JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin...

84
i JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Transcript of JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin...

Page 1: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

iJUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Page 2: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

ii | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Page 3: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

1JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Dari

Redaksi

Tahun Berdiri : Maret 2000Pendiri : Mgr. Johannes Hadiwikarta (alm.) dan RD. Yosef Eko Budi SusiloPelindung : Mgr. Vincentius Sutikno WisaksonoPenasihat : RD. Yosef Eko Budi Susilo. AM Errol Jonathans Pemimpin Umum : RD. Agustinus Tri Budi Utomo Pemimpin Redaksi : RD. Alphonsus Boedi PrasetijoSekretaris Redaksi : S. Vondy KumalaRedaktur Pelaksana : G. Adrian Teja, S. Vondy Kumala, Yung SetiadiEditor : Yung Setiadi, Amelia ClementineLayout & Desain : M. C. Stefani D. P., Angelina Nina Arini Putri, Amelia ClementineDistribusi : B. Adi Koesoemo Wardojo

Alamat Redaksi : Jl. Mojopahit 38-B Surabaya 60265Telepon : (031) 5624141, (031) 5665061 ext. 21, 0812 5296 8051Email : [email protected]

Rekening Bank : Mandiri - 140-00-1692964-9 Atas Nama : Pers Keuskupan Surabaya Gereja, Cabang Gedung SampoernaPenerbit : Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Surabaya

Redaksi menerima artikel yang dilengkapi foto(minimal 10 MP)dari kontributor, dilengkapi data diri, alamat dan No. Rekening.

SU

SU

NA

N R

ED

AK

SI

Sumber gambar : 1.bp.blogspot.com

Setiap individu sebagai pribadi Kristiani bertumbuh dalam jenjang usia beragam mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Ada yang diberkati dengan kondisi normal, maupun ada yang mengalami kondisi difabel. Sama seperti halnya pendidikan pun berjenjang: mulai dari TK lalu SD, bertumbuh ke SMP lalu SMA, beranjak ke Universitas.

Masing-masing jenjang bukanlah lawan, tetapi satu jalur proses formatio (pembinaan, pembentukan) yang saling mendukung dan saling menyambut. Sama halnya dalam tim pastoral di masing-masing paroki, di mana antar komisi bukanlah pesaing, melainkan sinergi penopang misi penggembalaan dalam hidup menggereja.

Dalam hasil Musyawarah Pastoral II, masing-masing pribadi menjadi subjek formasi iman dalam persekutuan murid-murid Kristus (normal maupun difabel, usia anak hingga lansia) yang dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner. Lalu bagaimana cara kita menjalankan Amor Pastoralis (penggembalaan karena kasih) dalam kehidupan dan pelayanan formatio sehari-hari?

Page 4: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

2 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

DA

FT

AR

I

SI

Fotographer :Yohannes Edo Windyatama

Model Cover : RD. Agustinus Eka Winarno

COVER STORY

04 RD. Agustinus Eka Winarno

OBROLAN CAK KLOWOR

06 Pilkada Serentak 2020

MIMBAR

08 Mistagogi di Masa Pandemi

KATEKESE LITURGI

11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin

LAPORAN UTAMA

17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang

23 Formatio, Poros Tindakan Pastoral

28 Pastoral Formatio Berjenjang

LINTAS PAROKI

36 Peletakan Batu Pertama Santo Yosafat, Surabaya

38 Ya, Aku Bersedia

40 Selamat Datang Romo Nano dan Romo Ari

Page 5: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

3JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

LINTAS KOMISI

42 Menghapus Jejak

KOLOM FILSAFAT

45 Reinterpretasi Solidaritas

SERBA-SERBI

49 Belajar dari Cak Klowor

53 Beato Carlo Acutis, Orang Kudus Millenial

58 Dunia Maya: Ladang Baru Pewartaan Iman

OBITUARI

64 Sr. Philomene PK Melayani Orang Miskin

RIP. Romo Kutschruiter, OCarm (90th)

SEMINARIUM

65 Tani Hidroponik di Seminari Garum

UNIVERSALIA

67 Ensiklik Fratelli Tutti

RESENSI BUKU

79 Hidup Menjadi Cerita

KOMIK

80 Pastoral Formatio Berjenjang

Page 6: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

4 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Cover

Story

RD. AGUSTINUSEKA WINARNO

RD. Agustinus Eka Winarno (kanan) ketika menjadi konselebran bersama RD. Yosef Eko Budi Susilo (kiri). Mendampingi selebran utama, Mgr. Johannes Sudiarna Hadiwikarta saat Misa Ulang Tahun Yayasan Lembaga Karya Dharma Surabaya ke-40 di Paroki Santo Vincentius A Paulo, September 2003. (Dok. YLKDS)

“Urusan e Santo Yosafat wes clear, aku lego (Saya lega, urusan untuk memulai pembangunan Paroki Santo Yosafat sudah jalan –red.),” ujar RD. Agustinus Eka Winarno, Romo Komisi Bina Iman Anak Katolik (BIAK) Keuskupan Surabaya saat ditemui kru Jubileum pada pertengahan Oktober lalu.

Sehubungan dengan konsep dalam mendampingi BIAK, Romo Eka mengikuti dan mengadaptasi hasil Musyawarah Pastoral 2019. Ada 4 hal yang menjadi pola jenjang BIAK, yakni: Mengenal Yesus sebagai Guru dan Tuhan; Bersatu dengan Yesus (Mengetahui dan menghayati rahmat Baptis); Menghidupi Yesus dalam keluarganya; dan Menghidupi Yesus di lingkungannya“.

Page 7: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

5JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Pose alternatif saat pemotretan untuk kaver Jubileum edisi 243 ini.

Bermain gitar bass bersama band The Roms saat mengisi acara HUT ke-67 Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono di Aula Biara Misionaris Claris, Sabtu, 26 September 2020.

Di tengah pelayanannya sebagai Romo Komisi BIAK, Kepala Paroki Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Surabaya, dan Pengawas Yayasan Lembaga Karya Dharma Keuskupan Surabaya (YLKDS), Romo kelahiran Ngawi, 25 Agustus 1972 ini menyalurkan hobi bermusiknya bersama beberapa rekan romo dalam band The Roms.

Dunia pelayanan yang telah dilalui Romo Eka di antaranya adalah Romo Rekan Paroki Santo Cornelius, Madiun (2000); Romo Rekan Paroki Santo Petrus & Paulus, Rembang (2000-2002); Romo Rekan SMTB (2002-2007); Direktur Harian YLKDS (2002-2013); Romo Komisi BIAK (2003-2007); Romo Komisi Karya Misioner (2006-2008); Romo Bidang Sumber Kevikepan Cepu (2011-2014), Romo Bidang Kerasulan Kevikepan Cepu (2013-2015), dan Romo Vikep Blitar (2015-2018). JUB/YUNG

Page 8: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

6 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Obrolan

Cak Klowor

PILKADA SERENTAK 2020

Sumber: kpu-klatenkab.go.id

Sebagai warga negara, umat Katolik mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana warga negara yang beragama lain. Punya hak untuk dipilih sebagai pimpinan daerah, dan punya kewajiban untuk ikut memilih kepala daerah.

“Daerah yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah serentak tahun 2020 adalah 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota,” buka Cak Klowor dalam obrolan kali ini. “Di Jawa Timur ada 19 kabupaten/kota yang akan menggelar Pilkada. Terdiri dari 16 kabupaten dan 3 kota, masing-masing Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Ngawi, Trenggalek, Kediri, Lamongan, Tuban, Gresik, Mojokerto, Malang, Blitar, Sidoarjo, Sumenep, Jember, Situbondo, dan Banyuwangi. Kemudian kota Blitar, Pasuruan, dan kota Surabaya,” lanjutnya.

“Terus terang, Cak. Saya khawatir orang Katolik itu sebagian memandang Pilkada atau Pemilu Presiden seperti yang sudah-sudah, kelihatannya apatis. Mereka menganggap bahwa seakan-akan bukan tanggung jawabnya. Pada masa aman saja jarang yang memilih. Apalagi pada masa pandemi seperti sekarang ini, mungkin malah takut. Lha ke gereja saja masih banyak yang takut,” kata Cik Lily.

“Iya Cik, kelihatannya kita mempunyai kekhawatiran yang sama. Memang menurut saya harus disosialisasikan dengan gencar supaya ikut memilih. Dengar-dengar, di Tempat Pemungutan Suara sudah disiapkan protokol kesehatan. Sudah diatur dalam peraturan daerah atau undang-undang yang mengatur cara memilih kepala daerah di masa pandemi ini”.

“Kenapa kita harus memilih? Karena yang menentukan maju-mundurnya kota atau daerah kita, ya kita-kita sendiri. Makanya kita harus milih. Yesus berpesan: siapa yang mau menjadi besar, harus melayani satu dengan yang lain. Maka cari pemimpin yang betul-betul melayani,” kata Cak Klowor.

Page 9: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

7JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

“Pak Presiden mengatakan bahwa Pilkada serentak harus tetap dilaksanakan. Karena memang kita tidak tahu, negara mana pun tidak tahu kapan pandemi covid ini berakhir, ini adalah kata Pak Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat terbatas tentang lanjutan pembahasan ‘Persiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak’ seperti yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, 8 September 2020,” kata Cak Widodo.

“Padahal, juga banyak komunitas yang meminta ditunda ya, Cak? Pendapat mereka bahwa kesehatan harus lebih diutamakan daripada hak untuk memilih?” tanya Cak Robert.

“Tapi bagaimana lagi? Memang sebuah hal yang sulit. Ya menurut aku, yang berjalan saja sesuai apa yang dikatakan Pak Presiden. Kalau nunggu selesai pandemi, ya kapan? Kita tidak ada yang tahu,” sambung Cik Lily.

“Pak Jokowi menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas di tengah penyelenggaraan Pilkada. Menurutnya, keberhasilan untuk keluar dari berbagai risiko akibat pandemi terjadi jika permasalahan kesehatan berhasil ditangani,” kata Cak Widodo. “Lho itu pun kan sudah diundur pelaksanaannya. Seharusnya kan tanggal 23 September 2020” 

“Terus kalau di kota kita, ada berapa calon Cak? Lalu siapa yang kita pilih?” tanya Cik Lily.

“Di kota kita ini ada 2 pasang calon. Siapa yang kita pilih, ya bebas Cik. Sesuai dengan hati nurani. Tetapi kita harus menentukan yang terbaik. Harus kita ingat dan kita sadari bahwa bagi Bangsa Indonesia, Pancasila tidak hanya sebagai dasar ideologis, tetapi juga disebut sebagai cara hidup dan sumber dari segala sumber hukum, serta nilai-nilai dasar dari kehidupan bersama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Memperjuangkan perwujudan nilai-nilai Pancasila demi mencapai cita-cita dan tujuan bernegara merupakan dimensi hakiki dari Iman Kristiani.”

“Maksudnya orang yang dipilih adalah pasangan yang Pancasilais ya Cak? Kalau boleh ditambah: yang memperjuangkan kepentingan rakyat; menyejahterakan rakyat; membangun kota agar lebih indah; pelayanan publik ditingkatkan semakin lebih baik lagi; tidak kompromi terhadap kelompok intoleran,” tambah Cak Robert.

“Yang penting Cak, ayo kita buat gerakan untuk menyemangati umat. Agar umat punya semangat untuk memilih dan mau datang ke TPS. Memang sekarang masih masa pandemi, tapi ingat baik-buruknya kota kita juga ditentukan oleh sikap kita sendiri. Mari kita memilih yang terbaik, yang sungguh punya perhatian kepada kota kita, dan yang mempunyai Jiwa Nasionalis,” ujar Cak Klowor (EBS).

Page 10: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

8 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Mimbar

MISTAGOGI DI MASA PANDEMI

Di masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini kita sebagai umat Katolik, baik yang sudah lama terlebih bagi yang baru menerima pembaptisan, seperti terbelenggu dengan aneka kebingungan. Bagaimana kelanjutan pembinaan iman saya? Bagaimana saya dapat ikut aktif dalam kegiatan menggereja di masa pandemi ini? Pastoral formatio berkelanjutan sebagai tulang punggung misi kegembalaan dan pembiasaan baru hidup menggereja kita bisa dirintis pada saat mistagogi. Pertanyaannya: Apakah mistagogi itu? Bagaimana pelaksanaan masa mistagogi di tengah pandemi ini?

RD. Alphonsus Boedi PrasetijoKetua Komisi Komsos Keuskupan Surabaya

Tinggal di Pastoran Santo Yusup Karangpilang, Surabaya

Enam Baptisan baru di Paroki Santo Yusup, Karangpilang (Sayuka) bersama RD. Alphonsus Boedi Prasetijo, wali baptis, serta guru agama awal Oktober 2020.

Page 11: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

9JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Makna ‘Mistagogi’

Dalam Kamus Teologi (Gerald O’Collins, SJ, 1991, terjemahan I. Suharyo, 1996) kita temukan makna kata ‘mistagogi’ yang berasal dari bahasa Yunani ‘mystagogy’ yang artinya ‘menuntun masuk ke dalam rahasia’. Pengajaran mengenai ritus dan misteri-misteri suatu agama yang dirahasiakan.

Setidaknya ada dua tokoh yang menjelaskan makna ‘mistagogi’. Yang pertama, Santo Sirilus dari Yerusalem (315-386) mempersiapkan para katekumen untuk menerima baptisan pada hari Sabtu Suci dan sesudah itu memberikan pengajaran kepada mereka dengan tulisannya yang berjudul Catechese yang bercorak mistagogis, yang diberikan pada masa Prapaskah. Yang kedua, Santo Maximus (580-662) menyebut pemahaman mistiknya mengenai liturgi dengan istilah mistagogi. Sekarang istilah itu dipakai untuk menyebut katekese atau teologi yang dilandaskan dan diarahkan untuk memperdalam pengalaman akan Allah.

Dalam Kamus Liturgi Sederhana (Ernest Maryanto, 2004:139) dijelaskan ‘mistagogi’ sebagai “Masa pemantapan iman bagi orang yang baru saja dibaptis: sesudah dibaptis, para baptisan baru masih harus mengikuti pertemuan-pertemuan katekese maupun liturgi yang dimaksudkan untuk memantapkan iman mereka. Bagi orang yang dibaptis pada Malam Paskah, mistagogi berlangsung selama Masa Paskah.”

Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ menjelaskan dalam kaitannya dengan inisiasi Kristen, “Mistagogi adalah masa atau periode yang digunakan untuk membimbing dan mendampingi para baptisan baru untuk semakin dalam masuk ke dalam misteri Kristus”. Jadi, mistagogi menjadi bagian dari formatio berkelanjutan dalam rangkaian penerimaan Sakramen Baptis.

Pentingnya Mistagogi

Dalam Buku Pedoman Sakramen Inisiasi (Keuskupan Surabaya, 2015:45) dituliskan, “Masa mistagogi adalah masa yang sangat penting bagi para baptisan baru. Dengan bantuan wali baptis, baptisan baru membangun hubungan yang lebih dekat dengan semua umat beriman lainnya dan mulai menghayati semangat hidup baru dalam Kristus.” Pengertian ini mengundang para baptisan baru untuk tidak sendirian, namun dengan bantuan wali baptis memasuki masa mistagogi di paroki sesuai dengan jenjang usia mereka. Bagi anak-anak, remaja dan OMK perlu mendapat formatio iman bersama teman-teman dan kelompok BIAK, Rekat atau OMK di paroki. Bagi para baptisan dewasa, orang tua dan lanjut usia, diarahkan untuk formatio di lingkungan dan wilayah paroki, serta Kelompok Senior Paroki (KSP) atau Kelompok Lansia (Lanjut Usia).

Jadi Sakramen Baptis menjadi awal formatio iman berjenjang bagi para baptisan baru bersama wali baptis dan para pembina atau guru agama yang

Page 12: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

10 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

mendampingi. Buku Pedoman Inisiasi Kristen menambahkan, “Para baptisan baru pun dihantar untuk berpartisipasi secara penuh pada kehidupan Gereja baik dalam perayaan sakramen-sakramen khususnya Ekaristi, dalam pelayanan bersama maupun dalam tugas perutusan lainnya.” (hal. 46).

Masa mistagogi menjadi peluang bagi Gereja untuk pastoral formatio iman berkelanjutan bagi umat baru, baik secara pribadi dengan bantuan wali baptis maupun bersama dalam kelompok. Thomas Groome dalam Total Community Catechesis menulis, “Perkembangan iman seluruh umat Katolik sejak usia dini hingga usia lanjut menjadi tanggung jawab bersama baik keluarga, Sekolah Katolik maupun Paroki.” Masa mistagogi menjadi penting bagi baptisan baru untuk “semakin dalam masuk ke dalam misteri Kristus” sesuai dengan jenjang usia mereka. Pengalaman hidup Yesus sebagai Putra Allah menjadi pola formatio iman bagi setiap orang Kristiani, terlebih para baptisan baru. Penginjil Lukas mencatat, “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Lukas 2:52).

Praktek Mistagogi di Masa Pandemi

Kiranya praktek mistagogi di masa pandemi tidak serta merta dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan harapan Gereja. Realitas pandemi Covid-19 yang meminta kita untuk mentaati protokol kesehatan, yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak (social distancing) serta menghindari kerumunan orang, menjadi hambatan bagi formatio iman dalam kelompok umat di gereja.

Namun perkembangan teknologi digital yang memberi kemudahan bagi umat untuk berinteraksi secara virtual dalam aplikasi Zoom Meeting dan Misa Live Streaming bisa menjadi solusi sementara. Yang jelas, semua gereja di Keuskupan Surabaya tahun ini menunda penerimaan Sakramen Baptis pada Hari Raya Paskah. Di Kevikepan Surabaya Barat ada yang baru mulai menerimakan Sakramen Baptis secara berkelompok kecil (tiap hari 5-6 orang saja) pada bulan Oktober 2020 ini. Komuni Pertama bagi baptisan baru diterimakan di gereja saat Misa Minggu bersama umat dengan protokol kesehatan yang ketat. Mistagogi yang biasanya diadakan pada Masa Paskah terpaksa ditangguhkan mengikuti situasi perkembangan pandemi ini.

Taruhlah pada bulan Oktober ini Sakramen Baptis diberikan. Maka, bila misa offline di paroki sudah dibuka, ini menjadi peluang untuk memulai masa mistagogi dalam perayaan Sakramen Ekaristi, baik sebagai umat baru dengan berpakaian putih dan duduk di bangku urutan depan, bisa juga memberi peran sebagai pelayan Sabda Allah. Di lingkungan yang aktif dalam pertemuan umat secara virtual dengan Zoom Meeting, wali baptis dan guru agama/katekis/pembina bisa memperkenalkan via media online (daring) kepada umat. Nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma bisa kita pegang, “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12:10-11).

Page 13: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

11JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Katekese

RD. Laurensius RonyWakil Komisi Katekese Keuskupan Surabaya

ALLAH MENGADAKAN PERJANJIAN DENGAN KAUM MISKIN

Relasi Allah dengan kaum miskin ditempatkan dalam kerangka ‘perjanjian’. Perjanjian antara Allah dan manusia adalah Perjanjian Keselamatan: Allah berjanji untuk menyelamatkan umat manusia.

