Jurnal eliksir 1

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang ada. Umumnya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar satu zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain yang ada, perubahan yang tidak diinginkan (Filzahazny, 2009). Bila dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibandingkan dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena Elixir besifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat itu yang larut dalam air maupun alkohol dalam larutan elixir. Disamping itu elixir mudah dibuat larutan elixir, maka itu elixir lebih disukai disbanding sirup (Anief,2010). Banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan campurann homogen dari zat-zat terlarut 1

description

no description

Transcript of Jurnal eliksir 1

Page 1: Jurnal eliksir 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang

ada. Umumnya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat

obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung,

bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan meminum

eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam

sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar satu zat

obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain

yang ada, perubahan yang tidak diinginkan (Filzahazny, 2009).

Bila dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang

kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibandingkan

dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena

Elixir besifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat itu yang larut

dalam air maupun alkohol dalam larutan elixir. Disamping itu elixir mudah dibuat

larutan elixir, maka itu elixir lebih disukai disbanding sirup (Anief,2010).

Banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan

campurann homogen dari zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut, menurut

prinsip farmasi digolongkan kedalam jenis produk lainnya. Larutan yang

mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol)

disebut eliksir (ansel,2005).

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,

selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat

warna zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. Sebagai

pelarut utama eliksir adalah etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan

obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sirop gula dapat

digunakan sebagai pengganti gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup

rapat (Anief, 1997).

1

Page 2: Jurnal eliksir 1

1.2 Prinsip Percobaan

Eliksir adalah cairan jernih, rasanya manis, larutan hidroalkohol digunakan

untuk pemakaian oral, umumnya mengandung flavuoring agent untuk

meningkatkan rasa enak dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10%. Pada

proses pembuatannya, ditambahkan etanol yang dimaksudkan untuk

mempertinggi kelarutan obat. Selain itu juga ditambahkan gliserol, sorbitol, dan

propilen glikol. Sebagai pengganti gula dapat ditambahkan sirup gula. pH eliksir

yang memenuhi syarat menurut USP adalah kisaran 3,8 – 6,1.

1.3 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui bentuk sediaan eliksir

Untuk mengetahui dan memahami prinsip pembuatan eliksir

Mengetahui bahan-bahan tambahan eliksir

Mengetahui cara evaluasi sediaan eliksir

2

Page 3: Jurnal eliksir 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,sebagai

pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Untuk larutan (solution)

steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada

Injections. Disamping wadah harus mudah dikosongkan dengan cepat, besarnya

kemasan boleh lebih dari 1 liter. Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang

mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan

seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna zat pewangidan zat pengawet, dan

digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir adalah etanol yang

dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol

dan propilenglikol. Sirop gula dapat digunakan sebagai pengganti gula. Eliksir

supaya disimpan dalam wadah tertutup rapat (Anief, 1997).

Dalam istilah kimia fisik, larutan dapat dipersiapkan dari campuran yang

mana saja dari tiga macamkeadaan zat yaitu padat, cair dan gas. Misalnya suatu

zat terlarut padat dapat dilarutkan baik dalam zat padat lainnya, cairan atau gas,

dengan cara yang sama untuk zat terlarut dan gas, ada 9 tipe campuran homogen

yang mungkin dibuat. Bagaimanapun, dalam farmasi perhatian terhadap larutan

sebagian besar terbatas pada pembuatan larutan dari suatu zat padat, zat cair

dalam suatu pelarut cair dan tidak begitu sering larutan suatu gas dalam pelarut

cair (Ansel, 2008).

Dalam istilah farmasi, larutan didefenisikan sebagai sediaan “cair yang

mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam

air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak

dimasukkan kedalam golongan produk lainnya”. Sesungguhnya banyak produk

farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan campuran homogeny dari

zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut, menurut prinsip farmasi

digolongkan ke dalam jenis produk lainnya. Misalnya larutan obat-obat dalam air

yang mengandung gula digolongkan sebagai sirup; larutan yang mengandung

hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alcohol) disebut eliksir.

