JAWABAN ETIKA

7
NAMA : RICHARD REINHARD NOKY NIM : 111031021 JURUSAN : TEKNIK MESIN TUGAS 1 ETIKA REKAYASA 1. Jelaskan sikap mental dan kebiasaan yang perlu dimiliki engineer ? JAWABAN Sejumlah sikap mental / kebiasaan yang perlu dimiliki engineer yaitu : 1. Kesediaan untuk bekerja dengan data dan pengetahuan yang kurang dan bahkan kadang-kadang berlawanan. 2. Kesadaran perlunya mengembangkan dan memanfaatkan pertimbangan-pertimbangan teknis. 3. Mempertanyakan keandalan setiap informasi, spesifikasi, metoda dan hasil. 4. Kesadaran bahwa ekperimen adalah arbiter tertinggi ( hasil percobaan yang dijalankan dengan cukup teliti lebih dapat dipercaya disbanding perhitungan-perhitungan teoritis, analogi, perkiraan, logika, dll ), maksudnya adalah bahwa meskipun eksperimen menempati hirarki keandalan paling tinggi, tetapi tidak berarti bahwa untuk setiap kasus perlu dilakukan eksperimen. Eksperimen dilakukan setelah cara- cara lain misalnya studi pustaka, perhitungan teoritis, dan lain sebagainya dirasa tidak dapat dipakai, mengingat eksperimen itu mahal dan membutuhkan banyak waktu. 5. Kesediaan untuk mempertanggung jawabkan suatu hasil yang bermanfaat. 2. Jelaskan kualitas pendidikan tinggi teknik lulusan yang dihasilkan menurut Acreditation Bord For Engineering And Technology ( ABET ) ? JAWABAN

description

TUGAS 1ETIKA REKAYASA Jelaskan sikap mental dan kebiasaan yang perlu dimilikiengineer ?JAWABANSejumlah sikap mental / kebiasaan yang perlu dimiliki engineer yaitu : Kesediaan untuk bekerja dengan data dan pengetahuan yang kurang dan bahkan kadang-kadang berlawanan. Kesadaran perlunya mengembangkan dan memanfaatkan pertimbangan-pertimbangan teknis. Mempertanyakan keandalan setiap informasi, spesifikasi, metoda dan hasil. Kesadaran bahwa ekperimen adalah arbiter tertinggi ( hasil percobaan yang dijalankan dengan cukup teliti lebih dapat dipercaya disbanding perhitungan-perhitungan teoritis, analogi, perkiraan, logika, dll ), maksudnya adalah bahwa meskipun eksperimen menempati hirarki keandalan paling tinggi, tetapi tidak berarti bahwa untuk setiap kasus perlu dilakukan eksperimen. Eksperimen dilakukan setelah cara-cara lain misalnya studi pustaka, perhitungan teoritis, dan lain sebagainya dirasa tidak dapat dipakai, mengingat eksperimen itu mahal dan membutuhkan banyak waktu. Kesediaan untuk mempertanggung jawabkan suatu hasil yang bermanfaat. Jelaskan kualitas pendidikan tinggi teknik lulusan yang dihasilkan menurut Acreditation Bord For Engineering And Technology ( ABET ) ?JAWABANABETKualitas pendidikan tinggi teknik harus dapat menunjukkan bahwa lulusan yang dihasilkannya harus mempunyai : Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan matematika, science dan engineering. Kemampuan untuk merancang dan menjalankan eksperimen, serta menganalisa dan mengintepretasi data. Maksudnya berkaitan dengan masalah ekperimen. Engineer perlu mengetahui apakah suatu problem dapat diselesaikan berdasar metoda dan data yang sudah tersedia atau memerlukan eksprimen yang dapat memberikan informasi data tambahan. Secara lebih eksplisit, engineer perlu mengetahui bilamana eksperimen perlu dilakukan, bagaimana menjalankannya, data apa yang harus dicari, dan bagaimana menginterprestasikan data yang diperoleh, untuk membantu menyelesaikan problem yang dihadapi. Kemampuan untuk merancang suatu system, komponen atau proses untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kemampuan untuk berperan-serta pada suatu tim yang bersifat multidisiplin ( terdiri atas ahli-ahli dari berbagai bidang ). Berkaitan dengan pendekatan multidisiplin yang akhir-akhir ini sering dibicarakan dan dipraktekan. Terlihat bahwa pendekatan multidisiplin dapat diartikan sebagai penyelesaian problem oleh orang-orang dengan penguasaan mantap pada disiplin-disiplin tertentu, bersama-sama dalam satu tim dan bukan penyelesaian problem oleh orang-orang yang memiliki kemampuan multidisiplin. Sulit sekali bagi seseorang untuk dapat menguasai secara mantap berbagai disiplin ilmu sekaligus. Kalau dipaksakan, penguasaannya akan terlalu dangkal, sehingga tidak dapat melakukan analisis secara mendalam. Sebaliknya, pendidikan difokuskan pada disiplin tertentu, dengan tambahan penanaman kesadaran dan persiapan agar sarjana teknik yang dihasilkan mampu bekerja pada tim yang bersifat multidisiplin. Kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan masalah-masalah teknik. Menunjukan tahapan-tahapan penting proses penyelesaian masalah secara sistematis. Mula-mula perlu difahami problem apa yang perlu diselesaikan ( identifikasi ), kemudian memformulasikan problem tersebut dalam bentuk lebih spesifik sehingga mudah diselesaikan. Pemahaman tentang tanggung jawab professional dan etika. Menekankan pentingnya etisi profesi bagi seorang engineer. Bagi seorang professional, etika mempunyai cakupan yang lebih luas disbanding law ( aturan ). Etika bersifat lebih filosofis dan jika dipahami serta dihayati akan dapat menjadi rambu-rambu yang efektif bagi seorangprofesional dalam menjalankan tugasnya. Makin tinggi tingkat intelektual suatu profesi seharusnya makin tinggi pula komitmennya terhadap etika profesi. Adalah tidak selayaknya bagi seorang intelektual untuk mempertimbangkan pantas tidaknya suatu tindakan hanya berdasarkan aturan-aturan sering

