Journal Reading IPT

8
Journal Reading BLOK IPT In Vitro-in vivo sequence studies as a method of selecting the most efficacious alcohol-based solution for hygienic hand disinfection Kelompok B 08 Ketua : Wiza Iswanti (1102012310) Sekretaris : Sekar Cesaruni (1102012264) Anggota : Saddam Fadhli (1102011250) Muhammad Rifqi Faiz (1102012180) Nurin Pascarini Jusaim (1102012205) Radian Rendra Tukan (1102012222) Rizqyta Austrianasari A. (1102012255) Sabira Alamudi (1102012258) Selly Spadyani (1102012266) Tissa Noveria Azusna (1102011296) Fakultas Kedokteran

description

IPT

Transcript of Journal Reading IPT

Page 1: Journal Reading IPT

Journal Reading BLOK IPT In Vitro-in vivo sequence studies as a method of selecting the most

efficacious alcohol-based solution for hygienic hand disinfection

Kelompok B 08

Ketua : Wiza Iswanti (1102012310) Sekretaris : Sekar Cesaruni (1102012264)

Anggota : Saddam Fadhli (1102011250) Muhammad Rifqi Faiz (1102012180) Nurin Pascarini Jusaim (1102012205)

Radian Rendra Tukan (1102012222)Rizqyta Austrianasari A. (1102012255)Sabira Alamudi (1102012258)Selly Spadyani (1102012266) Tissa Noveria Azusna (1102011296)

Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI Jakarta

2012

In Vitro-in vivo sequence studies as a method of selecting the most efficacious alcohol-based solution for hygienic hand disinfection

Page 2: Journal Reading IPT

Abstract

Penggunaan-antiseptik berbasis alkohol berfungsi untuk mengurangi infeksi yang didapat di rumah sakit. Banyak produk jenis ini sekarang ditawarkan dan sangat penting untuk mengetahui bagaimana peringkat keberhasilan mereka. Sebuah urutan tes telah di usulkan untuk membandingkan antiseptic yang berbasis alkohol terhadap solusi referensi (60% 2-isopropil alkohol) dengan 30 detik waktu kontak (i) in vitro (dengan kulit babi sebagai pembawa) > 30 spesise mikroorganisme, (ii) dalam penilaian in vitro efikasi sisa (setelah 30 menit pengeringan) (iii) dalam in vivo mikrobiota transien (modifikasi dari 1500 prosedur standar EN) menggunakan empat strain ATCC, (iv) di in vivo mikrobiota tangan penduduk. Setelah melakukan in vitro dari tujuh berbasis alkohol antiseptic, dua yang paling manjur (klorheksidin-quac-alkohol dan mecetronium-alkohol) dipilih dan dipelajari, relatif dengan solusi referensi (60% isopropil alkohol), in vitro (untuk keberlanjutan kimia pada kulit) dan in vivo (terhadap mikrobiota sementara dan penduduk).

Introduction

Uji EN 1.500 dalam percobaan in vitro dibandingkan dengan 60% 2-isopropil-alkohol selama 1 menit dalam percobaan in vivo. Percobaan yang dilakukan adalah membandingkan 2 kontrol percobaan, yaitu:

- Kontrol I = Jari tangan direndam dalam kultur kaldu dan dibiarkan di udara selama 5 menit

- Kontrol II = Jari tangan direndam dalam kultur kaldu steril selama 1 menit

Setelah kedua kontrol percobaan selesai dilakukan, jari-jari tangan dibilas dibawah air mengalir selama 15 detik.

Hasil percobaan:

- Kontrol 1 = Jumlah mikroorganisme meningkat- Kontrol 2 = Jumlah mikroorganisme tetap

*Jumlah mikroorganisme pada kedua kontrol dibandingkan dengan jumlah mikroorganisme sebelum dilakukan percobaan.

Kelemahan uji EN 1.500:

·        Tidak dapat digunakan dalam penghitungan reduksi log 10 akibat kontaminasi buatan pada jari tangan

Page 3: Journal Reading IPT

·        Hanya menggunakan satu strain kontrol yaitu E.coli ATCC sehingga percobaan tidak berlaku untuk jenis mikroorganisme lain.

