Jurnal Pba

13
SABUN KAKAO Sabun Kakao Sri Aninggar (9167), Rizky Puteri A (9174), Lukita Habshari (9138), Wawan Sarwanto (9222), Susana Raharjanti Dewi (9241), Rizka Yuni Hapsari (9294), Gaby Noska (9333), Yusrina Noor Azizah (9314), Langkah Bangkit (9338), Abdul Rozaq (9353) Mahasiswa E-mail: [email protected] Abstrak Kakao merupakan komoditas penting yang kaya akan potensi, dimana kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di Indonesia. Kualitas kakao di tingkat internasional pun cukup baik. Budidaya kakao meliputi penanaman, pemeliharaan, serta pemanenan. Buah kakao dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk, begitupula dengan bijinya. Biji kakao dapat dihasilkan cocoa butter. Cocoa butter atau lemak kakao dapat digunakan sebagai salah satu bahan tambahan dalam pembuatan sabun kakao. Dalam pembuatan sabun kakao terdapat beberapa proses antara lain proses penimbangan, pencampuran, saponifikasi, pencetakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun kakao ini adalah lemak kakao, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, NaOH dan akuades. Key word : kakao, lemak kakao, sabun kakao A. Pendahuluan Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana. Kakao Indonesia mempunyai kelebihan 9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 1

Transcript of Jurnal Pba

Page 1: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

Sabun Kakao

Sri Aninggar (9167), Rizky Puteri A (9174), Lukita Habshari (9138), Wawan Sarwanto (9222), Susana Raharjanti Dewi (9241), Rizka Yuni Hapsari (9294), Gaby Noska (9333),

Yusrina Noor Azizah (9314), Langkah Bangkit (9338), Abdul Rozaq (9353)Mahasiswa

E-mail: [email protected]

Abstrak

Kakao merupakan komoditas penting yang kaya akan potensi, dimana kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di Indonesia. Kualitas kakao di tingkat internasional pun cukup baik. Budidaya kakao meliputi penanaman, pemeliharaan, serta pemanenan. Buah kakao dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam produk, begitupula dengan bijinya. Biji kakao dapat dihasilkan cocoa butter. Cocoa butter atau lemak kakao dapat digunakan sebagai salah satu bahan tambahan dalam pembuatan sabun kakao. Dalam pembuatan sabun kakao terdapat beberapa proses antara lain proses penimbangan, pencampuran, saponifikasi, pencetakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun kakao ini adalah lemak kakao, minyak kelapa sawit, minyak kelapa, NaOH dan akuades.Key word : kakao, lemak kakao, sabun kakao

A. Pendahuluan

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai sebesar US $ 701 juta.

Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana. Kakao Indonesia mempunyai kelebihan yaitu tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Sejalan dengan keunggulan

tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka baik ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain, industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan terbuka (Wahyudi, 2007).

Gambar 1. Kakao

Meskipun demikian, agribisnis kakao Indonesia masih menghadapi berbagai masalah kompleks antara lain produktivitas kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Hal ini

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 1

Page 2: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

menjadi suatu tantangan sekaligus peluang bagi para investor untuk mengembangkan usaha dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao.

Coklat memang merupakan makanan yang banyak disukai. Walaupun, kandungan gula yang terdapat dalam coklat dapat meningkatkan berat badan, merusak gigi, atau dapat menyebabkan diabetes, tetapi cokelat sendiri mengandung banyak hal yang bermanfaat bagi tubuh. Coklat mengandung antioksidan yang dapat menjaga kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah dan dalam segi psikis manusia, coklat dapat menimbulkan perasaan rileks. Namun ternyata coklat juga bermanfaat bagi kecantikan. Bagi kecantikan, coklat dapat membantu meningkatkan kecantikan. Kandungan yang terdapat dalam coklat memiliki banyak manfaat bagi kulit, misalnya berfungsi untuk menjaga kelembutan, melembapkan, mengencangkan dan memperhalus kulit. Coklat juga dapat memperlambat penuaan pada kulit, termasuk mencegah kerutan pada wajah (Wargiono, 2005).

B. Budidaya

Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim tropis. Kakao merupakan tanaman tropis yang suka akan naungan (Shade Loving Plant) dengan potensi hasil bervariasi 50-120 buah/pohon/tahun (Hendro, 1998). Tanaman Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian tempat maksimum 1200 m dpl, ketinggian tempat optimum adalah 1- 600 m dpl. Kemiringan lereng maksimum 40°.

Tanaman kakao sangat sensitif bila kekurangan air, sehingga tanahnya harus memiliki penyimpanan/ketersediaan air maupun saluran (drainase) yang baik. Sifat fisik tanah Solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, tekstur lempung liat berpasir komposisi pasir 50%, debu 10 - 20%, liat 30 - 40%. Konsistensi gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas sedang sampai

baik, kedalaman air tanah minimal 3 m (Rismunandar, 1990).

