaranatau hadaf , program jangka menengah biasanya menggunakan istilah porpuse (maqshad ) dan program jangka panjang biasanya menggunakanistilah tujuan atau ghyah dan atau ghardh.

    ujuan dalam proses pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita)yang mengandung nilai-nilai Islami yang hendak dicapai dalam proseskependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap. Dengandemikian tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilaiIslami yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik pada akhirdari proses tersebut. Dengan istilah lain, tujuan pendidikan Islam adalahperwujudan nilai-nilai islami dalam diri manusia yang diikhtiarkan oleh

    pendidik muslim melalui proses yang bermuara pada hasil (produk) yangberkepribadian Islami, yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuanserta sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    13/120

    I 5

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    B. ujuan Pendidikan Islam Perspektif Pakar Pendidikan Islamujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai

    tujuan tujuan hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusiasebagai makhluk Allah SW agar mereka tumbuh dan berkembangmenjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya.Beberapa tokoh muslim memiliki pendapat yang berbeda tentang tujuanpendidikan Islam, tetapi kesemuanya bermuara kepada bagaimanamanusia dapat membangun karakter dirinya sebagai manusia yangberiman dan bertakwa, berakhlak mulia, cerdas intelektual, emosionaldan sosial, serta sehat jasmani dan rohani. Berikut beberapa pendapattokoh tentang tujuan pendidikan Islam;3

    1. Pendapat Imam al-Ghazaliujuan pendidikan Islam yang paling utama adalah beribadah dan

    taqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insani yang bertujuanmencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

    2. Ibn aimiyahujuan pendidikan Islam harus diarahkan pada terbentuknya pribadi

    yang baik, yaitu seorang yang berkir, merasa dan bekerja padaberbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu berjalan dengan apayang ada pada al-Qur`an dan al-Sunnah.

    3. Muhammad Athiyah al-Abrasyiujuan pendidikan Islam menurut Athiyah al-Abrasyi adalah

    mencapai akhlak sempurna. Pendidikan budi pekerti dan akhlakadalah jiwa dalam pendidikan Islam. Dengan mendidikan akhlakdan jiwa mereka, termasuk menanamkan fadhlah (keutamaan),membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi sertamempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci berbasiskankeikhlasan dan kejujuran.

    4. Zakiyah Derajatujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang tetap dan statis,

    tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang,berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadiansesorang yang membuatkan Insan Kamil dengan pola takwa.

    3 Dharwanto, Tujuan Pendidikan Islam, [Dipublikasikan di: www. dharwanto.blogspot.com/2011/08/ tujuan-pendidikan-islam.html, Senin, 08 Agustus 2011].

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    14/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    6 I

    5. Mahmud Yunusujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-

    pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi seorang muslimsejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehinggayang menjadi ssalah seorang masyarakat yang sanggung hidup diataskakinya sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsadan tanah airnya, bahkan sesama ummat manusia.

    6. ujuan pendidikan menurut UUD 45Rumusan formal konstitusional dalam UUD 1945 adalah:Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untukmeningkatkan ketaqwaan terhadap uhan Yang Mahaesa,kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaandan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusiapembangunan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawabatas pembangunan bangsa.4

    7. ujuan Pendidikan Nasional menurut UU Sisdiknas Nomor 20ahun 2003

    Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenddaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yangdiperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.5

    C. ujuan Pendidikan Perspektif al-Qur`an dan Hadits

    1. Manusia terbaik

    Sesungguhnya kami elah menciptakan manusia dalam bentuk yansebaik-baiknya, [QS. al-Tin: 4].

    4 Didin Hadhuddin, MS., dalam pengantar kuliah Pendidikan Karakter , hal. 45 Ridjaluddin, F.N, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep Manusia, Pendidikan Islam dan Moral Islami , Jakarta:

    Pusat Kajian Islam FAI Uhamka, 2008, hal.58

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    15/120

    I 7

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    2. Berakhlak mulia

    Sesungguhnya aku diutus tiada lain untuk menyempurnakan akhla[HR. al-Bukhari].

    Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia [karen

    sombong] dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkSesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombongmembanggakan diri, [QS. Luqman: 18].

    3. Menyembah dan mengabdi kepada Allah

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaymereka mengabdi kepada-Ku, [QS. al-Dzariyat: 56].

    4. Manusia Ulul Albab

    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silbergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-ora yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil beatau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkatentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya uhan katiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engk Maka peliharalah kami dari siksa neraka, [QS. Ali Imran: 190-19

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    16/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    17/120

    I 9

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    idak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya [ke med perang]. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara merbeberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentagama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mer

    elah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirin[QS. al- aubah: 122].

    8. Menjadi manusia bertakwa

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenbenar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mamelainkan dalam keadaan beragama Islam, [QS. Ali Imran :102]

    Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bandan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguorang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang y paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetalagi Maha Mengenal, [QS. al-Hujurat: 13].

    9. Membentuk manusia bertauhid

    Dan [ingatlah] ketika Luqman berkata kepada anaknya, di wak

    ia memberi pelajaran kepadanya, Hai anakku, janganlah kammempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan [Aadalah benar-benar kezhaliman yang besar, [QS. Luqman: 13].

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    18/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    10 I

    D. Syarat Mencapai ujuan

    ujuan hidup manusia, termasuk tujuan pendidikannya tidak akandiperoleh begitu saja. Ada beberapa komponen penunjang tercapainyatujuan. Menurut Ali ibn Abi Talib dalam kitab alm al-Mutaallimkarangan Syaikh al-Zarnuji,6 di mana beliau menggubah dalam sebuahsyairnya sebagai berikut:

    Sungguh kamu tidak akan meraih ilmu tanpa melalui enam syarat.Berikut saya jelaskan semuanya padamu.Cerdas, semangat, sabar dan cukup bekal,ada petunjuk guru dan panjang waktunya.7

    Apa yang disampaikan Imam Ali ra. di atas sejatinya merupakansyarat memperoleh ilmu na (ilmu yang bermanfaat), tetapi ia juga tidakterpisahkan sebagai suatu syarat mencapai tujuan pendidikan. Hanya sajadalam teori ilmu pendidikan modern syarat pencapaian tujuan sudahmengalami simbiosis metamorphosis seiring dengan perkembangankebutuhan manusia dan perkembangan peradaban.

    Dalam konteks kekinian tujuan pendidikan dalam perspektif Islamakan dicapai apabila memenuhi syarat-syarat antara lain:1. Niat ihklas karena Allah semata

    Dalam upaya meraih tujuan apapun, terutama dalam meraihtujuan pendidikan Islam, niat menjadi faktor sangat urgen danmenjadi esensi dari setiap pencapaian. Niat merupakan sebuahpondasi bangunan cita-cita dan harapan, niat menjadi mutiarakemilau yang akan menentukan langkah berikutnya. Oleh karenanya

    6 Syaikh al-Zarnuji adalah nama marga yang diambil dari nama kota tempat beliau berada, yaitukota Zarnuj. Di antara dua kata itu adalah yang menuliskan gelar Burhanuddin (Bukti Kebenaran Agama),sehingga menjadi Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji. Adapun nama personnya, sampai sekarang belum adaliteratur yang menulisnya. Zarnuj masuk wilayah Irak, tapi boleh jadi kota itu dalam peta sekarang masukwilayah Turkistan (Afganistan) karena ia berada di dekat kota Khoujanda.

    7 Syaikh al-Zarnuji, Talm al-Mutaallim (Edisi Revisi), Terj. Asad Aliy, Menara Kudus, 2007, hal. 32

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    19/120

    I 11

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    niat dalam tujuan pendidikan Islam harus karena Allah, karena secaralosos, bila setiap rencana, usaha ddan pekerjaan didasarkan kepada

    Allah, maka akan berujung kepada Allah jua. Sabda Rasulullah saw.,

    Sesungguhnya setiap pekerjaan itu tergatung niatnya dan pencapsetiap orang sesuai dengan yang diniatkannya, [HR. Muslim].

    2. Rencana/program, agar tujuan dapat dicapai sesuai dengan harapan,diperlukan rencana atau program yang dirumuskan secara khususuntuk mencapai tujuan pendidikan.

    3. Proses/implementasi.4. Istiqamah/sustainable .

    E. Faktor Pendukung ercapainya ujuan

    1. Internal

    a. Bersungguh-sungguhBersungguh-sungguh dalam memperjuangkan tercapainyatujuan juga menjadi faktor penting dalam meraih tujuan.Sebagaimana pepatah,8

    Barang siapa bersungguh hati mencari sesuatu, pastilah ketem

    Dan barangsiapa mengetuk pintu bertubi-tubi, pastilah memasu

    Sejauh mana kepayahanmu, sekian pula tercapai harapanmu.Sabda Nabi Muhammad saw. kepada Aisyah;9

    b. Mau berkorbanRasulullah saw. mengajarkan doa untuk tidak bakhil dalamhadist yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari;

    8 Ibid., hal. 539 Ibid., hal. 53

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    20/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    12 I

    Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari sifat ujub dan bakhil.

    c. Meninggalkan maksiat Imam al-Syai pernah mengadu kepada gurunya tentangsulitnya menerima pelajaran, kemudian gurunya mengisyaratkanuntuk meninggalkan maksiat,

    Saya mengadu kepada guru tentang sulitnya menghafal pelajaranGuru kemudian menyarankan saya untuk meninggalkan maksiatDan beliau menerangkan bahwa ilmu itu laksana cahayaSementara cahaya Allah tidaklah pantas dimiliki oleh orang yangsuka bermaksiat.

    d. IstiqamahMeraih tujuan haruslah istiqamah, ajek, jejek dan fokus.

