jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

24

Click here to load reader

Transcript of jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Page 1: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 142-156ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id© Copyright 2016

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA IKAN ASIN DI DESA TANJUNG ARU KECAMATAN TANJUNG

HARAPAN KABUPATEN PASER

Muhammad Suhardi1

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya,

penerimaan, keuntungan, break even point (BEP), laba/rugi dan perbandingan antara pendapatan dan biaya usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Paser. Hasil penelitian diketahui bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan responden rata-rata Rp. 7.753.197/bulan, penerimaan yang diperoleh dalam pengolahan ikan asin rata-rata sebesar Rp. 10.911.070/bulan dengan keuntungan rata-rata responden sebesar Rp. 3.157.873/bulan. Revenue Cost Ratio (RCR) usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan adalah sebesar 1.40 artinya usaha ini menghasilkan keuntungan sebesar 1,40 kali dari total biaya yang dikeluarkan. Titik impas usaha ikan asin baik dari sisi produksi, harga maupun penjualan melebihi titik keseimbangan atau dengan kata lain usaha ini menguntungkan.

Kata kunci : Break Even Point (BEP), Usaha Ikan Asin.

Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau terbanyak di

dunia. Pulau-pulau di kepulauan Indonesia dipisahkan oleh samudra, laut maupun selat. Namun demikian, luas wilayah lautan lebih luas bila dibandingkan dengan wilayah daratan. Oleh karena itu selain di sebut Negara agraris, Negara Indonesia juga di kenal sebagai Negara maritim.

Provinsi Kalimantan Timur memiliki wilayah perairan laut luas 12.000.000 Ha dengan panjang pantai 1.185 Km. luasnya wilayah perairan tersebut sangat mendukung perkembangan usaha perikanan baik budidaya maupun penangkapan. Kalimantan Timur juga memiliki pulau-pulau kecil sejumlah 155 pulau yang sangat berpontesi bagi pengembangan pariwuisata bahari (Dinas Perikanan Dan Kelautan Kalimantan Timur, 2008).

Kabupaten Paser memiliki luas wilayah darat 10.851,18 km2 dan perairan laut luasnya 725.76 km2 dengan jumlah total luas wilayah darat dan laut seluas 11.603,94 km2 Kabupaten Paser adalah satu di antara 10 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur sekarang ini (Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser,

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

2013). Dari tahun ke tahun hasil produksi perikanan khususnya ikan laut di Kabupaten Paser menunjukkan kecenderungan naik. Di tahun 2012, produksi perikanan terus mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksinya yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hasil produksi perikanan dari tahun 2010 – 2012 secara berurutan adalah 3.449,60 Ton, 9.019 Ton, dan 9.014,50 Ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Paser, 2012). Peningkatan sektor produksi perikanan ikan laut dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk perikanan yang dapat diterima konsumen.

Kecamatan Tanjung Harapan memiliki luas wilayah darat 480.4 km2 dan perairan laut luasnya 233.65 km2 dengan jumlah total wilayah darat dan laut seluas 714,05 km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser, 2013). Kecamatan Tanjung Harapan memiliki wilayah laut yang terluas diantara 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Paser dan merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan selat Makassar. Kecamatan Tanjung Harapan memiliki 7 desa yang sebagian besar penduduknya adalah nelayan dan satu diantaranya adalah Desa Tanjung Aru. Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan memiliki jumlah penduduk sebesar 2219 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 611 jiwa yang terdiri atas 1 dusun dan terbagi menjadi 8 Rt (Kantor Desa Tanjung Aru, 2014). Potensi perikanan yang ada di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan sangat besar, terbukti dengan banyaknya masyarakat di wilayah ini yang bermata pencaharian sebagai nelayan, buruh tambak maupun pengolahan hasil perikanan.

