JURNAL
-
Upload
lili-gtoehh -
Category
Documents
-
view
214 -
download
1
description
Transcript of JURNAL
-
ABSTRAK
Sinaga, Ervinna Lasniroha. 2013. Analisis Kemampuan Berdasarkan
Ranah Kognitif Siswa Akselerasi Menyelesaikan Soal Materi
Lingkaran di SMP N 7 Kota Jambi: Skripsi, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi,
Pembimbing: (I) Dra. Nizlel Huda, M.Kes (II) Drs. Husni Sabil,
M.Pd.
Kata Kunci : Ranah Kognitif, Akselerasi, dan Lingkaran.
Proses pembelajaran yang terjadi di kelas adalah proses yang dilakukan
oleh guru dan siswa dalam membahas materi pelajaran. Siswa memerlukan
kemampuan berdasarkan ranah kognitif agar mampu menyelesaikan masalah
dalam persoalan belajar termasuk belajar Matematika. Pada sistem pendidikan
yang biasa diselenggarakan selama ini dapat disimpulkan bahwa umumnya
menerapkan beberapa tingkatan ranah kognitif rendah (tingkat pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan) dan jarang sekali menerapkan tingkat analisis,
sintesis, dan evaluasi. Siswa kelas akselerasi merupakan siswa terpilih dengan
kemampuan berdasarkan ranah kognitifnya tingkat tinggi, tetapi terdapat juga
beberapa siswa yang dalam belajar Matematika tidak memiliki kemampuan
berdasarkan ranah kognitif tingkat tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa akselerasi menyele-
saikan soal materi lingkaran di SMP N 7 Kota Jambi dan untuk mengetahui faktor
penyebab siswa akselerasi tidak mampu menggunakan kemampuan berdasarkan
ranah kognitif tingkat tinggi menyelesaikan soal materi lingkaran di SMP N 7
Kota Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilaksanakan
di SMP N 7 Kota Jambi. Subjek penelitian ini adalah tiga orang siswa akselerasi
di kelas VIII J tahun ajaran 2012/2013. Instrumen penelitian terdiri dari: lembar
tes pendahuluan, lembar tes kemampuan berdasarkan ranah kognitif soal lingka-
ran, dan pedoman wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berdasarkan ranah kog-
nitif siswa akselerasi terlihat banyak yang sudah sesuai dengan tuntutan
kemampuan kelas akselerasi. Siswa akselerasi yang nilai tes pendahuluannya
mendapat nilai terendah pertama (nilai 55) hanya bisa mencapai kemampuan
berdasarkan ranah kognitif sampai tingkat aplikasi (penerapan). Siswa akselerasi
yang nilai tes pendahuluan mendapat nilai terendah kedua dan terendah ketiga
(nilai 60) hanya bisa mencapai kemampuan berdasarkan ranah kognitif sampai
tingkat analisis. Faktor penyebab siswa akselerasi tidak mampu menggunakan
kemampuan berdasarkan ranah kognitif tingkat tinggi menyelesaikan soal materi
Lingkaran adalah faktor internal dan eksternal.
-
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan berdasarkan ranah kognitif menunjukkan tujuan pendidikan
yang terarah kepada kemampuan-kemampuan intelektual, kemampuan berpikir
maupun kecerdasan yang akan dicapai. Kemampuan berdasarkan ranah kognitif
yang luar biasa hanya dimiliki oleh sebagian kecil siswa-siswi dan dapat
dikatakan sebagai siswa siswa kategori sangat superior (IQ > 120). Salah satu
program pendidikan yang menunjang perkembangan anak genius dan berbakat
adalah dengan disediakannya program kelas ekselerasi. Depdiknas
(http://www.Psychologymania.com, 2011) menyebutkan akselerasi adalah salah
satu bentuk pelayanan pendidikan bagi siswa dengan kecerdasan dan kemampuan
luar biasa untuk menyelesaikan pendidikan lebih awal dari waktu yang
ditentukan.
