Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

download Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

of 12

Transcript of Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    1/12

    Program pemerintah untuk membangun industri baja berbasis bahan baku lokal di KalimantanSelatan telah dipelopori oleh PT Krakatau Steel bermitra dengan PT Antam (Persero) Tbkyang telah memasuki tahap konstruksi. Selain itu perusahaan ini juga menggandeng Poscountuk mendirikan pabrik baja di Cilegon. Kebutuhan bahan baku berupa bijih besi untukmenopang kedua proyek tersebut sangat besar. Untuk jangka waktu 20 tahun ke depan

    diperkirakan potensi bijih besi yang ada di Indonesia saat ini tidak akan cukup untuk mensuplaiindustri baja tersebut. Langkah strategis pemerintah perlu dilakukan agar bijih besi menjadimineral strategis nasional.

    Kata Kunci : Bijih besi, mineral strategis

    PELUANG BIJIH BESI DALAM PEMENUHANKEBUTUHAN KOMODITAS MINERAL STRATEGIS NASIONAL

    Oleh:

    Bambang PardiartoPusat Sumber Daya Geologi

    Jl. Soekarno Hatta No. 444 Bandung

    SARI

    Government program to develop steel industry based on local raw material located in SouthKalimantan has been scouted by PT. Krakatau Steel which entered to construction stage. Alsothe company join to Posco to establish steel industry in Cilegon. The demand of iron ore tosupport those projects are very large. For the next 20 years the iron ore potential in Indonesia willbe not sufficient to supply domestic steel industry. Government strategic policies will be need in

    order iron ore to become national strategic mineral.

    Keywords : Iron ore, strategic mineral

    ABSTRACT

    MAKALAH ILMIAH

    59

    PENDAHULUAN

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    Perkembangan permintaan bahanbaku bijih besi maupun produknya berupabaja pada negara yang berbasis industrimen

    secara langsung akanmemberikan dampak yang sangat berartibagi negara berkembang (Indonesia)terutama dalam kebijakan pengelolaansumber daya alam khususnya sektorpertambangan pada komoditi bijih besisebagai salah satu kebutuhan bahan bakuindustri baja nasional.

    Besi merupakan salah satu komoditil o ga m y a ng p e rm in t aa n ny a s e la lu

    meningkat. Pada tahun 2002 produksi bijih

    unjukkan yang selalu naik.Apalagi dengan kejadian gempa dantsunami yang melanda Jepang pada bulan

    Maret 2011, maka permintaan baja duniajuga akan mengalami lonjakan yangsignifikan. Hal ini

    trend

    besi mencapai lebih dari 1.000 juta ton,sedangkan produksi baja kasar melebihi 900

    juta ton untuk pertama kal i. Hal inimerupakan pencerminan dari pertumbuhantinggi yang tidak dapat diperkirakan darikonsumsi dan produksi baja China sejak

    awal dekade ini. Pertumbuhan produksi bajaChina sejak tahun 2000 hampir samadengan produksi di Amerika. MeskipunChina memiliki industri bijih besi yang besarnamun produksinya tidak mencukupi untukmemenuhi permintaan dalam negeri,sehingga negeri ini sangat tergantungdengan impor. Pertumbuhan yang cepattelah menghilangkan berbagai surplus bijihbesidan meningkatkan harga.

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    2/12

    60 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    baja Indonesia masih jauh lebih rendah jikadibandingkan dengan Malaysia yang sudahmencapai 500 kg. Apalagi jika dibandingkan

    dengan Korea yang sudah mencapai 1000kg per kapita/tahun (Firmanti, 2011).Rendahnya konsumsi baja nasional kitamerupakan cerminan dari suatu negaraberkembang yang belum masuk kategoriindustrialisasi .

    Produksi baja kasar dunia dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang sangatberarti. Data produksi tahun 2000 sampai2009 menunjukkan produksi tendensinyanaik terus. Sedangkan produksi bajanasional kita peningkatannya sangat

    berfluktuasi. Pada tahun 2009 produksi bajatingkat dunia mencapai 1,2 milyar ton,sedangkan produksi nasional mencapai 3,5

    juta ton.Kondisi produksi besi spon ( )

    dan baja kasar ( ) dunia jugamengalami peningkatan yang berarti,dimana pada tahun 2010 masing-masingsudah mencapai 1 milyar ton dan 1,4 milyarton ( Tabel 1).

