Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

21
JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR 1. Keriting (Corrugation) Penyebab: 1). Aksi lalu lintas yang disertai dengan permukaan perkerasan atau lapis pondasi yang tidak stabil. Permukaan perkerasan yang tidak stabil ini disebabkan karena campuran lapisan aspal yang buruk, misalnya akibat terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyaknya agregat halus, agregat berbentuk bulat dan licin, atau terlalu lunaknya campuran semen. 2). Kadar air dalam lapis pondasi granuler (granular base) terlalu tinggi sehingga tidak stabil Solusi: - Jika lapis permukaan yang berkeriting itu mempunyai lapis pondasi agregat, perbaikan yang tepat adalah dengan menggaruk kembali, dicampur dengan lapis pondasi, dipadatkan kembali dan diberi lapis permukaan baru. - Jika lapis permukaan bahan pengikat mempunyai ketebalan > 5 cm, maka lapis tipis yang mengalarni keriting tersebut diangkat dan diberi lapis permukaan yang baru. - Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan pondasi melebihi 50 mm, keriting dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas (pavement milling machine), diikuti dengan lapis tambahan (overlay) dari campuran aspal panas HMA (Hot Mix Asphalt) agar struktur perkerasan lebih kuat.

Transcript of Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Page 1: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR

1. Keriting (Corrugation)

Penyebab:1). Aksi lalu lintas yang disertai dengan permukaan perkerasan atau lapis pondasi yang tidak stabil. Permukaan perkerasan yang tidak stabil ini disebabkan karena campuran lapisan aspal yang buruk, misalnya akibat terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyaknya agregat halus, agregat berbentuk bulat dan licin, atau terlalu lunaknya campuran semen. 2). Kadar air dalam lapis pondasi granuler (granular base) terlalu tinggi sehingga tidak stabil

Solusi:- Jika lapis permukaan yang berkeriting itu mempunyai lapis pondasi agregat, perbaikan yang tepat adalah dengan menggaruk kembali, dicampur dengan lapis pondasi, dipadatkan kembali dan diberi lapis permukaan baru.- Jika lapis permukaan bahan pengikat mempunyai ketebalan > 5 cm, maka lapis tipis yang mengalarni keriting tersebut diangkat dan diberi lapis permukaan yang baru.- Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan pondasi melebihi 50 mm, keriting dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas (pavement milling machine), diikuti dengan lapis tambahan (overlay) dari campuran aspal panas HMA (Hot Mix Asphalt) agar struktur perkerasan lebih kuat.

Page 2: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

2. Penurunan

Penyebab:1). Lebar perkerasan kurang 2). Bahu jalan di bangun dengan material yang kurang tahan terhadap erosi dan abrasi. 3). Penambahan lapis permukaan tanpa diikuti penambahan permukaan bahu jalan.

Solusi:1). Untuk beda tinggi yang relatif kecil dan bahu jalan berupa aspal, maka campuran aspal panas (hot mix) dapat ditempatkan pada bagian yang elevasinya berbeda. 2). Untuk beda tinggi yang besar, bahu jalan harus ditinggikan dengan menghamparkan lapis tambahan (overlay). 3). Jika penyebabnya adalah drainase yang buruk, maka dibuatkan lagi drainase yang baik. 4). Jika bahu jalan tidak diperkeras, maka dibongkar dan material jelek diganti dengan material yang bagus dan padatkan.

Page 3: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

3. Alur Pada Jejak Roda (Rutting)

Penyebab:1). Pemadatan lapis permukaan dan pondasi (base) kurang, sehingga akibat beban lalu lintas lapis pondasi memadat lagi. 2). Kualitas campuran aspal rendah, ditandai dengan gerakan arah lateral dan ke bawah dari campuran aspal di bawah beban roda berat.3). Gerakan lateral dari satu atau lebih dari komponen pembentuk lapis perkerasan yang kurang padat. Contonya terjadinya alur pada lintasan roda yang disebabkan oleh deformasi dalam lapis pondasi atau tanah dasar. 4). Tanah dasar lemah atau agregat pondasi kurang tebal, pemadatan kurang, atau terjadi pelemahan akibat infiltrasi air tanah.

Solusi:1). Jika penyebabnya di permukaan, perbaikan permanen dilakukan dengan menambal di seluruh kedalaman atau penambahan lapis tambahan (overlay) campuran aspal panas (Hot Mix) dengan perataan dan pelapisan permukaan. Perbaikan alur dengan menambal permukaan, umumnya hanya untuk perbaikan sementara. 2). Jika penyebabnya adalah lemahnya lapis pondasi atau tanah dasar, pembangunan kembali perkerasan secara total mungkin diperlukan, termasuk juga penambahan drainase, terutama jika air menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan.

