JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat...

82
VOL. 6 NO. 2 MEI 2016 JURNAL PENELIT Persepsi Guru Dan T Meningk Pengemban Pengaru Implementa Meningk BADAN PENELITIAN P KABUPAT Jurnal Pinisi Research Vol. 6 TIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksana Transformasional Kepala SD Di Kabu Berdasa Paradigma Pengembangan Sumber D Mendukung Keunggulan Kom Sebagai Man A katkan Hasil Belajar Matematika Siswa De Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pada Siswa Kelas IX-7 SMP N Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pendekatan Kontekstual Dalam Materi Di kelas VII SMP Ne ngan Perangkat Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teorema Belajar Bruner Kelas VIII SMP N uh Persepsi Matematika, Kreativitas Belaj Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Di Kabu asi Model Pembelajaran Arias Dalam Pemb Pada Peserta Didik Kelas X A SMA N katkan Keterampilan Membaca Ekstensif U Masalah Utama Dengan Menggu Siswa Kelas VIII-6 SMP N PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN D TEN BULUKUMBA SULAWESI SELATA No. 2 Hal. 65 – 132 Bulukumb Mei 2016 ISSN : 2442-3939 K BULUKUMBA aan Kepemimpinan upaten Bulukumba arkan Jenis Sekolah Sukwan Daya Manusia Guna mpetitif Organisasi najemen Perubahan Ahmad Nurfikri Bahar engan Menerapkan e Learning Cycle-5E Negeri 1 Bulukumba Nur Intang Langsung Berbasis Asam Basa Garam egeri 29 Bulukumba Asruddin Irwan Syah a Setting Kooperatif Pada Peserta Didik Negeri 1 Bulukumba Hasmiati jar Dan Kecemasan a Siswa SMP Negeri upaten Bulukumba Asdar B. belajaran Ekonomi Negeri 9 Bulukumba Hadmawati Untuk Menemukan unakan Metode P2R Negeri 1 Bulukumba Sartini Nur DAN KEARSIPAN AN ba, 6 ISSN 2442-3939

Transcript of JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat...

Page 1: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

ISSN : 2442-3939VOL. 6 NO. 2 MEI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Persepsi Guru Dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan KepemimpinanTransformasional Kepala SD Di Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Jenis SekolahSukwan

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia GunaMendukung Keunggulan Kompetitif Organisasi

Sebagai Manajemen PerubahanAhmad Nurfikri Bahar

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan MenerapkanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle-5E

Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 BulukumbaNur Intang

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung BerbasisPendekatan Kontekstual Dalam Materi Asam Basa Garam

Di kelas VII SMP Negeri 29 BulukumbaAsruddin Irwan Syah

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting KooperatifBerdasarkan Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik

Kelas VIII SMP Negeri 1 BulukumbaHasmiati

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar Dan KecemasanBelajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri

Di Kabupaten BulukumbaAsdar B.

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran EkonomiPada Peserta Didik Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba

Hadmawati

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk MenemukanMasalah Utama Dengan Menggunakan Metode P2R

Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 BulukumbaSartini Nur

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 6 No. 2 Hal. 65 – 132 Bulukumba,Mei 2016

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 6 NO. 2 MEI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Persepsi Guru Dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan KepemimpinanTransformasional Kepala SD Di Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Jenis SekolahSukwan

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia GunaMendukung Keunggulan Kompetitif Organisasi

Sebagai Manajemen PerubahanAhmad Nurfikri Bahar

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan MenerapkanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle-5E

Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 BulukumbaNur Intang

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung BerbasisPendekatan Kontekstual Dalam Materi Asam Basa Garam

Di kelas VII SMP Negeri 29 BulukumbaAsruddin Irwan Syah

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting KooperatifBerdasarkan Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik

Kelas VIII SMP Negeri 1 BulukumbaHasmiati

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar Dan KecemasanBelajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri

Di Kabupaten BulukumbaAsdar B.

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran EkonomiPada Peserta Didik Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba

Hadmawati

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk MenemukanMasalah Utama Dengan Menggunakan Metode P2R

Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 BulukumbaSartini Nur

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 6 No. 2 Hal. 65 – 132 Bulukumba,Mei 2016

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 6 NO. 2 MEI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Persepsi Guru Dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan KepemimpinanTransformasional Kepala SD Di Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan Jenis SekolahSukwan

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia GunaMendukung Keunggulan Kompetitif Organisasi

Sebagai Manajemen PerubahanAhmad Nurfikri Bahar

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan MenerapkanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle-5E

Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 BulukumbaNur Intang

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung BerbasisPendekatan Kontekstual Dalam Materi Asam Basa Garam

Di kelas VII SMP Negeri 29 BulukumbaAsruddin Irwan Syah

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting KooperatifBerdasarkan Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik

Kelas VIII SMP Negeri 1 BulukumbaHasmiati

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar Dan KecemasanBelajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri

Di Kabupaten BulukumbaAsdar B.

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran EkonomiPada Peserta Didik Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba

Hadmawati

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk MenemukanMasalah Utama Dengan Menggunakan Metode P2R

Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 BulukumbaSartini Nur

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 6 No. 2 Hal. 65 – 132 Bulukumba,Mei 2016

ISSN2442-3939

Page 2: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

VOL. 6 NO. 2 ISSN: 2442-3939 MEI 2016

Pelindung : Bupati Kabupaten Bulukumba

Pembina : Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba

Penanggungjawab : DR. Drs. Baharuddin P., SE, M.Si

Dewan Redaksi : Hj. A. Ruhaya, S. PdA. Rakhmat Syarif, SEAkhmad Syam, S. Pd., MMDra. Hj. Indaryati, MMA. Nurhayati B., SEHj. Husniar, S. Sos

Pemimpin Redaksi : Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si

Penyunting/Editor : Drs. Abd. Rajab, M.SiDrs. Rusli Umar, M.PdMuh. Jafar, S. Pd, M.PdH. Arafah, S. Pd, M.PdJihad Talib,S.Pd.,M.Hum.

Design Grafis & Fotografer : Drs. Abdul HalimMoh. RamliMulyadi Sam, S. Kom

Pemimpin Sekretariat : Muhammad Yunus, S. Sos

Urusan Administrasi : Rismayani, S. Sos; Armawati, S. Sos; A. Aswan, S. Sos;A. Syamsinar.

Urusan Keuangan : Hj. Nur Aeni, SE; Nirwana, SE; Hj. Nakira; Irmawati, A. Md.

Urusan Sirkulasi dan Distribusi : A. Sukaena; Mansur; Wati Iswati; Irdana; A. Suruga.

Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE

Alamat Sekretariat :Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan

Jl. Durian No. 2 Bulukumba Sulawesi SelatanTelp. +62413 81102, Fax. +62413 81102Email : [email protected]

Jurnal Pinisi Research memuat pemikiran ilmiah, hasil-hasil kajian penelitian, atau tinjauan kepustakaanbidang penelitian dan pengembangan yang terbit empat kali dalam setahun

(Februari, Mei, Agustus, dan November)

Redaksi menerima karya ilmiah atau artikel kajian, gagasan di bidang penelitian dan pengembangan.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah makna substansi tulisan.

Page 3: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

Page 4: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

SAMBUTANKEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN,

PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN KAB. BULUKUMBA

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Ungkapan Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa melimpahan taufiq dan

hidayah-Nya kepada kita sehingga mampu menyelesaikan dan

menghasilkan karya demi karya untuk dipersembahkan kehadapan masyarakat Kabupaten

Bulukumba khususnya dan masyarakat pembaca pada umumnya.

Dalam nuansa bulan Ramadhan tahun 1437 H / 2016 M kembali diluncurkan

penerbitan Jurnal “PINISI RESEARCH” volume 6 Nomor 2 Edisi Mei 2016; sama halnya

dengan penerbitan sebelumnya maka penerbitan kali inipun tak kalah menariknya karena diisi

dengan tulisan yang inspiratif, aspiratif, produktif-variatif dari penulis yang memiliki

pemahaman yang sangat baik terkait teknis maupun substatansi tulisannya tersebut.

Tak banyak hal yang kami sampaikan pada forum ini namun yang pokok dan

terpenting perlu diketahui oleh para pembaca bahwa Jurnal “PINISI RESEARCH” ini secarakonsisten dapat terbit sesuai dengan target waktu yang ditentukan itu tak lain berkat

partipisipasi dan dukungan semua pihak terutama penulis, Team-work dan Anda para

pembaca yang penuh inspirasi dan semangat untuk berkarya. Untuk kesemuanya itu kami

sangat mengapresiasi dan menghargai bentuk perhatian dan dukungan meski sekecil apapun,

karena tanpa itu semua maka pastilah akan mempengaruhi proses penerbitan jurnal ini.

Terima kasih; Selamat Menjalankan Ibadah Puasa dan mendahului kami ucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H / 2016 M.

Bulukumba, Mei 2016

TAUFIK, SH., MH.

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

Page 5: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

PENGANTARPEMIMPIN REDAKSI JURNAL PINISI RESEARCH

KABUPATEN BULUKUMBA

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Perkenankan kami menyampaikan rasa syukur dan bahagia atas terbitnyakembali Jurnal Phinisi Research yang kali ini telah hadir dalam Volume 6Nomor 2 Edisi Mei 2016.Kehadiran Jurnal yang secara khusus memuat beragam hasil riset ataukarya tulis ilmiah ini menjadi sesuatu yang memberi arti dan nilaitersendiri bagi semua pihak yang memiliki atensi, apresiasi dan komitmen

untuk menjadikan dunia penelitian pengembangan melalui riset atau karya tulis ilmiahsebagai bagian dari sumbangsih terhadap kemajuan pembangunan, terlebih bahwakehadirannya bertepatan dengan momentum Bulan Suci Ramadhan 1437 H, hal ini tentudiharapkan dapat memberi berkah tersendiri.

Dalam perspektif pembangunan dewasa ini, semakin disadari bahwa sebuah perencanaanprogram kegiatan pembangunan sejatinya harus terlahir dari sebuah proses riset, dan olehkarena itulah Kementerian Dalam Negeri telah membuat regulasi akan keniscayaan sebuahriset dengan lahirnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 TentangPedoman Litbang Kemendagri dan Pemda, meskipun dalam konteks kekinian regulasitersebut masih dalam proses untuk “menemukan” konsistensi menjadikan hasil riset sebagaikeharusan dalam sebuah perencanaan program kegiatan pembangunan.

Bisa jadi kedepan akan ada suatu konsekuensi akan implikasi terhadap hasil pembangunanyang dilakukan tanpa melalui riset, dan ketika itu menjadi kenyataan maka tentu akanmenjadi sebuah harapan besar dan menantang bagi semua kalangan untuk berlomba-lombadan berkompetisi melakukan riset atau menulis karya ilmiah sebagai prasyarat sebuahperencanaan program pembangunan. Mungkin disitulah saatnya mereka yang berkiprahdalam aktivitas riset atau penulisan karya tulis ilmiah mendapatkan momentum untuksemakin berkiprah dan mengundang ketertarikan berbagai kalangan untuk terlibat dalamdunia riset atau penulisan karya ilmiah.

Pada akhirnya, kami hanya bisa memberi harapan bahwa kehadiran para penulis melaluisajian karya tulis ilmiah, setidaknya saat ini menjadi bentuk kesiapan untuk menyambutdatangnya masa dimana kompetisi untuk melakukan riset dan melahirkan karya tulis ilmiahsudah sungguh-sungguh hadir ditengah kita. Terima kasih dan salam sukses.

Bulukumba, Mei 2016

Drs. H. MUHAMMAD DAUD KAHAL, M.Si.

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

Page 6: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

i

Pengantar RedaksiMembangun Kemitraan

Profesionalisme

uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba telah berhasil menerbitkanJurnal Pinisi Research pada Volume 6 Nomor 2 Edisi Mei 2016. Sebuah upaya yangdilandasi komitmen para Penulis maupun Dewan Redaksi untuk senantiasa

bersama-sama meningkatkan profesionalisme kelitbangan bidang pemerintahan daerah. Dalamupaya membangun kemitraan profesionalisme, redaksi senantiasa melakukan perluasan komunitasprofesionalisme, intelektual, dengan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka untukberpartisipasi dalam Jurnal Pinisi Research.

Pada edisi kali ini redaksi menyajikan 8 (delapan) artikel yang membahas tentang :Persepsi Guru Dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan TransformasionalKepala SD Di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah*), Paradigma PengembanganSumber Daya Manusia Guna Mendukung Keunggulan Kompetitif Organisasi Sebagai ManajemenPerubahan*), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menerapkan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle-5E Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1Bulukumba*), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis PendekatanKontekstual Dalam Materi Asam Basa Garam Di kelas VII SMP Negeri 29 Bulukumba*),Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting Kooperatif Berdasarkan TeoremaBelajar Bruner Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba*), Pengaruh PersepsiMatematika, Kreativitas Belajar Dan Kecemasan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada SiswaSMP Negeri Di Kabupaten Bulukumba*), Implementasi Model Pembelajaran Arias DalamPembelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba*), MeningkatkanKeterampilan Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Masalah Utama Dengan MenggunakanMetode P2R Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba*).

Pada bulan Mei tahun 2016, Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan danKearsipan Kab. Bulukumba berinisiatif menerbitkan Jurnal Pinisi Research Edisi VI yang menjadiicon media berkala ilmiah yang mampu mendorong kuriositas para peneliti/perekayasa.

Selain itu demi terwujudnya para calon peneliti/perekayasa di bidang pemerintahan yangberkiprah secara professional, sehingga mempercepat terwujudnya tata kelola pemerintahan yanglebih baik.

Akhir kata, segenap staf redaksi Jurnal Pinisi Research mengucapkan selamat berkaryadan salam luar biasa sukses bahagia selalu.

Salam Redaksi

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

Page 7: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

ii

Daftar IsiPengantar Redaksi iDaftar Isi ii

Persepsi Guru Dan Tenaga Kependidikan Terhadap PelaksanaanKepemimpinan Transformasional Kepala SD Di Kabupaten BulukumbaBerdasarkan Jenis SekolahSukwan

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia Guna MendukungKeunggulan Kompetitif Organisasi Sebagai Manajemen PerubahanAhmad Nurfikri Bahar

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan MenerapkanModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle-5E Pada SiswaKelas IX-7 SMP Negeri 1 BulukumbaNur Intang

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis PendekatanKontekstual Dalam Materi Asam Basa Garam Di kelas VII SMP Negeri29 BulukumbaAsruddin Irwan Syah

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting KooperatifBerdasarkan Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik Kelas VIIISMP Negeri 1 BulukumbaHasmiati

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar Dan KecemasanBelajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri DiKabupaten BulukumbaAsdar B.

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran EkonomiPada Peserta Didik Kelas XA SMA Negeri 9 BulukumbaHadmawati

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk MenemukanMasalah Utama Dengan Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII-6SMP Negeri 1 BulukumbaSartini Nur

iii

65 - 78

79- 84

85 - 92

93 - 100

101 - 108

109 - 116

117 - 124

125 - 132

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

Page 8: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 65

PERSEPSI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PELAKSANAANKEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SD DI KABUPATEN BULUKUMBA

BERDASARKAN JENIS SEKOLAH

Sukwan *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SD Islam Terpadu Wahda Islamiah Bulukumba

Email: [email protected].

Abstrak

Kepemimpinan yang unggul sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengelolaan sekolah dasar diKabupaten Bulukumba.Kepemimpinan transformasional adalah kepimpinan yang sesuai diterapkanoleh kepala sekolah agar menghasilkan manajemen sekolah yang lebih baik.Penelitian inidilaksanakan untuk melihat sejauh mana implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolahyang meliputi dimensi Pengaruh Ideal, Motivasi Berinspirasi, Merangsang Intelektual, danPertimbangan secara Individual dan melihat perbedaan persepsi pendidik dan tenaga kependidikanterhadap implementasi kepemimpinan transformasi kepala sekolah berdasarkan jenis sekolah diKabupaten Bulukumba. Data dikumpulkan melalui kuisyioner yang dibagikan kepada 500 orangpendidik dan tenaga kependidikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kepemimpinantransformasi kepala sekolah pada tingkat yang tinggi (min 4.01; standar deviasi 0.453), denganrincian: dimensi motivasi berinspirasi (min 4.07; standar deviasi 0.469), pengaruh ideal (min 4.02;standar deviasi 0.473), ransangan intelektual (min 4.00; standar deviasi 0.487), dan pertimbanganberasaskan indivudu (min 3.95; standar deviasi 0.509). Terdapat perbedaan persepsi pendidik dantenaga kependidikan terhadap implementasi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dasar diDaerah Bulukumba dengan nilai Asymp. Sig 0,000 begitu juga pada dimensi pengaruh ideal dengannilai asymp. Sig. 0,003; dimensi motivasi berinspirasi 0,000; rangsangan intelektual 0,021 danpertimbangan berdasarkan individual 0,001.

Kata kunci: Kepemimpinan Tranformasional, Kepala SD, Kabupaten Bulukumba

Abstract *)

Effective leadership is essential to improve the quality of elementary schools management in theBulukumba district. Transformational leadership is the leadership that is more suitable to be used byteachers to create an effective school management. This study was conducted to see the extent towhich the implementation of transformational leadership principals that include dimensions IdealizedInfluence, inspirational motivation, Intellectual Stimulation and Considerations Individual and seethe difference perception of teachers and the implementation of transformational leadership principalsbased on the type of school in Bulukumba. Data were collected through questionnaires distributed to500 teachers and education personnel. Data were analyzed using the software Statistical Package forthe Social Sciences (SPSS). Results showed that the implementation of transformational leadershipprincipals at a high level (min 4:01; standard deviation 0,453 ), with details: dimensions ofinspirational motivation (min 4:07; standard deviation of 0,469), the Idealized Influence (min 4:02;standard deviation of 0,473), intellectual stimulation (min 4:00; standard deviation of 0,487), andIndividualized Consideration(min 3,95; standard deviation 0,509 ). There are differences in theperception of teachers and the implementation of transformational leadership at the Regionalelementary school principal Bulukumba.

Key Words: Transformational leadership, elementary schoolleadership, Bulukumba district

Page 9: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

66 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

PENDAHULUAN

Orang tua, masyarakat dan pemerintahbanyak berharap kepada sekolah agar mampumendidik generasi penerus menjadi manusiaIndonesia berkualitas, sebagaimana tujuanpendidikan nasional yang tertuan dalam UU RINo. 20 tahun 2004 yaitu mengembangkanpotensi peserta didik agar menjadi manusiayang: Beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa; berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, Kreatif, mandiri; dan menjadiwarga Negara yang demokratis sertabertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuanyang mulia tersebut, maka sekolah perludimanaj dan dikelolah dengan baik danprofessional.Untuk mewujudkan kepengurusandan pengelolaan sekolah yang baik, diperlukanpemimpin dan kepemimpinan yang cemerlang(Nurzuhailah, 2007; Raihani, 2010).Karenakeberhasilan sekolah banyak ditentukan olehkeberhasilan kepala sekolah dalam memimpinsekolah (Wahjosumijo, 2003).Kepala sekolahdiharapkan mampu menggerakkan danmemberdayakan guru dan tenaga kependidikansebagai sumber tenaga utama yang ada disekolah (Lokman, 2008). Yulk (2005), Kouzes& Posner (2007), Lokman (2008)dan Raihani(2010) menyatakan bahawa terwujudnya visidan tujuan sekolah banyak ditentukan olehpemimpin dan proses kepemimpinan yangberlangsung di sekolah. Sebab itu, kepalasekolah harus mampu menggerakkan danmemberdayakan semua komponen sekolahyang lainnya seperti orang tua, masyarakat,pemerinta dan pemangku kepentinganpendidikan lainnya (Wahjosumijo, 2003).

Di era modern yang tampa batas ini,menyebabkan permasalah dalam duniapendidikan semakin komplek. Sebab itu,pemimpin di sekolah perlu membekali diridengan berbagai ilmu dan keterampilan yangmumpuni dalam memimpin, agar bisamengikuti perkembangan dunia yang sangatpesat dan menantang. Sehingga, sekolahsebagai agen perubahan,dapat mendidik danmembina generasi muda masa depan yang siapmenghadapi berbagai tantangan kemajuanzaman (Rahimah, 2005). Tipe kepemimpinanyang diterapkan oleh kepala sekolahmenentukan keberhasilan sekolah melakukanperbaikan dan inovasi secaraberkesinambungan (Hussein, 2005; Muijs &Harris, 2007; Abdul Ghani & Anandan, 2009).

Berbagai macam teori dan penyelidikantentang kepemimpinan telah dilaksanakan.Penyelidikan dan teori tersebut berkembangsesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.

Berbagai macam gaya kepemimpinan memberihasil yang berbeda kepada setiap organisasi,apakah ia organisasi militer, organisasi soasial,keagaam, keolahragaan, kesehatan, pendidikandan organisasi yang lainnya. Marselius danRita (2004) menyatakan bahwa pakarkepemimpinan seperti Bass (1990), Keller(1992), Berry dan Houston (1993), Eisenbachet al. (1999) menyarankan bahwa ada dua gayakepemimpinan yang baik diterapkan dalamorganisasi, yaitu gaya kepemimpinantransaksional dan transformasional. Bass(1990) memberi penekanan bahwa teorikepemimpinan yang bisa memberi suatuperubahan atau peningkatan palingkomprehensif dalam kepemimpinan adalahteori kepempinan transaksional dantransformasional. Abdul Karim (1990)menyatakan bahwa kepemimpinantransformasional bisa menimbulkan perubahan,perbaikan dan pengembangan dalamorganisasi. Ab. Aziz Yusof, (2003)menyatakan pemimpin transformasionalmampu membuktikan kejayaan organisasimereka, apabila mereka berhasilmenggerakkan anggotanya berfikir diluarkotak (parakdima lama) kepada perubahansikap dan paradikma baru yangdiaspirasikannya.Abdul Ghani (2005)menegaskan bahwa penerpan kepemimpinantransformasional di sekolah mampumeningkatkan komitmen dan kinerja guru.Lebih lanjut Abdul Karim (2009) mengatakanbahwa kepemimpinan transformasionalmemberi kontribusi yang signifikan terhadappeningkatan organisasi, menciptakanperubahan dan pengembangan secaraberstruktur, sistimatis dan berkesinambungan.Abdullah dan Ainon (2007) menyatakanpemimpin transformasional menjadikanpengikutnya memahami tantangan dan beranimenghadapinya. Agung Nugroho Jati (2012)menyatakan bahawa kepala sekolah yangmenerapkan kepemimpinan transformasi akanmeningkatkan perilaku peran ekstra dari wargasekolah karena pemimpin selalu mendoronganggotanya untuk menunjukkan kemampuanterbaiknya. Bass (1985) bahawa kepemimpinantransformasi mampu menggerakkananggotanya melakukan sesuatu melampaui dariapa yang sudah ditargetkan sebelumnya. Danmasih banyak lagi hasil kajian yangmenunjukkan keberhasilan kepemimpinantransformasi mebawa pada perubahan daninovasi pada organisinya.

Walau bagaimanapun issu kelemahankepala sekolah sebagai pemimpin utama disekolah bukanlah suatu hal yang baru (Fullan,

Page 10: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 67

1979; Deal, T & Peterson, K, 2000; AbdulShukor, 2004 dan Daryanto 2011). Berbagaimacam kelemahan yang dihadapi oleh kepalasekolah SD di Kabupaten Bulukumba antaralain kurangnya hasanah ilmu, keterampilan dangaya kepemimpinan kepala SD dalammemimpin sekolah, hal ini disebabkan karenatiadanya (masih kurangnya pen.) pendidikandan pelatihan khusus sebagai pemimpin (diklatkekepalasekolahan) sebelum diangkat menjadikepala sekolah (Sahiruddin, 2009).

Apa yang terjadi di SD KabupatenBulukumba tidak jauh berbeda dari apa yangdidapat oleh Syafaruddin (2010) dan Raihani(2010), keduanya menyampaikan bahawadalam beberapa keadaan kepala sekolah selakupemimpin di sekolah masih kurang kreatif,kurang inovatif dan kurang proaktif bahkanterkesan lambat dalam mengikuti tantangandan perkembangan zaman. Kepala sekolahsebagai pemimpin di sekolah dasar kadangkaladihinggapi rasa takut untuk melakukan sesuatuyang sifatnya baru kerana takut jika iamendapatkanteguran dari pihak atasan(Bustaman 2009). Sebab itu, yang terjadi di SDdi Kabupaten Belukumba belum menunjukkanperubahan yang signifikan, padahal seharusnyasekolah menjadi sekolah yang berprestasiandaikan kepala sekolah berhasil membawapara guru dan tenaga kependidikan berfikir danberbuat diluar kotak dan membawa kepadaperubahan sikap dan perubahan paradikmasebagaimana diungkapkan Ab. Aziz Yusof(2003).

Isu stratifikasi sekolah berdasarkankwalitas sekolah membuat sebagian besar SDmengalami perkembangan yang lambat. AdaSD yang dikategorikan SD terpencil yangletaknya jauh dan terisolasi, ada SD imbasyang kualitasnya lebih rendah dari SD inti, adaSD unggulan yang kualitasnya paling baikdalam satu kecamatan, ada sekolah yangsengaja dibina khusus agar menjadi sekolahberstandar nasional bahkan kalau bisa bertarafinternasional (walau keduanya sudah dihapus).Yang jelas bahawa sebagian besar sekolahadalah sekoah yang menyandang gelar sebagaiSD imbas dan SD terpencil. Gelar inimembuat guru dan tenaga pendidikan di keduajenis sekolah itu, sadar atau tidak sadar merasatidak tertantang untuk berkompetisi dengan SDlainnya yang mendapatkan gelar yang lebihterhormat seperti SD Inti, SD Unggulan,Rintisan SD Strandar Nasional (RSDSN) danRintisan SD Bertaraf Internasional (RSDBI).Sebab itu penelitian ini bertujuan untukmelihat tingkat pelaksanaa kepemimpinantransformasional kepala SD dan perbedaan

persepsi dari guru dan tenaga kependidikanterhadap penerapan kepemimpinantrasnformasi kepala sekolah sesuai jenissekolah.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian sebelumnya maka tujuanpenelituan ini adalah:1. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan

kepemimpinan transformasi kepala SDdiBulukumba, Sulawesi Selatan berdasarkandari faktor Pengaruh Ideal (IdealizedInfluence), Motivasi Berinspirasi(Inspirational Motivation), RansanganIntelektual (Intellectual Stimulation) sertaBertimbangan Individual (IndividualizedConsideration).

2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi gurudan tenagakependidikan berdasarkanjenissekolahterhadap pelaksanaankepemimpinan transformasionalkepalasekolah SD di KabupatenBulukumba,Sulawesi Selatan.

Hipotesis Kajian

Hipotesis Ho: Tidak terdapat perbedaanpersepsi guru dan tenagakependidikan yangsignifikan terhadap pelaksanaan kepemimpinantransformasionalkepala SD di KabupatenBulukumba Sulawesi Selatan pada dimensiPengaruh Ideal, Motivasi Berinspirasi,Rangsang Intelektual, dan PertimbanganIndividual berdasarkan jenis sekolahresponden.

Mamfaat PenelitianMamfaat yang bisa diambil dari hasilpenelitian antara lain:1. Sebagai masukan kepada kepala SD yang

ingin menerapkan KepemimpinanTransformasional di sekolahnya agarsekolah berhasil menjadi sekolah yang lebihbaik.

2. Sebagai bahan masukan bagi kepala SDbagaimana menggerakkan danmemberdayakan semua potensi yang adadisekolah sehingga sekolah terjadiperubahan yang signifikan kearah yanglebih baik.

3. Sebagai bahan masukan kepadapemimpinan yang lebih tinggi agarmenyusun program pendidikan dan latihankepemimpinan transformasi yang terencanadan berkesinambungan sehingga parakepala SD yang menjadi pemimpin disekolah bisa menjadikan sekolah yang lebihbaik lagi.

Page 11: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

68 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

4. Sebagai sumber rujukan dalam pendidikandan latihan kepada para kepala SD agarmemiliki konsep dan persepsi yang sesuaidengan Kepimpinan Transformasi yangsudah terbukti dapat meningkatkankepuasan, komitmen, disiplin, prestasikerja, dan bahkan melakukan suatukeberhasilanmelampaui dari targetsebelumnya.

KAJIAN PUSTAKA

Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan transformasional

pertama kali diperkenalkan oleh JamesMcGregor Burns dalam bukunya tentangkepimpinan politik pada tahun1978.Kepemimpinan transformasi menuntutnilai moral dari pengikutnya agar selalumeningkatkan kesadarang tentang pentingnyamencapai tujuan organisasi yang telahdisepakati bersama (Burns, 1978). MenurutHallinger (2003) KepemimpinanTransformasional telah menarik perhatiandalam dunia pendidikan pada tahun 1990ansebagai satu reaksi menentang kebijakankepemimpinan ’top-down’ yang diterapkansekitar tahun 1980an. Menurut JaafarMuhamad (2007) KepemimpinanTransformasional diperkenalkan karnadianggap lebih sesuai dari konsepkepemimpinan tradisional terutama dalammengikuti perkembangan zaman yang semakinpesat dengan tantang yang semakin berat. Bass(1985) menyatakan bahawa fokus kepimpinantelah bergeser dari model tradisional atautransaksi kepada sebuah teori kepimpinangenre (baru), dengan penekanan kepadaKepemimpinan Transformasional yangdiistilahkan sebagai Kepimpinan Visioner(Westley dan Mintzberg, 1989), atauKepemimpinan Karismatik (Conger, 1989),dan ada juga yang memberi istilah sebagaiModel Kepimpinan Baru (Bryman, 1992).

Pemimpin transformasi menciptakansemboyan, atau yel-yel atau moto organisasisebagai penyemangat dalam mewujudkan cita-cita organisasi.Moto organisasi hendaknyadisepakasi bersama dengan anggota agaranggota merasa memiliki kesamaan persepsidan bertanggung jawab secara moral untukmencapai moto tersebut (Rouche, Baker danRose 1989). Menurut Burns (1978) seorangpemimpin dianggap menerapkangayakepemimpinan transformasinal apabila diaberhasil mengubah sikap setiap anggota yangdipimpinnya lebih mengutamakan kepentinganorganisasi dari pada kepentingan pribadi.

Cashin et al. (2000) menyatakan bahawakepala sekolah yang menerapkankepemimpinan transformasional senantiasamenjalin kerjasama yang baik dengan guru,pelajar,orang tua,masyarakat, pemerintah dansteakholder lainnya dalam membangunmotivasi dan moralitas terutama dalamkalangan guru untuk memastikan perubahanpendidikan tercapai.

Bass (1995) mendefinisikankepemimpinan transformasional dalam empatdimensi:1. Idealized Influence (Pengaruh yang Ideal)

Pemimpin memberikan visi dan misinya;menanamkan kebanggaan, keyakinan danhormat; membangkitkan, menggugah danmengispirasi bawahan mereka untukmencapai visi yang sudah disusun bersama,sangat serius apabilah melakukan aktivitasyang berkaitan dengan organisasi danmendorong anggotanya agar bersungguh-sungguh dalam melaksanakantugas.Pemimpinmemiliki sikap yangkonsistem, akhlak yang tinggi, dan amanahdalam menjalankan tugas, melihat dariperbagai sudut bila ada masalah sehinggaanggota percaya sepenuhnya padapemimpin, mengagumi dan merasa banggasebagai teman sekerja, dan menjadikanpemimpin sebagaiteladan. Tumbuh rasahormat dan bangga dari anggota, karenatidak panik apabila mendapat masalah,bertindak sebagai agen perubahan,mempunyai bakat dalam menentukan skalaprioritas, berkreasi setiap melakukansesuatu, dan berani mengambil resiko.

2. Inspirational Motivation (MotivasiBerinspirasi)Pemimpin bertindak sebagai model untukbawahan, berperilaku dengan cara yangmemotivasi dan menginspirasi parapengikut dengan memberikan arti dantantangan; mengkomunikasikanvisi.Memotivasi anggotanya bahwa setiapmasalah pasti ada jalan keluar, danmengingatkan agar sentiasa tabahmenghadapai pelbagai masalah. Pemimpinmemiliki pandangan dan pengaruh yangdapat mendorong pengikutnya sentiasabekerja keras, pentingnya komitmen padatugas dan komitmen pada keputusan yangtelah diambil bersama, serta loyal padapimpinan. pemimpin sentiasa memotivasipengikut agar lebih mengutamakankepentingan organisasi daripadakepentingan pribadi dengan menggunakansimbol-simbol, serta sentiasa berusahamemberi harapan yang tinggi terhadap

Page 12: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 69

prestasi kerjanya sehingga anggotamelakukan tugasnya melebihi dari apa yangsudah ditetapkan sebelumnya.

3. Intellectual Stimulation (RansanganIntelek)Pemimpin merangsang pengikut agar selalumencari ide-ide baru, memotivasipengikutnya untuk berpikir dengan carabaru: menekankan pemecahan masalah danpenggunaan penalaran sebelum mengambiltindakan. Pemimpin merangsangpengikutagar kreatif dalam melaksanakantugas dengan sentiasa menambah ilmupengetahuan, agar tumbuh kreatifitas danmerasa yakin dalam menyelesaikanperbagai masalah dengan menjadikanpengalaman masa lalu sebagai masukan,melakukan perubahan dengan lebih kreatifdan inovatif dalam melakukan perubahan,namun diharapkanberfikir secara matangsebelum bertindak. Pengikut dirangsangagar berpartisipasi dalam musyawaradengan alasan yang baik.merangsangpengikut untuk menyelesaikanmasalah lama dengan cara baru denganmenunjukkan cara melihat aspek pentingdan penyelesaian dari sebuah masalahsehingga pengikut terkadang memikirkankembali apa yang sudah dianggapsempurna.

4. Individualized Consideration(Bertimbangan Individual)Pemimpin memberikan pelatihan danmentoring; mendelegasikan tugas sebagaipengalaman belajar; memberikan umpanbalik terus-menerus, dan memperlakukansetiap pengikut sebagai individu.selalumelibatkan diri dalam menyelesaikanmasalah, dan bersedia mendengarkan danmenanggapi serta bersikap terbuka daripendapat pengikutnya, memberi saranapabila diperlukan, membantumenumbuhkan kepercayaan diri denganmenunjukkan bakat khusus dari pengikutdan memantau prestasi kerja agar terjadipeningkatan setiap saat, serta membantupengikut dari berbagai masalah.Menghargai tugas yang telah diselesaikandengan memberi penghargaan baik secaraperibadi mahupun secara rasmi apabilapengikut berhasil melakukan tugasandengan baik. Pemimpin selalu menolongpengikutnya mendapatkan apa yangdiperlukan, memberi petunjuk dan pelatihan(mentoring) baik secara pribadi mahupunsecara bersama-sama apabila diperlukan,membantu menyelesaikan masalah baikmasalah pribadi mahupun masalah dalam

tugas, sehingga terjalin hubungan yang baikantara pemimpin dan pengikut.

Kelasifikasi Jenis Sekolah

Dalam rangka pembinaan profesionalismeguru di sekolah dasar (SD) maka pemerintahkhususnya jajaran departemen pendidikannasional mengklasifikasikan sekolahberdasarkan kondisi dan kualitas sekolah.Dimulai dari SD yang paling kritis yaitu:- SD terpencil.Status SD terpencil ditetapkan

oleh jajaran dinas pendidikan di kabupatenberdasarkan kriteria tertentu, misalnyalokasi sekolah sangat jauh kepelosok,terisolasi dan sangat susah saranakomunikasi dan transfortasi. Salah satutujuan penetapan SD terpencil agar gurudan tenaga kependidikan yang bertugas diSD tersebut mendapatkan tunjangan khususSD terpencil, dan mendapatkan pendidikandan pelatihan khusus. Walau tidak adakepastian apakah program itu masihberjalan atau tidak, yang jelas bahwa gurudan tenaga kependidikan yang bertugasdisana masih menganggap dirinya sebagaiguru dan tenaga kependidikan SD terpencil.

- SD Inti dan SD Imbas. Pembentukan SDInti dan SD Imbas berdasarkan keputusanDirjen Pendidikan Dasar dan Menengahdepartemen pendidikan dan KebudayaanNo. 079/C/Kep/1/93. Salah satu tujuanpembentukan agar memudahkan pembinaanprofesionalisme guru melalui wadah yangdisebut Pusat Kegiatan Guru (PKG). dalamPKG dibentuk beberapa wadah antara lain:Kelompok Kerja Guru (KKG), KelompokKerja Kepala Sekolah (KKKS) danKelompok Kerja Pengawas Sekolah(KKPS). Pembentukan PKG ini didasarkanpada lokasi sekolah. Beberapa SD yangberdekatan (biasanya jumlah 4-8 SD)bergabun dalam satu gugus. Dalam gugussekolah ini dipilih sekolah yang paling baikkualitasnya sebagai SD Inti, yang lainnyasebagai SD Inbas, jadi salah satu tujuanpenetapan SD Inti agar ia mengimbas ilmu,semangat, pengetahuan dan keterampilankepada SD Inbas.

- SD Unggulan. SD Unggulan diusulkan olehUnit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD)Dinas pendidikan yang ada di Kecamatanuntuk ditetapkan oleh Dinas Pendidikan diKabupaten. Penentuan SD Unggulan dipilihdari SD Inti yang terbaik kualitasnya dalamsatu kecamatan. Yang dahulunya disebutsebagai SD Teladan, atau SD Centre.