Tradisi Hukum

Gagasan ‘perjanjian’ diambil dari dunia sosio-politis dunia Timur Tengah yaitu Perjanjian Vasal, kemudian secara metaforis dipakai untuk mengungkapkan hubungan khusus yang terjalin antara Allah dan umat Israel (umat manusia). Pola perjanjian vasal: pertama, ditunjukkan siapa raja dan apa yang telah dilakukannya; kedua, stipulasi atau tuntutan kewajiban; ketiga, pengumuman perjanjian; dan keempat, berkat bagi yang mematuhi dan kutuk bagi yang melanggar. Struktur dan model seperti ini digunakan untuk mengungkapkan relasi perjanjian Allah dan bangsa Israel, misalnya Keluaran 19-24.

Sumber: www.crowdfunder.co.uk

Page 14: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

12 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Isi dan inti perjanjian Allah dan Israel: “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya” (Ulangan 7:6). Perjanjian itu bukan karena Israel pantas tapi semata-mata karena Allah mengasihi (Ulangan 7:7).

Pengalaman Sinai menjadi pengalaman pokok dalam kehidupan bangsa Israel. Pengalaman di gunung itu dalam Kitab Keluaran (Bab 19, 24, 34) dilukiskan melalui Musa, Allah mengadakan suatu ‘Perjanjian’ dengan orang Israel.

Tradisi Kenabian

Para nabi meletakkan keselamatan menyeluruh dan sejati dalam rangka ‘perjanjian’ Allah dengan manusia, tegasnya dengan umat Israel, tetapi serentak melalui umat Israel dengan umat manusia (bdk. Yesaya 2:2-5).

Meskipun perjanjian Allah-Israel merupakan keselamatan menyeluruh dan dari pihak Allah berupa janji yang tak pernah terbatalkan, namun sejarah yang dilandaskan oleh perjanjian itu nyatanya tidak mewujudkan keselamatan yang menjadi isi janji itu. Alasannya, manusia -umat perjanjian- tidak sampai menanggapi kasih dan pilihan Allah yang tampak dalam tindakan-Nya sepanjang sejarah (Ulangan 29:1-7, 22-28).

Dalam rangka perjanjian itu keselamatan (syaloom) berarti: keselarasan praktis antara kedua belah pihak yang mengikat perjanjian serta semua implikasi dari keselarasan itu. Keselamatan tidak menjadi nyata karena keselarasan itu tidak ada. Dari pihak umat tidak ada apa yang disebut tsedeqah (kebenaran/keadilan).

Musa dan Bangsa Israel. Sumber: 4.bp.blogspot.com

Page 15: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

13JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Dalam tradisi kenabian, kentara sekali adanya dimensi relasional Allah dan umat yang secara konkret tampil dalam keterlibatan. Allah secara personal sungguh terlibat dalam kehidupan bangsa Israel (bdk. Yeremia 31: 1-4). Di sisi lain, Allah mengharapkan keterlibatan dan tanggung jawab pribadi pula.

Dimensi personal-relasional perjanjian yang kuat pada para nabi ini kurang tampak dalam aliran lain, yaitu para imam dan ahli-ahli hukum yang menekankan ibadat dan hukum. Kesetiaan kepada perjanjian ditekankan lewat pelaksanaan ibadat dan hukum. Sebagaimana terbukti dalam sejarah Israel, kecenderungan ini mudah menjadi legalisme, moralisme, dan ritualisme.

Yesus: Pembaharu Perjanjian

Dalam konteks perbedaan aliran di atas, dapat kita mengerti bahwa Yesus -yang bergerak dalam aliran kenabian- sering berbentrokan dengan para imam dan ahli Taurat atau orang Farisi. Bagi Yesus, yang terpenting bukanlah pelaksanaan hukum, melainkan keterlibatan pada concern ilahi, pelaksanaan kasih (Lukas 6:9).

Dalam pewartaan-Nya, gagasan keselamatan dalam perjanjian juga digunakan Yesus. “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Lukas 22:20, bdk. I Korintus 11:25). Yesus melanjutkan gagasan keselamatan dalam perjanjian itu namun sekaligus menunjukkan bahwa perjanjian itu merupakan suatu perjanjian baru. Yesus menjadi pembaharu perjanjian.

Dalam Arti Apa Yesus Dapat Disebut Sebagai Pembaharu Perjanjian?

Tradisi Lukas-Paulus dan Markus-Matius menyebut ‘perjanjian’ tetapi tampaknya makna istilah itu perlu dimengerti secara berbeda. ‘Darah perjanjian’ dalam Injil Markus dan Matius menunjuk pada teks Keluaran 24:8. Dalam konteks itu, darah menjadi simbol pengikat, yang mendamaikan Yahwe dan Israel. Perjanjian yang diadakan dalam Perjanjian Lama itu kini digenapi dan berlaku universal dalam perjanjian yang diadakan atas dasar darah Kristus. Darah Kristus itu mendamaikan Allah dan umat manusia sehingga kini terciptalah tata relasi baru antara Allah dan umat manusia.

“Perjanjian Baru” dalam Lukas dan Paulus menunjuk pada Yeremia 31:31-34 (bdk. Yesaya 54:10; Yehezkiel 16:60-63). Pada pokoknya, teks ‘perjanjian baru’ dalam Yeremia 31 ini memiliki konteks dan perspektif eskatologis, pemulihan sesudah pembuangan. Allah akan memperbaharui perjanjian yang dahulu selalu dikhianati oleh bangsa Israel. Perjanjian baru itu sungguh-sungguh lain dan baru sebab “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (Yeremia 31:33). Kalau Yesus memberikan ‘perjanjian Baru’, itu berarti

Page 16: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

14 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

janji eskatologis yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama tersebut (Yeremia 31) kini dihadirkan dan terlaksana melalui dan dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, Yesus Kristus bukan hanya pewarta saja, tetapi juga pembawa keselamatan eskatologis sebagaimana yang telah dinantikan dalam Perjanjian Lama.

Selain unsur keterlaksanaan keselamatan melalui dan dalam Yesus Kristus itu, hal baru dalam perjanjian itu juga menyangkut soal paham akan keselamatan. Dalam zaman Yesus, sudah ada iman akan keselamatan akhir zaman atau hidup sesudah mati. Keselamatan eskatologis mendapat dimensi yang lebih luas. Yesus adalah pernyataan dan perwujudan keselamatan Allah. Keselamatan dalam Yesus mempunyai arti eskatologis namun sekaligus sudah menjadi riil sekarang dalam tindakan Yesus. Keselamatan itu mengandung arti ‘syaloom’ yang mengandung kesejahteraan baik lahir maupun batin, baik di dunia ini maupun di akhirat.

Mengikuti Yesus: Ikut concern Yesus

Telah disebut di atas bahwa Yesus berada dalam aliran kenabian yang menekankan dimensi relasional perjanjian dan bukan ketaatan hukum yang akan cenderung menjadi suatu formalisme/fariseisme. Setia pada perjanjian dengan-Nya bukanlah pertama-tama takut pada Tuhan atau taat pada peraturan melainkan terlibat pada concern ilahi, yaitu terlibat dalam penyelamatan kaum miskin dan lemah. “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku.” (bdk. Matius 25:31-46).

Kedudukan Kaum Miskin dalam Perjanjian

Dalam PL ada banyak istilah yang mengacu pada kemiskinan. Dua kata yang paling sering digunakan adalah ani dan anaw. Kedua kata ini mengacu pada situasi sosial yang rendah dan tertindas. Dalam perkembangan yang lebih kemudian mulai dibedakan antara ani yang mengacu pada orang miskin dalam artian sosio ekonomis dengan anaw yang lebih menunjuk pada kemiskinan rohani: orang yang lemah lembut dan rendah hati, yang merasa dirinya kecil (di hadapan Allah). Dalam Mazmur, identitas orang yang secara sosial, ekonomis, dan politis miskin bergabung dengan orang yang secara religius saleh. Dalam PB, termasuk dalam golongan orang miskin ini pula orang-orang yang tersingkir dalam konteks sosial maupun religius, seperti perempuan berdosa (pelacur) dan pemungut cukai. Namun, dalam konteks ini yang hendak ditunjuk kiranya kemiskinan material: sosial-ekonomis-politis.

Dalam kehidupan bangsa Israel sebagai suatu bangsa semi-nomadis, kemungkinannya adalah: seluruhnya kaya atau seluruhnya miskin. Dalam zaman kerajaan, mulai ada orang yang kaya dan yang miskin; muncullah persoalan kemiskinan.

Page 17: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

15JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Di satu sisi, ada pandangan yang melihat kekayaan sebagai tanda berkat. Pandangan positif terhadap kekayaan ini sudah tampak dalam tradisi bapak-bapak bangsa. Kitab Kejadian melukiskan sering dengan amat mendetail kekayaan Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf. Sejalan dengan pandangan positif terhadap kekayaan ini muncul pula pandangan negatif tentang kemiskinan. Kemiskinan dilihat sebagai suatu hukuman Allah.

Akan tetapi, di sisi lain terdapat pula teks-teks yang menunjukkan Yahwe sebagai pembela orang miskin. Dalam tradisi Hukum, dasar teologis perlindungan orang miskin adalah: Yahwe sendiri telah menyelamatkan Israel sewaktu mereka menjadi orang asing dan budak di Mesir, oleh karena itu umat-Nya harus bertindak sama terhadap orang-orang yang tidak berdaya di tengah-tengahnya. Cita-cita perjanjian, yaitu suatu bangsa yang sederajat di hadapan Allah maupun di antara mereka sendiri, dirumuskan dengan “tidak akan ada orang miskin di antaramu” (Ulangan 15:4). Orang miskin dalam tradisi ini sering ditunjuk dengan sebutan orang asing, yatim-piatu, dan janda.

Seruan dan protes para nabi terhadap ketidakadilan umumnya lebih dikenal daripada hukum. Para nabi tampil sebagai pembela orang-orang miskin dan lemah. Nabi Amos mengecam berbagai ketidakadilan Israel terhadap orang miskin dan melarat seperti: pengadilan yang curang (Amsal 5,12), perdagangan yang tidak jujur (Amsal 8:4-5), upah yang tidak adil (Amsal 5:11-12), kekayaan yang disia-siakan di tengah-tengah kemiskinan (Amsal 4:1; Amsal 6:4-6). Nabi-nabi lain seperti Hosea, Yeremia, Yehezkiel pun melontarkan kritik-kritik senada itu. Teks penting lain adalah Yesaya 61:1-2 yang kemudian dikutip dalam Lukas 4:18-19 sebagai program kerja Yesus.

Yesus membela kaum miskin. Sumber: i.pinimg.com

Page 18: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

16 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Dalam pustaka kebijaksanaan terdapat juga kritik-kritik tajam terhadap orang kaya bersamaan dengan seruan untuk membantu orang miskin. Eksploitasi terhadap orang miskin secara tajam disoroti (Sirakh 13:4-19). Allah dikenal sebagai pembela orang miskin (Amsal 22:22-23). Ada motif lain yang digemari para penulis kebijaksanaan, yaitu antisipasi pembalikan nasib orang beriman dan yang tidak beriman. Motif pembalikan ini sering mencakup juga pembalikan nasib dan status orang kaya dan orang miskin (Amsal 24:19-20; Amsal 23:4-6; Pengkhotbah 5:12-17; Sirakh 11:18-19).

Dalam Injil, menonjol hubungan orang miskin dengan Yesus. Mereka itu miskin secara fisik, ekonomi, politik dan sosial serta religius. Termasuk di dalamnya adalah orang yang disingkirkan karena dianggap sebagai pendosa. Mereka itulah alamat yang pertama-tama dituju oleh Injil. Secara sangat jelas, perhatian Kristus pada orang miskin ini ditampilkan dalam program kerja yang didasarkan pada Kitab Yesaya: menyampaikan kabar baik pada orang miskin, memberitakan pembebasan kepada tawanan, penglihatan pada orang buta, pembebasan pada orang yang tertindas, dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Lukas 4:16). Hal ini ditandaskan kembali dalam ucapan bahagia dan ucapan celaka khas Lukas: berbahagialah kamu yang miskin, lapar, menangis, dan dibenci, celakalah kamu yang kaya, kenyang, tertawa, dan dipuji (Lukas 6:20-26). Dalam tulisan Lukas ini, yang ditunjuk adalah keadaan real, berbeda dengan Matius yang lebih menunjuk sikap spiritual. Klimaksnya, disajikan Yesus yang mati hina sebagai orang benar yang tertindas karena membela orang miskin (Lukas 23:39-47, bdk. Kebijaksanaan Salomo 2:1-20).

Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam diri Yesus Kristus, sangatlah kelihatan perhatian istimewa Allah terhadap kaum miskin. Dalam diri Yesus Kristus, sikap ini semakin tegas dan jelas. Yesus Kristus tidak mengecualikan orang kaya (ingat Zakheus yang kaya; wanita-wanita kaya penyokong hidup Yesus dan murid-murid-Nya) namun secara khusus ia lebih memilih untuk mendahulukan dan mengutamakan pewartaan-Nya bagi orang miskin. Bahkan Ia sendiri tampil sebagai orang miskin. Di sini, sangat terasa solidaritas Kristus pada yang miskin karena Ia tidak hanya memperhatikan orang miskin, bahkan Ia sungguh melibatkan diri dalam perjuangan orang miskin dan menjadikan diri-Nya miskin demi solidaritas itu, “Ia menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya” (II Korintus 8:9).

Ilustrasi pertolongan Tuhan. Sumber: kemah-injil.org

Page 19: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

17JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Laporan

Utama

KENISCAYAAN PASTORAL FORMATIO BERJENJANG

RD. Agustinus Tri Budi UtomoVikaris Pastoral Keuskupan Surabaya

Musyawarah Pastoral II memandatkan Bidang Formasi sebagai basis formatio pastoral Umat Allah (Buku ke-3, Bab IV, No.3). Gereja pada hakekatnya adalah persekutuan pribadi-pribadi. Sasaran utama pastoral adalah Umat Allah, yakni pribadi-pribadi Kristiani yang bertumbuh dalam aneka jenjang usia, yang tinggal dalam area teritorial ataupun komunitas kategorial. Oleh karena itu, Pastoral adalah tindakan Gereja yang dilakukan bagi pribadi-pribadi demi terjadinya proses formasi iman dan pendewasaan hidup menggereja/bermasyarakat secara berjenjang dan berkelanjutan, demi terwujudnya rencana keselamatan Allah dalam Kristus.

Dua Dosa Pastoral

Berpuluh tahun program dan sikap pastoral Gereja menganggap bidang-bidang pastoral (seksi-seksi/komisi-komisi) sebagai setara dan terpisah-pisah. Di wilayah pastoral Keuskupan Surabaya ditentukan memakai pola pastoral 4 rumpun Bidang: Sumber, Formasi, Kerasulan Khusus dan Kerasulan Umum. Setiap rumpun terdiri beberapa komisi/seksi. Setiap seksi punya maunya sendiri-sendiri. Punya rencana kegiatan dan anggaran sendiri-sendiri. Masing-masing seksi bersaing atau tak terbangun jembatan koordinasi antar mereka. Kita lupa bahwa semua kegiatan pastoral adalah satu sinergi tindakan penggembalaan bagi Umat Allah.

Page 20: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

18 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Sejatinya pusat dan subyek sasaran utama pastoral adalah bidang formatio. Bidang formatio berurusan dengan orang, manusianya, yaitu umat Allah. Tiga bidang lainnya adalah predikat, tindakan dan media yang diperlukan bagi perkembangan iman dan pertumbuhan hidup subyek. Namun selama ini terjadi dua kesalahan fatal dalam pastoral, yaitu:

1) Tiga bidang selain Bidang Formasi tidak mempedulikan bidang Formatio dalam perencanaan pastoralnya, melupakan bahwa mereka seharusnya melayani bidang formatio.

2) Semua bidang, termasuk Bidang Formatio sendiri, melupakan bahwa formatio iman bersifat berjenjang sekaligus berkesinambungan. Pertumbuhan iman mulai sejak bayi lahir hingga menjadi senior/lansia adalah proses pertumbuhan yang berkesinambungan dan saling menopang/ melayani.

Lebih parah lagi, hal yang diprihatinkan oleh Paus Fransiskus, ketika pengelolaan Gereja terjatuh pada manajemen administratif kantor sekretariat paroki. Jiwa pastoralnya diisi oleh klerikalisme tertib administratif.

Salah satu kegiatan BIAK Wilayah Santa Anna, Paroki Santo Yakobus, Surabaya sebelum masa pandemi

Page 21: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

19JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Pertobatan Pastoral

Mupas II mengajak kita semua menyadari kesalahan masa lalu kita dan membangun suatu habitus baru dalam bersinergi pastoral. Kebiasaan baru yang sinergis tentu saja tidaklah mudah. Hal yang paling sulit adalah menurunkan ego pastoral. Selama ini kita, setiap pengurus seksi/bidang, memiliki ego yang tinggi, menempatkan diri sebagai tuan pemilik kegiatan. Semua umat adalah objek yang melayani kegiatan yang ‘kutetapkan’. Ironisnya, umat-lah yang diminta membiayai kegiatan tersebut. Sekarang sebelum merencanakan/merancang program pastoral, duduk bersimpuh mendengarkan dahulu informasi tentang: siapa yang hendak kita layani; ada permasalahan apa dengan hidup dan imannya; menghadapi tantangan apa saat ini; mereka ada dan tinggal di mana?

Betapa pentingnya sensus umat. Banyak hal seringkali dianggap tidak ada, padahal sebenarnya ada. Masalahnya terletak pada kita tidak punya data tentang hal yang mestinya kita layani. Data umat sangat penting, terkait dengan dua hal utama: beberapa informasi dasar tentang siapa yang dilayani dan siapa saja yang dapat ditingkatkan kapasitasnya untuk dilibatkan (diutus) dalam pelayanan.

Pastoral yang dibangun di atas misi formatio iman dan kedewasaan hidup Kristiani adalah tindakan yang oleh Paulus dalam suratnya kepada umat Galatia sebagai “tindakan iman yang dilakukan melalui kasih” (bdk. Galatia 5:6). Pastoral bukan sekedar tindakan manajerial namun lebih dari itu adalah Tindakan Iman yang didorong oleh kasih dan karena percaya akan kepastian jaminan dalam pengharapan janji Kerajaan Allah dalam Yesus. Formatio berjenjang adalah penggembalaan karena kasih (Amor Pastoralis).

Diskusi Kelompok kecil Komisi Keluarga bersama RD. Agustinus Tri Budi Utomo dalam pertemuan Komisi Bidang Formatio dan Pusat Pastoral Keuskupan Surabaya, 7 September 2020.

Page 22: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

20 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Formatio Iman Bersifat Fundamental

Perjalanan setiap orang yang telah dibaptis, sejak dipersiapkan yang dilanjutkan dengan mistagogi, pemeliharaan pertumbuhan iman hingga menyelesaikan peziarahan kembali menghadap Bapa di Sorga, bukanlah proses sekali jadi. Perkembangan, pertumbuhan, dan semakin bermutu adalah keniscayaan pembentukan iman/pribadi umat. Niscaya artinya pasti, tidak bisa tidak, haruslah demikian. Memang demikianlah hakikat peziarahan hidup manusia. Demikian juga penggembalaan Umat Allah mengiringi peziarahan tersebut.