    pig ironcrude steel

    Konsumsi dan produksi Baja

    Bijih besi yang merupakan salah satujenis mineral logam pada saat ini menjadiperhatian karena diperlukan sebagai bahanbaku industri baja. Dari tahun ke tahunk o ns u ms i b a ja d u ni a m e ng a la m ipeningkatan yang sangat pesat. Sedangkankonsumsi baja untuk Indonesia sangatberfluktuasi disebabkan antara lain olehpertumbuhan ekonomi yang kurang stabil .Data dari Worldsteel Association (2010)menunjukkan konsumsi baja dunia sampaidengan tahun 2009 mencapai 1 milyar ton,

    sedangkan konsumsi baja nasional kitahanya mencapai 7,2 juta ton.Perkembangan konsumsi baja per

    kapita pada tingkat dunia dari tahun ke tahunjuga mengalami peningkatan, namunsecara nasional mengalami fluktuasi. Padatahun 2009 konsumsi baja per kapita/tahundunia mencapai 193 kg, sedangkan untuknasional hanya mencapai 30 kg . Konsumsi

    Tabel 1.Perbandingan konsumsi, per kapita/tahun nasional dan dunia 2000-2009produksi baja

    (Worldsteel Association, 2010)

    TahunKonsumsi Baja Kasar

    (ribu ton)Konsumsi BajaPerkapita (Kg)

    Produksi Baja(Ribu Ton)

    Indonesia Dunia Indonesia Dunia Indonesia Dunia

    2000 5.471 845.105 25,6 149,6 2.848 848.3942001 5.608 855.356 25,8 149,6 2.781 851.0732002 5.422 910.986 24,6 157,6 2.461 904.1702003 5.064 971.876 22,7 166,2 2.042 969..9152004 6.404 1.060.202 28,3 179,5 3.682 1.071.5082005 9.084 1.134.208 39,7 190,0 3.675 1.144.136

    2006 5.208 1.236.991 22,5 204,8 3.759 1.247.2632007 6.718 1.316.953 28,6 217,3 4.160 1.346.2102008 8.707 1.300.722 37,1 214,3 3.915 1.329.1232009 7.227 1.023.324 30,1 193,3 3.503 1.224.204

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    3/12

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    61

    Tabel 2.Produksi besi spon dan baja kasar dunia 2009-2010 (juta ton)

    Besi spon Baja kasarNegara

    2009 2010 2009 2010

    Amerika 19,0 29,0 59 90,0

    Brazil 35,0 32,0 34 33

    China 544 600 568 530

    Perancis 8 10 13 16

    Jerman 20 29 33 44India 30 39 57 67

    Jepang 86 82 88 110

    Republik Korea 30 31 53 56

    Rusia 44 47 59 66

    Ukraina 26 26 30 31

    Inggris 87 7 10 10

    Negara lain 85 67 236 250

    Total Dunia 935 1000 1240 1400

    and Park, 1986). Secara fisik jenis cebakanini berupa lapisan tipis sedang yang terdiridari perlapisan besi oksida, besi karbonatatau material besi silika dengan atau

    jasper. Genesa cebakan ini merupakan hasilsedimentasi yang berhubungan denganproses volkanisme bawah laut pada zamanP r a - K a m b r i u m . O l e h k a re n a i t uketerdapatan cebakan ini lebih banyakdijumpai pada negara atau daerah yangsecara geologi memiliki fisiografi berupa

    . Kadar ekonomis dari cebakan BIFmenurut literatur berkisar antara 25-35% Fe.Sumber daya besi dunia diperkirakanmencapai 800 milyar ton yang mengandunglogam besi mencapai 230 milyar ton (USGS,

    2011). Sedangkan cadangan bijih besidiperkirakan sebanyak 180 milyar ton yangmengandung logam besi 87 milyar ton( Tabel 3).

    chert

    craton

    Pada tahun 2009 China mengimporhampir 2/3 bijih besi dari total pengekspordunia dan telah memproduksi yangmencapai 60 % dari total produksi dunia.

    Sehingga besarnya konsumsi Chinai ni m en ja d i f ak to r p ri me r p e ne nt up e r ke m ba n g a n i n d us t ri b i j i h b e s iinternasional. Konsumsi baja dunia tahun2011 diperkirakandimana produksi baja dunia mencapai 1,2milyar ton (Herlina, 2010) . Kondisi inidiperkirakan akan terjadi surplus baja untukbeberapa saat.

    Sekitar 90% bijih besi dunia berasaldari jenis cebakan besi yang disebut sebagai/ ( Guilbert

    pig iron

    pig iron

    cherty Banded Iron Formation BIF

    POTENSI BIJIHBESI

    sekitar 950 - 1 milyar ton,

    Tabel 3.Potensi bijih besi dunia (juta ton)

    Produksi tambang CadanganNegara

    2009 2010 Bijih Logam

    Amerika 27 49 6900 2100Australia 394 420 24000 15000

    Brasil 300 370 29000 16000

    Kanada 32 35 6300 2300

    China 880 900 23000 7200

    India 245 260 7000 4500

    Iran 33 33 2500 1400

    Kazakhstan 22 22 8300 3300

    Mauritania 10 11 1100 700

    Meksiko 12 12 700 400

    Rusia 92 100 25000 14000

    Afrika Selatan 55 55 1000 650

    Swedia 18 25 3500 2200

    Ukraina 66 72 30000 9000

    Venezuela 15 16 4000 2400

    Negara lain 43 50 11000 6200

    Total Dunia 2240 2400 180000 87000

    (USGS, Mineral.com.Summaries, Jan. 2011)

