JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx
-
Upload
andry-thepary -
Category
Documents
-
view
179 -
download
10
Transcript of JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx
PROYEK AKHIR
Pekerjaan:TAMBANG TERBUKA DOLOMITE
PT. BAKAPINDO
Studi Kasus: “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di
PT. BAKAPINDO”
Diajukan Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Menyelesaikan Program Studi D-3 Teknik Pertambangan
Oleh :JUMAIZEL. A
BP/NIM: 2008/06591
Konsentrasi : Pertambangan UmumProgram Studi : D-3 Teknik PertambanganJurusan : Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG 2014
i
LEMBAR PENGESAHANPROYEK AKHIR
Pekerjaan:TAMBANG TERBUKA DOLOMITE
PT. BAKAPINDOAGAM SUMATERA BARAT
Studi Kasus:“Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di
PT. BAKAPINDO”
Oleh:
Nama : JUMAIZEL. ABp/Nim : 2008/06591Konsentrasi : Pertambangan UmumProgram Studi : D-3 Teknik Pertambangan
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Drs. Syamsul Bahri, MTNIP : 19570101198303 1 006
Diketahui Oleh:
Ketua JurusanTeknik Pertambangan
Drs. Bambang Heriyadi,MT. NIP : 19641114 198903 1 002
Ketua Program StudiD-3 Teknik Pertambangan
Drs. Thamrin Kasim, MT.NIP : 19530810 198602 1 001
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIANPROYEK AKHIR
Dinyatakan Lulus Oleh Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi D3 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Pekerjaan:TAMBANG TERBUKA
PT.BAKAPINDOSUMATERA BARAT
Studi Kasus: “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di
PT. BAKAPINDO”
Oleh:
Nama : JUMAIZEL.ANim / BP : 06591 / 2008Konsentrasi : Tambang UmumProgram Studi : D-3 Teknik Pertambangan
Padang, 24 Januari 2014
Tim Penguji :
Nama Tanda Tangan
1. Drs.Syamsul Bahri, MT 1. .........................................
2. Ansosry, ST, MT 2. .........................................
3. Yozsi Anaperta, ST, MT. 3. .........................................
iii
iv
BIODATA
I. Data Diri Nama Lengkap : JUMAIZEL.ANo. BP : 2008/06591Tempat/Tanggal lahir : Bukittinggi, 26 May 1989Jenis Kelamin : Laki-lakiNama Ayah : AMRANNama Ibu : ROSLAINIJumlah Bersaudara : 3 (Bersaudara)Alamat tetap : Jln.Raya Bukittinggi-Payakumbuh Km7
Biaro IV angkat candung (Agam)Data PendidikanSekolah Dasar : SDN 24 BukittinggiSekolah Lanjutan Pertama : SMPN 2 BukittinggiSekolah Lanjutan Kedua : SMKN 1 BukittinggiPerguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang
II. Proyek Akhir Tempat Kerja : PT. BAKAPINDOTanggal Kerja Praktek : 03 Januari 2013 – 01 Maret 2013Topik Studi Kasus : Evaluasi Manajemen Untuk
Meminimalisir Kecelakaan Kerja di PT. BAKAPINDO
Padang, 24 Januari 2014
JUMAIZEL.A 2008/06591
v
RINGKASAN
PT. BAKAPINDO melakukan penambangan dolomit di Propinsi Sumatera Barat, tepatnya di Jorong Durian, Kec. Kamang Magek, Kab. Agam, Sumatera Barat dan melakukan penambangan dengan sistem Tambang Terbuka Quary. PT. BAKAPINDO memiliki luas KP 10 Hektar.
Kecelakaan yang terjadi pada area penambangan dapat mengganggu kegiatan penambangan serta membahayakan keselamatan pekerja. Maka sangat perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan, karena kecelakaan akan menyebabkan ruginya perusahaan baik itu dari segi cost dan terbuangnya jam kerja,
Pemecahan masalah dalam upaya meminimalisir kecelakaan pada PT. BAKAPINDO kedepannya adalah mengantisipasi dari faktor manusia dan lokasi tambang untuk meminimalisir kecelakaan tambang dan lakukan evaluasi serta laporkan pada atasan bagian mana saja yang perlu dilakukan perbaikan agar tercipta kegiatan penambangan yang aman dan terkendali sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa proses penambangan di PT. BAKAPINDO rentan terjadi kecelakaan, karena kurangnya pengetahuan karyawan akan K3 pertambangan pada umumnya dan khususnya tentang Standard Operating Procedure (SOP) dan sebaiknya agar kecelakaan dapat dikurangi di PT. BAKAPINDO, maka perlunya ditingkatkan lagi pelatihan–pelatihan serta penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pertambangan bagi karyawan, supaya dapat dipahami oleh karyawan-karyawan akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pertambangan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan
laporan Proyek Akhir ini dengan judul “Evaluasi Manajemen Untuk
Meminimalisir Kecelakaan Kerja di PT. BAKAPINDO”. Laporan Proyek Akhir
ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program D-3 Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang. Laporan ini ditulis
berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama mengikuti Praktek
Lapangan Industri (PLI) di PT. BAKAPINDO
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang Tua yang selalu memberikan dorongan dan do’a yang tulus untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Drs. Syamsul bahri, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang
telah membantu membimbing dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini
dapat diselesaikan.
3. Bapak Drs. Rijal Abdullah, MT selaku Dosen Penasehat Akademis
4. Bapak Drs. Bambang Heriyadi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
5. Ibu Fadhilah, S.Pd, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
vii
6. Bapak Drs. Thamrin Kasim, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen pengajar di Program Studi D-3 Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
8. Bapak H. Adnan Pakiah, selaku Direktur Utama PT. BAKAPINDO
9. Bapak Ardinal, ST selaku kepala teknik tambang dan sekaligus pembimbing
di lapangan
10. Semua Staf dan Karyawan PT. BAKAPINDO yang telah mendukung dalam
pembuatan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
penulis ucapkan terima kasih atas bimbingannya.
11. Kakak-kakak senior yang telah banyak memberikan bantuan baik moril
maupun materil dalam mengerjakan Proyek Akhir ini.
12. Teman-teman seperjuangan Program Studi Teknik Pertambangan yang telah
membantu penulis mulai dari PLI sampai selesainya Laporan ini, terima kasih
atas do’a dan dukungannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tulisan ini.
Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
Padang, 24 Januari 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN PROYEK AKHIR…………... iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT....................................... iv
BIODATA……………………………………………………………… v
RINGKASAN........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR............................................................................. vii
DAFTAR ISI…........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xi
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proyek................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat Proyek........................................................ 2
C. Sistematika Penulisan.................................................................. 4
BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
A. Deskripsi Perusahaan................................................................... 5
B. Deskripsi Proyek......................................................................... 8
C. Proses Pelaksanaan Proyek......................................................... 21
D. Kegiatan Pekerjaan...................................................................... 22
E.Pelaksanaan Kegiatan Lapangan................................................... 28
ix
F. Temuan Menarik............................................................................ 36
BAB III STUDI KASUS
A. Perumusan Masalah..................................................................... 37
B. Batasan Masalah.......................................................................... 38
C. Landasan Teori……………….................................................... 38
D. Data dan Analisis Data................................................................ 48
E. Pemecahan Masalah.................................................................... 52
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 56
B. Saran 57
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 58
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Topografi PT. BAKAPINDO ........................................... 9
Gambar 2. Lokasi Kesampaian Daerah...................................................... 10
Gambar 3. Batuan Dolomit......................................................................... 13
Gambar 4. Exskavator PC 320 D................................................................ 17
Gambar 5. Dump Truck Mitsubishi Fuso 4x2 220PS…………………….. 17
Gambar 6. Bor FRD(furukawa rock dril)................................................... 18
Gambar 7. Roller double crusher................................................................ 19
Gambar 8. MTM(médium speed trapesium mil)........................................ 20
Gambar 9. Pump (Compressor).................................................................. 21
Gambar 10. Pembersihan Lahan………………………………………….. . 25
Gambar 11. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup......................................... 26
Gambar 12. Penggerusan material dolomite................................................ 26
Gambar 13. Pengangkutan material dolomit................................................ 27
Gambar 14. Pengolahan................................................................................ 27
Gambar 15. Pelaksanaan Pemboran.............................................................. 31
Gambar 16. ANFO Mixer............................................................................. 33
Gambar 17. Blasting Machine...................................................................... 33
Gambar 18. Helm.......................................................................................... 40
Gambar 19. Kaca Mata................................................................................. 41
Gambar 20. Masker....................................................................................... 41
Gambar 21. Penutup Telinga........................................................................ 42
xi
Gambar 22. Sabuk.......................................................................................... 42
Gambar 23. Safety Vest.................................................................................. 43
Gambar 24. Sarung Tangan........................................................................... 43
Gambar 25. Sepatu ........................................................................................ 43
Gambar 26. Alat Pemadam Kebakaran.......................................................... 44
Gambar 27. Pekerja yang tidal lengkap memakai APD ................................ 49
Gambar 28. Kondisi tidak aman pada area penambangan............................. 50
.
