jawaban dbt.docx

52
1. Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Unsur C dan O diambil tanaman dari udara sebagai CO2 melaui stomata daun dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar tanaman. Dalam jumlah sedikit air juga diserap tanaman melalui daun. Penelitian dengan unsur radioaktif menunjukkan bahwa hanya unsur H dari air yang digunakan tanaman, sedang oksigen dalam air tersebut dibebaskan sebagai gas (Donahue, Miller, Shickluna, 1977). Unsur-unsur hara lain diserap akar tanaman dari tanah. Walaupun demikian banyak unsur hara yang bila disemprotkan sebagai larutan hara dapat diserap tanaman melaui daun. Tanaman menyerap unsur hara dalam tanah umumnya dalam bentuk ion. 5. Leira Buah Tropis Menanam Beragam Tanaman Buah Tropis Bersama Ariel BERANDA KONTAK Pupuk dan Pemupukan 14:30 LEIRA BUAH TROPIS 10 COMMENTS Search

Transcript of jawaban dbt.docx

1. Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Unsur C dan O diambil tanaman dari udara sebagai CO2 melaui stomata daun dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar tanaman. Dalam jumlah sedikit air juga diserap tanaman melalui daun. Penelitian dengan unsur radioaktif menunjukkan bahwa hanya unsur H dari air yang digunakan tanaman, sedang oksigen dalam air tersebut dibebaskan sebagai gas (Donahue, Miller, Shickluna, 1977). Unsur-unsur hara lain diserap akar tanaman dari tanah. Walaupun demikian banyak unsur hara yang bila disemprotkan sebagai larutan hara dapat diserap tanaman melaui daun. Tanaman menyerap unsur hara dalam tanah umumnya dalam bentuk ion.5. Leira Buah TropisMenanam Beragam Tanaman Buah Tropis Bersama Ariel

BERANDA KONTAKTop of Form

Bottom of FormPupuk dan Pemupukan14:30LEIRA BUAH TROPIS10 COMMENTS

Pupuk dan pemupukan adalah komponen yang sangat penting dalam manajemen budidaya tanaman. Pemupukan sendiri mencakup beberapa hal penting : pengaturan jenis pupuk itu sendiri, berapa jumlah atau dosis pupuk yang harus diberikan, kapan pupuk harus diberikan, bagaimana cara pemberian pupuk tersebut dan ketepatan tempat pemberian pupuk bagi tanaman.

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan, bersifat membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.

Pemupukan harus dilihat sebagai fungsi pemberian hara atau nutrisi bagi tanaman. Hara adalah unsur atau senyawa anorganik maupun organik yang terdapat di dalam tanah, atau terkandung di dalam tanah dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Pemberian hara dalam bentuk pupuk harus ditambahkan dan diberikan ke tanaman secara teratur. Penambahan pupuk ini harus dilakukan karena tidak terjadi keseimbangan jumlah hara dalam tanah di mana jumlah hara akan terus berkurang dari waktu ke waktu. Berkurangnya jumlah hara dalam tanah atau media tanam dapat terjadi disebabkan karena beberapa faktor : pertama karena sebagian besar hara akan terikut bersama hasil panen yang diambil dari tanaman, kedua karena efisiensi penyerapan hara yang cukup rendah oleh tanaman akibat cara atau aplikasi pemberian pupuk yang salah, ketiga karena faktor kehilangan hara akibat proses penguapan dan pencucian hara oleh air pengairan/penyiraman, dan keempat karena sebagian pupuk terjerap dan terikat (fixation) di dalam partikel tanah sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.

Ketersediaan unsur hara bersifat kritis karena unsur hara mutlak harus tersedia bagi tanaman dengan unsur yang sangat spesifik dan tidak tergantikan oleh unsur lainnya serta dalam jumlah yang berbeda tergantung pada jenis tanamannya. Kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena hara bagi tanaman ibarat makanan pada manusia. Yang membedakannya adalah jika manusia menggunakan bahan organik sebagai sumber makanan, maka tanaman akan menggunakan bahan-bahan anorganik untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhannya. Dalam proses fotosintesis di daun-daun tanaman, klorofil akan mengubah air (H2O) dari dalam tanah dan karbon yang diserap oleh tanaman dari udara, menjadi bahan organik dengan bantuan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Proses sintesis senyawa organik sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut lebih dikenal sebagai proses metabolisme. Dalam proses metabolisme inilah unsur hara memegang peranan penting karena ketersediaannya tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain. Jika ketersediaan unsur hara berjumlah sangat terbatas, akan mengganggu keberlangsungan proses metabolisme, dan pada kondisi seperti ini, proses metabolisme dalam tubuh tanaman akan berhenti sama sekali sehingga tanaman tidak dapat menyelesaikan satu atau beberapa siklus hidupnya dengan sempurna. Ketidaksempurnaan metabolisme ini diperlihatkan oleh tanaman pada bagian-bagian tanaman secara spesifik sebagai gejala defisiensi atau kekahatan unsur hara, misalnya pada daun yang berwarna kekuningan sebagai gejala kekurangan unsur nitrogen, tepi daun yang mengering dengan garis-garis yang jelas pada daun sebagai gejala kekurangan kalium, daun tanaman tertentu akan menampakkan warna keunguan sebagi gejala kekurangan fosfat, dan sebagainya.

Pupuk sebagai sumber hara dapat diklasifikasikan menjadi :

A.Berdasarkan sumber asal-usul pupuk :a.Pupuk Organik (manure) : semua pupuk yang dibuat dengan menggunakan bahan dari sisa-sia metabolisme, organ hewan maupun tumbuhan. Contoh pupuk ini adalah : kompos daun, belotong tebu, kotoran hewan (kotoran padat maupun cair), dsb.b.Pupuk Kimia (fertilizer) : segala pupuk yang dibuat dari bahan-bahan mineral melalui proses pengolahan/sintesa yang dilakukan manusia.

Jika kandungan pupuk organik relatif lebih sulit ditentukan dan bergantung dari sumber bahannya, maka kandungan pupuk kimia relatif lebih mudah diketahui dengan menghitung jumlah bahan-bahan penyusunnya.

B.Berdasarkan bentuk fisik pupuk :a.Pupuk berbentuk padat : semua pupuk yang berbentuk butiran, kristal, remah, atau onggokan seperti batuan yang biasanya diberikan ke tanah atau media tanam, misalnya urea, NPK, MgO, MKP, DKP, Borate, dsbb.Pupuk berbentuk cair : semua pupuk yang berbentuk cair atau konsentrat yang biasanya diberikan dalam bentuk semprotan ke daun (foliar application)

C.Berdasarkan komposisi penyusun pupuk :a.Pupuk tunggal : semua pupuk yang mengandung satu unsur hara utama saja (dalam bentuk persenyawaan), misalnya pupuk urea, pupuk TSP (Triple Super Phosphate), pupuk KCl (Kalium Chloride), pupuk MgO (Magnesium Oxide), pupuk Bo, dsb.b.Pupuk campur :adalah campuran pupuk tunggal yang dicampur secara manual, misalnya urea discampur dengan TSP dan KCl. Pupuk campuran mempunyai tingkat keseragaman yang beragam karena dicampur secara manual, di sisi lain, tidak semua pupuk dapat dicampur satu sama lain. Beberapa pupuk campuran juga hanya dapat dilakukan untuk sekali aplikasi dan tidak dapat disimpan.c.Pupuk majemuk : semua pupuk yang mengandung minimum dua unsur utama yang saling diperlukan, misalnya pupuk NPK, NPK+CaMg, pupuk MPK, pupuk DKP, pupuk DAP, dsb.

d.Pupuk majemuk khusus : adalah pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, misalnya dalam bentuktabletataupellet. Pupuk jenis ini dibuatcustomizedsesuai keinginan pemesan untuk memupuk tanaman tertentu, dengan harga satuan biasanya lebih mahal, dan efektifitas pemupukan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

D.Berdasarkan kandungan hara/nutrisi :a.Pupuk makro : semua pupuk yang mengandung unsur hara utama (primer maupun sekunder), yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak, misalnya pupuk yang mengandung hara N (nitrogen), P (phosphate), K (kalium), Ca (calcium), dan Mg (Magnesium)b.Pupuk mikro : semua pupuk yang mengandung hara mikro, yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit namun sangat memegang peranan dalam tumbuh kembang tanaman, misalnya pupuk yang mengandung hara Mn (mangan), S (sulfat), Fe (besi), Bo (boron), Si (silikat), Zn (seng), Ni (nikel), Co (kobalt), Cu (tembaga), Mo (molybdenum), Na (natrium), Al (alumunium), dan Cl (klor).