    (USGS, Mineral.com.Summaries, Jan. 2011)

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    4/12

    Secara geologi wilayah Indonesiahanya merupakan busur magmatis dantentunya hanya sedikit mempunyai potensicebakan besi tipe

    (BIF). Sejauh ini telah ditemukan indikasi

    terdapatnya cebakan besi tipe BIF diK a b up a t e n Ta n g g am u s , L a m pu n g(Subandrio, 2006). Namun demikian belumdilakukan evaluasi potensi sumberdaya

    cebakan bijih besi ini.

    Banded Iron Formation

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    62

    Gambar 1. Diagram jumlah lokasi sumberdaya bijih besi di Indonesia (PSDG, 2010)

    Gambar 2.Diagram total sumberdaya bijih besi Sumatera, Kalimantan,Kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Sulawesi ( PSDG, 2010)

    Pulau Pulau

    Keterangandihapus

    Ribu

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    5/12

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    63

    Walaupun demikian, adanya kenaikanpermintaan bijih besi dan kenaikan hargabaja yang tinggi di pasaran dunia akanm em buka peluang untuk ekspl oi tasiendapan bijih besi Indonesia yang bersekalakecil paling tidak untuk memasok kebutuhanbahan baku industri baja dalam negeri.

    Pulau Kalimantan dibandingkan denganpulau-pulau lainnya di Indonesia mempunyaipotensi bijih besi yang paling banyak, baikdari jumlah lokasinya maupun sumber dayadan/atau cadangannya. Berdasarkan dataneraca sumber daya mineral tahun 2010,terdapat 28 lokasi potensi bijih besi primer diPulau Kalimantan dengan total sumberdaya330jutaton(Gambar1dan2).

    Potensi bijih besi di Indonesia dijumpaidalam 4 (empat) jenis cebakan yaitu besiprimer, laterit besi , besi sedimen dan pasirbesi. Sumber daya dan cadangan darimasing-masing jenis cebakan tersebuttahun 2010 tercatat sebagai berikut (Tabel 4):

    PT. Krakatau Steel sebagai satu-satunya pabrik baja terintegrasi di Indonesiasejak tahun 1989 memproduksi besi spon( ) sebagai bahan baku pembuatanbaja kasar ( ). Teknologi yangdigunakan bersifat konvensional yaitu

    yang menggunakanbahan baku besi pelet dan bahan

    gas alam. Kapasitas produksi besi spon saatini adalah 2,3 juta ton/tahun dan memerlukan

    sebanyak 4,5 juta ton magnetit (Fe O )dalam bentuk besi pelet yang seluruhnyadiimport dari Swedia dan Brasil. Sedangkankapasitas produksi baja kasar ( )nasional adalah 6,5 juta ton/tahun yangmemerlukan bahan baku sebanyak 8 jutaton/tahun dalam bentuk besi spon danbaja (Deperind, 2006).

    Namun demikian permasalahan yangdihadapi oleh PT. Krakatau Steel adalahtidak adanya pasokan bahan baku darid a la m n e ge ri y an g m e ny eb a bk anketergantungan pada pasokan dari luarnegeri. Pemerintah mempunyai programyang disebut pengembangan

    . Masih tingginya angka import bajauntuk kebutuhan nasional maka akanm e n j a d i k a n k e u n t u n g a n b a g ipengembangan yangmenggunakan teknologi konvensional yaituantara lain :

    Untuk mengurangi ketergantungan

    bahan baku dari luar negeriKegiatan di Indonesiamasih kurangMengurangi ketergantungan terhadap

    dan HBI impor yang harganyaberfluktuasiPeluang pemanfaatan bahan bakudalam negeriS DM u n tu kkhususnya sudah siap.

    Namun demikian terdapat beberapakendala pengembangan di

    KONDISI INDUSTRI BESI BAJA DALAMNEGERI

    Pig IronCrude Steel

    DirectReduction Process

    reduction

    Crude steel

    scrap

    Iron MakingPlant

    Iron Making Plant

    steel making

    iron making plant

    scrap

    i ro n m ak in g p la nt direct reduction

    iron making plant

    3 4

    Sumber daya (ton) Cadangan (ton)Jenis Cebakan

    Bijih

    Bijih Logam Bijih Logam

    Besi Primer 557.185.779 309.516.579 29.884.494 18.824.146

    Besi Laterit 1.462.374.969 591.836.571 106.030.000 24.178.655

    Besi Sedimen 18.002.186 11.496.162

    Pasir Besi 1.647.778.892 148.854.726 4.732.000 2.417.961

    Tabel 4 :Potensi bijih besi di Indonesia

    (Tim Neraca, PSDG, 2010)

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    6/12

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    64

    Indonesia antara lain :Biaya investasi besar dengankecilTersedianya

    ( ) pada pasar dunia sehinggaprodusen dapat memilih berkonsentrasipada prosesUntuk teknologi yang sudahbahan baku yang digunakan masihimpor( kualitas dan kuantitas bijih besilokal tidak memenuhi syarat)

    Saat ini kondisi pasar baja duniabergairah yang dipicu oleh permintaan pasaryang besar terutama dari negara besarseperti China dan India yang memicusemakin tingginya harga baja di pasar dunia.