Formatio disamping sebagai keharusan yang pasti juga merupakan tanggung jawab yang tak mungkin dikesampingkan dari karunia imamat para gembala. Itulah core business seorang gembala jemaat, ambil bagian karya Roh Kudus dalam mendidik dan membentuk Umat Allah. Formatio iman adalah tugas tanggung jawab primer Gembala Gereja.

Formatio Iman Bersifat Eklesial

Tugas dan tanggung jawab formasi iman bukan berarti hanya tugas para Gembala Umat saja (Uskup dan Pastor Paroki). Setiap orang terbaptis dikaruniai rahmat yang diwujudkan dalam tri tugas Kristus: Imam, Nabi dan Gembala. Setiap orang beriman ambil bagian dalam pelayanan formasi iman. Maka Umat Allah bukan sekedar formandi tetapi juga formator iman.

Tritugas Kristus. Sumber:www.csmedia1.com

Page 23: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

21JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Setiap orang menggembalakan jiwanya untuk hidup sepadan dengan jiwa Kristus. Setiap orang adalah formator bagi perkembangan dirinya. Setiap keluarga adalah formator bagi pertumbuhan iman anggota keluarganya. Suatu Lingkungan dalam penggembalaan pengurus Lingkungan merupakan komunitas formatif bagi pertumbuhan iman berjenjang setiap warga anggotanya.

Setiap Paroki di bawah penggembalaan Pastor Paroki, setiap warga jemaatnya ambil bagian dalam tugas penggembalaan pastor mereka sesuai bidang pastoral di mana mereka diutus. Setiap seksi di DPP tidak boleh lupa bahwa setiap program dan kegiatan adalah tindakan gereja bagi seluruh umat (bukan sekelompok orang yang disukai/bisa dikumpulkan saja), terlebih adalah mereka, domba yang hilang.

Kegiatan online BIAK Wilayah Santa Anna, Paroki Santo Yakobus, Surabaya

Formatio Iman Berjenjang Bersifat Total

Formatio iman bersifat total (dari bahasa Latin: Totus-totum, seluruh), artinya diarahkan kepada semua orang beriman, mulai dari lahir hingga lansia, termasuk di dalamnya umat yang memiliki disabilitas. Mereka sepanjang perjalanan hidupnya memiliki hak untuk mendapatkan pendampingan, pembinaan, pewartaan, pengajaran, demi perkembangan iman mereka. Total juga dimaksudkan dengan kesungguhan pastoral, yang tidak pilih-pilih tetapi suka atau tidak suka semua memerlukan porsi cinta yang sama dalam penggembalaan. Untuk itulah

Page 24: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

22 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

sebenarnya seluruh dana pastoral diintensikan. Dana persembahan umat melalui kolekte dan bentuk sumbangan lain, pada hakikatnya adalah dana pastoral, dana pemeliharaan jiwa-jiwa. Bendahara/pastor paroki bukan pemilik uang dan harta, melainkan pelayan yang ditugasi untuk mewujudkan intentio dantis dari dana tersebut, yakni bagi penggembalaan jiwa-jiwa (cura animarum).

Formatio Iman Berjenjang Bersifat Integral

Ada banyak unit karya (yayasan pendidikan, kesehatan dan sosial) di Gereja. Ada banyak tarekat dan ordo. Ada banyak komunitas dan gerakan kerohanian. Semua unit tersebut ada dalam Gereja bukan dimaksudkan sebagai franchise usaha eksternal dan bukan sebagai benalu yang hidup bertumbuh di cabang pohon. Itu semua adalah karya Gereja. Aktualisasi misioner Gereja. Semua unsur dan unit karya Gereja mesti mengabdi dan melayani formatio iman umat ini. Maka betapa pentingnya kerja sama dan sinergi bukan hanya antar komisi/seksi tetapi juga sinergi antar lembaga, unit dan karya yang dimiliki Gereja.

Ilustrasi komunitas Gereja. Sumber: lh3.googleusercontent.com

Page 25: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

23JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Laporan

Utama

FORMATIO, POROS TINDAKAN PASTORAL

RD. Aloysius Widya Yanuar NugrahaSekretariat Pusat Pastoral Keuskupan Surabaya

Bidang Formatio dalam pemahaman 4 bidang pengelolaan Program Pastoral di Keuskupan Surabaya dipahami sebagai perangkat pastoral yang membantu Uskup dalam melaksanakan Tritugas Kristus secara khusus berkenaan dengan pembentukan karakter Kristiani melalui pembinaan, pendampingan dan pendewasaan kehidupan umat beriman secara berjenjang mulai dari Anak-anak, Remaja, OMK, Keluarga hingga Lansia, serta Pelayanan Pastoral Difabel dan Pastoral Mahasiswa. Bidang Formatio hendak menjamin terjadi dan terwujudnya pembinaan dan pendampingan sesuai dengan Arah Dasar Keuskupan Surabaya di setiap jenjang gerak pastoral Keuskupan.

Dalam sejarah perkembangan pastoral Keuskupan Surabaya, pembidangan rumpun dalam berpastoral dicatat bahwa dinamika hidup menggereja ini berawal dari Tritugas Kristus yaitu Imam, Nabi dan Raja (Gembala) yang diresapi dan diemban serta dilaksanakan oleh para rasul (Gereja Perdana). Hidup Gereja Perdana sebagai warisan luhur para rasul dibimbing oleh Roh Kudus ini terus berkembang dan bergerak (bdk. Kisah Para Rasul 2:41-47) menjadi Pancatugas Gereja yaitu Liturgi, Pewartaan, Pelayanan, Kesaksian dan Persekutuan. Dalam perkembangannya, Tritugas Kristus dan Pancatugas Gereja menjadi bidang-bidang pastoral dan pelaksanaannya di paroki menjadi seksi-seksi Dewan Pastoral Paroki (DPP), di tingkat keuskupan menjadi komisi-komisi.

Page 26: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

24 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Aktualisasi pastoral Gereja Keuskupan Surabaya dihayati dan dilihat melalui dua pilar utama: Subjek (orang) dan Tindakan Pastoralnya. Yang dimaksud dengan subjek adalah setiap orang beriman Katolik sejak dalam keluarga, mulai dari jenjang usia anak-anak; remaja; orang muda hingga lanjut usia yang juga di dalam masing-masing jenjang usia itu keuskupan memperhatikan para umat difabel. Subyek dari tindakan pastoral itu memiliki karakteristik yang khas sehingga memerlukan tindakan pastoral secara khas pula. Disinilah kemudian dapat dipahami dengan baik bahwa pada Bidang Formatio inilah poros dari ragam tindakan pastoral yang khas demi terwujudnya pembinaan karakter hidup Kristiani (formatio christiana) umat Allah secara berjenjang dan berkesinambungan.

Formatio yang Integral: Menyatakan Persekutuan Secara Terus-Menerus

Tindakan pastoral apa yang dapat dihadirkan demi terwujudnya karakter hidup Kristiani yang membuahkan persekutuan? Kiranya pertanyaan ini perlu dibatinkan terus menerus bagi segenap insan pastoral di Keuskupan Surabaya. Sementara itu, dapat diajukan sebuah gagasan penting tentang bagaimana Gereja berdinamika untuk menyatakan dirinya sebagai persekutuan secara terus-menerus. Gereja dan segala dinamikanya dalam berpastoral haruslah berorientasi pada kehidupan subjek bina (orang/manusia) secara integral. Di samping itu agar

Ilustrasi keanekaragaman dalam persekutuan. Sumber: www.lightoftheworldbradford.org.uk

Page 27: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

25JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Gereja tidak kehilangan rohnya sebagai tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia (Lumen Gentium 1) perlu selalu dihayati bahwa Gereja yang berorientasi pada kehidupan manusia secara integral itu juga berpusat pada diri Kristus dan keseluruhan hidup serta karya-karyaNya.

Gereja dalam tindakan pastoralnya harus siap sedia menyediakan tanggapan konkrit bagi umat Allah dan masyarakat pada umumnya yang sedang bergerak menuju perubahan besar dalam hidupnya. Oleh sebab itu, Gereja perlu menghadirkan pengembangan pelayanan pastoral berbasis kebutuhan manusia yang ada di dalamnya (umat Allah). Dengan gagasan demikian ini, Gereja menggali dari dalam tubuh anggotanya kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang (Gaudium et Spes 1) yang berakar pada kasih Kristus. Sampai di sinilah nampak terang benderang bahwa Bidang Formatio mengambil peran yang sentral dalam proses pembinaan dan pendampingan umat Allah. Sebagai subyek bina sekaligus tindakan pastoral kepadanya, secara bersamaan Gereja sedang menampakkan daya persekutuannya sehingga keduanya menjadi satu, utuh tak terpisahkan. Di sinilah formatio yang integral dari dalam diri Gereja menyatakan persekutuannya secara terus-menerus.

Ilustrasi persekutuan murid-murid Kristus. Sumber: www.resourceumc.org

Page 28: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

26 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Bidang Formatio : Poros Tindakan Pastoral yang Bercirikan Kemuridan

Mari kita menyimak penjelasan teologis dari butir-butir cita-cita Ardas yang pertama tentang kemuridan: “Sebagai umat Keuskupan Surabaya, hal mendasar pertama yang perlu kita sadari dalam kalimat cita-cita Keuskupan Surabaya adalah “murid-murid Kristus”. Kita menyadari ini sebagai ungkapan iman seorang pribadi yang mengakui “Yesus Kristus, Putra Allah yang Tunggal, Tuhan kita” sebagai Sang Guru. Pengakuan diri ini merupakan kesadaran sebagai seorang yang terpanggil untuk memiliki relasi yang personal dan mendalam dengan Kristus. Oleh karena itu, orang-orang yang dipersatukan dalam Kristus selalu diundang untuk belajar dari Tuhan Yesus sendiri dan bersatu erat dengan Tuhan Yesus. Mereka inilah murid-murid Kristus. (lih. Seri Mupas 2019, buku ke-1 poin A.1).

Uraian penjelasan teologis butir pertama sungguh memberikan pencerahan sekaligus penegasan bagi tindakan pastoral yang berorientasi pada subjek bina, yakni para murid Kristus. Menjadi murid berarti selalu terbuka dan siap sedia untuk mengikuti Sang Guru, menampakkan aspek-aspek bina diri sebagai murid secara terus-menerus. Maka, dalam rangka mewujudkan hidup menggereja yang bercirikan kemuridan kita diminta selalu memandang umat Allah sebagai pelaku

Ilustrasi Yesus Kristus sebagai Sang Guru. Sumber: blclifton.com

Page 29: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

27JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

utama dalam pembinaan dan pembentukan karakter Kristiani. Oleh sebab itu tak bisa dipungkiri lagi bahwa memang kemudian poros dari tindakan pastoral berada pada wilayah Bidang Formatio. Kita perlu bergeser dengan pasti, dari pastoral yang berbasis pada kegiatan menjadi pastoral yang berbasis pada subyek bina, yakni menghadirkan pembinaan iman berjenjang mulai dari anak-anak; remaja; orang muda; keluarga hingga lanjut usia yang mana di dalam masing-masing jenjang juga terdapat umat difabel. Mereka inilah para murid Kristus yang perlu dijadikan poros pembinaan iman di wilayah hidup menggereja mulai dari Keuskupan, Kevikepan, Paroki hingga Keluarga-Keluarga yang ada di Lingkungan agar semakin hari, para murid Kristus ini selalu dibesarkan hatinya karena merasa dipanggil dan diundang serta dipelihara hidup imannya oleh Gereja.

DPP dan BGKP: Membentuk Persekutuan Hidup dalam Gereja melalui Formatio

Konsili Vatikan II secara eksplisit menyatakan bahwa Paroki adalah perwujudan nyata dari Gereja. Sacrosanctum Concilium, (42,1) dan Lumen Gentium, (26,1; 28,2) dengan jelas menyatakan bahwa Paroki merupakan “representasi” dari Gereja yang kelihatan di dunia. Kata representasi berarti tanda kehadiran, tanda adanya, suatu realitas yang konkret dari Gereja Universal di dunia. Paroki adalah tanda kehadiran nyata di dunia. (bdk. Pedoman dasar DPP dan BGKP, 2012). Berparoki berarti bersama menggereja yang dalam pelaksanaan teknis kesehariannya memerlukan pembagian tugas, tata kelola yang bertanggung jawab dan organisasi yang rapi serta penuh pelayanan. Di titik inilah peran DPP dan BGKP menjadi penentu menghadirkan hidup persekutuan. DPP dan BGKP memberikan bentuk konkret dari panggilan dan perutusan umat Allah untuk berpartisipasi secara aktif dalam hidup dan tindakan pastoral paroki. Lebih dari itu, DPP dan BGKP dalam partisipasinya sesungguhnya sedang menjalankan dan menghayati imannya sebagai umat paroki, sebagai umat Allah yang hidup.

Dalam keterlibatannya yang khas inilah, sebenarnya proses bina diri dalam iman sedang terjadi pada masing-masing person DPP dan BGKP. Maka, kepengurusan DPP dan BGKP adalah juga bentuk nyata pembinaan iman umat Allah itu sendiri, sehingga ciri kemuridan mestinya lebih nampak nyata dalam diri DPP dan BGKP. Kesadaraan akan pengetahuan ini menjadi penting bagi para pengurus DPP dan BGKP agar tata kelola tindakan pastoral ditempatkan sebagai sebuah jenjang pembinaan iman secara terus-menerus. DPP dan BGKP bukanlah sekelompok umat yang lebih hebat dari umat pada umumnya, justru sebaliknya DPP dan BGKP sadar betul bahwa di dalam keterlibatannya, mereka semua hendak mewujud-nyatakan persekutuan hidup dalam Gereja dengan membina diri dalam dinamika tindakan pastoral yang dipercayakan pada mereka. Perubahan mindset ini menjadi kunci untuk melangsungkan dan ambil bagian dalam penggembalaan hidup Gereja ke depan agar sesuai dengan amanat Ardas yang telah ditetapkan oleh Keuskupan melalui Bapak Uskup Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono.

Page 30: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

28 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

PASTORAL FORMATIO

BERJENJANGRD. Alphonsus Boedi Prasetijo

Ketua Komisi Komsos Keuskupan SurabayaTinggal di Pastoran Santo Yusup Karangpilang, Surabaya

Laporan

Utama

Pastoral Formatio Berjenjang merupakan tulang punggung misi penggembalaan dan pembiasaan baru hidup menggereja. Bagaimana realisasi konsep tersebut di paroki-paroki? Pada kesempatan ini Jubileum merangkum

informasi dari dua Kepala Paroki di Kevikepan Surabaya Barat mengenai Pastoral Formatio Digital sebagai praktek adaptasi kebiasaan baru dalam kegiatan gereja.

Ilustrasi BIAK. Sumber: www.kaj.or.id

Page 31: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

29JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

I. Pastoral Formatio Digital di Santo Yakobus Surabaya

Dalam Temu Imam di Kevikepan Surabaya Barat virtual dengan Zoom pada Senin, 7 September 2020, Pastor Kepala Paroki Santo Yakobus Citraland Surabaya, RD. Aloysius Hans Kurniawan melaporkan kegiatan pastoral formatio digital yang sedang digalakkan di masa pandemi ini. Misalnya, webinar Upgrading Pembina dengan tema Memahami dan Mendidik Anak Generasi ‘Now’ di Era Digital oleh Hanlie Muliani, M.Psi. Diadakan 2 Agustus 2020 dan diikuti oleh 46 pembina.

1.1 Kelompok BIAK (Bina Iman Anak Katolik)

Pada awal Agustus lalu, ada kegiatan BIAK yang dilaksanakan secara online dan offline. BIAK Santo Agustinus menyelenggarakan Zoom Meeting pada hari Sabtu, 1 Agustus 2020, jam 11.00 WIB. Sedangkan BIAK Santo Hendrikus Wilayah Santo Thomas More menyelenggarakan BIAK offline dengan tema Doa Yang Paling Sempurna.

Pada Sabtu, 1 Agustus 2020 tema Lima Roti dan Dua Ikan diangkat dalam Temu BIAK secara online melalui

Kegiatan BIAK yang dilaksanakan secara online dan offline

Page 32: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

30 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

aplikasi Zoom Meeting bagi kelompok BIAK Santa Anna (jam 10.00), BIAK Santo Yohanes Rasul (jam 10.00), dan BIAK Santo Petrus (jam 16.00). Tema yang sama dibawakan keesokan harinya oleh BIAK Santo Basilius Agung dan Santo Titus pada jam 16.00.

Pastoral Formatio Digital Kelompok BIAK Paroki Santo Yakobus berupa online gathering dengan pemateri romo, frater, dan kakak pembina. Berikut beberapa agenda pada Agustus:

• 1 Agustus 2020: Tema Aku Bangga jadi Anak Katolik. Pemateri: Fr. Yohannes Dwi (STPD).

• 8 Agustus 2020. Tema Santo Dominicus. Pemateri: RD. Dominicus Mardiyatto Rudi Septiadi (Romo Domi).

• 15 Agustus 2020. Tema Usir Rasa Bosan di Rumah Saja. Pemateri: Kak Amel dan Peony.

• 22 Agustus 2020. Tema Acara 17-an. Person in Charge: Aucky.

• 29 Agustus 2020. Tema Santo Yohanes Pembaptis. Pemateri: Kak Victo.

1.2 Kelompok REKAT (Remaja Katolik) dan OMK (Orang Muda Katolik)

Ada 3 kegiatan pembinaan via daring bagi kelompok Rekat dan 2 kegiatan OMK di Paroki Santo Yakobus yang diadakan awal bulan Agustus 2020. Bagi kelompok Rekat, masing-masing temanya adalah The Final Creation, Ngobrolin Sakramen, dan Under Construction. Sedangkan bagi OMK temanya adalah Triumph Glorious Success dan Fight for Your Belief.

Salah satu acara online gathering BIAK

Salah satu pembinaan via daring untuk kelompok REKAT

Page 33: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

31JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Tema-tema untuk pembinaan via daring kelompok REKAT

Tema-tema untuk pembinaan via daring kelompok OMK

Page 34: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

32 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

1.3 Kelompok Orang Tua dalam Kerasulan Keluarga

Kelompok Orang Tua atau Umat Dewasa secara umum juga mendapat perhatian dari Paroki Santo Yakobus. Ada acara Reko-live-si atau Rekoleksi secara live yang diadakan setiap bulan untuk semua umat. Tema yang diambil untuk menguatkan iman umat dalam keluarga.

1.4 Kelompok Lansia (Lanjut Usia) atau KSP (Kelompok Senior Paroki)

Di Paroki Santo Yakobus, KSP didampingi oleh Romo Domi. Di masa pandemi, mereka disemangati untuk mengikuti Ibadat Kerahiman Ilahi dan Adorasi melalui kanal YouTube.

Acara reko-live-si atau rekoleksi secara live dari Paroki Santo Yakobus

Ibadat Kerahiman Ilahi yang dilakukan oleh Kelompok Lansia Paroki Santo Yakobus Surabaya

Page 35: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

33JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Kampanye calon ketua OMK Sayuka yang dilaksanakan secara online

Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan Pastoral Formatio di Paroki Sayuka diselenggarakan secara online (daring/dalam jaringan). Contohnya pertemuan via Zoom tiap dua minggu sekali oleh Kelompok BIAK Sayuka Wilayah A dan Wilayah B.

