Jenis Jenis Beton
description
Transcript of Jenis Jenis Beton
-
NRP : 21413224
Nama : Billie Jaya Hartono
Tema : Jenis-Jenis Beton
Jenis : Eksposisi
Tujuan : Memberi informasi kepada pembaca
Judul : Beton Bertulang & Beton Tanpa Tulang
Semakin bertambahnya jaman, kebutuhan akan penggunaan beton
terhadap bangunan juga semakin meningkat. Tidak hanya meningkat dalam hal
kuantitas, teknologi beton juga semakin maju & kualitasnya semakin meningkat.
Sudah bukan hal yang tidak biasa lagi melihat bangunan bertingkat tinggi ( High-
rise Building ) & bangunan serbaguna ( multi-storey Building ). Sebagian besar
bangunan tersebut menggunakan beton, walaupun ada juga yang menggunakan
konstruksi baja maupun komposit yang lebih memakan biaya. Beton banyak
digunakan karena penggunaannya yang mudah & kemudahan mobilisasi karena
bahan dasarnya dapat diangkut secara terpisah sebelum dicampurkan di lapangan.
Selain itu usia ketahanan beton yang panjang & perawatan yang mudah turut
menjadikan beton menjadi pilihan utama bagi sebagian orang. Dibalik semua itu,
beton ternyata juga memiliki beberapa kelemahan. Berat sendirinya yang
mencapai 1920 kg/m3 dan 2400 kg/m3 untuk beton bertulang, sehingga
dibutuhkan perhitungan yang matang dalam perencanaanya. Selain itu sifat beton
hanya kuat terhadap tekan dan kekuatan tariknya hanya berkisar 10-15% dari
kekuatan tekannya. Untuk mengatasi hal itu, maka ditambahkan baja tulangan
sehingga beton menjadi tahan terhadap tarik & tekan dimana beton yang demikian
dinamakan beton bertulang. Kualitas beton sendiri sangat bergantung dengan
pelaksanaan di lapangan sehingga dibutuhkan perhitungan tertentu guna
memaksimalkan kekuatannya.
Definisi beton berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
campuran semen, kerikil, dan pasir yang diaduk dengan air. Semen merupakan
material yang paling mahal harganya dalam campuran beton sehingga
penggunaannya diusahakan seminimal mungkin. Dalam perencanaan (mix design)
dihitung jumlah campuran masing-masing material bergantung pada kualitas
-
beton yang diinginkan. Semakin tinggi kualitas beton yang diinginkan, maka
semakin tinggi pula proporsi semen yang dibutuhkan dalam campuran (faktor w/c).
Dilain sisi, jumlah semen yang berlebih dapat menyebabkan beton menjadi
kurang lecak yang dapat mengurangi kemudahan pengerjaan (workability).
Sehingga tidak serta-merta kualitas beton ditingkatkan hanya dengan
menambahkan jumlah semen. Beton sendiri dipilih sebagai pilihan utama karena
mudah dibentuk karena sifatnya yang plastis serta dapat dicetak dengan ukuran
berapapun. Proses pengerasan beton sendiri dibagi menjadi dua yaitu initial
setting time & final setting time. Initial setting time (pengerasan awal) terjadi
selama 4-6 jam sejak material beton dicampurkan. Sedangkan final setting time
berlangsung hingga 28 hari. Kekuatan beton sendiri telah disepakati ditinjau
setelah usianya 28 hari. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, beton memiliki
kekuatan tekan yang besar tetapi kekuatan tariknya kecil. Oleh sebab itu maka
pada tahun 1830 para ahli konstruksi berinisiatif mengatasi hal itu dengan
menambahkan tulangan baja pada beton. Hasilnya beton menjadi kuat terhadap
tekan dan juga terhadap tarik dimana beton yang demikian disebut beton
bertulang. Definisi beton bertulang sendiri berdasarkan KBBI adalah beton yg di
dalamnya terdapat kerangka besi (baja) supaya kuat. Tulangan baja yang
digunakan bermacam-macam diamaternya bergantung pada kekuatan yang
diinginkan. Jenisnya juga ada yang berbentuk tulangan polos dan berbentuk ulir
dimana tulangan ulir memiliki kekuatan lekat yang lebih besar dengan beton. Baik
beton bertulang maupun tanpa tulang memiliki fungsi masing-masing dalam
bangunan. Beton tanpa tulang cocok untuk bangunan yang hanya membutuhkan
kekuatan tekan besar seperti bendungan, fondasi, jalan, landasan bandara, dsb.
Sedangkan beton bertulang lebih cocok digunakan untuk bangunan yang
membutuhkan kekuatan tarik besar serta berbagai struktur yang lebih berat. Beton
bertulang antara lain digunakan untuk jembatan, gedung, tandon air, instalasi
militer,dsb. Oleh sebab itu jenis beton yang dipergunakan harus direncanakan
sematang mungkin agar benar-benar efektif & efisien. Hal itu tidak lepas dari
harga tulangan baja yang tidak murah serta beban mati bangunan bertambah
hingga 480 kg/m3 yang tentunya harus diperhitungkan.
-
Beton tanpa tulang hanya memiliki kekuatan tekan yang besar dan
kekuatan tariknya hanya 10-15% dari kekuatan tekan. Didalam pembuatan
terlebih dahulu harus dibuat mix design guna memperoleh kekuatan yang
diinginkan. Hal-hal penting yang menentukan kekuatan beton antara lain faktor w/c
, gradasi agregat, dan yang tidak kalah penting adalah perawatan (curing). Yang
dimaksud dengan faktor w/c adalah persentase banyaknya air dibanding banyaknya
semen dalam campuran. Semakin tinggi faktor w/c maka kekuatan beton semakin
berkurang, sebaliknya semakin rendah faktor w/c semakin bertambah kekuatannya.
