JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

80
JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR KECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI SKRIPSI YULIA NOVA SARI NIM. 10010108 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

Transcript of JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

Page 1: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMURKECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI

SKRIPSI

YULIA NOVA SARINIM. 10010108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGIKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

PGRI SUMATERA BARATPADANG

2016

Page 2: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMURKECAMATAN SIPORA UTARA KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Strata Satu (S1)

YULIA NOVA SARINIM. 10010108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGIKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

PGRI SUMATERA BARATPADANG

2016

Page 3: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...
Page 4: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...
Page 5: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

iii

ABSTRAK

Yulia Nova Sari (NIM:10010108), Jenis-Jenis Ikan di Sungai Boleleu DesaSidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai,Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat,Padang 2016.

Berkurangnya jenis ikan di Sungai Boleleu diduga akibat aktifitas masyarakatseperti penangkapan ikan menggunakan putas dan pembukaan ladang di pinggirsungai yang dapat menimbulkan erosi. Erosi biasa terjadi saat hujan lebat sehinggamenyebabkan pendangkalan pada dasar sungai. Sungai Boleleu juga dimanfaatkanoleh penduduk sekitar untuk mencari ikan dengan menggunakan pancing dan putasserta keperluan rumah tangga seperti mandi dan mencuci saat air sumur berkurang.Penangkapan ikan dengan menggunakan putas dapat menyebabkan kematian bagiikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis ikan di Sungai BoleleuDesa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai September di SungaiBoleleu Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten KepulauanMentawai. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif. Penelitiandilakukan dengan menggunakan alat tangkap tradisional berupa jaring insang hanyutdengan ukuran mata jaring 0,5 inci untuk ikan yang berukuran kecil dan mata jaring0,8 inci untuk ikan yang berukuran besar dan bubu panjang 60 cm, berdiameter 20cm. Penangkapan yang dilakukan menggunakan jaring insang mulai pagi hari (08.00-10.00 WIB) dan sore hari (15.00-17.00 WIB), sedangkan bubu dipasang 18.00 WIBdan diangkat pukul 06.00 WIB. Identifikasi sampel di Laboratorium Zoologi ProgramStudi Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Jenis ikan yang ditemukan sebanyak 13 jenis termasuk 11 famili dan 4 ordo.Jenis ikan yang didapatkan yaitu Anguilla bicolor (Anguilidae), Oxygasteranomalura (Cyprinidae), Chana lucius (Channidae), Crenimugil heterocheilos(Mugilidae), Ophiocara porocephala (Eleotrididae), Butis humeralis (Eleotrididae),Glossogobius intermedius (Gobiidae), Apogon hyalosoma (Apogonidae), Caranxsexfasciatus (Carangidae), Parambasis apogonoides, Ambassis urotaenia(Chandidae), Tilapia mossambica (Cichlidae) dan Clarias batracus (Clariidae). Hasilpengukuran faktor fisika kimia air di sungai Boleleu didapatkan suhu 26oC-27oC,derajat keasaman (pH) 7-8 dan kecepatan arus 0,011 m/dtk-0,029 m/dtk.

Page 6: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul Jenis-Jenis Ikan Di Sungai Boleleu Desa

Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Pada penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan

dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Jasmi, M.Si sebagai pembimbing I dan Bapak Drs. Ismed Wahidi,

M.Si sebagai pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan

kesabaran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Tim Dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritikan dan saran untuk

penyempurnaan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Erismar Amri, M.Si sebagai Penasehat Akademik.

4. Pimpinan STKIP PGRI Sumatera Barat.

5. Pimpinan dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI

Sumatera Barat.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera

Barat.

7. Karyawan/ti Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

8. Kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Liberni (Alm.) dan Ibunda Jainimar yang

telah memberikan kasih sayang beliau selama ini, adik-adik tersayang (Dedi,

Page 7: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

v

Azwar dan Meiliana) dan keluarga besar yang selalu mendukung untuk

terwujudnya skripsi ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan dan seluruh pihak yang ikut membantu dalam

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Semoga bimbingan, bantuan, dukungan serta saran Bapak, Ibu dan rekan-

rekan berikan menjadi berkat bagi penulis dan mendapatkan balasan yang berlipat

ganda dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan menjadi sumber yang bermanfaat dalam bidang Taksonomi

Vertebrata.

Padang, Februari 2016

Penulis

Page 8: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Ikan ..................................................................................... 6

B. Taksonomi Ikan Air Tawar .................................................................. 10

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Ikan di Sungai ......... 16

D. Alat Tangkap Ikan ............................................................................... 21

BAB III BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat ............................................................................... 24

B. Alat dan Bahan ................................................................................... 24

Page 9: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

vii

C. Deskripsi Daerah Penelitian ............................................................... 24

D. Metode Penelitian ............................................................................... 26

E. Cara Kerja ........................................................................................... 26

F. Identifikasi Sampel ............................................................................. 31

G. Analisis Data ...................................................................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................... 32

B. Pembahasan ........................................................................................ 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 54

B. Saran .................................................................................................. 54

DAFTAR KEPUSTAKAAN 55

LAMPIRAN 57

Page 10: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jenis - jenis ikan Sungai Boleleu Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora UtaraKabupaten Kepulauan Mentawai ......................................................................... 31

2. Ikan-ikan yang tertangkap berdasarkan alat tangkap selama penelitian padamasing-masing stasiun penangkapan di Sungai Boleleu Desa SidomakmurKecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai ................................. 47

3. Parameter Fisika dan Kimia air di Sungai Boleleu Desa Sidomakmur KecamatanSipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................................... 47

Page 11: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Skema ikan ......................................................................................................... 7

2. Skema pengukuran ikan ..................................................................................... 8

3. Tipe-tipe utama letak mulut ............................................................................... 8

4. Bentuk-bentuk utama sirip ekor ......................................................................... 8

5. Bagian sirip punggung ....................................................................................... 9

6. Skema gabungan dua sirip punggung ................................................................ 9

7. Jaring Insang ...................................................................................................... 28

8. Ukuran mata jaring ............................................................................................ 28

9. Bubu, Alat tangkap ikan .................................................................................... 30

10. Anguilla bicolor (Tomina) ................................................................................. 33

11. Oxygaster anomalura (Tala talak) ..................................................................... 34

12. Chana lucius (Kalajat) ....................................................................................... 36

13. Crenimugil heterocheilos (Bute’ baga) .............................................................. 37

14. Ophiocara porocephala (Gai-gai) ..................................................................... 38

15. Butis humeralis (Kolomot) ................................................................................ 39

16. Glossogobius intermedius (Poroipoi) ................................................................ 40

17. Apogon hyalosoma (Gegge) ............................................................................... 41

18. Caranx sexfasciatus (Let-let) ............................................................................. 42

19. Ambassis urotaenia (Lakkanai) ......................................................................... 44

20. Parambasis apogonoides (Sogga) ..................................................................... 45

Page 12: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

x

21. Tilapia mossambica (Ibat sareu) ........................................................................ 46

22. Clarias batracus (Golak) ................................................................................... 47

Page 13: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Layout Lokasi Penelitian ...................................................................................... 57

2. Lokasi Penelitian .................................................................................................. 58

3. Hasil Pengukuran dan Perbandingan Pengukuran Morfometrik Ikan di SungaiBoleleu .................................................................................................................. 62

4. Peta Sipora Utara .................................................................................................. 63

Page 14: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan

penyalur alamiah aliran air dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian

hilir, suatu daerah pengaliran ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara

kelaut. Ditinjau dari segi hidrologi, sungai mempunyai fungsi utama menampung

curah hujan dan mengalirkannya sampai ke laut. Daerah dimana sungai memperoleh

air merupakan daerah tangkapan hujan yang biasanya diebut dengan daerah

pengaliran sungai (Soewarno, 1991). Lingkungan pembesaran ikan dapat diartikan

sebagai wilayah yang digunakan ikan untuk melangsungkan proses pertumbuhan.

Salah satu habitat dari perbesaran ikan air tawar adalah sungai. Sungai merupakan

wilayah dilalui badan air yang bergerak dari tempat tinggi ketempat yang lebih

rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah (Kordi dan Tancung, 2007).

Bermacam-macam ikan yang sekarang didapatkan di air tawar diduga nenek-

moyangnya berasal dari laut karena ada persaingan hidup, ikan-ikan tersebut

memasuki perairan air tawar dan hidup serta berkembang biak melewati beratus-ratus

bahkan beribu-ribu generasi. Generasi yang sekarang didapat, sudah banyak

mengalami perubahan sifat dan sudah beradaptasi dalam lingkungan hidup air tawar,

serta tidak dapat kembali lagi kedalam lingkungan air laut. Itulah asal mulanya ikan-

ikan yang sekarang menempati sungai, danau, rawa-rawa, situ-situ dan genangan-

genangan air lainnya yang ada di daratan (Djuhanda, 1981).

Page 15: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

2

Sungai Boleleu merupakan sungai yang terdapat di Desa Sidomakmur

Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Desa Sidomakmur

mempunyai tiga Dusun yaitu Dusun Sinabak, Dusun Boleleu dan Dusun Makoddiai.

Disepanjang sungai ini selain dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman juga

dimanfaatkan untuk perladangan serta jalur sungai bagi masyarakat yang menuju

Dusun Mapaddegat dengan alat transportasi sampan. Disekitar sungai merupakan

perladangan masyarakat, pembukaan ladang di pinggir sungai mengakitbatkan erosi.

Erosi dapat menyebabkan sungai menjadi sempit, dangkal dan air menjadi keruh

karena lumpur. Menurut Nasution (2000), kekeruhan sungai karena adanya lumpur

yang menumpuk berasal dari tanah yang terhanyut di dalam sungai, dan juga sampah-

sampah yang terdapat di sungai. Kekeruhan tinggi mengganggu insang ikan dalam

menyerap oksigen.

Sungai Boleleu juga dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk mencari ikan

dengan menggunakan pancing dan putas serta keperluan rumah tangga seperti mandi

dan mencuci saat air sumur berkurang. Penangkapan ikan dengan menggunakan putas

dapat menyebabkan kematian bagi ikan. Bila air disekitar ikan tercemar oleh putas,

maka suplai oksigen pada ikan semakin berkurang dan menyebabkan ikan tersebut

pingsan dan berujung kematian (Ayunaris, 2009). Begitu juga dengan deterjen, bisa

membuat ikan-ikan yang ada pada perairan menjadi terganggu, pernapasannya

terganggu, bahkan bisa membuat ikan menjadi mabuk dan akhirnya berujung

kematian (Lailameka, 2013). Akibat faktor lingkungan jenis ikan jadi berkurang, jika

hal ini terus berlanjut tentu beberapa jenis ikan di sungai Boleleu akan berkurang

bahkan bisa punah. Berdasarkan informasi dari masyarakat penangkap ikan, jenis

Page 16: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

3

ikan yang terdapat di Sungai Boleleu dari tahun sebelumnya, terdapat 19 jenis ikan

antara lain kalajat (Channa lucius), butek baga (Crenimugil heterocheilos), kolomot

(Butis humeralis), pamemelak (Siganus vermiculatus), ngau-ngau mata/tomina

(Anguilla bicolor), mujair (Tilapia mossambica), gegge (Apogon hyalosoma), labo

(Lutjanus argentimaculatus), roddot (Terapon jarbua), kobut (Anabas testudineus),

golak (Clarias batracus), bruggai (Clarias meladerma), bue (Toxotes microlepis),

bakkat utek/gurami (Osphronemus goramy), gai-gai (Ophiocara porocephala), tuk-

tuk be’be’ (Pristolepis fasciata), bulu bailat (Trichogaster trichopterus), lakkanai

(Ambassis urotaenia), dan ilek (Anguilla marmorata). Namun jenis ikan sekarang

yang terdapat sebelum dilakukan penelitian di Sungai Boleleu sekitar 8 jenis ikan

yaitu kobut, butek baga, ilek, gai-gai, kalajat, pamemelak, lakkanai dan kolomot.

Informasi penelitian jenis-jenis ikan yang telah ada diantaranya dari penelitian

Edward (2009) tentang Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap di Batang Idas Kecamatan

Lubuk Kilangan Kota Padang diperoleh 5 famili ikan yang terbagi dalam 8 genus

dengan 8 spesies, penelitian Juwito (2011) tentang Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap

di Sungai Simalulua Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten

Kepulauan Mentawai, diperoleh 18 famili ikan yang terbagi dalam 22 genus dengan

25 spesies dan dari penelitian Iistianah (2014) tentang Jenis-jenis Ikan yang

Ditemukan di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi,

diperoleh 6 famili ikan yang terbagi dalam 15 genus dengan 16 spesies. Sedangkan di

Sungai Boleleu belum pernah diadakan penelitian tentang jenis-jenis ikannya.

Sehubungan dengan itu telah dilakukan penelitian tentang “Jenis-jenis Ikan di Sungai

Page 17: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

4

Boleleu Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan

Mentawai”.

B. Identifikasi Masalah

1. Belum ada data keragaman jenis ikan di Sungai Boleleu Desa Sidomakmur

Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Tercemarnya sungai karena aktivitas manusia.

3. Pembukaan ladang di pinggir sungai menimbulkan erosi sehingga mengganggu

keberadaan ikan.

4. Populasi dan keragaman ikan berkurang di Sungai Boleleu Desa Sidomakmur

Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membatasi masalah yang akan

diteliti berupa:

1. Ikan yang dijadikan sampel adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap.

2. Alat tangkap yang digunakan adalah Jaring insang (mata jaring 0,5 inci dan 0,8

inci) dan Bubu (panjang 50 cm dan diameter 20 cm).

3. Pengukuran faktor fisika-kimia air yang diukur adalah suhu, kecepatan arus,

pH.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang ada maka rumusan

masalah yang dapat dikemukakan adalah:

Page 18: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

5

1. Apa jenis ikan yang terdapat di sungai Boleleu Desa Sidomakmur Kecamatan

Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Bagaimana faktor fisika-kimia air (suhu, kecepatan arus, pH) di sungai Boleleu

Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui jenis-jenis ikan di sungai Boleleu Desa Sidomakmur Kecamatan

Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

2. Mengetahui faktor fisika-kimia air (suhu, kecepatan arus, pH) di sungai Boleleu

Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Sebagai ilmu tambahan bagi penulis dalam bidang zoologi vertebrata.