Kakao memerlukan tanah dengan struktur kasar yang berguna untuk memberi ruang agar akar dapat menyerap nutrisi yang diperlukan sehingga perkembangan sistem akar dapat optimal. 1. Perkembangbiakan

Tanaman kakao dikembangbiakkan dari bibit. Bibit akan berkecambah dan memproduksi tanaman yang baik jika diambil dari pot tidak lebih dari 15 hari. Adapun pengembangbiakkan kakao dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.a) Stek

Pohon dipotong antara 2 atau 5 daun dan 1 atau 2 pucuk. Daun dipotong setengah dan potongan tadi ditanam di pot dengan ditutupi lembaran polythene hingga akar mulai tumbuh.

b) PenyilanganPucuk dipotong dari pohon dan ditempel dibawah kulit kayu di pohon lain. Potongan tadi kemudian diikat dengan tali rafia dan plester lilin yang terbuat dari plastik bening untuk mencegah hilangnya kelembaban. Bila pucuk mulai tumbuh maka pohon tua yang terletak diatas harus dipotong.

c) CangkokKulit kayu diambil potongannya kemudian ditutupi dengan serbuk kayu dan sehelai polythene. Kemudian area tersebut akan memproduksi akar-akar dan batang dapat dipotong untuk kemudian ditanam.

2. Pemeliharaana) Pemangkasan

Pemangkasan pohon pelindung dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah. Dengan dilakukan pemangkasan, dapat mencegah serangan hama dan penyakit, memelihara tanaman dan memacu produksi.

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 2

Page 3: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

b) PenyianganPenyiangan bertujuan untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara serta mencegah hama dan penyakit. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu bulan sekali dengan menggunakan cangkul, koret atau dicabut dengan tangan.

c) PemupukanPemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm.

d) PenyiramanPenyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan memiliki pohon pelindung tidak memerlukan banyak air. Air yang berlebihan akan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman dilakukan pada tanaman muda, terutama tanaman yang tidak memiliki pohon pelindung.

3. PemanenanBuah kakao dapat dipanen apabila

terjadi perubahan warna kulit pada buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi. Keterlambatan waktu panen akan berakibat pada berkecambahnya biji di dalam.

Pemanenan buah kakao terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut (Siregar dkk, 1998):a. Pemetikan buah

Buah yang sudah masak dipetik dengan menggunakan pisau atau gunting tanaman. Jumlah biji dalam buah antara 20-60 biji. Di Sulawesi Selatan, untuk mendapatkan 1 kg biji

kakao kering (kadar air 8 – 7 %) diperlukan sekitar 25-35 buah kakao. Produksi tanaman ditentukan oleh tingkat kesuaian lahan. Sedangkan tingkat kematangan buah dapat dilihat dari perubahan warna buah, yaitu jika alur buah sudah berwarna kuning, maka tingkat kematangannya adalah C, sedangkan jika alur dan punggung buah berubah kuning, tingkatannya B. Jika seluruh permukaan buah sudah berwarna kuning atau kuning tua, maka tingkat kematangannya adalah A dan A+. Pada umumnya petani sudah memanen buah kakao jika tingkat kematangannya sekurang-kurangnya B. Pemetikan buah pada umumnya dilakukan pagi hari. Buah-buah tersebut kemudian dikumpulkan di suatu tempat sambil menunggu untuk dipecahkan. Kegiatan tersebut dikenal dengan pemeraman buah.

b. Pemecahan buah Buah yang sudah terkumpul kemudian dipecahkan dengan alat pemukul yang terbuat dari kayu. Buah tersebut dipukul pada bagian punggung dengan arah miring. Bila kulit telah terbagi dua, kulit bagian ujung dibuang dan tangan kanan menarik biji dari placenta. Biji kemudian ditempatkan di atas lembaran plastik atau di dalam keranjang bambu. Pada prinsipnya biji basah ini sudah dapat dijual langsung ke pasar. Namun demikian harga biji basah atau fermentasi yang tidak sempurna, rendah harganya.

c. Fermentasi Fermentasi biji kakao dimaksudkan untuk mematikan lembaga biji kakao agar tidak dapat tumbuh dan untuk menimbulkan aroma yang khas coklat. Fermentasi dilakukan di dalam suatu wadah/kotak kayu dengan tebal tumpukkan biji tidak boleh lebih dari 42 cm. Fermentasi yang sempurna dilakukan dalam waktu 5 hari, dimana pada hari kedua harus dilakukan