Dalam pelaksanaannya usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru menghadapi resiko yaitu tidak adanya jaminan ketersediaan bahan baku ikan laut setiap waktu, harga bahan baku ikan laut yang selalu fluktuatif, serta usaha pengolahan ikan asin yang sangat bergantung pada faktor alam berupa sinar matahari dan tidak adanya perhitungan secara detail dengan setiap biaya-biaya, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh dalam setiap produksi. Dengan adanya resiko tersebut, maka pengusaha ikan asin harus membuat keputusan-keputusan dalam menjalankan usahanya. Keadaan tersebut membuat seorang pengusaha ikan asin perlu mengetahui berbagai komponen ekonomi seperti biaya, penerimaan, keuntungan, titik impas, baik titik impas produksi harga maupun penjualan serta revenue cost rato (RCR) agar dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga pengolahan ikan asin dapat terus berproduksi. Untuk mengetahui perhitungan maka dilakukan analisis Break Even Point (BEP) melalui tehnik wawancara dalam pengumpulan datanya. Analisis break even point adalah merupakan suatu teknik analisis yang ditunjukkan untuk menghasilkan informasi dan dengan memusatkan perhatian pada penentuan suatu keadaan dimana volume kegiatan (yang di ukur dengan hasil penjualan) tidak menghasilkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian (Sunyoto, 2013:123).

Dari uraian latar belakang di atas maka dapat di identifikasi secara lebih cermat melalui penelitian yang mengkaji tentang “Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.

143

Page 3: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

Kerangka Dasar TeoriPengertian Produksi

Menurut Bustami dan Nurlela (2010:3), proses produksi adalah Proses pengolahan input menjadi output yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diproses menjadi bahan produk selesai.

Menurut Setiadi (2008:118), produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan guna baik guna waktu, bentuk maupun tempat dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Produksi tersebut dapat berupa barang ataupun jasa. Produksi diartikan juga sebagai suatu kegiatan mengubah sumber-sumber kedalam produk atau proses mengubah input menjadi output.Biaya Produksi

Menurut Bustami dan Nurlela (2010:3), proses produksi adalah Proses pengolahan input menjadi output yang dimaksud adalah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diproses menjadi bahan produk selesai.

Menurut Setiadi (2008:118), produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan guna baik guna waktu, bentuk maupun tempat dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut Mulyadi (2005:14), Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk di jual. Menurut pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Menurut Bustami dan Nurlela (2010:11), biaya produksi adalah Biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung,tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini juga di sebut dengan biaya produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan satu produk, di mana biaya ini merupakan bagian dari persediaan

Menurut Pracoyo (2006:175), secara ekonomis pendapatan di peroleh dari keseluruhan pendapatan yang diterima di kurangi dengan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama proses produksi.Analisis Titik Impas

Menurut Sunyoto (2013:123), analisis break even point adalah merupakan suatu teknik analisis yang ditunjukkan untuk menghasilkan informasi dan dengan memusatkan perhatian pada penentuan suatu keadaan dimana volume kegiatan (yang di ukur dengan hasil penjualan) tidak menghasilkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian.

Menurut Kasmir (2011:332), Analisis titik Impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba)

144

Page 4: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.

Harga Harga berarti biaya perolehan bagi konsumen dan pendapatan bagi penjual.

Bagi konsumen, ini merupakan biaya atas sesuatu perolehan barang atau jasa. Sedangkan bagi penjual, harga adalah pendapatan sumber utama dari keuntungan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2006:345), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang dikeluarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.Harga Jual

Menurut Mulyadi (2005:78), pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah kenaikan harga.

Nitisemito (2006:170), menambahkan bahwa harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang, dimana berdasarkan nilai terrsebut seseorang bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.Pendapatan

Dalam teori ilmu ekonomi, pendapatan atau penghasilan adalah hasil berupa uang yang di terima oleh Perusahan/Perseorangan dari aktifitas usahanya.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011:92), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi.

Menurut Pracoyo (2006:175), secara ekonomis pendapatan di peroleh dari keseluruhan pendapatan yang diterima di kurangi dengan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama proses produksi.Penyusutan

Standar Akuntansi Keuangan (2007:16-2), menyatakan penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya.

Menurut Jumingan (2009:194), biaya penyusutan muncul karena adanya nilai perolehan mesin/alat dibagi dengan umur ekonomis mesin/alat. Pada saat pembebanan biaya pengembangan dari msein/alat-alat itu tidak ada arus kas riil yang keluar, itu sebabnya penyusutan tidak pernah diperhitungkan dalam arus kas riil.

Penerimaan

145

Page 5: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

Menurut Boediono (2002:123), penerimaan (revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan ouput. Sedangkan menurut Soekartawi (2003:172) penerimaan adalah banyaknya produksi total dikalikan harga atau biaya produksi (banyaknya input dikalikan harga).

