JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta...

99

Transcript of JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta...

Page 1: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial
Page 2: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)TERAKREDITASI

SK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

EDITOR IN CHIEFDjoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Baldric Siregar HarsonoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Dody Hapsoro SoeratnoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Eko Widodo Lo Wisnu PrajogoSTIE YKPN Yogyakarta STIE YKPN Yogyakarta

MANAGING EDITORSSinta Sudarini dan Enny Pudjiastuti

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1406 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155

http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected] Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh PusatPenelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta.Penerbitan JAM dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidangakuntansi dan manajemen. Setiap naskah yang dikirimkan ke JAM akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai.Daftar nama MITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima limaeksemplar cetak lepas (off print) setelah terbit.JAM diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember. Harga langganan JAM Rp7.500,- ditambahbiaya kirim Rp12.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikankemudahan bagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JAMdengan cara mengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 3: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

DAFTAR ISITERAKREDITASI

SK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIK BONDHOLDER-SHAREHOLDER PADA PERUSAHAANNON KEUANGAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Moh. Nasih dan Robith Hudaya193-202

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEPERCAYAAN PADA SUPERVISOR,DAN PERILAKU IDEAL KEWARGAAN ORGANISASI TERHADAP KUALITAS LAYANAN PERAWAT

Muhammad Cholil203-216

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINANDI KABUPATEN/KOTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Djoko Susanto217-234

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN TERHADAP KUALITASPEMBELAJARAN AKUNTANSI

Oding Supriadi235-246

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGABirgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally Dwijayanti

247-255

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN OLEH PEMEGANGSAHAM PENGENDALI

Baldric Siregar257-275

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 4: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

MITRA BESTARIJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)

TERAKREDITASISK. Nomor: 64a/DIKTI/Kep/2010

Editorial JAM menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MITRA BESTARI yang telah menelaahnaskah sesuai dengan bidangnya. Berikut ini adalah nama dan asal institusi MITRA BESTARI yang telah melakukantelaah terhadap naskah yang masuk ke editorial JAM untuk Vol. 22, No. 1, April 2011; Vol. 22, No. 2, Agustus 2011;dan Vol. 22, No. 3, Desember 2011.

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Ade Fatma LubisUniversitas Sumatra Utara

Abdul Hamid HabbeUniversitas Hasanuddin

Agus SumanUniversitas Brawijaya

Basu Swastha DharmmestaUniversitas Gadjah Mada

Bambang SutopoUniversitas Sebelas Maret

Edy Suandi HamidUniversitas Islam Indonesia

SugiyantoUniversitas Diponegoro

Gagaring PagalungUniversitas Hasanuddin

WahyuddinUniversitas Muhammadiyah Surakarta

HartonoUniversitas Sebelas Maret

J. Sukmawati SukamuljaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

Niki LukviarmanUniversitas Andalas

Ritha Fatimah DalimuntheUniversitas Sumatra Utara

Tandelilin EduardusUniversitas Gadjah Mada

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 5: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

193

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIK BONDHOLDER -.................... (Moh. Nasih dan Robith Hudaya)Vol. 22, No. 3, Desember 2011Hal. 193-202

ABSTRACT

This study is intended to test the agency theory byanalyzing possible influence of accounting conserva-tism, institutional ownership and managerial owner-ship to bondholder shareholder conflicts in the non-financial companies listed on the Indonesia Stock Ex-change (IDX) in 2007 to 2009. The data is documentedfrom the Indonesian Capital Market Directory (ICMD)and analyzed using multiple regression analysis by sig-nificance level of 5%. The results of the analysis provedthat simultaneously, shareholder bondholder conflictis influenced by accounting conservatism, institutionalownership and managerial ownership by F = 4.421 (>4). Partially, of the three hypothesized variables thataffect conflict, only two variables involved which ac-counting conservatism and institutional ownershipwith t each 2.609 and 2.355 (> 2). Managerial owner-ship does not affect the conflict (t = 0.472 <2). Theresults of this study are generally managed to confirmthe agency theory which explains that the parties in-volved in the management of companies namely In-vestor, Management, and Bondholder has their owninterests and seek to maximize those interests. To pre-vent counter-productive conflicts, it would require avariety of mechanisms including the application ofconservative accounting and through institutionalownership.

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIKBONDHOLDER-SHAREHOLDER PADA PERUSAHAAN NON

KEUANGAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Moh. Nasih dan Robith HudayaDepartemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas AirlanggaJalan Airlangga Nomor 4, Surabaya 60286

Telepon +62 31 5036584, Fax. +62 31 5026288E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Keywords: agency theory, bondholder-shareholderconflict, conservative accounting, institutional own-ership, managerial ownership

PENDAHULUAN

Sesuai dengan teori agensi, lazimnya konflik terjadiantara prinsipal atau pemilik dengan agensi ataumanajemen. Konflik bondholder shareholder berbedadengan konflik agensi tersebut. Konflik terjadi karenaadanya perbedaan kepentingan tentang pembayarandividen. Shareholder menuntut perusahaanmembagikan dividen yang tinggi sebagai hasilinvestasinya. Sebaliknya, bondholder menuntutperusahaan untuk tidak membayarkan dividenberlebihan agar tersedia jaminan/aset cukup untukpembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama-sama dengan manajemen juga memiliki insentif untukmelakukan transfer kesejahteraan melalui pembayarandividen. Kondisi tersebut menyebabkan bondholderkehilangan jaminan pelunasan utang yang berpotensimeningkatkan risiko tidak terbayar sehingga akanmemperbesar potensi konflik bondholder shareholder.Menurut Ahmed et al. (2002) dan Sari (2004), untukmengefektifkan kontrak hutang, bondholdermensyaratkan perusahaan yang berhadapan dengan

Page 6: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

194

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 193-202

konflik bondholder shareholder menggunakanakuntansi konservatif. Konservatisme akuntansi dapatmembatasi pembayaran dividen yang dilakukanmanajemen, kecuali dalam kondisi pembayaran dividensangat rendah. Menurut Hille (2011), dalam kondisipembayaran dividen rendah, penggunaan akuntansikonservatif tidak berpengaruh dan atau mampumengatasi konflik bondholder shareholder.Penggunaan akuntansi konservatif ditandai denganmunculnya akrual negatif yang dihasilkan daripenundaan pengakuan pendapatan dan mempercepatpengakuan kerugian (Givoly dan Hayn, 2000).Perusahaan akan lebih cepat mengakui biaya-biaya danmenunda pengakuan terhadap pendapatan-pendapatan. Akibatnya nilai perusahaan turun karenarendahnya laba dan berpengaruh pada keterbatasanfleksibilitas pendanaan (Lee, 2010).

Menurut teori konservatisme, akuntan harusmelaporkan nilai terendah dari beberapa nilai yangmungkin untuk aktiva dan pendapatan serta nilaitertinggi untuk kewajiban dan beban. Akuntansikonservatif bermanfaat untuk mengatasi permasalahankeagenan berkait keputusan investasi manajer,meningkatkan efisiensi kontrak utang, fasilitasipengawasan kontrak, dan mengurangi biayapemeriksaaan (Lara et al.; 2007 dan Ahmed et al.;2002). Konservatisme berperan dengan melaporkanlaba yang rendah sehingga dapat menekan insentifmanajer dan shareholder untuk melakukan transferkesejahteraan dengan cara pembagian dividen berlebih.Bondholder juga akan meminta perusahaanmenggunakan akuntansi konservatif ketika konflikbondholder shareholder semakin tinggi.

Kepemilikan manajerial, sebagai salah satumanifestasi dari tata kelola yang baik, diharapkan dapatmembatasi tindakan oportunistik manajer dan share-holder untuk memaksimalkan kepentingannya. Dengandemikian, konflik bondholder shareholder dapatdireduksi. Dukungan kepemilikan manajerial terhadappenggunaan akuntansi konservatif dapat menekankonflik bondholder shareholder. Menurut teori strukturkepemilikan perusahaan, manajer dan pemegang sahammemiliki kepentingan yang sama terhadap nilaiperusahaan dan bertentangan dengan kepentinganbondholder. Oleh karena itu, mereka cenderungmemaksimumkan kesejahteraannya dengan melakukantransfer kesejahteraan dari bondholder.

Menurut teori kontrak utang, untuk membatasiadanya transfer kesejahteraan dan menyelaraskankepentingan berbagai pihak dalam perusahaan, makaperlu adanya mekanisme kontrak utang. Mekanismekontrak yang efisien menekankan pada penggunaankebijakan akuntansi konservatif. Ahmed et al. (2002)berpendapat bahwa kontrak akan lebih efektif denganmenggunakan akuntansi konservatif. Midiastuty danMas’ud (2003) juga menyimpulkan bahwa bahwakonflik dapat diatasi dengan meningkatkan kepemilikanmanajerial dan kepemilikan institusional. Berdasarkanuraian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untukmenjawab permasalahan dan atau pertanyaan penelitianapakah konservatisme akuntansi, kepemilikanmanajerial, dan kepemilikan institusional secarabersama-sama berpengaruh terhadap terjadinya konflikbondholder shareholder dan apakah konservatismeakuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikaninstitusional secara parsial berpengaruh terhadapterjadinya konflik bondholder shareholder.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Sesuai dengan teori keagenan, pada setiap perusahaanterdapat hubungan kerja antara pihak pemberiwewenang (prinsipal) dengan pihak yang menerimawewenang (agensi) dalam bentuk kontrak kerja.Menurut Jensen dan Meckling, (1976), agency theoryconcerning the relationship between a principal(shareholder) and an agent of the principal(company’s managers). Agency theory is a very aca-demic term. Essentially it involves the costs of resolv-ing conflicts between the principals and agents andaligning interests of the two groups. Teori agensimengasumsikan semua individu bertindak ataskepentingannya shareholder yang diasumsikan hanyatertarik kepada hasil investasinya yang bertambahdalam perusahaan. Bondholder tertarik kepadapelunasan utangnya. Agen diasumsikan menerimakepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Baikprinsipal maupun agen berusaha memperbesarkeuntungannya sendiri. Prinsipal menginginkanpengembalian yang besar atas investasinya danpelunasan utang tepat waktu, di mana salah satunyaterlihat dengan kenaikan porsi dividen dari tiap sahamyang dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya

Page 7: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

195

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIK BONDHOLDER -.................... (Moh. Nasih dan Robith Hudaya)

diakomodir dengan pemberian kompensasi, bonus,insentif, dan remunerasi yang besar atas kinerjanyadalam mengelola perusahaan.

Prinsipal perlu menilai kinerja agen dalampenentuan pemberian kompensasi, bonus, insentif, danremunerasi. Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkankemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikanpada pembagian dividen. Semakin tinggi laba, hargasaham, dan dividen, maka agen dianggap memilikikinerja baik sehingga layak mendapat kompensasitinggi. Apabila tidak ada pengawasan yang memadai,maka agen dapat berperilaku oportunistik denganmemanipulasi kondisi keuangan seolah-olahperusahaan mencapai target sesuai harapan prinsipal(Midiastuty dan Mas’ud, 2003). Akibatnya terjadi cre-ative accounting yang menyalahi aturan, sepertiadanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang tidakdihapuskan, capitalisasi expense tidak semestinya,pengakuan penjualan tidak semestinya yangberdampak pada besarnya nilai aktiva dalam neracayang dapat mempercantik laporan keuangan walaupunbukan nilai yang sebenarnya. Hal ini menimbulkanasimetri informasi antara stakeholders denganmanajemen.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), terdapattiga macam sumber pendanaan, yaitu inside equity,outside equity, dan debt. Total nilai pasar ekuitas adalahS = Si + So dan total nilai pasar dari perusahaan adalahV = (Si + So) + B. Dengan mengasumsikan nilai V tetap,maka semakin besar nilai B (utang) maka nilai ekuitaspemegang saham yang dilambangkan dengan Si + Soakan semakin kecil. Oleh karena itu, potensi terjadinyatransfer kesejahteraan dari B ke Si + So akan semakinbesar dan mengakibatkan tingginya biaya keagenan.Untuk membatasi transfer kesejahtraan tersebut perluadanya mekanisme kontrak hutang.

Pada perusahaan skala kecil, kebutuhan untukmemperoleh pendanaan dari utang relatif sangat kecil.Oleh karena itu, kepemilikan perusahaan sepenuhnyaada di tangan shareholder sehingga tidak mungkinterjadi konflik. Konflik bondholder shareholder timbulsaat perusahaan mencari pendanaan dari utang. Konflikberpotensi timbul karena pembayaran dividen yangterlalu tinggi menyebabkan ancaman bagi bondholderkarena dapat mengurangi aktiva untuk pelunasanutang. Almilia (2007) berpendapat, utang memberikaninsentif bagi manajer dan shareholder untuk melakukan

tindakan-tindakan yang dapat mengurangi nilaiperusahaan, melalui keputusan-keputusan pendanaandengan cara pembayaran dividen. Manajer dan share-holder juga dapat menguntungkan dirinya sendiridengan cara menggunakan kekuasaannya untukmemaksa perusahaan membayar dividen danmenggunakan alasan mencari tambahan pendanaan dariluar yang lebih besar (La Porta et al., 2000). Mengacupada teori agensi yang mengasumsikan masing-masingpihak berkonflik untuk memaksimalkankepentingannya, maka semakin besar kepemilikanmanajerial maupun institusional berarti semakin besarkonflik bondholder shareholder karena adanya usahamemaksimalkan keuntungan bagi dirinya untukmemperoleh dividen.

Konflik bondholder shareholder terjadi karenaperbedaan kepentingan mengenai kebijakanpembayaran dividen akibat adanya pendanaaninvestasi dari hutang. Bondholder meminta perusahaanuntuk tidak membayarkan dividen berlebih agar tersediakecukupan aktiva minimum untuk pembayaran utang,sedang shareholder menuntut adanya pembayarandividen terus menerus dan jumlahnya besar (Ahmed etal., 2002; dan Sari, 2004). Dua bentuk hubungankeagenan yang terpengaruh oleh kebijakan dividenadalah hubungan pemegang saham-kreditur danhubungan manajer-pemegang saham.

Dalam konflik bondholder shareholder,diasumsikan shareholder memilih dan mengangkat,mengkompensasi dan memecat manajer, sehinggadianggap efisien untuk menyamakan tujuan manajerdengan tujuan pemegang saham (Haryono, 2005).Shareholder dapat memaksa manajemen perusahaanmembayar dividen yaitu dengan memilih pejabat dalamperusahaan yang menawarkan kebijakan dividen sesuaiharapan shareholder dan menggunakan alasan mencaritambahan pendanaan dari luar yang lebih besarsehingga perusahaan secara terus menerusmembayarkan dividen untuk menarik investasi masuk(La Porta et al., 2000).

Menurut Almilia (2007), utang memberikaninsentif bagi manajer dan shareholder untuk melakukantindakan-tindakan yang dapat mengurangi nilai utangdan memperbesar nilai ekuitasnya melalui keputusan-keputusan investasi dan keputusan-keputusanpendanaan. Keputusan investasi dapat mempengaruhibagian manajer dan shareholder atas nilai perusahaan,

Page 8: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

196

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 193-202

melalui mekanisme dispersion effect, dan repaymenteffect. Pada dispersion effect, jika terdapat 2 proyekinvestasi yang mempunyai dispersi yang berbeda,perbedaan dispersi tersebut akan mempengaruhi nilaipasar utang. Pengaruh dispersi terhadap nilai pasarutang disebabkan adanya perbedaan probabilitas debtdefault. Nilai pasar utang akan lebih besar bagi proyekinvestasi yang mempunyai dispersi yang lebih rendah.

Nilai perusahaan merupakan penjumlahan nilaiutang dan nilai ekuitas, sehingga dengan nilaiperusahaan tetap, kenaikan nilai hutang akanmengurangi nilai ekuitas. Nilai ekuitas menunjukkanbagian kesejahteraan manajer dan shareholder.Manajer dan shareholder cenderung memilih proyekinvestasi yang mempunyai dispersi yang besar(sehingga nilai utang turun). Manajer dan shareholderdapat melakukan transfer kesejahteraan dari bond-holder, dengan menyatakan akan mengambil proyekyang dispersinya kecil, sehingga nilai utang yangdiperoleh akan tinggi, tetapi kemudian manajer danshareholder memilih proyek investasi yang dispersinyabesar, sehingga manajer dan shareholder memperolehtambahan kesejahteraan dari penurunan nilai utangtersebut.

Pada mekanisme repayment effect, shareholdermenginginkan agar manajer memilih investasi yangmenguntungkan meski beresiko tinggi. Jika investasiini dipilih, maka resiko utang tidak dapat dilunasisemakin besar. Sebaliknya bondholder menginginkanmanajer memilih investasi beresiko rendah untukmengurangi resiko gagal bayar. Pemegang sahamkurang menyukai investasi seperti ini karena tingkatpengembaliannya lebih kecil.

Kesejahteraan dapat ditransfer melalui 2 tipeaktivitas pendanaan yakni pembayaran dividen danreordering of financial claims. Pembayaran dividenyang terlalu tinggi menyebabkan ancaman bagi bond-holder karena mengurangi aktiva yang seharusnyatersedia untuk pelunasan utang. Meskipun dalamprosedurnya utang dibayar terlebih dahulu, bond-holder tetap khawatir terhadap tindakan manajemenyang oportunistik yang dapat menyebabkanberkurangnya aktiva perusahaan untuk pelunasanutang. Pengeluaran sejumlah utang tambahan akanmentransfer kesejahteraan dari bondholder kepadamanajer dan dalam proses tersebut akan timbul biaya-biaya yang mengurangi nilai perusahaan. Hal ini dapat

terjadi untuk pengeluaran utang tambahan yangmempunyai prioritas sama atau lebih tinggi dari hutangawal dan pengeluaran utang tambahan yangprioritasnya lebih rendah.

Terdapat beberapa cara dan sekaligus faktoryang diidentifikasi berpengaruh terhadap terjadinyakonflik shareholder bondholder. Menurut Watt (2002),diperlukan adanya kontrak utang untuk mengatasikonflik, sedang menurut Begley dan Freedman (2004),diperlukan adanya batasan terhadap kebijakanpendanaan dan investasi. Bondholder pada umumnyamenuntut penggunaan akuntansi konservatif terhadapkebijakan dividen untuk memastikan tidak adanyapemberian dividen berlebih dan distribusi aktivaPenerapan akuntansi konservatif juga diidentifikasiberdampak pada penurunan konflik karena biayakeagenan akan semakin rendah (Kwon, 2005).Perusahaan yang berhadapan dengan tingginya konflikbondholder shareholder berkait kebijakan dividencenderung menggunakan akuntansi konservatif(Ahmed et al., 2002). Penggunaan akuntansikonservatif juga dapat meningkatkan efektivitas darikontrak utang (Li dan Mehta, 2010). Tujuannyamemastikan pembatasan pembayaran dividen,pengembalian pinjaman dan tersedianya aktiva untukpelunasan utang. Pada sisi lain, Hille (2011), tidakmenemukan hubungan antara konflik bondholdershareholder dengan konservatisme akuntansi yangdiakibatkan pembayaran dividen rendah.

Selain konservatisme akuntansi, menurutJensen dan Meckling (1976), kenaikan nilai utang bond-holder akan menurunkan nilai ekuitas manajer danshareholder. Manajer dan shareholder memiliki insentifuntuk melakukan tindakan-tindakan yang dapatmengurangi nilai utang dan memperbesar nilai ekuitasmelalui keputusan-keputusan pendanaan. Utangmendorong manajer dan shareholder untuk melakukantransfer kesejahteraan dari bondholder melaluipembagian dividen (Almilia, 2007). Mengacu pada teoriagensi yang mengasumsikan masing-masing pihakberkonflik untuk memaksimalkan kepentingannya, makasemakin besar kepemilikan manajerial berarti semakinbesar konflik bondholder shareholder karena setiapmanajer yang memiliki kepemilikan manajerial berusahamemaksimalkan keuntungan bagi dirinya untukmemperoleh dividen. Kepemilikan manajerial dipandangdapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan

Page 9: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

197

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIK BONDHOLDER -.................... (Moh. Nasih dan Robith Hudaya)

dalam permasalahan keagenan. Midiastuty dan Mas’ud(2003) membuktikan bahwa kepemilikan manajerialberpengaruh terhadap konflik agensi, sedang Fauz danRosidi (2007) belum berhasil membuktikan bahwakepemilikan manajerial berpengaruh terhadap konflikbondholder shareholder. Shareholder dapat memaksamanajemen membayar dividen dengan memilih pejabatdalam perusahaan yang menawarkan kebijakan dividensesuai harapan shareholder (La Porta et al., 2000).

Kepemilikan institusional juga diidentifikasimempengaruhi konflik bondholder shareholder.Kepemilikan institusional berperan sebagai pengawasyang efektif terhadap manajemen perusahaan karenamenguasai mayoritas saham dan memiliki sumber dayalebih besar dibandingkan dengan pemegang saham.Hartzell dan Starks (2003) menemukan bahwa institusimemiliki peranan dalam melakukan pengawasanterhadap manajemen perusahaan berkait masalahagensi. Shareholder berperan dan mempunyaikewenangan memilih dan mengangkat,mengkompensasi, dan memecat manajer sehinggadianggap efisien untuk menyamakan tujuan manajerdengan tujuan pemegang saham. Shareholderinstitusional dapat memanfaatkan kapasitas yangdimilikinya untuk meningkatkan kesejahteraan pihaknyasendiri dengan mengabaikan pihak lain (Haryono, 2005).

Besarnya kepemilikan institusional memberikantekanan kepada manajer yang ingin terlihat baik didepan pemegang saham dengan memperlihatkankinerjanya. Salah satu cara agar kinerja manajerdianggap bagus dengan melunasi hutang perusahaandan membagikan dividen terus menerus untuk menarikinvestasi masuk. Shareholder dapat memaksamanajemen membayar dividen dengan memilih pejabatdalam perusahaan yang menawarkan kebijakan dividensesuai harapan shareholder dan menggunakan alasanmencari tambahan pendanaan dari luar yang lebih besaruntuk menarik investasi masuk (La Porta et al., 2000).Semakin besar kepemilikan institusional berarti semakinbesar konflik bondholder shareholder karena insvestorinstitusional mengharapkan return yang tinggi dalambentuk dividen dan capital gain (Jensen, 1986).Menurut Midiastuty dan Mas’ud (2003), berdasarkanhasil penelitiannya, kepemilikan institusionalberpengaruh terhadap konflik agensi yakni konflik yangterjadi antara shareholder dan bondholder.

Penelitian ini merupakan penelitian sebab akibat

(korelasional) yang dimaksudkan untuk menyelidikikemungkinan adanya pengaruh antar variabelpenelitian yang meliputi konservatisme akuntansi,kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dankonflik bondholder shareholder, serta mempelajarisejauh mana variasi suatu faktor berkaitan denganvariasi satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisienhubungan atau koefisien lainnya. Penelitian inimenggunakan data sekunder berupa data yang berasaldari laporan keuangan perusahaan yang bukanmerupakan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia.Laporan keungan perusahaan didokumentasikan dariIndonesian Capital Market Directory (ICMD).Penelitian dilakukan atas perusahaan yang bukantermasuk sektor keuangan, membagian dividenmeskipun tidak berurutan dari tahun 2007 sampai tahun2009, dan menerbitkan laporan keuangan secaralengkap periode tahun 2005 sampai tahun 2009. Totalobservasi dalam penelitian ini berjumlah 101. Analisisdata dilakukan melalui analisis regresi berganda dengantaraf signifikansi 5%, sedang pembahasan danpenarikan kesimpulan dilakukan dengan metodededuksi maupun induksi.

Variabel-variabel dalam penelitian inididefinisikan dan diukur berdasarkan teori tertentu.Konservatisme (KONS) merupakan sebuah tindakanpenuh kehati-hatian yang dilakukan oleh perusahaanketika menyusun laporkan keuangan. Perusahaan yangmenganut akutansi konservatif, cenderung memilikiakrual negatif disebabkan laba bersih yang dihasilkanlebih kecil dari kas bersih yang diperoleh dari aktivitasoperasi. Akrual ini memiliki sifat hidden reserve danakan berbalik menjadi akrual positif di masa mendatang.Untuk mempermudah perhitungan statistik, nilai akrualnegatif dikali -1 sehingga nilainya menjadi positif.Konservatisme diukur dengan model pengukuranmenurut Lara et al. (2007) dengan rumus:

KONSi,t=

Keterangan:KONSi,t = Konservatisme Akuntansi

perusahaan i tahun tNIi,t-x = Laba Bersih perusahaan i tahun

sebelumnya

2

0 ,

,,, 1..

x xti

xtixtixti xAktivaT

CFODepBNI

Page 10: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

198

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 193-202

B. Depi,t-x = Beban depresiasi perusahaan itahun sebelumnya

CFOi,t-x = Arus Kas operasional perusahaan itahun sebelumnya

T. Aktivai,t-x = Total aktiva perusahaan i pada tahunsebelumnya

Kepemilikan institusional adalah kepemilikansaham perusahaan oleh institusi di luar perusahaan.Pengukuran terhadap kepemilikan institusional melihatpada persentase saham, dimana membagi jumlah sahamyang dimiliki pihak institusi dari luar perusahaan dengantotal saham yang beredar. Rumus yang digunakansesuai penelitian Midiastuty dan Mas’ud (2003):

Kepemilikan Institusional =

Jumlah Saham Dimiliki Isitusix 100%

Jumlah Saham Beredar

Kepemilikan Manajerial (MANOWN).Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan sahamperusahaan oleh direksi maupun komisaris perusahaan.Kepemilikan manajerial diukur berdasarkan persentasesaham yang dimiliki manajemen dengan rumussebagaimana digunakan Midiastuty dan Mas’ud (2003)sebagai berikut:

Kepemilikan Manajerial =

Jumlah Saham Dimiliki Manajerialx 100%

Jumlah Saham Beredar

Konflik Bondholder Shareholder (KONF).Konflik ini terjadi diseputar kebijakan dividenperusahaan. Bondholder sebagai pihak yang memberipinjaman kepada perusahaan menuntut agarperusahaan tidak membagikan dividen berlebihandiatas nilai yang telah ditentukan sedangkan share-holder menuntut agar perusahaan membagikan dividenyang besar. Konflik diukur menggunakan proksi tingkatpembayaran dividen dengan membagi dividen yangdibayarkan dengan total aktiva perusahaan. Jikaperusahaan membayarkan dividen dengan level yangrendah, maka konsentrasi bondholder terhadappembayaran dividen berkurang. Konflik diukur denganmenggunakan formula sebagaimana digunakan Ahmedet al. (2002) sebagai berikut:

Tingkat Pembayaran Dividen =

Deviden Yang Dibayarkanx 100%

Total Aktiva Perusahaan

HASIL PENELITIAN

Statistik diskriptif variabel penelitian yang meliputikonflik bondholder shareholder, kepemilikanmanajerial, kepemilikan institusional, dankonservatisme akuntansi nampak seperti pada Tabel 1.Konflik bondholder shareholder terjadi antara 0,07%sampai 33,57%, dengan rata-rata 4,28% dan standardeviasi 6,38%. Kondisi tersebut mengindikasikanbahwa ‘tingkat’ konflik tidak terlalu tinggi meskipundengan rentang yang cukup lebar.

Tabel 1Statistik Deskriptif Variabel

N Minimum Maximum Mean Std. Dev.KONF 101 ,0007 ,3357 ,042814 ,0638206KONS 101 -,6355 ,5198 -,024821 ,2337807MANO 101 ,0000 ,2561 ,011600 ,0392562ONSO 101 ,1232 ,9900 ,702187 ,2061236Valid N (listwise) 101Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Page 11: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

199

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIK BONDHOLDER -.................... (Moh. Nasih dan Robith Hudaya)

Konservatisme akuntansi perusahaan rata-rata-0,024 dengan konservatisme tertinggi 0,519 danterendah -0,635 dan standar deviasi 0,233. Dilihat darirata-ratanya yang negatif nampak perusahaan di Indo-nesia cenderung menggunakan akuntansi optimis,sebagai akronim dari konservatif. Kepemilikanmanajerial rata-rata hanya 1,16% dan tertinggi 26%.Banyak perusahaan yang para manajernya tidak ikutmemiliki perusahaan atau kepemilikan manajerialsebesar nol. Pada sisi lain, kepemilikan institusionalterendah 12,32% dan tertinggi 99,00% dengan rata-rata 70,21%. Dua kondisi terakhir mengindikasikanbahwa tingkat kepemilikan manajerial perusahaansangat rendah. Kepemilikan perusahaan justrumayoritas dipunyai oleh institusi-institusi.

Hasil analisis regresi mengindikasikan bahwasecara simultan variabel konservatisme akuntansi,kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusionalberpengaru terhadap konflik bondholder shareholderdengan F = 4,421 dan Sig = 0,006, sebagaimana nampakpada Tabel 2. Hasil analisis ini membuktikan bahwahipotesis yang menyatakan bahwa konservatismeakuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikaninstitusional berpengaruh terhadap konflik bondholder

shareholder.Secara parsial, dari 3 variabel yang diajukan

sebagai faktor berpengaruh terhadap konflik bond-holder shareholder, hanya 2 variabel yang secarasignifikan terbukti berpengaruh yakni kepemilikaninstitusional dan konservatisme akuntansi dengan nilait masing-masing 2,355 (Sig 0,021) dan 2,609 (Sig 0,011),sedang variabel kepemilikan manajerial tidakberpengaruh secara signifikan (t = 0,472 dan Sig = 0,638),sebagaimana nampak pada Tabel 3. Dengan demikian,hipotesis yang menyatakan bahwa konservatismeakuntansi mempengaruhi konflik bondholder share-holder dan kepemilikan institusinal mempengaruhikonflik bondholder shareholder terbukti. Sebaliknya,hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikanmanajerial mempengaruhi konflik bondholder share-holder ditolak.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis nampak bahwa secarabersama-sama, konservatisme akuntansi, kepemilikaninstitusinal, dan kepemilikan manajerial berpengaruhterhadap konflik bondholder shareholder. Hasil

Tabel 2Pengaruh Simultan Variabel

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.1 Regression ,049 3 ,016 4,421 ,006a

Residual ,358 97 ,004 Total ,407 100Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.a. Predictors: (Constant), KONSERV, INSOWN, MANOWNb. Dependent Variable: KONFLIK

Tabel 3Pengaruh Parsial Variabel

StandardizedUnstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.1 (Constant) -,008 ,023 -,340 ,735 MANOWN ,078 ,165 ,048 ,472 ,638 INSOWN ,073 ,031 ,237 2,355 ,021 KONSERV ,069 ,026 ,251 2,609 ,011Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.a. Dependent Variable: KONFLIK

Page 12: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

200

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 193-202

tersebut dapat mudah dipahami. Konservatismemencerminkan sikap kehati-hatian manajemen dalammenyusun laporan keuangan, khususnya dalamkondisi yang penuh dengan ketidakpastian.Konservatisme mengantisipasi kemungkinan terjadinyahal-hal yang berpengaruh negatif terhadap kondisikeuangan perusahaan, tetapi tidak sebaliknya. Biaya-biaya dan atau kerugian yang mungkin akan timbulharus segera diakui. Sebaliknya, kemungkinandiperolehnya keuntungan atau pendapatan pada masayang akan datang tidak boleh diakui sebelumkeuntungan tersebut benar-benar terjadi.

Melalui konservatisme, suatu perusahaan akanterhindar dari kerugian besar pada masa-masamendatang karena kerugian-kerugian tersebut telahdiantisipasi dan diakui sebelumnya yakni denganbersiap untuk tidak memperoleh keuntungan danmengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian.Kondisi tersebut akan menjamin para pihak yangbertransaksi atau sekurang-kurangnya mengikatperjanjian dengan perusahaan, karena laporankeuangan yang disajikan benar-benar menunjukkankondisi yang sesungguhnya serta tidakmenggelembungkan keuntungan yang menyesatkanterutama bagi investor luar atau bondholder. Di sampingitu, konservatisme akan meredam terjadinya konflikyang disebabkan oleh kebijakan deviden.Konservatisme akan menekan pembagian deviden yangberlebih. Bondholder pada umumnya menuntutpenggunaan akuntansi konservatif terhadap kebijakandividen untuk memastikan tidak adanya pemberiandividen berlebih dan distribusi aktiva. Hasil penelitianini berhasil mengkonfirmasi konsep dan atau penelitiansebelumnya. Kwon (2005) menyimpulkan bahwapenerapan akuntansi konservatif juga diidentifikasiberdampak pada penurunan konflik karena biayakeagenan akan semakin rendah. Menurut Ahmed et al.(2002), perusahaan yang berhadapan dengan tingginyakonflik bondholder shareholder berkait kebijakandividen cenderung menggunakan akuntansikonservatif untuk meredam atau mereduksinya. Li danMehta (2010) menyatakan bahwa penggunaanakuntansi konservatif juga dapat meningkatkanefektivitas dari kontrak utang.

Di samping konservatisme akuntansi,kepemilikan institusional juga berpengaruh terhadapkonflik bondholder shareholder. Hasil ini

mengkonfirmasi bahwa berdasarkan teori keagenan,dalam suatu perusahaan terdapat para pihak yaknishareholder, manajemen, dan bondholder yangmempunyai kepentingan yang berbeda dan bahkansaling berseberangan. Masing-masing pihak jugaberusaha untuk memaksimalkan kepentingannyasehingga potensi terjadinya konflik sangat besar.Keberadaan shareholder institusi dipastikan akanmemperkuat posisi tawar-menawar shareholder. Melaluikepemilikan institusional, kepemilikan (hak/suara) yangsebelumnya menyebar ke individu-individu sehinggarelatif cair dan beragam menjadi berpadu dan padat.Dengan kekuatan yang semakin padu dan padat, usahashareholder untuk memperjuangkan kepentingannyaserta mengalirkan kesejahteraan sebanyak-banyaknyake pihak shareholder akan semakin keras.

Shareholder juga akan semakin perkasa untukmemaksa manajemen agar mengembangkan danmengambil kebijakan-kebijakan, khususnya yang terkaitdengan pembagian deviden, menjadi lebih pro-share-holder. Para manajer menjadi lebih pro-shareholder,baik suka maupun terpaksa, karena bagi manajer yangtidak pro shareholder, karirnya di perusahaan pastiterancam. Kondisi ini menyebabkan kepentingan bond-holder akan tereduksi bahkan mungkin tereliminasi,sehingga konflik tidak mungkin dihindari dan bahkansemakin menjadi-jadi. Hasil penelitian ini sekaligusmengkonfirmasi pendapat Hartzell dan Starks (2003),Haryono (2005), La Porta et al. (2000), Jensen (1986),serta Midiastuty dan Mas’ud (2003) yang secara umumberkesimpulan bahwa besar kepemilikan institusionalberarti semakin besar konflik bondholder shareholde.

Berbeda dengan konservatisme akuntansi dankepemilikan institusional yang berpengaruh,kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi konflikbondholder shareholder. Hasil ini berbeda denganbeberapa penelitian sebelumnya. Sesuai dengan teorikeagenen, setiap pihak yakni shareholder, manage-ment, maupun bondholder, berjuang untukmemaksimalkan kepentingannya yakni memperolehkesejahteraan. Hal tersebut berarti bahwa semakinbesar kepemilikan manajerial berarti semakin besarkonflik bondholder shareholder karena setiap manajeryang memiliki kepemilikan manajerial berusahamemaksimalkan keuntungan bagi dirinya untukmemperoleh dividen, sebagaimana hasil penelitianMidiastuty dan Mas’ud (2003) yang berhasil

Page 13: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

201

KONSERVATISME AKUNTANSI DAN KONFLIK BONDHOLDER -.................... (Moh. Nasih dan Robith Hudaya)

membuktikan bahwa kepemilikan manajerialberpengaruh terhadap konflik agensi karena, sebagaisesama shareholder, shareholder mempunyai kekuatanmemaksa manajemen membayar dividen sesuai denganharapan shareholder atau kalau tidak mau dipaksa,mengganti manajemen dengan orang lain yangmempunyai komitmen untuk mengembangkan danmelaksanakan kebijakan dividen sesuai harapan share-holder (La Porta et al., 2000).

Tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerialterhadap konflik bondholder shareholder sejalandengan penelitian Fauz dan Rosidi (2007) yang belumberhasil membuktikan bahwa kepemilikan manajerialberpengaruh terhadap konflik bondholder shareholder.Terdapat beberapa faktor yang diidentifikasi menjadipenyebab kepemilikan manajerial tidak berpengaruhterhadap konflik bondholder shareholder, yakni,sekurang-kurangnya 1) tingkat kepemilikan manajerialperusahaan go public non keuangan di Indonesia masihsangat rendah. Rata-rata kepemilikan manajerialperusahaan tersebut hanya 1,16% serta 70,3%perusahaan mempunyai saham yang dimiliki olehmanajemen, 2) manajemen berada pada posisi yangmenyulitkan karena secara teknis manajemen harusmengamankan kepentingan pemberi kredit (bond-holder) sebagai bagian dari sumber pendanaan yangterikat pada kontrak, sedang pada sisi lain manajemenjuga harus secara konsisten mengawal kepentinganshareholder sebagai pihak yang menugaskannya(prinsipal) sebagai manajemen perusahaan (agensi).Posisi ini menyebabkan fungsi manajemen untukmengelola dan atau mereduksi konflik menjaditerabaikan, 3) manajemen perusahaan di Indonesiabelum cukup baik dan memenuhi prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik sehingga perlindunganterhadap kreditor tidak memadai. Perusahaan di Indo-nesia juga diidentifikasi masih berorientasi pada tujuanklasik perusahaan yaitu untuk meraih keuntungansebanyak-banyaknya untuk memaksimalkan kekayaanshareholder (Yahanpath dan Joseph, 2011).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Secara simultan, konservatisme akuntansi, kepemilikaninstitusional, dan kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap konflik bondholder shareholder. Secaraparsial, hanya konservatisme akuntansi dankepemilikan institusional yang berpengaruh terhadapkonflik bondholder shareholder; sedang kepemilikanmanajerial tidak berpengaruh signifikan terhadapkonflik bondholder shareholder. Hasil penelitian inimengindikasikan bahwa konflik antara bondholderdengan shareholder dapat dikelola melaluipenggunaan konsep konservatisme dalam penyusunanlaporan keuangan, kepemilikan institusional, maupun,secara bersama-sama, kepemilikan manajerial. Konsepkonservatisme juga dipandang masih relevankhususnya dalam penanganan konflik yang terjadiantara pemilik, pengelola, maupun kreditor sebagaimanadijelaskan dalam teori keagenan.

Saran

Dalam penelitian ini, variabel konservatisme akuntansimaupun konflik bondholder shareholder diukurdengan menggunakan pendekatan atau proksi sertahanya berdasarkan data sekunder. Oleh karena itu,sekecil apapun, pasti terdapat bias dalam pengukurankedua variabel tersebut. Untuk penelitian selanjutnya,disarankan agar penggunaan proksi serta data sekunderdireduksi dan dikembangkan pengukuran yang lebihmemanifestasikan variabel yang akan diukur yangmenyangkut kebijakan dan perilaku serta konflik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, A. Billings, B. Morton, R. dan Stanford-Harris,M. 2002. “The Role of Accounting Conserva-tism in Mitigating Bondholder-ShareholderConflicts over Dividend Policy and in Reduc-ing Debt Costs”. The Accounting Review Vol.77, No. 4 October 2002 pp. 867–890.

Almilia, L., S. 2007. “Pengujian Size Hypothesis danDebt/Equity Hypothesis yang MempengaruhiTingkat Konservatisma Laporan KeuanganPerusahaan dengan Tehnik Analisis Multino-mial Logit”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Page 14: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

202

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 193-202

Begley, J dan Freedman, R. 2004. “The Changing Roleof Accounting Number in Public Lending Agree-ments”. Accounting Horizon, Vol. 18, No, 2 June2004 pp. 81-96.

Fauz, A. dan Rosidi. 2007. “Pengaruh Aliran Kas Bebas,Kepemilikan Manajerial, KepemilikanInstitusional, Kebijakan Hutang dan CollateralAsset terhadap Kebijakan Dividen”. JurnalEkonomi dan Manajemen. Vol. 8, No. 2, Juni2007.

Givoly, D., dan Hyan, C. 2000. “The changing time-series properties of earnings, cash flows andaccruals: Has financial reporting become moreconservative?” Journal of Accounting andEconomics 29 (2000) 287-320.

Hartzell, J., dan Starks, L. 2003. “Institutional Investorand Executive Compensation”. Journal of Fi-nance. Vol. LVIII No. 6.

Haryono, S. 2005. “Struktur Kepemilikan dalam BingkaiTeori Keagenan”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Vol. 5, No.1 Pebruari 2005.

Hille, J., C. 2011. Accounting Conservatism: The asso-ciation between bondholder-shareholder con-flicts over dividend policy and accountingconservatism, the effect on the cost of debt andthe influence of the implementation of IFRS in2005. Department of Accounting, Auditing &Control. Erasmus School of Economics

Jensen, M. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow,Corporte Finance and Takeovers”. AmericanEconomic Review. 76.

Jensen, M.C. dan W. H. Meckling. 1976. “Theory ofThe Firm: Manajerial Behaviour, Agency Cost,and Ownership Structure”. Journal of Finan-cial and Economics. 3. 305-360.

Kwon, Y. 2005. “Accounting Conservatism and Mana-gerial Incentives”. Management Science. Vol.51, No. 11, November 2005, pp. 1626–1632.

