Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

31
MAKALAH JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Drs, Fadhli Kamil S. Pd Disusun Oleh: Afdah A1E3079 Khusnul Qotimah A1E3079 Nana Nurliani A1E3079 Nurul Azizah A1E3079 Dede Dewantara A1E307905 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI BANJARBARU 2009

Transcript of Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Page 1: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

MAKALAH

JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN

KONSELING

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Drs, Fadhli Kamil S. Pd

Disusun Oleh:

Afdah A1E3079

Khusnul Qotimah A1E3079

Nana Nurliani A1E3079

Nurul Azizah A1E3079

Dede Dewantara A1E307905

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI

BANJARBARU

2009

Page 2: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING

A. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk

memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru

dimasukinya.

1. Layanan Orientasi di sekolah

Bagi siswa ketidakkenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan

lembaga pendidikan (sekolah) yang di sekolah baru dimasukinya itu dapat

mempertlambat proses belajarnya kelak.

Allan & McKean (1984) menegaskan bahwa tanpa program-program

orientasi, periode penyesuaina untuk sebagian siswa berlangsung kira-kira tiga

atau empat bulan. Penelitian Allan & McKean menunjukkan beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian , yaitu :

a. Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan juga

memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan

masalah.

b. Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang

berhasil di sekolah.

c. Anak-anak dari kelas social ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang

lebih lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak dari kelas sosio

ekonomi yang tinggi.

Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat

mungking memahami lingkungan barunya itu. Hal-hal yang perlu diketahui

itu pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik, materi dan kondisi

kegitan, peraturan dan berbagai ketentuan lainnya, jenis personal yang ada,

tugas masing-masingdan saling hubungan antara mereka.

Untuk lingkungan sekolah misalnya, materi orientasi yang mendapat

penekanan adalah :

a. Sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya

Page 3: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

b. Kurikulum yang ada

c. Penyelenggaraan pengajaran

d. Kegiatan belajar siswa yang diharapkan \

e. System penilaia, ujian dan kenaikan kelas

f. Fasilitas dan sumber belajar yang ada

g. Fasilitas penunjang

h. Staf pengajar dan tata usaha

i. Hak dan kewajiban siswa

j. Organisasi siswa

k. Organisasi orang tua siswa

l. Organisasi sekolah secara menyeluruh

2. Metode Layanan Orientasi sekolah

Keluasan dan kedalaman masing-masing pokok materi di atas yang

disampaikan kepada siswa di sesuaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat

perkembangan anak. Untuk anak-anak yang baru memasuki kelas 1 SD ,

pokok-pokok materi itu sebaiknya disampaikan kepada orang tua murid.

Untuk anak-anak yang segera akan memasuki SLTP, Allen & McKean

menyarankan kegiatan :

a. Kunjungan ke SD pemasok

b. Kunjungan ke SLTP pemesan

c. Pertemuan dengan orang tua

d. Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siswa baru

e. Mengunjungi kelas

f. Memanfaatkan siswa senior

3. Layanan Orientasi di Luar Sekolah

Cara penyajian orientasi di luar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi

yang diperlakukan dan siapa yang memerlukannya.

B. Layanan Informasi

Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan

pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal

Page 4: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk

menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.

Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan :

a) Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang

diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan

lingkunga sekitar, pendidikan, jabatan, maupun social budaya.

b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya kemana dia ingin

pergi.

c) Setiap individu adalah unik, keunikan itu akan membawakan pola-pola

pengambilan keputusan dan bertindak.

1. Jenis-jenis Informasi

a. Informasi Pendidikan

Norrish, Hatch, Engelkas & Winborn (1977) menekankan bahwa

informasi pendidikan meliputi data dan kekurangan yang sahih dan

berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan

berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan dating.

Informasi pendidikan dan pelatihan perlu disebarluaskan kepada

anggota masyarakat untuk semua umur, khususnya bagi yang masih

menduduki bangku pendidikan formal. Mereka perlu

mengidentifikasi tingkat-tingkat informasi pendidikan. Jenis-jenis

informasi pada setiap tingkat adalah sebagai berikut :

- Pertama kali masuk sekolah

- Memasuki SLTP

- Memasuki SMA

- Memasuki Perguruan Tinggi

b. Informasi Jabatan

Informasi jabatan/pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya memuat

hal-hal sebagai berikut :

1. Struktur dan kelompok-kelompok jabatan

2. Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan

Page 5: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

3. Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing jabatan

4. Cara-cara atau prosedur penerimaan

5. Kondisi kerja

6. Kesempatan-kesempatan untuk membangun karier

7. Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerjaan.

Norris, dkk. Mengklasifikasikan informasi jabatan/pekerjaan ke

dalam empat tingkat yaitu : tingkat SD, tingkat SLTP, SMA dan

pasca SLTA

Tingkat SD

Tingkat ini merupakan tingkatan yang paling awal dan

mendasar. Informasi yang diberikan pada tingkat ini bersifat umum

dan tidak mengarah pada jenis-jenis jabatan/pekerjaan tertentu

dimaksudkan untuk :

1. Mengembangkan untuk sikap terhadap segala jenis pekerjaan.

2. Membawa anak-anak untuk menyadari betapa luasnya dunia

kerja yang ada.

3. Menjawab berbagai pertanyaan anak tentang pekerjaan.

4. Menekankan jasa dari masing-masing jenis perkerjaan kepada

kesejahteraan hidup rumah tangga dan masyarakat.

5. Pekerjaan ada di mana-mana.

6. Saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang

lainnya.

7. Kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu, di

perlukan untuk keberhasilan pekerjaan.

8. Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat.