Pada postingan ini, saya hanya ingin fokus pada gejala-gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan unsur hara tertentu (unsur hara makro primer maupun makro sekunder) yang ditunjukkan oleh tanaman, kemudian solusi pemberian pupuk untuk mengatasi hal tersebut, beserta contoh-contoh pupuk yang banyak digunakan pada tanaman buah, serta cara-cara aplikasi pemupukan yang sederhana dan mudah dilakukan oleh penanam, khususnya bagi penanam tanaman buah dalam pot (tabulampot) serta tanaman buah di halaman rumah.

Gejala-gejala kekurangan unsur hara pada tanaman :

A.Nitrogen(N): karena sifatnya yangmobiledi dalam tubuh tanaman, gejala kekurangan unsur hara nitrogen akan tampak pertama kali pada daun-daun tua, ujung daun mengering, daun-daun muda terlihat berwarna lebih muda (hijau muda), pertumbuhan tanaman menjadi lambat, bahkan cenderung kerdil, dan pada tanaman yang sedang berbunga akan memperlihatkan tingkat kerontokan bunga yang tinggi, sementara pada tanaman yang sedang berbuah, buah akan masak pohon lebih awal dibanding periode masak pohon pada tanaman normal dengan ukuran buah lebih kecil dari biasanya. Pemberian pupuk nitrogen lebih awal pada tanaman dapat mengatasi gejala kekurangan tersebut, baik pupuk nitrogen tunggal seperti pupuk urea (kandungan 46% nitrogen), pupuk AN (Ammonium Nitrate) dengan kandungan 35% nitrogen, serta pupukZA (kombinasi nitrogen sebanyak 21%dan hara sulfur atau belerang sebanyak 24%), maupun pupuk majemuk yang mengandung nitrogen sebagai salah satu komponan dalam kandungan pupuk majemuk tersebut, misalnya pupuk pupuk kombinasi NPK 20-10-10 (kandungan nitrogen lebih tinggi (20%) dibanding fosfat (10%) dan kalium sebanyak 10%), pupuk KNO3 (kombinasi nitrogen dan kalium), serta pupuk DAP (Diammonium Phosphate, pupuk kombinasi antara hara nitrogen dengan hara fosfat).B.Fosfat(P): Gejala paling umum yang diperlihatkan oleh tanaman yang kekurangan unsur hara fosfat adalah munculnya warna keunguan di bagian-bagian tertentu pada daun, warna daun menjadi lebih gelap (dark green) namun tidak merata dengan kesan daun menjadi lebih mengkilap. Pada tingkatan kekurangan hara fosfat yang parah, warna ungu kemerahan akan semakin mencolok pada tepi daun dan batang, daun menguning dengan cepat dan akhirnya kering. Kekurangan fosfat juga menyebabkan pertumbuhan akar terhenti yang mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, sulit berbunga dan berbuah, dan jika dialami oleh tanaman yang sedang berbunga maka buah dan biji yang terbentuk pasca pembungaan tidak akan berkembang dengan sempurna. Pemberian pupuk fosfat adalah solusi untuk mengatasi gejala kekurangan hara tersebut, dalam bentuk pupuk tunggal seperti TSP (Triple Super Phosphate), pupuk SP36 atau SP18 (Super Phosphate), pupuk kombinasi NPK 10-30-20 (kandungan fosfat 30%, lebih tinggi dibanding nitrogen yang berkadar 10% dan kalium berkadar 20%), pupuk MKP (kombinasi fosfat dengan kandungan minimum 50% serta kalium dengan kandungan minimum 30%), pupuk DAP atauDiammonium Phosphate(kombinasi 46% fosfat dan 18% nitrogen), dan lain sebagainya.C.Kalium(K): biasa juga dikenal dengan sebutanpotassium, bersifatmobiledi dalam tubuh tanaman, gejala kekurangan unsur hara kalium akan terlihat pertama kali pada pinggir dan ujung daun mengering yang berwarna kekuningan, diikuti oleh kematian jaringan pada bagian tersebut, daun berbentuk tidak normal, mengerut dan keriting, dan pada tingkatan kekurangan hara kalium yang parah, akan muncul bercak cokelat kemerahan, kemudian mengering dan akhirnya daun pun gugur. Pada tanaman yang sedang berbuah, kekurangan hara kalium akan mengakibatkan kerontokan buah pada fase pembentukan bakal buah, jika buah terbentuk maka ukuran buah akan mengecil dengan biji keriput, warna buah tidak merata dengan kualitas buah yang menurun serta daya simpan buah yang singkat (tidak tahan lama dalam penyimpanan). Kekurangan hara kalium juga mengakibatkan pertumbuhan batang dan cabang menjadi lebih lambat dengan kualitas pertumbuhan yang jelek sehingga tanaman mudah rebah. Penambahan pupuk kalium mutlak dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut di atas. Pupuk KCl (Kalium Chloride) atau juga dikenal dengan nama pupuk MOP (Muriate of Potash) adalah pupuk kalium tunggal yang paling populer dengan kandungan K2O sekitar 60% dan chlorine sekitar 35%, pupuk SOP (Sulphate of Potash) atau pupuk ZK dengan kandungan kalium 50% dan sulfur berkadar 17%, pupuk kombinasi NPK 10-20-40 (kandungan kalium sebanyak 40%, lebih tinggi dibanding kandungan fosfat yang 20% maupun nitrogen yang berjumlah 10%) misalnya, kemudian pupuk MKP (Mono Kalium Phosphat) dan DKP (Double Kalium Phosphate) serta pupuk Kaliphos dengan kandungan kalium tinggi (minimum 30%) yang dikombinasikan dengan kadar fosfat yang juga tinggi (minimum 50%), pupuk jenis ini biasa digunakan untuk menginduksi pembungaan pada tanaman dewasa, serta pupuk-pupuk yang mengandung kalium dalam kadar tinggi lainnya.D.Calcium (Ca) :Kekurangan unsur kalsium tidak serta merta dapat terlihat oleh mata karena efek pertama yang terjadi pada tanaman adalah ketidak sempurnaan pembentukan akar-akar tanaman khususnya pada bagian ujung-ujung akar yang menyerap air dan massa hara dari dalam tanah, akibat lanjutannya adalah kematian pada tunas-tunas muda sebagai hasil pembentukan sel-sel baru. Kalsium sangat membantu tanaman dalam proses penyerapan hara kalium, sehingga pada tanaman yang kekurangan kalsium sering ditemukan gejala buah retak akibat permeabilitas dan elastisitas dinding-dinding sel yang rendah. Kekurangan kalsium juga sangat mempengaruhi kualitas kekerasan batang tanaman karena rendahnya elastisitas dinding sel. Dalam kondisi seperti ini, pemberian pupuk yang mengandung kalsium sangat mutlak dilakukan, misalnya memberikan pupuk kalsium dalam bentuk tunggal (CaO) maupun pupuk NPK yang ditambahi kandungan Ca-nya sehingga menjadi pupuk NPK plus Ca. Pupuk lain yang mengandung kalsium adalah RP (Rock Phosphate) dengan kandungan fosfat sekitar 30% dan CaO sekitar 45%, TSP (Triple Super Phosphate) dengan kandungan 46% fosfat dan 20% kalsium, serta pupuk SSP (Single Super Phosphate) yang mengandung 18% fofat dan 25% kalsium.E.Magnesium (Mg) :fungsi utama unsur magnesium yang sangat penting dalam pembentukan klorofil adalah salah satu faktor penting bagi tanaman dalam melakukan proses fosotosintesis, tanpa fotosintesis maka tanaman tidak dapat menghasilkan fotosintat sebagai sumber energi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Gejala yang paling umum sebagai akibat kekurangan unsur hara magnesium pada tanaman adalah klorosis di mana daun-daun menjadi menguning karena terganggunya pembentukan klorofil, timbul garis-garis kuning pada daun, timbul lendir pada daun-daun muda, daun menjadi kecil dan rapuh dengan pinggiran daun yang menggulung. Pemberian pupuk yang mengandung magnesium harus dilakukan untuk mengantisipasi gejala kekurangan unsur hara ini, di antaranya adalah pupuk magnesium tunggal (MgO), atau pupukKieserite(MgSO4.H2O) yang mengandung 27% hara magnesium dan 22% hara sulfur maupun pupukDolomiteCaMg(CO3)2 yang selain mengandung unsur hara magnesium sebesar 18-22%, sekaligus juga mengandung unsur hara kalsium sebanyak 30-40%. Beberapa pabrikan pupuk bahkan menambahkan unsur magnesium sebagai bagian dari pupuk NPK yang mereka buat sehingga pupuk ini menjadi pupuk NPK plus Mg.