Eliksir yaitu larutan dari bahan-bahan yang berbau harum disebut spirit jika

3

Page 4: Jurnal eliksir 1

pelarutnya mengandung alcohol atau air aromatic jika pelarutnnya mengandung

air. Larutan yang dibuat dengan menyari unsur-unsur aktif dari bahan obat alam

disebut tinktur atau ekstrak encer, tergantung pada cara pembuatan dan

konsentrasinya. Tinktur dapat juga berupa larutan-larutan dari zat kimia yang

dilarutkan dalam alcohol atau dalam suatu pelarut yang mengandung

hidroalkohol. Larutan-larutan tertentu yang dibuat steril dan bebas pirogen dan

dimaksudkan untuk pemberian parenteral digolongkan sebagai injeksi. Walaupun

dapat dikutip contoh-contoh lain, jelas kelihatan bahwa larutan sebagai suatu jenis

yang berbeda dari sediaan farmasi, jauh lebih terbatas artinya dibandingkan

dengan istilah larutan dalam defenisi kimia fisik (Ansel, 2008).

Larutan oral, sirup dan eliksir, dibuat dan digunakan karena efek tertentu

dari zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan

memberikan efek sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam

bentuk larutan, biasanya berarti bahwa absorpsinya dalam sistem saluran cerna ke

dalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat daripada dalam

bentuk sediaan suspense atau padat dari zat obat yang sama. Dalam larutan yang

diberikan secara oral biasanya terdapat zat-zat terlarut lain selain dari bahan obat.

Bahan-bahan tambahan ini biasanya meliputi pemberi warna, pemberi rasa,

pemanis, atau penstabil larutan. Dalam penyusunan formula atau pencampuran

suatu larutan farmasi, ahli-ahli farmasi harus memanfaatkan keterangan tentang

kelarutan dan kestabilan dari masing-masing zat terlarut yang ada dengan

memperhatikan pelarut atau sistem pelarut yang digunakan, ahli farmasi harus

berhati-hati menghadapi penggunaan kombinasi obat atau bahan-bahan farmasi

yang akan menimbulkan interaksi kimia atau fisika yang akan mempengaruhi

mutu terapeutik atau stabilitas farmasetik produk (Ansel, 2008).

Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan,

maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut. Pernyataan

kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20o,

kecuali dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian bobot zat padat atau 1 bagian

volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan

zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar. Pernyataan

bagian dalam kelarutan berarti 1 gram zat padat atau 1 ml zat cair dalam sejumlah

4

Page 5: Jurnal eliksir 1

ml pelarut. Kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan

dengan istilah berikut :

Istilah kelarutan : Jumlah bagian pelarut yang diperlukan

untuk melarutkan

Sangat mudah larut Kurang dari 1

Mudah larut 1-10

Larut 1-30

Agak sukar larut 1-100

Sukar larut 100-1000

Sangat sukar larut 1000-10.000

Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi adalah :

a. Dapat larut dalam air

Klorida, kecuali Hydrargyrosi Chloridum, Argenti Chloridum, Plumbi

Chloridum tidak larut.

Nitrat, kecuali nitrat base, seperti Bismuthi subnitras tidak larut.

Sulfat, kecuali Barii Sulfas, Plumbi Sulfas tidak larut dan Calcii Sulfas

sedikit larut.

b. Tidak larut dalam air

Karbonat, kecuali Kalii Carbonas, Natrii Carbonas, Ammoni Carbonas

dan Lithii Caarbonas larut.

Oksida dan hidroksida, kecuali Kalii, Natrii, Ammonii, Calcii. Barii

Oxydum dan Hydroxydum larut.

Fosfat, kecuali Kalii Phospas, Natrii Phospas dan Ammonii Phospas.

Dalam Farmakope disebutkan mengenai suhu dari air hangat 60o sampai

70o dan air panas mempunyai suhu 85o sampai 95o.

Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh suhu, umumnya kenaikan suhu

menyebabkan bertambahnya kelarutan suatu zat. Untuk Natrii Chloridum

kenaikannya sedikit dan untuk beberapa zat kelarutannya turun pada kenaikan

suhu seperti Calcii Hydroxydum (Aqua Calcis pada pemanasan akan keruh

danpada pendinginan akan jernih), Calcii Hypophosphis dan Calcii

Glycerophosphas (Anief, 1997).

5

Page 6: Jurnal eliksir 1

Eliksir bila dibandingkan dengan syrup, eliksir biasanya kurang manis dan

kurang kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif

disbanding dengan syrup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.

Karena eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang

larut dalam air maupun alcohol dalam larutan eliksir. Disamping itu eliksir mudah

dibuat larutan eliksir, maka itu eliksir lebih disukai disbanding sirup. Banyaknya

jumlah etanol yang ada di dalam eliksir berbeda sekali. Kadar etanol yang rendah

adalah 3% dan yang tertinggi dapat sampai 44%. Biasanya eliksir mengandung

antara 5-10% etanol. Pemanis yang digunakan biasanya gula atau sirup gula, tapi

kadang-kadang digunakan sorbitol, Glycerinum dan Saccharinum (terbatas).

Eliksir untuk obat :

Nama obat Dosis Efek terapi

1. Dexamethasone Elixir USP 500 mg/5 ml Anti inflamasi

2. Acetaminophen Elixir USP 300 mg/10 ml Analgetik

3. Diphenhydramin HCL

Elixir USP

25 mg/10 ml Antihistamin

4. Reserpine Elixir USP 0,05 mg/ml Antihipertensi

5. Digoxin Elixir USP 50 mg/ml Kardiotonik

Eliksir bukan obat :

Eliksir bukan obat digunakan untuk :

1. Menghilangkan rasa tidak enak

2. Untuk pengenceran eliksir untuk obat

Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan eliksir bukan obat, harus

diperhatikan bahwa kadar etanol sama. Juga bau dan rasanya tidak saling

bertentangan dan semua zat yang terkandung dapat saling bercampur baik secara

fisika maupun kimia.

Contoh eliksir bukan obat :

1. Compound Benzaldehyde Elixir NF.

2. Iso-alcoholic Elixir NF.

3. Aromatic Elixir NF.

(Anief, 1997).

6

Page 7: Jurnal eliksir 1

Eliksir: adalah sediaan berupa jernih, manis, merupakan larutan hidroalkoholik,

terutama untuk pemakaian oral, biasanya beraroma. Ada 2 jenis:

1. Non-medicated elixir: bisa sebagai vehikulum

2. Medicated elixir: sebagai obat.

Dibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis, kurang viscous karena

mengandung gula dengan kadar rendah, sehingga kurang efektif untuk menutup

rasa yang tidak enak. Karena berupa hidroalkoholik, maka lebih mudah untuk

dibuat menjadi larutan bagi bahan-bahan yang larut dalam air maupun yang larut

dalam alkohol. Dari sisi pembuatan menjadi lebih sederhana. Dibandingkan sirup.

Kadar alkohol bervariasi sekali tergantung dari keperluan untuk menjaga tetap

dalam larutan. Konsekwensinya: untuk bahan yang kurang larut dalam air, jumlah

alcohol yang dibutuhkan menjadi lebih besar. Gliserin, propilen glikol dipakai

sebagai ko-solven. Walaupun eliksir dipermanis dengan gula, banyak juga yang

menggunakan sorbitol, gliserin, atau pemanis buatan. Eliksir dengan kadar

alkohol tinggi sering memakai saccharin sebagai pemanis dengan jumlah kecil

daripada gula yang sedikit larut dalam alkohol..

Hampir semua eliksir mengandung Flavoring agent dan coloring agent.

Eliksir dengan 10 - 12% alkohol adalah self-preserving sehingga tidak perlu

ditambahkan anti mikroba lagi.

Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang

ada. Umumnya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat

obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung,

bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan meminum

eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam

sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar satu zat

obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain

yang ada, perubahan yang tidak diinginkan (Filzahazny, 2009).