9. Ada berbagai hal masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-

orang yang menginginkan perkerjaan tertentu.

Page 6: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

10. Untuk memilih perkerjaan atau karier di masa depan perlu kehati-

hatian dan pertimbangan yang matang.

Tingkat SLTP

Informasi jabatan/pekerjaan di SLTP menyajikan bahwa informasi

dengan tujuan agar para siswa mampu merencanakan secara umum

masa depannya dan tidak merencanakan pekerjaan tertentu secara

khusus. Diharapkan siswa mulai :

1. Mempelajari bidang pekerjaan secara lebih luas

2. Melihat hubungan antara bidang-bidang pekerjaan itu dengan

mata-mata pelajaran yang ada di sekolah.

3. Lebih mendalami informasi tentang pekerjaan tertentu.

4. Memahami cara-cara memperoleh informasi yang tepat dan

mutakhir dengan jumlah yang cukup tentang dunia kerja.

5. Memahami pentingnya dan ruang lingkup perencanaan

perkerjan/karier

6. Memahami bahwa dunia kerja itu tidak pernah dalam keadaan

tetap.

Tingkat SLTA

Informasi pekerjaan SLTA hendaklah meliputi, cakupan yang

memungkinkan siswa :

1. Mempergunakan berbagai cara untuk memperdalam pemahaman

tentang dunia kerja.

2. Mengembangkan rencana sementara pekerjan yang akan menjadi

pegangan setamat SLTA

3. Memiliki pengetahuan tentang apapun mempunyai hubungan

dengan pekerjaan tertentu apabila siswa memang menghendai

untuk memegang jabatan itu setamat dari SLTA.

Page 7: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

c. Informasi social-budaya

Manusia ditaksirkan berpuak-puak, bersuku-suku dan berbangsa-

bangsa. Supaya saling mengenal saling memberi dan menerima

sehingga tercipta kondisi yang dinamis yang mendorong kehidupan

manusia itu selalu berubah berkembang dan maju.

Mereka perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman isi

informasi tentang keadaan social-budaya berbagai daerah. Hal ini

dapat dilakukan m melalui penyajian informasi social budaya yang

meliputi :

1. Macam-macam suku bangsa

2. Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan

3. Agama dan kepercayaan-kepercayaan

4. Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan

kesalahpahaman suku bangsa lainnya.

5. Potensi-potensi daerah.

6. Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.

2. Metode Layanan Informasi di Sekolah

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Karyawisata

d. Buku Panduan

e. Konferensi karier

3. Layanan informasi di Luar Sekolah

Layanan informasi juga banyak diperlukan oleh warga masyarakat di

luar sekolah. Jenis-jenis informasi yang diperlukan itu pada dasarnya

berkenaan dengan penghidupan yang lebih luas, tidak terbatas, selalu

dapat berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat.

C. Layanan Penempatan dan Penyaluran

1. Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah

a. Layanan Penempatan di dalam Kelas

Page 8: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Penempatan masing-masing anak secara tepat akan membawa keuntungan :

1. Bagi siswa yaitu memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap

kondisi individual siswa

2. Bagi guru dengan penempatan yang tepat menjadi lebih mudah

menggerakkan dan mengembangkan semangat belajar siswa. Perubahan

penempatan setiap kali dapat dilakukan untuk mencapai manfaat yang

setinggi-tingginya dari pelayanan tempat itu. Hal-hal yang patut

mendapat perhatian khusus adalah :

a. Jangan sampai penempatan pada seorang murid pada suatu tempat

merupakan hukuman yang diterapkan kepadanya.

b. Sedapat-dapatnya alas an penempatan masing-masing anak itu

diketahui dan disetujui oleh semua warga kelas.

b. Penempatan dan Penyaluran ke dalam Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar mempunyai dua tujuan pokok.

Pertama, untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing. Dalam system ini setiap siswa

mempunyai kesempatan untuk maju sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya tanpa harus menunggu atau didesak oleh siswa lain. Kedua,

untuk wadah belajar bersama. Dalam pengelompokkan ini dilakukan tidak

menurut kemampuan siswa melainkan dilakuakan sedemikian rupa

sehingga di dalamn suatu kelompok belajar akan terdapat siswa-siswa yang

kemampuannya pandai, sedang dan kurang.

c. Penempatan dan Penyaluran keadalam Kegiatan Ko/Ekstra Kurikuler

Salah satu ciri yang menonjol dari kegiatan ekstra/ko kurikuler adalah

keanekaragamannya mulai dari memasak sampai musik, dari pengumpulan

perangko sampai dengan permainan hoki. Hampir semua minat remaja

dapat digunakan sebagi bagian darii kegiatan ekstra/ko kurikuler.

d. Penempatan dan Penyaluran ke Jurusan/Program Studi

Setiap awal tahun ajaran banyak siswa SMA yang menghadapi

masalah “jurursan program apa yang sebaiknya saya ikuti”. Terhadap

Page 9: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

siswa-siswa yang seperti ini perlu diberikan bantuan agar mereka dapat

membuat rencana-rencana dan mengambil keputusan secara bijaksana.

Usaha pemberian bantuan seperti yang diamksud di atas diawali

dengan menayajikan informasi pendidikan dan jabatan yang cukup luas.

Infomasi itu, hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk memahami

tiujuan, isi (kurikulum),sifat,syarat-syarat memasuki program studi

tertentu, cara dan keterampilan belajar, kesempatan-kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan dan kesempatanb untuk bekerja setalah tamat.

