Jurnal Lona tht

Click here to load reader

download Jurnal Lona tht

of 18

description

tugas lona tht

Transcript of Jurnal Lona tht

REFRESHING HIDUNG

LONA PERMATASARI2009730139

Pembimbing :dr. H. Denny P Machmud Sp. THT

PENDAHULUAN LATAR BELAKANGTinnitus subyektif (tinnitus) adalah persepsi suara di telinga atau kepala tanpa adanya suara eksternal dan sulit diobati . Individu dengan tinnitus dapat mengalami gangguan emosi yang parah , depresi, kecemasan dan insomnia.14.278 kasus sekitar 25,3 % yang mengalami tinnitus pada tahun sebelumnya dan 7,9 % untuk tinnitus yang sering atau konstanta (setidaknya sekali sehari). Prevalensi tinitus meningkat 31,4 %. 14,3 % dari usia 60 - 69 tahunTes penekanan Deksametason (DEX) merupakan tantangan farmakologis yang banyak digunakan untuk menguji disregulasi aksis HPA dalam populasi klinis seperti pasien dengan depresi atau gangguan stres pasca-trauma. Aksis HPA adalah sistem neuroendokrin (saraf-hormon) tubuh yang melibatkan hipothalamus, kelenjar hormon pituitary dan kelenjar adrenal yang menangani reaksi stres dengan mengatur produksi kortisol.Dexamethason glukokortikoid sintetik dengan afinitas tinggi yang tidak menyeberangi penghalang darah-otak.TUJUANMenguji disregulasi dari stres yang berhubungan dengan Hipotalamus - Pituitary Adrenal (HPA) pada tinnitus dan untuk memeriksa variasi sensitivitas telinga dengan manipulasi kortisol. METODE21 peserta dengan tinnitus kronis selama 6 bulan (11 laki-laki, 10 perempuan) rata-rata 16,6 tahun, SD = 15,721 peserta tanpa tinnitus (kontrol) 10 laki-laki, 11 perempuan.

Direkrut melalui koran, dari mulut ke mulut, dan asosiasi swadaya lokal

Kriteria eksklusi :Menggunakan obat yg mengganggu aksis HPA (ex: Beta-bloker, antidepresan)Riwayat DM, hipertensi, lupusRiwayat operasi 6 bln terakhir, merokok, memakai alat bantu dengar dan BMT 30 atau lebih.Semua wanita menopause dan menggunakan terapi hormon pengganti.

HASIL

DISKUSI3 temuan baru yang membuat perbedaan antara peserta tinitus dengan peserta kontrol :

I peserta tinitus memiliki kadar kortisol lebih tinggi dibanding peserta kontrol.peserta tinitus memiliki sensitivitas yang lebih besar untuk aksis HPA umpan baik negatif. II peserta tinnitus menunjukkan efek ekumulasi tahan lama terhadap basal kortisol. Mereka memiliki basal kortisol yg rendah setelah penilaian pasca pemberian DEX.

III hubungan antara penekanan kortisol dengan kortisol yg menyebabkan ketidaknyamanan pendengaran manusia.KESIMPULANSensitivitas glukokortikoid meningkat pada tinnitus dalam GR yang abnormal yang diperantarai oleh umpan balik aksis HPA (meskipun MR yang normal diperatarai oleh suara) dan toleransi yang rendah untuk kenyaringan suara dengan menekan kadar kortisol. Paparan stres jangka panjang dan karena efek merusak yang merupakan suatu faktor predisposisi penting atau konsekuensi patologis yang penting dari gangguan pendengaran.