journal reading dermatovenereology

16
PERIORBITAL DERMATITIS: CAUSES, DIFFERENTIAL DIAGNOSES, AND THERAPY Disusun Oleh: Kevin Hendrianto – 07120100092 Pembimbing: dr. Vitalis Pribadi, M.Kes, Sp.KK Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R.S. Sukanto-Jakarta Periode: 21 April 2014 – 24 Mei 2014

description

periorbital dermatitis journal reading presentation ppt

Transcript of journal reading dermatovenereology

FRAKTUR MANDIBULA

Periorbital dermatitis: Causes, differential diagnoses, and therapyDisusun Oleh:Kevin Hendrianto 07120100092

Pembimbing:dr. Vitalis Pribadi, M.Kes, Sp.KK

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan KelaminRumah Sakit Bhayangkara Tk.I R.S. Sukanto-JakartaPeriode: 21 April 2014 24 Mei 2014 1PendahuluanPeriorbital dermatitis merupakan suatu kondisi kelainan pada kulit berupa peradangan dengan gambaran klinis yang polimorfik (kumpulan papul-papul eritematosa, pustul, vesikel) dan bersifat menetap serta seringkali resisten terhadap terapi. Biasanya disebabkan oleh dermatitis kontak alergik (DKA) atau iritan, dermatitis kontak protein, dan periokular rosasea.EpidemiologiPenelitian pada Department of Dermatology, University of Erlangen, mendapatkan hasil insidensi kasus dermatitis periorbital sebanyak 4.8%.Sebanyak 73.9% dari kasus dermatitis periorbital merupakan wanita, dengan rata-rata usia >40 tahun.Sebuah hasil studi dari penelitian yang sama melaporkan bahwa sebanyak 44.3% dari kasus dermatitis periorbital merupakan pasien dengan riwayat dermatitis atopik.EtiologiPenyebab tersering dari seluruh kasus dermatitis periokular yang dilaporkan adalah dermatitis kontak alergik sebanyak 54% (44% karena kontak langsung, 10.2% karena dermatitis kontak secara airborne).Penyebab lainnya antara lain dermatitis atopik (25%), dermatitis kontak iritan (9.1%), sebagai lesi lanjutan dari periorbital rosasea (4.5%), periorbital psoriasis vulgaris (2.1%), dan alergik konjungtivitis (2.1%).Menurut sebuah studi dari University of Arkansas, dari 203 kasus dermatitis periorbital, sebanyak 74% menunjukkan dermatitis kontak alergik secara klinis, dermatitis kontak protein 23% dan