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Pengukuran Curah Hujan Tahun 2005-2009...................... 12
Tabel 2. Data Jumlah Unit Dan Lokasi Pekerjaan Alat Berat................... 20
Tabel 3. Kronologis Kecelakaan............................................................... 48
Tabel 4. Kondisi Tidak Aman pada Area Tambang.................................. 50
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Struktur Organisasi PT. BAKAPINDO
Lampiran II Spesifikasi Alat Gali Muat Cartapillar 320D
Lampiran III Spesifikasi Alat Angkut DumpTruck Mitsubishi 4x2 220PS
Lampiran IV Spesifikasi Roller double crusher 2PGC 600x750
Lampiran V Daftar Konsultasi dengan Pembimbing
Lampiran Surat Keterangan PLI
Lampiran Lembaran Pengesahan Laporan Praktek Industri
Lampiran Lembaran Penilaian Supervisor
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proyek
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan unsur-unsur
mineral. Di Sumatera Barat, salah satu mineral yang dapat dimanfaatkan
adalah mineral dolomite. Dolomite banyak dimanfaatkan baik
dalam pertanian, atau pun dalam industri
Dolomite merupakan salah satu contoh bahan galian industi penting
yang termasuk kelompok mineral karbonat. Batuan dolomite pertama kali
dideskripsikan oleh mineralogist Francis bernama Deodat de Dolomieu pada
tahun 1791. Batuan dolomite berbentuk seperti batu gamping, tetapi
mempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat diteteskan
larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak bereaksi
tersebut dinamakan dolomite. Kadang-kadang dolomite juga disebut
dolostone.
PT. BAKAPINDO sebagai salah satu perusahaan swasta yang
bergerak dalam bidang penambangan dolomite ikut terdorong untuk
mengoptimalkan penggalian cadangan dolomite yang ada, khusunya di daerah
Jorong Durian Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Propinsi
Sumatera Barat.
1
2
Dalam melakukan penambangan PT. BAKAPINDO menerapkan
sistem tambang terbuka (quarry ) yang di lakukan dengan cara pembuatan
jenjang atau sistem bench (gambar bench dan bagian-bagiannya dapat
dilihat pada (lampiran 1). Penambangan dolomite dilakukan dengan
mengikuti endapan dolomite dengan memotong bukit yang dimulai dari
puncak hingga ke bawah. Penambangan quarry ini dilakukan secara
mekanis dengan pembentukan bench dan memiliki ketinggian yang
bervariasi yaitu 6,5 m – 8 m.
Kegiatan pemisahan batuan dolomite dengan batuan induknya
merupakan kegiatan utama yang dilakukan di PT. BAKAPINDO, kegiatan
ini dilakukan dengan memakai cara peledakankarena batuan induk dolomite
ini mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi.
B. Tujuan dan Manfaat Proyek
1. Tujuan Perusahaan
PT. BAKAPINDO melakukan penambangan Dolomite bertujuan
untuk:
a. Mengelola sumber daya alam yang dapat digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan
b. Menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat sekitar.
c. Untuk memenuhi kebutuhan di dunia industri terutama di dalam
Negeri.
3
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) di
PT. BAKAPINDO:
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja di
lapangan.
b. Menerapkan teori-teori yang sudah didapat selama perkuliahan di
lapangan.
c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi DIII
Teknik Pertambangan.
Sedangkan manfaat yang didapat dari proyek penambangan dolomite di
PT. BAKAPINDO antara lain:
1. Menambah pendapatan daerah melalui pajak, retribusi dan pendapatan
lainnya yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan dolomite ini.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat
mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan penduduk.
3. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI)
di PT. BAKAPINDO adalah:
1. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja di lapangan.
2. Dapat mengetahui proses kegiatan penambangan dan kendala sesuai
dengan masalah yang diangkat.
4
C. Sistematika Pembahasan
Penulisan Proyek Akhir ini terdiri dari empat bab dan disertai dengan
lampiran-lampiran. Secara garis besar masing-masing bab akan membahas
beberapa hal sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang proyek, tujuan dan manfaaat
proyek serta sistematika pembahasan.
BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
Pada bab ini diuraikan tentang deskripsi perusahaan, deskripsi proyek,
proses pelaksanaan proyek, pelaksanaan kegiatan lapangan, dan temuan
menarik.
BAB III STUDI KASUS
Pada bab ini membahas tentang perumusan masalah, landasan teori
dan metodologi pemecahan, data dan pengolahan serta pemecahan masalah
dan analisa hasil.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang berisikan
Kesimpulan dan Saran yang didapatkan dari studi kasus yang dibahas.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah Singkat Pekembangan Perusahaan
PT. BAKAPINDO merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan dolomite yang berlokasi di Jorong Durian
Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.
PT. BAKAPINDO bekrja sama dengan CV. BUKIT RAYA sebagai
pelaksana dalam bidang penggilinggan dolomite PT. BAKAPINDO
sebagai pemilik kuasa pertambangan menerima fee (pembagian hasil)
dari hasil produksi pemasaran dolomite sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati.
PT. BAKAPINDO sudah beroperasi selama 20 tahun dan
menngunakan blasting selama 7 tahun terakhir kegiatan penambangan
dengan luas area sesuai dengan perjanjian kerja sama pengelolaan lahan
adalah ±10 ha. menargetkan produksi perbulan sekitar 20.000 ton/bulan
dan membagi penambangan menjadi 2 shift siang dan malam.Dengan
struktur organisasi (lampiran I).
Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan, PT. BAKAPINDO
dibantu ± 90 orang karyawan yang bekerja pada bagian administrasi &
keuangan, bagian produksi, bagian umum, mekanik, operator, driver,
checker, dan petugas keamanan.
5
6
Adapun fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a. Mine Manager
Mine Manager adalah seorang pimpinan perusahaan
pertambangan.
Tugas dari seorang manager tambang (mine manager) adalah:
1) Memberikan intruksi tentang pelaksanaan kerja pada bawahannya,
yang meliputi kepala produksi, kepala bagian umum dan bagian
keuangan
2) Melakukan dan menyetujui transaksi-transaksi keperluan
penambangan
3) Membuat laporan pertanggung jawaban secara berkala kepada
pemilik perusahaan
4) Bertanggung jawab terhadap hasil kerja dan kelancaran kegiatan
penambangan.
5) Mewakili perusahaan dalam memutuskan masalah yang
berhubungan dengan tambang baik kedalam maupun keluar
b. Bagian Umum
Bagian umum adalah suatu departemen yang bertugas untuk
mengurus masalah umum yang terdiri dari bagian personalia,
administrasi umum, masalah pembelian (Purchasing) dan keamanan
(security).
7
1) Personalia
Tanggung jawab bagian personalia adalah:
a) Penerimaan dan memberhentikan karyawan.
b) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta
pemberian upah kerja.
2) Administrasi
a) Pendataan aset perusahaan.
b) Pemeliharaan dan pendistribusian sarana di lapangan .
c) Penyediaan kebutuhan dan fasilitas tambang.
3) Purchasing (pembelian)
a) Pembelian solar (BBM) untuk seluruh kebutuhan proyek.
b) Pemlian alat-alat baru jika dibutuhkan untuk kepentingan
tambang, dan
c) Pendatan pembelian.
4) Security (keamanan)
a) Keamanan aset perusahaan.
b) Keamanan karyawan.
c) Keamanan hasil produksi perusahaan.
c. Bagian Koordinasi Produksi
Adalah departemen yang ditunjuk untuk mengurus masalah pada
bagian produksi.
8
d. Bagian Administrasi dan Keuangan.
Adalah bagian yang menangani administrasi keuangan
perusahaan, administrasi produksi dari setiap kegiatan, jumlah jam
kerja untuk menentukan upah pekerja.