Kelompok OMK Sayuka di masa pandemi Covid-19 tetap eksis dalam pelayanan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Beberapa anggota OMK tetap terlibat aktif dalam pelayanan liturgi baik sebagai Pelayan Sabda Allah (PSA) sebagai lektor, pemazmur dan organis. Pada Minggu, 4 Oktober 2020, OMK Sayuka mengadakan kegiatan Kampanye Calon Ketua secara online.

III. Refleksi Pastoral Formatio Berjenjang di Paroki

Dalam buku Formatio Iman Berjenjang. Menjadi Orang Katolik yang Cerdas, Tangguh dan Misioner Sepanjang Hayat yang disusun Dewan Karya Pastoral KAS, Thomas Groome menyebutkan bahwa “Perkembangan iman seluruh umat Katolik sejak usia dini hingga usia lanjut menjadi tanggung jawab bersama baik keluarga, Sekolah Katolik maupun Paroki.”

“Formatio Iman Berjenjang bersifat fundamental dan eklesial. Artinya formatio iman anggota harus

dilaksanakan di dalam Gereja. Keluarga, Sekolah Katolik dan Paroki diharapkan menjadi tempat subur bagi tumbuh dan berkembangnya iman Katolik. Untuk mendukung keberhasilan formatio iman, dibutuhkan keterlibatan semua orang Katolik terutama orang tua, guru dan pendamping iman umat,” menurut almarhum Mgr. J. Pujasumarta, Uskup Keuskupan Agung Semarang. “Pengalaman hidup Yesus sebagai Putra Allah menjadi pola formatio iman bagi setiap orang Kristiani, juga bagi para

II Pastoral Formatio Digital di Paroki Santo Yusup Karangpilang (Sayuka)

Page 36: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

34 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

gembala agar menghayati iman secara cerdas, tangguh dan misioner untuk membangun persaudaraan sejati,” tambahnya.

Realitas Pastoral Formatio Berjenjang di Keuskupan Surabaya dibahas dalam kegiatan “Diseminasi

Program Pastoral Bidang Formatio Keuskupan Surabaya” yang dihadiri para insan komisi di Balai Paroki Santo Aloysius Gonzaga Surabaya, Kamis, 10 September 2020. Semoga program Pastoral Bidang Formatio yang disusun berdasarkan Arah Dasar

Zoom Meeting dari Pembina BIAK Sayuka lingkungan B-9, Theresia Kartiningrum, S.Psi. dengan tema Minggu Ceria BIAK B9. Diselenggarakan pada Minggu, 11 Oktober 2020.

Page 37: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

35JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Keuskupan Surabaya 2020-2030, yakni mengakarumputkan Karya Pastoral berbasis lingkungan berfondasi Keluarga terwujud nyata dalam program tahun 2021 mendatang. Formatio iman tiap jenjang membuat iman umat Katolik semakin mengakar.

Dengan demikian umat Katolik bisa mendapat pendampingan iman secara intens dan terstruktur sesuai dengan kelompok usianya.

Page 38: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

36 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Lintas

Paroki

PEMBERKATAN DAN PELETAKAN BATU PERTAMA

SANTO YOSAFAT, SURABAYA

Hari Selasa, 22 September 2020, tepat jam 9 pagi sirine berbunyi di kawasan Kompleks Perumahan TNI Angkatan Laut Semolowaru Bahari, kawasan Surabaya Timur. Acara berlanjut dengan pelepasan burung merpati, pemotongan tumpeng, dan

penandatanganan prasasti peletakan batu pertama Gereja Santo Yosafat oleh Komandan Lantamal V Laksamana Pertama TNI Tedjo Sukmono, S.H., CHRMP., didampingi oleh Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono, Uskup Surabaya.

Daniel Gesang Seksi Komsos Paroki Hati Kudus Yesus, Surabaya

Page 39: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

37JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Acara peletakan batu pertama ini diawali satu jam sebelumnya dengan Misa yang dipersembahkan oleh Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono bersama RD. Agustinus Eka Winarno, Pastor Kepala Paroki Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Ngagel Surabaya.

Lokasi Gereja Santo Yosafat tepatnya di Jl. KRI Yos Sudarso no. 8 dan dapat diakses melalui Jl. Ir.

Soekarno (atau MERR). Gereja ke-44 di Keuskupan Surabaya ini merupakan pengembangan dari Paroki Santa Maria Tak Bercela yang merupakan Paroki di Keuskupan Surabaya dengan jumlah umat terbanyak berdasarkan sensus beberapa tahun lalu.

Page 40: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

38 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Lintas

Paroki

YA, AKU BERSEDIASERTIJAB ROMO VIKEP SURABAYA BARATDAN KEPALA PAROKI ALOYSIUS GONZAGA,

SURABAYA

Jawaban “Ya, aku bersedia” tentunya akan menjadi tantangan dalam melaksanakan karya perutusan di manapun berada. Seperti homili yang disampaikan oleh RD. Yoseph Indra Kusuma yang terinspirasi dari Injil

Matius pada hari Minggu Biasa ke XXVI. Hal inilah salah satunya yang menjadi penguat para imam di Keuskupan Surabaya menjawab panggilan setiap perutusan di mana pun dan kapan pun sesuai kebutuhan Gereja.

Ilustrasi sakramen imamat. Sumber: 1.bp.blogspot.com

Lenny Widianti Koordinator Seksi PendidikanParoki Aloysius Gonzaga, Surabaya

Page 41: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

39JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Salah satu mutasi imam Keuskupan Surabaya kali ini adalah Vikep Surabaya Barat sekaligus Romo Kepala Paroki Santo Aloysius Gonzaga (Algonz), Surabaya. Dari RD. Johanes Anano Sri Nugroho (Romo Nano) kepada RD. Skolastikus Agus Wibowo (Romo Bowo), yang sebelumnya bertugas di Paroki Santo Hilarius, Klepu, Ponorogo. Sertijab dilaksanakan Minggu pagi, 27 September 2020, di Algonz dengan misa yang dipimpin oleh RD. Yoseph Indra Kusuma, Sekretaris Keuskupan Surabaya.

Romo Nano yang telah bertugas di Paroki Algonz selama 5 tahun 1 bulan (periode 2015-2020) akan melanjutkan perutusan sebagai Kepala Paroki Santa Maria Annuntiata, Sidoarjo. Sedangkan Romo Bowo yang juga biasa dipanggil Gus Wo akan melanjutkan penggembalaan di Algonz untuk masa bakti 2020-2023, sesuai Surat Keputusan Uskup Surabaya tertanggal 9 Juli 2020.

RD. Skolastikus Agus Wibowo, RD. Yoseph Indra Kusuma, dan RD. Johanes Anano Sri Nugroho

Page 42: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

40 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

SELAMAT DATANG ROMO NANO DAN ROMO ARI

DI PAROKI SANTA MARIA ANUNTIATA, SIDOARJO

Lintas

Paroki

Lenny WidiantiKoordinator Seksi Pendidikan Paroki Aloysius Gonzaga

Pada Sabtu sore, 3 Oktober 2020, RD. Adrianus Akik Purwanto (Romo Akik), RD. Bernadus Satya Graha (Romo Satya), perwakilan umat Paroki Santo Aloysius Gonzaga (Algonz) yang terdiri dari DPP/BGKP, kelompok Kategorial WKRI, Legio Maria dan PDKI mengantarkan RD. Johanes Anano Sri Noegroho (Romo Nano) ke tempat tugasnya yang baru, Paroki Santa Maria Annuntiata, Sidoarjo.

Foto bersama peserta acara penyambutan Romo Nano dan Romo Ari di Paroki Santa Maria Anuntiata, Sidoarjo.

Jam 5 sore, usai doa bersama yang dipimpin Romo Akik, bus berisi rombongan berangkat menuju Sidoarjo. Sedangkan menyusul Romo Satya berkendara motor bersama teman-teman OMK. Setelah satu jam perjalanan, rombongan tiba dan disambut perwakilan umat Paroki Santa Maria Annuntiata.

Page 43: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

41JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Acara dibuka oleh RD. Agustinus Ferdian Dwi Prastiyo (Romo Ferdian) yang bertindak sebagai sebagai Master of Ceremony (MC), kemudian disambung oleh sharing RD. Yosef Eko Budi Susilo (Romo Eko) yang sudah tiga bulan ini bertugas sebagai pejabat sementara romo paroki. Romo Eko menceritakan dinamika di Paroki Santa Maria Annuntiata selama masa pandemi.

Acara kali ini juga menyambut RD. Aloysius Aratia Wardhana (Romo Ari) yang memulai pelayanannya di Paroki Santa Maria Annuntiata. Sebelumnya Romo Ari bertugas di Paroki Mater Dei, Madiun.

Dalam sambutan Elfira Herawati, sekretaris DPP menyampaikan bahwa umat Algonz mendukung pelayanan

Romo Nano di manapun berada. Turut pula memberikan sambutan, Agustinus Budi Susilo, Kabid Formatio DPP Santa Maria Annuntiata.

Sebelum penutup. Romo Nano menceritakan pelayanan imamatnya dari awal hingga saat ini, serta mengucapkan terima kasih pada umat paroki selama menjadi Kapala Paroki Santo Aloysius Gonzaga.

Dalam perjalanan Imamatnya, para Romo siap untuk melakukan karya pewartaan di mana saja Seperti yang diistilahkan oleh Romo Eko sebagai misi “Jembarake Dalemipun Gusti” agar cinta Tuhan pada umatnya dapat dirasakan melalui karya pengembalaan para Imam.

Page 44: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

42 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Lintas

Komisi

Tiga tahun sudah perjalanan pastoral teman-teman muda Komisi Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Surabaya, terhitung dari pelantikan pengurus Komkep di kuartal terakhir tahun 2017. Pelantikan dirayakan dengan perayaan Ekaristi di Paroki Santo Aloysius Gonzaga itu menandai perjalanan tiga tahun teman-teman pengurus Komkep. Beribu cerita sudah terukir bersama dalam pelayanan pastoral para pengurus. Ada beberapa kegelisahan anak muda yang hendak kami jawab melalui program dan pelaksanaan kegiatan penunjang program. Beberapa diantaranya Musyawarah Pastoral OMK 2018

Teoderikus Bimo

Pengurus Komisi Kepemudaan Keuskupan Surabaya

MENGHAPUS JEJAK?!REFLEKSI PERJALANAN PASTORAL DI KOMISI KEPEMUDAAN KEUSKUPAN SURABAYA PERIODE 2017-2020

di Wisma Betlehem Puhsarang; penyusunan Modul Kewirausahaan untuk OMK bekerjasama dengan tim pengajar dari Fakultas Kewirausahaan Universitas Widya Mandala Surabaya; perumusan ide dasar Sekolah Pendamping dan Pendampingan bagi OMK di Keuskupan Surabaya; dan beberapa program lain.

Namun setiap awal akan selalu ada akhir, dan di setiap akhir akan bijaksana bila diberi tanda dengan merenungkan perjalanannya. Itulah sebabnya pada 10-11 Oktober 2020 lalu, para pengurus Komkep Surabaya memilih meluangkan waktu untuk berjumpa dan merenungkan bersama

Suasana Rekoleksi Pengurus Komisi Kepemudaan periode 2017-2020 di Wisma Aloysii, Claket, Pacet.

Page 45: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

43JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

perjalanan pastoral di Komkep selama tiga tahun tersebut. Bertempat di Resi Aloysii 1, Claket, Pacet, Mojokerto. Kami sekitar 16 orang yang berjumpa langsung dan 6 orang yang berjumpa melalui daring, memilih untuk merenungkan perjalanan tersebut.

Beberapa pengurus memilih berangkat bersama dari Jl. Mojopahit 17 tepat pukul 14.00. Namun karena cuaca yang buruk menyebabkan lalu lintas sedikit padat, maka kami baru tiba di Resi Aloysii pada pukul 16.45. Tepat pukul 17.00 beberapa dari pengurus Komkep Surabaya yang menghelat kelas daring OMK Academy berpisah sejenak untuk melaksanakan kelas pertemuan kedua yang dimulai pukul 17.00 dan berakhir pada 19.00. Sedangkan pengurus yang lain menghelat Doa Rosario bersama lewat daring pada pukul 18.00.

Serampungnya kelas daring OMK Academy dan Doa Rosario daring tersebut, kami menikmati makan malam bersama. Tepat pada pukul 20.00 barulah kami memulai rekoleksi pengurus Komkep Surabaya. Romo Aloysius Widya Yanuar Nugraha (Romo Luis) selaku Ketua Komkep Surabaya membuka dengan menyampaikan maksud dari judul rekoleksi ini “Menghapus Jejak?!”. Romo Luis mengajak kita untuk benar-benar merenungkan apakah kita benar-benar hendak menghapus jejak perjalanan kita atau hendak meneruskan jejak perjalanan itu, meskipun memang bukan dengan pelayanan di Komkep Surabaya.

Kemudian dipandu Margaretha Brigita, pengurus Komkep Surabaya, peserta rekoleksi diajak untuk menyelami pengalaman berjumpa

Page 46: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

44 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

dengan sesama pengurus, menemukan cerminan diri dari perjumpaan dengan masing-masing individu di Komkep Surabaya, serta menemukan kira-kira apa yang jadi kehendak Tuhan atas perjumpaan itu. Proses ini diberi tajuk “Mencari Jejak”. Malam itu benar-benar menjadi proses berjumpa dengan diri dan individu-individu di Komkep Surabaya. Proses ini berlangsung dari pukul 20.00 sampai dengan 22.00.

Selepas proses “Mencari Jejak” kami menikmati malam di Claket yang dihembus angin kencang itu dengan hidangan bakso hangat dan jagung bakar. Obrolan santai pun menemani angin kencang Claket malam itu, beberapa dari kami pun berbincang mengenai nilai-nilai yang dipelajari selama aktif di Komkep yang kemudian relevan dengan kehidupannya di dunia kerja. Malam pun kami tutup dengan berbagi cerita dan saling menginspirasi.

Esok pagi pukul 07.00, sesuai arahan dari Margaretha Brigita, kami masing-masing berpasangan untuk kemudian memilih tempat untuk merenung, mengamati alam sekitar entah dengan memandang, menghirup atau mendengar. Ada pun setelah proses mengamati alam sekitar tersebut, kami diajak untuk saling bertanya tentang hal-hal yang paling kami takuti, paling kami hindari dan hal yang tidak ingin kami lepaskan. Proses tersebut diberi judul “Mengusut Jejak”. Dalam proses tersebut kami diajak untuk merasakan betul karunia Tuhan melalui alam semesta, mengamati yang mungkin selama ini luput dari pengamatan kami dan diajak untuk berani bertanya lebih dalam kepada diri sendiri.

Selepas proses “Mengusut Jejak” kami bersih diri dan menikmati sarapan. Tandas sarapan di piring kami masing-masing, kami melanjutkan proses berikutnya yang bertajuk “Menghapus Jejak?!” Di proses ini, kami diajak untuk berjumpa dengan Tuhan yang ada di dalam diri kami masing-masing, yang dalam bahasa Jawa disebut ‘Ingsun’, untuk kemudian kami bercengkerama dengan Tuhan yang ada dalam diri kami masing-masing. Dalam dialog antara kami masing-masing dengan Tuhan tersebut, kami diajak untuk menemukan satu pengalaman selama berkarya di Komkep Surabaya yang hendak kami jadikan bekal masing-masing dalam hidup kami, menemukan jejak langkah selama di Komkep Surabaya yang paling membekas. Setelah menemukan jejak langkah tersebut, kami diajak untuk menentukan jejak langkah apa yang hendak kami ukir di kehidupan kami masing-masing setelah itu.

Usai menjalankan proses “Menghapus Jejak?!”, kami menutup rangkaian Rekoleksi Komkep tersebut dengan perayaan Ekaristi di kapel Resi Aloysii. Kemudian bersiap pulang ke Surabaya.

Begitulah upaya kami, pengurus Komkep Surabaya periode 2017-2020 untuk merenungkan dan menandai proses perjalanan hidup kami selama berkarya di Komisi Kepemudaan Keuskupan Surabaya. Semoga pelayanan ini senantiasa berkenan di hati Tuhan. Amin

Page 47: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

45JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

“Sekali lagi soal solidaritas!” Itulah kata yang sering diulang oleh para pemimpin, tokoh moral, pendidik dan para agamawan. Itu pula yang selama berbulan-bulan terakhir terus disuarakan oleh para pemikir ketika merefleksikan situasi pandemi.

Solidaritas sebagai kesukarelaan untuk menanggung beban hidup dalam kebersamaan, konon merupakan kunci agar kita dapat melalui masa suram akibat pandemi. Yang menarik, kebersamaan di masa pandemi harus dilakukan secara berbeda: kita harus saling membantu, tapi tidak dilakukan bersama dalam arti menempati ruang yang sama. Jarak harus dijaga. Protokol kesehatan sangat ketat berbicara tentang manajemen ruang. Bila mengingat aspek ruang, solidaritas dalam arti umumnya dapat kita maknai sebagai hidup dalam ruang yang sama, menghirup udara yang sama, sama sehat atau sama tercemarnya. Akan tetapi, adakah solidaritas yang bertujuan akhir menderita dan bahkan mati bersama? Bukankah solidaritas dijalani justru untuk mencapai keselamatan bersama?

Berhadapan dengan situasi minimnya sekat antar negara, siapapun bisa memulai wabah bagi siapa saja. Oleh karena itu, kritik Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus terhadap pemimpin negara yang ingin mendistribusikan vaksin hanya di negaranya sendiri menjadi relevan. Berhadapan dengan wabah, “kita harus pulih bersama”. Untuk itu, solidaritas adalah salah satu obat paling mujarab untuk sekurang-kurangnya bertahan hidup lebih lama di masa pandemi.

Untara Simon, SS., M.HumDosen Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Kolom

Filsafat

REINTERPRETASI SOLIDARITAS

Sumber gambar: www.kompas.com

Page 48: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

46 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Solidaritas dan berbagai gerakannya bukanlah hal baru. Bahkan jauh sebelum pergumulan gagasan para teolog Kristen tentang solidaritas teologis sebagaimana nampak dalam kajian-kajian Kristologi yang merefleksikan inkarnasi sebagai bentuk solidaritas Yang Ilahi, tradisi Romawi telah mengenal kewajiban bernama obligatio in solidum (Kurt Bayertz, 1999). Dalam tradisi keluarga besar, utang (obligatio) salah satu anggota keluarga harus juga ditanggung oleh seluruh anggota keluarga. Dengan demikian, bila si pengutang tidak mau membayar, yang akan dihukum karena dia lari dari tanggung jawab itu adalah keluarganya, tempat ia ‘diikat’ dalam ikatan moral-emosional. Apa salah anggota keluarganya? Tidak ada kesalahan melekat pada mereka tapi bahwa mereka terikat secara moral-emosional satu sama lain, siapapun harus juga mau menanggung beban sesama anggota keluarganya. Karena itulah, hukuman terhadap satu orang harus ditanggung bersama. Tradisi ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan tradisi nusantara yang kental dengan nuansa kegotongroyongan. Secara satir sering disebut: jika orang tidak mau hadir dalam kerja bersama ini, barangkali, nanti saat meninggal dunia, dia juga menggali kubur dan berjalan sendiri di liang lahat; tidak butuh tetangganya. Bentuknya berbeda, tapi prinsipnya sama, ikatan hidup bersama mengharuskan kita menanggung beban yang kurang lebih sama.