Page 13: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

70 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

- Rintisan SD Standar Nasional (RSDSN). SDUnggulan yang memenuhi kriteria tertentuditunjuk sebagai RSDSN untukmendapatkan pembinaan dan pembiyaankhusus agar kualitasnya bisa meningkatsehingga bisa menjadi SD BerstandaeNasional (SDSN).

- Rintisan SD Bertaraf Internasional(RSDBI).SDSN yang memenuhi keriteriatertentu dan memenuhi kualitas tertentuditetapkan sebagai RSDBI. Penetapansebagai RSDBI ini bertujuan untukmendapatkan pembinaan dan pembiayaankhusus dari pemerintah agar bisa menjadiSD Bertaraf Internasiona (SDBI).

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di KabupatenBulukumba dengan populasi seluruh SD yangada di Kabupaten Bulukumba sebanyak 249SD di luar SD Luar Biasa, dengan jumlah gurudan tenaga kependidikan sebanyak 4233 orang.Besar sampel yang diambil adalah 500 orangdengan rincian sebagaimana dalam table 1.

Tabel 1Jumlah Guru dan tenaga kependidikanf

(Populasi) dan jumlah Sampel

Sumber: Data sekunder Dinas PendidikanPemuda dan Oleh Raga KabupatenBulukumba

Metode yang digunakan dalam penelitianadalah penelitian deskriptif.Penelitiandeskriptif dilakukan dengan mengumpulkandata kuantitatif dari 500 responden (guru dantenaga kependidikan) untuk menjelaskanfariabel penelitian (Jonhson dan Christensen,2008). Kajian deskriptif adalah kajian yangmejelaskan masalah dengan pendekatan sebabakibat atau pendekatan kausal (Taylor, 2000).Instrumen yang digunakan adalah intrumenyang sedah baku yang disebut MultifactorLeadership Questinaire (MLQ) yang dibuatoleh Bass dan Avolio (1998). Akan tetapi

instrument dalam penelitian ini tidakmengambil langsung Instrumen MLQ darisumber aslinya, namun hanya memodifikasidari beberapa Instrumen MLQ yang sudahdigunakan di Indonesia dan Malaysia sepertiyang digunakan oleh Yusmawati (2008), Arifin(2009), Syukri (2010), Hasmilah (2011), danLukas (2011) yang dilaksanakan di Indonesiadikombinasikan dengan instrumen yangdigunakan oleh Nursuhaila Binti Ghazali(2007) dan Ishak bin Mad Shah (2008) yangdilaksanakan di Malaysia denganmenggunakan skoe skala liker 1 - 5. Skor 1berarti sangat tidak setuju, 2 berarti tidaksetuju, 3 berarti ragu, 4 berarti setuju dan 5berarti sangat setuju.

Uji validasi dan reliabilitas intrumenyang sudah dimodivikasi, dilakukan denganmemberikan kepada salah seorang masterBahasa Indonesia yang mengajar BahasaIndonesia di Kabupaten Bulukumba yaituBapak Mustafa S.Pd., P. Pd untuk melihatkelayakan bahasa yang digunakan untuk guruSD di Kabupaten Bulukumba. Sedangkanuntuk melihat isi instrumen telah diperiksaoleh dua orang pakar Manajemen Pendidikanyaitu DR. Syarifuddi Cn Sida, dan Prof. DR.Hj. Islamil Tolla dekan fakulti Pendidikan di

Universitas NegeriMakassar. Instrumen yangsudah mendapatkanpengakuan validitasnyadiujicobakan pada 40orang guru dan tenagakependidikan dari empatbuah sekolah yangdiperkirakan mewakilisemua jenis sekolah.Hasilnya ditunjukkandengan nilai alpha

Crombach’syang menunjukkan kadarreliabilitas instrumen, Yaitu: PengaruhIdeal(idealized influence) 0,870, MotivasiBerinspirasi(inspirational motivation) 0,760,Meransang Intelektual (intellectualstimulation) 0,760, dan Pertimbanganindividual(individual consideration) 0,737.

Instrumen yang sudah valid dan reliabledi bagikan pada sempel. Data yangdikumpulkan diolah menggunakan StatisticalPackage for the Social Sciences (SPSS) versi19 dengan analisis deskriptif persentase untuktujuan penelitian pertama, untuk tujuanpenelitian yang kedua atau untuk menjawabhipotesis H0menggunakan analisis nonparametrikKruskal-Wallis untuk melihatperbedaan dari data yang memiliki tiga

No Jenis SekolahJumlahSekolah

Populasi Sampel

1 SD Terpencil 3 17 17

2 SD Imbas 264 2790 292

3 SD Inti 68 1150 120

4 SD Unggulan 10 206 33

5 Rintisan SD Stanadar Nasional (RSDSN) 3 45 20

6 Rintisan SD Bertaraf Internasional (RSDBI) 1 25 18

Jumlah 349 4233 500

Page 14: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 71

kategori atau lebihdengan jenis data ordinaldan tidak berdistribusi normal (Cohen et al.,2007), dan analisis non parametrik Mann-Whitney untuk melihat perbedaan dua dataordinal yang tidak berdistribusi normal(Cooper dan Schindler, 2003) fungsi keduajenis analisis ini sama dengan ANOVA dan UjiT.

Untuk melihat tingkat pelaksanaankepemimpinan transformasi kepala SD, makadata yang telah dianalisis dalamlima kategoriseperti pada table 2.

Tabel 2tingkat pelaksanaan Kepimpinan

Transformasional berdasarkan rata-rata skor

Untuk menentukan apakah hipotesisditerima atau ditolak melalui analisisKruskal-Wallismaka dilihat nilai Asymp. Sig.dengan nenggunakan alpa 0,05, jikanilai Asymp. Sig > 0,05 makaH0ditolak artinya tidak adaperbedaan yang signifikan antaravariabel, sebaliknya jika nilaiAsymp. Sig. <0,05 berarti hipotesisditerima,berarti ada perbedaandiantara variabel. Begitu jugadengan analisis Mann-Whitneymelihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed),jika > 0.05 maka H0 di tolak. Berartitidak ada perbedaan. Juka nilai Asymp. Sig.(2-tailed), jika < 0.05 maka H0 diterima.Berarti ada perbedaan diantara variabel.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil PenelitianHasil analisis data deskriktif

menunjukkan bahwa tingkat pelaksanaankepemimpinan transformasi pada tingkattinggi, walau belum pada tingkat optimal yaitusangat tinggi. Secara keseluruhan penerapankepemimpinan transformasi kepala SD diKabupaten Bulukumba berada pada tahaptinggi dengan min 4,01 dengan standa deviasi0,453, sedangkan hasil penelitian berdasarkandimensi yaitu: dimensi pengaruh ideal (min4,02; standar deviasi 0,473); dimensi motivasiberinspirasi (min 4,07; standar deviasi 0,469);

dimensi rangsangan intelektual(min 4,00; standar deviasi0,487); dan dimensipertimbangan individual (min3,95; standar deviasi 0,509)selanjutnya dapat dilihat padatable 3.

Tabel 3Tingkat Pelaksanaan Kepimpinan

Transformasi Guru Besar

Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuatmaka data dianalisis dengan analisis KruskalWallis hasilnya ditunjukkan sebagaimanadalam table 4.

Tingkat Pelaksanaan Kepimpinan Transformasi Kepala SD MinSangat Rendah 1.00 – 1,80Rendah 1.81 – 2.60Sederhana 2.61 – 3.40Tinggi 3.41 – 4.20Sangat Tinggi 4.21 – 5.00

(Sumber: Landell, 1997 dan Ferdinand, 2006)

No DimensiSisianPiawai

Min Tahap

1pengaruh yang ideal (IdializedInfluence)

0.473 4.02 Tinggi

2Motivasi Berinspirasi (InspiratinalMotivation)

0.469 4.07 Tinggi

3Ransangan Intelek (IntellectualStimulation)

0.487 4.00 Tinggi

4bertimbang rasa secara individu(Individualized Consideration).

0.509 3.95 Tinggi

Min 0.453 4.01 Tinggi

PengaruhIdeal

MotivasiBerinspirasi

Rangsanganintelektual

PertimbanganIndividual

KepimpinanTransformasi

SD Terpencil Mean 3.9300 4.0288 4.0500 3.9665 3.9888Std. Deviation .26413 .15752 .37249 .50584 .27595

SD Imbas Mean 3.9671 4.0114 3.9620 3.8917 3.9549Std. Deviation .51346 .50959 .52152 .54595 .47428

SD Inti Mean 4.1522 4.2428 4.0825 4.0755 4.1315Std. Deviation .35042 .34657 .39047 .39019 .31758

SD Unggulan Mean 4.0739 4.0985 3.9197 3.8655 3.9861Std. Deviation .46538 .45759 .64274 .56461 .47116

RSDSN Mean 4.0125 3.9500 4.1525 4.1490 4.0725Std. Deviation .66653 .62328 .43118 .56374 .55052

RSDBI Mean 3.9194 3.9211 4.0611 3.9761 3.9722Std. Deviation .19768 .15025 .15200 .19692 .14567

Tabel 4.Analisis Skor Min dan Ujian Chi-Square (Kruskal Wallis) Perbedaan

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap PenerapanKepemimpinan Transformasional Kepala SD Berdasarkan Jenis Sekolah

Page 15: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

72 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Aras Signifikan pada aras p< 0.05Tabel 4 menunjukkan nilai Asymp.

Sig. untuk penerapan kepemimpinantransformasi secara keseluruhan adalah 0,000 <0.05, begitu juga dengan nilai Asymp, Sig,pada dimensi pengaruh ideal 0,003; dimensimotivasi berinspirasi 0,000; dimensirangsangan intelektual 0,021 dan dimensipertibangan individual 0,001 semuanyadibawah nilai alpa 0,05 berarti ada perbedaanpersepsi guru dan tenaga kependidikanberdasarkan jenis sekolah pada semua dimensi.

Karna dalam penelitian ini terdapatenam jenis sekolah yang diteliti, maka untukmelihat jenis sekolah mana yang terjadiperbedaan persepsi guru dan tenagakependidikan maka data dianalisis lebih lanjutdengan menggunakan analisis Mann-WhitneyU yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) HasilAnalisis Mann-Whitney U Perbedaan PersepsiGuru dan Tenaga Kependidikan TerhadapPenerapan Kepemimpinan TransformasionalKepala SD Berdasarkan Jenis Sekolah

Aras Signifikan pada aras p< 0.05Catatan:*) bermakna ada perbezaan

Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed) hasil analisis Mann-Whitney U,nilai yang lebih rendah dari alpha α 0,05 (tanda*)) berarti menunjukkan adanya perbedaanyang signifikan. Dari data tersebut terlihatbahwa tidak ada perbedaan persepsi guru dantenaga kependidikan terhadap penerapankepemimpinan transformasi kepala SDTerpencil dengan SD Imbas, begitu juga padaSD Terpencil dengan SD Unggulan, SD Imbasdengan SD Unggulan, dan SD Imbas denganRSDBI. Sedangkan pada SD Terpencil denganSD Inti perbedaab persepsi hanya pada dimensipengaruh idean dan dimensi motivasiberinspirasi dimana guru dan tenagakependidikan pada SD Inti memberikanpersepsi yang lebih tinggi dari pada guru dantenaga kependidikan yang ada di SD Terpencil(lihat tabel 4). Antara SD Terpencil denganRSDSN perbedaan persepsi hanya terdapatpada dimensi pengaruh ideal, dan penerapankepemimpinan transformasi secara umum saja,dimana guru dan tenaga kependidikan pada SDTerpencil memberikan persepsi yang lebihrendah dibandingkan persepsi guru dan tenaga

kependidikan yang ada di RSDSN. Pada SDTerpencil dengan RSDBI perbedaan persepsihanya terdapat dimensi motivasi berinspirasi

PengaruhIdeal

MotivasiBerinspirasi

Rangsanganintelektual

PertimbanganIndividual

KepimpinanTransformasi

Total Mean 4.0174 4.0676 4.0023 3.9499 4.0058Std. Deviation .47337 .46961 .48768 .50997 .43559

Ujian Chi-Square (Kruskal Wallis)Chi-Square 18.012 33.009 13.206 20.204 24.540Df 5 5 5 5 5Asymp. Sig. .003 .000 .021 .001 .000

Jenis SekolahPengaruh

IdealMotivasi

BerinspirasiRangsanganintelektual

PertimbanganIndividual

KepimpinanTransformasi

SD Terpencil – SD Imbas .467 .704 .069 .786 .460

SD Terpencil – SDInti .041*) .003*) .862 .376 .181

SD Terpencil – SD Unggulan .525 .249 .309 .727 .362

SD Terpencil – RSDSN .002*) .633 .664 .081 .004*)

SD Terpencil – RSDBI .815 .013*) .330 .559 .313

SD Imbas – SD Inti .001*) .000*) .022*) .001*) .000*)

SD Imbas – SDUnggulan .548 .234 .650 .695 .829

SD Imbas – RSDSN .049*) .724 .007*) .002*) .007*)

SD Imbas – RSDBI .307 .161 .272 .615 .895

SD Inti – SDUnggulan .255 .095 .178 .051 .028*)

SDInti – RSDSN .397 .029*) .098 .073 .193

SDInti - RSDBI .003*) .000*) .715 .269 .013*)

SDUnggulan – RSDSN .419 .519 .080 .032*) .047*)

SDUnggulan – RSDBI .364 .028*) .347 .308 .541

RSDSN – RSDBI .001*) .054 .017*) .004*) .000*)

Page 16: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 73

dimana guru dan tenaga kependidikan yangada di SD Terpencil memberikan persepsi yanglebih tinggi daripada guru dan tenagakependidikan yang ada RSDBI. Pada SDImbasl dengan SD Inti perbedaan persepsiterdapat pada semua dimensi dimana guru dantenaga kependidikan yang ada di SD Imbasmemberikan persepsi yang lebih rendahdaripada guru dan tenaga kependidikan yangada di SD Inti. Pada SD Imbas dengan RSDSNperbedaan persepsi terdapat pada semuadimensi kecuali pada dimensi motivasiberinspirasi dimana guru dan tenagakependidikan yang ada di SD Imbasmemberikan persepsi yang lebih rendahdaripada guru dan tenaga kependidikan yangada RSDSN. Pada SD Inti dengan SDUnggulan tidak terdapat perbedaan persepsipada tiap dimensi kecuali pada penerapankepemimpinan transformasi secara umumdimana guru dan tenaga kependidikan yangada di SD Inti memberikan persepsi yang lebihtinggi daripada guru dan tenaga kependidikanyang ada di SD Unggulan. Pada SD Intidengan RSDSN perbedaan persepsi hanyaterdapat dimensi motivasi berinspirasi dimanaguru dan tenaga kependidikan yang ada di SDInti memberikan persepsi yang lebih tinggidaripada guru dan tenaga kependidikan yangada di RSDSN. Pada SD Inti dengan RSDBIperbedaan persepsi terdapat pada dimensipengaruh ideal dan motivasi berinspirasi sertapada penerapan kepemimpinan transformasisecara umum dimana guru dan tenagakependidikan yang ada di SD Inti memberikanpersepsi yang lebih tinggi daripada guru dantenaga kependidikan yang ada RSDBI. PadaSD Unggulan dengan RSDSN perbedaanpersepsi hanya terdapat dimensi pertimbanganindividual dan penerapan kepemimpinantransformasi secara umum dimana guru dantenaga kependidikan yang ada di SD unggulanmemberikan persepsi yang lebih rendahdaripada guru dan tenaga kependidikan yangada RSDSN. Pada SD Unggulan denganRSDBI perbedaan persepsi hanya terdapatdimensi motivasi berinspirasi dimana guru dantenaga kependidikan yang ada di SD Unggulanmemberikan persepsi yang lebih tinggidaripada guru dan tenaga kependidikan yangada RSDBI. Dan Pada RSDSN dengan RSDBIperbedaan persepsi terdapat pada semuadimensi kecuali pada dimensi motivasiberinspirasi dimana guru dan tenagakependidikan yang ada di RSDSN Terpencilmemberikan persepsi yang lebih tinggidaripada guru dan tenaga kependidikan yangada RSDBI.

Pembahasan

Tingkat pelaksanaan kepemimpinantransformasi para kepala SD di KabupatenBulukumba dipersepsikan oleh guru dan tenagakependidikan hanya pada tahap tinggi (min4,01), dari lima kategori yaitu: sangat rendah,rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Inimenunjukkan bahwa penerapan kepemimpinantransformasional para kepala SD belum sampaipada tahap optimal, masih perlu ditingkatkanlagi.Jika diukur melalui persentase maka barumencapai sekitar 60% – 80%.Tingkatpencapaian yang diproleh dalam penelitian inisetaraf dengan hasil penelitian Syukri (2010)yang meneliti hubungan antara persepsi gayakepemimpinan transformasional dantransaksional dengan sikap pekerja terhadappekerjaan di berbagai instansi di DaerahMalang Jawa Timur, begitu juga dengan hasilpenelitian Idawati (2010) yang meneliti tentangperbedaan gaya kepemimpian transformasionalkepala sekolah laki-laki dan perempuankaitannya dengan prestasi kerja guru padaSDNegeri di Kecamatan Somba OpuKabupaten Gowa. Begitu juga dengan hasilpenelitian Mahfuddin (2011)di Poso SulawesiTengah, Palisungan (2011) di KabupatenTanah Toraja Sulawesi Selatan, Lukas(2011)di Kabupaten Mamasa Sulawesi Selatan,Andarius (2011) di Rantepao Sulawesi Selatan,Urang (2012) di Tanahh Toraja, dan Anas(2013) di Kota Madya Pare Pare SulawesiSelatan. Walaupun demikian hasil penelitianini masih lebih baik dari hasil penelitian yangdilakukan oleh Marselius dan Rita (2004) diTangeran, Yusmawati (2008) di MakassarSulawsi Selatan, Jeriko (2008) di Sibolga,Mappiare (2008) di Kabupaten BulukumbaSulawesi Selatan, Bustaman (2009) diKabupaten Barru Sulawesi Selatan, Rafik(2009) di Kabupaten Bulukumba dan Arifin(2009) di Kabupaten Barru Sulawesi Selatansemuanya hanya mendapatkan tingkatpenerapan kepemimpinan transformasionalKepala sekolah hanya pada tingkat sederhanaatau sedang saja. Kalau dicermati hasilpenelitian yang telah lalu menunjukkan bahwatingakat pengamalan kepemimpinantransformasinal sebelum tahun 2010 semuanyahanya menunjukkan tingkat sederhana saja,dan hasil kajian setelah tahun 2010memperlihatkan hasil pada tingkat tinggi, inimenunjukkan adanya peningkatan pelaksanaanpenerapan kepemimpinan transformasionalsejak tahun 2010.

Guru dan tenaga kependidikan diKabupaten Bulukumba berbeda persepsi

Page 17: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

74 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

terhadapa tingkat penerapan kepemimpinantransformasi kepala SD berdasarkan jenissekolah. Tentu saja hal ini sesuatu yang wajar,karna jenis sekolah dikelasifikasikanberdasarkan kualitas sekolah. Suatu yang wajarjika persepsi guru dan tenaga kependidikan diRSDBI atau RSDSN atau di SD Unggulanterhadap penerapan kepemimpinantransformasi kepala sekolah lebih tinggidaripada persepsi guru dan tenagakependidikan yang ada di sekolah terpencilatau sekolah imbas. Akan tetapi, hasilpenelitian ini menunjukkan sesuatu yang lain.Hasil penelitian ini menunjukkantidak adaperbedaan persepsi guru dan tenagakependidikan yang ada di SD Terpencil denganguru dan tenaga kependidikan yang ada di SDUnggulan, begitu pula guru dan tenagakependidikan yang ada SD Imbas dengan SDUnggulan dan antara SD Imbas denganRSDBI. Hal ini bertentangan dengan hasilpenelitian Desti Setiorini (2008), iamenyatakan bahwa ada hubungan positif antarapersepsi terhadap kepemimpinan transformasidengan prestasi kerja, semakin tinggi persepsiterhadap kepemimpinan transformasi makasemakin tinggi pula prestasi kerja.Hal iniberarti bahwa walaupun kualitas SD Unggulanlebih baik daripada SD Terpenci, kualias SDUnggulan lebih baik daripada SD Imbas, danRSDBI lebih baik dari pada SD Imbas, akantetapi kalau persepsi guru dan tenagakependidikan terhadap implementasikepemimpinan transformasional dapatditingkatkan maka prestasi kerja yang adadisekolah itu tentu semakin meningkat. Sebabitu hasil penelitian ini sangat bermanfaatsebagai masukan untuk mempertimbangkancalon kepala sekolah yang akan ditempatkan diSD Unggulan ataupun bekas RSDSN danRSDBI.

Perbedaan persepsi guru dan tenagakependidikan terhadap pelaksanaankepemimpinan transformasi kepala sekolahsecara keseluruhan terjadi pada SD Imbasdengan SD Inti, dimana guru dan tenagakependidikan pada SD Imbas memberikanpersepsi yang lebih rendah terhadappelaksanaan kepemimpinan transformasikepala sekolah berbanding dengan guru dantenaga kependidikan yang ada di SD Inti.Perbedaan persepsi di antara dua jenis sekolahini adalah suatu yang wajar karna kedua jenissekolah ini di bedakan karena perbedaankualitasnya. Pemilihan SD inti dalam suatugugus sekolah karna memiliki kualitas sarana,prasanarana dan hasil belajar yang lebih baikdari sekolah yang lainnya dan diharapkan

dapat mengimbaskan pada SD yang lain dalamgugusnya. Tentu saja tidak diharapkanperbedaan ini terus berlanjut, tentu sajadiharapkan agar SD Imbas memiliki kualitasyang sama dengan SD Indti. Sebab itupenerapan kepemimpinan transformasi kepalasekolah di SD Imbas perlu semakinditingkatkan. Ini sesuai hasil temuanAlexander Hutomo Rahardjo (2011) bahwakepemimpinan transformasinal berpengaruhpositif dan signifikan terhadap kenerja, bagitujuga dengan Md Ali Abdullah (2005)mengatakan bahwa ada pengaruh positikepemimpinan transformasi kepala sekolahdengan kepuasan dan kinerja guru. Sebab itujika dikehendaki meningkatkan prestasi kerjamaka salah satu cara dan sudah terbukti secaraemprik adalah dengan meningkatkanpelaksanaan kepemimpinan transformasi bagikepala sekolah.

Hasil penelitian ini juga menemukanperbedaan persepsi guru dan tenagakependidikan terhadap penerapankepemimpinan transformasi kepala sekolahpada SD Terpencil dengan RSDSN hanya padadimensi pengaruh ideal, sedangkan antara SDTerpencil dengan RSDBI perbedaan persepsihanya pada dimensi motivasi berinspirasi.Untuk selanjutnya perbedaan persepsi antarajenis sekolah yang satu dengan jenis sekolahyang lain dapat dilihat pada tabel 5.

Hasil penelitian ini juga menemukanbahawa beberapa jenis sekolah yang memilikikualifikasi lebih tinggi seperti SD Unggulan,RSDSN dan RSDBI namun dipersepsikan olehguru dan tenaga kependidikan yang adadisekolahnya lebih rendah daripada guru dantenaga kependidikan yang ada di SD Inti yangkualifikasinya lebih rendah daripada ketiga SDtersebut. Hal ini menunjukkan bahwapengelolaan dan kepemimpinan yang ada SDUnggulan, RSDSN dan RSDBI masih perlulebih ditingkatkan lagi.

PENUTUP

KesimpulanDari uraian di atas, maka hasil penelitian inidapat disimpulkan:1) Tingkat implementasi kepemimpinan

transformasional kepala SD di KabupatenBulukumba diperspsikan oleh guru dantenaga kependidikan hanya dalam taraftinggi, masih belum optimal dalam tarafsangat tinggi.

2) Terdapat perbedaan persepsi guru dantenaga kependidikan terhadapapelaksanaan kepemimpinan transformasi

Page 18: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 75

kepala sekolah berdasarkan jenis sekolah,utamanya antara SD Imbas dengan SDInti, dimana guru dan tenagakependidikan di SD Inti mempersepsikanpenerapan kepemimpinan transformasikepala sekolah lebih tinggi daripada gurudan tenaga kependidikan yang ada di SDImbas.

3) Tidak terdapat perbedaan persepsi gurudan tenaga kependidikan terhadappelaksanaan kepemimpinan transformasikepala sekolah yang ada di SD Terpencildengan SD Imbas, SD Terpencil denganSD Unggulan, SD Imbas dengan SDUnggulan, dan SD Imbas dengan RSDBIterhadap penerapan kepemimpinantransformasional kepala sekolah.

SaranDari hasil penelitian ini maka beberapa sarandisampaiakan:1) Agar pemerintah Kabupaten Bulukumba

utamanya pada dinas pendidikan,pemudah dan olah raga memperogramkandan melaksanakan pelatihankepemimpinan transformasinal bagi parakepala SD secara secara kontinyu danberkesinambungan.

2) Agar calon kepala sekolah yang akanditempatkan di SD Unggulan, bekasRSDSN dan RSDBI memiliki keilmuantentang kepemimpinan transformasionalyang lebih baik daripada kepala sekolahlainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ab. Aziz Yusof (2004).Kepemimpinan DalamMengurus Perubahan. Dari DimensiKemanusiaan. Petaling Jaya:Pearson Malaysia Sdn. Bhd.

Abdul Ghani Kanesan Abdullah & K. Anandana/l Kuppan.(2009). Pengaruhkepemimpinan transformasi sekolahdan efikasi kolektif guru terhadapkomitmen kualiti pengajaran.Seminar Nasional Pengurusan danKepimpinan ke-16.

Abdul Karim (2009). KepemimpinanTransformasional (Studi TentangPerilaku Idealized Influence,Inspirasional Motivation,IntellectualStimulation, Individual ConsiderationKepemimpinan di UIN Maulana MalikIbrahim - Malang), Univeristas IslamNegeri Maulana Malik Ibrahim, Malang,Tesis

Abdul Shukor Abdullah (2004). Ucap TemaDalam Prosiding SeminarNasionalPengurusan DanKepimpinan Pendidikan Ke-12, 6-9Disember 2004.Genting Highlands:Institut Aminuddin Baki.

Abdullah Hassan dan Ainon Mohd. (2007).Teori dan Teknik Kepimpinan:Panduan Aplikasi di Tempat Kerja.Kuala Lumpur: PTS ProfessionalPublishing Sdn. Bhd.

Agung Nugroho Jati ( 2012). KepemimpinantransformasionalKepala sekolah danpengaruhnyaTerhadap perilaku peranekstra guruDi sekolah.UniversitasWidya Dharma Klaten, tesis.

Alexander Hutomo Rahardjo (2011) pengaruhgaya kepemimpinantransformasional dan disiplin kerjaterhadap kinerja karyawan pada ud.Naga agung surya alam diYogyakarta Fakultas Ekonomi AtmaJaya Yogyakarta.

Anas Azis (2013).KepemimpinanTransformasional Kepala SekolahSekolah Menengah Atas (SMA) 2Pare-pare. Universitas NegeriMakassar (UNM) Makassar. Tesis.Program Pascasarjana. Tidakdipublikasikan.

Andarius, Dume (2011). PengaruhKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah Terhadap KinerjaGuru di Sekolah Menengah Khusus(SMK) di Rantepao KabupatenTanah Toraja.Universitas NegeriMakassar (UNM) Makassar.TesisProgram Pascasarjana tidakdipublikasikan.

Arifin (2009) Hubungan Antara KepimpinanTransformasi para Pengetua SekolahDengan Kinerja Guru pada SekolahMenengah Pertama (SMP) Negeri diKabupaten Barru. Tesis, MagisterPendidikan, Universitas NegeriMkassar. Tidak dipublikasikan.

Bass, B. M. (1985). Leadership andPerformance Beyond Expectations.New York: The Free.

Bass, B. M. (1990). From Transactional toTransformational Leadership:Learning to Share The Vision.Organizational Dynamics. 18(3):19-36.

Page 19: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

76 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Bass, B. M., & Avolio, B.J. (1998). You CanDrag A Horse To Water But YouCan’t Make It Drink. Journal ofLeadership Studies. 5, 1-17.

Berry, L.M. and Houston, J.P. (1993).Psychology atWork.An Introduction to Industrial andOrganizational Psychology. New York:McGraw-Hill International.

Bryman, A. (1992), Charisma and Leadershipin Organizations, Sage, NewburyPark, CA.

Bustaman S. (2009). Pengaruh GayaKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah terhadap KinerjaGuru Sekolah Dasar (SD) diKecamatan Cenrana KabupatenBarru.Universitas Negeri Makassar(UNM) Makassar. Tesis, ProgramPascasarjana. Tidak dipublikasikan.

Bustaman S. (2009). Pengaruh GayaKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah terhadap KinerjaGuru Sekolah Dasar (SD) diKecamatan Cenrana KabupatenBarru.Universitas Negeri Makassar(UNM) Makassar. Tesis, ProgramPascasarjana. Tidak dipublikasikan.

Cashin, J., Crewe, P., Desai, J., Prince, J.,Shallow, G., dan Slaney, S. (2000).Transformational Leadership: ABrief Overview & GuidelinesforImplementation. Diakses pada14.09.2007 darihttp://www.aare.edu.au/

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K.(2007).Research methods ineducation. Ed. ke-6. London:Routledge Falmer.

Conger, J.A. (1999). Charismatic andtransformational leadership inorganizations: an insider’sperspective on these developingstreams of research. The LeadershipQuarterly, 10(2), pp. 145-170.

Cooper, J., & Schindler, M. (2003).Businessresearch methods. New Jersey:Prentice Hall.

Daryanto (2011).Kepala Sekolah SebagaiPemimpin Pembelajaran.Yokyakarta : Gava Media.

Deal, T., & Peterson, K. (2000). Eight roles ofsymbolic leaders. Fullan, M (pytg)Educational leadership: The Jossey-

Bass reader series hlm 202 – 217.San Francisco: Jossey-Bass.

Desti Setiorini (2008) Hubungan antaraPersepsi Terhadap GayaKepemimpinan TransformasionalDengan Prestasi Kerja. FakultasPsikologi, Universitas KatolikSoegijo Pranata, Semarang, Skripsi.

Eisenbach, et.al. (1999) dalam Tjiptono,Fandy, dan Akhmad Syakhroza,"Kepemimpinan Transformasional",Manajemen dan UsahawanIndonesia, No. 9, Thn. XXVIIISeptember 1999.

Fullan, M. (1979) Research In Curiculum AndInstructional Implementation dalamShahril (2000) Ciri-Ciri KepimpinanPengetua Dan Guru Besar YangDapat Menghadapi Cabaran DanHarapan Pada Abad Ke-21. KertasKerja Seminar Nasional PengurusanDan Kepimpinan Pendidikan Ke-9.Genting Highlands: IAB.

Hallinger, P. (2003). Leading EducationalChange: Reflections On ThePractice of Instructional andTransformational Leadership.Cambridge Juornal ofEducation.Vol.33, no.3.

Hasmilah Hamid (2011). InplementasiKepemimpinan TransformasionalPada Sekolah Menengah Atas (SMA)Negeri I Tappalang KabupatenMamuju. Universitas NegeriMakassar. Tesis: ProgramPascasarjana Tidak dipublikasikan.

Hussein Mahmood (1997). “Kepimpinan danKeberkesanan Sekolah.” KualaLumpur: Dewan Bahasa danPustaka.

Hussein Mahmood. (2005). Kepemimpinanprofesionalisme: Satu utopia?Pemimpin. 5: 39-51.

Idawati (2010).Perbedaan Gaya KepemimpianTransformasi Kepala Sekolah Laki-laki dan Perempuan Kaitannyadengan Kinerja Guru pada SekolahDasar Negeri di Kecamatan SombaOpu Kabupaten Gowa.UniversitasNegeri Makassar.Tesis ProgramPascasarjana. Tidak dipublikasikan.

Mappiare, Imran (2008). Hubungan AntaraKepemimpinan Transformasional

Page 20: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Persepsi Guru dan Tenaga Kependidikan Terhadap Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional

Kepala SD di Kabupaten Bulukumba Berdasarkan Jenis Sekolah Sukwan 77

Kepala Sekolah Dengan MotivasiKerja Guru Sekolah Menengah Atas(SMA) Negeri Di KabupatenBulukumba Sulawesi Selatan.Universitas Negeri Makassar.TesisProgram pascasarjana.

Md Ali Abdullah (2005). Persepsi GuruTerhadap KepimpinanTransformasional Pengetua danKepuasan Kerja Guru di SekolahMenengah Kebangsaan DaerahPontian.Universiti TeknologiMalaysia. Tesis Sarjana.JaafarMuhamad (2007). KelakuanOrganisasi. Kuala Lumpur : LeedsPublications (M) Sdn. Bhd. KualaLumpur : Cahaya Pantai Publishing(M) Sdn. Bhd.

Jeriko Siahaan (2008). tentang pengaruhkepimpinan transformasional dandisiplin kerja terhadap prestasi kerjaterhadap pegawai Dinas PendidikanSibolga, Universitas Terbuka, Tesis.Magister.

Kouzes, J., & Posner, B. (2007).The LeadershipChallenge.San Francisco: Jossey-Bass.78.

Kouzes, M James & Posner, Z Barry(2004).Tantangan Kepemimpinan.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lokman Moh. Tahir (2008) AnalisisKepemimpinan Pengetua SekolahMenengah di Johor, Reseach VoteNo78729, UTM. Johor DarulTaksim.

Lukas Pakulla (2011). Pengaruh KepemimpinanTransformasional Kapala SekolahTerhadap Kinerja Guru pada SekolahMenengah Pertama Negeri diKabupaten Mamasa. Tesis, Prog.Pascasarjana UNM. Tidakdipublikasikan.

Mahfuddin, Muhammad (2011). KepemimpinanTransformasional Kepala MadrasaSanawiyah dalam Meningkatkan KinerjaGuru dan Staf pada Madrasa SanawiahNegeri Poso Kota. Tesis.UIN AlauddinMakassar. Tidak di Publikasikan.

Marselius Sampe Tondok, Rita Andarika (2004)Hubungan Antara Persepsi GayaKepemimpinan Transformasional danTransaksional dengan Kepuasan KerjaKaryawan, Jurnal PSYCHE, Vol. 1 No.1, Desember 2004.

Muijs, D. & Hariss, A. (2007). Teacherleadership in (In) action: Three case

studies of contrasting schools.Educational managementAdministration & Leadership, 35(1):111-134.

Nurzuhaila Binti Ghazali (2007), TahapAmalan Kepimpinantransformasional Dalam KalanganPengetua Sekolah Menengah BandarTangkak, Tesis Sarjana Pendidikan,Johor, UTM.

Rafik, Abdul (2009). HubunganKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah dan Kinerja Guru diSekolah Lanjutan Tingkat Pertama(SLTP) Bulukumba, KabupatenBulukumba.Universitas NegeriMakassar (UNM) Makassar. TesisProgram Pascasarjana UNMMakassar, Tidak dipublikasikan.

Rahimah Haji Ahmad. (2005). Kepengetuaandan kepemimpinan sekolah:Pembangunan dan penambahbaikanpengajaran. Jurnal Pemimpin, 5,1-10.

Raihani (2010).Kepemimpinan SekolahTransformatif. Yogyakarta: PenerbitLkis.

Rouche, J.E., Baker, G.A., Rose, R.R. (1989),Shared Vision: TransformationalLeadership in American CommunityColleges, Community College Press,Washington, DC.

Sahiruddin (2009). Analisis PelaksanaanSupervisi Kepala sekolah padaSekolah Dasar di KecamatanUjungbulu Kabupaten Bulukumba.Tesis, Program Pascasarjana,Universitas Negeri Makassar. Tidakdi Publikasikan.

Syafaruddin (2010). KepemimpinanPendidikan. Jakarta: PT CiputatPress.

Syukri Rahmadin (2010). Hubungan AntaraPersepsi Gaya KepemimpinanTransformasional DanTransaksional Dengan SikapKaryawan Terhadap Pekerjaan.Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim MalangSkripsi Sarjana Fakultas Psikologi.

Taylor, G. R. (2000). Intergrating Quantitativeand Qualitative Method in

Page 21: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

78 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

research.Lanham: University Pressof America.

Urang Daud Sampe (2012). Pengaruh Persepsitentang Gaya KepemimpinanTransformasi dan Motivasi Kerjaterhadap Efektifitas Kinerja StafDinas Pendidikan Pemudah danOlah Raga Kabupaten TanahToraja. Universitas NegeriMakassar: Tesis ProgramPascasarjana. Tidak dipublikasikan.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan danMotivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Westley, F., Mintzberg, H. (1989), "Visionaryleadership and strategicmanagement", StrategicManagement Journal, Vol. 10 pp.17-32.

Ishak Mad Shah (2008).Kesan KepemimpinanPengetua dan Angkuba Moderatorterhadap Kepuasan Kerja Guruddan Komitmen Guru.UniversitasTeknologi Malaysia. Skudai JohorDarul Taksim: Tesis DoktorFalsafah.

Yusmawati Basri (2008). Persepsi GuruTerhadap Kepemimpinantransformasional Kepala Sekolah DiSMA Swasta Kota Makassar.Tesis.UNM.Tidak dipublikasikan.