Aplikasi pemberian pupuk

Salah satu hal yang penting dalam proses pemupukan adalah cara pemberian pupuk yang benar. Dengan cara yang benar, pemberian pupuk memberikan hasil nyata karena pupuk dapat terserap baik oleh tanaman, dengan demikian pemanfaatan unsur hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimaksimalkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Kesalahan dalam cara pemberian pupuk akan mengurangi efisiensi dan efektifitas pupuk, sehingga akan timbul kerugian dari sisi waktu dan biaya, serta manfaat pupuk yang kurang maksimal bagi tanaman.Proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman, selain jenis pupuk yang tepat, cara aplikasi pupuk yang efektif dan efisien akan meningkatkan keberhasilan pemupukan.1.Pemupukan melalui akar tanaman yaitu pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan hara ini tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskana.Pemupukan dengan cara sebar (broadcasting) : cara ini adalah cara yang paling sederhana karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar di atas permukaan media saat pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan kacang-kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur merata dengan tanah. Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah. Cara sebar dilakukan jika :i.Populasi tanaman cukup tinggi akibat aplikasi jarak tanam yang rapatii.Sistem perakaran tanaman yang menyebar di dekat permukaan tanahiii.Volume pupuk yang digunakan berjumlah banyakiv.Tingkat kelarutan pupuk yang tinggi agar dapat terserap dalam jumlah banyak oleh tanamanv.Tingkat kesuburan tanah yang relatif baikb.Pemupukan pada tempat tertentu (placement), berbentuk seperti barisan lurus di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman. Alur pemupukan dibuat dengan membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul tanah selebar kurang lebih 10cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah. Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali. Pemupukan dengan cara ini dilakukan dengan alasan :i.Kesuburan tanah relatif lebih rendah (tanah tegalan atau kebun)ii.Populasi tanaman lebih rendah karena jarak tanam lebih lebariii.Volume pupuk yang digunakan berjumlah lebih sedikitiv.Volume akar tanaman sedikit dan tidak menyebar

2.Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application) : massa pupuk dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari 0,05%. Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang (sprayergendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor, bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan pertanaman yang luas. Berbeda dengan pemupukan melalui akar, pemupukan melalui daun harus memperhatikan beberapa hal :a.Konsentrasi pupuk harus dibuat mengikuti petunjuk pemakaian pada label kemasan pupuk, dengan konsentrasi kepekatan pupuk berada pada kisaran angka 0,01% (1 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air) hingga konsentrasi maksimum 0,05% (5 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air). Larutan pupuk yang terlalu pekat akan menyebabkanplasmolisis, yaitu peristiwa di mana cairan dalam sel-sel daun dengan konsentrasi lebih rendah akan tersedot keluar sel untuk menyatu dengan larutan pupuk sehingga sel-sel yang kehilangan cairan menjadi mati dengan gejala seperti terbakar. Karenanya penggunaan konsentrasi larutan pupuk yang rendah sangat dianjurkan dan hal ini dapat dikompensasikan dengan cara meningkatkan frekuensi pemupukan agar efisiensi dan efektifitas pemupukan melalui daun menjadi lebih tinggi (misalnya : konsentrasi pupuk 0,05% dilakukan setiap 14 hari sekali diubah menjadi konsentrasi larutan pupuk 0,03% dilakukan setiap 7 atau 10 hari sekali selama periode pemupukan dilakukan).b.Faktor penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu lingkungan harus menjadi pertimbangan saat aplikasi, oleh karena itu idealnya pemupukan dilakukan saat matahari tidak sedang bersinar dengan terik. Sebelum jam 8 pagi atau sesudah jam 4 sore adalah waktu yang ideal untuk menyemprotkan larutan pupuk agar pupuk dapat terserap daun dengan baik dan mengurangi resiko larutan pupuk yang menguap akibat suhu lingkungan yang tinggi.c.Umumnya, mulut daun (stomata) menghadap ke bawah, karenanya pupuk diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk pada daun bagian bawah terlebih dahulu kemudian diikuti pembasahan larutan pupuk seluruh permukaan daun.d.Jangan mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunas-tunas baru yang masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika konsentrasi pupuk daun cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan mengering dan hangus seperti terbakar. Tunggu hingga daun terbuka dan berkembang sempurna agar pupuk daun daun dapat diaplikasikan. Saat tunas-tunas muda bermunculan, hanya pada daun-daun yang telah terbentuk sempurna di bagian bawah saja yang dapat disemprot dengan larutan pupuk daun.e.Aplikasi penyemprotan pupuk daun pada musim penghujan dapat dilakukan setidaknya 2 jam sebelum perkiraan hujan akan turun agar larutan pupuk pada daun tidak habis tercuci dan sebagian besar larutan pupuk telah terserap dengan baik.f.Hindari aplikasi penyemprotan pupuk daun secara langsung pada bunga yang sedang mekar pada tanaman karena dapat dipastikan bunga dan bakal buah akan rontok beberapa waktu kemudian. Aplikasi pupuk daun dapat dilakukan pasca persarian selesai dan telah terbentuk bakal buah, dengan menggunakan pupuk daun berkadar fosfat dan kalium tinggi.g.Pada tanaman muda yang baru dipindah tanamkankan (transplanting), baik pindah tanam ke pot yang lebih besar (repotting) maupun tanaman muda yang ditanam di lahan. Setidaknya sebulan setelah pindah tanam, pupuk daun baru dapat diaplikasikan ke tanaman muda tersebut.3.Pemupukan melalui air siraman : pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan batas kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkanplasmolisisbagi akar tanaman. Pupuk yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke tanaman sekaligus sebagai air siraman. Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan pupuk karena pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifatwater soluble(sangat mudah larut dalam air) dengan ampas sisa pupuk yang tidak terlarut berjumlah sangat sedikit. Pemuoukan dengan cara ini mempunyai beberapa kelebihan :a.Pemberian nutrisi secara lengkap dapat dilakukan dengan baik dengan melihat kebutuhan tanaman, berdasarkan jenis-jenis tanaman dan fase pertumbuhannyab.Dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah yang mengalami kekurangan hara-hara tertentuc.Efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan karena meningkatnya daya serap akar tanaman terhadap pupuk dalam bentuk larutand.Efektifitas pemupukan dapat terlihat nyata dengan meningkatnya kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanamane.Kualitas buah yang dihasilkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan memberikan pupuk tertentuf.Media pertumbuhan tanaman tetap bersih dan relatif bebas dari penyakit akibat aplikasi pemupukan yang terjadwal