Lara, J., Osma, B., dan Penalva, F. 2007. AccountingConservatism and Corporate Governance.Springer Science+Business Media, LLC 2007

Lee, J. 2010. The Role of Accounting Conservatism inFirms’ Financial Decisions. Kellogg School ofManagement Northwestern University.

Li, L., dan Mehta, M. 2010. The Relation between FirmCharacteristics and Dividend Covenants. So-cial Science Research Network.

Midiastuty., P.P., dan Mas’ud. 2003. Analisis HubunganMekanisme Corporate governance danIndikasi Manajemen Laba. SimposiumNasional Akuntansi VI. Surabaya.

Sari, D. 2004. Hubungan Antara KonservatismeAkuntansi dengan Konflik Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen danPeringkat Obligasi Perusahaan. SimposiumNasional Akuntansi VII Denpasar Bali 2 dan 3Desember 2004.

Watt, R. 2002. Conservatism in Accounting. The Brad-ley Policy Research Center Financial Researchand Policy Working Paper No. FR 02-21.

Yahanpath, N. dan Joseph, T. 2011. “A Brief Review ofThe Role of Shareholder Wealth Maximisationand Other Factors Contributing to The GlobalFinancial Crisis”. Qualitative Research in Fi-nancial Markets. Vol. 3, No. 1, 2011.

Page 15: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

203

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)Vol. 22, No. 3, Desember 2011Hal. 203-216

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the effectof transformational leadership, trust in supervisor, in-dividual-focused organizational citizenship behavior,and organization-focused organizational citizenshipbehavior on nurse service quality. Service quality servesas endogenous variable, transformational leadershipas exogenous variable, and trust in supervisor, indi-vidual-focused organizational citizenship behavior, andorganization-focused organizational citizenship behav-ior as mediator variables.Three hundred fifty-threenurses as respondents from five private hospital inSurakarta had comprehensively filled in the given ques-tionnaires. Based on the analysis of structural equa-tion modeling, it was discovered that the model of theresearch met the model‘s test criteria based on the in-dexes of properness test: RMSEA. CMIN, GFI, AGFI,TLI, CFI and NFI. This research also revealed severalresults. First, transformational leadership has positiveinfluences on nurse’s trust to the leader, OCBI, OCBOand service quality. Second, trust in supervisor influ-ences OCBI and OCBO. Third, OCBO influences ser-vice quality, while OCBI does not. Fourth, trust in theleader partially mediates the influence of transforma-tional leadership to both OCBO and OCBI. Fifth,OCBO mediates, while OCBI does not mediate the in-

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,KEPERCAYAAN PADA SUPERVISOR, DAN PERILAKU

IDEAL KEWARGAAN ORGANISASI TERHADAPKUALITAS LAYANAN PERAWAT

Muhammad CholilFakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Negeri Sebelas Maret

Jalan Ir. Sutami Nomor 36A Kentingan, Surakarta 57126Telepon +62 271) 647481, 669090. Fax. +62 271 638143

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

fluence of transformational leadership to service qual-ity.

Keywords: transformational leadership, trust in super-visor, ideal organizational citizenship behavior, servicequality

PENDAHULUAN

Pasien menjadi fokus perhatian terpenting bagipimpinan dan karyawan suatu rumah sakit. Banyakrumah sakit bangkrut bukan karena struktur biaya,namun lebih karena ketidaktepatan kualitas layananyang sesuai dengan harapan pasien (Cleverly, 1993).Perawat merupakan salah satu elemen terpenting dalamproses pemberian perawatan dan layanan rumah sakitkarena curahan waktu dan energi yang lebih besar.Untuk itu perawat merupakan salah satu magnetkualitas layanan yang perlu menampilkan perilakuperawatan dan pelayanan ideal. Untuk itu perawatharus menampilkan kontak fisik dan inderawi sertaemosi yang selalu siap melayani pasien secarakompeten, tulus, dan penuh pengabdian.

Adkins (2000) menjelaskan bahwa 75% alasanpenghentian seseorang dalam berlangganan barang

Page 16: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

204

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

dan jasa karena kesalahan kualitas layanan yang tidaksesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menunjukkanbahwa peranan pemberian keunggulan kualitaspelayanan terutama oleh tenaga yang berada di linidepan yang berkaitan langsung dengan fungsi layananmenjadi sangat penting. Untuk sebuah rumah sakit,perilaku layanan perawat berpengaruh pada kualitaslayanan jasa dan kinerja (Broomberg & Mills, 2004).Hal ini senada dengan pendapat Ryan (2009) yangmenjelaskan bahwa perilaku layanan perawat di suaturumah sakit mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien.Perilaku layanan pada pasien yang ideal memerlukanlubrikasi (ramuan atau pelumasan) tertentu. Di antarabentuk lubrikasi tersebut adalah kepercayaan perawatpada supervisor dan jajaran kepemimpinan lainnya.Supervisor harus selalu membangun kepercayaanmelalui perilaku profesional, adil, dedikatif, danakomodatif. Jika supervisor rumah sakit dapatmembumikan kepercayaan pada setiap perawat, makaperawat tak ada alasan untuk tidak mempercayainyadan mendorong untuk semakin loyal seperti yangdikemukakan Yukl (2010) bahwa dengan penampilanperilaku dan kinerja jauh di atas yang diharapkan.

Perilaku dan kinerja lebih dari panggilan tugasterlepas dari pertimbangan kompensasi finansial inilahyang menurut Oetama (2008) dikenal dengan istilahperilaku ideal perilaku kewargaan organisasi (PIKO)sebagai terjemahan dari organizational citizenshipbehavior (OCB). Dikatakan ideal karena memangdiperlukan upaya ekstra untuk memahami danmewujudkan perilaku tersebut sebagai salah satukeunggulan kompetitif yang sulit ditiru, karena diramudari keunggulan keunikan keperilakuan. Williams danAnderson (1991) membedakan perilaku idealkewargaan organisasi berdasarkan fokus yang ditujumenjadi perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada individu selanjutnya disingkat PIKOIdan perilaku ideal kewargaan organisasi yang berfokuspada organisasi selanjutnya disingkat PIKOO.

Menurut Enhart dan Naumann (2004), dalamsuatu rumah sakit diperlukan pemahaman danpenerapan perilaku ideal perilaku kewargaan organisasisebagai sesuatu yang sangat penting. Yoon dan Suh(2003) juga menyatakan masih sedikit bukti empiristentang efek positif perilaku ideal perilaku kewargaanorganisasi pada kualitas layanan di rumah sakit yangharus diteliti mengingat adanya optimisme yang

menjamin adanya efek positif tersebut bagikepentingan pengembangan keberhasilan organisasirumah sakit. Dalam rangka mewujudkan terjadinyaperilaku ideal perilaku kewargaan organisasi dalamsuatu organisasi diperlukan pemahaman danpemenuhan faktor yang mempengaruhi perilaku idealtersebut.

Di antara faktor tersebut adalah kepercayaanpersonil pada setiap jajaran dan tingkatankepemimpinan. Adanya kepercayaan bawahanterhadap pimpinan seperti dikatakan Barki dan Hartwick(2001) menjadi faktor kunci terjadinya kooperasikegiatan organisasi. Morgant dan Hunt (1994) jugamengatakan bahwa kepercayaan bawahan terhadappimpinan berhubungan secara positif dengankeunggulan kualitas kooperasi, koordinasi, konflikfungsional, dan persetujuan yang bersifat positif.

Faktor-faktor kepemimpinan penting dalammeningkatkan kepercayaan bawahan antara lain adalahketepatan pemilihan gaya kepemimpinan. Berdasarkansejumlah gaya kepemimpinan yang relevan dan akansemakin populer dewasa ini dan di masa yang akandatang adalah kepemimpinan transformasional.Sebagian besar kajian para teoritisi dan peneliti tentangkepemimpinan transformasional dibandingkan denganperilaku kepemimpinan yang lain, hasilnya selalumenunjukkan pengaruh hubungan yang lebih besarterhadap variabel konsekuensi yang digunakan.Pendekatan pemimpin terhadap bawahan yangbernuansa kepemimpinan transformasional menurutLebrasseur et al. (2002) akan mempertajam strategi,struktur dan budaya untuk proses perbaikan kualitastermasuk kualitas layanan secara berkesinambungan.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Untuk meningkatkan keunggulan kualitas layanandiperlukan perilaku ideal kewargaan organisasiterutama oleh personil lini depan yang berkaitanlangsung dengan fungsi layanan kepada pelanggan.Menurut Choi (2006), perilaku ideal kewargaan yangberfokus pada organisasi berpengaruh positif padakualitas layanan. Di sisi lain, Bienstock et al. (2003)menjelaskan terdapat pengaruh positif perilaku idealkewargaan organisasi karyawan layanan restoranterhadap pemenuhan standar kualitas layananpelanggan.

Page 17: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

205

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)

Hui et al. (2001) menyebutkan bahwa SDMyang memenuhi kriteria sebagai warga organisasi yangunggul, baik yang berfokus pada individu maupunorganisasi dapat diarahkan pada peningkatanpenyajian kualitas layanan seperti yang diharapkanpelanggan. O‘Connell et al. (2001) menemukanhubungan yang signifikan antara perilaku idealkewargaan organisasi dengan sikap layanan padapelanggan. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis:H1: Perilaku ideal kewargaan organisasi yang

berfokus individu berpengaruh positif terhadapkualitas layanan.

H2: Perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada organisasi berpengaruh positifterhadap kualitas layanan.

Untuk memiliki SDM yang menampilkanperilaku ideal kewargaan organisasi diperlukan perilakukepemimpinan yang tepat, yaitu kepemimpinantransformasional. Muchiri et al. (2002) menemukanadanya pengaruh positif kepemimpinantransformasional terhadap perilaku ideal kewargaanorganisasi dan kinerja. Koh et al. (1985) jugamenjelaskan bahwa kepemimpinan transformasionalmemiliki pengaruh pada sejumlah variabel outcometermasuk perilaku ideal kewargaan organisasi. Lepineet al. (2002) dalam review dan meta-analisisnyamenjelaskan bahwa perilaku kepemimpinan merupakansalah satu prediktor penting untuk perilaku idealkewargaan organisasi. Oleh karena itu, dirumuskanhipotesis:H3: Kepemimpinan transformasional supervisor

berpengaruh positif terhadap perilaku idealkewargaan organisasi yang berfokus padaindividu.

H4: Kepemimpinan transformasional supervisorberpengaruh positif terhadap perilaku idealkewargaan organisasi yang berfokus padaorganisasi.

Menurut Pudsakoff dan MacKenzie (1997),kepemimpinan transformasional perlu menjadikankualitas layanan sebagai visi perusahaan untukmemotivasi bawahan yang berkaitan langsung denganfungsi layanan, sedang Jabnoun dan Rasasi (2005)menjelaskan adanya hubungan kepemimpinantransformasional dan kualitas layanan yang dirasakanoleh pasien. Demikian pula Keller (1995) serta Masidan Cooke (2000) menjelaskan bahwa bawahan yang

dipimpin dengan gaya kepemimpinan transformasionalakan memiliki perilaku layanan yang lebih baik, ke arahpeningkatan kualitas layanan. Oleh karena itu,dirumuskan hipotesis:H5: Kepemimpinan transformasional supervisor

berpengaruh positif terhadap kualitas layanan.Perwujudan PIKO memerlukan tingkat

kepercayaan bawahan yang tinggi terhadap pemimpinseperti dikatakan Jung dan Avolio (2000) dan harusdibangun dengan kepemimpinan transformasional.Bartam dan Casimir (2006) dan Arnold et al. (2001)menemukan bahwa kepemimpinan pengelola programMBA yang berperilaku transformasional mempengaruhikepercayaan mahasiswa pada pengelola. Dirks danFerrin (2002) dalam kajian meta analisis tentangkepercayaan pada pemimpin dan ditemukan bahwaprediktor utama kepercayaan pada pemimpin adalahperilaku kepemimpinan transformasional. Oleh karenaitu, dirumuskan hipotesis:H6: Kepemimpinan transformasional supervisor

berpengaruh positif terhadapkepercayaan padasupervisor.

Faktor kepercayaan pada pemimpin akanmenjadi jembatan bagi tumbuh dan berkembangnyaperilaku ideal kewargaan organisasi yang mensyaratiharapan dan perwujudan pemenuhan kualitas layananbagi para pelanggan produk dan atau jasa yangditawarkan. Konovsky dan Pugh (1994); Mayer danGavin (2005); Connel et al. (2003) menemukan hasilpenelitian tentang pengaruh antara kepercayaan padapemimpin dengan perilaku ideal kewargaan organisasi,sedang Budhwar dan Xiong Chen (2002) jugamenjelaskan bahwa kepercayaan pada supervisorberpengaruh positif terhadap perilaku ideal kewargaanorganisasi baik yang berfokus pada individu maupunorganisasi. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis:H7: Kepercayaan pada supervisor berpengaruh

positif terhadap perilaku ideal kewargaanorganisasi yang berfokus pada individu.

H8: Kepercayaan pada supervisor berpengaruhpositif terhadap perilaku ideal kewargaanorganisasi yang berfokus pada organisasi.

Kepemimpinan transformasional banyakmenjadi faktor penentu kinerja organisasional sepertikepercayaan, kepuasan kerja, komitmen, perilaku idealkewargaan organisasi, dan kualitas layanan. Namunkecenderungan pola hubungan antara kepemimpinan

Page 18: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

206

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

transformasional dengan sejumlah variabelkonsekuensi tersebut dapat bersifat tidak langsung/berdiri sendiri. Pertama, adanya mediasi kepercayaanterhadap supervisor pada pengaruh antarakepemimpinan transformasional dengan perilaku idealkewargaan organisasi yang didukung oleh Podsakoffet al. (1990), Pillai et al. (1999), Casimir et al. 2006),Bartam dan Casimir (2006), dan Jung dan Avolio (2000).Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis:H9: Kepercayaan pada supervisor memediasi

pengaruh kepemimpinan transformasionalterhadap perilaku ideal kewargaan organisasiyang berfokus pada individu.

H10: Kepercayaan pada supervisor memediasipengaruh kepemimpinan transformasionalterhadap perilaku ideal kewargaan organisasiyang berfokus pada organisasi.

Kedua, perilaku ideal kewargaan organisasimemediasi pengaruh kepemimpinan transformasionalpada kualitas layanan didukung oleh penelitian Choi(2006) yang menemukan bahwa generalized compli-ance sebagai perwujudan perilaku ideal kewargaan yangberfokus pada organisasi berfungsi sebagai pemediasi,sedang dimensi altruisme tidak memediasi pengaruhkepemimpinan transformasional dengan kualitaslayanan. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis:H11: Kepercayaan pada supervisor memediasi

pengaruh kepemimpinan transformasionalterhadap perilaku ideal kewargaan organisasiyang berfokus pada individu.

H12: Kepercayaan pada supervisor memediasipengaruh kepemimpinan transformasionalterhadap perilaku ideal kewargaan organisasiyang berfokus pada organisasi

Jumlah kuesioner yang dapat dianalisis berasaldari 353 tenaga perawat rawat inap tetap yang memilikimasa kerja minimal 1 tahun yang diambil secaraproporsional dari lima rumah sakit di Surakarta. Datadikumpulkan melalui penyebaran kuesioner denganskala Likert 1-5. Penentuan jumlah responden sebesar353 mempertimbangkan kriteria standar alat analisisyang direncanakan menggunakan SEM (StructuralEquation Model), yang menyarankan bahwa jumlahsampel minimal sebanyak 5 kali dan maksimal 10 kaliparameter penelitian seperti dikemukakan Hair et al.(1998).

Kualitas layanan dan dimensinya mengacu pada

pendapat Parasuraman, et al. (1985, 1988) yangdimodifikasi oleh Brady dan Cronin (2002) yangmenjelaskan bahwa kualitas layanan hanya daripersepsi kualitas layanan yang dirasakan tanpa harusmembandingkan dengan kualitas yang diharapkan.Perilaku ideal kewargaan organisasi baik yang berfokuspada individu maupun pada organisasi mengacupendapat Williams dan Anderson (1991). Kepercayaanpada pemimpin mengacu pada pengertian Podsakoffet al. (1990) yang menjelaskan kepercayaan sebagai“faith in and loyalty to the leader”, sedangkepemimpinan dan dimensinya mengacu pada darikonsep Bass (1985) yang menekankan sebagai gayakepemimpinan yang berbasis pada kejelasan formulasidan aktualisasi visi dan misi organisasi yang berfokuspada orientasi pelanggan dengan memotivasi,menstimulasi, dan pengakuan keunikan individual.

Variabel penelitian terdiri 5 variabel, yaitukepemimpinan transformasional, kepercayaan padasupervisor, perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada individu (PIKOI), perilaku idealkewargaan organisasi yang berfokus pada organisasi(PIKOO), dan kualitas layanan perawat. Berdasarkananalisis faktor sebagaimana bisa dilihat pada Tabel 1sampai dengan Tabel 5 ternyata ada dua item yaituDR4 dan IS1 yang tidak valid, karena memiliki LoadingFactor (LF) di bawah 0,5, sedang koefisien CronbachAlfa (CA) kelima variabel penelitian memenuhi kriteriareliabilitas karena menunjukkan koefisien CA yanglebih besar 0,6 sebagaimana nampak pada Tabel 6.

Page 19: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

207

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Tabel 2Hasil Analisis faktor Perilaku Ideal Kewargaan Organisasi -Fokus pada Individu

Kode LF Pernyataan DR 1 DR 2 DR 3 DR4 JM1 JM2 JM3 JM4 EM1 EM2 EM3 EM4 EM5 KAN1 KAN2 KAN3 KAN4

0,774 0,831 0,823

- 0,795 0,799 0,819 0,712 0,765 0,758 0,717 0,811 0,801 0,742 0,717 0,669 0,757

Memberikan layanan sesuai dengan jadwal waktu yang dijanjikan Memberikan layanan dengan cepat Menjawab pertanyaan pasien dan bersedia membantu pasien Sabar melayani dan tidak terkesan sibuk dalam memberikan layanan Merawat dengan menanamkan kepercayaan diri pada pasien Memberikan rasa aman dalam memberikan layanan Memiliki kemampuan menjawab pertanyaan pasien Secara konsisten bersikap sopan pada pasien Merawat dan melayani pasien secara nyaman untuk semua pasien Memberikan layanan terbaik yang mengesankan dihati pasien Memahami kebutuhan spesifik pasien, misalnya minta didoakan Mempertimbangkan dengan baik pendapat dan masukan pasien Memperhatikan kepentingan personal pasien tentang dengan layanan Secara tulus membantu permasalahan yang dihadapi pasien Memberikan perhatian layanan terbaik pada kesempatan pertama Memberikan perawatan sesuai waktu yang diperlukan Memberikan kesempatan berkomunikasi sesuai yang diperlukan pasien

Tabel 1Hasil Analisis faktor Kualitas Layanan

Kode LF Pernyataan POCV1 POCV2 POCV3 POCO1 POCO2 POCO3 POS1 POS2 POS3 POS4

0,665 0,766 0,812 0,783 0,722 0,755 0,641 0,753 0,762 0,714

Menyebarkan informasi penting bagi anggota kelompok perawat Siap menghadiri acara (pertemuan, pameran) meski tidak diundang, namun penting bagi kemajuan RS Hadir diluar jadawal kerja (datang awal, pulang akhir) demi kepentingan RS Memberikan alasan yang dapat jelas, jika tidak hadir bekerja ke RS Menggunakan fasilitas RS untuk kepentingan pribadi® Memanfaatkan pendekatan informal untuk mematuhi aturan demi RS Membiarkan perawat lain melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan masalah layanan® Mengeluh untuk hal hal yang tidak penting® Menjaga dan melestarikan kekayaan RS Meluruskan berbagai pendapat negatif terhadap nama baik RS

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Tabel 3Hasil Analisis faktor Perilaku Ideal Kewargaan Organisasi-Fokus pada Organisasi

Kode LF Pernyataan PIA1 PIA2 PIA3 PIA4 PICU1 PICU2 PICU2

0,823 0,826 0,893 0,528 0,743 0,746 0,754

Siap menggantikan tugas layanan perawat yang tidak hadir Menolong sesama perawat yang memiliki tugas berat Mendampingi perawat baru seputar tugas layanan Menolak melakukan layanan lain, karena bukan tanggungjawabnya® Membantu pekerjaan kepala ruang /supervisor tanpa diminta Menghindari bertemu supervisor karena alasan yang tidak jelas Memperhatikan dan membantu problem anggota kelompok perawat

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Page 20: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

208

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

Kode LF Pernyataan KF1 KF2 KF3 KF4 KL1 KL2 KL3 KL4

0,658 0,798 0,832 0,742 0,856 0,867 0,847 0,588

Memperlakukan secara adil terhadap semua perawat Mengambil keuntungan pribadi dengan mengabaikan perawat® Kurang bisa dipercaya dibanding supervisor/kepala ruang lain ® Mudah dihubungi untuk membahas masalah layanan dan ditindaklanjuti dengan kongkrit Membuat saya perlu setia padanya Membuat saya mendukung kebijakannya hampir pada semua keadaan padanMembuat saya mempunyai emosi kesetiaan padanya Saya sedang mempertimbangkan untuk berpindah kesupervisor lain®

Kode LF Pernyataan II1 II2 II3 II4 II5 II6 IM1 IM2 IM3 IM4 IM5 IS1 IS2 IS3 IS4 IC1 IC2 IC3 IC4

0,763 0,845 0,834 0,788 0,673 0,508 0,763 0,748 0,811 0,818 0,793 - 0,786 0,877 0,854 0,741 0,816 0,593 0,78

Menekankan pentingnya nilai layanan yang berfokus dan tujuan masa depan Menanamkan rasa bangga jika merawat dan melayani sesuai harapan pasien Mendorong perawat untuk mencapai prestasi layanan terbaik Mengutamakan kepentingan kelompok perawat dalam pemberian layanan Menekankan pemberian perawatan dan layanan yang menimbulkan rasa hormat Memberikan teladan y ang baik di dalam melayani sesuai harapan pasien Menekankan optimisme masa depan melalui layanan sesuai harapan pasien Menekankan, pasien sebagai sumber umpan balik perbaikan kualitas layanan Mendorong meningkatkan gairah untuk melayani pasien sesuai harapan pasien Memberikan ilham/inspirasi untuk meningkatkan kualitas layanan pada pasien Merangsang untuk memberikan masukan perbaikan kualitas layanan pasien Menggunakan cara pandang yang sama dari waktu kewaktu dalam menyelesaikan masalah layanan Merangsang menggunakan cara yang kreatif dalam menangani layanan pasien Merangsang memanfaatkan pengalaman memperbaiki kualitas layanan Mengembangkan potensi perawat untuk peningkatkan kualitas layanan Menjadwalkan pelatihan perawat untuk meningkatkan kemampuan layanan Mempertimbangkan kepentingan individu untuk meningkatkan semangat layanan Memberikan penghargaan atas kinerja perawat tanpa mempertimbangkan perasaan perawat secara individual ® Memberikan jalan keluar khusus, untuk meningkatkan rasa percaya diri individu perawat dalam memberikan layanan

Tabel 4Hasil Analisis faktor Kepercayaan pada Supervisor

Tabel 5Hasil Analisis faktor Kepemimpinan Transformasional

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Page 21: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

209

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)

Tabel 6Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

HASIL PENELITIAN

Hasil uji kesesuaian model menunjukkan bahwa tujuhdari sembilan kriteria indek memenuhi kriteria baikseperti nampak pada Tabel 7 dan model penelitiandapat dilihat pada Gambar 2.

Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9 yang mengacudari Gambar 2 nampak bahwa ada 2 hipotesis yang tidak

didukung oleh hasil penelitian ini, yaitu hipotesis 1dan 12. Perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada individu ternyata tidak mempengaruhikualitas layanan dan hasil uji ini juga akan menunjukkanbahwa perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada individu tidak memediasi pengaruhkepemimpinan transformasional terhadap kualitaslayanan.

Tabel 7Uji Kesesuaian Model

Alpha Mean SD 1 2 3 4 51. Kepemimpinan

Transformasional 0,903 21.32 2.64 12. Kepercayaan pada

Supervisor 0,840 10.39 1.52 0,700 13. OCBO 0,822 16.70 2.01 0,679 0,654 14. OCBI 0,776 10.78 1.34 0,581 0,585 0,741 15. Kualitas Layanan 0,880 21.84 2.35 0,753 0,576 0,708 0,610 1

No Kriteria Indek Acuan Nilai Acuan Hasil Arti1 χ 2 Sekecil mungkin 305,496 -2 p value 0,05 0,000 -3 RMSEA 0,1 0,088 Baik4 CMIN/df (relative χ 2) (2 – 5 ) 3,726 Baik5 GFI 0,9 0,90 Baik6 AGFI 0,8 0,841 Baik7 TLI 0,9 0,926 Baik8 CFI 0,9 0,942 Baik9 NFI 0,9 0,923 BaikSumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Page 22: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

210

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

Tabel 8Hasil Pengujian Hipotesis Langsung

Hipotesis Est SE CR Prob KeteranganH1:Perilaku ideal kewargaan-fokus pada Tidakindividu (PIKOI) berpengaruh positif 0,036 0,063 0,536 0,592 didukungterhadap kualitas layananH2:Perilaku ideal kewargaan-fokus padaorganisasi (PIKOO) berpengaruh positif 0,250 0,082 3,375 < 0,001 Didukungterhadap kualitas layananH3:Kepemimpinan transformasionalberpengaruh positif terhadap PIKOI 0,202 0,099 2,094 0,036 DidukungH4:Kepemimpinan transformasionalberpengaruh positif terhadap PIKOO 0,245 0,075 2,784 0,005 DidukungH5:Kepemimpinan transformasionalberpengaruh positif terhadap kualitas layanan 0,620 0,073 8,118 < 0,001 didukungH6:Kepemimpinan transformasionalberpengaruh positif terhadap 0,797 0,053 14,890 < 0,001 Didukungkepercayaan pada supervisorH7:Kepercayaan pada supervisorberpengaruh positif terhadap PIKOI 0,641 0,106 6,196 < 0,001 DidukungH8:Kepercayaan pada supervisor berpengaruhpositif terhadap PIKOO 0,650 0,086 6,526 < 0,001 DidukungSumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Gambar 1Model dan Hasil Penelitian

Page 23: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

211

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)

PEMBAHASAN

Model penelitian yang diajukan dapat memenuhipersyaratan kelayakan model untuk indeks RMSEA,CMIN/df, GFI, AGFI,TLI, CFI, dan NFI. Hal inimenunjukkan model didukung oleh data empiris sepertidapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 8 danTabel 9 akan dijelaskan pembahasan hasil uji hipotesis1 sampai hipotesis 12

H1 tidak didukung (â=0,036, p> 0,05). Hal iniberarti perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada individu tidak berdampak pada kualitaslayanan perawat. Penjelasan yang bisa dikemukakandisini adalah bahwa secara konseptual perilakuseseorang itu tidak hanya dipengaruhi oleh faktortunggal, tetapi oleh sejumlah faktor yang komplek dandinamis. Di sisi lain perilaku ideal kewargaan yangberfokus individu juga dipengaruhi oleh karakteristikindividu semisal sikap, kepribadian dan sebagainya.Kepribadian yang antagonistis dan neurotis dapatmenyebabkan terjadinya sikap saling curiga, skeptis,tumbuhnya keyakinan irasional yang berpotensi sangatmengganggu pemberian layanan yang berkualitas. Disamping itu, masih diperdebatkan apakah altruismesebagai perwujudan PIKOI itu merupakan sifat tidakmementingkan diri sendiri seperti itu mencerminkanegoisme atau mementingkan diri sendiri sepertidikemukakan Neuberg et al. (1997) sebagai sifat tidak

mementingkan diri sendiri. Jika kecenderunganaltruisme sebagai selfish maka temuan penelitiantersebut memang dapat saja terjadi demikian adanya.Faktor budaya misalnya untuk masyarakat Surakartayang notabene masih dinuansai budaya keraton yangrelatif memiliki “power distance” yang tinggi akan dapatmenjadi faktor pengganggu perilaku altruisme dankewaspadaan terjadinya masalah layanan yangberkualitas.

H2 didukung (â=0,250, p<0,05). Hal inimenjelaskan bahwa perawat yang semakin bermuatanperilaku ideal kewargaan yang berfokus padaorganisasi akan semakin meningkatkan kualitas layananpada pasien. Perilaku ideal ke perawat yang tertuju padaorganisasi sangat perlu diciptakan dan semakinditingkatkan. Rasa memiliki rumah sakit, partisipasi aktifuntuk kepentingan rumah sakit masih sangat perludiupayakan melalui peningkatan kepercayaan baikkepada supervisor yang bergaya transformasionalisbaik secara individual dan personal, serta secara tim.

H3 didukung (â=0,202, p<0,05). Hal ini berarti,semakin tinggi tingkat kepemimpinan transformasionalsupervisor maka perilaku ideal kewargaan organisasiyang berfokus pada individu juga akan semakin tinggi.H4 didukung (â=0,245, p<0,05). Hal ini berarti, semakintinggi tingkat kepemimpinan transformasional super-visor maka perilaku ideal kewargaan organisasi yangberfokus pada organisasi juga akan semakin tinggi.

Tabel 9Hasil Pengujian Hipotesis dengan Mediasi

Hipotesis Lngsung mediasi HasilH9: Kepercayaan pada supervisor ß=0,814 ß=0,207 Didukungmemediasi pengaruh kepemimpinan CR=14,68 CR=2,09 (mediasi parsial)transformasional terhadap PIKOI p<0,001 p=0,036H10: Kepercayaan pada supervisor ß=0,724 ß = 0,210 Didukungmemediasi pengaruh kepemimpinan CR=12,96 C= 2,784 (mediasi parsial)transformasional terhadap PIKOO p<0,001 p =0,005H11:PIKOI memediasi pengaruh ß= 0,831 ß)=0,034 Tidakkepemimpinan transformasional CR=16,23 CR=0,536 didukungterhadap kualitaslayanan. p<0,001 p=0,592H12:PIKOO memediasi pengaruh ß=0,831 ß=0,591 Didukungkepemimpinan transformasional CR=16,23 CR=8,12 (mediasi parsial)terhadap kualitas layanan p<0,001 p< 0,001Sumber: Hasil penelitian. Data diolah (2010).

Page 24: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

212

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

Hasil ini sesuai dengan sejumlah penelitian yangmendukungnya, antara lain Muchiri et al. (2002), Koh,et al. (1985), dan Lepine et al. (2002).

H5 didukung (â=0,620, p<0,05). Hal ini berarti,tingkat transformasionalitas supervisor yang semakintinggi akan meningkatkan kualitas layanan perawat.Kepemimpinan transformasional seperti dikatakan olehPodsakoff et al. (1997) akan mendorong perilakupersonil/karyawan berorientasi pada kebutuhanpelanggan organisasi, sedang Jabnoun dan Rasasi(2005), Keller (1995), serta Masi dan Cooke (2000)mengemukakan bahwa gaya kepemimpinantransformasional akan mempengaruhi kualitas layananyang dirasakan bagi pasien, pelanggan, dan personil.H6 didukung (â=0,797, p<0,05). Hal ini berarti, semakintransformasional kepemimpinan supervisor akansemakin membangun kepercayaan perawat kepada su-pervisor. Hal ini sesuai dengan temuan hasil penelitiansebelumnya yaitu oleh Jung dan Avolio (2000), Gillespiedan Mann (2004), serta Bartam dan Casimir (2006).Dengan demikian, seorang pemimpin di tingkatmanapun berkepentingan untuk senantiasamembangun kepercayaan di mata bawahan.

H7 yang mengatakan bahwa kepercayaan padasupervisor berpengaruh positif terhadap perilaku idealkewargaan yang berfokus pada individu ternyatadidukung dalam penelitian ini (â=0,641, p<0,05). H8yang mengatakan bahwa bahwa kepercayaan padasupervisor berpengaruh positif terhadap PIKO yangberfokus pada organisasi didukung (â=0,650, p<0,05).Artinya semakin tinggi kepercayaan perawat pada su-pervisor akan semakin berpeluang meningkatkanderajat perilaku ideal kewargaan baik yang berfokuspada individu maupun organisasi. Hal ini sejalandengan dukungan referensi sejumlah hasil penelitianyang mendukungnya antara lain Dirks dan Ferrin (2002),Konovsky dan Pugh (1994), Wagner dan Rush (2000),Pillai et al. (1999), Mayer dan Gavin (2005), serta Conneldan Travaglione (2003). Juga dikemukakan oleh Yulk(2010) bahwa terdapatnya kepercayaan pada pemimpindapat menjadi pemacu penting bawahan. Dalam hal iniperawat untuk berperilaku di atas peran ekstra.Spontanitas keterpanggilan menjalankan tugas diatasyang diharapkan sangat mempengaruhi kualitas layananperawat untuk memiliki perilaku siap menolong padakeluhan pasien, mencegah terjadinya permasalahanpelayanan secara proaktif. Demikian pula perawat akan

merasa lebih memiliki dan melindungi aset rumah sakit,meredam permasalahan secara konstruktif, tidakmenyalahgunakan fasilitas dan kekuasaan yangdiberikan rumah sakit. H9 yang mengatakan bahwa kepercayaan padasupervisor memediasi pengaruh KT terhadap perilakuideal kewargaan yang berfokus pada individudibuktikan sebagai berikut, yaitu dilihat pengaruhlangsung kepemimpinan transformasional denganPIKOI ternyata hasilnya berpengaruh positif (â=0,814,p<0,01) dan setelah memasukkan variabel mediator(kepercayaan pada supervisor) masih tetapberpengaruh (â=0,207, p<0,05). Di sini terjadi penurunansignifikansi, yang berarti menunjukkan adanyapengaruh mediasi secara parsial. Derajat perilaku idealyang berfokus pada individu dipengaruhi baik secaralangsung dan tidak langsung melalui pembentukankepercayaan pada pimpinan yang semakin tinggi dimata bawahan. H10 yang mengatakan bahwakepercayaan pada supervisor memediasi pengaruhkepemimpinan transformasional terhadap perilaku idealkewargaan yang berfokus pada individu dibuktikansebagai berikut, yaitu dilihat pengaruh langsungkepemimpinan transformasional dengan perilaku idealkewargaan yang berfokus pada organisasi, ternyatahasilnya berpengaruh positif (â=0,724, p<0,001). Setelahmemasukkan variabel mediator (kepercayaan pada su-pervisor) masih tetap berpengaruh (â=0,210, p<0,005).Artinya, terjadi penurunan besar pengaruh dan tingkatsignifikansinya, sekaligus menunjukkan adanyapengaruh mediasi secara parsial. Derajat perilaku idealyang berfokus pada organisasi dipengaruhi baik secaralangsung dan tidak langsung melalui pembentukankepercayaan pada pimpinan yang semakin tinggi bagibawahan.

H11 yang mengatakan bahwa perilaku idealkewargaan yang berfokus pada individu memediasipada pengaruh kepemimpinan transformasionalterhadap kualitas layanan tidak didukung. Hal initampak dari adanya pengaruh langsung kepemimpinantransformasional dengan kualitas layanan (â=0,831,p<0,001), tetapi setelah memasukkan variabel mediatormenjadi tidak berpengaruh (â=0,034, p>0,05), sehinggapengaruh mediasi tidak didukung. H12 yangmengatakan bahwa perilaku ideal kewargaan yangberfokus pada organisasi memediasi pengaruhkepemimpinan transformasional pada kualitas layanan,

Page 25: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

213

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)

dibuktikan sebagai berikut, 1) dilihat pengaruh langsungkepemimpinan transformasional dengan kualitaslayanan, ternyata hasilnya berpengaruh positif(â=0,831, p<0,05). Setelah memasukkan variabel media-tor masih tetap berpengaruh dengan (â=0,591, p<0,05).Dalam hal ini terjadi penurunan pengaruh yang berartimenunjukkan adanya pengaruh mediasi secara parsial.Derajat perilaku ideal yang berfokus pada organisasidipengaruhi baik secara langsung dan tidak langsungmelalui pembentukan kepercayaan pada pimpinan yangsemakin tinggi di mata bawahan.

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pembuktian hipotesis, ternyata hanya10 dari 12 hipotesis yang memenuhi kriteria layak, yaitu1) kepemimpinan transformasional berpengaruh positifterhadap kepercayaan perawat pada supervisor,perilaku ideal kewargaan baik yang berfokus padaindividu maupun organisasi, dan kualitas layanan; 2)kepercayaan pada pemimpin berpengaruh pada perilakuideal kewargaan baik yang berfokus pada individumaupun organisasi; 3) perilaku ideal kewargaan yangberfokus pada organisasi berpengaruh pada kualitaslayanan, namun yang berfokus pada individu tidakberpengarruh pada kualitas layanan; 4) kepercayaanpada supervisor memediasi secara parsial terhadappengaruh kepemimpinan transformasional denganperilaku ideal kewargaan baik yang berfokus padaindividu maupun organisasi; 5) perilaku ideal kewargaanorganisasi yang berfokus pada organisasi memediasisecara parsial, sedang perilaku ideal yang berfokus padaindividu tidak memediasi terhadap pengaruhkepemimpinan transformasional dengan kualitaslayanan.

Implikasi

Implikasi manajerial hasil temuan penelitian ini adalah1) pengelola rumah sakit perlu mendisain modelkeputusan/kebijaksanaan berdasarkan modelhubungan antarbeberapa variabel yang memilikiesensialitas dan substansialitas strategis yang dapatmenjadi pijakan utama dalam memberikan keunggulankualitas layanan pasien dengan mengoptimalkan

peningkatan perilaku ideal kewargaan organisasiperawat yang memiliki kepercayaan semakin kuatterhadap kepemimpinan yang bergaya transformasionalsebagai agen perubahan dalam menangkap peluangyang ditawarkan lingkungaan dan 2) rumah sakit perlumenganalisis penyebab tidak terbuktinya pengaruhperilaku ideal kewargaan yang berfokus pada individuterhadap kualitas layanan perawat baik dari aspekindividu perawat, struktur kekuasaan, lingkungan. Perludiambil langkah-langkah kongkrit melalui prosestransformasi sistem nilai dan budaya yang relevanuntuk mengkondisikan dan memfasilitasi berkembang-nya perilaku altruisme dan kepedulian untuk lebihmewaspadai terjadinya masalah layanan yang bersifatpotensial. Implikasi teoritisnya adalah bahwa modelkerangka pengaruh antara variabel penelitian ini perludicermati sebagai model saling pengaruh yang pentingdan strategis untuk dipahami diwujudkan oleh setiapperawat di bawah perilaku kepemimpinantransformasionalis. Kepemimpinan transformasionalsemakin penting untuk didemontrasikan sebagai“driver” dalam mengelola perubahan melaluikepercayaan bawahan yang melahirkan perilaku idealdi atas panggilan tugas dan di atas kepentingan dirisendiri yang ditampilkan pada perilaku layanan padapasien secara berkualitas.

Saran

Masih terdapatnya distribusi data yang tidak normalpada beberapa variabel. Ketidaknormalan distribusidata normal biasa terjadi dalam riset keperilakuan tetapiperlu dilakukan metode estimasi yang tepat untukmengatasi hal ini, misalnya dengan metode estimasiADF asymtotically distribution free (ADF), yaitumetode yang tidak mempersyaratkan normalitas datameskipun harus dilakukan dengan menggunakanjumlah responden yang lebih besar. Adanya beberapainstrumen penelitian, terdiri satu aitem daya respon(DR4) yang diacu dari konsep servqual yangdimodifikasi dengan konsep servperf dan stimulasiintelektual (IS1) yang yang didasarkan pada konsepMLQ tidak valid. Untuk penelitian mendatang dapatdilakukan perbaikan dalam penyusunan instrumenkuesioner, sehingga pengukuran untuk variabel terkaitdapat dilakukan secara utuh.

Page 26: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

214

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

DAFTAR PUSTAKA

Adkins, B. 2000. Great customer service is key to busi-ness success. Fort Worth Business Press. Janu-ary 20-February 5.

Arnold, K. Barling J., and Kellowway, E. K. 2001.“Transfomational leadership for the iron cagewith predict trust, commitment and team effi-cacy”. Leadership & Organization Develop-ment Journal. Vol. 22, No. 7:315-320.

Aryee, S. Budwar, P. S., and Chen, Z. X. 2002. “Trust asmediator of the relationship between Organiza-tional Justice and work outcomes: Test of a so-cial exchange model”. Journal of Organiza-tional Behavior. Vol. 3, No. 3: 267-285.

Barki, H. and Hortwick, J. 2001. “Interpersonal conflictand its management in information system de-velopment”. Journal of MIS Quarterly. Vol. 25,No. 2: 195- 228.

Bartram, T. and Casimir, G. 2006. “The relationship be-tween leadership and follower in role perfor-mance and satisfaction with leader”. Leader-ship and Organization Development Journal.Vol. 28, No.3: 4-19.

Bass, B. M. 1985. Leadership and performance be-yond expectations. New York: free Press.

Berry , L. L. and Parasuraman, A. 1991. Marketing Ser-vice. New York: The Free Press

Bienstock, C. C., De Moranvile, C. W., and Smith, R. K.2003. “Organizational citizenship behavior andservice quality”.The Journal of Service Mar-keting. Vol. 4, No. 5: 357-376.

Brady, M. K., Cronin, J. J., and Brand, R. R. 2002. “Per-formance-only measurement of service quality:A replication and extension”. Journal of Busi-ness Research. Vol. 55:17-31.

Broomberg, J. dan Mill, A. 2004. Evaluating the qualityof nursing care in the context of acomparison

of contracted-out South [email protected].