Kemampuan siswa-siswi dalam belajar terkhusus belajar Matematika tidak
tergantung sepenuhnya dengan IQ. Dilain sisi, terdapat siswa dalam belajar
Matematika memiliki kemampuan berdasarkan ranah kognitif dengan nilai yang
rendah atau tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Di kelas
akselerasi SMP N 7 Kota Jambi terdapat 28 orang siswa dan diantaranya masih
ada siswa yang tidak tuntas dalam ujian semester ganjil kelas VIII. 10 orang dari
28 orang siswa dinyatakan tidak tuntas akibat nilai ujian dibawah KKM kelas
akselerasi (KKM = 80). Berarti 33,33% siswa akselerasi tidak bisa menyelesaikan
soal ujian yang merupakan soal dari kemampuan berdasarkan ranah kognitif.
Siswa akselerasi SMP N 7 Kota Jambi memiliki jam pelajaran di sekolah
maupun diluar sekolah yang cukup padat. Siswa banyak mengeluh tentang jam
pelajaran yang padat dan pemberian tugas-tugas (PR) yang banyak. Waktu yang
-
seharusnya untuk istirahat di rumah dijadikan waktu untuk menyelesaikan tugas-
tugas sekolah yang banyak pada setiap mata pelajaran. Pengerjaan tugas yang
terus-menerus membuat siswa akselerasi merasakan kelelahan dan kurang untuk
belajar memahami materi pelajaran. Kelelahan mengakibatkan siswa akselerasi
tidak menggunakan kemampuan berdasarkan ranah kognitif dengan maksimal
mencapai kemampuan tingkat tinggi.
Berdasarkan masalah diatas, kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa
akselerasi sangat penting untuk dimiliki dan diterapkan pada semua mata
pelajaran di sekolah termasuk menyelesaikan soal-soal pelajaran Matematika.
Materi lingkaran dalam pembelajaran Matematika dapat mengukur kemampuan
berdasarkan ranah kognitif siswa akselerasi. Sehingga peneliti ingin melakukan
penelitian terhadap kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa akselerasi untuk
materi lingkaran. Akhirnya peneliti meneliti masalah yang berjudul Analisis
Kemampuan Berdasarkan Ranah Kognitif Siswa Akselerasi Menyelesaikan
Soal Materi Lingkaran di SMP N 7 Kota Jambi.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa akselerasi menyele-
saikan soal materi lingkaran di SMP N 7 Kota Jambi?
2. Apa faktor penyebab siswa akselerasi tidak mampu menggunakan kemampuan
berdasarkan ranah kognitif tingkat tinggi menyelesaikan soal materi lingkaran
di SMP N 7 Kota Jambi?
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kemampuan Berdasarkan Ranah Kognitif
Kemampuan adalah karakterisik individual seperti intelegensia, manual
skill, traits yang merupakan kekuatan potensial yang dapat dilakukan seseorang.
Ranah kognitif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Jadi, kemampuan
berdasarkan ranah kognitif adalah kemampuan berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti: pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir yang dapat dilakukan seseorang.
Tirtonegoro, S. (Sitiatava Rizema, 2013:194) menyebutkan percepatan
(acceleration) adalah cara penanganan anak super normal dengan
memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program regular
didalam jangka waktu yang lebih singkat. Hal yang sama juga disampaikan Ulfa
Latifah Lubis (Sitiatava Rizema, 2013:195) yang mendefinisikan istilah akselerasi
sebagai program pelayanan yang diberikan kepada siswa dengan tingkat
keberbakatan tinggi agar dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari
siswa yang lain (program regular). Dapat disimpulkan bahwa siswa akselerasi
adalah siswa yang mengikuti program layanan belajar bagi mereka yang memiliki
kemampuan tinggi (anak super normal/anak cerdas) supaya dapat menyelesaikan
studinya lebih cepat sesuai dengan kemampuannya tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
-
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen). Peneliti sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada geberalisasi (Sugiyono,
2012:9). Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam
masyarakat, tergantung tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta
proses yang sedang berlangsung, dan pengaruh dari suatu fenomena.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Tes Pendahuluan Pemilihan Subjek
Lembar tes pendahuluan digunakan untuk pemilihan subjek dan untuk
mengetahui gambaran kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa akselerasi
menyelesaikan soal materi lingkaran. Lembar tes pendahuluan berisi tiga soal
uraian yang mengungkap kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa dari tahap
sampai . Tes pendahuluan ini menggolongkan siswa dari nilai yang
diperoleh berdasarkan jawaban. Jika nilai tes 80 keatas maka siswa dianggap
tuntas memenuhi KKM kelas akselerasi (KKM = 80) dan mampu mengerjakan
80% - 100% penyelesaian soal. Nilai tes yang kurang dari 80 berarti siswa
dianggap tidak tuntas memenuhi KKM.