2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang jenis-jenis ikan di Sungai Boleleu Desa

Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

3. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dengan kelestarian ekosistem sungai.

Page 19: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi Ikan

Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan caudal. Batas yang nyata antara

caput dan truncus disebut tepi caudal operculum dan sebagai batas antara truncus dan

ekor disebut anus. Kulit ikan terdiri dari dermis dan epidermis. Dermis terdiri dari

jaringan pengikat dilapisi oleh epitelium. Diantara sel-sel epitelium terdapat kelenjar

uniselular yang mengeluarkan lendir yang menyebabkan kulit ikan menjadi licin

(Radiopoetro, Suharno, Shalihuddin, Susilo, Harminami & Aliusodo, 1986).

Mulut pada ikan ada beberapa bentuk yang diberi nama berdasarkan letaknya,

seperti mulut yang terletak agak jauh kebawah (interior), mulut agak kebawah (sub

ternal), mulut tepat di ujung hidung (ternal) dan mulut menghadap ke atas (superior).

Di sekitar mulut kadang-kadang dilengkapi dengan sungut yang berfungsi sebagai

alat peraba dan reseptor kimia. Sungut ini diberi nama berdasarkan tempat keluarnya

seperti sungut rahang dan sungut hidung (Bond, 1987).

Tubuh ikan umumnya dilindungi oleh sisik dan kulit tipis (jaringan

epithelium) yang terletak disebelah luar dari sisik, mengandung banyak sel-sel yang

bersifat kelenjar. Kelenjar-kelenjar ini menghasilkan lendir karna itu tubuh ikan

menjadi licin. Lendir tersebut bersifat antiseptik yang berguna untuk membebaskan

kulit dari macam-macam jamur dan bakteri. Jumlah sisik untuk setiap ikan selalu

tetap dan jika ikan tumbuh sisiknya pun juga tumbuh menjadi bertambah besar. Pada

Page 20: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

7

ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat

dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tubuh (Djuhanda, 1981)

Ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip. Pada garis besarnya ikan

mempunyai dua macam sirip, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip

berpasangan terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur, sirip dada dan

sirip perut. Sirip punggung dan sirip dubur bekerja sama untuk menjaga

keseimbangan tubuh, sirip ekor bekerja sebagai penggerak, sirip dada juga bekerja

untuk berputar. Sirip ini diperkuat oleh jari-jari sirip yang terdiri dari jari-jari lemah

dan jari-jari sirip keras bahkan ada yang terbentuk duri (Bond, 1987).

Berikut ini akan diuraikan mengenai ukuran berbagai bagian tubuh ikan yang

sering digunakan di dalam mengidentifikasi ikan.

Gambar 1. Skema ikan untuk menunjukkan ciri-ciri morfologi utama dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi (A) Sirip punggung, (B)siripekor, (C) gurat sisi, (D)lubang hidung, (E) sungut, (F)sirip dada, (G)siripperut, (H)sirip dubur, (a) panjang total, (b) panjang standar, (c) panjangkepala, (d) panjang batang ekor, (e) panjang moncong, (f) tinggi sirippunggung, (g) panjang pangkal sirip punggung, (h) diameter mata, (i)tinggi batang ekor, (j) tinggi badan, (k) panjang sirip dada, (l) panjangsirip perut.

7

ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat

dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tubuh (Djuhanda, 1981)

Ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip. Pada garis besarnya ikan

mempunyai dua macam sirip, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip

berpasangan terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur, sirip dada dan

sirip perut. Sirip punggung dan sirip dubur bekerja sama untuk menjaga

keseimbangan tubuh, sirip ekor bekerja sebagai penggerak, sirip dada juga bekerja

untuk berputar. Sirip ini diperkuat oleh jari-jari sirip yang terdiri dari jari-jari lemah

dan jari-jari sirip keras bahkan ada yang terbentuk duri (Bond, 1987).

Berikut ini akan diuraikan mengenai ukuran berbagai bagian tubuh ikan yang

sering digunakan di dalam mengidentifikasi ikan.

Gambar 1. Skema ikan untuk menunjukkan ciri-ciri morfologi utama dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi (A) Sirip punggung, (B)siripekor, (C) gurat sisi, (D)lubang hidung, (E) sungut, (F)sirip dada, (G)siripperut, (H)sirip dubur, (a) panjang total, (b) panjang standar, (c) panjangkepala, (d) panjang batang ekor, (e) panjang moncong, (f) tinggi sirippunggung, (g) panjang pangkal sirip punggung, (h) diameter mata, (i)tinggi batang ekor, (j) tinggi badan, (k) panjang sirip dada, (l) panjangsirip perut.

7

ikan-ikan yang hidup di daerah dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat

dengan jelas berupa lingkaran-lingkaran tubuh (Djuhanda, 1981)

Ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip. Pada garis besarnya ikan

mempunyai dua macam sirip, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan. Sirip

berpasangan terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur, sirip dada dan

sirip perut. Sirip punggung dan sirip dubur bekerja sama untuk menjaga

keseimbangan tubuh, sirip ekor bekerja sebagai penggerak, sirip dada juga bekerja

untuk berputar. Sirip ini diperkuat oleh jari-jari sirip yang terdiri dari jari-jari lemah

dan jari-jari sirip keras bahkan ada yang terbentuk duri (Bond, 1987).

Berikut ini akan diuraikan mengenai ukuran berbagai bagian tubuh ikan yang

sering digunakan di dalam mengidentifikasi ikan.

Gambar 1. Skema ikan untuk menunjukkan ciri-ciri morfologi utama dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi (A) Sirip punggung, (B)siripekor, (C) gurat sisi, (D)lubang hidung, (E) sungut, (F)sirip dada, (G)siripperut, (H)sirip dubur, (a) panjang total, (b) panjang standar, (c) panjangkepala, (d) panjang batang ekor, (e) panjang moncong, (f) tinggi sirippunggung, (g) panjang pangkal sirip punggung, (h) diameter mata, (i)tinggi batang ekor, (j) tinggi badan, (k) panjang sirip dada, (l) panjangsirip perut.

Page 21: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

8

Gambar 2. Skema pengukuran ikan

Keterangan:1. Panjang Total (PT): merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai

moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.2. Panjang Standar (PS): diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip

ekor.3. Tinggi Badan (TB): diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak

termasuk sirip.

Gambar 3. Tipe-tipe utama letak mulut (a) terminal, (b) sub terminal, (c) inferior dan(d) superior

Gambar 4. Bentuk-bentuk utama sirip ekor (a) membulat, (b) bersegi, (c) sedikitcekung atau berlekuk tunggal, (d) bulan sabit, (e) bercagak, (f)meruncing, (g) lanset

8

Gambar 2. Skema pengukuran ikan

Keterangan:1. Panjang Total (PT): merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai

moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.2. Panjang Standar (PS): diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip

ekor.3. Tinggi Badan (TB): diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak

termasuk sirip.

Gambar 3. Tipe-tipe utama letak mulut (a) terminal, (b) sub terminal, (c) inferior dan(d) superior

Gambar 4. Bentuk-bentuk utama sirip ekor (a) membulat, (b) bersegi, (c) sedikitcekung atau berlekuk tunggal, (d) bulan sabit, (e) bercagak, (f)meruncing, (g) lanset

8

Gambar 2. Skema pengukuran ikan

Keterangan:1. Panjang Total (PT): merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai

moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.2. Panjang Standar (PS): diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip

ekor.3. Tinggi Badan (TB): diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak

termasuk sirip.

Gambar 3. Tipe-tipe utama letak mulut (a) terminal, (b) sub terminal, (c) inferior dan(d) superior

Gambar 4. Bentuk-bentuk utama sirip ekor (a) membulat, (b) bersegi, (c) sedikitcekung atau berlekuk tunggal, (d) bulan sabit, (e) bercagak, (f)meruncing, (g) lanset

Page 22: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

9

1. Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung

dari bagian dorsal hingga ventral.

2. Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak

dari bagian dorsal hingga ventral.

3. Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal

antara lembar dorsal dengan lembar ventral.

4. Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor

melengkung keluar, runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung

kedalam, membuat lekukan yang dalam.

5. Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan

lembar ventral.

6. Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing).

7. Bentuk lanset (Kottelat, Whitten, Kartikasari, and Wirjoatmodjo, 1993).

Gambar 5. Bagian sirip punggung pertama yang keras (a) dan bagian kedua yanglunak (b)

Gambar 6. Skema gabungan dua sirip punggung (a) duri dan (b) jari-jari (Kottelat, etal., 1993)

9

1. Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung

dari bagian dorsal hingga ventral.

2. Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak

dari bagian dorsal hingga ventral.

3. Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal

antara lembar dorsal dengan lembar ventral.

4. Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor

melengkung keluar, runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung

kedalam, membuat lekukan yang dalam.

5. Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan

lembar ventral.

6. Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing).

7. Bentuk lanset (Kottelat, Whitten, Kartikasari, and Wirjoatmodjo, 1993).

Gambar 5. Bagian sirip punggung pertama yang keras (a) dan bagian kedua yanglunak (b)

Gambar 6. Skema gabungan dua sirip punggung (a) duri dan (b) jari-jari (Kottelat, etal., 1993)

9

1. Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung

dari bagian dorsal hingga ventral.

2. Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak

dari bagian dorsal hingga ventral.

3. Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal

antara lembar dorsal dengan lembar ventral.

4. Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor

melengkung keluar, runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung

kedalam, membuat lekukan yang dalam.

5. Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan

lembar ventral.

6. Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing).

7. Bentuk lanset (Kottelat, Whitten, Kartikasari, and Wirjoatmodjo, 1993).

Gambar 5. Bagian sirip punggung pertama yang keras (a) dan bagian kedua yanglunak (b)

Gambar 6. Skema gabungan dua sirip punggung (a) duri dan (b) jari-jari (Kottelat, etal., 1993)

Page 23: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

10

B. Taksonomi Ikan Air Tawar

1. Kelas (Classis) Pisces

Kelas Osteichthies tubuhnya tubuhnya berskeleton bertulang keras, mulut

terdapat dibagian depan tubuh, terbungkus oleh kulit yang bersisik, berbentuk seperti

torpedo, berenang dengan sirip, bernapas dengan insang, celah insang satu pada

masing-masing sisi kepala, kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit,

memiliki gelembung renang dan sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh, mulut

terletak di ujung dan mempunyai sepasang lubang hidung (Alamsjah, 1974).

2. Ordo

Ordo ikan air tawar antara lain;

a. Ordo Anguilliformis (Apodes)

Bentuk badan panjang silindris atau seperti ular. Sirip punggung, sirip ekor

dan sirip dubur bersatu. Kadang-kadang tidak mempunyai sirip ekor sehingga ekor

merupakan ujung yang pendek dan tumpul. Sirip perut tidak ada. Sirip dada kecil

atau tidak ada. Celah insang kecil. Bersisik sangat kecil “cycloid” atau tidak

bersisik.

1) Famili Anguilidae

Mempunyai sirip dada, sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur

sempurna (ada). Pangkal sirip punggung jauh di belakang celah insang. Ciri-ciri

morfologi lainnya yaitu mempunyai lubang hidung depan dan belakang yang

berjauhan letaknya. Lubang hidung seperti pipa (tube) terletak di kanan kiri

moncong (hidung) bagian depan. Sedangkan lubang hidung belakang terletak di

depan mata. Mulut agak miring sampai melewati mata. Contoh spesiesnya

Page 24: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

11

antara lain: Anguilla australis Rich., Anguilla bicolor, Anguilla celebensis, dan

Anguilla mauritiana.

b. Ordo Cypriniformes (Ostariophysi)

Tulang punggung (vertebrata) pada ujung depan (anterior) berubah

bentuknya menjadi empat keping tulang yaitu tulang Claustrum, Interecalarum,

Scaphium dan Tripus. Tulang ini sering disebut dengan tulang weber. Memiliki

sisik atau tidak, biasanya memiliki sungut di sekitar mulut atau ada yang tidak

memiliki sungut. Terdapat 1-4 jari-jari sirip punggung yang mengeras dan sirip

perut terletak abdominal (jauh di belakang sirip dada) (Alamsjah, 1974).

1) Famili Cyprinidae

Dasar sisip dada dan sirip perut tidak mendatar atau tegak hanya satu

duri jari-jarinya sebelah keluar tidak bercabang. Duri tunggal atau berbelah

mungkin ada dimuka atau dibawah mata, pinggir rongga mata bebas atau

tertutup oleh kulit, mulut agak kebawah, tidak pernah lebih dari empat helai

sungut. Contoh genus dari famili ini menurut Saanin (1984) adalah:

a) Genus Rasbora

Tidak bersungut, sirip dubur dengan lima jari-jari yang bercabang,

mulut agak kecil dengan bonggol sambungan tulang rahang bawah, belakang

hanya berupa bercak hitam di bawah sirip punggung, sisik garis rusuk

berjumlah 24-29 rusuk. Spesiesnya antara lain: Rasbora lateristriata, R.

einthoveni, R. vaullanti opta dan R. argyrotaenia.

Page 25: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

12

b) Genus Cyprinus

Permulaan sirip punggung di muka, di atas atau sedikit di belakang

permulaan sirip perut, perlipatan hidung yang mandatar dan pada dasarnya

mambungkus tulang rahang atas dan menutupi dasar bibir atas, mulut di

muka atau sedikit di bawah, kulit hidung bagian kebawah berbentuk lipatan

hidung yang bergantung dan menutupi dasar bibir atas. Mulutnya terletak di

bawah, tidak berlipatan hidung, kulit bagian bawah hidung bersambung rata

dengan bibir atas, mulut nyata terletak di bawah, jari-jari keras sirip dubur

bergigi sebelah kebelakang, sisik garis rusuk 33-37 sirip panjang. Spesiesnya

antara lain: Cyprinus carpio, Carasslus avratus, Amblyrhynchichthyes

troncatus dan Osteochillus brevicauda.

c) Genus Mystacoleucus

Berduri (jari-jari keras) yang rebah di muka sirip punggung, duri-duri

ini kadang-kadang tertutup oleh sisik, sirip dubur dengan 8-9 jari-jari lemah

bercabang. Sisik garis rusuk 26-29. Spesiesnya antara lain: Mystacoleucus

marginatus, M. padangensis dan Cyclocheilichth hysenoplos.

d) Genus Osteochilus

Tidak berjari-jari kerena yang rebah pada sirip punggung, sirip dubur

dengan 5 jari-jari lemah bercabang, kecuali 7 sirip punggung dengan 10-18

jari-jari lemah bercabang, panjang batang ekor dan tingginya yang terendah

sama. Spesiesnya antara lain: Osteochilus haselti, O. belius popta, O.

interinedius, O. waandersi dan O. kappeni.