B. Deskripsi Proyek
1. Lokasi dan Topografi
Lokasi penambangan PT. BAKAPINDO, Dilihat dari sisi
Geografis, Nagari Kamang Magek berada diantara 000 10’ 00" sampai000
15’ 00"Lintang Selatan dan 1000 20’ 0" sampai 1000 25’ 0" Bujur Timur,
dengan ketinggian pada 900 M dari permukaan laut. Suhu udara sejuk
dengan kelembaban udara berkisar 80%, dengan suhu udara rata-rata 19
– 27 0C.. Lokasi proyek penambangan bisa dicapai dengan sarana
perhubungan darat, dari pusat kota bukittinggi yang berjarak ± 10 km
dengan waktu tempu sekitar 20 menit.
PT. BAKAPINDO pada umumnya memiliki topografi perbukitan.
Kondisi di lokasi penambangan di dominasi oleh kebun dan persawahan
seperti pada gambar 1 di bawah ini dan juga memperliikuthatkan daerah
kesampaian lokasi penambangan seperti pada gambar 2 berikut.
9
Sumber: PT. Bakapindo 2013Gambar 1. Peta Topografi PT. Bakapindo
10
Sumber: PT. Bakapindo 2013Gambar 2. Lokasi Kesampaian Daerah
11
2. Geologi dan Stratigrafi
Dilihat dari sisi Geografis, PT. Bakapindo yang berada sejajar
dengan bukit barisan formasi batuan yang dijumpai pada daerah Kamang
Magek ini dapat digolongkan kepada Pratersier(berumur tua) yang terdiri
dari batuan endapan permukaan, sedimen, metamorfik, vulkanik dan
intrusi.
3. Iklim dan Cuaca
Daerah penambangan PT. BAKAPINDO ini beriklim tropis dengan
temperature udara berkisar antara 25 ºC – 30 ºC.
Aktivitas penambangan terbuka sangat dipengaruhi oleh iklim dan
cuaca. pada musim hujan kegiatan penambangan akan terhambat karena
jalan untuk pengangkutan licin, akibatnya aktivitas penambangan tidak
bisa dilakukan, sebaliknya pada musim kemarau akan timbul banyak
debu karena kondisi jalan yang kering dan tidak disirami air.
Daerah Kamang Magek merupakan daerah beriklim tropis basah
yang dipengaruhi dengan curah hujan yang bervariasi. Berdasarkan data
curah hujan (2005 – 2009), curah hujan rata-rata Agam adalah sebesar
191,3 mm/bulandan 193,63 mm/tahun.
Curah hujan yang relatif tinggi biasanya terjadi pada bulan
November – Desember sedangkan curah hujan terendah terjadi pada
bulan Juli – Agustus dapat di lihat padatabel 1 berikut.
12
Tabel 1. Curah Hujan Di Daerah Agam Periode 2005-2009
BulanCurah Hujan Dalam mm
2005 2006 2007 2008 2009
Januari 62,3 127 261 153 197
Februari 78,5 295 97 73 157
Maret 242 118 226 190 172
April 252 146 220 210 54,9
Mei 129 45 111 1721 192
Juni 61 111 217 51 23,2
Juli 215 184 190 57 43
Agustus 134 32 46 137 154
September 82 88 170 31 118
Oktober 228 11 104 163 72
Nopember 246 170 248 206 237
Desember 250 141 316 195 546
Σ 1979,8 1468 2206 3188 1968
Rata2 164,9 122,3 183,8 265,6 164Sumber: Stasiun Badan Metereologi dan Geofisika Agam, 2009
4. Analisis Kualitas
a. Genesa Dolomite
1) Proses Pembentukan
Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882 merupakan
variasi batu gamping yang mengandung > 50% karbonat. Istilah
dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu
yang terdapat didaerah TYeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956
dalam. Dolomite dapat terbentuk karena proses primer dan
sekunder.
13
Secara primer, dolomite umumnya terjadi kerena proses
pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut
ke dalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses
dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi
dolomite. Selain itu dolomite primer dapat juga terbentuk karena
diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit.
Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena
beberapa faktor diantaranya adalah tekanan air yang banyak
mengandung unsur magnesium dan prosesnya berlangsung dalam
waktu lama. Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin
besar kemungkinannya untuk berubah menjadi dolomite.Dolomite
primer terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih. Bentuk
dolomite dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
Gambar 3. Batuan Dolomite
14
2) Mineralogi
Dolomite merupakan batuan karbonat utama yang banyak
digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama
dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur kristalnya,
merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu
dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral
karbonat hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk
mengidentifikasinya.
Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau
kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping
(berkisar antara 3,5 – 4 dalam skala mosh) bersifat pejal, berat
jenis antara 2,8 – 2,9 yang berbutir halus hingga kasar dan
mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.
b. Potensi dan Penyebaran Dolomite
1) Provinsi Jawa Barat
2) Provinsi Jawa Tengah
3) Provinsi Jawa Timur
4) Provinsi Sumatera Barat
5) Provinsi Sulawesi Selatan
6) Provinsi Papua
Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar di daerah lain, namun
jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada
endapan batu gamping.
15
5. Pemanfaatan Dolomite
Dolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan
bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai
komoditi pada :
a. Industri refraktori
b. Dalam tungku pemanas atau pencair
c. Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah
d. Dalam industri cat sebagai pengisi
e. Industri kaca, plastik, kertas
f. Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia
g. Industri alkali, pembersih air
h. Industri ban
i. Industri obat-obatan dan kosmetik
j. Campuran makanan ternak, industri keramik
k. Bahan penggosok (abrassive)
Dari sekian banyak pemanfaatannya, pemanfaatan dolomite dapat
dibagi menjadi: pertanian, semen klinker, mortar, klinker dolomite,
penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.
16
6. Sistem Penambangan
Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan dolomite dan lapisan
penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan PT. BAKAPINDO
adalah open pit mining sistem (sistem tambang terbuka). Peralatan
tambang yang digunakan adalah kombinasi Excavator, DumpTruck, dan
Blasting.
7. Peralatan Tambang
Penambangan dolomite PT. BAKAPINDO dilakukan dengan
menggunakan alat berat sepenuhnya dan menggunakan peledakan blasting
karena dolomite batuan yang keras dan besar. Kegiatan pembersihan
lahan (land clearing), pengupasan lapisan penutup (over burden),
pengerusan dolomite (dolomite getting), pemuatan (loading), sampai pada
pengangkutan (hauling) dilakukan oleh alat berat. Alat berat yang
digunakan adalah Excavator sebagai alat gali, alat muat,dan gusur. Dump
Truck sebagai alat angkut.
Adapun alat-alat berat yang digunakan pada PT. BAKAPINDO
dapat dikelompokkan yaitu:
a. Alat tambang utama
Alat tambang utama adalah alat yang dipakai untuk operasi
produksi yang pengawasannya dibawah unit kerja penambangan,
yang termasuk alat tambang utama adalah:
17
1) Excavator merupakan alat yang berfungsi manggali atau memuat
dolomite, disamping itu alat ini juga berfungsi sebagai pembersih
tambang ini menggunakan jenis Excavator yaitu, PC 320 da
spesifikasi alat(lampiran II) seperti pada gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Excavator PC 320
2) Dumptruck berfungsi sebagai alat angkut atau memindahkan
batubara dari lokasi tambang pada PT. BAKAPINDO
menggunakan dump truck mitsubishi HD 4 x 2 220 PS dan
spesifikasi (lampiran III)seperti pada gambar 5 berikut
Gambar 5. Dump Truck
18
3) Pemboran Pelaksanaan pemboran di area bukit PT.
BAKAPINDO dilakukan dengan menggunakan alat bor
jenis FRD(furukawa rock drill) Master 30 (DM 2,5), Ingersoll
Rand Drill Master memiliki panjang stang 3 meter, pada gambar
6 berikut.
Gambar 6. Alat Bor Jenis FRD (Furukawa Rock Drill) Master 30 (DM 2,5)
4) Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double atau tripel stage
single roll merupakan pengembangan dari ukuran pereduksian
bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang
digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi dolomite yang
berukuran maksimal 700 mm menjadi berukuran sekitar 350-400
mm, tergantung pada sifat dolomite tersebut. Dari umpan yang
masuk ke secondary yaitu berukuran 350 mm, Double roll-
crusher dapat menghasilkan dolomite yang berukuran 23-13 mm.