2. Penempatan dan Penyaluran Lulusan

a. penempatan dan penyaluaran ke dakam pendidikan lanjutan

Penempatan dan penyaluran siswa pada pendidikann lanjutan tidak

dapat dilakukan secara acak, tetapi memerlukan perencanaan yang matang

sebelum siswa tamat dari bangku yang sedang didudukinya. Rencana yang

baik ialah rencan yang disusun berdasarkan atas pertimbangan tentang

kekuatan dan kelemahan siswa dari segi-segi yang amat menentukan

keberhasilan studi pada program pendidikan lanjutan itu, tertutma segi

kemampuan dasar, bakat dan minat serta kemampuan keuangan.

b. Penempatan dan Penyaluran ke dalam Jabatan/Pekerjaan

Di samping penempatan dalam pendidikan, sekolah juga membantu

para siswanya yang akan memasuki dunia kerja. Prisnsip lain yang perlu

diperhatikan ialah bagi setiap lapangan kerja penambahan tenaga kerja

berarti peningkatan produktivitas pada lapangan kerja yang dimaksud.

Penambahan jumlah tenaga kerja tanpa diikuti dengan peningkatan

produktivitas sama dengan pemborosan. Sedangkan peningkatan

produktivitasnya hanya mungkin dicapai apabila tenaga kerja yang

bersangkutan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi,

mempunyai kemauan untuk bekerja keras, mencintai dan menyenangi

perkerjaannya, di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

tinggi.

Page 10: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Layanan penempatan dan penyaluran bentuk paling nyata dari berbagai fungsi

pemeliharaan dan pengembangan dalam segala pelayanan bimbingan dan

konseling. Dengan layanan dan tersebut individu dipelihara kondisinya sambil

di sana sini diperbaiki kondisi yang kuran memungkinkan.

D. Layanan Bimbingan Belajar

1. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Besar

Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada

umumnya dapat di golomgkannya atas :

a. ketercepatan dalam belajar

b. keterlambatana akademik

c. sangat lambat dalam belajar

d. kurang motivasi dalam belajar

e. bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.

Siswa yang mengalami maslah dalam belajar seperti tersebut di atas dapat

dikenali melalui proses pengungkapan melalui :

Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan

sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan ppengajaran yang

ditetapkan sebelumnya. Siswa-siswa dikatakan telah mencapai tujuan

pengajaran apabila ia telah menguasai sebagian besar materi yang

berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah di tetapkan.

Tes Kemampuan Dasar

Setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensii tertentu. Tingkat

mkemampuan dasar biasanya diukur atau diungkapkan dengan

mangaministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.

Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar

Page 11: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Sikap dan kebiasaaan belajar merupakan salah satu factor penting dalam

belajar. Sebagian dari sikap dan kebiasaan siswa belajar itu dapat diketahui

dengan mengadakan pengamatan dalam kelas.

Tes Diagnostik

Tes diagnostik merupakan instrument untuk mengungkapkan adanya

kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang plajaran

tertenttu.

Analisis Hasil Belajar atau Karya

Analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes diagnostic.

Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang di alami

siswa dalam mata poelajaran tertentu. Analisis hasil belajar merupakan

prosedur yang pelaksanaannya diulakukan dengan cara memeriksa secara

langsung materi hasil belajar yang ditampilkan siswa.

2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar.

a. Pengajaran Perbaikan

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan

kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar

dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan dalam proses dab hasil

belajar. Pengajaran perbaikann sifatnya lebih khusus, karena bahan,

metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar

belakang masalah yang dihadapi siswa.

b. Kegiatan Pengayaan

Kegiatan pengayaan diberikan kepada anak yang memiliki kecepatan

yang lebih dalam belajar. Masalah yang akan muncul terletak pada

kemungkinan dampak yang timbul sebagai akibat dari kecepatan belajar

yang tinggi itu. Dampaknya dapat positif atau negative.

c. Peningkatan Motivasi Belajar

Page 12: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Alasan mengapa siswa belajar sangat bersifat subjektif. Alasan itu

merupakan hal-hal yang mendorong (motif siswa) siswa untuk belajar.

Guru konselor dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa

meningkatkan morivasinya dalam belajar dengan :

1. memperjelas tujuan belajar

2. menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa

3. menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan

menyenangkan.

4. memberikan hadiah dan hukuman bila perlu.

5. menciptakan suasana sesuai pembelajaran yang hangat dan dinamis

antara guru dan murid, serta antara murid dan murid.

6. menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu

7. melengkapi sumber dan peralatan belajar.

d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

Sebagian siswa memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara

kritis sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang mereka miliki.

Siswa hendaknya di dorong untuk meninjau kebiasaannya dalam

hubungannya dengan prinsip-prinsip belajar.

Siswa hendaklah dibantu dalam hal ini :

1. menemukan motif-motif yang cepat dalam belajar

2. memelihara kondisi kesehatan yang baik

3. mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah.

4. memilih tempat belajar yang baik.

5. belajar dengan menggunakan sumber belajar yang kaya.

6. membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan

7. tidak segan-ssegan bertanya mengenaai hal-hal yang tidak di ketahui

kepada teman, guru atau siapapun jua.

Page 13: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

E. Layanan Konseling Perorangan

Konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya memuat

persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar tinggi. Apabila seorang konselor

telah mengusasai dengan sebaik-baiknya apa, mengapa dan bagaiman pelayanan

konseling itu maka dapat diharapkan ia akan dapat menyelenggarakan layanan

bimbingan lainnya dengan tidak mengalami banyak kesulitan.

1. Layanan Konseling Diselenggarakan Secara “Resmi”

Konseling merupakan layanan yang teratur, terarah dan terkontrol

serta tidak di selenggrakan secara acak ataupun seadanya. Munro dkk.