Casimir, G., Waldimin, D. A., Bartram, T., and Yang, S.2006. “Trust and the relationship between lead-ership and follower performance: Opening theblack box in Australia and China”. Journal ofLeadeship and Organizational Studies. Vol. 12,No.3:68-84.

Choi, J. H. 2006. The relationship among transforma-tional leadership, organizational outcome, andservice quality in the five major NCAAconferences.Unpublished DoctoralDissertation.The Texas A & M University.

Cleverly, W. O. 1993. “More efficient hospital are clos-ing”. Journal Health Care financial Manage-ment. Vol. 47, No. 5:82-84.

Conel, J., Ferres, N., and Travaglione, T. 2003. “Engen-dering trust in manager-subordinate relation-ships predictors and outcomes”. Personal Re-view. Vol. 32:569 -587.

Dirks, K. T. and Ferrin D. L. 2002.”Trust in leadership:Meta-analytic finding and implications for re-search and practice”. Journal of Applied Psy-chology. Vol. 87:611-628 .

Enhart, M. G., and Nauman, S. E. 2004. “Organizationalcitizenship behavior in work group: A groupnorms approach”. Journal of Applied Psychol-ogy. Vol. 89, No. 6:960-974.

Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelingdalam Penelitian Manajemen: Aplikasi model-model rumit dalam penelitian untuk tesis mag-ister & disertasi doktor. Badan Penerbit Uni-versitas Diponegoro, Semarang.

Feres, N., Travagoline, A., and Connel, J. 2000. “Trust:A precursor of the potential mediating effect oftransformational leadership”. InternationalJournal of Organizational Behavior. Vol. 5, No.8:242-263.

Page 27: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

215

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, ........................ (Muhammad Cholil)

Ghazali, I. 2008. Model Persamaan Struktural Konsepdan Aplikasi dengan Program Amos 16.0.Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.

Gillespie, N. A., and Mann, L. 2004. “Transformationalleadership and share value: The building blocksof trust”. Journal of Management Psychology.Vol. 19, No. 6:588-606.

Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., and Black, W.C. 1998.Multivariate Data Analysis. New Jer-sey: Prentice-Hall.

Hui, C., Lam, S. S. K., and Schaubroack, J. 2001. “Cangood citizens lead the way in providing qualityservice: A field quasi experiment”. Academy ofManagement Journal. Vol. 44, No. 2:988-998.

Jabnoun, N. and Rassai, A. J. AL. 2005.”Transforma-tional leadership and service quality in UAEhospitals”. Managing Service Quality. Vol. 15,No. 1:70-81.

Jung, D. I., & Avolio, B. J. 2000. “Opening the blackbox: An experimental investigation of the medi-ating effect of trust and value conggruence ontrasformational and transactional leadership”.Journal of Organizational Behavior. Vol.21:949-964.

Keller, R. T. 1995. “Transformational leader make a dif-ference”. Research Technology Management,38(3), 41-44.

Koh, W. L., Steers, R. M., and Terborg, J. R. 1998. “Theeffects of transformational leadership onteacher attitudes and student performance inSingapura”. Journal of Organizational Behav-ior. Vol. 16, No. 4:319-333.

Konovsky, M. A., and Pugh, S. D. 1994.”Citizenshipbehavior and social exchange”. Academy ofManagement Journal. Vo. 37, No. 3:656-669.

Korberg, C. S., Boss, R. W., Godman, E. A., Boss, A. D.,and Monsen, E. W. 2005. “Empirical evidence

of organizational citizenship behavior from thehealth care industry”. International Journal ofpublic administration. Vol. 28:417-436..

LeBrasscur, R., Whissell, R., and Ojha, A. 2002. “Orga-nizational learning, transformational leadershipand implementation of continuous quality im-provement in Canadian hosoital”. Australianjournal of Management. Vol. 27, No. 2:141-162.

Lepine, J. A., Eres. A., and Johnson, D. E. 2002. “Thenature and dimensionality of organizational citi-zenship behavior.A critical review andmetaanalysis”. Journal of Applied Psychol-ogy”. Vol. 87, No. 1:52- 65.

Masi, R. J., and Cooke R. A. 2000. “Effects of transfor-mational leadership on subordinate motivation,empowering norm, and organizational produc-tivity”. The International Journal of Organi-zational Analysis. Vol. 8, No. 9:16-47.

Mayer, R. C, and Gavin, M. B. 2005. “Trust in manage-ment and performance: Who minds the shopwhile the employees watch the boss”. Acad-emy of Management Journal., Vol. 48, No. 5:874-888.

Morgan, R. M., Hunt, S. D. 1994. “The commitment-trust theory of relationship marketing.” Jour-nal of Marketing. Vol. 58:20–38.

Muchiri, M. K. 2002. “The effect of leadership style onorganizational citizenship behavior and commit-ment”. Gadjahmada International Journal ofBusiness. Vol. 4:265-293.

Neuberg, S. L., Cialdini, R. B., Brown, S. L., Luce, C.,Sagarin, B. J., and Lewis (1997). “Does empathylead to anything more than supervisial helpin?Comment on Batson et al. (1997)”. Journal ofPersonality and Sosial psychology. Vol. 73, No.3:510-516.

O‘connel, M. S., Doverspike, D., Watts, C. N., andHattrup, K. 2001. “Predictors of organizationalcitizenship behavior among Mexican retail sales-

Page 28: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

216

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 203-216

people”. The International Journal of Organi-zational Analysis. Vol. 9, No. 3:272-280.

Organ, D. W. 1988. Organizational citizenshipbehavior.Lexington, M.A.:Lexington.

Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., and Berry, L. L. 1985.“A conceptual model of service quality and itsimplications for future research”. Journal ofmarketing. Vol. 49:41-51.

Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., and Berry, L. L. 1988.“Servqual: A multiple item scale for measuringconsumer perceptions of service quality”. Jour-nal of Retailing. Vol. 64, No. 1:12-40.

Pillai, R., Schriesheim, C., and Williams, E. 1999. “Fair-ness perceptions and trust as mediators fortransformational and transactional leadershi: Atwo sample study”. Journal of Management.Vol. 25, No. 26:897- 933.

Picolo, R. F., and Colquit, J. A. 2006. “Transformationalleadership and job behaviors the mediating roleof core job characteristic”. Academy of Man-agement Journal. Vol. 49, No. 3:327-340.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Moorman, R. H., &Fetter, R. 1990.”Transformational leader behav-iors and their effects of followers, trust in leader,satisfaction, and organizational citizenship be-haviors”. Leadership Quartely. Vol. 1, No. 2:107-147.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., and Bommer, W. H.1996. “Transformational leader behaviors andsubtitutes for leadership as determinants em-ployee satisfaction, commitment, trust, and or-ganizational citizenship behaviors”. Journal ofManagement. Vol. 22, No. 2:259-298.

Podsakoff, P. M., Ahearne, M., and MacKenzie, S. B.1997. “Organizational citizenship behavior andthe quantity and quality of work group perfor-mance”. Journal of Applied Psychology. Vol.82, No. 4:262-271.

Ryan, P. 2009. “Integrated Theory of Health BehaviorChange: Background and intervention devel-opment. Clinical Nurse Specialist”. The Jour-nal for advanced practice Nursing. Vol. 23, No.3:161-171.

Wagner, S. L., and Rush, H. C. 2000. “Altruisicorganizatinal citizenship behavior : Context, dis-position, and age”. The Journal Social Psy-chology. Vol. 140, No. 3:379- 391.

Williams, L. J., & Anderson, S. E. 1991. “Job satisfac-tion and organizational commitment as predic-tors of organizational citizenship and in-rolebehaviors” .Journal of Management. Vol.17:601-617.

Wong, Y. T., Wong, C. S., and Ngo, Y. H. 2002.” Loy-alty to supervisor, and trust in supervisor ofworkers in Chinese join venture: A test of twocompeling model”. International Journal ofHuman Resource Management. Vol. 13, No.6:883-900.

Yoon, M. H., and Suh, J. 2003. “Organizational citizen-ship behaviors and service quality as externaleffectiveness of contact employees”. Journalof Business Research. Vol. 56, No. 8:597-611.

Yukl, G. 2010. Leadership in organization. New Jersey:Pearson Prentice Hall.

Page 29: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

217

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

Vol. 22, No. 3, Desember 2011Hal. 217-234

ABSTRACT

Ten years local-autonomy which has been held in In-donesia has caused several positive and negative im-pact in local economic development, including in DIYProvince. One of the local development impact in Prov-ince DIY is poverty. Poverty as an issue and economicproblem is the impact of local development or otherfactor that must be solved so that the appropriate so-lution will be obtained to overcome it. The PovertyReduction Strategy is the strategy in solving the prob-lem faced by the poot and the limited resources to real-ize the fulfillment of basic rights. Using ANOVA 2 ways(2 treatments) are region treatment and poverty treat-ment in Regencies of Kulon Progo, Sleman, GunungKidul, Bantul and Yogyakarta City in Province of DIY(alpha 5%).

Keywords: poverty, region treatment, poverty treat-ment

PENDAHULUAN

Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenalsepanjang sejarah Indonesia sebagai nation state,sejarah sebuah negara yang salah memandang dan

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHANSTRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DI KABUPATEN/KOTAPROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Djoko SusantoSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

mengurus kemiskinan. Dalam negara yang salah urus,tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalankemiskinan (Sahdan, 2005). Kemiskinan telahmembatasi hak rakyat untuk memperoleh pekerjaanyang layak bagi kemanusiaan, hak rakyat untukmemperoleh perlindungan hukum, hak rakyat untukmemperoleh rasa aman, hak rakyat untuk memperolehakses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, danpapan) yang terjangkau, hak rakyat untuk memperolehakses terhadap kebutuhan pendidikan, hak rakyat untukmemperoleh akses terhadap kebutuhan kesehatan, hakrakyat untuk memperoleh keadilan, hak rakyat untukberpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik danpemerintahan, hak rakyat untuk berinovasi, hak rakyatmenjalankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan,dan hak rakyat untuk berpartisipasi dalam menata danmengelola pemerintahan dengan baik.

Kemiskinan merupakan persoalan yang sangatkompleks dan kronis, sehingga cara penanggulangankemiskinan pun membutuhkan analisis yang tepat,melibatkan semua komponen permasalahan, sertadiperlukan strategi penanganan yang tepat,berkelanjutan, dan tidak bersifat temporer. Sejumlahvariabel dapat dipakai untuk melacak persoalankemiskinan, dan dari variabel ini dihasilkan serangkaianstrategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinanyang tepat sasaran dan berkesinambungan. Selamabeberapa dekade, upaya penanggulangan kemiskinan

Page 30: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

218

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

dilakukan dengan penyediaan kebutuhan dasar sepertipangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasankesempatan kerja, pembangunan pertanian, pemberiandana bergulir melalui sistem kredit, pembangunanprasarana dan pendampingan, penyuluhan sanitasi,dan sebagainya. Berdasarkan serangkaian cara danstrategi penanggulangan kemiskinan tersebut,semuanya berorentasi material, sehinggakeberlanjutannya sangat tergantung pada ketersediaananggaran dan komitmen pemerintah. Di samping itu,tidak adanya tatanan pemerintahan yang demokratismenyebabkan rendahnya akseptabilitas dan inisiatifmasyarakat untuk menanggulangi kemiskinan dengancara mereka sendiri, sekalipun sudah berada dalam eraOtonomi Daerah (Sulekale, 2003).

Pemahaman mengenai “kemiskinan” mestilahberanjak dari pendekatan berbasis hak (right basedapproach). Dalam pemahaman ini harus diakui bahwaseluruh masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan,mempunyai hak-hak dasar yang sama. Oleh karena itu,apabila ada kondisi dimana seseorang atau sekelompoklaki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hakdasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkankehidupan yang bermartabat maka hal itulah yangdisebut dengan kemiskinan. Kemiskinan juga harusdipandang sebagai masalah multidimensional, tidak lagidipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi,tetapi juga kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasardan perbedaan perlakuan bagi seseorang atausekelompok orang dalam menjalani kehidupan secarabermartabat.

Pendekatan right based approach mengandungarti bahwa negara berkewajiban untuk menghormati,melindungi, dan memenuhi hak-hak dasar masyarakatmiskin secara bertahap. Hak-hak dasar yang diakuisecara umum antara lain meliputi terpenuhinyakebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alamdan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atauancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasidalam kehidupan sosial politik, baik bagi perempuanmaupun bagi laki-laki. Hak-hak dasar tidak berdiri sendiritetapi saling mempengaruhi satu sama lain sehinggatidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhipemenuhan hak lainnya.

Situasi kemiskinan yang terungkap dalam sajianangka-angka hanyalah ukuran kemiskinan yang

didasarkan atas permasalahan pendapatan atauekonomi belaka. Lebih lanjut daripada itu, permasalahankemiskinan perlu dilihat dari aspek kegagalan dalampemenuhan hak dasar, serta ketidakadilan danketidaksetaraan. Beberapa permasalahan yangmenyebabkan terjadinya kegagalan dalam pemenuhanhak-hak dasar antara lain: terbatasnya kecukupan danmutu pangan, terbatasnya akses dan rendahnya mutulayanan kesehatan, terbatasnya akses dan rendahnyamutu layanan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerjadan berusaha, terbatasnya akses layanan perumahan,terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi,lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah,memburuknya kondisi sumberdaya alam danlingkungan hidup, lemahnya jaminan rasa aman, danlemahnya partisipasi.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)seperti provinsi lainnya juga mengalami masalah yangberkaitan dengan kemiskinan penduduk. MenurutMubyarto (2002), pada tahun 1973 David Penny danMasri Singarimbun mempublikasikan hasil penelitiantentang kemiskinan dan tekanan penduduk di DesaSriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul dalambentuk monografi di Cornell University berjudul Popu-lation and Poverty in Rural Java: An Economic Arith-metic from Sriharjo. Monografi inilah yang menjadikanDesa Sriharjo terkenal dan Provinsi DIY menjadi simbolkemiskinan di Indonesia. Sejumlah peneliti dari dalamdan luar negeri berdatangan untuk mendalami strategibertahan hidup dari penduduk perdesaan yangkemiskinannya relatif parah seperti di Desa Sriharjotersebut. Kini, tigapuluh tujuh tahun kemudian,Provinsi DIY masih mempunyai masalah yang samadengan kemiskinan penduduk walaupun sudah banyakprogram dan kegiatan dari pemerintah pusat dan daerahyang dijalankan untuk menanggulangi masalahkemiskinan penduduk tersebut.

Kondisi kemiskinan di Provinsi DIY ditunjukkansebagai berikut. Indikator ketimpangan distribusipendapatan dapat dianalisis dari angka Rasio Gini (RG),ukuran ketimpangan menurut Kriteria Bank Dunia, danIndeks Williamson. Pada tahun 2003–2008, nilai RasioGini dan ukuran ketimpangan Kriteria Bank Duniamenunjukkan pola yang hampir sama, dimana distribusipendapatan di Provinsi DIY cenderung semakin merata.Namun demikian, nilai Indeks Williamson tidakmenunjukkan pola yang persis sama. Nilai Rasio Gini

Page 31: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

219

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

berkisar antara 0–1. Semakin mendekati 1 artinyaketimpangan pendapatan di antara penduduk semakinmelebar. Jika ketimpangan semakin mendekati 0 berartidistribusi pendapatan di antara penduduk semakinmerata. Mengacu pada tiga tingkatan nilai RG menurutOshima, maka nilai RG Provinsi DIY yang berada padakisaran 0,3 – 0,5 menunjukkan bahwa tingkatketimpangan di wilayah ini termasuk menengah ataumoderat.

Tabel 1Nilai Rasio Gini di Ppropinsi DIY, Tahun 2003-2008

Tahun Rasio Gini2003 0,34402004 0,37272005 0,38672006 0,36842007 0,32632008 0,3159

Sumber: BPS Provinsi DIY, 2008. Data diolah.Keterangan:Nilai Rasio Ginirendah = <0,3; sedang = 0,3–0,5; tinggi = > 0,5.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2008(Maret 2008) berdasarkan data BPS Provinsi DIYmenurun 17,2 ribu jiwa atau 2,71% menjadi 616,3 ribujiwa, dari posisinya pada tahun 2007 yaitu 633,5 ribujiwa. Jumlah penduduk miskin oleh BPS dihitungberdasarkan kebutuhan dasar individu yang dinilaidalam bentuk rupiah. Pada Maret 2008, garis kemiskinanberdasarkan pengeluaran makanan adalahRp141.597,00 per kapita per bulan, sementara gariskemiskinan totalnya adalah Rp194.830,00 per kapita perbulan (BPS Provinsi DIY, 2008). Berdasarkanpengolahan data penduduk miskin di antaranya dapatdihasilkan indeks kedalaman kemiskinan (poverty gapindex, P

1) dan indeks keparahan kemiskinan (poverty

severity index, P2) yang dapat menunjukkan sisi lain

dari masalah kemiskinan. P1 merupakan kesenjangan

antara rata-rata standar hidup penduduk yang beradadi bawah garis kemiskinan terhadap garis kemiskinan.P

2 merupakan kesenjangan antarpenduduk miskin. Pada

Maret 2008, angka P1

dan P2 relatif rendah,

dibandingkan kondisinya pada Maret 2007, masing-

masing 3,35 dan 0,92 (Maret 2007: 3,80 dan 1,12). Artinyatingkat kesenjangan semakin menurun, sehinggadiharapkan upaya pengentasannya akan lebih mudah.

Berdasarkan penyebaran secara spasial,penduduk miskin pada Maret 2008 tersebar hampirmerata, yaitu 52,60% di perkotaan dan 47,40% diperdesaan (BPS Provini DIY, 2008). Sebagian besarpenduduk miskin berprofesi sebagai petani.Berdasarkan data sebanyak 472.082 rumah tanggapetani di Provinsi DIY pada tahun 2007, 80,29% diantaranya adalah petani gurem, yaitu petani denganskala usaha mikro kecil dan kepemilikan lahan kurangdari setengah hektar. Jika dibandingkan dengan kondisikemiskinan di tingkat nasional, tingkat kemiskinan diProvinsi DIY masih lebih tinggi dari tingkat kemiskinannasional. Kondisi ini dapat diperhatikan mulai tahun2002, dimana penduduk miskin DIY mencapai 20,14%dari jumlah penduduk, sementara di tingkat nasionalhanya 18,20%. Hingga Maret 2008, tingkat kemiskinandi DIY masih lebih tinggi, yaitu 18,32% dibandingkanangka nasional yaitu 15,42%.

Selama tahun 2003 – 2010 perkembangan jumlahpenduduk miskin di Provinsi DIY cenderungberfluktuasi. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2004menurun 3,23%. Pada tahun 2005, jumlah ini kembalimeningkat sebesar 1,56% seiring dengan kenaikanharga BBM Oktober 2005 yang diperkirakan telahmenyebabkan turunnya daya beli masyarakat DIY. Padatahun 2006 jumlah penduduk miskin di Provinsi DIYkembali meningkat sebesar 3,87%. Laju kenaikan yangrelatif lebih besar dari tahun sebelumnya ini diperkirakandisebabkan oleh dua faktor. Pertama, dampak kenaikanBBM Oktober 2005 diperkirakan masih berlanjut padatahun 2006. Kedua, bencana alam gempa bumi Mei 2006.Tahun 2007 memberikan angin segar padaperekonomian Provinsi DIY. Salah satu indikatornya,jumlah penduduk miskin menurun 2,54%. Penurunanini diperkirakan dimotori oleh program pemulihan danrekonstruksi pasca gempa bumi.

Pada Mei 2008 harga BBM kembali dinaikkandengan besaran yang signifikan, rata-rata sekitar 26%.Namun demikian, dampaknya terhadap daya belimasyarakat, khususnya masyarakat ekonomi kelasbawah, diperkirakan dapat ditopang sementara olehkeberadaan program Bantuan Langsung Tunai (BLT)kepada rumah tangga miskin sejak pertengahan tahunhingga akhir tahun 2008. Karenanya, di tahun 2008,

Page 32: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

220

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

jumlah penduduk miskin kembali menurun 2,72%. Padatahun 2009 dan 2010, jumlah penduduk miskin masing-masing menjadi 585.780 jiwa dan 577.300 jiwa. Selamakurun waktu 2003-2010, pertumbuhan penduduk miskindi Provinsi DIY rata-rata mengalami penurunan sebesar1,35%.

Tabel 2PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

PENDUDUK MISKINDI PROVINSI DIY, TAHUN 2003 – 2010

Tahun Jumlah (jiwa) Pertumbuhan (%)2003 636.800 -2004 616.200 -3.23%2005 625.800 1.56%2006 650.000 3.87%2007 633.500 -2.54%2008 616.300 -2.72%2009 585.780 -4.95%2010 577.300 -1.45%

Sumber: BPS Provinsi DIY, 2008 dan 2011. Data diolah.

Berdasarkan perbandingan nilai nominal PDRBsebagai indikator ekonomi makro regional Provinsi DIYantarwaktu dan antardaerah, ternyata KabupatenSleman menghasilkan nilai PDRB terbesar secara relatifdibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya,sedangkan Kabupaten Kulonprogo merupakankabupaten dengan nilai PDRB terkecil. Selama kurunwaktu 10 (sepuluh) tahun, kinerja perekonomianKabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta melampauikabupaten lainnya di Provinsi DIY. Kondisi tersebutmenunjukkan, bahwa kedua wilayah merupakanpenopang perekonomian di Provinsi DIY. Kondisi iniselama kurun waktu tersebut bertahan tidak terjadipergeseran, artinya tidak ada kabupaten/kota yangdapat melampaui wilayah lainnya.

Dilihat dari sisi kemampuan wilayah, perbedaannilai PDRB antarkabupaten/kota sangat tergantungpada sumber daya alam dan sumber daya manusia yangdimiliki serta ditunjang dengan teknologi yang tersedia.Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo dengan luaswilayah hampir sepertiga wilayah Provinsi DIY, ternyatapada kurun waktu tersebut (2001-2010) hanyamenempati urutan keempat dan kelima dalam hal

besaran nilai PDRB yang dihasilkan. Hal ini disebabkanperekonomian Kabupaten Gunungkidul dan KulonProgo masih ditopang oleh sektor pertanian, sedangkanlahan pertanian di daerah tersebut relatif tandus denganproduktivitas rendah. Sementara itu, Kota Yogyakartadengan luas wilayah terkecil tetapi dengan banyaknyakegiatan ekonomi di setiap sektor dan ditunjang olehsarana dan prasarana serta teknologi yang lebihmemadai mampu mencapai nilai PDRB yang lebih besar(urutan kedua). Apabila dianalisis per sektor,Kabupaten Gunungkidul lebih dominan di sektorpertanian dan sektor penggalian dibandingkankabupaten/kota lainnya. Kabupaten Sleman lebihunggul di sektor industri pengolahan, sektorkonstruksi, dan sektor perdagangan, hotel, danrestorans sedangkan Kota Yogyakarta lebih unggul disektor listrik dan air bersih; sektor pengangkutan dankomunikasi; sektor keuangan, real estat, dan jasaperusahaan; serta sektor jasa-jasa.

Salah satu hal yang menjadi masalah klasikdalam suatu perekonomian pada umumnya adalahpemerataan kesejahteraan. Dalam program MDGsdisebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang akandicapai adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,artinya pertumbuhan ekonomi yang disertai denganpemerataan dalam distribusi pendapatan, penurunanangka kemiskinan, dan lingkungan hidup yangmenjamin bagi keberlangsungan hidup manusia padamasa mendatang. Oleh karena itu, pencapaian PDRByang tinggi tanpa disertai pemerataan pendapatan akanmenimbulkan kesenjangan ekonomi. Untuk melihatseberapa jauh pemerataan pendapatan yang diperolehmasyarakat sangatlah sulit. Indikator yang cukupmendukung untuk melihat tingkat kesejahteraanmasyarakat adalah dengan PDRB per kapita. Angkatersebut diperoleh dengan cara membagi nilai PDRByang dihasilkan oleh suatu daerah/wilayah denganjumlah penduduknya. Hanya melihat PDRB perkapitaindividu memang tidak dapat diketahui seberapa jauhdisparitas pendapatan dalam suatu region, tetapi perlumembandingkan dengan daerah/wilayah lain sehinggadisparitas antar region dapat diketahui. Perbandingannilai PDRB per kapita antar kabupaten/kota di ProvinsiDIY dapat menunjukkan terjadinya kesenjanganantardaerah.

Pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai olehmasing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY adalah

Page 33: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

221

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yaitupertumbuhan ekonomi yang mendukung pencapaianpembangunan manusia. Korelasi positif pertumbuhanekonomi dan pembangunan manusia tercermin dalamwujud perbaikan kualitas kehidupan seluruhmasyarakat. Oleh karena itu, pembangunan secaraprinsipil harus berfokus pada seluruh aset bangsa,hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati olehmasyarakat secara lebih merata, dan pelaksanaanyaharus mengedepankan kerangka kerja kelembagaan.Indikator yang digunakan dalam pencapaianpembangunan manusia tersebut adalah IndeksPembangunan Manusia (IPM). Berikut ini disajikan IPMmasing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY danIPM Provinsi DIY tahun 2001-2009 pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, nampak angka IPM semuaKabupaten dan Kota di Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta mengalami kenaikan. Hal lain yang dapatdilihat dari Tabel 3 adalah IPM untuk Kota selalu lebihtinggi daripada IPM untuk Kabupaten. Hal ini dapatdipahami bahwa fasilitas yang lebih lengkap untuk kotaseperti fasilitas fisik, fasilitas pendidikan, dan fasilitaskesehatan karena faktor belanja modal dari pemerintahkota yang lebih banyak daripada belanja modalpemerintah kabupaten. Apabila dikaitkan lebih lanjutantara indikator IPM kabupaten/kota di Provinsi DIY(Tabel 3) yang selalu meningkat di sepanjang tahun2001-2009 dengan indikator Rasio Gini (Tabel 1) danAngka Pertumbuhan Penduduk Miskin (Tabel 2) yangsemakin menurun maka nampak ada benang merahbagaimana mengukur keberhasilan dalammenanggulangi kemiskinan. Namun begitu, situasikemiskinan yang terungkap dalam sajian angka-angka

tersebut hanyalah ukuran kemiskinan yang didasarkanatas permasalahan pendapatan atau ekonomi belaka.Lebih lanjut daripada itu, permasalahan kemiskinanperlu dilihat dari aspek kegagalan dalam pemenuhanhak dasar, serta ketidakadilan dan ketidaksetaraan.

Pengukuran kemiskinan yang dapat dipercayadapat menjadi instrumen tangguh bagi pengambilkebijakan dalam memfokuskan perhatian pada kondisihidup orang miskin. Data kemiskinan yang baik dapatdigunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintahterhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinanantarwaktu dan daerah, serta menentukan targetpenduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaikikondisinya. Di samping tersedianya data makro yangakurat, ketersediaan profil kemiskinan menjadi sangatpenting agar kebijakan program penanggulangankemiskinan menjadi tepat sasaran dan dapat difokuskansesuai dengan kebutuhan penduduk miskin tersebut.Profil kemiskinan diharapkan dapat mengungkappersoalan-persoalan mendasar yang dihadapi olehpenduduk miskin dan akar persoalan yang selalumenjerat penduduk miskin sehingga tidak mamputerbebas dari kemiskinan dari waktu ke waktu.

Profil kemiskinan semestinya menyajikaninformasi mengenai akar permasalahan yang dihadapioleh berbagai segmen penduduk miskin dan sasarangeografis. Profil kemiskinan diharapkan mampumenjawab tentang apakah permasalahan lebih berakarpada orangnya, masalah infrastruktur/struktural ataumasalah keterampilan, dan sebagainya. Informasi yangtersedia dalam Susenas tidak dapat mengungkapkanpersoalan tersebut secara tuntas, karena lebihmerupakan informasi tentang karakteristik rumah

Kabupaten/Kota 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Kabupaten Bantul 65.8 68.4 69.9 71.5 71.9 71.97 72.78 73.38 73.75

Kabupaten Gunung Kidul 63.6 67.1 68.1 68.9 69.3 69.44 69.68 70.00 70.20

Kabupaten Kulon Progo 66.4 69.4 70.2 70.9 71.5 72.01 72.76 73.26 73.77

Kabupaten Sleman 69.8 72.7 74.9 75.1 75.6 76.22 76.70 77.24 77.70

Kota Yogyakarta 73.4 75.3 76.3 77.4 77.7 77.81 78.14 78.95 79.30

Provinsi DIY 68.7 70.8 71.8 72.9 73.5 73.7 74.15 74.88 75.23

Sumber: BPS. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Tahun 2001-2009.

Tabel 3INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI DIY, TAHUN 2001-2009

Page 34: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

222

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

tangga miskin. Namun demikian, perbedaan karakteristikrumah tangga miskin dan rumah tangga tidak miskindapat mengungkap beberapa catatan mengenaipersoalan mendasar kemiskinan.

Setiap daerah mempunyai corak pembangunanekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh karenaitu, dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatudaerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi,sosial, dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinyadengan daerah lain. Dengan demikian, tidak ada strategipembangunan ekonomi daerah termasuk strategipenanggulangan kemiskinan yang berlaku untuk semuadaerah. Secara umum dapat dikatakan bahwa upayapenanggulangan kemiskinan yang diprakarsaipemerintah pusat mempunyai ciri-ciri 1) Kebijakanterpusat dan seragam; 2) Lebih bersifat karitatif; 3)Memposisikan masyarakat sebagai obyek, yaitu tidakmelibatkan masyarakat dalam keseluruhan prosespenanggulangan kemiskinan; 4) Memandang masalahkemiskinan hanya dari segi ekonomi; 5) Menganggapbahwa permasalahan dan penanggulangan kemiskinanbersifat sama; 6) Kurang memperhatikan keragamanbudaya; 7) Pendekatannya top down; 8) Terdapattumpang-tindih kelompok sasaran antara program yangsatu dan program lainnya; dan 9) Kebijakannya bersifatsektoral.

Pelibatan berbagai potensi dan peluang daerahdan berhubungan dengan kapasitas para stakehold-ers telah digagas oleh Pemerintah Provinsi DIY dantelah diujicobakan oleh Pemerintah Kota Yogyakartadalam menangani program penanggulangankemiskinan terpadu berlabel “Semangat Gotong RoyongAgawe Majune Ngayogyakarta” atau Segoro Amarto.Pilot Project program ini telah diterapkan di 3 kelurahandi Kota Yogyakarta, yaitu di Kricak, Tegalpanggung,dan Sorosutan selama 2 tahun dan berhasil menurunkanangka kemiskinan lebih cepat daripada 45 kalurahanyang lain. Segoro Amarto merupakan sebuah gerakanbersama seluruh komponen masyarakat untukpenanggulangan kemiskinan. Gerakan ini lebihmenekankan pada perubahan nilai yang tercermin padasikap, perilaku, gaya hidup, dan wujud kebersamaandalam kehidupan menjadi lebih baik mencakup semuaaspek fisik dan non fisik (Kompas, 17/1/2011).Kemiskinan juga berkaitan erat dengan nilai, olehkarenanya perlu sharing dari berbagai komponenmasyarakat untuk saling mengisi dengan berbagai

potensinya, dengan harapan akan membangun nilaisaling kepedulian (http://www.antaranews.com).Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian ini inginmenganalisis pengaruh kriteria miskin terhadap pilihanstrategi penanggulangan kemiskinan di kabupaten/kotaProvinsi DIY.

Manfaat penelitian ini untuk pengembanganilmu pengetahuan (teori ekonomi pembangunan danteori kemiskinan) khususnya yang berkaitan denganpenanggulangan kemiskinan di kabupaten/kota diProvinsi DIY, sebagai sumbangan bagi pemerintahkabupaten/kota dalam menanggulangi kemiskinan dikabupaten/kota, sebagai sumbangan bagi DPRDkabupaten/kota untuk mengetahui wewenang legislatifdalam penanggulangan kemiskinan di kabupaten/kotadengan menggunakan APBD yang sesuai peraturanperundangan yang berlaku untuk sebesar-besarnyakesejahteraan masyarakat, dan sebagai sumbanganbagi pemerintah pusat untuk mengetahui dampakpenanggulangan kemiskinan secara nasional dikabupaten/kota di Provinsi DIY, dan sebagaisumbangan referensi bagi peneliti berikutnya secaralebih luas dan rinci.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Menurut (Arsyad, 2004:45), Adam Smith menjelaskandua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitupertumbuhan output total dan p e r t u m b u h a npenduduk. Unsur pokok dalam pertumbuhan outputtotal adalah sumberdaya alam yang tersedia (faktorproduksi tanah), sumberdaya insani (jumlah penduduk),dan stok barang modal yang ada. Sumberdaya alamyang tersedia merupakan wadah yang paling mendasardari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlahsumberdaya alam yang tersedia merupakan “batasmaksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian.Artinya, jika sumberdaya ini belum digunakansepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modalyang ada yang memegang peranan dalam pertumbuhanoutput. Sumberdaya insani (jumlah penduduk)mempunyai peranan yang pasif dalam prosespertumbuhan output. Artinya, jumlah penduduk akanmenyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerjadari suatu masyarakat.

Stok modal merupakan unsur produksi yangsecara aktif menentukan tingkat output. Peranannya

Page 35: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

223

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

sangat sentral dalam proses pertumbuhan output.Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantungpada laju pertumbuhan stok modal sampai “batasmaksimum” dari sumber alam. Pengaruh stok modalterhadap tingkat output total dapat secara langsungdan tak langsung. Pengaruh langsung adalah karenapertambahan modal (sebagai input) akan langsungmeningkatkan output, sedang pengaruh tak langsungadalah meningkatkan produktivitas per kapita yangdimungkinkan karena adanya spesialisasi danpembagian kerja yang lebih tinggi. Semakin besar stokmodal, semakin besar kemungkinan dilakukannyaspesialisasi dan pembagian kerja yang pada gilirannyaakan meningkatkan produktivitas per kapita.

Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhanekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negarauntuk menyediakan barang-barang ekonomi bagipenduduknya. Pertumbuhan kemampuan inidisebabkan oleh kemajuan teknologi dan kelembagaanserta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya. Adatiga komponen pokok penting, yaitu kenaikan outputnasional secara terus menerus, kemajuan teknologisebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, danpenyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi. SimonKuznets, memisahkan enam karakteristik prosespertumbuhan pada hampir semua negara maju, yaitutingginya tingkat pertumbuhan output per kapita danpenduduk, tingginya tingkat kenaikan produktivitasfaktor produksi secara keseluruhan terutamaproduktivitas tenaga kerja, tingginya tingkattransformasi struktur ekonomi, tingginya tingkattransformasi sosial dan ideologi, kecenderungannegara-negara maju secara ekonomis untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasardan bahan baku, dan pertumbuhan ekonomi ini hanyaterbatas pada sepertiga populasi dunia.

Menurut Kuncoro (1997) penyebab kemiskinanadalah 1) secara mikro, kemiskinan karena adanyaketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yangmenimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalamjumlah terbatas dan kualitasnya rendah, 2) kemiskinanmuncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdayamanusia yang rendah, berarti produktivitasnya rendah,yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnyakualitas sumber daya ini karena rendahnya pendidikan,nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau

karena keturunan, dan 3) kemiskinan muncul akibatperbedaan akses dalam modal. Ketiga penyebabkemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setankemiskinan (vicious circle poverty). Adanyaketerbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dankurangnya modal menyebabkan rendahnyaproduktivitas sehingga mengakibatkan rendahnyapendapatan yang diterima. Rendahnya pendapatanakan berimplikasi pada rendahnya tabungan daninvestasi yang berakibat pada keterbelakangan, danseterusnya.

United Nations Development Program (UNDP)pada tahun 1990, memperkenalkan formula human de-velopment index (HDI) atau disebut pula denganIndeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM disusundari tiga komponen yaitu lamanya hidup (angka harapanhidup), tingkat pendidikan (kombinasi antara angkamelek huruf pada penduduk 15 tahun ke atas dengandan rata-rata lamanya sekolah), dan tingkat kehidupanyang layak yang diukur dengan pengeluaran per kapitayang telah disesuaikan (purchasing power parity).Dengan demikian, konsep kesejahteraan masyarakatdengan memasukkan aspek kesehatan dan pendidikanbersama dengan aspek pangan, sandang, danperumahan menjadi kesatuan dengan tingkatpendapatan telah memadukan antara pendekatankuantitas dan kualitas hidup.

World Bank pada tahun 2000 merumuskanindikator kesejahteraan masyarakat sebagai indikatorpembangunan ekonomi, khususnya pembangunanmanusia dan kemiskinan. Rumusan indikatorpembangunan itu disebut sebagai Millenium Devel-opment Goals (MDGs), yang terdiri dari delapanindikator capaian pembangunan, yaitu penghapusankemiskinan, pendidikan untuk semua, persamaan gen-der, perlawanan terhadap penyakit menular, penurunanangka kematian anak, peningkatan kesehatan ibu,pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama global.Keberhasilan pembangunan manusia dapat diukurdalam beberapa dimensi utama. Menurut World Bank,tingkat pencapaian pembangunan manusia dapatdiamati melalui dimensi pengurangan kemiskinan (de-crease in poverty), peningkatan kemampuan baca tulis(increase in literacy), penurunan tingkat kematian bayi(decrease in infant mortality), peningkatan harapanhidup (life expectancy) dan penurunan dalamketimpangan pendapatan (decrease income inequal-

Page 36: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

224

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

ity).Obyek penelitian adalah semua kabupaten/kota

di Propinsi DIY karena berdasarkan pertimbanganbahwa Propinsi DIY mempunyai masalah kemiskinanyang paling berat di antara Provinsi lainnya di PulaJawa-Bali. Waktu penelitian adalah dari tahun 2001sampai dengan 2008 karena tahun 2001 sampai dengan2008 merupakan pelaksanaan 8 tahun pertama OtonomiDaerah per 1 Januari 2001. Secara umum, monitoringdan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dalampemerintahan selama 8 tahun adalah hal yangseharusnya dilakukan sehingga akan diperoleh hasilmonitoring dan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaankegiatan pada waktu-waktu mendatang. Di samping itu,otonomi daerah telah memberikan wewenang kebijakanekonomi termasuk penanggulangan kemiskian sebagaidampak pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitasdi kabupaten/kota yang lebih besar kepada daerahsehingga dapat dilihat keberhasilan kebijakanpenanggulangan kemiskinan di daerah, khususnyakabupaten/kota di Provinsi DIY.

Menurut Santosa dkk. (2003), telah dilakukanpenelitian tentang evaluasi program penanggulangankemiskinan di Yogyakarta secara kuantitatif denganmenggunakan data primer yang diperoleh melaluiwawancara langsung dengan penerima program yangdilakukan mulai September 2002 sampai dengan Januari2003. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Jumlahresponden program kerja mandiri (PKM) dalampenelitian ini adalah 80 responden. yang berasal dari 3jenis program yaitu program IDT, program PPK, danprogram P2KP, masing-masing sebesar 38 responden,32 responden, dan 10 responden. Responden ini diambildari 6 desa di 4 kabupaten dan 1 kota di DIY. Empatlokasi pertama berada di lingkungan perdesaan di empatkabupaten di propinsi DIY, yaitu desa Karangawen dikabupaten Gunungkidul, desa Srikayangan dikabupaten Kulonprogo, desa Selopamioro dikabupaten Bantul, dan desa Sambirejo di kabupatenSleman, sedangkan dua lokasi terakhir adalah kelurahanPurwokinanti dan kelurahan Mantrijeron yang beradadi kota Yogyakarta. Simpulan penelitian ini adalah 1)Pendapatan peserta Program Kerja Mandiri meningkatsebesar 32,33% untuk rumahtangga atau 3,87% untukindividu penerima program, sedangkan pendapatanpeserta Program Padat Karya menurun sebesar 2%.Jumlah peserta program kerja mandiri yang miskin

menurun sebesar 26,1%, sedangkan jumlah pesertaprogram padat karya yang miskin tetap. Nilai total Pro-gram kerja Mandiri sebesar 68,34%, sedangkan nilaitotal Program Padat Karya sebesar 20,38%; 2) Efisiensipenyaluran program dari Program kerja Mandiri lebihtinggi dibanding efisiensi penyaluran program dari Pro-gram Padat Karya. Tingkat yaitu sebesar 192,1%,sedangkan tingkat efisiensi penyaluran program Pro-gram Padat Karya sebesar 78,9%: dan 3) danKelangsungan dana untuk pelaksanaan Program KerjaMandiri lebih tinggi dibanding kelangsungan danauntuk Program Padat Karya. Tingkat kelangsungandana Program Kerja Mandiri sebesar 88,4%, sedangkankelangsungan dana Program Padat Karya sebesar 54%.

Menurut Sahdan (2005), selama ini kebijakanpenanggulangan kemiskinan, didesain secarasentralistik oleh pemerintah pusat yang diwakiliBAPPENAS. BAPPENAS merancang programpenangulangan kemiskinan dengan dukungan alokasidan distribusi anggaran dari APBN (AnggaranPendapatan dan Belanja Negara) dan utang kepadaBank Dunia serta lembaga keuangan multinasionallainnya. Berkat alokasi anggaran yang memadai,pemerintah pusat menjalankan kebijakan sentralistikdengan program-program yang bersifat karitatif.