Menurut Pracoyo (2006:162), setelah produsen menghasilkan output dari setiap kegiatan produksi yang dilakukan maka output tersebut akan dijual pada konsumen, produsen akan memperoleh penerimaan dari setiap output yang dijual. Penerimaan yang diterima oleh produsen sebagian digunakan untuk membayar biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Dari menurut pengertian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan adalah seluruh pendapatan yang di terima dari setiap output yang dijual. Dengan memperhitungkan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Maka dengan itu produsen mengetahui hasil penerimaan bersih disetiap proses produksi.Analisis Titik Impas

Titik Impas (Break Even point) adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus di jual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.

Menurut Sunyoto (2013:123), analisis break even point adalah merupakan suatu teknik analisis yang ditunjukkan untuk menghasilkan informasi dan dengan memusatkan perhatian pada penentuan suatu keadaan dimana volume kegiatan (yang di ukur dengan hasil penjualan) tidak menghasilkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian.Tinjauan Umum Ikan Asin

Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan disuhu kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, walaupun biasanya harus di tutup rapat.

Ada beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat maupun ikan laut. Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu di taburi atau di rendam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang besar biasanya di belah atau dipotong lebih dulu agar garam mudah meresap kedalam daging, perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis menyebabkan Kristal-kristal garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya. Sementara itu partikel garam meresap masuk kedalam daging ikan. Proses ini berlangsung hingga tercapai impas konsentrasi garam di luar dan di dalam daging.

Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan. Setelah itu, ikan-ikan di jemur dan di fermentasi untuk meningkatkan keawetannya.a. Konsentari garam

146

Page 6: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses masuknya garam kedalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam kristal untuk mengasinkan.

a. Jenis garamGaram dapur murni (NaCI 95%) lebih mudah di serap dan

menghasilkan ikan asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca, senyawa, sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan merusak ikan.

b. Ketebalan daging ikanSemakin tebal daging ikan, proses pengasinan daging akan

menbutuhkan waktu yang semakin lama dan garam yang lebih banyak, sehingga ikan-ikan besar biasanya di belah-belah, dikeping atau di iris tipis sebelum diasinkan.

c. Kesegaran daging ikan Ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan

tubuh yang mudah keluar, sehingga proses pengasinan lebih cepat. Namun juga garam yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.

d. Suhu daging ikanSemakin tinggi suhu daging ikan semakin cepat garam masuk

kedalam tubuh ikan karena itu dibutuhkan proses penjemuran untuk mempercepat proses pengasinan.

Definisi konsepsionalBreak even point adalah merupakan suatu teknik analisis yang ditunjukkan untuk menghasilkan informasi dan dengan memusatkan perhatian pada penentuan suatu keadaan dimana volume kegiatan (yang di ukur dengan hasil penjualan) tidak menghasilkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian.

Metode PenelitianJenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif pada pelaku pengusaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan yaitu dengan cara menganalisis data-data biaya produksi yang diperoleh dari pelaku pengusaha ikan asin melalui observasi dan wawancara yang ditabulasikan untuk menentukan usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan dapat dikatakan memperoleh keuntungan atau kerugian. Dalam penelitian ini menjelaskan objek yang diteliti dengan cara memberikan deskripsi atau gambaran terhadap masalah yang telah di identifikasi dan dilakukan secara intensif dan terinci terhadap proses produksi pengolahan ikan asin.

Definisi Operasional

147

Page 7: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

a. Responden adalah pelaku usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

b. Ikan asin adalah jenis ikan laut yang diawetkan di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

c. Biaya adalah jumlah biaya pengeluaran yang dilakukan pada usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru kecamatan Tanjung Harapan.