Bila dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang

kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibandingkan

dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena

Elixir besifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat itu yang larut

7

Page 8: Jurnal eliksir 1

dalam air maupun alkohol dalam larutan elixir. Disamping itu elixir mudah dibuat

larutan elixir, maka itu elixir lebih disukai disbanding sirup (Anief,2010).

Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang

ada. Umumnya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat

obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung,

bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan meminum

eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam

sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar satu zat

obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain

yang ada, perubahan yang tidak diinginkan (Filzahazny, 2009).

Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi

sebagai kosolven. Bila dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis

dan kurang kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif

disbanding dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.

Karena eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat yang larut

dalam air maupun alcohol dalam larutan eliksir, maka itu eliksir lebih disukai

dibanding sirup. Banyaknya jumlah etanol yang ada dalam eliksir berbeda sekali.

Kadar etanol yang rendah adalah 3% dan yang tertinggi dapat sampai 44%.

Biasanya eliksir mengandung antara 5-10% etanol (Anief, 1997).

Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa terapi eliksir obat

untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Eliksir lebih mampu

mempertahankan komponen – komponen larutan yang larut dalam air dan yang

larut dalam alcohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan

kemudahan dalam pembuatannya ( dengan melarutkan biasa ), dari sudut

pembuatan eliksir lebih disukai daripadaa sirup (Ansel, 1989).

Tiap eliksir memerlukan campuran tertentu dari alcohol dan air untuk

mempertahankan semua komponen dalam larutan. Tentu saja, untuk eliksir –

eliksir ini mengandung zat yang kelarutannya dalam air jelek, banyaknya alcohol

dibutuhkan lebuh besar daripada eliksir yang dibuat dari komponen – komponen

yang kelarutannya dalam air baik. Disamping alcohol dan air, pelarut- pelarut lain

seperti gliserin dan propilen glikol, sering digunakan dalam eliksir sebagai pelarut

pembantu ( Ansel, 1989).

8

Page 9: Jurnal eliksir 1

Walau banyak eliksir yang dimaniskan dengan sukrosa atau dengan sirup

sukrosa, beberapa menggunakan sorbitol, gliserin atau pemanis buatan seperti

sakarin untuk tujuan ini. Eliksir yang mempunyai kadar alcohol yang tinggi

biasanya menggunakan pemanis buatan seperti sakarin, yang dibutuhkan hanya

dalam jumlah kecil, daripada sukrosa yang hanya sedikit larut dalam alcohol dan

membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk kemanisan yang sama ( Ansel,

1989).

Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah

kelezatan dan hamper semua eliksir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan

penampilannya. Eliksir yang mengandung alcohol lebih dari 10 – 12%, biasanya

bersifat sebagai pengawet sendiri dan tidak membutuhkan penambahan zat

antimikroba untuk pengawetannya. Walau monograf untuk eliksir obat

menetapkan standar – standar, mereka umumnya tidak menetapkan formula resmi.

Formulasi diserahkan pada masing – masing pabrik ( Ansel, 1989).

Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat

dengan dosis lazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Utuk sebagian

terbesar eliksir, satu atau dua sendok the penuj ( 5 atau 10 ml) pemberian obat

dengan dosis lazim dewasa. Satu keuntungan eliksir lebih dari obat dalam bentuk

pemberian padat adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian

dosis, terutama pada anak – anak. Orang tua dapat member setengah sendok teh

penuh obat (Ansel, 1989).

Eliksir (Depkes RI, 1979) adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai

rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan

atau zat pemanis lainnya, zat pewangi dan pengewet, digunakan sebagai obat

dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk

mempertinggi kelarutan obat, penggunaan biasanya 5-10%. Pada percobaan ini

alkohol yang digunakan 96 %. Selain itu dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan

propilenglikol. Sebagai gula dapat ditambahkan sirup.

Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah kelezatan

,danhampirsemuaeliksirmempunyaizat

pewarnauntukmeningkatkanpenampilannya. Eliksir yang mengandung alkohol

9

Page 10: Jurnal eliksir 1

lebih dari 10%-12%, biasanya jugabersifat sebagai pengawet, sehingga tidak

membutuhkan tambahan zat antimikroba sebagai pengawet (Ansel 1989).