Page 22: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia Guna Mendukung Keunggulan

Kompetitif Organisasi Sebagai Manajemen Perubahan Ahmad Nurfikri Bahar 79

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia serta perubahanstruktural yang terjadi di berbagai aspek, telahmenimbulkan tantangan dan sekaligus peluangbagi perkembangan dunia bisnis.Satu hal yangmerupakann prasyarat untuk dapat mengatasitantangan yang ada dan memanfaatkan peluangbisnis yang timbul adalah denganmeningkatkan daya saing.Daya saing strategisdicapai jika sebuah perusahaan berhasilmerumuskan serta menerapkan suatu strategiyang tepat. Saat ini berbagai organisasiberusaha untuk meningkatkan daya saingnyadengan membangun dan bersama-samamencari sumber daya manusia yang dapatmembawa kepada pembentukan perubahanparadigm tentang pentingnya keberadaansumber daya manusia dalam suatu organisasi.Berbagai pengaruh perubahan yang terjadimenuntut organisasi untuk membuka diriterhadap tuntutan perubahan dan berupayamenyusun strategi dan kebijakan yang selaras

dengan perubahan lingkungan bisnis akanbergantung pada kemampuan organisasi dalammenyesuaikan diri terhadap lingkungan.Artinya, suatu organisasi mampu menyusunstrategi dan kebijakan yang ampuh untukmengatasi setiap perubahan yang terjadi.Keberhasilan penyusunan kebijakan danstrategi organisasi akan didukung lebih banyakfungsi manajerial yang ada. Salah satu bidangfungsional strategi yang menjadi perhatianadalah manajemen sumber daya manusia.

Manajemen telah banyak disebut sebagai“seni untuk menyelesaikan pekerjaan melaluiorang lain”. Definisi ini, yang dikemukakanoleh Mary Parker Follet. Manajemen memangdapat mempunyai pengertian yang lebih luasdaripada itu, tetapi definisi di atas memberikankepada kita kenyataan bahwa we are managinghuman resources. Di lain pihak, manajemenmencakup fungsi-fungsi perencanaan(penetapan apa yang akan dilakukan),pengorganisasian (perancangan dan penugasan

PARADIGMA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA GUNA MENDUKUNGKEUNGGULAN KOMPETITIF ORGANISASI SEBAGAI MANAJEMEN PERUBAHAN

Ahmad Nurfikri Bahar *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaSiswa SMA Negeri 1 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Perkembangan dunia yang sangat cepat menuntut persaingan di semua sektor yang semakinketat.Untuk dapat mengungguli pesaingnya, setiap organisasi harus memiliki keunggulan kompetitiftertentu.Keunggulan ini dapat dibentuk melalui penciptakan produk dengan desain yang unik,penggunaan teknologi modern, dan yang paling strategis adalah manajemen sumber daya manusiayang efektif.Tulisan ini bertujuan memberikan memaparkan hubungan erat antara perubahan polamanajemen sumber daya manusia dengan keunggulan kompetitif suatu organisasi.Dalam konteksperubahan pola manajemen sumber daya manusia ini, peran pimpinan sangat strategis gunameningkatkan potensi sumber daya manusia agar berdayaguna secara optimal untuk meningkatkankinerja organisasi,sehingga organisasi mampu memiliki keunggulan kompetitif.

Kata kunci: Paradigma, Sumber Daya Manusia, Organisasi, Manajemen Perubahan.

Abstract *)

Competition among business become more intense as the busisness world quicly chenges. To win thecompetition, every organization, public or private sector should have a competitive adventage. Thisadventage can be estabilished through various means, such as creatiue desing, using of moderntecnolgy, and most importantly applying the management of human resources effectively. This articleaims to descript the direct relationship between the shift of human resources management pattern andcompetitive adventage of organization. In the context of human resource management, leadershipneeds to increase the range of potential human resources in order to be able to empower them inachieving applying their potential to build organization competitive adventage.

Key Words: Paradigm, human resources, organization, management changes.

Page 23: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

80 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

kelompok kerja),, penyesuaian personalia(penarikan, seleksi, pengembangan, pemberiankompensasi dan penilaian prestasi kerja),pengarahan (motivasi, kepemimpinan,integrasi, dan pengelolaan konflik) danpengawasan. Lalu apa definisi manajemensumber daya manusia?

Manajemen sumber daya manusiamerupakan bidang strategis dari organisasi.Manajemen sumber daya manusia harusdipandang sebagai perluasan dari pandangantradisional untuk mengelola orang secaraefektif dan untuk itu membutuhkanpengetahuan tentang perilaku manusia dankemampuan untuk mengelolanya. Oleh sebabitu wajarlah apabila penyusunan strategisumber daya manusia harus relevan terhadappenyusunan strategi bisnis. Tentu saja akanmembutuhkan komitmen akan keterlibatanlebih tinggi dari sumber daya manusia.

Seputaran tahun 1960-an hingga saat ini,atmosfer organisasi telah berubah pesat.Berbagai arus kekuatan telah memicuperubahan-perubahan tersebut. Seiring denganmeningkatnya efek teknologi dantelekomunikasi yang telah berhasil“mengecilkan” ukuran dunia, pergerakankeragaman para pekerja (profesional)membawa nilai-nilai, prespektif dan ekspektasiyang berbeda di antara mereka (para pekerja).Kesadaran public semakin lama semakinsensitif dan menuntut organisasi agar semakinprofesional dan bertanggung jawab secarasosial.Seperti halnya negara-negara duniaketiga, kita punya telah turut terlibat dalampersaingan pasar global dan melebarkan arenabagi aktivitas penjualan dan pelayanan.Organisasi pun akhirnya kini tidak hanyadituntut untuk bertanggung jawab kepadapemilik dana atau pemegang saham, namunjuga dituntut untuk bertanggung jawab kepadapara stakeholders. Pada saat ini, dunia yangkita alami sudah sangat jauh berbeda dengandunia yang kita alami sepuluh lima belas tahunyang lalu. Dunia ilmu juga tidak terlepas dariberbagai pengaruh ini.Terjadi perubahan era,yang sekarang kita berada era informasi, bukanlagi era industrialisasi.Era di mana pemikiranlinear yang bersifat mekanistik, yangmenghasilkan kemajuan seperti yang kita alamisaat ini, sudah mulai digoncang oleh hasil-hasilperkembangan ilmu yang baru, yangmendorong tumbuhnya suatu paradigm baru.

Paradigma Lama dan BaruMarlyn Ferguson (1993), dalam The New

Paradigm: Emerging Strategic for Leadershipand Organizational Change memberikan

overview yang detail atas perbedaan yangterjadi antara paradigma lama dan baru sepertiyang terlihat pada Tabel 1.

Berdasarkan pada perubahan paradigmatersebut, seharusnya peran pengelola sumberdaya manusia berubah sebagaimana tuntutanzaman. Kondisi perubahan tersebut dapatdigambarkan dalam sebuah contoh perlombaanperahu kayu dan perahu karet. Dalam lombaperahu kayu, masing-masing tim berlomba-lomba untuk mencapai tujuan yaitu mencapaifinish tercepat. Kita pahami posisi masing-masing perahu dan cara kerja untukmenjalankan perahu tersebut. Pada tiap-tiapperahu, posisi anak buah berada di pinggirlambung perahu dan letaknya tertata rapi padasisi kanan dan kiri, mereka diatur sedemikianrapi agar perahu dapat melaju dengan kencang.Demikian pula kita pahami posisi pemimpin,letaknya di depan anak buah/pegawai tetapimenghadap ke belakang dengan posisiketinggian lebih dari posisi anak buah agarsemua anak buah bisa melihat pimpinannyaketika memberi perintah dengan menggunakangenderang.

Tabel 1.Perbedaan Paradigma Lama dan Baru

Menurut Marilyn Ferguson

Lama BaruPromote consumption atall costs

Appropriateconsumption

People to fit jobs Jobs to fit peopleImposed goals, top-downdecisions making

Autonomy encouraged,worker participation

Fragmentation in workand roles

Cross-fertilization byspecialists seeing widerelevance

Indentification with job Identity transcends jobdescription

Clock model of company Recognition ofuncertainly

Aggression, competition CooperationWork and play separate Blurring of work and

playManipulation anddominance

Cooperation withnature

Struggle for stability Sense of change, ofbecoming

Quantitative Qualitative as well asquantitative

Strictly economicmotives

Spiritual valuestranscend material gain

Polarized Transcends polaritiesShort-sighted Ecologically sensitiveRational Rational and intuitiveEmphasis on short-termsolution

Recognition that long-range efficiency musttake in to accountharmonious workenvironment

Page 24: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia Guna Mendukung Keunggulan

Kompetitif Organisasi Sebagai Manajemen Perubahan Ahmad Nurfikri Bahar 81

Memiliki kondisi di atas, tentunya harus adaperubahan mendasar dalam memandangmanusia yang ada dalam organisasi. Terlebihdalam upaya peningkatan kualitas sumber dayamanusia yang benar-benar menghasilkangenerasi yang memiliki nilai profesionalitasyang tidak dapat diragukan. Bukan malahsebaliknya, yang menganggap nilaiprofesionalitas itu hanya untuk dijadikansarana bagi suatu interes tertentu dari pihakketiga. Bila memahami pandangan Parminedesdan Heraklitus serta dengan mendasarkan diripada pandangan keilmuan dalam rumpunhumaniora (ilmu psikologi adalah bagian didalamnya) bahwa manusia harus menguasaialam, mendorong tumbuhnya ilmu-ilmukealaman yang berusaha untuk“mengeksploitasi” alam demi pengembanganilmu. Pandangan ini lebih mengedepankanontologi ilmu adalah alam itu sendiri besertaseluruh isinya, dan manusia adalah bagian darialam yang bertugas memberdayakan alamuntuk pengembangan ilmu. Makna daripengertian tersebut adalah menempatkanmanusia sebagai individu yang “memiliki”alam bukan sebagai individu yang “dimiliki”alam.Di lain pihak, dalam perkembangan ilmupsikologi terdapat ranah kajian pendalamanmanusia di dalam organisasi yang lebih dikenaldengan konsep manajemen sumber dayamanusia. Pada kajian ini manusia ditempatkanbukan lagi individu yang “memiliki” alam,tetapi menempatkan individu sebagai “aset”yang harus dimiliki untuk kegiatan produksi.Seringkali manusia di dalam organisasidipandang sebagai “alat produksi” atau “aset”,yang setara dengan aset lain yaitu uang,material, mesin, dan metode (dalam istilahmanajemen lebih dikenal dengan nama 5Madalah man, money, material, machine, andmethod). Bahkan pada perkembanganselanjutnya, pandangan manusia sebagai asetini sampai harus dikalkulasi sedemikian rupahingga untuk setiap program pengembanganmanusia selalu dikaitkan dengan ROI (returnon investment). Memperlakukan manusiasebagai aset harus dihitung-hitung untungruginya, dalam hal ini manusia dianggapsebagai kapital (human capital). Akhirnya,setiap rupiah yang dikeluarkan olehorganisasi/institusi harus disetarakan denganinvestasi dan dihitung besar berapa tingkatROI-nya.

Manajemen PengetahuanSecara umum manajemen pengetahuan

(knowledge management) adalah suatu

rangkaian kegiatan yang digunakan olehorganisasi untuk mengidentifikasi,menciptakan, menjelaskan, danmendistribusikan pengetahuan untukdigunakan kembali, diketahui, dan dipelajari didalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkaitdengan objektif organisasi dan ditujukan untukmencapai suatu hasil tertentu sepertipengetahuan bersama, peningkatan kinerja,keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasiyang lebih tinggi.Konsep manajemen pengetahuan ini meliputipengelolaan sumber daya manusia (SDM) danteknologi informasi (IT) dalam tujuannyauntuk mencapai organisasi yang semakin baik,sehingga mampu memenangkan persainganbisnis.Perkembangan teknologi informasimemang memainkan peranan yang sangatpenting dalam konsep manajemenpengetahuan. Hampir semua aktivitaskehidupan manusia akan diwarnai olehpenguasaan teknologi informasi, sehingga jikaberbicara mengenai manajemen pengetahuantidak lepas dari pengelolaan.Adapun tahapan perkembangan manajemenpengetahuan dalam suatu organisasi meliputi:1. Knowledge-chaotic (tak sadar konsep, tak

ada proses informasi, dan tak ada sharinginformasi);

2. Knowledge-aware (sadar akan kebutuhanmanajemen pengetahuan, ada beberapaproses manajemen pengetahuan, adateknologi, ada isu tentang sharinginformasi);

3. Knowledge-enabled (memanfaatkanmanajemen pengetahuan, mengadopsistandar, isu-isu yang berkaitan denganbudaya teknologi;

4. Knowledge-managed (kerangka kerja yangterintegrasi, merealisasikan manfaat, isu-isupada tahap sebelumnya teratasi);

5. Knowledge-centric (manajemenpengetahuan merupakan bagian dari misi,nilai pengetahuan diakui dalam kapitalisasipasar, manajemen pengetahuan terintegrasidalam budaya).

Peran SDM Dalam Konteks MembangunBudaya PengetahuanSumber daya manusia memegang perananpenting dalam membangun budaya yangberpusat pada pengetahuan (knowledge-centricculture). Dalam hubungan ini, yang perludiperankan oleh sumber daya manusia untukmenambah nilai adalah sebagai berikut (LindaHolbeche):1. Fokus pada pembentukan struktur yang

tepat;

Page 25: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

82 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

2. Mengembangkan kepemimpinan fasilitatif;3. Membangun infrastruktur teknologi

informasi; dan4. Membina hubungan dengan pemasok.

Pemikiran tentang perubahan fundamentaldalam cara berorganisasi telah melahirkanpemikiran tentang manajemen perubahan.Menurut Maholtra (2000) istilah manajemenperubahan (change manajemen) saat inidipakai untuk mencakup teori dan praktekyang berhubungan dengan pengembanganorganisasi (organizational development)sumber daya manusia, manajemen proyek(project management), dan perubahan strategiorganisasi.Manajemen perubahan organisasional yanglebih besar, bersama dengan komponen lain,yaitu pengembangan strategi, penyempurnaanproses bisnis, dan penerapan teknologi. Tujuanutamanya seringkali adalah mengintegrasikankomponen-komponen ini, misalnya denganmenciptakan kesetaraan antara penetapantujuan-tujuan strategis dengan kebijakansumber daya manusia, atau membanguninfrastruktur teknologi informasi baru untukmendukung terciptanya kerjasama antarkelompok. Manajemen perubahan sebenarnyajuga merupakan penerapan teori yangmenyatakan bahwa berpindah dari kondisilama ke kondisi baru yang sesuai dengan masadepan memerlukan perubahan komprehensifdalam berbagai komponen, termasuk perilaku,kultur, struktur organisasi, proses kerja daninfrastruktur teknologi informasi.Bila dikaitkan dengan keberadaan sumber dayamanusia suatu organisasi, maka tujuan utamadari manajemen perubahan adalah untukmencapai sebuah keunggulan kompetitifdengan strategi yang kompetitif akanmempertinggi kinerja organisasi dan akanmenjadi keunggulan dalam kompetitif (Sundar,dkk, 1993). Menurut Sundar, dkk (1993),organisasi yang mempunyai keunggulankompetitif mempunyai aset-aset, nilai dankecakapan yang unik terutama sumber dayamanusia sebagai sumber daya keunggulankompetitif. Dengan manusia sebagai operatorutama, maka keunggulan kompetitif dapatmenghasilkan implementasi strategi yang tidakdiimplementasikan oleh organisasi pesaing.Organisasi yang mempunyai keunggulankompetitif akan mempunyai strategi yang lebihtinggi dari pesaing.Terkait dengan kekuatan perubahan, organisasididesak untuk mengadopsi “paradigma baru”atau melihat dunia saat ini secara lebih sensitif,fleksibel, dan mudah menyesuaikan diri

dengan tuntutan dan harapan parastakeholders. Banyak sudah organisasi yangtelah melepaskan atau sedang melepaskanparadigma lama yang bersifat top-down, kaku,dan berstrukur hierarksis menuju pada bentuk-bentuk yang “organik” (fluid). Denganperkataan lain, diperlukan mindset yang baru,baik dalam pemahaman maupaun pengelolaanorganisasi dan manusia yang ada di dalamnya.Era industrialisasi dimulai denganditemukannya mesian uap oleh JamesWatt.Penemuan ini menyebabkandigantikannya tenaga manusia dengan tenagamesin.Terjadi pemisahan antar manusia yangbekerja dengan alat produksi.Hal inimendorong tumbuhnya pabrik-pabrik, dengansegala macam konsekuensi pengelolaannya.Mesin menjadi suatu alat utama dalam prosesproduksi untuk meningkatkan kesejahteraan.Pentingnya mesin ini merasuki semua aspekkehidupan manusia sehingga cara berpikir dancara bertindak kita menjadi mekanistis.Metafora mesin menjadi suatu metafora yangdominan dalam era industrialisasi.Teknik pengelolaan yang dikembangkan dalamindustrialisasi mengacu pada pandanganorganisasi sebagai mesin dan memandangmanusia sebagai salah satu bagian dari mesin(Morgan, G. 1998). Teknik-teknik manajemenyang berkembang dan mendominasi eraindustrialisasi dimulai dengan ScientificManagement dari Taylor, yang berkembanglebih lanjut sesuai dengan tuntutan masyarakatantara lain Management by Objective (MOB),Management Science yang bersifat matematisuntuk mengoptimalkan “mesin” organisasi,Total Quality Management yang berusahameningkatkan kualitas keluaran organisasi,Bussiness Process Reenginering [BPR] yangmenekankan pada penghilangan proses-prosesproduksi yang tidak memberikan nilai tambahuntuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasorganisasi.Kata kunci yang dipegang dalam era ini adalah“efisiensi”.Teknik motivasi dan teknikkepemimpinan yang berkembang dandikembangkan dalam era ini juga menganggapmanusia sebagai bagian dari alatproduksi.Manusia harus dirangsang olehsesuatu yang dari luar, extrinsic motivation,untuk berperilaku sesuai dengan keinginanorganisasi seperti teknik motivasi yangdikemukakan oleh Vrom, Porter & Lawler,teori Equity dari Adam. Teori-teori dan teknik-teknik kepemimpinan yang berkembang di eraini pun bersifat behaviouristik, yangmenganggap manusia itu sebagai makhlukyang pasif, yang bias digerakkan untuk

Page 26: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Paradigma Pengembangan Sumber Daya Manusia Guna Mendukung Keunggulan

Kompetitif Organisasi Sebagai Manajemen Perubahan Ahmad Nurfikri Bahar 83

kepentingan tertentu-dalam hal ini kepentinganorganisasi. Teknik-teknik kepemimpinandalam mengelola sumber daya manusia padaera ini berdasarkan pada dua sumbu utama,yaitu “sumbu tugas” dan “sumbu manusia”.Dimulai dari model Ohio, dan dikembangkanlebih lanjut oleh University Michigan,menghasilkan berbagai teori dan modelkepemimpinan seperti Managerial Grid dariBlake & Mouton, Situational Leadership dariHershey Blanchard, Path Goal theorydariHouse & Mitchel, Contingency theory-LPCdari fiedler, ataupun teori kepemimpinanVroom, Yetton & Jago yang semuanya lebihbersifat preskriptif.Era informasi ini juga merubah driversorganisasi. Kepemilikan modal, sumber dayaalam, tenaga kerja yang murah, mesin, danteknologi tidak lagi menjamin bahwaorganisasi akan mampu berkiprah dengan baikdalam suatu populasi organisasi. Era sekarangsangat mementingkan pemilikan danpenguasaan pengetahuan para anggotaorganisasi, sehingga driver utama bagikelangsungan hidup organisasi adalahkepemilikan pengetahuan paraanggotanya.Pengetahuan para anggotaorganisasi ini perlu dikelola lebih baik yangdikenal sebagai knowledgemanagement.Nonaka membagi pengetahuanyang dimiliki organisasi menjadi dua yaitutacit knowledge dan explicit knowledge.Tugaspara pengelola organisasi adalah menjadikantacit knowledge yang dimiliki anggota-anggotanya menjadi explicit knowledge yangdimiliki bersama.Organisasi dalam era inimembutuhkan knowledge workers. Untukdapat survive, organisasi sebaiknya mengubahpola pengelolaan sumber daya manusia dalamorganisasi, karena knowledge ini dimiliki olehpara anggota organisasi, dan akan keluarbersama anggota tersebut kalau diameninggalkan organisasi. Bukan seperti mesinyang tetap tinggal dalam organisasi meskipunoperatornya keluar dari organisasi.Era knowledge economy membutuhkankaryawan-karyawan dan organisasi yangmampu menyesuaikan diri secara terus-menerus. Pembelajaran dalam organisasi tidaksaja merupakan pembelajaran dari feedbacknegatif, yang disebut Argyris sebagai singleloop learning, melainkan suatu prosespembelajaran yang dikenal sebagai double looplearning. Proses ini akan menghasilkan suatulearning organization.Untuk menciptakan organisasi yang memilikikeunggulan kompetitif, pegawai harus menjadiagen perubahan mempertajam proses dan

budaya yang dapat meningkatkan kapasitasorganisasi untuk berubah. Terdapat tiga tipeperubahan yaitu: Pertama, perubahan inisiatif,memfokuskan pada penerapan program,proyek tahu prosedur baru. Kedua, perubahanproses dalam organisasi dengan memfokuskankepada cara bagaimana melakukan kerja samaoptimal. Ketiga, perubahan budaya akan terjadijika strategi dasar organisasi bisnisdikonseptualkan kembali. Keempat, haltersebut merupakan peran baru pegawai yangakan dapat meraih keunggulan kompetitifdengan kerja sama pimpinan atau manajerorganisasi. Keunggulan kompetitif akandicapai dengan tiga strategi yaitu: inovasi(innovation), peningkatan kualitas (qualityenhancement) serta penurunan biaya (costreduction).Terkait dengan dukungan kepada parapegawai, saat ini para pemimpin atau manajerorganisasi/instansi harus berhadapan denganarus perubahan yang cepat dan terus-menerus.Para pimpinan/manajer harus bekerjadengan pengambilan keputusan yang vital yangtidak dapat mengacu pada arah-arahpengembangan di masa yang lalu.Teknik-teknik manajemen harus secaraberkesinambungan memperhatikan perubahandi lingkungan dan organisasinya, mengukurperubahan dan mengelolanya.Mengelolaperubahan tidak hanya berarti mengendalikansaja, namun juga mengadaptasinya atau bahkanmengarahkan sebagaimana mestinya.Tentusaja hal ini membuat para pimpinan/manajertidak dapat menguasai seluruh pemecahanmasalah atau sumber daya bagi setiapsituasi.Manajer seyogyanya mulaimempertimbangkan dan lebih mendengar padapara pegawainya.Konsekuensinya, bentuk barusebuah organisasi menjadi hal yang umumdilakukan seperti, worker-centered teams, self-organizing dan self-designing teams, dansebagainya.

Simpulan

Berdasarkan pada uraian di atas, dapatdipahami kalau perubahan paradigma dalammemperlakukan manusia (pegawai) di dalamorganisasi sesuai dengan harkat danmartabatnya (memanusiakan) tidaklah mudah.Agar keberadaan mereka di dalam organisasibenar-benar diperlakukan bukan sebagai ‘aset’alat produksi tetapi sebagai orang yangmemiliki ’sesuatu’ maka ada peran pimpinandan pegawai yang saling melengkapi untukmerubahnya. Dalam hal ini, peran pimpinansangat vital.Mereka telah menunjukkan

Page 27: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

84 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

komitmen perubahan dengan banyakmengorbankan waktu, tenaga dan biaya yangsangat besar.Komitmen inilah sebagai kuncikeberhasilan menuju perubahan values(excellent with morality).Di lain pihak, bila komitmen pimpinan tersebuttidak dibarengi dengan kesediaan pegawaiuntuk menggunakan waktu, kepercayaan,loyalitas, dan perilaku produktif pada prosesperubahan akan tidak berjalan dengan baik(stagnant). Untuk itulah diperlukan pertemuanyang formal ataupun informal untukmenunjukkan pentingnya perubahan.Mengubah pola piker pegawai akan artipentingnya perubahan memang tidaklahmudah. Sebuah perubahan organisasi akandapat berjalan dengan baik, denganmemberikan waktu, kepercayaan, loyalitas, danperilaku produktif kepada pegawai, dan prosesmemperlakukan manusia sesuai dengan harkatmartabatnya.Dalam hal ini pegawai ini tidak dipandangsebagai alat produksi tetapi mereka adalahmitra sejawat yang seiring dalam menggapaiperubahan organisasi demi menciptakanorganisasi yang mampu kompetitif.Perubahankehidupan masyarakat dalam berbagaibidangnya akibat globalisasi danperkembangan teknologi informasi yang cepatmemerlukan sikap adiptif sekaligusantisipatif.Mempersiapkan generasi mudabangsa yang berkualitas dan mempunyai hargadiri, jelas merupakan suatu keharusan agarmereka dapat menghadapi berbagai tantanganyang terjadi sebagai dampak dari perubahantersebut. Oleh karena itu, pendidikannampaknya dapat menjadi salah satu caramempersiapkannya. Dengan pendidikan, makakualitas SDM dapat ditingkatkan, denganpendidikan pengetahuan masyarakat dapatdikembangkan, sehingga mampumeningkatkan kapabilitas dirinya dalammenjalankan kehidupannya pada saat ini dan dimasa datang.

Daftar Pustaka

Daft, Richard L., (2002) The LeadershipExperience, 2ndEd. South WesternPubl.Co, Ohio.

DeCenzo, A. Davis., Robbins, P. Stevens,(1994) Human Resource Management:Concept & Practices, 4th

edition, John Willey & Sons, Inc, NewYork.

Ferguson, Marilyn., (1993) The NewParadigm: Emerging Strategic for

Leadership and OrganizationalChange., Michael Ray and AlanRinzler, Eds., New ConsciousnessReader.

Fishbein, M., and Ajzen, T (2004) TheInfluence of Attitude Behavior,Massachusetts University.

Malhotra, Yogesh (2000) “From InformationManagement: Beyond the ‘Hi-TechHidebond’ Systems” dalam K.Srianantiah dan MED Koenig (ed.),Knowledge Management for theInformation Professional,Medford, NJ: Information Today Inc.

Sundar G., Baradwaj, Rajan Varadrajan, JohnFahy (1993) Sustainable CompetitiveAdvantage in ServiceIndustries: A Conceptual Model andResearch Proposition. Journal ofMarketing.Vol.57.

Page 28: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Cicle-5E Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 85

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKANMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE-5E PADA SISWA

KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

Nur Intang *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 1 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Researrch) yang bertujuan untuk;1) mendeskripsikan seberapa besar hasil belajar matematika peserta didik setelah diajar pembelajarankooperatif tipe Learning Cycle-5E pada materi Barisan dan deret; 2 Mendeksripsikan aktivitas pesertadidik dalam pembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E pada materi Barisan dan deret.Subyekpenelitian ini adalah siswa kelas IX-7 SMP Negeri I Bulukumba pada semester genap tahun ajaran2014/2015 yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 Siklus. Siklus I selama 2pertemuan dan Siklus II juga 2 pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasilbelajar siswa pada akhir Siklus I dan Siklus II, data observasi aktivitas siswa pada setiap pertemuanpada akhir pertemuan siklus II. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisiskuantitatif da analisis kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajar denganpembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E mencapai nilai rata-rata 83,31 dari ideal 100. Sekitar87,5% siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 1Bulukumba. Aktivitas siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5Edinyatakan efektif, dalam arti bahwa semua aspek kegiatan yang diamati berada pada kriteria batasanefektif.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajarankooperatif tipe Learning Cycle-5E pada materi barisan dan deret dapat meningkatkan hasil belajarsiswa kelas IX-7 SMP Negeri 1 Bulukumba.

Kata kunci: Pembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E, Barisan dan deret.

Abstract *)

This research is a classroom action research aimed at; 1) to describe how much the mathematiclearning outcome of students after being taught by cooperative learning with type Learning Cycle-5E onthe material of rows and series; 2) to describe the student’s activity in cooperative learning with typelearning Cycle-5E on the materiall of rows and series. The subjects of the research were students ofclass IX-7 Junior High School 1 Bulukumba at the second semester of academic year 2014/2015 whichamounted to 32 people. This research was conducted in 2 cycles. Cycle 1 was for 2 meetings and cycle 2was also for 2 meetings. Data were collected by using a test of student learning outcomes at the end ofthe first cycle and the second cycle, and data observation of the student’s activity at every meeting at theend of the meeting of the second cycle. The data collected were analyzed by using quantitative andqualitative analysis.The results showed that: the average score of student learning outcomes were taught by usingcooperative learning type Learning Cycle-5E reached an average value of 83.31 from ideal score 100.Approximately 87.5% of students achieving the minimum completeness criteria (KKM) applied in SMPNegeri 1 Bulukumba. Students’ activities taught by cooperative learning type learning cycle-5Edeclared effective, in the sense that all aspects of the activities observed to be at the effective restrictioncriteria.Based on these results of the research, it can be concluded that by applying cooperative learning modeltype learning Cycle-5E on the material sequence and series can improve student learning outcomes atclass IX-7 in SMP Negeri 1 Bulukumba

Key Words: Tipe of Kooperatif Learning Cycle 5 E “ Barisan dan Deret”

Page 29: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

86 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

PENDAHULUAN

Matematika menjadi salah satu bidangstudi dari jenjang pendidikan dasar hinggajenjang perguruan tinggi yang memegangperanan dalam penciptaan sumber dayamanusia yang berkualitas. Dalam penelitian inidipilih materi barisan dan deret karenaberdasarksan hasil diskusi dengan beberapaorang guru matematika di SMP Negeri 1Bulukumba diperoleh informasi bahwa masihterdapat sebagian siswa kurang memahamikonsep-konsep yang ada pada materi barisandan deret karena contoh-contoh yangdisampaikan guru tidak dialami langsung olehsiswa sehingga pikiran dan emosi tidak terlibatdalam pembelajaran.

Kondisi seperti di atas, mendoronguntuk dikembangkan suatu modelpembelajaran yang melibatkan siswa secaraaktif agar saling berinteraksi dan bekerja sama,sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.Sebagaimana dijelaskan dalam teorikonstruktivisme, bahwa siswa secara aktifmembangun pengetahuan mereka sendiri.

Dalam penelitian ini akan menerapkanmodel pembelajaran tipe Learning Cycle-5E.Tipe ini dipilih karena tipe Learning Cycle-5Edapat mengaktifkan siswa dalam belajar. TipeLearning Cycle-5E(LC-5E) menuntut siswauntuk mengeksplor kemampuannya(mengeluarkan pendapat dan pengetahuanyang mereka miliki) dan dituntut untukmengaplikasikan konsep serta gurumengevalusi kemampuan siswa.

Dari rincian diatas, hal inilah yangmelatarbelakangi peneliti, untuk melakukanpenelitian dengan menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E pada materi barisan dan deret.

TINJAUAN PUSTAKA

Belajar MatematikaMorgan (Ratumanan, 2002)

mendefenisikan belajar sebagai perubahantingkah laku yang relatif tetap dan terjadisebagai hasil latihan atau pengalaman.Sehubungan dengan itu, Hudoyo (1988:1)menyatakan bahwa kegiatan dan usaha untukmencapai perubahan tingkah laku itu merupakaproses belajar, sedang perubahan tingkah lakuitu sendiri merupakan hasil belajar.

Pembelajaran MatematikaMenurut Zainal Arifin (2009,:10

mendefenisikan pembelajaran adalah suatuproses atau kegiatan yang sistematis dansistemik, yang bersifat interaktif dan

komunikatif antara pendidik (guru) denganpeserta didik, sumber belajar dan lingkunganuntuk menciptakan suatu kondisi yangmemungkinkan terjadinya tindakan belajarpeserta didik, baik di kelas maupun di luarkelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak,untuk menguasai kompetensi yang telahditentukan.

Model PembelajaranMenurut Arends (Mu’usnadha,

2011:31), istilah model pembelajaranmempunyai ciri khusus yang tidak dimilikioleh strategi atau prosedur tertentu. Ciri-ciritersebut adalah (1) rasional teoritik yang logisyang disusun oleh para pencipta ataupengembangnya; (2) landasan pemikirantentang apa dan bagaimana siswa belajar(tujuan pembelajaran yang akan dicapai); (3)tingkah laku mengajar dan belajar yangdiperlukan agar model tersebut dapatdilaksanakan dengan berhasil; dan (4)lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuanpembelajaran itu dapat dicapai.

Model Pembelajaran KooperatifMenurut Rusman (2012:202)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satumodel pembelajaran yang dapat meningkatkaninteraksi antara guru dengan siswa. Modelpembelajaran kooperatif adalah suatu modelpembelajaran yang mengutamakan adanyakelompok-kelompok. Setiap siswa yang adadalam kelompok mempunyai tingkatkemampuan yang berbeda-beda (tinggi,sedang, rendah).

Sintaks model pembelajaran kooperatif(Suprijono, 2012:65) terdiri atas enam fase,seperti pada Tabel 1.

Tabel 1.Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Fase ke-Indikator Perilaku Guru

1 Menyampaikan tujuan pembelajaran danmemotivasisiswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingindicapai pada pelajarantersebut dan memotivasisiswa belajar

2 Menyajikan InformasiGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalandemonstrasi atau lewat bahanbacaan

3 Mengorganisasi siswa kedalam kelompok-kelompokbelajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaiman caranyamembentuk kelompok belajardan membantu setiapkelompok agar melakukantransisi secara efisien

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saatmengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telahdipelajari atau masing-masingkelompok mempersentasikanhasil kerjanya

6 Memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil

Page 30: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Cicle-5E Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 87

Model Pembelajaran Kooperatif TipeLearning Cycle-5E

Menurut Samatowa model siklus belajardikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS(Science Curriculum Improvement Study),suatu program pengembangan pendidikan sainsdi Amerika Serikat. Siklus belajar (LearningCycle) adalah suatu model pembelajaran yangberpusat pada peserta belajar.

Tabel 2.2Langkah-langkah atau Sintaks Pembelajaran

Kooperatif Tipe Learning Cycle-5E

METODE PENELITIAN1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah PenelitianTindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakankedalam bentuk siklus, dimana setiap siklusmeliputi empat tahap yaitu: perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi danrefleksi.

2. Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah siswa kelas IX7

SMP Negeri 1 Bulukumba yang berjumlah32 siswa yang terdiri dari 20 siswaperempuan dan 12 siswa laki-laki padasemester genap tahun pelajaran 2014/2015.

No TahapSiklusBelajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Engagement

Guru menarik perhatian Siswa memperhatikanGuru menggali pengetahuan awal denganmeminta siswa untuk menyebutkan contohdalam kehidupan sehari-hari yang terkaitdengan topik bahasan

Siswa memberi respon terhadappernyatan guru

Guru menyajikan informasi kepada siswadengan cara demonstrasi atau melalui bahanbacaan

Siswa memperhatikan

Guru meminta siswa membuat hipotesis Siswa membuat hipotesis

2 Exploration

Guru membentuk kelompok antara 4-6orang siswa setiap kelompok untuk bekerjasama dalam kelompok kecil secara mandiriGuru meminta siswa untuk melalukankegiatan atau menyelidiki untukmenemukan konsep- konsep. denganberdiskusi dengan teman kelompok

Siswa melakukan kegiatan

Guru mengamati kerja siswa dalamkelompok

3 Explanation

Meminta siswa untuk mempresentasikanhasil diskusi setelah melakukan kegiatanyang ada dalam LKS/ modul

Siswa mempersentasikan hasildiskusi

Guru meminta siswa lain untukmemperhatikan, memberi tanggapan, atausanggahan

Siswa memperhatikan, memberisanggahan, ataupun tanggapan

Guru memandu diskusi Siswa bertanyaSelama presentasi belangsung, gurumemberikan penilaian efektif

4 Elaboration

Guru meminta siswa untuk mengerjakanlatihan soal bersama teman sekelompoknya

Siswa mengerjakan latihan soaldengan teman kelompoknya

Guru meminta satu orang dari setiapkelompok untuk mempresentasikan hasilkerjanya, kelompok lain menanggapi jikaterjadi perbedaan pendapatGuru memberikan penghargaan berupapujian sesuai nilai yang diperolehnyakepada kelompok yang mempunyaipenampilan terbaik

5 Evaluation Memberikan soal evaluasi Siswa mengerjakan soal evaluasi

Page 31: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

88 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Jumlah siswa yang melakukan aktivitas--------------------------------------------------- X 100 % =

Jumlah seluruh siswa

3. Prosedur PenelitianProsedur penelitian tindakan kelas inidlaksanakan dengan empat tahap yaitu; 1)Perencanaan; 2) Pelaksanaan tindakan; 3)Observasi; dan 4) Refleksi.

Gambar : 3.1Skema Penelitian Tindakan Kelas

4. Teknik Pengumpulan DataSumber data: Sumber data dalam penelitianini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1Bulukumba Kabupaten Bulukumba. Jenisdata yang diperoleh adalah data yang terdiridari; 1) Hasil belajar sebagai datakuantitatif; dan 2) Hasil observasi sebagaidata kualitatif. Cara pengambilan data yaitu:1) Data hasil belajar siswa diambil denganmemberikan tes kepada siswa; 2) Datatentang aktivitas siswa di kelas saatpelaksanaan tindakan diambil melaluiproses format observasi.

