Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

download Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

of 24

Transcript of Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    1/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

    Kartika Sari70300111039

    ABSTRAK

    Background: komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang bertujuan untuk memberitahu

    dan menyampaikan ide, gagasan, maupun pesan atau informasi dari pengirim pesan kepada

    penerima pesan, baik secara secara individual atau kelompok yang disampaikan secara individual

    atau kelompok yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung manggunakan bahasa

    barbentuk kode visual, kode suara atau kode tulisan.

    Purpose: Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berusaha menjalin hubungan dengan

    individu lain. Jalinan hubungan individu satu dengan yang lain tentu tidak dapat terlepas dari

    suatu kegiatan yang disebut komunikasi. Hubungan yang baik akan membantu individu dalam

    menjalankan perannya dengan baik pula. Penyampaian informasi yang jelas dalam roses

    komunikasi akan mempengaruhi hasil hubungan yang terjalin. Kesalahan dalam penyampaian

    informasi juga akan mebawa dampak yang tidak baik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

    komunikasi

    Finding: Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujatmiko mengenai

    hubungan komunikasi verbal dan non verbal perawat dengan tingkat kepuasan klien di ruang

    rawat inap RSUD kab. Madiun didapatkan bahwa 8-82% klien yang tidak puas dikarenakan

    dengan aspek komunikasi yang tidak efektif.

    Keyword:Komunikasi, Manajemen Keperawatan.

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    2/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    2 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    PENDAHULUAN

    Komunikasi memegang

    peranan sangat penting dalam

    pelayanan keperawatan, bahkan dapat

    dikatakan komunikasi merupakan

    kegiatan mutlak dan menentukan bagi

    hubungan atau interaksi perawat dengan

    pasien untuk menunjang kesembuhan

    pasien (Mirnawati. 2014). Komunikasi

    merupakan kunci sukses sebuah

    kerjasama yang merupakan suatu proses

    yang kompleks yang tidak boleh

    diabaikan. Sebab perawat sangat

    membutuhkan keahlian ini setiap setiap

    hari dalam pekerjaan mereka untuk

    berkomunikasi dengan pasien, keluarga

    pasien dan rekan kerja mereka (Anita

    Finkelman. 2012).

    Kepuasan klien dalam asuhankeperawatan yang diberikan tidak lepas

    dari kemampuan perawat dalam

    berkomunikasi baik verbal maupun

    nonverbal. Dengan menunjukkan

    perhatian sepenuhnya, sikap yang

    ramah, bertutur kata yang lembut

    menunjukkan kualitas dan keberhasilan

    perawat akan meningkat secara optimal

    (Sujatmiko, 2012).

    Komunikasi merupakan

    sebuah faktor yang paling penting, yang

    digunakan untuk menetapkan hubungan

    terapeutik antara perawat dan klien.

    Dalam proses asuhan keperawatan,

    komunikasi ditujukan untuk mengubah

    perilaku klien guna mencapai tingkat

    kesehatan yang optimal (Sandra, 2013).

    Komunikasi yang efektif

    adalah penting begi manajer. Seperti apa

    yang dikatakan Monica (1986),

    komunikasi merupakan keterampilan

    yang sangat penting dalam

    kepemimpinan dan manajemen

    keperawatan. Komunikasi terjadi dalam

    setiap tahap proses manajemen.

    Handoko (1999) menyampaikan bahwa

    ada dua alasan mengapa komunikasi

    penting bagi manajer, antara lain: (1)

    komunikasi adalah proses melalui

    fungsi-fungsi manajemen perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan, dan

    pengawasan dapat dicapai, dan (2)

    komunikasi adalah kegiatan manajer

    untuk mencurahkan sebagian besarproporsi waktu mereka (Asmuji, 2012).

    Proses komunikasi

    memungkinkan manajer untuk

    melaksanakan tugas-tugasnya.

    Komunikasi merupakan alat bagi

    manajer untuk mengumpulkan

    informasi sebagai dasar membuat

    perencanaan. Rencana yang telah dibuat

    juga harus dikomunikasikan kepada

    bawahan atau pihak lain agar

    dilaksanakan. Pengorganosasian juga

    perlu dikomunikasikan kepada pihak

    lain atau bawahan untuk mengetahui

    tugas dan tanggung jawabnya.

    Pengarahan mengharuskan manajer

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    3/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    3 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    untuk berkomunikasi dengan bawahan

    agar tujuan dapat tercapai. Pengawasan

    akan efektif jika manajer mampu

    mendapatkan informasi yang akurat dan

    tepat pada waktunya sehingga mampu

    melihat perkembangan terhadap tujuan

    yang diinginkan. Pengumpulan

    informasi yang akurat ini ditentukan

    juga proses komunikasi yang terjadi

    antara manajer dan pihak-pihak lain

    (Asmuji, 2012).

    LITERATUR RIVIEW

    Pengertian

    Hardjana (2003) menyatakan

    bahwa secara etiomologis komunikasi

    berasal darin bahasa latin cum yang

    berarti bersama dengan, dan kata umus

    yang berarti satu. Dua kata tersebutkemudian membentuk kata benda

    communion yang berarti kebersamaan,

    persatuan, persekutuan, gabungan

    pergaulan atau hubungan. (Asmuji.

    2012).

    Komunikasi adalah proses

    penyampaian gagasan, harapan, dan

    pesan yang disampaikan melalui

    lambing tertentu, mengandung arti

    dilakukan oleh penyampai pesan

    ditujukan kepada penerima pesan.

    (Wijaya, 2000). Komunikasi adalah

    sebuah proses interaksi untuk

    berhubungan dari satu pihak kepihak

    lainnya, yang pada awalnya berlangsung

    sangat sederhana, dimulai dengan

    sejumlah ide-ide yang abstrak atau

    pikiran dalam otak seseorang untuk

    mencari data atau menyampaikan

    informasi yang kemudian dikemas

    menjadi sebentuk pesan untuk

    disampaikan secara langsung maupun

    tidak langsung menggunakan bahasa

    berbentuk kode-kode, seperti kode

    visual, kode suara, atau kode tulisan

    (Asmuji. 2012)

    Berdasarkan Pengertian-

    pengertian diatas, dapat disimpulkan

    bahwa komunikasi adalah proses

    interaksi yang bertujuan untuk

    memberitahu dan menyampaikan ide,

    gagasan, maupun pesan atau informasi

    dari pengirim pesan kepada penerima

    pesan, baik secara secara individual ataukelompok yang disampaikan secara

    individual atau kelompok yang

    disampaikan secara langsung maupun

    tidak langsung manggunakan bahasa

    barbentuk kode visual, kode suara atau

    kode tulisan.

    Sebagaimana dalam surah An

    Nisa ayat 9 yang membahas mengenai

    komunikasi dalam islam.

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    4/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    4 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    Artinya: Dan hendaklah takut kepada

    Allah orang-orang yangseandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anakyang lemah, yang merekakhawatir terhadap(kesejahteraan) mereka. Olehsebab itu hendaklah merekabertakwa kepada Allah danhendaklah merekamengucapkan perkataan yangbenar (Al Quran dan

    terjemahan, 2015).Manajemen adalah suatu proses

    merancang dan memelihara suatu

    lingkungan dimana orang-orang yang

    bekerja sama didalam suatu kelompok

    dapat mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan dengan seefisien mungkin

    (Suarli, 2009).