    Allah SW mengisyaratkan hamba-Nya yang istiqamah akandianugerahi air tawar pelepas dahaga, sebagaimana rman-Nya,

    Dan sekiranya kamu istiqamah pada satu jalan niscaya Allahakan menganugerahimu air yang melegakan.

    e. aqarrub kepada AllahSenantiasa bercinta dengan Allah, berasyik makhsyuk, khusukdan rindu tiada tara, ingin selalu berjumpa dengan-Nya.Sebagaimana rman-Nya;

    Dan di sebagian malam shalatlah tahajjud, mudah-mudahanuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji.

    f. Memakan makanan halal Makanan juga sangat berpengaruh bagi perkembangan tubuh.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    21/120

    I 13

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    Makanan halal yang dimaksud disini adalah makanan yanghalal-an thayyib-an mubarak-an. Halal dalam arti didapatdengan cara yang sah, bergizi dan memiliki asupan gizi yangdibutuhkan oleh tubuh. Sehingga dengan makanan tersebuttubuh yang sehat dan kuat, otak jadi cerdas dan berkah.

    2. Eksternala. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolahc. Lingkungan masyarakat

    F. Faktor Penghambat ercapainya ujuan

    Siapapun perlu memperhatikan factor penghambat tujuan pendidikan,agar setiap orang yang sedang menuju kepada tujuan mempersiapkan dirimenghadapi setiap tantangan, rintangan dan hambatan yang mungkinakan selalu mengiringi. Beberapa faktor penghambat tersebut antara lain

    ;1. Weak personality

    a. Jauh dari Allah

    Barang siapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak membuia mendapatkan hidayah, maka tidak akan bertambah

    padanya kecuali ia semakin jauh dari Allah, [HR. Muslimb. MalasPenyebab malas menurut Syaik Buhanuddin al-Zarnujiadalah karena terlalu banyak makan. Oleh karena itumakan harus diatur sesuai kebutuhan gizi yang diperlukanoleh tubuh, bukan sesuai kebutuhan lidah dan perut. Sebabhakikat makan menurut Nabi adalah makan sebelum

    lapar dan berhenti sebelum kenyang. Banyak makan akanmempersempit ruang bagi paru-paru untuk bergerak,dan hal itu akan menyebabkan orang mengantuk, orangmengantuk akan mengantarkannya menjadi pemalas.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    22/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    14 I

    Orang malas akan enggan melakukan aktivitas, termasukbelajar. Kebanyakan oleh berilmu dan orang shaleh adalahorang yang lebih banyak terjaga dari pada tidurnya.

    c. Berbuat maksiatBerbuat maksiat dapat mengganggu energi seseoranguntuk selalu memikirkan kesalahannya, sehingga orangyang berbuat maksiat tidak bisa fokus kepada apa yangdihadapinya. Maksiat membuat pelakunya selalu merasabersalah dan merasa bersalah akan membuang energipercuma dalam hidupnya.

    d. Berteman dengan orang jahatBerteman dengan orang jahat harus dihindari bilaingin mencapai tujuan dengan baik. Rasulullah pernahmemperingatkan dalam haditsnya,

    Carilah tahu tentang manusia berdassar keadaan temanmereka, [HR. Ibn Majah].Rangkaian kata dari seorang penyair10

    Jangan kau temani pemalas, hindarilah semua tingkahnya.Banyak orang shaleh jadi rusak, karena imbas dari orang lain.Menjalar ketololan pada orang lain amat cepat. Laksana apiyang padam diatas abu.

    2. Weak nancial Masalah nansial atau biaya yang disinggung oleh Imam Alira., juga merupakan factor yang mungkin bisa menghambatseseorang mencapai tujuannya. etapi ia tidak menjadi faktorutama. Karena bila kecerdasan dimiliki seseorang, terkadangbiaya bisa diperoleh melalui sumber-sumber besiswa, baik dari

    10 Syaikh al-Zarnuji, Talm al-Mutaallim (Edisi Revisi), Terj. Asad Aliy, Menara Kudus, 2007, hal. 33

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    23/120

    I 15

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    lembaga pendidikan, pemerintah dan lembaga sosial.3. Weak eksternal support

    Support dari orang-orang sekitar bisa menjadi kekuatan eksternalyang memungkinkan seseorang terbangun kepercayaan dirinya.Seseorang terkadang memiliki hope yang kuat ketika melihatkeberhasilan dan kesuksesan orang lain. Keinginan untukmenjadi seperti orang lain dan atau keinginan untuk mengikuti

    jejak sukses teman karib, saudara, ayah dan ibu, paman, guru danlain-lain, akan menjadi sumber motivasi yang tiada habisnya.

    G. Landasan Perumusan masalah

    1. Landasan khusus Karena tujuan pendidikan Islam mengarah kepada usaha membinadan mendidik manusia menjadi hamba Allah yang beriman danbertaqwa, berakhlak karimah serta yang sehat lahir dan batin, bahagia

    dunia dan akhirat, maka perumusan tujuan pendidikan harusbersumber kepada al-Qur`an dan hadits, dipandang dari berbagaiaspek, meliputi; perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan evaluasi.11

    2. Landasan Umuma. Landasan losos

    Landasan losos berkaitan erat dengan upaya penggalianmakna terdalam dari hakekat tujuan pendidikan. Filsafat

    harus menjawab pertanyaan mengapa tujuan pendidikanharus dirumuskan terlebih dahulu sebelum melakukan prosespendidikan, apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikandan mengapa tujuan pendidikan perlu dirumuskan? Jawaban-

    jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi landasan utamadalam membangun kerangka organisme pendidikan yang ideal,konseptable , managetable , futuristik dan obyektif.

    b. Landasan sosiologisKajian sosiologis berperan memberikan gambaran tentangkondisi keseluruhan hidup masyarakat, meliputi kesatuan

    11 Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami , Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010, hal.59

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    24/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    16 I

    wilayah, adat istiadat, identitas, karakteristik, pola hidupdan loyalitas pada kelompok, yang semuanya merupakanlandasan utama bagi pendidikan. Berbeda dengan bangsa lain,bangsa Indonesia memiliki kateristik tersendiri, dimana prosespembentukan karakternya melalui proses yang begitu panjang,seiring dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa dan prosespergulatan politik tanah air. Hal-hal yang terkait denganperwujudan tata tertib sosial, perubahan sosial, interaksi sosial,komunikasi dan sosialisasi merupakan indicator bahwa tujuanpendidikan tidak bisa dilepaskan dari akar sejarah bangsanya,

    ia harus selalu kompatibel dan mampu membangun ruangsinergitas antara akar sejarah dengan tujuan pendidikan masadepan. Lebih kongkritnya adalah bahwa tujuan pendidikanIndonesia haruslah berangkat akar tradisi, akar budaya dan akarsejarah bangsa yang majmuk, berbhinneka, bersuku bangsa,beradat istiadat, berlainan bahasa, berlainan ras dan lain-lain.

    c. Landasan kultural kebudayaanKultur dan budaya masyarakat seyogyanya terimplementasidalam perumusan tujuan dan harus menjadi goal dari setiapproses pendidikan.

    d. Landasan historisSejak bangsa ini berdiri, sejak saat itu pula pendidikanberlangsung, dari yang paling sederhana, sampai pendidikanyang sangat kompleks dan bahkan berteknologi. Di Indoenesia,pendidikan sejak zaman purba, Hindu-Budha, pendidikanzaman Islam, pendidikan masa zaman kolonial dan usaha-usaha menuju ke arah pendidikan nasional hingga sekarang,harus menjadi konsep pemikiran dalam merumuskan tujuanpendidikan nasional hari ini dan masa depan. Sebab hanyadengan cara seperti itu bangsa Indoensia tidak akan kehilangan

    jati dirinya sebagai bangsa yang berakar pada sejarah kehidupannenek moyangnya.

    e. Landasan psikologisPemahaman dan penghayatan akan perkembangan manusia

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    25/120

    I 17

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    khususnya dalam proses belajar-mengajar, pemahaman pesertadidik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan kuncikeberhasilan pendidikan, aspek kejiwaan tersebut meliputiperbedaan individu karena perbedaan aspek kejiawaan,kebutuhan dasar yang berbeda, serta perbedaan perkembangansik dan kejiwaan yang terjadi pada masing-masing individu,

    juga harus menjadi landasan dalam merumuskan konsep tujuanpendidikan.

    f. Landasan ilmiah dan teknologiRumusan tentang tujuan pendidikan juga semestinya berangkatdari observasi ilmiah sebagai landasan membangun konseppemetaan, pentahapan, pengorganisasian dan pengevaluasian,dengan melibatkan sistem informasi, teknologi dan komunikasiyang saat ini dan kedepan akan menjadi braind sistem bagiseluruh aspek pengelolaan pendidikan, termasukoutcome yangdibutuhkan oleh masyarakat global.