5. Teknik Analisis DataData keaktifan siswa dianalisis

berdasarkan presentase siswa yangmelakukan aktivitas pada saat proses belajarmengajar berlangsung dengan cara:

Data hasil belajar dianalisis secara statistikdeskriptif yang bertujuan untukmendeskripsikan karakteristik subjekpenelitian berupa rata-rata, skor terendah, danskor tertinggi. Kemudian nilai tersebutdikelompokkan dengan melihat pedomanpengkategorian pada table 3.1 menurutArikunto (2007), sebagai berikut:

Tabel 3.1Kategorisasi hasil belajar

Dalam penelitian ini untukmendeskriptifkan hasil belajarmatematika ditinjau dari aspekketuntasan belajarnya. Kriteriaketuntasan dimaksud adalah mengacupada kriteria ketuntasan yangditetapkan oleh sekolah yaitu seorangsiswa disebut telah tuntas belajar bila

ia mencapai skor 77. Hal ini dapat dilihatpada tabel 3.2. Kategori Kriteria KetuntasanMinimal (KKM).

Tabel 3.2Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil PenelitianDeskripsi Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis deskriptif,maka rangkuman statistik skor hasil belajarsiswa kelas IX SMP Negeri 1 Bulukumbaadalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar SiswaKelas IX SMP Negeri 1 Bulukumba pada TesAkhir Siklus I & Siklus II

Perencanaan

Refleksi Pelaksaanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

RefleksiSIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

?

No Nilai Kategori1 80 – 100 Baik Sekali

2 66 – 79 Baik3 56 – 65 Cukup4 40 – 55 Kurang5 30 – 39 Gagal

Daya Serap Siswa Kategori Ketuntasan Belajar

0 – 76 Tidak tuntas

77 -100T

Tuntas

No. Statistik NilaiStatistik

NilaiStatistik

1.2.3.4.5.6.7.8.

SubjekPenelitianRata-RataSkor IdealSkorMaksimumSkor MinimumModusMedianRentang Skor

3275,65100,089,0058,0079,0079,0031,00

3283,3187,0087,0024,0098,0074,00100,0

Page 32: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Cicle-5E Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 89

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, Apabilaskor hasil belajar dikelompokkan ke dalam 5kategori, maka diperoleh distribusi frekuensiskor yang ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi dan PersentaseSkor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IXSMP Negeri 1 Bulukumba pada tes Akhirsiklus I.

Data mengenai ketuntasan belajarbahasa matematika dapat dilihat berdasarkandaya serap siswa. Daya serap siswa terhadapmateri Barisan dan deret dikelompokkan kedalam kategori tuntas dan tidak tuntas, makadiperoleh distribusi, frekuensi dan persentaseketuntasan matematika setelah diterapkannyapembelajaran matematika tipe Learning Cycle-5E pada siklus I dan siklus II dapat dilihatpada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi, frekuensi dan persentasekategori ketuntasan belajar matematika siswasetelah diterapkannya pembelajaranmatematika tipe Learning Cycle-5E pada siklusI dan siklus II

Deskripsi Aktivitas Belajar SiswaHasil penelitian yang dideskripsikan

pada bagian ini adalah indeks aktivitas belajarsiswa dengan pembelajaran matematika tipeLearning Cycle-5E. Data rekapitulasi indeksaktivitas belajar siswa yang diajar denganpembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E dirangkum pada Tabel 4.4. Untuk lebihjelasnya disajikan pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Indeks AktivitasBelajar Matematika Siswa pada Kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba

Berdasarkan data indeks rata-rataaktivitas belajar siswa yang diperoleh darilembar observasi aktivitas siswa belajarmatematika pada kelas IX SMP Negeri 1Bulukumba, deskripsi data terhadappembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi IndeksRata-rata Aktivitas BelajarMatematika Siswa padaKelas IX SMP Negeri 1Bulukumba

Setiap data aktivitas belajar siswa

untuk setiap aspek yang diamati, diperoleh

dari hasil pengamatan selama 6 kali

pertemuan dengan memberika empat kategori

penilaian sebagai berikut: (1) sangat efektif,

(2) efektif, (3) tidak efektif, (4) sangat tidak

efektif. Indeks kriteria penilaian

terlampir pada rubric penilaian

aktivitas belajar

Hasil pengamatan aktivitas siswa

secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran

data aktivitas belajar siswa yang dirangkum

pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Deskripsi nilai rata-rata

ketercapaian aktivitas tipe Learning Cycle-5E

siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bulukumba

No. Nilai Kategori Siklus I Siklus IIFrek. Persentase

(%)Frek. Persentase

(%)1.2.3.4.5.

0 – 5253 – 6465 – 7677 – 88

89 – 100

Sangat rendahRendahSedangTinggi

Sangat tinggi

058172

0,0015,6225,0053,126,25

004

226

0,000,0012,5

68,7518,75

Jumlah 32 100 32 100

Kategori SkorSiklus I Siklus II

Jml. siswa (%) Jml. siswa (%)Tidak tuntasTuntas

0 - 7677 - 100

1319

40,6259,37

428

12,587,5

Jumlah 32 100 32 100

Indeks Aktivitas Belajar

Ukuran sampel 32Nilai terendah 18,50Nilai tertinggi 26,83Mean 22,77Median 22,67

Interval Skor Kategori Frek. %0 ≤ AB < 4,5 Sangat rendah 0 04,5 ≤ AB < 13,5 Rendah 0 013,5 ≤ AB < 22,5 Sedang 13 40,6222,5 ≤ AB < 31,5 Tinggi 19 59,3731,5 ≤ AB < 36 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 32 100

Page 33: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

90 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Pembahasan Hasil Penelitian

Nilai rata-rata tes hasil belajarmatematika yang diukur tes akhir sesudahditerapkan pembelajaran kooperatiftipeLearning Cycle-5E pada kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba yang diajar denganpembelajaran matematika tipe Learning Cycle-5E secara umum pada siklus I menunjukkanketuntasan belajar siswa belum maksimal.Pada siklus I siswa yang tergolong dalamkategori tidak tuntas berjumlah 13 siswadengan presentase 40,62% dan siswa yangberada pada kategori tuntas berjumlah 19siswa dengan persentase 59,37%. Pada siklusII ketuntasan belajar siswa mengalamipeningkatan dimana pada siklus II sudahmenjadi 28 siswa yang tuntas denganpersentase 87,5%, hal ini berarti siswa padakategori tuntas mengalami kenaikan sebesar28,13%. Kenaikan ini diiringi denganpenurunan jumlah siswa yang berada padakategori tidak tuntas dimana pada siklus Iberjumlah 13 siswa dengan persentase 40,62 %menjadi 4 siswa pada siklus II denganpersentase 12,5%, hal ini menunjukkan bahwasiswa pada kategori tidak tuntas mengalamipenurun sebesar 28,12%.

Hasil pengamatan observer terhadapaktivitas siswa pada pembelajaran kooperatiftipe Learning Cycle-5E pada kelas IX SMPNegeri 1 Bulukumba, menunjukkan bahwa daridelapan aspek yang diamati, ada tiga aspekyang memenuhi kategori sangat efektif yaitumemperhatikan/ mendengarkan informasi danmencatat seperlunya, mengerjakan kuis danperilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM,lima aspek tersebut memenuhi kategori efektif

yaitu membaca dan memahami bukusiswa dan LKS, mengerjakan LKS,mengajukan pertanyaan, mendorong temanberpartsipasi, dan menyajikan/menanggapipertanyaan teman atau guru.

Berdasarkan hasil pengamatantersebut menunjukkan bahwa modelpembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E pada aspek mendengarkan/ memperhatikanpenjelasan guru berada pada kategori sangatefektif. Hal ini menunjukkan bahwa siswamemberikan respon yang positif terhadappembelajaran.

Dari kedelapan aspek aktivitasbelajar siswa yang diamati pada aspekmengajukan pertanyaan danmenyajikan/menanggapi hasil kerja kelompokmemiliki indeks yang terendah pada kelas IXSMP Negeri 1 Bulukumba diperoleh sebesar2,5 aspek memiliki rata-rata indeks terendahnamun kedua aspek tersebut berada padakategori efektif. Hal ini menunjukkan bahwadalam pembelajaran baik pada pembelajarankooperatif tipe Learning Cycle-5E, walaupunmasih ada siswa yang belum berani untukmengajukan pertanyaan.

Pada tipe Learning Cycle-5E, untukaktivitas negatif yaitu aspek perilaku yangtidak sesuai KBM berada pada kategori sangatefektif. Rata-rata perilkau siswa yang tidaksesuai KBM untuk tipe Learning Cycle sebesar0,1. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanyasiswa yang tidak begitu memperhatikanpenbelajaran tapi pembelajaran masih dalamkategori efektif.

Pada umumnya siswa sangat antusiasdalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipeLearning Cycle. Hal ini ditandai oleh siswayang melakukan aktivitas-aktivitas positifseperti bertanya, mengemukakan pendapat,membuat dan menyelesaikan permasalahanberdasarkan situasi yang tersedia, mengerjakankuis dan membuat rangkuman. Hal inididukung oleh Abdul Rahman dan Bintoro

No Aspek Aktivitas SiswaPert

IPert

IIPertIII

PertIV

PertV

Pert.VI

Rata-rata

KategoriKetercapaian

1 Mendengarkan/memperhatikaninformasi

3,4 3,5 3,6 3,7 3,9 4 3,5 Sangat Efektif

2Membaca dan memahami bukusiswa dan LKS 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,3 3,4 Efektif

3 Mengerjakan LKS 3,1 2,8 3,0 2,8 3,0 2,9 3,1 Efektif4 Mengajukan pertanyaan 2,7 2,7 2,4 2,3 2,3 2,5 2,5 Efektif

5Berdiskusi atau bertukar jawabandengan teman kelompok lain 3,5 3,4 3,4 3,2 3,5 3,3 3,4 Efektif

6Menyajikan/menanggapi hasil kerjakelompok 2,8 2,5 2,4 2,2 2,3 2,5 2,5 Efektif

7 Mengerjakan kuis 3,4 3,5 3,2 3,4 3,7 3,4 3,5 Sangat Efektif

8Perilaku yang tidak sesuai denganKBM 0,1 0,1 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 Sangat Efektif

Page 34: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Cicle-5E Pada Siswa Kelas IX-7 SMP Negeri 1 Bulukumba Nur Intang 91

(dalam Fitriani, 2013) yang menyatakan bahwapembelajaran kooperatif adalah pembelajaranyang secara sadar dan sistematismengembangkan interaksi yang saling asah,asih, dan asuh antara sesama siswa sebagailatihan hidup dalam bermasyarakat nyata. Halini juga diperkuat oleh pendapat Hulten dan DeVries (dalam Slavin, 1995) yangmengemukakan bahwa dengan belajarkooperatif membuat anggota kelompokbersemangat.

Pada kelas IX SMP Negeri 1Bulukumba pada aspek memperhatikan/mendengarkan informasi dan membaca danmemahami buku siswa dan terjadi peningkatanindeks aktivitas belajar dari pertemuan pertamake pertemuan kedua sampai dengan pertemuankeempat. Pada aspek Hal ini menunjukkabahwa siswa semakin aktif terlibat dalampembelajaran.

Demikian pula pada aspekmengerjakan LKS, mengajukan/ menjawabpertanyaan teman/ guru dan berdiskusi ataubertukar jawaban dengan teman kelompok lainterjadi penurunan indeks aktivitas belajar daripertemuan pertama ke pertemuan kedua, hal itudisebabkan penyajian soal pada LKS kurangdipahami oleh siswa.

Secara umum, aktivitas siswa baikpada kelas IX SMP Negeri 1 Bulukumbaberada pada kriteria batasan efektif. Ini dapatdilihat pada rata-rata pencapaian setiap aspekbaik pada pembelajaran kooperatif tipeLearning Cycle-5E berada pada kategoriefektif.

PENUTUP

SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:1) Rata-rata skor hasil belajar siswa yang

diajar dengan pembelajaran kooperatif tipeLearning Cycle-5E mencapai nilai rata-rata83,31 dari ideal 100. Sekitar 87,5% siswamencapai kriteria ketuntasan minimal(KKM) yang berlaku di SMP Negeri 1Bulukumba.

2) Aktivitas siswa yang diajar denganpembelajaran kooperatif tipe LearningCycle-5E dinyatakan efektif, dalam artibahwa semua aspek kegiatan yang diamatiberada pada kriteria batasan efektif.

SaranBerdasarkan hasil pembahasan dan

kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini,

maka penulis mengajukan saran yaitu: Dalamrangka meningkatkan hasil belajar matematikasiswa, diharapkan guru mencari terobosan atauteknik baru agar supaya belajar matematika itumenyenangkan melalui penerapan penggunaanpembelajaran kooperatif tipe Learning Cycle-5E selama berlangsungnya prosespembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, 2012. Belajar danPembelajaran. Bandung. Alfabeta.

Arikunto, Suharsini, 2001. Dasar-dasarEvaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.Jakarta: Bumi Aksara.

Christianto, Nastiti, 2011. Angket AktivitasBelajar. (online).http://wwwslideshare.net/NastitiChristianto/angket-aktivitas-belajar.(diakses 23 Januari 2015)

Dahar, Ratna Willis. 2006. Teori-teori Belajardan Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar danPembelajaran, Jakarta: RinekaCipta.

Eggen, Paul & Kauchak, Don. 2012. Strategidan Model PembelajaranMengajarkan Konten danKemampuan Berpikir. Jakarta:Indeks.

Hudojo, H.. 1988. Mengajar BelajarMatematika. Jakarta: Depdikbud.

Ibrahim. Muslimin, dkk..2005. PembelajaranKooperatif. Surabaya: Pusat Sains danMatematika Sekolah UniversitasNegeri Surabaya.

Ratumanan, T.G. 2002. Belajar danPembelajaran. Surabaya: UNESA.University Press.

Ratumanan, T.G. 2004. Belajar danPembelajaran. Surabaya: UNESA.University Press.

Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Page 35: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

92 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Slavin, Robert. E. 2008. Cooperative Learning( Teori, Riset, dan Praktik).Bandung: Nusa Media.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalamCBSA. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil prosesBelajarmengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Trianto. 2009. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif Progresif.Surabaya: Kencana.

Wena, Made, 2012. Strategi PembalajaranInovatif Kontemporer. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Page 36: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual

Dalam Materi Asam Basa Garam di Kelas VII SMP Negeri 29 Bulukumba Asruddin Irwan Syah 93

PENDAHULUAN

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukanoleh faktor pendidikan. Peran pendidikansangat penting untuk menciptakan kehidupanyang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.Oleh karena itu, pembaharuan pendidikanharus selalu dilakukan untuk meningkatkankualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatubangsa, hanya dapat dicapai melalui penataanpendidikan yang baik. Upaya peningkatanmutu pendidikan itu diharapkan dapat menaik-

kan harkat dan martabat manusia Indonesia.Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptifterhadap perubahan zaman.

Perubahan kurikulum diperlukankarena adanya perubahan zaman, sehinggakebutuhan dalam bidang pendidikan pun ikutberubah, baik dari sisi pengetahuan,keterampilan, maupun sikap yang harusdimiliki generasi muda bangsa. PengembanganKurikulum 2013 merupakan bagian daristrategi meningkatkan capaian pendidikan.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBASISPENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MATERI ASAM BASA GARAM

DI KELAS VII SMP NEGERI 29 BULUKUMBA

Asruddin Irwan Syah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 29 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan dan kualitas perangkatpembelajaran langsung berbasis pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 29Bulukumba Kabupaten Bulukumba dengan subjek penelitian pada kelas VII.1 yang memiliki jumlahsiswa sebanyak 17 orang. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu padamodel 4–D oleh Thiagarajan.Hasil validasi oleh pakar diperoleh bahwa perangkat pembelajaran langsung berbasis pendekatankontekstual berada pada kategori valid. Selanjutnya,Hasil analisis pengamatan keterlaksanaanpembelajaran menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran langsung berbasis pendekatan kontekstualmemenuhi kriteria praktis. Hasil uji coba lapangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaranmemenuhi kriteria efektif, yakni: (1) hasil belajar kimia telah memenuhi kriteria ketuntasan minimaldengan persentase 88,24%, sehingga ketuntasan klasikal juga tercapai, (2) Aktivitas peserta Didikberada pada batas toleransi yang ditetapkan, (3) kemampuan guru mengelola pembelajaran beradapada kategori tinggi, dan (4) respon siswa memenuhi kriteria respon positif. Hasil Penelitian inisemoga dapat memberikan manfaat bagi guru, sebagai salah satu alternatif dalam memilih model danpendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di kecamatanBontotiro pada khususnya dan Kabupaten Bulukumba pada umumnya.

Kata kunci: Perangkat pembelajarang langsung, Pendektan kontekstual, asam basa dan garam.

Abstract *)

The study aims at examining the process of development and the quality of direct leraning tools withcontextual approach basis. The study was conducted in class VII.I at SMPN 29 Bulukumba inBulukumba district with as many as 17 students. Development model used in this study referrred to the4-D model by Thiagarajan.The results of the validation by experts foud that the direct learning tools based on contextual approachis in valid category. the results of observation analysis on the implementation of learning indicatedthat that direct learning tools based on contextual approach has meet the criteria of practical. Theresults of tryout indicated that learning tools has met the criteria effective, namely: (1) the learningresult of chemistry has met the criteria minimal completeness with percentages 88,24%, so theclassical completeness was achieved, (2) student’ activity was on the set tolerance limit, (3) teachers’ability in managing the learning was in high category, and (4) students responses met the criteria ofpositive response.

Key Words:

Page 37: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

94 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Satu hal lagi bahwa kurikulum 2013menghendaki, bahwa suatu pembelajaran padadasarnya tidak hanya mempelajari tentangkonsep, teori dan fakta tetapi aplikasi dalamkehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Sains Kimia diSMP/MTs dalam kurikulum 2013 merupakanmata pelajaran yang terintegrasi dengan matapelajaran biologi maupun fisika dan disebutsebagai mata pelajaran IPA terpadu.Pengintegrasian aspek kimia dengan ilmu lainmenyebabkan pembelajaran aspek kimiakurang menarik minat peserta didik dan kurangdipersiapkan oleh guru. Dalam pelaksanaannyadilapangan di SMPN 29 Bulukumbamenunjukkan bahwa guru yang mengajarmateri kimia adalah guru sains yang notabenebukan seorang yang berlatar belakangpendidikan kimia karena selama ini aspekkimia juga terintegrasi dengan ilmu lain yaitu“Sains Fisika” dan “Sains Biologi”. Olehkarena itu, ketidaksiapan juga terletak padaguru, baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Materi sains kimia dalam matapelajaran IPA di SMP merupakan hal baru bagipeserta didik, guru, maupun sekolah sehinggacivitas akademika sekolah kurang siapmelaksanakan mata pelajaran ini. Hal-haltersebut di atas merupakan kendala dalamproses pembelajaran Sains Kimia dalam matapelajaran IPA di SMP pada umumnya.Sehingga diperlukan model dan pendekatandalam mengajarkan materi kimia kepadapeserta didik.

Suatu inovasi yang menarik dalammeningkatkan mutu pembelajaran adalahdengan menerapkan metode dan modelpembelajaran yang tepat. Pemilihan suatumetode dan model pembelajaran harusdisesuaikan dengan tujuan pembelajaran dansifat materi yang akan menjadi obyekpembelajaran. Menurut Trianto (2007) bahwamodel pengajaran adalah suatu perencanaanatau suatu pola yang digunakan sebagaipedoman dalam merencanakan pembelajarandi kelas. Model pengajaran mengacu padapendekatan pembelajaran yang akandigunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatanpembelajaran, lingkungan pembelajaran, danpengelolaan kelas.

Arends (dalam Trianto, 2007)berpendapat bahwa tidak ada model pengajaranyang lebih baik dari model pengajaran yanglain. Untuk mengajarkan suatu materidiperlukan model pembelajaran yang sesuai,dan tidak semua model pembelajaran cocokuntuk semua materi pembelajaran. Materi

pokok asam basa garam merupakan materiyang dipilih karena merupakan materiperkenalan cabang ilmu kimia yang beradadikelas VII SMP, sehingga peserta didik masihperlu berbagai pengkondisian susasana belajaryang benar benar tepat untuk lebih tertarikdengan ilmu kimia dan memahami konsepyang diberikan dengan benar sehinggamengajarkannya memerlukan modelpembelajaran yang cocok sepertiPembelajaran langsung.

Pembelajaran langsung merupakansuatu proses mengajar yang dapat membantupeserta didik dalam mempelajari keterampilandasar dan memperoleh informasi yang dapatdiajarkan selangkah demi selangkah. Modelpembelajaran langsung ini dirancang khususuntuk menunjang proses belajar peserta didikyang berkaitan dengan pengetahuan proceduraldan pengetahuan deklaratif yang terstrukturdengan baik, yang diajarkan dengan polakegiatan yang bertahap selangkah demiselangkah (Nur, M. 2011).

Materi asam basa garam banyakberhubungan dengan kehidupan sehari-hari,sehingga peserta didik mampu menerapkan danmengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengankehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstualmerupakan suatu konsepsi yang membantuguru mengaitkan konten mata pelajaran dengansituasi dunia nyata dan memotivasi pesertadidik membuat hubungan antar pengetahuandan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari(Trianto, 2009).

Berdasarkan hal tersebut diatas, makapeneliti berpendapat bahwa materi asam basagaram akan baik diajarkan dengan modelpembelajaran langsung dengan pendekatankontekstual. Hal ini mendorong peneliti untukmengembangkan perangkat pembelajarandengan model pembelajaran langsung berbasispendekatan kontekstual dalam materi asambasa garam di kelas VII SMPN 29 Bulukumba.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitianpengembangan atau Research andDevelopment yang mengembangkan perangkatpembelajaran untuk menghasilkan produkrencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),buku peserta didik (BPD), dan lembar kerjapeserta didik (LKPD) dan tes hasil belajar(THB).

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN29 BULUKUMBA dan subjek uji coba adalahpeserta didik kelas VII.1 Semester genap tahunpelajaran 2013/2014 dengan jumlah 17 orang.

Page 38: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual

Dalam Materi Asam Basa Garam di Kelas VII SMP Negeri 29 Bulukumba Asruddin Irwan Syah 95

Spesifikasi indikator hasil belajar

Pemilihan Media

Pemilihan format

Perancangan awal perangkatpembelajaran

analisis data Hasil Validasi

Revisi

simulasi (draf 2)

Revisi

Analisis data Hasil uji coba

Hasil PengembanganProduk (draft final)

Pengembangan perangkat pembelajaranIPA yang digunakan mengacu pada model 4-DThiagarajan. Model 4-D dipilih karenasistematis dan cocok digunakan untukmengembangkan perangkat pembelajaran.Model ini terdiri dari empat tahap yaitu: tahappendefinisian (define), tahap rancangan(design), tahap pengembangan (develop), dantahap penyebaran (disseminate).

Prosedur Perangkat Pembelajaran dalampenelitian ini dilihat pada gambar 3.1

Tidak

Ya

Ya

Gambar 3.1 Modifikasi Model PengembanganPerangkat Pembelajaran 4-D Thiagarajan.

Instrumen penelitian dikembangkanuntuk memperoleh informasi tentang semuakomponen kualitas produk pengembangan.Komponen-komponen itu adalah kevalidan,kepraktisan, dan keefektifan. Untukmendapatkan data penelitian yang valid,praktis, dan efektif maka semua instrumenpenelitian divalidasi oleh validator ahli. Hal inidimaksudkan agar instrumen dapatmemberikan informasi dan mengukur yangsebenarnya harus diukur. Dengan demikianinstrumen yang perlu mendapat validasi ahliadalah: (a) lembar validasi perangkatpembelajaran langsung berbasis pendekatankontekstual. (b) lembar observasiketerlaksanaan perangkat pembelajaranlangsung berbasis pendekatan kontekstual, (c)lembar observasi pengelolaan pembelajaranlangsung berbasis pendekatan kontekstual, (d)lembar observasi aktivitas siswa, (e) lembarrespon siswa, (f) Tes hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Analisis Awal AkhirBerdasarkan hasil telaah dan

pengamatan terhadap kegiatan belajarmengajar kimia di SMPN Negeri 29Bulukumba tempat penelitian ini dilaksanakan,

peneliti melakukan studi pendahuluanmengenai proses pembelajaran kimiayang selama ini berjalan. Studipendahuluan dilakukan untukmemperoleh informasi tentang masalahyang sering dihadapi dalampembelajaran kimia, sehingga diperolehinformasi :

(1) kecenderungan pembelajaran yangdilaksanakan kurang terarah. Gurumenggunakan metode yang hampir samauntuk mengajarkan semua materi dalamproses pembelajaran. (2) penyajian materioleh guru dalam proses pembelajaran terpakupada struktur isi buku paket denganpembelajaran yang lebih didominasi olehguru, sehingga pembelajaran kimia di kelasterkesan monoton dan siswa bersifat kurangaktif, (3) belum melakukan pengembanganperangkat pembelajaran dengan menggunakan

metode dan model pembelajaran tertentutermasuk perangkat pembelajaran langsungberbasis kontekstual, (3) prosespembelajaran yang dialami oleh pesertadidik kurang bermakna karena peserta didikkurang dalam menemukan danmengkonstruksi pengetahuannya.Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneliti

Draft 1

Validasi ahlivalid

PraktisEfektif?

Revisi

Adarevisi

Analisis awal Akhir

Uji coba

Analisis awal Akhir

Analisis Tugas Analisis Tugas

Tidak

Ya

Tidak

Penyebaran

Page 39: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

96 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

merancang pengembangan perangkatpembelajaran langsung berbasis kontekstualuntuk dijadikan alternatif bagi guru.

Analisis peserta didikAnalisis peserta didik dilakukan untuk

mengetahui karakteritik peserta didik yangsesuai dengan rancangan dan pengembanganperangkat pembelajaran. Dari hasil observasidiperoleh data tentang karakteristik pesertadidik sebagai berikut:

Dari hasil observasi diperoleh datatentang karakteristik peserta didik sebagaiberikut:1. Usia rata-rata peserta didik yang menjadi

subyek penelitian ini adalah 12-13 tahun,dimana pada usia ini perkembanganintelektual peserta didik termasuk padatahap kategori abstrak dimana pada usia iniperkembangan kognitif peserta didiktemasuk pada tahap operasional formal.Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikirsecara logis serta berfikir tentang masalah-masalah yang dihadapinya dan terkadangmemerlukan benda-benda konkrit denganpengalaman keseharian mereka.

2. Peserta didik kelas VII memiliki latarbelakang yang berbeda, baik latar belakangpendidikan orang tua, penghasilan orang tuamaupun status sosial dimasyarakat.

3. Pengetahuan awal peserta didik, merekabelum pernah mendapat materi Asam basadan Garam, akan tetapi asam basa garambanyak berhubungan dengan kehidupansehari-hari Berdasarkan karakteristik diatas, maka dapat dikatakan bahwa pesertadidik di kelas subyek penelitian termasukheterogen.

Analisis Konsep (materi)Analisis materi bertujuan untuk

mengidentifikasi, merinci, dan menyusunmateri-materi utama yang akan dipelajaripeserta didik. Materi pelajaran dalampenelitian ini adalah materi asam basa dangaram, berada pada standar kompotensiMemahami karakteristik zat, serta perubahanfisika dan kimia pada zat yang dapatdimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.Garis-garis besar materi pelajaran dalampenelitian ini adalah (1) sifat larutan asambasa dan garam (2) indikator asam basa dangaram (3) skala keasaman dan kebasahan.

Analisis TugasBerdasarkan analisis materi asam basa

dan garam, diperoleh tugas-tugas atauindikator. Hasil analisis tugas atau indikator

materi asam basa dan garam adalah sebagaiberikut : (1) peserta didik dapat menjelaskansifat asam, Basa dan garam, (2) peserta didikdapat mengelompokkan bahan bahan dilingkungan sekitar berdasarkan konsep asam,basa dan garam dalam kehidupan sehari hari,(3) peserta didik mampu menjelaskan contohreaksi netralisasi dalam kehidupan sehari hari,(4) peserta didik mampu mengidentifikasi sifatasam, basa, garam dengan menggunakanindikator yang sesuai, (5) peserta didikmampu menentukan derajat keasaman dankebasaan suatu larutan dengan menggunakanalat sederhana.

Spesifikasi Tujuan PembelajaranAnalisis tujuan pembelajaran

dimaksudkan untuk merumuskan tujuan-tujuanpembelajaran yang dinyatakan dalam bentuktingkah laku, berdasarkan analisis tugas dananalisis materi. Tujuan ini selanjutnya menjadidasar untuk penyusunan tes dan merancangperangkat pembelajaran.

Berdasarkan topik yang dipilih, rumusantujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: (1)peserta didik dapat menjelaskan sifat asam,basa dan garam, (2) peserta didik dapatmengelompokkan bahan bahan rumah tanggayang mengandung asam, basa dan garam, (3)peserta didik mampu menjelaskan contohreaksi netralisasi dalam kehidupan sehari hari,(4) peserta didik dapat memberikan contohgaram dalam kehidupan sehari hari, (5) pesertadidik mampu mengidentifikasi sifat asam,basa, garam dengan menggunakan kertaslakmus dan indikator alami, (6) peserta didikmampu menentukan derajat keasaman dankebasaan suatu larutan dengan menggunakanindikator universal.

Hasil Tahap Perancangan

Penyusunan TesPenyusunan tes didasarkan pada analis

materi dan analisis tugas yang dijabarkandalam indikator dan tujuan pembelajaran. Tesyang dimaksud adalah tes hasil belajar padamateri Asam Basa dan Garam. Untukmerancang tes terlebih dahulu dibuatkan kisi-kisi, yang disusun berdasarkan hasil analisisspesifikasi tujuan pembelajaran. Tes yang

Page 40: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual

Dalam Materi Asam Basa Garam di Kelas VII SMP Negeri 29 Bulukumba Asruddin Irwan Syah 97

dikembangkan berbentuk pilihan ganda denganjumlah soal sebanyak 20 butir.

Pemilihan MediaPemilihan media dilakukan untuk

menentukan media yang tepat dalampenyajian materi pelajaran. Prosespemilihan media disesuaikan dengananalisis materi, analisis tugas, dankarakteristik peserta didik. Media yangdipilih untuk pembelajaran sesuaidengan materi Asam Basa Dan Garamadalah: (1) lap top, (2) proyektor, (3)kertas lakmus, dan (4) indikatoruniversal dan (5) spidol.

Pemilihan FormatPemilihan format adalah

menentukan format isi perangkatpembelajaran. Untuk itu dipilih formatyang sesuai dengan prinsip,karakteristik, dan langkah-langkahpembelajaran langsung berbasiskontekstual. Format tersebut kemudiandigunakan pada rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP), lembar kegiatanpeserta didik (LKS), buku peserta didik,dan tes hasil belajar (THB).

Hasil perancangan awalHasil perancangan awal merupakan draft

perangkat pembelajaran yang meliputi RPP,LKS, Buku peserta didik dan THB.Selanjutnya dalam proses pengembangan draftini disebut draft awal. Draft awal ini kemudiandilanjutkan pada tahap pengembangan untukdivalidasi dan dilakukan revisi.

Hasil tahap pengembanganTahap pengembangan (develop)

bertujuan untuk menghasilkan perangkatpembelajaran yang telah direvisi berdasarkanmasukan para ahli dan praktisi serta data yangdiperoleh dari ujicoba. Kegiatan yangdilakukan pada tahap ini adalah: validasi ahlidan praktisi, simulasi, dan uji coba di kelasyang menjadi subyek penelitian. Hasil darisetiap kegiatan ini diuraikan sebagai berikut.

KevalidanData hasil penilaian ahli terhadap RPP,

LKPD, Buku Peserta Didik , Tes Hasil Belajar,disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.Deskripsi hasil penilaian ahli terhadap

perangkat pembelajaran

Tabel 1 menunjuukkan bahwa hasil validasioleh 2 orang ahli dalam bidang pendidikan,menunjukkan bahwa keseluruhan komponenperangkat pembelajaran dan instrumenpenelitian umumnya dinyatakan valid danreliabel. Berdasarkan kriteria kevalidan olehNurdin (2007) bahwa nilai kategori validadalah valid, dan kriteriarelialibilitas bahwa Instrumen dinyatakanreliable jika nilai reliabilitasnya

KepraktisanKepraktisan perangkat pembelajaran

dapat diketahui dari hasil analisis dataketerlaksanaan perangkat pembelajaranlangsung berbasis kontekstual. Berdasarkananalisis data diperoleh rata-rata penilaianmasing-masing aspek keterlaksanaan perangkatpembelajaran. Rata-rata penilaian terhadapkomponen sintaks adalah 1,79, interaksi sosialadalah 1,63, prinsip reaksi adalah 1,69 dansistem pendukung adalah 1,71.

Secara teoretis, hasil penilaian ahliterhadap perangkat pembelajaran kontekstualmenyatakan bahwa perangkat layak digunakandalam pembelajaran. Sedangkan secaraempirik, berdasarkan analisis terhadap hasilpengamatan perangkat pembelajaran oleh

Perangkat Indikator Penilaian Kategori

RPP 1. Format2. Isi3. Bahasa4. Manfaat/Kegunaan5. Waktu

4,03,53,73,03,6

Sangat ValidSangat ValidSangat Valid

ValidSangat Valid

Rata-rata 3,6 Sangat Valid

Percentage of Agreemant 0,99 ReliabelBuku

Pesertadidik

1. Format2. Isi3. Bahasa/Tulisan4. Manfaat/kegunaan

3,53,63,83,8

Sangat ValidSangat ValidSangat ValidSangat Valid

Rata-rata 3,7 Valid

Percentage of Agreemant 0,93 ReliabelLKPD 1. Format

2. Isi3. Bahasa

3,73,63,7

Sangat ValidSangat ValidSangat Valid

Rata-rata 3,7 Sangat ValidPercentage of Agreemant 0,98 Reliabel

Perangkat Indikator Penilaian KategoriTHB 1. Materi soal

2. Konstruksi/format

3. Bahasa4. Waktu

3,43,53,33,5

ValidSangat Valid

ValidSangat Valid

Rata-rata 3,5 Sangat ValidPercentage of Agreemant 0,99 Reliabel

Page 41: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

98 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

observer menyatakan bahwa seluruhkomponen dalam keterlaksanaan perangkatpembelajaran berada pada kategori terlaksanaseluruhnya. Sehingga dapat disimpulkanbahwa perngkat telah memenuhi kriteriakepraktisan dan dapat di terapkan dalampembelajaran kimia di kelas.

Keefektifan

1. Ketercapaian Hasil BelajarUntuk melihat ketercapaian

kompetensi dasar dan indikator terhadappembelajaran, maka dilakukan tes hasilbelajar. Kriteria keefektifan terpenuhi jikapeserta didik yang mencapai ketuntasanlebih besar atau sama dengan (80%) artinyadari 17 Peserta didik minimal 14 pesertadidik harus mencapai batas KKM yangditetapkan yaitu 70. Dengan demikian,berdasarkan uji coba yang telah dilakukanmaka kriteria keefektifan tercapai denganjumlah peserta didik yang mencapaiketuntasan sebanyak 15 peserta didik.

Hasil analisis menunjukkan bahwanilai rata- rata yang diperoleh peserta didikadalah yang berarti kemampuan pesertadidik berada pada kategori tinggi. Dariaspek ketuntasan belajar tedapat 15 orangpeserta didik ( 88,24%) yang telahmencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 2 orang peserta didik ( 11,76%)yang belum mencapai KKM. Dari hasilpelaksanaan tes diperoleh bahwa rata-ratahasil belajar peserta didik secarakeseluruhan, nilainya berada di atas KKMyaitu 77,94. Hal ini mengindikasikanpeserta didik mampu menyerap pelajarandengan baik dengan menggunakanperangkat yang telah dikembangkan.

2. Aktivitas peserta didikBerdasarkan hasil analisis dan

aktivitas peserta didik menunjukkan bahwadelapan kategori pada aktivitas peserta didikterpenuhi yaitu : Mendengarkan,Memperhatikan penjelasan dari guru,Membaca Buku peserta didik, Materipembelajaran dan LKPD, Mengajukanpertanyaan atau mengemukakan pendapattanpa ragu, Menghargai pendapat temandalam diskusi, Memberi bantuan penjelasankepada teman yang membutuhkan,Menyelesaikan/menjawab soal/kuis,Mencatat, dan kegiatan diluar pembelajaran.Hasilnya diperoleh bahwa rata-ratapersentase waktu yang dipergunakan untukmelaksanakan kegiatan pembelajaran

semuanya memenuhi rentang waktu idealsebagaimana yang diharapkan. Rata-ratapersentase waktu aktivitas peserta didikdianggap memadai jika enam dari tujuhkriteria berada dalam rentang persentasewaktu ideal. Hasil pengamatan selamapelaksanaan ujicoba menunjukkan bahwawaktu keseluruhan aktivitas peserta didikyang diamati berada dalam interval waktuideal. Artinya, aktivitas peserta didik dalampembelajaran materi asam basa garamdengan pembelajaran langsung berbasiskontekstual.