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 3

Page 4: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

pengadukan/pembalikan. Sesudah itu biji dibiarkan dalam tempat fermentasi sampai hari kelima. Selama proses fermentasi, sebagian air yang terkandung dalam biji akan hilang dan aroma seperti asam cuka akan keluar dari tempat fermentasi. Biji yang sudah difermentasikan kemudian diangin-anginkan sebentar atau direndam dan dicuci sebelum dikeringkan.

d. Perendaman dan Pencucian Perendaman mempunyai pengaruh terhadap proses pengeringan dan rendemen. Selama proses perendaman berlangsung, sebagian kulit biji kakao terlarut sehingga kulit bijinya lebih tipis dan rendemennya berkurang. Dengan demikian proses pengeringan menjadi lebih cepat. Sesudah perendaman, dilakukan pencucian. Tujuan pencucian untuk mengurangi sisa-sisa pulp yang masih menempel pada biji dan mengurangi rasa asam pada biji. Bila kulit biji masih ada sisa-sisa pulp, biji mudah menyerap air dari udara sehingga mudah terserang jamur dan juga memperlambat proses pengeringan.

e. Pengeringan Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air biji dari 60 % sampai pada kondisi dimana kandungan air dalam biji tidak dapat menurunkan kualitas biji dan biji tidak dapat ditumbuhi cendawan. Pengeringan yang terbaik adalah dengan sinar matahari. Untuk mengeringkan biji sampai pada kadar airnya mencapai 7 – 8 % diperlukan waktu 2 – 3 hari, tergantung dari kondisi cuaca. Jika cuaca tidak memungkinkan, pengeringan dapat dilakukan dengan alat pengering buatan.

f. Kualitas Biji Kakao Kualitas biji kakao ditentukan berdasarkan standar uji yang berlaku, yaitu menurut SP-45-1976 yang direvisi bulan Februari 1990 atas usulan dari Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Dalam penentuan kualitas tersebut, yang dimaksud dengan biji kakao adalah biji tanaman kakao (Theobroma cacao L.) yang telah difermentasikan, dibersihkan dan dikeringkan. Parameter kualitas biji kakao dan cara ujinya dapat dilihat pada Tabel 1 sedangkan standar mutu biji kakao dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 1. Parameter Kualitas Biji Kakao

Tabel 2. Standar Mutu Biji Kakao

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 4

Page 5: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

Gambar 2. Pohon Industri Kakao

Pada pohon industri di atas digambarkan berbagai produk yang dapat

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 5

Page 6: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

dihasilkan dari komoditas kakao. Secara umum bagian kakao sebelum diolah menjadi produk, dibagi menjadi 2 bagian yaitu kakao biji dan kakao pulp. Untuk kakao biji sendiri sebelum dirubah menjadi produk akhir biasanya dibentuk menjadi produk setengah jadi terlebih dahulu seperti lemak coklat, bubuk coklat dan pasta coklat. Bahan setengah jadi ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri makanan, farmasi, dan kosmetika. Salah satu hasil olahan kakao adalah sabun kakao dengan bahan utama lemak kakao.

C. Lemak Kakao

Gambar 3. Lemak Kakao

Cocoa butter atau lemak kakao adalah lemak berwarna krem yang diekstrak dari biji kakao dan digunakan untuk menambah rasa, aroma, dan kehalusan untuk coklat, kosmetik, minyak tanning, sabun, dan berbagai lotion dan krim topikal. Cocoa butter atau lemak kakao dapat digunakan sebagai salah satu bahan tambahan dalam pembuatan sabun. Cocoa butter mempunyai ciri berwarna putih ivory, atau putih mendekati kuning muda serta beraroma khas cokelat.

Lemak cokelat mempunyai tingkat kekerasan yang berbeda pada suhu kamar, tergantung asal dan tempat tumbuh tanamannya. Lemak cokelat dari Indonesia, khususnya Sulawesi memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi bila dibandingkan lemak cokelat dari Afrika Barat; dan sifat ini sangat disukai oleh pabrik makanan cokelat karena produk menjadi tidak mudah meleleh saat didistribusikan ke konsumen.

Berikut adalah beberapa manfaat dari cocoa butter :a. Kehamilan

Cocoa Butter sabun telah terbukti dapat melembutkan kulit dan membantu mencegah stretch mark.

b. Kedokteran Cocoa butter membantu untuk

menyembuhkan luka bakar dan bekas luka. Jika digunakan setiap hari, sabun cocoa butter dapat menghilangkan bekas luka.

c. PembersihCocoa butter dapat menarik lapisan

kering kulit sehingga lapisan bawah dapat dibersihkan.

d. Kulit ProtectantCocoa butter dapat digunakan

sebagai tabir surya untuk menjaga kulit dari pengetatan dari sinar matahari. Ini sangat ideal untuk digunakan pada sengatan matahari.Selain itu, sebagian kakao mengandung

kakao mentega sabun polifenol massa (CMP), suatu zat yang dikenal untuk membantu dengan gejala dari kedua dermatitis dan asma.