    g. Landasan politik Peranan kekuasaan dan situasi politik serta cita-cita bangsasangat berpengaruh dalam perumusan tujuan pendidikan.Karena kehidupan politik dan perkembangan peradaban akanmenuntut outcome pendidikan yang kompatebel dan relevandengan kebutuhan zamannya. Misalnya zaman dulu orang untukbekerja di sebuah perusahaan tidak perlu mengusai komputer,karena semua kegiatan administrasi perkantoran cukup denganmesin ketik. api sekarang kemampuan mengoperasikankomputer menjadi syarat mutlak untuk bekerja di administrasiperkantoran. Dulu untuk menjadi pwmimpin tidak perlumenguasai manajemen organisasi, cukup orang yang kharismatisdan memiliki kemampuan leadership. api sekarang kharismatisdan leadership tidak cukup, harus juga memiliki keterampilanmanajemen kepemimpinan.

    h. Landasan ekonomiDari sudut pandang ekonomi, pendidikan dapat dikatakansebagai human investment. Karena dengan pendidikan maka

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    26/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    18 I

    manusia terdidik akan menjadi modal bagi pembangunan.Manusia terdidik berfungsi sebagai tenaga kerja apabila memilikikemampuan teknologis praktis yang dengannya akan memacupertumbuhan ekonomi serta mendorong pendapatan masyarakatperkapita. Pendidikan akan mampu memicu pertumbuhanekonomi jika pendidikan itu mampu mencerdaskan, merangsangdan memotivasi peserta didik untuk mandiri, berdikari, menjadiinterpreneur dan bangga untuk selalu berkarya.

    ujuan perdidikan harus berangkat dari rumusan bagaimanadan seberapa besar partisipasi masyarakat dalam berinvestasidengan melihat kondisi ekonominya, seberapa efektif prosespendidikan dapat dilakukan dan seberapa besar outcome yangdiperoleh dari kemampuan nancial yang ada.

    i. Landasan yuridisProses pendidikan dalam upaya mencapai tujuan tidak bisamelepaskan diri dari falsafah bangsanya. Sebagai sebuah Negara,Indonesia telah mengatur pendidikannya melalui UUD 1945,yang dituangkan dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor;20 ahun 2003. ujuan pendidikan menurut pasal 3 Undang-Undang No. 20 ahun 2003, adalah untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertaqwa kepada uhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.

    Analisis A. Urgensi Perumusan Tujuan Pendidikan Islam

    Pekerjaan apapun tanpa tujuan akan menimbulkan ketidakmenentuan(identerminisme) dalam prosesnya. Oleh karenanya merumuskan tujuanpendidikan menjadi kebutuhan tak terpisahkan dari tujuan itu sendiri.Sama dengan wajibnya berwudlu untuk melaksanakan ibadah shalat.Merumuskan tujuan menjadi sesuatu yang sangat vital sebagaimana vitalnyatujuan pendidikan itu sendiri.12 Apalagi sasaran pendidikan bermuara kepada

    12 HM. Arin,Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Akrasa, 2006. hal. 53

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    27/120

    I 19

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    pembentukan kepribadian, pembentukan akhlak dan moral. Adalah tidakmungkin menuju tujuan pendidikan itu tanpa rumusan yang jelas, terarah,terprogram dan konkret.

    B. Dasar dan Landasan Perumusan Tujuan Pendidikan IslamKarena core yang dituju dalam proses pendidikan ini adalah pembentukan

    karakter, moral, aqidah dan akhlak, maka seyogyanya dasar dan landasan dalammerumuskan tujuan bersumber kepada al-Qur`an dan hadits. Sebagaimanarman Allah SW ,

    Dan kami elah turunkan kepadamu al-Qur`an dengan membawkebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yditurunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang laitu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkdan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggakebenaran yang elah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantakamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allmenghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat [saja], tet Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Mberlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kemkamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang elah ka perselisihkan itu, [QS. al-Ma`idah: 48].

    C. Tujuan Pendidikan Islam dalam Kerangka Memahami Hak Allah,Rasul dan Manusia

    Bila tujuan pendidikan Islam mengarah kepada terbentuknya imanyang kuat (aqdah qawyyah), akhlak karimah (al-akhlq al-mahmdah) dankebahagiaan di dunia dan akhirat (al-sadah f al-duny wa al-khirah),

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    28/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    20 I

    secara langsung maupun tidak langsung pendidikan berrarti telah memenuhihak Allah, hak Rasulullah dan hak sesama manusia.

    Pendidikan yang mengarah kepada penyadaran manusia akankewajibannya sebagai hamba kepada khaliqnya, berarti pendidikan ituberproses kepada pemenuhan hak Allah. Pendidikan yang mengarahkepada penyadaran manusia akan kewajibannya untuk patuh kepada ajaranMuhammad Rasulullah dengan melaksanakan ajarannya, berarti pendidikanitu sedang berusaha memenuhi hak-hak nabinya, dan bila pendidikan itumengarah kepada penyadaran manusia akan hak-hak sesamanya, maka berartipendidikan itu sedang berproses memenuhi hak-hak sesama.

    Penutup

    A. KesimpulanMemperhatikan semua pendapat para tokoh muslim dan merujuk

    kepada al Quran dan as Sunnah, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuanpendidikan Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadihamba Allah yang shaleh, teguh iman, taat beribadah dan berakhlak terpuji.

    ujuan pendidikan Islam berkisar pada pembinaan pribadi muslim yangterpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektualdan sosial. Lebih operasional dapat diperinci sebagai berikut:13

    1. ujuan umumujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dalam semua kegiatan

    pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lainnya.

    ujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti ; sikap, tingkahlaku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. ujuan umum iniberbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengankerangka yang sama. Bentuk insane kamil dengan pola taqwa kepada

    Allah harus tergambar dalam pribadi seorang terdidik, walaupundalam ukuran kecil dan mutu yang rendah sesuai dengan tingkatankemampuan, kondisi dan situasi seseorang.

    2. ujuan akhirPendidikan Islam berlangsung sepanjang hayat sebagaimana Nabi

    13 Makalah Kepemimpinan Pendidikan Islam, blogspot.com//arah-dan-tujuan-pendidikan,didownload, 26 Mei 2012.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    29/120

    I 21

    Kata Pengantar Tujuan Pendidikan Islam

    memerintahkan, Carilah ilmu dari buaian dampai liang lahat .Maka tujuan akhirnya adalah tercapainya tujuan sebagai hamba Allahyang beriman dan bertaqwa, berakhlakul karimah, sejahtera lahirbathin, bahagia dunia, bahagia di akhirat dengan khusnul khatimah.Untuk mencapai ridha Ilahi Rabbi, seseorang harus senantiasamenumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara danmempertahankan tujuan yang telah dan sedang dicapai untuk meraihakhir yang baik.

    3. ujuan sementara ujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak

    didik diberikan sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakandalam suatu kurikulum pendidikan formal.

    4. ujuan operasionalujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai

    dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatanpendidikan dengan bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakansebelumnya.

    5. ujuan khusus Al-Syaibani membagi tujuan khusus pendidikan Islam sebagai

    berikut:a. ujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan

    yang berupa pengetahuan, tingkah laku, tingkah laku jasmanidan rohani ddan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki

    untuk hidup di dunia ddan akhirat.b. ujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah

    laku masyarakat, tingkah laku individu dengan masyarakat,perubahan kehidupan masyarakat dan memperkaya pengalamanmasyarakat.

    c. ujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan danpengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dansebagai kegiatan masyarakat.

    Jadi core dari tujuan pendidikan islam adalah membimbing ummatmanusia agar menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa, menjalankansemua perintah dan larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan ketulusan.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    30/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    22 I

    Membentuk manusia yang beriman kamil, berilmu syamil dan beramal sejatiserta mengarahkan manusia untuk selalu sejahtera dan sehat lahir bathin danbahagia dunia akhirat. Arti konkritnya adalah bahwa beriman dan bertaqwakepada Allah dengan mengamalkan ajaran yang disampaikan oleh RasulullahMuhammad saw., merupakan implementasi dari melaksanakan hak Allah.Sedangkan beramal sejati, sejahtera dan sehat lahir dan bathin, bahagiandunia dan akhirat, merupakan manifestasi dari hak manusia.

    B. Rekomendasi 1. Kepada para pendidik, hendaknya dalam membangun tujuan

    pendidikan tidak melepaskan rumusan tujuan pendidikan sebagaibagian dari tujuan itu sendiri.2. Menjadikan al-Quran dan Hadist sebagai sumber inspirasi dalam

    merumuskan tujuan pendidikan, agar out come (hasil) tidak lari daritujuan utamanya.

    3. Kepada Pengelola lembaga pendidikan, hendaknya memperhatikankeseluruhan proses pendidikan yang telah dan sedang dijalankannya.

    Perhatikan juga, apakah rumusan tujuan pendidikannya sudahberbasis al-quran dan as-sunnah dan nilai-nilai karakter.

    4. Kepada pemerintah agar merekonstruksi system pendidikan nasionalyang sampai saat ini masih berada dipersimpangan jalan. Belumberbasis kepada nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya ke-indoneisa-an.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    31/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    32/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    33/120

    I 25Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    PENGEMBANGAN SEKOLAH BERMU U

    Oleh: Drs. Akhmad Junaidi, M.Pd.