3. Respon Peserta didikDari hasil analisis diperoleh bahwa

seluruh aspek yang ditanyakan dalampelaksanaan kegiatan pembelajaran denganmenggunakan perangkat pembelajarankontekstual dapat respon positif dari pesertadidik. Hal ini berarti peserta didik tertarikuntuk menggunakan buku peserta didik danLKPD yang bernuansa kontekstual, sertaberminat untuk mengikuti pembelajaranlansung dengan pendekatan kontekstual.

Berdasarkan hasil analisis responpeserta didik terhadap perangkatpembelajaran diperoleh bahwa 94,11%peserta didik memberikan respon positifterhadap buku peserta didik, 88,23% pesertadidik memberi respon positif terhadapLKPD, 87,25 % peserta didik memberrespon positif terhadap proses pembelajarandan 90,19 % terhadap tes hasil belajar.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaperangkat pembelajaran langsung berbasiskontekstual dapat membantu peserta didikdalam belajar dan mencapai hasil belajaryang diinginkan.

4. Kemampuan Guru Mengelola PembelajaranHasil analisis terhadap kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran denganmenggunakan perangkat pembelajaranlangsung berbasis kontekstual di tinjau dariaspek kemampuan guru mengelola kegiatanawal / pendahuluan, kegiatan ini, kegiatanakhir, dan pengamatan suasana kelasmenunjukkan bahwa rata- rata tingkatkemampuan guru adalah 3,66 yang berartikemampuan guru dalam mengelolapembelajaran berada pada kategori tinggi,sehingga memenuhi kriteria efektif. Hal iniberarti, perangkat pembelajaran kontekstualdapat diterapkan / digunakan guru denganbaik.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa semua indikator

Page 42: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual

Dalam Materi Asam Basa Garam di Kelas VII SMP Negeri 29 Bulukumba Asruddin Irwan Syah 99

keefektifan tersebut di atas dipenuhi. Olehkarena itu, perangkat pembelajaran kimiayang dikembangkan dengan menggunakanpendekatan kontekstual yang meliputi bukupeserta didik, lembar kegiatan peserta didik,rencana pelaksanaan pembelajaran, dan tespencapaian di nyatakan efektif dan layakdigunakan.

Dari hasil analisis dan pembahasan dapatdisimpulkan bahwa perangkat pembelajarankontekstual yang terdiri dari buku peserta didik(BPD), Lembar Kegiatan peserta didik (LKPD)dan RPP telah memenuhi kriteria valid, praktis,dan efektif.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis dan

pembahasan penelitian yang telahdikemukakan, serta dihubungkan denganpertanyaan penellitian, maka dapatdisimpulkan beberapa hal pokok yangberkaitan dengan pengembangan perangkatpembelajaran langsung berbasis kontekstualsebagai berikut: Kualitas perangkatpembelajaran langsung berbasis kontekstualyakni: (a) Dari hasil analisis validasi para ahliterhadap perangkat pembelajaran langsungberbasis kontekstual berada dalam kategorisangat valid, (b) Dari hasil analisis pengamatanketerlaksanaan pembelajaran langsung berbasiskontekstual memenuhi kriteria praktis, (c) Darihasil analisis uji coba lapangan menunjukkanbahwa perangkat pembelajaran langsungberbasis pendekatan kontekstual memenuhikriteria efektif, dengan uraian (1) ketercapaianKetuntasan belajar Peserta Didik mencapai88,24 %, (2) Aktivitas peserta Didik beradapada batas toleransi waktu yang ditetapkan (3)Kemampuan guru mengelola pembelajaranberada pada kategori tinggi (4) Respon pesertadidik memenuhi kriteria respon positif.

DAFTAR PUSTAKA

Kardi, S dan Nur, M.2003. PengajaranLangsung, Surabaya; Universitypress.

Komalasari Kokom. 2010. PembelajaranKontekstual konsep dan Aplikas.Bandung. Refika Aditama.

Nurdin. 2007. Model PembelajaranMatematika Yang MenumbuhkanKemampuan Metakognitif UntukMenguasai Bahan Ajar. DisertasiTidak diterbitkan. Program

Pascasarjana Universitas NegeriSurabaya.

Nurhadi, Burhan,Y,& Agus, G.S. 2004.Pembelajaran kontekstual danpenerapannya dalam KBK. Malang.Penerbit Universistas NegeriMalang

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadudalam Teori dan Praktek. Jakarta:Prestasi Pustaka.

Trianto. 2008. Mendesain PembelajaranKontekstual (contextual Teachingand Learning) Di Kelas. Jakarta:Cerdas Pustaka Publisher.

Trianto. 2009. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Page 43: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

100 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Page 44: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting Kooperatif Berdasarkan

Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Hasmiati 101

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA SETTINGKOOPERATIF BERDASARKAN TEOREMA BELAJAR BRUNER PADA PESERTA DIDIK

KELAS VIII SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

Hasmiati *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 1 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses dan hasil pengembangan perangkatpembelajaran matematika setting kooperatif berdasarkan teorema belajar Bruner pada materi lingkaranyang valid, praktis, dan efektif?. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkatpembelajaran matematika setting kooperatif berdasarkan teorema belajar Bruner pada materi lingkaranyang valid, praktis, dan efektif.Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang difokuskan untuk mengembangkan perangkatpembelajaran matematika setting kooperatif berdasarkan teorema belajar Bruner pada materilingkaran. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Buku Teks Pelajaran,Lembar Kerja (LK), RPP dan Tes Hasil Belajar untuk materi lingkaran Kompetensi DasarMengidentifikasi unsur, keliling dan luas lingkaran. Pada saat mengembangkan perangkatpembelajaran dikembangkan pula instrumen yang terkait dengan perangkat pembelajaran tersebut.Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model Thiagarajan atau 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan dan tahappenyebaran.Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini divalidasi oleh dua orang ahli denganhasil penilaian berada pada kategori sangat valid dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Padapenelitian ini uji coba dilakukan satu kali. Uji coba dilakukan pada kelas VIII2 SMP Negeri 1Bulukumba. Hasil yang diperoleh pada uji coba tersebut, yaitu: (1) perangkat pembelajaranmatematika setting kooperatif berdasarkan teorema belajar Bruner sudah praktis, tetapi masih terdapatsaran pengamat yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kepraktisan perangkat pembelajarantersebut, (2) perangkat pembelajaran matematika setting kooperatif berdasarkan teorema belajarBruner pada materi lingkaran sudah efektif karena telah memenuhi 3 dari 4 indikator keefektifan,yaitu: ketuntasan klasikal tes hasil belajar telah tercapai, kemampuan guru mengelola pembelajaranberada pada kategori tinggi, respon peserta didik berada pada kategori positif. Dengan mengikuti tahappengembangan di atas, diperoleh perangkat pembelajaran matematika setting kooperatif berdasarkanteorema belajar Bruner pada materi lingkaran yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.

Kata kunci: Theorema Belajar Brunner

Abstract *)

The Study is development research which focuses on the development of Mathematics learningpackage of cooperative setting based oj Bruner’s learning theorem on Circle learning material. Thelearning package which is produced in the study is a textbook, workbook, lesson plan, and the resultof learning test on Circle material that the basic competence is to identify the element, circumference,and area of a circle. When developing the learning package, the instrument related to the learningpackage is also developed. The development model used in the study refers to Thiangarajan or 4-Dmodel which consists of definition phase, design phase, development phase, and disseminaton phase.The learning package produced in the study was valited by two experts that the evaluation was in thecategory of extremely valid, and could be used with minor revision. The tryout was conducted once ingrade VIII2 at SMPN 1 Bulukumba. The result obtained from the tryout: (1) Mathematics learningpackage of cooperative setting based on Bruner’s learning theorem is practical; however, somesuggestion are given from the observers to improve the practicality of the learning package, (2)Mathematics learning package of cooperative setting based on Bruner’s learning theorem on Circlelearning material is already effective because it has met 3 out of 4 indicators of effectivieness, namelythe classical mastery of the result of learning is in high category, and students’s response is in positivecategory. The conclusion of the study mathematics learning package of cooperative setting based onBruner’s learning theorem on Chircle learning material has fulfilled the criteria of valid, practical, andeffective.

Key Words: Bruner’s Learning Theorem

Page 45: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

102 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

PENDAHULUAN

Mutu pendidikan, khususnyapendidikan matematika saat ini mengalamipenurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasilTIMSS yang diikuti peserta didik kelas VIIIpada tahun 2011 menempatkan Indonesia padaurutan ke 38 dari 42 negara pada bidangmatematika. Begitu pula dengan rata-rata hasilUjian Nasional di SMP Negeri 1 Bulukumbatahun 2012 memperoleh nilai rata-rata 9,27sedangkan tahun 2013 mengalami penurunanyang sangat drastis, yaitu hanya memperolehnilai rata-rata 4,38. Hal ini perlu mendapatperhatian yang seriusdari guru, khususnya gurumatematika.

Berdasarkan pengalaman penelitisebagai guru matematika dan hasil diskusidengan rekan guru dan peserta didik bahwapeserta didik pada umumnya cepat lupatentang konsep pembelajaran yang telahdipelajari. Hal ini disebabkan karena prosespembelajaran yang dilakukan kurang bermaknabagi peserta didik. Sehingga apa yang telahdipelajari tidak tersimpan lama. Pembelajaranmatematika di kelas pada umumnya hanyaberpusat pada guru, yang mengakibatkanpeserta didik menjadi malas dan kurangbergairah dalam menerima pelajaran. Daripandangan ini dapat dikatakan bahwa salahsatu penyebab kurang berpartisipasinya pesertadidik dalam pembelajaran matematika di kelasadalah pendekatan yang kurang tepat dalammengaktifkan peserta didik. Pada pembelajaransuasana kelas cenderung teacher-centeredsehingga peserta didik menjadi pasif. Dan halini bertentangan dengan standar proses darikurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yang menjadi acuansekarang sebagaimana yang tercantum dalamPeraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaannomor 65 tahun 2013 tentang standar prosesmengisyaratkan bahwa dalam kegiatanpembelajaran guru hendaknya menggunakanmetode pembelajaran yang sesuai dengankarakteristik peserta didik dan mata pelajaran.Diantara pendekatan/metode yang dianjurkandalam standar proses tersebut adalahpendekatan saintifik/ilmiah. Pembelajarandengan pendekatan saintifik dapatdidefinisikan sebagai pembelajaran yangdirancang sedemikian rupa sehingga pesertadidik secara aktif mengonstruksi konsep,hukum, atau prinsip melalui tahapanmengamati, menanya, mencoba, kemudianmengolah data atau informasi, menyajikan dataatau informasi, dilanjutkan denganmenganalisis, menalar, kemudian

menyimpulkan, dan mencipta.Model/Pendekatan lainnya yang dapatdiimplementasikan antara lain pembelajarankontekstual dan pembelajaran kooperatif yaitupembelajaran kelompok yang memerlukankerjasama antarpeserta didik dan salingketergantungan dalam struktur pencapaiantugas, tujuan dan penghargaan. Intinya dalamkurikulum 2013 pembelajaran harus berpusatkepada peserta didik, guru hanya memberikanbimbingan dan arahan kepada peserta didikdalam mengkonstruksi/menemukan konsep,prinsip ataupun hokum serta mampumenggunakannya dalam pemecahan masalah.

Pendekatan saintifik sebagaipendekatan yang dianjurkan pada kurikulum2013 sangat relevan dengan teori belajarBruner. Dalam penelitian ini penulis cobauntuk meningkatkan keaktifan belajar pesertadidik yang pada akhirnya diharapkan akanmeningkatkan pula hasil belajar matematikadengan menerapkan teorema belajar yangdikemukakan oleh Bruner yang dikenal denganTeorema belajar Bruneryang meliputi teoremapenyusunan (Contruction Theorem), teoremaNotasi (Notation Theorem), teoremakekontrasan dan Variasi (Contrast andvariation Theorem), dan teorema Konektivitas(Connectivity Theorem).

Dengan menerapkan teorema belajaryang dikemukakan oleh Bruner dapatdipandang bahwa dalam belajar peserta didikakan berusaha sendiri untuk mengkonstruksisendiri representasi dari materi yangdipelajarinya, selanjutnya refresentasi darisuatu materi matematika akan lebih mudahdipahami oleh peserta didik apabila didalamrefresentasi itu digunakan notasi yang sesuaidengan tingkat perkembangan kognitif pesertadidik.

Faktor penting yang turut menunjangpelaksanaan pembelajaran di kelas adalahperencanaan yang baik, termasuk di dalamnyaperencanaan perangkat pembelajaran yangakan digunakan, sehingga proses pembelajarandiharapkan dapat berjalan sesuai dengan yangdiharapkan dan tujuan yang telah ditetapkandapat tercapai. Dengan perangkat pembelajaranini memungkinkan terjadinya interaksi belajarmengajar yang optimal. Guru akan lebihmudah untuk mengajarkan suatu materi,sedangkan peserta didik akan lebih mudahuntuk memahami materi yang dipelajarinyaJadi jelas bahwa dengan adanya perangkatpembelajaran akan mempengaruhikeberhasilan proses pembelajaran di kelas

Dari rincian diatas, hal inilah yangmelatarbelakangi peneliti, untuk melakukan

Page 46: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting Kooperatif Berdasarkan

Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Hasmiati 103

penelitian untuk mengembangkan perangkatpembelajaran matematika setting kooperatifberdasarkan teorema belajar Bruner.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Pembelajaran MatematikaJerome Bruner dalam (Trianto,

2012:15) mengatakan bahwa belajaradalah suatu proses aktif dimana pesertadidik membangun pengetahuan baruberdasarkan pada pengalaman yangsudah dimilikinya.Pembelajaran adalahsuatu kegiatan yang diciptakan guruagar peserta didik melakukan prosesbelajar berupa interaksi antara sesamaperserta didik, antara peserta didikdengan guru, antara peserta didikdengan lingkungan dan antara pesertadidik dengan bahan ajar dalam hal inibuku teks pelajaran dan Lembar kerjayang sediakan oleh guru.

Pembelajaran matematika adalahproses kegiatan guru yang membuatseseorang belajar matematika. Niksondalam (Hudoyo, 2005:108)mengemukakan bahwa pembelajaranmatematika adalah suatu upayamembantu peserta didik untukmengkonstruksi (membangun) konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematikadengan kemampuannya sendiri melalui prosesinternalisasi sehingga konsep atau prinsip ituterbangun kembali.

Matematika SekolahMenurut Hudojo (2005:55) “matematika

sekolah adalah matematika yang diajarkan dipendidikan dasar serta di pendidikan menengahatau matematika sekolah adalah matematikayang diajarkan di sekolah.”Fungsi matapelajaran matematika yang dijadikan acuandalam pembelajaran matematika sekolahadalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu ataupengetahuan (Hudojo, 2005:56)

Model PembelajaranKooperatifMenurut Isjoni, (2012 : 14) pembelajaran

kooperatif adalah salah satu bentukpembelajaran yang berdasarkan fahamkonstruktifis. Pembelajaran kooperatifmerupakan strategi belajar dengan sejumlahpeserta didik sebagai anggota anggotakelompok kecil yang tingkat kemampuannyaberbeda. Dalam menyelesaikan tugaskelompoknya, setiap anggota kelompok harussaling bekerja sama dan saling membantuuntuk memahami materi pelajaran.Adapun

langkah- langkah langkah Model PembelajaranKooperatif adalah seperti pada Tabel.1:

Tabel 1Langkah-langkah model pembelajaran

Kooperatif

Sumber: Depdiknas (2004)

Teori Belajar Menurut Jeremo S.BrunerMenurut Bruner, (Depdiknas,2004:10)

ada empat prinsip tentang cara belajar danmengajar matematika yang disebut teorema.Keempat teorema tersebut adalah:a. Teorema penyusunan (Construction

theorem)b. Teorema notasi (Notation

theorem);Teorema notasi mengungkapkanbahwa dalam penyajian konsep, notasimemegang peranan penting. Notasi yangdigunakan dalam menyatakan sebuahkonsep tertentu harus disesuaikan dengantahap perkembangan kognitif peserta didik.

c. Teorema kekontrasan dan keanekaragaman(Contras and variation theorem)Artinyaagar suatu konsep yang akan dikenalkanpada anak mudah dimengerti, konseptersebut disajikan dengan mengontraskandengan konsep-konsep lainnya dan konseptersebut disajikan dengan beranekaragamcontoh.

d. Teorema pengaitan (Connectivitytheorem;)Teorema ini menyatakan bahwadalam matematika antara satu konsepdengan konsep lainnya terdapat hubungan

Fase Tingkahlaku guruFase-1

Menyampaikan tujuandan motivasi

Guru menyampaikan semua tujuanpelajaran yang ingin dicapai padapelajaran tersebut dan memotivasipeserta didik belajar

Fase-2Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepadapeserta didik dengan jalan demonstrasiatau lewat bahan bacaan

Fase-3Mengorganisasikan

peserta didik kedalamkelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada peserta didikbagaimana caranya membentukkelompok belajar dan membantu setiapkelompok agar melakukan transisisecara efisien.

Fase-4Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakantugas mereka

Fase-5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentangmateri yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekanhasil kerjanya

Fase-6MemberikanPenghargaan

Guru mencari cara-cara untukmenghargai baik upaya maupun hasilbelajar individu dan kelompok

Page 47: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

104 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

yang erat, bukan saja dari segi isi, namunjuga dari segi rumus-rumus yangdigunakan.

Perangkat PembelajaranPerangkat pembelajaran adalah

sekumpulan sumber belajar yangmemungkinkan peserta didik dan gurumelakukan kegiatan pembelajaran. Perangkatpembelajaran merupakan prasyarat terjadinyainteraksi belajar mengajar yang optimal.Dalam penelitian ini perangkat pembelajaranyang dimaksud adalah Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), Buku Teks Pelajaran,Lembar Kerja (LK) dan Tes Hasil Belajar(THB). Perangkat tersebut akandikembangkan dengan menggunakan settingkeooperatif berdasarkan teorema belajarBruner dengan pendekatan saintifik (sesuaidengan kurikulum 2013).

METODE PENELITIAN

JenisPenelitiandanSubyekPenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian

Pengembangan (research development).Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1Bulukumba dengan subyek penelitian iniadalah peserta didik kelas VIII2 yangberjumlah 32 orang yang terdiri atas 17peserta didik perempuan dan 15 peserta didiklaki-laki pada semester genap tahun pelajaran2013/2014.

Prosedur Pengembangan PerangkatPembelajaran

Model pengembangan perangkat yangdigunakan dalam penelitian ini mengacu padapengembangan four D Models (model 4-D)yang terdiri atas empat tahapa. Tahap pendefinisian (define) ;Tahap ini

bertujuan untuk menetapkan danmendefinisikan kebutuhan-kebutuhanpembelajaran dengan menganalisis tujuandan batasan materi. Kegiatan dalam tahapini adalah analisis awal akhir, analisispeserta didik, analisis konsep, analisistugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran.

b. Tahap perancangan (design;)Tujuan tahapini adalah untuk menghasilkan prototipepembelajaran yang yang dikembangkanmeliputi penyusunan tes danpengembangan materi pembelajaran.Kegiatan yang dilakukan pada tahap iniadalah sebagai berikut: pemilihan media,pemilihan format dan perancangan awaltentang RPP, Buku teks pelajaran, LembarKerjadan Tes Hasil Belajar.

c. Tahap pengembangan (develope);Tahappengembangan bertujuan untukmenghasilkan perangkat pembelajaran yangtelah divalidasioleh para ahli, selanjutnyadiujicobakan. Kegiatan pada tahap iniadalah Validasi perangkat oleh dua orangahli, dan uji coba perangkat yang telahdirevisi berdasarkan sarandariahli/validator.

d. Tahappenyebaran (dessiminate).;Kegiatanyang dilakukan pada tahap ini adalahpenyebaran perangkat yang telah dihasilkandalam bentuk sosialisasi terhadap guru matapelajaran matematika.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan DataInstrumen pengumpulan data yang

dipakai dalam penelitian ini adalah:a. Lembar pengamatan aktivitas peserta didik.

Instrumen ini digunakan untukmengumpulkan data tentang aktivitaspeserta didik selama pembelajaranberlangsung yang dilakukan oleh 1 orangpengamat. Pengamatan difokuskan terhadap1 kelompok dari 6 kelompok yang ada,karenasetiapkelompokmemilikikemampuanyang relative sama. Pengamatandilakukandalam setiap kali pembelajaran untukaktivitas dominan yang muncul dalamsetiap 5 menit.

b. Lembar pengamatan keterlaksanaanperangkat pembelajaran. Instrumen inidigunakan untuk memperoleh data lapangantentang kepraktisan perangkatpembelajaran. Data diperoleh melalui 2orang pengamat yang mengadakanpengamatan terhadap guru yangmelaksanakan pembelajaran di kelas.

c. Lembar pengamatan pengelolaanpembelajaran. Instrumen ini digunakanuntuk mengumpulkan data tentangkemampuan guru dalam mengelolapembelajaran. Data tersebut diperolehdengan cara melakukan pengamatanterhadap guru atas kemampuannyamenerapkan rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah disusun.Pengamatan ini dilakukan oleh 2 orangpengamat.

d. Angket respon peserta didik. Instrumen inidigunakan untuk menjaring pendapatpeserta didik terhadap perangkatpembelajaran yang dikembangkan.

TeknikAnalisis Data

a. Analisis data kevalidan perangkatpembelajaran

Page 48: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting Kooperatif Berdasarkan

Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Hasmiati 105

Validitas perangkat pembelajaranakan ditentukan dengan mencocokkan rata-rata total validitas seluruh butir penilaiandengan kriteria validitas berikut:

3,5 ≤ M ≤ 4 sangat valid (sv)2,5 ≤ M < 3,5 valid (v)1,5 ≤ M < 2,5 cukup valid (cv)0 ≤ M < 1,5 tidak valid (tv)

Keterangan: M adalah validitas perangkatpembelajaran

b. Analisis data pengamatanketerlaksanaan perangkat pembelajarandan kemampuan mengelolapembelajaran

Kategori keterlaksanaan setiap aspekatau keseluruhan aspek keterlaksanaanperangkat yang dikutip dari Nurdin(2007:144) adalah:

1,5 ≤ M ≤ 2,0 terlaksana seluruhnya0,5 ≤ M < 1,5 terlaksana sebagian0,0 ≤ M < 0,5 tidak terlaksana

Untuk pengkategorian kemampuan gurudalam mengelola pembelajaran digunakankategori pada Tabel 3. berikut:

Tabel 3.Kategori kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran

Keterangan :TKG = Tingkat kemampuan guru dalammengelola kegiatan PBM

c. Analisa data aktivitas peserta didikdalam pembelajaran kooperatifberdasarkan teorema belajar Brunner

Data hasil observasi aktivitas pesertadidik selama pelaksanaan kerjasama dalamkelompok, dianalisis dan dideskripsikan.Adapun penentuan persentase waktu darimasing-masing bagian didasarkan padawaktu yang disediakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut pada RPP.

d. Analisis data respon peserta didikterhadap perangkat dan prosespembelajaran

Adapun analisis untuk menghitungpersentase banyaknya peserta didik yangmemberikan respon pada setiap kategori

yang ditanyakan dalam lembar angketmenggunakan rumus t:

%100xB

APRS

(Trianto, 2013:243)Keterangan :PRS = persentase banyak peserta didik

yang memberikan respon positifterhadap kategori yangditanyakan.

A = banyaknya peserta didik yang

memberikan respon positifterhadap setiap kategori yangditanyakan dalam angket.

B = banyaknya peserta didik yang

menjadi subjek ujicoba.

Perangkat dan proses pembelajaran dikatakanefektif jika lebih dari 50% dari semua pesertadidik memberi respon positif terhadap minimal70% semua aspek yang ditanyakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan Perangkatpembelajaran

a. Deskripsi penilaian ahli terhadapperangkat pembelajaran

Salah satu kriteria untuk menentukansebuah perangkat pembelajaran dapatdipakai atau tidak dalam penelitian adalahkriteria kevalidan.Analisis hasil validasiperangkat pembelajaran dapatdideskripsikan sebagai berikut:1) Hasil analisis validasi RPP

menunjukkan bahwa: (1) keseluruhanaspek RPP dinilai sangat valid (rata-rata3,86) dan (2) RPP tersebut tergolongreliabel karena nilai reliabilitasnya diatas75 %(95,23%), ini sesuai dengan syaratreliabilitas (Borich dalam Trianto).Dengan demikian, perangkat RPP telahmemenuhi kriteria kevalidan. Validatorjuga menyimpulkan bahwa RPP dapatdigunakan dengan revisi kecil.

2) Hasil analisis validasi buku tekspelajaran menunjukkan bahwa: (1)Keseluruhan aspek buku teks pelajarandinilai sangat valid (rata-rata 3,88) dan(2) Buku teks pelajaran tersebuttergolong reliabel karena nilaireliabilitasnya 96,7% (diatas 75%), inisesuai dengan syarat reliabilitas (Borichdalam Trianto). Validator jugamenyimpulkan bahwa buku teks

Kemampuan Guru (KG) Kriteria

0,0 ≤ TKG<0,5 Tidak Baik0,5 ≤ TKG < 1,5 Kurang1,5 ≤ TKG< 2,5 Cukup2,5 ≤ TKG< 3,5 Baik3,5 ≤ TKG≤ 4,0 Sangat Baik

Page 49: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

106 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

pelajaran dapat digunakan dengan revisikecil.

3) Hasil analisis validasi LK menunjukkanbahwa: (1) keseluruhan aspek LKdinilai sangat valid (3,87) dan (2) LKtersebut tergolong reliabel karenapersentase 0f agreement(R) adalah95,79% (diatas 75%), ini sesuai dengansyarat reliabilitas (Borich dalamTrianto). Validator juga menyimpulkanbahwa LK dapat digunakan denganrevisi kecil.

4) Hasil analisis validasi THBmenunjukkan bahwa (1) keseluruhanaspek THB dinilai “sangat valid” rata-rata 3,83 (2) THB tersebut tergolongreliabel karena semua aspek nilaireliabilitasnya diatas 75% (persentase ofagreementnya adalah 95,23, ini sesuaidengan syarat reliabilitas Borich dalam(Trianto). Validator juga menyimpulkanbahwa THB dapat digunakan denganrevisi kecil.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secaraumum rata-rata penilaian atau hasil validasidari dua orang validator pada perangkatpembelajaran yang yang digunakan meliputiRPP, Buku teks pelajaran, Lembar kerja (LK)dan Tes Hasil Belajar berada pada kategori”Sangat Valid” 3,5 ≤ M ≤ 4. Hal ini berartiperangkat pembelajaran tersebut telah layakuntuk diujicobakan.

Uji coba perangkat pembelajaran

a. Deskripsi hasil uji coba perangkatpembelajaran1) Analisis kepraktisan (keterlaksanaan)

perangkat pembelajaranBerdasarkan analisis seluruh

komponen dalam keterlaksanaanperangkat pembelajaranya itu komponensintaks, interaksi social, prinsip reaksidapat disimpulkan bahwa keseluruhankomponen berada pada kategoriterlaksana seluruhnya yaitu pada

interval (1,5 ≤ x ≤ 2,0).2) Uji keefektifan perangkat pembelajaran

a. Deskripsi tes hasil belajar.

Tabel 4.20Deskripsi ketuntasan

hasil belajar matematika

Menurut kriteria, penguasaan tes hasilbelajar peserta didik sudah memenuhistandar ketuntasan klasikal.

b. hasil pengamatan aktivitas peserta didik.Secara umum hasil analisis data

aktivitas peserta didik menunjukkanbahwa aktivitas ke-1, ke-2, ke-3, ke- 4,ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 pada setiappertemuan berada pada rentang batastoleransi, dengan demikian dapatdikatakan bahwa aktivitas peserta didiksudah tercapai sesuai harapanberdasarkan kriteria keefektifan.

c. Deskripsi hasil pengamatan kemampuanguru mengelola pembelajaran.

Hasil analisis data kemampuan gurumengelola pembelajaran berada dalamkategori ”sangat baik”. Menurut kriteriapada BAB III, kemampuan gurumengelola dengan setting kooperatifberdasarkan teorema belajar Brunersudah sesuai dengan harapan, sehinggatidak ada perbaikan/revisi terhadapperangkat pembelajaran yang didasarkanpada lembar pengamatan pengelolaanpembelajaran.

d. Deskripsi hasil respons peserta didik.Dari keseluruhan aspek yang

diamati rata-rata respon positif yang diberikan oleh peserta didik adalah 94.95%dan rata-rata untuk respon negative5.05%.

Dari keempat kriteria keefektifan, pada ujicoba 4 aspek yang terpenuhi yaitu:penguasaan tes hasil belajar, aktivitaspeserta didik, kemampuan guru mengelolapembelajaran, respons peserta didik.Berdasarkan kriteria keefektifan dapatdisimpulkan bahwa pada uji coba,perangkat pembelajaran sudah efektifkarena telah memenuhi semua indikatorkeefektifan termasuk indikator penguasaantes hasil belajar.

Hasil-hasil yang diperoleh di atasmengindikasikan bahwa pada uji coba yangdilakukan, perangkat pembelajaran telahmemenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan,dan keefektifan.

Pembahasan Hasil Penelitian

a. Kevalidan perangkat pembelajaranDari hasil analisis kevalidan perangkatpembelajaran yang meliputi: (1) RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Buku

Nilai KategoriFrekuensi Persentase0 – 75

76 – 100TidakTuntas

Tuntas329

9,38%90,62%

Page 50: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Setting Kooperatif Berdasarkan

Teorema Belajar Bruner Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulukumba Hasmiati 107

teks pelajaran, (3) Lembar Kerja (LK), dan(4) Tes Hasil Belajar (THB) nilaivalidasinya berada dalam batas interval (3,5

≤ x ≤ 4), yang artinya rata-rata keseluruhanperangkat yang divalidasi berada padakategori “sangat valid” dengan nilaireliabilitas R ≥ 90% artinya berada padakategori reliabel.

b. Kepraktisan perangkat pembelajaranBerdasarkan hasil pengamatan pada

saat uji coba terhadap perangkatpembelajaran oleh dua observermenyatakan bahwa nilai keterlaksanaanperangkat sudah sesuai harapan karenasemua komponen-komponen yang menjadipenilaian dalam instrumen terlaksanaseluruhnya dengan tingkat keterlaksanaandiperoleh rata-rata nilai 1,93 dengan nilaireliabilitas 100%.

c. KeefektifanAnalisis keefektifan perangkat

pembelajaran matematika setting kooperatifoleh 4 hal, yaitu: (1) Ketuntasan hasilbelajar;dari 32 peserta didik terdapat90,62% peserta didik yang telah tuntasbelajar. Dengan demikian penguasaan teshasil belajar peserta didik sudah memenuhistandar ketuntasan klasikal. (2) aktivitaspeserta didik; Secara umum hasil analisisdata aktivitas peserta didik menunjukkanbahwa aktivitas ke-1, ke-2, ke-3, ke- 4, ke-5, ke-6, ke-7 dan ke-8 pada setiappertemuan berada pada rentang batastoleransi, dengan demikian dapat dikatakanbahwa aktivitas peserta didik sudah tercapaisesuai harapan (3) kemampuan gurumengelola pembelajaran; hasil analisis datakemampuan guru mengelola pembelajaranmemiliki nilai rata-rata 3.74 dan beradadalam kategori ”sangat baik”. dan (4)respons peserta didik; Dari keseluruhanaspek yang diamati rata-rata respon positifyang di berikan oleh peserta didik adalah94.95% dan rata-rata untuk respon negative5.05%.

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan uji coba

perangkat pembelajaran matematika settingkooperatif berdasarkan teorema belajar Bruneruntuk materi lingkaran pada kelas VIII2 SMPNegeri 1 Bulukumba diperoleh beberapakesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan perangkat pembelajaranpada penelitian ini menggunakan model 4-Dyang terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian(define), perancangan (design), danpengembangan (develop), dan tahappenyebaran (dessiminate).

2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkanpada penelitian ini adalah RPP yangdihasilkan pada penelitian ini adalah 4 buahRPP untuk 4 pertemuan, Buku tekspelajaran yang merupakan buku panduanbagi peserta didik dalam kegiatanpembelajaran yang memuat materipelajaran, aktivitas penyelidikan/penemuankonsep, masalah, dan latihan soal-soaldalam bentuk Latihan kompetensi, LembarKerja (LK); Merupakan salah satu jenis alatbantu pembelajaran, yang terdiri dari 4 buahLK untuk 4 pertemuan yang berisikanaktivitas penyelidikan berupa petunjuk/arahan langkah-langkah dalam menemukankonsep, masalah sebagai penerapan darikonsep/prinsip danTes hasil Belajar (THB) ;merupakan butir tes yang digunakan untukmngetahui hasil pencapaian kompetensipeserta didik setelah mengikuti prosespembalajaran.

3. Secara Umum hasil pengembanganperangkat pembelajaran dalam penelitian inivalid, praktis dan efektif. (a) RancanganPelaksanaan Pembelajaran (RPP) ,BukuPeserta didik, Lembar kerja (LK) dan teshasil belajar dikategorikan “Sangat Valid”berdasarkanhasilpenilaian 2 orang ahli(b)Praktis, berdasarkan hasil pengamatan olehobserver bahwa perangkat pembelajaranterlaksana dengan baik pada saat uji cobadan (c) efektif, telah memenuhi tiga kriteriayaitu ketuntasan belajar secara klasikaltercapai, aktivitas siswa efektif dan responterhadap pembelajaran positif, dankemampuan guru mengelola pembelajaranberada pada kategori sangat baik.

SaranBerdasarkan hasil yang diperoleh dari

penelitian ini, maka dapat dikemukakanbeberapa saran sebagai berikut. Perangkatpembelajaran yang dikembangkan dalampenelitian ini sudah memenuhi kriteria kualitasbaik sehingga disarankan dapatdiimplementasikan oleh guru-guru dalampembelajaran di kelas untuk materi lingkaran(b)Untuk penelitian selanjutnya, bagi penelitiyang berminat mengembangkan penelitian ini,diharapkan mencermati keterbatasan penelitianini yang telah dikembangkan, sehinggapenelitian selanjutnya dapat menyempurnakan

Page 51: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

108 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

hasil penelitian ini, sehingga dapatmemberikan kontribusi yang positif terhadapdunia pendidikan khususnya di bidangmatematika.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Pius. 2012. Kamus Lengkap BahasaIndonesia. Surabaya: Arkola.

Aliyah Rahman,Siti. 2010. PenerapanTeorema belajar Bruner dalamPembelajaran Matematika.Tesis.Tidak diterbitkan.UNM

Aqib, Zainal. 2010. Prefesionalisme Gurudalam Pembelajaran. Surabaya:Insan Cendikia

Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar danEvaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajardan Pembelajaran. Bandung:Erlangga.

Daryanto. 2009. Panduan ProsesPembelajaran Kreatif dan Inovatif.Jakarta: AV Publisher

Depdiknas. 2004. Materi PelatihanTerintegrasi Matematika 3. Jakarta:Proyek Pengembangan Sistem danPengendalian Program SLTP.

Depdiknas. 2006. Panduan PengembanganSilabus Mata Pelajaran MatematikaSMP. Jakarta: Direktorat PembinaanSMP.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. StrategiBelajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta

Haryanto, Riki. 2012 .Cara membuat bahanajar(Online),(http://rikikrui.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-bahan-ajar.htmlDiakses 12 Januari 2013).

Hudoyo, Herman. 2005. PengembanganKurikulum PembelajaranMatematika. Surabaya: UM Press

Isjoni.H. 2012. Pembelajaran Kooperatif.Pekanbaru: Pustaka Pelajar

Kemendiknas, 2013.Permendikbud RI No. 65Tentang Standar Proses PendidikanDasardan Menengah. Jakarta

----------------, 2013.Panduan PenguatanProses Pembelajaran. Jakarta:

Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Pertama.

Koswara, Deni. 2008. BagaimanMenjadi GuruKreatif. Bandung: PT. PribumiMekar

Nurdin. 2007. Model Pembelajaranmatematika Yang menumbuhkanKemampuan Metakognitif UntukMenguasai Bahan Ajar. Disertasitidak diterbitkan Surabaya: PPsUNESA

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta

Trianto. 2012. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup

Page 52: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar dan Kecemasan Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri di Kabupaten Bulukumba Asdar B. 109

PENGARUH PERSEPSI MATEMATIKA, KREATIVITAS BELAJAR DAN KECEMASANBELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI DI

KABUPATEN BULUKUMBA

Asdar B. *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 8 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Pada penelitian ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika yaitu faktoreksternal dan faktor internal. Diantara faktor tersebut adalah persepsi, kreativitas dan kecemasanbelajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan pengaruh persepsi tentangmatematika, kreativitas belajar terhadap prestasi belajar matematika baik langsung maupun tidaklangsung (melalui kecemasan belajar)Jenis penelitian ini adalah ex-post facto yang bersifat kausalitas. Subjek dalam penelitian ini adalahsiswa Kelas IX SMP Negeri di Kabupaten Bulukumba tahun pelajaran 2013/2014 yang diambildengan menggunakan disproporsional stratified random sampling. Instrumen yang digunakan: (1)skala Persepsi tentang matematika, (2) skala kreativitas belajar matematika, (3) skala kecemasanbelajar matematika, (4) tes prestasi belajar matematika. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dananalisis jalur (path analysis).Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa; (1) Siswa SMP di Kabupaten Bulukumba memiliki:Persepsi tentang matematika dalam kategori tinggi sebesar 72,64%, kreativitas belajar matematikadalam kategori sedang sebesar 55,72%, kecemasan belajar matematika dalam kategori rendah sebesar57,21%, dan prestasi belajar matematika dalam kategori sedang sebesar 37,31% dengan rata-rata48,14. (2) Pengaruh persepsi tentang matematika, kreativitas belajar matematika, dan kecemasanbelajar matematika secara bersama-sama (simultan) yang langsung mempengaruhi prestasi belajarmatematika sebesar 36,10%. (3) persepsi tentang matematika berpengaruh langsung secara signifikanterhadap prestasi belajar matematika sebesar 17,89% dan pengaruh tidak langsung (melalui kecemasanbelajar matematika) sebesar 23,32%. (4) Kreativitas belajar matematika tidak berpengaruh langsungterhadap prestasi belajar matematika namun berpengaruh tidak langsung (melalui kecemasan belajarmatematika) sebesar 2,22%.