Suryanto meneliti tentang PengaruhDesentralisasi Fiskal terhadap KesejahteraanMasyarakat Berdasarkan Kajian Teoritis dan AplikasiAnggaran (2005). Menurut Suryanto (2005:13),pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kebijakan yang didasarkan temuanterdahulu maupun gambaran umum yang dialami diwilayah penelitian. Gambaran terhadap kondisidesentralisasi fiskal dan kesejahteraan masyarakatdijelaskan secara deskriptif analisis. Hasil penelitianSuryanto menunjukkan bahwa implementasidesentralisasi fiskal belum banyak bermanfaat bagipeningkatan kesejahtaraan masyarakat khususnyadalam mengurangi tingkat kemiskinan penduduk karenaadanya kesenjangan antara perencanaan dengankebutuhan masyarakat di daerah (Suryanto dkk.,2005:67).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disusunhipotesis penelitian sebagai berikut:H1a: Ada perbedaan jumlah orang miskin di masing-

masing kecamatan di Kabupaten Kulon ProgoProvinsi DIY.

Page 37: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

225

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

H1b: Ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin diKabupaten Kulon Progo Provinsi DIY.

H2a: Ada perbedaan jumlah orang miskin di masing-masing kecamatan di Kabupaten Sleman ProvinsiDIY.

H2b: Ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin diKabupaten Sleman Provinsi DIY.

H3a: Ada perbedaan jumlah orang miskin di masing-masing kecamatan di Kabupaten Gunung KidulProvinsi DIY.

H3b: Ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin diKabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY.

H4a: Ada perbedaan jumlah orang miskin di masing-masing kecamatan di Kabupaten Bantul ProvinsiDIY.

H4b: Ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin diKabupaten Bantul Provinsi DIY.

H5a: Ada perbedaan jumlah orang miskin di masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta ProvinsiDIY.

H5b: Ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin di

Kota Yogyakarta Provinsi DIY.Mengingat seluruh data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder, maka prosedurpengumpulan data dilakukan dengan cara datadikumpulkan dari instansi terkait antara lain Bappedakabupaten/kota dan Provinsi DIY, serta Badan PusatStatistik (BPS). Data tersebut diperoleh dari berbagailaporan/buku/compact disk yang dipublikasikan olehinstansi terkait. Artikel pendukung studi dikumpulkanmelalui website yang berupa referensi dari terbitanberkala, buku, makalah, jurnal ilmiah, dan laporanpenelitian. Data sekunder yang tersedia dikumpulkan,diteliti, didiskusikan, dan diolah dengan berbagai pihakyang berkompeten agar data tersebut valid. Pengujiandilakukan dengan menggunakan uji ANOVA 2 arah.Dalam penelitian ini a ditetapkan sebesar 5%.

HASIL PENELITIAN

Menurut Bappeda DIY (2008), berdasarkan SurveyPendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun2008 dan Penyusunan Strategi PenanggulanganKemiskinan Daerah Provinsi DIY Tahun 2008, diperolehdata Rumah Tangga Miskin per Kabupaten/Kota diProvinsi DIY seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4sampai dengan Tabel 8 berikut ini:

Tabel 4RINCIAN RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KABUPATEN KULON PROGO, TAHUN 2008

Desa/ Hampir KategoriKecamatan Keluruhan Miskin % Miskin % FakirMiskin % JumlahTemon 15 1,209 45.73 1,108 41.91 327 12.37 2,644Wates 8 1,635 51.08 1,324 41.36 242 7.56 3,201Panjatan 11 1,469 41.95 1,608 45.92 425 12.14 3,502Galur 7 1,416 54.38 1,035 39.75 153 5.88 2,604Lendah 6 1,714 49.68 1,386 40.17 350 10.14 3,450Sentolo 8 1,108 27.65 2,201 54.93 698 17.42 4,007Pengasih 7 2,011 42.05 2,115 44.23 656 13.72 4,782Kokap 5 1,179 24.41 2,747 56.87 904 18.72 4,830Girimulyo 4 572 16.00 2,053 57.44 949 26.55 3,574Nanggulan 6 925 38.13 1,146 47.24 355 14.63 2,426Kalibawang 4 1,276 33.68 1,994 52.63 519 13.70 3,789Samigaluh 7 1,622 35.76 1,864 41.09 1,050 23.15 4,536Jumlah 88 16,136 37.23 20,581 47.48 6,628 15.29 43,345

Sumber: Bappeda Provinsi DIY, (2008, III1 – III4).

Page 38: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

226

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

Tabel 5RINCIAN RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KABUPATEN SLEMAN, TAHUN 2008

Desa/ Hampir KategoriKecamatan Keluruhan Miskin % Miskin % FakirMiskin % Jumlah

Moyudan 4 549 26.74 1,267 61.71 237 11.54 2,053Minggir 5 508 16.08 2,125 67.27 526 16.65 3,159Seyegan 5 713 18.65 2,246 58.73 865 22.62 3,824Godean 7 898 27.87 2,071 64.28 253 7.85 3,222Gamping 5 1,283 38.39 1,698 50.81 361 10.80 3,342Mlati 5 1,599 36.41 2,198 50.05 595 13.55 4,392Depok 3 1,191 47.45 1,154 45.98 165 6.57 2,510Berbah 4 1,070 43.20 1,167 47.11 240 9.69 2,477Prambanan 6 777 20.88 2,156 57.94 788 21.18 3,721Kalasan 4 972 27.71 2,044 58.27 492 14.03 3,508Ngemplak 5 757 26.05 1,748 60.15 401 13.80 2,906Ngaglik 6 713 31.89 1,245 55.68 278 12.43 2,236Sleman 5 1,145 22.61 2,805 55.39 1,114 22.00 5,064Tempel 8 620 15.54 2,496 62.57 873 21.89 3,989Turi 4 418 19.90 1,322 62.95 360 17.14 2,100Pakem 5 411 30.35 766 56.57 177 13.07 1,354Cangkringan 5 561 17.99 2,063 66.14 495 15.87 3,119Jumlah 86 14,185 26.78 30,571 57.71 8,220 15.52 52,976

Sumber: Bappeda Provinsi DIY, (2008, III7 – III9).

Tabel 6RINCIAN RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL, TAHUN 2008

Desa/ Hampir KategoriKecamatan Keluruhan Miskin % Miskin % FakirMiskin % Jumlah

Panggang 11 1,877 46.58 1,546 38.36 607 15.06 4,030Purwosari 5 1,060 60.40 420 23.93 275 15.67 1,755Paliyan 7 2,679 51.52 1,893 36.40 628 12.08 5,200Sapto Sari 7 1,557 26.01 2,894 48.34 1,536 25.66 5,987Tepus 9 1,624 35.69 1,452 31.91 1,474 32.40 4,550Tanjungsari 5 1,483 59.27 150 6.00 869 34.73 2,502Rongkop 16 1,971 47.36 1,447 34.77 744 17.88 4,162Girisubo 8 1,502 48.83 1,066 34.66 508 16.51 3,076Semanu 5 3,862 53.88 2,438 34.01 868 12.11 7,168Ponjong 11 3,323 51.87 1,943 30.33 1,140 17.80 6,406Karangmojo 9 3,773 46.00 2,950 35.97 1,479 18.03 8,202Wonosari 14 3,714 57.18 1,720 26.48 1,061 16.34 6,495Playen 13 3,671 47.92 2,617 34.16 1,373 17.92 7,661Paluk 11 2,783 73.84 783 20.77 203 5.39 3,769Gedang Sari 7 3,212 53.99 2,060 34.63 677 11.38 5,949Nglipar 7 2,316 48.81 1,744 36.75 685 14.44 4,745Ngawen 6 2,918 55.93 1,279 24.52 1,020 19.55 5,217Semin 10 2,975 39.68 2,689 35.87 1,833 24.45 7,497Jumlah 161 46,300 49.06 31,091 32.95 16,980 17.99 94,371

Sumber: Bappeda Provinsi DIY, (2008, III13 – III16).

Page 39: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

227

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

Tabel 7RINCIAN RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KABUPATEN BANTUL, TAHUN 2008

Desa/ Hampir KategoriKecamatan Keluruhan Miskin % Miskin % FakirMiskin % Jumlah

Srandakan 2 863 35.24 1,392 56.84 194 7.92 2,449Sanden 4 856 28.61 1,702 56.89 434 14.51 2,992Kretek 5 316 19.24 945 57.55 381 23.20 1,642Pundong 3 878 34.23 1,444 56.30 243 9.47 2,565Bambang Lipuro 3 883 29.88 1,657 56.07 415 14.04 2,955Pandak 4 1,291 27.01 2,916 61.00 573 11.99 4,780Bantul 5 1,176 30.53 2,218 57.58 458 11.89 3,852Jetis 4 990 30.44 1,784 54.86 478 14.70 3,252Imogiri 8 1,723 30.31 3,145 55.32 817 14.37 5,685Dlingo 6 566 17.22 2,469 75.14 251 7.64 3,286Pleret 5 1,504 40.41 1,947 52.31 271 7.28 3,722Piyungan 3 1,562 37.22 2,042 48.65 593 14.13 4,197Banguntapan 8 2,955 53.48 2,279 41.25 291 5.27 5,525Sewon 4 2,445 41.18 3,110 52.37 383 6.45 5,938Kasihan 4 1,992 33.46 3,301 55.44 661 11.10 5,954Pajangan 3 753 32.71 1,319 57.30 230 9.99 2,302Sedayu 4 735 22.34 2,027 61.61 528 16.05 3,290Jumlah 75 21,488 33.37 35,697 55.44 7,201 11.18 64,386

Sumber: Bappeda Provinsi DIY, (2008, III20 – III22).

Tabel 8RINCIAN RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KOTA YOGYAKARTA,

TAHUN 2008

Desa/ Hampir KategoriKecamatan Keluruhan Miskin % Miskin % FakirMiskin % Jumlah

Mantrijeron 3 710 47.75 759 51.04 18 1.21 1,487Kraton 3 389 41.87 514 55.33 26 2.80 929Mergangsan 3 775 46.94 835 50.58 41 2.48 1,651Umbulharjo 7 1,328 46.16 1,467 50.99 82 2.85 2,877Kotagede 3 656 49.14 665 49.81 14 1.05 1,335Gondokusuman 5 756 45.57 884 53.29 19 1.15 1,659Danurejan 3 553 39.25 807 57.27 49 3.48 1,409Pakualaman 2 237 47.88 254 51.31 4 0.81 495Gondomanan 2 350 34.21 638 62.37 35 3.42 1,023Ngampilan 2 315 39.67 448 56.42 31 3.90 794Wirobrajan 3 459 41.92 619 56.53 17 1.55 1,095Gedong Tengen 2 602 49.71 599 49.46 10 0.83 1,211Jetis 3 458 33.07 899 64.91 28 2.02 1,385Tegalrejo 4 894 38.35 1,401 60.10 36 1.54 2,331Jumlah 45 8,482 43.10 10,789 54.82 410 2.08 19,681

Sumber: Bappeda Provinsi DIY, (2008, III26 – III27).

Page 40: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

228

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

Apabila data Rumah Tangga Miskin (RTM)masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi DIYsebagai hasil studi Bappeda Provinsi DIY Tahun 2008(Tabel 4 sampai dengan Tabel 8) diringkas maka akandiperoleh Tabel 9 dan Gambar 1. Berdasarkan Tabel 9dan Gambar 1, nampak jumlah RTM untuk kategorihampir miskin terbanyak di Kabupaten Gunung Kidul(46.300), kategori miskin terbanyak di Kabupaten Bantul(35.697), dan kategori fakir miskin terbanyak diKabupaten Gunung Kidul (16.980). Apabila dilihat pada

Tabel 9, nampak penduduk di Provinsi DIY dalamkategori miskin merupakan jumlah terbesar terbesarkarena 46,85% (hampir 50%) RTM di Provinsi DIYmerupakan kategori miskin.

Berdasarkan data pada Tabel 4 sampai denganTabel 8 tentang Rincian Rumah Tangga Miskin diKabupaten Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul, Bantuldan Kota Yogyakarta Provinsi DIY, maka dapatdilakukan analisis statistik ANOVA 2 arah yanghasilnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 9RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI DIY, TAHUN 2008

Desa/ Hampir KategoriKecamatan Keluruhan Miskin % Miskin % FakirMiskin % Jumlah

Kulon Progo 88 16.136 37,23% 20.581 47,48% 6.628 15,29% 43.345Sleman 86 14.185 26,78% 30.571 57,71% 8.220 15,52% 52.976Gunung Kidul 161 46.300 49,06% 31.091 32,95% 16.980 17,99% 94.371Bantul 75 21.488 33.,37% 35.697 55,44% 7.201 11,18% 64.386Yogyakarta 45 8.482 43,10% 10.789 54,82% 410 2,08% 19.681Provinsi DIY 455 106.591 38,79% 128.729 46,85% 39.439 14,35% 274.759

Sumber: Bappeda (2008), data diolah.

Gambar 1RUMAH TANGGA MISKIN (RTM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI DIY, TAHUN 2008

Sumber: Bappeda (2008), data diolah.

Page 41: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

229

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

Tabel 10HASIL UJI ANOVA 2 ARAH, UNTUK KRITERIA HAMPIR MISKIN, MISKIN, DAN FAKIR MISKIN

DI KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DIY

ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit

Rows 4728896.991 35 135111.3426 1.000986509 0.485649612 1.590645406Columns 34547565.69 2 17273782.84 127.9746263 4.15128E-24 3.127675601Error 9448472.981 70 134978.1854Total 48724935.66 107

Sumber: Tabel 4. Data diolah.

Tabel 11HASIL UJI ANOVA 2 ARAH, UNTUK KRITERIA HAMPIR MISKIN, MISKIN, DAN FAKIR MISKIN

DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY

ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit

Rows 7925136.562 50 158502.7312 0.998194087 0.492052957 1.477231314Columns 36299494.21 2 18149747.1 114.3006818 1.46734E-26 3.087295893Error 15878949.12 100 158789.4912Total 60103579.9 152

Sumber: Tabel 5. Data diolah.

Tabel 12HASIL UJI ANOVA 2 ARAH, UNTUK KRITERIA HAMPIR MISKIN, MISKIN, DAN FAKIR MISKIN

DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DIY

ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit

Rows 17698615.11 53 333936.1342 1.002868911 0.484648001 1.461182126Columns 109228403.4 2 54614201.72 164.016048 3.56905E-33 3.082014501Error 35295969.22 106 332980.8417Total 162222987.8 161

Sumber: Tabel 6. Data diolah.

Page 42: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

230

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

Berdasarkan Tabel 10 sampai dengan Tabel 14 makadapat diringkas hasil uji statistik ANOVA 2 arah sepertiyang disajikan pada Tabel 15.

PEMBAHASAN

Hasil uji ANOVA 2 arah menunjukkan bahwa ada tidakperbedaan jumlah orang miskin menurut kecamatan dimasing-masing Kabupaten Kulon Progo, Sleman,Gunung Kidul, Bantul, dan Kota Yogyakarta ProvinsiDIY dan ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin diKabupaten Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul, Bantul,dan Kota Yogyakarta Provinsi DIY. Artinya, faktorwilayah beserta permasalahan dalam masing-masingwilayah dalam Kabupaten/Kota yang sama tidakberpengaruh terhadap jumlah orang miskin diKabupaten Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul, Bantul,dan Kota Yogyakarta Provinsi DIY tetapi kriteria miskinmenurut kriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin

berpengaruh terhadap jumlah orang miskin diKabupaten Kulon Progo, Sleman, Gunung Kidul, Bantul,dan Kota Yogyakarta Provinsi DIY. Dengan demikian,strategi penanggulangan kemiskinan di Provinsi DIYtidak akan bersifat seragam dan massif yang berlakuuntuk seluruh kriteria hampir miskin, miskin, dan fakirmiskin tetapi akan bersifat selektif yang tergantung darijenis masing-masing kriteria miskin. Strategipenanggulangan kemiskinan di Provinsi DIY yangseragam dan massif yang berlaku untuk seluruh kriteriamiskin yang meliputi hampir miskin, miskin, dan fakirmiskin hanya akan menimbulkan kegagalan dalamupaya menanggulangi kemiskinan karena mengabaikanfaktor jenis kriteria miskin tersebut.

Selama tahun 2003 – 2010 perkembangan jumlahpenduduk miskin di Provinsi DIY cenderungberfluktuasi. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2004menurun 3,23%. Pada tahun 2005, meningkat sebesar1,56% seiring dengan kenaikan harga BBM Oktober2005 yang diperkirakan telah menyebabkan turunnya

Tabel 13HASIL UJI ANOVA 2 ARAH, UNTUK KRITERIA HAMPIR MISKIN, MISKIN, DAN FAKIR MISKIN

DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI DIY

ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit

Rows 13324593.57 50 266491.8714 1.002909316 0.484407528 1.477231314Columns 53720401.53 2 26860200.76 101.0850554 9.7146E-25 3.087295893Error 26571881.14 100 265718.8114Total 93616876.24 152

Sumber: Tabel 7. Data diolah.

Tabel 14HASIL UJI ANOVA 2 ARAH, UNTUK KRITERIA HAMPIR MISKIN, MISKIN, DAN FAKIR MISKIN

DI KOTA YOGYAKARTA PROVINSI DIY

ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit

Rows 2236747.873 41 54554.82617 0.995080315 0.495219287 1.536882272Columns 6024902.587 2 3012451.294 54.94712735 7.25817E-16 3.107891302Error 4495612.746 82 54824.54568Total 12757263.21 125

Sumber: Tabel 8. Data diolah.

Page 43: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

231

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

daya beli masyarakat DIY. Pada tahun 2006 jumlahpenduduk miskin di Provinsi DIY kembali meningkatsebesar 3,87% karena kelanjutan dampak kenaikan BBMOktober 2005 dan dampak bencana alam gempa bumiMei 2006. Tahun 2007 memberikan angin segar padaperekonomian Provinsi DIY dengan turunnyapenduduk miskin sebesar 2,54% karena programpemulihan dan rekonstruksi pasca gempa bumi. PadaMei 2008 harga BBM kembali dinaikkan denganbesaran yang signifikan, rata-rata sekitar 26%. Namundemikian, dampaknya terhadap daya beli masyarakat,khususnya masyarakat ekonomi kelas bawah,diperkirakan dapat ditopang sementara oleh keberadaanprogram Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rumahtangga miskin sejak pertengahan tahun hingga akhirtahun 2008. Karenanya, di tahun 2008, jumlah pendudukmiskin kembali menurun 2,72%. Pada tahun 2009 dan2010, jumlah penduduk miskin masing-masing menurunsebesar 4,95% dan 1,45%. Selama kurun waktu 2003-2010, pertumbuhan penduduk miskin di Provinsi DIYrata-rata mengalami penurunan sebesar 1,35%.

Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 1, nampakjumlah RTM untuk kategori hampir miskin terbanyak diKabupaten Gunung Kidul (46.300), kategori miskinterbanyak di Kabupaten Bantul (35.697), dan kategorifakir miskin terbanyak di Kabupaten Gunung Kidul(16.980). Apabila dilihat pada Tabel 9, nampak pendudukdi Provinsi DIY dalam kategori miskin merupakan jumlah

terbesar terbesar karena 46,85% (hampir 50%) RTM diProvinsi DIY merupakan kategori miskin. Pada tahun2003–2008, nilai Rasio Gini dan ukuran ketimpanganKriteria Bank Dunia menunjukkan pola yang hampirsama, dimana distribusi pendapatan di Provinsi DIYcenderung semakin merata. Nilai Rasio Gini ProvinsiDIY berada pada kisaran 0,3 – 0,5 (kisaran sedang) yaitu0,3440; 0,3727; 0,3867; 0,3684; 0,3263; dan 0,3159.

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2008(Maret 2008) berdasarkan data BPS Provinsi DIYmenurun 17,2 ribu jiwa atau 2,71% menjadi 616,3 ribujiwa, dari posisinya pada tahun 2007 yaitu 633,5 ribujiwa. Jumlah penduduk miskin oleh BPS dihitungberdasarkan kebutuhan dasar individu yang dinilaidalam bentuk rupiah. Pada Maret 2008, garis kemiskinanberdasarkan pengeluaran makanan adalahRp141.597,00 per kapita per bulan, sementara gariskemiskinan totalnya adalah Rp194.830,00 per kapita perbulan (BPS Provinsi DIY, 2008). Pada Maret 2008, angkaP

1 dan P

2 relatif rendah, dibandingkan kondisinya pada

Maret 2007, masing-masing 3,35 dan 0,92 (Maret 2007:3,80 dan 1,12). Artinya tingkat kesenjangan semakinmenurun, sehingga diharapkan upaya pengentasannyaakan lebih mudah. Berdasarkan penyebaran secaraspasial, penduduk miskin pada Maret 2008 tersebarhampir merata, yaitu 52,60% di perkotaan dan 47,40%di perdesaan (BPS Provini DIY, 2008). Sebagian besarpenduduk miskin berprofesi sebagai petani.

Tabel 15HASIL UJI ANOVA 2 ARAH, UNTUK KRITERIA HAMPIR MISKIN, MISKIN, DAN FAKIR MISKIN

DI MASING-MASING KABUPATEN/KOTA PROVINSI DIY

Hipotesis Source of Variation F test P value Pengujian

H1a Rows 1.000986509 0.485649612 Tidak SignifikanH1b Coloms 127.9746263 4.15128E-24 Signifikan *)H2a Rows 0.998194087 0.492052957 Tidak SignifikanH2b Coloms 114.3006818 1.46734E-26 Signifikan *)H3a Rows 1.002868911 0.484648001 Tidak SignifikanH3b Coloms 164.016048 3.56905E-33 Signifikan *)H4a Rows 1.002909316 0.484407528 Tidak SignifikanH4b Coloms 101.0850554 9.7146E-25 Signifikan *)H5a Rows 0.995080315 0.495219287 Tidak SignifikanH5b Coloms 54.94712735 7.25817E-16 Signifikan *)

Sumber: Tabel 10 sampai dengan Tabel 14. Data diolah.*) Signifikan pada alpha 5%.

Page 44: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

232

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

Berdasarkan data sebanyak 472.082 rumah tanggapetani di Provinsi DIY pada tahun 2007, 80,29% diantaranya adalah petani gurem, yaitu petani denganskala usaha mikro kecil dan kepemilikan lahan kurangdari setengah hektar. Jika dibandingkan dengan kondisikemiskinan di tingkat nasional, tingkat kemiskinan diProvinsi DIY masih lebih tinggi dari tingkat kemiskinannasional. Hingga Maret 2008, tingkat kemiskinan di DIYmasih lebih tinggi, yaitu 18,32 % dibandingkan angkanasional yaitu 15,42%.

Apabila dikaitkan lebih lanjut antara indikatorIPM kabupaten/kota di Provinsi DIY yang selalumeningkat di sepanjang tahun 2001-2009 denganindikator Rasio Gini dan Angka PertumbuhanPenduduk Miskin yang semakin menurun makanampak ada benang merah bagaimana mengukurkeberhasilan dalam menanggulangi kemiskinan. Namunbegitu, situasi kemiskinan yang terungkap dalam sajianangka-angka tersebut hanyalah ukuran kemiskinanyang didasarkan atas permasalahan pendapatan atauekonomi belaka. Lebih lanjut daripada itu, permasalahankemiskinan perlu dilihat dari aspek kegagalan dalampemenuhan hak dasar, serta ketidakadilan danketidaksetaraan.

Program penanggulangan kemiskinan dimasing-masing Kabupaten/Kota Provinsi DIYberdasarkan penelitian Bappeda DIY (2008) dalamjangka menengah mampu meningkatkan pendapatan,kesempatan kerja, kecukupan pangan, pendidikan, dankesehatan. Untuk peningkatan pendapatan, KabupatenSleman merupakan kabupaten yang paling tinggi(126,51%) dan Kabupaten Gunung Kidul merupakankabupaten yang paling rendah (19,95%). Untukpeningkatan kesempatan kerja, Kabupaten Slemanmerupakan kabupaten yang paling tinggi (11,87%) danKabupaten Kulon Progo merupakan kabupaten yangpaling rendah (4,24%). Untuk peningkatan kecukupanpangan, Kabupaten Kulon Progo merupakankabupaten yang paling tinggi (16,1%) dan KabupatenSleman merupakan kabupaten yang paling rendah(4,2%). Untuk peningkatan pendidikan, KabupatenGunung Kidul merupakan kabupaten yang paling tinggi(100%) dan Kabupaten Bantul dan Sleman merupakankabupaten yang paling rendah (0%). Untukpeningkatan kesehatan, Kabupaten Sleman merupakankabupaten yang paling tinggi (-0,08%) dan KabupatenKulon Progo merupakan kabupaten yang paling rendah

(-19%).Berdasarkan analisis mengenai kondisi

kemiskinan di kabupaten/kota Provinsi DIY yangditunjukkan dengan penurunan angka Rasio Gini;penurunan jumlah penduduk miskin; penurunan indekskedalaman kemiskinan (poverty gap index, P

1) dan

indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index,P

2); dampak positif program penanggulangan

kemiskinan dalam jangka menengah yang mampumeningkatkan pendapatan, kesempatan kerja,kecukupan pangan, pendidikan, dan kesehatan, makaProgram Penanggulangan Kemiskinan yang berasal daripusat tersebut dapat dikatakan berhasil walaupunbelum sempurna. Hal ini ditunjukkan dengan tingkatkemiskinan di Provinsi DIY yang masih lebih tinggi,yaitu 18,32% dibandingkan tingkat kemiskinan angkanasional, yaitu 15,42%. Oleh karena itu, menjadi sangatpenting adanya pedoman dalam penyusunan StrategiPenanggulangan Kemiskinan dengan memperhatikanperspektif keterkaitan multidimensional secaramenyeluruh. Strategi Penanggulangan Kemiskinanharus memperhatikan berbagai potensi dan peluangdaerah dan berhubungan dengan kapasitas para aparatdaerah, wakil rakyat, pengusaha, dan masyarakat secaraumum. Strategi Penanggulangan Kemiskinanmerupakan kebijakan dan program pemerintah pusatdan pemerintah daerah yang dilakukan secarasistematis, terencana, dan bersinergi dengan duniausaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlahpenduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajatkesejahteraan rakyat melalui bantuan sosial,pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usahaekonomi mikro dan kecil. Strategi PenanggulanganKemiskinan tersebut dapat dilaksanakan melalui 3tahapan, yaitu:1. Tahapan perbantuan untuk memberikan bantuan

langsung kepada masyarakat miskin yang bersifatsymtomatik.

2. Tahapan perbantuan dengan cara memberdayakanmasyarakat melalui pemberian umpan dan pancingdalam upaya meningkatkan kemauan, keterampilanmasyarakat miskin dalam berusaha meningkatkandiri dalam pendapatan, kesempatan kerja, kecukupanpangan, pendidikan, dan kesehatan.

3. Tahapan perbantuan untuk mendorongpemberdayaan masyarakat miskin melaluipengembangan usaha mikro kecil yang telah

Page 45: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

233

PENGARUH KRITERIA MISKIN TERHADAP PILIHAN STRATEGI,............................................................................ (Djoko Susanto)

dilaksanakan kelompok swadaya masyarakat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian danpembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:1) tidak ada perbedaan jumlah orang miskin di masing-masing kecamatan di Kabupaten Kulon Progo ProvinsiDIY; 2) ada perbedaan jumlah orang miskin menurutkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin diKabupaten Kulon Progo Provinsi DIY; 3) tidak adaperbedaan jumlah orang miskin di masing-masingkecamatan di Kabupaten Sleman Provinsi DIY; 4) adaperbedaan jumlah orang miskin menurut kriteria hampirmiskin, miskin, dan fakir miskin di Kabupaten SlemanProvinsi DIY; 5) tidak ada perbedaan jumlah orangmiskin di masing-masing kecamatan di KabupatenGunung Kidul Provinsi DIY; 6) ada perbedaan jumlahorang miskin menurut kriteria hampir miskin, miskin,dan fakir miskin di Kabupaten Gunung Kidul ProvinsiDIY; 7) tidak ada perbedaan jumlah orang miskin dimasing-masing kecamatan di Kabupaten BantulProvinsi DIY; 8) ada perbedaan jumlah orang miskinmenurut kriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskindi Kabupaten Bantul Provinsi DIY; 9) tidak adaperbedaan jumlah orang miskin di masing-masingkecamatan di Kota Yogyakarta Provinsi DIY; dan 10)ada perbedaan jumlah orang miskin menurut kriteriahampir miskin, miskin, dan fakir miskin di KotaYogyakarta Provinsi DIY. Simpulan ini mendukungpenelitian Santosa dkk. (2003); Sahdan (2005), danSuryanto (2005:13), yang menjelaskan bahwa strategipenanggulangan kemiskinan dalam suatu wilayah tidakakan bersifat seragam dan massif yang berlaku untukseluruh wilayah kabupaten/kota tetapi akan bersifatgeografis atau kewilayahan yang tergantung darikondisi wilayah masing-masing kabupaten/kota.Strategi penanggulangan kemiskinan yang seragamdan massif yang berlaku untuk seluruh wilayahkabupaten/kota hanya akan menimbulkanketidakberhasilan dalam upaya menanggulangikemiskinan karena mengabaikan faktor geografiswilayah, kinerja ekonomi wilayah yang diukur denganPDRB, dan faktor sosial budaya masing-masing wilayahseperti yang dilakukan oleh pemerintah pusat selama

ini.

Saran

Oleh karena berdasarkan hasil penelitian danpembahasan disimpulkan bahwa ada perbedaan jumlahkriteria hampir miskin, miskin, dan fakir miskin dimasing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi DIY makasaran yang perlu disampaikan kepada PemerintahKabupaten/Kota/Provinsi DIY adalah sebagai berikut:1) perlu memilih Strategi Penanggulangan Kemiskinanyang sesuai dengan kondisi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY. Saran ini disampaikan karenamasing-masing kabupaten/kota mempunyai kekhasanwilayah yang bersangkutan (endogenous development)berdasarkan karakteristik penduduk miskin; 2) Perlumeningkatkan koordinasi antara pemerintah pusatdengan pemerintah provinsi/kabupaten/kota untukmendukung Strategi Penanggulangan Kemiskinan.Saran ini disampaikan karena semenjak pemberlakuanotonomi daerah, kebijakan stabilisasi ekonomi makromenjadi lebih sulit diimplementasikan karena kebijakanstabilisasi ekonomi makro di tingkat daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dapat mengcounter kebijakanstabilisasi ekonomi makro dari jenjang pemerintahanyang lebih tinggi (Pusat) apalagi ketika Gubernur/Bupati/Walikota tidak berasal dari Partai Politik yangsama dengan Partai Politik yang mengusung Presidenterpilih sehinga terjadi kesenjangan antaraperencanaan dari pusat dengan kebutuhan masyarakatdi daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi4. Bagian Penerbitan STIE YKPN. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2008a. Analisis Penghitungandan Tingkat Kemiskinan 2008. Jakarta.

___________. 2008b. Susenas Panel Modul KonsumsiMaret 2008. Jakarta.

___________. 2009. Indeks Pembangunan ManusiaIndonesia Tahun 2001-2009. Jakarta.

Page 46: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

234

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 217-234

___________. 2010. Provinsi DIY dalam Angka Tahun2010. Yogyakarta.

Badan Perencanaan Daerah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta. 2008. Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah Istimewa Yogyakarta(RPJP DIY) Tahun 2005–2025. Yogyakarta.

___________. 2008. Penyusunan StrategiPenanggulangan Kimiskinan Daerah diProvinsi DIY, Tahun 2008. Yogyakarta.

___________. 2009. Analisis Data Penduduk Miskindi Provinsi DIY, Tahun 2009. Yogyakarta.

Kaban, Yeremias T., Kerjasama Antar PemerintahDaerah dalam Era Otonomi: Isu Strategis,Bentuk dan Prinsip. Yogyakarta.

Kompas, 17 Januari 2011.

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan:Teori, Masalah, dan Kebijakan. UPP AMPYKPN. Yogyakarta..

Mubyarto, 2003. “Penanggulangan Kemiskinan di In-donesia”. Jurnal Ekonomi Rakyat. Vol. 2, No.2, April 2003.

Sahdan, Gregorius, 2005. “Menanggulangi KemiskinanDesa”. Jurnal Ekonomi Rakyat. Vol. 4, No. 2,Maret 2005.

Sekretariat Pemerintah Provinsi DIY. Peraturan DaerahNomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana TataRuang Wilayah Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta Tahun 2009-2029. Yogyakarta.

Sulekale, Dalle Daniel. 2003. “PemberdayaanMasyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah”.Jurnal Ekonomi Rakyat. Vol. 2, No. 2, April2003.

Susila, Wayan R. dan Robin Bourgeois. 2008. “Effectof Trade Liberalization And Growth PovertyAnd Inequity: Empirical Evidences and Policy

Options”. Forum Penelitian Agro Ekonomi.Vol. 26, No. 2, Desember 2008: 71-81.

[http://www.antaranews.com]

Page 47: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

235

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN............... (Oding Supriadi)Vol. 22, No. 3, Desember 2011Hal. 235-246

ABSTRACT

Being quality minded in education means caring aboutthe goals, needs, desires and interests of customersand making sure they are met. Applying this principleto education means that the learning process needs tobe assessed to determine the quality as defined by thelearner. This will determine whether learners’ needshave been met. This study examined structural equa-tion models, and the effect of education managers ca-pability on quality of accounting learning process thatbased on Juran’s theory. The analyses show that struc-tural equation models of education managers capabil-ity can be used for estimates the quality of accountinglearning process. The result of further analyses indi-cate that education managers capability influencespositively to the quality of accounting learning pro-cess.

Keywords: managerial capability, educational manage-ment, accounting learning

PENDAHULUAN

Aplikasi manajemen kualitas terpadu yang dalamekonomika dan bisnis dikenal dengan nama total qual-ity management (TQM) di bidang pendidikan di Indo-nesia belum berjalan lama. Di negara-negara Eropa dan

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJERPENDIDIKAN TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI

Oding SupriadiSekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Setia Budhi Rangkasbitung

Jalan Budi Utomo Nomor 22 L, Rangkasbitung, Banten 42314Telepon +62 252 206715

Email: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Amerika Serikat, manajemen mutu terpadu di bidangpendidikan (MMTP) terus menerus dikembangkansecara berkelanjutan karena dampak dan impaknya barudapat dirasakan belasan tahun kemudian (Arcaro, 2002;Sallis, 2003). Salah satu kebijakan pendidikan yangmengadopsi inovasi MMTP dan dirintis sejak 2001 olehKementerian Pendidikan dan Kebudayaan(Kemendikbud) adalah manajemen peningkatan mutuberbasis sekolah (MPMBS) (Depdikbud, 2001).Kebijakan MPMBS diluncurkan guna menjawab prob-lem kualitas pendidikan yang dikeluhkan oleh berbagaipihak berkepentingan, seperti masyarakat luas,kalangan bisnis, dan dunia usaha.

Menjadikan kualitas sebagai agenda pendidikanberarti peduli terhadap tujuan, kebutuhan, keinginan,dan kepentingan pelanggan atau klien danmemastikannya terpenuhi (Whitaker dan Musa, 1994).MMTP berfokus pada pencapaian kualitas yang dapatdidefinisikan sebagai filosofi atau prinsip-prinsip yangdimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan harapanpelanggan, baik internal maupun eksternal (Bradley,1993; Herman, 1993; Pike dan Barnes, 1994; Greenwooddan Gaunt, 1994). Berbagai kajian mengungkapkanbahwa ada minat yang besar dalam mengaplikasikanfilosofi manajemen kualitas dibidang pendidikan.Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan terus menerus.Semua proses dalam organisasi apapun (termasukorganisasi pendidikan, misalnya sekolah) berkontribusilangsung atau tidak langsung terhadap kualitassebagaimana didefinisikan pelanggan (Swift, dkk.,

Page 48: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

236

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 235-246

1998). Menerapkan prinsip kualitas untuk pendidikanberarti bahwa proses pembelajaran perlu dinilai untukmenentukan kualitas seperti yang didefinisikan olehpeserta didik; hal itu akan menentukan apakahkebutuhan peserta didik telah terpenuhi atau belum(Arcaro, 2002).

Proses pembelajaran sebagaimana dimaksudkanArcaro, tentu saja meliputi berbagai bidang matapelajaran, termasuk di dalamnya mata pelajaranAkuntansi. Perihal pembelajaran akuntansi di sekolahmenengah umum (SMU), kreativitas dan prestasi yangdicapai peserta didik setelah mengikutinya, padaumumnya dijadikan sebagai parameter keberhasilanakuntansi itu sendiri. Sebagaimana dikatakan Nanang(2006) dalam Luluk (2009), para ahli akuntansimenyadari, bahwa mutu pendidikan akuntansi sangattergantung pada kualitas guru dalam praktik mengajar,sehingga peningkatan kualitas pembelajaranmerupakan isu mendasar bagi peningkatan prestasibelajar akuntansi. Bahkan, Calvert dkk. (2009),menyampaikan kritik tajam bahwa dalam penelitianpendidikan akuntansi, banyak pihak mengabaikanpersepsi anak didik baik dalam konteks pembelajarandan belajar. Sesuatu yang sulit untuk menentukanvariabel yang berpengaruh signifikan terhadap kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah. Jika mengikuti alur“model pembelajaran di kelas” sebagaimana lazimdianut, maka terdapat variabel penanda, variabelkonteks, variabel proses, dan variabel hasil (Dunkindan Biddle, 1974; Arends, 1989; Wittrock, 1986).

Hasil-hasil penelitian tentang pembelajaranakuntansi di sekolah dengan variabel-variabel tersebutberagam. Hasil penelitian Schulman (1986) yang menelitipengaruh variabel penanda yang juga disebut sebagaivariabel input, dalam hal ini variabel tingkat pendidikandan pelatihan, motivasi, intelegensi, keterampilanmengajar, dan kepribadian guru berpengaruh signifikanterhadap hasil pembelajaran. Daigle dkk. (2007), menelitikompetensi fungsional hasil belajar akuntansi sesuaistandar Accounting Informations Course AmericanInstitute of Certified Public Accountants’ (AICPAs’)Core Competency Framework for Entry into the Ac-counting Profession. Melalui studi kasus, triangulasi,pengukuran langsung bukti belajar siswa, danpengukuran tidak langsung seperti penilaian diri siswa,menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih kompetendalam kompetensi fungsional akuntansi. Artinya,

kursus tentang pengantar Sistem Informasi Akuntansi(SIA) yang diberikan dinyatakan berhasil mewujudkankompetensi akuntan profesional, meskipun masih perludimodifikasi.

Variabel konteks yang diteliti juga beragam. Hasilpenelitian Steyn (2000), menunjukkan bahwa persepsipeserta didik tentang kualitas dan modul manajemenkualitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasilpembelajaran akuntansi. Arcaro (2002), menunjukkanbahwa prinsip-prinsip kualitas, apabila diterapkansecara serius dan berkelanjutan, akan berhasilmeningkatkan kualitas hasil pembelajaran, termasukpembelajaran akuntansi. Demikian pula hasil penelitianSallis (2003) yang menerapkan instrumen uji kualitas disejumlah sekolah di Inggris menghasilkan kualitaspembelajaran berkelanjutan.

Hasil penelitian Lestari dan Dharma Tintri (2010),menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar dan minatbelajar berpengaruh secara nyata terhadap pencapaianprestasi akademik akuntansi. Namun variabel adver-sity quotient berpengaruh tidak nyata terhadappeningkatan prestasi akademik akuntansi, sedangsecara bersama-sama, variabel motivasi belajar, minatbelajar dan adversity quotient berpengaruh nyataterhadap pencapaian prestasi akademik akuntansi.

Hasil penelitian terhadap variabel proses dalampembelajaran akuntansi juga beragam. Menggunakaninstrumen delapan langkah yang dikembangkanMcCarthy, sintesis pengalaman belajar model Dewey,empat gaya belajar model Kolb, tipe kepribadian Jung,serta modus preferensi pengolahan otak model Bogen,penelitian Lee dan Hung (2009), menghasilkan simpulanbahwa retensi belajar akuntansi meningkat dan modelini efektif dalam mempertahankan informasipembelajaran akuntansi sebagai memori jangka panjang.Secara khusus, ketika Lee dan Hung (2009) menelitiefektivitas tingkat skor siswa (tinggi, median, danrendah), hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatanretensi di semua tingkatan dalam kelompok perlakuan,sementara pada kelompok kontrol hasil tidak konsisten.Ketika meneliti prestasi akademik dan sikap, interaksifaktor dari kedua sekolah dan metode dalampembelajaran akuntansi, hasilnya menunjukkanperbedaan yang signifikan.

Hasil penelitian Astuti (2009), menunjukkanbahwa penggunakan teknik T3C (Tugas TerprogramTipe Crowder) dalam pembelajaran akuntansi di SMA

Page 49: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

237

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN............... (Oding Supriadi)

dapat meningkatkan hasil pembelajaran akuntansi,sedang penelitian Mediawati (2011), menunjukkanbahwa penggunaan media komik dalam pembelajaranakuntansi di sekolah pengaruhnya relatif signifikanterhadap variabel hasil, yakni kualitas pembelajaranakuntansi.

Penelitian tentang variabel hasil dilakukan olehAbraham (2006) yang meneliti tentang persepsi siswadalam pembelajaran akuntansi dalam hubungannyadengan konteks pengajaran, pendekatan pembelajaran,dan hasil pembelajaran. Hasilnya menunjukkan bahwalima bidang utama, yaitu lingkungan belajar yang positif,cara mengajar yang baik, tujuan pengajaran yang jelasdan standar, beban kerja guru (instruktur) yang sesuai,penggunaan sistem penilaian yang tepat, danpenekanan pada kemerdekaan peserta didik, apabiladiadaptasi melalui gaya mengajar, memberi efek positifterhadap hasil pembelajaran akuntansi.