d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan dapat digunakan dalam beberapa kali proses produksi (Rp/bulan) di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

e. Biaya tidak tetap adalah biaya yang habis dipakai dalam satu kali produksi (Rp/bulan) di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

f. Penerimaan adalah produksi yang dinyatakan dalam bentuk tunai sebelum dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usaha (Rp/bulan) di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

g. Keuntungan penerimaan bersih yang didapatkan oleh pelaku usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan (Rp/bulan) di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

h. Penyusutan adalah biaya pengurangan nilai peralatan yang disebabkan pemakaian terus menerus (Rp/bulan) di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

i. Umur teknis adalah masa pakai dari suatu peralatan hingga peralatan tersebut rusak atau tidak dapat digunakan lagi (bulan) di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

j. Break even point adalah suatu nilai yang menunjukan pada tingkat harga, produksi dan penjualan berapa tercapai pulang pokok (impas) pada usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

k. Break even point Produksi adalah nilai yang menunjukkan pada tingkat produksi berapa tercapai pulang pokok (impas) pada usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

l. Break even point harga adalah nilai yang menunjukkan pada tingkat harga berapa tercapainya pulang pokok (impas) pada usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

m. Break even point penjualan adalah nilai yang menunjukkan pada tingkat penjualan berapa tercapai pulang pokok (impas) pada usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan.

n. Desa Tanjung Aru adalah lokasi penelitian.Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang dikumpulkan yaitu meliputi : a. Data Primer

Data primer diperoleh dari observasi kelokasi penelitian dan wawancara langsung dengan responden yaitu pelaku usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan. Wawancara

148

Page 8: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun sesuai tujuan penelitian.

b. Data SekunderData sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, laporan hasil

penelitian dan sumber-sumber lain yang dapat menunjang penelitian ini.Teknik Analisis Data

Data yang di peroleh dari hasil penelitian akan di olah dan di analisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel serta uraian secara deskriptif kuantitatif. Jenis analisis yang akan digunakan dalam peneltian ini adalah sebagai berikut :a. Total Biaya b. Penerimaanc. Keuntungand. Penyusutane. Revenue Cost Ratiof. Titik Impas (BEP/Break Even Point)

Hasil dan PembahasanLaporan Laba Rugi Rata - Rata

Laporan Laba Rugi Usaha Ikan Asin Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan

Kabupaten Paser

PenjualanPenjualan ikan asin 10.911.070

Total Penjualan 10.911.070 Biaya

Biaya tetapbiaya penyusutan 70.167 biaya gaji pemilik 2.200.000

Total Biaya Tetap 2.270.167 Biaya tidak tetap

biaya pembelian ikan 4.700.000 biaya garam 300.300 biaya buruh 482.700 Total Biaya Tidak Tetap 5.483.000

Total Biaya 7.753.167

Laba 3.157.873

Sumber : Data Yang Diolah (2015)

149

Page 9: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

PembahasanBiaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang diperlukan pada saat memulai usaha. Biaya invetasi yang diperlukan dalam usaha ini dirangkum dalam tabel.

Biaya Investasi

No Jenis Biaya InvestasiUmur Teknis

(Bln)

Unit (Rata-rata)

Harga/Unit (Rp)

Total Harga (Rp)

1 Tempat Penjemuran 36 15 40.000 600.0002 Pisau Besar 24 2 60.000 120.0003 Terpal 24 2 200.000 400.0004 Bak 36 3 250.000 750.0005 Keranjang Ikan 24 3 80.000 240.0006 Gunting 12 1 12.000 12.000

Jumlah 642.000 2.122.000Sumber : Data Primer (2015)

Biaya investasi untuk usaha pengolahan ikan asin antara lain : tempat penjemuran, pisau, terpal, bak, keranjang ikan dan gunting. Umur teknis untuk masing-masing peralatan berkisar antara 12 bulan sampai dengan 36 bulan. Berdasarkan tabel biaya investasi adalah biaya investasi rata-rata 10 orang responden. Jumlah investasi yang diperlukan untuk usaha ini adalah sejumlah rata-rata Rp. 2.122.000/orang.

Biaya Tetap (Penyusutan)

NoJenis Biaya Penyusutan

Umur Teknis (Bln)

UnitHarga/Unit

(Rp)

Total Harga (Rp)

Biaya Tetap Penyusutan

(Rp/Bln)

1Tempat Penjemuran

36 15 40.000 600.000 16.667

2 Pisau 24 2 60.000 120.000 5.0003 Terpal 24 2 200.000 400.000 16.6674 Bak 36 3 250.000 750.000 20.8335 Keranjang Ikan 24 3 80.000 240.000 10.0006 Gunting 12 1 12.000 12.000 1.0007 Gaji Pemilik - - - - 2.200.000

Jumlah 642.000 2.122.000 2.270.167Sumber : Data Primer (2015)

150

Page 10: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

Biaya tetap (penyusutan) merupakan biaya pengurangan dari suatu alat yang disebabkan oleh pemakaian terus menerus hingga barang tersebut sudah tidak layak lagi untuk dipakai baik secara ekonomi maupun teknis. Berdasarkan tabel biaya tetap (penyusutan) diatas dapat diketahui bahwa jumlah biaya penyusutan rata-rata yang dikeluarkan dalam usaha ini adalah Rp. 2.270.167/bulan/orang dan biaya penyusutan total adalah sebesar Rp. 22.701.670/bulan.

