Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan ... · koperasi wanita di Gianyar pada tahun...
Transcript of Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan ... · koperasi wanita di Gianyar pada tahun...
Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan Perempuan
pada Koperasi Wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar
Nama : Cyntia Putri Devanty
NIM : 1306105108
Abstrak
Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Bali,
dengan perkembangan koperasi wanita yang sangat pesat. Namun pada
kenyataannya banyak koperasi wanita yang sudah tidak aktif padahal keberadaan
koperasi wanita sangat berarti dan cukup membantu untuk perempuan - perempuan
yang termasuk ekonomi lemah dalam upaya membantu ekonomi rumah tangga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) menganalisis peran koperasi wanita
dalam upaya pemberdayaan perempuan, 2) menganalisis tingkat kesejahteraan
anggota koperasi wanita 3) menganalisis potensi koperasi wanita kedepannya.
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Wanita Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar. Obyek penelitian ini meliputi peran koperasi wanita terhadap
pemberdayaan perempuan, kesejahteraan anggota koperasi wanita, dan potensi
koperasi wanita kedepannya. Sampel penelitian ini berjumlah 85 responden dengan
teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling. Penelitian
ini bersifat deskriptif dengan metode penelitian observasi, wawancara terstruktur,
dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif guna
melihat kecenderungan persepsi responden dan analisis SWOT guna mengetahui
potensi koperasi wanita kedepannya.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan bahwa peran koperasi wanita
dalam upaya pemberdayaan perempuan terutama untuk koperasi mandiri sudah
berjalan dengan baik namun untuk koperasi yang berada di kantor desa masih perlu
ditingkatkan lagi. Taraf hidup anggota koperasi wanita tergolong sejahtera. Potensi
koperasi wanita kedepannya mempunyai peluang yang cukup besar dibandingkan
ancaman yang akan timbul. Dari hasil yang diperoleh, diharapkan arah kebijakan
yang tepat untuk dilaksanakan adalah dengan meningkatkan kegiatan simpan
pinjam serta memberikan pelatihan maupun pembinaan kepada anggota secara rutin
sehingga akan menambah kemampuan yang dimiliki sekaligus untuk memperluas
peran serta memanfaatkan berbagai peluang.
Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian .............................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 7
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................... 8
1.5 Sistematika Penelitian…....................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori dan Konsep ..................................................... 10
2.1.1 Teori Kesejahteraan ..................................................... 10
2.1.2 Teori Pendapatan ......................................................... 17
2.1.3 Konsep Pemberdayaan.................................................. 18
2.1.4 Teori Peran ................................................................. 22
2.1.5 Konsep Koperasi .......................................................... 22
2.1.6 Konsep Potensi ............................................................. 26
2.1.7 Konsep Analisis SWOT ................................................ 27
2.1.8 Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan
Perempuan ................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................ 32
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................. 32
3.3 Obyek Penelitian ................................................................. 32
3.4 Identifikasi Variabel ........................................................... 33
3.5 Definisi Operasional Variabel ............................................. 34
3.6 Jenis dan Sumber Data ......................................................... 37
3.6.1 Jenis data ................................................................. 38
3.6.2 Sumber data ............................................................ 38
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel .............. 39
3.8 Metode Pengumpulan Data ………………………… ......... 41
3.9 Teknik Analisis Data ………... ........................................... 43
3.9.1 Analisis Model Interaktif ......................................... 43
3.9.2 Indikator ACTORS .................................................. 44
3.9.3 Indikator BPS ........................................................... 45
3.9.4 Analisis SWOT ....................................................... 46
3.10 Validitas Data....... ............................................................... 46
3.10.1 Uji Validitas dan Reabilitas ...................................... 47
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................. 50
4.2 Karakteristik Koperasi Wanita ............................................ 51
4.3 Karakteristik Responden ..................................................... 53
4.4 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ................................. 55
4.4.1 Hasil Uji Validitas.................................................... 55
4.4.2 Hasil Uji Reabilitas .................................................. 56
4.5 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................... 57
4.5.1 Peran Koperasi Wanita dalam Upaya
Pemberdayaan Perempuan ...................................... 57
4.5.2 Tingkat Kesejahteraan Anggota Koperasi Wanita .. 64
4.5.2.1 Tingkat Kesejahteraan berdasarkan masing
masing indikator .......................................... 65
4.5.3 Potensi Koperasi Wanita kedepannya …………... .. 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .............................................................................. 85
5.2 Saran .................................................................................... 86
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 88
LAMPIRAN LAMPIRAN ............................................................ ................ 92
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semangat dan komitmen pemerintah untuk melaksanakan strategi
pengintegrasian perspektif gender dalam pembangunan tidak pernah
kendur. Setidaknya, hal tersebut tercermin dari terus membaiknya Indeks
Pembangunan Gender (IPG) yang menggambarkan kesetaraan gender di bidang
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, meningkat dari 67,2 persen pada tahun 2010
menjadi 69,6 persen pada tahun 2013. Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang
merupakan indeks komposit yang dihitung berdasarkan keterwakilan perempuan di
parlemen, dalam angkatan kerja, dalam pekerjaan di tingkat manajerial. Namun,
bukan berarti program kesetaraan gender sudah berjalan mulus. Adanya tantangan
utama dalam lima tahun ke depan yaitu bagaimana mengatasi permasalahan gender
di bidang ekonomi atau ketenagakerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) perempuan sebesar 51,39 persen lebih rendah dibandingkan TPAK laki-
laki 84,42 persen. Fakta bahwa sebagian besar penduduk miskin adalah perempuan
juga harus disadari oleh semua pihak (Bapppenas, 2015).
Masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang
berkepanjangan. Salah satu mengatasi kemiskinan adalah dengan menjadi
masyarakat yang produktif. Masyarakat agar menjadi produktif maka diperlukan
usaha-usaha. Usaha tersebut salah satunya dengan diberdayakannya masyarakat
khususnya perempuan. Pergeseran waktu, emansipasi, perkembangan teknologi
dan pendidikan serta tuntutan zaman membuat tidak hanya laki-laki yang menjadi
pencari nafkah dan dengan adanya persaingan yang ketat dalam bidang ekonomi,
seorang suami saja tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehingga seorang ibu
juga dituntut untuk mendukung penghasilan keluarga (Nofita, 2015). Kurangnya
kesempatan ekonomi bagi perempuan menciptakan ketergantungan ekonomi pada
suami. Ini membuat wanita sangat rentan jika sesuatu terjadi kepada suami atau
pernikahan mereka. Maka dari perempuan diharapkan dapat memiliki peran dalam
membantu perekonomian keluarganya (Ghebremichael, 2013).
Menurut Hernanik (2007) posisi kaum perempuan yang selama ini
didudukan sebagai “ratu rumah tangga” dan pengendali urusan domestik, menjadi
nilai yang begitu dominan dalam masyarakat, sehingga kesempatan beraktivitas di
luar rumah dianggap sebagai sesuatu yang mengada-ada. Kondisi semacam itulah
yang menciptakan ketidakberdayaan perempuan sehingga menyebabkan kaum
perempuan menjadi lemah dan terbatas tingkat ekonominya atau miskin. Dengan
kata yang sederhana bisa dikemukakan bahwa wajah kemiskinan adalah wajah
perempuan. Oleh karena itu, pendekatan pemberdayaan merupakan cara yang
paling tepat untuk memecahkan masalah kemiskinan kaum perempuan. Menurut
Duflo (2012) hubungan antara pembangunan ekonomi dan pemberdayaan
perempuan didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan perempuan dalam hal
pendidikan, kesehatan dan partisipasi politik. Ketidaksetaraan yang selama ini
terjadi antara laki-laki dan perempuan menyebabkan kaum perempuan selalu
mendapatkan diskriminasi. Kondisi perempuan akan membaik pada dua hal yaitu
ketika kemiskinan berkurang, dapat meningkatkan kondisi semua orang termasuk
perempuan, dan ketidaksetaraan gender menurun karena penurunan kemiskinan.
Menurut Gemari (2008) salah satu kegiatan pemberdayaan perempuan yang
bisa dilakukan adalah melalui usaha koperasi. Koperasi yang selama ini dikenal
sebagai pilar dari perekonomian bangsa merupakan pilihan tepat bagi kaum
perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga maupun kelompoknya.
Apalagi, saat ini peranan pemerintah dalam melindungi koperasi dari hambatan
kekuatan yang besar dan jaringan yang kokoh, sehingga memungkinkan koperasi
dan anggotanya bisa hidup sejahtera. Menurut Tesfay (2013) koperasi memiliki
peran kunci bagi perempuan dalam memenuhi kebutuhan dengan menyediakan
akses ke kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Perempuan mendapat akses ke
sumber daya umum produksi (seperti kredit, tanah, fasilitas pemasaran,
infrastruktur, peralatan, teknologi) yang meningkatkan pendapatan
mereka. Dengan membentuk diri menjadi koperasi, mereka bisa mendapatkan
keuntungan dari skala ekonomi dan meningkatkan akses mereka ke pasar kerja.