Tips Pemupukan Tanaman Buah

1.Pilih jenis pupuk dengan komposisi hara yang tepat dan sesuai dengan fase pertumbuahan dan perkembangan tanaman :a.Nitrogen dalam jumlah lebih banyak dengan fosfat dalam jumlah sedang serta sedikit kalium dibutuhkan oleh tanaman muda, tanaman yang baru transplanting, serta tanaman yang baru tumbuh dalam fase vegetatif (pembesaran organ-organ).b.Nitrogen, Fosfat, dan Kalium dalam jumlah seimbang (balance fertilizer) dengan tambahan hara magnesium yang cukup akan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang maksimum sebelum akhirnya tanaman memasuki periode generatif untuk berbunga dan berbuah.c.Fosfat dalam jumlah lebih banyak dengan kalium dalam jumlah sedang sangat dibutuhkan oleh tanaman yang akan/segera memasuki periode generatif untuk berbungad.Kalium dalam jumlah lebih banyak dengan nitrogen dalam jumlah sedang serta tambahan kalsium dan boron akan sangat membantu untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah : ukuran, warna, tekstur daging, persentase daging yang bisa dikonsumsi,rasa, serta daya simpan buahe.Di luar pupuk dengan kandungan unsur hara makro yang telah disebutkan di atas,pasokan hara mikro sebaiknya juga menjadi prioritas dalam pemilihan jenis pupuk meskipun jumlah hara mikro yang dibutuhkan hanya sedikit. Pupuk yang mengandung hara mikro lengkap biasanya dijual terpisah dalam kemasan tersendiri, namun beberapa pupuk majemuk dengan kandungan hara makro telah ditambahi komposisinya dengan beberapa unsur hara mikro esensial dan digabung menjadi satu dengan kode TE (Trace Element), misalnya : pupuk NPK + Ca+Mg+TE2.Dosis pemupukan terbaik berada pada kisaran jumlah optimal, di mana pada kisaran minimal masih terjadi kekurangan jumlah pupuk yang sebenarnya dibutuhkan oleh tanaman, sementara pada kisaran dosis maksimal terjadi pemborosan pupuk dan kemungkinan kelebihan dosis pupuk tersebut meracuni tanah dan tanaman. Dahulu, konsep pemupukan pada tanaman buah-buahan yang berumur tahunan adalah setahun dipupuk 2 kali, diberikan pada awal dan akhir musim penghujan. Dengan konsep ini tanaman hanya mendapatkan tambahan nutrisi dalam bentuk pupuk sebanyak 2 kali dalam kurun waktu setahun. Jika misalnya diasumsikan jika terdapat tanaman buah berumur5 tahun dan tanaman tersebut harus mendapatkan pasokan pupuk sebanyak 6 kilogram dalam kurun waktusetahun, maka lebih ideal jika jumlah pupuk yang dibutuhkan tersebut diberikan dengan frekuensi lebih sering, bervariasi dari 1 kilogram pupuk setiap 2 bulan sekali atau maksimum 2 kilogram pupuk setiap 4 bulan sekali. Dengan mempertimbangkan rentang waktu pemberian, maka dosis pupuk per tanaman bisa dikurangi menjadi lebih rendah dengan frekuensi pemberian yang lebih sering. Dengan frekuensi pemberian pupuk yang lebih sering, ketersediaan hara dalam tanah dapat dipastikan terus ada sepanjang fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan hal ini akan membantu tanaman dalam menyelesaikan semua siklus hidup yang harus dijalani secara sempurna, tanpa harus kehilangan atau kekurangan unsur hara yang dibutuhkan. Intinya, tanaman membutuhkan ketersediaan hara sepanjang tahun sehingga penyediaan hara dalam bentuk pupuk harus diberikan secara kontinyu dalam periode yang lebih singkat dengan dosis yang lebih sedikit.3.Jangan memberikan harayang tidak sesuai dantidak dibutuhkan oleh tanaman pada fase pertumbuhan dan perkembanganya.4.Selalu berikan pupuk dengan cara aplikasi yang tepat sebagai mana yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu.5. Kombinasikan pemupukan lewat akar (dalam bentuk padatan maupun dalam bentuk larutan) dengan pemupukan lewat daun secara teratur untuk mendapatkan hasil pertanaman yang optimalPosted in:Newer PostOlder PostHomeLAPORAN PRAKTIKUMDASAR BUDIDAYA TANAMANPUPUK DAN PEMUPUKANDI SUSUN OLEH : NAMA : FAHMA SARIAHTA BERUTUNIM : 125040201111125KELAS : FKELOMPOK : F2ASISTEN : ISA APRI ADIPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG20131. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPupuk merupakan material yang ditambahkan ke dalam tanah, yang bertujuan umtuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahkan pupuk yang paling awal adalah kotoran hewan. Sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang.Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya. Serta manfaat dari berbgai unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang dilabeli menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Terkadang juga dicantumkan petunjuk pemakaian pada label kemasan. Sebab hal ini penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan dalam pembeliannya. Selain untuk menentukan jenis pupuk yang tepat, juga perlu diketahui carta aplikasi yang benar sehingga takaran yang digunakan dapat berdampak terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak bermanfaat untuk tanaman.1.2 Tujuan Untuk mengatahui pupuk dan pemupukan Untuk mengetahui macam-macam pupuk organik dan anorganik Untuk mengetahui tekhnik pengaplikasiannya Untuk mengetahui bentuk-bentuk pupuk Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pupuk1.3 ManfaatDengan adanya materi pupuk dan pemupukan pada praktikum kali ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pupuk dan pemupukan. Mahasiswa juga diharapkan bisa mengaplikasikan tekhnik pemupukan serta dosis pupuk ke suatu lahan dengan kaidah-kaidah yang dibutuhkan.II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Defenisi Pupuk1. Pupuk merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah. (Hasibuan, 2004)2. Fertilizer are chemical or organisms that provide nutrients for plant need, eith directly or indirectly.Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan unsur hara bagi kebutuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Situmorang, 1973)2.2 Defenisi Pemupukan1. Pemupukan adalah usaha untuk menambah kesuburan tanah sehingga tanaman cepat berbunga dan berbuah. (Rochani, 2008)2. Manuring is the provision of materials to the soil with thw intent tomprove or enh in soil fertility.Pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah dengan maksud memperbaiki atau kesuburan pada tanah. ( Satyamidjaja, 1986)2.3 Macam-Macam Pupuk OrganikPupuk organik adalah pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan organik berupa sisa-sisa tanaman, fosil manusia dan hewan, kotoran hewan, dan batu-batuan organik yang terbentuk dari tumpukan kotoran hewan selama ratusan tahun. (Martodireso, 2001)Pupuk organik telah umum dikenal masyarakat yaitu pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, dan pupuk guano alias kotoran burung. Pupuk tersebut dianggap sebagai pupuk organik alami. Artinya, pupuk langsung diambil dari alam tanpa sentuhan teknologi yang berarti.Selain pupuk tersebut adalagi pupuk-pupuk organik produksi pabrik di pasaran. Bahan dasar pembuatannya etap berupa bahan organik, tetapi telah diproses secara modern.( Martodireso, 2001)2.3.1 Pupuk Organik Alami1. Pupuk kandangpupuk kandang berasal dari hasil pembusukan kotoran hewan, baik itu berbentuk padat ( berpa fases atau kotoran ) maupun cair (berupa air seni atau kencing), sehingga warna, rupa, tekstur, bau, dan kadar airnya tidak lagi seperti aslinya. Biasanya pupuk kandang tidak murni 100% kotoran hewan, tetapi termasuk juga sisa makanan dan alas tidurnya.Sebenarnya, kotoran dari semua jenis hewan dapat dipakai sebagai pupuk. Namun, kotoran yang berasal dari hewan-hewan peliharaan, seperti kotoran sapi, kerbau, kelinci, ayam, atau kuda adalah yang paling sering digunakan. Pasalnya, kotoran dari hewan peliharaan yang dikandangkan gampang dikumpulkan.Kandungan unsur hara yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, kondosi pemeliharaan, lama atau barunya kotoran, dan tempat penyimpanannya. ( Martodireso. 2001)1. KomposKompos adalah sampah organik yang telah mengalami proses pelapukan atau dekomposisi akibat adanya interaksi mikroorganisme yang bekerja didalamnya. Bahan-bahan organik yang biasa dipakai bisa berupa dedaunan, rumput, jerami, sisa ranting atau dahan pohon. Kotoran hewan, kembang yang telah gugur, air kencing hewan, kotoran hewan, dan sampah dapur.Kandungan zat hara pada kompos sangat bervariasi, tergantung pada bahan yang dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanannya. Kandungan hara yang terdapat pada beberapajenis pupuk kompos.( Martodireso. 2001)1. HumusHumus mirip dengan kompos, tetapi pelapukan bahan organiknya terjadi secara alami. Bahan dasar humus umumnya berupa sisa-sisa tanaman yang telah melapuk di kawasan hutan. Proses pelapukan berlangsung bertahun-tahun oleh mikroorganisme pengurai di dalam tanah dengan bantuan cuaca. Humus biasanya terdapat di lapisan tanah paling atas di dalam kawasan hutan.Kandungan hara dalam humus sangat baik. Di samping mengandung hara makro N, P, K, juga mengandung unsur-unsur hara mikro. Namun, kadar kandungan beragam, tergantung pada tempat, bahan, dan kondisi lingkungan. ( martodireso. 2001)1. Pupuk hijauPupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang dibenamkan di dalam tanah dalam kondisi segar. Tujuannya untuk menambah bahan oganik tanah dan unsur hara tanah, terutama nitrogen. Karena itu, tanaman yang digunakan adalah jenis yang mempunyai kemampuan mengikat N bebas di udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat di serap tanaman.Tanaman yang mempunyai kemampuan seperti ini yaitu dari keluarga kacang-kacangan atau polong-polongan ( Leguminosae). Hal ini karena pada akar-akar tersebut menempel bakteri Rhizobium yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Namun, tidak semua tanaman polong-polongan cocok untuk pupuk hijau. Ciri tanaman yang cocok menggunakan pupuk ini yauti pertumbuhannya cepat, perakarannya dangkal, batangnya tidak terlalu keras, berdaun rimbun, lunak, mudah busuk, dan tahan terhadap kekurangan air.