Dapat dilihat pada gambar 7 berikut.
19
Gambar 7. Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double
5) MTM (medium speed trapezium mill) merupakan mesin
penggoloahSetelah batuan dolomite mengalami pengecilan
ukuran saat dicrushing batuan dolomite kembali diolah pada
MTM untuk memenuhi ukuran mess dolomite yang diinginkan
konsumen.. Mesin ini memiliki permukaan trapesium pada saat
beroperasi, koneksi yang fleksibel. MTM telah mengatasi
beberapa kekurangan secara menyeluruh yang terdapat pada
penggilingan tradisional baik dalam hal aplikasi, kapasitas,
kehalusan dalam menggiling, konsumsi energi, ketahanan dan
sebagainya pada gambar 8 berikut.
20
Gambar 8. MTM (Medium Speed Trapezium Mill)
Data jumlah unit dan lokasi kerja alat tambang utama dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2: Data Jumlah Unit dan Lokasi Pekerjaan Alat Berat padaPT. BAKAPINDO
Alat Jumlah Letak
Exskavator 320D 4 unit Tambang
DT Mitsubishi FUSO 4x2 220PS
5 unit Tambang
Drilling FRD 1 unit Tambang
Roller Double Crusher 2 unit Tambang
MTM (medium speed trapezium mill)
2 unit Tambang
Sumber: PT. BAKAPINDO 2013
b. Alat penunjang tambang
Adalah alat yang dipakai untuk menunjang kegiatan operasi
penambangan, dimana alat ini tidak terlalu diperlukan tetapi sangat
dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu.
21
Adapun yang termasuk alat penunjang tambang:
1) Pump (pompa compressor)
Merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan zat cair
atau batuan yang berada didalam lubang bor pompa yang digunakan
compressos PDS 750S seperti gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Pump (Pompa Compressor)
C. Proses Pelaksanaan Proyek
Proses penambangan dolomite menggunakan metoda Quary. Dalam
proses penambangan dolomite PT. BAKAPINDO bekerja sama dengan
pihak-pihak sebagai berikut:
1. PT. BAKAPINDO
PT. BAKAPINDO adalah sebagai pemilik KP eksplorasi dengan
luas KP 10ha
PT. BAKAPINDO melakukan pengawasan dalam kegiatan
penambangan dan penjualan. PT. BAKAPINDO mendapat fee
(pembagian hasil) dari hasil penjualan dolomite perbulan. Besar sebagian
22
hasil penjualan telah ditetapkan dalam perjanjian kontrak kerja. PT.
BAKAPINDO
2. CV. BUKIT RAYA
CV. BUKIT RAYA adalah suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa alat kepada karena PT. BAKAPINDO dalam hal ini
menggunakan MTM (medium speed trapezium mill). CV. BUKIT
RAYA merupakansubkontraktor dari PT. BAKAPINDO yang
melakukan kegiatan penambangan pada daerah kuasa penambangan
milik PT. BAKAPINDO sesuai dengan kontrak perjanjian.
3. PT. TRAKINDO UTAMA
PT. TRAKINDO UTAMA adalah suatu perusahaan yang
bergerak dibidang pembuatan,service,dan penjualan alat berat.
PT. BAKAPINDO bekerjasama dengan PT. TRAKINDO UTAMA
dalam hal penyediaan lat berat seperti exskavator.
D. Kegiatan Pekerjaan
Perencanaan penambangan (mine planning) dapat mencakup
kegiatan-kegiatan prospeksi, eksplorasi, study kelayakan, yang dilengkapi
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), persiapan penambangan dan
kontruksi sarana dan prasarana penambangan, kesehatan dan keselamatan
kerja (K3), pengeloloaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Data-data dan pekerjaan yang dilakukan dalam pekerjaan
perencanaan tambang adalah sebagai berikut:
23
1. Persiapan penambangan
a. Eksplorasi
Sebelum melaksanakan penambangan, dilakukan kegiatan
pemboran eksplorasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk
menentukan secara akurat besar cadangan, kadar, sifat fisik, sifat
kimia, letak, dan bentuk endapan bahan galian. Eksplorasi
dilakukan dengan cara pengeboran dan penelusuran out crop yang
ada. Dari hasil pemboran eksplorasi maka akan didapatkan daerah
penyebaran batuan sehingga dapat diketahui cadangan batuan, akan
dapat diketahui struktur geologi serta contoh cadangan.
b. Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan pedoman layak atau tidaknya
suatu wilayah untuk ditambang, yang biasa dilakukan adalah:
1) Keberadaan Cadangan
Cadangan batuan dapat diketahui dengan melakukan
pemboran ditempat-tempat yang sebelumnya telah ditentukan
berdasarkan data pemboran tersebut dapat diketahui ketebalan
batubara dan overburden, sehingga dapat dilakukan perhitungan
cadangan batuan.
2) Kesampaian Lokasi
Penambangan PT. BAKAPINDO dekat dengan tempat
penumpukan dolomite maka perlu dilakukan perhitungan
kesampaian daerah lokasi dengan akses jalan yang ada.
24
3) Biaya Produksi
Perhitungan biaya produksi erat kaitannya dengan
perhitungan jumlah alat yang digunakan dalam kegiatan
produksi, di samping itu juga diperlukan perhitungan jumlah
tenaga efektif dan jumlah jam kerja yang digunakan
4) Biaya Transportasi
Karena jarak pengangkutan yang cukup jauh maka
diperlukan alat angkut untuk mengangkut batuan hasil produksi.
Dalam perhitungan biaya transportasi maka dihitung jumlah
kendaraan dump truck termasuk kendaraan operasional
perusahaan.
5) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan suatu
hal yang sangat penting dalam dunia pertambangan, mulai dari
pengendalian debu tambang, mengatasi limbah hasil tambang,
dan lain sebagainya.
Kegiatan persiapan penambangan dilakukan setelah studi
kelayakan benar-benar diperhitungkan.
2. Kegiatan penambangan
Kegiatan penambangan merupakan tahap lanjut dari kegiatan
perencanaan, kegiatan ini erat kaitannya dengan proses produksi, proses
yang dilakukan adalah:
25
a. Pembersihan lahan (land clearing)
Pembersihan lahan merupakan kegiatan utama yang dilakukan
sebelum melakukan penambangan, proses pembersihan lahan ini
dapat dilakukan oleh alat dan manual .
Gambar 10. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
b. Pengupasan lapisan tanah penutup
Pekerjaan ini dilakukan setelah dilakukan pembabatan dan
lean clearing. pengupasan lapisan penutup ini dilakukan dengan
menggunakan Excavator, dan peledakan. Pengupasan tanah penutup
dibuat dengan cara berjenjang agar terhindar dari kelongsoran akibat
penggalian dan air tanah telah seperti terlihat pada gambar 11
berikut.
26
Gambar 11. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
c. Penggerusan material dolomite
Penggerusan material dolomite dilakukan dengan
menggunakan alat Excavator PC 320 yang kemudian ditumpuk dan
dimuat pada dump truck untuk dibawa menuju ke Crusher.
Gambar 12. Penggerusan Material Dolomite
d. Pengangkutan material dolomite
Hasil penggerusan dolomite dimuat oleh excavator PC 320
ke dalam dump truck Mitsubishi 4 X 6 HD PS 220 yang nantinya
akan di Crusher Pada pengangkutan dolomite sampai menuju
crusher membutuhkan waktu sekitar 5-15 menit karena jalan tidak
27
standart. Pengankutan dolomite dari pit ke crusher menggunakan
Mitsubishi HD PS.
Gambar 13. Pengangkutan Material Dolomite
e. Pengolahan
Pengolahan dolomite dengan crusher bertujuan memperkecil
ukuran dolomite hasil peldakan dan penggerusan sesuai ukuran dan
penolahan dengan MTM untuk permintaan pasaran yang ditetapkan.
Gambar
14. Pengolahan
f. Pemasaran (marketing)
Setelah dolomite diangkut ke Crusher maka siap untuk di
pasarkan. Saat ini pemasaran dolomite PT. BAKAPINDO dilakukan
oleh CV. BUKIT RAYA
28
g. Reklamasi
Reklamasi adalah proses perbaikan lahan bekas tambang
supaya bisa dimanfaatkan kembali. Pada PT. BAKAPINDO proses
reklamasi belum terlaksana karena masih dalam proses
penambangan, akan tetapi dalam kenyataannya mereka telah
melakukan beberapa rencana kegiatan reklamasi.