 

Material

A. Alcohol based solution1. Daromix-solucion (0,2% biguanidine,2-propanol dan ethanol)2. Pentabiot (phenoxyethanol, ethanol, 1-propanol)3. Sterillium (0,2% mecetronium, 1,2-propanol)4. SAM/ Chlorhexidinequac alcohol (0,3% chlorhexidine, 0,8% didecyl-polyociethyl-

ammonium propionate, 1,2-propanol)5. ADH 2000 (ethanol, 2-butanodiol)6. NDP-derm (N-duopropenide, ethanol)7. Septoderm (propanol, butanodiol)8. Control solution (60% 2-isopropyl-alcohol)

B. Mikroorganisme dan media kulturMikroorganisme yang digunakan: 1. Empat strain ATCC (E.coli k12, Staphylococcus aureus ATCC 6538, Pseudomonas

aeruginosa ATCC 15.442, Candida albicans ATCC 18804)2. 32 mikroorganisme yang baru diisolasi (<2 hari) yang didapat dari pasien ICU3. 10 Enterobacteriaceae4. 10 bakteri non-fermentive (NFB)5. 7 kokus gram positif6. 5 ragiMedia kultur yang digunakan adalah Tood Hewith Broth yang mengandung tween (80,6%), natrium bisulfit (0,5%), natrium tiosulfat (0,5%) yang digunakan sebagai penetral antiseptic.

Metode

Metode In vitro untuk mendeteksi efektivitas alcohol

Kulit babi dipotong menjadi lingkaran berdiameter 0,5 cm,disterilkan dibawah aliran uapdiperkenalkan ke media kultur dengan mikroorganisme yang diuji, dan dibarkan selama 15 menit.Kemudian diberi alcohol,setelah 30 detik aksi kuman berhenti akibat penambahan penetral tersebut.Satu gram manik-manik kaca ditambahkan pada 5 ml penetral dan diputar dengan kecepatan 100rpm selama satu menit.Dua sampel supernatant dari 0,1 ml diambil dan menyebar pada permukaan agar saline Tris Buffered.CFU ditunggu hingga inkubasi 48 jam pada suhu 37 celcius. Kontrol diproses dengan cara yang sama kecuali air yang digunakan sebagai pengganti desinfektan,dan sampel diencerkan 1/100 dan 1/10000 sebelum ditabur pada cawan petri.

Page 4: Journal Reading IPT

Metode In vitro untuk menilai keberlanjutan kima alcohol pada kulit.

Karier mikroorganisme sama dengan metode pertama,tetapi kecuali pada tes ini, mereka diresapi 20 mikro liter alcohol yang sedang di nilai,kemudian dibiarkan kering selama 30 menit.tindakan antiseptic disela meredam kuman pada kaldu penetral,dan kemudian melanjutkan seperti pada metode pertama.Prosedur control sama hanya saja air suling steril bukan solusi berbasis alcohol.Sampel bakteri kemudian di inkubasi selama 48 jam,dan log 10 telah dihitung dan dicatat.

In vivo study to asses the efficacy on resident

Pada kasus ini ( percobaan ini ) menggunakan tangan dominan sebagai subjek test dan tangan yang lainnya sebagai kontrol.

langkah – langkah yang dilakukan :

1. pertama-tama, sample diambil dengan cara mencelupkan ujung jari ke dalam kultur kaldu 10 ml selama 1 menit

2. kemudian tangan tadi di cuci dengan menggunakan air keran dan di keringkan 3. setelah itu tangan tadi diberikan 3 ml larutan berbasis alcohol dan diusap sesuai dengan

cara membersihkan 4. setelah 30 detik, ujung jari di tekan ke dalam kultur kaldu yang mengandung penetral

aksi antiseptic. 5. terakhir sampel dari penetral diambil sesuai dengan standaar prosedur EN 1500.