    Manajemen keperawatan

    merupakan proses keperawatan sebagai

    suatu metode pelaksanaan asuhan

    keperawatan secara professional

    (Nursalam, 2009).

    Tujuan komunikasi

    Sebagai makhluk sosial, manusia

    akan selalu berusaha menjalin hubungan

    dengan individu lain. Jalinan hubungan

    individu satu dengan yang lain tentu

    tidak dapat terlepas dari suatu kegiatan

    yang disebut komunikasi. Hubungan

    yang baik akan membantu individu

    dalam menjalankan perannya denganbaik pula. Penyampaian informasi yang

    jelas dalam roses komunikasi akan

    mempengaruhi hasil hubungan yang

    terjalin. Kesalahan dalam penyampaian

    informasi juga akan mebawa dampak

    yang tidak baik bagi pihak-pihak yang

    terlibat dalam komunikasi (Asmuji.

    2012).

    Menurut Asmuji, 2012.

    Terjadinya komunikasi antara-individu

    tertentu mempunyai maksud dan

    tujuan. Secara umum, tujuan

    komunikasi adalah sebagai berikut :

    1. Pesan yang disampaikan

    komunikator (penyampai pesan)

    dapat dimengerti oleh komunikan

    (Penerima Pesan).

    Penyampaian pesan secra jelas,

    lengkap, ringkas, dan tidak bertele-

    tele akan mempengaruhipemahaman individu penerima

    pesan terhadap informasi yang

    diterima. Kejelasan informasi

    membuat individu penerima pesan

    tidak mengalami salah tafsir

    terhadap informasi tersebut.

    Dengan demikian, tujuan

    penyampaian informasi tersebut

    dapat saling menguntungkan.

    2. Memahami orang lain.

    Pemahaman mengenai kondisi

    individu lain dapat dilakukan

    dengan komuniukasi yang baik.

    Komunikator harus mempunyai

    keahlian khusus dalam

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    5/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    5 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    berkomunikasi sehingga dapat

    kondisi komunikan. Hal ini juga

    terjadi dalam dunia keperawatan.

    Seorang perawat harus mampu

    menggali data pasien secara

    komprehensif sehingga perawat

    akan paham benar dengan kondisi

    yang dialami oleh pasien.

    Pemahaman perawat atas kondisi

    pasien sangat mempengaruhi

    keberhasilan asuhan keperawatan

    yang doilakukan.

    3. Gagasan dan ide yang disampaikan

    oleh komunikator dapat diterima

    oleh komunikan.

    Komunikasi dalam menyampaikan

    pesannya tentu ada maksud,

    diantaranya adalah gagasan, pesan,

    dan idenya dapat diterima olehpenerima pesan. Kenyataan ini juga

    terjadi dalam dunia keperawatan.

    Sebagai edukator, perawat harus

    berusaha untuk memberikan

    informasi-informasi kesehatan

    kepada individu, kelompok, dan

    masyarakat secara jelas dan

    persuasif. Penyampaian gagasan

    dan ide secara jelas dan persuasive

    diharapkan dapat lebih mudah

    diterima oleh individu penerima

    pesan.

    4. Menggerekkan orang lain untuk

    melakukan suatu kegiatan.

    Komunikasi dapat menjadi kunci

    keberhasilan dalam mempengaruhi

    orang lain untuk melakukan

    kegiatan tertentu. Kejelasan pesan,

    pesan yang argumentative, dan

    persiasif mempengaruhi efektifitas

    dalam menggerakkan orang lain

    untuk melakukan suatu kegiatan.

    Dalam dunia keperawatan,

    kejelasan informasi yang

    disampaikan oleh perawat kepada

    pasien sangat dibutuhkan jika

    menginginkan terjadinya

    perubahan perilaku yang

    diinginkan. Berdasarkan uraian

    diatas, dapat disampaikan bahwa

    keterampilan komunikasi secara

    efektif perlu dipunyai oleh setiap

    tenaga keperawatan.Fungsi Komunikasi

    Komunikasi itu melayani empat

    macam fungsi besar didalam sebuah

    kelompok organisasi yaitu fungsi

    control, motivasi, ekspresi emosional,

    dan informasi. Komunikasi itu

    berfungsi untuk mengontrol prilaku

    anggota dalam berbagai cara. Organisasi

    atau perusahaan itu memiliki hierarki

    kewenangan dan petunjuk-petunjuk

    normal yang mengharuskan para

    karyawan untuk mengikutinya

    (Satrianegara dan Saleha, Sitti. 2012).

    Sebagai kegiatan penting dalam

    menjalin hubungan dengan orang lain,

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    6/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    6 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    fungsi komunikasi dalam kehidupan

    sehari-hari tidak sekedar saling tegur-

    sapa atau berbicara dengan orang lain,

    tetapi menyangkut banyak aspek

    kehidupan. Berikut adalah beberapa

    fungsi komunikasi (Asmuji, 2012).

    1. Informasi, pengumpulan,

    penyimpanan, pemrosesan,

    penyebaran berita, data, gambar,

    fakta, pesan, opini, dan komentar

    yang dibutuhkan agar dapat

    dimengerti dan beraksi secara jelas

    terhadap kondisi lingkungan dan

    orang lain agar dapat mengambil

    keputusan yang tepat.

    2. Sosialisasi. Sebagai makhluk social,

    manusia akan selalu berusaha

    untuk bersosialisasi. Manusia

    sebagai makhluk yang mempunyaiide, gagasan, maupun pesan tentu

    tidak akan membiarkan ide,

    gagasan, dan pesannya hanya

    disimpan sendiri, tetapi juga ingin

    didengar atau disosialisasikan

    kepada orang lain. Tindakan

    sosialisasi ini tidak dapat terlepas

    dari kegiatan yang bernama

    komunikasi.

    3. Motivasi. Pesan yang disampaikan

    secara argumentatif dan persuasif

    dapat menjadi pendorong

    memengaruhi orang lain untuk

    melakukan suatu kegiatan. Pujian

    dan penghargaan dalam bentuk

    kata-kata juga dapat memengaruhi

    motivasi seseorang dalam

    melakukan suatu kegiatan.

    4. Pendidikan. Transformasi ilmu

    pengetahuan, pembentukan sikap,

    pemberian, dan peningkatan

    keahlian atau keterampilan dapat

    berjalan dengan baik dapat

    dilakukan dengan komunikasi yang

    efektif.

    5. Integrasi. Adanya kesempatan

    dalam memperoleh berbagai

    informasi dan pesan yang

    diperlukan dapat memengaruhi

    individu untuk berfikir, bersikap,

    dan bertindak serta sebagai sarana

    untuk menghargai dan memahami

    pandangan orang lain dapat

    dieroleh melalui komunikasi yangdilakukan.

    6. Perdebatan dan diskusi.

    Permasalahan-permasalahan yang

    tidak memungkinkan untuk

    diselesaikan secara individual dapat

    dilakukan dengan cara komunikasi

    secara intensif melalui perdebatan

    dan diskusi.

    7. Memajukan kehidupan.

    Komunikasi memungkinkan

    terjadinya pertukaran informasi

    yang dapat memengaruhi individu

    dalam berubah perilakunya.