Transcript of JAWABAN ETIKA

Page 1: JAWABAN ETIKA

NAMA : RICHARD REINHARD NOKYNIM : 111031021JURUSAN : TEKNIK MESIN

TUGAS 1ETIKA REKAYASA

1. Jelaskan sikap mental dan kebiasaan yang perlu dimiliki engineer ?

JAWABANSejumlah sikap mental / kebiasaan yang perlu dimiliki engineer yaitu :

1. Kesediaan untuk bekerja dengan data dan pengetahuan yang kurang dan bahkan kadang-kadang berlawanan.

2. Kesadaran perlunya mengembangkan dan memanfaatkan pertimbangan-pertimbangan teknis.

3. Mempertanyakan keandalan setiap informasi, spesifikasi, metoda dan hasil.4. Kesadaran bahwa ekperimen adalah arbiter tertinggi ( hasil percobaan yang dijalankan

dengan cukup teliti lebih dapat dipercaya disbanding perhitungan-perhitungan teoritis, analogi, perkiraan, logika, dll ), maksudnya adalah bahwa meskipun eksperimen menempati hirarki keandalan paling tinggi, tetapi tidak berarti bahwa untuk setiap kasus perlu dilakukan eksperimen. Eksperimen dilakukan setelah cara-cara lain misalnya studi pustaka, perhitungan teoritis, dan lain sebagainya dirasa tidak dapat dipakai, mengingat eksperimen itu mahal dan membutuhkan banyak waktu.

5. Kesediaan untuk mempertanggung jawabkan suatu hasil yang bermanfaat.

2. Jelaskan kualitas pendidikan tinggi teknik lulusan yang dihasilkan menurut Acreditation Bord For Engineering And Technology ( ABET ) ?

JAWABANABET

Kualitas pendidikan tinggi teknik harus dapat menunjukkan bahwa lulusan yang dihasilkannya harus mempunyai :

1. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan matematika, science dan engineering.

2. Kemampuan untuk merancang dan menjalankan eksperimen, serta menganalisa dan mengintepretasi data. Maksudnya berkaitan dengan masalah ekperimen. Engineer perlu mengetahui apakah suatu problem dapat diselesaikan berdasar metoda dan data yang sudah tersedia atau memerlukan eksprimen yang dapat memberikan informasi data tambahan. Secara lebih eksplisit, engineer perlu mengetahui bilamana eksperimen perlu dilakukan, bagaimana menjalankannya, data apa yang harus dicari, dan bagaimana menginterprestasikan data yang diperoleh, untuk membantu menyelesaikan problem yang dihadapi.