D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman nyata di lapangan tentang teknis perencanaan, pelaksanaan
dan pengolahan pekerjaan penambangan dalam rangka melengkapi
pengetahuan teoritis yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.
Adapun kegiatan lapangan yang penulis lakukan selama praktek di
PT. BAKAPINDO dari tanggal 1 Januari sampai 03 Maret 2013 yaitu:
1. Pengenalan perusahaan
Pertama kali sampai di kantor PT. BAKAPINDO penulis
diberikan pembekalan tentang kegiatan-kegiatan dilapangan. PT.
BAKAPINDO yang berlokasi di Jorong Durian Kecamatan Kamang
Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Luas area
penambangan 10 ha sesuai dengan surat perjanjian.
29
Dalam melakukan kegiatannya perusahaan memiliki 90 orang
karyawan dan didukung oleh fasilitas seperti:
a. Mess karyawan yang terletak di dalam area penambangan.
b. Gudang bahan peledak serta bengkel.
c. Kantin.
d. Peralatan pendukung lainnya.
Dalam proses pelaksanaan kegiatannya, jam kerja pada PT.
BAKAPINDO terdiri dari 2 shift yaitu siang dan malam ditambah
lembur dengan jam kerja 10.
a. Shift pagi: Mulai 07.00 – 18.00, istirahat (12.00 – 13.00)
b. Shift malam: Mulai 19.00 – 06.00, istirahat (00.00 – 01.00)
2. Mengamati Kegiatan Lapangan
Penambangan PT. BAKAPINDO menggunakan metoda open
pit Adapun kegiatan-kegiatan yang diamati antara lain:
a. Pengamatan waktu pemuatan dan pengangkutan
Pemuatan dan pengangkutan di PT. BAKAPINDO
dilakukan dalam II tahap:
Pengakutan Tahap I yaitu pengangkutan tumpukan
dolomite oleh dump truck setelah di blasting menuju hopper
crusher.
30
Pengangkutan tahap II yaitu pengangkutan dari tempat
penampungan keluaran crusher menuju MTM (Medium speed
Trapezium Mill).
Hambatan – hambatan yang terjadi selama kegiatan
pemuatan dan pengangkutan berlangsung antara lain :
1) Kondisi jalan yang kurang efisien, menyebabkan waktu
pengangkutan bertambah
2) Excavator banyak mengalami lose time karena menunggu
dump truck sampai ke lokasi
b. Pengamatan kegiatan pemboran
Pemboran adalah suatu kegiatan untuk membuat lubang
ledak terhadap batuan yang akan dibongkar dengan manggunakan
alat bor yang sesuai dengan keadaan batuan. Tujuan dari kegiatan
pemboran adalah membuat lubang ledak untuk tempat pengisian
bahan peledak. Adapun tahap-tahap kegiatan pemboran yang
dilakukan PT. BAKAPINDO terdiri dari :
1) Persiapan pemboran
Pada tahap ini hal yang perlu dilakukan antara lain :
a) Melakukan pembersihan pada lahan yang akan dibor
supaya nantinya dalam proses pemboran tidak mengalami
kesulitan dalam menentukan titik yang akan dibor. Proses
pembersihan ini menggunakan alat mekanis dan manual.
31
b) Memberikan tanda atau titik yang akan dibor, pekerjaan
ini dilakukan oleh tim dengan ukuran yang telah
direncanakan kemudian masing-masing titik ditandai
dengan menggunakan cat semprot yang berwarna terang
agar mudah untuk dilihat oleh operator bor saat melakukan
pemboran.
2) Pelaksanaan pemboran
Pelaksanaan pemboran di area bukit PT. BAKAPINDO
dilakukan dengan menggunakan alat bor jenis FRD(furukawa
rock drill) DM 2,5cm memiliki panjang stang 3 meter.
Gambar 15. Pelaksanaan Pemboran
Pelaksanaan pemboran dimulai dari :
a) Mengambil posisi untuk titik yang akan dibor
b) Memulai pemboran secara perlahan.
c) Setelah pembuatan lobang selesai, stang bor dikeluarkan
32
d) Pindah posisi lalu mengambil posisi untuk membor titik
patok selanjutnya.
Hambatan – hambatan yang terjadi selama kegiatan
pemboran berlangsung antara lain :
a) Menentukan titik yang akan dibor pada lokasi yang tidak
datar dan adanya terdapat tonjolan pada lantai jenjang
(toe).
b) Melakukan pemboran ulang jika tergenang air.
c) Kerusakan alat bor
d) Masuknya material lepas ke dalam lubang sehingga terjadi
penyumbatan
e) Mengatasi terjepitnya alat bor pada saat melakukan
pemboran.
3. Persiapan peledakan
Dalam kegiatan peledakan merupakan kegiatan untuk
memisahkan atau membongkar lapisan batuan dari masa batuan
induknya. Proses peledakan dilakukan telebih dahulu dengan
mempersiapkan peralatan. Peralatan kegiatan proses peledakan yang
digunakan PT. BAKAPINDO antara lain sebagai berikut :
a. ANFO Mixer
33
ANFO Mixer merupakan alat yang digunakan untuk
mengaduk ammonium nitrat dengan solar untuk dijadikan ANFO .
Alat ini berada di gudang dekat kantor juru ledak.
Gambar 16.ANFO Mixer
b. Ohm Meter
Merupakan alat yang digunakan untuk menghitung tahanan
listrik dan untuk pengecekan apakah semua sambungan telah
tersambung dengan baik dalam rangkaian peledakan.
c. Blasting machine
Merupakan alat yang berfungsi sebagai penghasil arus
listrik untuk meledakkan detonator listrik.
34
Gambar 17. Blasting Machine
d. Lead Wire
Merupakan kabel utama yang menghubungakan sumber
utama listrik (Blasting machine ) dengan Leg wire detonator listrik.
f. Detonator listrik
Berfungsi sebagai penggalak pada primer dengan
menggunakan arus listrik yang dihasilkan blasting machine.
g. Leg wire
Merupakan dua kawat yang menjadi satu dengan detonator
listrik yang berfungsi untuk penghantar arus listrik ke detonator.
h. Kabel penghubung (connecting wire )
Adalah kabel yang menghubungkan antara rangkaian
detonator listrik dengan kabel utama dan antara leg wire detonator
yang satu dengan leg wire detonator yang lainnya.
Kemudian dilakukan proses pengecekkan oleh juru ledak
berapa jumlah lubang ledak yang diselesaikan oleh operator bor.
Karena ada kalanya lubang ledak tidak terselesaikan oleh operator
bor yang desebabkan adanya hambatan alam kegiatan pemboran.
Pengecekkan lubang ledak untuk memastikan apakah lubang
tersebut aman dari genangan air. Biasanya dilakukan apabila hujan.
Jika terdapat genangan air ditanggulangi denga cara di pompa.
4. Pemindahan Alat Bor
35
Apabila waktu untuk peledakan sudah tiba, maka segala
kegiatan di lokasi peledakan dihentikan dan semua peralatan dan alat-
alat berat tambang dijauhkan hingga pada jarak yang dirasa aman,
termasuk juga alat bor harus menghentikan kegiatan pemboran dan
menuju jarak aman ± 200 meter dari lokasi peledakan.
5. Pengisian Bahan Peledak
Setelah dipastikan lubang ledak aman dari genangan air
barulah dilakukan proses pengisian bahan peledak kedalam lubang
ledak (charging) sesuai dengan jumlah lubang ledak, jumlah lubang
ledak sekitar ± 20-60 lubang/minggu dan melakukan perangkaian
untuk siap diledakkan. Prosedur peledakan mulai dari awal hingga
akhir antara lain :
a) Menancapkan detonator padapowergel untuk
dijadikan primer dan memasukkan kelubang ledak.
b) Memasukkan ANFO yang telah dicampur solar
c) Memasukkan sisa pemboran ke lubang ledak tersebutkan dan
dipadatkan.
6. Perangkaian peledakkan
Melakukan perangkaian dengan sistem rangkaian seri yang
menyambungkan kabel yang menghubungkan antara kegiatan
detonator listrik dengan kabel utama dan antara Leg wire detonator
yang satu dengan Leg wire detonator yang lainnya. Dan kabel utama
disambungkan ke Blasting machine yang letaknya jauh dari lokasi
36
lubang ledak untuk pengaman juru ledak saat meledakkan detonator
listrik. Sebelum peledakkan dilakukan harus dihitung tahanan listrik
dan untuk pengecekan apakah semua sambungan telah tersambung
dengan baik dalam rangkaian peledakan dengan menggunakan
alat ohm meter.