    Komunikasi dapat dilakukan

    dengan berbagai cara, tidak hanya

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    7/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    7 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    lisan, tetapi juga dapat lewat pesan

    gambar ataupun tulisan. Pesan

    tulisan atau gambar yang dapat

    memengaruhi kemajuan kehidupan

    antara lain: berisi bagaimana cara

    hidup sehat, mendorong kreativitas

    individu untuk hidup lebih baik,

    dan lain-lain.

    8. Hiburan. Produk komunikasi yang

    dapat menjadi hiburan antara lain

    cerita boneka, dunia lawak, drama,

    film, seni tari, seni suara, dan lain-

    lain.

    Robbins (2003) dan sendjaja

    (1994) menyatakan bahwa fungsi

    komunikasi dalam organisasi adalah

    sebagai berikut :

    1. Fungsi Informatif

    Organisasi dapat dipandang sebagaisuatu sistem pemrosesan informasi.

    Maksudnya, seluruh anggota dalam

    suatu organisasi berharap dapat

    memeroleh informasi yang lebih

    banyak, lebih baik, dan tepat

    waktu. Informasi yang didapat

    memungkinkan setiap anggota

    organisasi dapat melaksanakan

    pekerjaannya secara lebih pasti.

    Orang-orang dalam tataran

    manajement membutuhkan

    informasi untuk membuat suatu

    keputusan maupun kebijakan

    organisasi guna mengatasi konflik

    yang terjadi didalam organisasi.

    Selain itu, juga menurut Robbins

    (2003) bahwa informasi atau data

    dapat digunakan untuk

    mengevaluasi pilihan-pilihan

    alternatif. Sedangkan, karyawan

    (bawahan) membutuhkan

    informasi untuk melaksanakan

    pekerjaan, disamping itu juga

    informasi tentang jaminan

    keamanan, jaminan social dan

    kesehatan, izin cuti, dan

    sebagainya.

    2. Fungsi Regulatif

    Fungsi ini berkaitan dengan

    peraturan-peraturan yang berlaku

    dalam suatu organisasi. Terdapat

    dua hal yang berpengaruh terhadap

    fungsi regulative, yaitu sebagai

    berikut:a. Fungsi regulative berkaitan

    dengan orang-orang yang

    berada dalam tataran

    manajemen, yaitu mereka yang

    memiliki kewenangan untuk

    mengendalikan semua

    informasi yang disampaikan.

    Juga, member perintah atau

    instruksi supaya perintah-

    perintahnya dilaksanakan

    sebagaimana semestinya.

    b. Fungsi regulative berkaitan

    dengan pesan. Pesan-pesan

    regulative pada dasarnya

    berorientasi pada kerja. Artinya,

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    8/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    8 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    bawahan membutuhkan

    kepastian peraturan tentang

    pekerjaan yang boleh dan tidak

    boleh untuk dilaksanakan.

    3. Fungsi Persuasif

    Dalam mengatur suatu organisasi,

    kekuasaan dan kewenangan tidak

    akan selalu membawa hasil sesuai

    dengan yang diharapkan. Dengan

    adanya kenyataan ini, banyak

    pimpinan sering memperlihatkan

    kekuasaan dan kewenangannya.

    4. Fungsi Integratif

    Setiap organisasi berusaha untuk

    menyediakan saluran yang

    memungkinkan karyawan dapat

    melaksanakan tugas dan pekerjan

    dengan baik. Ada dua saluran

    komunikasi yang dapatmewujudkan hal tersebut, yaitu

    sebagai berikut:

    a. Saluran komunikasi formal,

    seperti penerbitan khusus

    dalam organisasi tersebut

    (bulletin,Newsletter) dan laporan

    kemajuan organisasi.

    b. Saluran komunikasi informal,

    seperti perbincangan antar

    pribadi selama masa instrahat

    kerja, pertandingan olahraga,

    ataupun kegiatan darmawisata.

    Pelaksanaan aktifitas ini akan

    menumbuhkan keinginan

    untuk berpartisifasi yang lebih

    besar dalam diri karyawan

    terhadap organisasi.

    5. Fungsi Pengendalian

    Komunikasi berfungsi

    mengendalikan prilaku anggota

    organisai. Dalam organisasi,

    terdapat hierarki wewenang dan

    kekuasaan yang harus dipatuhi oleh

    setiap anggota. Hierarki, wewenang

    uraian tugas, dan kebijakan

    organisasi, merupakan panduan

    formal untuk melakukan

    komunikasi (Robbins, 2003).

    Dengan demikian, komunikasi

    berfungsi sebagai pengendali.

    6. Fungsi Motivasi

    Komunikasi dapat memperkuat

    atau meningkatkan motivasi

    anggota organisasi. Dengankomunikasi, seorang atasan dapat

    menjelaskan kepada bawahan

    tentang keberhasilan atau prestasi

    yang dicapai, pengarahan, atau

    memberikan masukan kepada

    bawahan tentang apa harus

    dikerjakan jika ada kesalahan atau

    kelemahan. Selain itu, masih

    banyak kegiatan lain yang perlu

    dikomunikasikan untuk

    meningkatkan komunikasi anggota

    organisasi.

    7. Fungsi Pengungkapan Emosi

    Organisasi merupakan kumpulan

    orang yang berinteraksi untuk

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    9/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    9 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Dengan interaksi, akan

    terjadi komunikasi. Komunikasi

    yang terjadi dalam kelompok

    merupakan mekanisme dasar para

    anggota menunjukkan kepuasan

    dan kekecewaannya. Dengan

    demikian, komunikasi memfasilitasi

    pelepasan ungkapan emosi

    perasaan anggota organisasi.

    Dari fungsi komunikasi diatas al

    Quran juga membahas mengenai fungsi

    komunikasi, bagaimana kita harus

    berkomunikasi dengan efektif. Semua

    perintah jatuhnya wajib, selama tidak

    ada keterangan lain yang memperingan.

    Begitu bunyi kaidah yang dirumuskan

    Ushul Fiqh. Dari sisi yang lain, Alquran

    melarang kita melakukan komunikasitang tidak efektif. Keterangan lain

    memperkokoh kesimpulan ini. Nabi

    Muhammad SAW berkata: Katakanlah

    dengan baik. Bila tidak mampu,

    diamlah. Sebagaimana dalam surah An

    Nisa ayat 63:

    Artinya : Mereka itu adalah orang-orangyang Allah mengetahui apayang di dalam hati mereka.Karena itu berpalinglahkamu dari mereka, dan

    berilah mereka pelajaran, dankatakanlah kepada merekaperkataan yang berbekaspada jiwa mereka (Al Qurandan Terjemahan, 2015).

    Proses Komunikasi

    Proses komunikasi adalah setiap

    langkah mulai dari saat mencuptakan

    informasi sampai dipahami oleh

    komunikan. Komunikasi adalah sebuahproses, sebuah kegiatan yang

    berlangsung kontinu. Joseph De Vito

    (1996) mengemukakan komunikasi

    adalah transaksi. Hal tersebut

    dimaksudkan bahwa komunikasi

    merupakan suatu proses, dimana

    komponen-komponen saling terkait.

    Bahwa para pelaku komunikasi beraksi

    dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan

    keseluruhan (Suprapto, Tommy. 2009)

    Komunikasi merupakan sesuatu

    yang kompleks, sehingga banyak model

    yang digunakan dalam menjelaskan

    bagaiman cara organisasi dan orang

    berkomunikasi (Nursalam, 2012).