Page 2: JAWABAN ETIKA

3. Kemampuan untuk merancang suatu system, komponen atau proses untuk memenuhi suatu kebutuhan.

4. Kemampuan untuk berperan-serta pada suatu tim yang bersifat multidisiplin ( terdiri atas ahli-ahli dari berbagai bidang ). Berkaitan dengan pendekatan multidisiplin yang akhir-akhir ini sering dibicarakan dan dipraktekan. Terlihat bahwa pendekatan multidisiplin dapat diartikan sebagai penyelesaian problem oleh orang-orang dengan penguasaan mantap pada disiplin-disiplin tertentu, bersama-sama dalam satu tim dan bukan penyelesaian problem oleh orang-orang yang memiliki kemampuan multidisiplin. Sulit sekali bagi seseorang untuk dapat menguasai secara mantap berbagai disiplin ilmu sekaligus. Kalau dipaksakan, penguasaannya akan terlalu dangkal, sehingga tidak dapat melakukan analisis secara mendalam. Sebaliknya, pendidikan difokuskan pada disiplin tertentu, dengan tambahan penanaman kesadaran dan persiapan agar sarjana teknik yang dihasilkan mampu bekerja pada tim yang bersifat multidisiplin.

5. Kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan masalah-masalah teknik. Menunjukan tahapan-tahapan penting proses penyelesaian masalah secara sistematis. Mula-mula perlu difahami problem apa yang perlu diselesaikan ( identifikasi ), kemudian memformulasikan problem tersebut dalam bentuk lebih spesifik sehingga mudah diselesaikan.

6. Pemahaman tentang tanggung jawab professional dan etika. Menekankan pentingnya etisi profesi bagi seorang engineer. Bagi seorang professional, etika mempunyai cakupan yang lebih luas disbanding law ( aturan ). Etika bersifat lebih filosofis dan jika dipahami serta dihayati akan dapat menjadi rambu-rambu yang efektif bagi seorangprofesional dalam menjalankan tugasnya. Makin tinggi tingkat intelektual suatu profesi seharusnya makin tinggi pula komitmennya terhadap etika profesi. Adalah tidak selayaknya bagi seorang intelektual untuk mempertimbangkan pantas tidaknya suatu tindakan hanya berdasarkan aturan-aturan sering tidak dapat mengimbangi kecepatan perkembangan permasalahan-permasalahan yang muncul. Seorang intelektual berbekal kemampuan intelektualnya juga mengkaji suatu tindakan berdasar etika yang bersifat filosofis, sehingga dapat ditentukan pantas atau tidaknya hal itu dijalankan, meskipun aturan formalnya tidak ada.

7. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.

8. Cakupan pengetahuan cukup luas untuk dapat dipahami pengaruh tindakan teknis yang diambilnya terhadap masyarakat dan dunia global. Mengemukakan pentingnya seorang engineer mempunyai wawasan yang luas, dan tidak cukup hanya menguasai ilmu-ilmu teknik saja. Apresiasi terhadap bidang-bidang ilmu yang sangat perlu, demikian pula komunikasi dengan banyak pihak pentingnya tim yang bersifat multidisiplin juga jelas terlihat.

9. Kesadaran akan pentingnya belajar seumur hidup dan kemampuan untuk menjalankannya. Menunjukan bahwa keberhasilan seorang engineer di profesinya akan sangat ditentukan oleh kesediaan dan kemampuannya belajar seumur hidup dan bukan

Page 3: JAWABAN ETIKA

ditentukan hanya oleh bekal yang diperolehnya selama kuliah. Adalah sangat sulit bahkan tidak mungkin suatu pendidikan teknik dapat menghasilkan lulusan yang langsung dapat bekerja sebagai tenaga professional tanpa melalui pengembangan diri sambil bekerja. Sikap belajar seumur hidup ini juga diperlukan engineer untuk dapat selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat dan juga perkembangan peradapan manusia.

10. Pengetahuan tentang isu-isu kontemporer.

11. Kemampuan untuk memanfaatkan teknik-teknik, keahlian-keahlian, dan peralatan-peralatan teknik modern yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-tugas keteknikannya.