Menurut Maleko (2015) perempuan memiliki peran yang signifikan dalam
melaksanakan banyak kegiatan ekonomi. Koperasi tampaknya menjadi instrumen
terbaik untuk membawa peningkatan kesejahteraan perempuan dan untuk
pengembangan transformasi seperti pemikiran yang lebih terbuka bagi perempuan
dengan menggunakan koperasi wanita yang dianggap paling menguntungkan.
Menurut Pratama (2015) koperasi wanita dalam awal berdirinya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari wanita dan menjadi tempat untuk
memberdayakan wanita. Untuk selanjutnya koperasi wanita menjadi wadah bagi
para wanita untuk membangun suatu perekonomian yang bisa meningkatkan
tingkat kesejahteraan wanita dan meningkatkan taraf hidup wanita.
Keberadaan koperasi wanita sangat menarik untuk dilihat karena terdapat
beberapa koperasi yang cukup berkembang. Hal ini dapat dilihat secara
kuantitas seperti peningkatan jumlah anggota, volume usaha dan peningkatan
SHU sedangkan jika dilihat dari kualitas pengelolaan, koperasi wanita lebih
konsisten dan memberikan dampak positif untuk peningkatan kesejahteraan
keluarga. Hal ini salah satunya dicontohkan dengan diadakannya unit simpan
pinjam yang dikelola oleh wanita di beberapa Propinsi (Ratnasari, 2013).
Koperasi wanita merupakan wadah yang paling tepat bagi kelompokperempuan
pelaku usaha yang biasa disebut kelompok produktif dalammeningkatkan
usahanya. Koperasi wanita mempunyai potensi besar dalam pemberdayaan
perempuan, yang kebanyakan adalah pelaku usaha kecil, yang mempunyai
kelemahan dalam mengakses sumber-sumber produktif seperti bahan baku,
modal, teknologi, pasar, dan informasi (Harsosumarto, 2015)
Pada bulan November Tahun 2007, Menteri Koperasi dan UKM
meresmikan Kabupaten Gianyar sebagai proyek percontohan untuk program
PERKASSA (Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtra). Gianyar terpilih sebagai
proyek percontohan program perkasa, karena perkembangan koperasi wanita di
Kabupaten Gianyar meningkat pesat. Bupati Gianyar, A.A. Gde Agung
Bharata mengatakan bahwa setiap tahun jumlah koperasi di Gianyar akan terus
meningkat, sehingga diharapkan bisa menjadi soko guru perekonomian Gianyar
dan juga bangsa. Ibu Ani Yudhoyono juga menyatakan bahwa program
PERKASSA akan mampu mengangkat perempuan dan ekonomi keluarga. Beliau
mengharapkan perempuan tidak pasrah terhadap kemiskinan dan ikut terlibat dalam
upaya meningkatkan taraf hidup, perempuan dapat menjadi salah satu penopang
ekonomi keluarga (Pelita, 2016).
Kabupaten Gianyar sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Bali,
dengan perkembangan koperasi wanita yang sangat pesat, dimana pada awalnya
Tahun 1997 hanya terdapat 1 Kopwan, kemudian tahun 2006, terdapat 2 Kopwan,
sampai pada akhirnya Gianyar dipilih sebagai proyek percontohan program
Perkassa (Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera) untuk Daerah Bali pada Tahun
2007 dari Kementrian Koperasi Pusat Jakarta. Hal ini terjadi karena Gianyar
merupakah daerah yang jumlah koperasinya terbanyak di Propinsi Bali. Sehingga
koperasi wanita di Gianyar pada tahun 2007 mencuat sudah terdapat 77 koperasi
wanita yang terdata dan terdaftar di Kantor Koperasi dan UKM Kabupaten
Gianyar. Sampai dengan Tahun 2014 terdapat 96 koperasi wanita, dan tidak
menutup kemungkinan masih terdapat yang belum terdaftar.