    Komunikasi di antara orang-

    orang atau kelompok-kelompok itu

    dapat terjadi melalui berbagai variasi

    cara yang luas seperti tatap muka,

    melalui telefon atau dalam bentuk

    tulisan. Pengiriman dalam komunikasi

    bertanggung jawab untuk dua buahtindakan yaitu seleksi dari sebuah pesan

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    10/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    10 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    yang dimaksud dan menerjemahkan

    pesan tersebut (encoding). Encoding

    adalah proses bagaimana cara anda

    mengonversikan ide dari ppesan

    tersebut ke dalam bentuk yang dapat

    ditransmisikan (kata-kata tertulis, kata-

    kata yang diucapkan, kode-kode

    computer, penampilan, dan seterusnya).

    Anda mengirimkan pesan yang telah

    diterjemahkan tersebut kearah penerima

    dengan menempatkannya kedalam

    saluran komunikasi (saluran telefon,

    sistem computer, dan lain-lain) yang

    berfungsi sebagai media fisik untuk

    mentransmisikan pesan. Penerima

    kemudian bertanggung jawab untuk dua

    buah tindakan juga yaitu mengartikan

    pesan (decoding) dan menerima pesan.

    Decoding adalah proses dimana dengancara itu penerima menerjemahkan

    kembali pesan itu agar memiliki arti

    (dengan membaca, mendengarkan,

    melihat dan seterusnya). Sekali pesan

    telah diterjemahkan, baru bias diterima

    oleh penerima (Sastranegara dan Saleha,

    Sitti. 2012).

    Menurut Asmuji, 2012 Intinya,

    dalam interaksi atau komunikasi terjadi

    proses penyampaian pesan oleh

    komunikator kepada komunikan.

    1. Sumber Pesan

    Menurut Widjaja (2000),

    sumber pesan adalah dasar yang

    digunakan dalam penyampaian

    pesan dan digunakan dalam rangka

    memperkuat pesan. Sumber pesan

    dapat berupa orang, buku,

    dokumen, lembaga, atau sejenisnya.

    Perbedaan sumber pesan dengan

    komunikator atau penyampai pesan

    adalah terdapat pada posisinya.

    Sumber pesan bersifat pasif,

    sedangkankomunikator

    mempunyai tugas mengaktifkan

    sumber pesan tersebut.

    Sumber pesan menjadi

    penentu berkualitas atau tidaknya

    suatu pesan. Sumber pesan juga

    dapat dijadikan acuan untuk

    menentukan kira-kira pesan yang

    disampaikan nanti diterima atau

    tidak oleh penerima pesan. Proses

    komunikasi yang ada direpublik initerkadang masih dipengaruhi

    budaya setempat.

    2. Komunikasi (Penyampai Pesan)

    Komunikator adalah orang

    yang menyampaikan pesan kepada

    orang lain. Disaat komunikator

    bertindak sebagai penyampai

    pesan, secara otomatis dia

    menginginkan pesan disampaikan

    dapat diterima dan dimengerti oleh

    penerima pesan sehingga terjadi

    umpan balik. Apabila terjadi

    umpan balik, penerima pesan jadi

    bertindak sebagai komunikator,

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    11/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    11 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    sedangkan penyampai pesan

    menjadi penerima pesan.

    Sebagai penyampai pesan,

    seorang komunikator harus

    memerhatikan beberapa hal

    sehingga pesan disampaikan benar-

    benar dapat menarik minat

    penerima pesan dan sekaligus dapat

    memberikan informasi yang benar-

    benar dapat diterima dan

    dimengerti oleh penerima pesan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan

    untuk menjadi komunikator yang

    baik, antara lain sebagai berikut:

    a. Penampilan

    Penampilan komunikator

    dapat menjadi factor penentu

    awal untuk meyakinkan

    komunikasi terhadap pesan-pesan yang akan

    dikomunikasikan. Penampilan

    yang menarik, baik dan sopan

    mempengaruhi keberhasilan

    komunikasi. Perawat sebagai

    pemberi pelayanan

    keperawatan harus dapat

    menyakinkan pasien dengan

    penampilan yang bersih,

    menarik, sopan, daan baik hati.

    Penampilan akan memberikan

    kesan untuk dapat masuk pada

    tahap selanjutnya. Bagaimana

    informasi yang kita sampaikan

    dapat memengaruhi seseorang

    jika penampilan kita tidak

    menyakinkan?

    b. Penguasaan Informasi yang

    Akan Disampaikan

    Komunikator akan dapat

    memberikan informasi dengan

    baik, jelas, dan informatif jika

    komunikator menguasai

    informasi atau pesan yang

    disampaikan. Hal ini perlu

    dikuasai oleh komunikator jika

    terjadifeedback.

    Kepercayaan penerima pesan

    kepada komunikator akan

    terjadi jika komunikator

    munguasai informasi yang

    akan disampaikan. Sebagai

    contoh, apabila seorang

    perawat akan memberikanpendidikan kesehatan tentang

    diet hipertensi, perawat harus

    benar-benar mempersiapkan

    diri dan menguasai benar

    tentang diet hipertensi.

    c. Penguasaan Bahasa

    Bahasa menjadi faktor penentu

    keberhasilan komunikasi.

    Informasi tidak akan dapat

    tersampaikan dengan baik jika

    terjadi ketidak mengertian

    bahasa yang dipergunakan.

    Dampak ketidak mengertian

    bahasa yang digunakan dalam

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    12/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    12 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    berkomunikasi adalah

    terjadinya salah perseepsi.

    Dengan demikian, dalam

    memberikan pendidikan

    kesehatan, seorang perawat

    harus menggunakan bahasa-

    bahasan yang biasa

    dipergunakan oleh penerima

    pesan.hindari bahasa-bahasa

    kesehatan yang tidak dikenal

    oleh penerima pesan.

    3.

    Pesan

    Pesan adalah seluruh informasi

    yang disampaikan oleh

    komunikator kepeda komunikan.

    Isi pesan yang disampaikan oleh

    komunikator dapar bersifat:

    a. Informatif, artinya, isi pesan

    hanyalah suatu informasitertentu. Sebagai contoh adalah

    jumlah pasien yang dirawat

    diruang X sebanyak 30 orang,

    pasien Tn. S telah

    mendapatkan terapi antibiotic

    PPc dengan dosis 300000 unit.

    b. Persuasif. Artinya, isi pesan

    mengandung argument-

    argumen ataupun alasan-alasan

    yang berguna untuk

    memengaruhi orang lain

    sehingga orang lain percaya dan

    mau melakukan tindakan sesuai

    dengan yang kita inginkan.

    Komunikasi persuasif yang ada

    di ruang perawatan dapat

    terjadi pada saat seseorang

    perawat mau memberikan

    tindakan perawatan tertentu

    kepada pasien, maupun pasien

    tersebut menolaknya. Untuk

    menyakinkan kepada pasien,

    perawat tadi memberikan

    argument-argumen supaya

    tindakannya dapat diterima.

    c. Koersif. Artinya, isi pesan

    mengandung perintah untuk

    melakukan suatu tindakan

    tertentu. Komunikasi seperti ini

    biasa terjadi antara atasan

    terhadap bawahan, tetapi juga

    terjadi antar-tim kesehatan.

    Sebagai contoh, dokter

    memberikan perintah (lebihkearah kolaboratif) kepada

    perawat untuk memberikan

    obat tertentu kepada pasien.