Page 26: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

13

e) Genus Hampala

Bibir berpinggir licin kecuali bibir atas bertekuk-tekuk, mulut di

ujung miring, lebar dan melewati pinggiran muka dari mata 2 sungut rahang

atas, antara sirip punggung dan sirip perut berbelang hitam melintang.

Spesiesnya antara lain: Hampala macrolepidota dan H. ampalansi.

f) Genus Labeobarbus

Mulut di ujung atau agak di bawah dan tidak melewati pinggiran

muka dari mata, 2 atau 4 sungut atau tidak bersungut, jari-jari keras sirip

punggung licin. Spesiesnya antara lain: Labebarbus douronensis dan L.

tambra.

g) Genus Puntius

Bibir bawah tidak terpisah dari rahang bawah yang tidak berkulit

tebal, hidung tidak berbintik-bintik keras, sungut sangat kecil, sisik antara

garis rusuk dan pada permulaan sirip punggung 3-3,5 sisik. Spesiesnya

antara lain: Puntius javanicus dan P. sunieri.

h) Genus Labeo

Tulang di bawah mata tidak lebar, sembungan tulang rahang bawah

tidak berbintil, bibir bawah dapat dipisahkan oleh rahang, sirip punggung

10-18 jari-jari lemah bercabang, hidung berkeping di samping, empat

sungut. Spesiesnya antara lain: Labeo erythropterus, Tylognathus falcifer, T.

schwanafeldi dan Postulosus gyrinocheilus valiant (Saanin, 1984).

Page 27: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

14

i) Genus Oxygaster

Otot punggung tidak mencapai bidang antara dua mata, sirip dada

mencapai pangkal sirip perut atau sedikit lebih jauh, 50-60 sisik pada gurat

sisi. Contoh spesiesnya antara lain: Oxygaster anomalura dan O. oxygaster

(Alamsjah, 1974).

c. Ordo Perciformes (Labyrinthici)

Sirip-sirip biasanya mempunyai jari-jari keras (spines). Rahang atas

memanjang keluar, umumnya terdapat dua sirip punggung, yang pertama

mempunyai bentuk yang normal. Sirip perut tidak lebih dari 6 jari-jari. Mata dan

kuduk simetris. Sirip ekor tidak lebih dari 17 jari-jari, dimana 2 jari-jari keras dan

15 jari-jari lemah. Vetebrae pertama tidak bersatu dengan tengkorak. Sebagian

besar hidup di laut, tetapi ada juga yang hidup di air tawar.

1) Sub ordo Mugiloidei

Dua sirip punggung. Sirip dada biasanya terletak tinggi dari pertengahan

badan. Terdapat 3-4 gigi kerongkongan atas. Salah satu familinya adalah

Mugilidae, garis tidak ada atau tidak sempurnah. Mulut sedang atau kecil. Sirip

punggung pertama tidak lebih dari 4 jari-jari keras. Sirip dubur dengan 3 jari-

jari yang mengeras. Vetebrae 24-26. Contoh spesiasnya adalah Crenimugil

heterocheilos.

Page 28: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

15

2) Sub Ordo Gobioidei

Satu atau sirip punggung yang berpisahan, sirip perut bersatu

(berlekatan). Hidup di pantai atau di sungai. Salah satu familinya adalah

Gobiidae, sirip punggung ada dua, sirip perut seperti piring atau seperti cakram

(disk). Contoh spesiesnya adalah Glossogobius intermedius.

3) Sub Ordo Percoidei

Bersisik ctenoid dan jarang sekali yang cycloid. Ukuran sisik sedang

atau kecil. Letak mulut subterminal dan biasanya meruncing. Familinya

antara lain:

a) Famili Apogonida

Sirip punggung pertama mempunyai jari-jari keras sebanyak 6-9. Sirip

punggung kedua mempunyai 1 jari-jari keras, langit-langit depan bergigi.

Contoh spesiesnya adalah Apogon hyalosoma, A. poecilopterus dan

Siphamia tubifer.

b) Famili Carangidae

Mempunyai sirip punggung yang terpisah, dimana sirip punggung

pertama berjari-jari keras, sedangkan sirip punggung kedua berjari-jari

lemah dan kadang-kadang satu jari-jari keras dimukanya. Terdapat dua jari-

jari keras yang terpisah pada sirip dubur dari sisinya dan jarang sekali yang

tersembunyi di bawah kulit. Sirip dubur tidak bersisik. Contoh spesiesnya

adalah Caranx sexfasciatus, Parastromateus niger dan Alectis indica (Rupp)

(Alamsjah, 1974).

Page 29: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

16

c) Famili Chiclidae

Terdapat sebuah lubang hidung pada tiap sisi linea lateralis terputus-

putus, sirip dubur terdiri dari 3 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah, sirip

punggung 15-18 buah, jari-jari keras 13. Genus Tilapia, penampang kepala

dan hidung dari atas cembung, alat kelamin agak putih, jernih, sirip dubur

berbintik-bintik hitam. Spesiesnya anatara lain: Tilapia mosambica dan T.

nilotica (Saanin, 1984).

d. Ordo Siluriformis

1) Famili Clariidae

Tidak bersisik lemak (selaput sembulan kulit seperti sirip di belakang

sirip punggung), sirip punggung hampir mencapai atau bersambungan dengan

sirip ekor. Contoh genus dari famili ini adalah Genus Clarias, bersirip lemak di

belakang sirip punggung. Contoh spesiesnya adalah Clarias batranus.

2) Famili Pangasidae

Delapan sungut, sepasang sungut hidung, mulut di ujung. Contoh genus

dari famili ini adalah Genus Pangasius, Sirip dubur dengan 28 jari-jari, panjang

sirip dubur sepertiga panjang badan. Contoh spesiesnya adalah Pangasius

pangasius (Saanin, 1968).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Ikan di Sungai

1. Habitat ikan air tawar

Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat

yang tinggi ketempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah

Page 30: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

17

(Kordi dan Tancung, 2007). Ciri khas sungai adalah selalu ada pergerakan air.

Pergerakan air ini mengakibatkan kandungan oksigen meningkat. Semakin cepat

pergerakan air maka semakin tinggi kandungan oksigennya. Sungai umumnya lebih

keruh dibanding danau, terutama saat hujan. Ikan yang hidup di sungai memiliki

bentuk tubuh lebih ramping karna lebih banyak bergerak. Jenis-jenis ikan sungai

tidak tahan terhadap kekeruhan air yang berlangsung lama (Nasution, 2000).

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran ikan di sungai yaitu

ketersediaan tumbuh-tumbuhan, tajuk-tajuk peneduh yang dapat mengurangi banyak

bentos di dasar sungai, serta distribusi arus dan genangan-genangan air. Pada waktu

hujan lebat permukaan air sungai meningkat dan ikan-ikan sungai yang lebih besar

berenang kehulu untuk berkembang biak, ikan-ikan tersebut kadang-kadang sebagai

predator dan mendesak komunitas ikan yang menetap (Kottelat, et al., 1993).

Komponen ekologi sungai adalah segala komponen biotik yang hidup di sungai, baik

makhluk hidup yang bergerak secara aktif contohnya ikan, maupun makhluk yang

tidak dapat bergerak atau tidak dapat berpindah contohnya tumbuhan (Maryono,

2008).

Sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir dan muara. Sungai bagian hulu

dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi,

berair jernih dan mengalir cepat serta mempunyai populasi (jenis maupun jumlah)

biota air sedikit. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau

landai, badan air dalam, keruh, aliran air lambat, dan populasi biota air di dalamnya

termasuk banyak, tetapi jenisnya kurang bervariasi. Sedangkan muara adalah bagian

sungai yang berbatasan dengan laut (Kordi dan Tancung, 2007).

Page 31: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

18

Menurut Subardja (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan ikan

selain banyak dan komplit juga saling berkaitan dalam pengaruhnya. Diantara faktor-

faktor ekologi yang penting antara lain:

a. Rintangan fisik (Fisikal Barries) termasuk misalnya tanah atau daratan, iklim,

suhu, kedalaman air, cahaya dan arus.

b. Rintangan kimiawi (Chemical Barries) salinitas, sifat-sifat kimiawi perairan.

c. Rintangan biologis (Biological Barries) termasuk misalnya faktor makanan,

penyakit, kepadatan populasi, predator.

2. Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang

relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan

unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi

hari, siang hari atau sore hari dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat

serta setiap jam (Regariana, 2004 dalam Annonimus, 2008).

3. Fisika-Kimia Air

a. Fisika Air

Faktor fisika air mempunyai pengaruh besar terhadap organisme yang ada

di dalam air.

1) Suhu Air

Kisaran suhu lingkungan perairan lebih sempit dibandingkan dengan

lingkungan daratan, karena itulah kisaran toleransi organisme akuatik terhadap

suhu juga relatif sempit dibandingkan dengan organisme daratan. Berubahnya

Page 32: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

19

suhu suatu badan air besar pengaruhnya terhadap komunitas akuatik.

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer (Suin dan

Syafinah, 2006)

Menurut Kordi dan Tancung (2007) kisaran suhu optimal bagi

kehidupan ikan di perairan tropis adalah antara 28-32oC dan menurut Ciptanto

(2010) suhu yang mematikan untuk hampir semua jenis ikan adalah 10-11oC

selama beberapa hari. Nafsu makan ikan akan menurun pada suhu di bawah

16oC, sementara reproduksi ikan mengalami penurunan pada suhu di bawah

21oC.

2) Kecepatan Arus

Kecepatan arus air dari suatu badan air ikut menentukan penyebaran

organisme yang hidup di badan air tersebut. Penyebaran plankton, baik

fitoplankton maupun zooplankton, paling ditentukan oleh aliran air. Selain itu,

aliran air juga ikut berpengaruh terhadap kelarutan udara dan garam-garam

dalam air, sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap

kehidupan organisme air. Pengukuran kecepatan arus air dengan cara yang

paling sederhana ialah dengan menggunakan benda yang mengapung di air,

seperti kertas atau gabus. Benda itu dilepaskan di permukaan air dan akan

bergerak di permukaan air (Suin dan Syafinah, 2006). Sungai dicirikan oleh

arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1-1,0

m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim dan pola drainase.

Kecepatan arus, erosi dan sedimentasi merupakan yang fenomena yang biasa

Page 33: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

20

terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh

ketiga variabel tersebut (Effendi, 2003).

b. Kimia Air

1) Derajat keasaman

Menurut Nasution (2000) derajat keasaman disebut juga dengan pH.

Nilai derajat keasaman berkisar angka 1-14. Nilai tengah dari kisaran derajat

keasaman air (pH 7) dikatakan airnya bersifat netral. Bila angka pH air lebih

rendah dari 7 maka sifat air tersebut asam. Sementara bila lebih tinggi dari 7

maka sifat air tersebut basa dan menurut Kordi dan Tancung (2007) sebagian

besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH

sekitar 7-8,5. Sedangkan menurut Ciptanto (2010) bahwa derajat keasaman air

yang memenuhi syarat adalah 5-5,8, untuk ikan air tawar yang cocok 6,5-6,7.

4. Makanan ikan

Semua makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya memerlukan

makanan, dan makanan diambil dari bahan-bahan yang sudah tersedia di dunia.

Tumbuh-tumbuhan mengambil bahan inorganik berbagai makanan dan dengan

pertolongan cahaya matahari diubah menjadi bahan organik, peristiwanya disebut

fotosintesa. Hewan hanya dapat memecahkan bahan-bahan organik yang sudah ada,

menjadi bahan organik lain. Semua bahan-bahan organik yang digunakan oleh hewan

sebagai makanan, berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan lain, baik yang masih

hidup ataupun yang sudah mati. Jadi tanpa adanya tumbuh-tumbuhan, mungkin di

dunia ini tidak akan ada kehidupan (Djuhanda, 1981).

Page 34: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

21

Berdasarkan macam makanan yang diambil oleh ikan, kita dapat membedakan

adanya ikan-ikan karnivora, herbivora, ikan-ikan pemakan kotoran dan ikan-ikan

omnivor. Ikan-ikan karnivora, yaitu ikan-ikan yang makanannya berjenis hewan.

Ikan-ikan herbivora, makanannya berupa jenis-jenis tumbuh-tumbuhan. Ikan-ikan

pemakan kotoran, yaitu ikan-ikan yang makannya berupa sisa-sisa dari tumbuh-

tumbuhan dan hewan yang sudah mati ataupun yang sudah membusuk. Ikan-ikan

omnivora dapat memakan jenis tumbuhan dan jenis hewan berbagai bahan makanan

(Djuhanda, 1981).

D. Alat Tangkap Ikan

Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring

insang dan Bubu.

1. Jaring Insang

Jenis alat penangkapan ikan jaring insang adalah Jaring yang berbentuk

empat persegi panjang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan

tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga ikan

tertangkap dengan cara terjerat atau terpuntal, dioperasikan di permukaan,

pertengahan dan dasar secara menetap, hanyut dan melingkar dengan tujuan

menangkap ikan pelagis dan demersal. Jaring insang dibedakan menjadi 5 jenis

yaitu jaring insang tetap, jaring insang hanyut, jaring insang lingkar, jaring insang

berpancang, dan jaring insang berlapis (Permen Kelautan dan Perikanan, 2010).

Tata cara pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang

arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap

Page 35: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

22

sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan,

pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan

pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang. Jaring insang

dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada

permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang satu lapis

maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar

perairan umumnya menangkap ikan demersal (Permen Kelautan dan Perikanan,

2010).