Faktor w/c yang terlalu tinggi dapat menyebabkan beton mengalami pendarahan
(bleeding) dan segregasi. Sebaliknya jika terlalu rendah dapat menyebabkan beton
mengalami retak-retak akibat panas hidrasi. Selain itu akan memengaruhi
kemudahan pengerjaan karena beton kurang lecak akibat jumlah air yang terlalu
sedikit. Variasi bentuk & ukuran agregat baik itu agregat kasar maupun agregat
halus juga memegang peran penting terhadap kekuatan beton. Dengan adanya
variasi tersebut, diharap tidak terdapat banyak ruang kosong didalam campuran
yang tentunya dapat mengurangi kekuatan beton. Ruang kosong tersebut
diakibatkan penguapan air pada campuran akibat adanya panas hidrasi. Beton
perlu dirawat hingga usianya 7 hari dengan menjaga penguapan air yang terjadi.
Penguapan yang berlebihan dapat menyebabkan beton mengalami retak-retak
yang berujung berkurangnya kekuatan beton. Untuk menguji kekuatan beton,
dapat melakukan tes tekan dimana benda uji diberi tekanan hingga batas
kekuatannya. Semakin besar tekanan yang dapat ditanggung, maka semakin kuat
& tinggi kualitas beton yang dibuat.
Beton bertulang menjadi solusi kelemahan beton tanpa tulang yang hanya
kuat terhadap tekan tetapi tidak kuat terhadap tarik. Dengan ditambahkannya
tulangan baja pada beton, maka keduanya bekerja sama menghasilkan struktur
yang tahan terhadap tarik & tekan. Kekuatan beton bertulang bergantung pada
faktor w/c , gradasi agregat, dan curing sama halnya dengan beton tanpa tulang.
Dalam penggunaan beton bertulang, diperlukan mix design yang lebih teliti. Perlu
direncanakan diameter tulangan yang hendak digunakan, ,jumlah tulangan yang
dibutuhkan, serta jarak antar tulangan bergantung pada kekuatan yang diinginkan.
Semakin besar diameter tulangan dan semakin banyak jumlah tulangan, maka
-
semakin besar kekuatan yang dimiliki. Jarak antar tulangan menentukan campuran
beton yang hendak digunakan. Semakin kecil jarak antar tulangan, maka
campuran beton harus semakin lecak (memiliki slump yang besar). Selain itu
ukuran agregat yang hendak digunakan juga disesuaikan dengan jarak antar
tulangan agar tidak tersangkut. Memperbesar kelecakan beton dapat dilakukan
dengan penambahan admixture maupun dengan penambahan air yang tentunya
harus diimbangi dengan penambahan semen. Beton bertulang ternyata juga
memiliki beberapa kelemahan dimana tulangan baja tidak tahan terhadap panas
tinggi & juga terhadap karat. Jika terjadi kebakaran, maka tulangan baja dapat
meleleh karena panas yang tinggi sehingga dapat membahayakan kekuatannya.
Oleh sebab itu untuk mengatasinya dapat dengan penggunaan High Alumina
Cement yang berfungsi melindungi tulangan baja dari panas tinggi. Selain itu
dapat juga dilakukan dengan mempertebal selimut beton yang membungkus
tulangan baja. Masalah lain beton bertulang ialah tulangan baja tidak tahan
terhadap karat dimana karat dapat menyebabkan tulangan menjadi keropos.
Sehingga untuk bangunan didaerah pantai yang tanahnya banyak mengandung
sulfat serta garam perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan yang dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan Semen Tipe V yang tahan terhadap sulfat
serta memperkecil faktor w/c sehingga tidak banyak pori-pori yang terbentuk pada
beton guna mencegah air masuk. Dengan melakukan hal-hal diatas, maka
kelemahan beton bertulang dapat diatasi sehingga kekuatan & kualitas beton dapat
terjaga dengan baik.
Dengan semakin bertambahnya jaman, maka teknologi beton juga dituntut
semakin maju guna mengatasi tuntutan dan permasalahan yang muncul. Baik
beton bertulang maupun beton tanpa tulang memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Dalam perencanaan perlu dipikirkan matang-matang
penggunaannya, sehingga struktur bangunan dapat seefektif dan seefisien
mungkin.
-
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, P., & Antoni. (2004). Teknologi Beton. Solo: Penerbit Andi
Beton. (n.d.). Retrieved April 3, 2014, from
http://id.wikipedia.org/wiki/Beton
Reinforced Concrete. (n.d.). Retrieved April 5, 2014, from
http://en.wikipedia.org/wiki/Reinforced_concrete
Definisi Kata Beton. (n.d.). Retrieved April 5, 2014, from
http://kbbi.web.id/beton
Perencanaan Konstruksi Beton Bertulang. (n.d.). Retrieved April 6, 2014, from
http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/01/perencanaan-konstruksi-
beton-bertulang.html#_
-
Kerangka Karangan :
1. Penjelasan Beton
1.1 Penggunaan beton
1.2 Sifat beton
1.3 Jenis beton
2. Pembuatan Beton
2.1 Faktor Kekuatan Beton
2.2 Proses Pengerasan Beton
2.3 Penggunaan masing-masing jenis beton
3.Beton Tanpa Tulang
3.1 Sifat beton tanpa tulang
3.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan
3.3 Kelemahan Beton Tanpa Tulang & Cara mengatasinya
3.4 Pengujian Kekuatan Beton
4. Beton bertulang
4.1 Sifat beton bertulang
4.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan
4.3 Kelemahan Beton Bertulang & Cara Mengatasinya
5. Penutup
Kesimpulan, rekomendasi & solusi