Biaya Tidak Tetap

NoJenis Biaya Tidak

TetapJumlah (Kg/bln)

Harga(Rp)

Total Harga (Rp/bln)

1 Ikan Tembang 130 2.000 260.0002 Ikan Selar 103,5 10.000 1.035.0003 Ikan Layang 93 8.000 774.0004 Ikan Gembong 66,7 15.000 1.000.5005 Ikan Tenggiri 47,5 27.000 1.282.5006 Ikan Talang 42 9.000 378.0007 Garam 120,1 2.500 300.3308 Buruh 482,7 1.000 482.700

Jumlah Rata-Rata 5.483.030Sumber : Data Primer (2015)

Berdasarkan tabel biaya tidak tetap dapat diketahui bahwa jumlah biaya tidak tetap yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan ikan asin ini adalah rata – rata sebesar Rp. 5.483.030/bulan. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya pembelian ikan dan pembelian garam dan biaya buruh.

Total Biaya Usaha Ikan AsinNo Jenis Biaya Jumlah Rata-Rata (Rp/bln)

1 Biaya Tetap (penyusutan) 2.270.167

2 Biaya Tidak Tetap 5.483.030Total Biaya 7.753.197

Sumber : Data Yang Diolah (2015)

Berdasarkn tabel total biaya di atas dapat diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan ikan asin ini adalah rata – rata sebesar Rp. 7.753.197/bulan. Total biaya ini mencakup dari biaya tetap dan biaya tidak tetap dalam usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru.

151

Page 11: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

Penerimaan Usaha Ikan Asin

No. Jenis IkanJumlah(kg/bln)

Harga(Rp/kg)

Penerimaan(Rp/bln)

1 Tembang 104 15.000 1.560.0002 Selar 83 30.000 2.484.0003 Layang 74 22.000 1.636.8004 Gembong 53 32.000 1.707.5205 Tenggiri 33 75.000 2.493.7506 Talang 29 35.000 1.029.000

Total Penerimaan 10.911.070 Sumber : Data Yang Diolah 2015

Berdasarkan data pada tabel penerimaan usaha ikan asin di atas diketahui penerimaan rata – rata usaha ikan asin adalah sebesar Rp. 10.911.070/bulan. Penerimaan usaha ikan asin ini didapat dengan menjumlahkan hasil penjualan keseluruhan dari jenis ikan asin yang dikelola oleh responden sehingga dapat terlihat hasil total penerimaan yang diperoleh.

Keuntungan Usaha Ikan Asin

No. Uraian Jumlah (Rp/bln)

1 Total Penerimaan 10.911.0702 Total Biaya 7.753.197

Jumlah Keuntungan 3.157.873Sumber : Data Yang Diolah 2015

Berdasarkan data pada tabel keuntungan usaha ikan asin di atas diketahui keuntungan rata – rata usaha ikan asin adalah sebesar Rp. 3.157.873/bulan. Keuntungan ini berdampak besar buat para responden pengolah ikan asin sebagai pendapatan mereka dalam menjalani usaha selama ini. Dari hasil keuntungan di atas bahwa usaha pengolahan ikan asin ini sangat berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha, sehingga usaha pengolahan ikan asin ini layak untuk dikembangkan di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Paser.

Reveneu Cost Ratio (RCR)No Uraian Jumlah Rata-Rata (Rp/bln)1 Total Penerimaan 10.911.0702 Total Biaya 7.753.197

Nilai RCR 1.40Sumber : Data Yang Diolah 2015

Berdasarkan data pada tabel Reveneu Cost Ratio (RCR) diketahui bahwa hasil nilai RCR pada usaha ini adalah 1,40 Yang artinya usaha ini menguntungkan

152

Page 12: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

serta layak untuk terus dikembangkan atau usaha ini akan menghasilkan keuntungan sebesar 1,40 Dari total biaya yang keluar.