2. Bubu

Bubu merupakan alat tangkap ikan perangkap. Menurut Permen Kelautan

dan Perikanan (2010) kelompok jenis alat tangkap perangkap adalah kelompok

alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring ,dan/atau besi, kayu, bambu,

berbentuk silinder, trapesium dan bentuk lainnya dioperasikan secara pasif pada

dasar atau permukaan perairan, dilengkapi atau tanpa umpan.

Bubu adalah alat penangkap ikan yang bersifat perangkap, terbuat dari

bambu. Bubu dipasang di dasar sungai selama jangka waktu tertentu. Untuk

menarik perhatian ikan, seringkali di dalam bubu itu diberi umpan (kelapa yang

sudah dibakar) untuk mengusakan penangkapan ikan dengan sukses, seringkali

diperlukan pengetahuan praktis tentang jenis makanan apa yang disukai ikan yang

bersangkutan baik sewaktu masih berupa anak-anak maupun sudah dewasa

(Soeseno, 1983).

Page 36: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

23

Bentuk bubu bervariasi. Ada yang seperti sangkar (cages), silinder

(cylindrical), gendang, segitiga memanjang (kubus) atau segi banyak, bulat

setengah lingkaran, dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu (bamboo`s

splitting or-screen). Secara umum, bubu terdiri dari bagian-bagian badan (body),

mulut (funnel) atau ijeh, pintu. Badan (body): Berupa rongga, tempat dimana ikan-

ikan terkurung. Mulut (funnel): Berbentuk seperti corong, merupakan pintu

dimana ikan dapat masuk tidak dapat keluar. Pintu : Bagian tempat pengambilan

hasil tangkapan (Subani dan Barus, 1999 dalam Annonimus, 2013).

Waktu pemasangan (setting) dan pengangkatan (hauling) ada yang

dilakukan pagi hari, siang hari, sore hari, sebelum matahari tenggelam. Lama

perendaman bubu di perairan ada yang hanya direndam beberapa jam, ada yang

direndam satu malam, ada juga yang direndam tiga sampai dengan empat hari

(Martasuganda, 2002 dalam Annonimus, 2013).

Page 37: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

24

BAB IIIBAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2015 di Sungai Boleleu

Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai dan

Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Zoologi Program Studi Pendidikan

Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Pengukuran fisika-kimia air dilakukan di

lokasi penelitian pada saat pengambilan sampel.

B. Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah mistar, loupe, pinset,

stoples, kertas label, Styrofoam, jarum pentul, jarum suntik, gabus, tali rapia,

stopwatch, pH meter, tangguk, thermometer Hg, kamera, sarung tangan, alat tangkap

ikan berupa jaring insang hanyut ukuran 0,5 inci dan 0,8 inci, bubu dan buku

identifikasi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan dan

pengawet dengan menggunakan alkohol 70%.

C. Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sungai Boleleu Desa Sidomakmur Kecamatan

Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Desa Sidomakmur mempunyai tiga

Dusun yaitu Dusun Sinabak, Dusun Boleleu dan Dusun Makoddiai. Sungai Boleleu

mengarah ke Dusun Mapaddegat yang merupakan jalur bagi masyarakat menuju

Dusun tersebut dengan menggunakan sampan.

Page 38: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

25

Luas wilayah Kecamatan Sipora Utara yaitu 383,08 km² (6,37 %) km2.

Kecamatan Sipora Utara terletak pada 1°57'00'' - 2°18'00'' LS dan 98°30'00'' -

99°42'00" BT (BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2013).

Penelitian ini dilakukan pada 3 stasiun yang berada disepanjang aliran sungai

Boleleu. Penentuan stasiun berdasarkan kondisi sungai yang berbeda. Panjang

keseluruhan sungai dari dasar yang berbatu hingga berlumpur adalah lebih kurang 12

km. Stasiun I berlokasi dibagian dasar sungai yang berbatu dengan jarak lebih kurang

3 km, lebar sungai lebih kurang 5 meter, kedalaman lebih kurang 0,70 meter, berair

jernih tetapi bila turun hujan air menjadi keruh, mengalir cepat, pinggir sungai

ditumbuhi pepohonan besar dan juga terdapat lahan perladangan. Stasiun ini dekat

dengan pemukiman penduduk. Sehingga banyak ditemui kegiatan masyarakat seperti

menangkap ikan, mandi dan mencuci.

Stasiun II berlokasi dibagian dasar sungai yang berpasir dengan jarak lebih

kurang 2 km. Lebar sungai lebih kurang 5 meter, kedalaman lebih kurang 1,20 meter,

keruh, mengalir lambat, banyak ditumbuhi pepohonan besar. Di seberang sungai

merupakan lahan perladangan masyarakat. Untuk menuju perladangan, masyarakat

dapat melewati sungai dengan jembatan yang sudah ada. Jarak antara sungai dengan

tempat penduduk tidak begitu jauh. Banyak ditemui kegiatan mayarakat seperti

menangkap ikan dengan menggunakan pancing, bubu dan ada juga yang

menggunakan putas. Pada daerah sungai yang bertebing, sering terjadi erosi yang

dapat mengakibatkan pendangkalan pada dasar sungai. Erosi biasanya terjadi pada

saat hujan lebat.

Page 39: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

26

Stasiun III berlokasi di bagian dasar sungai yang berlumpur dengan jarak

lebih kurang 7 km. Lebar sungai lebih kurang 6 meter, kedalaman lebih kurang 2,50

meter, keruh, airnya tenang, terdapat lahan perladangan dan banyak ditumbuhi pohon

besar dan pinggir sungai bersemak. Jarak antara sungai dengan tempat penduduk

jauh. Masyarakat juga sering menangkap ikan dengan jaring.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

deskriptif, yaitu pengamatan dan pengambilan sampel langsung di lokasi penelitian.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat tangkap tradisional berupa jaring

insang hanyut dengan ukuran mata jaring 0,5 inci untuk ikan yang berukuran kecil

dan mata jaring 0,8 inci untuk ikan yang berukuran besar dan bubu panjang 50 cm,

berdiameter 20 cm. Penangkapan yang dilakukan menggunakan jaring insang mulai

pagi hari (08.00-10.00 WIB) dan sore hari (15.00-17.00 WIB), sedangkan bubu

dipasang 18.00 WIB dan diangkat pukul 06.00 WIB. Teknik pengambilan sampel

adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kondisi

substrat sungai. Stasiun I dengan kondisi sungai berbatu, stasiun II dengan kondisi

sungai berpasir dan stasiun III dengan kondisi sungai berlumpur.

E. Cara Kerja

1. Di Lapangan

a. Pengambilan Sampel Ikan

1) Menggunakan jaring insang

a) Melakukan survey titik pemasangan jaring

Page 40: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

27

b) Pemasangan jaring

Langkah-langkah pemasangan jaring:

(1) Menyiapkan jaring yang akan digunakan dengan mata jaring 0,5 inci,

untuk ikan yang berukuran kecil, panjang jaring 50 m dan lebar

sekitar 3 m dan mata jaring 0,8 inci untuk ikan berukuran besar,

dengan panjang sekitar 20 m dan lebar sekitar 3 m.

(2) Jaring diberi pemberat (timah) pada tali ris di bawah untuk menahan

jaring tetap berada di atas dasar sungai, dan fungsi jaring untuk

menangkap ikan yang hidup di badan perairan sungai.

(3) Pemasangan jaring dilakukan oleh 3 orang yang berpengalaman.

(4) Jaring dipasang dari pinggir sungai, ditarik lurus sampai kepinggir

sungai yang berlawanan, sehingga jaring melintang di badan sungai.

(5) Kedua sisi ujung jaring diikat pada suatu benda yang ada di atas tanah

(daratan) dan di biarkan selama waktu yang ditentukan.

c) Waktu pengambilan sampel ikan dimulai pagi hari (08.00-10.00 WIB)

dan sore hari (15.00-17.00 WIB), ini melihat kemampuan penglihatan

ikan dalam air karena pada pagi hari dan sore hari cahaya berkurang

memudahkan dalam penangkapan ikan (Fujaya, 2002).

d) Saat pengambilan sampel, salah satu ujung jaring dilepas dan ditarik

melingkar (berlawanan arah sungai) sampai bertemu pada ujung yang

lain, kemudian jaring diangkat ke daratan.

e) Sampel ikan yang tertangkap oleh jaring dipindahkan ketoples yang

sudah diberi alkohol 70% diberi label dengan keterangan stasiun

Page 41: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

28

penangkapan, nama ikan (nama daerah), tanggal dan waktu penangkapan,

kolektor dan alat tangkap yang digunakan.

Gambar 7. Jaring Insang (Sumber: Dok. pribadi)

a. b.Gambar 8. Ukuran mata jaring 0,5 inci (a) dan 0,8 inci (b)

2) Menggunakan Bubu

a) Melakukan survey titik pemasangan bubu

b) Pemasangan bubu

Langkah-langkah pemasangan bubu:

(1) Menyiapkan bubu yang akan digunakan (2 buah bubu dengan rata-

rata panjang 50 cm dan berdiameter 20 cm).

Page 42: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

29

(2) Bubu diberi umpan isi kelapa tua yang sudah dibakar dimasukkan

melalui pintu bubu.

(3) Pemasangan bubu dilakukan oleh 2 orang yang berpengalaman.

(4) Bubu dipasang pada pinggir-pinggir dasar sungai dan di tengah dasar

sungai, dengan memberi kayu yang kuat untuk ditancapkan pada sisi

bubu dengan cara menyilang dan diikat. Kemudian dibiarkan

semalaman. Ikan yang masuk melalui mulut bubu akan terperangkap

dalam badan bubu.

c) Waktu pengambilan sampel ikan dimulai pukul 18.00-06.00 WIB.

d) Saat pengambilan sampel, bubu diambil dan diletakkan di daratan, sampel

ikan dikeluarkan melalui pintu bubu.

e) Sampel ikan yang tertangkap oleh bubu dipindahkan ketoples yang sudah

diberi alkohol 70% diberi label dengan keterangan stasiun penangkapan,

nama ikan (nama daerah), tanggal dan waktu penangkapan, kolektor dan

alat tangkap yang digunakan.

f) Ikan yang telah diawetkan tersebut dibawa ke Laboratorium Zoologi

Program Studi Biologi PMIPA STKIP PGRI Sumatera Barat untuk

diidentifikasi.

Page 43: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

30

a. b. c.

Gambar 9. Bubu, Alat tangkap ikan. Bagian badan (a), Mulut (b) dan Pintu (c)(sumber: Dok. pribadi)

b. Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Air

Pengukuran Faktor Fisika-Kimia Air (suhu, kecepatan arus dan pH)

dilakukan pada masing-masing stasiun pengambilan sampel. Pengukuran akan

dilakukan 1 jam sebelum memasang jaring insang dan bubu.

1) Pengukuran suhu

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan thermometer Hg

yang dimasukkan ke dalam air selama 5 menit kemudian catat angka yang

ditunjukkan thermometer Hg sebagai suhu air (Suin dan Syafinah, 2006).

2) Pengukuran kecepatan arus

Dengan cara meletakkan bola pimpong searah dengan arus air pada

titik yang telah ditentukan jarak lintasannya 5 meter (titik A sampai B).

Selama bola pimpong tersebut melaju pada titik yang telah ditentukan,

kemudian dilakukan penghitungan waktu dengan menggunakan stopwatch.

Page 44: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

31

3) Pengukuran pH

pH air ditentukan dengan menggunakan pH meter yang dimasukkan ke

badan air dan dibiarkan selama 5 menit, kemudian catat angka yang

ditunjukkan pH meter (Suin dan Syafinah, 2006).

2. Di Laboratorium

Langkah-langkah kerja melakukan identifikasi ikan di laboratorium:

a. Mengetahui ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam melakukan identifikasi ikan

sesuai yang ada dalam buku identifikasi, rumus sirip (bentuk dan jumlah jari-

jari sirip), perbandingan panjang dan tinggi badan.

b. Melakukan pengamatan bentuk dan tipe ikan (bentuk mulut, ekor) dilakukan

dengan menggunakan loupe.

c. Melakukan pengamatan morfometrik/ukuran morfologi dengan mengukur

perbandingan panjang, lebar dan tinggi bagian-bagian tertentu (panjang total,

panjang standar, tinggi badan).

F. Identifikasi Sampel

Sampel ikan diidentifikasi mengacu pada buku Fresh Water Fishes Of

Western Indonesia and Sulawesi (Kottelat, et al., 1993).

G. Analisis Data

Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan

uraian.

Page 45: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

32

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil penelitian tentang Jenis-jenis ikan di Sungai Boleleu Desa

Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, ditemukan

13 jenis ikan dalam 11 famili dan 4 ordo, seperti yang tertera pada Tabel 1. Ikan yang

terbanyak ditemukan adalah dari jenis Ophieleotris aporos dengan jumlah 78

individu dan yang sedikit adalah Anguilla bicolor dan Oxygaster anomalura dengan

jumlah 1 individu.

Tabel 1. Jenis - jenis ikan Sungai Boleleu Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora UtaraKabupaten Kepulauan Mentawai

Ordo/Sub

Ordo

Famili Spesies Nama

lokal

Jumlah

Individu

To

tal

Ja

ring

Bu

bu

Anguilliformis

Cypriniformes

Perciformes

a. Channoidei

b.Mugiloidei

c. Gobioidei

d.Percoidei

Siluriformis

1. Anguilidae

2. Cyprinidae

3. Channidae

4. Mugilidae

5. Eleotrididae

6. Gobiidae

7. Apogonida

8. Carangidae

9. Chandidae

10. Cichlidae

11. Clariidae

1. Anguilla bicolor

2. Oxygaster anomalura

3. Channa lucius

4. Crenimugil heterocheilos

5. Ophiocara porocephala

6. Butis humeralis

7. Glossogobius intermedius

8. Apogon hyalosoma

9. Caranx sexfasciatus

10. Ambassis urotaenia

11. Parambasis apogonoides

12. Tilapia mossambica

13. Clarias batracus

Tomina

Tala talak

Kalajat

Bute’ baga

Gai-gai

Kolomot

Poroipoi

Gegge

Let-let

Lakkanai

Sogga

Ibat sareu

Golak

0

1

77

4

50

14

4

8

8

60

38

18

0

1

0

1

0

3

7

0

0

0

0

2

0

6

1

1

78

4

53

21

4

8

8

60

40

18

6

Jumlah 282 20 302

Page 46: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

33

Deskripsi masing-masing jenis ikan diuraikan sebagai berikut:

1. Ordo Anguilliformis

Famili Anguilidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Anguilla bicolor

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

10,68 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 10,44 mm dari panjang

standar, diameter mata 8,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,06 mm

dari tinggi tubuh. Ciri-ciri lain yang teramati adalah tubuh licin, warna tubuh

gelap, memiliki sirip dada, tipe mulut terminal. Sirip dorsal lunak, tidak memiliki

duri disepanjang sirip, tipe sirip caudal meruncing, dan tidak bersisik. Mengacu

pada Kottelat et al (1993) bentuk tubuh panjang kurus, sirip punggung, panjang

dan menyatu dengan sirip ekor dan seterusnya menyambung dengan sirip dubur.