    Abstrak Pengaruh kompetisi yang demikian tajam pada era global tidak dadielakkan bagi pengembangan pendidikan, sebagai ujung tom pengembangan adalah sekolah. Pada kondisi demikian ini sekolah hanya memelihara kondisi stabil tanpa ada kemauan untuk meres

    berbagai perubahan dan pengaruh eksternal.elah begitu lama kita mendambakan pendidikan yang bermutu, sehintuntutan terhadap mutu demikian semarak dan perwujudannya sudah sanmendesak karena mutu telah menjadi a very critic competitive (sebuahkompetitif) dalam persaingan internasional (Komariah 2004:29) lemb pendidikan atau sekolah yang bermutu akan selalu dicari dan dikunjuorang, ia tidak akan pernah kehilangan atau ditinggalkan pelanggannLembaga pendidikan atau sekolah sebagai tempat bersosialisasi, tat

    kehidupan, artinya mempersiapkan siswa untuk dapat hidup bermasyarOleh karena itu, kualitas pendidikan nasional perlu ditingkatkan, b pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, maupun j pendidikan luar sekolah. Menurut Sutikno (2003: 29) tuntutan pendidikabad 21 ini diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektdan profesional serta sikap, kepribadian, moral manusia Indonesia pumumnya. Oleh karenanya pendidikan abad 21 ini dibutuhkan pendidik yang betul-betul bermutu dan sesuai dengan kebutuhan atau tuntunan.

    Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalrendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikkhususnya pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Makanya, undapat meningkatan mutu pendidikan, maka perlu dikembangan seko yang bermutu, yang ditandai dengan diberikan kemandirian, motivdan inisiatif kepada sekolah untuk mengembangkan dan memajulembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah tujuan pendidikan nasional.

    Kata kunci: Pengembangan, sekolah, bermutu.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    34/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    26 I

    Pengertian Pengembangan Sekolah BermutuMenurut Megginson, dkk. (1993) pengembangan adalah proses jangka

    panjang untuk meningkatkan potensi dan efektivitas. Selain itu Handoko(1994) mengatakan bahwa pengembangan mempunyai ruang lingkup lebihluas dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan,sikap dan sifat-sifat kepribadian.

    Menurut Depdiknas dalam Sasongko, Rambat Nur (2006: 12) bahwamutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasayang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yangdiharapkan atau yang tersirat. Sedangkan dalamKamus Bahasa IndonesiaPraktis Wiyono (1994: 23) istilah mutu diartikan dengan kadar, tingkat baikburuknya sesuatu. Sedangkan menurut Sudarwan (2006: 54) mutu adalahderajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja baik berupa barang maupun

    jasa. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses,dan output serta dampak pendidikan.

    Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karenadibutuhkan untuk berlangsungnya proses.Input pendidikan meliputi sumberdaya dan perangkat lunas serta harapan-harapan sebagai pemandu bagiberlangsungnya proses. Sumber daya berupa kepala sekolah, guru, karyawan,siswa, peralatan, perlengkapan, uang, bahan dsb. Perangkat lunak meliputistruktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas,rencana, program dsb. Harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah.

    Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatuyang lain. Proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan,proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajarmengajar, proses monitoring dan evaluasi. Proses dikatakan bermutu tinggiapabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input sekolahdilakukan secara harmonis, situasi pembelajaran yang menyenangkan,mampu mendorong motivasi dan minat belajar dan benar-benar mampumemberdayakan peserta didik.

    Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalahprestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/prilaku sekolah. Kinerja sekolahdapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, esiensinya,inovasinya, dan kualitas kehidupan kerjanya.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    35/120

    I 27

    Kata Pengantar Pengembangan Sekolah Bermutu

    Pengembangan sekolah bermutu memberikan kewenangan kepadasekolah untuk mengembangkan dan menetapkan sasaran peningkatan mutu,menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatanmutu, melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu, memilikieksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah, serta memiliki partisipasi yanglebih besar dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.

    Kriteria Sekolah BermutuUntuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dapat dilakukan dengan

    memberikan eksibilitas atau keluwesan lebih besar kepada sekolah untukmengelola sumber daya sekolah dan mendorong sekolah meningkatkanpartisipasi warga sekolah dan masyarakat.

    Menurut Edward Sallis dalam Sudarwan (2006: 54) sekolah bermutubercirikan: (1). Sekolah berfokus pada pelanggan; (2). Sekolah berfokuspada upaya untuk mencegah masalah yang muncul; (3). Sekolah memilikiinvestasi pada sumber daya manusianya; (4). Sekolah memiliki strategi untuk

    mencapai kualitas (pimpinan, akademik dan administrasi); (5). Sekolahmengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik; (6). Sekolahmengelola kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas baik

    jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang; (7). Sekolahmengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuaitugas dan fungsi serta tanggung jawab; (8). Sekolah mendorong orang yangdipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas, merangsang

    agar dapat bekerja secara berkualitas; (9). Sekolah memperjelas peran dantanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal danhorizontal; (10). Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas;(11). Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja,dan; (12). Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerussebagai keharusan.

    Untuk memperbaiki mutu pendidikan maka sekolah yang efektif

    (effective school ) adalah apabila dalam pelaksanaannya memerlukan kegiatanpengelolaan yang bermutu, komponen-komponen yang berkaitan denganpengelolaan lembaga persekolahan dalam rangka peningkatan mutupendidikan antara lain siswa, guru, pengelola sekolah, sarana dan prasarana,

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    36/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    28 I

    proses belajar mengajar, kurikulum dan lain-lain. Menurut Sudarwan (2006:61) sekolah dikatakan efektif, bila memiliki kriteria: (1). Mempunyai standarkerja yang tinggi dan jelas; (2). Mendorong aktivitas dan pengembanganmulti budaya; (3). Mengharapkan siswa untuk mengambil peran tanggung

    jawab dalam belajar dan perilaku dirinya; (4). Mempunyai instrumen evaluasidan prestasi belajar; (5). Menggunakan metode pembelajaran yang berakarpada penelitian pendidikan; (6). Mengorganisasikan sekolah dan kelas untukmengkreasikan lingkungannya; (7). Pembuatan keputusan secara demokratis;(8). Menciptakan rasa aman, saling menghargai dan mengakomodasikanlingkungan secara efektif; (9). Mempunyai harapan yang tinggi; (10). Secara

    aktif melibatkan keluarga dalam membantu siswa untuk mencapai sukses,dan; (11). Bekerja sama dengan masyarakat dan pihak lain yang mendukungsiswa dan keluarga.

    Sekolah dikatakan bermutu, jika memiliki mutu standar layananpersekolahan. Menurut Sudarwan (2006: 75) standar mutu layananpersekolahan meliputi: (1). Pemahaman konsep manajemen partisipatif;(2). Aplikasi konsep manajemen partisipatif; (3). Pemahaman akan konseppendidikan dan pembelajaran; (4). radisi ketergantungan yang sudahberlangsung lama; (5). Profesionalisme kependidikan dan keguruan; (6).Etos kerja komunitas sekolah; (7). Rasa saling percaya; (8). Dukungan kerjaketatalaksanaan sekolah; (9). Dimensi fasilitas atau sarana prasarana; (10).Dukungan masyarakat, dan; (11). Etos belajar siswa.

    Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan atau sekolah ada beberapaaspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (1). Siswa; (2). Guru; (3). Kurikulum;(4). Sarana prasarana; (5). Pengelolaan sekolah; (6). Proses belajar mengajar;(7). Pengelolaan dan; (8). Supervisi dan monitoring, dan; (9). Hubungansekolah dengan lingkungannya.

    Ketika aspek-aspek pengelolaan lembaga persekolahan tersebut dapatdijalankan dan diarahkan ke sebuah mutu yang tinggi, maka keberhasilandari pencapaian mutu tersebut harus merupakan integrasi dari semuakeinginan dan partisipasi stakeholder (semua yang berkepentingan) dalampencapaian hasil akhir. Adapun indikator-indikator keberhasilannya harusdapat menjawab: (1). Spesikasi lulusan atau produk; (2). Mutu layanan yangbaik; (3). Kompetensi professional guru; (4). Ketersediaan fasilitas belajar;(5). Mutu kehidupan dan budaya organisasi; (6). Ketertiban pengelolaan

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    37/120

    I 29

    Kata Pengantar Pengembangan Sekolah Bermutu

    dana pendidikan; (7). Kepedulian masyarakat (dewan sekolah), dan; (8).Pemberdayaan manajemen sekolah (school based management ).

    Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sekolahdikatakan bermutu bila berfokus kepada pelanggan. Pelanggan ini dapatberupa pelanggan primer yaitu siswa atau penerima jasa pendidikan.Pelanggan sekunder yaitu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mutu

    jasa pendidikan. Pelanggan tersier adalah pihak yang memanfaatkan hasil jasa layanan. Di samping itu sekolah juga harus mewujudkan sekolah yangefektif dan memiliki standar mutu pelayanan pendidikan.

    Strategi Pengembangan Sekolah BermutuPersaingan dalam mutu untuk masa-masa ke depan memerlukan ancang-

    ancang dasar yang baru yang dapat bersaing. Kekuatan dalam perubahanmemperlihatkan fenomena yang terus berkelanjutan dalam pemenuhan akanperubahan tersebut.