    Untuk memperoleh hasil yang kita

    inginkan, sebuah pesan yang

    disampaikan harus memenuhi

    beberapa syarat, antara lain sebagai

    berikut:

    a. Pesan harus direncanakan

    sebaik-baiknya sesuai

    kebutuhan.

    b. Pesan yang disampaikan

    menggunakan bahasa yang baik

    dan mudah dimengerti oleh

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    13/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    13 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    kedua belah pihak yang terlibat

    dalam komunikasi

    c. Pesan yang akan disampaikan

    harus menarik minat dan

    kebutuhan penerima pesan,

    serta dapat menimbulkan

    kepuasan.

    4. Saluran

    Saluran adalah media atau sarana

    yang dipergunakan untuk

    menyampaikan pesan. Secara

    umum, media komunikasi dibagi

    menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

    a. Media cetak. Contohnya adalah

    surat kabar, majalah, surat

    telegram, dan lain-lain.

    b. Media elektronik. Contohnya

    adalah televise, OHP, telepon,

    radio, film, LCD, internet,computer dan lain-lain.

    c. Media kasus. Media kasus

    adalah media yang biasa

    dipergunakan oleh dan untuk

    orang tertentu saja yang

    mempunyai keahlian dan

    wewenang tertentu. Misalnya,

    sandi atau kode-kode atau

    symbol tertentu. (dapat berupa

    tulisan, gambar, maupun suara)

    pada dunia intelijen.

    Dalam ruang perawatan, media

    komunikasi yang memungkinkan

    untuk dipergunakan oleh OHP,

    telepon, film, LCD, Komputer,

    Internet, dan dokumentasi

    keperawatan serta catatan pasien.

    Bahkan sekarang ini telah

    berkembang model komunikasi

    yang menggunakan media

    elektronik guna menunjang

    pelayanan keperawatan, yang

    bernama telenursing. dengan model

    ini, perawat tidak harus datang

    menemui pasien setiap saat. Untuk

    memperoleh data, mementau

    kondisi pasien, mengingatkan apa

    yang boleh dilakukan dan apa yang

    tidak boleh dilakukan,

    mengingatkan waktu untuk minum

    obat, dan lain-lain dapat dilakukan

    melalui media telepon atau internet

    (email, facebook, dan twitter).

    5.

    Penerima Pesan (Komunikan)Penerima pesan menerima pesan

    melalui panca inderanya, melalui

    panca inderanya, baik penglihatan,

    pendengaran, penciuman,

    pengecapan, maupun perabaan.

    Penerima pesan dapat digolongkan

    menjadi tiga jenis, yaitu personal,

    kelompok, dan massa. Penerima

    pesan yang baik harus memiliki

    bebepara syarat berikut:

    a. Keterampilan menangkap dan

    meneruskan pesan

    b. Pengetahuan yang cukup

    tentang materi yang

    dikomunikasikan

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    14/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    14 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    c. Sikap jujur dan siap untuk

    menerima dan memberi pesan.

    6. Feedback (Umpan Balik)

    Merupakan respon dari komunikan

    yang berupa balasan kepeda

    pemberi pesan. Adanya feedback

    dipergunakan untuk menilai apakah

    pesan yang disampaikan oleh

    komunikator memang benar-benar

    sudah diterima dan dimengerti oleh

    komunikan.

    7.

    Effect (Dampak)

    Merupakan keluaran hasil

    komunikasi berupa perubahan

    sikap atau perilaku yang kita

    inginkan. Keberhasilan komunikasi

    yang kita lakukan dapat dilihat dari

    effek yang kita timbulkan.

    Model KomunikasiMenurut Nursalam, 2012. Model

    komunikasi yaitu:

    1. Komunikasi Tertulis

    Adalah bagian yang penting dalam

    organisasi. Dalam mencapai setiap

    kebutuhan individu atau staff, setiap

    organisasi telah mengembangkan

    metode penulisan dalam

    mengkomunikasikan pelaksanaan

    pengelolaan, misalnya publikasi

    perusahaan, surat menyurat ke staff,

    pembayaran, dan jurnal. Manager

    harus terlibat dalam komunikasi

    tertulis, khususnya kepada stafnya.

    Menurut asosiasi pendidikan

    kesehatan di amerika (1988)

    komunikasi tertulis dan memo

    dalam suatu organisasi meliputi :

    a. Mengetahui apa yang ingin

    disampaikan sebelum memulai

    menulis.

    b. Menulis nama orang dalam

    tulisan anda dan perlu

    dipertimbangkan dampaknya.

    c. Gunakan kata aktif, dimana

    akan mempunyai pengaruh yang

    baik.

    d. Tulis kata yang sederhana,

    pamiliar, spesifik, dan nyata,

    karena akan lebih mudah

    dipahami dan memungkinkan

    untuk dibaca orang lain.

    e. Gunakan seminimal mungkin

    kata-kata yang tidak penting dantemukan cara yang baik untuk

    menggambarkan inti tulisan

    sehingga orang lain mudah

    mengerti.

    f. Tulis kalimat dibawah duapuluh

    kata, dan masukkan satu ide tiap

    kalimat, tuliskan kalimat yang

    penting dan menjadi topic

    utama.

    g. Berikan pembaca petunjuk,

    konsistensi, penggunggunaan

    istilah dan pesan.

    h. Atur isi tulisan secara sistematis.

    i. Gunakan paragraph untuk

    mempermudah pembaca. untuk

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    15/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    15 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    memo antara 8- 10 baris, dan

    untuk surat tidak lebih dari 6

    baris setiap paragraph.

    j. Komunikasi dilakukan secara

    ,jelas dan focus.

    2. Komunikasi Secara Langsung

    Manager selalu mengadakan

    komunikasi verbal kepada atasan

    dan bawahan baik secara formal

    maupun informal. Mereka juga

    menggunakan komunikasi secara

    verbal pada pertemuan formal, baik

    kepada individu dalam kelompok

    dan peresentasi secara formal.

    Tujuan komunikasi verbal adalah

    assertivenes. Perilaku assertive adalah

    suatu cara komunikasi yang

    memberikan kesempatan individu

    untuk mengekspresikanperasaannya secara langsung, jujur,

    dan dengan cara yang sesuai tanpa

    menyinggung perasaan orang lain

    yang diajak berkomunikasi.

    Hal yang harus dihindari

    pada komunikasi secara assertif

    adalah pasif dan agresif, khususnya

    agresif yang tidak langsung.

    Komunikasi pasif terjadi jika

    individu tidak tertarik terhadap

    topic atau karena enggan

    berkomunikasi, sedangkan

    komunikasi agresif terjadi jika

    individu merasa superior terhadap

    topic yang dibicarakan.

    3. Komunikasi Nonverbal

    Komunikasi nonverbal

    adalah komunikasi dengan

    menggunakan ekspresi wajah

    gerakan tubuh, dan sikap tubuh

    (body language). Menurut Arnold dan

    Boogs (1989) komunikasi nonverbal

    lebih mengandung arti yang

    signifikan dibangingkan komunikasi

    verbal karena menganddung

    komponen emosi terhadap pasan

    yang diterima atau disampaikan.

    Tetapi akan menjadi sesuatu yang

    membahayakan jika komunikasi

    nonverbal disalahartikan tanpa

    adanya penjelasan secara verbal.

    Manager yang efektif akan

    melakukan komunikasi verbal dan

    nonverbal, supaya individu (atasanatau bawahan) dapat menerima

    pesan secara jelas.

