Jurnal Diksi

14
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN HASIL PEMBELAJARAN MATA KULIAH PRONUNCIATION Jamilah danAri Purnawan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS Universitas Negeri Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRACT The study aimsat developing a valid andreliabie test to measure students' English pronunciation mastery.To meet the objective, two kinds of instrumentswere developed, narnely recognition and production tests.The instrumentswere tried out to students from three pronunciation classes,and the results were then analyzed through validity and reliability testsand an item analysis.Statisticalanalyses showedthat the instruments were unsatisfactory and needed revisions. After some revisions and try-outs, the revised instruments provecl to be valid and reliable with reliability coefficients of 0.940 for the oroduction test and 0.889 for the recognition test, and difficulty indices of 0.538 i-oa"tit"; and0.546 (rnoderate) respectively. Keywords: pronunciation,validity, reliability, diffi culty indices A. PENDAHULUAN Dalam matakuliah Pronunciation di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS LrNY, masing-masing dosen memberikanperangkat evaluasi yang berbeda-badasesuai dengan keyakinan dan kemampuan mengukur dosen yang bersangkutan. Silabus, kisi-kisi bahan, dan bahanajar serta aktivitasbelajar-mengajar di kelas umumnya sama, namun seringkali terjadi perbedaan yang menyolok antara penilaian belajar satu kelas dengankelas lain yang diajar oleh dosen lain. Bisa jadi ini merupakan hasil dari akumulasi dari berbagai unsur seperti kemampuan siswa, kemampuan dosen, atau aspek lain, namun dapat pula hal diatas disebabkan oleh alatukur penilaian yang saling bebeda dan tidak baku, baik segi kelayakan, keahlian, maupun kepercayaan tesnya. Berkaitan dengan belum adanya alat ukur yang baku untuk satu mata kuliah yang diajar oleh beberapa dosen ini, makapenelitian pengembangan instrumenpengukuran ini perlu dilakukan, sehinggaakan didapatkanalat ukur yang lebih obj ektif dan adil, tidak menguntungkan bagi satupihak dan merugikan oihaklain. Sebuah tes prestasi Yang baku Pada prinsipnya dapatmengukur suatuaspek dengan tepat. Subjek yang berbedapada tempat yang berbeda dan pada waktu yang berbeda dapat dikenai tes tersebut dan hasilnya juga dapat mencerminkan tingkat pencapaian suatu konstruk yang dimiliki oleh seorang subjek' Untuk mendapatkan kebakuan semacam ini tidakmudah. Tes bakumemerlukanproses yang panjang untuk mencapainya. Perangkat kebakuan tes, antara lain metode baku untuk penyusunannya, penyelenggaraany a, penyekorannya, danpelaporan hasilnya.Dalam pembuatannya, tes tersebut harus melalui proses standarisasi, yang mencakup ujicoba, analisis untuk mendapatkan koefisien tertentu denganteknik tertentu,penulisankembali atau perbaikan, dan pengujian kembali. Kebakuan baru didapatkan setelah tes versi terbaik setelah direvisi itu diterapkan pada norming sample, yaitu sampel sejumlah sangat besar dari berbagai wilayah dengan kondisi dan tingkat serupa dengansubjek ujicoba, dan hasil yang didapatkan merupakan hasiluntuk komparasi. Langkah demikian merupakanlangkah wajib yang harus dilakukan oleh lembaga 122

Transcript of Jurnal Diksi

Page 1: Jurnal Diksi

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN HASIL PEMBELAJARANMATA KULIAH PRONUNCIATION

Jamilah dan Ari Purnawan

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Email : [email protected]

ABSTRACTThe study aims at developing a valid and reliabie test to measure students' English

pronunciation mastery. To meet the objective, two kinds of instruments were developed,

narnely recognition and production tests. The instruments were tried out to students from

three pronunciation classes, and the results were then analyzed through validity and

reliability tests and an item analysis. Statistical analyses showed that the instruments were

unsatisfactory and needed revisions. After some revisions and try-outs, the revised

instruments provecl to be valid and reliable with reliability coefficients of 0.940 for the

oroduction test and 0.889 for the recognition test, and difficulty indices of 0.538

i-oa"tit"; and 0.546 (rnoderate) respectively.

Keywords: pronunciation, validity, reliability, diffi culty indices

A. PENDAHULUAN

Dalam matakuliah Pronunciation di

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS LrNY,

masing-masing dosen memberikan perangkat

evaluasi yang berbeda-bada sesuai dengan

keyakinan dan kemampuan mengukur dosen

yang bersangkutan. Silabus, kisi-kisi bahan,

dan bahan ajar serta aktivitas belajar-mengajar

di kelas umumnya sama, namun seringkali

terjadi perbedaan yang menyolok antara

penilaian belajar satu kelas dengan kelas lain

yang diajar oleh dosen lain. Bisa jadi ini

merupakan hasil dari akumulasi dari berbagai

unsur seperti kemampuan siswa, kemampuan

dosen, atau aspek lain, namun dapat pula hal

diatas disebabkan oleh alat ukur penilaian yang

saling bebeda dan tidak baku, baik segi

kelayakan, keahlian, maupun kepercayaan

tesnya. Berkaitan dengan belum adanya alat

ukur yang baku untuk satu mata kuliah yang

diajar oleh beberapa dosen ini, maka penelitian

pengembangan instrumen pengukuran ini perlu

dilakukan, sehingga akan didapatkan alat ukur

y a n g l e b i h o b j e k t i f d a n a d i l , t i d a k

menguntungkan bagi satu pihak dan merugikan

oihaklain.

Sebuah tes prestasi Yang baku Padaprinsipnya dapat mengukur suatu aspek dengan

tepat. Subjek yang berbeda pada tempat yang

berbeda dan pada waktu yang berbeda dapat

dikenai tes tersebut dan hasilnya juga dapat

mencerminkan tingkat pencapaian suatu

konstruk yang dimiliki oleh seorang subjek'

Untuk mendapatkan kebakuan semacam ini

tidakmudah. Tes baku memerlukanproses yang

panjang untuk mencapainya. Perangkat

kebakuan tes, antara lain metode baku untuk

p e n y u s u n a n n y a , p e n y e l e n g g a r a a n y a ,

penyekorannya, dan pelaporan hasilnya. Dalam

pembuatannya, tes tersebut harus melalui

proses standarisasi, yang mencakup ujicoba,

analisis untuk mendapatkan koefisien tertentu

dengan teknik tertentu, penulisan kembali atau

perbaikan, dan pengujian kembali. Kebakuan

baru didapatkan setelah tes versi terbaik setelah

direvisi itu diterapkan pada norming sample,

yaitu sampel sejumlah sangat besar dari

berbagai wilayah dengan kondisi dan tingkat

serupa dengan subjek ujicoba, dan hasil yang

didapatkan merupakan hasil untuk komparasi.