    Selain itu dipicu oleh kondisi pasca gempadan tsunami di Jepang pada bulan Maret2011, maka akan semakin meningkatkankonsumsi baja untuk keperluan terutamapembangunan infrastruktur. Sementara itu didalam negeri beberapa industri baja hilirmenghadapi tekanan akibat tingginya hargabaja dunia tersebut

    Sebagai gambaran, berdasarkan dataDepperin, selama 2006 total produksi bajahulu nasional ( ) hanya tercatat2,5 juta ton dibandingkan kebutuhan idealyang mencapai 6 juta ton. Sementara itu,total kapasitas produksi baja hilir pada tahunyang sama mencapai 24,4 juta. Saat iniindustri yang memanfaatkan produk baja hilirsemakin banyak seperti industri otomotif,industri galangan kapal, industri elektronikdan industri konstruksi. Namun akibatketerbatasan kapasitas produksi dan jugaketerbatasan di bidang teknologi yangdimiliki produsen baja dalam negeri, makakalangan konsumen industri seperti otomotifdan elektronik lebih memilih mengimporbahan baku untuk kebutuhan produksinya.

    Kondisi ini tidak diantisipasi olehi nvestor l okal yang hanya m encarik eu nt un ga n s es aa t y ai tu d en ga nm e n g e k s p l o i t a s i b i j i h b e s i d a nmengekspornya langsung ke luar negeri.Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentangpertambangan mineral dan batubara telahmengamanatkan pemegang izin usahapertambangan ( IUP) dan i zi n usahapertambangan khusus (IUPK) OperasiProduksi wajib melakukan pengolahan danpemurnian hasil penambangan di dalam

    negeri. Namun masa transisi saat ini justrudimanfaatkan untuk melakukan ekploitasi

    s e b a n y a k - b a n y a k n y a t a n p am em pe rs ia p ka n p e nd i ri a n p a br ikpengolahan di dalam negeri.

    Beberapa investor telah merencanakan

    pembangunan pabrik pengolahan bijih besi.Perusahaan tambang bijih besi PT SebukuIron Lateritic Ores (SILO) Tbk di PulauSebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatanakan membangun pabrik pengolahan bijihbesi . Selain itu PT Krakatau Steel dan PT

    ANTAM Tbk bekerjasama merencanakanpembangunan pabrik pengolahan bijih besidengan nama PT Meratus Jaya Iron & Steel(MJIS) di Kabupaten Tanah Bumbu. Sejauhini PT MJIS yang sudah melaksanakankegiatan konstruksinya.

    Dengan adanya pembangunan pabrikbesi di Pulau Kalimantan maka aspektransportasi dari lokasi tambang yangtersebar di wilayah ini menjadi keuntungantersendiri bagi industri hilir. Di satu sisikeberadaan rencana pabrik tersebut masihterpusat di wilayah Provinsi KalimantanSelatan sedangkan disisi lain potensi bijihbesi juga tersebar di wilayah KalimantanTengah dan Kalimantan Barat. Oleh karenaitu di kedua wilayah tersebut perlu jugadibangun pabrik pengolahan bijih besi(Gambar 3). Keunggulan lokasi maupunsumber daya ini menjadi daya tarik investoruntuk mengusahakannya terutama biladikaitkan dengan keharusan melakukanpengolahan bijih di dalam negeri.

    Selain masalah kurangnya pasokandari industri hulu, masalah tingginya hargabaja di pasar dunia juga sangat berpengaruhterhadap perkembangan industri baja didalam negeri. Seperti diketahui pada tahun2010 harga HRC di pasar dunia sudahmencapai US$ 1.050 per ton per April darisebelumnya pada Januari masih sekitarUS$ 710 per ton. Tingginya harga baja duniaini disebabkan oleh mahalnya harga bahanbaku berupa bijih besi dan kenaikan hargaminyak dunia.

    M el on ja kn ya h ar ga b a ja d un iamempengaruhi sejumlah industri hilir bajadomestik seperti pabrik seng baja (baja lapisseng) yang terpaksa mengurangi produksihingga 50% dan pipa baja yang tidak mampumengimbangi kenaikan harga bahan bakudengan harga jualproduk akhir.