Page 4: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

4. Sungkur (Shovel)

Penyebab:1). Stabilitas campuran lapisan aspal rendah. Kurangnya stabilitas campuran dapat disebabkan oleh terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyaknya agregat halus, agregat berbentuk bulat dan licin atau terlalu lunaknya semen. 2). Terlalu banyaknya kadar air dalam lapis pondasi granuler 3). Ikatan antara lapisan perkerasan tidak bagus. 4). Tebal perkerasan kurang dari yang di rencanakan.

Solusi:1). Perbaikan yang paling baik dilakukan dengan menambal diseluruh kedalaman. 2). Jika perkerasan mempunyai agregat pondasi dengan permukaan tipis, kasarkan permukaan, campur dengan material agregat pondasi, dan padatkan lagi sebelum meletakkan lapisan permukaan kembali (resurfacing) 3). Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan lapis pondasi 50 mm, sungkur dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas, yang diikuti dengan lapis tambahan campuran aspal panas agar memberikan kekuatan yang cukup pada perkerasan.

Page 5: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

5. Retak Blok (Block Crack)

Penyebab:1). Perubahan volume campuran aspal yang mempunyai kadar agregat halus tinggi dari aspal penetrasi rendah dan agregat yang mudah menyerap (odsorptive aggregate). 2). Pengaruh siklus temperatur harian dan pengerasan aspal. 3). Sambungan dalam lapisan beton yang berada di bawahnya. 4). Retak akibat kelelahan (Fatigue) dalam lapisan aus aspal.

Solusi:1). Retak dapat ditutup dengan larutan pengisi. Retak yang besar diisi dengan larutan emulsi aspal yang diikuti dengan penanganan permukaan atau larutan pengisi. 2). Pengkasaran dengan pemanas dan lapis tambahan (overlay).

Page 6: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

6. Crescent Shape Crack (Slippage Crack)

Penyebab:Kurang baiknya ikatan antara lapis permukaan dan lapis di bawahnya. Kurang baiknya ikatan dapat disebabkan oleh adanya debu, minyak, air, atau benda nonadhesif lainnya, atau akibat tidak diberinya tack coat sebagai bahan pengikat diantara kedua lapisan.

Solusi:Dengan membongkar bagian yang rusak dan menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.

Page 7: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

7. Retak Kulit Buaya (Alligator/Crocodile Crack)

Penyebab:1). Defleksi berlebihan dari permukaan perkerasan. 2). Gerakan satu atau lebih lapisan yang berada dibawah. 3). Modulus dari material lapis pondasi rendah. 4). Lapis pondasi atau lapis aus terlalu getas. 5). Kelelahan dari permukaan. 6). Pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil.

Solusi:1). Penambalan parsial atau diseluruh kedalaman. 2). Jika tingkat kerusakannya ringan, pemeliharaan sementara seperti menutup dengan larutan penutup atau penanganan permukaan yang lain. 3). Lapis tambahan.

8. Retak Diagonal (Diagonal Crack)

Page 8: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Refleksi dari retak susut atau sambungan pada material pengikat yang berada di bawahnya (umumnya beton semen portland, lapis pondasi rekat dan lapis pondasi aspal. 2). Terjadi beda penurunan antara timbunan, galian atau bangunan. 3). Desakan akar pohon-pohon 4). Pemasangan bangunan layanan umum.

Solusi:Dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir. Untuk retak berbentuk kotak perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali dengan bahan yang sesuai.

9. Retak Melintang (Transversal Crack)

Page 9: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Penyusutan bahan pengikat pada lapis pondasi dan tanah dasar. 2). Sambungan pelaksanaan atau retak susut (akibat temperatur rendah atau pengerasan) aspal dalam permukaan. 3). Kegagalan struktur lapis pondasi.

Solusi:Strategi tergantung tingkat kerusakan dan berlanjutnya retak, a) retak ringan lebar (<1/2 inci dan tidak meluas), sealing retak untuk mencegah masuknya air ke subgrade melelui retak dan terjadinya raveling pada sisi retak b) retak berat lebar (>1/2 inci dan meluas) bongkar dan ganti perkerasan yg retak dgn overlay.

10. Retak Memanjang (Longitudinal Crack)

Page 10: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Gerakan arah memanjang oleh akibat kurangnya gesek internal dalam lapis pondasi atau tanah dasar, sehingga lapisan tersebut kurang stabil. 2). Adanya perubahan volume tanah di dalam tanah dasar oleh gerakan vertikal. 3). Penurunan tanah urug atau bergeraknya lereng timbunan. Lebar celah bisa mencapai 6 mm, sehingga memungkinkan adanya infiltrasi air dari permukaan. 4). Adanya penyusutan semen pengikat pada lapis pondasi atau tanah dasar. 5). Kelelahan pada lintasan roda. 6). Pengaruh tegangan akibat perubahan suhu atau kurangnya pemadatan.