3. Jelaskan Langkah-langkah pencarian penyelesaian problem yang disarankan Rudd and Watson ?

JAWABANLangkah-langkah pencarian penyelesaian problem teknik ( open ended problems ) yang disarankan Rudd dan Watson (1968) adalah sebagai berikut :

1. Definisikan problem primitive ( primitive problem )2. Kumpulan informasi dan data relevan3. Ciptakan problem-problem spesifik ( specipic problem )4. Seleksi ( screen ) penyelesaian-penyelesaian spesifik ( specific solutions )5. Temukan suatu penyelesaian

Langkah pertama adalah mengidentifikasi permasalahan dan mengdefinisikannya secara jelas. Contoh problem-problem primitive adalah :

a. Bagaimana seorang petualang menyeberangi sungai yang deras alirannya di tengah suatu hutan belantara ( Resnick, 1981, dengan modifikasi ) ?

b. Bagaimana mencegah atau meminimalisasi limbah pabrik kertas ( black liquor ) yang mencemari lingkungan.

c. Bagaimana memanfaatkan gas alam Natuna yang mengandung gas ikutan CO2 yang terlalu tinggi ( 70 % ) ?

d. Bagaimana mengatasi terjadinya kekurangan air di Gunung Kidul pada musim kemarau.

Problem-problem primitif seperti contoh tersebut mungkin diselesaikan dengan banyak alternative. Tugas engineer adalah menemukan penyelesaian yang paling layak dari banyak aspek yaitu teknis, ekonomi, lingkungan, social, dan lain-lain. Problem primitive umumnya masih sukar di jawab.

Page 4: JAWABAN ETIKA

Langkah kedua cukup jelas, yaitu mencari data dan informasi yang relevan. Data dan informasi sangat penting dalam penyelesaian problem-problem rill. Namun perlu diingat, engineer harus siap bekerja dan informasi yang tidak lengkap, bahkan berlawanan.

Langkah ketiga, menciptakan problem-problem spesifik, menentukan kreatifitas yang tinggi serta data dan informasi. Problem spesifik adalah problem yang jawabannya dapat merupakan penyelesaian problem primitif. Problem-problem spesifik bersifat lebih spesifik sehingga mudah di jawab. Misal untuk problem primitive pada contoh ( a ), dapat diciptakan problem-problem spesifik sebagai berikut :

i. Gali sebuah terowongan di bawah sungai tersebut.ii. Buat sebuah perahuiii. Robohkan sebatang pohon di tepi sungai sehingga jatuh melintangi sungai.

Untuk problem primitive ( b ), misalnya dapat diciptakan problem-problem spesifik seperti berikut :

i. Rancang suatu pabrik deterjen dengan bahan baku black liquor.ii. Rancang suatu recovery unit yang dapat memungut senyawa natrium dalam black

liquor untuk dipakai kembali dalam pabrik kertas dan sekaligus membakar zat-zat organic dalam black liquor untuk menghasilkan energy.

iii. Rancang suatu pabrik vanili dengan bahan baku black liquor.

Pada tahap ini, tahap ini sangat diperlukan keterbukaan terhadap ide-ide. Jangan sampai ada problem spesifik prospektif yang terlewatkan. Perlu diingat pula bahwa alternative-alternative yang di mana lampau kurang layak ( feasible ), saat ini dapat menjadi layak akibat teknologi, atau kondisi-kondisi yang baru.

Pada langkah keempat, diseleksi jawaban yang kasar dari problem-problem spesifik. Jawaban-jawaban yang tidak layak disingkirkan demikian pula dengan problem-problem spesifiknya. Pada tahap ini diperlukan pertimbangan-pertimbangan teknis, ekonomi, lingkungan, social, dan lain-lain. Hasil dari langkah ini adalah salah satu atausejumlah kecil problem spesifik yang diperkirakan menjadi layak. Misal untuk problem spesifik terkait problem primitive (a), untuk kondisi saat ini dan di tempat itu, analisis dapat menyimpulkan problem spesifik (iii) paling feasible.

Langkah kelima adalah menjawab dengan cukup mendetail problem spesifik yamg paling layak dari hasil seleksi langkah keempat. Jawaban dari problem spesifik tersebut diharapkan dapat menyelesaikan problem primitive. Jika pada tahap kelima ada lebih dari satu problem spesifik dan jawabannya, maka diseleksi lagi mana yang paling layak untuk menyelesaikan problem primitive.

Pada penyelesaian open ended problem, umumnya dilakukan proses analisa dan sintesis. Untuk problem primitive (a), proses menciptakan problem spesifik merobohkan pohon dari problem primitive menyebrangi sungai di sebut analisis. Sedangkan proses merobohkan pohon sampai menyebrangi sungai dengan meneliti pohon roboh disebut sintesis.