    P a d a h a l k o n s u m e n y a n g

    m enggunakan baj a seperti i ndustr ikonstruksi, industri otomotif dan elektronik

    return

    semifinished product

    slab/billet

    steel-rollingproven

    iron making

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    7/12

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    65

    masih terus berkembang. Saat ini terlihatkecenderungan pemakaian besi baja yanglebih besar pada pembangunan propertitermasuk apartemen, bangunan komersialdan perumahan karena makin mahalnyaharga kayu yang pasokannya semakin langka.Permintaan dari sektor otomotif juga meningkat.

    Produksi mobil meningkat menjadi 325 ribu unitpada 2007 dari tahun sebelumnya 296 ribu unit.

    Kegairahan dari industri baja dunia ternyatamembawa lain yaitu kecenderunganinvestor asing mengincar pabrik baja di dalamnegeri dengan cara akuisisi. Potensi pasar duniayang saat ini bergairah menyebabkan nilaiindustri baja semakin tinggi terutama bagi pemainbaja dunia yang terintegrasi sehingga bagimereka tidak ada masalah pasokan bahan bakubaja karena dapat dipenuhi dari lingkunganmereka sendiri. Dampak langsung dari kondisi iniadalah terbentuknya kerjasama antara PT. KS

    dengan Posco (Pohang Steel Corporation) dari

    Korea untuk membangun pabrik baja di Cilegondengan kapasitas produksi 6 juta ton/tahun.

    Pasokan bahan baku industri besi dan bajasangatlah terbatas. Masalah ini tidak saja

    dirasakan oleh industri nasional melainkan jugadirasakan oleh industri tingkat dunia. Hal initerjadi antara lain karena kapasitas produksiya ng a da b el um m am pu m en gi mb ang ikebutuhan yang ada. Pasokan bijih besi di pasardunia nampaknya sudah banyak terserap olehChina. Untuk hal tersebut terdapat empatperusahaan peleburan baja asal China yangmelakukan kontrak dengan pemasok bijih besidari Australia dengan nilai kontrak mencapaiUS$ 9 juta untukwaktu 25 tahun. Ini berarti Chinaakan mendatangkan lebih dari 12 juta ton bijihbesi per tahun dari Australia. Prediksi kondisibijih besi dunia untuk lima tahun kedepan

    issue

    EVALUASI

    Gambar 3.Peta Sebaran wilayah IUP, Potensi dan Rencana Lokasi Pembangunan PabrikPengolahan Bijih Besi ( PSDG, 2010)

    Wilayah Ijin Usaha Pertambangan Biji Besi Ibukota Kabupaten Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Besi

    Usulan Lokasi Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Besi

    Lokasi Potensi Bijih Besi Primer

    Lokasi Potensi Bijih Besi Laterit

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    8/12

    MAKALAH ILMIAH

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011266

    menurut UBS (2010),

    perkiraan pada tahun 2011 industri baja duniaakan mengalami defisit pasokan bijih besi yangcukup signifikan yaitu sekitar 6,3 juta ton . Namunpada tahun 2012 kondisi pasaran bijih besi dapatdikatakan normal. Untuk tahun 2013 hingga 2015akan terjadi kehilangan pasar yang banyak olehkarena kondisi suplai yang lebih besar daripada

    (Tabel 5).

    Kondisi kapasitas produksi baja terutamaoleh industri strategis nasional PT KS saat inimencapai 2,55 juta ton/tahun yang menggunakantekonologi DR Hyl-3 ( ) dan BFKS ( ) masing-masing berkapasitas1,35 dan 1,2 juta ton/tahun. Sedangkankebutuhan bahan baku bijih besi untuk membuat

    baja di Indonesia terutama oleh PT KS , hampirseluruhnya masih diimpor dari negara lain berupapelet dalam jumlah yang cukup besar. Hal inikarena spesifikasi bijih besi yang ada di Indonesiamasih dianggap belum cocok untuk digunakansebagai bahan baku bagi industri besi bajan a s io n a l. K o n d is i i n i m e n ga k i ba t ka nberkurangnya devisa negara dan kurangkokohnya fundamental industri baja tersebutkarena besarnya ketergantungan bahan bakuimpor.

    Untuk menjamin kelancaran prosesindustri besi baja di PT KS saat ini dan rencana

    pengembangan kapasitas produksi dimasamendatang, perlu dukungan penyediaan bahan

    baku bijih besi dalam jumlah yang cukup dan

    harga yang kompeti ti f. Sampai saat inikebutuhan bijih besi nasional masih diimpor dariluar negeri seperti dari Brazil, Peru, Canada danlainnya. Dari potensi yang ada baru sebagiank ec il b ah an t am ba ng t er se bu t y an gdimanfaatkan untuk kebutuhan industri besi-bajadi Indonesia. Dalam perkembangan globaldiperkirakan akan terjadi kecenderungan defisitpasokan bijih besi dunia yang mengakibatkankeberadaan bijih besi semakin langka dan mahalharganya.Berkaitan dengan peningkatan kapasitasproduksi baja PT KS telah melakukan kerjasamadengan Posco salah satu produsen baja dari