(1979) mengemukakan tiga dasar etika konseling, yaitu (a) kerahassiaan, (b)

keterbukaan, dan (c) tanggung jawab pribadi klien.

Sifat resmi layanan konseling di tandai dengan adanya ciri-ciri yang

melekat pada pelaksanaan layanan itu, yaitu bahwa :

a. layanan itu merupakan usaha yang disengaja.

b. Tujuan layanan tidak boleh lain daripada untuk kepentingan dan

kebahagiaan klien.

c. Kegiatan pelayanan diselenggarakan dalam format yang telah di

tetapkan.

d. Metode dan teknologi dalam layanan berdasarkan teori yang telah

teruji.

e. Hasil layanan dinilai dan diberi tindak lanjut.

Format konseling meliputi terutrama jarak, arah dan sikap duduk

konselor dank lien, serta tatap muka atau kontak mata antara klien dan

konselor. Format standar ialah konselor dank lien duduk berhadap-hadapan;

konselor duduk dengan sikap sempurna, pinggang kekursi; dan wajah

konselor menatap klien tanpa pandang antara klien dan konselor

2. Pengentasan Masalah Melalui Konseling

Page 14: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Langkah-langkah umum upaya pengentasan malasah melalui konseling pada

dasarnya adalah :

1. pemahaman masalah

2. analisis sebab-sebab timbulnya masalah.

3. aplikasi mode khusus.

4. evaluasi tindak lanujut.

Pemahaman masalah oleh klien harus benar-benar persis sama dengan

pemahaman konselornya dan objektif sebagaimana adanya masalah itu.

Upaya pemahaman masalah itu biasanya dilakukan denan konseling. Usaha

pemahaman masalah klien biasanya terkait langsung dengan kajian tentang

sumber penyebab masalah itu. Dengan mengkaji sebab-sebab timbulnya

masalah, klien dan konselor memperoleh pemahaman yang lebih lengkap

dan mndalam tentang masalah klien.

Hubungan konseling adalah hubungan pribadi yang terbuka dan dinamis

antara klien dan konselor. Hubungan ini ditandai dengan kehangatan,

kebebasan dan suasana yang memperkenankan klien menampilkan diri

sebagaimana adanya. Dalam proses konseling tidak ada kata-kata seperti

“anda salah, “harus begii atau begitu”, atau kata-kata yang mencemooh.

Setiap kata yang dilancarkan dan di luncurkan oleh konselor hendaknya

benar-benar tepat dan benar-benar mengenai permasalahannya, dapat

menggugah hati serta pikiran klien.

Apabila hati dan pikiran klien dapat digugah besarlah harapan kekuatan

yang ada dalam diri klien terbangkitkan untuk mengentaskan masalah yang

dialaminya. Terpahaminya masalah klien dengan nbaik serta tergugahnya

hati dan pikiran klien belum tentu serta mereka membuahkaan hasil

terpecahkannyua masalah. Proses konseling masih perlu dilanjutkan dengan

penerapan metode khusus sesuai dengan rincian masalah dan sumber sumber

penyebabnya.

Page 15: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Kegiatan evaluasi ditujukan untuk menilai kemangkusan proses konseling

pada umumnya dan khususnya untuk melihat sampai berapa jauh masalah

klien terentaskan, dan untuk mengetahui keefektifan metode khusus yang

dipaka. Dua pendekatan penilaian dapat ditempuh , yaitu penilaian dalam

proses dan penilaian pasca proses.

3. Tahap-tahap Keefektifan Pengentasan Masalah Melalui Konseling

Tahap pertama dimulai ketika klien menyadari bahwa dirinya mengalami

masalah. Kesadaran bahwa individu memerlukan bantuan orang lain itulah

yang merupakan tahap keefektifan yang kedua. Dan yang ketiga yaitu

mencari orang-orang yang benar-benar mampu dan bertanggung jawab

dalam membantu pemecahan masalah klien itu. Keaktifan klien inilah yang

justru menentukan tahap keempat dan yang terakhir memngacu pada

pertanyaan mengenai ap kah konseling itu telah memberikan hasil yang

benar-benar efektif. Kelima tahap keefektifan konseling itu dapat

digambarkan melalui diagram sebagai berikut.

Pa konseling

Partisipasi aktif dalam proses

bantuan konseling

Usaha mencari

bantuan

Kesadaran akan perlunya

bantuan orang lain

Kesadaran dan pemahaman

masalah

Kesadaran akan perlunya

bantuan orang lain individu

Page 16: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

4. Pendekatan dan Teori Konseling

a. konseling direktif

konseling direktif juga disebut “konseling klinis”. Pendekatan ini di

pelopori oleh E.G Williamson dan J.G darley yang berasumsi dasar

bahwa klien tidak mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya.

Karena itu klien membutuhkan bantuan dari orang lain , yaitu konselor.

Dalam konseling direktif klien bersifat pasif dan yang aktif adalah

konselor.

Konseling direktif berlangsung menurut langkah-langkah umum

sebagai berikut :

1. analisis data tentang klien

2. penggabungan data untuk mengenali kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahan klien.

3. diagnosis masalah

4. Diagnosis atau prediksi trentang perkembangan masalah selanjutnya.

5. pemecahan masalah.

6. tindak lanjut dan peninjauaneliun hasil-hasil konseling

b. Konseling Non-Direktif

Konseling non-direktif sering disebut juga “klien centered therapy”.

Pendekatan ini berasumsi dasar bahwa seseorang yang mempunyai

masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasi

masalahnya sendiri.