Langkah demikian merupakan langkah

wajib yang harus dilakukan oleh lembaga

122

Page 2: Jurnal Diksi

pengetesan komersial atau formal yangmenerbitkan tes baku untuk area yang luas.Dalam lingkup penggunaan tes yang lebihsempit, apabila seorang pengajar inginmenghasilkan tes yang mempunyai tingkatvaliditas dan reliabilitas bagus dan hasilnyadapat mengukur pencapaian belajar untuksubjek yang ada dalam jangkauannya, prosedurpenerapan norming sample antarwilayah tentumenyulitkan, karena wilayah penggunaan ataujangkauan kebakuan menentukan keluasannorming sample tersebut. Dalam penelitian ini,wilayah keluasan atas kebakuan instrumenadalah untuk seluruh kelas pronunciation dilingkup satu jurusan, sehingga wilayah uji cobadan norming sample tidak sampai ke luarjurusan atau ke jurusan Bahasa Inggris diuniversitas laih. Dengan demikian kebakuanyang dicapai oleh instrumen hasil penelitian inihanya berlaku untuk mengukur hasil belajarmata kuliah Pronunciation di JurusanPendidikan Bahasa Inggris FBS UNY saja, dantidak dapat digunakan untuk dengan tepatmengukur pembelajaran mata kuliah yangserupa yang dicapai oleh subjek dari perguruantinggi lain, yang mungkin memakai silabusyang berbeda, menerapkan proses belajar yangberbeda, dan memakai sistem penilaian yangberbeda.

, Baik atau tidaknya sebuah instrumenpengukuran pada dasarnya ditentukan olehhasil pengamatan dan pengujian terhadapinstrumen tersebut. Dua ukuran pokok yangselama ini dipakai sebagai penentu adalahvaliditas dan reliabilitas. Untuk mengetahuilebih jauh status tes tersebut, seringkalidilakukan serangkaian uji lainnya, yaitu tingkatkesulitan, daya beda, dan analisis distraktor.

Validitas merupakan kriteria penentukebaikan suatu tes. Validitas dapat diartikansebagai " . .. the degree to which the test actuallymeasures what is intended to measuree andwhat it purports to measure" (Brown,1987:22I; Cohen, 1994:38). Tes pronunciationyang valid hanya mengukur pengetahuant e n t a n g d a n k e t e r a m p i l a n d a l a mmengidentifikasi bunyi, stress, intonasi, danpengucapannya menurut standar tertentu. Skor

123

yang dicapai dalam tes pronunciation tidakditentukan oleh aspek lain seperti pemahamanstruktur kalimat, kemampuan readingcomprehension, atau variabel lain yangrelevansinya dengan pronunciation kurangjelas. Apabila aspek atau variabel lain masihmewamai pengukuran suatu konstruk atausubjek, validitas hasil pengukuran itu masihrendah.

Prosedur validasi tes, baik yang berupates standar maupun t'es yang digunakan untuklingkup kelas, merupakan hal yang kompleksd a n m e m e r l u k a n p e n g e t a h u a n d a nketerampilan. Validasi teoritik yang palingbanyak diketahui dan dipakai adalah contentvalidity (validitas isi) dan construct validity(validitas kdnstruk), sedangkan validitasempirik dicapai dengan langkah korelasi.

Validitas isi ditentukan dengan melihatketerwakilan dan kesesuaian isi atau tujuanpembelajaran dengan butir-butir tes (Cohen,1994:38). Langkah yang biasa dilakukan adalahdengan mencermati tes butir demi butir,mengecek tabel spesifikasi atau kisi-kisi, danmelakukan revieu atas isi pembelajaran sesuaidengan tujuan yang akan dicapai. Sebuahinstrumen dapat dikatakan valid jika aspek-aspek, tujuan, dan isi pembelajaran tercakupatau terwakili dalam tes. Tes yang isinya tidakmenyarnpel atau mengukur aspek isi atau tujuanpembelajaran dinyatakan sebagai tes denganvaliditas isi yang rendah. Beberapa langkahyang perlu dilakukan untuk mendapatkan tesdengan validitas isi yang baik adalah (1)membuat daftar seluruh cakupan topik yangakan dicapai berdasarkan isi materi yangdisampaikan, (2) pembobotan topik dalamaspek pembelajaran, (3) membangun tabelspesifikasi, dan (4) menyusun instrumenberdasar tabel tersebut. Semakin dekat bentukinstrumen dengan pembobotan unsur-unsurdalam tabel spesifikasi, semakin besarkemungkinan didapatkan respon yangmempunyai validitas yang tinggi. Dengandemikian, validitas suatu instrumen tercapaiapabila aspek yang akan diukur memang adadan terwakili secara proporsional.

Pengembangan Instrumen Pengukuran Hasil Pembelajaran ... (Jamilah dan Ari Pumawan)

Page 3: Jurnal Diksi

124

Rel iab i l i tas merupakan ukuranberikutnya. Sebuah tes yang reliabel adalah tesyang menghasilkan skor yang konsisten(Tinambunan, 1988). Konsisten maksudnyaadalah apabila hasil yang dicapai seorangpeserta apabila tingkat penguasaannya ajegakan menunjukkan skor, peringkat, atau tingkatyang kurang lebih sama. Salah satu cara untukmengetahui reliabilitas suatu instrumen adalahdengan metode konsistensi internal, yangmengindikasikan keajegan skor tes apabiladiuji antarbagian tes tersebut. Maksudnya,seorang peserta yang menjawab suatu butirdengan benar diasumsikan cenderungmanjawab butir-butir lainnya dengan benarpula. Dengan demikian, butir-butir tes tersebutsaling dikorelasikan. Hasil korelasi yang tinggimeng ind ikas i \an bahwa tes te rsebutmempunyai konsistensi internal, dan dengandemikian reliabel sebagai suatu perangkatpengukuran. Cara-cara yang biasa digunakanuntuk mengukur konsistensi internal suatuinstrumen adalah teknikbelah dua dan formulaKuder-Richardson (KR). Apabila suatuinstrumen pengukur terdiri dari dua set/jenissoal untuk mengukur konstruk yang sama,dapat dilakukan pula uji keahihan faktor (Hadi,1996), dengan satu jenis merupakan faktor kesatu dan jenis yang lain merupakan faktor kedua. Respon peserta tes kedua faktor tersebutkemudian dikorelasikan. Korelasi yang tinggimencerminkan adanya keajegan/reliabilitasinstrumen.