    Korea Selatan yang kapasitas produksinyam e nc ap ai 3 0, 5 j ut a /t a hu n. K e rj a s am apembangunan pabrik akan dilakukan dua tahapyang akan memerlukan dana sekitar US$ 6milyar dengan kapasitas produksi baja 6 jutaton/tahun . Untuk tahap pertama akan dibangunpabrik berkapasitas 3 juta ton/tahun yang akanselesai tahun 2013 dengan investasi US$ 2,5- 3milyar dengan produk seperti HRC, dan

    Pemancangan tiang tahap pertamadilakukan bulan Juli 2011 dan diharapkan akanmulai berproduksi tahun 2014. Lokasi pabrik bajapatungan ini dengan luas 350 hektar berada di

    Krakatau Industrial Estate Cilegon, Banten( Suhendra, 2010).

    B e r k a i t a n d e n g a n s t r a t e g ipengembangan maka upaya yangditempuh oleh PT KS melalui PT MJIS yangbermitra dengan PT Antam (Persero) Tbk inidikenal menggunakan jalur yaitupengembangan pabrik iron making sekala kecildengan kapasitas kurang lebih 300 ributon/tahun, biaya investasi sekitar Rp. 596 milyar.Jalur ini mempunyai keuntungan sebagai berikut(Deperind, 2007) :

    Pembangunan dapat direalisasikan dalam

    waktu cepatHasil produksi berupa besi yang akan

    Invesment Research

    demand

    Direct ReductionBlast Furnace

    slabplate.

    iron making

    quick win

    spons

    Program revital isasi PT KS yangmenghabiskan dana kurang lebih US$ 570 jutayang meliputi pengembangan teknologi

    senilai US$ 220 juta dan untukmodernisasi US$ 350 juta, maka besi dengan

    kadar rendah yang mendominasi endapan bijihbesi di Indonesia akan dapat diolah didalamnegeri. Sehingga hal ini berdampak pada total100% impor bijih besi yang selama ini dilakukanPT KS dapat dikurangi ( Suhendra, 2010).

    blastfurnace

    Tabel 5.Perkiraan demand dan suplai bijih besi dunia.

    Satuan 2011e 2012e 2013e 2014e 2015e

    Total demand Juta ton 1.085 1.155 1.196 1.276 1.321

    Pertumbuhan % 6,6 6,4 3,5 6,7 3,5

    Total suplai Juta ton 1.079 1.158 1.252 1.383 1.488

    Defisit/surplus Juta ton - 6,3 3,0 56,5 106,9 167,5

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    9/12

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    67

    Gambar 4. Skenario kebutuhan bahan baku bijih besi PT. Krakatau Steel ( Kusno, 2011)

    Total Sumberdaya (ton) Total Cadangan (ton)Wilayah

    Besi primer Besi laterit Besi primer Besi laterit

    Pulau Kalimantan 319.307.707 485.345.835 24.091.005 3.644.183

    Kalimantan Selatan 10.071.860 485.345.835 3.737.890* 3.644.183**

    Tabel 6.Resume sumberdaya dan cadangan bijih besi di Pulau Kalimantan ( PSDG, 2010)

    Tabel 7.Perbandingan antara kebutuhan bijih besi dengan cadangan untuk masa 20 tahun.

    Proyek Kerjasama Kebutuhan bahan

    baku bijih besi (ton)

    Cadangan tersedia

    (ton) Defisit (ton)

    PT. MJIS 12.000.000 2.216.005 9.783.995

    PT. KS dan JV

    PT.KS+Posco di

    Cilegon, Jabar

    314.000.000 39.803.868 274.196.132

    *) Produksi 1.521.885 ton (2010) dikonversi ke cadangan terbukti

    **) Produksi 3.664.183 ton (2010) dikonversi ke cadangan terbukti

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    10/12

    MAKALAH ILMIAH

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011268

    diolah lebih lanjut dengan fasilitas existingyang ada di Cilegon.Memanfaatkan infrastruktur dan pemasokyang telah ada di Kalimantan Selatan.

    PT MJIS yang berlokasidikawasan Kapet Tanah Bumbu di KalimantanSelatan merencanakan produksi berupa besispons ditargetkan sekitar 315.000 ton/ tahunsebagai bahan baku pengolahan baja di PT KS diCilegon, Banten (Bambang P, 2009). Sehinggaindustri ini akan memerlukan pasokan bijih besisekitar 600.000 ton/tahun dengan kadarFe>57% .