Sesuai dengan teori yang mendasarinya, yaitu teori Roogers tentang

hakikat manusia dan tingkah lakunya, pendekatan konseling non-direktif

sering juga disebut pendekatan konseling yang beraliran humanistic

artinya menekankan pentingnya pengembangan potensi dan kemampuan

yang secara hakiki ada pada setiap individu.

c. Konseling Elektrik

Page 17: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Konseling direktif dan konseling non-direktif merupakan dua

pendektan yang amat berbeda. Masing-masing berdiri pada dua kutub

yang berlawanan, apabila kutub yang satu ditarik garis kekutub yang lain

maka akan terbentuklah garis kontinum, yaitu garis kontinum konseling

direktif dan non-direktif. Setiap pendekatan atau teori itu mengandung

kekuatan dan kelemahan, dalam kenyataan praktek konselinhg

menunjukkan bahwa tidak semua masalah dapat di entaskan secara baik

hanya dengan satu pendekatan atau teori saja. Ada masalah yang lebih

cocok diatasi dengan pendekatan direktif dan ada pula yang lebih cocok

dengan pendekatan nono-direktif atau dengan teori khusus tertentu.

Pendekatan atau teori mana yang cocol digunakan sangat ditentukan

oleh beberapa factor antara lain :

1. sifat masalah yang dihadapi

2. Kemampuan klien dalam memainkan peranan dalam proses konseling.

3. kemampuan konselor sendiri.

5. Konseling di Lingkungan Kerja yang Berbeda

a. Konseling di sekolah Dasar

Kenyataan bahwa anak-anak SD merupakan subjek sasaran layanan

yang masih amat muda membawa konsekuensi bahwa konselor harus

menyesuaikan segenap kemampuannya dalam konseling terhadap

kondisiperkembangan anak-anak tersebut. Untuk sasaran layanan di SD

perlu dibarengi dengan prosedur penunjang seperti permainan, boneka,

cerita dan prosedurmedia lainnya agar anak- anak mampu

mengekspresikan diri mereka sendiri. Peningkatan keterampilan

berkomunikasi, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak-anak

merupakan layanan pokok yang justru lebih mendasar daripada layanan

konseling dalam arti konsultasi dalam bentuk hubungan tatap muka

antara konselor dan klien .

Page 18: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Hal lain lagi yang perlu mendapat perhatian perhatian konselor ialah

bagaimana mendorong anak-anak untuk datang kepada konselor untuk

memperoleh layanan bimbingan. Nugent (1981) melihat empat sumber

yang memungkinkan alih tangan anak-anak kepada konselor, yaitu guru,

kepala sekolah, anak-anak itu sendiri, dan konselor sendiri. Tidak boleh

dilupakan peranan orang tua secara langsung juga mempunyai

pemahaman yang palaing lengkap tentang anak. Orang tua perlu diberi

pemahaman tentang fungsi konselor dan layanan yang dapat

diberikannya.

b. Konseling di sekolah Menengah

Banyak gejolak menanadai masa perkembangan remaja. Konselor di

sekolah menengah dituntut untuk memahami berbagai bentuknya dapat

dipakai terhadap para pemuda. Kehadiran konselor langsung di hadapin

para siswa, disertai dengan informasi yang tepat dan mantap tentang

fungsi konselor dan pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya,

akan sangat membantu peningkatan pemanfaatan layanan konseling oleh

para siswa.

c. Konseling di perguruan Tinggi

Para mahasiswa sudah berada pada batas anatara “ hidup tergantung

pada orang tua” dan “hidup bebas dan mandiri”. Di samping itu, proses

pembelajaran di perguruan tinggi lebih bervariasi dan menuntut

kemandirian mahasiswa. Masalah-masalah yang muncul, yaitu masalah-

masalah social, pendidikan, pekerjaan dan masalah pribadi diri sendiri

banyak yang diwarnai oleh kondisi akademik perguruan tinggi dan

tuntutan kemandirian.

Pemasyarakatan pelayanan bimbingan dan konseling dan peranan

konselor lebih perlu diperluas melalui berbagai media yang ada di

kampus. Unit pelayanan bimbingan dan konseling yang ada perlu bekerja

sama dengan unit-unit yang langsung berhubungan dengan mahasiswa.

Page 19: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

d. Konseling di Masyarakat

Konselor yang bekerja di masyarakat secara potensial akan melayani

klien untuk semua umur, tidak dapat bekerja sendiri; namun bekerja

dalam tim yang masing-masing anggotanya mengkhususkan diri pada

penanganan kasus-kasus tertentu.

F. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok

Keunggulan yang diberikan oleh layanan kelompok bukan hanya

menyangkut aspek ekonomi/efisiensi. Dalam layanan kelompok interaksi

antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak

mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi sosial yang intensif

dan dinamis selama berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan (

yang sejajar dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok) dapat

tercapai lebih mantap. Selain itu, karena para anggota kelompok dalam interaksi

mereka membawakan kondisi pribadinya, sebagaiman mereka masing-masing

tampilkan dalam kehidupan sehari-hari, maka dinamika kelompok yang terjadi di

dalam kelompok itu mencerminkan suasana kehidupan nyata yang dapat

dijumpai di masyarakat secara luas. Konseling kelompok juga dapat menjadi

wilayah penjagaan awl bagi (calon) klien untuk memasuki layanan konseling

perorangan.

1. Ciri-Ciri Kelompok

Meskipun suatu kelompok terdiri dari sejumlah orang, tetapi

kelompok bukan sekedar kumpulan sejumlah orang. Sejumlah orang yang,

tetapi kelompok bukan sekedar kumpulan sejumlah orang. Sejumlah orang

yang berkumpul itu baru merupakan “lahan” bagi terbentuknya kelompok.