Celah mulut sampai kepinggiran belakang mata, badan polos, awal sirip punggung

kira-kira di atas dubur.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Tomina (Gambar 10)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Anguilliformis (kelompok sidat), Famili:

Anguillidae, Genus: Anguilla, Spesies: Anguilla bicolor (Tomina)(Sidat).

Gambar 10. Anguilla bicolor (McClelland, 1844)

33

Deskripsi masing-masing jenis ikan diuraikan sebagai berikut:

1. Ordo Anguilliformis

Famili Anguilidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Anguilla bicolor

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

10,68 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 10,44 mm dari panjang

standar, diameter mata 8,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,06 mm

dari tinggi tubuh. Ciri-ciri lain yang teramati adalah tubuh licin, warna tubuh

gelap, memiliki sirip dada, tipe mulut terminal. Sirip dorsal lunak, tidak memiliki

duri disepanjang sirip, tipe sirip caudal meruncing, dan tidak bersisik. Mengacu

pada Kottelat et al (1993) bentuk tubuh panjang kurus, sirip punggung, panjang

dan menyatu dengan sirip ekor dan seterusnya menyambung dengan sirip dubur.

Celah mulut sampai kepinggiran belakang mata, badan polos, awal sirip punggung

kira-kira di atas dubur.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Tomina (Gambar 10)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Anguilliformis (kelompok sidat), Famili:

Anguillidae, Genus: Anguilla, Spesies: Anguilla bicolor (Tomina)(Sidat).

Gambar 10. Anguilla bicolor (McClelland, 1844)

33

Deskripsi masing-masing jenis ikan diuraikan sebagai berikut:

1. Ordo Anguilliformis

Famili Anguilidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Anguilla bicolor

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

10,68 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 10,44 mm dari panjang

standar, diameter mata 8,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,06 mm

dari tinggi tubuh. Ciri-ciri lain yang teramati adalah tubuh licin, warna tubuh

gelap, memiliki sirip dada, tipe mulut terminal. Sirip dorsal lunak, tidak memiliki

duri disepanjang sirip, tipe sirip caudal meruncing, dan tidak bersisik. Mengacu

pada Kottelat et al (1993) bentuk tubuh panjang kurus, sirip punggung, panjang

dan menyatu dengan sirip ekor dan seterusnya menyambung dengan sirip dubur.

Celah mulut sampai kepinggiran belakang mata, badan polos, awal sirip punggung

kira-kira di atas dubur.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Tomina (Gambar 10)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Anguilliformis (kelompok sidat), Famili:

Anguillidae, Genus: Anguilla, Spesies: Anguilla bicolor (Tomina)(Sidat).

Gambar 10. Anguilla bicolor (McClelland, 1844)

Page 47: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

34

2. Ordo Cypriniformes

Famili Cyprinidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Oxygaster anomalura

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,33 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,22 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,46 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,21 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D I,14; A 23; C 20; TL 195. Ciri-

ciri lain yang teramati adalah warna tubuh keperakan, warna sedikit gelap

disepanjang dorsal, sirip dada mencapai sirip perut, mulut bisa terbuka lebar

dengan tipe mulut superior. Sirip dorsal lunak, tipe sirip caudal bercagak, dan tipe

sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) tidak ada duri di bawah mata,

tidak bersungut, 50-60 sisik pada gurat sisi.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Tala talak (Gambar 11)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Cypriniformes, Famili: Cyprinidae, Genus:

Oxygaster, Spesies: Oxygaster anomalura (Tala talak)(seluang).

Gambar 11. Oxygaster anomalura (Van Hasselt, 1823)

34

2. Ordo Cypriniformes

Famili Cyprinidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Oxygaster anomalura

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,33 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,22 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,46 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,21 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D I,14; A 23; C 20; TL 195. Ciri-

ciri lain yang teramati adalah warna tubuh keperakan, warna sedikit gelap

disepanjang dorsal, sirip dada mencapai sirip perut, mulut bisa terbuka lebar

dengan tipe mulut superior. Sirip dorsal lunak, tipe sirip caudal bercagak, dan tipe

sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) tidak ada duri di bawah mata,

tidak bersungut, 50-60 sisik pada gurat sisi.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Tala talak (Gambar 11)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Cypriniformes, Famili: Cyprinidae, Genus:

Oxygaster, Spesies: Oxygaster anomalura (Tala talak)(seluang).

Gambar 11. Oxygaster anomalura (Van Hasselt, 1823)

34

2. Ordo Cypriniformes

Famili Cyprinidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Oxygaster anomalura

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,33 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,22 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,46 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,21 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D I,14; A 23; C 20; TL 195. Ciri-

ciri lain yang teramati adalah warna tubuh keperakan, warna sedikit gelap

disepanjang dorsal, sirip dada mencapai sirip perut, mulut bisa terbuka lebar

dengan tipe mulut superior. Sirip dorsal lunak, tipe sirip caudal bercagak, dan tipe

sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) tidak ada duri di bawah mata,

tidak bersungut, 50-60 sisik pada gurat sisi.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Tala talak (Gambar 11)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Cypriniformes, Famili: Cyprinidae, Genus:

Oxygaster, Spesies: Oxygaster anomalura (Tala talak)(seluang).

Gambar 11. Oxygaster anomalura (Van Hasselt, 1823)

Page 48: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

35

3. Ordo Perciformes

a. Famili Channidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Channa lucius

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,9 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,07 mm dari panjang standar,

diameter mata 5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,19 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 5, D2 9; A 7; C 16; TL 117. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah profil atas kepala agak mencembung, umumnya bercak

besar gelap dan kuning terdapat pada samping badan dan pita warna miring pada

perutnya. Tipe mulut Terminal, Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari lunak, sirip

anal sejajar dengan sirip dorsal kedua. sirip caudal membulat dan tipe sisik

ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) suku kecil yang mirip Gobiidae,

kadang-kadang disebut bakutut atau belosoh. Dibedakan oleh Gobiidae oleh sirip

perutnya yang terpisah dan enam jari-jari tulang penguat tutup insang. Badan

bentuk silindris, paling sedikit bagian depan. Sebagian atau seluruh kepala

bersisik. Seluruh sisik badan stenoid, paling sedikit pada bagian belakang. Kira-

kira 28-40 deret sisik sepanjang badan. Sisik di depan sirip punggung 13-18,

rahang atas memanjang sampai di bawah mata bagian depan.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Kalajat

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Channoidei,

Famili: Channidae, Genus: Channa, Spesies: Channa lucius (Kalajat)(Gabus).

Page 49: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

36

Gambar 15. Channa lucius (Cuvier, 1831)

b. Famili Mugilidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Crenimugil heterocheilos

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,74 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,61 mm dari panjang standar,

diameter mata 4,22 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,23 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 IV,D2 8; A VI,3; C 13; TL 180.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh keperakan, mulut bisa terbuka

lebar dengan tipe terminal. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan lunak,

sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal bulan sabit,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) moncong kepalanya

tumpul, bibir yang berbentuk “V” jika dilihat dari depan terletak pada sudut

moncong. Sisik-sisiknya besar. Sirip punggung pertama memiliki empat duri dan

terpisah dengan sirip ke dua yang hanya memiliki satu duri.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Bute’ baga (Gambar

12) diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo : Perciformes, Sub Ordo: Mugiloidei,

36

Gambar 15. Channa lucius (Cuvier, 1831)

b. Famili Mugilidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Crenimugil heterocheilos

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,74 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,61 mm dari panjang standar,

diameter mata 4,22 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,23 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 IV,D2 8; A VI,3; C 13; TL 180.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh keperakan, mulut bisa terbuka

lebar dengan tipe terminal. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan lunak,

sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal bulan sabit,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) moncong kepalanya

tumpul, bibir yang berbentuk “V” jika dilihat dari depan terletak pada sudut

moncong. Sisik-sisiknya besar. Sirip punggung pertama memiliki empat duri dan

terpisah dengan sirip ke dua yang hanya memiliki satu duri.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Bute’ baga (Gambar

12) diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo : Perciformes, Sub Ordo: Mugiloidei,

36

Gambar 15. Channa lucius (Cuvier, 1831)

b. Famili Mugilidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Crenimugil heterocheilos

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,74 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,61 mm dari panjang standar,

diameter mata 4,22 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,23 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 IV,D2 8; A VI,3; C 13; TL 180.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh keperakan, mulut bisa terbuka

lebar dengan tipe terminal. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan lunak,

sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal bulan sabit,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) moncong kepalanya

tumpul, bibir yang berbentuk “V” jika dilihat dari depan terletak pada sudut

moncong. Sisik-sisiknya besar. Sirip punggung pertama memiliki empat duri dan

terpisah dengan sirip ke dua yang hanya memiliki satu duri.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Bute’ baga (Gambar

12) diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo : Perciformes, Sub Ordo: Mugiloidei,

Page 50: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

37

Famili: Mugilidae, Genus: Crenimugil, Spesies: Crenimugil heterocheilos (Bute’

baga)(Belanak).

Gambar 12. Crenimugil heterocheilos (Bleeker, 1855)

c. Famili Eleotrididae, terdiri dari dua genus dan dua spesies.

1) Ophiocara porocephala

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,89 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3 mm dari panjang standar,

diameter mata 6,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,18 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 9; A 7; C 16; TL 148.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut superior. Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal berjari-jari lunak, sirip caudal membulat,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) sirip punggung terdiri

dari bagian yang berjari-jari keras, tidak langsung berhubungan dengan bagian

berjari-jari lemah. Mempunyai mulut yang besar, dua sirip punggung dan profil

badannya menunjukkan kebiasaan hidup mereka dihabitat dasar perairan, sirip

perut terpisah, sebagian atau seluruh kepala bersisik, sebelah belakang pipih,

37

Famili: Mugilidae, Genus: Crenimugil, Spesies: Crenimugil heterocheilos (Bute’

baga)(Belanak).

Gambar 12. Crenimugil heterocheilos (Bleeker, 1855)

c. Famili Eleotrididae, terdiri dari dua genus dan dua spesies.

1) Ophiocara porocephala

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,89 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3 mm dari panjang standar,

diameter mata 6,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,18 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 9; A 7; C 16; TL 148.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut superior. Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal berjari-jari lunak, sirip caudal membulat,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) sirip punggung terdiri

dari bagian yang berjari-jari keras, tidak langsung berhubungan dengan bagian

berjari-jari lemah. Mempunyai mulut yang besar, dua sirip punggung dan profil

badannya menunjukkan kebiasaan hidup mereka dihabitat dasar perairan, sirip

perut terpisah, sebagian atau seluruh kepala bersisik, sebelah belakang pipih,

37

Famili: Mugilidae, Genus: Crenimugil, Spesies: Crenimugil heterocheilos (Bute’

baga)(Belanak).

Gambar 12. Crenimugil heterocheilos (Bleeker, 1855)

c. Famili Eleotrididae, terdiri dari dua genus dan dua spesies.

1) Ophiocara porocephala

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,89 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3 mm dari panjang standar,

diameter mata 6,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,18 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 9; A 7; C 16; TL 148.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut superior. Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal berjari-jari lunak, sirip caudal membulat,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) sirip punggung terdiri

dari bagian yang berjari-jari keras, tidak langsung berhubungan dengan bagian

berjari-jari lemah. Mempunyai mulut yang besar, dua sirip punggung dan profil

badannya menunjukkan kebiasaan hidup mereka dihabitat dasar perairan, sirip

perut terpisah, sebagian atau seluruh kepala bersisik, sebelah belakang pipih,

Page 51: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

38

sebelah kedepan silindris, 38-40 deret sisik sepanjang sisi badan, sisi di depan sirip

punggung 24-26.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Gai-gai (Gambar 13)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformis, Sub Ordo: gobioidei, Famili:

Eleotrididae, Genus: Ophiocara, Spesies: Ophiocara porocephala (Gai-

gai)(payangka/belosoh).

Gambar 13. Ophiocara porocephala (Valenciennes, 1837)

2) Butis humeralis

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala 5

mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,67 mm dari panjang standar,

diameter mata 5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,19 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D VIII,5; A VIII; C 17; TL 75. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-

jari keras dan lunak, sirip caudal membulat dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada

Kottelat et al (1993) kepala pipih datar, lebar badan 4,5-5,0 kali lebih pendek dari

PS, 5-6 kali lebih pendek dari PT, mempunyai sisik-sisik tambahan, pipi dan

moncong bersisik.

38

sebelah kedepan silindris, 38-40 deret sisik sepanjang sisi badan, sisi di depan sirip

punggung 24-26.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Gai-gai (Gambar 13)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformis, Sub Ordo: gobioidei, Famili:

Eleotrididae, Genus: Ophiocara, Spesies: Ophiocara porocephala (Gai-

gai)(payangka/belosoh).

Gambar 13. Ophiocara porocephala (Valenciennes, 1837)

2) Butis humeralis

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala 5

mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,67 mm dari panjang standar,

diameter mata 5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,19 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D VIII,5; A VIII; C 17; TL 75. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-

jari keras dan lunak, sirip caudal membulat dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada

Kottelat et al (1993) kepala pipih datar, lebar badan 4,5-5,0 kali lebih pendek dari

PS, 5-6 kali lebih pendek dari PT, mempunyai sisik-sisik tambahan, pipi dan

moncong bersisik.