    Mutu antara satu sekolah dengan yang lainnya berbeda, tetapinampaknya perbedaan tersebut hanya dalam cara memberikan layanannya.Sekolah-sekolah bersaing dalam menawarkan layanan spesial mereka: tempatatau gedung yang sangat baik, profesional guru-gurunya, hasil atau prestasibelajar dan lulusannya (spesikasi fokus dalam kurikulum, harga atau biayapendidikannya. Semuanya ini disebut 4 Ps ( place, people, product, price &skill ). Untuk masa berikutnya sekolah umum atau negeri diperkirakan tidak

    jauh berbeda dari sekolah-sekolah swasta dalam mutu pendidikan.Untuk peningkatan mutu tidak hanya menyangkut kepentingan guru-

    guru saja, efektivitas sekolah dengan keunikannya, spesialisasinya, dan prestasiakademiknya mempunyai pengaruh yang besar terhadap lulusannya. Suatusekolah yang telah menerapkan suatu strategi dan bekerja secara sistematisberdasarkan strategi tersebut untuk membina rasa kepatuhan, komitmen,pemahaman dan kepemilikan terhadap sekolahnya dapat menghasilkan siswa-siswa yang sukses, daripada sekolah-sekolah yang tidak mempunyai identitasbudaya mutu.

    Menurut Rambat, (2006: 518) strategi pengembangan mutu, memilikipemikiran kunci yaitu: (1). Akses, artinya siswa mempunyai akses bebasdalam memilih sekolahnya. Karena itu kiranya perlu diperkenalkan lagi

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    38/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    30 I

    kemampuan-kemapuan sekolah tertentu juga kemampuan yang dituntutkurikulum sekolah; (2). Sumber (pendapatan), yaitu kemampuan sekolahuntuk menjamin sumber-sumber yang baru melalui industri kemitraan, biayapemakai, sumbangan, keahlian serta pembiayaan baru; (3). Manajemen,adalah kemampuan staf sekolah dalam memberikan layanan yang tepat dalamsegala keterbatasannya kepada siswa yang telah masuk sekolah tersebut gunamencapai prestasi yang tinggi, dan; (4). Model strategi generik, setiap strategimasing-masing menjanjikan keberhasilan, karena itu pilihannya adalahnyata dan penting. Strategi generik mempunyai pelaksanaan yang substansifdan penting untuk; (a). Bagaimana sekolah dapat merekrut staf dan tetap

    mempekerjakannya; (b). ujuan sekolah; (c). Bagaimana cara menjagaselfimage sekolah dan budayanya; (d). Kriteria untuk evaluasi keberhasilanindividual, program dan sekolah sebagai kesatuan, dan; (e). Manajemen.

    Selain itu menurut Sudarwan (2006: 57) prakarsa mutu pendidikan atausekolah dapat dilakukan dengan: (1). Pendekatan anak sebagai pusatthechildren centred approach; (2). Pembentukan asosiasi guru untuk peningkatanmutu pendidikan; (3). Pembentukan jaringan kualitas pendidikan, dan; (4).Pembentukan koalisasi sekolah-sekolah esensial.

    Untuk pembentukan koalisasi sekolah esensial dapat dilakukan dengan:(1). Fokus intelektual; (2). ujuan-tujuan sederhana; (3). Semua anak dapatbelajar; (4). Personalisasi; (5). Siswa sebagai pembelajar aktif; (6). Assessmentautentik; (7). Sifat (tone ); (8). Staf sebagai generalis, dan; (9). Waktu dananggaran.

    Strategi membutuhkan waktu dan keamanan untuk dapat berjalanlancar. Keberhasilan akan terjadi karena strategi dijalankan dengan konsistendari waktu ke waktu. Kegagalan terjadi karena strategi diubah-ubah.

    Akhirnya tugas manajemenlah yang menentukan kerangka strategi yangakan dicapai sekolah sehingga tujuan yang diharapkan bisa dicapai. Strategitidak akan ada atau muncul begitu saja, tetapi strategi perlu disusun. Strategimembutuhkan visi, komitmen pembentukan budaya, kepemimpinan,kepercayaan, pemberdayaan dan komunikasi untuk membangun organisasiyang berhasil.Skill yang ada dalam tiap manajer sekolah penekanannya antarasatu dengan yang lainnya, tetapi tiap manajer sekolah dapat berhasil denganmemfokuskan strateginya dengan luar biasa.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    39/120

    I 31

    Kata Pengantar Pengembangan Sekolah Bermutu

    Pelaksanaan Pengembangan Sekolah BermutuUntuk pengembangan sekolah bermutu perlu disusun rencana yang

    komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yangada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkandi masa mendatang. Rencana pengembangan sekolah harus berorientasi kedepan dan secara jelas bagaimana menjembatani antara kondisi saat ini danharapan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Rencana pengembangansekolah merupakan rencana yang komprehensif memperhatikan peluang danancaman dari lingkungan eksternal, memperhatikan kekuatan dan kelemahaninternal, kemudian mencari dan menemukan strategi dan program-program

    untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan yang dimiliki, mengatasitantangan dan kelemahan yang ada, guna mencapai visi yang diinginkan.

    Secara jelas berikut ini, akan diuraikan langkah-langkah pengembangansekolah bermutu.

    1. Merumuskan visi sekolah. Visi adalah imajinasi moral yangmenggambarkan prol sekolah yang diinginkan di masa datang.Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluangdan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Misalnyakita mengimajinasikan sekolah yang bermutu bagus, diminati olehmasyarkat, memiliki jumlah guru yang cukup dengan kualitas yangbaik, fasilitas yang baik, fasilitas sekolah yang baik, itulah yang disebutvisi sekolah. Dalam menentukan visi sekolah harus memperhatikanperkembangan dan tantangan masa depan.

    2. Merumuskan misi sekolah. Misi adalah tindakan untuk mewujudkanatau merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasisemua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, maka misidapat juga diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentinganmasing-masing kelompok yang terkait dengan sekolah. Dalammerumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas pokok sekolahdan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi

    tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikator.3. Merumuskan tujuan. ujuan merupakan apa yang akan dicapai atau

    dihasilkan oleh sekolah yang bersangkutan dan kapan tujuan akandicapai. ujuan dikaitkan dengan jangka waktu 3-5 tahun. Dengan

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    40/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    32 I

    demikian tujuan pada dasarnya merupakan tahapan wujud sekolahmenuju visi yang telah dicanangkan. ujuan merupakan tahapanuntuk mencapai visi.

    4. Menetapkan sasaran. Sasaran adalah penjabaran tujuan, yaitusesuatu yang akan dihasilkan atau dicapai oleh sekolah dalam jangka

    waktu lebih singkat dibandingkan tujuan sekolah. Rumusan sasaranharus selalu mengandung peningkatan, baik peningkatan kualitas,efektivitas, produktivitas, maupun esiensi. Agar sasaran dapatdicapai dengan efektif, maka sasaran harus dibuat spesik, terukur,

    jelas kriterianya dan disertai indikator-indikator yang rinci. Sasaranharus didasarkan atas tantangan nyata yang dihadapi sekolah.

    5. Mengidentikasi tantangan nyata sekolah. antangan adalah selisih(ketidaksesuaian) antara output sekolah saat ini dan output sekolahyang diharapkan di masa yang akan datang (tujuan sekolah).Besar kecilnya ketidaksesuaian antara output sekolah saat ini denganoutput sekolah yang diharapkan (idealnya) di masa yang akan datangmemberitahukan besar kecilnya tantangan.

    6. Mengidentikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapaisasaran. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya fungsi prosesbelajar mengajar beserta fungsi-fungsi pendukungnya yaitu fungsipengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsiketenagaan, fungsi keuangan, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsipengembangan iklim akademik sekolah, fungsi hubungan sekolah-masyarakat, dan fungsi pengembangan fasilitas.

    7. Melakukan analisis SWO (strength [kekuatan], weakness [kelemahan], opportunity [peluang], threat [tantangan]). AnalisaSWO ini dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkatkesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yangdiperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. AnalisisSWO dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi,baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal.Kekuatan bagifaktor yang tergolong internal; peluang , bagi faktor yang tergolongeksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai,artinya tidak memenuhi ukuran, dinyatakan bermakna kelemahan,

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    41/120

    I 33

    Kata Pengantar Pengembangan Sekolah Bermutu

    bagi faktor yang tergolong internal; danancaman, bagi faktor yangtergolong eksternal.

    8. Alternatif langkah pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahanpersoalan, merupakan tindakan mengatasi makna kelemahan danatau ancaman, agar menjadi kekuatan dan atau peluang, yaknidengan memanfaatkan adanya satu atau lebih faktor yang bermaknakekuatan dan atau peluang.

    9. Menyusun rencana dan program sekolah bermutu. Rencana yangdibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang; aspek-aspekmutu yang ingin dicapai, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan,siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, danberapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatantersebut. Program adalah alokasi sumber daya (sumber daya manusiadan sumber daya selebihnya, misalnya uang, bahan, peralatan,perlengkapan, perbekalan) ke dalam kegiatan-kegiatan, menurut

    jadwal waktu dan menunjukkan tatalaksana yang singkron. Dengankata lain, program adalah bentuk dokumen untuk menggambarkanlangkah mewujudkan singkronisasi dalam ketatalaksanaan. MenurutSukmadinata (2002: 10) untuk melaksanakan program mutu perluada beberapa dasar yang kuat, yaitu: (1). Komitmen pada perubahan;(2). Pemahaman tentang kondisi yang ada; (3). Mempunyai posisiyang jelas tentang masa depan, dan; (4). Punya rencana yang jelas.