Beberapa unsure perlu ditambahkan apabila kumpulan sejumlah orang itu

hendak menjadi sebuah kelompok. Unsur-unsur tersebut menyangkut tujuan,

keanggotaan, dan kepemimpinan serta aturan yang diikuti.

Sekumpulan orang akan menjadi kelompok kalau mereka mempunyai tujuan

bersama. Keanggotaan suatu kelompok justru ditentukan oleh keterikatan

individu yang bersangkutan pada tujuan yang dimaksudkan. Dengan

demikian, tanda keanggotaan dalam dalam kelompok adalah rasa

kebersamaan yang diikat dengan tujuan yang satu itu.

Kebersamaan dalam kelompok lebih lanjut diikat dengan adanya pemimoin

kelompokyang bertugas mempersatukan seluruh anggota kelompok, untuk

melakukan kegiatan bersama, untuk mencapai tujuan bersama.

Page 20: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Selanjutnya, kelompok yang sudah memiliki tujuan, anggota dan pemimpin

itu tidaklah lengkap apbila belum memili aturan dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatannya. Suatu kelompok membutuhkan aturan, nilai-nilai, atau

pedoman yang memungkinkan seluruh anggota bertindak dan mengarahkan

diri bagi pencapaian tujuan-tujuan yang mereka kehendaki.

Menurut jumlah anggotanya dikenal adanya kelompok dua( yang terdiri dari

dua orang), kelompok tiga, dan seterusnya; kelompok kecil (beranggota 2-5

orang), kelompoksedang(6 -15 orang), kelompok agak besar (16-25 orang),

kelompokm besar (26 - 40 orang) dan seterusnya sampai dengan kelompok

“raksasa”. Menurut sifat pembentukannya dikenal adanya kelompok primer

(misalnya satuan keluarga) dan kelompok sekunder, yaitu kelompok yang

dibentuk secara sengaja untuk tujuan tujuan tertentu (misalnya kelompok

belajar, kelompok murid dalam satu kelas).

2. Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam

suasana kelompok. Gazda (1978) mengemuksakan bahwa bimbingan

kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa

untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

Beberapa hal yang menunjukkan homogenitas dalam kelompokmsebagai

berikut:

Pertama, bimbingan kelompok para anggota kelompok homogen (siswa-

siswa satu kelas atau satu tingkat kelas yang sama). Kedua,”masalah” yang

dialami oleh semua anggota kelompok adalah sama, yaitu memerlukan

informasi yangakan disajikan itu. Ketiga, tindak lanjut dari diterimanya

informasi itu juga sama, yaitu untuk menyusun rencana dan membuat

keputusan. Keempat, reaksi atau kegiatan yang dilakukanoleh para anggota

dalam proses pemberian informasi (dan tindak lanjutnya) secara relative sama

(seperti mendengarkan, mencatat, bertanya).

3. Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling

perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok. Di sana asda

konselor (yang jumlahnya mungkin lebih dari seorang) dan ada klien, yaitu

para anggota kelompok (yang jumlahnya paling kurang dua orang). Di sana

terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti

dalam konseling perorangan, yaitu hangat, terbuka, permisif dan penuh

keakraban. Juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien,

Page 21: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika

perlu dengan menerapakan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan

tindak lanjut.

Satu hal yang paling poko yang membedakan konseling kelompok dan

konseling perorangan adalahdinamika interaksi sosial yang dapatberkembang

dengan intensif dalam suasana kelompok yang justru tidak dapat dijumpai

dalam konseling perorangan. Di situlah keunngulan konseling kelompok.

Proses pengentasan masalah individu dalam konseling kelompok

mendapatkan dimensi yang lebih luas. Kalau dalam konseling perorangan

klien hanya memetik manfaat dari hubungannya dengan konselor saja, dalam

konseling kelompok klien memperoleh bahan-bahan bagi pengembangan diri

dan pengentasan masalahnya baik dari konselor maupun rekan-rekan anggota

kelompok.

Mengenai kondisi homogenenitas dan heterogenitas yang terdapat di dalam

konseling kelompok dapat dilihat bahwa anggota kelomok sedapat-dapatnya

homogeny, dalam arti semua anggota diharapkan dapat menyumbangkan

sesuatu dalam pengembangan dinamika interaksi sosial yang terjadi di dalam

kelompok.

Untuk memasuki konseling kelompok para anggota atau klien pada awalnya

tidak memerlukan persiapan tertentu. Masalah yang akan mereka bawa

masing-masing ke dalam kelompok besar kemungkinan berbeda-beda; atau

bahkan ada di antar mereka yang menurut kategori Bordin “tidak

bermasalah”.

Mengenai masalah yang dibahas dalam konseling kelompok, selain masalah

yang bervariasi seperti tersebut, konselor dapat menetapkan (melalui

persetujuan para anggota kelompok) masalh tertentu yang akan dibahas dalam

kelompok.

Satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus, ialah sifat isi pembicaraan

dalam konseling kelompok. Sebagaimana dalam konseling perorangan,

konseling kelompok menghendaki agar para klien (para peserta) dapat

mengungkapakan dan mengemukakan keadaan diri masing-masing

sepenuhnya dan seterbuka mungkin.