Selain validitas dan reliabilitas, tingkatkesulitan dan uji daya beda juga dapatdilakukan untuk melihat efektivitas sebuahinstrumen. Tingkat kesulitan menyangkut rasioantara penjawab suatu butir yang benar denganjumlah seluruh j awaban butir tersebut. Semakinsedikit penjawab benar untuk sebuah butirtertentu, semakin rendah indeks kesulitannya,Sebuah butir yang mempunyai indeks ekstrimmenj adi kurang bermakna, karena butir tersebutkurang dapat memilahkan antara peserta yangmenguasai subject matter dan yang kurangmenguasainya. Uji daya beda berkaitan dengankemampuan butir untuk membedakan antarakelompok skor tinggi dengan kelompok skor

diksi Vol. : 16 No. 2 Juli 2009

rendah. Bentangan indeks daya beda adalah -1

sampai *1 . Daya beda * I berarti semua anggotakelompok berskor tinggi menjawab benar butirtersebut, sedangkan semua anggota berskorrendah tidak ada yang menjawab benar untukbutir tersebut. Sebaiknya, daya beda -1 berartisemua anggota kelompok berskor tinggimenjawab salah butir tersebut, sedangkansemua anggota kelompok berskor rendahmanjawab benar. Tentu saja butir soal dengandaya beda negatif ini tidak berguna, bahkanmenyesatkan. Agar sebuah butir dapat disebutberdaya beda baik, minimal indeksnya adalah0,5, sedangkan yang kurang dari 0,25, apalaginegatif, tidak merupakan butir yang baik(Hasan dan Zaintl, l99l:I32). Azwar (1996)memberikan batasan yang sedikit berbeda,yaitu 0,2 atau kurang baru merupakan butirtidak berguna. Untuk tujuan pembakuaninstrument, tentu batas minimal ini bukanlahharga yang ideal. Bila masih memungkinkan,butir-butir yang ada disekitar titik kritis tersebutdirevisi untuk mendapatkan butir yang lebihbaik.

Sebagai rangkaian tak terpisahkandalam proses belajar bahasa, Pronunciationdiajarkan pada semester pertama di hampersemua jurusan Bahasa Inggris, termasuk diJurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS LINY.Pronu,nciation termasuk salah satu mata kuliahyang mendasari kuliah-kuliah skill sepertiSpeaking dan Listening. Karena muara belajarpronunciation adalah pada kemampuanpengucapan bunyi bahasayang benar menurutkaidah yang disepakati para penggunanya,pembelajaran keterampilan berbicara yangdiwujudkan dalam mata kuliah Speaking sangatdipengaruhi oleh proses dan hasil pembelajaranpronunciat ion. Demikian juga denganListening. Dalam belajar Listening, konsepbunyi dan pemahaman makna sangatditentukan oleh persepsi dan konsep abstraktentang bunyi yang ada di otak pembelaj ar.

Di antara kedua unsur pokok tersebut,kemampuan mengucapkan bunyi bahasa dankemampuan memahami konsep bunyimerupakan unsur pokok dalam belajarpronunciat ion. Karenanya, pengetesan

Page 4: Jurnal Diksi

pronunciation jttga hendaknya mencakupkedua unsur tersebut. Pengetesan atas salah satuaspek saja mungkin merupakan bentuk yangpaling cocok untuk mengukur aspek yangsangat spesifik dari pronunciation, sedangkankombinasi keduanya akan lebihmewakili aspekbelajar pronunciatio n secara keseluruhan.

Aspek-aspek yang dipelajari dalammata kuliah Pronunciation pada dasamyaadalah bunyi (sounds), tekanan (stress), danintonasi (intonation). Pada bagian bunyi,m a h a s i s w a b e l a j a r m e n g e n a l i d a nmengucapkan berbagai bunyi dalam bahasaInggris. Pada bagian stress, mahasiswa belajarmengenali dan mngucapkan kata ataukelompok kata dengan penekanan pada sukukata tertentu. Penekanan pada suku katatertentu ini tidak dikenal dalam bahasa ibu,sedangkan poli stressing pada kata atau frasebahasa Inggris sudah baku, bahkan stress inimerupakan salah satu unsurpembeda arti.

Demikian juga dengan intonasikalimat, ditemui cara pemberian intonasi yangtidak sama dengan pola intonasi bahasa yangbiasa dpakai mahasiswa sehari-hari di rumah.Intonasi pada kalimat tanya, misalnya, dapatberbeda-beda tergantung tujuan dan jeniskal imat tanyanya. Intonasi juga dapatmengakibatkan perubahan makna, misalnyakalimat berita dapat berubah menjadi kalimattanya hanya dengan mengubah intonasi.

Selain beberapa aspek di atas beberapafenomena penggabungan buny i yangmengakibatkan terjadinya perubahan jugamerupakan bahasan dalam pronunciation.Ass imi la t ion , de l i t ion , junc ture , dancontraction adalah perubahan bunyi yang perludiketahui oleh pembelaj ar.

Bagi pembelajar yang mempunyai latarbelakang bahasa ibu yang sangat berbedadengan bahasa Inggris, belajar pronunciationbahasa Inggris merupakan masalah tersendiri.Setiap bahasa mempunyai kosa kata dan tatacara pengucapan sendiri-sendiri, dan terkadangbunyi-bunyi tertentu sangat sulit diucapkankarena seseorang pembelajar tidak terbiasamengucapkannya. Orang Indonesia yangbelajar pronunci a:tion bahasa Inggris biasanya

t25

mempunyai cukup banyak masalah karenaadanyaberbagai perbedaan seperti di atas.