F. Temuan Menarik
Kegiatan praktek lapangan industri yang dilakukan dari tanggal 03
Januari sampai 1 Maret 2013, selama melakukan kegiatan di lapangan hal-hal
yang dilakukan adalah mengamati beberapa pekerjaan. Hal menarik yang
ditemukan dilapangan antara lain:
1. Kendaraan antri karena alat yang rusak mengakibatkan cycle time alat
angkut.
2. Kurangnya k3 saat kegiatan penambangan seperti pada gambar 16
berikut.
3. Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat jalan yang tidak rata sehingga
menghambat laju alat angkut.
4. Banyaknya aktivitas masyarakat sekitar yang lalu lalang di jalan utama
penambangan karena jalan tambang merupakan jalan penghubung dari
satu daerah ke daerah lain.
Dari temuan menarik di atas maka penulis tertarik membahas tentang
“Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di
PT. BAKAPINDO”
BAB III
STUDI KASUS
A. Perumusan Masalah
Kecelakaan yang terjadi pada area penambangan dapat mengganggu
kegiatan penambangan serta membahayakan keselamatan pekerja. Maka
sangat perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan, karena kecelakaan akan
menyebabkan kerugian baik pekerja maupun perusahaan itu sendiri.Dari segi
cost dan terbuangnya jam kerja, bahkan jika terjadi kecelakaan fatal otomatis
kegiatan penambangan harus berhenti sampai ada tim investigasi dari
perusahaan sendiri atau dari pusat/pemerintah.
Jika suatu perusahaan yang sering terjadi kecelakaan, maka untuk
selanjutnya perusahaan tersebut akan sulit mendapatkan izin dan kepercayaan
dalam melakukan penambangan, karena pemegang KP atau investor akan
melihat bagaimana sistem safety suatu perusahaan.
Sebelum kegiatan penambangan dilaksanakan apel. Apel bertujuan
untuk memberikan arahan kerja yang benar, dan target yang diinginkan dapat
tercapai juga tentang safety, tapi masih saja terjadi kecelakaan, contohnya
terjadinya longsoran yang , sehingga menyebabkan kecelakaan. Maka dari itu
penulis mencoba untuk menyelidiki kenapa terjadi kecelakaan–kecelakaan,
dan mencari pemecahan dari masalah ini, sesuai dengan keadaan yang terjadi
dilapangan dan fakta–fakta yang mendukung. Oleh sebab itu Proyek Akhir ini
berjudul “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di
PT. BAKAPINDO”.
37
38
B. Batasan Masalah
Hal-hal yang dilakukan di PT. BAKAPINDO yaitu tinjauan seperti :
1. Mengenai Standard Operating Procedure (SOP) kegiatan penambangan.
2. Kurangnya perhatian dari pihak perusahaan dan karyawan akan
pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pertambangan
3. Kondisi tidak aman pada area penelitian.
4. Pengawasan dalam perlengkapan dalam pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) oleh pekerja pada saat bekerja.
C. Landasan Teori
1. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan,
dapat dilihat secara jelas.
1) KEPMEN nomor 555.K/26/M.PE/1995.
2) UU nomor 04 tahun 2009.
3) PP nomor 78 tahun 2010.
2. Pengertian dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Pengertian
Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menghindari atau
memperkecil resiko dari suatu pekerjaan.sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
39
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
b. Tujuan
Keselamatan Kerja bertujuan usaha pencegahan agar karyawan
tidak mendapat luka/celaka dan juga tidak terjadi kerusakan pada alat–
alat produksi.Ada pun tujuan usaha keselamatan kerja adalah untuk :
1) Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja.
2) Menghindari kemungkinan terhambatnya proses produksi secara
langsung atau tidak langsung.
3) Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga.
c. Hubungan K3 dengan Produksi
1) Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP) adalah bagaimana
melakukan kegiatan penambangan secara benar dan aman. Biasanya
setiap perusahaan telah mempunyai SOP sesuai ketetapan
perusahaan tersebut ataupun mengacu pada peraturan pemerintah.
Beberapa contoh standar pengoperasian alat–alat berat pada PT.
BAKAPINDO, antara lain:
a) Semua alat berat memiliki warna yang terang (contoh: putih,
kuning, orange) untuk memudahkan penampakan saat malam
atau sesuai dengan warna dari pabriknya.
b) Semua alat berat harus sesuai standart yang dapat berfungsi
dengan baik.
40
c) Kabin alat berat harus dirancang atau dilengkapi dengan alat
yang dapat melindungi kemudi dari kebisingan/getaran, debu
dan asap knalpot yang berlebihan.
3. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) berfungsi untuk melindungi pekerja
tambang pada saat melakukan kegiatan penambangan. Alat pelindung diri.
Hasil di lapangan PT. BAKAPINDO belum melengkapi
perlengkapan keselamtan kerja pada karyawan.karena Pekerja
pertambangan memiliki tantangan dan resiko.Di tulisan ini dan itu sudah
dibahas soal resiko keselamatan dan kesehatan para pekerja. Akibat
lingkungan kerja yang berbeda mereka pun perlu dilengkapi dengan alat-
alat keselamatan yang berbeda.
Berikut adalah alat keselamatan yang melekat pada seorang pekerja
tambang:
a. Helm
Fungsi helm pengaman sudah jelas, untuk melindungi kepala
dari jatuhan batu atau benda lainnya. Helm pekerja tambang memiliki
tepi yang lebih melebar dengan cantelan di bagian depan untuk
mengaitkan lampu kepala.topi keselamatan baik dari plastic,
aluminium.
Gambar 18.Helm
41
b. Kacamata Keselamatan
Setiap pekerja wajib mengenakan alat pelindung ini. Yang
pasti tidak terbuat dari kaca, karena jika terjadi benturan bisa pecah
.
Gambar 19. Kacamata Keselamatan
c. Respirator/masker
Alat pelingdung pernapasan untuk melindungi dari bahan
kimia, debu, uap, dan asap yang berbahaya dan beracun. alat
pelindung pernapasan sangat beragam seperty masker debu, masker
kimia, respirator, dan breathing apparatus (BA).
Gambar 20. Respirator/Masker
d. Penutup Telinga
Telinggaa biasa digunakan pada tempat kerja yang bising
seperti ruang mesin,,pengeboran,crusher,da lain-lain.berguna untuk
meredam suara keras yang dapat membuat gendang telinga rusak.
42
Gambar 21. Penutup Telinga
e. Sabuk
Sabuk ini terutama digunakan sebagai cantelan berbagai alat
keselamatan lain. Setidaknya ada dua alat yang melekat setia pada
sabuk, aki/batere untuk lampu kepala dan self resquer.
Gambar 22. Sabuk
f. Self resquer
Alat ini dirancang dapat memasok oksigen secara mandiri
kepada pekerja. Tidak lama memang, tapi ini diharapkan memberikan
cukup waktu bagi pekerja (untuk tambang dalam).
g. Safety Vest
Safety vest adalah nama lain untuk rompi keselamatan. Rompi
ini diengkapi dengan iluminator, bahan yang dapat berpendar jika
terkena cahaya. Bahan berpendar ini akan memudahkan dalam
mengenali posisi pekerja ketika malam hari.
Gambar 23. Safety Vest
43
h. Sarung Tangan
Sarung tangan berguna untuk melindunggi tangan secara tidak
langsung baik himpitan atau goresan benda tajam seperti pada gambar
Gambar 24. Sarung Tangan
i. Sepatu
Dengan kondisi lapangan yang umumnya berbatu,berlumpur,
sepatu boot menjadi kebutuhan pokok.. Sepatu safety dilengkapi
dengan sol berlapis logam dan lapisan logam untuk melindungi jari
kaki.
Gambar 25. Sepatu
j. Alat Tambahan
Alat pemadam kebakaran
44
Gambar 26. Alat Pemadam Kebakaran
4. Kecelakaan Tambang
a. Pengertian
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan atau
tidak diduga semula dan tidak diinginkan. Kecelakaan dapat terjadi
sewaktu–waktu dan mempunyai sifat merugikan baik manusia maupun
terhadap alat–alat dan material”. Kecelakaan tambang adalah
kecelakaan yang terjadi pada kegiatan penyelidikan/pekerjaan
pertambangan dalam waktu anatara mulai masuk dan mengakhiri
bekerja”.
b. Faktor Kecelakaan
1) Keadaan sosial.