Sebagai contoh, untuk anak yang memperoleh kemudahan yang lebih

besar dari pada yang didapat dari memecah tablet yang sama atau memisahkan

dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir obat dimaksudkan

untuk anak – anak, wada diperdagangkan sering mengandung alat pengukur yang

telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua

mengukur obat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan sesuai umur anak,

berat, atau kondisinya (Ansel, 1989).

Karena eliksir mengandung alcohol dan biasanya juga mengandung

beberapa minyak mudah menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka

paling baik disimpan dalam wadah – wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya

untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Dibandingkan dengan sirup,

eliksir biasanya mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirip

(Ansel, 1989).

Bila dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang

kental, karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibandingkan

dengan sirup dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Karena

Elixir besifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat itu yang larut

dalam air maupun alkohol dalam larutan elixir. Disamping itu elixir mudah dibuat

larutan elixir, maka itu elixir lebih disukai disbanding sirup (Anief,2010).

Banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan

campurann homogen dari zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut, menurut

prinsip farmasi digolongkan kedalam jenis produk lainnya. Larutan yang

mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol)

disebut eliksir (ansel,2005).

Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk

mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbital, dan

propilenglikol. Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula. Adapun

sediaan eliksir dipasaran antara lain:

Elixir De Spa

Phenergan ( Promethazine Elixir)

10

Page 11: Jurnal eliksir 1

Bisolvon Kidds

Suplemen Makanan KIDDI

Curcuma Plus (Aulton, 1994).

Acetaminophenum larut dalam 70 baigian air, dalan 7 baigian etanol (95%),

dalm 13 bagian aseton, dalam 40 bagian gliserol dan dalam 9 bagian

propilenglikol, larut dalam alkali hidroksida, kegunaannya sebagai analgenikum

dan antipiretikum. Gliserol adalah cairan seperti sirup , jernih, tidak berwarna,

tidak berbau, manis diikuti rasa hangat dan hidroskopis. Dapat bercampur dengan

air dan dengan etanol ( 95% ), kegunaannya adalah sebagai zat tambahan

(Aulton, 1994 ).

Sorbitol adalah serbuk, butiran atau kepingan, putih, rasa manis

hidroskopis. Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol ( 95% ) dan

khasiatnya sebagai zat tambahan. Aethanol adalah cairan tak berwarna, jernih,

mudah menguap, berbau khas dan mudah terbakar. Sangat mudah larut dalam air

dan dalam eter. Kegunaanya adalah sebagai zat tambahan(Aulton, 1994)

Banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan

campurann homogen dari zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut, menurut

prinsip farmasi digolongkan kedalam jenis produk lainnya. Larutan yang

mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol)

disebut eliksir (Ansel,2005).

Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah kelezatan

,danhampirsemuaeliksirmempunyaizat

pewarnauntukmeningkatkanpenampilannya. Eliksir yang mengandung alkohol

lebih dari 10%-12%, biasanya jugabersifat sebagai pengawet, sehingga tidak

membutuhkan tambahan zat antimikroba sebagai pengawet (Ansel 2005).

Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir  jumlahnya  berbeda-beda

karenamasing-masing komponen eliksir mempuyai sifat kelarutan dalam alkohol

dan airyang berbeda-beda. Tiap eliksir memerlukan campuran tertentudari alkohol

dan airuntuk mempertyahankan semua komponen dalam larutan. Disamping

alkohol dan air, pelarut- pelarut lain seperti gliserin dan propilen glikol,

sering digunakan dalam eliksir sebagai pelarut pembantu (Conors, 1986).

11

Page 12: Jurnal eliksir 1

Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk

mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen

glikol, sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula (FI III,1979).

Banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan

campurann homogen dari zat-zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut, menurut

prinsip farmasi digolongkan kedalam jenis produk lainnya. Larutan yang

mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol)

disebut eliksir (ansel,2005).

