Jurnal kulit
-
Upload
sriputri-putzai-handayani -
Category
Documents
-
view
110 -
download
6
description
Transcript of Jurnal kulit
JOURNAL
Pembimbing :dr. Tudung Hidayat, Sp.KK
Oleh :Sri Putri Handayani
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
2013
TINJAUAN KEMBALI DRMATOFIKOSIS: PATOGENESIS DAN TATALAKSANA
Abstrak
Dermatofita jamur keratinophilik substrat keratin
Pengobatan saat ini: Obat topikal dan antijamur oral
Penelitian terbaru metabolit sekunder dari m.o laut Actinobacteria obat anti dematophytic
PENDAHULUAN
Dermatomikosis infeksi pada kulit, rambut, dan kuku yg disebabkan kolonisasi lapisan keratin tubuh
Mikroorganisme: (3 genus) Trychophyton Microsporum Epidermophyton
Pybb lain: Genus Candida Agen non-dermatophytic; genus Fusarium,
Scopulariopsis dan Aspergillus
Infeksi dermatophytic >> Negara tropis dan subtropis
tidak ada suku/ras tertentu penyakit dermatofitosis.
KLASIFIKASI EKOLOGI
Spesifitas Host Dermatofitosis : ekologi geophiles (tanah), anthropophiles (manusia) dan zoophiles (hewan)
1. Trichophyton
Ada 24 spesies
2. Microsporum
Ada 16 spesies
3. Epidermophyton
Ada 2 spesies
DISTRIBUSI FREKUENSI DERMATOFITA DAN DERMATOFITOSIS
Penyebab infeksi dermatophytic >> Trichophyton,
Epidermophyton dan Microsporum Trichopiton >> Trichophyton rubrum 69,5%,
Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton verrucosum dan Trichophyton tonsurans
WHO 20% infeksi dermatophytic Tinea yg plg banyak tinea corporis atau tinea
circinata (70%), tinea cruris, tinea pedis dan onychomycosis
PATOGENESIS DAN MANIFESTASI KLINIS
Berdasarkan tempat infeksinya: tinea capitis (kulit kepala), tinea corporis atau tinea circinata (tidak-berambut,
wilayah glaborous tubuh), tinea pedis ("Atlet 'kaki"; kaki), tinea ungium ("Onychomycosis"; kuku), tinea mannum (tangan), tinea barbae ("TempatCukur"; wilayah berjenggot
wajah dan leher), tinea incognito (dimodifikasi steroid), tinea imbricata (bentuk modifikasi dari tinea corporis), tinea gladiatorium (banyak diantara penggulat), dan tinea cruris (lipat paha)
RESPON IMUNITAS PADA INFEKSI DERMATOPHYTIC
Respon imun manifestasi klinis Dikenal mek. Hipersensitivitas tipe
lambat
PENGOBATAN
Pengobatan dipilih bdsk: lokasi infeksi, agen etiologi dan kemampuan penetrasi obat
dermatofit berada di stratum korneum terutama dalam keratinosit obat antijamur shrsnya memiliki kemampuan penetrasi yang baik
Lamanya pengobatan: tergantung jenis infeksi dan gejala.
2-3minggu: lesi kulit , 4-6 minggu: inflamasi di kaki
Sebelumnya, pengobatan dermatomikosis: salep topikal antijamur tradisional agen Whitfield ointment, kombinasi dari 3% asam salisilat dan 6% asam benzoat dalam basis vaseline
Lalu, Castellani paint, cairan berwarna merah tua, khususnya efektif terhadap tinea ungium.
Sediaan topikal lain: kombinasi dari perak nitrat dan tingtur yodium
Pemberian dua kali per hari selama 2-3 minggu untuk mencegah kekambuhan
.Agen topikal lain: tolnaftate, asam undesilenat, haloprogin, triacetin
Tahun 1970 mikonazole lini pertama klpk azole 2 klpk azoles:
Imidazolemiconazole (1970), clotrimazole, ketaconazole (1978), ekonazol, bifonazole, tioconazole dan oxiconazoleFDA: miconazole (1974), ekonazol (1982), ketaconazole (1985), oxiconazole (1988) dan clotrimazole (1993)
Triazoleflukonazol, vorikonazol, itraconazole (1980), posaconazole, teraconazole dan ravuconazole
1980 Sinstesa Allylamines (Naftifine dan terbinafine) dan benzyl amina
Mek. kerja menghambat enzim squalene epoxidase, yang merupakan enzim penting yang terlibat dalam sintesis squalene epoksida dari squalene
Obat terbaru FDA (2003) Sertaconazole, sebuah imidazol tebaru dengan aktivitas antijamur spektrum luas
Amorolfine, obat porpholine target utama pembetukan ergosterol mirip dengan azoles
obat antijamur baru; hydroxypyridones (2000) Ciclopiroxolamine, obat dari kelas ini bekerja
pada membran sel dan mempengaruhi permeabilitas sel.
Sintetis obat-obatan seperti Pyrrolo [1,2-a] [1,4] benzodiazepine dengan efek samping yang kurang sedang disintesis dan diuji coba dalam mengobati dermatofitosis [48].
Griseofulvin, dari Penicillium chrysogenum diisolasi pada tahun 1930
Griseofulvin merupakan obat antimikotik spektrum sempit dengan aktivitas fungistatic. Hal ini sangat efektif terhadap semua dermatomycoses
Pengobatan yang sedang dikembangkan dan diteliti dari bahan-bahan alam:
Psorolea corylifolia [51], Azadirachta indica [52], Melaleuca alternifolia, Melaleuca dissitiflora, Melaleuca linariifolia [53], Nandina domestica [54], Didiscus oxeata
PENEMUAN TERBARU
Sedang diteliti: metabolit sekunder dari Actinobacteria terapi, aplikasi lingkungan dan industri
75-80% dari antibiotik yang tersedia di pasar berasal dari Streptomyces, metabolit sekunder dari Streptomyces rochei AK39 ditemukan oertama pada aktivitas antidermatophytic
Streptomyces spp terisolasi di wilayah air asin konsentrasi garam yang tinggi
Kesimpulan
Pengelolaan infeksi dermatophytic memerlukan higienitas personal, kesadaran infeksi, diagnosa yang tepat dan obat-obatan.
Dengan meningkatnya insiden infeksi jamur, resistensi mikroba terhadap efek obat, biaya dan efek samping semakin banyak, disini diperlukan obat antijamur yang dapat mengatasi semua keterbatasan ini.
Streptomyces sumber utama senyawa bioaktif dan bagi kesehatan lapangan.
Skrining Streptomyces menjadi pendekatan baru untuk memperoleh potensi molekul uji klinis dan pengobatan dermatomikosis selanjutnya.
TERIMA KASIH