Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch test reactions to...
-
Upload
kharima-sd -
Category
Health & Medicine
-
view
109 -
download
0
Transcript of Journal Reading, Winter season, frequent hand washing, and irritant patch test reactions to...
JURNAL READINGWINTER SEASON, FREQUENT HAND WASHING, AND IRRITANT PATCH TEST REACTIONS TO DETERGENTS ARE ASSOCIATED WITH HAND DERMATITIS IN HEALTHCARE WORKERS
Kharima Sari Delia
Pendahuluan
• Dermatitis iritan pada tangan(IHD) insiden 0,7 per 1000 pekerja setiap tahunnya• Prevalensi tinggi dilaporkan kelompok yg bekerja pada tingkat kelembapan
rendahpekerja kesehatan• Review retrospektif 61% pekerja kesehatan terkena IHD• Penelitian lainperawat yang cuci tangan > 15 kali setiap bekerja meningkatkan risiko
IHD
Disrupsi stratum korneumiritan mudah melewati barier epidermis
Dikenali oleh reseptor patogen picu sistem imun innate stimulasi fagosit dan pelepasan sitokin proinflamasi
Respon inflamasi IHD
Tes patch dgn SLS
dan NaOH
•dapat mengidentifikasi individu memiliki risiko tinggi dermatitis
Riwayat dermatitis atopik
•didefinisikan sebagai riwayat flexural dermatitis semasa anak-anak diketahui berhubungan dengan terjadinya IHD
Faktor lingkungan
Inflamasi pada kulit
Meliputi musim dingin, cuci tangan, penggunaan
sarung tangan
METODE DAN MATERIAL
Populasi penelitian
• Pekerja medis dewasa (perawat, dokter, teknisi)• tanpa penyakit kulit inflamasi aktif yang memerlukan terapi
(termasuk dermatitis atopik)• Mencuci tangan sekurang-kurangnya 8 kali per hari
Kriteria eksklusiSubjek yang pernah mendapat
medikasi imunomdulator
Subjek yang terkena cahaya matahari lebih dari 1 jam pada tempat yang dilakukan tes patch
Terapi ultraviolet, Menggunakan tanning dari salon
Hamil atau berencana hamil
Irritants and patch testing
Sodium lauryl sulfate (SLS)
Sodium hydroxide (NaOH
• elemen higroskopis penetrasi barier kulit
Benzalkonium chloride (BAK)
• Sitotoksik
3 point grading scale of increasing irritation:
0: tidak ada reaksi +: reaksi positif lemah eritem ringan
disepanjang lokasi tes ++: reaksi positif kuat eritema yg
menyebar disertai edema Positive patch tests were assessed for
erythema, induration, and crusting
Analisis statistik
•Perbandingan karakteristik demografik (usia, gender, etnis) dan faktor lain (riwayat dermatitis flexural masa anak anak, musim, dan frekuensi cuci tangan) dengan respon positif vs negatif terhadap tes patch dinilai dengan t-test (untuk variabel kontinyu) dan chi square atau fisher (untuk variabel kategorik)
Hasil Setelah menyesuaikan usia, gender, etnis,
musim, riwayat dermatitis flexural masa anak anak, rata rata relatif kelembapan ruangan, penggunaan sarung tangan dan hand sanitizer
dermatitis 87% lebih tinggi pada mereka yang didiagnosa IHD pada awal dilakukan tes patch SLS dibandingkan yang tidak merespon terhadap SLS patch tes konsentrasi rendah
cuci tangan >10 kali per hari 55% lebih tinggi terjadi IHD dibandingkan yang mencuci tangan <10 kali perhari (PR=1.55, 95% CI: 1.01, 2.39, n=102)
Risiko mengalami IHD saat musim dingin sekiranya sebanyak 3 kali
Subjek dgn frekuensi cuci tangan sedikit insiden IHD 6 kali lebih besar pada subjek yang didiagnosis dermatitis saat tes tempel dgn SLS dibanding yang tidak didiagnosis dermatitis (IRR=6.01, 95% CI: 1.13, 31.9).
Namun, tdk ada hubungan antara yang mencuci tangan lebih sering dengan SLS patch test dan IHD (IRR=1.09, 95% CI: 0.50, 2.40).
Secara keseluruhan, hubungan antara childhood flexural dermatitis dan IHD tidak signifikan secara statistik
Diskusi SLS deterjen pembersih tangan representatif yang
digunakan subjek penelitian. Pada populasi pekerja kesehatan tes patch positif terhadap SLS berpotensi menentukan kejadian IHD di masa mendatang
SLS = iritan untuk mendemonstrasikan dermatitis kontak iritan pada setting penelitian, konsentrasi yang digunakan dan popluasi yang diteliti bervariasi
Smith et al juga melakukan tes patch dengan konsentrasi SLS dari 20 ke 0,1% menemukan adanya hubungan antara ambang konsentrasi iritan rendah dengan terjadinya dermatitis tangan.
Berndt et al melakukan tes iritasi dengan dimethyl sulfoxide (DMSO), NaOH, dan SLS dan mengukur kehilangan air transepidermal pada kelompok pekerja besi. Partisipan di follow up selama 2,5 tahun untuk terjadinya IHD menunjukkan pekerja besi dalam risiko tinggi terkena dermatitis tangan.
Nilsson et al memasukkan populasi pegawai rumah sakit baru meliputi perawat, pekerja kantor, pekerja dapur, dan pengrajin. Subjek diikuti 20 bulan dermatitis atopik faktor risiko terjadinya IHD
Subjek dengan dermatitis atopik eksim pada tangan yang berat daripada mereka tanpa dermatitis atopik.
Hasil penelitian kami riwayat dermatitis flexural masa kanak kanak bukan faktor risiko yang menentukan perkembangan IHD pada populasi pekerja kesehatan yang sehat.
Pekerja dengan dermatitis tangan berat kadang memiliki alergi kontak dan dermatitis atopik ditambah IHD
Subjek riwayat dermatitis berat di eksklusikan tidak ada pekerja memiliki dermatitis berat.
Hasil penelitian faktor eksogen seperti musim dingin dan frekuensi cuci tangan berkontribusi dalam perkembangan IHD.
Di Cleveland, Ohio (tempat penelitian), setiap tahunnya dibagi menjadi 6 bulan cuaca dingin dan 6 bulan cuaca panas. Musim dingin berkontribusi dengan adanya kelembapan ruangan yang rendah yang menimbulkan IHD.
Hubungan signifikan dermatitis tangan pada penelitian ini dengan musim dingin juga menegaskan subjek menderita IHD tanpa dermatitis kontak alergi.
Peneliti tidak melakukan tes patch untuk dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan lebih sering dijumpai daripada dermatitis kontak alergi, jadi kami menyimpulkan hampir semua kasus kami merupakan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan juga cenderung lebih ringan daripada alergi; hampir semua subjek mengalami dermatitis ringan dan kami tidak memiliki subjek yang mengalami dermatitis berat, sehingga mendukung diagnosis dermatitis kontak iritan.
Kesimpulan reaksi tes patch positif pada konsentrasi rendah SLS berhubungan dengan terjadinya dermatitis tangan. Frekuensi cuci tangan dan musim dingin juga berhubungan dengan terjadinya IHD.
Peneliti berencana melakukan analisis genetik dari sampel darah yang telah diambil, dalam penelitian kohort untuk melihat faktor risiko genetik terhadap terjadinya IHD. Kedua faktor baik genetik dan lingkungan penting dalam menentukan penyebab dermatitis tangan dan harus dipikirkan dalam menyusun strategi untuk melindungi, mengedukasi dan mengobati IHD
SEKIAN