Kata kunci: ......

Abstract *)

The study is an ex-post facto with causality. The subject of the study was grade IX students at SMPNin Bulukumba district of academic year 2013/2014 taken by employing disproportional stratifiedrandom sampling. The instruments used were (1) scale of perception on mathematics, (2) scale ofmathematics learning creativity, (3) scale of mathematics learning anxiety, and (4) test of mathematicslearning achievement. Data were analyzed by employig statistic descriptive and path analysis.The result of the study reveal that (1) students of SMPN in bulukumba have mathematics perception inhigh category with 72.64%, mathematics learning creativity is in fair category with 55.72%,mathematics learning anxiety is in low categor with 57.21%, and mathematics learning achievement isin fair category with 37.31% and the mean is 48.14%; (2) the influence of perception on mathematics,mathematics learning creativity, and mathematics learning anxiety simultaneously give direct influenceon mathematics learning achievement by 36.10%; (3) the perception on mathematics gives directinfluence significantly toward mathematics learning achievement by 23.32%; and (4) mathematicslearning creativity gives indirect influence toward mathematics learning achievement but gives indirectinfluence through mathematics learning anxiety by 2.22%

Key Words:

Page 53: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

110 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

PENDAHULUAN

Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003, tentang SistemPendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3 termaktubbahwa; Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta peradaban bangsa yang bermanfaatdalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk mengembangkanpotensi siswa agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yangdemokratis, serta bertanggung jawab.

Mata pelajaran matematika diberikankepada semua siswa mulai dari sekolah dasaruntuk membekali siswa dengan kemampuanberpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dankreatif, serta kemampuan bekerja sama.Kompetensi tersebut diperlukan agar siswadapat memiliki kemampuan memperoleh,mengolah, dan memanfaatkan informasi.

Matematika merupakan salah satu matapelajaran yang kurang diminati oleh sebagianbesar siswa, baik pada tingkat SD, SMPmaupun SMA. Banyak siswa yang menyebutmata pelajaran ini sebagai mata pelajaraanyang sukar dan menakutkan. Pandangannegatif ini berimplikasi pada kualitaspembelajaran dan prestasi belajar siswa. Dalamkegiatan pembelajaran, siswa cenderungmenunjukkan sikap apatis, pasif, dan malas-malasan selama proses pembelajaran. Sikaptersebut menjadikan prestasi belajar yangdiperoleh siswa tidak sesuai dengan yangdiharapkan. Hal ini bisa dilihat dari hasil UjianNasional matematika Kelas IX SMP Negeri 3Kabupaten Bulukumba pada Tahun Pelajaran2012/2013 rata-rata 3,38 dan SMP Negeri 1Bulukumba rata-rata 4,38 (Standar Kelulusanmenurut POS UN TP. 2012/2013 adalah rata-rata 5,50 keatas).

Persepsi siswa terhadap mata pelajaranMatematika tidak terlepas dari pengalamanmasa lalu siswa dalam mempelajari matapelajaran tersebut. Ketika seorang siswamendengar mata pelajaran Matematika, makasiswa mempersepsinya sebagai mata pelajaranyang dipenuhi rumus-rumus matematiskompleks disertai hitungan angka-angka yangrumit.

Seorang siswa yang memiliki kreativitasdalam belajar akan mampu mengaktualisasikandiri terhadap lingkungan sekitarnya sehinggabisa mendorong dan melahirkan kepercayaanterhadap diri siswa. Dengan adanyakepercayaan diri yang dimiliki oleh siswa

maka siswa tidak akan mengalami gangguanpsikis pada saat proses pembelajaran ataupunpada saat sedang menghadapi tes yangdiberikan oleh guru.

A. TINJAUAN PUSTAKAB.

Pengertian BelajarBelajar merupakan salah satu aktivitas

manusia yang utama dan selalu ada dalamkehidupannya. Defenisi belajar menurutDaryanto (2009: 2) adalah suatu proses usahayang dilakukan seseorang untuk memperolehsuatu perubahan tingkah laku yang baru secarakeseluruhan, sebagai hasil pengalamannyasendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Djamarah & Zain (2010:10) mengatakanbahwa belajar adalah perubahan prilaku berkatpengalaman dan latihan, baik menyangkutpengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Pengertian MatematikaMatematika berasal dari bahasa latin

manthanein atau mathema yang berarti belajaratau hal yang dipelajari. Ciri utama matematikaadalah penalaran deduktif, yaitu kebenaransuatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagaiakibat logis dari kebenaran sebelumnyasehingga kaitan antar konsep atau pernyataandalam matematika bersifat konsisten (Lambasdkk: 2004: 17). Menurut Tinggih (dalamHudoyo: 2005: 37) bahwa matematika tidakhanya berhubungan dengan bilangan-bilanganserta operasi-operasinya, melainkan juga unsurruang sebagai sasarannya yang ditujukankepada hubungan, pola, bentuk dan struktur.

Pengertian Prestasi Belajar MatematikaMenurut Sukardi (2009: 213), prestasi

belajar adalah hasil akhir yang dicapaisiswasetelah mengikuti proses pembelajaran dalamsatu semester atausatu kuartal dalam bentuknilai. Nilai ini merupakan simbol yangmereflesikan komunikasi evaluasi yangdiberikan guru sebagai media komunikasi danlaporan kepada orangtua, kepala sekolah danpihak yang berkepentingan.Supardi (2010:253) menyatakan bahwa prestasi belajarmatematika merupakan hasil belajar yangdicapai oleh peserta didik setelah mengikutiproses belajar mengajar dalam waktu selangtertentu.

Persepsi Tentang MatematikaPersepsi adalah proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi ke dalam otakmanusia (Slameto, 2010 : 102). Melaluipersepsi manusia terus menerus mengadakan

Page 54: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar dan Kecemasan Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri di Kabupaten Bulukumba Asdar B. 111

hubungan dengan lingkungannnya melaluiindera penglihatan, pendengaran, peraba,perasa dan penciuman (Daryanto, 2009 : 103).Pendapat yang sama juga dikemukakan olehMarliany bahwa persepsi pada hakikatnyaadalah cara pandang terhadap sesuatu ataumengutarakan pemahaman hasil olahan dayapikir yang berkaitan dengan faktor-faktoreksternal yang direspon melalui panca indera,daya ingat dan daya jiwa (Marliany, 2010 :187).

Persepsi merupakan suatu prosespenginderaan, stimulus yang diterima olehindividu melalui alat indera yang kemudiandiinterpretasikan sehingga individu dapatmemahami dan mengerti tentang stimulus yangditerimanya tersebut. Prosesmenginterpretasikan stimulus ini biasanyadipengaruhi pula oleh pengalaman dan prosesbelajar individu (Jenny, 2012)

Faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi menurut Vincent (1999) dalam Riadi,2012) adalah: 1). Pengalaman masa lalu. 2).Keinginan. 3). Pengalaman dari teman-teman,dimana mereka akan menceritakan pengalamanyang telah dialaminya. Marliany (2010: 192)mengemukakan ciri-ciri persepsi yaitu: 1).Proses pengorganisasian berbagai pengalaman,2). Proses menghubung-hubungkan antarapengalaman masa lalu dengan yang baru, 3).Proses pemilihan informasi, 4). Proses teorisasidan rasionalisasi, 5). Proses penafsiran ataupemaknaan pesan verbal dan non verbal, 6).Proses interaksi dan komunikasi berbagaipengalaman internal dan eksternal, dan 7).Melakukan penyimpulan atau keputusan-keputusan, pengertian-pengertian dan yangmembentuk wujud persepsi individu.

Kreativitas Belajar MatematikaKreativitas didefinisikan secara berbeda-

beda oleh para pakar berdasarkan sudutpandang masing-masing. Menurut Barron(1982) dalam Asrori M (2009 : 61) kreativitasadalah kemampuan untuk menciptakan sesuatuyang baru. Sesuatu yang baru di sini bukanberarti harus sama sekali baru, tetapi dapatjuga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yangtelah ada sebelumnya. Lebih lanjut Asrori Mmengemukakan dua cara berpikir yaitu caraberpikir konvergen dan divergen. Orang kreatiflebih banyak berpikir divergen yaitu mencariberbagai alternatif jawaban terhadap suatupersoalan atau masalah (Asrori M, 2009 : 62)

Menurut Daryanto (2009 : 145)kreativitas adalah penemuan sesuatu yang barudengan menggunakan sesuatu yang telah ada.Sesuatu yang baru itu mungkin berupa

perbuatan atau tingkah laku. Menurut Moreno(tanpa tahun) dalam Daryanto, 2009 : 146)bahwa yang penting dalam kreativitas itubukanlah penemuan sesuatu yang belumpernah diketahui oleh orang sebelumnya,melainkan bahwa produk kreativitas itumerupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri.

Wilson (2007) dalam Supardi (2010:256) memberikan ciri-ciri kemampuan berpikirkreatif sebagai berikut: (1) Kelancaran(Fluency) yaitu kemampuan untukmembangkitkan sebuah ide, (2) Fleksibelitas(Flexibility) yaitu kemampuan untukmemproduksi atau mengasilkan suatu produk,persepsi, atau ide yang bervariasi, (3) Elaborasi(Elaboration) yaitu kemampuan untukmengembangkan atau menumbuhkan suatu ideatau hasil karya, (4) Orisinalitas (originality)yaitu kemampuan menciptakan ide-ide, hasilkarya yang berbeda atau betul-betul baru, (5)Kompleksitas (Complexity) yaitu kemampuanmemasukkan suatu konsep, ide, atau hasilkarya yang sulit atau berlipat ganda ditinjaudari berbagai segi, (6) Keberanian mengambilresiko (Risk-taking) yaitu kemampuan bertekaddalam mencoba sesuatu yang penuh resiko, (7)Imajinasi (Imagination) yaitu kemampuanuntuk berimajinasi, menghayal, menciptakanbarang-barang baru, dan (8) Rasa ingin tahu(Curiosity) yaitu kemampuan mencari,meneliti, mendalami, dan keinginanmengetahui tentang sesuatu lebih jauh.

Kecemasan Belajar MatematikaKecemasan merupakan suatu keadaan

sekaligus sifat dari kepribadian. MenurutSantrock, kecemasan adalah sebuah perasaantidak menyenangkan akan ketakutan dankekhawatiran yang tidak begitu jelas (Diana A,2009 : 239). Perasaan orang yang cemassamar-samar namun selalu terasa. Sedangkanmenurut Slameto (2010 : 185), kecemasanadalah keadaan atau kondisi emosionalsementara pada diri seseorang yang ditandaidengan perasaan tegang dan kekhawatiranyang dihayati secara sadar serta bersifatsubyektif dan meningginya aktivitas sistemsaraf otonom. Sebagai suatu keadaan,kecemasan biasanya berhubungan dengansituasi-situasi lingkungan yamng khusus,misalnya situasi tes.

Tjakrawerdaya (1987) dalam Jenny(2012) mengemukakan bahwa kecemasan atauanxietas adalah efek atau perasaan yang tidakmenyenangkan berupa ketegangan, rasa tidakaman dan ketakutan yang timbul karenadirasakan akan terjadi sesuatu yang

Page 55: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

112 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

mengecewakan tetapi sumbernya sebagianbesar tidak disadari oleh yang bersangkutan.Menurut Nugroho (2013) bahwa penyebabkecemasan belajar matematika adalah persepsiyang berkembang dalam masyarakat bahwamatematika sulit, telah mengkooptasi pikiransebagian anak. Sehingga anak akanberanggapan seperti demikian, ketikaberhadapan dengan matematika. Pandanganbahwa matematika merupakan ilmu yangkering, abstrak, teoritis, banyak rumus yangsulit dan membingungkan, yang didasarkanatas pengalaman kurang menyenangkan ketikabelajar matematika di sekolah, telahmembangun persepsi negatif pada diri anak.Hal ini telah membangun jarak antara anakdengan matematika. Sehingga sebagai ilmupengetahuan matematika tidak dipandangsecara netral lagi.

Kaitan Persepsi Matematika, KreativitasBelajar dan Kecemasan Terhadap PrestasiBelajar

Berbagai upaya telah dilakukan untukmeningkatkan prestasi belajar siswa, termasukmelakukan penelitian terkait faktor-faktor yangmempengaruhinya. Diantara faktor yangmempengaruhi prestasi belajar siswa adalahpersepsi, kreativitas dan kecemasan belajar.

Hasil penelitian Tri Wijayanto (2010)tentang hubungan persepsi dan prestasi belajarmatematika menunjukkan bahwa siswa yangmempunyai persepsi tinggi pada matapelajaran matematika mempunyai prestasiyang lebih baik daripada siswa yangmempunyai persepsi sedang dan persepsirendah, siswa yang mempunyai persepsisedang pada mata pelajaran matematikaberprestasi lebih baik daripada siswa yangmempunyai persepsi rendah.Hasil penelitianSagitasari (2010) menyatakan bahwa terdapathubungan yang positif antara kreativitasbelajar matematika dengan prestasi belajarmatematik siswa. Hal ini menunjukkan bahwasiswa yang memiliki kreativitasbelajarmatematika yang tinggi meiliki kemampuanmenyelesaikan persoalan matematika lebihbaik sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi

Hasil Penelitian Leonard & Supardi(2010) menyatakan bahwa semakin tinggikecemasan siswa maka semakin rendah hasilbelajar matematikanya dan sebaliknya semakinrendah kecemasan siswa, semakin tinggi hasilbelajar matematika siswa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitianPenelitian ini termasuk penelitian ex-

post facto (bahasa latin “setelah fakta”)yangbersifat kausalitas.

Definisi Operasional Variabela. Persepsi tentang Matematika (X1) adalah

cara pandang, tanggapan dan penilaiansiswa terhadap mata pelajaran Matematikayang meliputi obyek mata pelajaran(Matematika), proses pembelajaran, dantujuan pembelajaran.

b. Kreativitas belajar matematika (X2) adalahkemampuan mengaitkan konsep-konsepmatematika untuk menyelesaikanpermasalahan yang ditemui dalamkehidupan sehari-hari dan kemampuanmenghasilkan sesuatu yang baru danorisinal yang berwujud ide-ide atau alat-alat.

c. Kecemasan belajar matematika (X3) adalahkeadaan psikologis yang dialami siswasebelum dan pada saat pelaksanaan tesdenga indikator : menurunnya kemampuanbelajar, konsentrasi, kepercayaan diri,gangguan fisik, bimbang/ragu dalammengambil keputusan.

d. Prestasi belajar matematika (Y)adalahtingkat pencapaian atau penguasaan siswaterhadap materi pelajaran matematika yangtelah diajarkan dalam kurun waktu tertentusebagai hasil kegiatan belajar.

Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas IX SMP Negeri diKabupaten Bulukumba tahun pelajaran2013/2014. Berdasarkan data yang diperolehdari Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba,bahwa SMP Negeri yang ada di KabupatenBulukumba sebanyak 45 sekolah denganjumlah keseluruhan siswa dari masing-masingsekolah tersebut khususnya kelas IX adalah4.901 orang.

Metode pengambilan sampel adalahmenggunakan teknik sampling acak berstratatetapi kurang proporsional. Teknik penentuansampel dilakukan melalui dua tahap yaitutahap pertama menentukan sampel sekolahberdasarkan strata dari setiap sekolah SMPNegeri yang ada di Kabupaten Bulukumba.Tahap kedua menentukan kelas yang akandijadikan subjek penelitian dengan acak(random).Sebanyak 7 sekolah yang diambilsebagai sampel penelitian dengan total sampel201 orang siswa.

Page 56: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar dan Kecemasan Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri di Kabupaten Bulukumba Asdar B. 113

Teknik Analisis DataAnalisis statistik data hasil penelitian

menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisisdeskripif dan analisis jalur (Path analysis).Hasil analisis deskriptif data setiap variabelpenelitian yang meliputi distribusi frekuensi,mean (rata-rata), median, modus, variansi,standar deviasi (simpangan baku), skewness,kurtosis, nilai minimum dan nilai maksimum.Sedangkan hasil analisis jalur (path analysis)diperuntukkan untuk mengetahui kontribusilangsung (direct effect) dan tidak langsung(indirect effect) dari variabel-variabel dalampenelitian ini serta mengetahui signifikansihubungan antar beberapa variabel yangdiprediksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilAnalisis DataHasil penelitian untuk data persepsi

matematika menunjukkan bahwa rata-rata skorpersepsi tentang matematika adalah 102,602dari skor ideal 135 yang berada pada kategori“baik” (72,63%). Data kreativitas belajarmatematika menunjukkan rata-rata 64,299 dariskor ideal 100 dan berada dalam kategori“sedang” (55,72%). Data kecemasan belajarmatematika dengan rata-rata 46,627 dari skorideal 105 yang berada dalam kategori “rendah”(57,21%). Data prestasi belajar matematikamenunjukkan rata-rata 48,14 dari skor ideal100dan berada dalam kategori “sedang”.

Hasil analisis Inferensial tentangkontribusi langsung dan tidak langsung,persepsi tentang matematika (X1), Kreativitasbelajar (X2), dan kecemasan belajarmatematika (X3) terhadap prestasi belajarmatematika (Y) disajikan pada tabel 1.

Tabel 1.Hasil Analisis Inferensial

*Sumber: Hasil Analisis Regresi

Pembahasana. Persepsi tentang matematika, kreativitas

belajar matematika dan kecemasan belajarmatematika berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap prestasibelajar matematika.

Temuan penelitian ini menunjukkanbahwa persepsi tentang matematika,kreativitas belajar matematika dankecemasan belajar matematikaberkontribusi secara simultan dan signifikanterhadap prestasi belajar matematikasebesar R2

square = 0,361 atau 36,10%.Artinya tinggi rendahnya prestasi belajarmatematika siswa dapat dipengaruhi olehpersepsi, kreativitas dan kecemasan belajar.Hasil temuan ini sesuai dengan hasilpenelitian Naswiaty (2011: 129) bahwapersepsi siswa, kemandirian belajar siswadan tingkat kecemasan siswa berpengaruhsecara signifikan terhadap ketidakwajaranskor tes hasil belajar Fisika dengankontribusi sebesar 45,5%.

b. Persepsi tentang matematika berpengaruhsecara bersama-sama dan signifikanterhadap prestasi belajar matematika, baiksecara langsung maupun tidak langsung(melalui kecemasan belajar matematika)pada siswa SMP Negeri di KabupatenBulukumba.

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa persepsi tentang matematikaberpengaruh langsung positif terhadapprestasi belajar matematika. Adanyapengaruh langsung positif menandakanbahwa meningkatnya persepsi siswaterhadap mata pelajaran matematikamengakibatkan prestasi belajar matematikasiswa yang tinggi pula. Sebaliknya,menurunnya persepsi siswa mengakibatkanprestasi belajar siswa yang rendah. Hal ini

sesuai dengan hasilpenelitian Tri

Wijayanto (2010)tentang hubungan

persepsi danprestasi belajar

matematikamenunjukkan

bahwa siswa yangmempunyai

persepsi tinggipada matapelajaran

matematikamempunyai

prestasi yang lebih baik daripada siswa yang

PengaruhVariabel

PengaruhkausalSisaԐ1dan

Ɛ2

Total

Proba-bilitas

(p)Langsung TidaklangsungMelalui X3

X1 terhadap Y 0,423 - - 0,423 0,000- 0,423 + (-0,234 x -0,251) - 0,482

X2 terhadap Y 0,039 - - 0,039 0,581- 0,039 + (-0,439 x -0,251) - 0,149

X1, X2, X3 terhadap Y 0,361 - 0,639 1,00 0,000X1 terhadap X3 -0,234 - - -

0,2340,000

X2 terhadap X3 -0,439 - - -0,439

0,000

X1, X2 terhadap X3 0,340 - 0,660 1,00 0,000X3terhadapY -0,251 - - -

0,2510,000

Page 57: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

114 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

mempunyai persepsi sedang dan persepsirendah, siswa yang mempunyai persepsisedang pada mata pelajaran matematikaberprestasi lebih baik daripada siswa yangmempunyai persepsi rendah. Penelitianyang dilakukan Aryanti (2010)menyimpulkan bahwa terdapat pengaruhpositif dan signifikan Persepsi Siswaterhadap Prestasi Belajar Akuntansi SiswaKelas XI IPS SMA Negeri 1 Sewon TahunAjaran 2010/2011, ditunjukkan dengan rx2ysebesar 0,446.

Temuan penelitian ini menunjukkanbahwa persepsi tentang matematikaberpengaruh tidak langsung terhadapprestasi belajar matematika melaluikecemasan belajar matematika. Hasil inimegindikasikan bahwa siswa yang memilikipersepsi positif terhadap pelajaranmatematika tidak terlalu cemas dalammenghadapi tes yang diberikan. Kondisi iniakan berpengaruh positif terhadap prestasibelajarnya.Hasil penelitian ini menunjukkanpersepsi tentang matematika berpengaruhlangsung negatif terhadap kecemasanbelajar matematika. Pengaruh langsungnegatif ini berarti bahwa siswa yangmemiliki persepsi yang tinggi tidak terlalucemas dalam mengikuti pelajaranmatematika. Kondisi ini sangat mendukungprestasi belajar siswa tersebut. Hal inisesuai dengan hasil penelitian Naswati(2011: 144) bahwa persepsi siswaberpengaruh langsung negatif terhadaptingkat kecemasan siswa dengan koefisienjalur sebesar -0,372.

c. Kreativitas belajar matematikaberkontribusi secara simultan dan signifikanterhadap prestasi belajar matematika, baiksecara langsung maupun tidak langsung(melalui kecemasan belajar matematika)pada siswa SMP Negeri di KabupatenBulukumba.

Temuan penelitian ini menunjukkanbahwa kreativitas belajar matematikapengaruhnya tidak signifikan secaralangsung terhadap prestasi belajarmatematika. Hasil ini menggambarkanbahwa kreativitas belajar tidak berpengaruhterhadap prestasi belajar (pengaruhnyasangat kecil yaitu sebesar 0,15%). Salahsatu penyebabnya adalah tes prestasi yangdigunakan adalah pilihan ganda yang tidakmengukur secara spesifik kreativitas siswa.Selain itu tes pilihan ganda memberikanpeluang kepada siswa untuk menebakjawaban soal. Hasil penelitian ini jugamenunjukkan bahwa kreativitas belajar

siswa termasuk kategori sedang. Rendahnyakreativitas belajar siswa menjadi penyebabprestasi belajar matematika rendah.

Temuan penelitian ini jugamenunjukkan bahwa kecemasan belajarmatematika berpengaruh langsung negatifterhadap prestasi belajar matematika.Pengaruh langsung negatif menandakanbahwa semakin rendah kecemasan siswaterhadap mata pelajaran matematikamengakibatkan prestasi belajar matematikasiswa yang tinggi. Sebaliknya,meningkatnya kecemasan siswamengakibatkan prestasi belajar siswa yangrendah. Temuan dalam penelitian ini sesuaihasil penelitian Anggreini (2010) bahwaterdapat hubungan yang negatif antarakecemasan dalam menghadapi matapelajaran matematika dengan prestasiakademik matematika pada remaja, dimanasemakin tinggi tingkat kecemasan remajadalam menghadapi mata pelajaranmatematika maka semakin rendah prestasiakademik matematika pada remaja.

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan hasil analisis data penelitian

pada bab IV sebelumnya, beberapa kesimpulandari hasil penelitian ini adalah:(1) Persepsimatematika siswa kelas IX SMP di KabupatenBulukumba termasuk dalam kategori baik. (2)Kreativitas belajar matematika siswa kelas IXSMP di Kabupaten Bulukumba termasukdalam kategori sedang. (3) Kecemasan belajarmatematika siswa kelas IX SMP di KabupatenBulukumba termasuk dalam kategori rendah.(4) Prestasi belajar matematika siswa kelas IXSMP di Kabupaten Bulukumba termasukdalam kategori sedang. (5) Kontribusi persepsitentang matematika, kreativitas belajarmatematika, dan kecemasan belajarmatematika secara simultan (bersama-sama)yang langsung mempengaruhi prestasi belajarmatematika siswa kelas IX SMP di KabupatenBulukumba sebesar 36,10%. (6) KontribusiPersepsi tentang matematika yang secaralangsung mempengaruhi prestasi belajarmatematika 17,89%. (7) Kontribusi Kreativitasbelajar matematika yang secara langsungmempengaruhi prestasi belajar matematika0,15%. (8) Pengaruh tidak langsung persepsitentang matematika terhadap prestasi belajarmatematika melalui kecemasan belajarmatematika sebesar 23,23%. (9) Pengaruhtidak langsung kreativitas belajar matematikaterhadap prestasi belajar matematika melalui

Page 58: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Pengaruh Persepsi Matematika, Kreativitas Belajar dan Kecemasan Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Pada Siswa SMP Negeri di Kabupaten Bulukumba Asdar B. 115

kecemasan belajar matematika sebesar 2,22%.(10) Kontribusi persepsi tentang matematikadan kreativitas belajar matematika secarasimultan yang langsung mempengaruhikecemasan belajar matematika siswa kelas IXSMP di Kabupaten Bulukumba sebesar 34%.

SaranPrestasi belajar matematika berdasarkan

penelitian ini dipengaruhi oleh persepsi dankecemasan belajar. Oleh karena itu diharapkankepada para guru, orang tua, agar lebihmemperhatikan pembentukan persepsi positifsiswa terhadap matematika dan mengurangikecemasan siswa dalam menghadapi tes agardapat memaksimalkan prestasi belajarmatematika yang diraih siswa. Kepada penelitilain yang relevan dengan kajian penelitian ini,agar memilih variabel-variabel lainnya sebagaifaktor internal-eksternal siswa yang didugaberkontribusi terhadap hasil belajarmatematika baik berkontribusi langsungmaupun berkontribusi tidak langsung terhadaphasil belajar matematika siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Ika Wahyu. 2014. Pengaruh KecemasanMatematika Terhadap KemampuanKoneksi Matematika Siswa SMP.Jurnal Infinity. (Online). Vol. 3, No. 1,(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=39&cad=rja&uact=8&ved=0CFkQFjAIOB4&url=http%3A%2F%2Fe-journal.stkipsiliwangi.ac.id, Diakses 13Mei 2014).

Anggreini, Tya. 2010. Hubungan AntaraKecemasan Dalam Menghadapi MataPelajaran Matematika DenganPrestasi Akademik Matematika padaRemaja,(Online),(http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2010/Artikel_10505235.pdf. Diakses, 1Desember 2013).

Aryanti Aryanti. 2010. Pengaruh MotivasiBelajar Dan Persepsi Siswa TentangProfesionalisme Guru AkuntansiTerhadap Prestasi Belajar Akuntansi.(Online)(http://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/view/715, Diakses 1September 2013).

Ary, Donal. Pengantar Penelitian dalamPendidikan. Terjemahan oleh Furchan

Arief. 2004. Yokyakarta: PustakaPelajar Offset.

Asrori, Mohammad. 2009. PsikologiPembelajaran. Bandung: CV WacanaPrima.

Azwar, S. 2002. Validitas danReliabilitas.Yogyakarta: PustakaPelajar.

Bimo Walgito. 2009. Psikologi Sosial.Yogyakarta: Andi

Depdiknas. 2004. Materi PelatihanTerintegrasi Matematika 3. Jakarta:Proyek Pengembangan Sistem danPengendalian Program SLTP.

Depdiknas. 2006. Panduan PengembanganSilabus Mata Pelajaran MatematikaSMP. Jakarta: Direktorat PembinaanSMP.

Diana, Angelica. 2009. PsikologiPendidikan,Jakarta: Salemba Humani.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Gaung Persada Press.

Leonard & Supardi. 2010. Pengaruh KonsepDiri, Sikap Siswa pada Matematika,dan Kecemasan Siswa Terhadap HasilBelajar Matematika. Jurnal CakrawalaPendidkan, XXIX (3), 341-351.

Mahmudi, Ali. 2008. Tinjauan KreativitasDalam Pembelajaran Matematika.Jurnal Pythagoras,(Online), Vol. 4.No. 2(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi, Diakses13 Mei 2014).

Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum.Bandung: CV. Pustaka Setia.

Muhibbin Syah. 2012. Psikologi Belajar.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Munandar, Utami. 2002. Kreativitas danKeberbakatan. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil ProsesBelajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Naswiyati. 2010. Pengaruh Persepsi SiswaTerhadap Mata Pelajaran Fisika,Kemandirian Belajar, TingkatKecemasan Siswa TerhadapKetidakwajaran Skor Tes Hasil BelajarFisika Pada SMA Negeri 1 Tomia.

Page 59: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

116 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Thesis. Tidak diterbitkan. Jakarta.UNJ.

Nugrohom Meigy. 2013. kecemasanMatematika (Online).(http://meigynugroho.blogspot.com/2013/12/kecemasan-matematika-mathematical.html. Diakses 7 Januari2014).

Nurhayati, Eti & Abrosin. 2009. PengaruhTingkat Kecemasan DalamMenghadapi Ujian Terhadap HasilBelajar Matematika Siswa. JurnalEduMa, 1 (2), 113-122.

Riduwan & Kuncoro, E.A. 2012. CaraMenggunakan dan Memaknai PathAnalysis (Analisis Jalur). Bandung:Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagitasari, Dewi. 2010. Hubungan antaraKreativitas dan Gaya Belajar denganPrestasi Belajar Matematika. Skripsi.Tidak diterbitkan. Yogyakarta.Universitas Negeri Yogyakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Solso, Robert dkk. Psikologi Kognitif.Terjemahan oleh Mikael Raharnto.2008. Jakarta: PT Gelora AksaraPratama.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

-----------. 2013. Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D). Bandung: Alfabeta.

Sujana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito.

Supardi. 2010. Peran Berpikir Kreatif DalamProses Pembelajaran Matematika.Jurnal Formatif, (Online), Vol. 2, No.3, (http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1598/1/9.%20Supardi%20248-262.pdf, Diakses 13 Mei2014).

Surapranata, Sumarna. 2005. AnalisisValiditas, Reliabilitas dan InterpretasiHasil Tes. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Suryadi, Didi dkk. 2009. Ilmu dan AplikasiPendidikan III. Bandung: PT. Imtima.

Suwarma, Dina Mayadiana. 2009. KemampuanBerpikir Kritis Matematika (SuatuAlternatif Pembelajaran). Jakarta:Cakrawala Maha Karya.

Trianto. 2012. Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Trihendradi, C. 2010. Step by Step SPSS 18Analisis Data Statistik. Yogyakarta:C.V Andi Offset.

Tri Wijayanto, Bambang. 2010. PengaruhPenggunaan Pendekatan FlowTerhadap Prestasi Belajar MatematikaDitinjau Dari Persepsi Siswa PadaSMA Negeri Kabupaten Sukoharjo.Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta.Universitas Sebelas Maret.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional, (Online),(http://riau.kemenag.go.id/file/file/produkhukum/fcpt 1328331919.pdf,Diakses 30 Mei 2013).

Page 60: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik

Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 117

PENDAHULUAN

Ekonomi sebagai salah satu ilmu dasar dibidang IPS (Ilm Pengetahuan Sosial)mempunyai peranan yang sangat pentingdalam kehidupan sehari-hari serta dalamkemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena ituekonomi merupakan salah satu mata pelajaranpokok di sekolah mulai dari sekolah lanjutansampai dengan perguruan tinggi. Ekonomiperlu dipelajari oleh peserta didik karenaekonomi merupakan sarana berfikir untukmenumbuh kembangkan pola berfikir logis,sistematis, obyektif, kritis dan rasional.

Seorang guru dalam menyampaikanmateri perlu memilih metode mana yangsesuai dengan keadaan kelas atau peserta didiksehingga peserta didik merasa tertarik untukmengikuti pelajaran yang diajarkan.

Salah satu model pembelajaran yangmemperhatikan semua hal tersebut adalahmodel pembelajaran ARIAS. Modelpembelajran ARIAS adalah upaya untukmeningkatkan rasa percaya diri peserta didiksehingga lebih termotivasi dalam mengikutiproses belajar mengajar. Langkah-langkahpembelajaran dengan model pembelajaran

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM PEMBELAJARANEKONOMI PADA PESERTA DIDIK KELAS XA SMA NEGERI 9 BULUKUMBA

Hadmawati *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 9 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Ekonomi sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupansehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya. Karena memilikibanyak manfaat, dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, melihat kenyataan yang ada bahwaekonomi merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit, baik untuk diajarkan maupun untukdipelajari.Dalam mempelajari suatu konsep ekonomi, peserta didik terlalu mengandalkan informasi yangdiberikan oleh guru tanpa ada upaya menggali sendiri makna yang terkandung di dalamnya. Sehinggapemahaman terhadap konsep tersebut tidak mendalam dan tidak tersimpan di dalam memori. Prosespembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik hanya berfungsi sebagai objek. Olehkarena itu, perlu digunakan sebuah metode yang dapat menempatkan peserta didik sebagai subjek(pelaku) pembelajaran.Dengan mengimplementasikan model Pembelajaran ARIAS dalam pembelajaran ekonomidapatmeningkatkan keaktifan, pemahaman dan daya ingat peserta didik dalam belajar serta penanamankonsep yang lebih baik.

Kata kunci: Penerapan model pembelajaran ARIAS pada mata pelajaran ekonomi

Abstract *)

Economics as one of the basic science has a very important role in our daily lives and in theadvancement of science and technology in general. Because it has many benefits, in everyday life.However, the fact that there is that the economy is one of the lessons that are considered difficult, bothto teach and to learn.In studying an economic concept, learners rely too much on information provided by the teacher madeno attempt to dig itself meaning contained therein. So an understanding of the concepts are notexhaustive and are not stored in the memory. The learning process is still centered on the teacher, sothat learners only serves as an object. Therefore, it is necessary to use a method that can put thestudents as the subject (actor) learning.By implementing ARIAS Learning model in economic learning can enhance the activity,comprehension and recall of learners in learning as well as the planting of better concepts.

Key Words: Implementation of the learning model ARIAS on economic subjects

Page 61: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

118 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

ARIAS yaitu menyajikan tujuan danmemotivasi peserta didik, menyajikaninformasi materi pembelajaran, membimbingpelatihan, membangkitkan dan memeliharaminat peserta didik, evaluasi, dan pemberianpenghargaan( Usman,2005).

Dengan model pembelajaran ARIASinidapat digunakan oleh guru sebagai dasarmelaksanakan kegiatan pembelajaran denganbaik, dan sebagai suatu alternatif dalam usahameningkatkan motivasi dan hasil belajarpeserta didik. Model pembelajaran yang akanditerapkan dalam penelitian ini adalah modelyang memperlihatkan semua komponenARIAS tersebut.

Model Pembelajaran ARIASModel pembelajaran ARIAS merupakan

modifikasi dari model ARCS. Model ARCS(Attention, Relevance, Confidence,Satisfaction), dikembangkan oleh Keller danKoop (Djamaah Sopah, 2001) sebagai jawabanpertanyaan bagaimana merancangpembelajaran yang dapat mempengaruhimotivasi berprestasi dan hasil belajar. Namundemikian, dalam pembelajaran ini tidak adaevaluasi (assesment), padahal evaluasimerupakan komponen yang tidak dapatdipisahkan dalam kegiatanpembelajaran.berdasarkan hal tersebutDececco (Djamaah Sopah 2001)mengemukakan bahwa “evaluasi dilaksanakanuntuk mengetahui sejauh mana kemajuan yangdi capai atau hasil belajar yang diperoleh”.Mengingat pentingnya evaluasi, makapelajaran ini dimodifikasi denganmenambahkan komponen evaluasi padapembelajaran tersebut.

Dengan modifikasi tersebut, modelpembelajaran yang digunakan mengandunglima komponen yaitu: attention(minat/perhatian); relevance (relevansi);confidence (percaya/yakin); satisfaction(kepuasan/bangga); dan assessment(evaluasi).modifikasi juga dilakukan denganpenggantian nama confidence (percaya diri)menjadi assurance, dan attention menjadiinterest.karena kata assurance sinonim dengankata self-confidence Morris (DjamaahSopah,2001).Dalam kegiatan pembelajaranguru tidak hanya percaya bahwa peserta didikakan mampu dan berhasil, melainkan jugasangat penting menanamkan rasa percaya diripeserta didik bahwa mereka merasa mampudan dapat berhasil. Demikian juga penggantiankata attention menjadi interest, karena padakata interest (minat) sudah terkandungpengertian attention (perhatian). Dengan kata

interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian peserta didik pada awal kegiatanmelainkan tetap memelihara minat/ perhatiantersebut selama kegiatan pembelajaranberlangsung. Untuk memperoleh akronim yanglebih baik dan lebih bermakna maka urutannyapun dimodifikasi menjadi assurance, relevance,interest, assesment dan satisfaction.