    10. Melaksanakan rencana peningkatan mutu. Dalam melaksanakanrencana peningkatan mutu pendidikan yang telah disetujui bersamaantara sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat, maka sekolahperlu mengambil langkah proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Kepala sekolah dan guru hendaknyamendayagunakan sumber daya pendidikan yang tersedia semaksimalmungkin, menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yangdianggap efektif, dan menggunakan teori-teori yang terbukti mampumeningkatkan kualitas pembelajaran. Mengambil inisiatif dankreatif dalam menjalankan program-program yang diproyeksikandapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Dalammelaksanakan proses pembelajaran, sekolah hendaknya menerapkankonsep belajar tuntas (mastery learning ). Konsep ini menekankan

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    42/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    34 I

    pentingnya siswa menguasai materi pelajaran secara utuh danbertahap sebelum melanjutkan ke pembelajaran topik-topik lainnya.

    KesimpulanBerdasarkan uraian di atas maka ditarik kesimpulan bahwa pengembangan

    sekolah bermutu dapat meningkatkan pendidikan secara umum. Simpulankhusus sebagai mana di bawah ini:

    Pertama , rendahnya mutu pendidikan disebabkan: (1). Kebijakandan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan

    educational production function yang tidak dilaksanakan secara konsekuen;(2). Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, dan; (3).Peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraanpendidikan selama ini lebih bersifat dukungan dana, bukan pada prosespendidikan (pengambil keputusan, monitoring, evaluasi dan akuntabilitas).

    Kedua , sekolah bermutu bercirikan: (1). Sekolah berfokus padapelanggan; (2). Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yangmuncul; (3). Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya; (4).Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas (pimpinan, akademik danadministrasi); (5). Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagaiumpan balik; (6). Sekolah mengelola kebijakan dalam perencanaan untukmencapai kualitas baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangkapanjang; (7). Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkansemua orang sesuai tugas dan fungsi serta tanggung jawab; (8). Sekolah

    mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakankualitas, merangsang agar dapat bekerja secara berkualitas; (9). Sekolahmemperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasanarah kerja secara vertical dan horizontal; (10). Sekolah memiliki strategi dancriteria evaluasi yang jelas; (11). Sekolah memandang kualitas sebagai bagianintegral dari budaya kerja, dan; (12). Sekolah menempatkan peningkatankualitas secara terus menerus sebagai keharusan.

    Ketiga , strategi pengembangan mutu, memiliki pemikiran kunci, yaitu:(1). Akses, artinya siswa mempunyai akses bebas dalam memilih sekolahnya.Karena itu kiranya perlu diperkenalkan lagi kemampuan-kemampuan sekolahtertentu juga kemampuan yang dituntut kurikulum sekolah; (2). Sumber

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    43/120

    I 35

    Kata Pengantar Pengembangan Sekolah Bermutu

    (pendapatan), yaitu kemampuan sekolah untuk menjamin sumber-sumberyang baru melalui industri kemitraan, biaya pemakai, sumbangan, keahlianserta pembiayaan baru; (3). Manajemen, adalah kemampuan staf sekolahdalam memberikan layanan yang tepat dalam segala keterbatasannya kepadasiswa yang telah masuk sekolah tersebut guna mencapai prestasi yang tinggi,dan; (4). Model strategi generik, setiap strategi masing-masing menjanjikankeberhasilan, karena itu pilihannya adalah nyata dan penting. Strategi generikmempunyai pelaksanaan yang substansif dan penting untuk: (a). Bagaimanasekolah dapat merekrut staf dan tetap mempekerjakannya; (b). ujuansekolah; (c). Bagaimana cara menjagaself image sekolah dan budayanya; (d).Kriteria untuk evaluasi keberhasilan individual, program dan sekolah sebagaikesatuan, dan; (e). Manajemen.

    Keempat , dalam pengembangan sekolah bermutu, dapat dilakukandengan menyusun rencana pengembangan yang menggambarkan secara jelas:(1). Visi sekolah; (2). Misi sekolah; (3). ujuan pengembangan sekolah; (4).

    antangan nyata; (5). Sasaran pengembangan sekolah; (6). Identikasi fungsi-fungsi; (7). Analisa SWO ; (8). Identikasi alternatif, dan; (9). Rencana danprogram sekolah.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    44/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    36 I

    Daftar Pustaka

    Gaspersz, Vincent, otal Quality Management , Jakarta: P Gramedia PustakaUtama, 2005.Mursyidah, Strategi Pengembangan Mutu Guru di SMAN 1 Lubuklinggau,

    Bengkulu: Program studi Magister Manajemen Pendidikan, 2007.Sasongko, Rambat Nur, Bahan Ajar MBS dan MPMBS , Bengkulu: Program

    Studi Magister Manajemen Pendidikan, 2006.Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengendalian Mutu pendidikan Menengah

    Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip dan Instrumen, Bandung: KesumaKarya Bandung, 2002.

    Suryadi, Ace, Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru,Bandung: P Genesindo, 2004.

    Sutikno, M. Sobry, Menuju Pendidikan Bermutu, Surakarta: N P Press,2004.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    45/120

    I 37Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    KEBIJAKAN PENDIDIKAN

    DAN PENGEMBANGAN SEKOLAHOleh: Mesiono, M.Pd.

    Abstrak Kepala sekolah dengan otonomi yang lebih luas, memiliki kewenauntuk membuat kebijakan pengembangan sekolah. Karena itu, kebija pengembangan sekolah perlu dipahami agar formulasi kebijakan ddiarahkan untuk mencapai kualitas unggul dalam proses, kegiatan lulusan yang sesuai harapan masyarakat.Kata kunci: Kebijakan, pendidikan, pengembangan, sekolah.

    PendahuluanSetelah memasuki setengah dasawarsa era otonomi daerah, ternyata

    desentralisasi pendidikan memberikan peluang otonomi lebih luas kepadakepala sekolah sehingga semakin dirasakan banyak manfaatnya untukmembuat kebijakan pengembangan sekolah. Untuk mempercepat kemajuanmasyarakat pada saat ini masyarakat membutuhkan banyak sekolah yangbenar-benar berkualitas dalam bidang manajemen, program pengajaran,iklim dan kepemimpinan sekolah.

    Pengembangan sekolah berarti melakukan perubahan ke arah yang lebihbaik. entu saja perubahan dimaksud adalah berkaitan dengan kualitassekolah. Perubahan adalah bergerak dari keadaan yang tetap, Itu artinyabergerak menuju sasaran, pernyataan ideal, atau visi apa yang seharusnya dancara bergerak dari kondisi masa kini, kepercayaan atau sikap. (William J, ed.,et. all., 1995: 9)

    ugas utama manajemen sekolah di masa depan dapat dipastikan akanlebih dinamis dan menantang. Itu sebabnya fokus manajemen sekolah adalahperubahan sistem organisasi, penekanan terhadap mengatasi masalah masalahalamiah yang bersifat situasional dan dampak pengaruh yang luas. erutamakemampuan membuat kebijakan untuk pengembangan sekolah.

    Pengembangan sekolah selalu terkait dengan istilah inovasi. Sedangkaninovasi akan melahirkan kejutan karena ada perubahan dan pengembangan.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    46/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    47/120

    I 39

    Kata Pengantar Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan Sekolah

    tingkat tinggi kemampuan membaca pada semua usia murid dan dalamberbagai keadaan.

    Caldwell dan Spinks merekomendasikan satu model dari formulasikebijakan berdasarkan kepada apakah isu kepuasan umum terhadap praktekyang ada di sekolah (non contentious ), dan didasarkan kepada adanyaketidaksetujuan atas praktek yang berlangsung diantara staf atau yang laindi kalangan warga sekolah. Selain itu ada ketidakpuasan tentang pendekatanyang diambil jika isu itu tidak diupayakan di sekolah. Bagi persoalannon-contentious , disarankan adanya dokumentasi sederhana dari keberadaanpraktek dalam format yang disetujui bagi pernyataan kebijakan. Selain itudisarankannya, bahwa pernyataan kebijakan seharusnya tidak dibuat secararingkas, atau dengan lebih panjang sehingga kebijakan akan jarang dibacadan diubah. Hal yang penting diusahakan, pernyataan bebas dari jargon agarkebijakan dapat dibaca dan dipahami oleh semua anggota warga sekolah.

    Bagi pembuatan kebijakan yang berdasarkan kepada keadaan isuketidaksetujuan, disarankan bahwa kesepakatan dari kelompok kerjamempersiapkan pilihan-pilihan bagi pertimbangan oleh format kebijakan.Kelompok kerja seharusnya terwakili dari sejumlah ahli dan memahamiisu dan kebijakan yang harus memperoleh informasi dari berbagai macamsumber dalam mempersiapkan pilihan kebijakan. Hasil yang diinginkanadalah adanya konsensus atas suatu kebijakan yang diingkan dan layak.Pendekatan yang disarankan memberikan mekanisme pemberdayaan staf dan

    warga sekolah dalam mempersiapkan kebijakan yang memberikan kerangkakerja bagi tindakan dalam membawa visi menjadi realitas.

    Menurut Newton & arrant (1992: 125), proses membuat kebijakandan penyusunan tujuan untuk meletakkan kebijakan ke dalam praktek adalahmenguji kebaikannya secara detail. Kebijakan dapat berasal pada sejumlahtingkatan atau dari berbagai macam sumber: pemerintah pusat, pemerintahdaerah, atau dari administrator, dari guru, dan kepala sekolah, orang tua dan

    jarang sekali dari murid. Kebijakan sekolah mungkin diaplikasikan kepadabidang yang luas dari aktivitas peningkatan kualitas sekolah, kesamaan

    peluang, membaca, berhitung, pengelompokan kelas, jenis pembelajaran,gaya hidup sehat dan pemeliharaan spiritual/rohaniah.