BEP Produksi Ikan Tembang

No Uraian Jumlah Rata – Rata(Kg/bln)

1 Total Biaya 852.861

2 Price (harga jual) 15.000Nilai BEP Produksi 57

Sumber : Data Yang Diolah (2015)Tabel BEP produksi ikan tembang diatas menunjukkan bahwa produksi

ikan asin dilapangan adalah sejumlah 104 ˃ 57 Kg, sehingga usaha ini telah melewati titik impas produksi (menguntungkan).

BEP Harga Ikan Tembang

No Uraian Jumlah Rata – Rata(Rp/kg)

1 Total Biaya 852.8612 Jumlah Hasil Produksi 104

Nilai BEP Harga 8.200Sumber : Data Yang Diolah (2015)

Dari tabel BEP harga ikan tembang diatas menunjukkan bahwa data di lapangan menunjukkan bahwa harga ikan asin Rp. 15.000 ˃ Rp. 8.200, sehingga usaha ini telah melewati titik impas harga (menguntungkan).

BEP Penjualan Ikan Tembang

No Uraian Jumlah Rata – Rata(Rp/bln)

1 Total Biaya Tetap 378.3612 Total Biaya Tidak Tetap 474.5003 Penjualan 1.560.000

Nilai BEP Penjualan 543.752Sumber : Data Yang Diolah (2015)

Dari tabel BEP penjualan ikan tembang menunjukkan bahwa data di lapangan penjualan ikan asin adalah Rp. 1.560.000/bulan ˃ Rp. 543.752/bulan sehingga telah melewati titik impas penjualan (menguntungkan).

BEP Produksi Ikan Gembong

No Uraian Jumlah Rata – Rata(Kg/bln)

1 Total Biaya 1.488.916

2 Price (harga jual) 32.000

153

Page 13: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

Nilai BEP Produksi 47Sumber : Data Yang Diolah (2015)

Dari tabel BEP produksi ikan diatas gembong menunjukkan bahwa produksi ikan asin dilapangan adalah sejumlah 53 ˃ 47 Kg, sehingga usaha ini telah melewati titik impas produksi (menguntungkan).

BEP Harga Ikan Gembong

No Uraian Jumlah Rata – Rata(Rp/kg)

1 Total Biaya 1.488.9162 Jumlah Hasil Produksi 53

Nilai BEP Harga 28.294Sumber : Data Yang Diolah (2015)

Dari tabel BEP harga ikan gembong menunjukkan bahwa data dilapangan harga ikan asin Rp. 32.000 ˃ Rp. 28.294, sehingga usaha ini telah melewati titik impas harga (menguntungkan).

BEP Penjualan Ikan Gembong

No Uraian Jumlah Rata – Rata(Rp/bln)

1 Total Biaya Tetap 378.3612 Total Biaya Tidak Tetap 1.110.5553 Penjualan 1.707.520

Nilai BEP Penjualan 1.082.240Sumber : Data Yang Diolah (2015)

Dari tabel BEP penjualan ikan gembong menunjukkan bahwa data dilapangan penjualan ikan asin adalah Rp. 1.707.520/bulan ˃ Rp. 1.082.240/bulan sehingga telah melewati titik impas penjualan (menguntungkan).

Nilai BEP Produksi, Harga dan Penjualan

No Jenis Ikan AsinBEP Produksi

(Kg/bln)BEP Harga

(Rp/bln)BEP Penjualan

(Rp/bln)1 Tembang 57 8.200 543.7522 Selar 53 19.132 735.2773 Layang 58 17.354 837.6304 Gembong 47 28.294 1.082.2405 Tenggiri 23 52.817 827.6656 Talang 23 29.581 662.132

Sumber : Data Yang Diolah (2015)Dari tabel Nilai BEP Produksi, Harga dan Penjualan diatas menunjukkan

bahwa hasil nilai titik impas (BEP) Produksi, Harga dan Penjualan masing –

154

Page 14: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

masing jenis ikan asin yang diolah oleh responden. Data dilapangan menunjukkan bahwa hasil telah melewati titik impas baik dari Produksi, Harga maupun Penjualan sehingga usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru telah menguntungkan.