    Dibawah ini adalah

    komponen utama komunikasi

    nonverbal yang dapat terjadi tanpa

    atau dengan komunikasi verbal.

    a. Lingkungan, yaitu tempat

    dimana komunikasi

    dilaksanakan merupakan bagian

    penting pada proses

    komunikasi.

    b. Penampilan, misalnya pakaian,

    kosmetik, dan sesuatu yang

    menarik, merupakan bagian dari

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    16/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    16 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    komunikasi verbal yang perlu

    diidentifikasi.

    c. Kontak mata memberikan

    makna terhadap kesediaan

    seseorang untuk berkomunikasi.

    d. Postur tubuh dan gesture, bobot

    suatu pesan bias ditunjukan

    dengan orang yang

    menudingkan telunjuknya,

    berdiri, atau duduk.

    e. Ekspresi wajah, komunikasi

    yang efektif memerlukan respon

    wajah yang setuju terhadap

    pesan yang disampaikan.

    f. Suara, intonasi, dan refleks cara

    tersebut menandakan bahwa

    pesan dapat ditransfer dengan

    baik.

    4.

    Komunikasi Via TeleponPada era global ini, komunikasi

    manager bergantung pada telepon.

    Dengan kemudaahan sarana

    komunikasi tersebut,

    memungkinkan manager untuk

    merespon setiap perkembangan

    masalah dalam organisasi. Oleh

    karena itu, untuk menjaga citra

    organisasi, manager dan semua staf

    harus belajar dan sopan serta

    menghargai setiap menjawab

    telepon. Jika orang lain harus

    menunggu untuk berbicara, maka

    waktu yang diperlukan harus singkat

    untuk menghindari kesan yang

    nagatif.

    Strategi Komunikasi dalam Praktik

    keperawatan di Rumah Sakit

    Komunikasi pada tahapan ini

    tidak hanya ditujukan secara spesifik

    melalui strategi perencanaan. Tetapi tiga

    komponen, yaitu struktur, budaya, dan

    teknologi harus mendapat perhatian

    yang sama.

    Struktur dalam organisasi

    bertujuan untuk mencapai status praktik

    komunikasi efektif yang dapat

    direncanakan dan diterapkan oleh

    kolompok kerja. Setiap struktur yang

    ada harus memiliki kelompok klinik

    yang dirancang untuk pelaksanaan

    prinsip-prinsip asuhan keperawatan

    kepada pasien, keterampilan yang baikdan dapat membantu penyelesaian

    masalah organisasi.

    Budaya dalam suatu organisasi

    bukan sesuatu yang mudah untuk

    diubah dalam waktu sesaat. Kita

    percaya bahwa kita akan bekerja dengan

    lingkungan dan individu yang

    mempunyai budaya yang berbeda.

    Keadaan ini penting untuk diperhatikan

    mengingat perubahan suatu budaya

    dalam manajemen adalah aspek yang

    penting pada proses perubahan yang

    efektif.

    Tehnologi merupakan komponen

    ketiga dalam praktik komunikasi yang

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    17/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    17 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    efektif. Komunikasi interpersonal dan

    organisasi sering memerlukan perantara

    yang akan sangat bermanfaat dimasa

    akan datang, yaitu tehnologi elektronik

    dan penggunaan media. Setiap suatu

    perubahan dirumah sakit harus selalu

    didukung oleh perencanaan Health

    Information system (HIS) yang efektif,.

    Komunikasi melalui tehnologi akan

    selalu dipantau dan dievaluasi pada

    setiap tahap proses perubahan

    (Nursalam. 2012).

    Aplikasi Komunikasi dalam Asuhan

    Keparawatan

    Komunikasi dalam praktik

    keperawatan professional merupakan

    unsur utama bagi perawat dalam

    melaksanakan asuhan keperawatan

    untuk mencapai hasil yang optimal.Menurut Nursalam, 2012. Kegiatan

    keperawatan yang memerlukan

    komunikasi adalah sebagai berikut:

    1. Komunikasi Saat Serah Terima

    Tugas (Overan)

    Pada saat overran antarperawat,

    diperlukan suatu komunikasi yang

    jelas tentang kebutuhan pasien,

    intervensi yang sudah dan yang

    belum dilaksanakan, serta respons

    yang terjadi pada pasien. Perawat

    melakukan overran bersama dengan

    perawat lainnya dengan cara

    berkeliling kesetiap pasien dan

    menyampaikan kondisi pasien

    secara akurat didekat pasien. Cara

    ini akan lebih efektif dari pada harus

    menghabiskan waktu orang lain

    sekedar untuk membaca

    dokumentasi yang telah kita buat,

    selain itu juga akan membantu

    perawat dalam menerima overran

    secara nyata.

    2. Wawancara atau Anamnesis

    Anamnesis pasien merupakan

    kegiatan yang dilakukan oleh

    perawat kepada pasien pada saat

    pelaksanaan asuhan keperawatan

    (proses keperawatan). Perawat

    melakukan anamnesis kepada

    pasien, keluarga, dokter dan tim

    kerja lainnya. Wawancara adalah

    metode komunikasi dengan

    digunakan untuk memperoleh datatentang keadaan pasien. Data

    tersebut akan digunakan untuk

    menyelesaikan masalah yang

    dihadapi pasien dengan

    melaksanakan tindakan secara tepat.

    Data yang didapatkan harus akurat

    tanpa bias, sehingga wawancara

    sebaiknya dilaksanakan secara

    terencana.

    Prinsif yang perlu diterapkan oleh

    perawat pada komuniukasi ini

    adalah:

    a. Hindari komunikasi yang terlalu

    formal atau tidak tepat, ciptakan

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    18/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    18 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    suasana yang hangat dan

    kekeluargaan.

    b. Hindari interupsi atau gangguan

    yang timbul akibat dari

    lingkungan yang gaduh.

    Wawancara merupakan proses

    komunikasi aktif yang

    membutuhkan focus dan

    perhatian terhadap pertanyaan.

    c. Hindari respon yang hanya ya

    dan tidak karena akan

    mengakibatkan tidak berjalanya

    komunikasi dengan baik,

    perawat kelihatan kurang

    tertarik dengan topic yang

    dibicarakan dan enggan untuk

    berkomunikasi.

    d. Tidak memonopoli

    pembicaraan dengan caramenyampaikan kata-kata ya

    atau tidak. Meskipun kata-

    kata tersebut meninggalkan

    kesan negative, ditambah kata-

    kata sesuai dengan topic yang

    dibicarakan.

    e. Hindari hambatan personal,

    keberhasilan suatu komunikasi

    sangat ditentukan oleh

    subjektifitas seseorang, jika

    perawat menunjukkan ras tidak

    senang kepada pasien sebelum

    komunikasi, maka akan

    berdampak terhadap hasil yang

    didapat selama proses

    komunikasi.

    3. Komunikasi Melalui Komputer

    Kom;puter merupakan suatu alat

    komunikasi cepat dan akurat pada

    sistem manajemen keperawatan saat

    ini. Penulisan data-data pasien

    melalui computer akan

    mempermudah perawat lain dalam

    mengidentifikasi masalah pasien dan

    memberikan intervensi yang akurat.

    Melalui computer, informasi-

    informasi terbaru dengan cepat

    diperoleh dengan menggunakan

    internet, yang akan memudahkan

    perawat saat mengalami kesulitan

    dalam mengalami masalah pasien.