38

sebelah kedepan silindris, 38-40 deret sisik sepanjang sisi badan, sisi di depan sirip

punggung 24-26.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Gai-gai (Gambar 13)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformis, Sub Ordo: gobioidei, Famili:

Eleotrididae, Genus: Ophiocara, Spesies: Ophiocara porocephala (Gai-

gai)(payangka/belosoh).

Gambar 13. Ophiocara porocephala (Valenciennes, 1837)

2) Butis humeralis

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala 5

mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,67 mm dari panjang standar,

diameter mata 5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,19 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D VIII,5; A VIII; C 17; TL 75. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-

jari keras dan lunak, sirip caudal membulat dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada

Kottelat et al (1993) kepala pipih datar, lebar badan 4,5-5,0 kali lebih pendek dari

PS, 5-6 kali lebih pendek dari PT, mempunyai sisik-sisik tambahan, pipi dan

moncong bersisik.

Page 52: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

39

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Kolomot (Gambar 14)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformis, Sub Ordo: Gobioidei, Famili:

Eleotrididae, Genus: Butis, Spesies: Butis humeralis (Kolomot).

Gambar 14. Butis humeralis (Valenciennes, 1837)

d. Famili Gobiidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Glossogobius intermedius

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,11 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3 mm dari panjang standar,

diameter mata 6,43 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,12 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VII, D2 10; A 8; C 14; TL 185.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal sejajar dengan sirip dorsal kedua. sirip

caudal membulat dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) Badan

bersisik, paling sedikit pada setengah badan bagian belakang. Jari-jari sirip dada

bagian atas tidak bebas, lidah bersegi sampai bercabang dua. Sirip perut tipis,

tanpa cuping berdaging di ujung duri-durinya. Ada pori-pori di kepala tipe A. Sirip

39

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Kolomot (Gambar 14)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformis, Sub Ordo: Gobioidei, Famili:

Eleotrididae, Genus: Butis, Spesies: Butis humeralis (Kolomot).

Gambar 14. Butis humeralis (Valenciennes, 1837)

d. Famili Gobiidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Glossogobius intermedius

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,11 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3 mm dari panjang standar,

diameter mata 6,43 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,12 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VII, D2 10; A 8; C 14; TL 185.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal sejajar dengan sirip dorsal kedua. sirip

caudal membulat dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) Badan

bersisik, paling sedikit pada setengah badan bagian belakang. Jari-jari sirip dada

bagian atas tidak bebas, lidah bersegi sampai bercabang dua. Sirip perut tipis,

tanpa cuping berdaging di ujung duri-durinya. Ada pori-pori di kepala tipe A. Sirip

39

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Kolomot (Gambar 14)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformis, Sub Ordo: Gobioidei, Famili:

Eleotrididae, Genus: Butis, Spesies: Butis humeralis (Kolomot).

Gambar 14. Butis humeralis (Valenciennes, 1837)

d. Famili Gobiidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Glossogobius intermedius

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,11 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3 mm dari panjang standar,

diameter mata 6,43 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,12 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VII, D2 10; A 8; C 14; TL 185.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal sejajar dengan sirip dorsal kedua. sirip

caudal membulat dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) Badan

bersisik, paling sedikit pada setengah badan bagian belakang. Jari-jari sirip dada

bagian atas tidak bebas, lidah bersegi sampai bercabang dua. Sirip perut tipis,

tanpa cuping berdaging di ujung duri-durinya. Ada pori-pori di kepala tipe A. Sirip

Page 53: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

40

ekor lebih pendek atau lebih panjang daripada kepala. Celah insang memanjang

sampai bagian bawah dekat pinggiran preoperkulum atau lebih jauh ke depan. Jari-

jari sirip punggung pertama pada jantan panjangnya mencapai akhir pangkal sirip

punggung kedua, 7-8 bercak sepanjang sisi badan, lebih kecil dari pada mata.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Poroipoi (Gambar 16)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo; Gobioidei, Famili:

Gobiidae, Genus: Glossogobius, Spesies: Glossogobius intermedius

(Poroipoi)(Tanguling).

Gambar 16. Glossogobius intermedius (Aurich, 1938)

e. Famili apogonidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Apogon hyalosoma

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,14 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 2,37 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,91 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,31 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 9; A 10; C 17; TL 139.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh bening keperakan, warna bercak

40

ekor lebih pendek atau lebih panjang daripada kepala. Celah insang memanjang

sampai bagian bawah dekat pinggiran preoperkulum atau lebih jauh ke depan. Jari-

jari sirip punggung pertama pada jantan panjangnya mencapai akhir pangkal sirip

punggung kedua, 7-8 bercak sepanjang sisi badan, lebih kecil dari pada mata.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Poroipoi (Gambar 16)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo; Gobioidei, Famili:

Gobiidae, Genus: Glossogobius, Spesies: Glossogobius intermedius

(Poroipoi)(Tanguling).

Gambar 16. Glossogobius intermedius (Aurich, 1938)

e. Famili apogonidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Apogon hyalosoma

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,14 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 2,37 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,91 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,31 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 9; A 10; C 17; TL 139.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh bening keperakan, warna bercak

40

ekor lebih pendek atau lebih panjang daripada kepala. Celah insang memanjang

sampai bagian bawah dekat pinggiran preoperkulum atau lebih jauh ke depan. Jari-

jari sirip punggung pertama pada jantan panjangnya mencapai akhir pangkal sirip

punggung kedua, 7-8 bercak sepanjang sisi badan, lebih kecil dari pada mata.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Poroipoi (Gambar 16)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo; Gobioidei, Famili:

Gobiidae, Genus: Glossogobius, Spesies: Glossogobius intermedius

(Poroipoi)(Tanguling).

Gambar 16. Glossogobius intermedius (Aurich, 1938)

e. Famili apogonidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Apogon hyalosoma

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,14 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 2,37 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,91 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,31 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 9; A 10; C 17; TL 139.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh bening keperakan, warna bercak

Page 54: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

41

gelap dipangkal sirip ekor, warna sirip bening, mulut bisa terbuka lebar dengan

tipe mulut terminal. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan lunak, sirip

anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal sedikit cekung,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat at al (1993) beberapa jenis ikan ini

umumnya hidup diair tawar, kebanyakan jenis berukuran kecil dan hanya memiliki

dua duri pada sirip ekor, bercak gelap dipangkal sirip ekor, tidak ada garis warna

sepanjang sisi badan atau dikepala. Daerah distribusi Sumatera, Borneo, dan Java.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Sogga (Gambar 17)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: perciformes, sub ordo: percoidei, Famili:

apogonidae, Genus: Apogon, Spesies: Apogon hyalosoma (Gegge)(Gelagah).

Gambar 17. Apogon hyalosoma (Bleeker, 1852)

f. Famili Carangidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Caranx sexfasciatus

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,24 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,27 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 3,34 mm dari

41

gelap dipangkal sirip ekor, warna sirip bening, mulut bisa terbuka lebar dengan

tipe mulut terminal. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan lunak, sirip

anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal sedikit cekung,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat at al (1993) beberapa jenis ikan ini

umumnya hidup diair tawar, kebanyakan jenis berukuran kecil dan hanya memiliki

dua duri pada sirip ekor, bercak gelap dipangkal sirip ekor, tidak ada garis warna

sepanjang sisi badan atau dikepala. Daerah distribusi Sumatera, Borneo, dan Java.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Sogga (Gambar 17)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: perciformes, sub ordo: percoidei, Famili:

apogonidae, Genus: Apogon, Spesies: Apogon hyalosoma (Gegge)(Gelagah).

Gambar 17. Apogon hyalosoma (Bleeker, 1852)

f. Famili Carangidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Caranx sexfasciatus

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,24 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,27 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 3,34 mm dari

41

gelap dipangkal sirip ekor, warna sirip bening, mulut bisa terbuka lebar dengan

tipe mulut terminal. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan lunak, sirip

anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal sedikit cekung,

dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat at al (1993) beberapa jenis ikan ini

umumnya hidup diair tawar, kebanyakan jenis berukuran kecil dan hanya memiliki

dua duri pada sirip ekor, bercak gelap dipangkal sirip ekor, tidak ada garis warna

sepanjang sisi badan atau dikepala. Daerah distribusi Sumatera, Borneo, dan Java.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Sogga (Gambar 17)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: perciformes, sub ordo: percoidei, Famili:

apogonidae, Genus: Apogon, Spesies: Apogon hyalosoma (Gegge)(Gelagah).

Gambar 17. Apogon hyalosoma (Bleeker, 1852)

f. Famili Carangidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Caranx sexfasciatus

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,24 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,27 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 3,34 mm dari

Page 55: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

42

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VII, D2 19; A 19; C 20; TL 140.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut terminal, Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip caudal bercagak, dan memiliki sisik berukuran

kecil dapat dilihat dengan bantuan loupe dengan tipe sisik ctenoid. Memiliki

barisan sisik berduri sepanjang batang ekor, kelopak berigi. Mengacu pada

Kottelat et al (1993) sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras yang

langsung berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah, sisik sedang atau

kecil, mulut di ujung atau sedikit kebawah. Dua jari-jari keras terpisah dari sisinya

sirip dubur dan jarang sekali tersembunyi di bawah kulit. Dada seluruhnya

bersisik; 20-24 sisir saring pada lengkung insang pertama; ujung sirip punggung

berwarna putih; sebuah bintik hitam di pinggiran atas operkulum.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Let-let (Gambar 18)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo; Percoidei, Famili:

Carangidae, Genus: Caranx, Spesies: Caranx sexfasciatus (Let-let)(Kuweh).

Gambar 18. Caranx sexfasciatus (Ouoy Gaimart, 1825)

42

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VII, D2 19; A 19; C 20; TL 140.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut terminal, Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip caudal bercagak, dan memiliki sisik berukuran

kecil dapat dilihat dengan bantuan loupe dengan tipe sisik ctenoid. Memiliki

barisan sisik berduri sepanjang batang ekor, kelopak berigi. Mengacu pada

Kottelat et al (1993) sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras yang

langsung berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah, sisik sedang atau

kecil, mulut di ujung atau sedikit kebawah. Dua jari-jari keras terpisah dari sisinya

sirip dubur dan jarang sekali tersembunyi di bawah kulit. Dada seluruhnya

bersisik; 20-24 sisir saring pada lengkung insang pertama; ujung sirip punggung

berwarna putih; sebuah bintik hitam di pinggiran atas operkulum.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Let-let (Gambar 18)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo; Percoidei, Famili:

Carangidae, Genus: Caranx, Spesies: Caranx sexfasciatus (Let-let)(Kuweh).

Gambar 18. Caranx sexfasciatus (Ouoy Gaimart, 1825)

42

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VII, D2 19; A 19; C 20; TL 140.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah tipe mulut terminal, Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip caudal bercagak, dan memiliki sisik berukuran

kecil dapat dilihat dengan bantuan loupe dengan tipe sisik ctenoid. Memiliki

barisan sisik berduri sepanjang batang ekor, kelopak berigi. Mengacu pada

Kottelat et al (1993) sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras yang

langsung berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah, sisik sedang atau

kecil, mulut di ujung atau sedikit kebawah. Dua jari-jari keras terpisah dari sisinya

sirip dubur dan jarang sekali tersembunyi di bawah kulit. Dada seluruhnya

bersisik; 20-24 sisir saring pada lengkung insang pertama; ujung sirip punggung

berwarna putih; sebuah bintik hitam di pinggiran atas operkulum.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Let-let (Gambar 18)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo; Percoidei, Famili:

Carangidae, Genus: Caranx, Spesies: Caranx sexfasciatus (Let-let)(Kuweh).

Gambar 18. Caranx sexfasciatus (Ouoy Gaimart, 1825)

Page 56: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

43

g. Famili Chandidae, terdiri dari dua genus dan dua spesies.

1) Ambassis urotaenia

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,5 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 2,5 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,29 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 VI, D2 10; A VI; C 20; TL 105.

Ciri-ciri lain yang teramati adalah warna tubuh bening keperakan, warna sirip

bening, mulut bisa terbuka lebar dengan tipe superior. Sirip dorsal ganda terdiri

dari jari-jari keras dan lunak, sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip

dorsal, sirip caudal bercagak, dan tipe sisik cycloid. Mengacu pada Kottelat et al

(1993) sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras, langsung

berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah, sisik sedang atau besar, mulut

di ujung atau sedikit kebawah, badan tertutup sisik, jari-jari bercabang pada sirip

punggung dan sirip dubur tidak membentuk filamen, 25-30 sepanjang gurat sisi.

Satu deret sisik pada pipi.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Lakkanai (Gambar 19)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

Chandidae, Genus: Ambassis, Spesies: Ambassis urotaenia (Lakkanai)(Serinding).