( Martodireso, 2001)1. KascingKascing adalah pupuk organik yang melibatkan cavcing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan organik. Walaupun sebagian besar penguraian dilakukan oleh jasad renik, kehadiran cacing justru membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya, bahan yang akan diurai oleh jasad renik pengurai, telah diurai lebih dulu oleh cacing.Kascing mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan cacing, dan kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Selain kaya unsur hara makro dan mikro, kascing juga memiliki nilai C/N kurang dari 20, sehingga layak dipakai sebagai pupuk.( Martodireso, 2001)1. Pupuk GuanoPupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran unggas liar, termasuk kalelawar. Sedangkan pupuk dari kotoran ayam,itik, atau merpati peliharaan tidak termasuk di dalamnya. Karena itu, pupuk ini dikenal pula sebagai pupuk burung. Pupuk guano merupakan hasil pelpukan batuan dan kotoran burung yang ada di dlamnya goa-goa alam. Jenis pupuk ini tergolong langka, sehingga sulit ditemukan di pasaran. Pupuk guano yang paling terkenal adalah pupuk yang berasal dari goa-goa kalong atau kalelawar. Hal ini karena kandungan unsur hara di dalam pupuk kalelawar tergolong tinggi, bahkan paling tinggi dibandingkan dengan pupuk-pupuk orgainik alami lainnya. Unsur hara yang terkandung dalam kotoran kalelawar antara lain 9-13 % N, 5-12% P, 1,5-2,5% K, 7,5-11% Ca, 0,5-1% Mg, dan 2-3,5% S. ( Martodireso. 2001)2.3.2 Pupuk Organik BuatanPupuk organik buatan adalah pupuk organik yang dlam proses pembuatannya telah banyak sentuhan teknologi modern. Biasanya produksi dalam skala pabrikan dan dikemas dalam bentuk yang praktis. Kandungan unsur haranya juga tidak lagi bergantung pada bahan baku organik yang digunakan, melainkan sudah disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Ada jenisnya yang berbentuk padat, dan ada yang berbentuk cairan. Pupuk organik buatan berbentuk padat kebanyakan diaplikasikan lewat akar, sementara pupuk organik cair dapat diaplikasikan melalui akar dan daun. Macam-macam pupuk organik buatan1. Agro King 2000Terbuat dari bahan organik dan alami. Mengandung unsur hara makro dan mikro, serta dilengkapi asam amino, enzim, hormon, dan katalis. Produk ini juga mengandung zat pemantap tanah ( soil conditioner). Unsur hara yang terkandung dalam pupuk ini tergolong lengkap, meliputi semua unsur hara makro berupa N, P, K, Ca, Mg, dan S ditambah dengan enam unsur mikro seperti Fe, Mo, Cl, Bo, Zn, dan Mn. Pupuk ini juga mengandung asam humus yang dapat bekerja dengan segala macam nutrisi, sehingga meningkatkan ketersediaan hara yang di butuhkan tanaman.1. Bio Fertilizer Pro`Pupuk organik ini berbentuk cairan. Diolah dari kompos sampah kota, limbah pertanian, dan pupuk kandang. Kandungan hara pupuk ini yaitu 7% N ,7% P, 7% K, 5%Mg, dan 5% S, serta dilengkapi unsur hara mikro Zn, Cu, Fe, Mo, dan Mn. Dosis pemakaian 2 ml/liter air untuk tanaman pangan. Volume pemupukan 500 liter larutan pupuk per ha lahan. Diberikan setiap tujuh hari sekali dengan cara dikocor atau disemprotkan langsung ke tanah.1. BioproMerupakan produksi hasil fermentasi bahan organik yang diperkaya unsur hara, tersedia dalam beberapa jenis produk dengan fungsi berbeda-beda. Diantaranya, biopro M05 untuk menambah mineral dalam tanah, Biopro k05 merangsang pertumbuhan bunga dan buah, dan Biopro p05 khusus untuk anggrek. Pemupukan bisa dilakukan dengan cara disiramkan atau disemprotkan ke tanah dan tanaman. Konsentrasi yang disarankan yaitu 10 ml per liter air. Setiap pohondewasa membutuhkan 500-600 ml larutan pupuk. Sementara untuk tanaman dalam pot atau tanaman sayuran, cukup diberikan 10-20 ml larutan pupuk per tanaman.1. BiosaPupuk organik cair yang berguna untuk merangsang pertumbuhan tunas, bunga, dan buah; mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah; serta meningkatkan kesuburan tanah. Sebagai pupuk organik, produk ini ramah lingkungan dan aman bagi penggunanya. Pupuk ini diberikan dengan cara menyemprotkan pada daun dan batang secara merata, atau disiramkan langsung pada tanaman seminggu sekali. Dosis penggunaannya 4 ml/liter air.1. Green AsriPupuk organik berbentuk cairan ini berguna untuk merangsang pertumbuhan dan kesuburan tanaman. Selain mengandung unsur hara makro N, P, K, dan S, pupuk ini juga mengandung unsur mikro dan zat pengatur tumbuh khusus dibuat dari ganggang laut. Pupuk ini bersifat ramah lingkungan dan tidak merusak struktur tanah, serta meningkatkan populasi mikroorganisme pengurai di dalam tanah. Pengaplikasiannya yaitu dengan cara menyemprotkan ke tanah dan daun setiap 7-8 hari sekali. Volume penyemprotan 300-400 l/ha dengan konsentrasi 2 ml/l air.1. Green WorldMerupakan jenis kompos orhganik yang terbuat dari jerami, merang, dan pupuk kandang. Mengandung bakteri Lactobaccilus sp yang berperan sebagai penggembur tanah, Actinomycetes sp yang mampu menekan patogen berbahaya, dan bakteri fotosintetik sebagai penyubur tanah dan tanaman. Unsur hara yang dikandungnya yaitu N, P, K, Na, Ca, Mg, Fe, Al, Mn, Cu, dan Zn. Kompos organik ini juga memiliki 12,10% C-organik dengan C/N ratio 15. Selain berfungsi sebagai pupuk, Green World juga dapat dipakai sebagai media tanam.1. Mitra FloraPupuk berbentuk cair ini terbuat dari campuran ekstrak bahan organik dan larutan tertentu. Mengandung 16% N, 0,3% P205, dan 65 K20. Pupuk ini juga dapat mengandung 18% Ca O dan 4% bahan organik. Selain menyuburkan tanah, pupuk ini juga mampu menyediakan kebutuhan tanaman dan berperan sebagai pemicu pertumbuhan tanaman. Pupuk ini diberikan dengan cara menyemprotkannya ke daun dan tanah dengan konsentrasi 3-5 ml/l air. Volume semprot per ha lahan yaitu 300-500 liter larutan pupuk.1. Nutrifarm AGPembuatan pupuk ini dilakukan melalui proses biologis, yaitu Biological Complexation Proccess ( BCP 12) yang berfungsi untuk menjamin keseimbangan campuran kandungan nutrisi organik sperti protein, asam amino.( Martodireso. 2001)2.4 Macam-Macam Pupuk AnorganikPupuk Organik yang beredar di pasaran dapat digolongkan menjadi tiga berdasarkan kandungannya, yaitu pupuk tunggal, pupuk majemuk, dan pupuk lengkap.1. Pupuk tunggalPupuk anorganik dikatakan pupuk tunggal jika dalam pupuk tersebut hanya mengandung satu unsur hara terpakai. Contoh pupuk tunggal adalah pupuk Urea dan ZA yang hanya mengandung hara nitrogen, pupuk TSP dan SP-36 yang hanya mengandung fosfor, serta pupuk KCL dan ZK yang hanya mengandung kalium, serta Mikrofid Mn-10 dan Mikrofid Zn-10 yang hanya mengandung salah satu unsur mikro saja.1. Pupuk MajemukPupuk majemuk merupaka pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara. Umumya, unsur hara yang dikandung hanya unsur hara makro atau miko saja. Pupuk majemuk ini dapat hanya mengandung dua unsur hara atau lebih. Contoh pupuk majemuk adalah sebagai berikut. Pupuk NPK Rustika Yellow 15-15-15 yang mengandung unsur hara N, P, dan K masing-masing 15%. Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 yang mengandung unsur N, P, dan K masing-masing 16% Pupuk NPK Pokon-7 yang mengandung N,P, dan K masing-masing 21%. Pupuk metalik, Mikroplex, dan Micombi Super yang hanya mengandung unsur mikro saja.1. Pupuk LengkapBila dalam satu pupuk mengandung unsur hara makro dan mikro maka pupuk tersebut lebih tepat dikatakan sebagai pupuk lengkap. Meskipun kandungan unsur hara pada pupuk lengkap umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan unsur yang sama pada pupuk majemuk, tetapi karena kelengkapannya maka pupuk ini merupakan pupuk terbaik. Meskipun bukan berarti pupuk termurah sebab penggunaannya berarti harus lebih sering guna mencukupi kebutuhan tanaman.Pupuk lengkap ini umumnya diberikan hanya untuk mengatasi kalau tanaman sedang kekurangan salah satu unsur hara atau juga diberikan untuk jaga-jaga, jangan sampai tanaman mengalami kekurangan unsur-unsur hara tertentu. Itulah sebabnya pupuk lengkap hanya diberikan di sela-sela pemberian pupuk-pupuk tunggal yang lebih murah dan mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi. Contoh pupuk lengkap adalah Bayfolan, Complesel, Wuxal, Gandasil, Hyponex, Surplus, dan Vitabloom.( Prihmantoro, 1996)2.5 Bentuk- bentuk Pupukv Pupuk Padat Untuk membantu pertumbuhan tanaman dapat dilakukan dengan pupuk yang padat. Pupuk padat lebih lama untuk diserap tanaman. Karena harus diubah dan mencampur dahulu didalam tanah agar dapat dimanfaatkan dengan baikv Pupuk CairUntuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno,2004)2.6 Tekhnik Pengaplikasin Pupuk1. Cara Aplikasi Pupuk Kimiaa. LarikanCaranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan TanahCara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.c. Pop UpCaranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.d. PenugalanCaranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.e. FertigasiPupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.2. Cara Aplikasi Pupuk Organik Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut: Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.2.7 Kaidah PemupukanTepat Jenis : Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman.Tepat Dosis : Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau, (b) pengaplikasianPPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 siang)Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi tanah.Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk, misal;(1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu.(2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik & kimia tanah. (Purnomo J.)2.8 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Organik dan AnorganikKeuntungan pupuk Organik1. Menambah hara2. Memperbaiki sifat fisik tanah3. Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation4. Menambah kemampuan menahan air5. Meningkatkan kegiatan biologi tanah6. Pada pH tanah masam dapat meningkatkan pH (menetralkan Al dengan membentuk komplek Al-organik)7. Tidak menimbulkan polusi.Kerugian pupuk organik1. Kandungan unsur hara rendah, jadi jumlah harus banyak, kurang ekonomis2. Perhitungan dosis tidak bisa tepat3. Respon tanaman lebih lambat4. Dapat menjadi inang hama dan penyakit.Kelebihan Pupuk Anorganik Mudah diperoleh. Pengangkutan dan pendistribusian mudah. Hasil pemupukan cepat tampak. Kandungan hara jelas. Kebutuhan pupuk dapat terhitung dengan cepat. (Mangel, 1979)Kekurangan Pupuk Anorganik Harga tidak ekonomis. Dapat menimbulkan efek ketergantungan. Menjadikan tanah asam. Mengganggu keseimbangan hara tanah. Merusak agregat tanah menjadi berbongkah-bongkah. Menyebabkan defisiensi unsur lain. Tidak ramah lingkungan. (Hardjowigeno, 2007)1. III. BAHAN DAN METODOLOGI3.1 Alat, Bahan dan Fungsi1. Tugal : untuk membuat lubang2. Pupuk : bahan pemupukan Urea : bahan praktikun untuk penambahan unsur hara pada tanaman SP36 : bahan praktikum untuk penambahan unsur hara pada tanaman KCL : bahan praktikum untuk penambahan unsur hara pada tanaman3.2 Metode Pelaksanaaan3.3 Teknis Aplikasi di LapangSiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada saat pemupukan, pupuk yang digunakan yaitu pupuk N (Urea), pupuk P (SP-36), dan pupuk K (KCL). Beri lubang di sekitar tanaman dengan kedalaman 6-10 cm dan dengan jarak sekitar 5 cm. dengan 3 kali perlakuan selama masa tanaman. Pada pemupukan pertama menggunakan dosis 1/3 dosis N, P, dan K. Penggunaan pupuk N, P, dan K pada fase awal karena akan membantu proses pembentukan klorofil pada daun, untuk energi pertumbuhan dan untuk pembentukan karbohidrat pada tanaman. Sedangkan pemupukan yang kedua pada saat 14 hari setelah tanam dengan dosis 1/3 dosis N, agar memacu proses dari fotosintesis daun sedangkan pemupukan yang ketiga dilakukan pada 35 hari setelah tanam dengan dosis yang sama yaitu 1/3 dosis N supaya dapat memacu proses fotosintesis daun dan untuk pembentukan asam-asam amino dan protein pada tanaman. Setelah dilakukan pemupukan maka tutup lubang tersebut untuk megurangi penguapan. Setelah itu beri air secukupnya diatas permukaan tanah atau dalam istilah sehari-harinya di siram untuk melarutkan pupuk sehingga memudahkan perakaran dalam menyerap pupuk tersebut. Dokumentasikan objek pengamatan, setelah itu catat hasil pengamatan. Terakhir buat laporan.1. IV. PEMBAHASAN4.1 Pembahasan Pengaplikasian Pupuk pada Tanaman Jagung berdasarkan JurnalBerdasarkan jurnal yang saya dapat, berisi tentang penelitian penggunaan pupuk NPK majemuk 20 : 10 : 10 pada tanaman jagung. Bertujuan untuk mengetahui takaran NPK majemuk yang digunakan atau dibutuhkan dan kombinasinya dengan urea dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas jagung.Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok dengan 4 ulangan sebanyak 8 perlakuan NPK majemuk 20 : 10 : 10 yang dikombinasikan dengan urea dari 2 perlakuan pemupukan kontrol sebagai pembanding yaitu 750 kg Urea/ha dan rekomendasi pemupukan menggunakan pupuk tunggal (400 Urea, 150 SP36, dan 125 KCL kg/ha). Pupuk NPK pelangi yang digunakan dengan komposisi 20% N, 10% P, 10% K.Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal tersebut, bahwa rekomendasi pemupukan menggunakan pupuk NPK majemuk 20 : 10 : 10 sebaiknya 400 kg/ha dan diberikan satu kali dan disertai pemberian 100 kg Urea/ha. Pupuk NPK majemuk mempunyai efisiensi produksi yang lebih tinggi dibandingkan pupuk NPK tunggal, karena pada pupuk NPK majemuk mempunyai sifat yang slow release. Tanaman jagung yang tumbuh pada hasil penelitian tersebut hanya ada beberapa tanaman yang tumbuh bagus. Karena pemberian pupuk setiap tanaman berbeda-beda dengan 8 perlakuan.Pada praktikum di lapang, pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK juga. Dengan rekomendasi pupuk pada tanaman jagung yaitu pupuk N (Urea) 300 kg/ha; pupuk P (SP36) 150 kg/ha; pupuk K (KCL) 100 kg/ha. Pada masing-masing pemupukan digunakan dosis 1/3 dari setiap rekomendasi pupuk NPK. Pupuk di letakkan di dalam lubang yang memiliki jarak 5 cm di samping tanaman.Berdasarkan hasil pengamatan praktikum lapang, bahwa tidak semua tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik. Hanya ada satu tanaman jagung saja yang dapat tumbuh. Pertumbuhan pada tanaman jagung terhambat mungkin disebabkan oleh kurangnya beberapa unsur hara pada tanah, contohnya kekurangan unsur hara N. karena pada tanaman jagung terdapat bercak-bercak kuning di daunnya. selain kekurangan unsur N, pada tanaman jagung juga mengalami kekerdilan dan terdapat bercak-bercak putih seperti terserang suatu penyakit. Namun, tidak semua tanaman jagung terdapat bercak-bercak putih seperti disebabkan penyakit. Hal itu disebabkan karena faktor genetik pada setiap tanaman jagung berbeda-beda yang menyebabkan kekebalan terhadap suatu penyakit tidak sama. Sedangkan pemberian pupuk pada setiap tanaman jagung menggunakan dosis yang serupa dan pengaplikasiannya juga samaV. PENUTUP5.1 KesimpulanPupuk merupakan material yang ditambahkan ke dalam tanah, yang bertujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Pengaplikasian pupuk pada praktikum pupuk dan pemupukan menggunakan perlakuan yang sama pada setiap tanaman jagung. Sementara hasil yang didapat, hanya satu tanaman jagung yang dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan yang lainnya mengalami kekerdilan dan terserang bercak-bercak putih seperti terkena suatu penyakit. Hal itu mungkin disebabkan karena ketahanan terhadap penyakit pada setiap tanaman jagung berbeda.5.2 SaranTetap sabar ngadapi praktikan seperti kami mas. Tetap kasih waktu yang panjang buat ngerjain setiap laporan. Dan maaf kalau laporannya masih ada yang kurang dan tidak sesuai dengan harapan mas.LAMPIRAN1. Dalam budidaya tanaman seledri dengan jarak tanam 40 40 cm. luasan lahan yang dipakai seluas 1 Ha dan yang dipakai untuk luasan drainase dan jalan kurang lebih 15 %. Hitung kebutuhan pupuk Urea, SP36, dan KCL per tanaman seledri?Rekomendasi Urea = 435 kg/haRekomendasi SP36 = 400 kg/haRekomendasi KCL = 300 kg/haJawab:Jarak tanam = 40 40 cm= 1600 cm = 0,16 mLuas lahan efektif = 15% dari 1 ha=x 10.000= 1.5001 Ha (drainase+ jalan)=10.000 1.500= 8500 m2 Jumlah tanaman = = = 53,125 tanamanKebutuhan pupuk per tanaman: Kebutuhan pupuk Urea = = = 8 gr/tanaman Kebutuhan pupuk SP36 = = = 7,5 gr/tanaman Kebutuhan pupuk KCL = = = 5,6 gr/tanaman1. Berapa kebutuhan pupuk Urea, SP36, dan KCL pada polybag volume 5 kg, apabila diketahui kedalaman lapisan olah (KLO) adalah 20 cm, BI tanah 1,1 g/cm3 , luasan yang dipakai seluas 1 Ha dan rekomendasi pupuk seperti diatas (no 4.1)?Dik : KLO = 20 cm, BI = 1,1 gr/cm3, luas = 1 Ha, volume polybag = 5 kg.Dit : kebutuhan pupuk Urea, SP36, KCL?Jawab: Rekomendasi Urea = 435 kg/ha Rekomendasi SP36 = 400 kg/ha Rekomendasi KCL = 300 kg/haHLO = KLO x BI x LL= 20 x 1,1 x 108 = 22 x 108Kebutuhan pupuk Urea = == 0,98 gr/tanamanKebutuhan pupuk SP36 == = 0,90 gr/tanamanKebutuhan pupuk KCL === 0,68gr/tanaman1. Dari hasil analisis tanah diperoleh rekomendasi pemupukan dengan 100g N, 50 g P2O5dan 100 g K2O per tanaman. Pupuk tersedia : Urea (46%N), SP36 (36%P2O5), KCL (60%K2O). Berapa bobot pupuk Urea, SP36, dan KCL yang diperlukan? Jika luasan lahan dan jarak tanam seperti no 4.1.Jawab:Luas lahan efektif = 15% dari 1 ha =x10.000= 1.5001 Ha (drainase+ jalan)=10.000 1.500S= 8500 m2 Jumlahtanaman == = 53,125 tanaman Kebutuhan pupuk N (urea)N = % x kebutuhanpupuk100 gr = == 217,3gr/tanaman per hektar = x jumlah tanaman= 217,3 x 53,125= 11.544,06 gr/ha Kebutuhan pupuk P2O5P2O5 = % x kebutuhan pupuk50 gr = == 138,8gr/tanaman per hektar = x jumlah tanaman= 138,8 x 53,125= 7.373,75 gr/ha Kebutuhan pupuk K2OK2O = % x kebutuhan pupuk100 = == 166,67gr/tanaman per hektar = x jumlah tanaman= 166,67 x 53,125= 8.854,34 gr/ha1. Apabila ukuran petak adalah 1015 cm. Tanaman yang digunakan adalah seledri tangkai. Jarak tanam (6060) cm 50 cm (double row) dengan populasi 400 tanaman per petak. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea = 130 kg/ha, SP36 = 120 kg/ha, KCL = 100 kg/ha. Hitung kebutuhan pupuk per petak dan pupuk per tanaman!Jawab: Kebutuhan pupuk per petakUrea === 1.950 grSP36 === 1.800 grKCL === 1.500 gr Kebutuhan pupuk per tanamanUrea === 4,875 gr/tanamanSP36 === 4,5 gr/tanamanKCL === 3,75 gr/tanamanDAFTAR PUSTAKAHardjowigeno, Sarwono. 2004. Ilmu Tanah (Bogor: Jurusan Ilmu Tanah, FakultasPertanian). Bogor : Institut Pertanian Bogor Press.Hasibuan, B. E. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta : UI PresssMartodireso, sudadi, widada agus suryanto. 2001. Terobosan Teknologi Pemupukan dalam Era Pertanian Organik. Yogyakarta : KansiusPrihmantoro, Heru. 1996. Memupuk Tanaman Sayur. Depok : Penebar Swadaya.Purnomo, J & D.A. Suriadikarta. Respon Tanaman Tebu Varietas Bulu Lawang danPerubahan Sifat Kimia Tanah Sebagai Akibat dari Pemberian Pupuk N, P, K. JatiTujuh Jawa BaratSatyamidjaja, D. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah dan Pertanian. Bandung :Pustaka PertanianSitumorang, S. 1973. Pupuk dan Pemupukan Simplok. Jakarta : Bhana Karya Aksara