2) Sifat seseorang.
3) Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.
4) Kecelakaan.
5) Akibat kecelakaan.
c. Anatomi kecelakaan
1) Hal yang membantu terjadinya kecelakaan
a) Pengawasan tentang pelaksanaan keselamatan kerja:
b) Mental para karyawan:
2) Penyebab langsung kecelakaan
a) Tindakan tidak aman
(1) Disediakan alat proteksi diri tetapi tidak digunakan.
45
(2) Melakukan kerja yang berbahaya
(3) Penggunakan alat yang tidak tepat
b) Kondisi tidak aman
(1) Alat pelindung diri tidak tersedia padahal sangat diperlukan
dan harus dipakai.
(2) Pengaturan tempat kurang baik.
(3) Alat–alat rusak.
3) Sebab–sebab kecelakaan secara garis besar terjadi akibat :
a) Karena tindakan tidak aman (Manusia) 88%, contohnya :
(1) Tidak mengenakan alat proteksi diri(APD).
(2) Tidak mengikuti prosedur kerja yang ditentukan.
(3) Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja yang telah
dibuat.
(4) Dan lain–lain.
b) Karena kondisi tidak aman (keadaan/alat) 10%, contohnya :
(1) Pencahayaan yang kurang.
(2) Bagian mesin yang berputar tidak dilengkapi dengan sungkup
pengaman.
(3) Kondisi tempat kerja, Perkakas atau peralatan yang sudah
rusak karena kurangnya perawatan.
(4) Dan lain–lain.
46
c) Karena diluar kemampuan manusia (Nasib) 2%
4) Akibat suatu kecelakaan
a) Terhentinya produksi.
b) Kwalitas produksi berkurang.
c) Kerusakan.
d) Luka ringan, luka berat, meninggal.
d. Biaya akibat kecelakaan
5. Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan
Menurut Bennet (1995 : 107) Untuk mencegah kecelakaan kerja,
langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Manajemen
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai dua
pandangan. Pertama, tentang pencegahan, biaya pencegahan kecelakaan
kerja dapat dihitung dengan angka. Kedua, tentang faedah tidak dapat
dihitung.
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja mencakup
perencanaan dan keputusan manajemen dan organisasi secara
keseluruhan tidak terlepas dari manusia dan lingkungan kerja.
Pimpinan perusahaan menetapkan sasaran kerja yang terjangkau
dengan tepat dan selamat melalui perencanaan, keputusan–keputusan
yang tepat dan organisasi yang rapih. Kemudian, peranan dan tanggung
jawab manajemen sangat penting dalam keselamatan dan kesehatan
kerja. Prestasi kerja yang mengutamakan keselamatan erat kaitannya
47
dengan peran diatas. Setiap kejadian, baik “hampir celaka” maupun
kejadian yang pernah atau fatal harus dipertanggung jawabkan oleh
pihak–pihak yang terkait.
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya
mencari mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang
memungkinnya terjadi kecelakaan.
Kesalahan operasional menimbulkan kecelakaan tidak terlepas
dari perencanaan yang kurang lengkap, keputusan yang tidak tepat dan
salah perhitungan dalam organisasi, pertimbangan dan praktek
manajemen yang kurang tepat, seperti:
1) Perencanaan
Pertimbangan ekonomis merupakan jiwa setiap perusahaan.
Yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan untuk mengurangi
biaya yang harus ditanggung sebagai akibat kecelakaan kerja.
2) Pengambilan keputusan
3) Organisasi
Organisasi pencegahan kecelakaan dan pemeliharaan
kesehatan kerja ditentukan oleh ukuran dan kekayaan perusahaan
D. Data dan Analisa Data
1. Data
Dari data yang telah didapatkan dilapangan, maka penulis mencoba
mengolah data tersebut berdasarkan teori yang telah dijelaskan
48
sebelumnya. Data yang didapatkan dilapangan dan dari perusahaan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
a. Data kecelakaan
Tabel 4. Kronologis kecelakaan
NO Kronologis
1
Pada pagi itu andi salah seorang karyawan PT.Bakapindo yang bekerja dibagian peledakan yang tidak menggunakan APD menyebabkan kepalanya terkena serpihan batu hasil peledakan karena jarak aman tidak sesuai anjurn(200m).
2
Kecelakaan akibat kurangnya alat komunikasi,engakibatkan teknisi mengalami tejepit pada belt conveyor saat melakukan perbaikan (Lampiran L).
3
Setelah mengoperasikan Exavator seorang operator tergelinjir di jenjang turun Exavator sehingga mengakibatkankan terkilir pada persendian kaki kanan bawah
4
Seperti biasa dalam aktifitas tambang, yang mana pada waktu itu tulang sebagai Driver mengendarai kendaraan operasional dari salah satu lubang tambang menuju tempat penggolahan mengalami bocor ban.
5
Pada siang itu salah satu mekanik sedang melakukan service terhadap mobil operasional yang mengalami kerusakan, tanpa disengaja tangan mekanik menyentuh bagian mesin yang panas sehigga mengalami luka bakar pada tangan sebelah kiri
6
Driver Dumptruck saat mengoperasikan Dumptruck didepan Workshop sewaktu akan parkir ban belakang terlalu dekat dengan parit disamping workshop sehingga menyebabkan runtuhnya pada dinding parit yang akhirnya ban belakang terperosok kedalam parit.
7 Driver Dumptruck, lokasi di jalan tambang tepatnya didepan gudang saat berpapasan karena jalan licin, sehingga terjadi benturan yang
49
mengakibatkan Dumptruck kap bagian depan samping penyok yang cukup serius.
Sumber : PT. Bakapindo dan Dokumentasi Penulis Tahun 2013.
b. Data harian
Berikut ini data–data harian yang diambil selama praktek pada
PT. BAKAPINDO.
Gambar 27. Pekerja yang tidak lengkap memakaiAlat Pelindung Diri (APD)
1) Kondisi Tambang
Tabel 8. Kondisi tidak aman pada area tambang
No Kondisi tidak aman Keterangan
1 Jalan
a. Kondisi jalan yang sempit, perlu pelebaran terutama dari tambang menuju tempat pengolahan.
b. Dibtuhkan rambu–rambu pada jalan tambang.
2 Lereng a. Kondisi lereng yang tidak stabil.
3 Tanah/Batuana. Adanya tanah/batuan yang retak
pada daerah pinggirantebing.Sumber: Dokumentasi Penulis Tahun 2013
50
Gambar 28. Kondisi tidak aman pada area penambangan
2. Analisa Data
a. Analisa Kecelakaan
Dari data kecelakaan yang diambil, maka dianalisa berdasarkan:
1) Jenis kecelakaan
a) Kecelakaan yang terjadi pada akibat mengabaikan safety yang
seharusnya tidak terjadi.
b) Kecelakaan akibat sempitnya jalan tambang sehingga menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan pada Dumptruck yang sedang
berpapasan pada saat itu.
2) Penyebab kecelakaan
Penyebab terjadinya kecelakaan berdasarkan analisa yang
dilakukan antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Faktor manusia, ada beberapa hal yang ditimbulkan oleh faktor
manusia, antara lain adalah:
(1) Masih kurangnya pengalaman dalam pengoperasian alat-alat
tambang
51
(2) Tidak menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) pada
saat menjalankan alat-alat tambang
(3) Tidak melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja
(4) Kesehatan pekerja, hal ini dapat mengurangi ketelitian
pekerja sehingga menyebabkan kecelakaan.
(5) Lemahnya Pengawasan, lemahnya pengawasan pada suatu
pekerjaan akan menimbulkan kelalaian bagi pekerja untuk
berhati hati sewaktu bekerja dan dapat menimbulkan
kecelakaan.
b) Faktor lokasi tambang, misalnya:
(1) Batuan yang tidak stabil
(2) Jalan yang tidak sesuai dengan standar penambangan
(3) Safety tidak sesuai dengan standar penambangan
(4) Kurangnya rambu–rambu lalu lintas.
(5) Kurangnya Perlengkapan P3K.