155

Page 15: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

Analisis Break Even Point (BEP) Usaha Ikan Asin(Suhardi)

Penutup Total biaya yang dikeluarkan responden pengolah ikan asin rata-rata adalah

sebesar Rp. 7.753.197/bulan. Penerimaan yang diperoleh responden pengolah ikan asin rata-rata sebesar adalah Rp. 10.911.070/bulan dengan tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh responden adalah sebesar Rp. 3.157.873/bulan.

Revenue Cost Ratio (RCR) pada usaha pengolahan ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan adalah sebesar 1,40 yang artinya keuntungan yang diperoleh sebesar 1,40 kali dari total biaya yang keluar.

Break Even Point usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan baik dari sisi produksi, harga maupun penjualan melebihi dari titik impas atau dengan kata lain usaha ini memiliki keuntungan.

Besarnya keuntungan bersih yang diterima pelaku usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan sangat menguntungkan, sebaiknya usaha ikan asin dikelola secara efesien agar tetap bertahan untuk masa – masa yang akan datang khususnya para pelaku usaha ikan asin di Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Paser.

Setelah melihat analisis biaya, volume dan laba dapat diketahui hasil break even point. Hendaknya responden perlu melakukan efesiensi biaya – biaya yang dikeluarkan untuk melindungi posisi laba usaha agar tidak menderita kerugian dan lebih bijaksana menggunakan biaya – biaya yang dikeluarkan.

Terbatasnya produksi ikan asin dari Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan adalah satu di antara faktor yang menjadi masalah usaha pengolahan ikan asin ini karna pasokan ikan segar yang selalu fluktuatif sehingga untuk mengatasinya maka diperlukan kerjasama dengan nelayan setempat dengan memberikan modal atau mendanai nelayan memenuhi peralatan di butuhkan agar nelayan selalu memasok ikan segar kepada responden.

Daftar PustakaAdawyah, rabiatul. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Edisi Pertama. PT.

Bumi Aksara. JakartaAlma, Buchari. 2006. Dalam Daud dan Budiastuti. 2013. Analisis pengaruh

promosi dan harga terhadap loyalitas pelanggan. PT. Kristo Aditama. Jurnal Manajemen 1.

Arhan, B. 2007. Analisis Finansial Usaha Tambak di Tanjung Pimping Desa Tani Baru Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Mulawarman. Samarinda. (Skripsi tidak dipublikasikan).

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). Rineka Cipta. Jakarta.

Atmaja, Lukas Setia. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Empat. Andi Offset. Yogyakarta.

156

Page 16: jurnal hardi (02-16-16-05-41-49).doc

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1 , 2016: 142-156

Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser. 2013. Tabel Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Paser. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Kalimantan Timur.

Bustami, Bustian dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya. Edisis Empat. Mitra Wacana Media. Yogyakarta.

Boediono. 2002. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta

Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Timur. 2008. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan. Dinas Peikanan dan kelautan Kalimantan Timur. Samarinda. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman, Samarinda. (tidak dipublikasikan).

Effendi, Irzal dan Wawan Oktariza. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta.

Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, SurakartaKantor Kepala Desa Tanjung Aru. 2014. Arsip Desa Tanjung Aru. Kantor Kepala

Desa Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Paser Kalimantan Timur.

Kotler, P. dan G. Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip pemasaran. 11st ed. Indeks. Jakarta.

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Edesi Kelima. Cetakan Ketujuh. UPP AMP YKPN, Yogyakrta.

Nitisemito. 2006. Manajemen Personalia. Edisi kedua, Ghalia Indonesia.Pracoyo. Antyo dan Tri Kurniawangsih Pracoyo. 2006. Aspek Dasar Ekonomi

Mikro. Grasindo. Jakarta. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.

Rangkuti, Freddy. 2012. Study Kelayakan Bisnis & Investasi. Kompas Gramedia Building. Jakarta.

Setiadi, Nugroho J. 2008. Aplikasi Teori Ekonomi Dan Pengambilan Keputusan Manajerial Dalam dunia Bisnis. Kencana. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. Raja Garfindo Persada. JakartaSunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis (Teori dan

kasus). Jl. Cempaka Putih No.8 Deresan CT X, Gejayan , Yogyakarta.Sumber Internet :Afrianto, E. dan E. Liviawaty. Pengawetan dan pengolahan ikan. Penerbit

Kanisius, Jogyakarta. (diakses 22 juni 2015, pukul 20.30 wita.)

157