    4. Komunikasi tentang Kerahasiaan

    Pasien yang masuk kedalam sistempelayanan kesehatan

    mempercayakan datanya yang

    bersifat rahasia kepada institusi.

    Perawat sering dihadapkan pada

    suatu dilema dalam menyimpan

    rahasia pasien. Disatu sisi dia

    membutuhkan kebenaran informasi

    yang diberikan pasien dengan cara

    mengonfirmasi ke orang lain. Dilain

    sisi, dia harus memegang janji untuk

    tidak menyampaikan informasi

    tersebut kepada siapapun.

    5. Komunikasi melalui Sentuhan

    Komunikasi melalui sentuhan

    kepada pasien merupakan metode

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    19/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    19 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    dalam mendekatkan hubungan

    antara pasien dan perawat.

    Sentuhan yang diberikan oleh

    perawat juga dapat berguna sebagai

    terapi bagi pasien, khususnya pasien

    dengan depresi, kecemasan, dan

    kebingungan dalam mengambil

    suatu keputusan. Tetapi yang perlu

    diperhatikan dalam menggunakan

    tehnik sentuhan tersebut adalah

    perbedaan jenis kelamin antar

    perawat dan pasien. Dalam situasi

    ini perlu adanya suatu persetujuan.

    6. Dokumentasi Sebagai Alat

    Komunikasi

    Dokuntasi adalah suatu alat

    yang sering digunakan dalam

    komunikasi keperawatan dalam

    memvalidasi asuhan keperawatan,sarana komunikasi antartim

    kesehatan lainya, dan merupakan

    dokumen paten dalam pemberian

    asuhan keperawatan.

    Menurut Nursalam (2002)

    kapan saja perawat melihat

    pencatatan kesehatan, maka perawat

    dapat memberi dan menerima

    pendapat serta pemikiran. Dalam

    kenyataannya dengan semakin

    kompleksnya pelayanan

    keperawatan dan peningkatan

    kualitas keperawatan, perawat tidak

    hanya dituntut untuk meningkatkan

    mutu pelayanan tetapi dituntut

    untuk dapat mendokumentasikan

    secara benar. Keterampilan

    dokumentasi yang efektif

    memungkinkan perawat untuk

    mengomunikasikan kepada tenaga

    kesehatan lainnya, dan menjelaskan

    apa yang sudah, sedang, dan akan

    dikerjakan oleh perawat.

    Menurut Suarli, 2009.

    Manfaat komunikasi dalam

    pendokumentasian adalah:

    1.

    Dapat digunakan lagi untuk

    keperluan yang bermanfaat.

    2. Mengomunikasikan kepada

    tenaga perawat dan tenaga

    kesehatan lainnya tentang apa

    yang sudah dan akan dilakukan

    kepada pasien.

    3.

    Bermanfaat untuk pendataanpasien yang akurat karena

    berbagai informasi mengenai

    pasien telah dicatat.

    Komunikasi yang baik akan

    meningkatkan hubungan

    professional antar perawat dan tim

    keseehatan lainya seperti dokter, ahli

    gizi, fisioterapis, daan lain-lain.

    Pengembangan model praktik

    keperawatan professional

    merupakan sarana peningkatan

    komunikasi antar perawat dan tim

    kesehatan lainnya. Komunikasi yang

    dimaksud disini adalah adanya suatu

    kejelasan dalam pemberian informasi

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    20/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    20 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    dari masing-masing individu sesuai

    dengan kedudukannya.

    Hambatan Dalam Berkomunikasi

    Menurut Suarli, 2009.

    Hambatan yang dapat terjadi dalam

    berkomunikasi antara perawat

    dengan klien dapat teratasi apabila

    perawat mengetahui beberapa

    ucapan yang perlu dihindari dalam

    kondisi seperti dibawah ini.

    1. Member nasihat atau member

    tahu cara pencegahan masalah

    keperawatan yang menunjukkan

    seskan-akan klien tidak mampu

    melakukannya sendiri.

    Contoh: mengapa anda tidak

    melakukan.

    bila saya adalah anda

    maka saya akan.akan lebih baik bila

    anda.

    2. Berupaya untuk menentramkan

    hati, dimana perawat

    memberikan informasi tidak

    berdasarkan fakta tetapi lebih

    bertujuan untuk memberikan

    perasaan senang.

    Contoh:tidak perlu cemas, tidak

    ada apa-apa kok.

    jangan bersedih, semua

    orang dapat

    mengalami

    3. Mengalihkan pembicaraan

    mengenai hal-hal yang

    mengancam kepada hal-hal yang

    kurang mengancam. Hal ini

    dapat terjadi karena perawat

    tidak bersedia atau tidak siap

    untuk mendengarkan ungkapan

    perasaan menyakitkan yang

    dialami klien.

    Contoh:kita bicara soal ini lain

    kali saja.

    4. Membuat penilaian terhadap

    prilaku klien berdasarkan sistem

    nilai yang dianut oleh perawat.

    Contoh:anda salah, anda malas

    untuk berobat.

    5. Menunjukkan prilaku yang

    berfokus pada diri perawat.

    Contoh:dapatkah anda ulangi,

    saya tidak mendengar.

    6.

    Memberikan pengarahan ataupetunjuk yang harus diikuti

    dengan mengabaikan

    kemampuan klien, dan

    menganggap klien tidak mampu

    untuk mengatasi masalahnya.

    Conto:bukan begitu caranya,

    mestinya anda melakukan..

    7. Mengajukan pertanyaan yang

    berlebihan tanpa memperhatikan

    perasaan klien.

    8. Memberikan komentar klise atau

    stereotype, yaitu member

    komentar dengan kata-kata

    secara spontan tanpa tujuan yang

    jelas.

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    21/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    21 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    Contoh:hati-hati kalau tidak

    teratur makan.!

    disuntik ya, tidak sakit

    kok!

    Keterampilan Berkomunikasi

    Komunikasi merupakan alat

    atau sarana yang digunakan dalam

    menjalin hubungan. Tehnik

    berkomunikasi yang digunakan

    secara tepat dapat menciptakan

    hubungan terapeutik, dan apabila

    tidak tepat akan menimbulkan

    masalah bagi klien dan perawat.

    Menurut Suarli, 2009. Dalam

    tehnik berkomunikasi ini, ada tiga

    keterampilan yang diperlukan untuk

    membina hubungan terapeutik

    antara perawat dank lien.

    1.

    Kehadiran atau KeberadaanPerawat

    Kehadiran berrarti kebersamaan

    fisik dan psikologis dalam

    berkomunikasi dengan klien. Hal

    itu antara lain mencakup

    mendengarkan dan mengamati,

    serta memberikan perhatian

    terhadapa ucapan dan prilaku

    klien. Kehadiran fisik adalah

    perhatian yang diberikan melalui

    penampakan tubuh dan

    kehadiran psikologis. Kehadiran

    psikologis disini berarti perhatian

    melalui pikiran dan perasaan.

    a. Kehadiran Fisik, mempunyai

    peran yang penting dalam

    komunikasi interpersonal

    karena tubuh dapat

    memperkuat pesan yang

    disampaikan dalam bentuk

    kata-kata. Akan tetapi,

    keberadaan tubuh juga dapat

    membingungkan bahkan

    mengubah pesan yang

    sampai kepenerima menjadi

    kebalikannya.