D. Sabun KakaoSabun kakao merupakan salah satu

produk hasil olahan berbahan baku utama lemak kakao. Dalam pembuatan sabun kakao terdapat beberapa proses antara lain proses penimbangan, pencampuran, saponifikasi, dan pencetakan. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun kakao ini adalah lemak kakao, minyak kelapa sawit/minyak kelapa, NaOH dan aquades.

Salah satu bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabun kakao adalah Minyak atau Lemak. Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun seperti: minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, minyak jagung, atau minyak kedelai. NaOH/KOH berfungsi untuk mengubah minyak/lemak menjadi sabun. NaOH ini bisa didapatkan di toko bahan kimia.

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 6

Page 7: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

Air (aquades) sebagai katalis/pelarut. Jenis air yang digunakan seperti sulingan atau air minum kemasan. Air dari palm tidak bagus, banyak mengandung mineral. Essential dan Fragrance Oils sebagai pengharum. Pewarna untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan. Zat Aditif berupa rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat pula ditambahkan.

E. Manfaat Sabun kakao 1. membantu melembutkan dan

melembabkan kulit.2. Sumber vitamin E yang mempunyai

banyak manfaat untuk kulit.3. Mengandung tocopherol dan

polyphenol yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas.

4. Mencegah / menunda terjadinya keriput dan melindungi kulit dari polusi dan menjadikan kulit bercahaya dan awet muda.

5. Untuk ibu hamil, bisa digunakan untuk mencegah dan mengurangi  terjadinya “strech mark”.

Gambar 4. Sabun Kakao

Sabun kakao dapat digunakan untuk menjaga kelembaban, kulit lembut dan kenyal. Hal ini disebabkan karena lemak kakao yang terkandung pada sabun kakao memiliki lemak stabil alami yang sangat terkonsentrasi dan meleleh pada suhu tubuh sehingga mudah diserap ke dalam kulit.

Sabun kakao sangat cocok untuk kulit kering, tetapi bekerja untuk semua jenis kulit.

Pembuatan sabun kakao dimulai dari proses penimbangan bahan-bahan yang digunakan yaitu lemak kakao 250 gr, minyak kelapa 250 gr, minyak kelapa sawit 250 gr, NaOH 116,23 gr, aquades 270 ml. Tahap awal pembuatan sabun kakao ini adalah melelehkan lemak kakao dengan cara stim. Setelah leleh, minyak kelapa sawit/minyak kelapa dimasukkan ke dalam lemak kakao lalu diaduk hingga homogen. Suhu yang digunakan pada proses pencampuran sebesar 60o. Disamping itu, NaOH dilarutkan dengan menggunakan aquades. Dalam pencampuran ini, NaOH akan bereaksi dengan H2O dan akan menimbulkan panas. Jika suhu NaOH telah mencapai 40oC maka NaOH segera dicampurkan ke dalam larutan minyak nabati dan lemak kakao tadi. Sebelum dicetak menjadi larutan sabun, larutan ditambahkan pewarna dan pewangi alami yang dapat diperoleh dari bubuk kopi, lemon dan lain sebagainya. Selanjutnya sabun siap dicetak.

Sabun yang telah dicetak didiamkan selama 2 minggu sebelum memasuki proses pengemasan. Hal ini disebut juga dengan tempering yang merupakan masa adaptasi produk terhadap suhu lingkungan sekitar. Setelah masa tempering selesai sabun dapat dikemas menggunakan plastik kemasan primer dan dilapisi dengan kemasan sekunder dari kertas print. Berikut merupakan peta proses produksi sabun kakao.

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 7

Page 8: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

Gambar 5. PPO (Peta Proses Operasi) Sabun Kakao

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 8

Page 9: Jurnal Pba

SABUN KAKAO

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1998). Pengenalan dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember. No. Seri:01.004.98. 28 hal.

Hendro, Soenarjono. 1998. Teknik Memanen Kakao agar Berkualitas Baik. Trubus no. 341.

Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman Kakao. C.V. Sinar Baru.Bandung.

Siregar, T.H.S.; Riyadi, S dan L. Nuraeni. (1998). Budidaya, Pengelohan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. 169 hal.

Wahyudi, T dan Misanwi. 2007. Fasilitasi Perbaikan Mutu dan Produktivitas Kakao Indonesia. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 23(1), 32-43.

Wargiono, J., S. Partohardjono, dan J.R. Hidajat, 2005. Analisis kebijakan diversifikasi tanaman. Analisis dan opsi kebijakan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Puslitbangtan. Monograf 2: 32–63.

9167 ; 9174 ; 9138 ; 9222 ; 9241 ; 9294 ; 9333 ; 9353 ; 9338 ; 9314 9