Lembar tes dibuat dengan tingkat kemampuan berdasarkan ranah kognitif
yang disusun berdasarkan kompetensi dasar sekolah materi Lingkaran di kelas
VIII. Setelah dilaksanakan tes pendahuluan didapatlah tiga siswa yang
memperoleh nilai terendah. Nilai ketiga siswa tersebut menurut penskoran yang
-
dilakukan oleh peneliti adalah 35, 60, 60. Penilaian disesuaikan dengan tahap
pengerjaan soal dan hasil akhir yang dikerjakan siswa. Selain mendapat nilai
terendah, ketiga siswa ini dinyatakan tidak memenuhi KKM kelas akselerasi
(KKM = 80) dengan nilai yang diperoleh siswa.
Hasil Tes Kemampuan Berdasarkan Ranah Kognitif Siswa Akselerasi
Lembar tes kemampuan berdasarkan ranah kognitif disusun sama seperti
lembar tes pendahuluan yaitu berdasarkan kompetensi dasar materi Lingkaran di
kelas VIII tepatnya semester dua. Lembar tes ini terdiri dari tiga soal. Soal
pertama memiliki tingkat kemampuan berdasarkan ranah kognitif dari tingkat
pengetahuan sampai tingkat analisis. Soal kedua dan ketiga memiliki tingkat
kemampuan berdasarkan ranah kognitif dari tingkat pengetahuan sampai tingkat
sintesis. Dengan lembar tes kemampuan berdasarkan ranah kognitif maka dapat
dianalisis kemampuan berdasarkan ranah kognitif pada siswa akselerasi yang
terpilih menjadi subjek penelitian.
Sesuai penjelasan kemampuan berdasarkan ranah kognitif pada ketiga
subjek maka SANR1, SANR2, dan SANR3 dapat menggunakan kemampuan
tingkat pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sitiatava Rizema (2013:195) bahwa progam akselerasi memenuhi kebutuhan
peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif
dan memiliki kemampuan tingkat tinggi. Menurut Bloom (Martinis, 2012:132)
kemampuan tingkat tinggi adalah kemampuan tingkat sintesis dan tingkat
evaluasi. Untuk mencapai kemampuan tingkat tinggi (kemampuan tingkat
sintesis) maka perlu melewati kemampuan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan
aplikasi
-
SANR1 tidak dapat menggunakan kemampuan tingkat analisis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah (Ahmadi, dkk, 2011:17) menyatakan
secara global ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa akselerasi.
Sehingga ada siswa yang tidak mampu menggunakan kemampuan berdasarkan
ranah kognitif sampai tingkat analisis. SANR2 dan SANR3 dapat menggunakan
kemampuan tingkat analisis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitiatava Rizema
(2013:195) bahwa progam akselerasi memenuhi kebutuhan peserta didik yang
memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan memiliki
kemampuan tingkat tinggi. Menurut Bloom (Martinis, 2012:132) kemampuan
tingkat tinggi adalah kemampuan tingkat sintesis dan tingkat evaluasi. Untuk
mencapai kemampuan tingkat tinggi (kemampuan tingkat sintesis) maka perlu
melewati kemampuan tingkat analisis.
SANR1, SANR2, dan SANR3 tidak dapat menggunakan kemampuan
tingkat sintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah (Ahmadi, dkk,
2011:17) menyatakan secara global ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa akselerasi. Sehingga ada siswa yang tidak mampu menggunakan
kemampuan berdasarkan ranah kognitif sampai tingkat sintesis.
BAB V
PENUTUP
Simpulan
1. Gambaran kemampuan berdasarkan ranah kognitif pada siswa akselerasi terli-
hat banyak yang sudah sesuai dengan tuntutan kemampuan kelas akselerasi.