Makna dari modifikasi ini adalah usahapertama dalam kegiatan pembelajaran untukmenanamkan rasa yakin/percaya pada pesertadidik. Kegiatan pembelajaran ada relevansinyadengan kehidupan peserta didik, berusahamenarik dan memelihara minat/perhatianpeserta didik. Kemudian diadakan evaluasi danmenumbuhkan rasa bangga pada peserta didikdengan memberikan penguatan(reinforcement). Dengan mengambil hurufawal dari masing-masing komponenmenghasilkan kata ARIAS sebagai akronim.Oleh karena itu, pembelajaran yang sudahdimodifikasi ini disebut model pembelajaranARIAS.

Berdasarkan penjelasan di atas, modelpembelajaran ARIAS terdiri dari limakomponen (assurance, relevance, interest,assessment, dan satisfaction). Kelimakomponen tersebut merupakan satu kesatuanyang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.Deskripsi singkat masing- masing komponendan beberapa contoh yang dapat dilakukanuntuk membangkitkan dan meningkatkannyakegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Komponen pertama model pembelajaranARIAS yang di jelaskan oleh keller (DjamaahSopah,2001) adalah assurance (percayadiri),yaitu berhubung dengan sikappercaya,yakin akan berhasil atau yangberhubungan dengan harapan untuk berhasil.Menurut Bandura seperti di kutip oleh Gagnedan Driscoll (Djamaah Sopah, 2001) seseorangyang memiliki sikap percaya diri tinggicenderung akan berhasil bagaimana punkemampuan yang ia miliki. Sedangkan petir(Djamaah Sopah,2001) mengungkapkan bahwasikap percaya,yakin atau harapan akan berhasilmendorong individu bertingkah laku untukmencapai suatu keberhasilan.

Sejalan dengan hal tersebut Prayitno(Djamaah Sopah,2001) menyatakan bahwapeserta didik yang memiliki sikap percaya dirimemiliki penilaian positif tentang dirinyacenderung menampilkan prestasi yang baikterus menerus. Sikap percaya diri, yakin akanberhasil ini perlu ditanamkan kepada pesertadidik untuk mendorong mereka agar berusahadengan maksimal guna mencapai keberhasilan

Page 62: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik

Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 119

yang optimal. Dengan sikap yakin, penuhpercaya diri dan merasa mampu dapatmelakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yanglebih baik dari yang sebelumnya atau dapatmelebihi orang lain.

Komponen kedua yang disebutkan Keller(Djamaah Sopah,2001) dalam modelpembelajaran ARIAS, adalah relevance, yaituberhubungan dengan kehidupan peserta didikbaik berupa pengalaman sekarang atau yangtelah dimiliki maupun yang berhubungandengan kebutuhan karir sekarang atau yangakan datang. Peserta didik merasa kegiatanpembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai,bermanfaat dan berguna bagi kehidupanmereka.

Selanjutnya Gagne dan Driscoll(Djamaah Sopah, 2001) menjelaskan bahwapeserta didik akan terdorong untukmempelajari sesuatu kalau apa yang akandipelajari jika ada relevansinya dengankehidupan mereka, dan memiliki tujuan yangjelas, sesuatu yang memiliki arah tujuan, dansasaran yang jelas serta ada manfaat danrelevan dengan kehidupan akan mendorongindividu untuk mencapai tujuan tersebut.Dengan tujuan yang jelas mereka akanmengetahui kemampuan apa yang akandimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahuikesenjangan antara kemampuan yang telahdimiliki dengan kemampuan baru itu sehinggakesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkandihilangkan sama sekali.

Komponen ketiga model pembelajaranARIAS, interest, adalah yang berhubungandengan minat/perhatian peserta didik. MenurutSlameto (2003) bahwa salah satu faktorpsikologis yang mempengaruhi belajar adalahminat dan perhatian. Untuk menjamin hasilbelajar yang baik, maka peserta didik harusmempunyai perhatian atau minat terhadapbahan pelajaran yang dipelajarinya. Sehinggadalam pembelajaran minat/perhatian tidakhanya dibangkitkan melainkan harus dipeliharasampai akhir pembelajaran. Membangkitkandan memelihara minat/ perhatian merupakanusaha menumbuhkan keingintahuan pesertadidik yang diperlukan dalam kegiatanpembelajaran. Minat/ perhatian merupakan alatyang sangat berguna dalam usahamempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Komponen keempat model pembelajaranARIAS adalah assessment, yaitu yang

berhubungan dengan evaluasi terhadap pesertadidik. Menurut lefrancois (Djamaah sopah,2001) bahwa evaluasi merupakan suatu bagianpokok dalam pembelajaran yang memberikankeuntungan bagi guru dan murid. Bagi gurumenurut Deale seperti dikutip Lefrancois(Djamaah Sopah, 2001) evaluasi merupakanalat untuk mengetahui apakah yang telah diajarakan sudah di pahami oleh peserta didik;untuk memonitor kemajuan peserta didiksebagai individu maupun sebagai kelompok;untuk merekam apa yang telah peserta didikcapai, dan untuk membantu peserta didikdalam belajar.Bagi peserta didik evaluasimerupakan umpan balik tentang kelebihan dankelemahan yang dimiliki, dapat mendorongbelajar yang lebih baik dan meningkatkanmotivasi dan berprestasi. Evaluasi terhadappeserta didik dilakukan untuk mengetahuisampai sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Evaluasi tidak hanya dilakukan olehguru tetapi juga oleh peserta didik untukmengevaluasi diri mereka sendiri (selfassessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diridilakukan oleh peserta didik terhadap dirimereka sendiri, maupun terhadap temanmereka. Hal ini akan mendorong peserta didikuntuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnyaagar mencapai hasil yang maksimal. Merekaakan merasa malu kalau kelemahan dankekurangan yang dimilki diketahui oleh temanmereka sendiri. Evaluasi terhadap diri sendirimerupakan evaluasi yang mendukung prosesbelajar serta membantu peserta didikmeningkatkan keberhasilannya.

Komponen kelima model pembelajaranARIAS adalah satisfaction yaitu berhubungandengan rasa bangga, puas atas hasil yangdicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalahreinforcement (penguatan). Dari hal tersebutgagne dan Driscoll (Fitriani, 2004) mengatakanbahwa peserta didik yang telah berhasilmengerjakan atau mencapai sesuatu merasabangga/ puas atas keberhasilan tersebut.Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadipenguat bagi peserta didik tersebut untukmencapai keberhasilan berikutnya.Reinforcement atau penguatan yang dapatmemberikan rasa bangga dan puas pada pesertadidik adalah penting dan perlu dalam kegiatanpembelajaran.

Memberikan penghargaan merupakansuatu penguatan (reinforcement) dalamkegiatan pembelajaran. Dengan demikian,memberikan penghargaan merupakan salahsatu cara yang dapat digunakan untukmempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Page 63: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

120 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Untuk itu rasa bangga dan puas perluditanamkan dan dijaga dalam diri peserta didik.

KERANGKA BERPIKIRPENELITIAN

Prosedur PenelitianProsedur penelitian deskriptif ini

diadakan selama 5 kali pertemuan yang terdiridari 4 kali proses belajar dan 1 kali tes. Secararinci prosedur penelitian ini adalah sebagaiberikut:1. Tahap Persiapan

Adapun kegiatan yang dilakukandalam tahap persiapan ini adalah sebagaiberikut:a. Menelaah materi yang akan diajarkan.b. Membuat rencana pembelajaranyang

mencerminkan model pembelajaranARIAS.

c. Membuat lembar observasiketerlaksanaan pembelajaran.

d. Membuat lembar observasi pesertadidik untuk melihat aktivitaspesertadidik pada saat proses belajarmengajar berlangsung.

e. Membuat angket respons peserta didikmengenai tanggapan peserta didiktentang kegiatan pembelajaran melaluimodel pembelajaran ARIAS.

f. Membuat instrumen penelitian berupates hasil belajar sebanyak 5 nomordalam bentuk essay untuk melakukanevaluasi.

2. Tahap PelaksanaanKegiatan yang dilaksanakan dalam

tahap ini adalah menjelaskan materi sesuairencana pelajaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan tahap ini sebagaiberikut:

a. Melaksanakan kegiatanpembelajaran yaitu pembahasanmateri disertai dengan pemberiancontoh-contoh soal.

b. Guru memberikan contoh/membuatsoal berdasarkan indikator yang dibahas. Setelah itu, gurumembagikan LKS kepada setiappeserta didik untuk dikerjakan.Guru tetap membimbing danmengawasi peserta didik yangbelum bisa menyelesaikan LKS.

c. Membahas soal LKS denganmenunjuk peserta didik untukmenyelesaikannya di papan tulis.

d. Membuat soal yang relevan untukdikerjakan peserta didik

e. Merangkum materi yang telah dibahas.

f.Memberikan PR kepada pesertadidik untuk memperdalampemahaman tentang materi yangtelah dibahas.

3. Tahap AkhirKegiatan yang dilakukan untuk

tahap akhir adalah sebagai berikut:a. Mengolah data hasil penelitianb. Menganalisis dan membahas data hasil

penelitian.c. Menyimpulkan hasil penelitian.

Teknik Analisis DataData dalam penelitian ini dikelolah

dengan menggunakan Analisis kualitatif dankuantitatif. Untuk analisis kualitatif digunakanlembar observasi keterlaksanaan pembelajaran,lembar observasi peserta didik digunakanuntuk mengetahui aktivitas peserta didik padasaat mengikuti proses pembelajaran, lembarrespons peserta didik untuk mengetahuirespons peserta didik terhadap modelpembelajaran ARIAS. Dan untuk analisiskuantitatif digunakanhasil belajar peserta didik

1. Lembar Observasi KeterlaksanaanPembelajaran

Untuk menganalisis dataketerlaksanaan pembelajaran digunakanlembar observasi. Adapun kriteriapersentase yang digunakan untuk datamengenai keterlaksanaan pembelajaranadalah sebagai berikut:

Pembelajaran Ekonomi

Ekonomi

PESERTADIDIK

Implementasi model pembelajaranARIAS

Tujuanpembelajaran

GURU

Tes Hasil Belajar

Implementasi model pembelajaran ARIASdalam pembelajaran ekonomi diharapkan

dapat memberikan perubahan aktivitaspeserta didik, respons peserta didik, dan hasil

belajar peserta didik

Page 64: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik

Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 121

Tabel 1.Kriteria persentase keterlaksanaan

Pembelajaran

NO Persentase Kategori

1. 80-100 % Sangat Baik

2. 60- 79 % Baik

3. 40-59 % Cukup Baik

4. 10-39 % Kurang Baik

5. 0-9 %Sangat Kurang

BaikSumber : (Nurkencana & Sunartana, 1992)

Untuk menghitung kategori besarpersentase untuk tiap kategori yaitumenggunakan persamaan berikut:

= x 100 %

2. Lembar Observasi Aktivitas Pesertadidik

Untuk menentukan data mengenaiaktivitas peserta didikdianalisismenggunakan persentase sebagai berikut:

= x 100%

Kriteria persentase yang digunakanuntuk menentukan aktivitas peserta didikadalah sebagai berikut:

Tabel 2.Kriteria Batasan waktu ideal dan Batasan

Efektivitas Aktivitas Peserta didik

Aktivitas Peserta didik WaktuIdeal(%)

KriteriaBatasan

Efektivitas(%)

1. Memperhatikan ataumendengarkanpenjelasan guru

2. Termotivasimenerima pelajarandan menyelesaikansoal yang relevan

3. Mengerjakan LKS/bertanya kepadateman dan guru

4. Menjawab LKS/ditanggapai olehpeserta didik danguru

5. Menyimpulkanmateri, danmemberikanpenghargaan

6. Kegiatan yang tidaksesuai/ aktivitas lain

15

15

40

15

10

5

10 – 20

10 – 20

35 – 45

10 – 20

5 – 15

0 - 5

3. Respons Peserta didik TerhadapPembelajaran

Respons peserta didik dianalisisberdasarkan banyaknya peserta didik yangmemberikan pernyataan sangat setuju,setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangattidak setuju. Ada dua kategori untukrespons dalam pernyataan angket responspeserta didik yaitu respons positif danrespons negatif. Respons positif pesertadidik berarti pernyataannya sangat setujudan setuju yang dapat dilihat pada lembarangket peserta didik, sedangkan responsnegatif berarti pernyataan peserta didikpada lembar angket yaitu ragu-ragu, tidaksetuju, dan sangat tidak setuju pada lembarrespons angket peserta didik.

Maka kriteria untuk angket responspeserta didik terhadap model pembelajaranARIAS dikatakan baik jika banyaknyapeserta didik yang merespon lebih banyakatau 80 % dari jumlah seluruh aspek yangdi respons.

4. Hasil Belajar Peserta didikUntuk hasil belajar ekonomipeserta

didikdianalisis dengan menggunakandeskriptif yang meliputirata-rata, nilaimaksimum, nilai minimum, rentang skor,dan standar deviasi, selanjutnyadikategorikan menurut standar kategorisasidari Kementrian Pendidikan Nasional(Ayudiah: 2007) yang dinyatakan dalamtabel berikut:

Tabel 3.Kategorisasi Standar yang Ditetapkan

Departemen Pendidikan Nasional

Sumber: Kementrian Pendidikan Nasional(Ayudiah: 2007)

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Observasi keterlaksanaan PembelajaranPeserta didik Kelas XA SMA Negeri 9Bulukumba

Hasil analisis kualitatif terhadapketerlaksanaan pembelajaran bahwa padapertemuan 1 penerapan model pembelajaranARIAS belum maksimal diterapkan hal inikarena guru belum terbiasa dengan modelpembelajaran ARIAS, dan disebabkan juga

NO Nilai Kategori1. 0 ≤ × ≤ 54 Sangat Rendah2. 54 < × ≤ 64 Rendah3. 64 < × ≤ 79 Sedang4. 79 < × ≤ 89 Tinggi5. 89 < × ≤ 100 Sangat Tinggi

Page 65: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

122 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

oleh waktu,dengan kata lain berada padakategori baik (75%), tetapi pada pertemuan2, 3, dan 4 penerapan model pembelajaranARIAS sudah mengalami perubahan yaitupenerapannya sudah maksimal dan gurusudah bisa mengontrol dan mengatur waktusehingga pelaksanaan pembelajaran denganmodel pembelajaran ARIAS sudah bisaditerapkan dan berada pada kategori sangatbaik (95%).

2. Observasi Aktivitas Peserta didik KelasXA SMA Negeri 9 Bulukumba

Berdasarkan analisis persentasemenunjukkan bahwa aktivitas peserta didikpada pertemuan 1 sampai 4 sudah mencapaikriteria waktu ideal, meskipun padapertemuan awal masih banyak peserta didikyang tidak memperhatikan penjelasan guru,tidak menyelesaikan LKS, dan tidakmerangkum materi. Tetapi pada pertemuanselanjutnya sudah mengalami perubahan,hal ini disebabkan karena peserta didiksudah terbiasa dan memahami modelpembelajaran ARIAS sehingga semuapeserta didik memperhatikan penjelasanguru, menyelesaikan soal yang diberikan,merangkum materi yang telah dibahas danmendapatkan penghargaan ataskeberhasilannya.

3. ResponsPeserta didikTerhadap ModelPembelajaran ARIAS pada Peserta didikKelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba

Hasil analisis kualitatif terhadaprespons peserta didikterhadap penerapanmodel pembelajaran ARIAS, yaitupernyataan peserta didik yang sanagt setujubahwa pembelajaran ARIASmembangkitkan minat peserta didiksebanyak 51,52% dan setuju 39,39%.Peserta didik termotivasi menerimapelajaran sebanyak 57,58% sangat setuju,dan setuju 33,33%. Dan pembelajaran yangdilaksanakan membangkitkan semangatpeserta didik yang sangat setuju 51,52 %,dan setuju 42,42%. Respons peserta didikterhadap model pembelajaran ARIASdikatakan baik jika banyaknya peserta didikyang merespons positif lebih banyak atau80% dari jumlah seluruh aspek yangdirespons. Berdasarkan uraian diatas bahwalebih banyak respons positif peserta didikyaitu 87,67% dan respons negatif 12,33%.Maka dapat disimpulkan bahwa responspeserta didik terhadap model pembelajaranARIAS dikatakan baik (87,67%).

4. Hasil Belajar Peserta didik MateriTentang Uang dan Perbangkan padaPeserta didik Kelas XA SMA Negeri9Bulukumba

Hasil analisis kuantitatifmenunjukkan bahwa skor rata-rata hasilbelajar ekonomipeserta didik sebesar 69dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu100 dengan standar deviasi 16,34 danberada pada kategori sedang. Bila hasilbelajar tersebut diklasifikasikan ke dalam 5kategori maka hasil belajar peserta didikmenunjukkan 7 peserta didik (21,21%)masuk kategori sangat rendah, 2 pesertadidik (6,06%) berada pada kategori rendah,12 peserta didik (36,36%) masuk kategorisedang, 7 peserta didik (21,21%) masukkategori baik, dan 5 peserta didik (15,15%)masuk kategori sangat baik. Dengandemikian, secara kuantitatif hasil belajarekonomipeserta didik kelas XA SMANegeri9Bulukumba berada pada kategori sedang.

Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa dengan model pembelajaran ARIASmemberikan perubahan terhadapketerlaksanaan pembelajaran, aktivitaspeserta didik, respons peserta didik, danhasil belajar ekonomipeserta didik kelas XA

SMANegeri 9Bulukumba.

SimpulanBerdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan maka dapat ditarik kesimpulanbahwa :1. Model pembelajaran ARIAS cocok

digunakan di kelas tersebut. Hal tersebutdapat dilihat dari aktivitas peserta didikdalam proses belajar mengajar dikelas, sertarespons peserta didik dalam menerimamodel pembelajaran yang diterapkan.Meningkatnya hasil belajar peserta didikkelas XA SMANegeri 9Bulukumba setelahdiadakan model pembelajaran ARIAS.Bahkan banyak peserta didik yang sangatsenang dengan diterapkannya pembelajaranARIAS.

2. Aktivitas peserta didik selama prosespembelajaran mulai pada pertemuan 1samapi 4sudah mencapai kriteria waktuideal, dan tiap pertemuan perubahanaktivitas peserta didik semakin baik dengan

3. Hasil belajar yang diperoleh dari tes akhirdengan skor rata-rata 69 dari skor ideal 100dengan standar deviasi 16,34 dikategorikansedang.

Page 66: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Implementasi Model Pembelajaran Arias Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik

Kelas XA SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 123

SaranBerdasarkan hasil yang diperoleh dari

penelitian ini, maka penulis mengajukanbeberapa saran sebagai berikut:1. Kepada guru ekonomi khususnya agar dapat

mencoba menerapkan model pembelajaranARIAS dalam proses belajar mengajar agardapat meningkatkan aktivitas peserta didik,respons peserta didik dan hasil belajarpeserta didik.

2. Guru ekonomi sebaiknya kreatif dalammenciptakan suasana kelas agar pesertadidik tidak cepat bosan dan tegang dalambelajar serta lebih termotivasi untukmemperhatikan apa yang diajarkan.

3. Sebaiknya kepada pihak sekolahmemaksimalkan sarana dan prasarana disekolah, misalnya peningkatan kualitas dankuantitas buku-buku perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ayudiah, Fitri. 2007. Kesiapan Guru SMANegeri di Kabupaten Brebes Utaradalam Melaksanakan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Tahun Ajaran 2007/2008. Diakses dari :http://www.digilib,unnes.ac.id/gsdi/colled/skripsi/index/assoc/HASHOIb8/9390bb4.dir/doc.Pdf. Tanggal 31 Januari2011.

Djamaah Sopah, 2011. Pengembangan danPenggunaan Model PembelajaranARIAS, http://www.Depdiknas. go. Id./jurnal/ 31/ Djamaah Sopah. htm.Diakses 11/09/ 2011.

Restika Parendrarti, 2009.Aplikasi ModelPembelajaran Kooperatif Tipe TGT(Teams-Games-Tournament) DalamMeningkatkan Motivasi dan HasilBelajar Biologi Peserta didik Kelas XIIPA SMA Muhammadiyah 2 SurakartaTahun Ajaran 2008/2009. UniversitasMalang Surakarta.

Risal Ariyanto, 2010. Upaya PeningkatanKualitas Belajar Akintansi DenganModel Student Facilitator andExplaining Pada Peserta didik KelasXII SMK 1 Surakarta.http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/192661108201102182.Diakses11/09/2011.

Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran,Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta: Rajawali Pers.

Suprijono, 2009. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka pelajar

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Page 67: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

124 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Page 68: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Masalah Utama Dengan

Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba Sartini Nur 125

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA EKSTENSIF UNTUK MENEMUKANMASALAH UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE P2R

SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 1 BULUKUMBA

Sartini Nur *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 1 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Researrch) yang bertujuan untukmengetahui peningkatan hsil belajar siswa kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba melalui metodepembelajaran P2R pada kompetensi dasar Menemukann masalah utama dan beberapa berita yangbertopik sama melalui membaca ekstensif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-6 SMPNegeri I Bulukumba pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 28 orang.Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 Siklus. Siklus I selama 2 pertemuan dan Siklus II juga 2pertemuan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar siswa pada akhir SiklusI dan Siklus II, data observasi pada setiap pertemuan dan tanggapan siswa pada akhir pertemuan siklusII. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif da analisis kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pada tindakan siklus I nilai rata-rata yang dicapai siswa padasaat pembelajaran membaca ekstensif siklus I hanya 70,21 sedangkan pada siklus II siswamemperoleh nilai rata-rata 81,64. Aspek penilaian keterlaksanaan pembelajaran untuk lembarobservasi siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I hanya mencapai 60% ketuntasanklasikalnya dan keterlaksanaanya meningkat pada siklus II mencapai 90%.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa indonesia denganmenggunakan metode pembelajaran P2R dapat meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswakelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba.

Kata kunci: Keterampilan membaca ekstensif, masalah utama, dan metode P2R

Abstract *)

This research was classroom action research. The objective of the research was to know the studentslearning result of class VIII-6 of Junior Hight School through P2R learning method on basiccompetence Findin Main Problem and several News That had same topic by using extensive reading.The subjects research were the students of class on VIII-6 on even semester, Academic Years2014/2015. The sampling of the research were 28 people. The research was carried-out two cycles Ihas been done for two meeting and cycles II as well. Data collecting done by using the result students’achievemet test at the end of cycles I and II. Observation data on meeting each; and the students’commend at the end meeting of cycles II. Getting data to be analyzed by using quantitative andqualitative analyzes. The research result showed that on acting cycles I the average students’ gainedwhen extensive reading learning on cycles I was 70.21. But on cycles II the average was 81.64. Aspectfor learning gained assessment particularly, the students’ observation sheets on learning activity atcycles I achieved 60% of mastery, learning classically. Based on research result, it can be coccludedthat Indonesian learning by using P2R method can improve the students’ Indonesian learning result ofclass VIII-6 of Junior Hight School One Bulukumba.

Key Words: Extensive Reading Skill, Main Problem, and P2R Method

Page 69: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

126 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

PENDAHULUAN

Membaca merupakan salah satu diantara empat keterampilan berbahasa selainketerampilan menyimak, keterampilanberbicara, dan keterampilan menulis yangpenting untuk dipelajari dan dikuasai. Denganmembaca seseorang dapat memperoleh pesanyang hendak disampaikan oleh penulis melaluimedia kata-kata/bahasa tulis (Tarigan 2008:7).Membaca suatu proses yang bersifat kompleksyang meliputi kegiatan fisik dan mental.Kegiatan yang bersifat fisik terjadi melaluistimulus lewat indera penglihatan, yaitu mata.Kegiatan ini diawali dengan mengamatiseperangkat gambar-gambar bunyi bahasayang bersifat tulisan, kemudian melibatkangerakan mata yang mengikuti alur tulisan darikiri ke kanan baris demi baris. Kegiatan yangbersifat mental terjadi ketika pembacamenghubungkan pengetahuan dan pengalamanyang telah dimiliki dengan teks bacaan untukmemperoleh pemahaman terhadap isi bacaan.Latar belakang pengetahuan dan pengalamanakan memberi keragaman terhadap kualitasdan kuantitas pemahaman seseorang.

Berdasarkan hasil pengamatan kamisebagai guru di SMP Negeri 1 Bulukumbaterhadap siswa kelas VIII pada umumnya, saatsiswa membaca ekstensif banyak siswa yangmengalami kesulitan dalam memahami danmengerti makna yang terkandung dalam tulisanyang mereka baca. Hal ini terjadi karena siswatidak mengetahui tujuan dan manfaat dari apayang telah mereka baca sehingga terkesansiswa hanya asal membaca dan hanya mencarijawaban dari soal yang diberikan. Selain itumasalah yang dihadapi siswa adalahketerbatasan waktu, hal ini terjadi karena siswahanya terpaku untuk menemukan jawaban daripertanyaan yang diberikan tanpamemperhatikan isi bacaan sehingga siswamenghabiskan waktu untuk membacaberulang-ulang. Dengan demikian,keterampilan membaca ektensif untukmenemukan gagasan utama siswa kelas VIII-6SMP Negeri 1 Bulukumba perlu ditingkatkan.

Metode Preview, Read, and Review(P2R) ini dapat membantu siswa dalammengatasi kesulitan dalam membaca ekstensifdan membantu siswa yang daya ingatnyakurang atau kurang memahami bacaan yangdibacanya dengan langkah- langkah membaca.Metode P2R dipilih untuk mendukung dalampeningkatan membaca eksensif karena metodeini cukup sederhana, terdiri dari tiga tahap,yaitu Preview, Read, dan Review. Ketiga tahapmetode P2R tidak harus seluruhnya digunakan.

Metode tersebut dapat digunakan sesuaidengan situasinya. Pembaca juga tidak perlumelakukan tahap Preview karena pembacasudah mengenal struktur materi bacaan.

Berdasarkan ulasan di atas, makapenulis tertarik membuat suatu penelitian yangberjudul “Meningkatkan KeterampilanMembaca Ekstensif untuk MenemukanMasalah Utama dengan MenggunakanMetode P2R Siswa Kelas VIII-6 SMPNegeri 1 Bulukumba”.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian MembacaBanyak para ahli yang mengemukakan

tentang pengertian membaca. MenurutHodgson (dalam Tarigan 2008:7), membacaadalah suatu proses yang dilakukan sertadipergunakan oleh pembaca untuk memperolehpesan yang hendak disampaikan oleh penulismelalui kata-kata atau bahasa tulis. Suatuproses yang menuntut agar kelompok katayang merupakan suatu kesatuan akan terlihatdalam suatu pandangan sekilas, dan agarmakna kata-kata secara individual akan dapatdiketahui. Kalau hal ini tidak dapat terpenuhi,maka pesan yang tersurat dan yang tersiratakan tidak tertangkap atau dipahami, danproses membaca tidak terlaksana dengan baik.

Menurut Tarigan (2008:7) membacaadalah suatu proses yang dilakukan olehpembaca untuk memperoleh pesan yanghendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Dengan kata lainAnderson (dalam Tarigan 2008:7) mengatakanbahwa kegiatan membaca merupakan kegiatanmengubah tulisan atau cetakan menjadi bunyi-bunyi bermakna. Berdasarkan konsep ini,membaca merupakan upaya untukmenghubungkan lisan atau cetakan denganmakna bahasa lisan.

Membaca EkstensifTarigan (2008:31) menyatakan membaca

ekstensif berarti membaca secara luas.Objeknya meliputi sebanyak mungkin teksdalam waktu yang sesingkat mungkin.Membaca ekstensif meliputi (1) membacasurvey (survey reading) adalah sejenis kegiatanmembaca dengan tujuan mengetahui gambaranumum ikhwal isi (content) serta ruang lingkup(scope) dari bahan bacaan yang hendak dibaca.Oleh karena itu, dalam praktiknya pembacahanya sekedar melihat, meneliti atau menelaahbagian bacaan yang dianggap penting saja.Dengan demikian, membaca survey padadasarnya bukanlah kegiatan membaca

Page 70: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Masalah Utama Dengan

Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba Sartini Nur 127

sesungguhnya. Jadi, dapat dikatakan semacamkegiatan prabaca, (2) membaca sekilas ataumembaca skimming adalah sejenis membacayang membuat mata kita bergerak secara cepatmelihat dan memperhatikan bahan tertulisuntuk memperhatikan bahan tulis untukmencari dan mendapat informasi secara cepat.

Nurhadi (2002: 23) membaca ekstensifmerupakan program membaca yang dilakukansecara luas. Para siswa diberikan keluasan dankebebasan dalam hal memiliki baik jenismaupun lingkup bahan-bahan bacaan yangdibacanya. Program membaca ekstensif disinisangat besar manfaatnya dalam memberikananeka pengalaman yang sangat luas kepadapara siswa yang mengikutinya.

Manfaat membaca ekstensif menurutpeneliti yaitu ; (1) mampu mempersingkatwaktu bacaan, karena kita hanya membacasekilas tanpa harus membaca keseluruhan isibacaaan, (2) lebih memudahkan pembacadalam memahami isi bacaan/teks karenapembaca ditekankan untuk memahami intibacaan, (3) mampu melatih kemampuanpembaca untuk lebih teliti dalam membaca,karena mata kita dilatih untuk bergerak cepatmencari informasi dalam bacaan.

Masalah UtamaMenemukan masalah utama dalam suatu

teks bacaan bisa dengan mencari gagasanutama ataupun kalimat utamanya, sedangkankalimat utama ialah kalimat yang menyatakantopik yang diuraikan, dijelaskan, atau dirincilebih lanjut dengan kalimat-kalimat uraian,penjelas atau rinci.

Kalimat utama pada umumnya dituangkandalam kalimat topik, sedangkan kalimatpenjelas dituangkan dalam kalimat penjelaspada sutu pargraf. Gagasan utama dijabarkandalam kalimat utama, sebab kalimat utamamerupakan kalimat pokok dalam suatuparagraf. Masalah utama ialah masalah pokokyang terjadi didalam suatu wacana. Sehinggasaat kita melakukan proses menemukanmasalah utama, dengan cara kita mencarikalimat utama atau gagasan utama terlebihdahulu.

Metode Membaca P2RMetode P2R untuk pembelajaran

membaca ekstensif untuk menemukan masalahutama. Metode P2R merupakan metodemembaca yang terdiri atas tahap preview, read,review yang biasanya digunakan sebagianbesar pembaca cepat dan efisien Gordon(dalam haryadi 2006:79).

Penjelasan ketiga tahap dalam metode iniadalah sebagai berikut:1. Preview

Preview adalah membaca sepintas laluuntuk mengetahui struktur bacaan, pokok-pokok pikiran relevansi dan sebagainya.Pada tahap ini pembaca melakukanpengenalan terhadap bacaan mengenai hal-hal yang pokok yang bersifat luaran.Setelah itu pembaca memutuskan apakahperlu ketahap selanjutnya (read) atau tidak.Jika memang sudah tahu tentang bacaan,pembaca boleh saja menganggap tidakperlu membaca. Jika belum tahu, pembacamelakukan tahap berikutnya.

2. ReadRead adalah membaca secepat mungkinsesuai dengan tujuan yang ingin dicapaidan sesuai tingkat kesulitan bacaan. Tujuanumum membaca adalah mencari informasiyang ada dalam bacaan. Informasi bersifatpokok atau inti dan bisa juga informasibersifat tidak inti atau penjelas. Jika hanyaingin mengetahui informasi yang pokok,pembaca bisa dengan hanya membacasekilas (skimming) sehingga waktu yangdibutuhkan singkat. Namun jika inginmengetahui semua informasi yang adadalam bacaan, pembaca harus membacadengan teliti. Walaupun membaca teliti,diusahakan membaca secepat mungkin.Kecepatan membaca juga bergantung padabacaan. Bacaan yang bersifat ilmiahmemerlukan waktu baca yang lebih lamadibandingkan bacaan yang bersifatpopuler.

3. ReviewReview adalah membaca sepintas laluuntuk memastikan tidak ada terlewatkandan atau untuk memperkuat ingatanterhadap pokok-pokok pikiran yang telahdidapat dari tahap read. Pada tahap inipembaca membaca bacaan seperlunya sajaseperti pada preview, yang berbeda adalahtujuanya, jika preview untuk mengenalbacaan sedangkan review untukmemantapkan kembali apa yang telahdipahami dan untuk mengecek apakahbacaan sudah dibaca sesuai tujuan.

METODE PENELITIAN

Jenis PenelitianPenelitian ini adalah jenis Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach).Tindakan yang diberikan adalah metode

Page 71: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

128 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

pembelajaran P2R dengan tahapan-tahapanperencanaan, pelaksanaan, observasi, danrefleksi.

Subjek PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri

1 Bulukumba dengan subjek penelitian adalahsiswa kelas VIII-6 dengan jumlah siswa 29orang pada semester genap tahun pelajaran2014/2015.

Prosedur PenelitianPenelitian tindakan kelas dilakukan dalam

dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus Idan proses tindakan pada siklus II. Setiapsiklus terdiri atas empat tahap, yaituperencanaan, tindakan, observasi ataupengamatan, dan refleksi. Siklus I bertujuanagar mengetahui keterampilan membacaekstensif siswa dalam tindakan awal penelitian.Siklus ini sekaligus dipakai sebagai refleksiuntuk perencanaan siklus II, sedangkan siklusII bertujuan untuk mengetahui peningkatanketerampilan membaca ekstensif siswa telahdilakukan perbaikan-perbaikan terhadappelaksanaan proses pembelajaran yangdidasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus I,apabila terdapat permasalahan yang belumterselesaikan, maka dapat dilanjutkan padasiklus II.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam rencana

penelitian ini yaitu; 1) Data mengenaiperubahan sikap, kehadiran dan keaktifansiswa mengikuti kegiatan belajar mengajardiambil dengan cara pengamatan danobservasi; 2) Data tentang hasil beljar bahasaindonesia siswa diambil dari hasil tes akhirsiklus pertama dan kedua.

Teknik Analisis DataData tentang hasil pengamatan mengenai

perubahan sikap siswa dianalisis secarakualitatif sedangkan data mengenai hasilbelajar siswa dianalisis secara kuantitatif.Adapun kriteria yang digunakan untukmenentukan kategori hasil belajar matematikasiswa adalah dengan skala empat, yaitu:1. Nilai 90 – 100 kategori “sangat tinggi”2. Nilai 75 – 89 kategori “tinggi”3. Nilai 60 – 74 kategori “rendah”4. Nilai < 59 kategori “sangat rendah”

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil Penelitian

a. Hasil Kegiatan Siklus IBerdasarkan hasil analisis deskriptif,

maka rangkuman statistik skor hasil belajarsiswa kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba, terhadap pelajaran bahasaindonesia setelah diberikan metodepembelajaran P2R, rata-rata selamaberlangsungnya proses pembelajaran yangberdasarkan pada siklus I adalah 70,21.Skor yang dicapai responden tersebar dariskor terendah 50,00 sampai skor tertinggi88,00, di mana skor terendah yang mungkindicapai 0 dan skor ideal yang mungkindicapai 100,00 dengan rentang skor 38,00.Rentang skor ini menunjukkan bahwa hasilbelajar siswa hampir seragam.

Pengukuran hasil belajar bahasaindonesia siswa kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba melalui penerapanpembelajaran metode P2R Jikadiklasifikasikan atas empat kategori, yaitu:baik sekali, baik, kurang, dan sangat kurang.Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1berikut:

Tabel 4.1.Hasil Belajar Bahasa indonesia Melaluipenerapan pembelajaran metode P2R padaSiswa Kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba pada Siklus I

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapatdikemukakan bahwa dari 28 siswa kelasVIII6 SMP Negeri 1 Bulukumba, tidak adasiswa yang berada pada kategori baik sekali,11 siswa (39,28%) yang berada padakategori baik, 15 siswa (53,57%) yangberada pada kategori kurang, dan 2 siswa(7,14%) yang berada pada kategori sangatkurang. Sesuai dengan nilai rata-rata hasilbelajar bahasa indonesia pada tes pertamasebesar 70,21 dimana nilai rata-rata tersebutberada pada interval 60 – 74 yang berartikurang. Jadi, hasil belajar bahasa indonesiasiswa kelas VIII6 SMP Negeri 1 Bulukumbamelalui penerapan pembelajran meteodeP2R tes pertama dalam kategori kurang.Tetapi dari 28 siswa, terdapat 11 siswa

Interval Hasil Belajar Siswa Frek. %90 – 100 Baik sekali 0 0,0075 – 89 Baik 11 39,2860 –74 Kurang 15 53,57< 59 Sangat kurang 2 7,14

J u m l a h 28 100,00

Page 72: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Masalah Utama Dengan

Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba Sartini Nur 129

(39,28%) yang tuntas belajarnya. Sementaramasih ada 17 siswa yang tidak tuntas hasilbelajarnya secara klasikal (60,71%) denganstandar KKM 75 sesuai dengan ketentuan disekolah.

b. Hasil Observasi Siklus IObservasi dalam siklus I, seluruh

perilaku siswa selama proses pembelajaranmembaca ekstensif untuk menemukanmasalah utama dengan menggunakanmetode P2R terdeskripsi melalui observasi.Selama pembelajaran membaca ekstensifberlangsung tidak semua siswa mengikutidengan baik. Guru menyadari hal tersebut,karena pola pembelajaran yang diditerapkanguru merupakan hal yang baru bagi mereka,sehingga perlu proses untuk menyesuaikan.Secara umum, hasil observasi keaktifansiswa yang dilakukan oleh guru denganbantuan teman sejawat selama melakukanpenelitian membaca ekstensif untukmenemukan masalah utama denganmenggunakan metode P2R sebesar 60 %

Siklus II

a. Hasil Kegiatan Siklus IIBerdasarkan hasil analisis deskriptif,

maka rangkuman statistik skor hasil belajarsiswa kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba, terhadap pelajaran bahasaindonesia setelah diberikan metodepembelajaran P2R, rata-rata selamaberlangsungnya proses pembelajaran yangberdasarkan pada siklus II 81,64. Skor yangdicapai responden tersebar dari skorterendah 60,00 sampai skor tertinggi 96,00,di mana skor terendah yang mungkindicapai 0 dan skor ideal yang mungkindicapai 100,00 dengan rentang skor 36,00.Rentang skor ini menunjukkan bahwa hasilbelajar siswa hampir seragam.