Implikasi dan aplikasi hasil-hasil penelitiantersebut faktanya belum mampu mendongkrak kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah. Sintesis terhadaphasil-hasil penelitian tersebut mendorong perlunyamodifikasi “model pembelajaran di kelas” (Dunkin danBiddle, 1974) yang hingga kini banyak dianut denganmemasukkan variabel manajemen, yakni kapabilitasmanajerial para manajer pendidikan (Juran, 1989;Gibson, dkk., 1995; Armstrong, 2003). Rasionalitasnyasangat prinsip, sebaik apa pun variabel penanda,konteks, dan proses, tidak akan menghasilkan produkpembelajaran yang berkualtas apabila tidakdimanajemeni dengan baik.

Manajemen yang baik sudah barang tentuhanya bisa dilakukan secara unggul oleh para manajerpendidikan yang memang memiliki kapabilitas tinggi.Dimasukkannya variabel manajemen dalam “modelpembelajaran di kelas” sejalan dengan kebijakanMPMBS dan Peraturan Mendiknas RI Nomor 13 Tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yangsalah satu syaratnya adalah memiliki kompetensimanajerial di samping kompetensi kepribadian,kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi sosial.

Berdasarkan logika atau alur berpikir tersebut,maka penelitian ini bertujuan untuk 1) mengujikesesuaian model persamaan struktural antara variabelkapabilitas manajerial manajer pendidikan dan kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah dengan data dan 2)mengungkap pengaruh kapabilitas manajerial manajer

pendidikan terhadap kualitas pembelajaran akuntansidi sekolah. Penelitian dilakukan dalam kancah SMAdan SMK yang tersebar di seluruh kabupaten/kotadalam wilayah Provinsi Banten.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Manajer pendidikan adalah seseorang yangbertanggungjawab dalam pelaksanaan usaha-usahapencapaian tujuan organisasi pendidikan. Salah satujenis organisasi pendidikan adalah sekolah (Knecevich,1990; Lunenburg dan Ornstein, 2004). Berdasarkandefinisi tersebut, kepala sekolah dapat disebut sejajardengan manajer pendidikan. Manajer memainkan peranyang sangat penting dalam organisasi. Manajerdiharapkan oleh organisasi untuk mengarahkankegiatan, menghasilkan keputusan, danmengalokasikan sumber daya (manusia, bahan baku,modal, dan peralatan) dalam usaha-usaha mencapaitujuan organisasi. Selain itu, manajer juga dipandangsebagai pemicu perubahan (change driver), koordinasi,dan kontrol dalam organisasi.

Sebagaimana dikatakan Stoner dan Freeman(2000), peranan manajer itu muncul karena adanyapemberian otoritas formal berupa surat keputusan,sekaligus dengan status atau kedudukannya. Gunamelaksanakan otoritas formal dan status tersebut,setiap manajer minimal mempunyai tiga peranan, yaituperanan in-terpersonal, informasional, dan pengambilkeputusan (Mintzberg dalam Harsono, 2010). Jadi,Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah, dengandemikian, memiliki matra tugas manajerial yang samadengan manajer pada umumnya. Salah satu di antaranyaialah menjalankan fungsi-fungsi manajemen danpengambilan keputusan. Hal yang membedakanhanyalah cakupan atau lingkup tugas manajerial yangmenjadi beban dan tanggung jawabnya dibandingdengan manajer pendidikan pada tingkatan di atasnya.

Menurut pandangan Gibson dkk. (1995), dinegara mana pun di seluruh dunia, pada dasarnya setiapmanajer menghadapi tiga tugas manajerial yang sama,yaitu 1) mengelola organisasi dan kerja, 2) mengelolaorang, dan 3) mengelola produksi dan sistem operasi.Apabila ketiganya diterjemahkan, maka tugas pertamaberkaitan dengan bidang atau studi baru yang dikenalsebagai perilaku organisasi (organizational behavior)(Ivancevich dkk., 2005). Memahami perilaku manusia

Page 50: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

238

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 235-246

dalam organisasi kini dianggap penting karenaperhatian manajemen. Fokus pengelolaan organisasidan kerja dalam manajemen pendidikan antara lainadalah produktivitas guru dan karyawan, kualitaskehidupan kerja, tekanan pekerjaan, kemajuan karir,pendelegasian (Armstrong, 2003a), kontrak psikologis(Guzzo dan Noonan, 1994), hubungan dalam halpekerjaan (Kessler dan Undy, 1996), kontraktransaksional dan relasional (MacNeil, 1985; Rousseaudan Wade-Benzoni, 1994), dan sebagainya.

Tugas kedua adalah mengelola tenagakependidikan (guru dan non guru) serta sejumlah anakmanusia yang dititipkan oleh orangtuanya kepadasekolah untuk dididik dan diajar tentang ilmupengetahuan, teknologi, seni, dan religiusitas.Kapabilitas vital yang diperlukan untuk tugas ini adalahkemampuan berkomunikasi. Sebagaimana diajarkanArmstrong (2003), para manajer menggunakan sebagianbesar waktu untuk ber-bicara dengan karyawan danmendengarkan gagasan-gagasannya, sedang seorangmanajer yang baik adalah manajer yang lebih banyakmendengar daripada bicara.

Tugas ketiga adalah mengelola pembelajaran.Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses yangbersifat unik dan kompkes (Wittrock, 1986). Dikatakanunik karena kegiatan pembelajaran berkenaan dengankegiatan dua kelompok manusia, yakni antara guru dansiswa dalam upaya mengembangkan sertameningkatkan kualifikasi kemanusiaannya secaramanusiawi. Dikatakan kompleks karena kegiatanpembelajaran senantiasa melibatkan berbagai aspek dankomponen yang mendasari dan saling mempengaruhisatu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukanadanya suatu kemampuan dalam mengelola seluruhaspek dalam komponen tersebut, sehingga mampumenciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif danefisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkandan disepakati bersama, baik secara teoritis maupundalam tataran praktis (Supriadi, 2010).

Tugas-tugas manajer pendidikan tersebutmemerlukan kapabilitas atau kemampuan.Ditempatkannya kapabilitas sebagai variabel bebasdalam penelitian ini dituntun oleh teori Juran (1989)tentang pola relasional antara kepemimpinan manajerialdan kualitas yang dihasilkan. Teori Juran terkenaldengan sebutan “Kaidah 85/15.” Juran, adalah peloporlain revolusi manajemen kualitas. Juran adalah “guru”

manajemen pertama dalam menghadapi isu-isumanajemen kualitas yang lebih luas (Arcaro, 2002;Sallis, 2003; Bogue dan Saunders, 1999). Juran yakinbahwa kebanyakan masalah kualitas dapatdikembalikan pada keputusan manajemen. Saatmempertimbangkan peran kepemimpinan dalamkualitas, kaidah 85/15 dari Juran menjadi sesuatu yangdibutuhkan. Juran menyatakan bahwa 85% masalahkualitas dalam sebuah organisasi adalah hasil daridesain dan proses yang kurang baik, sehinggapenerapan sistem yang benar akan menghasilkankualitas yang benar. Artinya, menurut Juran 85%masalah kualitas merupakan tanggungjawabmanajemen, karena manajemen memiliki 85% kendaliterhadap sistem organisasi.

Elaborasi antara pemikiran Gibson (1995)mengenai tugas manajerial dan teori Juran (1989)tentang tanggungjawab manajemen dan kemampuanberkomunikasi bagi manajer (Armstrong, 2003),menghasilkan sintesis kapabilitas manajer pendidikandengan tiga label variabel utama, yakni, kapabilitasdalam mengelola sekolah dan menjalankan fungsi-fungsi manajemen (MSMM) terdiri atas 8 konstruk/variabel laten, mengelola sumber daya manusia dantenaga kependidikan (MSDMT) terdiri atas 3 konstruk/variabel laten, dan mengelola proses pembelajaran(MPBM) terdiri atas 5 konstruk/variabel laten. Olehkarena objek penelitian adalah kualitas pembelajaranakuntansi (KPA) terdiri atas 4 konstruk/variabel laten,maka model persamaan struktural antarvariabelpenelitian dapat divisualiasikan sebagaimana nampakpada Gambar 1.Keterangan:MSMM : Mengelola sekolah dan menjalankan

fungsi-fungsi manajemen.MP : Mengelola perencanaan sekolah untuk

berbagai tingkatan perencanaan.MO : Mengelola organisasi sekolah sesuai

dengan kebutuhan.MS : Memimpin sekolah dan pendayagunaan

sumber daya sekolah secara optimal.MPP : Mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah menujuorganisasi pembelajar yang efektif.

MSP : Mengelola sarana dan prasarana sekolahdalam rangka pendayagunaan secara op-timal.

Page 51: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

239

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN............... (Oding Supriadi)

MK : Mengelola keuangan sekolah sesuaiprinsip akuntabel, transparan, dan efisien.

MSI : Mengelola sistem informasi dalammendukung penyusunan program danpengambilan keputusan.

MME : Melakukan monitoring, evaluasi, danpelaporan pelaksanaan program sekolahdengan proseduryang tepat, serta merencanakan tindaklanjutnya.

MSDMT : Mengelola sumber daya manusia dantenaga kependidikan.

MGS : Mengelola guru dan staf dalam rangkapendayagunaan SDM secara optimal.

MPD : Mengelola peserta didik dalam rangkapenerimaan, penempatan, danpengembangan kapabilitas.

MKS : Mengelola ketatausahaan sekolah dalammendukung pencapaian tujuan sekolah.

MPBM : Mengelola proses pembelajaran.MBI : Menciptakan budaya dan iklim sekolah

yang kondusif dan inovatif bagipembelajaran peserta didik.

MHS : Mengelola hubungan sekolah danmasyarakat dalam rangka pencariandukungan, ide, sumber belajardan pembiayaan sekolah.

MPK : Mengelola pengembangan kurikulum dankegiatan pembelajaran sesuai dengan arahdan tujuan pendidikan nasional.

MUL : Mengelola unit layanan khusus sekolahdalam mendukung kegiatan pembelajarandan kegiatan peserta didik di sekolah.

MKT : Memanfaatkan kemajuan teknologiinformasi bagi peningkatan pembelajarandan manajemen.

KPA : Kualitas pembelajaran akuntansi.PP : Perencanaan pembelajaran.PM : Pemilihan metode pembelajaran.EP : Manajemen evaluasi pembelajaran.HP : Hasil pembelajaran.

Gambar 1Model Teoritis Hubungan Struktural Variabel Kapabilitas Manajerial

dan Kualitas Pembelajaran Akuntansi di Sekolah

Page 52: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

240

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 235-246

Responden penelitian ini ada dua kelompok,yaitu Kepala SMA (441 orang), Kepala SMK (406 or-ang), total populasi kepala sekolah 847 orang; guruekonomi/akuntansi SMA (488 orang), guru ekonomi/akuntansi SMK (634 orang), total pupulasi guru 1.122orang. Penelitian ini menggunakan teknik probabilitysampling dengan metode proportional randommenggunakan bilangan random (Cochran, 1991)berdasarkan asal sekolah (SMA dan SMK. Oleh karenajumlah populasi tidak melebihi 2.000 orang, maka dipilihmetode Nomogram Harry King (Leedy, 1980) gunamenentukan ukuran sampel yang representatif. MetodeNomogram Harry King setara dengan formulapenentuan ukuran sampel representatif dari Scheafferdkk. (1990) sebagai berikut.

λ2.N.P.QS = —————————

d2 - (N – 1) + λ2.N.P.Q

λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 2%, 5%, 10%P = Q = 0,5. d = 0.05. s = jumlah sampel

Berdasarkan metode tersebut dengan tingkatkesalahan pengambilan sampel sebesar 0,02, makasampel representatif kepala SMA sebanyak 80 orang;kepala SMK sebanyak 84 orang; guru ekonomi/akuntansi SMA 77 orang; dan guru ekonomi/akuntansiSMK 73 orang. Jadi, total sampel kepala sekolah 164orang dan total sampel guru 150 orang. Untukkepentingan analisis, kedua kelompik disamakanjumlahnya, yakni masing-masing 150 orang.

Instrumen penelitian terdiri atas dua kuesioner,satu kuesioner untuk menjaring tingkat kapabilitasmanajerial manajer pendidikan (ditujukan pada kepalasekolah) dan satu kuesioner untuk menjaring tingkatkualitas pembelajaran akuntansi (ditujukan pada guruekonomi/akuntansi). Validitas instrumen, yaknivaliditas muka (face validity) dilakukan berdasarkanpendapat ahli (expert judgement), sedang validitas isi(content validity) dan validitas konstruk (constructvalidity) didasarkan atas analisis faktor konfirmatorikmelalui program LISREL yang ringkasan hasilnya dapatdilihat pada Tabel 1.

Tabel 1Ringkasan Hasil Analisis Faktor

Variabel danFaktor factor loading p (á error) t - score

MSMMMP 0,68 0,05 17,8**MO 0,81 0,01 18,69*MS 0,70 0,01 18,88*MPP 0,62 0,05 16,45**MSP 0,78 0,01 17,55*MK 0,66 0,05 10,03**MSI 0,57 0,05 9,84**MME 0,55 0,05 9,83**

MSDMTMGS 0,58 0,05 9,87**MPD 0,61 0,05 10,01**MKS 0,59 0,05 10,01**MPBMMBI 0,61 0,05 16,30**MHS 0,77 0,01 16,87*MPK 0,59 0,05 9,67**MUL 0,52 0,05 7,42**MKT 0,67 0,05 10,03**

Page 53: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

241

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN............... (Oding Supriadi)

Reliabilitas instrumen dalam arti konsistensiinternalnya diukur dengan menggunakan teknik statistikCronbach Alpha. Namun, oleh karena analisis datamenggunakan analisis regresi ganda model persamaanstruktural (Structural Equation Model) (James dkk.,1990) dengan bantuan perangkat lunak software pro-gram LISREL (Linear Structural Relation) versi 8 dariJoreskog dan Sorbom (2000), maka sebetulnyareliabilitas masing-masing instrumen sampai ke tarafbutir/item, yaitu koreksi terhadap atenuasi (under esti-mated) yang diakibatkan oleh tidak sempurnanyareliabilitas pengukuran dengan sendirinya telahdilakukan.

Dalam analisis data, variabel utama diposisikansebagai konstruk (faktor), sedang butir-butir itemberfungsi sebagai indikator dari konstruk yang diukur.Dengan demikian, koefisien regresi yang akandihasilkan berada dalam skala true score yang sudah“terbebas” dari pengaruh kurang reliabelnya instrumenpengukuran. Sebab pengukuran pendidikan tidak samadengan pengukuran volume, moneter, harga saham, danlain-lain dalam ekonomika bisnis yang sifatnyalangsung, melainkan hanya manifes atau indikatornyasaja (Umar, 1995). Berdasarkan dugaan teoritis dan hasilempiris sebagaimana yang dikemukakan tersebut, makadirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:H1a: Terdapat kesesuaian model (model fit) persamaan

struktural variabel kapabilitas manajerial manajerpendidikan dan kualitas pembelajaran akuntansidi sekolah.

H1b: Kapabilitas manajerial manajer pendidikanberpengaruh secara signifikan terhadap kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah.

Data yang digunakan untuk kepentingananalisis dalam penelitian ini merupakan data primer yangbersumber dari kuesioner laik analisis yang

dikembalikan oleh kepala sekolah dan guru ekonomi/akuntansi sebagai sampel.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penyekoran dan analisis dataterhadap 150 responden yang laik analisismenghasilkan data terpilah manajer pendidikan yangmemiliki kapabilitas manajerial tinggi sebanyak 65%(97,5, dibulatkan 98 orang); manajer pendidikan yangmemiliki kapabilitas manajerial rendah 35% (52,5,dibulatkan 52 orang). Rentang skor teoretik kualitaspembelajaran akuntansi yang diperoleh dari 150responden laik analisis, terendah 35, tertinggi 175.Analisis data deskriptif menunjukkan bahwa terdapatvariasi data yang unik. Berdasarkan kelompok manajeryang memiliki kapabilitas manajerial tinggi, data kualitaspembelajaran akuntansi tinggi secara empirikmenunjukkan, terendah 95, tertinggi 134; data kualitaspembelajaran akuntansi rendah secara empirikmenunjukkan, terendah 85, tertinggi 103, sedang padakelompok manajer yang memiliki kapabilitas manajerialrendah, data kualitas pembelajaran akuntansi tinggimenunjukkan, terendah 72, tertinggi 109; data kualitaspembelajaran akuntansi rendah secara empirikmenunjukkan, terendah 79, tertinggi 121.

Variasi data tersebut tentu saja akanberpengaruh terhadap pengujian hipotesis apabilaternyata perbedaannya signifikan. Untuk mengetahuiperbedaan variasi antarsel digunakan uji Tukey. Nilaihasil uji Tukey (Q) menunjukkan koefisien 0,93, hargakritis Q = 2,26. Ho diterima, sehingga variasi yang unikdinyatakan tidak berbeda secara signifikan.

Tahap pertama untuk mengetahui hasilpenelitian ini ialah menguji hipotesis alternatif a (H1a),yaitu menguji kesesuaian model (model fit) persamaan

KPAPP 0,83 0,01 21,25*PM 0,73 0,01 14,87*EP 0,65 0,05 10,01**HP 0,81 0,01 19,91**

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.Keterangan:* signifikan pada p < 0,01** signifikan pada p < 0,05

Page 54: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

242

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 235-246

struktural variabel kapabilitas manajerial manajerpendidikan dan kualitas pembelajaran akuntansi disekolah. Kesesuaian model teoritik dengan data dapatdiketahui dengan menggunakan uji goodness of fityang rujukannya adalah nilai chi square (÷2). Apabilanilai chi square (÷2) lebih kecil dibandingkan nilai kritissesuai derajad kebebasan sehingga probability of al-pha error-nya lebih besar dari 0,05 (p > 0,05), makaberarti Ho diterima. Artinya, ada kesesuaian antaramodel persamaan struktural yang diajukan dengan datayang diperoleh (Joreskog dan Sorbom, 2000).Ringkasan hasil chi square (÷2) untuk penelitian inidapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif a (H1a)

NOMOR VARIABEL chi square (÷2) p (á error)1 MSMM 11,67 0,0972 MSDMT 11,67 0,0973 MPBM 17,88 0,1284 KPA 17,88 0,128

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Apabila model telah sesuai, tahap keduamenguji parameter model sehingga dapat diambilkeputusan bahwa variabel independen (kapabilitasmanajerial manajer pendidikan) mempengaruhi variabeldependen (kualitas pembelajaran akuntansi). Hasilanalisis tahap pertama menunjukkan bahwa nilai chisquare (÷2) = 67,87 dengan p (á error) = 0,097 tidaksignifikan, sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidakada perbedaan matrix covarians yang didapat dari datadengan model yang diharapkan secara teoritik diterima.Artinya, model teoritik persamaan strukturalantarvariabel kapabilitas manajerial manajer pendidikan,yaitu mengelola sekolah dan fungsi-fungsi manajemen(MSMM), mengelola sumber daya manusia dan tenagakependidikan (MSDMT), dan mengelola prosespembelajaran (MPBM) diterima dan dapat digunakanuntuk mengestimasi atau memprediksi dan menjelaskankualitas pembelajaran akuntansi di sekolah (KPA).Model teoritis tersebut terkoreksi (termodifikasi) karenaadanya dua faktor yang juga menjadi indikator duavariabel utama, yaitu, faktor MGS yang selain menjadiindikator variabel MSDMT juga menjadi indikatorvariabel MSMM; faktor MPD yang selain menjadiindikator variabel MSDMT juga menjadi indikator

Gambar 2Model Empiris Hubungan Struktural Variabel Kapabilitas Manajerial

dan Kualitas Pembelajaran Akuntansi di Sekolah

Page 55: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

243

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN............... (Oding Supriadi)

vaiabel MPBM. Hasil koreksi model tanpa mengubahmodel teoritis yang asli divisualisasikan pada Gambar2.

Tahap kedua untuk mengetahui hasil penelitianini ialah menguji hipotesis alternatif b (H1b), yaitumenguji apakah secara simultan variabel kapabilitasmanajerial manajer pendidikan berpengaruh secarasignifikan terhadap kualitas hasil pembelajaranakuntansi di sekolah. Berdasarkan keluaran LISREL,pengaruh simultan variabel dependen terhadap variabelindependen dapat dilihat dari beberapa hal, antara lainsignifikansi koefisien jalur (ã) masing-masing variabel,koefisien regresi (beta matrix), koefisien kontingensichi square (÷2), atau dari koefisien parameter strukturalyang menghubungkan satu variabel endogenusdengan variabel lain (á). Ringkasan hasil uji hipotesis1b dapat dilihat pada Tabel 3.

PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis alternatif a (H1a)menunjukkan bahwa model persamaan struktural antarakapabilitas manajerial para manajer pendidikan dapatdigunakan untuk menjelaskan tingkat kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah. Model tersebutsama sekali tidak bertentangan dengan “modelpembelajaran di kelas” (Dunkin dan Biddle, 1974;Schulman, 1986; dan Wittrock, 1986), melainkanmelengkapi “model pembelajaran di kelas” yang sudahlazim digunakan dengan memasukkan variabelmanajemen sebagai korelat yang signifikandiperhitungkan. Hal itu berarti, variabel apa pun yangberusaha dibenahi dalam konteks peningkatan mutupendidikan melalui pembelajaran belum akanmenampakkan hasil kualitas yang diharapkan apabilafaktor manajemen, terutama kapabilitas atau kompetensimanajerial para manajer pendidikan (kepala sekolah)tidak mendapat perhatian. Pentingnya faktor

manajemen dalam pembelajaran dan dalam lingkup yanglebih besar, yakni sekolah, selain konsisten dengankebijakan manajemen peningkatan mutu berbasissekolah yang hingga kini masih terus dikembang-luaskan, juga konsisten dengan Permendiknas Nomor13 Tahun 2007.

Hasil pengujian hipotesis alternatif b (H1b)menunjukkan bahwa kapabilitas manajerial para manajerpendidikan (kepala sekolah), yaitu kemampuannyadalam hal mengelola sekolah dan menjalankan fungsi-fungsi manajemen; mengelola sumber daya manusiadan tenaga kependidikan; serta mengelola prosespembelajaran berpengaruh positif terhadap kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah. Artinya, semakintinggi kapabilitas manajerial para manajer pendidikan,semakin tinggi pula kualitas pembelajaran akuntansi disekolahnya. Demikian sebaliknya. Hasil pengujianhipotesis ini konsisten dengan teori Juran (1989)tentang tanggungjawab manajemen, teori Gibson dkk.(1995) tentang tugas utama seorang manajer, teoriArmstrong (2003) tentang kemampuan berekomunikasiyang diperlukan oleh seorang manajer; dan didukungoleh hasil penelitian Steyn (2000) tentang modulmanajemen kualitas dalam pembelajaran. Hasilpenelitian ini juga sejalan dengan penelitian sejenisyang memfokuskan pengaruh variabel penanda (input),variabel konteks, variabel proses, dan variabel hasil(outcomes) sebagaimana dikutip dalam artikel ini.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sebetulnya penelitian tentang pembelajaran akuntansisudah banyak dilakukan, terutama dari sisi kapabilitasguru dan inovasinya dalam mengajar, dengan hasilyang sangat beragam. Namun, penelitian yangmenempatkan kapabilitas manajerial sebagai korelat

Tabel 3Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif b (H1b)

Yt βββββ1 βββββ 2 βββββ 3 F Prob R2 γγγγγ KeputusanMSMM (X1) 15,010 3,678 0,340 30,111 0,000 0,525 0,370 DiterimaMSDMT (X2) 13,621 1,903 0,525 9,960 0,000 0,318 0,253 DiterimaMPBM (X3) 7,693 1,881 0,23 66,494 0,000 0,137 0,421 DiterimaSumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Page 56: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

244

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 235-246

kualitas pembelajaran akuntansi di sekolah belumbanyak dilakukan. Hasil penelitian ini berhasilmembuktikan bahwa 1) model persamaan strulturalkapabilitas manajerial para manajer pendidikan dapatdigunakan untuk mengestimasi, memprediksi, ataumenjelaskan kualitas pembelajaran akuntansi disekolah; 2) kapabilitas manajerial para manajerpendidikan berpengaruh signifikan terhadap kualitaspembelajaran akuntansi di sekolah. Hal itu berarti,variabel manajemen dapat dimasukkan dalam “modelpembelajaran di kelas” sebagaimana lazim diteorikanpara ahli.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disarankanagar penguatan kapabilitas manajerial para manajerpendidikan terutama kepala sekolah dilakukan secaraterprogram dan berkelanjutan, baik oleh pemerintahsecara umum, maupun oleh para manajer pendidikanyang tingkatannya berada di atas kepala sekolah, yaitupara Kepala Dinas Pendidikan dan para Pengawas.Penelitian ini hanya berfokus pada kapabilitasmanajerial dengan tiga variabel utama, yakni mengelolasekolah dan fungsi-fungsi manajemen, mengelolasumber daya manusia dan tenaga kependidikan, danmengelola proses pembelajaran. Agar ke depan semakinmemperkaya khasanah kajian manajemen pendidikan,maka kapabilitas manajerial dengan label variabel lainseperti kemampuan kewirausahaan dan pengawasan(pengendalian) relevan dilakukan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, A. 2006. “Teaching and Learning in Account-ing Education: Students’ Perceptions of theLinkages between Teaching Context, Approachto Learning and Outcomes.” Research OnlineUniversity of [email protected]. Diakses 20 Mei 2009.

Arcaro, J. S. 2002. Quality in Education: An imple-mentation handbook. Delary Beach, Florida: StLucie Press.

Arends, I.R. 1989. Learning to Teach. New York:Mc.Graw Hill Company.

Armstrong, M. 2003a. Managing People: A PracticalGuide for Line Managers. London: Kogan PageLimited.

Armstrong, M. 2003b. Strategic Human ResourceManagement: A Guide to Action. London:Kogan Page Limited.

Bogue, E.G. and Saunders, R.L. 1999. The Evidence forQuality. San Fransisco: Jossey-Bass Publish-ers.

Bradley, L. H. 1993. Total Quality Management forSchools. Lancaster, Pennsylvania: TechnomicPublishing Company.

Calvert, V., Kurji, R., and Kurji, S. 2009. “Service Learn-ing for Accounting Students: What is FacultyRole?” Research in Higher Education Jour-nal, 7. 1-11.

Cochran, W.G. 1991. Sampling Techniques. New York:John Wiley & Sons, Inc.

Daigle, R.J., Hayes, D.C. and Hughes II, K.E. 2007.“Assessing Student Learning Outcomes in theIntroductory Accounting Information SystemsCource Using the AICPA’s Core CompetencyFramework.” Journal of Information Systems,Spring, 21, 1. 149-169.

Depdikbud, 2001. Manajemen Peningkatan MutuBerbasis Sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Dunkin, M.J. and Biddle, B.J. 1974. The Study of Teach-ing. New York: Holt, Rinehart, and Winston.

Mediawati, Elis. 2011. “Pembelajaran AkuntansiKeuangan Melalui Media Komik untukMeningkatkan Prestasi Mahasiswa.” JurnalPenelitian Pendidikan. 12, 1. 68-76.

Gibson, J.L., J.H. Donnelly, Jr. and J.M. Ivancevich.1995. Fundamentals of Management.

Page 57: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

245

PENGARUH KAPABILITAS MANAJERIAL PARA MANAJER PENDIDIKAN............... (Oding Supriadi)

Homewood,IL: Richard D. Irwin, Inc.

Greenwood, M.S. and Gaunt, H.J 1994. Total QualityManagement for Schools. London: Cassell.

Guzzo, R.A. and Noonan, K.A. 1994. “Human ResourcePractices as Communication and Psychologi-cal Contract.” Human Resource Management.Fall.

Harsono (ed.). 2010. Manajemen Pengantar.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiYKPN.

Herman, J. J. 1993. Holistic Quality: Managing, Re-structuring, and Empowering Schools.Newbury Park: Corwin Press, Inc.

Lestari, Ayu Indah dan Dharma Tintri. 2010. “Effect ofLearning Motivation, Learning Interest, andAdversity Quotient Accounting StudentsLearning on Academic Achievement (CaseStudy Prodi S1 Accounting Faculty of Econom-ics in One Private Universities in Jakarta).” htpp://www.gunadarma.ac.id. Diakses 16 Desember2010.

Ivancevich, J.M., R. Konopaske and M.T. Matteson.2005. Organizational Behavior and Manage-ment. 7th ed. New York: The McGraw-Hill Com-panies.

James, L.R., Mulaik, S.A., and Brett, J.M. 1990. CausalAnalysis: Assumptions, Models, and Data.Beverly Hills: Sage Publications.

Joreskog, K. and Sorbom, D. 2000. LISREL 8: User’sReference Guide. Chicago: Scientific SoftwareInternational, Inc.

Juran, J.M. 1989. Jurn lon Leadership for Quality. NewYork: Macmillan.

Kessler, S. and Undy, R. 1996. The New EmploymentRelationship: Examming the PsychologicalContract. London: Institute of Personnel andDevelopment.

Knecevich, S.J. 1990. Administration of Public Edu-cation. 5th ed. New York: Harper & Row.

Lee, Li-Tze. And Hung, J.C. 2009. “Effect of TeachingUsing Whole Brain Instruction on AccountingLearning.” Journal of Distance Education Tech-nologies, 7, 3. 63-65.

Leedy, P. 1980. Practical Research. New York:Macmillan Publishing, Co. Inc.

Astuti, Dwi Luluk. 2009. Membangun Kreativitas Siswadalam Pembelajaran Akuntansi melalui ModelT3C Di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.Skripsi. FKIP-Universitas Muhammadiyah,Surakarta.

Lunenburg, F.C. and Ornstein, A.C. 2004. EducationalAdministration. Belmont, CA: WadsworthThomson Learning.

MacNeil, R. 1985. “Relational Contract: What We Doand Do Not Know.” Wisconsin Law Review. 483-525.

Supriadi, Oding. 2010. Rahasia Sukses KepalaSekolah. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Pike, J. and Barnes, R. 1994. TQM in Action: A Practi-cal Approach to Continuous Performance Im-provement. London: Chapman & Hall.

Rousseau, D.M. and Wade-Benzoni, K.A. 1994. “Link-ing Strategy and Human resource Practices:How Employee and Customer Contract are Cre-ated.” Human Resource Management. 33, 3. 463-489.

Scheaffer, C.L., Mendenhall, I. And Ott, M. 1990. El-ementary Survey Sampling. 3rd ed. Boston:Duxbury Press.

Schulman, L.S. 1986. “Paradigms and Research Pro-grams in the Study of Teaching: A Contempo-rary Perspective.” Dalam Wittrock, M.C. Hand-book of Research on Teaching. 3rd edition. NewYork: Macmillan Publishing Company.

Page 58: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

246

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 235-246

Steyn, G.M. 2000. “Applying Principles of Total Qual-ity Management to a Learning Process: a CaseStudy.” South African Journal of HigherEducaion, 14, 1. 174-184.

Stoner, J.A.F. and Freeman, R.E. 2000. Management. 5th

ed. London: Prentice Hall.

Swift, J. A., Ross, J. E. and Omachonu, V. K. 1998. Prin-ciples of Total Quality. (2nd edition.) Boca Raton,Florida: St. Lucie Press.

Whitaker, K.S. and Moses, M.C. 1994. The Restructur-ing Handbook: A Guide to School Revitaliza-tion. Needham Heights: Allyn and Bacon.

Wittrock, M.C. 1986. Handbook of Research on Teach-ing. 3rd edition. New York: Macmillan Publish-ing Company.

Umar, Jahja. 1995. “Peranan Psikometrika dalamPengembangan Ilmu Psikologi dan Sumber DayaManusia.” Makalah, disampaikan sebagaipidato Dies Lustrum VI Fakultas Psikologi UGM,Yogyakarta, 7 Januari 1995.

Page 59: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

247

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGA............... (Birgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally Dwijayanti)Vol. 22, No. 3, Desember 2011Hal. 247-255

ABSTRACT

The purpose of this research is to know funding re-sources that are utilized by Salatiga merchants, con-straints that are faced by Salatiga merchants, and fac-tors that are influenced Salatiga merchants’ decision inutilized loan from formal financial institution. Sample inthis research are micro merchants taken with stratifiedsampling method. Descriptive statistics method andlogistic regression model are used for analysis. Theresult of this research showed that Salatiga micro mer-chants use private financial resources, loans from for-mal and non formal financial institution, loans from fam-ily and friends, trade by consignment method, and fund-ing from cities’ poverty reduction program as financialresources. Constraints that were often told by the mer-chants in accessing formal financial institution areworries that they will not be able to pay and that theyhave no appropriate loan guarantees. This researchalso found that female gender and education level of amerchant have positive effect on opportunity in takingloan from formal financial institution, while age of amerchant and motor cycle ownership has negative ef-fect on opportunity in taking loan from formal financialinstitution.

Keywords: micro merchant, financial resources, formalfinancial institution

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGA

Birgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally DwijayantiFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro, Nomor 52-60, Salatiga 50711Telepon +62 298321212

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengahmenunjukkan bahwa jumlah penduduk Salatiga yanghidup di bawah garis kemiskinan mengalami penurunandari 15.600 orang tahun 2007 menjadi 14.950 orangtahun 2008 dan kemudian menjadi 14.050 orang di tahun2009. Namun demikian, kemiskinan masih menjadiperhatian pemerintah Kota Salatiga, karenapenurunannya yang terjadi secara lambat dan tidakdisertai dengan pemerataan. Problem utama yangdihadapi kaum miskin adalah akses terhadap sumberdaya produktif, seperti tanah maupun fasilitaspermodalan (Suara Pembaharuan, 2010). Salah satutindakan yang dapat dilakukan untuk mempercepatpengurangan disparitas pendapatan adalah denganmembantu kaum miskin untuk mengakses fasilitaspermodalan. Bantuan untuk mempermudah aksesterhadap fasilitas permodalan ini sangat penting untukpengembangan usaha kecil.

Sebenarnya pemerintah telah mengeluarkankebijakan yang bertujuan memberikan kemudahanakses kredit bagi kelompok penduduk miskin, yaitudengan adanya program subsidi bunga melalui KreditUsaha Rakyat. Namun kebijakan itu belum memberikanhasil optimal dikarenakan menurut data Bank Dunia,50% rumah tangga di Indonesia tidak memiliki aksesterhadap lembaga perbankan1. Selain itu hasil penelitianSutikno (2004) menunjukkan akses kredit pedaganginformal Salatiga ke lembaga keuangan perbankan di

1 http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/reducingpoverty.pdf

Page 60: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

248

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 247-255

Salatiga hanya 58%. Artinya, sebanyak 42% pedaganginformal mengakses kredit dari sumber lainnya, baik itulembaga keuangan non perbankan maupun lembagainformal.

Sementara itu, mata pencaharian pendudukSalatiga sebagai buruh industri menempati urutanpertama (14,77%) dan urutan kedua adalah pedagangsebanyak 10,48% (Badan Pusat Statistik, 2006).Perdagangan merupakan sektor yang terus berkembangdi Salatiga. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya rukodan pedagang kali lima (PKL) baru. Melihat besarnyaperan sektor perdagangan terhadap perekonomianSalatiga, maka salah satu cara yang dapat dilakukanuntuk mempercepat pengurangan disparitaspendapatan masyarakat Salatiga adalah denganmemfasilitasi akses permodalan bagi para pedagang.

Untuk itu perlu diketahui sumber pendanaanyang saat ini digunakan oleh para pedagang dankendala yang dihadapi dalam akses kredit. Dengan latarbelakang tersebut maka yang menjadi masalah dalampenelitian ini adalah dari mana sajakah pedagangmemperoleh sumber pembiayaan? Melalui penelitianini ingin diidentifikasi sumber-sumber pembiayaanpedagang, kendala-kendala yang dihadapi pedagangdalam mengakses kredit dan faktor-faktor yangmempengaruhi keputusan penggunaan kreditperbankan oleh pedagang di Salatiga.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Modal usaha dapat diperoleh dari tiga sumber utama,yaitu sumber dana internal yang berasal dari laba atausimpanan, utang dagang yaitu fasilitas yang diberikanoleh pemasok di mana pemasok mengirimkan barangtetapi tidak mewajibkan untuk membayar pada saatyang bersamaan (pembayaran dilakukan dengan tempowaktu dan tidak dikenai beban bunga), dan pinjamanatau utang, baik dari lembaga keuangan formal yaitubank maupun non bank dan melalui lembaga keuangannon formal, sedang hasil penelitian Bates (1997)mengenai imigran Cina dan Korea yang menjadiwirausahawan di Amerika menunjukkan selain darilembaga keuangan, sumber pinjaman sebagai modalketika awal menjalankan usaha juga dapat berasal darikeluarga dan teman. Dalam studi Akyüz, et al. (2004),pembiayaan UMKM di sektor industri produk hasil-

hasil hutan di Turkey untuk mempelajari polapengambilan kredit, selain dari lembaga keuangan,keluarga, teman dan relasi, kredit juga dapat bersumberdari tabungan pemilik usaha. SMERU (2002) dalampenelitiannya menemukan beberapa sumber keuangannon bank yang biasa diakses masyarakat kotaYogyakarta antara lain adalah pegadaian, Badan UsahaKredit Pedesaan, arisan RT/RW/dasawisma, kelompokpaguyuban serta kredit program. Mukbar (2008) dalampenelitian mengenai dinamika kerja dan penghidupanrumah tangga perdesaan di Jawa Tengah menunjukkansumber kredit informal antara lain adalah rentenir dankredit barang (mindring).

Keputusan seorang pedagang untuk mengambilkredit atau pinjaman dari bank tentunya dipengaruhioleh banyak faktor. Abor (2008) menguji beberapa faktoryang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan-perusahaan di Ghana. Khusus untuk kelompok usahakecil, faktor yang diuji meliputi faktor konvensional atautradisional (umur usaha, ukuran usaha, struktur aset,profitabilitas, pertumbuhan, dividen, risiko, pajak, danownership) serta jenis industri, lokasi, tingkatpendidikan, gender, bentuk kepemilikan, dan orientasipasar. Temuan penting dalam penelitian tersebut adalahbahwa pengusaha laki-laki lebih banyak memanfaatkansumber pembiayaan dari pinjaman jangka panjangmelalui perbankan dibanding dengan pengusahawanita. Hal ini bukan berarti pengusaha wanita tidakberminat memanfaatkan sumber pembiayaan daripinjaman jangka panjang perbankan, tetapi karenawanita dianggap memiliki risk aversion yang lebih besardaripada laki-laki sehingga pengusaha wanita engganmengakses ke lembaga perbankan.

Dalam penelitian mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi struktur modal pada 299 usaha kecil danmenengah di Irlandia, diketahui struktur modaldipengaruhi oleh umur usaha, skala usaha dankepemilikan aset agunan (Mac). Pengusaha dengankepemilikan aset yang bisa digunakan untuk agunanakan lebih memilih memanfaatkan sumber pembiayaandengan pinjaman jangka panjang. Hal inimengindikasikan bahwa pengusaha yang tidak memilikiaset untuk agunan akan sulit untuk akses pinjamanjangka panjang. Kondisi inilah yang mendorongmunculnya kredit informal2.

2 http://doras.dcu.ie/4529/2/Mac_An_Bhaird_SBEJ573_Doras.pdf

Page 61: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

249

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGA............... (Birgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally Dwijayanti)

Kredit informal berkembang karena seringkalikredit formal sulit diakses. Beberapa kelemahan lembagakredit formal untuk dapat diakses menurut KomisiEkonomi dan Sosial untuk Asia Pasifik dari PerserikatanBangsa-Bangsa adalah 1) kredit formal biasanyamembutuhkan sejumlah agunan, 2) administrasipengajuan permohonan kredit seringkali rumit danmembutuhkan waktu lama, dan 3) biaya administrasirelatif mahal. Kredit informal umumnya diakses karenatidak membutuhkan agunan dan lebih mengandalkanpada komitmen debitur. Menurut Avery, et al. (1998)keberhasilan untuk mengakses kredit sering ditentukanoleh kemampuan pengusaha dalam menunjukkankomitmennya. Mayoritas kredit untuk usaha kecilmengandalkan komitmen perorangan yang hanya dapatmenutup 10% dari total investasi pengusaha. Sekitar20% dari usaha yang memiliki kredit, umumnya tidakmemerlukan komitmen yang tinggi. Avery jugamenemukan tidak ada hubungan antara kreditberdasarkan komitmen dengan kekayaan pengusaha.Komitmen perorangan merupakan substitusi untukagunan usaha, sementara agunan perorangan dankomitmen perorangan tidak saling mensubstitusi.

Hasil penelitian Abor (2008) menunjukkanbahwa umur perusahaan berpengaruh secara positifdan signifikan terhadap hutang jangka panjang di usahakecil. Semakin lama usia perusahaan diasumsikankontinyuitas usahanya semakin terjamin, sehinggameningkatkan kapasitas penggunaan kredit. Hal serupadiduga juga terjadi pada pedagang mikro di Salatiga,sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:Umur perusahaan berpengaruh positif terhadappeluang pengambilan kredit dari lembaga keuanganformal.