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,

selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat

warna zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam. Sebagai

pelarut utama eliksir adalah etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan

obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sirop gula dapat

digunakan sebagai pengganti gula. Eliksir supaya disimpan dalam wadah tertutup

rapat (Anief, 1997).

Kebaikan dan keburukan sediaan eliksir adalah:

Kebaikan

a. Mempunya bau dan rasa sedap sehingga mudah diberikan kepada

pasien,terutama bayi dan anak-anak

b. Takaran pemakaian sudah diatur

c. Sediaan stabil dalam penyimpanan

Keburukan

a. Kandungan alkohol di dalam eliksir dapat menjadi stimulansia

terhadap saluran cerna pasien terutama pada bayi dan anak-anak

b. Etanol mudah menguap,sehingga bila kemasan tidak ditutup rapat

maka mudah terjadi penghabluran.

Contoh:

a. Panadol eliksir

b. Parasetamol eliksir

c. Batugin eliksir

(Admar Jas, 2007)

12

Page 13: Jurnal eliksir 1

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Formula

R/ Acetaminophen 120 mg

Glyceril 2,5 ml

Propilen glikol 500 ml

Sorbitol sol 70% 1,25 ml

Aethanol 500 ml

Zat tambahan yang cocok q.s

Aquadest ad 5 ml

m.f.eliksir

##

Pro: Zulfan

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Mortir dan stemfer

Timbangan dan anak timbangan

Cawan

Kaca arloji

Gelas ukur

Botol ukuran 150 ml

Erlenmeyer

Indikator universal

3.2.2 Bahan

Acetaminophen

Glyceril

Propilen glikol

Sorbitol sol 70%

Aethanol

13

Page 14: Jurnal eliksir 1

Zat tambahan yang cocok

Aquadest

3.3 Perhitungan bahan

1. Acetaminophen = 60/5 x 120mg = 1,44 g

2. Glyceril = 60/5 x 2,5 = 30 ml

3. Propilen glikol = 60/5 x 0,5 = 6 ml

4. Sorbitol sol 70% = 60/5 x 1,25 = 15 ml

5. Aethanol = 60/5 x 0,5 = 6 ml

6. Aquadest ad = 60/5 x 5 = 60

3.4 Prosedur

- Di timbang semua bahan Acetaminophen, Gliserol, Propilen glikol Sorbitol

Sol 70%, Aethanol, Aquadest.

- Diukur air sebanyak 60 ml dengan gelas ukur

- Dimasukkan ke botol untuk dikalibrasi

- Disiapakan lumpang bersih

- Didalam lumpang masukkan Acetaminophen dan gliserin sambil digerus

hingga homogen

- Ditambah sorbital gerus homogen

- Ditambah propilen gerus hingga homogen

- Dimasukkan kedalam botol ( yang sudah dikalibrasi )

- Ditambahkan Oleum Mint Piperitae 3 tetes kemudian dikocok

- Ditambahkan aquadest sampai batas kalibrasi

- Diberi etiket

14

Page 15: Jurnal eliksir 1

3.5 Evaluasi

1. Organoleptis

Diamati apakah eliksir yang dibuat sudah sesuai dengan standar elixir

yaitu berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap.

2. Kejernihan

Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan eliksir,

apakah ada partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan tersebut sudah

jernih.

3. pH

Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan

dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus sama

dengan pH usus.

15

Page 16: Jurnal eliksir 1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada percobaan yang telah dilakukan pada uji kejernihan, tidak di

dapatkan hasil yang jernih karena penggerusan yang tidak homogen. Dari hasil

percobaan ini diperoleh eliksir sebanyak 60 ml. pada percobaan ini didapatkan pH

eliksir yaitu pH 6 (asam).

4.2Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan sediaan obat

berupa larutan yaitu eliksir. Kandungan didalam sediaan adalah bahan obat dan

bahan tambahan. Kandungan alkohol di dalam sediaan yang telah dibuat adalah

70% , derajat keasaman (pH) adalah 6,warna sediaan adalah keruh dan beraroma

mint dari Oleum Menthaepiperitae.