    Sementara itu kebutuhan industri PT KSsendiri yang pabriknya ada di Cilegon denganproduksi baja 2.500.000 ton/tahun memerlukanbijih besi sebanyak 3.000.000 ton/tahun. Selainitu untuk industri baja baru patungan antara PT

    KS dan Posco dengan rencana produksi baja6.000.000 ton/tahun akan memerlukan bijih besisebanyak 12.700.000 ton/tahun ( Gambar 4).Dari ketiga industri tersebut perkiraan totalkebutuhan bijih besi untuk industri baja PT KSdan industri patungan PT KS-Posco secarakeseluruhan akan mencapai 16.300.000ton/tahun. Kalau kita asumsikan umur industritersebut paling lama 20 tahun maka total bijih besiyang diperlukansebanyak 326.000.000ton.

    Dengan demikian kebutuhan bijih besiindustri PT KS secara keseluruhan akanmencapai 16.300.000 ton/tahun diantaranya

    600.000 ton/tahun untuk proyek PT MJIS diKalimantan Selatan. Sehingga jika PT MJIStersebut beroperasi untuk selama 20 tahun akanmemerlukan bahan baku bijih besi sebanyak12.000.000 ton . Hasil inventarisasi di PulauKalimantan potensibijih besi secara keseluruhandapat diresumekan sebagai berikut(Tabel 6 ):

    Dengan demikian secara teoritis jikaperbandingan antara total cadangan bijih besi diKalimantan Selatan yang tersisa sampai dengantahun 2010 sebanyak 2.216.005 ton dengankebutuhan bahan baku untuk proyek industri besibaja Kalsel selama 20 tahun sekitar 12.000.000ton maka akan terdapat defisit bahan baku yangcukup besar yaitu sebanyak 9.783.995 ton.Sedangkan untuk kebutuhan bahan baku industribaja PT KS maupun Joint Venture PT KS + Poscodi Cilegon, Banten untuk selama 20 tahun akanmengalami defisit sebanyak 274.196.132 ton( Tabel7).Berdasarkan evaluasi tersebut maka kebutuhanbijih besi pada proyek PT. MJIS khususnya diKalimantan Selatan akan mengalami defisitbahan baku yang cukup signifikan. Untukmemecahkan masalah ini diperlukan beberapasolusi antara lain :- Meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk

    menaikkan status potensi sumberdaya hipotetikmenjadi cadangan. Hal ini mutlak dilakukan

    mengingat potensi sumberdaya masih banyak.Kegiatan eksplorasi geofisika dengan metoda

    yang ditindaklanjuti denganpemboran inti sangat efektif untuk peningkatanstatus potensi ini.- Menerapkan teknologi metalurgi yang tepatdengan umpan bijih besi berkadar rendah.Penyesuaian teknologi diperlukan mengingats eb a gi a n p ot en s i y a ng a da u m um ny amerupakan bijih besi tipe laterit yang berkadarrendah. Salah satu cara adalah dengan teknik

    yang diikuti denganpemisahan magnetik untuk menghasilkankonsentrat magnetik dengan kandungan besitinggi( Pramusanto dan Saleh, 2005).- Mendapatkan jaminan pasokan bahan bakumelalui campur tangan aparat pemerintah

    Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru untukmembuat kebijakan agar dapat mendorong paracalon p emasok seperti PT SILO danperusahaan lainnya untuk bersedia memenuhikebutuhan proyek PT MJIS baik jumlah,kualitas maupun jangka waktu pasokan.- Untuk jaminan pasokan jangka panjang selaindari perusahaan yang sudah berproduksi diw i l ay a h i n i , h e n d ak n y a k o n so r s i umm e l a k s a n a k a n p e n g u a s a a n l a h a npertambangan bijih besi demi keamananpasokan tersebut.- Kekurangan bijih besi primer dapat diambil dari

    wilayah diluar Kalimantan Selatan seperti diKalimantan Tengah dan Kalimantan Barat yangs u da h b a ny a k p e ru s ah a an m e la k uk a npenambangan.

    Dalam bab penjelasan Undang -Undang Nomor 4 tahun 2009 pada pasal 27dinyatakan besi menjadi salah satu dari tujuhkomoditas mineral logam lainnya untukdijadikan pencadangan negara pertambangandalam usaha untuk ketahanan energi danindustri strategis nasional. Hasil evaluasikebutuhan bijih besi industri baja PT. KS untukmasa produksi selama 20 tahun akan terjadidefisit bij ih besi dengan total mencapai283.980.127 ton. Untuk memenuhi kebutuhanini maka impor bijih besi dari mancanegaramenjadi alternatif lainnya sepanjang secaraekonomi masih menguntungkan perusahaan.Namun apabila secara ekonomi impor tidakmenguntungkan maka pemerintah harusmengeluarkan kebijakan strategis agarpengelolaan bijih besi ini sepenuhnya menjadit a n gg u n g a n n e g a r a d e m i m e n ja g akelangsungan industri strategis nasional sepertiPT KS.