Keputusan pihak bank untuk mengucurkankredit ditentukan oleh kemampuan aset berwujud yangdimiliki perusahaan dalam menjamin kredit tersebut.Abor (2008) juga menyatakan bahwa banyak penelitianlain yang menemukan hubungan positif antara strukturaset dengan hutang jangka panjang dan hubungannegatif antara struktur aset dengan hutang jangkapendek. Penelitian ini tidak menggunakan struktur asetmengingat obyek penelitian adalah pedagang denganskala mikro. Sebagai gantinya digunakan variabel jenisaset yang dapat dijadikan jaminan. Aset yang seringdigunakan sebagai jaminan untuk usaha skala mikroadalah kendaraan bermotor roda dua, mengingat

besaran kredit yang dibutuhkan relatif kecil sehinggadapat dirumuskan hipotesis:Kepemilikan kendaraan bermotor roda duaberpengaruh positif terhadap peluang pengambilankredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut Abor (2008), latar belakang pendidikanseorang pengusaha diyakini memiliki hubungan positifdengan tingkat utang yang digunakan. Penelitan inijuga menggunakan tingkat pendidikan sebagai faktoryang diduga berpengaruh terhadap pengajuan kredit.Semakin tinggi tingkat pendidikan, seorang pedagangdiduga memiliki kemampuan yang lebih baik dalammencari dan mengolah informasi sehingga akanmeningkatkan peluang penggunaan kredit dari lembagakeuangan formal, sehingga hipotesis penelitian yangdiajukan adalah:Tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadappeluang pengambilan kredit dari lembaga keuanganformal.

Jenis kelamin pengusaha berpengaruh terhadapstruktur modal yang digunakan dalam sebuah usaha.Pengusaha wanita dinilai lebih menghindari risiko (riskaverse) dibanding laki-laki. Menurut Abor (2008), selainitu jaringan (network) pengusaha wanita juga dianggaptidak seluas laki-laki sehingga akses informasi jugaterbatas. Hal tersebut akan mengakibatkan pengusahawanita akan cenderung menggunakan sumber dana nonformal, seperti sumber keuangan perorangan, sehinggadalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagaiberikut:Pedagang yang berjenis kelamin perempuanberpeluang lebih kecil untuk mengambil kredit darilembaga keuangan formal.

Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yangberbeda dari variabel dalam penelitian Abor (2008), yaitujenis dagangan dan usia pedagang. Semakin tua usiapedagang, diduga akan semakin menghidari risiko darikeputusan finansial yang akan membebanikeluarganya. Oleh karena itu, penelitian ini merumuskanhipotesis sebagai berikut:Usia berpengaruh negatif terhadap peluangpengambilan kredit dari lembaga keuangan formal.

Jenis dagangan dalam penelitian inidikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1) makanan danminuman siap saji, 2) bahan makanan, dan 3) nonmakanan. Perputaran modal dalam perdaganganmakanan dan minuman siap saji lebih cepat, sehingga

Page 62: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

250

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 247-255

kebutuhan modal juga tidak terlalu besar. Hal ini didugamenyebabkan pedagang makanan dan minuman siapsaji tidak menggunakan kredit dari lembaga keuanganformal. Sedangkan kebutuhan modal dalamperdagangan bahan makanan relatif lebih besarsehingga diduga pedagang bahan makanan akanmenggunakan kredit dari lembaga keuangan formal.Oleh karena itu, dua rumusan hipotesis penelitian yangdiajukan adalah:Jenis dagangan makanan dan minuman siap sajiberpengaruh negatif terhadap peluang pengambilankredit dari lembaga keuangan formal.Jenis dagangan bahan makanan berpengaruh positifterhadap peluang pengambilan kredit dari lembagakeuangan formal.

Populasi dari penelitian ini adalah parapedagang di Salatiga. Sampel penelitian ini diambildengan metode stratifikasi (stratified sampling method)menurut data pedagang di tiap pasar di Salatiga.Dengan asumsi proporsi populasi pedagang di Salatigayang mengambil kredit perbankan adalah 50% dandengan toleransi kesalahan 0,1 (a), maka ukuran sampelminimal yang harus diambil berdasarkan Levine, et al.(2006) adalah 67,64 pedagang. Sampel dalam penelitianini adalah 104 pedagang dalam skala mikro. Adapunteknik pengumpulan data dilakukan dengan mensurveipara pedagang melalui indepth interview denganmenggunakan kuesioner sebagai panduan.

Analisis dalam penelitian ini akan menggunakanmetode statistika deskriptif dan analisis regresi logistik(logistic regression). Metode statistika deskriptifdigunakan untuk menggambarkan karakteristikpedagang di Kota Salatiga serta mengidentifikasiberbagai sumber pembiayaan pedagang dan kendala-kendala yang dihadapi pedagang dalam mengakseskredit. Analisis regresi logistik digunakan untukmembangun model yang dapat digunakan untukmengestimasi keputusan pengambilan kreditberdasarkan berbagai faktor yang diduga dapatmempengaruhi keputusan tersebut.

Adapun model yang akan diestimasi mengacupada model Abor (2008), namun hanya variabel yangdianggap relevan yang akan diestimasi dan ditambahtemuan penelitian di Irlandia sehingga model yang akandiestimasi adalah:

P(X1, ....., X7)ln = b0 + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 +

1 - (X1, ....., X7)

b4.X4 + b5.X5 + b6.X6 + b7.X7

di mana: X1 = pedagang wanita, X2 = umur pedagang,X3 = tingkat pendidikan, X4 = dagangan makanan danminuman siap saji, X5 = dagangan bahan makanan, X6= umur usaha, X7 = kepemilikan aset kendaraan rodadua, b0 = koefisien regresi kontan, bi = koefisien regresidari variabel bebas ke-i (i = 1,2,3,4,5,6,7), P(X1,...,Xk) =peluang pedagang mengambil kredit di lembagakeuangan formal dan 1 - P(X1,..., Xk) = peluangpedagang tidak mengambil kredit di lembaga keuanganformal.

HASIL PENELITIAN

Mayoritas responden adalah pedagang wanita(84,62%), sedang rata-rata usia responden adalah 52,37tahun sehingga wajar apabila mayoritas respondensudah menikah (79,8%). Selain itu mayoritas pedagangpasar tidak memiliki latar pendidikan formal yang tinggi.Hal ini terlihat dari data yang menunjukkan hampir 70%pedagang tidak sekolah/tidak tamat SD. Hampir 90%responden hanya memiliki satu jenis dagangan saja,sisanya memiliki lebih dari satu jenis barang dagangan.Makanan dan minuman siap saji serta bahan makananadalah yang paling banyak diperdagangkan. Ditinjaudari umur usaha, sebagian besar responden (80,8%)telah berdagang sedikitnya lima tahun. Sebagianpedagang yang umur usahanya kurang dari lima tahun,menyatakan bahwa usaha yang dijalaninya saat iniadalah usaha warisan. Beberapa pedagang jugamenyatakan usahanya masih kurang dari lima tahunkarena mengalami penggantian jenis dagangan.Pergantian jenis dagangan tersebut disebabkan antaralain karena kebakaran pasar atau renovasi pasar yangbermasalah. Bentuk kepemilikan usaha yangteridentifikasi seluruhnya merupakan usaha sendiri. Halini diduga disebabkan oleh skala usaha yang kecil(mikro).

Sebanyak 73% dari responden memiliki aset.Sebenarnya responden dapat memiliki lebih dari satuaset, namun dalam hal ini hanya diperhitungkan satuaset, yaitu yang dapat diagunkan untuk usaha skala

Page 63: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

251

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGA............... (Birgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally Dwijayanti)

mikro. Adapun jenis-jenis aset yang dimiliki dapat dilihatpada Tabel 1.

Tabel 1Distribusi Responden Menurut Jenis Aset yang

Dimiliki

Pemilikan Aset Frekuensi Persentase (%)Tidak punya asset 28 26,9Kendaraan bermotor 17 16,3Tanah dan/atau rumah 56 53,8Hewan 2 1,9Kios 1 1,0Total 104 100,0Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Seorang pedagang dapat menggunakan lebihdari satu sumber pendanaan. Sumber pendanaan yangpaling banyak digunakan adalah modal sendiri. Hal iniwajar, mengingat skala usaha yang kecil (mikro)sehingga kebutuhan modal dirasa tidak terlalu besar.Bahkan ada beberapa pedagang yang menjual hasilkebun sendiri, seperti sayur mayur dan bunga tabur.

Tabel 2Jumlah Responden Menurut Sumber Pendanaan

Sumber Pendanaan FrekuensiModal sendiri 64Lembaga non formal 36Lembaga keuangan 25Hutang dagang 22Pinjam saudara 7Pinjam teman 4Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) 1Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Sumber pendanaan dari lembaga non formalyang diakses oleh pedagang terdiri dari tiga sumber,yaitu arisan, paguyuban dan rentenir. Rentenirmerupakan sumber pendanaan non formal yang palingbanyak (92,11%) dimanfaatkan oleh pedagang pasar.Beberapa alasan penggunaan rentenir sebagai sumberpendanaan dapat dilihat dalam Tabel 3.

Pendidikan

Tamat sarjanaTamat SMATamat SMPTamat SDTidak sekolah/tidak tamat SD

Cou

nt

80

60

40

20

0 2�…

6�5.77%

9�8.65%

16�15.38%

71�68.27%

Gambar 1Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Page 64: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

252

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 247-255

Tabel 3Jumlah Responden Menurut Alasan Penggunaan

Rentenir

Alasan FrekuensiTanpa agunan 11Kemudahan administrasi 6Dapat diundur waktu pembayarannya 5Nilai angsuran fleksibel 4Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Semua alasan tersebut sebenarnyamengindikasikan bahwa pedagang cenderungmengakses sumber pendanaan yang sederhanapengurusannya. Bahkan, pedagang tidak menyadaritingginya tingkat bunga yang harus dibayar. Hasilpenelitian di lapangan terungkap bahwa tingkat bungayang dikenakan oleh rentenir rata-rata 20% untuk jangkawaktu sekitar satu bulan. Fenomena tersebut diperkuatoleh terungkapnya alasan pedagang yang tidakmengakses lembaga keuangan formal sebagai sumberpendanaan. Beberapa alasan yang terlontar daripedagang mengapa mereka khawatir tidak dapatmengangsur adalah sedang mengalami penurunanomset, baru merintis usaha, bunga dirasa tinggi, masihmempunyai tanggungan (anak), sedang sebagianpedagang mengemukakan alasan skala usaha yangmasih kecil, merasa masih mampu memenuhi kebutuhanmodal menggunakan modal sendiri.

Alasan tidak mengakses lembaga keuangan formallainnya yang terungkap adalah tidak memiliki aset yangdapat dijadikan sebagai agunan. Namun ada juga yangmemiliki aset tetapi merasa nilainya tidak sesuai (terlalubesar) dengan nilai kredit yang hendak diajukan. Halini terjadi aset yang dimiliki oleh sebagian besarresponden berupa rumah dan/atau tanah. Selain itu adajuga responden yang mungkin memiliki aset yangnilainya setara dengan kebutuhan modal, tetapi merekatidak terbiasa menjaminkan aset, atau mereka tidak beranimengambil risiko kehilangan aset.Berdasarkan hasil estimasi model logit diperoleh hasilsebagai berikut:

P(X1, ....., X7)ln = -1,94 + 2,04X1 + 0,05X2 +

1 - (X1, ....., X7)

0,82X3 - 0,66X4 + 0,09X5 + 0,05.X6 - 1,38X7 .

PEMBAHASAN

Model logit di atas mampu menjelaskan 21,3%(Nagelkerke R-Square) keputusan pengambilan kreditdari lembaga keuangan formal, sisanya ditentukan olehfaktor lain. Kemampuan model yang terbentuk untukmemprediksi peluang pengambilan kredit dari lembagakeuangan dengan tepat adalah 76,9%. Nilai signifikansiuji Hosmer and Lemeshow sebesar 0,58 (> 0,1)

ArisanPaguyubanRentenir

Pinjam LNF

Pies show counts

5.26%n=2 2.63%

n=1

92.11%n=35

Gambar 2Distribusi Responden Menurut Jenis Lembaga Keuangan Non Formal

Page 65: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

253

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGA............... (Birgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally Dwijayanti)

menunjukkan model mampu mewakili hubungan antaravariabel-variabel bebas dengan variabel tak bebas.

Nilai signifikansi omnibus tests dari model dalampenelitian ini adalah 0,025 (< 0,1) sehingga dapatdisimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secarabersama-sama mampu menjelaskan peluangpengambilan kredit dari lembaga keuangan formal.Selanjutnya dilakukan uji wald untuk melihat pengaruhpengaruh variabel bebas secara individu terhadapkeputusan kredit. Berdasarkan uji wald (Tabel 4)didapat nilai signifikansi uji pengaruh pedagang denganjenis kelamin perempuan adalah sebesar 0,0245 (< 0,1).Artinya terbukti bahwa pedagang perempuan memilikipeluang yang lebih besar untuk mengambil kredit dilembaga keuangan formal dibandingkan pedagang laki-laki. Temuan ini tidak sesuai dengan temuan Abor(2008). Hal ini diduga karena mayoritas pedagangadalah perempuan yang notabene lebih selektif dalammemilih sumber pembiayaan. Dengan nilai signifikansisebesar 0,0475 (< 0,1), faktor usia pedagang jugamempengaruhi secara negatif peluang pengambilankredit di lembaga keuangan formal, sedang tingkatpendidikan pedagang berpengaruh positif terhadappeluang pengambilan kredit di lembaga keuangan for-mal karena nilai signifikansi variabel ini 0,011 (< 0,1).Kepemilikan kendaraan bermotor roda dua juga terbuktiberpengaruh negatif terhadap peluang pengambilankredit dari lembaga keuangan formal. Hal ini terlihatdari nilai signifikansi sebesar 0,08 (< 0,1). Perbedaanarah pengaruh kepemilikan kendaraan bermotor dengan

hipotesis yang diajukan, diduga karena penggunaankendaraan bermotor tak terletak pada pedagang secaralangsung, mengingat sebagian besar responden adalahpedagang perempuandan berusia tua dan kebutuhanmodal para pedagang jauh lebih kecil daripada nilaikredit yang dapat dijamin menggunakan motor sehinggapenggunakan motor sebagai agunan kredit dinilai tidakseimbang. Sisa tiga variabel lainnya dalam modelterbukti tidak berpengaruh terhadap peluangpengambilan kredit dari lembaga keuangan formal.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Faktor yang terbukti berpengaruh negatif terhadappeluang pengambilan kredit di lembaga keuangan for-mal adalah kepemilikan kendaraan bermotor roda duadan usia pedagang, sedang faktor-faktor yang terbuktiberpengaruh positif terhadap peluang pengambilankredit di lembaga keuangan formal adalah jenis kelaminwanita dan tingkat pendidikan dengan tingkatpendidikan sebagai faktor utama. Tingkat pendidikanini mempengaruhi kemampuan mengakses danmenganalisis informasi sehingga pedagang dengantingkat pendidikan yang relatif rendah cenderungmenggunakan sumber pendanaan informal(perorangan) yang dirasa sederhana yang tidak perludicari informasinya.

Tabel 4Koefisien dan Nilai Signifikansi Model Regresi

Variabel B SE Wald df Sig. Exp(B)Pedagang wanita 2,041 1,037 3,875 1 0,049* 7,696Usia -0,042 0,025 2,791 1 0,095* 0,959Pendidikan 0,821 0,359 5,224 1 0,022* 2,273Dagang Makanan -0,661 0,761 0,755 1 0,385 0,516Dagang Bahan Makanan 0,088 0,756 0,014 1 0,907 1,092Umur Usaha 0,052 0,300 0,030 1 0,863 1,053Aset Motor -1,379 0,984 1.961 1 0,161* 0,252Constant -1,944 2,241 0,753 1 0,386 0,143Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.Catatan: * signifikan pada a = 10% = 0,1

Page 66: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

254

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 247-255

Saran

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat bunga bukanmerupakan faktor utama yang menentukan seorangpedagang dalam mengambil kredit. Bahkan, sebagianbesar dari responden menggunakan kredit dari renteniryang tingkat bunganya lebih tinggi. Oleh karena itu,faktor yang harus diperhatikan oleh pemerintah padasaat akan memberikan bantuan permodalan bagipedagang adalah kemudahan administrasi, denganmeniru strategi yang digunakan khususnya olehrentenir yaitu adalah dengan pola jemput bola dantanpa agunan. Untuk nilai kredit yang cukup tinggitetap dapat menggunakan agunan yang berfungsisebagai tanda pengikat tetapi tidak perlu sesuai dengannilai kredit seperti ijasah terakhir, surat nikah, buktikepemilikan kios, dan sebagainya.

Penyaluran kredit dari pemerintah sebaiknyajuga tidak melalui lembaga keuangan formal karena akanmempengaruhi penilaian kinerja lembaga sehinggapenyaluran kredit dilakukan dengan sangat hati-hatiyang pada akhirnya akan menjadi terlalu sulit(kompleks) bagi pedagang skala kecil. Kredit dapatdisalurkan melalui lembaga-lembaga seperti KUD, LKD,BKD, dan BKK. Hal yang tidak kalah penting dalamrangka penyaluran kredit bagi pedagang skala keciladalah memperbaiki moral hazard. Selama ini jikapemerintah memberikan dana, diasumsikan olehpenerima kredit bahwa dana tersebut tidak perludikembalikan. Pandangan seperti itu akan menghambatkontinuitas penyaluran kredit lunak dari pemerintah danakhirnya akan menghambat upaya pemerintahmengurangi kemiskinan. Edukasi mengenai berbagaisumber pendanaan beserta kelebihan dankekurangannya juga berperan dalam mensukseskanupaya pemerintah dalam menyalurkan kredit. Edukasipasar penting karena latar belakang pendidikan parapedagang yang mayoritas rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Abor, Joshua.2008. Determinants of the Capital Struc-ture of Ghanaian Firms. AERC Research Paper176. African Economic Research Consortium.Nairobi.

Akyüz, KC., et al. 2006. “The Financing Preferencesand Capital Structure of Micro, Small, and Me-dium Sized Firm Owners in Forest Products In-dustry in Turkey”, Forest Policy and Econom-ics. Vol. 8:301–311.

Avery, RB., et al. 1998. “The Role of Personal Wealthin Small Business Finance”. Journal of Bank-ing & Finance. Vol. 22:1019–1061.

Badan Pusat Statistik. 2007. Salatiga dalam Angka2006.

Bappeda dan BPS Kota Salatiga. 2008. ProdukDomestik Regional Bruto Kota Salatiga Tahun2008.

Bates, Timothy. 1997. “The Care of Chinese and Ko-rean Immigrant Entreprenuers”. Journal of Busi-ness Venturing. Vol. 12:109-124.

Economic and Social Commission for Asia and the Pa-cific. 1979. Guidelines for Rural Centre Plan-ning. United Nations. New York.

Hair et al. 2006. Multivariate Data Analysis. PearsonInternational Edition.

Kedaulatan Rakyat.Sepi Ratusan Kios DitinggalPenghuni. 23 Februari 2008.

Levine, DM. et al. 2006. Business Statistics. PearsonPrentice-Hall.

Mac an Bhaird, C. and Lucey, B. 2010. “Determinantsof Capital Structure in Irish SMEs”. Small Busi-ness Economics. Vol. 35. Number 3.

Mukbar, Deni. 2008. Apakah orang miskin layakdipercaya?Yakinkah memberikan pinjamanterhadap orang miskin?

Suara Merdeka.Penataan PKL Mesti Jadi Prioritas.24 Juli 2006

Suara Pembaruan.Penurunan Kemiskinan Lambat. 29September 2010.

Page 67: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

255

SUMBER PEMBIAYAAN PEDAGANG DI SALATIGA............... (Birgitta Dian Saraswati, Sotya Fevriera, dan Sally Dwijayanti)

Sutikno, C. 2004. Akses Kredit Pedagang Informal keLembaga Keuangan Perbankan di Salatiga. TesisMagister Administrasi Publik. Diakses darihttp://puspasca.ugm.ac.id/files/(2389-H-2004).pdf.

Wibowo, P. dan Munawar, W. 2002. Studi Kredit KecilPerkotaan di Kota Yogyakarta. SMERU.

[http://www.bps.go.id]

[http://www.wirausaha.com]

Page 68: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

257

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)Vol. 22, No. 3, Desember 2011Hal. 257-275

ABSTRACT

The primarily agency problem for firms with ownershipconcentration is the conflict between controlling andminority shareholders. The concentration of corporatecontrol in the hands of controlling shareholder createspowerful incentives and ability to expropriate minorityshareholders. This paper is aimed to examine the evi-dence on expropriation of minority shareholders bythe controlling shareholder through dividend payment.By using sample consists of firms listed in the Indone-sia Stock Exchange for the period from 2000 to 2005,this paper proves that controlling shareholder expro-priate minority shareholders through dividend policy.Moreover, when control rights exceed cash flow rights,the controlling shareholder has higher inventive toexpropriate by participating in firm’s management. TheCash flow rights, however, are important incentivesources to avoid expropriation.

Keywords: expropriation, dividend, controlling share-holder, ultimate ownership, immediate ownership, cashflow right, control right, cash flow right leverage

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANGDIKENDALIKAN OLEH PEMEGANG SAHAM PENGENDALI

Baldric SiregarSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Fenomena bahwa berbagai perusahaan dikendalikanoleh pemegang saham pengendali yang sama lazim ditemukan di Indonesia. Pemegang saham pengendalitidak mudah diidentifikasi apabila hanya mengandalkaninformasi kepemilikan imediat1 dari laporan keuangantahunan. Fenomena ini terjadi karena berbagaimekanisme kepemilikan tidak langsung, khususnyakepemilikan piramida, merupakan mekanismekepemilikan yang umum ditemukan. Dengan konsepkepemilikan imediat yang selama ini digunakan,gambaran rangkaian kepemilikan secara komprehensiftidak dapat diketahui. Untuk itu dibutuhkan konsepbaru, yaitu kepemilikan ultimat2 agar rangkaiankepemilikan, konsentrasi kepemilikan, dan pemegangsaham pengendali yang diidentifikasi lebihmenggambarkan kondisi yang sesungguhnya. La Portaet al. (1999) adalah peneliti pertama yangmenginvestigasi struktur kepemilikan dengan konsepultimat. La Porta et al. (1999) memperoleh bukti bahwafenomena konsentrasi kepemilikan perusahaan terjadidi Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. Claessens et al.

1 Kepemilikan imediat (immediate ownership) adalah kepemilikan langsung terhadap perusahaan publik yang ditunjukkan olehpersentase kepemilikan saham. Dengan konsep kepemilikan ini klasifikasi kepemilikan tersebar atau terkonsentrasi semata-mata ditentukan berdasarkan persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham atas nama dirinya masing-masing.

2 Kepemilikan ultimat (ultimate ownership) adalah kepemilikan langsung dan tidak langsung terhadap perusahaan. Kepemilikanlangsung adalah persentase saham yang dimiliki pemegang saham atas nama dirinya sendiri; kepemilikan tidak langsung adalahkepemilikan terhadap sebuah perusahaan melalui perusahaan lain.

Page 69: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

258

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

(2000a) serta Faccio dan Lang (2002) menindaklanjutipenelitian La Porta et al. (1999). Kedua penelitianmenguatkan temuan sebelumnya bahwa kepemilikanperusahaan di Asia, termasuk Indonesia (Claessens etal., 2000a) dan Eropa (Faccio dan Lang, 2002)terkonsentrasi.

Konflik kepentingan berkaitan dengankepemilikan dan kontrol dibahas dalam kerangka teorikeagenan. Konsentrasi kepemilikan yangsesungguhnya perlu diidentifikasi dengan tepat agarpotensi konflik keagenan yang terjadi dalamperusahaan tergambar. La Porta et al. (2000) menyatakanbahwa konflik keagenan pada perusahaan dengankepemilikan tersebar adalah konflik antara manajemendan pemegang saham. Namun pada perusahaan dengankepemilikan terkonsentrasi, konflik keagenan bergesermenjadi konflik antara pemegang saham pengendalidengan pemegang saham nonpengendali. Pemegangsaham pengendali dapat menentukan secara efektifkebijakan yang dijalankan oleh manajemen. Bahkanmanajer merupakan bagian dari pemegang sahampengendali itu sendiri. Pemegang saham pengendalidapat mengendalikan sumber daya perusahaan untukkepentingan pribadi dan mengorbankan kepentinganpemegang saham nonpengendali.

Teori keagenan klasik Berle dan Means (1932)mendasarkan diri pada asumsi kepemilikan perusahaanpublik yang tersebar. Dengan kepemilikan tersebar,kontrol berada di tangan manajer. Karena itu, masalahkeagenan yang menonjol dalam hal ini adalah konflikkeagenan antara pemegang saham dengan manajer.Gilson dan Gordon (2003) serta Villalonga dan Amit(2004) menamai konflik keagenan ini sebagai konflikkeagenan klasik. Oleh Eisenhardt (1989) fenomenakeagenan ini termasuk dalam kategori positivist re-search. Penelitian-penelitian sebelumnya masihmenguji teori keagenan dengan fenomena konflikkeagenan antara pemegang saham dengan manajerseperti Brickley et al. (1988), Jensen et al. (1992), Chendan Steiner (1999), serta Crutchley et al.(1999).Fenomena konflik antara pemegang saham besardengan pemegang saham nonpengendali merupakan

konflik keagenan yang secara kontekstual mungkinkonflik utama di negara berkembang denganperusahaan yang memiliki karakteristik kepemilikanterkonsentrasi, kepemilikan tidak langsung, danpemegang saham yang terlibat dalam manajemen.Dengan karakteristik seperti itu, isu baru adalahpemisahan antara hak aliran kas dan hak kontrolantarpemegang saham; bukanlagi pemisahankepemilikan di tangan pemegang saham dan kontrol ditangan manajemen.

Gilson dan Gordon (2003) mengidentifikasi adadua sisi masalah keagenan. Pertama, masalah keagenanklasik yang sudah lazim dikenal, yaitu konflik antaraprinsipal dan agen. Masalah keagenan ini munculkarena adanya pemisahan kepemilikan dan kontrol(Jensen dan Meckling, 1976). Kedua, masalah keagenanantara pemegang saham pengendali dengan pemegangsaham nonpengendali. Masalah keagenan ini munculkarena adanya potensi pemegang saham pengendaliuntuk mendapatkan manfaat privat atas kontrol yangdimilikinya. Manfaat privat atas kontrol tersebut tidakdimiliki oleh pemegang saham nonpengendali. Adanyapemegang saham pengendali menyebabkan masalahkeagenan antara manajemen dan pemegang sahamberkurang, namun muncul masalah keagenan lain antarapemegang saham pengendali dan pemegang sahamnonpengendali.

Masalah keagenan dalam kepemilikanterkonsentrasi berdasarkan konsep ultimat munculkarena adanya dominasi kepemilikan pemegang sahampengendali, baik dominasi hak aliran kas, dominasi hakkontrol, maupun deviasi kedua jenis hak tersebut.3

Fenomena pemisahan hak aliran kas dan hak kontrolterjadi karena adanya konsentrasi kepemilikanperusahaan dengan konsep ultimat. Dalam kepemilikanterkonsentrasi yang ditentukan berdasarkan konsepultimat, konsentrasi kepemilikan dapat berupakonsentrasi hak aliran kas dan konsentrasi hak kontrol.Kedua konsentrasi tersebut dapat berbeda karenaadanya mekanisme peningkatan kontrol yang dilakukanoleh pemegang saham pengendali, seperti mekanismekepemilikan piramida dan kepemilikan silang.

3 Hak aliran kas (cash flow right) adalah klaim keuangan pemegang saham terhadap perusahaan. Hak kontrol (control right)adalah hak suara untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan perusahaan. Deviasi hak aliran kas dari hak kontrol dinamaicash flow right leverage (La Porta et al., 1999).

Page 70: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

259

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

Konsentrasi hak aliran kas, konsentrasi hakkontrol, dan dan leverage hak aliran kas tidak berjalanbersama-sama, tetapi masing-masing memiliki implikasitersendiri terhadap kebijakan perusahaan. Hak kontrolmerupakan insentif untuk melakukan ekspropriasi4

dalam rangka mendapatkan manfaat privat; hak alirankas adalah insentif untuk menghindari ekspropriasi;sementara leverage hak aliran kas adalah peningkataninsentif untuk memanfaatkan dominasi kontrol dalamrangka melakukan ekspropriasi. Isu penelitian ini adalahsejauh mana implikasi pemisahan hak kontrol dan hakaliran kas terhadap kebijakan dividen di perusahaanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitibermaksud untuk menginvestigasi apakah pemegangsaham pengendali melakukan ekspropriasi melaluidividen dengan mengkaji besaran dividen yang dibayarapabila terdapat pemisahan antara hak kontrol denganhak aliran kas.

MATERI DAN BAHAN PENELITIAN

Kepemilikan suatu perusahaan dapat dikategorikansebagai kepemilikan tersebar dan kepemilikanterkonsentrasi. Perusahaan dengan kepemilikantersebar adalah perusahaan yang pada pisah batas hakkontrol tertentu tidak memiliki pemegang sahampengendali. Sebaliknya, perusahaan dengankepemilikan terkonsentrasi adalah perusahaan yangpada pisah batas hak kontrol tertentu memilikipemegang saham pengendali. Pemegang sahampengendali adalah pemegang saham yang memilikikontrol terbesar, baik kontrol langsung maupun kontroltidak langsung, terhadap perusahaan. Kontrol langsungpemegang saham menggambarkan besaran persentasekepemilikan saham terhadap suatu perusahaan atasnama sendiri tanpa melalui perusahaa,. sedang kontroltidak langsung pemegang saham menggambarkanbesaran kepemilikan saham terhadap suatu perusahaanmelalui perusahaan.

Keberadaan pemegang saham pengendali padasuatu perusahaan tergantung pada tingkat pisah batashak kontrol yang digunakan. Semakin rendah pisahbatas hak kontrol semakin mungkin suatu perusahaan

dikategorikan memiliki pemegang saham pengendali.Sebaliknya, semakin tinggi pisah batas hak kontrolsemakin rendah kemungkinan suatu perusahaandikategorikan memiliki pemegang saham pengendali.Sebagai contoh, pemilik PT A adalah Heru, Jony,Rahmat, dan masyarakat luas dengan kepemilikanmasing-masing 8%, 18%, 29%, dan 45%. Pada pisahbatas hak kontrol 10%, Jony dan Rahmat termasukkategori pemegang saham pengendali. Pada pisah batashak kontrol 20% hanya Rahmat yang termasuk kategoripemegang saham pengendali, sedang pada pisah batashak kontrol 30% tidak ada pemegang saham pengendalipada PT A. Dengan demikian, perusahaan tersebutdikategorikan sebagai perusahaan dengan kepemilikantersebar. Pada pisah batas hak kontrol 10%, sebanyak76% perusahaan dunia memiliki pemegang sahampengendali (La Porta et al., 1999) dan 93% perusahaanAsia memiliki pemegang saham pengendali (Claessenset al., 2000a). Pemegang saham pengendali bisa berupakeluarga, pemerintah, institusi keuangan dengankepemilikan tersebar, perusahaan dengan kepemilikantersebar, dan pemegang saham pengendali lainnya (LaPorta et al., 1999; Claessens et al., 2000a).

Keluarga menggambarkan seseorang ataubeberapa orang dalam satu kesatuan famili sebagaipemegang saham pengendali perusahaan. Anggotakeluarga dikategorikan sebagai satu kesatuanpemegang saham pengendali dengan asumsi merekamemberikan hak suara sebagai koalisi(Wiwattanakantang, 2000). La Porta et al. (1999),Claessens et al. (2000a), serta Faccio dan Lang (2002)mengidentifikasi keluarga berdasarkan kesamaan namabelakang dan hubungan perkawinan. Pada pisah batashak kontrol 10%, sebanyak 35% peruahaan publikdunia dikendalikan oleh keluarga (La Porta et al., 1999).Khusus di Asia, Claessens et al. (2000a) menemukanbahwa sebanyak 54% perusahaan publik dikendalikanoleh keluarga. Pada tingkat pisah batas hak kontrol20%, Faccio dan Lang (2002) menemukan sebanyak44% perusahaan publik Eropa dikendalikan olehkeluarga.

Pemerintah dikategorikan sebagai pemegangsaham pengendali apabila pemilik terbesar ultimat suatu

4 Ekspropriasi (expropriation) adalah proses penggunaan kontrol untuk memaksimumkan kesejahteraan sendiri dengan distribusikekayaan dari pihak lain (Claessens et al., 2000b).

Page 71: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

260

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

perusahaan adalah pemerintah pada tingkat hak kontroltertentu. Pemerintah dikategorikan sebagai pemegangsaham pengendali tersendiri karena tujuan pemerintahmengendalikan perusahaan relatif berbeda dari tujuanpemegang saham pengendali lainnya. Umumnyapemerintah mengendalikan perusahaan untuk tujuanpeningkatan kesejahteraan masyarakat dan tujuanpolitik (Shleifer dan Vishny, 1994). Untuk pisah batashak kontrol 10%, sebanyak 20% peruahaan publikdunia dikendalikan oleh pemerintah (La Porta et al.,1999). Di Asia, Claessens et al. (2000a) menemukanbahwa sebanyak 9% perusahaan publik dikendalikanoleh pemerintah. Pada tingkat pisah batas hak kontrol20%, Faccio dan Lang (2002) menemukan sebanyak4% perusahaan publik Eropa dikendalikan olehkeluarga.

Sebuah perusahaan publik dapat saja dimilikioleh perusahaan publik lain. Apabila pada perusahaanpemilik tersebut tidak ada pemegang saham pengendaliatau dimiliki oleh masyarakat secara terebar, maka LaPorta et al. (1999) dan Claessens et al. (2000a)mengidentifikasi kemungkinan pemegang sahampengendalinya sebagai “intitusi keuangan dengankepemilikan tersebar” dan “perusahaan lain dengankepemilikan tersebar.” Klasifikasi ini dibuat denganalasan bahwa adanya kenyataan perusahaan publiktersebut dikendalikan oleh institusi keuangan atauperusahaan lain yang juga perusahaan publik. Padatingkat pisah batas 10%, La Porta et al. (1999)menemukan bahwa 8% dan 5% perusahaan publikdunia masing-masing dikendalikan oleh institusikeuangan dengan kepemilikan tersebar dan perusahaanlain dengan kepemilikan tersebar. Pada tingkat pisahbatas yang sama, Claessens et al. (2000a) melaporkanbahwa sebanyak 13% dan 17% perusahaan publik Asiamasing-masing dikendalikan oleh institusi keuangandengan kepemilikan tersebar dan perusahaan laindengan kepemilikan tersebar, sedang pada pisah batashak kontrol 20%, Faccio dan Lang (2002) menemukanbahwa sebanyak 2% dan 9% perusahaan publik Eropamasing-masing dikendalikan oleh oleh institusikeuangan dengan kepemilikan tersebar dan perusahaanlain dengan kepemilikan tersebar.

Apabila pemegang saham pengendali bukankeluarga, pemerintah, institusi keuangan dengankepemilikan tersebar, atau perusahaan publik lain degankepemilikan tersebar, La Porta et al. (1999) dan

Claessens et al. (2000a) menamainya pemegang sahampengendali lain. Pemegang saham yang termasukkategori ini adalah investor asing, koperasi, dankaryawan. La Porta et al. (1999) melaporkan bahwa,pada pisah batas hak kontrol 10% terdapat 9%perusahaan publik dunia dikendalikan oleh pemegangsaham pengendali lain, sedang pada pisah batas hakkontrol 20%, Faccio dan Lang (2002) melaporkan bahwaterdapat 3% perusahaan publik Eropa yangdikendalikan oleh pemegang saham pengendali lainseperti investor asing, koperasi, dan karyawan.

Konsep untuk menentukan keberadaanpemegang saham pengendali ada dua, yaitu konsepkepemilikan imediat dan konsep kepemilikan ultimat.Berdasarkan konsep kepemilikan imediat, klasifikasikepemilikan tersebar atau terkonsentrasi semata-mataditentukan berdasarkan persentase kepemilikan sahamsecara langsung oleh pemegang saham. Dalam hal ini,kemungkinan adanya kepemilikan terhadap suatuperusahaan melalui perusahaan lain tidakdipertimbangkan. Karena informasi tentangkepemilikan langsung tersedia dalam laporankeuangan, pemilik imediat sebuah perusahaan publikmudah untuk diidentifikasi. Konsep kepemilikan imediatmemiliki beberapa kelemahan mendasar. Kelemahankonsep kepemilikan imediat adalah konsep ini tidakdapat digunakan untuk menelusuri rantai kepemilikan,mengidentifikasi pemilik ultimat, dan mengkajipemisahan kepemilikan dan kontrol. Sebagai ilustrasi,PT B dimiliki oleh PT C, Badu, dan masyarakat luasmasing-masing 35%, 21%, 44%. Setelah diteluri lebihlanjut, pemilik PT C adalah PT D, Rahmat Abdullah,dan Rudy Feriyanto masing-masing 55%, 25%, dan20%. Lebih lanjut diketahui bahwa pemilik PT D adalahAmir Abdullah dan Syamsudin masing-masing 60% dan40%. Penelusuran lebih lanjut juga menunjukkan bahwaAmir Abdullah dan Rahmat Abdullah adalah keluarga.Apabila konsep kepemilikan imediat yang digunakan,maka pemilik terbesar PT B adalah PT C. Informasibahwa siapa pemilik PT C dan apakah pemilik tersebutbisa mengendalikan PT B melalui PT C dan PT D tidakdapat diindentifikasi melalui kepemilikan langsung saja.

Setelah menyadari kelemahan konsepkepemilikan imediat, La Porta et al. (1999) mengenalkankonsep kepemilikan ultimat untuk menganalisis polakepemilikan perusahaan publik. Penggunaan konsepkepemilikan ultimat menuntut penelusuran rantai

Page 72: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

261

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

kepemilikan sejak lapisan pertama sampai denganlapisan terakhir. Rantai kepemilikan yangmenggambarkan kepemilikan tidak langsung yang lazimditemukan adalah kepemilikan piramida dan kepemilikansilang. Kepemilikan piramida adalah kepemilikanterhadap suatu perusahaan melalui perusahaan lain(Claessens et al., 2000a; Claessens et al., 2000b).Kepemilikan piramida mulai dari pemilik imediat sampaidengan pemilik ultimat pada ujung rantai kepemilikanbisa berlapis-lapis. Sebagai ilustrasi, PT E dimiliki olehPT F1, PT F2, Reny Susilawati, dan masyarakat luasmasing-masing 35%, 25%, 10%, dan 30%. PT F1 dimilikioleh PT G1, Reny Susilawati dan Heru Triyanto masing-masing 60%, 30%, dan 10%, sedang pemilik PT F2adalah PT G2 dan Heru Triyanto masing-masing 75%dan 25%. Setelah ditelusuri lebih lanjut, pemilik PT G1dan G2 adalah Reny Susilawati dan Iwan Arifin masing-masing 50%. Ilustrasi tersebut menggambarkankepemilikan piramida Reny Susilawati melalui PT G1dan G2, selanjutnya melalui F1 dan F2, dan padaakhirnya PT E yang berada di ujung rantai kepemilikanpiramida. La Porta et al. (1999) melaporkan kepemilikanpiramida merupakan kepemilikan yang banyakditemukan di negara berkembang. Pada pisah batas hakkontrol 20%, sebanyak 26% perusahaan publik dunia(La Porta et al., 1999), 39% perusahaan publik Asia(Claessens et al., 2000a), dan 19% perusahaan publikEropa memiliki struktur kepemilikan piramida. KhususIndonesia, Claessens et al., (2000a) menemukansebanyak 67% struktur kepemilikan perusahaan publikadalah piramida.

Kepemilikan silang adalah kepemilikan terhadapdua atau lebih perusahaan yang saling memiliki satudengan lainnya. Sebagai ilustrasi, PT G dimiliki oleh PTH, Suprayitno, dan masyarakat luas masing-masing48%, 12%, dan 40%. PT H dimiliki oleh PT J danSiswanto masing-masing 70% dan 30%. PT J dimilikioleh PT K dan Suprayitno masing-masing 52% dan48%. Selanjutnya PT K dimiliki oleh PT H, Suprayitno,Siswanto maing-masing 40%, 35%, dan 25%. Ilustrasitersebut menunjukkan bahwa pemilik ultimatSuprayitno memiliki kepemilikan silang terhadap PT Hdan PT K karena keduanya sebenarnya saling memilikiwalaupun tidak langsung. Pada tingkat pisah batas hakkontrol 20%, La Porta et al. (1999) menyatakan bahwasebanyak 3% kepemilikan perusahaan publik duniaadalah kepemilikan silang. Pada pisah batas hak kontrol

20%, sebanyak 10% kepemilikan perusahaan publikAsia (Claessens et al., 2000a) dan 1% perusahaanpublik Eropa (Faccio dan Lang, 2002) adalah melaluikepemilikan silang.

Kepemilikan tidak langsung baik melaluikepemilikan piramida maupun kepemilikan silang dapatmenghasilkan pemisahan hak aliran kas dan hak kontrol.Hak aliran kas adalah klaim keuangan pemegang sahamterhadap perusahaan (La Porta et al., 1999). Hak alirankas terdiri atas hak aliran kas langsung (direct cashflow right) dan hak aliran kas tidak langsung (indirectcash flow right). Hak aliran kas langsung adalahpersentase saham yang dimiliki oleh pemegang sahampengendali pada perusahaan publik atas nama dirinyasendiri. Hak aliran kas tidak langsung adalahpenjumlahan atas hasil perkalian persentase sahamdalam setiap rantai kepemilikan (La Porta et al., 1999).