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,

mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis

lainnya, zat pewangi dan pengewet, digunakan sebagai obat dalam.Sebagai

pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan

obat, penggunaan biasanya 5-10%. Pada percobaan ini alkohol yang digunakan 96

%. Selain itu dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Sebagai gula

dapat ditambahkan sirup (Depkes RI, 1979).

Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah kelezata,

dan hampir semua eliksir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan

penampilannya. Eliksir yang mengandung alkohol lebih dari 10%-12%, biasanya

juga bersifat sebagai pengawet, sehingga tidak membutuhkan tambahan zat

antimikroba sebagai pengawet (Ansel 1989).

16

Page 17: Jurnal eliksir 1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

bahwa bentuk sediaan eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai

rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula

atau zat pemanis lain, zat warna zat pewang idan zat pengawet, dan digunakan

sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama eliksir pada percobaan ini adalah

etanol yang dimaksudkan mempertinggi kelarutan obat. Ditambahkan gliserol,

sorbitol dan propilenglikol. Eliksir disimpan dalam wadah tertutup rapat.

Cara pembuatan sediaan eliksir yaitu denagan cara memasukkan ethanol dan

Acetaminophen kedalam Erlenmeyer untuk dijernihkan. Diaduk sampai

jernih, setelah itu digerus propilen glikol didalam lumping. Lalu ditambahkan

campuran acetaminophen dan ethanol tersebut ke dalam lumpang, gerus

hingga homogeny. Setelah itu dimasukkan glyseril, aquadest, dan sorbitol sol

digerus homogeny. Lalu diuji kejernihannya, dimasukkan kedalam botol

sediaan 150 ml. disimpan didalam botol tertutup rapat dan diberi etiket dan

label.

Pada percobaan ini digunakan bahan tambahan yaitu gliseril, aquadest,

sorbitol sol dan propilenglikol.

Cara evaluasi eliksir yaitu dengan cara menuang sediaan kedalam beaker glas,

lalu dilihat apakah masih ada butiran-butiran paracetamol yang belum larut

dan belum homogen digerus dan dilihat juga kejernihan larutan. Di uji

keasaman eliksir dengan menggunakan indicator universal. Hasil eliksir yang

didapatkan pada percobaan ini jernih dan memiliki pH 6.

5.2. Saran

Sebaiknya pada percobaan berkutnya digunakan bahan tambahan lain,

misalkan syrup gula, zat pewangi (essence apple) dan zat pengawet (as.

Benzoat).

17

Page 18: Jurnal eliksir 1

Sebaiknya pada percobaan selanjutnya digunakan bahan obat yang lain

seperti Promethazine

Sebaiknya pada percobaan berikutnya untuk pengujian pH dapat digunakan

alat pH meter untuk lebih memastikan nilai pH-nya.

18

Page 19: Jurnal eliksir 1

DAFTAR PUSTAKA

Ansel,C.Howard.(1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta:Universitas

Indonesia Press.

Depkes.R.I.(1995). Farmakope Indonesi. Edisi keempat. Jakarta:Departemen

KesehatanRepublik Indonesia .

Joseph,Sprowls.(1970). Prescription Pharmacy.Toronto: J.B.Lippincott

Company.

Anief.(1983). Ilmu Farmasi.Yogyakarta :Ghalia Indonesia.

Anief.(1997). Ilmu Meracik Obat.. Yogyakarta:Universitas Gajah Mada Press.

Aulton, M.E., (1994), Pharmaceutics, The Science of Dosage Forms Design,

Edinburg: ELB.

Connors, K.A. (1986). Chemical Stability of pharmaceutical. New York: John

Willeyand Sons.

Depkes.R.I.(1979). Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta:Departemen Kesehatan

Republik Indonesia .

Filzahazny.(2009).Elixir.http://filzahazny.wordpress.com/2009/03/18/elixir/.

Jas, Admar. (2007). Perihal Obat. Edisi Kedua. Medan : USU Press.

19

Page 20: Jurnal eliksir 1

LAMPIRAN

20

Hasil eliksir

Bahan-bahan yang digunakan Alat yang digunakan

Hasil cek pH = 6