Secara fonetis, bahasa Inggris sangatberbeda dengan bahasa-bahasa yang dipakaimasyarakat Indonesia pada umumnya. BahasaInggris mempunyai 24 bunyi konsonan, 12vokal dan 8 diftong (Homby, 1995:1429).Bunyi-bunyi konsonan, vocal dan diftongtersebut sebagian merupakan bunyi khas yangtidak ditemui pada bahasa ibu, sepertibtnyi /nl ,bunyi-bunyi vocal panjang dan pendek sepertiI g'.,I,eY l, beberapa bunyi konsonan seperti /6,'/atau bunyi ll", d', t+"1. Bahasa-bahasaIndonesia, Jawa dan beberapa bahasa daerahyang lebih dulu dikuasai oleh pembelajarpronunciation tidak mengenal bunyi-bunyitersebut. Oleh karena itu, dimungkinkanpembelajar akan mengalami kesul i tanmengucapkan bunyi-bunyi tersebut, baik bunyitunggal secara terpisah maupun bunyi dalamkonteks. Dengan demikian, salah satu penentukeberhasilan pembelajaran pronunciationa d a l a h k e m a m p u a n m e n g e n a l i d a nmemproduksi bunyi-bunyi semacam itu, disamping berbagai aspek lainnya.

P e n g u k u r a n h a s i l b e l a j a rpronunciation tentunya juga menyangkut duaaspek utama di atas recognition danproduction.Hal ini merupakan keharusan karena keduaaspek tersebut menentukan pemahaman dankemampuan atau keterampilan memroduksibunyi atau ujaran. Pengukuran denganrecognition lest memberikan hasil sejauh manas e o r a n g p e m b e l a j a r m e n g e t a h u i d a nmenerapkan rules atau tata afuran dasarpengucapan bunyi. Tes semacam ini dapatdilakukan dengan bantuan media audio, dimana pembelajar mendengarkan bunyi dankemudian mengidentifikasi bunyi yangdidengamya tersebut. Karena pronunciationberkaitan dengan kata, sedangkan katadibedakan dari bunyi -untuk lisan- atau dariejaan -untuk tulisan-, tes recognition dapatjuga dilakukan dengan bentuk tertulis, di manapembelajar mengidentifikasi ejaan kata untukmenentukan bentuk pengucapan yang benar.

Kemudian pengukuran denganproduction test sangat penting karena

Pengembangan Instrumen Pengukuran Hasil Pembelajaran .,. (Jamilah danAri pumawan)

Page 5: Jurnal Diksi

r26

kemampuan menandai atau recognition tidakmencerminkan kemampuan mengucapkannya.Sebagai contoh, seorang yang bisu mungkinsaja bisa mengerjakan tes recognition untukpronunciation dengan sempuma. Tingginyaskor itu tentu saja tidak dapat digunakan untukmeny impu lkan bahwa orang te rsebutmempunyai pronunciation yangbagus. Karenaitulah diperlukan jenis tes lain yang mengukursejauh mana seseorang dapat mengucapkanbunyi, kata, frase dan kalimat dengan tata bunyiyangbenar.

B . M E T O D E P E N G E M B A N G A NINSTRUMEN

Prosedur yang dilakukan untukmengembangkan instrumen baku pengukuranhasil belajar pronunciation yang dapatdigunakan di lingkup jurusan PendidikanBahasa Inggris FBS tlNY meliputi : (1)Perencanaan dan penyusunan instrumen, (2)Uji coba instrumen, (3) Analisis hasilpengetesan uji coba pertama, (4) Revisiinstrumen, dan (5) Analisis pengetesan hasil ujicobakedua.

1 ) P e r e n c a n a a n d a n P e n y u s u n a nInstrumen

Langkah-langkah yang dilakukanuntuk menyusun instrumen pengukuran hasilbelaj ar pronunciatio n adalah mengembangkankompetensi dan indikator hasil pembelajaranyang diturunkan dari silabus dan referensi lainyang berhubungan dengan pembelajaranpronunciat ion. Dari indikator- indikatortersebut kemudian dibuat tabel yang sesuai.Langkah berikutnya adalah membuat butir-butir instrumennya lengkap dengan kriteriapengukuran dan penelaahan butir-butirinstrumen.

Aspek-aspek yang dikembangkandalam butir-butir tes mencakup pengetahuandan keterampilan dalam mengenali danmengucapkan (recognition and production).Pengetahuan dan keterampilan ini berkaitandengan aspek-aspek bunyi-bunyi vokal,konsonan dan diftong dalam bahasa Inggris,memberi tekanan (stress) pada kata dan

diksi Vol. : 16 No. 2 Juli 2009

kelompok kata (frase), pengucapan bunyilemah dan kuat, intonasi, dan perubahan-perubahan bunyi yang disebabkan prosesfonologis dan bentuk-bentuk atau uj aran-uj arankhusus dalam konteks yang berbeda-beda.

Tes yang dikembangkan ada dua buah,yaitu satu set tes untuk mengukur kemampuanmengenali (recognition test) dalam bentuk testertulis, dan satu set tes untuk mengukurkemampuan mengucapkan Qtroduction test)dalam bentuk tes lisan. Masing-masing pesertates mengerjakan kedua macam tes tersebut.Kedua bentuk tes ini diberikan kepadamahasiswa secara berturut-turut; segera setelahmengerjakan tes tertulis kemudian mahasiswamengerjakan tes lisan.

Tes kernampuan mengenali dibuatdalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 40butir soal, masing-masing dengan 4 pilihandengan 1 jawaban benar dan 3 distraktor.Mahasiswa mengerjakan tes dengan caramemberi tanda pada jawaban yang menurutmereka paling tepat. Agar hasil tes dapat terjagadari bias yang disebabkan oleh kecuranganpeserta, susunan ketika tes diberikan dibuatsedemikian rupa sehingga memperkecilk e s e m p a t a n u n t u k m e n y o n t e k d a nbekerjasama.

Tes kemampuan mengucapkandilakukan dengan bantuan tape recorder. Setiappeserta diberi lembar tes yang berisi kata, frase,dan kalimat yang harus mereka ucapkan danucapan mereka direkam dengan pita kaset.Tabulasi dari hasil rekaman dilakukan dengancara melakukan pemutaran hasil rekaman.Hasilnya dituliskan dalam lembaran kertasyang berisi pilihan benar/salah untuk masing-masing ekspresi.

Berikut adalah kisi-kisi instrumenpengukuran yang meliputi recgnation test danproduction test. Kisi-kisi instrumen untukkedua tes tersebut diturunkan dari teori tentangaspek-aspek belajar pronunc iation dan silabusperkuliahan pronunciation yangdipakai sbagaiacuan bahan pembelajaran selama kuliahberlangsung. Kisi-kisi tersebut kemudiandisusun dalam indikator dan subindikatorseperti dalam Tabel I danTabel2.