Soal 2

Minggu, 05 Desember 2010EFISIENSI PEMUPUKAN PADA TANAMAN PADI Padi merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan hampir semua wilayah yang ada di Indonesia ini pasti memiliki areal yang ditanami dengan padi, baik itu padi sawah maupun padi gogo. Berbicara mengenai penanaman padi maka mau tidak mau pasti tidak akan terlepas dari yang namanya pemupukan. Umumnya pemberian pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=300 kg/ha, TSP=75-175 kg/ha dan KCl=50 kg/ha.Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8 minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai.

PEMUPUKAN PADI GOGOa) Pupuk organikBerasal dari tanaman pupuk hijau seperti Crotalaria juncea yang berumur 4-6 bulan atau dari pupuk kandang yang telah matang. Pupuk organik dibenamkan ke tanah dengan dosisi 10-30 ton/ha.b) Pupuk anorganikPupuk yang diberikan berupa 150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 minggu dan 8 minggu setelah tanam.PEMUPUKAN PADI SAWAHDosis pupuk tanaman padi sawah sangat dipengaruhi oleh jenis dan tingkat kesuburan tanah, sejarah pemupukan yang diberikan dan jenis padi yang ditanam.Penggunaan dosis pupuk untuk padi sawah untuk lahan satu hektar adalah sebagai berikut Urea 200 Kg, SP36 200 Kg, dan KCL 100 Kg. Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali budidaya (produksi) padi sawah. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 12 hari dengan dosis pupuk sepertiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan, sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada waktu tanaman berumur 40 hari.Dari kondisi tersebut diatas maka bisa dikatakan kebutuhan pupuk anorganik pada tanaman padi per hektar nya berkisar total 500 kg/ha dengan potensi hasil panen sekitar 5 6 ton per Ha. Apakah jika dianalisa secara ekonomi hal ini sudah bisa dikatakan memberikan keuntungan bagi para petani padi, tentu saja belum karena masih hanya sebatas impas saja. Untuk itu sudah saat nya para petani padi melakukan efisiensi pemupukan dengan penggunaan pupuk organik D.I.Grow. Pemupukan pada tanaman padi yang dikombinasikan dengan menggunakan pupuk organik cair D.I.Grow ditekankan untuk melakukan efisiensi penggunaan pupuk argonanik secara total sampai 30% hingga 50% dari total penggunaan biasanya, sehingga secara analisa bisa dilihat bagaimana efisiensi pemupukan setelah menggunakan Pupuk Organik D.I.Grow.Dalam hal penambahan biaya untuk tenaga kerja juga tidak terlalu signifikan penambahan biaya karena penggunaan atau pengaplikasian Pupuk Organik D.I.Grow hanya 3 kali aplikasi saja.Dengan melakukan pemupukan berimbang antara pupuk anorganik dengan pupuk organik seperti ini maka diharapkan peningkatan pendapatan petani bisa jauhlebih baik lagi. Rata-rata potensi peningkatan hasil produksi tanaman padi yang telah menggunakan Pupuk Organik Plus D.I.Grow bisa naik hingga 40% dari produksi sebelumnya.