Page 22: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

Perbedaan antara bimbingan kelompok dan konseling kelompok, sbb:

Matrix 4

Perbandingan Antara Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

Aspek Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok

1. Jumlah anggota

2. Kondisi dan

karateristik anggota

3. Tujuan yang ingin

dicapai

4. Pemimpin kelompok

5. Peranan anggota

6. Suasana interaksi

7. Sifat isi pembicaraan

8. Frekuensi kegiatan

Tidak terlalu dibatasi;

dapat sampai 60-80 orang

Relatif homogen

Penguasaan informasi

untuk tujuan yang lebih

luas

Konselor atau narasumber

Menerima informasi untuk

tujuan kegunaan tertentu

a. Menolong atau dialog

terbatas

b. Dangkal

Tidak rahasia

Kegiatan berakhir apabila

informasi telah

Terbatas :

5-10 orang

Hendaknya homogen:

dapat pula heterogen

terbatas.

a. Pemecahan masalah

b. Pengembangan

kemampuan

komunikasi dan

interaksi sosial.

Konselor

a. Berpartisipasi dalam

dinamika interaksi

social

b. Menyumbang

pengentasan masalah

c. Menyerap bahan untuk

pemecahan masalah

a. Interaksi multiarah

b. Mendalam dengan

melibatkan aspek

emosional

Rahasia

Kegiatan berkembang

Page 23: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

disampaikan sesuai dengan tingkat

kemajuan pemecahan

masalah

Evaluasi dilakukan sesuai

dengan tingkat kemajuan

pemecahan masalah.

G. Kegiatan Penunjang

Pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingandan konseling memerlukan

sejumlah kegiatan penujang.

1. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

Instrumen yang dimaksudkan itu adalah berbagai tes, inventori, angket

dan format isian. Sedangkan untuk pemahaman lingkungan yang “lebih luas”

dapat digunakan berbagai brosur, leaflet, selebaran, model, contoh dan

sebagainya.

Ada beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para

konselor dalam penerapan instrumentasi bimbingan dan konseling. Antara

lain:

1) Instrumen yang dipakai haruslah haruslah yang sahih dan terandalkan.

2) Pemakai instrumen (dalam hal ini konselor) bertanggung jawab atas

pemilihan instrument yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring

pengadministrasiannya dan scoring, pengiterpretasian skor dan

penggunaannya serbagai sumber informasi bagi pengambilan keputusan

tertentu.

3) Pemakaian instrumen, misalnya, harus dipersiapkan secara matang, bukan

hanya persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan

mengambil tes itu.

Page 24: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

4) Perlu diingat bahwa tes atau istrumen apa pun hanya merupakan salah

satu sumber dalam rangka memahami individu secara lebih luas dan

dalam.

5) Ada dan dipergunakannya berbagai instrumen lainnya bukanlah syarat

mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Tes dan

berbagai instrumenitu sekedar alat bantu.

Instrumentasi bimbingan dan konseling meliputi digunakan dan

dikembangkannya berbagai instrumen, baik berupa tes maupun non-tes.

a. Instrumen Tes

Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku

seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau

klasifikasi tertentu (Cronbach, 1970). Secara umum kegunaan berbagai

tes itu ialah membantu konselor dalam :

1) Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai

masalah individu yang dites, seperti masalah penyesuaian dengan

lingkungan, masalah prestasi atau hasil belajar, masalah penempatan

dan penyaluran;

2) Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;

3) Mengenali individu (misalnya siswa di sekolah) yang memiliki

kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan

bantuan khusus;

4) Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau

keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu.

b. Instrumen Non-Tes

Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan,

wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventori yang

dibakukan. Kegunaan hasil pengungkapan melalui instrument non-tes

sejalan dengan kegunaan hasil-hasil tes seperti tersebut.

Page 25: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

2. Penyelenggaraan Himpunan Data

Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data

pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, misalnya:

1) Identits Pribadi

2) Latar belakang rumah dan keluarga

3) Kemampuan mental, bakat, dan kondisi kepribadian

4) Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran

5) Hasil tes diagnostic

6) Sejarah kesehatan

7) Pengalaman ekstra kurikuler dan kegiatan di luar sekolah

8) Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan

9) Prestasi khusus yang pernah diperoleh

Beberapa hal perlu mendapatkan perhatian dalam rangka

penyelenggaraan himpunan data dan pemanfaatannya secara optimal.

1) Matri himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna

untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.

2) Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan

dinamis.

3) Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi

menurut sistem tertentu.

4) Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.

5) Mengingatkan bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula

ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan, lagi pula

pengeluaran data (untuk dipakai) dan pemasukannya kembali memakan

waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh pekerjaan rutin

penyelenggaraan himpunan data itu.

Data umum , yaitu data yang menyangkut berbagai informasi dan

berbagai hal tentang “lingkungan yang lebih luas”. Data umum ini pada

umumnya dipakai untuk layanan orientasi dan informasi, penempatan dan

Page 26: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

penyaluran. Pengumpulan data umum itu dapat dilakukan pengamatan,

wawancara, angket ataupun daftar isian.

Data tentang berbagai aspek perkembangan dan kehidupan sejumlah

siswa atau individu di luar sekolah dapat disebut data kelompok., misalnya

gambaran umum tentang cita-cita pendidikan dan jabatan, masalah-masalah

yang dialami, penyebaran prestasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar

hubungan sosial antar anggota kelompok.

3. Kegiatan Khusus

a. Konferensi Kasus

Tujuan konferensi kasus ialah untuk:

1) Diperoleh gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh

tentang permasalahan siswa.

2) Terkomunikasinya sejumlah aspek pemasalahan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan

masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.

3) Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya

penanganan itu lebih efektif dan efisien.

b. Kunjungan Rumah

Kegiatan kunjungan rumah dan juga pemanggilan orang tua ke

sekolah, setidak-tidaknya memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

1) Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya

bersangkut paut dengan keadaan rumah/orang tua,

2) Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya,

3) Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah

anaknya.