Dalam tradisi yang lebih baru pasca revolusi industri di Eropa, nuansa untuk menanggung beban secara bersama nampak dalam gerakan kebersamaan para buruh. Buruh pada masa revolusi industri adalah orang-orang yang mengandalkan otot dan tenaga mereka untuk “dijual” pada pemilik modal (terutama tuan tanah dan pemilik pabrik industri). Para buruh tidak memiliki modal untuk menyediakan bahan baku dan tidak memiliki peralatan untuk mengubah bahan mentah menjadi komoditas (barang produksi). Hasil kerja mereka pun tidak mereka miliki sebab mereka hanya bekerja pada pemilik modal yang memiliki semuanya, termasuk tenaga mereka yang dibeli senilai upah yang disepakati. Sadar bahwa jumlah mereka banyak, para buruh paham bahwa selain tenaga yang telah mereka jual, jumlah dan ikatan persaudaraan atas dasar kesamaan nasib dan beban hidup yang berat merupakan modal yang bisa mengubah takdir mereka. Dari sana muncul kesukarelaan untuk membela satu sama lain sebab tanpa sikap itu, jumlah mereka yang banyak menjadi tidak berarti di hadapan pemilik modal yang jumlahnya sedikit namun sedemikian berkuasa atas mereka. Muncullah berbagai bentuk baru dari upaya menanggung beban bersama. Dalam kebersamaan, mereka mampu meningkatkan daya tawar mereka di hadapan pemilik modal, sehingga mulailah terbentuk berbagai kesepakatan baru yang mengupayakan perbaikan nasib buruh. Hingga kini, kisah-kisah perjuangan para buruh industri untuk mengupayakan perbaikan nasib terus berkembang di seluruh dunia dengan cara yang berbeda-beda namun dengan tujuan yang kurang lebih sama. Wujudnya adalah daya tawar yang cukup kuat di tempat-tempat kerja yang ikatan solidaritas pekerjanya tinggi dan gerakannya tersistematisasi.

Secara politik, solidaritas terwujud dalam sikap penuh kesukarelaan untuk menanggung beban bersama menjadi energi bagi mobilisasi massa. Khususnya pada masa demokrasi ini, semakin nampak bahwa solidaritas pada dasarnya tidak

Page 49: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

47JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

pernah lepas dari ciri politis masyarakat demokratis. Atas nama perbaikan situasi masyarakat, solidaritas disuarakan untuk menggalang massa dan memenangkan pertarungan kekuasaan. Di sini, analisis-analisis tentang kesamaan nasib bisa dibuat sedemikian rupa agar solidaritas dan berbagai jargonnya bisa efektif menggalang massa di saat pilkada, pilpres atau momen-momen demokrasi lainnya. Bahkan hal ini bisa juga terjadi saat pandemi ketika pandemi melulu dilihat sebagai momen politik praktis demi perebutan pengaruh dan kekuasaan publik.

Tapi betulkah ide solidaritas yang berujung kebersamaan aktivitas itu harus dimaknai sebagai pergerakan dalam kebersamaan? Pandemi ini memaksa kita untuk merenungkan lagi makna solidaritas. Suka atau tidak, masa pandemi ini adalah masa ketika kita tidak bisa percaya pada siapapun di sekitar kita, sebab siapapun dalam kondisi apapun bisa menjadi pembawa petaka dalam kehidupan kita. Zizek, seorang filsuf Eropa Timur, menyebut bahwa “tiap orang harus dilindungi, tapi mereka tidak boleh dipercaya” (2020). Bila kita mau selamat, kita sendiri bahkan tidak boleh percaya pada bagian-bagian tubuh kita sebab sangat mungkin tiap sentuhan terhadap tubuh kita akan membawa petaka bagi kesehatan dan keselamatan kita. Maka makna solidaritas yang berujung pada kebersamaan yang saling percaya satu sama lain harus ditafsir ulang. Kita boleh percaya apa yang dikatakan orang terdekat kita tentang kondisi kesehatannya, tapi boleh pula kita meragukan kompetensinya untuk menilai kesehatannya sendiri. Sehingga protokol kesehatan harus tetap dijalankan dan jarak tetap harus dijaga. Menariknya ini juga dilakukan atas nama solidaritas agar tidak ada kluster penularan baru di sekitar kita. Atas nama solidaritas, kita bisa melakukan apapun bersama tapi tidak untuk berbagi ruang fisik yang sama. Sekurang-kurangnya, keringat kita, air liur kita dan berbagai zat penular penyakit yang mungkin muncul dari tubuh kita tidak boleh

Sumber gambar: cerdika.com

Page 50: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

48 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

terakses orang-orang di sekitar kita. Ini adalah egoisme spasial yang ternyata harus dijalani agar selamat bersama. Dalam pemikiran ini, hadir sebuah paradoks: orang yang nampaknya egois justru bisa berbagi keselamatan pada orang lain yang ada di sekitarnya. Di masa pandemi, pola pikir ini mendominasi gagasan tentang solidaritas. Solidaritas harus diwujudkan dengan menjaga jarak sosial, menjaga kesehatan pribadi dan sebisa mungkin tetap tinggal di rumah saja. Dengan memikirkan keselamatan diri, kita menjaga keselamatan sesama.

Persoalannya, sepanjang sejarah, gagasan tentang solidaritas selalu memperoleh energi dari ikatan moral, sosial dan emosional dari para pelakunya. Sejauh ini, ikatan tersebut dapat terwujud dan dapat menjadi semakin kuat bila didukung oleh kebersamaan yang melibatkan sentuhan fisik dan berbagai tanda kehadiran lainnya. Dari sanalah solidaritas semakin mampu memberi dorongan untuk terlibat dalam hidup orang lain dan dengan demikian solidaritas itu sendiri semakin bertambah kuat. Oleh karena itu, meski pandemi mampu memaksa kita mengubah tafsir atas solidaritas demi keselamatan bersama, penting bagi kita untuk selalu memperhitungkan bahwa akan ada yang hilang dalam kehidupan bersama, yaitu tanda-tanda kehadiran, rasa senasib-sepenanggungan dan berbagai elemen pendorong keterlibatan dalam hidup bersama. Bagaimanapun secara hakiki, orang-orang di sekitar kita memerlukan tanda bahwa kita masih bersama mereka sebagai sesama yang baik hati meski dengan cara yang terbatas dan berbeda intensitasnya daripada perjumpaan fisik biasa. Di sini, dunia virtual hanyalah salah satu varian caranya. Lebih dari itu, upaya yang lebih kreatif untuk membuat kehadiran kita dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitar kita perlu terus diupayakan. Jangan sampai paradoks dalam solidaritas di masa pandemi ini berubah menjadi ironi: demi keselamatan bersama, kita benar-benar kehilangan persaudaraan dan rasa kebersamaan dengan orang-orang di sekitar kita.

Sumber gambar: news.okezone.com

Page 51: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

49JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Serba

Serbi

Fr. Theodorus Christian GunawanFrater Seminari Tinggi Providentia Dei (STPD), Surabaya

KONSEP PERSAHABATAN MENURUT ARISTOTELES

Sumber gambar: media.npr.org

Apa itu persahabatan? Apakah manusia membutuhkannya? Mungkin masih banyak pertanyaan lain yang berkaitan dengan persahabatan. Ada orang yang mengatakan bahwa persahabatan itu seperti kepompong, yang mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Ada yang mengatakan bahwa persahabatan seperti emas yang berharga. Ada pula yang mengatakan bahwa persahabatan itu adalah keajaiban dunia. Masih banyak definisi lain mengenai persahabatan.

Meski demikian, ternyata ada orang yang mungkin tersakiti karena persahabatan. Ada yang disebabkan karena pengkhianatan. Ada yang ditipu oleh sahabatnya. Ada persahabatan yang hanya berdasarkan keinginan sesaat, yang didasari oleh rasa ingin mendapat saja. Ada juga persahabatan yang mengarah pada keburukan atau bahkan kejahatan. Itulah hal-hal yang mungkin juga dapat dirasakan dalam persahabatan. Jika demikian, apa sebenarnya persahabatan? Perlukah orang bersahabat? Bagaimana persahabatan yang tepat?

Persahabatan merupakan salah satu tema yang juga dibahas dalam filsafat. Topik mengenai persahabatan ternyata sudah dibahas sejak dahulu, pada tahun-tahun sebelum masehi. Ini menandakan bahwa persahabatan merupakan tema filosofis yang menarik untuk digali secara lebih dalam maknanya. Banyak tokoh filsafat yang membahas tema ini. Salah seorang filsuf yang membahas persahabatan ialah Aristoteles.

Page 52: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

50 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Aristoteles dilahirkan di Stagira, Makedonia (sekarang Yunani utara) tahun 384 SM.1 Ayahnya adalah seorang dokter, dan inilah yang kemungkinan membuatnya juga tertarik dengan analisis medis dan kajian biologi. Ia pernah belajar di Akademi Plato. Ketika Plato wafat, ia pergi dari sana dan menjadi guru dari Alexander Agung. Baru kemudian pada 334 SM ia mendirikan Lyceum di Athena sekaligus menjadi pemimpin di sana sampai ia meninggal pada tahun 322 SM.2

Aristoteles menulis banyak karya filsafat yang berpengaruh hingga saat ini. Salah satu karya yang memuat topik mengenai persahabatan ialah Nicomachean Ethics (Etika Nicomachea). Secara sederhana Etika Nicomachea bertujuan untuk mencapai kebahagiaan. Maka tujuan utama karya tersebut adalah membantu orang-orang agar dapat memperoleh kebahagiaan.

Kembali pada persahabatan, jika orang ingin memahami persahabatan, maka perlu mengetahui konsep persahabatan menurut Aristoteles. Pemahaman yang ditawarkan Aristoteles kaya akan makna dan nilai-nilai penting bagi kehidupan manusia. Konsepnya mengenai persahabatan luas dan mendalam. Inilah alasan mengapa orang perlu tahu konsep persahabatan menurut Aristoteles bila ia ingin menjalin persahabatan yang baik.

Bagi Aristoteles, persahabatan tidak hanya relasi antar orang-orang yang tidak memiliki ikatan darah, tetapi juga relasi antara orang tua dan anaknya. Lebih dalam lagi, Aristoteles menyatakan bahwa persahabatan itu melibatkan kehendak baik (goodwill), yakni mengusahakan kebaikan bagi orang lain (sahabatnya), yang juga bersifat timbal balik.3 Artinya, kebaikan itu perlu dirasakan oleh setiap pihak dalam persahabatan (timbal balik). Goodwill tersebut dapat ditemukan dalam orang-orang yang memiliki keutamaan dalam dirinya.

Menurut Aristoteles, tidak penting apakah persahabatan merupakan keutamaan atau bukan. Ia berpendapat bahwa persahabatan adalah keutamaan.

1 Bdk. Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 2018, hlm. 161.2 Bdk. Ibid.3 Bdk. Aristoteles, Nicomachean Ethics, Buku VIII. 2, 1155b.

Sumber gambar: resize.hswstatic.com

Page 53: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

51JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Apa hubungannya dengan kebahagiaan? Sebagai keutamaan, persahabatan memerlukan kehendak baik (goodwill) yang ditujukan kepada orang yang tepat, dengan cara yang tepat; serta dengan melatih diri terus-menerus bersama sahabat agar dapat mencapai kebahagiaan. Apabila persahabatan itu dapat membuat masing-masing pribadi bertumbuh dalam keutamaan, maka perlahan-lahan kebahagiaan juga dapat dirasakan oleh masing-masing orang.

Kemudian Aristoteles juga mengatakan bahwa ada 3 jenis persahabatan, yaitu 1) persahabatan yang didasari oleh kesenangan; 2) persahabatan yang didasari oleh kegunaan, dan 3) persahabatan yang didasari oleh kebaikan.4 Persahabatan yang didasari kesenangan hanya bertahan ketika dalam situasi dan kondisi yang menyenangkan saja. Apabila di dalam persahabatan tidak lagi ditemukan rasa senang, maka persahabatan tersebut tidak akan bertahan lama dan akan cepat bubar, atau bahkan retak.

Jenis persahabatan yang kedua ialah persahabatan yang didasarkan pada kegunaan. Persahabatan yang demikian pun tidak akan bertahan lama, karena hanya didasari oleh kebergunaan masing-masing pihak. Persahabatan itu terjalin sejauh bisa memberikan kegunaan. Namun, jika masing-masing pihak sudah mendapatkan yang dibutuhkan dan pihak lain sudah tidak berguna lagi bagi dirinya, maka persahabatan itu akan berakhir tanpa ada kelanjutan. Kedua jenis persahabatan tersebut sungguh tidak bertahan lama. Kalaupun bertahan, tentulah tidak sungguh-sungguh didasari oleh keutamaan untuk mencapai kebahagiaan, karena persahabatan jenis hanya memikirkan kebahagiaan untuk diri sendiri.

Persahabatan jenis ketiga merupakan persahabatan yang baik untuk diterapkan oleh setiap orang yang ingin hidupnya lebih berkeutamaan. Persahabatan yang baik bukanlah persahabatan yang di dalamnya terdapat egoisme diri. Persahabatan yang baik, menurut Aristoteles, tentulah yang didasarkan pada rasa kasih dan persaudaraan, lebih-lebih keutamaan. Melalui keutamaan itulah, niscaya masing-masing orang dapat menemukan kebahagiaan.

Proses mencapai persahabatan yang didasari oleh keutamaan tidak mudah. Dalam proses tersebut akan dijumpai banyak hambatan yang menghadang. Hal tersebut bukan berarti bahwa persahabatan jenis ini tidak mungkin untuk diraih. Latihan untuk memperoleh keutamaan memerlukan akal budi yang sehat, karena akal budi merupakan sumber dari keutamaan.

Dengan demikian, semakin jelas bahwa persahabatan bukanlah hidup yang individualistis atau hidup dalam kesendirian. Mungkin ada orang yang bahagia tanpa berelasi dengan orang lain, atau dengan kata lain tidak butuh orang lain. Hal tersebut tidak tepat, karena manusia tidak dapat beraktivitas sendirian terus-menerus, ia membutuhkan orang lain baik untuk beraktivitas maupun memenuhi kebutuhannya. Demikan pula dengan persahabatan, tidak mungkin persahabatan itu dijalani sendiri tanpa campur tangan orang lain. Hidup bersama menjadi aspek penting dalam persahabatan. Keutamaan yang dibangun dan dilatih dalam persahabatan sudah semestinya dilakukan bersama-sama. Dengan demikian, orang

4 Bdk. Aristoteles, Nicomachean Ethics, Buku VIII. 2, 1155b.

Page 54: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

52 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

perlu bersahabat. Kemudian, pertanyaan yang muncul ialah berapa jumlah sahabat yang mesti dimiliki oleh setiap orang?

Aristoteles berpendapat bahwa ada batasan mengenai jumlah sahabat dan jumlahnya pun tidak perlu terlalu banyak, karena tidak mungkin dapat berbagi pengalaman, rasa, bahkan privasi diri sendiri kepada orang banyak.5 Persahabatan yang di dalamnya terdapat banyak orang akan kesulitan untuk saling terbuka satu sama lain. Oleh sebab itu, persahabatan yang dekat dan erat hanya dapat dijalankan dengan beberapa orang saja. Beberapa orang tersebut juga harus yang sungguh-sungguh dipercaya.

Hidup bersama dalam persahabatan dapat disebut pula sebagai komunitas, karena ada relasi dengan orang lain. Relasi juga didasari keutamaan untuk mencapai kebahagiaan, yang lebih dari sekedar kesenangan atau kegunaan. Masing-masing persahabatan memiliki kekhasannya. Persahabatan yang dijalin oleh orang jahat, tentu mengarah pada kejahatan yang merugikan orang lain, bahkan dirinya sendiri. Namun persahabatan yang dijalin oleh orang baik akan berjalan dengan baik dan dari hari ke hari semakin berkembang melalui persatuan mereka dalam mencapai keutamaan untuk meraih kebahagiaan.

Setelah kita melihat bersama persahabatan yang baik sesuai anjuran Aristoteles, kita bisa melihat kembali sejauh mana kita selama ini menjalin relasi persahabatan. Apakah relasi persahabatan kita sudah didasari oleh keutamaan sehingga mengarahkan persahabatan pada kebahagiaan? Ataukah kita masih berhenti pada kesenangan dan kegunaan semata? Jawabannya ada pada diri kita dan sahabat kita. Persahabatan yang baik dan berdasarkan keutamaan akan mampu mengarahkan kita pada kebahagiaan.

Kebersamaan dalam persahabatan adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Dalam persahabatan yang baik, kita akan mampu berbagi suka, duka, dan hal-hal lain kepada sahabat kita. Persatuan yang dibangun terus-menerus dalam persahabatan akan membuahkan kebahagiaan yang baik. Sahabat hadir di saat apapun dan selalu memberikan perhatian yang mendalam. Sahabat yang tidak akan meninggalkan sahabatnya. Kehadiran sahabat menjadikan hidup kita indah dan bermakna. Bersama sahabat, kita saling berbagi satu sama lain. Banyak hal yang dapat kita petik dalam persahabatan. Dari banyak hal tersebut, muaranya tetap satu yaitu kebahagiaan.

Referensi:Aristoteles, Nicomachean Ethics, (translated by: Roger Crisp). Cambridge: Cambridge University Press, 2000.Bertens, Kees, Sejarah Filsafat Yunani, Yogyakarta: Kanisius, 2018

5 Bdk. Aristoteles, Nicomachean Ethics, Buku IX. 10, 1171a.

Page 55: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

53JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Beberapa waktu yang lalu, jika kita berselancar di berbagai media sosial Katolik, kita akan menemukan foto jasad seorang anak laki-laki yang terlihat utuh dalam sebuah peti kaca. Ia menggunakan sebuah jaket, celana jeans dan sepatu sneaker. Pasti kita akan bertanya-tanya siapakah dia? Dan apakah yang membuat dia tiba-tiba menjadi terkenal di kalangan umat Katolik? Apa yang membuat dia begitu spesial sehingga Gereja memberikan gelar Beato kepadanya?

Dia adalah Carlo Acutis, seorang pemuda yang meninggal 14 tahun lalu karena penyakit Leukimia. Jasadnya ditampilkan dalam peti kaca di kota Asisi, Italia dalam serangkaian acara yang diselenggarakan untuk membeatifikasi Carlo menjadi seorang Beato, sebuah gelar bagi Orang Kudus dalam Gereja Katolik. Ia dibeatifikasi pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020, di Basilika Santo Fransiskus di Asisi, Italia.