Page 6: Jurnal Diksi

r27

Tabel 1, Kisi-kisi Instrumen Recognition kst

No. Indikator Subindikator JumlahButir

Nomor Butir

I Sounds a. Vowels I 2 2,4,9,1 1,13,1 6,22,25,27,33, 3 g, 40b. Consonants t1 t,3,7,t0.20.2t.23.28.32.3 5. 3 6c. Diphtonss 6 5,14,18,3I,34,37

2 . Stress a. Words stress a 8, 12. 19b. Sentence stress 2 L7 6.c. Weak andStrons forms

1 26

J . Intonation a. Statements I 30b. Ouestions I 24

A Other aspects ofconnected speech

a. Assilimilation II 15

b. Ellision I 29c. Intrusion 39

Total 40 40

Instrumdh kemudian disusun denganberpedoman pada kisi-kisi di atas. Format dantata cara penulisan butir, pemilihan kalimatyang baik, pemilihan distraktor, pengacakanbutir, dan teknik pembuatan butir-butir soalpilihan ganda dilakukan dengan merujuk padatata cara penulisan butir yang dikemukakan

oleh para pakar penyusunan tes, seperti Cohen(1994:62); Lado (1977:46); dan Stanly(1972:232). Instrumen yang telah disusunkemudian diseminarkan untuk mendapatkanmasukan dan direvisi sesuai dengan masukandan saran untuk perbaikan.

Tabel2. Kisi-kisi Instrumen Production Tbst

No. Indikator Subindikator JumlahButir

Nomor Butir

I Sounds a. Vowelsi t l

I J 7,8,13,7 4,3 1,37,4I,5 4,59,64,71.73.75

b. Consonants 6,11,26,33,45,60,61c. Diphtongs 16 I,2,12,27,29,32,42,49,5 1,53,

55,57,66,67,74,762. Stress a. Words stress t4 3,4,5,I0,7 5,I9,20,21,24,25,2.9,69,

70.72b. Sentence stress 5 30,39,43,52,69c. Weak andStrong forms

5 44,47,49,50,90

3. Intonation a. Statements 6 t6.22.23.24.36.40b. Ouestions 4 17,18,35.39

4. Other aspectsof connectedspeech

a. Assilimilation 4 9,62,63.65b. Ellision J 56,77,79c. Intrusion 3 46.59.79

Total 80 80

Pengembangan Instrumeir Pengukuran Hasil Pembelajaran ... (Jamilah danAri Pumawan)

Page 7: Jurnal Diksi

F

128

2) UjiCobalnstrumen

Instrumen yang telah tersusun dantelah diseminarkan kemudian diujicobakanpada sampel yang telah ditentukan. Uji cobadilakukan dalam 2 tahap. Tahap keduadilakukan setelah dilakukan revisi terhadapbutir-butir instrumen yang gugur dalam uji cobapertama. Revisi dilakukan dengan caramelakukan pengubahan stem soal dan optionsuntuk butir-butir tersebut, sedangkan aspek

atau konstruk pada subindikator yang diukuroleh butir soal tetap sama dengan aspek padasoal semula.

Uji coba pertama dilakukan pada bulanNopember 2004,yain setelah para mahasiswabelajar pronunciation selama 11 atau 12 kalitatap muka (90-100% cakupan bahan). Skoryang dicapai dalam uji coba instrumandisaj ikan pada Tabel 3 berikut.

3)

a).

Analisis Hasil Pengetesan Uji CobaPertama

UjiValiditasTes

Uji validitas meliputi dua hal, yairuvaliditas isi dan validitas teoritik. Validitas isidimintakan pada seorang dosen jurusanPendidikan Bahasa Inggris FBS IINy, yangmembandingkan antara silabus, kisi-kisi, daninstrumennya. Hasi l kesimpulan yangdiperoleh menunjukkan bahwa kisi-kisi tes

sudah mencakup semua aspek yang dituangkandalam silabus perkuliahan, dan butir-butirinstrumen yang disusun sudah sesuai dengankisi-kisinya. Sebagai bahan pembandingdilakukan polling terhadap peserta tesmengenai kesesuaian tes sebagai alat ukuruntuk mengukur hasil belajar pronunciation.Tabel 4 di bawah ini menuniukkan hasilpendapat peserta.

Untuk mendukung data ini, dilakukanuji validitas teoritik. Uji validitas menghasilkan

luaran analisis sebagai tabel berikut.

Tabel 3. Skor Ujicoba Tes Tahap pertama

Hasil Uji Pertama Uji KeduaRecognition Production Recognition Production

Jumlah peserta 54 54 54 54 54Skor tertinssi 40 78 40 79Skor terendah 9 8 -9Rerata I 21,59 43.28 2r.00 43.22

Tabel4. Pendapat Peserta tentang Kesesuaian Tes Tahap pertama

No Pendapat Jumlah Persen

I Sesuai J Z 59.262 Cukup sesuai l 2 ) ) ' ) )J Kurans sesuai 6 t l l 1

Total 54 100

diksi Vol. : I6 No. 2 Juti 2009

Page 8: Jurnal Diksi

No Tes Gugur Total ButirJumlah Nomor

1 Recosnition 8 8,11 , 16 ,20 ,23 ,30 ,36 ,39 402 . Production 11 5 , 10 , 15 , 2 I ,24 ,29 ,37 ,57 ,

63 ,67 ,7280

r29

Tabel5. Hasil Uji Validitas Tahap pertama

b). UjiReabilitasTesUji reabilitas tes untuk masing-masing

instrument dilakukan dengan teknik yang

berbeda, yaitu KR-20 dan belah dua. Hasilreliabilitas disaj ikan pada Tabel 6.

UJI

c). Analisis Butir

Analisis butir meliputi uji daya bedadan tingkat kesulitan butir. Uji daya bedaditerapkan untuk masing-masing jenis tes. Ujidaya beda untuk tes recognition menghasilkan32 butir yang mempunyai kemampuanmembedakan peserta tes yang masuk kelompokpandai dan kurang pandai, sedangkan 8 butirmemerlukan revisi. Daya beda tertinggi adalah0,6L2 dandaya beda terendah (untuk butir tidakgugur) adalah 0,308.

Uji daya beda untuk tes productionmenghasilkan 71 butir tes yang mempunyaikemampuan membedakan peserta tes yangmasuk kelompok pandai dan kurang pandai,sedangkan 9 butir mempunyai koefisien dayabeda yang kurang dari0,250,yaitu butir nomor5, 10, 15, 24, 29, 37, 57, 63, dan 72, sehinggamemerlukan revisi. Daya beda tertinggi adalah0,567 dandaya beda terendah (untuk butir tidakgugur) adaIah0,266.