    Istilah kebijakan dapat digunakan untuk merangkum rancangan dasar,dan langkah-langkah kecil. Istilah kebijakan juga sering untuk menjamin dan

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    48/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    40 I

    menambah legitimasi dan kadang-kadang menghindari penetapan tindakan:harus melakukan ini karena ini adalah kebijakan pemerintah, spesikasi danartikulasi kebijakan dapat menjadi hal menarik dalam cara pandang ke depan.Maka implementasi kebijakan harus dimulai pada manajemen puncak dankebijakan harus disampaikan oleh kekuatan kerja yang secara kritis dapatmenghindari kegagalan untuk mencapai tujuan.

    Dalam hal ini, kepemimpinan mempelajari keinginan dan kemampuanuntuk menyusun kebijakan dan prakteknya pada tingkatan optimal dankemudian bekerja secara berhasil dalam pelaksanaannya, menuju visi tetapi

    juga realistis dan diarahkan. Ditambahkan, kepemimpinan melibatkansintesis dari konsultasi dan penetapan arah pengembangan sekolah.

    Keberhasilan dan pembuatan kebijakan adalah langkah pertama denganmencakup identikasi dari bidang umum, analisis, penyusunan sasaran,memutuskan bidang-bidang pelaksanaan, menjelajahi administrasi secaraluas, politik dan diimensi masyarakat, negosiasi dan konsultasi dan akhirnyaformulasi akhir serta pelaksanaan kebijakan. (Van Velzen, et. all., 1985)

    Efektivitas pembuatan kebijakan adalah kesamaan dan penerimaan darisasaran pada semua level untuk meningkatkan peluang pencapaian sasaranorganisasi dan tidak menghamburkan energi dalam konik. (Van Velzen, et.all., 1985: 126)

    Secara khusus pembuatan kebijakan adalah suatu elemen pentingdalam hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilayani (Van Velzen,et. all., 1985: 120). Ada beberapa alasan mengapa pelaksanaan kebijakandapat dilihat sebagai yang diinginkan dan mencerahkan alasan positif,yang berkaitan dengan pencapaian pengembangan sekolah: (1). Siapa yangberkenaan dengan kebutuhan pembuatan kebijakan?; (2). Adakah suatukebijakan baru diusulkan untuk kebijakan dalam garis kepentingan tertentuatau inovasi baru?; (3). Bagaimana rincian maksud kebijakan dibuat?; (4).Siapakah yang akan mengarahkan kebijakan?; (5). Siapakah yang memberilegitimasi akan masukan kebijakan?; (6). Bagaimana kebijakan tersebut akandievaluasi; (7). Kapan kebijakan tersebut ditinjau ulang?; (8). Bagaimanakebijakan dilaksanakan dalam praktek?

    Dari sudut pandang ini orang-orang harus diyakinkan dengan berbagaialasan akan pentingnya kebijakan. Meskipun, kadang ada yang sinis terhadap

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    49/120

    I 41

    Kata Pengantar Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan Sekolah

    kebijakan yang akan dibuat. Ada banyak kesempatan yang baik bagiberbagai alasan dalam pernyataan kebijakan. ekanan dari lingkungan luasdapat muncul, mungkin bergantung pada sumberdaya, maksud, dan atau

    menyatakan harapan manajemen bahwa sesuatu akan terjadi jika kebijakandilaksanakan.

    Kalangan politisi dan ahli dapat memberikan dukungan bagi pembuatankeputusan dengan berbagai aturan sesuai dengan sistem pemernitahan.Secara positif, pembuatan kebijakan dapat juga mengarahkan kepadapenegasan tentang tindakan, jadi pengembangan sekolah dapat dibangunatas kelanjutan perencanaan pengembangan jangka panjang suatu sekolah,atau rencana induk pengembangan sekolah. Kebijakan yang disusun dalamrencana jangka panjang atau pengembangan sekolah tentu saja konsistenpada kualitas unggul sekolah.

    Dari banyak penyelidikan dan analisa, Stogdill (1984) menemukan bakatkepemimpinan, bahwa ada beberapa bakat yang secara konsisten menjadikarakteristik pemimpin efektif, yaitu: (1). Rasa tanggung jawab; (2). Peduliatas penyelesaian tugas; (3). Energik; (4). eknun; (5). Mau memikul risiko;(6). Kemurnian; (7). Percaya diri; (8). Kemampuan mengatasi stres; (9).Kemampuan mempengaruhi, dan; (10). Kemampuan koordinasi usaha oranglain dalam mencapai tujuan. (Van Velzen, et. all., 1985: 103).

    Bila karakteristik ini mungkin digunakan dengan relatif tinggi dalamhal percaya diri dalam menseleksi dan mengembangkan pemimpin, namunkurang diperhatikan dalam praktek kepemimpinan sekolah.

    Partisipasi merupakan syarat yang esensial jika individu guru dan stafdiharapkan akan dapat merasa bahwa mereka menjadi bagian perubahan dantidak hanya adanya sebagai pelaksana perubahan yang dikembangkan olehorang lain. Persoalan pengembangan kebijakan adalah hal krusial di sini. Jikapara guru belajar tentang perubahan melalui perantara suatu tugas, kemudianmereka tidak lagi mencapai rasa memiliki, ini hal krusial jika perubahan itusepenuhnya berhasil. Adalah hal penting bahwa guru secara nyata terlibatdalam pengembangan kebijakan dan memiliki peluang untuk membawa semuapengalaman dari lapisan bawah atas upaya membantu pemecahan masalah.Para manajer kadangkala cukup menggerakkan dari hari ke hari akibat dariperencanaan keputusan, untuk membuat solusi terhadap persoalan dalampraktek sekolah. Iklim dari partisipasi dalam kerangka formulasi kebijakan

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    50/120

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    51/120

    I 43

    Kata Pengantar Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan Sekolah

    2. Lingkungan sekolah. Kondisi kerja yang baik, tanggung jawabkepada kebutuhan murid dengan kepedulian yang baik dan dekorasibangunan, bekerjasama dengan hasil yang lebih tinggi.

    3. Sekolah yang berhasil cenderung membuat penggunaan tugasrumah yang baik, menyusun tujuan akademik yang jelas, memilikiatmospier percaya diri sebagai suatu kemampuan murid.

    4. Hasil lebih baik bila guru-guru memberikan contoh perilaku yangbaik dengan arti memelihara waktu yang baik, keinginan menanganimasalah murid.

    5. emuan atas kelompok manajemen dalam kelas berpendapatpentingnya mempersiapkan bahan kemajuan bahan pelajaran,memelihara perhatian keseluruhan kelas, dari rendah hati, disiplin,fokus atas perilaku pemberian imbalan yang baik dan tindakan cepatmenangani gangguan.

    6. Hasil akan lebih menyenangkan bila ada kombinasi kepemimpinanbersama dengan proses pengambilan keputusan yang semua guru

    merasa pandangan mereka teerwakili. (Saran dan rafford, 1990:14-15)Penelitian Reynold dan Sullivan (1979), dikemukakan Saran dan

    rafford, bahwa sekolah efektif dalam perspektif pengorganisasian sekolah,menerapkan keseimbangan pemberdayaan, rendahnya tingkat hukumanpisik, kepala sekolah mengembangkan kekuasaan, hubungan sekolah denganorang tua terbuka, staf dengan harapan positif terhadap siswa, dan bentuk

    organisasi yang melibatkan siswa secara akademik dan secara sosial bekerjasamadengan siswa. Efektivitas sekolah yang tinggi merupakan kerjasama dengansiswa daripada memaksa. (Saran dan rafford, 1990: 15)

    Kebijakan yang dibuat untuk pengembangan sekolah sangat ditentukanoleh otonomi dan kepemimpinan sekolah. Pengembangan sekolah diarahkankepada pencapaian kualitas sekolah efektif. Selanjutnya penelitian Montimormenemukan beberapa karakteristik sekolah efektif, di antaranya:

    1. Kepemimpinan bermakna terhadap staf oleh kepala sekolah.Kejadian ini menggambarkan kepala sekolah memahami kebutuhansekolah, aktivitasnya melibatkan di dalam sekolah tetapi pembagiankekuasaan yang baik dengan staff. Kepala sekolah tidakmenggunakan

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    52/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    44 I

    pengawasan total terhadap guru tetapi konsultasi dengan merekadalam pengambilan keputusan seperti dalam hal perencanaan danmembuat rambu-rambu kurikulum.

    2. Melibatkan wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah dapatberperan penting dalam mencapai efektivitas sekolah atau tidak.

    Adapun wakil kepala sekolah biasanya dilibatkan dalam pengambilankebijakan, dan peningkatan kemajuan siswa.

    3. Melibatkan guru. Dalam sekolah yang berhasil, guru dilibatkandalam perencanaan kurikulum dan memainkan peran utama dalampengembangan panduan kurikulum. Sebagai wakil kepala sekolah,keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan berkaitan dengankelas mereka dalam mengajar sangat penting. Seperti halnya,konsultan dengan guru tentang keputusan menempati fungsipenting.