Serba

Serbi

Frater Gregorius Aldi ChristyantoFrater tingkat II Seminari Tinggi Providentia Dei Surabaya

BEATO CARLO ACUTIS, ORANG KUDUS MILENIAL

Sumber gambar: Catholic Herald

Page 56: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

54 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Carlo Acutis lahir di London, Inggris pada 3 Mei 1991. Orang tuanya, Andrea dan Antonia adalah seorang pebisnis. Meskipun lahir di Inggris, Carlo tumbuh besar di Milan, Italia. Seperti anak muda pada umumnya, ia harus berjuang untuk mendapat nilai yang baik di sekolah, bergaul dengan teman-temannya, bermain sepak bola, serta tertarik dengan video games dan komputer. Ia dikenal sebagai anak muda yang “jenius” di bidang komputer. Hal ini terbukti dengan website yang ia ciptakan, film yang ia edit hingga mengarahkan berbagai macam tulisan di internet.

Carlo kecil sangat ramah kepada semua orang dengan berbagai latar belakang. Hal ini membuat dia memiliki banyak teman dari berbagai kalangan. Karena keramahannya, banyak teman Carlo yang merasa damai berada di dekatnya. Meskipun terlahir dalam keluarga berkecukupan, ia tetap tampil sederhana dan sering menggunakan uang yang ia miliki untuk membantu orang miskin yang ia temui di jalan.

Kehidupan Rohani“Ibu, anakmu begitu luar biasa!” Begitulah kata-kata orang yang mengenal

Carlo kepada ibunya. Ibu Carlo bercerita bahwa ia dan suaminya sebenarnya bukanlah seorang Katolik yang taat, namun puteranya, sejak menerima komuni pertama, selalu mengajaknya untuk menghadiri perayaan Ekaristi setiap hari. Rasa-rasanya sulit untuk menemukan Carlo tidak menghadiri perayaan Ekaristi setiap hari. Carlo tumbuh dengan memiliki persahabatan yang luar biasa bersama Kristus. Tak heran kalau ia mengatakan bahwa, “Ekaristi adalah jalan tol-ku ke surga.”

Ibunda Carlo, Antonia, mengingat kembali dalam sebuah wawancara, tentang bagaimana Carlo kecil tidak pernah melewati Gereja tanpa meminta kepadanya untuk masuk dan berdoa sejenak. Antonia terkejut melihat anaknya rajin membaca Kitab Suci dan kisah para kudus, dan lebih terkejut lagi ketika puteranya memulai pertanyaan yang amat mendalam tentang iman pada kelas katekese, dan meluangkan waktu bersama anak-anak lainnya di oratorium (ruang doa) Gereja. Carlo sangat senang ketika mendapatkan berbagai kesempatan untuk mendalami iman yang ia miliki.

Kesucian adalah tujuan yang sejati, tetapi bukan menjadi miliknya sendiri. Ia membagikan beberapa cara yang ia anggap sebagai langkah sederhana dalam mencapai kekudusan :

1. Engkau harus mengingini kekudusan dengan sepenuh hatimu dan bila keinginan tersebut tidak muncul dari hatimu, engkau harus memintanya dengan teguh kepada Tuhan.

2. Hadirilah Misa Kudus dan terimalah Komuni Kudus setiap hari.3. Ingatlah untuk berdoa Rosario setiap hari.4. Bacalah setiap hari satu perikop dari Kitab Suci.5. Bila engkau dapat, luangkanlah waktu untuk Adorasi Ekaristi di depan altar

dimana Yesus sungguh hadir. Engkau akan melihat betapa mengagumkannya kekudusanmu tumbuh.

Page 57: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

55JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

6. Pergilah untuk mengaku dosa setiap minggu, bahkan untuk dosa-dosa yang remeh.

7. Mintalah kepada Yesus dan Bunda Maria, kemampuan untuk menolong orang lain dan persembahkanlah karyamu itu kepada Yesus dan Bunda Maria.

8. Mintalah malaikat pelindungmu untuk membantumu terus-menerus, maka ia akan menjadi teman terbaikmu.

Carlo juga berdoa bagi Paus, yang waktu itu adalah St. Yohanes Paulus II, dan juga menghormati dan mendoakan para imam. Mereka adalah orang-orang yang membawa manusia untuk menyadari kehadiran Yesus di dunia, dan membantu manusia untuk semakin memurnikan hidupnya.

Nampaknya tidak mungkin bercerita tentang Carlo tanpa membahas devosinya yang kuat pada Bunda Maria. Ia sangat terpesona dengan penampakan Maria di Lourdes dan Fatima, dan ia kerap kali bercerita tentang Santa Bernadette Soubirous dan tiga gembala kecil dari Fatima. Pesan Maria tentang pertobatan, penitensi, dan doa, diwujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang mengeras melawan iman, Carlo mengajak kita semua untuk melihat ke surga. Dalam keluarga, di sekolah, di berbagai komunitas, Carlo menjadi saksi mengenai kehidupan kekal. Kata Carlo: “Tujuan kita adalah keabadian surga dan bukan kefanaan dunia. Surga adalah tanah air kita. Kita selalu mengharapkan diri kita berada di Surga.”

Proses beatifikasi Carlo Acutis di Assisi, Italia 10 Oktober 2020. Sumber gambar: katoliknews.com

Page 58: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

56 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Membawa Kristus dalam Dunia VirtualPada tahun 2002, Carlo menemani orang tuanya untuk mendengarkan

pengajaran seorang imam tentang kehadiran Kristus dalam Ekaristi. Ia sangat mengagumi apa yang ia pelajari saat itu. Carlo memiliki sebuah ide. Carlo ingin membuat sebuah pameran tentang mukjizat Ekaristi di seluruh dunia. Ia berkata, “Mereka semua harus melihat ini.” Carlo ingin mengajak banyak orang untuk memahami bahwa Kristus benar-benar hadir dalam Ekaristi dengan menunjukkan banyak peristiwa sepanjang sejarah dimana roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus.

Ini adalah salah satu bentuk total cinta Carlo: Ia ingin orang-orang berjumpa Yesus dalam Ekaristi dan berekonsiliasi kepada Allah dengan memperbarui diri di hadapan Sakramen Maha Kudus. Setelah dua setengah tahun, akhirnya pameran itu siap. Dia membuat katalog mengenai mukjizat Ekaristi di seluruh dunia. Perlahan-lahan, berbagai keuskupan di seluruh dunia meminta pameran ini diadakan di tempat mereka. Pameran itu dapat dilihat di www.miracolieucaristici.org.

Carlo telah mengumpulkan sebanyak lebih dari 130 Mukjizat Ekaristi yang terjadi selama berabad-abad di berbagai negara di dunia, dan telah diakui oleh Gereja baik di tingkat keuskupan maupun kepausan. Ia juga mengumpulkan semua itu dalam sebuah museum virtual. Ia membuat tidak hanya sebuah website sebagai sebuah rumah virtual, tetapi juga panel-panel presentasi, yang dibawa keliling ke berbagai negara. Hingga saat ini pameran ini telah mencapai berbagai belahan dunia, bahkan ke daerah-daerah yang mungkin belum pernah Carlo kunjungi sebelumnya.

Patung Beato Carlo Alcutis sedang memegang Hosti di tangan kanannya. Sumber gambar: www.askara.co

Kematian yang CepatPada awal Oktober 2006, Carlo merasakan sakit. Beberapa hari kemudian,

ia berada di kursi roda dan dibawa ke rumah sakit. Ketika melewati ambang pintu rumah sakit, Carlo berkata pada ibunya: “Aku tidak akan keluar lagi dari sini!” Diagnosis penyakitnya cukup akut, yaitu leukemia. Ketika seorang dokter bertanya

Page 59: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

57JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

padanya apakah ia menderita, Carlo menjawab, “Banyak orang yang lebih menderita daripada yang aku alami.” Beberapa hari kemudian ia berkata pada orang tuanya: “Aku mempersembahkan seluruh penderitaanku kepada Tuhan untuk Bapa Suci dan untuk Gereja, untuk melewati api penyucian dan pergi ke Surga”.

Setelah mengalami sakit yang cukup parah, Carlo wafat pada 12 Oktober 2006. Ia wafat dengan senyuman yang indah di wajahnya, dan mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Bapa Suci dan Gereja. Ia dimakamkan di Asisi, kota Santo Fransiskus. Di hari pemakamannya, seluruh gereja dipenuhi oleh banyak orang.

Sebuah Teladan SederhanaDia mencintai Yesus lebih dari seorang sahabat, kehidupannya memiliki

dampak hingga saat ini, memiliki kecerdasan yang luar biasa di di bidang komputer, editing film, pembuatan website, dan membuat komik walaupun masih berumur 15 tahun. Meskipun dekat dengan teknologi yang memikat banyak orang muda, nilai-nilai injili tumbuh dan berkembang dalam dirinya lalu ia wartakan kepada orang lain.

Carlo memberikan inspirasi, terlebih untuk kaum muda yang berjuang untuk menghidupi kesucian dan kehidupan yang “normal” secara bersamaan, sebagai seorang pribadi yang unik. Carlo berani untuk memilih jalan kekudusan di usianya yang masih muda. Santo Yohanes Paulus II berkata, “Jangan takut menjadi kudus.” Menjadi kudus tidak perlu menunggu waktu yang tepat, sejak kita dibaptis, kita telah dipanggil untuk menuju kekudusan. Kekudusan juga bukan milik kaum religius saja, tetapi milik semua umat beriman. “Satu-satunya yang harus kita minta pada Allah dalam setiap doa adalah keinginan untuk menjadi kudus,” demikian kata Carlo.

Relik dari Carlo Acutis pada Misa beatifikasi (2020). Sumber gambar: www.aciprensa.com

Page 60: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

58 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Serba

Serbi

Frater Stefanus Eka Tommy Maryono Formandi Seminari Tinggi Providentia Dei Keuskupan Surabaya

DUNIA MAYA: LADANG BARU PEWARTAAN IMAN

Pengantar Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia sejak akhir tahun 2019 mengubah rutinitas sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Covid-19 juga memaksa banyak lembaga, institusi, perusahaan dan banyak hal lainnya untuk mencari cara agar dapur tetap mengepul di tengah pandemi yang tak kunjung berakhir. Begitu pula dunia pendidikan yang berusaha untuk tetap mengusahakan pembelajaran di tengah pandemi, baik menggunakan media daring ataupun melalui televisi. Selain itu, pewartaan kabar sukacita juga sedang menggarap ladang yang semenjak dulu kurang diperhatikan. Ladang baru pewartaan tersebut adalah dunia maya. Dengan kata lain, di tengah pandemi banyak hal di dunia mengalami reformasi tidak terkecuali dunia pendidikan dan pewartaan.

Sumber gambar: www.kompasiana.com

Page 61: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

59JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Dunia Pendidikan yang Berubah Akibat Pandemi Covid-19Hingga awal tahun 2020, tidak ada yang banyak menduga bahwa Covid-19

akan merubah wajah banyak aspek kehidupan. Salah satu aspek yang juga mengalami perubahan adalah pendidikan. Sebelum Covid-19, pendidikan formal yang dijalani secara normal oleh anak-anak adalah datang ke sekolah, mendengarkan guru menerangkan bahan ajar serta bertemu teman sebaya. Semenjak Covid-19, seiring dengan kebijakan untuk belajar dari rumah, kegiatan pendidikan formal yang normal tersebut mau tidak mau berubah menjadi pendidikan jarak jauh dengan mengandalkan koneksi internet, komputer, atau ponsel pintar. Anak-anak yang awalnya harus berangkat ke sekolah, kini hanya perlu duduk di depan layar komputer dan mengikuti pelajaran secara daring atau menyaksikan tayangan pembelajaran di TVRI yang merupakan program kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan daring bukanlah hal baru. Munculnya media streaming seperti YouTube dan semakin berkembangnya bimbingan belajar berbasis daring dapat dianggap sebagai awal pendidikan secara daring. Akan tetapi, baik guru dan siswa, tidak semuanya dapat beradaptasi dengan metode pendidikan daring. Masih banyak di antara mereka yang masih nyaman dengan gaya pembelajaran tradisional yakni pembelajaran tatap muka.

Dengan kondisi dunia yang dilanda pandemi seperti sekarang ini, pendidikan secara daring merupakan jalan keluar yang paling tepat dan masuk akal. Akan tetapi, pendidikan secara daring bukannya tanpa masalah. Keharusan

Sumber gambar: kumparan.com

Page 62: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

60 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

untuk terkoneksi dengan jaringan internet membuat beberapa siswa mengeluh karena tidak memiliki biaya untuk membeli kuota internet. Belum lagi pendidikan daring malah memberikan banyak tugas dari guru. Selain itu, para siswa mengalami kebosanan karena tidak dapat bersua dengan teman sebayanya. Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan KPAI pada 13-20 April, sebagaimana dipaparkan oleh Robertus Robert dalam Tempo Edisi 4-10 Mei 2020, yang menyatakan bahwa 76,7% siswa menyatakan tidak senang mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan alasan yang telah dipaparkan sebelumnya.1

Terlepas dengan efek positif dan negatif dari pembelajaran daring, hal yang paling penting dalam belajar dari rumah adalah peran orang tua dalam mendidik. Selain belajar dari rumah, kebijakan lain yang diterapkan selama pandemi: belajar dan beribadah di rumah. Kebijakan tersebut membuat lebih banyak waktu bagi orang tua untuk tetap di rumah bersama anak-anak. Hal ini seharusnya dipandang sebagai suatu hal yang positif mengingat bahwa tidak banyak orang tua memiliki waktu untuk bersama dengan anaknya. Ada bersama di rumah menjadi kesempatan bagi orang tua untuk menjalankan kewajibannya yang tidak kalah penting dari memenuhi sandang, pangan, papan yakni mendidik anak.

Dalam Gravissimum Educationis (GE) 3, orang tua terikat kewajiban amat berat untuk mendidik anak mereka.2 Orang tualah yang pertama-tama mempunyai kewajiban dan hak yang pantang diganggu gugat untuk mendidik anak-anak mereka.3 Keluarga menjadi lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi seseorang. Keluarga adalah satu persekutuan dengan kelebihan-kelebihan khusus: ia dipanggil untuk mewujudkan “komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami isteri, dan kerja sama orang tua yang tekun dalam pendidikan anak-anak”.4 Dengan kata lain, ketika orang tua menyekolahkan anaknya di suatu sekolah, hal ini tidak melepaskan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik yang pertama bagi anaknya. Sekolah hanya sarana bantu bagi orang tua untuk dapat mendidik anak dengan baik.

Dalam mengusahakan pendidikan ketika berada di rumah, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua. Pertama, orang tua dapat mendampingi anak yang sedang melaksanakan pembelajaran secara daring. Kedua, orang tua dapat menjadi pendengar yang baik terhadap keluh kesah anak dan sebisa mungkin memberikan penghiburan yang berguna bagi anaknya. Ketiga, sebagai orang yang beriman, orang tua dapat menyempatkan diri untuk memberikan pengajaran iman kepada anaknya.

1Lih. Robertus Robert, Pendidikan Kita Setelah Pandemi, dalam Tempo Edisi 4-10 Mei 2020, hlm. 50-51.2 Konferensi Waligereja Indonesia, Dokumen Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis (Pernyataan Tentang Pendidikan Kristen), Jakarta: Obor, 1993, art. 33 Ibid., art. 64 Konferensi Waligereja Regio Nusa Tenggara, Katekismus Gereja Katolik, diterjemahkan oleh Herman Embuiru, Penerbit Nusa Indah, Ende 2007, art. 2206.

Page 63: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

61JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Memberikan pengajaran iman kepada anak merupakan suatu keharusan oleh karena orang tua telah berjanji kepada Tuhan untuk mengenalkan anaknya kepada Tuhan. Selain itu, berkat baptisan yang diterima, orang tua juga mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus. Oleh karena itu, orang tua memiliki kewajiban untuk menjalankan tugas tersebut seturut dengan kemampuan mereka dalam melaksanakan perutusan segenap Umat Kristiani dalam Gereja dan di dunia.5 Melalui teladan orang tua diharapkan anak-anak lebih mudah menemukan jalan perikemanusiaan, keselamatan dan kesucian.6

Tambahan lagi, berkat baptisan yang diterima pula, seluruh umat beriman beroleh kewajiban untuk menjadi pewarta kabar sukacita di tengah dunia. Tentu di tengah pandemi ini, banyak orang kesulitan untuk datang ke Gereja untuk mendengarkan pengajaran iman yang disampaikan melalui homili para imam di gereja atau kegiatan-kegiatan rohani yang biasanya diikuti oleh umat beriman. Pewartaan seakan dibuat tidak bergerak di tengah pandemi yang melanda dunia. Akan tetapi, umat beriman berada di dunia yang mana jarak tak lagi menjadi penghalang untuk dapat saling bertemu. Umat beriman berada di dunia yang berbeda dengan dunia yang ditinggali para murid Yesus yang untuk mewartakan iman, mereka harus melakukan perjalanan jauh atau membuat surat yang berisi ajaran iman. Umat beriman sekarang, selain berada di dunia nyata, juga tinggal di dunia maya. Dunia maya inilah yang kiranya menjadi ladang baru bagi pewartaan kabar sukacita. Ladang baru ini memungkinkan umat beriman untuk dapat mewartakan iman tanpa harus melakukan perjalanan jauh dan susah payah. Ladang baru ini juga memungkinkan umat untuk mewartakan kabar sukacita ke seluruh dunia dengan lebih praktis dan efisien.

Pergilah ke Seluruh Dunia (Markus 16:15) Perintah Yesus kepada murid untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia kiranya menjadi dasar bagi pewartaan Kabar Sukacita di dunia maya. Para murid dahulu tidak akan memiliki pemikiran bahwa ‘dunia’ yang dimaksud oleh Yesus ketika Ia memberi perutusan juga akan mencakup dunia maya, dunia yang pada masa itu pasti akan sulit untuk dibayangkan oleh mereka. Jelas saja tak terbayang, sebab pada masa itu belum ada teknologi yang secanggih sekarang. Semenjak beroleh perutusan tersebut, para murid melakukan perjalanan jauh untuk mewartakan Yesus. Ada pula yang menulis surat untuk menyapa, menguatkan, atau mengajarkan iman kepada mereka yang berada di lokasi yang tak terjangkau atau tidak sempat untuk dikunjungi.

5 Bdk. Konferensi Waligereja Indonesia, Dokumen Konsili Vatikan II, Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja), Jakarta: Obor, 1993, art. 31.6 Konferensi Waligereja Indonesia, Dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium Et Spes (Konstitusi Pastoral Tentang Gereja Di Dunia Dewasa Ini), Jakarta: Obor, 1993, art. 48.

Page 64: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

62 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Para murid Yesus sekarang, yang oleh karena baptisannya diangkat menjadi anak Allah, juga beroleh perutusan yang sama ‘Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil’ (Markus 16:15). Umat beriman yang hidup di dunia sekarang, punya tugas untuk mengembangkan sayap pewartaan ke dunia yang dulu tidak dijangkau oleh para murid, yakni dunia maya. Dapat dikatakan bahwa dunia maya merupakan ladang pewartaan yang kurang tergarap. Munculnya pandemi membuat banyak pihak dalam gereja perlu untuk mempersiapkan ladang baru ini dengan serius. Covid-19 seakan menjadi katalis bagi pewartaan digital yang sudah

berjalan. Sebenarnya, sudah ada banyak media pewartaan iman di dunia maya. Banyak web, akun media sosial, kanal YouTube yang sudah memulai pewartaan di dunia maya. Akan tetapi, mewartakan iman adalah tugas seluruh umat beriman. Oleh karena itu, semua perlu untuk terlibat dalam mewartakan Injil ke seluruh dunia.