E. Pemecahan masalah
Dari analisa data kecelakaan yang terjadi, maka pemecahan masalah
dalam usaha mencegah kecelakaan pada PT. BAKAPINDO kedepannya adalah
sebagai berikut:
1. Faktor manusia
a. Kurang pengalaman
Untuk masalah karyawan/pekerja yang kurang berpengalaman
tentang bagaimana cara pengoperasian alat yang benar, perlu
52
dilakukan pendataan dan melakukan pelatihan terlebih dahulu pada
semua pekerja, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan
karyawan dalam memahami bagaimana cara pengoperasian alat–alat
penambangan yang sesuai Standard Operating Procedure (SOP),
dengan cara melihat latar belakang pekerja dengan mengajukan
beberapa pertanyaan tentang bagaimana cara pengoperasian alat yang
benar.
Setelah didapatkan data para pekerja yang bisa dan kurang
mengerti cara pengoperasian alat yang benar, maka lakukanlah
taraining/pelatihan terhadap karyawan yang kurang mengerti tersebut.
b. Karyawan yang melanggar Standard Operating Procedure
Karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan SOP, maka akan
dapat menyebabkan kecelakaan yang membahayakan dirinya sendiri
maupun pekerja lainnya. Maka dari itu perlu diadakan penyelidikan
terhadap para pekerja yang mengabaikan SOP, salah satu cara
menangani masalah ini dengan cara melakukan pengamatan
dilapangan yang dapat dilakukan oleh foreman dan suvervisor .
c. Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak dipakai
1) Kurangnya alat pelindung diri maupun kesadaran pekerja untuk
memakai APD akan membahayakan keselamatan dirinya sendiri.
Mungkin saja kurangnya pengetahuan tentang APD dan bahaya
yang akan jika tidak memakai APD. Disinilah peran petugas Safety
53
sangat diharapkan dalam menekankan dan memberi pengarahan
akan pentingnya APD bagi keselamatan kerja.
2) Training, mengadakan pelatihan K3 penambangan.
3) Sanksi, memberikan sanksi pada karyawan yang tidak melakukan
(SOP).
d. Kesehatan pekerja
Pengecekan kesehatan dan Pengobatan intensif. Langkah–
langkah yang bias dilakukan misalnya dengan mengadakan
pengecekan kesehatan setiap minggu. Kesehatan pekerja yang masih
parah, jika diperlukan tindakan yang lebih lanjut.Dengan diberikan
asuransi pada semua pekerja.
e. Lemahnya pengawasan
Dalam hal ini hendaknya dari pihak atasan perusahaan harus
bertndak tegas terhadap pekerja yang mengabaikan keselamatan
dimulai dari penyediaan APD dan jaminan kerja bagi pekerj.
Perusahan harus mengambil langkah yang tepat seperti :teguran, dan
jika diulangi harus diberikan sanksi agar menimbulkan efek jera, dan
jika masih diulangi dalah masalah yang sama dari pihak perusahaan
harus berani mengambil sikap tegas dalam mengambil keputusan,
karna hal tersebut dapat membahayakan dan merugikan perusahaan
tersebut.
2. Faktor Lokasi Tambang
a. Lereng/bench
54
1) Kondisi batuan yang labil
Harus diteliti bagaimana kadar air, kohesi tanah, tegangan
batuan , curah hujan, untuk merencanakan pembuatan bench
yang sesuai dengan satandar keamanan.
2) Standar kesetabilan lereng
a) Untuk tanah/batuan labil kemiringan lereng 30-35%
b) Untuk tanah/batuan lapuk kemiringan lereng 35-40%
c) Untuk tanah/batuan segar kemiringan lereng 40-55%
b. Jalan tambang
Kondisi jalan yang sempit dapat menyebabkan kecelakaan,
jalan tambang yang seharusnya adalah 3X lebar alat
angkut/dumptruck. Kondisi jalan tambang di PT.Bakapindo
lebarnya kira-kira hanya 1,5 DT, akibatnya dump truck harus
bergantian.
c. Peralatan tambang
Sebaiknya untuk alat-alat tambang harus dilakukan
pengecekan setiap hari sebelum mengoperasikannya dan melakukan
pengecekan mesinnya secara keseluruhan dalam kurun waktu 1X
dalam sebulan.
d. Perlengkapan
1) Rambu–rambu tambang
55
Rambu–rambu tambang sangat diperlukan untuk
memberi tanda kepada driver. Sehigga dapat mengurangi
terjadinya kecelakaan.
2) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan pertama pada kecelakaan sangat penting,
jika sewaktu–waktu terjadi kecelakaan pada saat proses
penambangan. Maka dibutuhkan pertolongan pertama sebelum
datangnya tim medis.Ini sangat berguna dan harus diketahui oleh
setiap pekerja untuk mencegah semakin parahnya keadaaan
korban yang mengalami kecelakaan.
e. Evaluasi
Lakukan evaluasi dan laporkan pada atasan bagian mana saja
yang perlu dilakukan perbaikan agar tercipta kegiatan penambangan
yang aman dan terkendali.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari studi kasus ini ialah
sebagai berikut:
1. Proses penambangan di PT. BAKAPINDO rentan terjadi kecelakaan,
karena kurangnya peraturan dan pengetahuan karyawan akan K3 serta
tentang Standard Operating Procedure (SOP).
2. Serta kurangnya kesadaran dari karyawan akan pentingnya Alat Pelindung
Diri (APD) bagi keselamatan dalam penambangan.
3. Kecelakaan di PT. BAKAPINDO disebabkan tidak disiplinnya pekerja
akan pemakaian APD
4. Belum maksimalnya penerapan APD dalam kegiatan yang sesusai dengan
Standard Operating Procedure (SOP).
5. Kurang tegasnya pengawas yang bertanggung jawab atas kedisiplainan K3.
6. Belum adanya sanksi yang dapat membuat efek jera bagi karyawan yang
melanggar K3 penambangan.
7. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
56
57
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dari studi kasus ini ialah
sebagai berikut:
1. Untuk menurangi kecelakaan, maka diperlukan pelatihan–pelatihan serta
penyuluhan tentang K3 pertambangan bagi karyawan, agar dapat dipahami
oleh karyawan-karyawan akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) pertambangan.
2. Menambah pengawas kedisiplinan Safety bagi pekerja yang sering
melanggar peraturan, agar dapat meminimalisir kecelakaan.
3. Perlu sanksi yang jelas mengenai pelanggaran K3 yang dilakukan oleh
karyawan-karyawan yang tidak mematuhi peraturan akan peraturan
tentang Alat Pelindung Diri (APD) maupun Standard Operating
Procedure (SOP).
4. Perlu pengawasan yang lebih dari instansi terkait mengenai pelanggaran
K3.
5. Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi
(lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan
keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga
kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Data-data laporan dan arsip perusahaan PT. Bakapindo
Abdullah, Rijal. 2009.Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Padang. Universitas Negeri Padang.
Awang Suwandhi. 2004. Diktat Perencanaan Tambang Terbuka. Bandung: UNISBA
Bangkit Bumi Saputra.2012. MTM. Padang: Universitas Negeri Padang
Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi, Nomor: 555. K/26/M.PE/1995. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. Jakarta: Direktorat Pertambangan Umum.
Kopa, Raimon, dkk. 2008. Pelaksanaan Proyek Akhir. Padang : Universitas Negeri Padang
Silalahi, Bennet N. B. 1995. Manajemen K3.Bandung: ITB
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor: 04 tahun 2009. Pertambangan Mineral Dan Batubara. Jakarta: Pertambangan Umum.
http://www.scribd.com/doc/33920198/Bahan-Galian-Dolomit.
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Dolomit/ulasan.asp?Xdir=Dolomit&commId
=10&comm=Dolomit
http:// perdihalomoan. Blogdetik. com/2011/05/03/genesa-batuan-dolomit/.
58
59
LAMPIRAN I
Struktur organisasi pada PT. BAKAPINDO dapat dilihat pada bagan
dibawah ini.
Sumber: Dokumentasi PT. BAKAPINDO
Gambar 1. Skema Struktur Organisasi PT. BAKAPINDO
Direktur
H.ADNAN PAKIAH
Wakil Direktur
H.ADE CIPTA
Site manager/mr
RUSDI GUMAWAN
Manager adm & umum
ST.ZULNAERI
logistik
SURTONOSupervisor teknik
ADRINAL.MT
Administrasi keuANGAN
H.ADE CIPTA
pelaksana
ANDIKA
60
61
62
63
64
65
66