    4. Iklim positif. Suatu sekolah efektif memiliki etos positif. Seluruhatmospir lebih menyenangkan dalam sekolah efektif, bagi keragamanpemikiran. Ada penekanan yang kurang atas hukuman dankritisime serta menekankan pada pemberian imbalan kepada murid.Manajemen kelas nampak kesatuan dan keadilan dalam sekolahefektif. (Saran dan rafford, 1990: 17)

    Organisasi seharusnya mendorong inovasi pada setiap waktu pada semuatempat. Strategi bagi inovasi mencakup aktivitas pada tiga level piramida,yang menurut Hesselbein (1990), yaitu: (1. Pada tingkat puncak- sedikit

    sentuhan besar tentang masa depan, kemudian invesmen besar dalam produk,teknologi atau inovasi pasar; (2). Pada level menengah- inovasi pada bagianpromosi; (3). Pada tingkat dasar- sejumlah besar operasional.

    Pimpinan sekolah harus orang yang mampu memberdayakan personilsekolah dalam proses pengembangan sekolah. Dijelaskan oleh Hesselbein(1990: 88), para pemimpin harus mengusahakan, memperjuangkan dankemudian mendukung gagasan-gagasan baru. Pemimpin harus memberikan

    dan lingkungan bagi pengembangan dan menyatakan semangatkerwirausahaan. Pemimpin harus memberdayakan.Lebih jauh dijelaskannya, bahwa pemberdayaan orang-orang untuk

    berinovasi, bagaimanapun tidak berarti memberikan kebebasan kepada setiap

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    53/120

    I 45

    Kata Pengantar Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan Sekolah

    orang melakukan sesuatu apa yang ingin dilakukan, tetapi inovasi adalahadanya pengakuan dan penerimaan atas gagasan baru. (Hesselbein, 1990: 88)

    Bagaimanapun, integritas kepala sekolah berhubungan dengan kualitassekolah. Semakin tinggi kualitas integritas kepala sekolah maka akan semakintinggi kualitas sekolah. Integritas kepala sekolah merupakan kapasitas kepalasekolah memberikan: (1). Komitmen pengabdiannya pada sekolah yangdipimpinnya, tangggung jawab, daya inovasi dan kepercayaan; (2). Nilai-nilai kejujuran, keyakinan sikap adil, memelihara dan menepati janji; (3).Konsisten dalam tindakan dan keputusannya tercermin pada sikap konsekuendan teguh dalam melaksanakan visi dan misi sekolah.

    Menurut Owens (1995: 126) antara Kepemimpinan transformatifdengan Kepemimpinan transaksional terdapat perbedaan, di antaranya:

    1. Kepemimpinan transaksional dalam pendidikan adalah dapat danmelakukan pekerjaan, keamanan, jabatan, dan dapat menyenangkan,dan bahkan lebih mendukung perubahan, bekerjasama danpemenuhan anggota.

    2. Kepemimpinan transformasional, memotivasi potensi anggota,memelihara kepuasan kebutuhan tinggi, dan mengikat sepenuhnyaanggota. Hasil dari kepemimpinan transformasional adalah adanyasuatu hubungan timbal balik dan saling merangsang serta peninggianyang memindahkan pengikut ke dalam pemimpin dan memasukkanpimpinan dalam agen moral. ingkatan tinggi kepemimpinanadalah bahwa konsep kepemimpinan moral mulai untuk menerimalebih banyak perhatian dalam dunia pendidikan tahun 1990-an.

    Salah satu aspek penting dalam pemberdayaan adalah memberikanpeluang kepada guru untuk berpartisipasi secara aktif, terbuka dan tanparasa takut dalam akhir proses menjaga dan mewujudkan visi sekolah, sertabudaya melalui diskusi aktif. Burn menjelaskan bahwa dasar kepemimpinantransformatif, yaitu:

    1. Partisipasi guru secara aktif dalam proses dinamis dari kepemimpinanmemberikan kontribusi pengetahuan, pemahaman dan gagasanmereka untuk membangun visi sekolah.

    2. Mereka memperoleh rasa memiliki pribadi lebih baik dan kemudiankomitmen pribadi terhadap nilai sekolah yang akan memlihara visimasa depan.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    54/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    46 I

    3. Dengan keterlibatan pribadi secara aktif dalam proses dan dengantekad pribadi terhadap hasil, guru terdorong untuk berkembangdalam kesadaran akan misi luas sekolah dan hubungan mereka sehari-hari untuk bekerja kepada pencapaian misi (Owens, 1995:132).

    Ada beberapa faktor esensial bagi keberhasilan perencanaan aksipengembangan sekolah, yaitu:

    1. Melibatkan stakeholders kunci dalam proses perencanaan,2. Mengevaluasi data yang relevan,3. Menyepakati apa yang diubah atau ditingkatkan,

    4. Mengembangkan strategi perubahan,5. Mengembangkan sistem pemantauan dan mengelola proses

    perubahan,6. Menegaskan peran perubahan. (Williem, J, et. all., 1995: 177)Pengembangan sekolah diarahkan untuk meningkatkan kualitas. Pada

    dasarnya perlu mempelajari keuatan dan kelemahan, staf dan moral, bangunan,peralatan-peralatan cukup atau tidaknya, budaya sekolah, budaya pelajar,hubungan kemasyarakatan, jaringan serta budget atau keuangan sekolah.Inti pengembangan sekolah mempelajari dari sekolah bahwa kesuksesan itumengimplementasikan strategi kebijakan yang mencakup:

    1. Sistem komunikasi penting untuk pengembangan sekolah secaraefektif.

    2. Pernyataan visi dan misi yang jelas mesti dibangun berdasarkan

    kepesepakatan dari seluruh komunitas sekolah.3. Strategi pengembangan sekolah haruslah dibuat secara bersama sama

    dengan menerima masukan masukan dari sesamastakeholder .4. Mendelegasikan tanggung jawab kepada wakil kepala sekolah, guru

    dan siswa adalah suatu hal yang penting, supaya kepala sekolahmemiliki kemampuan secara efektif mengalokasikan waktu untukisu-isu pengembangan sekolah.

    5. Dukungan masyarakat dan kepercayaan yang dibangun melaluikomunikasi terbuka dan transparan sangat penting.

    6. Jika kita akan mengharapkan lebih dari para staf kemudian kita mestisecara silmultan melibatkan mereka dalam program kita.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    55/120

    I 47

    Kata Pengantar Kebijakan Pendidikan dan Pengembangan Sekolah

    7. Kita memerlukan penilaian yang tepat dan memaksimalkan SDMsekolah.

    8. Kita harus melakukan upaya maksimal meningkatkan sumber dayasekolah dan masyarakat yang lebih luas.

    9. Pengembangan akademis, supervisi dan membangun sistem mestiterintegrasi di dalam program.

    10. Kurikulum sekolah (termasuk ekstra kurikuler) mesti secara tepatmencerminkan tujuan-tujuan sekolah.

    PenutupPerubahan terus terjadi dalam organisasi setiap hari. Organisasi dimulai,

    dengan tumbuh, terus berkembang namun ada yang tumbuh langsung layukarena tidak mampu bertahan digoncang berbagai rintangan dan tantangan.

    Akibat berbagai perubahan eksternal, sebagian dari organisasi, khususnya bisnisada yang melakukanmerger , diambil alih, pencerahan usaha, pembaharuan,bahkan ada yang memberhentikan pegawai atau berbagai cara penguranganstaf.

    Sekolah memerlukan kebijakan pengembangan yang diarahkan kepadapencapaian kualitas unggul. Untuk menangkap dengan baik persaingan antarsekolah dan antar daerah maka usaha pengembangan sekolah diperlukan oleh

    warga sekolah. Kepemimpinan transformatif menjadi satu instrumen pentingmenagrahkan perubahan untuk pengembangan sekolah.

    Kepala sekolah dengan otonomi lebih luas memiliki peluang untukmengembangkan organisasi sekolah. Kebijakan pengembangan sekolah harusbermuara kepada langkah inovasi dengan memperkenalkan manajemenmutu terpadu (total quality management ), membentuk tim kerja dari dalam,penggajian berbasis keterampilan, dan rekayasan ulang format programpengembangan mutu sekolah sesuai tuntutan perubahan.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    56/120

    Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    48 I

    Daftar Pustaka

    Rothwell, William J., et.all.,Practicing Organization Development , London:Feiffer & Company, 1995.

    Beare, Hedley, Brian J Caldwell dan Ross H Milikan,Creating ExcellentSchool: Some New Management , London: Rotledge New in Paperback,1989.

    Colin Newton & ony arrant, Managing Change in School , London:Routledge, 1992.

    Oliver, Paul, ed., Te Management of Educational Change , England: AsghatePublishing Limithed, 1996.Hesselbein, Francis,Leading for Innovation, New York: Drucker Foundation

    Wisdom to Action Series, 1990.Saran, Rene dan Vernon rafford, Research in Educational Management and

    Policy: Retrospect and Prospect , New York: Te Falmer Press, 1990.King, Nigel, & Neil Anderson, Innovation and Change in Organizations ,

    London: Routledge, 1995.Owens, Robert G., Organizational Behavior in Education,London: Allyn and

    Bacon, 1995.

  • 8/11/2019 Jurnal Tazkirah Vol 2

    57/120

    I 49Tazkirah - Vol. 2, No. 2, Desember 2010

    RELASI POLI IK DAN PENDIDIKAN ISLAM

    DI INDONESIA Oleh: Dr. Moh. Dahlan, M.Ag.

    (Dosen Program Pascasarjana S AIN Bengkulu)

    Abstrak

    Artikel ini mengupas tentang buku karya tulis Sirajuddin M yang berjPolitik Ketatanegaraan Islam terbitan Pustaka Pelajar Yogyakabekerjasama dengan S AIN Bengkulu yang menampilakn sosok A H yang