Mewartakan Injil Hingga Dunia Maya Pewartaan di dunia maya menuntut kreativitas dari umat beriman agar warta yang disampaikan dapat ditangkap dengan tepat oleh yang menikmatinya. Pewartaan di dunia maya juga diharapkan lepas dari paradigma tradisional yakni bahwa pewartaan harus diadakan di gereja, baik melalui homili para imam atau hal-hal lain. Selain itu perlu untuk disadari bersama bahwa ada beberapa hal positif dari pewartaan di dunia maya. Pertama, pewartaan di dunia maya mampu menjangkau bahkan di daerah yang terpencil dan juga seluruh belahan bumi mana pun. Kedua, pewartaan di dunia maya memberikan kesegaran rohani bagi umat beriman di tengah banjir arus informasi yang membuat lelah. Hal ini sesuai dengan perkataan Yesus ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu’ (Matius 11:28).

Sumber gambar: www.kaj.or.id

Page 65: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

63JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Sebagaimana Paulus yang semenjak pertobatannya gencar untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia, umat beriman hendaknya memiliki semangat yang sama pula untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Paulus yang banyak menulis surat untuk menyapa dan meneguhkan iman umat beriman di suatu daerah hendaknya menjadi panutan bagi umat beriman sekarang untuk juga membuat atau menulis sesuatu yang berkaitan dengan iman akan Yesus Kristus untuk juga meneguhkan umat beriman lainnya. Umat beriman hendaknya menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14). Sekali lagi, seluruh umat beriman memiliki panggilan yang sama untuk menjadi pewarta iman ke seluruh dunia berkat baptisan yang ia terima. Adapun umat beriman dapat dengan sekreatif mungkin mengekspresikan iman mereka baik melalui tulisan, lukisan, foto, video dengan tetap memperhatikan ajaran Gereja Katolik.

Menjadi pewarta memang bukanlah kegiatan yang akan menghasilkan banyak profit. Bahkan tak jarang umat beriman harus menggunakan dana pribadi untuk menghasilkan konten yang baik dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Hal ini karena pewartaan adalah sebuah pelayanan daripada sebuah pekerjaan. Pelayanan yang didasarkan pada cinta akan Kristus dan sesama manusia. Pelayanan yang berusaha untuk memberikan nutrisi rohani bagi umat beriman yang mengalami kekeringan rohani. Pelayanan yang berusaha untuk membawa umat beriman menemukan jalan kembali untuk bersatu dengan Tuhan Yesus yang merupakan pokok anggur (Yohanes 15:1). Dalam menjalankan pelayanan sebagai pewarta Kabar Sukacita, hendaknya perkataan Paulus selalu menggema dalam hati seluruh umat beriman ‘Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil’ (I Korintus 9:18).

Referensi

Charismiadji, Indra, Wartakan Injil Sampai Dunia Maya, Majalah Hidup No. 17, 26 April 2020.

Konferensi Waligereja Indonesia, Dokumen Konsili Vatikan II, Gaudium Et Spes (Konstitusi Pastoral Tentang Gereja Di Dunia Dewasa Ini), Jakarta: Obor, 1993.

Konferensi Waligereja Indonesia, Dokumen Konsili Vatikan II, Gravissimum Educationis (Pernyataan Tentang Pendidikan Kristen), Jakarta: Obor, 1993.

Konferensi Waligereja Indonesia, Dokumen Konsili Vatikan II, Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja), Jakarta: Obor, 1993.

Konferensi Waligereja Regio Nusa Tenggara, Katekismus Gereja Katolik, diterjemahkan oleh Herman Embuiru, Penerbit Nusa Indah, Ende 2007.

Robert, Robertus, Pendidikan Kita Setelah Pandemi, Majalah Tempo Edisi 4-10 Mei 2020.

Page 66: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

64 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Obituari

SR. PHILOMENE PK MELAYANI ORANG MISKIN

Suster Philomene Saimah, PK dilahirkan di Kediri pada tanggal 1 Nopember 1943. Puteri ke-2 dari Bapak Kartodikromo [alm]dan Ibu Sarmi [alm], mengenal Puteri Kasih dari Rm. V. Bieler, CM dan masuk sebagai Postulan pada tanggal 19 Maret 1964. Setelah 6 bulan menjalani masa postulant, tanggal 27 September 1964 diterima sebagai Puteri Kasih. Kebulatan tekad menjadi seorang Puteri Kasih dan melayani Tuhan yang ada dalam diri Orang Miskin ditegaskan dalam Kaul Perdana pada tanggal 25 Desember 1969.

Seluruh hidupnya dipersembahkan untuk melayani Tuhan yang ada dalam diri Orang Miskin. Melayani orang-

orang yang dipercayakan kepadanya dengan penuh kasih, sabar, dan ketulusan selalu nampak dalam setiap pelayanannya. Selama 56 tahun menjadi Suster Puteri Kasih, beliau menerima perutusan di beberapa komunitas, yaitu: Don Bosco, Surabaya (1966), St Paulus, Bojonegoro (1977), St Theresia, Cepu (1978), St Paulus, Bojonegoro (1982), Immaculata, Tulungagung (1985), Regina Pacis, Surabaya (1988), Immaculata Tulungagung (1994), St Louisa, Kediri (1998), Don Bosco Surabaya (2001), St Louisa, Kediri (2005), St Andrea, Kediri (2006), St Theresia, Cepu (2009), Emaus, Surabaya (2015-sekarang). Di Komunitas Emmaus Surabaya Sr. Philomene menjalani masa lansianya hingga tanggal 21 Oktober 2020 pkl. 11.15 WIB Beliau kembali ke pangkuan Bapa dengan tenang di usianya yang ke-77 tahun. (Suster PK Indonesia)

RIP. Romo Kutschruiter, OCarm (90th)Ikut berduka cita atas meninggalnya Romo Kutschruiter OCarm di Keuskupan Malang, Rabu, 21 Oktober 2020. Dimakamkan di Makam Sukun Malang, Jumat, 23 Oktober 2020. Semoga beristirahat dalam damai. (JUB).

Page 67: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

65JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Seminarium

Silvester Elva PermadiDiakon Keuskupan Surabaya

TANI HIDROPONIK DI SEMINARI GARUM

Berkebun, urban farming, maupun bercocok tanam dengan hidroponik merupakan kegiatan yang banyak dilakukan masyarakat pada masa pandemi. Di Seminari Vincentius A Paulo, Garum, selama masa pandemi

pula waktu bebas luar ditiadakan. Sebagai kegiatan positif pengganti, para seminaris bertani hidroponik. Lahan hidroponik di seminari mulai dibangun pada Juli 2020.

Dari kiri ke kanan: RD. Prima Novianto, Rektor Seminari Vincentius A Paulo, Garum, bersama Billy Chandra, Yohanes Bunni, Fr. Silvester Elva Permadi, Anselmus Bangkit, Alexius Alid Damar, dan Aldo Alberto sedang berada di green house Seminari.

Page 68: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

66 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Tim hidroponik beranggotakan 6 seminaris sebagai pioner. Mereka adalah Yohanes Bunni (Kelas XII IPS), Alexius Alid Damar (XII IPA), Mario Putera Bagus (XI IPA), Anselmus Bangkit (XI IPS 2), Aldo Alberto (XII IPA) dan Billy Chandra (XII IPA). Kelak diharapkan mereka dapat mengkader para seminaris yang lain.

Tim ini didampingi oleh penulis yang sedang berpastoral di seminari Garum. Mereka belajar tahap demi tahap dalam bertani hidroponik. Mulai dari pengenalan sistem, istilah-istilah dalam dunia hidroponik, teknis penggunaan media tanam, pengecekan keasaman dan kepekatan mineral air, teknis penyemaian, pemindahan bibit, perawatan sampai panen.

Hidroponik seminari menggunakan 3 sistem yaitu Sistem Wick (rakit apung), DFT (Deep Flow Technique) dan Dutch Bucket. Ke depannya, mereka akan belajar membuat instalasi hidroponik sederhana dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique). Selain bertani hidroponik, seminaris juga berlatih mencampur tanah dengan kompos, sekam, dan cocopeat (sabut kelapa) untuk menghasilkan media tanam organik yang subur.

Dalam dua bulan ini mereka telah menanam kangkung, sawi, selada, bayam, melon dan semangka. Mereka telah berhasil panen sayur dua kali. Kendala awal yang dihadapi para seminaris adalah hama daun dan lumut. Kondisi udara Garum memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi sehingga lumut, jamur dan hama daun cepat tumbuh. Lumut dan hama inilah yang membuat pertumbuhan sayur ini kurang maksimal. Para seminaris mengatasinya dengan pestisida organik dari fermentasi bawang putih. Seluruh hasil panen sayur dan buah untuk konsumsi pribadi seminaris. Jadi praktek tani hidroponik ini juga merupakan satu upaya mewujudkan ketahanan pangan bagi seminari.

Dalam konteks sebagai calon imam, seminaris diajak untuk dekat dengan lingkungan hidup seperti yang diamanatkan oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si (Terpujilah Engkau). Dengan kegiatan-kegiatan ini seminaris juga dibentuk untuk memiliki hati seorang “Bapa” yang baik dan penuh kasih, yang memiliki jiwa merawat dan memelihara ciptaan Allah.

Sumber gambar: tirto.id

Page 69: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

67JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Tanggal 3 Oktober 2020, Paus Fransiskus menandatangani Ensiklik Fratelli Tutti di Assisi, tempat kelahiran dan hidup Santo Fransiskus dari Assisi. Hari berikutnya, ensiklik tersebut dipublikasikan. Ensiklik ini bertujuan untuk mendorong keinginan akan persaudaraan dan persahabatan sosial. Pandemi Covid-19 menjadi latar belakang ensiklik ini. Kedaruratan kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tak seorangpun bisa menghadapi hidup sendirian” dan bahwa waktunya sungguh-sungguh telah tiba akan “mimpi sebagai satu keluarga umat manusia” di mana kita adalah “saudara dan saudari semua”. Berikut ini merupakan saduran dari ringkasannya: Persaudaraan dan persahabatan sosial adalah cara Paus menunjukkan untuk membangun dunia yang lebih baik, lebih adil dan damai, dengan kontribusi semua: masyarakat dan institusi. Dengan konfirmasi tegas atas kata ‘tidak’ untuk peperangan dan ketidakpedulian global. Bagaimana cara nyata membangun dunia yang lebih adil dan persaudaraan dalam hubungan sehari-hari manusia dalam kehidupan sosial, politik dan

Universalia

ENSIKLIK FRATELLI TUTTI

Paus Fransiskus menerbitkan Ensiklik "Fratelli Tutti". Sumber gambar: KalderaNews.com

Page 70: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

68 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

institusi? Inilah pertanyaan utama yang ingin dijawab oleh Fratelli Tutti: Paus menggambarkannya sebagai “Ensiklik Sosial” (6) yang meminjam judul “Nasihat” Santo Fransiskus dari Assisi, yang menggunakan kata-kata ini untuk “menyapa saudara-saudaranya dan para suster dan mengusulkan kepada mereka suatu cara hidup yang ditandai dengan cita rasa Injil” (1). Sang pendahulunya ini “tidak mengobarkan perang kata-kata yang bertujuan memaksakan doktrin; ia hanya menyebarkan kasih Tuhan”, tulis Paus, dan “ia menjadi ayah bagi semua dan mengilhami visi persaudaraan masyarakat” (2-4). Ensiklik ini bertujuan untuk mempromosikan aspirasi universal menuju persaudaraan dan persahabatan sosial. Dimulai dengan keanggotaan bersama kita dalam keluarga manusia, dari pengakuan bahwa kita adalah saudara dan saudari karena kita adalah anak dari satu Pencipta, semua dalam perahu yang sama, dan karenanya kita perlu menyadari bahwa di dunia yang terglobalisasi dan saling berhubungan, hanya dengan bersama-samalah kita dapat diselamatkan. Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani oleh Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar pada Februari 2019 yang lalu adalah pengaruh inspiratif yang dikutip berkali-kali.

Paus Fransiskus tampil dari jendela St. Peters’s Square, 4/10/2020, mengumumkan ensiklik Fraterlli Tutti. Sumber gambar: CNA

Persaudaraan harus didorong tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dalam perbuatan. Perbuatan yang dinyatakan dalam “jenis politik yang lebih baik”, yang tidak disubordinasikan pada kepentingan finansial, tetapi untuk melayani kebaikan bersama, mampu menempatkan martabat setiap manusia di pusat dan menjamin pekerjaan kepada semua orang, sehingga masing-masing dapat mengembangkan kemampuannya sendiri. Sebuah politik, yang terlepas dari populisme, mampu menemukan solusi atas apa yang menyerang hak asasi manusia dan yang secara definitif bertujuan untuk menghilangkan kelaparan dan perdagangan manusia. Pada saat yang sama, Paus Fransiskus menggarisbawahi bahwa dunia yang lebih adil dicapai dengan mempromosikan perdamaian yang

Page 71: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

69JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

bukan hanya sekedar tidak adanya perang; tetapi juga ketersediaan, pekerjaan yang melibatkan semua orang. Terkait dengan kebenaran, perdamaian dan rekonsiliasi haruslah “proaktif”; mereka harus bekerja menuju keadilan melalui dialog, atas nama pembangunan bersama. Paus bersikap menolak perang, karena senjata nuklir, kimia dan biologi telah berdampak besar pada warga sipil yang tidak bersalah. Paus juga tidak dapat menerima hukuman mati, dan refleksi sentral ada pada pengampunan. Terkait dengan konsep kenangan dan keadilan, mengampuni tidak berarti melupakan. Juga menyerah membela hak seseorang untuk menjaga martabatnya, yang merupakan anugerah dari Tuhan. Latar belakang ensiklik ini adalah pandemi Covid-19, yang diungkapkan Paus Fransiskus, “meletus secara tak terduga” saat dia “menulis surat ini”. Tetapi keadaan darurat kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tidak ada yang dapat menghadapi kehidupan dalam isolasi” dan bahwa waktunya telah benar-benar datang untuk “bermimpi, kemudian, sebagai satu keluarga manusia” di mana kita semua adalah “saudara dan saudari” (7- 8).

Masalah Global, Aksi GlobalDibuka dengan pengantar singkat dan dibagi menjadi delapan bab,

Ensiklik tersebut menyatukan -sebagaimana dijelaskan oleh Paus sendiri- banyak dari pernyataannya tentang persaudaraan dan persahabatan sosial, namun yang disusun, “dalam konteks refleksi yang lebih luas” dan dilengkapi dengan “sejumlah surat, dokumen” dikirim kepada Fransiskus sendiri oleh “banyak individu dan kelompok di seluruh dunia” (5).

Paus Fransiskus menandatangani Ensiklik Fratelli tutti pada 3 Oktober 2020. Sumber gambar : vaticannews.va

Page 72: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

70 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Dalam bab satu, “Awan gelap di atas dunia yang tertutup”, dokumen tersebut merefleksikan banyak distorsi di era kontemporer: manipulasi dan deformasi konsep-konsep seperti demokrasi, kebebasan, keadilan; hilangnya makna komunitas sosial dan sejarah; keegoisan dan ketidakpedulian terhadap kebaikan bersama; prevalensi logika pasar yang didasarkan pada keuntungan dan budaya pemborosan; pengangguran, rasisme, kemiskinan; disparitas hak dan penyimpangannya seperti perbudakan, perdagangan manusia, perempuan ditundukkan dan kemudian dipaksa untuk melakukan pengguguran, perdagangan organ (10-24). Ini berkaitan dengan masalah global yang menyerukan tindakan global, tegas Paus, juga menyuarakan peringatan terhadap “budaya tembok” yang mendukung proliferasi kejahatan terorganisir, didorong oleh ketakutan dan kesepian (27-28). Selain itu, hari ini kita mengamati kemerosotan etika (29), yang dikontribusikan, dengan cara tertentu, oleh media massa yang menghancurkan rasa hormat terhadap orang lain dan menghilangkan semua kebijaksanaan, menciptakan lingkaran virtual yang terisolasi dan mengacu pada diri sendiri, di mana kebebasan adalah ilusi dan dialog tidak konstruktif (42-50).

Warga Indonesia menunjukan surat kabar yang mempublikasikan dokumen Paus Fransiskus Fratelli Tutti di St. Peter's Square, 4 Oktober 2020.Sumber gambar: Vaticannews

Page 73: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

71JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Kasih Membangun Hubungan: Orang Samaria yang Baik Hati Di tengah bayang-bayang kegelapan, ensiklik itu menanggapi dengan contoh yang cemerlang dan membawa harapan: Orang Samaria yang Baik Hati. Bab kedua, “Orang asing di jalan”, didedikasikan untuk sosok ini. Di dalamnya, Paus menekankan bahwa, dalam masyarakat tidak sehat yang mengabaikan penderitaan dan yang “buta huruf” dalam merawat yang lemah dan rentan (64-65), kita semua dipanggil -sama seperti orang Samaria yang Baik Hati- menjadi bertetangga dengan orang lain (81), mengatasi prasangka, kepentingan pribadi, hambatan sejarah dan budaya. Kita semua, pada kenyataannya, turut bertanggung jawab dalam menciptakan masyarakat yang mampu melibatkan, mengintegrasikan, dan mengangkat mereka yang telah jatuh atau menderita (77). Cinta membangun jembatan dan “kita diciptakan untuk cinta” (88). Paus secara khusus mendesak umat Kristen untuk mengenali Kristus di hadapan setiap orang yang dikucilkan (85). Prinsip kapasitas untuk mencintai menurut “dimensi universal” (83) juga dilanjutkan dalam bab ketiga, “Membayangkan dan melahirkan dunia yang terbuka”. Dalam bab ini Fransiskus mendesak kita untuk pergi ” ‘keluar dari diri’ untuk menemukan “keberadaan yang lebih penuh dalam diri orang lain” (88), membuka diri kepada orang lain sesuai dengan dinamisme kasih yang membuat kita cenderung menuju “pemenuhan universal “(95). Di latar belakang -mengingat ensiklik- status spiritual dari kehidupan seseorang diukur dengan cinta, yang selalu “menempati urutan pertama” dan menuntun kita untuk mencari yang lebih baik untuk kehidupan orang lain, jauh dari semua keegoisan (92-93).