Tabel 1.1 Data Jumlah Kopwan dan Jumlah Anggota Kopwan
berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Gianyar tahun 2016
Kecamatan Jumlah Koperasi Wanita Jumlah Anggota
Gianyar 26 1256
Blahbatuh 14 523
Tampak Siring 10 279
Payangan 10 250
Ubud 14 386
Sukawati 14 424
Tegallalang 8 258
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar, 2016
Bila dilihat perkembangan jumlah anggota koperasi dan kopwan pada
periode yang sama berdasarkan keanggotaan antara jumlah anggota pada koperasi
umum dengan kopwan, sangat terlihat jauh perbedaannya. Sedikitnya jumlah
kopwan mengungkapkan bahwa : Sosialisasi mengenai kopwan masih kurang
sehinga masyarakat kurang mengetahui adanya kopwan dan masyarakat atau
perempuan belum merasakan dampak keberhasilan kopwan yang ada di
lingkungannya (Budhiretnowati, 2015). Masih diperlukan sosialisasi mengenai
kopwan dan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada pengurus kopwan
karena kopwan masih sangat potensial untuk dikembangkan.
Gambar 1.1. Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi dan Kopwan di
Kabupaten Gianyar Periode Tahun 2007-2014
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar, 2015
Kabupaten Gianyar merupakan daerah pariwisata, sehingga peluang para
perempuan untuk beraktifitas dalam kegiatan pariwisata cukup besar. Keberadaan
koperasi wanita sangat berarti dan cukup membantu untuk perempuan yang
termasuk ekonomi lemah dalam upaya membantu ekonomi rumah tangga.
Kabupaten Gianyar yang terdiri dari 7 Kecamatan dimana salah satunya yaitu
Kecamatan Blahbatuh yang memiliki jumlah anggota koperasi wanita terbanyak
kedua setelah Kecamatan Gianyar dan pengembangan kopwannya tergolong belum
optimal dimana dari 14 kopwan yang terdaftar, hanya 9 kopwan masih aktif hingga
sekarang yaitu 8 kopwan yang dikelola oleh kantor desa dan 1 kopwan mandiri
yang perkembangannya cukup pesat dibandingkan kopwan yang dikelola oleh
1 2 3 4 5 6 7 8
Ang.Kop 157358 158918 168601 172401 175783 178264 180130 184829
Ang.Kopwan 2486 2653 3106 3253 3385 3322 3346 3346
050000
100000150000200000
Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi dan Kopwan (2007-2014)
kantor desa. Kopwan yang tidak aktif lagi dikarenakan adanya masalah pada
kepengurusan lama dengan pengurus yang baru atau penggantinya dan ada
beberapa kopwan yang tidak ditemukan sesuai alamat yang diberikan oleh Dinas
Koperasi dan UKM. Kecamatan Blahbatuh dipilih sebagai objek penelitian untuk
mengetahui peran kopwan yang masih aktif dalam upaya pemberdayaan perempuan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kopwan tersebut dan untuk
mengetahui potensi kopwan kedepannya yang dapat dijadikan contoh untuk
kembali membangkitkan lagi kopwan yang tidak aktif dan memotivasi kopwan lain
agar semakin berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
permasalahan antara lain :
1) Bagaimana peran koperasi wanita dalam upaya pemberdayaan perempuan
di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar?
2) Bagaimana tingkat kesejahteraan anggota koperasi wanita di Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar?
3) Bagaimana potensi koperasi wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten
Gianyar kedepannya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian
yang hendak dicapai, antara lain :
1) Untuk menganalisis peran koperasi wanita dalam upaya pemberdayaan
perempuan di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.
2) Untuk menganalisis tingkat kesejahteraan anggota koperasi wanita di
Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.
3) Untuk menganalisis potensi koperasi wanita di Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar kedepannya.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut :
1) Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap
peran koperasi wanita dalam upaya pemberdayaan perempuan untuk
meningkatkan kesejahteraannya dan nantinya diharapkan dapat menambah
refrensi di lingkungan akademis sehingga dapat memberi manfaat bagi pihak
yang memerlukan.
2) Kegunaan praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi
bagi pemerintah Kabupaten Gianyar dalam upaya pengembangan koperasi
wanita di setiap kecamatannya.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab
secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai
hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan kajian pustaka. Dalam kajian pustaka dibahas
mengenai teori kesejahteraan, teori pendapatan, konsep
pemberdayaan, teori peran , konsep koperasi , konsep potensi,
konsep analisis SWOT, dan peran koperasi wanita dalam upaya
pemberdayaan perempuan.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan
ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi
variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data,
populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode
pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Simpulan dan Saran
Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil
pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai
masukan.