Pengukuran hasil belajar bahasaindonesia siswa kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba melalui penerapanpembelajaran metode P2R Jikadiklasifikasikan atas empat kategori, yaitu:baik sekali, baik, kurang, dan sangat kurang.Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2berikut:

Tabel 4.2.Hasil Belajar Bahasa indonesia Melaluipenerapan pembelajaran metode P2R padaSiswa Kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba pada Siklus II

Interval Hasil Belajar Siswa Frek. %90 – 100 Baik sekali 8 28,5775 – 89 Baik 15 53,5760 –74 Kurang 5 17,85< 59 Sangat kurang 0 0,00

J u m l a h 28 100

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapatdikemukakan bahwa dari 28 siswa kelasVIII6 SMP Negeri 1 Bulukumba, ada 8siswa (28,57%) yang berada pada kategoribaik sekali, 15 siswa (53,57%) yang beradapada kategori baik, 5 siswa (17,85%) yangberada pada kategori kurang, dan tidak adasiswa yang berada pada kategori sangatkurang. Sesuai dengan nilai rata-rata hasilbelajar bahasa indonesia pada tes keduasebesar 81,64 dimana nilai rata-rata tersebutberada pada interval 75 – 89 yang berartibaik. Jadi, hasil belajar bahasa indonesiasiswa kelas VIII6 SMP Negeri 1 Bulukumbamelalui penerapan pembelajran meteodeP2R tes pertama dalam kategori baik. Dari28 siswa, terdapat 23 siswa (82,14%) yangtuntas belajarnya. Sementara masih ada 5siswa yang tidak tuntas hasil belajarnyasecara klasikal (17,85%) dengan standarKKM 75 sesuai dengan ketentuan disekolah.

b. Hasil Observasi Siklus IISelama pembelajaran membaca

ekstensif siklus II mengalami peningkatan.Karena siswa sudah mulai terbiasa denganpola pembelajaran yang diditerapkan guru,sehingga mempermudah prosespenyesuaian. Secara umum, hasil observasiyang dilakukan oleh guru dengan bantuanteman selama melakukan penelitianmembaca ekstensif untuk menemukanmasalah utama dengan menggunakanmetode P2R meningkat dibandingkandengan siklus I. dari 10 aitem pertanyaanyang terdapat pada lembar observasi,sembilan aitem pertanyaan yang terlaksanadan hanya satu aitem pertanyaan yangbelum terlaksana dengan ketuntasanklasikal 90 %. Hal ini terjadi karena metodepembelajaran P2R yang diterapkan sudahmulai disenangi oleh para siswa dan siswasangat antusias dalam mengidentifikasi idepokok yang terdapat dalam teks bacaandengan metode pemblajaran P2R yangdigunakan dalam pembelajaran.

PembahasanPembahasan pada penelitian ini

didasarkan pada hasil penelitian siklus I dan

Page 73: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

130 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

siklus II. Pembahasan penelitian ini ada duamacam, yaitu hasil tes dan nontes. Pembahasanhasil tes mengacu pada perolehan nilai yangdicapai oleh siswa dalam pembelajaanmembaca ekstensif, sedangkan pembahasannontes mengacu pada perolehan hasil dari dataobservasi. Hasil pada kedua siklus tersebutdigunakan untuk mengetahui peningkatanketerampilan membaca ekstensif untukmenemukan masalah utama denganmenggunakan metode P2R, dan untukmengetahui perubahan perilaku siswa selamamengikuti proses pembelajaran. Berikut iniuraian pelaksanaan perolehan data pada siklusI, dan siklus II.

Pada tindakan siklus I, skor rata-ratahasil belajar siswa kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba terhadap pelajaran bahasaindonesia setelah diberikan metodepembelajaran P2R selama berlangsungnyaproses pembelajaran yang berdasarkan padasiklus II adalah 81,64. Sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar bahasa indonesia pada teskedua sebesar 81,64 dimana nilai rata-ratatersebut berada pada interval 75 – 89 yangberarti baik. Jadi, hasil belajar bahasaindonesia siswa kelas VIII6 SMP Negeri 1Bulukumba melalui penerapan pembelajranmeteode P2R tes pertama dalam kategori baik.Dari 28 siswa, terdapat 23 siswa (82,14%)yang tuntas belajarnya. Sementara masih ada 5siswa yang tidak tuntas hasil belajarnya secaraklasikal (17,85%) dengan standar KKM 75sesuai dengan ketentuan di sekolah.

Pada pengamatan untuk lembarobservasi siswa terlihat bahwa dari 10 aitempertanyaan yang terdapat pada lembarobservasi, sembilan aitem pertanyaan yangterlaksana dan hanya satu aitem pertanyaanyang belum terlaksana dengan ketuntasanklasikal 90 %. Hal ini terjadi karena metodepembelajaran P2R yang diterapkan sudahmulai disenangi oleh para siswa dan siswasangat antusias dalam mengidentifikasi idepokok yang terdapat dalam teks bacaan denganmetode pemblajaran P2R yang digunakandalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil tes keterampilanmembaca ekstensif dari siklus I dan siklus IIdapat dijelaskan bahwa keterampilan siswapada setiap aspek penilaian tes membacaekstensif mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada saat pembelajaranmembaca ekstensif siklus I hanya 70,21sedangkan pada siklus II siswa memperolehnilai rata-rata 81,64. Hal ini menunjukkanbahwa siswa mengalami peningkatan darisiklus I ke siklus II sebesar 11,43. Aspek

penilaian keterlaksanaan pembelajaran untuklembar observasi siswa selama kegiatanpembelajaran pada siklus I hanya mencapai60% ketuntasan klasikalnya danketerlaksanaanya meningkat pada siklus IImencapai 90%, hal ini menunjukkan siswamengalami peningkatan sebesar 30%.

Peningkatan yang terjadi dalam setiapaspek dalam pembelajaran membaca ekstensifuntuk menemukan masalah utama denganmenggunakan metode P2R disebabkan adanyaperbaikan-perbaikan yang dilakukan dalamsetiap pembelajaran. Dengan adanyapeningkatan nilai rata-rata tiap siklusnyamembuktikan bahwa pembelajaran membacaekstensif untuk menemukan masalah utamadengan menggunakan metode P2R dapatmenjadikan siswa tertarik terhadappembelajaran membaca ekstensif, dan padaakhirnya berpengaruh terhadap penguasaanketerampilan membaca ekstensif.

Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap aspek pada siklus II membuktikanbahwa penggunaan metode P2R dapatmeningkatkan keterampilan membaca ekstensifuntuk menemukan masalah utama siswa kelasVIII6 SMP Negeri 1 Bulukumba. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwapenggunaan metode P2R terbukti mampumembantu siswa dalam meningkatkan kualitas,kreativitas, dan efektivitas pembelajaran siswadalam membaca ekstensif untuk menemukanmasalah utama. Penggunaan metode yang tepatdan pemilihan teknik yang tepat mampumeningkatkan minat belajar siswa dan padaakhirnya prestasi siswa juga turut meningkat.

PENUTUP

SimpulanBerdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa,dengan menggunakan metode P2R dapatmeningkatan keterampilan membaca ekstensifuntuk menemukan masalah utama siswa VIII-6SMP Negeri 1 Bulukumba. Pada tindakansiklus I nilai rata-rata yang dicapai siswa padasaat pembelajaran membaca ekstensif siklus Ihanya 70,21 sedangkan pada siklus II siswamemperoleh nilai rata-rata 81,64. Aspekpenilaian keterlaksanaan pembelajaran untuklembar observasi siswa selama kegiatanpembelajaran pada siklus I hanya mencapai60% ketuntasan klasikalnya danketerlaksanaanya meningkat pada siklus IImencapai 90%.

Page 74: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Meningkatkan Keterampilan Membaca Ekstensif Untuk Menemukan Masalah Utama Dengan

Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII-6 SMP Negeri 1 Bulukumba Sartini Nur 131

SaranAtas dasar simpulan dari penelitian di

atas, maka saran yang dapat peneliti sampaikanadalah sebagai berikut.1. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia hendaknya menggunakan metodeP2R dalam pembelajaran membacaekstensif untuk menemukan masalah utama.Penggunaan metode P2R untuk menemukanmasalah utama dalam membaca ekstensifterbukti dapat mendorong siswa berpikiraktif, komunikatif, dan mudah bekerja, sertamenumbuhkan semangat siswa dalammengikuti pembelajaran. Pembelajarandengan metode tersebut juga terbuktimembantu dan memudahkan siswa dalampembelajaran, sehingga mampumeningkatkan keterampilan siswa dalammembaca ekstensif.

2. Para peneliti yang menekuni bidangpenelitian bahasa dan sastra Indonesiakiranya dapat melakukan penelitian lanjutanmengenai keterampilan membaca ekstensif.Upaya-upaya peningkatan keterampilansiswa, khususnya keterampilan membaca,diharapkan dapat membantu guru untukmemecahkan masalah yang muncul dalamproses pembelajaran bahasa Indonesia dikelas.

3. Bagi pihak sekolah hendaknyamemperhatikan sarana prasarana yang adadi sekolah, karena sarana prasarana yanglengkap dan baik akan menciptakan suasanadan proses pembelajaran yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif(Teori dan Latihan). Bandung: CV.Sinar Baru.

Soeparno. 1987. Media Pengajaran Bahasa.Jakarta: PT Intan Pariwara.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Semarang: Undip dan CV. WidyaKarya.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2009. MediaPengajaran. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.

Suhandang, Kustadi. 2004. PengantarJurnalistik: Seputar Organisasi,

Produk, & Kode Etik. Bandung:Nuansa.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membacasebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Zuchdi, Darmiyati. 2007. StrategiMeningkatkan KemampuanMembaca. Yogyakarta: UNY Press.

Page 75: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

132 Jurnal Pinisi Research | Volume 6 Nomor 2 | Edisi Mei 2016

Page 76: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

DR. Sukwan, S. Sos.,S. Pd., M. Pd.Lahir di Bulukumba padatanggal 12 Juni 1966,menamatkan pendidikan diSDN 26 Matekko tahun1980, SMPN Gantarantahun 1983, SPGN 172Bulukumba tahun 1986,DII PGSD di UT tahun1998, S1 Manajemen di

Unismu Makassar tahun 2005, S1 Bahasa dan SastraIndonesia di STKIP Bulukumba tahun 2006, S2Manajemen Pendidikan di UNM Makassar tahun2008, S3 Pengurusan dan Pentadbiran (Manajemendan Administrasi Pendidikan) di Universiti TeknologiMalaysia di Johor Malaysia tahun 2015. Terangkatmenjadi guru di SDN 327 Matekko tahun 1989-2005,di pindahkan di SDN 26 Matekko tahun 2005-2008,pindah ke SD Islam Terpadu Wahdah IslamiyahBulukumba sejak 2008 sampai sekarang. Karya Tulis:Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah diSekolah Dasar Negeri 26 Matekko KabupatenBulukumba tahun 2005, Analisis Kesalahan PenulisanHuruf Kapital pada Siswa Kelas Lima Sekolah DasarNegeri 26 Matekko Kabupaten Bulukumba tahun2006, Implementasi Pembelajaran IMTAQ pada MataPelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 26Matekko Kabupaten Bulukumba (Sebbagai PesertaLomba Pembelajaran berbasis IMTAQ yangdilaksakan oleh kementrian Agama di Jakarta) tahun2007, Manajemen Pembelajaran Matematika Realistikdi Kelas V Sekolah Dasar Negeri 26 MatekkoKabupaten Bulukumba tahun 2008, KepimpinanTransformasi dalam Pesfektif Bugis di DaerahBulukumba Sulawesi Selatan 2011 (disampaikandalam Seminar Internasional “Diaspora Bugis” olehFakulti Alam Bina UTM Malaysia, ModelKepimpinan Transformasi Guru Besar di DaerahBulukumba Sulawesi Selatan Indonesia tahun 2015

.

Ahmad Nurfikri BaharLahir di Selayarpadatanggal 15 Oktober1999, pendidikan SDN172 Borongkalukuetahun 2012, SMPN 1Bulukumba tahun 2015,dan SMAN 1Bulukumba Sampaisekarang.

Anak bungsu dari pasanganDR.Baharuddin.P,SE.,.MSi dan Dra. SittiHadijah, pernah mengikuti Lomba hitung cepatSempoa tingkat Nasional di Senayang dantingkat regional di Makassar serta meraih juara 1OSN IPA SD tahun 2011 di tingkat KabupatenBulukumba dan OSN IPA di tingkat ProvinsiSulawesi Selatan hingga masuk ke tingkatNasional di Manado. Pernah mengikuti OSNFisika 2013 tingkat Kabupaten danProvinsi.meraih juara 2 Athirah Olympic BahasaInggris tahun 2015 di Bone..

Dra. Nur IntangLahir tanggal 28 Agustus1968 di Desa AraKecamatan BontobahariKabupaten Bulukumba, danmerupakan anak kedelapandari delapan bersaudarabuah hati dari pasanganMakkareso Tila

(Almarhum) dan Deda’ Ganjeng (Almarhumah).Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD 164 Aradan tamat pada tahun 1981. Pendidikan berikutnyaditempuh di SLTP Negeri Bontotiiro dan tamat padatahun 1984. Kemudian pada tahun yang samamelajutkan pendidikan di SMA Negeri Bontobahari,kemudian pindah ke SMA Negeri 4 Ujung PandangJurusan Ilmu-ilmu Fisik (A1) dan tamat pada tahun

Biodata Penulis

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

DR. Sukwan, S. Sos.,S. Pd., M. Pd.Lahir di Bulukumba padatanggal 12 Juni 1966,menamatkan pendidikan diSDN 26 Matekko tahun1980, SMPN Gantarantahun 1983, SPGN 172Bulukumba tahun 1986,DII PGSD di UT tahun1998, S1 Manajemen di

Unismu Makassar tahun 2005, S1 Bahasa dan SastraIndonesia di STKIP Bulukumba tahun 2006, S2Manajemen Pendidikan di UNM Makassar tahun2008, S3 Pengurusan dan Pentadbiran (Manajemendan Administrasi Pendidikan) di Universiti TeknologiMalaysia di Johor Malaysia tahun 2015. Terangkatmenjadi guru di SDN 327 Matekko tahun 1989-2005,di pindahkan di SDN 26 Matekko tahun 2005-2008,pindah ke SD Islam Terpadu Wahdah IslamiyahBulukumba sejak 2008 sampai sekarang. Karya Tulis:Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah diSekolah Dasar Negeri 26 Matekko KabupatenBulukumba tahun 2005, Analisis Kesalahan PenulisanHuruf Kapital pada Siswa Kelas Lima Sekolah DasarNegeri 26 Matekko Kabupaten Bulukumba tahun2006, Implementasi Pembelajaran IMTAQ pada MataPelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 26Matekko Kabupaten Bulukumba (Sebbagai PesertaLomba Pembelajaran berbasis IMTAQ yangdilaksakan oleh kementrian Agama di Jakarta) tahun2007, Manajemen Pembelajaran Matematika Realistikdi Kelas V Sekolah Dasar Negeri 26 MatekkoKabupaten Bulukumba tahun 2008, KepimpinanTransformasi dalam Pesfektif Bugis di DaerahBulukumba Sulawesi Selatan 2011 (disampaikandalam Seminar Internasional “Diaspora Bugis” olehFakulti Alam Bina UTM Malaysia, ModelKepimpinan Transformasi Guru Besar di DaerahBulukumba Sulawesi Selatan Indonesia tahun 2015

.

Ahmad Nurfikri BaharLahir di Selayarpadatanggal 15 Oktober1999, pendidikan SDN172 Borongkalukuetahun 2012, SMPN 1Bulukumba tahun 2015,dan SMAN 1Bulukumba Sampaisekarang.

Anak bungsu dari pasanganDR.Baharuddin.P,SE.,.MSi dan Dra. SittiHadijah, pernah mengikuti Lomba hitung cepatSempoa tingkat Nasional di Senayang dantingkat regional di Makassar serta meraih juara 1OSN IPA SD tahun 2011 di tingkat KabupatenBulukumba dan OSN IPA di tingkat ProvinsiSulawesi Selatan hingga masuk ke tingkatNasional di Manado. Pernah mengikuti OSNFisika 2013 tingkat Kabupaten danProvinsi.meraih juara 2 Athirah Olympic BahasaInggris tahun 2015 di Bone..

Dra. Nur IntangLahir tanggal 28 Agustus1968 di Desa AraKecamatan BontobahariKabupaten Bulukumba, danmerupakan anak kedelapandari delapan bersaudarabuah hati dari pasanganMakkareso Tila

(Almarhum) dan Deda’ Ganjeng (Almarhumah).Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD 164 Aradan tamat pada tahun 1981. Pendidikan berikutnyaditempuh di SLTP Negeri Bontotiiro dan tamat padatahun 1984. Kemudian pada tahun yang samamelajutkan pendidikan di SMA Negeri Bontobahari,kemudian pindah ke SMA Negeri 4 Ujung PandangJurusan Ilmu-ilmu Fisik (A1) dan tamat pada tahun

Biodata Penulis

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

DR. Sukwan, S. Sos.,S. Pd., M. Pd.Lahir di Bulukumba padatanggal 12 Juni 1966,menamatkan pendidikan diSDN 26 Matekko tahun1980, SMPN Gantarantahun 1983, SPGN 172Bulukumba tahun 1986,DII PGSD di UT tahun1998, S1 Manajemen di

Unismu Makassar tahun 2005, S1 Bahasa dan SastraIndonesia di STKIP Bulukumba tahun 2006, S2Manajemen Pendidikan di UNM Makassar tahun2008, S3 Pengurusan dan Pentadbiran (Manajemendan Administrasi Pendidikan) di Universiti TeknologiMalaysia di Johor Malaysia tahun 2015. Terangkatmenjadi guru di SDN 327 Matekko tahun 1989-2005,di pindahkan di SDN 26 Matekko tahun 2005-2008,pindah ke SD Islam Terpadu Wahdah IslamiyahBulukumba sejak 2008 sampai sekarang. Karya Tulis:Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah diSekolah Dasar Negeri 26 Matekko KabupatenBulukumba tahun 2005, Analisis Kesalahan PenulisanHuruf Kapital pada Siswa Kelas Lima Sekolah DasarNegeri 26 Matekko Kabupaten Bulukumba tahun2006, Implementasi Pembelajaran IMTAQ pada MataPelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 26Matekko Kabupaten Bulukumba (Sebbagai PesertaLomba Pembelajaran berbasis IMTAQ yangdilaksakan oleh kementrian Agama di Jakarta) tahun2007, Manajemen Pembelajaran Matematika Realistikdi Kelas V Sekolah Dasar Negeri 26 MatekkoKabupaten Bulukumba tahun 2008, KepimpinanTransformasi dalam Pesfektif Bugis di DaerahBulukumba Sulawesi Selatan 2011 (disampaikandalam Seminar Internasional “Diaspora Bugis” olehFakulti Alam Bina UTM Malaysia, ModelKepimpinan Transformasi Guru Besar di DaerahBulukumba Sulawesi Selatan Indonesia tahun 2015

.

Ahmad Nurfikri BaharLahir di Selayarpadatanggal 15 Oktober1999, pendidikan SDN172 Borongkalukuetahun 2012, SMPN 1Bulukumba tahun 2015,dan SMAN 1Bulukumba Sampaisekarang.

Anak bungsu dari pasanganDR.Baharuddin.P,SE.,.MSi dan Dra. SittiHadijah, pernah mengikuti Lomba hitung cepatSempoa tingkat Nasional di Senayang dantingkat regional di Makassar serta meraih juara 1OSN IPA SD tahun 2011 di tingkat KabupatenBulukumba dan OSN IPA di tingkat ProvinsiSulawesi Selatan hingga masuk ke tingkatNasional di Manado. Pernah mengikuti OSNFisika 2013 tingkat Kabupaten danProvinsi.meraih juara 2 Athirah Olympic BahasaInggris tahun 2015 di Bone..

Dra. Nur IntangLahir tanggal 28 Agustus1968 di Desa AraKecamatan BontobahariKabupaten Bulukumba, danmerupakan anak kedelapandari delapan bersaudarabuah hati dari pasanganMakkareso Tila

(Almarhum) dan Deda’ Ganjeng (Almarhumah).Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD 164 Aradan tamat pada tahun 1981. Pendidikan berikutnyaditempuh di SLTP Negeri Bontotiiro dan tamat padatahun 1984. Kemudian pada tahun yang samamelajutkan pendidikan di SMA Negeri Bontobahari,kemudian pindah ke SMA Negeri 4 Ujung PandangJurusan Ilmu-ilmu Fisik (A1) dan tamat pada tahun

Biodata Penulis

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

Page 77: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

1987. Pada tahun 1987 melanjutkan studi diPerguruan Tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa diProgram Studi Pendidikan Matematika JurusanPendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Haluoleo Kendari SULTRA ,jenjang studi strata satu (S1) dan selesai pada tahun1993. Pada tahun 1995 terangkat menjadi PNS diSMP Negeri 2 Katobu di Raha Kabupaten MunaSulawesi Tenggara. Selanjutnya pada tahun 1998mengikuti suami dan pindah tugas ke SMP Negeri 1Bulukumba sampai sekarang. Selanjutnya pada tahun2012 penulis melanjutkan pendidikan pada ProgramStudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjanadi Universitas Negeri Makassar.

Asruddin Irwan Syah,S. Pd., M. Pd.Lahir di Hila Hila padatanggal 15 September 1979.Penulis adalah anak ketigadari lima bersaudara, buahhati dari pasangan M. BakriAhmad, S.Pd dan Syamliah.Penulis memulai pendidikannya di SD 195 Ekatiro pada

tahun 1986 dan tamat pada tahun 1992. Pada tahunyang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMPNegeri 1 Bontotiro. Pada tahun 1995, penulis berhasilmenyelesaikan studinya di SMP, kemudian penulismelanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Bontotirodan tamat pada tahun 1998. Pada tahun 1998 melaluijalur UMPTN terdaftar sebagai mahasiswa jurusanPendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas NegeriMakassar. Pada tahun 2004 penulis berhasilmenyelesaikan studinya dan mendapat gelar SarjanaPendidikan. Pada tahun 2005 penulis berhasil dalamseleksi penerimaan guru di lingkup pemerintahandaerah Kab. Bulukumba dan menjadi guru sampaisekarang.Tahun 2012 penulis melanjutkan studi diProgram Pascasarjana Universitas Negeri MakassarJurusan Pendidikan Kimia.Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai lembagakemahasiswaan, antara lain pernah tercatat sebagaipengurus dan anggota Unit Kegiatan MahasiswaPencinta alam, Sintalaras Universitas NegeriMakassar.

Hasmiati, S. Pd., M. PdLahir di Bulukumba ProvinsiSulawesi Selatan padaTanggal 18 Mei 1976 daripasangan suami istri Bakridan Alm. Halo’. Tahun 1982.masuk Sekolah Dasar (SD)Negeri 193 TanuntungKecamatan Herlang dantamat pada tahun 1988. Pada

tahun yang sama melanjutkan pendidikan pada

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) NegeriBatuasang (SMP Negeri 2 Herlang) dan tamat padatahun 1991. Pada tahun itu juga melanjutkanpendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas(SLTA) Negeri Herlang dan tamat pada tahun 1994.Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan padaprogram studi pendidikan Matematika jurusan MIPAFKIP Universitas Haluoleo Kendari Provinsi SulawesiTenggara dan memperoleh gelar sarjana pendidikanmatematika pada tahun 1998. Penulis mengawalikarier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Departemen Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Bulukumba pada bulan Maret tahun 1999di SMP Negeri 1 Bulukumba sampai sekarang. Padatanggal 15 Desember 2002 menikah dengan AsdarB,S.Pd dan sampai sekarang telah dikaruniai tigapermata hati, yaitu Miftahul Jannah (10 tahun),Azizah Nurfauziah (8 tahun) dan Faizah Latifah (4tahun). Pada tahun 2012 penulis melanjutkanpendidikan pada Program Studi PendidikanMatematika Program Pascasarjana UNM Makassardan memperoleh gelar Magister pendidikan padaAgustus 2014.

Asdar B., S.Pd,Lahir di Tanete, 8 Desember1971 dan beralamat di Jl.Tuing-Tuing Kel. Ela-ElaKec. UjungbuluBulukumba, tempat bekerjadi SMA Negeri 8Bulukumba. Jenjangpendidikan formal yangtelah ditempuh adalah SDNegeri 59 Tanete, tamat

tahun 1985, SMP Negeri Tanete, tamat tahun1988,SMA Negeri Tanete, tamat tahun 1991, IKIPUjung Pandang, Sarjana Pendidikan Matematika,tamat tahun 1996, Universitas Negeri Makassar,Strata Dua Pendidkan Matematika, tamat tahun 2014.Penulis memiliki pengalaman kerja sebagai : GuruMatematika di SMP Negeri 3 Bontobahari, tahun1997-2004, Instruktur Matematika Kab. Bulukumba,tahun 2000-2006, Guru Matematika di SMP Negeri 1Bulukumba, tahun 2004-2006, Kepala Sekolah diSMP Negeri 38 Bulukumba, tahun 2006-2013,Sekretaris MKKS SMP Kab. Bulukumba, tahun 2009-2013, Guru Matematika di SMP Negeri 3 Bulukuma,tahun 2013-2014, Guru Matematika di SMA Negeri 8Bulukumba, tahun 2014- sekarang.

Page 78: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

Hadmawati, S.Pd.,M. SiLahir pada tanggal 10 Maret1980 di KabupatenBulukumba ProvinsiSulawesi Selatan. Anakbungsu dari delapanbersaudara, pasangan Alm H.Badering dan Hj. Boddong.Pendidikan formal yangditempuh adalah tamat

Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1992, SekolahMenengah Pertama (SMP) Tahun 1995, SekolahMenengah Atas (SMA) Tahun 1998, dan melanjutkanstudi pada Institut Keguruan dan Ilmu PendidikanIKIP Ujung Pandang (sekarang UNM Makassar) padajurusan pendidikan ekonomi akuntansi dan meraihgelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Tahun 2003.Selanjutnya memperoleh gelar Magister Sains (M.Si.)pada program pascasarjana UIT Makassar padaprogram studi administrasi Negara pada tahun 2010.

Saat ini penulis berprofesi sebagai PNS(guru) di lingkup dinas pendidikan pemuda danolahraga Kabupaten Bulukumba dan ditugaskan padaSMA Negeri 9 Bulukumba mengajar mata pelajaranekonomi. Selama menjadi guru penulis telah menjadipanelis best practice guru tingkat nasional 2014 diJakarta.

Dra. Sartini NurLahir di Salobundang Kec.Bontotiro Kab. Bulukumbapada tanggal 12 Juni 1965,anak kedua dari Sembilanbersaudara, buah hati daripasangan Tajuddin dan SitiNurbaya S. Sejak berumurempat tahun, ia mulaimasuk sekolah TK Aisyahdi Salobundang, dan tamat

tahun 1971 dan kemudian melanjutkan sekolah ke SDNegeri 136 Salobundang dan tamat tahun 1977.Selanjutnya ia masuk SLTP Negeri Bontotiro dantamat pada tahun 1981, ia masuk ke SMA Megeri 6Ujung Pandang dan tamat pada tahun 1984.Pada tahun yang sama, ia melanjutkan pendidikanpada jurusan PKK Program D2 FPTK IKIP UjungPandang dan tamat pada tahun 1986. Pada tahun 1987terbit SK tugas mengajar di salah satu sekolah diKabupaten Pangkep yaitu pada SLTP NegeriTondongkura Kecamatan Balocci, kemudian padatahun 1990, menikah dengan seorang pemuda Kab.Pangkep dan dikaruniai dua orang putri. Dan padatahun 1993, ia dimutasikan ke SLTP MuhammadiyahPangkaje’ne, pada tahun 1997 ia mengikutipenyetaraan di IKIP Ujung Pandang, yaitu darijurusan PKK ke jurusan Bahasa Indonesia.Dan saat penyelesaian studi, ia dimutasikan ke SLTPNegeri 1 Bulukumba, pada tahun 2001, ia berhasilmenyelesaikan Program Pendidikan S1 pada jurusanBahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FBSUniversitas Negeri Makassar.

Page 79: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

PEDOMAN PENULISANJURNAL PINISI RESEARCH

1. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa inggris dalam bidang kajian pemerintahandaerah.

2. Substansi artikel diharapkan sejalan dengan panduan penulisan karya ilmiah yang diterbitkan olehBadan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba.http://[email protected]

3. Artikel ditulis dengan kaidah tata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang baku, baik, danbenar.

4. Sistematika PenulisanSistematika penjengjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan caraberikut :(1) Judul ditulis dengan huruf besar semua, debagian tengah atas pada halaman pertama(2) Sub Bab Peringkat 1 ditulis dengan huruf pertama besar semua di tengah/center(3) Sub Bab Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil rata tepi kiri@ Sistematika artikel hasil penelitian adalah : judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama

dan alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata) yang berisi tujuan,metode, dan hasil penelitian; kata kunci (4-5 kata kunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul)yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasilpenelitian dan pembahasan; simpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yangdirujuk).

JUDUL (ringkas dan lugas; maksimal 14 kata, hindari kata “analisis”, “studi”, “pengaruh”)Penulis 11 dan Penulis 22

1 Nama instansi/lembaga Penulis 1Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis2 Nama instansi/lembaga Penulis 2Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis(Jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)E-mail penulis 1 dan 2:

Abstract: Abstract in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)Kata kunci: 4 – 5 kata/frase

PENDAHULUAN(Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian, yang dimasukkan dalamparagraf-paragraf bukan dalam bentk subbab)

VOL. 6 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2016

Page 80: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

METODE PENELITIANSub bab…

HASIL DAN PEMBAHASAN(Hasil adalah gambaranlokus, pembahasan adalah analisisdan interpretasi)Sub bab…

SIMPULAN(Simpulan adalah hasil dari pembahasa yang menjawab permasalahan peneliti)

DAFTAR PUSTAKA@ Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); dan

alamat instansi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata); kata-kata kunci (4-5 katakunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruanglingkup tulisan; bahasa utama (dapat dibagi kedalam beberapa sub-judul); simpulan; daftarrujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

JUDUL

Penulis

Nama instansi/lembaga penulisAlamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulisE-mail penulis

Abstract: Abstrack in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)

PENDAHULUANPEMBAHASANSIMPULANDAFTAR PUSTAKA

5. Artikel diketik pada kertas ukuran A4 berkualitas baik. Dibuat sesingkat mungkin sesuai dengansubyek dan metode penelitian (bila naskah tersebut ringkasan penelitian), biasanya 20-25 halamandengan spasi satu, untuk kutipan paragraf langsung diindent (tidak termasuk daftar pustaka).

6. Abstrak, ditulis satu paragraf sebelum isi naskah. Abstrak dalam bentuk bahasa yaitu bahasaIndonesia dan bahasa Inggris. Abstrak tidak memuat uraian matematis, dan mencakup esensi utuhpenelitian, metode dan pentingnya temuan dan saran atau kontribusi penelitian.

7. a. Penulisan numbering kalimat pendek diintegrasikan dalam paragraf, contohnya:Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruhpositif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah persentase kepemilikanmanajemen berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilaiperusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah tipe industri berperan sebagai variabelmoderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?

b. Penulisan bullet juga diintegrasikan dengan dalam paragraf dengan menggunakan tanda komapada antarkata/kalimat tanpa bullet.

8. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) sebagai lampiran dicantumkan pada halamansesudah teks. Sedangkan tabel atau gambar baik di dalam naskah maupun bukan harus diberi nomorurut.a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul table diletakkan di atas tabel sedangkan judul

gambar diletakkan di bawah gambar.b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.

Page 81: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabelsedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang refresentatif.

9. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberinomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar denganbaris tersebut. Contoh:wt = f (yt, kt, wt-1)

10. Keterangan rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan symbol sama dengan (=) masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma. Contoh:

Dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitasmodal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya

11. Perujukan sumber acuan di dalam teks (body teks) dengan menggunakan nama akhir dan tahun.Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengandipisah titik dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarangaslinya.Contoh: Buiter (2007:459) berpendapat bahwa….. Nuraeni dan Daryoky (1997) menunjukkan adanya….. Yunus dkk (2007) berkesimpulan bahwa….. Untuk meningkatkan perekonomian daerah….. (Rizky, Mentari, dan Agung Mizard, 2009) Indah (2009) berpendapat bahwa…..

12. Setiap kutipan harus diikuti sumbernya (lihat poin no. 11) dan dicantumkan juga dalam daftarpustaka. Contoh:Di dalam paragraf isi (Body Text) ada kutipan:

Buiter (2007:459) berpendapat bahwa…..Maka sumber kutipan tersebut wajib dicantumkan/disebutkan di dalam daftar pustaka:

Buiter, W. H. 2007. The Fiscal Theory of Price Level: A Critique, Economic Journal,112(127):459

13. Sedapat mungkin pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan adalah pustaka yang diterbitkan 10tahun terakhir dan diutamakan lebih banyak dari Jurnal Ilmiah (50 persen). Penulis disarankanuntuk merujuk artikel-artikel pada Jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi.

14. Unsur yang ditulis dalam daftar pustak secara berturut-turut meliputi: (1) nama akhir pengarang,nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul buku termasuksubjudul. (4) tempat penerbitan, (5) nama penerbit.Contoh cara penulisan:a. Format rujukan dari buku: Nama pengarang. (tahun). Judul Buku.Edisi Kota penerbit: Nama

Penerbit.Jika penerbit sebagai editor tunggal, ditulis (Ed.) di belakang namanya. Ditulis (Eds.) jikaeditornya lebih dari satu orang. Kemudian bila pengarang lebih dari 3 orang, dituliskan namapengarang pertama dan yang lain disingkat “dkk”(pengarang domestik) atau “et.al” (pengarangasing)

Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. Second edition. New York: John Wiley &Son.Purnomo, Didit (Ed.) 2005. The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Surakarta:Penerbit Muhammadiyah University Press

b. Format rujukan dari artikel dalam buku ditulis: Nama Editor (Ed.), (tahun) judultulisan/keterangan, Judul Buku..hlm atau pp. kota penerbit: nama penerbit.

Daryoky (Ed.). 2005. Concept of Fiscal Decentralization and Worldwide Overview (hlm.12-25).Bulukumba: Penerbit Muhammadiyah University Press.

Page 82: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi Research... · Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langsung Berbasis Pendekatan Kontekstual Dalam ... Pemimpin Redaksi : Drs. H

c. Format rujukan dari artikel dalam jurnal/majalah/Koran: Nama pengarang (tahun). Judultulisan/karangan. Nama jurnal/majalah/Koran. volume (nomor): halaman. Jika rujukan Korantanpa penulis, nama koran ditulis diawal

Yunus, MC. 2002. The Dilemma of Fiscal Federalism: Grants and Fiscal Performance aroundthe world. Amerirican Economic jurnal. 46(3): 670. Nashville: American EconomicAssociation.

Tridian. 2008. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagai Pelaksana DesentralisasiFiskal Efek. Warta Ekonomi. Vol. 4,. Agustus: 46-48

Harwanto, S. 2007, 13 November, DEsentralisasi Fiskal dan Pembangunan Ekonomi, HarianRadar Bulukumba, hlm,7.

Harian Makassar. 2009, 1 April, Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia hlm, 4.

15. Referensi Online yang dianjurkan dalam penggunaan bahasa Indonesia:a. Glosarium kata baku dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:

http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/b. Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia: http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/c. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD):

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf

Pengiriman Artikel1. Atikel dikirim sebanyak 2 eksemplar hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-

mail [email protected] atau dalam media cd.2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri biodata ringkas pendidikan termasuk catatan riwayat karya-

karya ilmiah sebelumnya yang pernah dipublikasikan, institusi dan alamatnya, nomor telepon kontakatau e-mail penulis.

3. Penulis yang menyerahkan artikelnya harus menjamin bahwa naskah yang diajukan tidak melanggarhak cipta, belum dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasikan oleh jurnal lainnya.

4. Kepastian naskah dimuat atau tidak, akan diberitahukan secara tertulis atau melalui telepon. Artikelyang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Alamat Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 BulukumbaTelepon/Fax: +62413 81102 / +62413 81102e-mail: [email protected]