Diposkan oleh BERDASA FRESH AND NATURAL di 6.46.00 PM Reaksi:

Arum Listyowati SuproboBlog Mahasiswa Universitas BrawijayaMay 7 LAPORAN PRAKTIKUM DASAR BUDIDAYA TANAMAN PUPUK DAN PEMUPUKANPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPupuk selalu dicari para petani di setiap musim tanam, dan harganya terus meningkat. Pemupukan yang tidak tepat dosis, waktu, dan caranya menyebabkan tanaman tidak tumbuh optimal, baik karena tanaman kekurangan unsur hara maupun karena kelebihan pupuk. Pemupukan yang berlebihan menyebabkan kecenderungan terjadinya ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah, kerusakan sifat tanah, dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini perlu pengetahuan tentang bahan pupuk, bagaimana teknik aplikasi pupuk, cara menghitung kebutuhan pupuk, efisiensi pemupukan, dan penentuan rekomendasi pemupukan.Akhir-akhir ini, kebutuhan akan penggunaan pupuk kimia untuk lahan pertanian semakin meningkat. Sementara pupuk organik (kompos) mulai ditinggalkan. Sebelum diperkenalkannya pupuk kimia ini kepada masyarakat, kompos telah menjadi kebutuhan dan incaran petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Kini para petani lebih menyukai pupuk kimia dibandingkan kompos. Mereka beralasan pupuk kimia mempunyai kandungan unsur hara yang baik dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Sedangkan kompos, menurut mereka, tidak mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Bahkan beberapa petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan.1.2 Tujuan- Untuk mengetahui defenisi pupuk dan pemupukan Untuk mengetahui macam-macam pupuk Untuk mengetahui bentuk-bentuk pupuk Untuk mengetahui teknik aplikasi pupuk Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pupuk organik dan anorganikBAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi Pupukv Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman yang dimana pupuk juga merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil budidaya tanaman. (Anonymous a, 2012) v Pupuk adalah bahan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan ( hara ) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya. (Sudarmoto, AS, 1997)v Fertilizer is a material that is added to the growing medi and plants to provide for the necessary plat nutrients so that they can produce well.Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. ( Anonymousb,2012 )2.2 Definisi Pemupukanv Pemupukan adalah suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah dengan tujuan agar dapat diserap oleh tanaman ( unsur hara adalah makanannya tanaman ).( Anonymousc,2012)v Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah baik langsung maupun tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. (Anonymous d, 2011)v Fertilization is necessary to suplement naturally oncering esential mineral elements in the soil mantain an optimum supply for plant growth. Pemupukan adalah hal yang diperlukan melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman secara optimum. (Collins,2009)2.3 Macam macam pupuk organikPupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, contoh:Pupuk komposPupuk kompos berasal dari sisa sisa tanaman. Sisa tanaman dihancurkan oleh organisme dan unsur unsur yang sudah terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut harusd larut dalam air sehingga mudah diadsorpsi oleh akar tanaman.Pupuk kandangMerupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak pada umumnya berupa mamalia dan unggas. Disamping mengandung unsur hara makro seperti N,P, K pupuk kandang juga mengandung unsur makro seperti Ca, Mg, dan S.Pupuk organikPupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan oleh bakteri pengurai. Macam-macamnya antara lain:b) Pupuk hijau, merupakan pupuk organik yang berasal dari tanaman atatu berupa sisa panen..d) Humus, merupakan material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk, yang akhirnya mengubah humus menjadi tanah.e) Mikroba Penyubur Tanah, Mikroba yang dikemas sebagai pupuk cair disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.2.4.Macam-macam Pupuk AnorganikPupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar. Puuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :1. Pupuk TunggalPupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.a) Pupuk Nitrogen.Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:1) Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.2) Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.3) Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik)Pupuk yang paling banyak mengandung unsure nitrogen adalah pupuk urea.b) Pupuk FosforusFosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:1) Respirasi dan fotosintesis2) Penyusunan asam nukleat3) Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.4) Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan, dan,5) Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.Unsure fosfor diperlukan diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada unsure nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.c) Pupuk KaliumFungsi kalium bagi tanaman adalah:1) Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.2) Mempercepat metabolisme unsure nitrogen.3) Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.2. Pupuk MajemukPupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam. (Anonymousc,2012)2.5 Bentuk pupuk2.4.2 Pupuk CairUntuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Hardjowigeno,2004)2.4.1 Pupuk padatPupuk padat adalah pupuk yang berbentuk padatan. Pupuk dapat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk padatan biasanya diaplikasi ke tanah atau media tanam.2.4.2 Pupuk cairPupuk cair adalah pupuk yang berbentuk cair atau berupa cairan. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuki konsentrat atau cairan. Pupuk cair diberikan secara disemprotkan ke tubuh tanaman.(Guntoro, 2003)2.6 Teknik aplikasi pupukLarikanCaranya, buat parit kecil disamping bansan tanaman sedalam 6 10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutp kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar disekeliling pohin dengan jari jari 0,5 1 kali jari jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dan dapat langsung ditempatkan di atas tanah.Penebaran secara merata di atas permukaan tanah.Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjut dengan pengolahan tanah, seperti aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpuyn lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah untuk menguap.PenugalanCaranya, ditempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10 15 cm, lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuki dimasukkan tutup kembali lubang dengan tanahy untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan di samping kiri dan kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diapliksaikan adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.FertigasiPupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle.(Adisarwanto, 2005)2.7. Kaidah Pemupukan1) Tepat Jenis Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman.2) Tepat Dosis Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.3) Tepat Waktu Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau, (b) pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 siang)4) Tepat Cara Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi tanah.5) Tepat Sasaran Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk, misal; (1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu.(2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik & kimia tanah.2.8 Kelebihan dan kekurangan pupuk organik dan anorganik.2.8.1 Kelebihan pupuk organikMemperbaiki dan menjaga unsur tanahMenjadi penyangga pH tanahMembantu menjaga kelembaban tanahTidak merusak lingkunganAman dipakai dalam jumlah besarPupuk organik mengandung asam organik, antara lain asam hunic, asam fulfic, hormon dan enzim yang tidak terdapat pada pupuk buatan.Kekurangan Pupuk OrganikKekurangan dari pupuk organik antara lain:a) Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.\b) Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan implementasinya.c) Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan. (Sugiarti, 2008)2.8.2 Kelebihan pupuk anorganikPemberian dapat terukur dengan tepatPupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup besarKebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepatKekurangan pupuk anorganikKekurangan dari pupuk anorganik antara lain:a) Selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikrob) Meninggalkan residu ke dalam tanahc) Dalam jangka panjang akan merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanahd) Degradasi unsur hara (Lingga dan Mansono,2000)DAFTAR PUSTAKAAnonymousc,2012. Jenis Pupuk Organik. http://ekaboymaster.blogspot.com/2012/02/jenis-pupuk-dan-fungsi-pupuk-organik.htmlDiakses tanggal 7 Juni 2012Goenadi,P.H.2006.Pupuk dan Teknologi Pemupukan Berbasis Hayati.Yayasan John. Hitech:JakartaHardjowigeno.2004. Pupuk dan pemupukan Tomat. Kanisius:YogyakartaJuanda, Dede & Bambang Cahyono .2005. Wijen: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius.Lingga dan Marsono.2000.Pupuk Organik.Kanisius:YogyakartaSugiarti, 2008. Pupuk organik. http://sugiyarti-unindra-bio2a.blogspot.com/2008/11/pupuk-organik.html. diakses tanggal 14 juni 2012Sunardi, Y. Sardjono. 2008. Teknik Aktivasi Neoutron (AAN) Untuk Pnenentuan Efisiensi pemupukan Tanaman di Lahan Pasir pantai Samas bantul. Seminar Nasional IV. Yogyakarta.Endrizal, dkk. 2004. Efisiensi Penggunaan Pupuk Nitrogen dengan Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sawah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol. 7 No. 2 Hal : 118 124.Guntoro, Dwi Purwono dan Sarwono. 2003. Pengaruh Pemberian Kompos Bagase Terhadap Serapan Hara dan Pertumbuhan Tanaman Tebu. Dalam Buletin Agronomi Institut Pertanian Bogor.Handayani, Mutia. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Salam. Sebuah Skripsi IPB Repository.Suryantini. 2005. Serapan N, P, K Tanaman Petsai dengan Pemberian Lumpur Laut dan Pupuk Kandang pada Tanah Gambut