Solusi: Strategi tergantung tingkat kerusakan dan berlanjutnya retak, a) retak ringan lebar (<1/2 inci dan tidak meluas), sealing retak untuk mencegah masuknya air ke subgrade melelui retak dan terjadinya raveling pada sisi retak b) retak berat lebar (>1/2 inci dan meluas) bongkar dan ganti perkerasan yg retak dgn overlay.

11. Retak Berkelok (Meandering)

Page 11: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:Bahan perkerasan yang kurang baik, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil. Retak halus ini dapat meresapkan air ke dalam lapis permukaan.

Solusi:

Untuk pemeliharaan dapat dipergunakan lapis latasir, atau buras. Dalam tahap perbaikan sebaiknya dilengkapi dengan perbaikan sistem drainase. Retak rambut dapat berkembang menjadi retak kulit buaya.

12. Retak Tepi (Edge Crack)

Page 12: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:Disebabkan oleh tidak baiknya sokongan dari arah samping, drainase kurang baik, terjadinya penyusutan tanah, atau terjadinyasettlement di bawah daerah tersebut. Akar tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya retak pinggir ini. Di lokasi retak, air dapat meresap yang dapat semakin merusak lapis permukaan.

Solusi:Dapat diperbaiki dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu jalan diperlebar dan dipadatkan. Jika pinggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix.

13. Bahu Turun (Edge Drop Off)

Page 13: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Lebar perkerasan kurang 2). Bahu jalan di bangun dengan material yang kurang tahan terhadap erosi dan abrasi. 3). Penambahan lapis permukaan tanpa diikuti penambahan permukaan bahu jalan.

Solusi: 1). Perbaikan bergantung pada tingkat kerusakannya. Jika bahu jalan tidak mendukung pinggir perkerasan, maka material yang buruk di bongkar dan digantikan dengan material baik yang dipadatkan. 2). Jika air menjadi faktor penyebab kerusakan pecah (retak), maka dibuatkan drainase. 3). Penutupan retakan/ penutupan permukaan. 4). Penambalan parsial.

14. Pengelupasan (Delamination)

Page 14: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Pembersihan kurang bagus atau kurangnya tack coat sebelum penempatan lapisan diatasnya. 2). Rembesan air lewat aspal (khusunya lewat retakan), sehingga memisahkan ikatan antara permukaan dan lisan di bawahnya. 3). Lekatan dari lapisan pengikat di permukaan perkerasan dengan ban kendaraan.

Solusi: 1). Penghamparan lapis tambahan (overlay).2). Dapat diperbaiki dengan cara digaruk, diratakan, dan dipadatkan. Setelah itu dilapisi dengan buras.

15. Kegemukan (Bleeding)

Page 15: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal. 2). Kadar udara dalam campuran aspal terlalu rendah. 3). Pemakaian terlalu banyak aspal pada pekerjaan prime coat atau tack coat. 4). Pada tambalan, etrlalu banyaknya aspal di bawah permukaan tambalan. 5). Agregat terpenetrasi ke dalam lapis pondasi, sehingga lapis pondasi menjadi lemah.

Solusi:1). Dapat diatasi dengan menaburkan agregat panas dan kemudian dipadatkan, atau lapis aspal diangkat dan kemudian diberi lapisan penutup.2). Jika kegemukan ringan, perawatan dilakukan dengan menggunakan agregat yang mudah menyerap.

16. Pelepasan Butir (Ravelling)

Page 16: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Campuran material aspal lapis permukaan kurang baik. 2). Melemahnya bahan pengikat dan/atau batuan. 3). Pemadatan kurang baik, karena dilakukan pada musim hujan. 4). Agregat mudah menyerap air (Hydrophilic)

Solusi:Perkerasan yg reveling harus diteliti akar penyebab kerusakan, umumnya dibagi dua kategori rusak yg kecil dibuang dan ditambal ulang, rusak yg besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan dioverlay.

17. Tambalan (Patching)

Page 17: Jenis-jenis Kerusakan Pada Perkerasan

Penyebab:1). Amblesnya tambalan umumnya disebabkan oleh kurangnya pemadatan material urugan lapis pondasi atau tambalan material aspal. 2). Cara pemasangan material bawah buruk. 3). Kegagalan dan perkerasan di bawah tambalan dan sekitarnya.

Solusi:1). Perbaikan atau penggatian tambalan di seluruh kedalaman untuk perbaikan permanen. 2). Dilakukan penambalan permukaan untuk perbaikan sementara.