    Sejalan dengan ketentuan perundanganmaka setelah tahun 2014 ekspor bijih besi

    hanya boleh dilakukan setelah ada peningkatannilai tambahnya. Namun apabila fasilitas

    Industri iron making

    ground magnetic

    magnetizing roasting

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    11/12

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

    MAKALAH ILMIAH

    69

    infrastruktur belum tersedia maka pemerintahseyogyanya tetap melarang kegiatan ekspordalam bentuk bahan mentah sambil menunggus e l e sa i n ya p e m b an g u n an . S e h i ng g asumberdaya yang masih tersisa diharapkan

    dapat menjamin kelangsungan industri bajadalam negeri.

    Berkaitan dengan lingkungan khususnyapotensi bijih besi yang tumpang tindih dengankawasan lindung, maka pemerintah akanmengeluarkan kebijakan strategis yaitu daerahpotensi tersebut akan ditetapkan menjadi wilayahizin usaha pertambangan khusus (WIUPK) agard a pa t d i ma n f aa t ka n u n tu k m e nd u ku n gkebutuhan bahan baku industri dalam negeri.

    Dengan demikian untuk kebutuhan jangkapanjang maka peluang besi menjadi komoditas

    strategis nasional sangat besar untuk diterapkanmulai saat ini di Indonesia.

    Perkembangan global konsumsi bajayang semakin meningkat telah memicu industri

    baja untuk meningkatkan kapasitas produksinya.Akibatnya produksi bijih besi juga mengalamipeningkatan yang signifikan. Hal ini diperkirakansuatu saat akan menimbulkan kelangkaan dankrisisnya bahan baku untuk industri baja ini.

    Hasil evaluasi kebutuhan bijih besi untuk industribaja PT. Krakatau Steel untuk beroperasi selama20 tahun akan mengalami defisit sebanyak283.980.127 ton. Dengan demikian cukupberalasan bijih besi menjadi komoditas mineralstrategis nasional yang dikelola oleh negara.Untuk itu dalam jangka panjangnya diperlukankebi jakan pemerintah yang mendukungkepentingan strategis nasional ini .

    Penulis menyampaikan terima kasih

    kepada editor khususnya kepada Dr.Ir.BambangT. Setiabudi M.Sc. yang telah memberikanmasukan dan saran untuk perbaikan makalah ini.

    PENUTUP

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Firmanti, A., 2011, Konsumsi baja nasional, ,

    Gran Melia, Jakarta 7 April 2011.Herlina K.D,2010, Tahun depan harga baja naik 10-15%, http:// industri.kontan.co.id

    Kusno, 2011,Kebutuhan , diskusinonformal, Bandung.

    Suhendra, 2010, Industri baja minta ekspor bijih besikena bea keluar, Detik Finance.

    Pardiarto, B., 2009, Tinjauan rencana pembangunan industri besi baja di Kalimantan Selatan, Buletin

    Sumber Daya Geologi, Volume 4 Nomor 2, 2009.

    Pramusanto; Saleh, N.,2005, Coal based magnetizing roasting for iron cap ore of lateritic ore,IMA Mining

    Conference 2005, Jakarta.

    Subandrio, A.S.M, 2006, (BIF) :

    September 19-21 th 2006,

    Bandung, Indonesia.Tim Neraca, 2010, Laporan penyusunan neraca sumber daya mineral, Pusat Sumber Daya Geologi

    ( )

    ..., 2003; Kebutuhan Mineral Logam Dalam Industri Nasional, Seminar Supply Demand Mineral

    dan Batubara Serta Pengawasannya, Direktorat Industri logam Mesin dan Maritim, Jakarta.

    ............., 2006, Perkembangan rencana pembangunan industri di Kalimantan Selatan,

    Simposium nasional pengembangan industri baja, Deperind , Jakarta23 Maret 2006.

    .., 2010, Laporan KajianBesidiKalimantan,PusatSumberDayaGeologi ( ).

    ..,2010, 2009,

    Brussel. ( )

    Seminar future prospect of steel construction in Indonesia

    flux materials

    Indonesian Banded Iron Formation A new challenge of iron deposit by

    controversial discovery of BIF in Tanggamus area- Lampung, South Sumatera, Proceedings of

    9th International Symposium on Mineral Exploration (ISME IX),

    unpublished

    iron making

    unpublished

    Steel statistical year book World steel association, Worldsteel committee on

    economics studies, worldsteel.org

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/21/2019 Jurnal-pemenuhan Bijid Besi Dalam Pemenuhan Komoditas Minerla Dalam Negeri

    12/12

    MAKALAH ILMIAH

    Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011270

    .., 2010, UBS Global I/O : Iron ore, 8 November 2010, UBS Invesment Research,

    www.wpgresources.com.au.

    .., 2011, , US Geological SurveyMineral Commodity Summaries

    Diterima tanggal 11 April 2011Revisi tanggal 16 Juli 2011