Tetapi ada tiga siswa yang mendapat nilai dibawah 80 (tidak mencapai KKM
kelas akselerasi) karena tidak mampu menyelesaikan soal materi lingkaran.
-
2. Siswa akselerasi yang nilai tes pendahuluannya mendapat nilai terendah per-
tama (nilai 55) hanya bisa mencapai kemampuan berdasarkan ranah kognitif
sampai tingkat aplikasi (penerapan). Siswa tersebut tidak mampu mencapai
tingkat kemampuan analisis dan sintesis dalam menyelesaikan soal Matemati-
ka materi Lingkaran.
3. Siswa akselerasi yang nilai tes pendahuluan mendapat nilai terendah kedua
dan terendah ketiga (nilai 60) hanya bisa mencapai kemampuan berdasarkan
ranah kognitif sampai tingkat analisis. Siswa tersebut tidak mampu mencapai
tingkat kemampuan sintesis dalam menyelesaikan soal Matematika materi
Lingkaran.
4. Adapun faktor penyebab siswa akselerasi tidak mampu menggunakan ke-
mampuan berdasarkan ranah kognitif tingkat tinggi menyelesaikan soal Ma-
tematika materi Lingkaran dikelompokkan menjadi dua yakni faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain: 1) Belum mantapnya kemam-
puan berdasarkan ranah kognitif subjek pada tingkat kemampuan analisis dan
kemampuan sintesis. 2) Kurangnya latihan menyelesaikan soal sehingga siswa
tidak terbiasa dalam menyelesaikan soal yang menuntut siswa menggunakan
kemampuan tingkat tinggi. 3) Subjek tidak mampu menerima materi lingkaran
dengan waktu pembelajaran yang singkat dan padat. 4) Kelelahan akibat dari
banyaknya tugas sekolah (PR). Sedangkan faktor eksternal antara lain: 1) Ba-
nyaknya tugas (PR) sekolah untuk kelas akselerasi yang harus dikerjakan me-
nyebabkan kurangnya waktu subjek untuk belajar di rumah akibat. 2) Pembe-
lajaran Matematika materi Lingkaran yang diberikan guru dilaksanakan den-
gan waktu yang sangat singkat yakni sekitar dua kali pertemuan. 3) Kurang-
-
nya sarana pembelajaran seperti buku teks pelajaran Matematika untuk siswa
akselerasi dari sekolah. 4) Kurangnya kemampuan guru mengajarkan soal ma-
teri Lingkaran dengan metode dan teknik pengajaran yang tepat.
Saran-saran
1. Hendaknya dalam proses pembelajaran, guru menggunakan soal-soal yang
dapat mengasah kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa terkhusus pada
siswa akselerasi.
2. Hendaknya dalam pembelajaran, guru memperhatikan tingkat kemampuan
siswa-siswinya yang meliputi tingkat kemampuan: pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran untuk pene-
litian selanjutnya mengenai kemampuan berdasarkan ranah kognitif siswa ak-
selerasi.
DAFTAR RUJUKAN
Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Ahmadi, K., Setyono, H. A., Amri, S. 2011. Pembelajaran Akselerasi (Analisis
Teori dan Praktik Serta Pengaruhnya Terhadap Mekanisme Pembelajaran
dalam Kelas Akselerasi). Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya.
Analysis. Diakses tanggal 1 September 2013.
http://en.m.wikipedia.org/wiki/analysis.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Ciputat: Gaung
Persada (GP) Press.
-
Kemampuan. Diakses tanggal 9 November 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan.
Keuntungan dan Kerugian Program Akselerasi. Diakses tanggal 23 Juli 2013.
http://www.Psychologymania.com/2011/09/keuntungan-dan-kerugian-
program-akselerasi.html.
Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pengertian Kemampuan. Diakses tanggal 23 Juli 2013
http://www.psychologymania .com/2012/12/ pengertian-kemampuan.html.
Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa.
Jogjakarta: DIVA Press.
Ranah. Diakses tanggal 1 September 2013. http://m.artikata.com/arti-346895-
ranah.html.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan (dengan Pendekatan Baru).
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Taksonomi Bloom. Diakses tanggal 6 Agustus 2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom.
Yamin, Martinis. 2012. Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat:
Referensi (GP Press Group).
2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung persada press
jakarta.