Para suster menunjukan surat kabar yang mempublikasikan dokumen Paus Fransiskus Fratelli Tutti, 4 Oktober 2020. Sumber foto: Vaticannews

Page 74: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

72 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Hak Tidak Memiliki BatasanOleh karena itu, masyarakat persaudaraan akan menjadi masyarakat

yang mempromosikan pendidikan dalam dialog untuk mengalahkan “virus” dari “individualisme radikal” (105) dan memungkinkan setiap orang memberikan yang terbaik dari diri mereka sendiri. Dimulai dengan perlindungan keluarga dan penghormatan terhadap “misi utama dan penting pendidikan” (114). Ada dua ‘alat’ khususnya untuk mencapai jenis masyarakat ini: kebajikan, atau benar-benar menginginkan kebaikan untuk yang lain (112), dan solidaritas yang peduli pada kerapuhan dan diekspresikan dalam pelayanan kepada orang-orang dan bukan pada ideologi, memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan (115). Hak untuk hidup bermartabat tidak dapat disangkal kepada siapa pun, Paus menegaskan lagi, dan karena hak tidak memiliki batas, tidak ada yang dapat tetap dikecualikan, di mana pun mereka dilahirkan (121). Dalam perspektif ini Paus juga menghimbau kita untuk memperhatikan “etika hubungan internasional” (126), karena setiap negara juga milik orang asing dan barang-barang daerah itu tidak dapat disangkal bagi mereka yang membutuhkan dan berasal dari tempat lain. Dengan demikian, hak alami atas kepemilikan pribadi akan menjadi yang kedua setelah prinsip tujuan universal barang-barang yang diciptakan (120). Ensiklik juga memberikan penekanan khusus pada masalah utang luar negeri: dengan tunduk pada pokok yang harus dibayar, namun diharapkan tidak membahayakan pertumbuhan dan penghidupan negara-negara termiskin (126).

Migran: Pemerintahan Global untuk Perencanaan Jangka PanjangSementara itu, sebagian dari bab dua dan seluruh bab empat dikhususkan

untuk tema migrasi, yang terakhir berjudul “Hati yang terbuka untuk seluruh dunia”. Dengan hidup mereka “dipertaruhkan” (37), melarikan diri dari perang, penganiayaan, bencana alam, perdagangan yang tidak bermoral, direnggut dari komunitas asalnya, para migran harus disambut, dilindungi, didukung dan diintegrasikan. Migrasi yang tidak perlu perlu dihindari, tegas Paus, dengan menciptakan peluang konkret untuk hidup bermartabat di negara asal. Tetapi pada saat yang sama, kita perlu menghormati hak untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain. Di negara-negara penerima, keseimbangan hak adalah antara perlindungan hak-hak warga negara dan jaminan penyambutan dan bantuan bagi para migran (38-40). Secara khusus, Paus menunjuk pada beberapa “langkah yang sangat diperlukan, terutama dalam menanggapi mereka yang melarikan diri dari krisis kemanusiaan yang parah”: untuk meningkatkan dan menyederhanakan pemberian visa; untuk membuka koridor kemanusiaan; untuk memastikan penginapan, keamanan dan layanan penting; untuk menawarkan kesempatan kerja dan pelatihan; untuk mendukung reunifikasi keluarga; untuk melindungi anak di bawah umur; untuk menjamin kebebasan beragama dan mempromosikan inklusi sosial. Paus juga menyerukan untuk membangun dalam masyarakat konsep “kewarganegaraan penuh”, dan menolak penggunaan istilah “minoritas” yang diskriminatif (129-131). Yang paling dibutuhkan di atas segalanya -terbaca dalam dokumen tersebut- adalah tata kelola global, sebuah kolaborasi internasional untuk

Page 75: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

73JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

migrasi yang mengimplementasikan perencanaan jangka panjang, melampaui keadaan darurat tunggal (132), atas nama pembangunan yang mendukung semua orang berdasarkan prinsip kesia-siaan. Dengan cara ini, negara akan mampu berpikir sebagai “keluarga manusia” (139-141). Orang lain yang berbeda dari kita adalah anugerah dan pengayaan bagi semua, tulis Fransiskus, karena perbedaan mewakili peluang untuk tumbuh (133-135). Budaya sehat adalah budaya ramah tamah yang mampu membuka diri kepada orang lain, tanpa harus melepaskan diri, menawarkan sesuatu yang otentik. Seperti dalam polihedron -sebuah gambar yang disukai oleh Paus- keseluruhannya lebih dari satu bagiannya, tetapi nilai masing-masingnya dihormati (145-146).

Publikasi Fratelli Tutti di surat kabar setempat, 4 Oktober 2020. Sumber foto: Vatikanews

Page 76: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

74 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Politik: Bentuk Amal yang BerhargaTema bab lima adalah “Jenis politik yang lebih baik”, yang mewakili salah

satu bentuk amal yang paling berharga karena ditempatkan untuk melayani kebaikan bersama (180) dan mengakui pentingnya orang, dipahami sebagai suatu keterbukaan kategori, tersedia untuk diskusi dan dialog (160). Dalam arti tertentu, inilah populisme yang ditunjukkan oleh Fransiskus, yang melawan bahwa “populisme” yang mengabaikan legitimasi gagasan “rakyat”, dengan menarik konsensus untuk mengeksploitasi mereka untuk layanannya sendiri dan mengobarkan keegoisan untuk meningkatkan popularitasnya sendiri (159). Tetapi politik yang lebih baik juga berarti melindungi mata pencaharian, sebuah “dimensi penting dari kehidupan sosial”, dan berusaha memastikan setiap orang kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka sendiri (162).

Mengenai bantuan terbaik untuk orang miskin, Paus menjelaskan bahwa bukan hanya uang, yang merupakan obat sementara, tetapi lebih memungkinkan orang itu untuk memiliki kehidupan yang bermartabat melalui pekerjaan. Strategi anti-kemiskinan yang sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk menahan atau membuat orang miskin tidak ofensif, tetapi untuk mempromosikan mereka dalam perspektif solidaritas dan subsidiaritas (187). Apalagi, tugas politik adalah menemukan solusi atas semua yang menyerang hak asasi manusia, seperti pengucilan sosial; pemasaran organ, jaringan, senjata dan obat-obatan; eksploitasi seksual; kerja budak; terorisme dan kejahatan terorganisir. Paus membuat seruan yang tegas untuk secara definitif menghapus perdagangan manusia, “sumber rasa malu bagi kemanusiaan”, dan kelaparan, yang merupakan “kriminal” karena makanan adalah “hak yang tidak dapat dicabut” (188-189).

Paus Fransiskus ketika menandatangani Ensiklik Kepausan di Basilika Santo Fransiskus di Assisi, Italia, 03/10. Ensiklik terbaru merupakan yang pertama setelah lima tahun. Sumber gambar: www.dw.com

Page 77: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

75JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Politik yang kita butuhkan, Paus Fransiskus juga menggarisbawahi, adalah politik yang mengatakan ‘tidak’ pada korupsi, inefisiensi, pada penggunaan kekuasaan yang tidak benar, pada kurangnya penghormatan terhadap hukum (177). Ini adalah politik yang berpusat pada martabat manusia dan tidak tunduk pada keuangan karena “pasar, dengan sendirinya, tidak dapat menyelesaikan setiap masalah”: “malapetaka” yang ditimbulkan oleh spekulasi keuangan telah menunjukkan hal ini (168). Gerakan populer mengambil relevansi khusus sebagai “penyair sosial” dengan “semburan energi moral”. Masyarakat harus terlibat dalam partisipasi sosial, politik dan ekonomi, namun tunduk pada koordinasi yang lebih besar. Dengan cara ini -kata Paus- adalah mungkin untuk melampaui Kebijakan “dengan” dan “dari” orang miskin (169). Harapan lain yang ada dalam Ensiklik tentang reformasi PBB: dalam menghadapi dominasi dimensi ekonomi yang meniadakan kekuasaan masing-masing negara, sebenarnya tugas Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah memberikan substansi pada konsep sebuah “keluarga bangsa-bangsa” yang bekerja untuk kebaikan bersama, pemberantasan kemiskinan dan perlindungan hak asasi manusia. Jalan tak kenal lelah untuk “negosiasi, mediasi dan arbitrase” -Dokumen Kepausan menyatakan- PBB harus mempromosikan kekuatan hukum daripada hukum kekuatan, dengan mendukung kesepakatan multilateral yang lebih melindungi bahkan negara-negara terlemah (173-175).

Keajaiban KebaikanPada bab enam, “Dialog dan persahabatan dalam masyarakat”, muncul konsep

hidup sebagai “seni pertemuan” dengan setiap orang, bahkan dengan pinggiran dunia dan dengan masyarakat asli, karena “kita masing-masing dapat belajar sesuatu dari orang lain. Tidak ada yang tidak berguna dan tidak ada yang bisa dibuang” (215). Dialog sejati memungkinkan seseorang untuk menghormati sudut pandang orang lain, kepentingan sah mereka dan, di atas segalanya, kebenaran martabat manusia. Relativisme bukanlah solusi karena tanpa prinsip universal dan norma moral yang melarang kejahatan intrinsik, hukum hanya menjadi pemaksaan sewenang-wenang (206). Dari perspektif ini, peran tertentu jatuh ke media yang tanpa mengeksploitasi kelemahan manusia atau mengeluarkan yang terburuk dalam diri kita. Harus diarahkan ke pertemuan dengan rasa kekeluargaan manusia (205).

Sebagai catatan khusus adalah referensi Paus untuk mukjizat “kebaikan”, sikap yang harus dipulihkan karena itu adalah bintang “bersinar di tengah kegelapan” dan “membebaskan kita dari kekejaman… kecemasan… kesibukan yang panik ”yang berlaku di era kontemporer. Orang yang baik, tulis Paus Fransiskus, menciptakan hidup berdampingan yang sehat dan membuka jalan di tempat-tempat di mana kekesalan membakar jembatan (222-224).

Page 78: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

76 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Seni Perdamaian dan Pentingnya PengampunanNilai dan promosi perdamaian tercermin dalam bab tujuh, “Jalan

perjumpaan yang diperbarui”, di mana Paus menggarisbawahi bahwa perdamaian terhubung dengan kebenaran, keadilan dan belas kasih. Jauh dari keinginan untuk membalas dendam, itu adalah “proaktif” dan bertujuan untuk membentuk masyarakat berdasarkan pelayanan kepada orang lain dan pada upaya rekonsiliasi dan pembangunan bersama (227-229).

Dalam masyarakat, setiap orang harus merasa berada “di rumah”. Jadi perdamaian adalah “seni” yang melibatkan dan menghargai setiap orang dan di mana setiap orang harus melakukan bagiannya. Pembangunan perdamaian adalah “upaya terbuka, tugas yang tidak pernah berakhir”. Oleh karena itu penting untuk menempatkan pribadi manusia, martabatnya, dan kebaikan bersama sebagai pusat dari semua aktivitas (230-232). Pengampunan terkait dengan perdamaian, kita harus mencintai semua orang, tanpa kecuali. Tetap mencintai penindas berarti membantunya untuk berubah dan tidak membiarkan dia terus menindas sesamanya. Sebaliknya orang yang menderita ketidakadilan harus dengan gigih mempertahankan hak-haknya untuk menjaga martabatnya, anugerah Tuhan (241-242).

Memaafkan tidak berarti impunitas, melainkan keadilan dan kenangan, karena mengampuni tidak berarti melupakan, tetapi menyangkal kekuatan jahat yang merusak dan keinginan untuk balas dendam. Jangan pernah melupakan “kengerian” seperti Shoah atau Penghancuran, pemboman atom di Hiroshima dan Nagasaki, penganiayaan dan pembantaian etnis. Mereka harus selalu diingat, baru, agar tidak dibius dan menjaga nyala hati nurani kolektif tetap hidup. Sama pentingnya untuk mengingat yang baik, dan mereka yang telah memilih pengampunan dan persaudaraan (246-252).

Selepas Paus Fransiskus menandatangani ensiklik terbaharunya, “Fratelli tutti” dan mempersembahkannya kepada para wartawan dan tamu lain, Komite Tinggi Persaudaraan Manusia dari Abu Dhabi, ibu kota Emiriah Arab Bersatu turut mempromosikan ensiklik tersebut. Sumber gambar: www.heraldmalaysia.com

Page 79: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

77JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Tidak Pernah Lagi Perang, yang Adalah Kegagalan Umat ManusiaBagian dari bab tujuh, berfokus pada perang. Paus Francis menekankan

bahwa itu bukan “hantu dari masa lalu”, melainkan “ancaman terus-menerus”, dan itu mewakili “pengingkaran semua hak”, “kegagalan politik dan kemanusiaan“, dan ”kekalahan menyengat di hadapan kekuatan jahat“ yang terletak di ”jurang“ manusia. Karena senjata kimia dan biologi nuklir yang menyerang warga sipil tidak bersalah, saat ini kita tidak dapat lagi berpikir (seperti di masa lalu) tentang kemungkinan “perang yang adil”, tetapi kita harus dengan tegas menegaskan kembali: “Jangan pernah perang lagi!”. Mengingat manusia sedang mengalami “perang dunia yang bertempur sedikit demi sedikit” dan semua konflik saling berhubungan, maka penghapusan total senjata nuklir adalah “keharusan moral dan kemanusiaan”. Dengan uang yang diinvestasikan dalam senjata, Paus justru menyarankan pembentukan dana global untuk penghapusan kelaparan (255-262).

Hukuman Mati Tidak Bisa Diterima, DihapuskanPaus Fransiskus mengungkapkan posisi yang sama jelasnya mengenai

hukuman mati: hukuman itu tidak dapat diterima dan harus dihapuskan di seluruh dunia, karena “bahkan seorang pembunuh pun tidak kehilangan martabat pribadinya” -Paus menulis- “dan Tuhan sendiri berjanji untuk menjamin ini”. Dari sini, ada dua nasihat: jangan memandang hukuman sebagai balas dendam, melainkan sebagai bagian dari proses penyembuhan dan reintegrasi sosial. Untuk memperbaiki kondisi penjara, dengan menghormati martabat kemanusiaan para narapidana, juga mempertimbangkan bahwa “hukuman seumur hidup adalah hukuman mati secara diam-diam” (263-269). Ada penekanan pada perlunya menghormati “kesucian hidup” (283) di mana saat ini “beberapa bagian dari keluarga manusia kita, tampaknya, dapat segera terkorbankan”, seperti yang bayi belum lahir, orang miskin, orang cacat dan orang tua (18).

Menjamin Kebebasan BeragamaDalam bab delapan dan terakhir, Paus berfokus pada “Agama-agama untuk

melayani persaudaraan di dunia kita” dan sekali lagi menekankan bahwa kekerasan tidak memiliki dasar dalam keyakinan agama, melainkan pada kelainan bentuknya. Dengan demikian, tindakan yang “memilukan”, seperti aksi terorisme, bukan karena agama tetapi karena kesalahan tafsir teks agama, serta “kebijakan yang terkait dengan kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, penindasan”. Terorisme tidak boleh didukung dengan uang atau senjata, apalagi dengan liputan media, karena itu adalah kejahatan internasional terhadap keamanan dan perdamaian dunia, dan karenanya harus dikecam (282-283). Pada saat yang sama, Paus menggarisbawahi bahwa perjalanan perdamaian antar agama adalah mungkin dan oleh karena itu perlu untuk menjamin kebebasan beragama, hak asasi manusia yang fundamental bagi semua orang beriman (279).

Ensiklik ini merefleksikan peran Gereja yang tidak “membatasi misinya pada bidang pribadi”. Gereja tidak tetap terpinggirkan dalam masyarakat dan meskipun

Page 80: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

78 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

tidak terlibat dalam politik. Gereja tidak meninggalkan dimensi politik kehidupan itu sendiri. Perhatian pada kebaikan bersama dan perhatian pada perkembangan manusia seutuhnya, pada kenyataannya, perhatian kemanusiaan, dan semua yang menjadi perhatian manusia Gereja, menurut prinsip-prinsip evangelis (276-278).

Pada bagian terakhir ensiklik, mengingatkan para pemimpin agama tentang peran mereka sebagai “mediator otentik” yang mengerahkan diri untuk membangun perdamaian. Paus Fransiskus mengutip Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama, yang ditandatangani pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi, bersama dengan Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyib. Dari tonggak dialog antaragama itu, Paus kembali ke seruan agar atas nama persaudaraan manusia, dialog diadopsi sebagai jalan kerjasama bersama sebagai perilaku, dan pengetahuan sebagai metode dan standar yang saling menguntungkan (285).

Charles de Foucauld yang Terberkati, “Saudara Universal”Ensiklik ini diakhiri dengan mengingat Martin Luther King, Desmond Tutu,

Mahatma Gandhi dan di atas segalanya. Beato Charles de Foucauld, sebuah model bagi setiap orang tentang apa artinya mengenali yang terkecil untuk menjadi “saudara universal” (286-287). Baris terakhir dari Dokumen ini diberikan kepada dua doa: satu “Bagi Sang Pencipta” dan yang lainnya “Doa Ekumenis Kristen”, sehingga di dalam hati umat manusia dapat berlabuh “semangat persaudaraan”.

Sumber: http://www.vatican.va/content/francesco/en/encyclicals/documents/papa-francesco_20201003_enciclica-fratelli-tutti.html(JUB/Teja)

Paus Fransiskus menyapa umatnya yang memakai masker untuk mencegah penyebaran Covid-19 saat ia tiba di halaman St. Damaso pada kesempatan audiensi umum mingguannya di Vatikan, Rabu (16/9/2020). (AP Photo/Gregorio Borgia)Sumber gambar: www.liputan6.com

Page 81: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

79JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Resensi

Buku

HIDUP MENJADI CERITA

Secara etimologis, “Cerita” masih dekat dengan kata “Teks” yang berasal dari Bahasa Latin “Texere” yang berarti menenun. Semua cerita pasti terinspirasi dari berbagai kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi di sekitar kita (hal. 79-80).

Walaupun dunia digital berkembang, kebiasaan bercerita belumlah lepas dari kehidupan manusia. Jika dulu orang tua menceritakan dongeng pada anaknya. Saat ini banyak anak-anak dapat menikmati cerita dalam berbagai medium seperti Wattpad, media sosial, WhatsApp, dan sebagainya. Dengan cepat dan masifnya media komunikasi saat ini, apakah anak-anak zaman now masih mau mendengarkan cerita dari orang tuanya?Olive : “Mama, Olive bosan belajar online nih. Bu Guru hanya mengajarkan

rumus melulu”Mama : ”Kalau kamu bosan belajar, lalu apa yang ingin kamu lakukan?” Olive : ”Olive itu ingin mendengarkan cerita, ma. Ayo mama yang bercerita

sekarang. Mama sudah lama sekali tidak bercerita” Mama : ”Cerita apa? Cerita mama sudah kuno, tidak seperti film-film yang sering

kamu tonton.”Olive : “Mama, Olive itu ingin mendengarkan cerita tentang masa kecil mama

juga”

Judul : Hidup Menjadi Cerita. Teknologi Informasi &

Komunikasi sebagai Sarana untuk Menjahit Kembali yang Putus dan Terbelah.

Penulis : Budi Sutedjo Dharma Oetomo, RD. Anthonius Steven Lalu, Richardus Eko Indrajit, Errol Jonathans, Lisa A. Riyanto, Margareta Astaman, dkk.

Editor : Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Maria Herjani

Penerbit : Talenta Indonesia Mandiri (TIM)Spesifikasi : viii+124 halaman; 14,8 x 21 cm

E-book Bunga Rampai Opini. Hidup Menjadi Cerita.

SCAN ME

Page 82: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

80 | JUBILEUM NOVEMBER 2020

Kartunis: Cindy Litawati

Page 83: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

81JUBILEUM NOVEMBER 2020 |

Page 84: JUBILEUM NOVEMBER 2020 i...KATEKESE LITURGI 11 Allah Mengadakan Perjanjian dengan Kaum Miskin LAPORAN UTAMA 17 Keniscayaan Pastoral Formatio Berjenjang 23 Formatio, Poros Tindakan

82 | JUBILEUM NOVEMBER 2020