Page 57: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

44

Gambar 19. Ambassis urotaenia (Bleeker, 1851)

2) Parambasis apogonoides

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,17 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,1 mm dari panjang standar,

diameter mata 2,5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,28 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 X, D2 11; A 12, 3; C 18; TL 125. Ciri-

ciri lain yang teramati adalah warna tubuh putih di sepanjang perut, warna sirip

bening, tipe mulut superior. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan

lunak, sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal

bercagak, dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) badan

tertutup sisik, jari-jari bercabang pada sirip punggung dan sirip dubur tidak

membentuk filamen. Sisik-sisik kecil, 40-60 sepanjang gurat sisi. Rahang bawah

lebih panjang daripada rahang atas, kadang-kadang meruncing tajam. 5 deret sisik

pada pipi, duri kedua pada sirip dubur tidak begitu melebar.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Sogga (Gambar 20)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

44

Gambar 19. Ambassis urotaenia (Bleeker, 1851)

2) Parambasis apogonoides

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,17 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,1 mm dari panjang standar,

diameter mata 2,5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,28 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 X, D2 11; A 12, 3; C 18; TL 125. Ciri-

ciri lain yang teramati adalah warna tubuh putih di sepanjang perut, warna sirip

bening, tipe mulut superior. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan

lunak, sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal

bercagak, dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) badan

tertutup sisik, jari-jari bercabang pada sirip punggung dan sirip dubur tidak

membentuk filamen. Sisik-sisik kecil, 40-60 sepanjang gurat sisi. Rahang bawah

lebih panjang daripada rahang atas, kadang-kadang meruncing tajam. 5 deret sisik

pada pipi, duri kedua pada sirip dubur tidak begitu melebar.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Sogga (Gambar 20)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

44

Gambar 19. Ambassis urotaenia (Bleeker, 1851)

2) Parambasis apogonoides

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,17 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 3,1 mm dari panjang standar,

diameter mata 2,5 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,28 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D1 X, D2 11; A 12, 3; C 18; TL 125. Ciri-

ciri lain yang teramati adalah warna tubuh putih di sepanjang perut, warna sirip

bening, tipe mulut superior. Sirip dorsal ganda terdiri dari jari-jari keras dan

lunak, sirip anal sejajar dengan jari-jari lunak pada sirip dorsal, sirip caudal

bercagak, dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada Kottelat et al (1993) badan

tertutup sisik, jari-jari bercabang pada sirip punggung dan sirip dubur tidak

membentuk filamen. Sisik-sisik kecil, 40-60 sepanjang gurat sisi. Rahang bawah

lebih panjang daripada rahang atas, kadang-kadang meruncing tajam. 5 deret sisik

pada pipi, duri kedua pada sirip dubur tidak begitu melebar.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Sogga (Gambar 20)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

Page 58: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

45

Chandidae, Genus: Parambasis, Spesies: Parambasis apogonoides (Sogga)(Gaba-

gaba).

Gambar 20. Parambasis apogonoides (Bleeker, 1874)

h. Famili Cichlidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Tilapia mossambica

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

3,59 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 2,74 mm dari panjang standar,

diameter mata 3,9 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,32 mm dari tinggi

tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D XVI,11; A 14; C 16; TL 140. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut Superior, Sirip dorsal merupkan gabungan

dari duri dan jari-jari, sirip caudal bersegi dan tipe sisik ctenoid. Mengacu pada

Kottelat et al (1993), gurat sisi yang terputus terdiri dari 20 sisik. 41/2 sisik antara

gurat sisi dan pertengahan sirip punggung, sirip perut mencapai lubang dubur,

profil punggung bagian depan lurus dengan sedikit cekungan di atas mata.

Page 59: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

46

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Ibat sareu (Gambar 21)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

Cichlidae, Genus: Tilapia, Spesies: Tilapia mossambica (Ibat sareu)(Mujair).

Gambar 21. Tilapia mossambica (W. Peters, 1852)

4. Ordo Siluriformes

Famili Clariidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Clarias batracus

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,69 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 4,05 mm dari panjang standar,

diameter mata 14,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,17 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D 55; A 43; C 18; TL 202. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut terminal, sirip dorsal lebih kedepan dari sirip

anal, sirip caudal membulat dan tidak bersisik. Mengacu pada Kottelat et al

(1993) sirip punggung tidak berduri, sirip punggung sangat panjang, paling tidak

berjari-jari 24, mempunyai empat pasang sungut di sekeliling mulut, bentuk badan

46

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Ibat sareu (Gambar 21)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

Cichlidae, Genus: Tilapia, Spesies: Tilapia mossambica (Ibat sareu)(Mujair).

Gambar 21. Tilapia mossambica (W. Peters, 1852)

4. Ordo Siluriformes

Famili Clariidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Clarias batracus

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,69 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 4,05 mm dari panjang standar,

diameter mata 14,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,17 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D 55; A 43; C 18; TL 202. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut terminal, sirip dorsal lebih kedepan dari sirip

anal, sirip caudal membulat dan tidak bersisik. Mengacu pada Kottelat et al

(1993) sirip punggung tidak berduri, sirip punggung sangat panjang, paling tidak

berjari-jari 24, mempunyai empat pasang sungut di sekeliling mulut, bentuk badan

46

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Ibat sareu (Gambar 21)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Perciformes, Sub Ordo: Percoidei, Famili:

Cichlidae, Genus: Tilapia, Spesies: Tilapia mossambica (Ibat sareu)(Mujair).

Gambar 21. Tilapia mossambica (W. Peters, 1852)

4. Ordo Siluriformes

Famili Clariidae, terdiri dari satu genus dan satu spesies.

Clarias batracus

Dari pengukuran morfometrik yang telah dilakukan didapat panjang kepala

4,69 mm bagian dari panjang total, panjang kepala 4,05 mm dari panjang standar,

diameter mata 14,33 mm dari panjang kepala dan panjang tubuh 0,17 mm dari

tinggi tubuh. Rumus sirip yang didapat adalah D 55; A 43; C 18; TL 202. Ciri-ciri

lain yang teramati adalah tipe mulut terminal, sirip dorsal lebih kedepan dari sirip

anal, sirip caudal membulat dan tidak bersisik. Mengacu pada Kottelat et al

(1993) sirip punggung tidak berduri, sirip punggung sangat panjang, paling tidak

berjari-jari 24, mempunyai empat pasang sungut di sekeliling mulut, bentuk badan

Page 60: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

47

silindris, kepala datar dan keras, mulut lebar mempunyai organ pernapasan

tambahan.

Sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur tidak bersatu; kepala relatif besar

(kira-kira seperlima PS), jari-jari sirip punggung dan sirip dubur relatif sedikit;

batas depan ubun-ubun membentuk garis melalui bagian tengah mata atau bagian

depan mata; jarak antara sirip punggung dan kepala 4,5-5,5 kali lebih pendek dari

jarak antara moncong dan tonjolan keras di kepala.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Golak (Gambar 22)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Siluriformes, Famili: Clariidae, Genus:

Clarias, Spesies: Clarias batracus (Golak)(Lele).

Gambar 22. Clarias batracus (Cuvier, 1816)

47

silindris, kepala datar dan keras, mulut lebar mempunyai organ pernapasan

tambahan.

Sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur tidak bersatu; kepala relatif besar

(kira-kira seperlima PS), jari-jari sirip punggung dan sirip dubur relatif sedikit;

batas depan ubun-ubun membentuk garis melalui bagian tengah mata atau bagian

depan mata; jarak antara sirip punggung dan kepala 4,5-5,5 kali lebih pendek dari

jarak antara moncong dan tonjolan keras di kepala.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Golak (Gambar 22)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Siluriformes, Famili: Clariidae, Genus:

Clarias, Spesies: Clarias batracus (Golak)(Lele).

Gambar 22. Clarias batracus (Cuvier, 1816)

47

silindris, kepala datar dan keras, mulut lebar mempunyai organ pernapasan

tambahan.

Sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur tidak bersatu; kepala relatif besar

(kira-kira seperlima PS), jari-jari sirip punggung dan sirip dubur relatif sedikit;

batas depan ubun-ubun membentuk garis melalui bagian tengah mata atau bagian

depan mata; jarak antara sirip punggung dan kepala 4,5-5,5 kali lebih pendek dari

jarak antara moncong dan tonjolan keras di kepala.

Berdasarkan deskripsi dan ciri-ciri di atas, maka ikan Golak (Gambar 22)

diklasifikasikan sebagai berikut, Ordo: Siluriformes, Famili: Clariidae, Genus:

Clarias, Spesies: Clarias batracus (Golak)(Lele).

Gambar 22. Clarias batracus (Cuvier, 1816)

Page 61: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

48

Tabel 2. Ikan-ikan yang tertangkap berdasarkan alat tangkap selama penelitian padamasing-masing stasiun penangkapan di Sungai Boleleu Desa SidomakmurKecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai

Famili Spesies Namalokal

StasiunTotal

I II IIIJa

ringBubu

Jaring

Bubu

Jaring

Bubu

AnguilidaeCyprinidae

ChannoideiMugilidae

Eleotrididae

Gobiidae

Apogonida

Carangidae

Chandidae

Cichlidae

Clariidae

Anguilla bicolorOxygaster

anomaluraChanna luciusCrenimugil

heterocheilosOphiocara

porocephalaButis humeralisGlossogobius

intermediusApogon

hyalosomaCaranx

sexfasciatusAmbassis

urotaeniaParambasis

apogonoidesTilapia

mossambicaClarias batracus

TominaTala talak

KalajatBute’ baga

Gai-gai

KolomotPoroipoi

Gegge

Let-let

Lakkanai

Sogga

Ibat sareu

Golak

01

90

2

30

0

0

5

32

0

0

00

00

1

20

0

0

0

2

0

0

00

120

9

53

3

2

20

1

3

0

00

10

2

30

0

0

0

0

0

0

00

564

39

61

5

6

35

5

15

0

10

00

0

20

0

0

0

0

0

6

11

784

53

214

8

8

60

40

18

6

Jumlah berdasarkan alat tangkap 52 5 58 6 172 9302Jumlah total 57 64 181

Parameter fisika dan kimia yang dapat mendukung kehidupan ikan selama

pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 3. Pengukuran meliputi suhu air, pH air

dan kecepatan arus.

Tabel 3. Parameter Fisika dan Kimia air di Sungai Boleleu Desa SidomakmurKecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai

Parameter Stasiun 1 Stasiun II Stasiun IIISuhu (°C) 26 26,5 26,5Ph 8 7 7Kecepatan Arus (m/dtk) 0,13 0,24 0,26Substrat Batu Pasir Lumpur

Keadaan air Jernih Keruh Keruh

Page 62: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

49

B. Pembahasan

Selama periode penangkapan diperoleh 13 jenis ikan dengan jumlah total 302

individu. Pada stasiun I (berbatu) ditemukan sebanyak 6 jenis (Oxygaster anomalura,

Butis humeralis, Ophiocara porocephala, Chana lucius, Parambasis apogonoides

dan Ambassis urotaenia) dengan jumlah 57 individu. Sedikitnya spesies dan jumlah

ikan yang didapatkan karena adanya aktivitas penduduk yang dapat mengganggu

keberadaan ikan, seperti mandi dan mencuci. Di mana di stasiun I terdapat

pemukiman penduduk, ladang penduduk yang ada di pinggiran aliran sungai. Jenis

ikan yang paling banyak ditemukan pada stasiun I adalah Ambassis urotaenia,

dikarenakan faktor substrat yang mendukung keberadaan jenis ikan tersebut

berkembang biak dan merupakan ikan konsumsi yang kurang diminati masyarakat.

Sedangkan jenis ikan yang tidak ditemukan pada stasiun I ini adalah 7 jenis ikan

(Anguilla bicolor, Crenimugil heterocheilos, Glossogobius intermedius, Clarias

batracus, Caranx sexfasciatus, Tilapia mossambica dan Apogon hyalosoma), tidak

tertangkapnya jenis ikan ini diduga disebabkan kondisi sungai yang tidak mendukung

kebiasaan ikan tersebut karena banyak aktivitas penduduk seperti mandi dan mencuci,

sehingga sungai tercemar dan banyak sampah, seperti yang di ungkapkan Widagdo

(1996) dalam Juwito (2011) menyatakan kebiasaan ikan air tawar menyukai air yang

tidak banyak sampahnya seperti kaleng-kaleng bekas, plastik, kertas dan lainnya.

Pada stasiun II (berpasir) ditemukan sebanyak 9 jenis (Chana lucius, Ophiocara

porocephala, Butis humeralis, Glossogobius intermedius, Apogon hyalosoma,

Caranx sexfasciatus, Parambasis apogonoides, Ambassis urotaenia dan Tilapia

Page 63: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

50

mossambica) dengan jumlah 64 individu. Jumlah jenis ikan di stasiun II lebih banyak

ditemukan daripada stasiun I dan lebih sedikit dari stasiun III. Jumlah ikan pada

stasiun II masih tergolong rendah, disebabkan karena dekat dengan lahan perladangan

masyarakat, terdapat potongan kayu dan bambu yang dibuang disungai, sehingga

menggangu aktivitas ikan, erosi dipinggir sungai menyebabkan pendangkalan pada

sungai, karena menimbulkan sedimentasi dan partikel padat tersuspensi. Peningkatan

sedimentasi dapat menghambat pergerakan ikan, yang akan mengurangi ketersediaan

makanan bagi ikan. Konsekuensinya, proses sedimentasi mengurangi ketersediaan

habitat untuk bertelur mengurangi aktivitas bertelur dan meningkatkan kematian telur

dan larva (anakan) (Wagiman, 2008) dalam Juliati (2015). Cara penangkapan ikan

yang masyarakat lakukan juga memperkecil jumlah ikan yang bertahan pada stasiun

ini, cara penangkapan yang dimaksud seperti dengan menggunakan putas.

Penangkapan seperti ini dapat menyakibatkan gangguan bagi organisme yang ada

disungai.

Sedangkan jenis ikan yang tidak ditemukan pada stasiun II adalah 4 jenis ikan

(Anguilla bicolor, Clarias batracus, Oxygaster anomalura dan Crenimugil

heterocheilos), tidak tertangkapnya jenis ikan ini diduga disebabkan sifat ikan itu

sendiri yakni ikan yang suka hidup didasar sungai sehingga tergolong ikan liar. Ikan

yang paling banyak ditemukan pada stasiun II adalah Parambasis apogonoides.

Banyak jenis ikan tersebut ditemukan diduga karena (Parambasis apogonoides)

masih dapat beradaptasi pada kondisi perairan ini, selain itu ikan Parambasis

apogonoides kurang diminati masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang

rendah sehingga jarang melakukan penangkapan.

Page 64: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

51

Pada stasiun III (berlumpur) jenis ikan yang ditemukan 12 jenis (Anguilla

bicolor, Chana lucius, Crenimugil heterocheilos, Ophiocara porocephala, Butis

humeralis, Glossogobius intermedius, Apogon hyalosoma, Caranx sexfasciatus,

Parambasis apogonoides, Ambassis urotaenia, Tilapia mossambica dan Clarias

batracus) dengan total 181 individu. Banyaknya jumlah ikan yang ditemui di stasiun

III karena didukung oleh faktor lingkungan yang mendukung, seperti kondisi sungai

yang jauh dari pemukiman penduduk sehingga ekosistem sungai belum terganggu

oleh aktivitas masyarakat, suhu yang relatif normal (tabel 3) karena masih banyak

terdapat pohon-pohon besar dan semak-semak tempat berlindung ikan yang menutupi

pinggiran sungai. Menurut Widagdo (1996) dalam Juwito (2011) menyatakan ikan air

tawar sangat senang dengan tumbuhan air bisa digunakan untuk berlindung bila sinar

matahari terlalu panas menerpa permukaan air dan tumbuhan air bisa digunakan

sebagai tempat bersembunyi jika merasa terganggu atau takut.