Sebagai ilustrasi, PT K dimiliki oleh PT L, Berly,dan PT M masing-masing 15%, 10%, dan 20%.Selanjutnya PT L dan PT M dimiliki oleh Berly maing-masing 35% dan 40%. Hak aliran kas langsung Berly diPT K adalah 10%, yaitu besarnya persentasekepemilikan atas nama dirinya di PT K. Namun Berlymemiliki hak aliran kas tidak langsung di PT K baikmelalui PT L maupun melalui PT M. Melalui PT L, hakaliran kas tidak langsung Berly di PT K adalah5,25%(35%*15%). Melalui PT M, hak aliran kas tidaklangsung Berly di PT K adalah 8% (40%*20%). Jumlahhak aliran kas tidak langsung Berly di PT K adalah13,25%. Jumlah hak aliran kas Berly di PT K adalah23,25% yang terdiri atas 10% hak aliran kas langsungdan 13,25% hak aliran kas tidak langsung. Pada pisahbatas hak kontrol 20%, Claessens et al. (2000a)menemukan bahwa rerata hak aliran kas pemegangsaham pengendali perusahaan publik Asia adalah 16%.Untuk perusahaan publik Eropa, Faccio dan Lang (2002)menemukan bahwa pada pisah batas hak kontrol 20%,hak aliran kas pemegang saham pengendali perusahaanpublik Eropa adalah 35%.

Hak kontrol adalah hak suara untuk ikut sertadalam menentukan kebijakan penting perusahaan (LaPorta et al., 1999). Hak kontrol terdiri atas hak kontrollangsung dan hak kontrol tidak langsung. Hak kontrollangsung adalah persentase saham yang dimiliki olehpemegang saham pengendali atas nama dirinya padasebuah perusahaan. Dengan pengertian tersebut, makahak kontrol langsung sama dengan hak aliran kas

Page 73: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

262

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

langsung. Oleh karena itulah dalam konsep kepemilikanimediat tidak ada isu pemisahan hak aliran kas denganhak kontrol. Hak kontrol tidak langsung adalahpenjumlahan atas hasil kontrol minimum dalam setiaprantai kepemilikan (La Porta et al., 1999). Dengan katalain, dapat dikatakan bahwa hak kontrol adalahpenjumlahan hubungan paling lemah dalam setiaprantai kepemilikan.

La Porta et al. (1999) memperkenalkan hakkontrol pemegang saham pengendali yang ditentukansebesar jumlah kepemilikan minimum dalam rantaikepemilikan. Angka kepemilikan minimum (bukanmaksimum) ditentukan sebagai ukuran kemampuanpemegang saham pengendali untuk mempengaruhisebuah perusahaan yang ada pada ujung rantaikepemilikan (perlu diingat bahwa ini bukan kepemilikanlangsung). Seorang pemegang saham pengendali tidakdapat mengendalikan perusahaan yang berada di ujungrantai kepemilikan apabila yang digunakan adalahkepemilikan maksimum karena kepemilikan tersebutbukanlah kepemilikan langsung. Sebagai contoh, Amirmemiliki saham PT X sebesar 60% dan selanjutnya PTX memiliki saham PT Y sebesar 20%. Apabila Amirdiasumsikan mampu mengendalikan PT X (karenakepemilikan yang besar), maka kemampuan Amirmengendalikan PT Y adalah sebesar 20%, bukansebesar 60%. Amir memang mampu mengendalikan PTX sebesar 60%, tetapi tidak mampu mengendalikan PTY sebesar 60% tersebut.

Dengan menggunakan contoh kepemilikan PTK, hak kontrol langsung Berly di PT K adalah 10%.Berly memiliki hak kontrol tidak langsung di PT K baikmelalui PT L maupun melalui PT M. Melalui PT L, hakkontrol tidak langsung Berly di PT K adalah 15%, yaitukepemilikan minimum dalam jalur ini antara 35% dan15%. Melalui PT M, hak kontrol tidak langsung Berlydi PT K adalah 20% yang menggambarkan kepemilikanminimum dalam jalur ini antara 40% dan 20%. Jumlahhak kontrol tidak langsung Berly di PT K adalah 35%.Jumlah hak kontrol Berly di PT K adalah 45% yangterdiri atas 10% hak kontrol langsung dan 35% hakkontrol tidak langsung. Claessens et al. (2000a)menemukan bahwa pada pisah batas hak kontrol 20%,rerata hak kontrol pemegang saham pengendaliperusahaan publik Asia adalah 20%, sedangperusahaan publik di Eropa dikendalikan oleh pemegangsaham pengendali dengan rerata hak kontrol sebesar

39% pada pisah batas hak kontrol 20% (Faccio danLang, 2002).

Ilustrasi tersebut menghasilkan hak aliran kasdan hak kontrol Berly di PT K masing-masing 23,25%dan 45%. Selisih kedua hak tersebut, sebesar 21,75%,menggambarkan besarnya pemisahan hak aliran kasdan hak kontrol yang dinamai leverage hak aliran kas.Berly dapat mengendalikan PT K sebesar 45% tetapiklaim keuangannya di perusahaan tersebut hanya23,25%. Semakin besar deviasi hak aliran kas dan hakkontrol menunjukkan semakin tinggi peningkatankontrol pemegang saham pengendali melebihi hak alirankasnya. Peningkatan hak kontrol atas hak aliran kas inidilakukan oleh pemegang saham pengendali melaluiberbagai mekanisme seperti kepemilikan piramida dankepemilikan silang. Semakin besar leverage hak alirankas menunjukkan semakin besar insentif dankemampuan pemegang saham pengendali untukmempengaruhi kebijakan perusahaan. Pada pisah batas20%, Claessens et al. (2000a) menemukan bahwa rerataleverage hak aliran kas pemegang saham pengendalidi perusahaan publik Asia adalah 4%. Pada pisah batashak kontrol yang sama, Faccio dan Lang (2002) jugamenemukan bahwa rerata leverage hak aliran kaspemegang saham pengendali terbesar perusahaanpublik Eropa adalah 4%.

Dividen merupakan salah satu unsur yang dapatdigunakan untuk menjelaskan masalah keagenan.Penggunaan dividen sebagai sarana untuk menjelaskanmasalah keagenan pertama kali diperkenalkan olehEasterbrook (1984). Hipotesis yang kemukakan olehEasterbrook (1984) adalah bahwa pemegang sahamperusahaan yang menaikkan dividen dan utang untukmendanai investasi secara simultan lebih sejahteradaripada pemegang saham perusahaan yang hanyamenaikkan dividen saja. Membayar dividenmenyebabkan pemegang saham lebih sejahtera dan halini merupakan implikasi dari konflik keagenan yangberkurang. Membayar dividen sekaligus pendanaaninvestasi melalui utang menyebabkan pemgang sahamlebih sejahtera tidak hanya karena dividen dibayar tetapijuga karena manajemen didisiplikan oleh kreditor melaluipendanaan utang. Konflik keagenan dalam situasiseperti ini dapat dikurangi.

Penelitian tentang dividen di lingkungankonsentrasi kepemilikan yang ditentukan berdasarkankonsep kepemilikan imediat lazim ditemukan. Sebagai

Page 74: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

263

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

contoh, Noronha et al. (1996) menemukan bahwapembayaran dividen relatif tinggi untuk perusahaanyang struktur kepemilikannya tersebar. Namunpenelitian yang mengkaji kebijakan dividen dalamkonsentrasi kepemilikan yang ditentukan berdasarkankonsep ultimat masih termasuk baru. Konsep ini barupertama kali diperkenalkan oleh La Porta et al. (1999).Berbagai penelitian yang mengkaji konsep kepemilikanultimat dan dividen yang dapat dijadikan referensimeliputi La Porta et al. (2000), Faccio et al. (2001), Guglerdan Yurtoglu (2003), Carvalhal-da-Silva dan Leal (2004),Zhang (2005), serta Lefort dan Walker (2005).

Secara umum argumen yang berkembang adalahhak kontrol dan hak aliran kas memiliki implikasi yangberbeda terhadap dividen. Hak aliran kas dan hakkontrol yang terpisah tidak berjalan secara bersamaandan karenanya masing-masing memiliki implikasi yangberbeda terhadap kebijakan dividen (Claessens et al.,2000b). Hak aliran kas pemegang saham pengendalimerupakan sumber insentif keuangan yangmenyebabkan ekspropriasi tidak terjadi dalamperusahaan. Menurut La Porta et al., (2002) hak alirankas inilah yang sesungguhnya ditekankan oleh Jensendan Meckling (1976) yang menyatakan konsentrasikepemilikan berdampak positif terhadap nilaiperusahaan. Sebaliknya hak kontrol merupakan sumberpower untuk mempengaruhi kebijakan perusahaandalam rangka mendapatkan manfaat privat yangmenyebabkan ekspropriasi terjadi dalam perusahaan.La Porta et al., (2002) menyatakan bahwa hak kontrolinilah yang ditekankan oleh Shleifer dan Vishny (1997)dengan pernyataannya bahwa konsentrasi kepemilikanberdampak negatif bagi perusahaan.

Gambaran konflik keagenan dividen diuraikanoleh La Porta et al. (2000) dengan mengilustrasikankonflik antara insider dan outsider. Insider merupakanpihak yang berperan langsung dalam manajemen; out-sider merupakan pihak yang tidak berperan langsungdalam manajemen. Dalam kepemilikan yangterkonsentrasi secara ultimat, pihak yang dikategorikaninsider adalah pemegang saham pengendali.Identifikasi pemegang saham pengendali sebagai in-sider semakin nyata karena umumnya di negaraberkembang pemegang saham pengendali juga terlibatdalam manajemen. Sementara itu pihak yangdiklasifikasi sebagai outsider adalah pemegang sahamnonpengendali.

La Porta et al. (2000) menyatakan bahwa apabilalaba tidak dibayar kepada pemegang saham maka labatersebut diasumsikan digunakan untuk kepentinganpribadi insider. Implikasi dari peran sebagai insideryang berperan langsung dalam manajemen adalahbahwa pemegang saham lebih menginginkan dividenuntuk tidak dibagi agar sumber daya lebih banyaktersedia di perusahaan yang dapat digunakan oleh in-sider sesuai dengan diskresinya. Dalam situasi sepertiini maka muncul kemungkinan terjadinya ekspropriasiatas sumber daya perusahaan. Apabila perusahaantidak membayar dividen maka hal ini merupakan indikasiadanya ekspropriasi oleh pemegang saham pengendali.Dalam pengujian empiris yang dilakukan, La Porta etal. (2000) menyatakan bahwa dividen dapat dipandangsebagai output efektivitas perlindungan hukum.Dividen sebagai output dan perlindungan hukumberarti bahwa pembayaran dividen akan lebih tinggiapabila perlindungan hukum terhadap pemegang sahamnonpengendali lebih baik. Tingkat penegakan hukumdijadikan sebagai proksi atas biaya keagenan yangrendah. Hal ini menunjukkan bahwa peran dividen besardalam situasi penegakan hukum rendah. Membayardividen berarti bahwa pemegang saham pengendalimemberikan laba kepada pemegang sahamnonpengendali sehingga membatasi pemegang sahampengendali untuk melakukan ekspropriasi.

Argumentasi lain adalah bahwa selain sebagaioutput efektivitas perlindungan hukum, La Porta et al.(2000) menyatakan bahwa dividen dapat dipandangsebagai sarana untuk mendapatkan reputasi.Perusahaan membayar dividen untuk mendapatkanreputasi yang baik di mata pemasok dana di pasarmodal. Salah satu cara untuk mempertahankan reputasiyang baik adalah dengan tetap membayar dividen.Pembayaran dividen ini merupakan indikasi bahwa tidakterjadi ekspropriasi di perusahaan. Namun bukti empirisyang diperoleh La Porta et al. (2000) adalah bahwapembayaran dividen merupakan fungsi dari efektivitasperlindungan hukum terhadap investor daripada saranauntuk mendapatkan reputasi. Bukti empirismenunjukkan bahwa tingkat pembayaran dividen lebihtinggi apabila perlindungan hukum lebih baik.

Implikasi dividen atas konsentrasi kepemilikandi perusahaan Asia dan Eropa dicoba dikaji oleh Faccioet al. (2001). Ia menemukan bahwa sedikit perusahaanAsia dan Eropa yang benar-benar dimiliki secara luas

Page 75: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

264

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

oleh masyarakat. Dengan kata lain, kepemilikanperusahaan Asia dan Eropa adalah terkonsentrasi ditangan pemegang saham pengendali. Sebagian besarkontrol pada perusahaan di Asia dan Eropa berada ditangan keluarga yang seringkali juga bagian darimanajemen perusahaan itu sendiri. Pada kepemilikandengan karakteristik seperti itu, terkonsentrasi di tangankeluarga dan terlibat dalam manajemen, maka konflikkeagenan yang menonjol adalah konflik antarapemegang saham pengendali dan pemegang sahamnonpengendali.

Indikasi besarnya ekspropriasi melalui dividenyang dilakukan oleh pemegang saham pengendali dikajioleh oleh Faccio et al. (2001) melalui investigasi sejauhmana rangkaian kepemilikan yang dibentuk olehperusahaan. Faccio et al. (2001) berargumen bahwaekspropriasi lebih besar kemungkinan terjadi padaperusahaan yang berafiliasi dengan grup karenakepemilikan yang tidak langsung yang bertingkat-tingkat serta kontrol terhadap kelompok usaha yangsebesarnya dipegang oleh pemegang saham pengendaliyang sama. Afiliasi dalam kelompok perusahaandilakukan melalui tiga hal yaitu kepemilikan piramida,kepemilikan silang, dan kepemilikan resiprokal. Faccioet al. (2001) mengukur kemungkinan terjadinyaekspropriasi dari besarnya leverage hak aliran kas yangmuncul karena kepemilikan piramida, silang, danresiprokal. Semakin besar leverage hak aliran kas makasemakin besar potensi pemegang saham pengendaliuntuk melakukan ekspropriasi. Hal ini terjadi karenaleverage hak aliran kas yang besar merupakan indikasibahwa kemampuan pemegang saham pengendali untukmengendalikan perusahaan lebih besar darikepemilikannya dalam bentuk hak aliran kas.

Argumen Faccio et al. (2001) tentang kaitanantara leverage hak aliran kas dan dividen berimplikasibahwa perusahaan membayar dividen lebih kecilapabila pemegang saham pengendali memiliki lever-age hak aliran kas. Dividen yang dibayar kecil ataubahkan tidak dibayar menyebabkan sumber dayatersedia banyak diperusahaan untuk diekspropriasi;sementara apabila sumber daya tersebut dibagi dalambentuk dividen jumlah yang terbesar tidak didapatkanoleh pemegang saham pengendali. Pemegang sahampengendali menggunakan kontrol yang dimilikinyauntuk memperoleh manfaat privat melalui dividen yangtidak dibagi. Sebaliknya, pembayaran dividen lebih

besar apabila pemegang saham pengendali tidakmemiliki leverage hak aliran kas. Hal ini terjadi karenapemegang saham pengendali memperoleh proporsiyang lebih besar dibandingkan oleh pemegang sahamlain karena hak aliran kasnya juga lebih besar; sementaraia tidak mampu mengontrol perusahaan untukmendapatkan ekspropriasi karena kemampuannyamengendalikan perusahaan sama dengankepemilikannya.

Bukti empiris mendukung argumen Faccio et al.(2001) bahwa leverage hak aliran kas yang besarmenyebabkan perusahaan lebih kecil membayardividen. Selain itu, Faccio et al. (2001) juga menemukanbahwa perusahaan publik Eropa membayar dividenlebih tinggi daripada perusahaan publik Asia.Pembayaran dividen yang lebih tinggi di Eropadibandingkan dengan di Asia tersebut menunjukkansejauh mana efektivitas perlindungan hukum terhadapinvestor. Efektivitas perlindungan hukum dipersepsilebih tinggi di Eropa daripada di Asia yang karenanyapembayaran dividen lebih tinggi di Eropa daripada diAsia. Berdasarkan temuan ini, Faccio et al. (2001)menyimpulkan bahwa ekspropriasi lebih besar di Asiadaripada di Eropa.

Gugler dan Yurtoglu (2003) mencoba menelitipembayaran dividen dalam situasi kepemilikanterkonsentrasi dengan fokus pada penggunaanperusahaan publik Jerman sebagai sampel. Gugler danYurtoglu (2003) berargumen bahwa kepemilikan dinegara Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris relatiftersebar sehingga setiap pemegang saham secara indi-vidual memiliki insentif dan kemampuan terbatas untukmemonitor manajemen. Dalam situasi seperti itu, konflikkeagenan yang menonjol adalah konflik antaramanajemen dan pemegang saham luar. Namun untukperusahaan Eropa pada umumnya, lebih khususnyalagi perusahaan Jerman, individu atau keluargaumumnya pemegang saham pengendali dalamkelompok bisnis dengan struktur piramida dankepemilikan silang. Karena konsentrasi kepemilikanmelalui kepemilikan tidak langsung terjadi danpemegang saham pengendali juga mengendalikanmanajemen, maka konflik keagenan klasik antaramanajer dan pemegang saham luar relatif tidak terjadi.Konflik keagenan yang lazim terjadi justru konflik antarapemegang saham pengendali dengan pemegang sahamnonpengendali.

Page 76: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

265

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

Konflik keagenan dikaji oleh Gugler danYurtoglu (2003) melalui pengujian reaksi pasar terhadappengumuman perubahan dividen. Gugler dan Yurtoglu(2003) berargumen bahwa pengumuman perubahandividen mengandung informasi tentang konflikkeagenan yang terjadi antara pemegang sahampengendali dengan pemegang saham nonpengendali.Kenaikan dividen menunjukkan bahwa pemegangsaham pengendali tidak berniat melakukan ekspropriasi;sebaliknya penurunan dividen menunjukkan pemegangsaham pengendali berniat melakukan ekspropriasi.Gugler dan Yurtoglu (2003) memperoleh bukti empirisbahwa pasar bereaksi positif terhadap pengumumankenaikan dividen dan bereaksi negatif terhadappengumuman penurunan dividen. Reaksi negatif inilebih banyak terjadi atas pengumuman penurunandividen yang dilakukan oleh perusahaan yang memilikikonsentrasi hak kontrol serta tidak ada pemegangsaham pengendali kedua dalam perusahaan. Namuntidak ada reaksi pasar terhadap pengumumanpenurunan dividen yang dilakukan oleh perusahaanyang memiliki hak kontrol di bawah 50% dan adapemegang saham pengendali kedua dalam perusahaan.Pengujian lain, yaitu uji pengaruh, juga dilakukan olehGugler dan Yurtoglu (2003). Mereka mencobamenginvestigasi pengaruh hak aliran kas, hak kontrol,dan leverage hak aliran kas terhadap rasio pembayarandividen. Bukti empiris menemukan bahwa konsentrasihak kontrol dan leverage hak aliran kas berpengaruhnegatif terhadap pembayaran dividen.

Konteks sebagai negara berkembang,konsentrasi kepemilikan melalui kepemilikan tidaklangsung tinggi, dan perlindungan hukum yang lemahdi Brazilia tepat untuk dijadikan sebagai dasar untukmengkaji secara empiris kebijakan dividen. Carvalhal-da-Silva dan Leal (2004) melakukan riset yang bertujuanuntuk mengkaji sejauh mana pengaruh konsentrasikepemilikan terhadap kebijakan dividen dan penilaianpasar terhadap perusahaan. Carvalhal-da-Silva dan Leal(2004) berargumen tidak ada konflik keagenan antarapemegang saham pengendali dengan pemegang sahamnonpengendali apabila tidak ada pemisahan antara hakaliran kas dan hak kontrol. Akan tetapi apabilapemegang saham pengendali mampu meningkatkankontrol terhadap perusahaan melalui kemanismekepemilikan, misalnya piramida, muncul konflikkeagenan antara pemegang saham pengendali dengan

pemegang saham nonpengendali.Carvalhal-da-Silva dan Leal (2004) menyatakan

bahwa apabila hak aliran kas dan hak kontrol terpisah,maka pemegang saham pengendali memiliki insentif dankemampuann untuk menggunakan kepemilikannyauntuk mendapatkan manfaat privat denganmengorbankan kepentingan pemegang sahamnonpengendali. Namun apabila hak aliran kas samadengan hak kontrol, pemegang saham pengendalimemiliki insentif dan kemampuan untuk memonitormanajer agar memperhatikan kepentingan semuapemegang saham. Bukti empiris yang diperoleh olehCarvalhal-da-Silva dan Leal (2004) bahwa hak alirankas berhubungan positif dengan dividen. Temuanempiris juga menunjukkan bahwa hak kontrol dan le-verage hak aliran kas berhubungan negatif dengandividen. Mereka menyimpulkan bahwa terjadiekspropriasi apabila hak aliran kas dan hak kontrolterpisah. Sebaliknya tidak terjadi ekspropriasi apabilahak aliran kas dan hak kontrol tidak terpisah.

Dengan menggunakan sampel dari perusahaanAsia dan Eropa, Zhang (2005) juga menemukan buktiempiris seperti pada temuan-temuan yang sudahdiuraikan sebelumnya. Berbagai argumen di atasterbukti secara empiris bahwa terjadi ekspropriasi olehpemegang saham pengendali terhadap pemegangsaham nonpengendali melalui dividen apabilaperlindungan hukum lemah. Ada konflik keagenanantara pemegang saham pengendali dengan pemegangsaham nonpengendali apabila perlindungan hukumterhadap investor lemah. Ekspropriasi pemegang sahampengendali terhadap pemegang saham nonpengendalimelalui dividen juga terjadi apabila ditemukanpemisahan hak aliran kas dan hak kontrol dalamkepemilikan terkonsentrasi. Apalagi konsentrasikepemilikan terjadi melalui rangkaian kepemilikan yangkompleks dan panjang. Hal ini juga menunjukkan bahwaada konflik keagenan antara pemegang sahampengendali dengan pemegang saham nonpengendaliapabila terjadi pemisahan hak aliran kas dan hak kontrol.Kelebihan hak kontrol atas hak aliran kas inimenunjukkan insentif yang kuat bagi pemegang sahampengendali untuk melakukan ekspropriasi. Kelebihanhak kontrol di atas hak aliran kas menggambarkanadanya leverage hak aliran kas. Leverage hak alirankas yang besar menunjukkan insentif yang besar pulauntuk melakukan ekspropriasi.

Page 77: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

266

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

Dominasi pemegang saham pengendali dapatberbentuk dominasi hak aliran kas atau dominasi hakkontrol. Hak aliran kas merupakan insentif yang dimilikioleh pemegang saham pengendali untuk memastikanbahwa perusahaan berjalan dengan baik. Keinginanpemegang saham pengendali untuk melakukanekspropriasi dibatasi oleh adanya insentif keuanganyang dimilikinya. Sumber insentif keuangan tersebutadalah hak aliran kas pemegang saham pengendali.Ekspropriasi terlalu mahal untuk dilakukan, karena ituhak aliran kas yang tinggi seharusnya menyebabkanekspropriasi yang lebih kecil. La Porta et al. (2002)menyatakan bahwa hak aliran kas inilah yangsesungguhnya ditekankan oleh Jensen dan Meckling(1976) bahwa konsentrasi kepemilikan berdampakpositif terhadap nilai perusahaan. Dividen dapatmenjadi sarana yang ideal untuk membatasikemungkinan ekspropriasi oleh pemegang sahampengendali karena dividen menunjukkan pembayaranterhadap pemegang saham secara pro-rata. Pembayarandividen yang dilakukan secara pro-rata tersebut berlakubaik terhadap pemegang saham pengendali maupunpemegang saham nonpengendali.

Pembayaran dividen dapat menunjukkankomitmen bahwa tidak terjadi ekspropriasi dalamperusahaan. Namun sebaliknya, pengurangan dividendapat menunjukkan bahwa terjadi ekspropriasi dalamperusahaan karena lebih banyak aliran kas yang tersediadi perusahaan untuk digunakan sesuai dengankeinginan pemegang saham pengendali. Pemegangsaham pengendali berusaha untuk melakukanpembayaran dividen karena apabila dividen tidakdibayar, maka hal tersebut akan berdampak langsunglebih besar bagi pemegang saham pengendali itusendiri. Hak aliran kas merupakan klaim pemegangsaham pengendali terhadap dividen. Karena itu semakinbesar hak aliran kas maka akan semakin besar pula klaimpemegang saham pengendali terhadap dividen. Apabiladividen tidak dibayar maka pemegang sahampengendali akan merasakan dampak keuangan palingbesar dibandingkan pemegang saham lainnya. Karenaitu, hak aliran kas menunjukkan insentif pemegangsaham pengendali untuk mendapatkan pembayaranmelalui dividen. Berdasarkan uraian tersebutdirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:H1: Dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendali

yang memiliki hak aliran kas kecil daripadaperusahaan yang dikendalikan oleh pemegangsaham pengendali yang memiliki hak aliran kasbesar.

Hak kontrol memiliki implikasi yang berbeda darihak aliran kas. Hak kontrol menunjukkan hak untukmempengaruhi kebijakan perusahaan dalam rangkamemperoleh manfaat dari penggunaan kontrol tersebut.Pemegang saham pengendali tertarik untukmenggunakan hak kontrolnya untuk memperolehmanfaat pribadi dengan melakukan ekspropriasi. LaPorta et al. (2002) menyatakan bahwa hak kontrol inilahyang sesungguhnya ditekankan oleh Jensen danMeckling (1976) bahwa konsentrasi kepemilikan dapatberdampak negatif terhadap nilai perusahaan. Shleiferdan Vishny (1997), La Porta et al. (1999), dan Claessenset al. (2000a) menyatakan bahwa konsentrasi hakkontrol oleh pemegang saham pengendali berimplikasipada ekspropriasi pemegang saham nonpengendalikarena pemegang saham pengendali lebih tertarikmendapatkan keuntungan privat yang tidak diberikankepada pemegang saham nonpengendali. Pada saatpemegang saham besar mengendalikan perusahaan,kebijakannya menyebabkan ekspropriasi terhadappemegang saham nonpengendali.

Kontrol mayoritas menyebabkan pemegangsaham pengendali dapat menggunakan kekuasaanyang menguntungkan dirinya dalam berbagaikeputusan penting, termasuk keputusan tentangpembayaran dividen. Apabila manfaat privat ataskontrol yang dimiliki besar, pemegang sahampengendali akan berusaha untuk mengalokasikansumber daya perusahaan untuk menghasilkan manfaatprivat tersebut. Misalnya pemegang saham pengendalimemperkaya diri sendiri dengan tidak membayar dividenatau membayar dividen lebih rendah. Dalam hal inipemegang saham pengendali menggunakan kebijakandividen untuk mendapatkan manfaat privat atas kontrol.Insentif untuk mendapatkan manfaat privat atas kontrolmeningkat karena pemegang saham pengendali hanyakehilangan pembayaran dividen proporsional denganhak aliran kas, namun mendapatkan manfaat privatpenuh atas tindakan ekspropriasi. Berdasarkan uraiantersebut dirumuskan hipotesis alternatif sebagaiberikut:H2: Dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendali

Page 78: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

267

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

yang memiliki hak kontrol besar daripadaperusahaan yang dikendalikan oleh pemegangsaham pengendali yang memiliki hak kontrol kecil.

Seorang pemegang saham pengendali dapatmengendalikan sebuah perusahaan secara langsungatau melalui perusahaan lain. Apabila perusahaanmengendalikan perusahaan secara langsung, makajumlah kemampuan pemegang saham pengendalitersebut untuk mengendalikan perusahaandigambarkan oleh jumlah saham yang dimilikinya (oneshare one vote). Apabila seorang pemegang sahampengendali memiliki saham sebesar 30%, makakemampuannya untuk mengendalikan perusahaanadalah sebesar 30% tersebut. Dalam hal ini, hak kontrolsama dengan hak aliran kas. Namun kepemilikanpiramida dan kepemilikan silang menyebabkan hakkontrol tidak sama dengan hak aliran kas. Selisih lebihantara hak kontrol dari hak aliran kas dinamai leveragehak aliran kas. Leverage hak aliran kas menunjukkanbahwa ada mekanisme yang diciptakan oleh pemegangsaham pengendali untuk meningkatkan kemampuanmengendalikan perusahaan melebihi kepemilikansaham. Adanya leverage hak aliran kas menyebabkansatu saham satu suara (one share one vote) menjaditidak sepenuhnya terjadi. Seorang pemegang sahamdapat mengendalikan sebuah perusahaan lebih dari30% terhadap sebuah perusahaan walaupunkepemilikannya pada perusahaan tersebut sebesar 30%.Misalnya seseorang memiliki PT A 60% dan selanjutnyaPT A memiliki PT B sebesar 50%. Sebenarnya pemegangsaham pengendali tersebut hanya memiliki saham diPT B 30% (60%*50%); namun mampu mengendalikanPT B sebesar 50% karena merupakan pengendalisepenuhnya pada PT A.

Pemegang saham pengendali menggunakan le-verage hak aliran kas untuk kepentingan pribadi denganmelakukan ekspropriasi terhadap pemegang sahamnonpengendali. Dividen dibayar proporsional denganhak aliran kas, sementara kontrol ditentukan oleh haksuara. Perbedaan hak kontrol di atas hak aliran kasmenciptakan insentif dan kemampuan pemegang sahampengendali untuk mencari manfaat bentuk lain selainpembayaran dividen yang pro-rata. Manfaat privat laintersebut akan lebih mudah diperoleh oleh pemegangsaham pengendali apabila sumber daya tersedia diperusahaan. Sumber daya yang tersedia di perusahaanakan semakin besar apabila dividen tidak dibayar.

Karena itu, pemisahan hak aliran kas dan hak kontrolberdampak terhadap pembayaran dividen yang lebihrendah agar dana yang tersedia dalam perusahaan lebihbanyak untuk digunakan sesuai kebijakan pemegangsaham pengendali. Berdasarkan uraian tersebutdirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:H3: Dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendaliyang memiliki leverage hak aliran kas daripadaperusahaan yang dikendalikan oleh pemegangsaham pengendali yang tidak memiliki leveragehak aliran kas.

Leverage hak hak aliran kas dengan hak kontrolmenunjukkan bahwa pemegang saham pengendalipeningkatan kontrol di atas kepemilikan sahamnya.Semakin besar hak kontrol meningkat melebihi hak alirankas menunjukkan semakin besar insentif dankemampuan pemegang saham pengendali untukmelakukan ekspropriasi. Besarnya leverage hak alirankas menunjukkan besarnya masalah keagenan antarapemegang saham pengendali dengan pemegang sahamnonpengendali. Dengan kontrol yang melebihi hakaliran kas, apalagi dengan perlindungan hukum yanglemah, pemegang saham pengendali seringkalimelakukan aktivitas untuk meningkatkan keuntunganprivat dengan mengorbankan pemegang sahamnonpengendali.

Konflik keagenan seperti ini semakin besarapabila pemegang saham pengendali memiliki hakkontrol melebihi hak aliran kas. Konflik keagenan akansemakin besar apabila pemegang saham pengendalimemiliki leverage hak aliran kas yang besar. Pemegangsaham pengendali tertarik untuk memanfaatkan kontroluntuk kepentingan pribadi. Manfaat atas tindakanekspropriasi sepenuhnya diperoleh oleh pemegangsaham pengendali, sedangkan dampak keuangan yangdisebabkan pembayaran dividen atau peningkatan nilaiperusahaan proporsional dengan hak aliran kas. Karenaitu, pemegang saham pengendali lebih tertarikmenggunakan hak kontrol untuk mendapatkan manfaatprivat dengan mengorbankan kepentingan pemegangsaham nonpengendali. Leverage hak aliran kas yangsangat besar menyebabkan pemegang sahampengendali tertarik untuk tidak membayar dividenkarena kemampuannya untuk mendapatkan manfaatprivat dari sumber daya perusahaan juga besar.Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan hipotesis

Page 79: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

268

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

alternatif sebagai berikut:H4: Dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendaliyang memiliki leverage hak aliran kas besardaripada perusahaan yang dikendalikan olehpemegang saham pengendali yang memiliki le-verage hak aliran kas kecil.

Pada saat terjadi leverage hak aliran kas,pemegang saham pengendali mampu mengendalikanperusahaan melebihi hak aliran kasnya. Pada saat ini,insentif untuk melakukan ekspropriasi sudah besar.Namun konflik keagenan antara pemegang sahampengendali dengan pemegang saham nonpengendaliakan semakin tinggi apabila pemegang sahampengendali juga terlibat dalam manajemen. Keterlibatanpemegang saham pengendali dalam manajemen cukuptinggi, yaitu rerata terdapat pada 69% perusahaanpublik Asia, Eropa, dan Amerika (La Porta et al., 1999).Sebanyak 57% perusahaan publik Asia dikendalikanoleh pemegang saham pengendali yang juga terlibatdalam manajemen (Claessens et al., 2000a). Bahkanketerlibatan pemegang saham pengendali dalammanajemen lebih tinggi di Eropa, yaitu terjadi pada 68%perusahaan publik Eropa (Faccio dan Lang, 2002). Selainmemiliki leverage hak aliran kas, La Porta et al. (1999)menyatakan kemampuan pemegang saham pengendaliuntuk melakukan ekspropriasi meningkat apabila ia jugaterlibat dalam manajemen.

Pemegang saham pengendali yang memiliki le-verage hak aliran kas dan juga terlibat dalam manajementidak lagi sekedar mampu mempengaruhi manajemen,melainkan sudah merupakan bagian dari manajemenitu sendiri yang leluasa untuk melakukan tindakan yangmenguntungkan dirinya. Karena pemegang sahampengendali sudah bagian dari manajemen itu sendiri,pada saat pemegang saham pengendali tersebutmemiliki leverage hak aliran kas, maka kemampuannyauntuk mengeskpropriasi pemegang sahamnonpengendali semakin efektif. Pada situasi seperti ini,pemegang saham pengendali tidak tertarik untukmemutuskan membayar dividen. Apabila dividendibayar, pemegang saham pengendali hanyamemperoleh dividen sebesar hak aliran kasnya.Pemegang saham pengendali tidak memperoleh dividenterbesar walaupun memiliki hak kontrol yang besar. Olehkarena itu, pemegang saham pengendali lebih tertarikuntuk tidak membayar dividen atau memutuskan

membayar dividen lebih sedikit. Dengan tidakmembayar dividen atau membayar dividen lebih sedikit,perusahaan masih memiliki sumber daya di perusahaanuntuk diekspropriasi oleh pemegang saham pengendaliyang juga merupakan bagian dari manajemen tersebut.Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan hipotesisalternatif sebagai berikut:H5: Dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendaliyang memiliki leverage hak aliran kas dan terlibatdalam manajemen daripada perusahaan yangdikendalikan oleh pemegang saham pengendaliyang memiliki leverage hak aliran kas tetapi tidakterlibat dalam manajemen.

Pemegang saham besar di sebuah perusahaandapat jadi tidak hanya satu. Pada pisah batas hakkontrol tertentu bisa jadi ditemukan lebih dari satupemegang saham besar. Apabila ada pemegang sahambesar lain, maka kemungkinan pemegang sahampengendali untuk melakukan ekspropriasi semakinterbatas. Dengan demikian konflik keagenan antarapemegang saham pengendali dengan pemegang sahamnonpengendali juga terkait dengan apakah pemegangsaham pengendali dalam perusahaan merupakanpemegang saham pengendali tunggal. Apabila hanyaterdapat pemegang saham pengendali tunggal, makakemampuannya untuk melakukan ekspropriasi tidakdapat dikendalikan secara efektif oleh pemegang sahamlain. Namun kemampuan pemegang saham pengendaliuntuk mempengaruhi kebijakan perusahaan yangmenguntungkan dirinya dapat dibatasi apabila dalamperusahaan terdapat pemegang saham pengendalikedua. Sebanyak 68% perusahaan publik Asia(Claessens et al., 2000a) dan 54% perusahaan publikEropa (Faccio dan Lang, 2002) dikendalikan olehpemegang saham pengendali tunggal.

Konflik keagenan antara pemegang sahampengendali dengan pemegang saham nonpengendaliberkurang apabila terdapat pemegang sahampengendali kedua dalam perusahaan. Gugler danYurtoglu (2003) serta Edwards dan Wichenrieder (2003)menyatakan bahwa pemegang saham besar lain memilikiinsentif untuk membatasi tindakan ekspropriasi olehpemegang saham pengendali. Selain karena kepemilikanyang besar, keterwakilan pemegang saham kedua dalamkomisaris dan direksi juga menyebabkan pengendalianterhadap kemungkinan ekspropriasi dapat dilakukan.

Page 80: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

269

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

Pada saat leverage hak aliran kas ada di tanganpemegang saham pengendali, maka kemampuannyauntuk mengekspropriasi pemegang sahamnonpengendali melalui dividen akan dibatasi olehpemegang saham besar lainnya. Dengan demikian,usaha pemegang saham pengendali untukmemanfaatkan sumber daya yang tidak dibagi sebagaidividen akan berkurang. Berdasarkan uraian tersebutdirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:H6: Dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendaliyang memiliki leverage hak aliran kas dan tidakada pemegang saham pengendali kedua diperusahaan daripada perusahaan yangdikendalikan oleh pemegang saham pengendaliyang memiliki leverage hak aliran kas dan adapemegang saham pengendali kedua diperusahaan.

Sampel penelitian ini adalah perusahaan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode enamtahun mulai dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005.Data yang diperlukan dari setiap perusahaan sampeladalah data dividen dan kepemilikan saham. Datadividen kas, laba bersih, dan persentasi kepemilikanimediat diperoleh dari laporan keuangan tahunan.Sedangkan data kepemilikan ultimat diperoleh dariDepartemen Keuangan RI, website perusahaan, danOsiris.

Klasifikasi kepemilikan tersebar atauterkonsentrasi didasarkan pada pisah batas hak kontrol20%. Penggunaan pisah batas hak kontrol 20% cukupberalasan karena penelitian-penelitian sebelumnyamampu menangkap efektivitas kontrol bahkan denganhak kontrol 10% (La Porta et al., 2002) dan 20%(Claessens et al., 2000b). Pemegang saham pengendalidiindentifikasi untuk perusahaan yang memilikikonsentrasi kepemilikan dengan hak kontrol 20% ataulebih. Pemegang saham pengendali tersebut bisameliputi keluarga, pemerintah, institusi keuangandengan kepemilikan luas, perusahaan dengankepemilikan luas, dan pemegang saham pengendalilainnya. Pemegang saham pengendali lain bisa meliputiinvestor asing, koperasi, dan karyawan. Pemegangsaham pengendali keluarga diidentifikasi berdasarkankesamaan nama belakang, hubungan perkawinan, dankesamaan alamat rumah.

Variabel utama penelitian ini yang akandiujibedakan adalah dividen. Variabel dividen diproksisebagai rasio pembayaran dividen dibagi laba bersih(dividen/laba bersih). Uji beda dividen didasarkan padaberbagai klasifikasi seperti besar kecilnya hak alirankas pemegang saham pengendali, besar kecilnya hakkontrol pemegang saham pengendali, keberadaan le-verage hak aliran kas, keterlibatan pemegang sahampengendali pada saat pemegang saham pengendalimemiliki leverage hak aliran kas dalam manajemen, serta

Tabel 1Ringkasan Hipotesis

Hipotesis Dividen Lebih Kecil Pada Saat

Dividen Lebih Besar Pada Saat

H1 Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali Kecil Besar

H2 Hak Kontrol Pemegang Saham Pengendali Besar Kecil

H3 Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali Ada Tidak Ada

H4 Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali Lebih Besar Lebih Kecil

H5 Ada Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

Pemegang Saham Pengendali Terlibat dalam Manajemen

Pemegang Saham Pengendali tidak Terlibat dalam Manajemen

H6 Ada Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

Tidak ada Pemegang Saham Pengendali Kedua

Ada Pemegang Saham Pengendali Kedua

Page 81: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

270

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

keberadaan pemegang saham pengendali kedua padasaat pemegang saham pengendali memiliki leveragehak aliran kas.

Besar kecilnya hak aliran kas ditentukan denganmembagi sampel menjadi dua bagian berdasarkan tinggirendahnya hak aliran kas. Sebanyak 50% dari sampelyang pemegang saham pengendalinya memiliki hakaliran kas tertinggi akan dikategorikan sebagai hak alirankas pemegang saham pengendali yang besar.Sebaliknya sebanyak 50% dari sampel yang pemegangsaham pengendalinya memiliki hak aliran kas terendahakan dikategorikan sebagai hak aliran kas pemegangsaham pengendali yang kecil. Hak aliran kas merupakanpenjumlahan hak aliran kas langsung dan hak alirankas tidak langsung. Hak aliran kas langsung diukursebesar persentase saham yang dimiliki oleh pemegangsaham pengendali secara langsung atas nama dirinyapada sebuah perusahaan. Hak aliran kas tidak langsungdiukur dengan menjumlahkan hasil perkalian persentasekepemilikan saham dalam setiap rantai kepemilikan.

Besar kecilnya hak kontrol ditentukan denganmembagi sampel menjadi dua bagian berdasarkan tinggirendahnya hak kontrol. Sebanyak 50% dari sampel yangpemegang saham pengendalinya memiliki hak kontroltertinggi akan dikategorikan sebagai hak kontrolpemegang saham pengendali yang besar. Sebaliknyasebanyak 50% dari sampel yang pemegang sahampengendalinya memiliki hak kontrol terendah akandikategorikan sebagai hak kontrol pemegang sahampengendali yang kecil. Hak kontrol merupakanpenjumlahan hak kontrol langsung dan hak kontroltidak langsung. Hak kontrol langsung diukur sebesarpersentase saham yang dimiliki oleh pemegang sahampengendali secara langsung atas nama dirinya padasebuah perusahaan. Hak kontrol tidak langsung diukurdengan menjumlahkan persentasi kepemilikan sahamyang minimum dalam setiap rantai kepemilikan.