Statistical analisis

Pada in vitro dengan 36 mikroorganisme ; tes MANOVA digunakan untuk membandingkan penurunan log 10 yang didapatkan dari 8 larutan berbasis alcohol dengan mikoorganisme grup entrobakteri, NFB, gram- positif, coccid an fungi. Efek sisa nantinya akan dipelajari menggunakan ANOVA, dengan membandingkan alcohol yang telah dipilih dengan alcohol yang direferensikan.

Page 5: Journal Reading IPT

Result

In Vitro test

Chemical yang paling effisien terhadap mickroorganisme dalam waktu 30 detik adalah chlorehexidine-quac-alcohol (p<0.05), karena hanya chemical inilah yang menunjukan ke efektifannya dalam menurunkan jumlah enterobacteriaceae, Gram-positive cocci dan NFB. Disinfectant yang paling unggul nomor 2 adalah mecetronium-alcohol.

In Vivo test

Hanya chlorehexidine-quac-alcohol dan mecetronium-alcohol, dan 60% 2-isopropyl-alcohol (sebagai control) yang dipakai untuk studi efek mikroba dalam jangka waktu 30 detik per periode sewaktu di coba ke 4 ATCC mikroorganisme ke 20 relawan.

Semua produk menghasilkan hasil yang sama waktu dicoba di E. coli. Kedua-duanya menunjukan hasil yang baik tehadap P. aeruginosa daripada 60% alcohol; mecentrium alcohol menunjukan hasil yang efektif terhadap C. albicans dan S. aereus daripada 60% alcohol, tapi lebih inferior daripada chlorohexidine-quac-alcohol.

Hasil dari in vitro dan in vivo keduanya menujukan hasil yang mempunyai kemiripan. Didalam tes in-vivo, ketiga-tiga solusi yang berbasis alcohol tidak menampakan perbedaan yang besar dalam ke effisienannya sewaktu diuji ke resident microbiota. Namun sewatu resident microbiota dan transient microbiota dibandingkan, effect dari solusi yang berbasis alcohol ini lebih tinggi di transient biodata dibandingkan resident biodata.

Discussion

Dengan menggunakan metode tersebut, reduksi log10 mikroorganisme dapat di hitung dengan cara yang sama, dimana, akan menyediakan data yang yang akurat. Test EN 1500 dapat digunakan untuk membandingkan keefektivitas dari campuran alkohol dengan 60% 2-isoprophanol. Namun tes ini hanya dapat digunakan untuk bakteri E.coli dan berdasarkan tabel 3 diatas, tes EN 1500 tidak menunjukkan adanya variasi hasil terhadap mikroorganisme lain.

Metode EN 1500 standar dan metode EN 1500 yang sudah dimodifikasi, keduanya mengandalkan khususnya mikroorganisme ATTC dengan bantuan sukarelawan. Namun, keefektivitas nya pun masih dalam pertimbangan dikarenakan bakteri yang menginfeksi pasien akan cenderung lebih berbahaya daripada mikroorganisme ATTC ini dan akan lebih resisten terhadap antimikroba. Dan uji in-vitro dilakukan untuk mengurangi resiko penularan terhadap sukarelawan yang sehat.

Page 6: Journal Reading IPT

Kesimpulannya, urutan yang logis untuk melakukan tiga test yang bisa menjadi basis untuk merekomendasikan pemilihan disinfektan tangan untuk kinerja rumah sakit adalah:

1. Uji studi In vivo, yang mempunyai spectrum mikroorganisme yang luas, untuk meyakinkan keampuhannya sebagai disinfectant.

2. Modifikasi EN 1500 prosedur standar untuk meningkatkan jumlah strain ATCC, yang akan memungkinkan perbandingan dengan sampel control sedimikian rupa dapat memastikan perhitungan yang tepat dari pengurangan Log10 dari setiap produk,

3. Kinerja yang dapat menunjukan studi yang effisien dan hasil yang lebih effisien di tangan relawan/volunteer.

Chlorhexidine-quac-alcohol terbukti jauh lebih unggul daripada mecetronium-alcohol atau solusi control di setiap test yang telah dilakukan.