Uji tingkat kesulitan butir dan tingkatkesulitan naskah soal unutk tiapjenis tes adalahsebagai berikut : Untuk tes recognitionmenunjukkan bahwa dari 40 butir soal, tingkatkesulitan butir soal bervariasi dari 0,3 8 9 sampai0,667 dengan rerata 0,5542. Untuk tesproduction, hasil analisis menuniukkan bahwa

dari 80 butir, tingkat kesulitan butir bervariasidari 0,407 sampai 0,7 04 dengan rerat a 0,5409.

4) Revisilnstrumen

Uji validitas menunjukkan ada 8 butirtes yang gugur untuk tes recognition, dan 11butir gugur untlktes production. Sedangkan ujireliabilitas untuk butir sahih menunjukkanbahwa semua butir tersebut reliabel. Hasilanalisis daya bi:da menunjukkan adanyabeberapa butir yang gugur dan butir-butir yanggugu adalah butir yang gugur pada ujivaliditas. Butir-butir yang gugur tersebutkemudian direvisi dengan beberapa cara.

Untuk tes recognition bentuk pilihanganda, revisi dilakukan dengan cara merubahkalimat pada s tem. Kebetulan semua butir yanggugur tersebut memakai bentuk stem negatifatau perkecualian, yaitu diakhiri dengan kataexcept (kecuali). Hal ini diduga merupakansalah satu penyebab gugumya butir, meskipuntidak semua stem yang menggunakan kataexcept gtrgur. Adabutir lain yang menggunakankata perkecualian tapi ternyata tidak gugur.Karena itu, selain mengubah kata except,perbaikan juga dilakukan dengan mengubahpilihan jawaban, yang diduga juga merupakanpenyebab gugurnya butir. Pengubahan pilihan

Pengembangan Instrumen Pengukuran Hasil Pembelajaran ... (Jamilah danAri purnawan)

Tabel6. Hasil Uji Reliabilitas Tahap pertama

Tes KR.2O Belah Dua StatusKoefisien p. Koefisien p.

Recosnition 0,873 0.000 0,798 0.000 ReliabelProduction 0.925 0.000 0.764 0.000 Reliabel

Page 9: Jurnal Diksi

1 3 0

jawaban dilakukan dengan cara rlencari katayang lebih dikenal mahasiswa. Untuk butir tesproduction, revisi dilakukan dengan catamengganti kata, frase, atau kalimat yang harusdiucapkan mahasiswa dengan kata, frase, ataukalimat lain yang mungkin lebih dikenal ataulebih umum dan sering digunakan. Hal inimengurangi aspek upaya guessing ucapan,yang menghasilkan pengukuran yang kurangtepat.

T ingkat kesu l i tan naskah soa lre c o gn i t i o n adalah 0, 5 3 9 8 dan tingkat kesulitannaskah soal production adalah 0,5409.Harga diatas menunjukkan butir tes mempunyaikesulitan yang sedang. Namun bila hal inidijadikan ukuran kelulusan, diduga akanbanyak peserta yang tidak lulus sataumempunyai nilii rendah. Analisis ulangterhadap butir hasil revisi menjadi menarikuntuk dilakukan, dan hasil kedua versi tes inidapat dibandingkan.

Untuk mendukung datavaliditas teoritik kembali.

5) Analisis Hasil pengetesan Hasil Uji CobaKedua

a) UjiValiditasTes

Seperti pada uji pertama, uji validitasmeliputi dua hal, yaitu validitas isi dan validitasteroritik. Validitas isi dimintakan pada seorangdosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBSIINY yang juga menjadi validator untuk testahap pertama. Untuk validasi ini dilakukandengan membandingkan antara silabus, kisi_kisi, dan instrumennya. Hasil kesimpulan yangdiperoleh menunjukkan bahwa kisi_kisi teszudah mencakup semua aspek yang dituangkandalam silabus perkuliahan, dan butir_butirinstrumen yang disusun sudah sesuai densankisi-kisinya. lolting kembali dilakui'anterhadap peserta tes untuk meminta pendapatmereka mengenai kesesuaian tes. Tabel berikutmenyaj ikan hasil p o ll ingtahap kedua.

mt

ujiuJldilakukan teoritik memberi hasil seperti dalam Tabel g.

validitas

Keempat butir yang gugur dalam tesrecognition ini adalah butir-butir yang gugurpada uji coba pertama, sedangkan 4 butir lainyang gugur pada uji pertama sekarang dinyatanvalid. Pada tes production, butir-br.rtir yangtetap gugur setelah direvisi ini adalah juga butiryang telah gugur pada ujicob apertama, sedang

diksi Vot. ; 16 No. 2 Juli 2009

dari 11 butir gugur pada ujicoba pertamatersebut, 6 butirmenjadi valid setelah direvisi.

b) UjiReliabilitasTesUji reliabilitas tes untuk masing_

masing instrumen pada tahap kedua ini

Tabel7 . Pendapat Peserta tentang Kesesuaian Tes Tahap Kedua

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Tahap Kedua

Jumlah7 ,20 .23 .3610 ,37 ,57 .63 .72

Page 10: Jurnal Diksi

dilakukan dengan 3 teknik yang berbeda, yaituKR 20, belah dua, dan ke-sahitun Atior.

r31

Rangkuman hasil analisis disajikan pada Tabel9 .

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Tahap Kedua

_ Uji daya beda untuk tes productionmenghasilkan 75 butir_ tes yung ...punyuikemampuan membedaka, p"r"?,"'l".t run*masuk.kelompok pandai dan kurang pandai,sedangkan 5 butir mempunyai koefisien Oaya9:OiI"r* Uurang dari }pso,yuttu tuii, no*o,70, 37, 57, 63, dan 72. D;;^;";;-r"r,inggtadalah 0,5g3 dan daya beda ,"..nOufr-iunruf.butirtidakgugur)adalah 0,2gg.

---^r \r

Uji tingkat kesulitan butir dan tingkatkesulitan naskah soal *rrt ,iup;.ni, i., "A"f"f,sebagai berikut. Tes recognition mentniukkan

bahwa dari 40 butir soal, ,irgt"ft"rrri#ruri,soal bervariasi dari 0,370 saipai 0,;G;;"ganrerata 0,5462. Unfuk bs productio'n, hasilanalisis

_ menunjukkan bahwa a* S; Uutir,tingkat kesulitan butir bervar,*ri ii"O,oorosampai 0,7 037 dengan rerat a 0,537 7.