Untuk menyampaikan tujuan yang mana pun, sebagian atau bertahap,

dalam kunjungan rumah konselor terlebih dahulu:

1) Menyampaikan perlunya kunjungan rumah kepada siswa yang

bersangkutan.

Page 27: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

2) Menyusun rencana dan agenda yang konkret dan menyampaikannya

kepada orang tua yang akan dikunjungi itu.

c. Alih Tangan

Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu jalur kepada konselor

dan jalur dari konselor. Jalur kepada konselor, dam arti konselor

menerima “kiriman” klien dari pihak-pihak lain, seperti orang tua, kepala

sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog,

kepala suatu kantor atau perusahaan). Sedangkan jalur konselor, dalam

arti konselor “mengirimkan” klien yang belum tuntas di tangani kepada

ahli-ahli lain, seperti konselor yang lebih senior, konselor membidangi

spesialisasi tertentu, ahli-ahli lain (misalnya guru bidang studi, psikologi,

psikiater, dokter).

Cormier & Bernard (1982) mengemukakan beberapa praktek yang

salah yang hendaknya tidak dilakukan konselor dalam kegiatan ahli

tangan, yaitu:

(1) Klien tidak diberi alternative pilihan kepada ahli mana ia akan

dialihtangankan,

(2) Konselor mengalihtangankan klien kepada pihak yang keahliannya

diragukan, atau kepada ahli yang reputasinya kurang dikenal,

(3) Konselor membicarakan permasalahan klien kepada calon ahli

tempat ahli tempat alih tangan tanpa persetujuan klien,

(4) Konselor menyebutkan nama klien kepada calon ahli tempat alih

tangan.

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi berbagai layanan dan

kegiatan penunjang yang semuanya itu hendaknya dilakuakn konselor,

khususnya konselor yang bekerja pada lembaga tertentu (misalnya

sekolah) dengan sejumlah warga lembagayang menjadi tanggung jawab

penuh konselor sebagai sasaran layanan.

Layanan informasi amat dibutuhkan oleh individu-individu yang perlu

mempertimbangkan dan hendak mengambil keputusan tentangt sesuatu

Page 28: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

(misalnya pilihan sekolah lanjutan), tetapi belum memilki pemahaman

yang cukup tentang berbagai hal berkenaan dengan apa yang hendak

diputuskan itu.

Layanan penempatan dan penyaluran banyak dilakukan di sekolah

terhadap hampir semua siswa. Layanan ini meliputi penempatan siswa di

dalam kelas , dalam kelompok belajar, dalam kegiatan ko/ekstrakurikuler,

dan dalam jurusan atau programyang tersedia di sekolah.

Pada siswa yang mengalami masalah belajar, seperti keterlambatan

akademik, ketercepatan belajar, sangat lambat belajar, kurang motivasi

belajar, serta bersikap dan berkebiasaan belajar buruk dalam belajar

memerlukan bimbingan belajar yaitu melalui pengadministrasian tes hasil

belajar, tes kemampuan dasar, tes diagnostik, analisis hasil belajar atau

karya, dan pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar atau karya, dan

pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar. Upaya penanganan masalah

belajar itu dilakukan dilakukan melalui sejumlah layanan, antara lain

pengajaran perbaikan, kegiatan pengayaan, peningkatan motivasi,sikap

dan kebiasaan belajar.

Konseling program merupakan layanan yang amat khas, yaitu

komunikasi langsung tatap muka antara klien dan konselor. Layanan khas

ini sering dianggap sebagai “jantung hatinya”pelayanan bimbingandan

konseling secara keseluruhan. Layanan konseling perorangan juga diberi

sifat “resmi” dalam arti bahwa layanan itu merupakan usaha yang

disengaja dengan niat yangb mantap, memiliki tujuan yang tidak bisa lain

kecuali untuk kepentingan dan kebahagiaan klien, dilaksanakan dalam

format tertentu, dengan mempergunakan metode yang terukur dan teruji,

serta hasilnya dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Page 29: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

SOAL LATIHAN KELOMPOK VII

1. Layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan

atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya disebut…

a. Layanan informasi c. Layanan Penempatan

b. Layanan orientasi d. Layanan Bimbingan

2. Di bawah ini adalah berbagai metode layanan informasi di sekolah, kecuali…

a. Ceramah, diskusi, karya wisata.

b. Diskusi, buku panduan, konferensi karier.

c. Ceramah, diskusi, buku panduan

d. Karya wisata, konferensi, Tanya jawab.

3. Dalam suatu kasus, seorang klien diberi kesempatan mengemukakan

persoalan, persoalan, perasaan, dan pikiran pikirannya secara bebas,

sedangkan konselor hanya sebagai “agen pembangunan” termasuk dalam…

a. Konseling direktif c. Konseling elektrik

b. Konseling non-direktif d. Konseling behaviouristik.

4. Unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah kelompok adalah …

a. Sekumpulan orang, ada tujuan, ada imbalan, ada kepemimpinan.

b. Tujuan, keanggotaan, dan kepemimpinan, aturan yang diikuti.

c. Sekumpulan orang, tujuan, keanggotaan dan kepemimpinan.

d. Kepemimpinan, kesukarelaan, kerjasama, persamaan nasib.

5. Siswa yang mengalami masalah belajar, seperti keterlambatanakademik,

ketercepatan belajar, sangat lambat belajar, kurang motivasi, dan sebagainya

memerlukan sebuah…

a. Bimbingan belajar c. Layanan informasi sekolah

b. Konseling d. Layanan penempatan dan penyaluran

Page 30: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling

KUNCI JAWABAN

1. B

2. D

3. B

4. C

5. A

Page 31: Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Konseling