jenis jenis latihan
-
Upload
tirtadewinikomang -
Category
Documents
-
view
78 -
download
4
Transcript of jenis jenis latihan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latihan adalah suatu usaha mengkoordinasikan system musculoskeletal dan
system saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama
mengangkat,membungkuk, bergerak dan melakukan aktifitas sehari-hari. Penggunaan
mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera system musculoskeletal.
Mekanika yang tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh, yang memungkinkan
mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energy otot yang berlebih.
Setiap melakukan aktivitas terkadang kita tidak memperhatikan postur tubuh yang
baik, sehingga membuat postur tubuh yang condong ke depan, atau badan yang bungkuk.
Pada orangtua, pemandangannya lebih menakutkan ketika mereka bersusah payah untuk
memungut sesuatu di lantai, dan susah payah pula untuk menegakkan kembali tubuhnya.
Banyak orang mengira, semua itu terjadi secara alami. Memang ada orang-orang
yang dilahirkan dengan postur tubuh seperti itu. Tetapi ternyata tidak. Postur tubuh yang
baik merupakan bagian integral dari kesehatan fisik dan mental. Postur yang kurang baik
bisa dikoreksi, karena kalau tidak, postur buruk itu akan jadi permanen. Anda pun
menderita di kemudian hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana rentang gerak, gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas?
2. Bagaimana kesejajaran tubuh manusia?
3. Bagaimana posisi tubuh yang aman saat bekerja?
1
C. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu menguraikan dan
menjelaskan jenis-jenis latihan : latihan ROM, transport pasien/ambulansi dan body
aligment.
D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Makalah ini dapat menjadi sumber refrensi untuk pembuatan makalah sejenis
2. Memberikan informasi mengenai posisi tubuh yang baik saat bekerja
3. Memberikan informasi kepada perawat mengenai ambulansi pasien.
2
BAB II
JENIS-JENIS LATIHAN
A. Rentang Gerak, Gaya Berjalan, Latihan dan Toleransi Aktivitas
1. Rentang Gerak
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh : sagital, frontal dan transversal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi
tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati bagian tubuh dari
sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan
transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan
bawah.
Mobilisasi sendi di setiap potongan dibatasi oleh ligament, otot dan konstruksi
sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan
sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari tangn dan siku)
Dan hipererekstensi (pinggul). Pada potongan frontal gerakannya adalah abduksi dan
adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inverse (kaki). Pada potongan
transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan),rotasi internal dan
eksternal (lutut) dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak , perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekuatan sendi. , pembengkakan,
nyeri, keterbatasan gerak dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,ketidakmampuan atau trauma
membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi. Latihan tersebut
dilakukan oleh klien yaitu dengan rentang gerak pasif. Perawat mengarahkan pasien
untuk menggerakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
2. Gaya Berjalan
Istilah gaya berjalan digunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya
ketika berjalan (Fish & Neielse, 1993). Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit
mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama.
3
Interval ini sama dengan 100% siklus gaya berjalan dan berlangsung satu detik untuk
kenyamanan berjalan ( Lehmann et al, 1992).
Dengan mengkaji gaya berjalan klien memungkinkan perawat untuk membuat
kesimpulan tentang keseimbangan, postur, keamanan dan kemampuan berjalan tanpa
bantuan. Mekanika gaya berjalan manusia mengikuti kesesuaian system skeletal,
saraf dan otot dari tubuh manusia (Fish & Nielsen, 1993).
3. Latihan dan Toleransi Aktivitas
Aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh, meningkatkan kesehatan,dan
mempertahankan kesehatan jasmani. Hal ini juga digunakan sebagai terapi
membetulkan defermitas atau mengembalikan seluruh tubuh ke status kesehatan
maksimal. Jika seseorang latihan, maka akan terjadi perubahan fisiologis dalam suatu
tubuh.
Pengkajian tingkat energi klien meliputi pengaruh fisiologis dari latihan dan
toleransi aktivitas. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang
dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi sktivitas diperlukan jika ada
perencanaan altivitas seperti jalan, latihan rentang gerak, atau aktivitas sehari-hari
dengan penyakit akut atau kronik. Selain itu, pengetahuan toleransi aktivitas klien
dibutuhkan untuk merencanakan terapi keperawatan lainnya.
Pengkajian toleransi aktivitas meliputi data fisiologis, emosional, dan tingkat
perkembangan. Pengkajian ini dapat dipakai di semua klinik dan dilengkapi oleh
perawat dengan segera.
B. Kesejajaran Tubuh ( Body Aligment)
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat mengangkat klien
dengan benar, menggunakan teknik posisi tepat, dan memindahkan klien dengan aman
dari tenpat tidur ke kursi atau dari tempat tidur ke brankar. Prosedur-prosedur tersebut
digambarkan dalam bagian ini sebagai prinsip mekanika tubuh yang diperlukan untuk
menjaga atau memperbaiki kesejajaran tubuh. Kesejajaran tubuh dan postur merupakan
istilah yang sama dan mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama
berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
4
struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan
menunjang keseimbangan.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh
yang tepat berarti terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian-bagian tubuh
dalam kesejajaran (posisi) yang baik. Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua
posisi berdiri, duduk dan berbaring.
Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam semua
aktifitas. Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan mendorong
lebih mudah.
Tulang belakang bagaikan tongat yang lentur dengan palang dekat bagian atasnya
dan palang yang lain dekat baian bawah. Otot-otot yang kuat melekatkan lengan dan kaki
ke tulang belakang. Otot-otot tulang ini berbentuk kecil. Otot-otot ini tidak mengangkat
beban berat. Tugas utama otot-otot untuk mengbengkokan punggung berbagai arah dan
menahan punggung dengan stabil, seperti jangkar kapal, sementara otot-otot kaki dan bau
melaksanakan pekerjaan berat. Untuk menghindari ketegangan otot-otot punggung anda,
bungkukkan pinggul dan lutut bila memindahkan benda. Bila anda mengangkat beban
berat, pegang erat dengan diri anda.
Postur tubuh berdiri yang baik :
1. Kedua kaki diletakkan datar pada lantai, retangkan sekitar 12 inci
2. Lengan berada di samping
3. Punggung lurus
4. Otot-otot perut dikencangkan
Prinsip Body Aligment :
1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewati dan base of support
2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebih besar.
5
3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot-otot.
6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri
kelelahan otot dan kontraktur.
7. Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus secara
individual dan sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan ligament
ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang kurang
hati-hati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment :
1. Gravity
Gravity adalah atraksi timba balik antara tubuh dan bumi
2. Pontural refleks dan Apposing Muscles Group.
Action dari otot postural yang terus menerus menyokong seseorang pada posisi tegak
melawan gravity.
3. Perubahan postur
4. Struktur anatomy individu yang berbeda
Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik :
1. Berjalan
2. Berenang
6
Body Alignment yang baik dapat:
1. Meningkatkan fungsi tangan yang baik
2. Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan
keseimbangan.
3. Mengurangi kelelahan
4. Memperlyas ekspansi paru
5. Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal
Body alignment yang buruk dapat:
1. Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat
mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam
mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.
C. Posisi Tubuh yang Aman Saat Bekerja
Setiap orang, saat melakukan pekerjaan haruslah memperhatikan posisi tubuh
yang baik. Kita sebagai calon perawat dalam melakukan pekerjaan, haruslah
memperhatikan aspek-aspek keamanan. Selain itu kita harus memperhatikan organ-organ
yang terlibat dalam menunjang posisi tubuh saat bekerja.
Berikut ini adalah beberapa posisi yang aman saat bekerja :
1. Pertahankan punggung anda tetap lurus
2. Rentangkan kaki anda agar dapat menjadi landasan penunjang yang baik
3. Membungkuk dari pinggul dan lutut agara lebih dekat ke objek, jangan membungkuk
dari pinggang
4. Menggunakan berat badan anda untuk membantu mendorong atau menarik objek
5. Gunakan otot-otot kuat untuk melakukan pekerjaan
6. Hindari memutar sebagian badan anda ketika bekerja dan membungkuk dalam waktu
yang lama. Putarlah seluruh tubuh.
7
7. Pegang dan tahan objek yang berat dekat dengan tubuh anda
8. Dorong atau tariklah objek daripada mengangkatnya
9. Selalu meminta bantuan bila pasien atau benda terlalu berat untuk digerakkan sendiri
10. Serempakkan gerakan dalam mengangkat pasien. Siapkan pasien dan anggota staf
yang lain dengan memeberitahukan mereka bila anda sudah siap, atau dengan
hitungan sampai tiga dan semua bergerak serentak pada hitungan ke tiga.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
Jadi dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kesejajaran tubuh
adalah susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian-
bagian tubuh. kesejajaran tubuh yang buruk dapat: Mengurangi penampilan individu dan
mempengaruhi kesehatan. Sementara kesejajaran tubuh yang baik dapat meningkatkan
fungsi tangan.
mekanika tubuh adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal
dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh
selama mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Organ-oragn yang
terkait dengan body mechanics dan body alignment adalah skelet, sistem saraf, organ
yang terkait, keseimbangan pada telinga.
Saat perawat melakukan pekerjaan, haruslah memperhatikan aspek-aspek
keamanan. Selain itu kita harus memperhatikan organ-organ yang terlibat dalam
menunjang posisi tubuh saat bekerja.
B. Saran
Sebaiknya para mahasiswa memahami betul bagaimana rentang gerak, gaya
berjalan dan posisi yang baik saat bekerja karena jika posisi tubuh kita sebagai seorang
perawat sudah tepat maka tentunya kesalahan dalam bekerja dapat dihindari.
9
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4.
Penerbit buku kedokteran EGC.
10