C. DISKUSIHASILANALISIS

Penyusunan kedua jenis tes diatas-recognation d,an production_ dilakukandengan berdasar tcisi_tisi yung Oirr.;iurideskripsi teori tentan g b elaj ar-pro nur" i ot' ioo.

c) Analisis Butir

Seperti pada ujicob a pertama, analisisbutir meliputi uji daya beda a"r'iingtokesulitan butir. Uji daya beda Oit.r"pt* rnt tmasing-masing jenis tes. Uji Auyu i"Ou untuttes recognition menghasilkan iO Urii,langmempunyai kemampuan membedakan pesertates yang masuk,kelompok pandai Aun iurungyandaj,sedangkan 4 butir mempunyui to.i,rr"ndayabeda yang kurang dan 0-,256,y"1i, Ur,i,ngTot 7, 20, 23, dan 36. Daya beda te.tinno;adalah 0,662 dan daya beda t"r;;-i;;;?butir tidak gugur) adalah 0.3 1 6.

\-^-

Butir-butir dikembangkan untuk melihatapakah mahasiswa telah _"nguuruit.knilrungbenar,dalam pengucapan Uurr"yi Urlr.ru f r1gg.ir.Hasi l penguj ian terhajap inst - r -uLenpengukuran dalam penelitian ini _"nuniittunbahwa instrumen tersebut Od i'u"O,i.#

"r,ukur yang reprbsentatif dalam ,r"'g"tu fr^rfpembelajaran yang dilakukan.Dari beberapa butir yang terbuktigugur, dua alasan utitersebut adalah ;:Ti i:li#r,fiiJHl

sebaliknya, terlalu mudah. Sout t..tutu rutiiOanterlalu mudah meniadi gugurtur.nu irO"to"o",berfungsi_ sebagaiman a yang diharapkan,terutama dalam membedaka" ;r.;;; ;;gpandaidankurangpandai . ' - - - " r '

Safu temuanarisi s r"bih h;dTd#?"ffir""j"jHff iltes recognition yang gugur memasukkan kataexcept (kecuali) dalam ,out. p"_ut uiun t utuexcept tersebut dapat jadi membuat salahtangkap pesefta akan maksud dan;;;;nruuntersebut. pemakaian kata_kata..p# iru juf

u_sebuah naskah soa l , apa iag i J* runk e m u n c - u l a n n y a y a n g a c a k s e r i n gmengakibatkan Dd;;;s;;r.,.ffi lu,:Lffil.llx,Tjtahu jawaban yang .benar-,"rk .;;;; iutir,tetapl.karen a y ang diinginkan uaututluruUun

sebaliknya, peserta dapat tertipu il.*mf,jawaban yang salah. feterrgaha; ..O"ni .,tentu saja bukan menjadi ,'ufun ,uti-l.O.tpengukuran yang diinginkan.Memang salah satu aspek pentingdalam pengukuran pronunciation adalahketepatan membacathro)ghd^;;i';;;;,;iillJ;,T.i*y,"_i,ili

cara mengucapkannya sangat berbeda.

KesahihanFaktor

Reliabel

Pengembangan Instrumen Pengukuran Hasil pembelajaran ... (Jamilah danAri pumawan)

Page 11: Jurnal Diksi

t32

Kelensahan dan kesalahan membaca ata:umengi-rlentifikasi kata di atas akan dapatmembuat kesalahan pronunciation, danpengukuran dengan cara seperti ini wajar ataubahkan merupakan salah satu aspek pentingdalam pengukuran hasil b elajar pronunciati on.

Karenanya, dalam revisi butir-butiryang gugur dalam instrumen, jenis pertanyaandiubah dengan menghilangkan kata except, disamping kemudian diperlukan penyesuaianjawaban benar dan distraktornya. Pengubahanini membuat instrumen gugur berkurangjumlahnya, meskipun kemudian tidak dapatdijadikan dasar penyimpulan bahwa penyebabgugurnya butir adalah adanyakata except.Halini terbukti dari banyaknya butir lain yang jugamemakai kata except namun tidak gugur, dansebaliknya, meSkipun kata except sudahdihilangkan tetap saja ada butir yang gugur.

Satu a lasan log is yang dapatmenjelaskan fenomena di atas adalah bahwamemang aspek yang diukur oleh butir-butirgugur tersebut mengukur aspek yang sulit bagikebanyakan peserta tes, sehingga hampir semuapeserta tes salah menjawabnya, atalsebaliknya, aspek yang diukur adalah sesuatuyang sangat mudah begi peserta, sehinggahampir semuanya menjawab dengan benar. Disatu sisi, gugumya butir mengindikasikan tidakdapat dipakainya butir dalam pengukuran.Masalah muncul kemudian apabila aspek-aspek yang diukur dalam butir gugur tersebutadalah aspekpokok dan tidak dapat dihilangkandari kesatuan naskah pengukuran. Ataspertimbangan itu, butir-butir pokok yangmenang sangat penting dan merupakancerminan indikator pokok dalam pelajaranp ro nun c i ati o n tetap dipertahankan, sedangkanbutir gugur yang sudah terwakili oleh butir lainyang sahih dapat dikeluarkan atau dihilangkandari naskah soal.

Dalam kasus penyebab gugurnyabeberapa soal dalam tes production, kejadianyang sama terjadi juga, yaitu mayoritas benaratau mayoritas salah mengucapkan kata, frase,atau kalimat dalam soal. Satu temuan yang jugamenarik unhrk dikaji lebih lanjut adalahbahwakesalahan pengucapan kata-kata yang sudah

diksi Vol. : 16 No. 2 Juli 2009

diserap dalam bahasa Indonesia mendominasibutir gugur tersebut. Sebagaimana diketahui,Bahasa Indonesia dalam perkembangannyabanyak menyerap kata atau ungkapan dalambahasa asing, terutama bahasa Inggris, yangdiindonesiakan dengan beberapa perubahanatau penyesuaian fonetis.