    Ada beberapa hal

    yang dapat dilakukan perawat

    agar klien mengerti atau

    merasakan bahwa perawat

    secara fisik terlibat dalam

    interaksi atau perawat benar-

    benar memperhatikan klien.1) Perawat menghadapi

    klien dengan jujur atau

    terbuka melalui sikap

    yang menunjukkan

    perhatian. Misalnya

    perawat berkata, saya

    bersedia mendengarkan

    anda dan membantu

    anda, dengan tubuh

    berhadapan muka,

    mengahadap kearah

    klien.

    2) Perawat menggunakan

    postur tubuh terbuka,

    yaitu tangan dan kaki

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    22/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    22 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    terbuka, tidak

    menyilang, tidak melipat

    tangan atau meletakkan

    tangan dibelakang.

    Postur tubuh terbuka

    menunjukkan seseorang

    siap mendengarkan atau

    membantu klien.

    3) Sikap condong perawat

    kearah klien merupakan

    tanda kehadiran,

    kesediaan, dan

    keterlibatan perawat

    untuk berusaha

    memahami klien.

    4) Perawat memandang

    atau mengadakan kontak

    mata dengan klien. Hal

    itu menunjukkan minatperawat untuk

    mendengarkan dan

    memperhatikan klien.

    5) Perawat bersikap rileks,

    yaitu dengan

    menciptakan lingkungan

    yang rileks dan menjaga

    privacy.

    b. Kehadiran Psikologis, yaitu

    mendengarkan secara aktif

    yang berarti mendengarkan

    dengan telinga, pikiran, dan

    perasaan, kata-kata yang

    diucapkan klien dan prilaku

    nonverbal klien. Selama

    mendengarkan aktif, perawat

    mengikuti apa yang

    dibicarakan klien dan

    memperhatikan prilaku klien

    serta member tanggapan

    dengan tepat.

    2. Prilaku Nonverbal

    Beberapa macam prilaku

    nonverbal dapat mempengaruhi

    hubungan perawat dengan klien.

    Prilaku nonverbal tersebut

    adalah sebagai berikut:

    a. Aktifitas fisik, meliputi

    gerakan tubuh, ekspresi

    wajah, sikap atau postur

    tubuh, kontak mata, dan

    gerakan mata serta sentuhan.

    b. Vokalisasi, meliputi bahasa

    yang digunakan denganpengaturan tekanan suara

    atau nada bicara dan

    kecepatan bicara.

    c. Jarak antar pembicara, jarak

    antar perawat dank lien

    dalam membina hubungan

    interpersonal adalah 40-120

    cm sehingga memungkinkan

    kontak mata dan sentuhan.

    3. Keterampilan Memberi Respon

    Keterampilan ini digunakan oleh

    perawat untuk menyampaikan

    pengertian kepada klien,

    memberikan umpan balik, dan

    memperjelas pemahaman

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    23/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    23 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i

    perawat tentang pembicaraan

    dan prilaku klien. Untuk dapat

    memberikan respons yang tepat,

    diperlukan kemampuan perawat

    yang mendasari hubungan

    perawat dengan klien.

    Kemampuan perawat tersebut

    meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a. Empati, yaitu merasakan apa

    yang dialami klien.

    b. Kesetiaan, yaitu bersikap

    terbuka, jujur dan tulus

    c. Kesiapan diri, yaitu peka dan

    mau menyediakan diri untuk

    membantu klien.

    d. Bersikap objektif dan

    konkret, yaitu berdasarkan

    kenyataan.

    e.

    Menerima klien, denganmenghargai, menghormati

    dan memperhatikannya.

    f. Bersikap asertif, yaitu dapat

    mengemukakan ketidak

    sesuaian pendapat tenpa

    menyinggung perasaan,

    menyakiti hati, atau

    merugikan orang lain.

    CONCLUSION

    komunikasi adalah proses interaksi

    yang bertujuan untuk memberitahu dan

    menyampaikan ide, gagasan, maupun pesan

    atau informasi dari pengirim pesan kepada

    penerima pesan, baik secara secaraindividual atau kelompok yang disampaikan

    secara individual atau kelompok yang

    disampaikan secara langsung maupun tidak

    langsung manggunakan bahasa barbentuk

    kode visual, kode suara atau kode tulisan.

    Dalam berkomunikasi dalam

    manajemen keperawatan harus mengetahui

    apa itu komunikasi, apa fungsi dari

    komunikasi, bagaimana proses komunikasi,

    dan bagaimana model- model komunikasi

    serta bagaimana Strategi Komunikasi dalam

    Praktik keperawatan di Rumah Sakit. Hal

    tersebut perlu diketahui agar supaya dapat

    memperlancar komunikasi. Dua alasan

    mengapa komunikasi penting bagi manajer,

    antara lain: (1) komunikasi adalah proses

    melalui fungsi-fungsi manajemen

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

    dan pengawasan dapat dicapai, dan (2)

    komunikasi adalah kegiatan manajer untukmencurahkan sebagian besar proporsi waktu

    mereka

    Komunikasi yang baik akan

    meningkatkan hubungan professional antar

    perawat dan tim keseehatan lainya seperti

    dokter, ahli gizi, fisioterapis, daan lain-lain.

    Pengembangan model praktik keperawatan

    professional merupakan sarana peningkatan

    komunikasi antar perawat dan tim kesehatan

    lainnya. Komunikasi yang dimaksud disini

    adalah adanya suatu kejelasan dalam

    pemberian informasi dari masing-masing

    individu sesuai dengan kedudukannya.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)

    24/24

    Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

    Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan

    Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:

    Media Pressindo.

    Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan Konsep

    dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz

    Media.

    Nursalam. 2009. Manajemen Keparawatan

    Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

    Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Suarli & Bahtiar, Yahya. 2009. Manajemen

    Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.

    Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan

    Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

    Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba

    Medika.

    Satrianegara, Fais & Saleha, Sitti. 2012. Buku

    Ajar Organisasi dan ManajemenPelayanan Kesehatan seta Kebidanan.

    Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

    Finkelman, Anita. 2012. Leadership and

    Management for Nurrses. Amerika:

    Pearson Education.

    Mirnawati. 2014. Hubungan Komunikasi

    Interpersonal Perawat dengan Kepuasan

    Pasien Rawat Inap di Ruang Cempaka

    RSUD AW Sjahranie Samarinda jurnal

    Volume 2, Nomor 1

    Sujatmiko. 2012. Hubungan Komunikasi

    Verbal Dan Non Verbal Perawat

    Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di

    Ruang Rawat Inap Rsud Kab. Madiun

    Jurnal Kesehatan, Vol. 2, No. 1.

    Sandra. 2013. Hubungan Komunikasi

    Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan

    Pasien Di Ruang Instalasi Rawat Inap

    Non Bedah (Penyakit Dalam Pria Dan

    Wanita) Rsup Dr. M. Djamil Padang

    Tahun 2013

    Rosenstein, Alan H., 2009. Disruptive

    Behaviour And Its Impact On

    Communication Efficiency And Patient

    Care Journal Of Communication In

    Healthcare Vol. 2 No. 4.

    Lesko, Charles J., dan Hollingsworth,

    Yolanda A., 2011. A New Approach

    to Communications Management Planning

    Through 3D Web and Semantic Web

    Technologies Vol. 2, No. 3.

    Al Quran dan terjemahan 2015