Jenis ikan yang paling banyak ditemukan adalah Anguilla bicolor dan Clarias

batracus. Banyak jenis ikan tersebut ditemukan merupakan jenis ikan yang hidupnya

pada dasar sungai yang berlumpur. Sedangkan jenis ikan yang tidak tertangkap pada

stasiun III hanyalah 1 jenis (Oxygaster anomalura). Menurut masyarakat penangkap

ikan, jenis ikan ini memang sulit untuk didapatkan karena sifat ikan yang suka

bersembunyi didasar sungai seperti kayu dan batu yang melintang didasar sungai.

Selama penelitian jumlah spesies yang paling banyak ditemukan adalah Chana

lucius yang dapat ditemukan pada semua stasiun yaitu 25,82% dari jumlah total ikan

yang didapatkan, diikuti oleh Ambassis urotaenia 19,86%, Ophiocara porocephala

Page 65: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

52

17,54% dan Parambasis apogonoides 13,24%. Bila dibandingkan ketiga stasiun

maka jenis ikan yang paling banyak adalah stasiun III.

Berdasarkan hasil wawancara jenis-jenis ikan yang jarang ditemukan oleh

masyarakat Boleleu, selama penelitian juga tidak ditemukan, karena selama penelitian

alat yang digunakan hanya alat yang direkomendasikan oleh pemerintah berdasarkan

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Sedangkan warga setempat yang pernah menemukan ikan yang jarang ditemukan

tersebut menggunakan bahan dan alat yang berbahaya bagi kehidupan ikan seperti

putas. Namun jenis ikan yang lama telah ditemukan saat penangkapakan ikan dengan

menggunakan jaring dan bubu, jenis ikan tersebut seperti tomina, gegge, golak dan

gai-gai. Bahkan juga ditemukan spesies baru dengan nama lokalnya tala talak,

poroipoi, sogga, ibat sareu dan let-let.

Faktor abiotik juga dapat mendukung kehidupan ikan di perairan seperti suhu,

pH dan kecepatan arus (tabel 3). Suhu air pada stasiun I 26°C, stasiun II 26,5°C dan

stasiun III 26,5°C jadi rata-rata suhu yang diperoleh ketiga stasiun yaitu 26,3°C.

Suhu pada setiap stasiun relatif baik untuk perkembangan ikan karena didukung oleh

tumbuh-tumbuhan disekitar sungai, seperti yang diungkapkan Djuahanda (1981)

bahwa faktor abiotik (pH, suhu, cahaya dan lain sebagainya) seperti dengan adanya

naungan berupa pohon dan semak yang ada di pinggiran sungai dapat menghambat

naiknya suhu, habitat seperti ini sangat disukai ikan. Selain itu juga perairan sungai

yang luas akan memberikan bentuk kondisi yang lebih banyak, sehingga dapat

mempunyai banyak ragam jenis ikan, lebih luas suatu perairan sungai memungkinkan

dapat didatangi oleh banyak macam ikan dan memberikan ikan lebih leluasa bergerak

Page 66: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

53

bebas di dalamnya. Mengacu pada Cahyono (2001) pada temperatur yang rendah,

proses pencernaan makanan pada ikan akan berlangsung lambat, sedangkan pada

suhu yang hangat, proses pencernaan ikan berlangsung cepat. Dengan demikian suhu

akan mempengaruhi nafsu makan ikan, bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan

ikan berkisar antara 25°C-29°C.

Derajat keasaman (pH) yang diukur pada stasiun I adalah 8, stasiun II dan

Stasiun III pH 7. Menurut Arie (2003) dalam Juwito (2011) ukuran nilai pH adalah 1-

14 dengan angka 7 merupakan angka normal. Berdasarkan hal tersebut nilai pH pada

stasiun I masih dalam keadaan kurang baik karena menyebabkan produktifitas ikan

menurun, sedangkan pada stasiun II dan III dalam kisaran yang sesuai untuk

kehidupan ikan.

Kecepatan arus di perairan sungai Boleleu pada setiap stasiun tidak

memperlihatkan perbedaan yang besar, kecepatan arus selama pengamatan ketiga

stasiun berkisar antara 0,13-0,26 m/dtk. Menurut Effendi (2003) kecepatan arus,

erosi dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga

kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Salah satu

ciri stasiun I berarus cepat, sehingga jenis yang ditemukan adalah jenis ikan yang

menyukai air sungai yang berarus cepat. Stasiun II dapat dicirikan adanya erosi di

tebing sungai yang mungkin terjadi karena peristiwa alam atau karna aktivitas

masyarakat seperti pembukaan ladang di pinggir sungai. Erosi bisa saja terjadi saat

hujan deras. Sehingga mengakibatkan pendangkalan pada dasar sungai dan bisa

menyebabkan jenis dan jumlah ikan berkurang. Kondisi arus stasiun III masih

mendukung keberadaan jenis dan jumlah ikan di sungai.

Page 67: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

54

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan ikan di sungai

Boleleu sebanyak 13 jenis termasuk 10 famili dan 4 ordo. Jumlah ikan yang didapat

selama periode penelitian yaitu 203 individu dan terbanyak didapatkan adalah dari

Ordo Perciformes yang terdiri dari 7 famili dengan 10 jenis ikan. Jumlah individu

yang paling banyak ditemukan adalah Ophieleotris aporos dan ditemukan pada

semua stasiun (25,82% dari jumlah total ikan yang didapatkan), diikuti oleh Ambassis

urotaenia (19,86%), Ophiocara porocephala (17,54%) dan Parambasis apogonoides

(13,24%). Jenis ikan yang paling banyak ditemukan pada stasiun III. Hasil

pengukuran faktor fisika kimia air di sungai Boleleu didapatkan suhu 26oC-27oC,

derajat keasaman (pH) 7-8 dan kecepatan arus 0,011 m/dtk-0,029 m/dtk.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman dan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini,

ditemukan jenis ikan dengan jumlah individu sedikit seperti Anguilla bicolor,

Oxygaster anomalura, Crenimugil heterocheilos, Glossogobius intermedius, Apogon

hyalosoma, Caranx sexfasciatus dan Clarias batracus, Sehubungan dengan itu

disarankan masyarakat perlu mengurangi aktivitas yang dapat mengganggu

kehidupan ikan di sungai Boleleu.

Page 68: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

55

DAFTAR PUSTAKA

Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi Sistematika (Ichthyologi-I). Bogor. FakultasPerikanan IPB.

Annonimus. 2008. http://faunakaltim.wordpress.com/2008/05/18/pesut-lumba-lumba-air-tawar-yang-merindukan-laut/, (diakses 25 Mei 2015).

Annonimus. 2013. Alat Penangkap Ikan Bubu, (http://penyuluhkp.blogspot.com/2013/02/alat-penangkap-ikan-bubu.html, diakses 3 Mei 2015).

Ayunaris. 2009. Kerusakan Terumbu Karang Akibat Penangkapan Ikan dengan CaraMerusak, (http://ayunaris.wordpress.com/2009/09/03/kerusakan-terumbu-karang-akibat-penangkapan-ikan-dengan-cara-merusak-destructive-fishing/,diakses 22 Pebruari 2015).

Bond, C. E. 1987. Biologi Ikan. Oregan State University Corvalis. Kuala Lumpu:Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Mentawai. 2013. KecamatanSipora Utara dalam angka 2013. BPS Kabupaten Kepulauan Mentawai.Tuapejat.

Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Yogyakarta: Kanisius.

Ciptanto, S. 2010. Top 10 Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Lily publisher.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Armico.

Edward, Junaidi. 2009. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap di Batang Idas KecamatanLubuk Kilangan Kota Padang. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya danLingkungan Perairan. Kasinus. Yogyakarta.

Juliati, Eka. 2015. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap di Batang Salido Kecamatan IVKabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. DepertemenPendidikan Nasional.

Iistianah. 2014. Jenis-jenis Ikan yang Ditemukan di Sungai Tabir Kecamatan TabirKabupaten Merangin Provinsi Jambi. Skripsi. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Page 69: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

56

Juwito, Hendrikus. 2011. Jenis-jenis Ikan yang Tertangkap di Sungai Simalulua DesaMaileppet Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Skripsi.STKIP PGRI Sumatera Barat.

Kordi, G. dan A. B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam BudidayaPerairan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kottelat, M., A. J.Whitten, S. N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwaterof Westren Indonesia and Sulawesi. Indonesia: Periplus Edition (HK) andEMDI Project.

Lailameka. 2013. Pengaruh Deterjen Terhadap Pernapasan Ikan Nila,(http://lailameka13.blogspot.com/2013/09/pengaruh-deterjen-terhadap-kelangsungan.html, diakses 22 Pebruari 2015).

Maryono, Agus. 2008. Eko-Hidraulik: Pengelolaan Sungai. Yogyakarta: GadjahMada University Press

Nasution, Syahroma Husni. 2000. Ikan Hias Air Tawar: Rainbow. Jakarta: PenebarSwadaya.

Permen Kelautan dan Perikanan. 2010. Tentang Penggunaan Alat Tangkap IkanTahun 2010. (http://infohukum.kkp.go.id/files_kepmen/KEP%2006%20MEN% 2020101.pdf, dikases tanggal 1 Mei 2015).

Radiopoetro, Suharno, Shalihuddin, D. Susilo, H. Harminami & Aliusodo. 1986.Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor: Bina Cipta.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I dan II. Bogor: Bina Cipta.

Soeseno, S. 1983. Dasar-dasar Perikanan Umum. Jakarta: Yasaguna.

Subardja. 1989. Sistematika Ikan. Depertemen Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jendral Pendidikan Tinggi. Bogor: Pusat Antar Universitas IlmuHayati Institut Pertanian Bogor.

Suin, N. M. dan R. Syafinah. 2006. Ekologi Bahan Ajar Laboratorium. Padang:Andalas University Press.

Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai(Hidrometrik). Bandung: Nova.

Page 70: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

57

LAMPIRAN

Lampiran 1: Layout lokasi penelitian

± 12 km

± 7 km(Berlumpur)

± 2 km(Berpasir)

± 3 km(Berbatu)

St. I

St. II

St. III

57

LAMPIRAN

Lampiran 1: Layout lokasi penelitian

± 12 km

± 7 km(Berlumpur)

± 2 km(Berpasir)

± 3 km(Berbatu)

St. I

St. II

St. III

57

LAMPIRAN

Lampiran 1: Layout lokasi penelitian

± 12 km

± 7 km(Berlumpur)

± 2 km(Berpasir)

± 3 km(Berbatu)

St. I

St. II

St. III

Page 71: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

58

Lampiran 2: Lokasi Penelitian

Stasiun I

Stasiun II

Page 72: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

59

Stasiun III

Pengukuran faktor fisika-kimia air sungai

Page 73: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

60

Pemasangan alat tangkap Bubu

Pemasangan alat tangkap jaring

Page 74: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

61

Identifikasi ikan di Labor Zoologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Page 75: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

62

Page 76: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

Lampiran 3. Hasil Pengukuran dan Perbandingan Pengukuran Morfometrik Ikan di sungai Boleleu

No NamaJumlahgurat

Pengukuran Morfometrik (mm) Perbandingan Morfometrik (mm)

Spesies sisi PT PS PK PBE PM TSP PPSP DM TBE TB PSD PSP PT/PK PS/PK PK/DM TB/PT1 Anguilla bicolor 267 261 25 11 4 3 3 15 7 10.68 10.44 8.333 0.0562 Oxygaster anomalura 32 195 145 45 15 10 25 18 13 16 41 28 19 4.333 3.222 3.461 0.2103 Crenimugil heterocheilos 33 180 137 38 23 9 19+24 9+14 9 20 42 32 24 4.736 3.605 4.222 0.2334 Ophiocara porocephala 34 148 114 38 24 8 15+17 12+17 6 16 27 29 25 3.894 3 6.333 0.1825 Butis humeralis 51 75 55 15 12 4 8+12 6+8 3 7 14 12 11 5 3.666 5 0.1866 Ophieleotris aporos 29 117 92 30 22 7 13+28 9+12 6 14 23 19 19 3.9 3.066 5 0.1967 Glossogobius intermedius 29 185 135 45 30 15 35+24 22+26 7 13 22 34 22 4.111 3 6.428 0.1188 Apogon hyalosoma 26 135 102 43 22 11 20+22 18+16 11 19 42 24 23 3.139 2.372 3.909 0.3119 Caranx sexfasciatus 32 140 108 33 7 6 14+22 16+40 10 5 47 36 15 4.242 3.272 3.3 0.33510 Ambassis urotaenia 20 105 75 30 15 6 27+17 14+15 9 11 30 24 17 3.5 2.5 3.333 0.28511 Parambasis apogonoides 44 125 93 30 16 7 17+17 40 12 12 35 20 21 4.166 3.1 2.5 0.2812 Pristolepis fasciata 20 140 107 39 12 13 20+35 62 10 16 45 40 38 3.589 2.743 3.9 0.32113 Clarias batracus 202 174 43 4 13 15 111 3 14 35 20 15 4.697 4.046 14.333 0.173

Keterangan:PT: Panjang Total, PS: Panjang Standar, PK: Panjang Kepala, PBE: Panjang Batang Ekor, PM: Panjang Mulut, TSP: Tinggi Sirip Punggung,PPSP: Panjang Pangkal Sirip Punggung, DM: Diameter Mata, TBE: Tinggi Batang Ekor, TB: Tinggi Badan, PSD: Panjang Sirip Dada

Page 77: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

63

Lampiran 4. Peta Kecamatan Sipora Utara

Page 78: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

63

Page 79: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

63

Page 80: JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI BOLELEU DESA SIDOMAKMUR ...

63