P e n y e s u a i a n i n i b i a s a n y amengakibatkan pengucapan dan juga penulisankata-kata serapan tersebut berubah atauberbeda dengan bentuk asl inya. Padaumumnya, pengubahan dilakukan denganbeberapa cara, misalnya. dengan membacahuruf dalam kata asal seperti lazimnyamembaca kata asli bahasa Indonesia, sehinggamisalnya, kata temperature akan menjaditemperatur darr dibaca lternpYruttx/, kataspecial menjadi spesial dan dibaca /spesiaV,kata computer menjadi komputer dan dibaca/komputYr/. Biasanya stressing menjadi tidakpenting lagi, dan pola stressingnya menglkutipola yang biasa digunakan dalam logat bahasaIndonesia. Cara pengindonesiaan lainnyaadalah dengan mengikuti cara pelafalanaslinya, sedangkan ejaannya mengikuti ucapantersebut, seperti kata design akan ditulis disainkarena mencoba mengikuti ucapan aslinya,meskipun kemudian juga ada perubahan daripengucapan aslinya menjadi /disain/ atau/desain/.

H a l d i a t a s t e r n y a t a s a n g a tmemengaruhi praktik pengucapan yangdilakukan para peserta tes pada instrumen tesproduction Peserta tes cenderung salahmengucapkan kata-kata yang sudah diserapdalam bahasa Indonesia. Mereka cenderungmengikuti cara pengucapan kata yang bergayaIndonesia seperti bentuk serapannya. Apabiladikaitkan dengan kenyataan bahwa akhir-akhirini jumlah kata serapan seperti ini meningkatdengan pesat dan frekuensi kemunculannyabegitu tinggi karena mungkin kebetulan kata-kata serapan itu adalah kata-kata yang banyakdigunakan di dunia i lmiah, golonganintelektual, dan pers, pengajar dan pembelajarpronunciation bahasa Inggris tampaknya perlumemperhatikan aspek ini sebagai salah satukompetensi penting: tetap mampu melafalkan

Page 12: Jurnal Diksi

1 a ^I J J

kata dengan benar meskipun sudah ada versi ujicoba, pihak-pihak yang berkehendakIndonesiayanglebihterkenal. mengunakan perangkat pengukuran ini untuk

Sementara itu revisi yang dilakukan kelompoksubjekyangberbedadanmempunyaiataskeduajenisinstrumenpengukurantersebut karakteristik yang tidak serupa disarankansecara statistik telah meningkatkan koefisien berhati-hati. Dapat jadi instrumen ini tidakvaliditas dan reliabilitas naskah soal. dapat memberikan hasil pengukuran yangPeningkatan ini walaupun tidak drastis dan diharapkan, hanya karena tingkat pengetahuan,besar, telah membuktikan bahwa peningkatan keterampilan dan kemajuan peserta tes yangmufu dan kesesuaian instrumen senantiasa berbeda. Karenanya, penyesuaian mungkindapat diupayakan sampai pada harga-harga perlu dilakukan terutama apabila kerangkatertentu yang diinginkan. Tingkat kesulitan acuan pengaj aran pronunciation yang dipakainaskah soal yang ada di kisaran 0,5 berbeda dengan yang. dipakai oleh kelompokmenunjukkan bahwa instrumen ini dapat subjekpenelitianini.dijadikan pengukur yang cukup baik dalam artidapat membedakan peserta yang tidak DAFTARpUSTAKAmenguasai bahan dan yang siap' Karena Azwar, S. 1996. Tes prestas: Fungsi daninstrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang pengembangan pengukuran prestasijuga menjadi topik+opik bahasan datam kuliah

'B;:;;;*

@d 2). yogyakarra: pustakapronunciatior di Jurusan Pendidikan Bahasa Dctoio,Inggris di FBS UN! tentunya instrumen

r vrqrsr'

dapat tingkat ketuntasan bahan ,."#j Brown' H'D' IggT' Principles of Language

keseluruhan Learning and Teaching (2_ ed).Englewood Cliffs : prentice Hall.

D. *ENUTU* Brown, H.D. 2001. Tbaching by principles: An

penelitian pengembangan instrumen t;:tr*#.";::?:i.

J:"';:^#iI:pengukuran hasil belajar seperti ini merupakan

'state"Universitv.

penelitian yang tidak ada akhirnya, selalu ada Burhan, N. 1995. penilaian dalam pengajarank e i n g i n a n u n t u k m e n i n g k a t k a n d a n ' n o n o r o d a n S a s t r a ( e d . 2 ) . y o g y a k a r t a :mengembangkan instrumenmenuju status yang BpFE.benar-benar ideal. Karenanya,

""::l cohen, o.^".1*0. Assessing Language Abilitymendapatkan instrumen vang lebih o"to t:il: vv'v'";;,;;

cbssroom (2- ed). Boston:peningkatan-peningkatan dapat dan perlu t.t"i"uHeinlepubrishers.selalu dilakukan terhadap instrumen tnr.

Masing-masing butir yang dirasa masih ada Hadi S., ^Yuni

P. 2007. Seri Program Statistikkekurangan berdasar data empirik dalam (lfanual dan Software Analisis Datapenelitian ini dapat direvisi lagi kemudian Statistik).Yogyakarta: Bulaksumur.

diujicobakan lagi. Pengujian untuk kelompok Hasan, S.H. dan A. Zainul. 1993. Evaluasidariperguruantinggilainmungkindiperlukan Belajar.Jakarta:Depdiknas.untuk mengetahui lebih lanjut apakah Hornby,A.S.lgg5.OxfordAdvanced"Learner'sinstrumeninijugavaliddanreliabeldisana. Dictionary of Current English (5" ed).

Meskipun demikian, karena segala Oxford:OxfordUniversityPress.

angka hasil analisis sangat terkait dengan Kelly, G. 2000. How to Tbach Pronunciation.kelompok subjek yang menjadi responden Essex:Longman.

fld

Pengembangan Instrumen Pengukuran Hasil Pembelajaran .., (Jamilah danAri purnawan)

Page 13: Jurnal Diksi

dlkslfurnal llmiah Bahasa, Sastra,

dan Pengaiarannya

Vol. : 16 No. 2 Jul i 2009

Page 14: Jurnal Diksi

JURNAL ILMIAH BAHASA,

PenerbitFAKUUIAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAFrekuensi terbit : dua kali setahunTerbit pertama kali : Januari 1993

Redaksi

Ketua

Sekretaris

Anggota

Penlunting

Sekretariat

Kastam Syamsi, M.

Sri Harti Widyastuti,

Dr. SuwarnoDr. Maman SuryamanSulis Triyono, M.Pd.

Suharso, M.Pd.

Sugeng Tri Wuryanto,Haryono