Keberadaan leverage hak aliran kas ditentukanberdasarkan perbandingan antara hak kontrol denganhak aliran kas. Apabila hak kontrol lebih besar dari hakaliran kas, maka dikategorikan bahwa terdapat lever-age hak aliran kas. Sebaliknya, apabila hak kontrol tidakmelebihi hak aliran kas, maka dikategorikan bahwa tidakterdapat leverage hak aliran kas.

Keterlibatan pemegang saham pengendali padasaat pemegang saham pengendali tersebut memilikileverage hak aliran kas dalam manajemen ditentukan

dengan menelusuri apakah pemegang sahampengendali terlibat dalam manajemen. Sampel yangpemegang saham pengendalinya memiliki leverage hakaliran kas dibagi berdasarkan keterlibatan pemegangsaham pengendali dalam manajemen. Sedangkankeberadaan pemegang saham pengendali kedua padasaat pemegang saham pengendali tersebut memilikileverage hak aliran kas ditentukan dengan menelusuriapakah pemegang saham pengendali kedua terdapatdi perusahaan. Sampel yang pemegang sahampengendalinya memiliki leverage hak aliran kas dibagiberdasarkan keberadaan pemegang saham pengendalikedua.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan t-testuntuk menguji apakah terdapat perbedaan reratadividen yang dibayar berdasarkan kategori yangditentukan. Sampel penelitian adalah sampel yangindependen. Karena itu uji beda rerata yang digunakanadalah t-test untuk sampel independen. Uji beda rerataadalah metode yang digunakan untuk mengujikesamaan rerata dari dua populasi yang bersifatindependen. Independen maksudnya adalah bahwapopulasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidakberhubungan dengan populasi yang lain. Formuladalam uji beda rerata t-test ditentukan sebagai berikut:

Simpulan statistika ditentukan berdasarkan nilaip-value. Apabila p-value lebih besar dari alpha 5%,maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidakterdapat perbedaan rerata dividen diterima. Sebaliknyaapabila p-value lebih kecil dari alpha 5%, maka hipotesisnol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan reratadividen ditolak.

HASIL PENELITIAN

Tabel 2 menyajikan deskripsi variabel. Peraga tersebutmenunjukkan bahwa rerata dividen yang dibayar olehperusahaan dalam 6 tahun adalah 12,46% dari laba yangdiperoleh. Angka rerata yang kecil ini menunjukkanbahwa perusahaan Indonesia enggan membayardividen. Hak aliran kas minimum sebesar 0,39%merupakan indikasi bahwa pemegang saham

Page 82: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

271

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

pengendali mampu mengendalikan sebuah perusahaandengan hak kontrol minimum 20,55% melalui rangkaiankepemilikan tidak langsung. Pemegang sahampengendali mampu meningkatkan leverage hak alirankas sebesar 11,29% di atas hak aliran kas yang merekamiliki. Selain itu, sebesar 33% pemegang sahampengendali terlibat dalam manajemen dan sebanyak 67%pemegang saham pengendali adalah pemegang sahampengendali tunggal tanpa pengawasan dari pemegangsaham besar lainnya.

Pada Tabel 3 tampak hasil pengujian hipotesis.Hipotesis pertama menyatakan bahwa dividen lebihkecil pada perusahaan yang dikendalikan oleh

pemegang saham pengendali yang memiliki hak alirankas kecil daripada perusahaan yang dikendalikan olehpemegang saham pengendali yang memiliki hak alirankas besar. Rerata dividen pada perusahaan denganpemegang saham pengendali yang memiliki hak alirankas kecil adalah 8,99%. Sementara itu, rerata dividenpada perusahaan dengan pemegang saham pengendaliyang memiliki hak aliran kas besar adalah 15,92%.Perbedaan rerata dividen signifikan secara statistik dansesuai dengan prediksi dalam hipotesis.

Pernyataan dalam hipotesis kedua adalah bahwadividen lebih kecil pada perusahaan yang dikendalikanoleh pemegang saham pengendali yang memiliki hak

Tabel 2Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maksimum Rerata Std DeviasiDIV (Dividen) 1230 .00 397.18 12.4601 37.48347CFR (Hak Aliran Kas) 1230 .39 99.36 49.6257 22.66292CR (Hak Kontrol) 1230 20.55 99.87 60.8476 19.26725CFRL (Leverage Hak Aliran Kas) 1230 .00 79.71 11.2858 15.91082MAN (Keterlibatan CS di Manajemen) 1230 .00 1.00 .3424 .47469CS2 (Keberadaan CS Kedua) 1230 .00 1.00 .1325 .33915Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Tabel 3Pengujian Hipotesis

Hipotesis Rerata Dividen Signifikansi Keterangan

H1 Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

Kecil Besar

8,99% 15,92% 0,000 Sesuai

Prediksi

H2 Hak Kontrol Pemegang Saham Pengendali

Besar Kecil

13,07% 11,84% 0,265 Tidak Sesuai

Prediksi

H3 Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

Ada Tidak Ada

9,62% 16,57% 0,000 Sesuai

Prediksi

H4 Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

Besar Kecil

8,53% 10,72% 0,213 Tidak Sesuai

Prediksi

H5 Ada Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

CS Manajemen CS Nonmanajemen

0,01% 21,09% 0,000 Sesuai

Prediksi

H6 Ada Leverage Hak Aliran Kas Pemegang Saham Pengendali

Tidak Ada CS Kedua Ada CS Kedua

10,64% 5,91% 0,000 Tidak Sesuai

Prediksi

Sumber: Hasil penelitian. Data diolah.

Page 83: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

272

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

kontrol besar daripada perusahaan yang dikendalikanoleh pemegang saham pengendali yang memiliki hakkontrol kecil. Bukti empiris menunjukkan bahwa reratadividen pada saat hak kontrol pemegang sahampengendali besar adalah 13,07% dan pada saat hakkontrol pemegang saham pengendali kecil adalah11,84%. Selain perbedaan rerata dividen ini terbalik darisegi jumlah matematik, perbedaan ini juga tidaksignifikan secara statistik. Bukti empiris ini menunjukkanbahwa hipotesis kedua tidak didukung.

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa dividenlebih kecil pada perusahaan yang dikendalikan olehpemegang saham pengendali yang memiliki leveragehak aliran kas daripada perusahaan yang dikendalikanoleh pemegang saham pengendali yang tidak memilikileverage hak aliran kas. Rerata dividen pada saat le-verage hak aliran kas ada adalah 9,62%; rerata dividenpada saat leverage hak aliran kas tidak ada adalah16,57%. Perbedaan rerata dividen ini signifikan secarastatistik dan sesuai dengan prediksi dalam hipotesis.

Hipotesis keempat tidak didukung secaraempiris. Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa dividenlebih kecil pada perusahaan yang dikendalikan olehpemegang saham pengendali yang memiliki leveragehak aliran kas besar daripada perusahaan yangdikendalikan oleh pemegang saham pengendali yangmemiliki leverage hak aliran kas kecil. Walaupun secaramatematik ada perbedaan rerata dividen, namunperbedaan ini tidak signifikan secara statistik.

Bukti empiris untuk pengujian hipotesis kelimasangat kuat. Pada saat pemegang saham pengendaliterlibat dalam manajemen, perusahaan hampir tidakmembayar dividen. Sebaliknya, pada saat pemegangsaham pengendali tidak terlibat dalam manajemen,perusahaan membayar dividen cukup besar, yaitusekitar 21,09%. Dengan bukti empiris yang diperleh inidapat dinyatakan bahwa dividen lebih kecil padaperusahaan yang dikendalikan oleh pemegang sahampengendali yang memiliki leverage hak aliran kas danterlibat dalam manajemen daripada perusahaan yangdikendalikan oleh pemegang saham pengendali yangmemiliki leverage hak aliran kas tetapi tidak terlibatdalam manajemen.

Berbeda dari hipotesis kelima, bukti empiristerhadap pengujian hipotesis keenam justrumenghasilkan arah yang terbalik. Hipotesis memprediksibahwa dividen lebih kecil pada perusahaan yang

dikendalikan oleh pemegang saham pengendali yangmemiliki leverage hak aliran kas dan tidak ada pemegangsaham pengendali kedua di perusahaan daripadaperusahaan yang dikendalikan oleh pemegang sahampengendali yang memiliki leverage hak aliran kas danada pemegang saham pengendali kedua di perusahaan.Bukti empiris menunjukkan justru sebaliknya, yaitudividen lebih besar pada saat perusahaan dikendalikanoleh pemegang saham pengendali tunggaldibandingkan dengan perusahaan yang memilikipemegang saham pengendali lebih dari satu.

PEMBAHASAN

Bukti empiris yang menunjukkan bahwa pembayarandividen lebih besar apabila pemegang sahampengendali memiliki hak aliran kas yang besarmenunjukkan adanya tindakan yang selaras antarapemegang saham pengendali dengan pemegang sahamlain. Hak aliran kas merupakan insentif bagi pemegangsaham pengendali untuk menyelaraskankepentingannya dengan pemegang saham lainnya.Dengan hak aliran kas yang besar, pemegang sahampengendali tidak tertarik untuk melakukan ekspropriasi.Sejalan dengan temuan empiris oleh La Porta et al.(2002) bahwa ekspropriasi terlalu mahal untuk dilakukanoleh pemegang saham pengendali apabila ia memilikihak aliran kas yang tinggi. Apabila pemegang sahampengendali melakukan ekspropriasi pada saat hak alirankasnya tinggi, maka pemegang saham pengendali itusendiri menanggung akibat buruk dari tindakanekspropriasi yang dilakukannya. Karena tidak bersediamenanggung akibat buruk, maka pemegang sahampengendali memutuskan tidak melakukan ekspropriasi.

Hak aliran kas yang besar menunjukkan insentifuntuk menghindari ekspropriasi. Namun hak kontrolyang besar tidak mesti secara otomatis berimplikasipada tindakan ekspropriasi oleh pemegang sahampengendali melalui dividen terhadap pemegang sahamnonpengendali. Hipotesis memprediksi bahwa padasaat pemegang pengendali mampu mengendalikanperusahaan, kebijakan mereka menyebabkanekspropriasi terhadap pemegang sahamnonpengendali. Prediksi ini sejalan dengan pernyataanShleifer dan Vishny (1997), La Porta et al. (1999), danClaessens et al. (2000a) bahwa konsentrasi hak kontrololeh pemegang saham pengendali berimplikasi pada

Page 84: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

273

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

ekspropriasi pemegang saham nonpengendali karenapemegang saham pengendali lebih tertarikmendapatkan keuntungan privat yang tidak diberikankepada pemegang saham nonpengendali.

Hak kontrol tidak sepenuhnya mampumenangkap kemungkinan adanya tindakan ekspropriasikarena dalam hak kontrol belum sepenuhnya tergambaradanya peningkatan kontrol di atas hak aliran kas yangdimiliki oleh pemegang saham pengendali. Pada saatterdapat selisih lebih antara hak kontrol dari hak alirankas, dinamai leverage hak aliran kas, bukti empiris yangkuat menunjukkan bahwa pemegang saham pengendalimelakukan ekspropriasi melalui dividen untukmemperoleh manfaat privat. Hal ini dapat diketahui daribukti empiris bahwa perusahaan membayar dividenlebih kecil apabila pemegang saham pengendali memilikileverage hak aliran kas. Sumber daya yang dapatdiekspropriasi untuk memperoleh manfaat privat akanlebih besar apabila dividen dibagi lebih kecil kepadapemegang saham.

Leverage hak aliran kas merupakan insentifuntuk melakukan ekspropriasi melalui dividen. Insentiftersebut semakin besar apabila pemegang sahampengendali juga merupakan bagian dari manajemen.Dengan memiliki leverage hak aliran kas dan juga terlibatdalam manajemen, pemegang saham pengendalisemakin leluasa untuk melakukan tindakan yangmenguntungkan dirinya. Keleluasaan mengendalikankebijakan perusahaan menjadi daya tarik bagipemegang saham pengendali untuk memutuskan tidakmembayar dividen. Apabila dividen tidak membayar,maka perusahaan memiliki sumber daya yang banyakuntuk diekspropriasi oleh pemegang saham pengendali.

Keberadaan pemegang saham besar, pemegangsaham pengendali kedua, di perusahaan diprediksimampu membatasi tindakan ekspropriasi pemegangsaham pengendali. Namun bukti empiris tidakmendukung dugaan ini. Ada dua kemungkinanmenyebab hal ini. Pertama, jumlah perusahaan yangmemiliki pemegang saham pengendali kedua cukupkecil, yaitu sekitar 13%. Jumlah yang kecil ini tidakmampu menunjukkan kekuatan yang signifikan dalammembatasi tindakan ekspropriasi pemegang sahampengendali. Kedua, ada kemungkinan pemegang sahampengendali berkoalisi dengan pemegang sahampengendali kedua. Koalisi yang terjadi adalah perolehanmanfaat privat bagi semua pemegang saham besar

dengan mengekspropriasi pemegang sahamnonpengendali. Dukungan terhadap dugaan ini terlihatdari pembayaran dividen yang lebih kecil apabilapemegang saham pengendali kedua ada di perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Konflik keagenan antara pemegang saham pengendalidengan pemegang saham nonpengendali merupakanrealitas yang sulit dipungkiri. Hal ini terlihat dari buktiempiris bahwa leverage hak aliran kas digunakan olehpemegang saham pengendali untuk memperolehmanfaat privat melalui kebijakan dividen. Insentifmelakukan ekspropriasi semakin besar apabilapemegang saham pengendali juga terlibat dalammanajemen perusahaan. Namun di sisi lain, hak alirankas membatasi tindakan ekspropriasi ini. Pemegangsaham pengendali tidak tertarik melakukan ekspropriasimelalui dividen apabila ia memiliki hak aliran kas yangtinggi karena tindakan ekspropriasi tersebut dapatmerugikan dirinya sendiri.

Saran

Dua keterbatasan penelitian ini yang dapat dijadikanperbaikan untuk penelitian selanjutnya terkait denganidentifikasi pemegang saham pengendali dandokumentasi tindakan ekspropriasi. Identifikasipemegang saham pengendali semata-mata dilakukanmelalui identifikasi kesamaan nama belakang, kesamaanalamat rumah, dan adanya hubungan perkawinan.Identifikasi pemegang saham pengendali dapatditingkatkan apabila data yang lebih komprehensifterkait dengan hubungan keluarga antar-pemegangsaham tersedia. Selain itu, penelitian ini menggunakanpengujian pembayaran dividen dengan konsentrasikepemilikan untuk mengidentifikasi kemungkinanadanya ekspropriasi tanpa menggunakan data tentangtindakan ekspropriasi itu sendiri. Pengujian akan lebihrobust apabila data tentang tindakan ekspropriasibenar-benar tersedia.

Page 85: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

274

JAM, Vol. 22, No. 3, Desember 2011: 257-275

DAFTAR PUSTAKA

Berle, Adolph dan Means, Gardiner. 1932. The ModernCorporation and Private Property. MacMillan,New York, N.Y.

Brickley, J.A.; Lease, R.C., dan Smith, C.W. 1988. “Own-ership Structure and Voting on AntitakeoverAmendments.” Journal of Financial Econom-ics. No. 20: 267-291.

Carvalhal-da-Silva, Andre dan Leal, Ricardo. 2004. “Cor-porate Governance, Market Valuation, and Divi-dend Policy in Brazil.” Woking Paper ofCOPPEAD Graduate Business School FederalUniversity of Rio de Janeiro.

Chen, C.R. dan Steiner, T.L. 1999. “Managerial Owner-ship and Agency Conflicts: A Nonlinear Simul-taneous Equation Analysis of Managerial Own-ership, Risk Taking, Debt Policy, and DividendPolicy.” Financial Review. No. 34: 119-136.

Claessens, Stijin, Djankov, Simeon, Fan, Joseph, danLang, Larry. 2000b. “Expropriation of MinorityShareholders: Evidence from East Asia. PolicyResearch Working Paper 2000, The World Bank.

Claessens, Stijin, Djankov, Simeon, dan Lang, LarryH.P. 2000a. “The Separation of Ownership andControl in East Asian Corporations.” Journalof Financial Economics. Vol. 58: 81-112.

Crutchley, C.E., Jensen, M.R.H., Jahera, J.S., danRaymond, J.E. 1999. “Agency Problem and theSimultaneity of Financial Decision Making: theRole of Institutional Ownership.” InternationalReview of Financial Analysis. No. 8/2: 177-197.

Dyck, Alexander dan Zingales, Luigi. 2002. “Privat Ben-efits of Control: An International Comparison.NBER Working Paper No. 8711.

Easterbrook, Frank. 1984. “Two Agency Cost Explana-tions of Dividends.” American Economic Re-view. Vol. 74, No. 4: 650-659.

Edwards, Jeremy S.S. dan Weichenrieder. 2003. “Own-ership Concentration and Share Valuation: Evi-dence from Germany.” CESifo Working PaperNo. 193.

Faccio, Mara; Lang, Larry H.P.; dan Young, Leslie. 2001.“Dividends and Expropriation.” Emerican Eco-nomic Review. Vol. 91, No. 1: 55-79.

Faccio, Mara dan Lang, Larry H.P. 2002. “The UltimateOwnership of Western European Corpora-tions.” Journal of Financial Economics. Vol.65: 365-395.

Gilson, Ronald J. dan Gordon, Jeffrey N. 2003. “Con-trolling Shareholders.” Columbia Law SchoolWorking Paper No. 228.

Gugler, Klaus dan Yurtoglu, Burcin. 2003. “CorporateGovernance and Dividend Pay-out Policy inGermany.” European Economic Review. No. 47:731-758.

Jensen, G.A., Solberg, D.P., dan Zorn, T.S. 1992. “Si-multaneous Determination of Insider Ownership,Debt, and Dividend Policies.” Journal of Fi-nancial and Quantitative Analysis. No. 27: 247-263.

Jensen, Michael C. dan Meckling, William H. 1976.“Theory of the Firm: Managerial Behavior,Agency Costs, and Ownership Structure.” Jour-nal of Financial Economics. Vol. 3: 305-360.

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio; Shleifer,Andrei. 1999. “Corporate Ownership Around theWorld.”Journal of Finance. Vol. 54, No. 2: 471-517.

La Porta, Rafael; Lopez-de-Silanes, Florencio, Shleifer,Andrei; dan Vishny, Robert. 2000. “AgencyProblems and Dividend Policies Around theWorld.” Journal of Finance. Vol. 55: 1-33.

La Porta, Rafael, Lopez-de-Silanes, Florencio, Shleifer,Andrei, dan Vishny, Robert. 2002. “Investor Pro-tection and Corporate Valuation.” Journal of

Page 86: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

275

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG DIKENDALIKAN............... (Baldric Siregar)

Finance. Vol. 57, No. 3: 3-27.

Lefort, Fernando dan Walker, Eduardo. 2005. “The Ef-fect of Corporate Governance Practice on Com-pany Market Valuation and Payout Policy inChile.” Working Paper of Potificia UniversidadCatolica de Chile.

Morck, Randall; Wolfenzon, Daniel; dan Yeung, Ber-nard. 2004. “Corporate Governance, EconomicEntrenchment, and Growth.” NBER WorkingPaper No. 10692.

Noronha, G.M.; Shome, D.K.; dan Morgeran, G.E. 1996.“The Monitoring Rationale for Dividends andthe Interactions of Capital Structure and Divi-dends Decision”. Journal of Banking and Fi-nance. April: 439-454.

PSAK 4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 4tentang Laporan Keuangan Konsolidasi.

PSAK 7. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 7tentang Pengungkapan Pihak-pihak yangMempunyai Hubungan Istimewa.

PSAK 22. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 22tentang Akuntansi Penggabungan Usaha.

PSAK 38. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 38tentang Akuntansi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali.

Shleifer, Andrei dan Vishny, Robert W. 1994. “Politi-cians and Firms.” Quarterly Journal of Eco-nomics. No. 109: 995-1025.

Shleifer, Andrei dan Vishny, Robert W. 1997. “A Sur-vey of Corporate Governance.” Journal of Fi-nance. Vol. 52 No. 2: 737-783.

Yurtoglu, B. Burci. 2003. “Corporate Governance andImplications for Minority Shareholders in Tur-key.” Corporate Ownership & Control. Vol. 1,No. 1: 72-86.

Zhang, Rongrong. 2005. “The Effects of Firm and Coun-try Level Governance Mechanisms on DividendPolicy, Cash Holding, and Firm Value: A CrossCountry Study.” Working Paper of The Univer-sity of Tennessee.

Page 87: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

INDEKS PENULIS DAN ARTIKELJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 16, No. 1, April 2005

Lo, Eko Widodo, pp. 1-10, Penjelasan Teori Prospek Terhadap Manajemen Laba

Tjahyono, Heru Kurnianto, pp. 11-24, Peran Kepemimpinan Sebagai Variabel Pemoderasian HubunganBudaya Organisasional dengan Keefektifan Organisasional (Studi pada Perguruan Tinggi Swasta diPropinsi DIY)

Astuti, Sri dan M. Hanad Hainafi, pp. 250-34, Pengaruh Laporan Auditor Dengan Modifikasi GoingConcern Terhadap Abnormal Accrual

Siregar, Baldric dan Twenty Selvia Sari Sianturi, pp. 35-49, ; Reaksi Pasar Modal Terhadap Hasil PemilihanUmum dan Pergantian Pemerintahan Tahun 2004

Prajogo, Wisnu, pp. 51-65, Pengaruh Pemediasian Trust Dalam Hubungan Kepemimpinan Transformasionaldan Organizational Citizenship Behavior

Widiastuti, Sri Wahyuni dan Sri Suryaningrum, pp. 67-77, Pengaruh Motivasi Terhadap Minat MahasiswaAkuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

Vol. 16, No. 2, Agustus 2005

Heriningsih, Sucahyo, Sri Suryaningrum, Windyastuti, pp. 79-91, Pengaruh Kecerdasan Emosionalpada Pemahaman Pengetahuan Akuntansi di Tingkat Pengantar dengan Penalaran dan PendekatanSistem

Susanto, Djoko dan Baldric Siregar, pp. 93-105, Peran Saling Melengkapi Laba dan Arus Kas Operasidalam Menjelaskan Variasi Return Saham

Rahdi, Fahmy, pp. 107-119, Industry Policy and Technology Transfer: Review and Analysis of TheIndonesian Automotive Industry During New Orde Era

Yudiarti, Fr. Ninik dan Eko Widodo Lo, pp. 121-127, Pengaruh Framing; Pertanggungjawaban, danJenis Kelamin dalam Keputusan Investasi Tambahan: Keputusan Individual dan Grup

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 88: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Asakdiyah, Salamatun, pp. 129-139, Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dan KepuasanPelanggan dalam Pembentukan Intensi Pembelian Konsumen Matahari Group di Daerah IstimewaYogyakarta

Saputro, Julianto Agung, pp. 141-152, Konsep dan Pengukuran Investment Opportunity Set SertaPengaruhnya pada Proses Kontrak

Vol. 16, No. 3, Desember 2005

Ciptono, Wakhid Slamet, pp. 153-171, The Critical Success Factors Of Tqm Underlying The DemingManagement Method: Evidence From The Indonesia’s Oil and Gas Industry

Lo, Eko Widodo, pp. 173-181, Manajemen Laba: Suatu Sistesa Teori

Sanjaya, I Putu Sugiartha, pp. 183-193, Analisis Pengaruh Akrual Diskresioner Terhadap ReturnSaham Bagi Perusahaan-Perusahaan yang Diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four danNon-Big Four

Sudarini, Sinta dan Silisia Mita Alloy, pp. 195-207, Penggunaan Rasio Keuangan Dalam MemprediksiLaba Pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BursaEfek Jakarta)

Winarso, Beni Suhendra, pp. 209-218, Analisis Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan AntaraPerusahaan yang Melakukan Stock Split dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock SplitPengujian The Signaling Hypothesis

Siregar, Baldric, pp. 219-230, Hubungan antara Dividen, Leverage Keuangan, dan Investasi

Vol. 17, No. 1, April 2006

Nurim, Yavida, pp. 1-10, Pengaruh Karakteristik Pembuat Judgment dalam Prediksi Failure Perusahaan

Kusuma, Deden Iwan, pp. 11-24, Studi Empiris Pemilihan Metode Akuntansi pada Perusahaan yangMelaksanakan Akuisisi di Indonesia

Yunani, Akhmad, pp. 25-40, Perancangan Model Sales Force Automation (SFA) dalam RangkaMenunjang Customer Relationship Management (CRM): Studi Kasus pada PT Pos Indonesia (Persero)

Suripto, Bambang, pp. 41-56, Praktik Pelaporan Keuangan dalam Web Site Perusahaan Indonesia

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 89: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Khasanah, Mufidhatul, pp. 57-78, Kajian Usaha Ternak Kambing dalam Rangka MeningkatkanKesejahteraaan Masyarakat Kabupaten Sleman

Dongoran, Johnson, pp. 79-92, Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja pada Hotel Bintang di JawaTengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Vol. 17, No. 2, Agustus 2006

Sri Darma. Gede, pp. 93-117, Employee Perception of The Impact of Information Technology Investmentin Organizations: A Survey of The Hotel Industry

Hapsoro, Dody, pp. 119-135, Pengaruh Transparansi Terhadap Konsekuensi Ekonomik: Studi Empirisdi Pasar Modal Indonesia

Indahwati, Weliana dan Erni Ekawati, pp. 137-152, Relevansi dan Reliabilitas Nilai Informasi AkuntansiGoodwill di Indonesia

Rahmawati, pp. 153-169, Hubungan Nonlinier antara Earnings dan Nilai Buku dengan Kinerja Saham

Siswanti, Yuni, pp. 171-180, Alliance Experience, Alliance Capability, Function Alliance Dedicateddan Alliance Learning dalam Aliansi Strategik untuk Meraih Kesuksesan Jangka Panjang di EraKompetisi Global

Widjaya, NH Setiadi, pp. 181-196, Pengaruh Komponen Komitmen Organi-sasional pada HubunganPersepsi Kaitan Kinerja-Gaji dan Organizational Citizenship Behavior

Vol. 17, No. 3, Desember 2006

Arsyad, Lincolin, pp. 197-218, A Process of Creating Business Plan for Microfinance Institution: CaseStudy of LPD Mas, Gianyar, Bali

Hapsoro, Dody, pp. 219-234, Pengaruh Struktur Pengelolaan Korporasi Terhadap Transparansi: StudiEmpiris di Pasar Modal Indonesia

Sri Darma, Gede, pp. 235-255, The Impact of Information Technology Investment on The HospitalityIndustry

Sulistiyani, Tina, pp. 257-267, Analisis Perilaku Brand Switching Produk Air Minum Mineral di DaerahIstimewa Yogyakarta

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 90: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Siregar, Baldric, pp. 269-282, Determinan Risiko Ekspropriasi

Bawono, Icuk Rangga, dkk., pp. 283-294, Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Reguler Tentang PendidikanProfesi Akuntansi (PPA) (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri di Purwokerto, Jawa Tengah)

Vol. 18, No. 1, April 2007

Kartikasari, Lisa, pp. 1-9, Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Risiko Sistematik pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEJ

Norpratiwi, Agustina M.V., pp. 9-22, Analisis Korelasi Investment Opportunity Set terhadap ReturnSaham pada Saat Pelaporan Keuangan PerusahaanRahmawati, pp. 23-34, Model Pendeteksian Manajemen Laba pada Industri Perbankan Publik diIndonesia dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perbankan

Dewi, Sherly Friska dan Eko Widodo Lo, pp. 35-42, Hubungan Sinyal-Sinyal Fundamental denganHarga Saham

Khasanah, Mufidhatul, pp. 43-50, Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD): KasusAPBD Kabupaten Sleman dan Kulonprogo Tahun 2004 dan 2005

Suranto, Anto, pp. 51-64, Hubungan Antara Sikap dan Perilaku Pejabat Public Relations denganEfeknya dalam Kinerja (Studi Hubungan antara Sikap Terhadap Penerapan Budaya Korporat danPerilaku Penerapan Budaya Korporat dengan Efeknya dalam Kinerja Pejabat Public RelationsPerbankan Swasta Nasional Anggota Perbanas

Vol. 18, No. 2, Agustus 2007

Hapsoro, Dody, pp. 65-85, Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Transparansi: Studi Empiris diPasar Modal Indonesia

Ningsih, Dwi Astuti dan Wakhid Slamet Ciptono, pp. 87-98, Going Beyond Corporate Social Responsi-bility: The Critical Factors of Corporate Social Innovation—An Empirical Study

Lako, Andreas, pp. 99-113, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi untuk Pasar Saham: Problema danPeluang Riset

Tjahjono, Heru Kurnianto, pp. 115-125, Validasi Item-Item Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural:Aplikasi Structural Equation Modeling dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 91: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Indriyo, St. Mahendra Soni, pp. 127-134, Reorientasi Kepentingan Korporasi dari Share-holders keStakeholders untuk Menjawab Tantangan Globalisasi di Masa Depan

Rahardja, Conny Tjandra dan N.H. Setiadi Widjaya, pp. 135-148, Manajemen Stres: BagaimanaMenghidupi Stres untuk Mencapai Keefektifan Organisasi

Vol. 18, No. 3, Desember 2007

Hery dan Merrina Agustiny, pp. 149-161, Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap PengambilanKeputusan Akuntan Publik (Auditor)

Suhartini dan Putri Yusiyanti, pp. 163-177, Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPDAM Tirtamarta Yogyakarta (Pendekatan Teori Ekspektansi Victor Vroom)

Supriyanto, Y., pp. 179-198, Kritik Terhadap Kinerja Pendekatan Profitability Index dan PendekatanNet Present Value untuk Memilih Sejumlah Proyek Independen dalam Capital Rationing

Khasanah, Mufidhatul, pp. 199-208, Analisis Ekonomi-Politik Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD) Kabupaten Sleman dan Bantul Tahun 2004 dan 2005

Sani, Usman dan Istiqomah Istiqomah, pp. 209-221, Analisis Experiential Marketing Sabun Lux “BeautyGives You Super Powers”

Suripto, Bambang, pp. 223-236, Atribusi Kinerja oleh Manajemen dalam Industri yang Diregulasi: PengujianEmpiris Teori Atribusi dalam Laporan Tahunan Industri Perbankan di Indonesia

Vol. 19, No. 1, April 2008

Afifurrahman, Wahid dan Dody Hapsoro, pp. 1-14, Pengaruh Pengungkapan Sukarela Melalui Web Siteterhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Fachrunnisa, Olivia, pp. 15-23, Perbedaan Gender dalam Penggunaan Gaya KepemimpinanTransformasional: Suatu Pengujian dari Perspektif Atasan, Bawahan, Rekan Kerja, dan Diri Sendiri

Prajogo, Wisnu, pp. 25-38, Pengaruh Kepemimpinan dan Kepribadian pada Modal Sosial serta Dampaknyapada Kinerja

Djamaluddin, Subekti dan Rahmawati, pp. 39-50, Kandungan Informasi Komponen-Komponen Labapada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 92: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Fajar, Siti Al, pp. 51-62, Kepemimpinan Transformasional: Keterkaitannya dengan Tipe KepribadianBerupa Behavioral Coping dan Emotional Coping

Hery, pp. 63-70, Peran Normatif dan Upaya Peningkatan Citra Auditor Internal, serta Keikutsertaannyadalam Penerapan Prinsip Good Corporate Governance

Vol. 19, No. 2, Agustus 2008

Hadi, Pramono, pp. 71-77, An Economic Valuation Of Turtle Conservation Efforts In Riau Case OnTambelan Island At 2006-2007

Noormansyah, Irvan, pp. 79-87, Studies In Management Accounting Control Systems In Less Devel-oped Countries

Giri, Efraim Ferdinan, pp. 89-102, Pengaruh Kebijakan Pembayaran Dividen Terhadap Informasi Asimetridi Bursa Efek Indonesia

Nugraha, Albert Kriestian Novi Adhi, pp. 103-111, The External Variables, Perceived Ease of Use andPerceived Usefulness Toward The Use of Sikasa 2.0 Software: A Survey of Employees in Satya WacanaChristian University

Utomo, Semcesen Budiman dan Baldric Siregar, pp. 113-125, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,dan Kontrol Kepemilikan terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI)

Hardani, Rahmat Purbandono, pp. 127-137, Pengaruh Strategi dan Taktik terhadap Kesuksesan TahapOperasionalisasi Proyek

Vol. 19, No. 3, Desember 2008

Djamaluddin, Subekti, Rahmawati, dan Handayani Tri Wijayanti, pp. 139-153, Analisis Perubahan AktivaPajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba

Hapsoro, Dody, pp. 155-172, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan:Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia

Wulandari, Cynthia dan Shanti, pp. 173-183, Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasipada Perusahaan Perbankan yang Go Public di PT. Bursa Efek Indonesia

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 93: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Kristina, Batsyeba Maria dan Baldric Siregar, pp. 185-196, Pengaruh Manajemen Laba Nyata terhadapKinerja.

Bawono, Icuk dan Rangga, pp. 197-207, Persepsi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan PembantuPemegang Uang Muka Kerja (PPUMK) terhadap Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Langsung (LS):Studi pada Pendidikan Tinggi Negeri Universitas Jenderal Soedirman

Adhilla, Fitroh, pp. 209-228, Analisis Manfaat Sosial dan Fungsional yang Diperoleh Konsumen dariHubungan yang Terjalin dengan Pramuniaga

Vol. 20, No. 1, April 2009

Setyomurni, Retno dan Tony Wijaya, pp. 1-11, Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian NoviceAccountant dalam Menggunakan Komputer: Gender dan Locus Of Control sebagai Faktor Moderasi

Hapsoro, Dody, pp. 13-24, Pengaruh Transparansi terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris di PasarModal Indonesia

Noormansyah, Irvan, pp. 25-34, Management Control Systems and The Deregulation In The HigherEducation Sector: A Review of Literature

Suryawati, pp. 35-46, Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di ProvinsiDIY

Pramuka, Bambang Agus dan Wiwiek Rabiatul Adawiyah, pp. 47-60, Persepsi Pengguna terhadap MutuLayanan Perpustakaan (Libqual) Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas

Yuliana, Christina, pp. 61-67, Kajian Pustaka terhadap Teori Agensi dan Akuntansi Manajemen

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Nursiah dan Fahmy Radhi, pp. 69-77, Pengaruh Penerapan Strategi Inovasi Terhadap Kinerja Operasional

Atuti, Sri, pp. 79-87, Independensi Auditor Setelah Pemberlakuan Sarbanes-Oxley Act Di PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Eefek Jakarta (BEI)

Giri, Efraim Ferdinan, pp. 89-106, Pelaporan Laba Komprehensif Dan Implikasinya Dalam Praktik

Kiswara, Endang, pp. 107-117, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela OlehPerusahaan Multinasional Di Indonesia

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 94: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Kusreni, Sri dan Didin Fatihudin, pp. 119-132, Pergeseran Penyerapan Tenaga Kerja Pasca LapindoSidoarjo Dan Upaya Penyelesaiannya

Fajar, Siti Al, pp. 1330-139, Penerapan Total Quality Service Sebagai Upaya Mencapai Loyalitas Cus-tomer

Vol. 20 No. 3, Desember 2009

Wijaya, Okie Indra, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati, pp. 141-156, Pengaruh Kualitas Audit DanProxy Going Concern Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Non Regulasi Di BursaEfek Indonesia (BEI)

Wardani, Rima Aguatania Kusuma dan Baldric Siregar, pp. 157-174, Pengaruh Aliran Kas Bebas TerhadapNilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Dan Dividen Sebagai Variabel Moderator

Alogifari, pp. 175-182, Inflasi Kelompok Bahan Makanan Dengan Metode Box-Jenkins: Kasus Indone-sia, 2006:1 – 2009:8

Sarwoko, pp. 183-193, Model Estimasi Permintaan Pariwisata Ke Indonesia Dengan Pendekatan Co-Integration Dan Error Correction Model

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, pp. 195-218, Estimasi Harga Opsi Saham Di Bursa Efek Indonesia(BEI): Studi Kasus Saham LQ-45

Wijaya, Tony, pp. 219-229, Hubungan Atribut Iklan Bersambung Ponds Flawless White Di TelevisiDengan Respon Pemirsa

Vol. 21 No. 1, April 2010

Pangeran, Perminas, pp. 1-16, Pemilihan Sekuritas Dan Arah Kebijakan Struktur Modal: Pecking OrderAtaukah Static-Tradeoff?

Budiyanti, Maria Susilowati, pp. 17-29, Pengaruh Investasi, Kepemilikan Manajerial, Dan Leverage OperasiTerhadap Hubungan Interdependensi Antara Kebijakan Dividen Dengan Kebijakan Leverage Keuangan

Safithri, Anny Laila dan Baldric Siregar, pp. 31-43, Herding Pada Keputusan Struktur Modal

Shanti, J.C. pp. 45-58, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia Sebelum Dan Sesudah Pembayaran Dividen Kas

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 95: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Setiawan dan Rudy Badrudin, pp. 59-79, Kontribusi Industri Telekomunikasi Selular TerhadapPerekonomian Negara

Astuti, Tri, pp. 81-104, Analisis Pengaruh Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Return Saham DiBursa Efek Jakarta (BEJ)

Vol. 21 No. 2, Agustus 2010

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando, pp. 105-127, Value At Risk Portofolio Dan Likuiditas Saham

Prasasti, Hestu dan Baldric Siregar, pp. 129-151, Pola Atribusi Perusahaan Publik Di Indonesia

Susiati, Retno, pp. 153-170, Kontribusi Penyertaan Modal Bank Perkreditan Rakyat “Bank Pasar” SlemanTerhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2005

Sarwoko, pp. 171-179, Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Indonesia

Eveline, Farida, pp. 181-198, Pengaruh Adverse Selection, Pembingkaian Negatif, Dan Self EfficacyTerhadap Eskalasi Komitmen Proyek Investasi Yang Tidak Menguntungkan

Wahyuningrum, Dwi Asih, pp. 199-216, Analisis Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Cross-DirectorshipsDewan, Dan Indikasi Manajemen Laba

Vol. 21 No. 3, Desember 2010

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando Pasaribu, pp. 217-230, Pemilihan Model Asset Pricing

Radhi, Fahmy, pp. 231-242, Pengaruh Lingkungan Bisnis, Aliansi Stratejik, dan Strategi Inovasi terhadapKinerja Perusahaan

Badrudin, Rudy, pp. 243-263, Rasio Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten/ Kota di Provinsi DIYPasca Otonomi Daerah

Annas, Muflikhun, pp. 265-284, Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Return Saham denganPerilaku Herding sebagai Variabel Mediasi

Siregar, Baldric, pp. 285-295, Utang dan Divergensi Hak Kontrol dari Hak Aliran Kas

Utami, Indah Dewi Utami dan Rahmawati, pp. 297-306, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran DewanKomisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, dan Umur Perusahaan terhadap CorporateSocial Responsibilit Disclosure pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 96: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 22 No. 1, April 2011

Hendarto, Kresno Agus, pp. 1-22, Corporate Social Responsibility In Indonesia’s National Press Con-text: A Preliminary Study

Wasiaturrahma, pp. 23-38, Komparasi Efektivitas Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Jangka Pendekdan Jangka Panjang dalam Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Badrudin, Rudy, pp. 39-66, Pengaruh Belanja Modal pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah danPertumbuhan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah

Wijayanti, Handayani Tri, pp. 67-83, Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Manajemen Labaterhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan

Sarwoko, pp. 85-94, Stasionaritas Produk Domestik Bruto Riil Perkapita dari Lima Besar Negara AsalWisatawan Mancanegara ke Indonesia, Tahun 1970-2009

Prajoga, Wisnu, pp. 95-106, Pengaruh Kepribadian (Taksonomi Big Five Personality) pada Kinerja In-Role dan Extra-Role Karyawan

Vol. 22 No. 2, Agustus 2011

Wiradinata, Jeffy dan Baldric Siregar, pp.107-124, Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuanganpada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pangeran, Perminas, pp.125-141, Laba Permanen dan Perilaku Dividen: Pengujian Kembali Model Garettdan Priestley di Bursa Efek Indonesia

Purnamawati, Astuti, pp.143-157, Model Keseimbangan Pertumbuhan Ekonomi dan Defisit AnggaranPemerintah (Kasus Indonesia, Tahun 1985-2009)

Handayani, Puji, pp.159-169, Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat PengungkapanInformasi Sosial Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tergolong High Profile yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia

Rahyuda, Henny, pp.171-180, Pengaruh Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BursaEfek Indonesia Periode 1998:1-2009:12

Setyowati, Endang, pp.181-192, Analisis Empiris Netralitas Uang di Indonesia

Page 97: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpanama dan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataantertulis yang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis denganhuruf kapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletakdi tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Page 98: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan

huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semuapenulis, tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkannama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jikamengambil artikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku,penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: ACase Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Page 99: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM) · PDF filepembayaran utang. Shareholder melalui serta bersama- ... akuntansi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat.In: G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., NewYork.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasionaldan Tingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadiketidaksesuaian di antara MITRA BESTARI.

7. Keputusan penolakan Editorial Board Members dikirimkan kepada penulis.8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali ke penulis untuk perbaikan.9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Editorial Board Members ke Managing

Editors.10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapatkan persetujuan.11. Naskah siap dicetak dan cetak lepas (off print) dikirim ke penulis.

Vol. 22, No. 3, Desember 2011

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN