JAELANI NARO

213
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO- OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 LUBUKLINGGAU Oleh: Jailani Naro NIM 4106087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Transcript of JAELANI NARO

Page 1: JAELANI NARO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8

LUBUKLINGGAU

Oleh:Jailani Naro

NIM 4106087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU 2010

Page 2: JAELANI NARO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8

LUBUKLINGGAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:Jailani Naro

NIM 4106087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN MIPA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP PGRI) LUBUKLINGGAU 2010

Page 3: JAELANI NARO

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP PADA MATERI GELOMBANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8

LUBUKLINGGAU

Lubuklinggau, Agustus 2010

Penulis,Jailani Naro

NIM 4106087

Disetujui dan Disyahkan oleh

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Ahmad Amin, M.Si. Derti Mulyana, S.Pd.

MengetahuiKetua Jurusan Pendidikan Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

H. Rudy Hartoyo, M.Pd.

Page 4: JAELANI NARO

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Jailani Naro NIM. 4106087Telah dipertahankan di depan Tim dan Panitia Penguji

Pada Tanggal 04 September 2010

Panitia Penguji

Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________

Sekretaris : J. Albert Barus, M.Pd. ________________________

Tim Penguji

Ketua : H.M. Lukman Nawi, M.Pd. ________________________

Anggota : 1. Nely Andriani, M.Si. ________________________

2. J. Albert Barus, M.Pd. ________________________

3. Nurhayati, M.Pd. ________________________

MengetahuiKetua STKIP PGRI Lubuklinggau,

H.M. Lukman Nawi, M.Pd.

Page 5: JAELANI NARO

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Jailani Naro

NIM : 4106087

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op

Co-op pada Materi Gelombang terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8

Lubuklinggau.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul tersebut di atas adalah

benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaidah serta etika keilmuan

yang berlaku dalam masyarakat ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila

kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau

plagiat dalam karya ilmiah ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya tulis ini.

Lubuklinggau, Juni 2010

Yang Membuat Pernyataan,

Jailani NaroNIM. 4106087

Page 6: JAELANI NARO

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Perlakukan setiap orang dengan kebaikkan hati dan rasa

hormat, meski mereka berlaku buruk kepada anda. Ingatlah,

bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan

karena siapa mereka, tatapi karena siapa diri anda sendiri ”.

(Andrew T. Somers)

“Dan orang yang beriman serta mengerjakan amal kebajikan,

kelak akan kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di

bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-

selamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar

perkataannya dari pada Allah”.

(QS. An-Nisaa’ Ayat

112)

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak

dan Ibu yang tak lelah memberikan

dukungan materil, moril, dan do’a

untuk kesuksesan, serta

kerberhasilan tiap langkah dalam

hidupku.

Ayuk-ayuk dan Adik-adikku

tersayang, terima kasih telah banyak

membantu dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Page 7: JAELANI NARO

Ust Indra, S.SosI yang telah banyak

memotivasi penulis selama

menjalankan perjuangan ini.

Dosen-dosen program study

pendidikan fisika dan semua

sahabatku seperjuangan.

KATA PENGANTAR

Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena atas rahmat dan karunia-Nya, maka skripsi ini dapat penulis selesaikan

sebagaimana yang diharapkan.

Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Co-op Co-op pada Meteri Gelombang terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau ini, disusun untuk memenuhi

salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Progran Studi

Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru

Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau.

Penulis mengakui bahwa dalam pembuatan skripsi ini, banyak mendapat

bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak baik perorangan

maupun lembaga. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak H.M. Lukman Nawi, M.Pd. selaku Ketua STKIP PGRI Lubuklinggau.

Page 8: JAELANI NARO

2. Bapak Rudy Hartoyo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA STKIP

PGRI Lubuklinggau.

3. Bapak A. Budi Mulyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau.

4. Bapak Ahmad Amin, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan saran dan arahan sehingga

skripsi ini menjadi lebih berarti.

5. Ibu Derti Mulyana, S.Pd. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Kholid, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 8 Lubuklinggau yang telah

memberikan izin, bantuan, dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Fisika dan Staf Pengelola STKIP-

PGRI Lubuklinggau yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu

kelancaran studi penulis selama masa pendidikan.

8. Keluargaku terutama orang tua, ayuk-ayuk dan adik-adik ku tercinta, yang

telah memberikan banyak dukungan baik materil maupun moril.

9. Rekan-rekan dan pihak yang telah memberikan bantuan sehingga tersusunya

skripsi ini.

Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat rahmat

dan pahala dari Allah SWT. Akhirnya, skripsi ini penulis persembahkan kepada

para pembaca dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Page 9: JAELANI NARO

Lubuklinggau, Agustus 2010

Penulis,

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op pada Materi Gelombang terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar fisika siswa karena kurang aktif dan lemahnya motivasi siswa terhadap pelajaran fisika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau. Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni, dengan desain yang digunakan adalah Control group pre-test post-test Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau berjumlah 193 orang. Dua kelas diambil sebagai sampel secara acak, dimana kelas VIIIA terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB

sebagai kelas kontrol. Kelas ekperimen diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sedangkan kelas kontrol diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan tes, tes berbentuk uraian sebanyak lima soal. Data skor tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 0,05 didapat thitung = 2,92 dan ttabel = 1,99 karena t hitung > t tabel, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.

Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif, hasil belajar.

Page 10: JAELANI NARO

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii

LRMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv

PERNYATAAN ........................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

Page 11: JAELANI NARO

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4E. Penjelasan Istilah ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6

A. Landasan Teoritik..................................................................... 61. Pengertian Belajar dan Pembelajaran................................. 6

a. Pengertian Belajar......................................................... 6b. Pengertian Pembelajaran............................................... 7

2. Model Pembelajaran........................................................... 83. Model Pembelajaran Kooperatif......................................... 94. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op........... 105. Hasil Belajar........................................................................ 166. Materi Pelajaran.................................................................. 17

a. Pengertian Gelombang.................................................. 17b. Jenis-Jenis Gelombang Berdasarkan Medium.............. 18c. Jenis-Jenis Gelombang Berdasarkan ArahRambat....... 18d. Besaran-Besaran Pada Gelombang............................... 20e. Pemantulan Gelombang................................................ 21

B. Hipotesis Penelitian.................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 22

A. Desain Penelitian ..................................................................... 221. Jenis Penelitian...................................................................... 222. Variabel Penelitian................................................................ 23

B. Populasi dan Sampel ................................................................ 24C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan

Instrumen.................................................................................. 251. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 252. Pengembangan Instrumen Penelitian ................................. 25

D. Teknik Analisis Data................................................................. 261. Uji Normalitas....................................................................... 272. Uji Homogenitas................................................................... 273. Uji Hipotesis......................................................................... 28

E. Uji Coba Instrumen Penelitian.................................................. 301. Validitas................................................................................ 302. Uji Reliabilitas...................................................................... 323. Tingkat Kesukaran............................................................... 334. Daya Pembeda...................................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 37

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 37

Page 12: JAELANI NARO

1. Deskripsi Data Penelitian.................................................... 37a. Kemampuan Awal Siswa................................................ 38b. Kemampuan Akhir Siswa............................................... 39

2. Pengujian Hipotesis............................................................ 43a. Uji Normalitas................................................................. 43b. Uji Homogenitas............................................................. 44c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata......................................... 45

B. Pembahasan Penelitian.............................................................. 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 49

A. Simpulan .................................................................................. 49B. Saran ........................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 50DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Control Group Pre-test Post-test Design................................... 23

Tabel 3.2. Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau ......... 24

Tabel 3.3. Sampel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau……….. 24

Tabel 3.4. Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba Instrumen ..................... 32

Tabel 3.5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen ..... 34

Tabel 3.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen ........... 36

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen..................................... 36

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pre-test Kelas Eksperimen..... 39

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pre-test Kelas Kontrol............ 39

Tabel 4.3. Rata-rata Simpangan Baku Hasil Pre-test................................. 40

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Hasil Post-test Kelas Eksperimen.... 42

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Hasil Post-test Kelas Kontrol.......... 42

Tabel 4.6. Rata-rata Simpangan Baku Hasil Post-test................................ 42

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ................ 44

Page 13: JAELANI NARO

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir ............. 45

Tabel 4.9. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Tes Awal dan Tes Akhir . . . 45

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gelombang Transversal......................................................... 19

Gambar 2.2. Gelombang Longitudinal ...................................................... 19

Page 14: JAELANI NARO

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Halaman

1. Silabus ...........................................................................52

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................... 53

3. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar....................................... 74

4. Soal Uji Coba Instrumen................................................. 76

5. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen........................ 78

6. Soal Pre-test dan Post-Test.............................................. 81

7. Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-Test.................... 85

8. Lembar Jawaban Siswa.................................................... 87

9. Absen Kehadiran Siswa................................................... 94

LAMPIRAN B

1. Skor Hasil Uji Coba ........................................................ 96

2. Skor Setelah Diurutkan.................................................... 97

3. Uji Coba Fisika pada Kelas IX SMPN 8 Lubuklinggau

Page 15: JAELANI NARO

pada Materi Gelombang................................................... 100

4. Perhitungan Validitas ...................................................... 101

5. Perhitungan Reliabilitas .................................................. 104

6. Perhitungan t hitung.......................................................................................................... 106

7. Skor Kelompok Atas dan Skor Kelompok Bawah.......... 108

8. Perhitungan Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran........... 109

9. RekapitulasiPerhitungan Daya Pembeda dan

Taraf Kesukaran............................................................... 111

LAMPIRAN C

1. Daftar Pembagian Topik Tim.......................................... 112

2. Skor Pre-test dan Post-test.............................................. 116

3. Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ................. 120

4. Perhitungan Uji Normalitas ............................................ 128

5. Perhitungan Uji Homogenitas.......................................... 132

6. Perhitungan Kesamaan Dua Rata-rata............................. 135

LAMPIRAN D

1. Surat Permohonan Persetujuan Judul/Pembimbing

Skripsi.............................................................................. 139

2. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ......................... 140

3. Surat Persetujuan Judul Skripsi.................................... 141

4. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STKIP-PGRI

Lubuklinggau................................................................... 142

Page 16: JAELANI NARO

5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan.................... 143

6. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................... 144

7. Kartu Konsultasi/Bimbingan Skripsi............................... 145

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1

menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinuya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Dunia pendidikan saat ini memusatkan mutu pendidikan pada

peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang di dalamnya terdapat

guru dan peserta didik yang mempunyai kemampuan, keterampilan, filsafat

hidup, motivasi, dan sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan

pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan,

metode, dan teknik yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat

Page 17: JAELANI NARO

menguasai materi dengan baik dan mendalam, salah satunya pada

pembelajaran fisika.

Budikase dan Kertiasa (1996:ix) menyatakan bahwa fisika adalah

suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan.

Kunci kesuksesan dalam belajar fisika adalah kemampuan seseorang

memahami tiga hasil pokok fisika yaitu konsep-konsep (pengertian), hukum

(azas-azas) dan teori-teori.

Dengan kemajuan pendidikan yang sangat pesat maka praktek-praktek

pembelajaran perlu diperbarui. Upaya pembelajaran tersebut terletak pada

tanggungjawab guru, bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat

dipahami oleh anak didik secara benar. Salah satunya sistem pengajaran yang

memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan siswa lain

dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berstruktur yang disebut sebagai

sistem ”Pembelajaran Kooperatif”, dimana guru bertindak sebagai fasilitator.

Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang berbeda, yaitu

dengan membagikan kelompok bagian pertama bahan diberikan kepada siswa

pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua, demikian

seterusnya. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan

memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama Negeri 8 Lubuklinggau, gelombang merupakan pelajaran fisika di

kelas VIII semester satu. Pokok bahasan gelombang merupakan suatu materi

yang sangat dekat dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, penulis

Page 18: JAELANI NARO

berasumsi bahwa materi gelombang sesuai apabila penyampaiannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang dapat dipilih adalah

co-op co-op. Menurut Slavin (2005:229) menyatakan bahwa co-

op co-op adalah sebuah bentuk group investigation yang

cukup familiar. Dalam model pembelajaran co-op co-op, dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk

meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan

dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan

untuk saling berbagi pemahaman baru dengan teman-teman

sekelasnya.

Dari uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

suatu penelitian yang berjudul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII

Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada materi

gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

Negeri 8 Lubuklinggau ?

Page 19: JAELANI NARO

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada meteri

gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

Negeri 8 Lubuklinggau.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Peserta Didik, dapat memotivasi siswa dalam belajar, dan dapat

memahami konsep-konsep fisika sehingga memperoleh hasil belajar yang

lebih baik dan tidak mudah dilupakan.

2. Bagi Guru, sebagai informasi tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.

3. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan mengetahui keefektifannya

dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

masalah.

E. Penjelasan Istilah

Page 20: JAELANI NARO

Penjelasan istilah dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran

istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Adapun istilah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Kooperatif

Metode kooperatif adalah suatu metode yang menjelaskan kerja

sama dalam belajar yang bertujuan untuk mencari variasi dalam belajar

sehingga tidak membuat kejenuhan dalam proses belajar mengajar.

2. Co-op Co-op

Co-op co-op adalah suatu bagian dari variasi kooperatif yang

menggunakan sistem kerja sama dalam kelompok kecil yang berpusat pada

tim atau kelompok masing-masing.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh individu atau kelompok

setelah melakukan kegiatan belajar.

Page 21: JAELANI NARO

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam proses

mengajar. Slameto (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hilgard dan Bower (dalam Dalyono, 2007:211)

mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahaan

tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

Page 22: JAELANI NARO

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-

keadaan sesaat seseorang.

Menurut beberapa ahli diatas terdapat perbedaan antara

beberapa ahli tetapi secara prinsip bahwa belajar adalah suatu bentuk

perubahan atau pertumbuhan dalam diri individu yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku karena pengalaman dan latihan.

b. Pengertian Pembelajaran

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Pasal 1 yang berbunyi ”Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”.

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Krisna, 2009 :2),

menyatakan bahwa instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang

bersifat internal.

Menurut Eggen & Kauchak (dalam Krisna, 2009 :2)

menyatakan bahwa ada enam ciri-ciri pembelajaran yang efektif, yaitu

Page 23: JAELANI NARO

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan

dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan

generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi

dalam pelajaran

3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian

4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan

kepada siswa dalam menganalisis informasi

5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan

pengembangan keterampilan berpikir

6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan

tujuan dan gaya mengajar guru.

Dari pengertian pembelajaran menurut para ahli sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara

pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar yang

bersifat internal. Dengan demikian dalam proses pembelajaran

interaksi antara guru dan siswa sangat diperlukan.

2. Model Pembelajaran

Menurut Trianto (2007:9), model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu.

Page 24: JAELANI NARO

Menurut Nurhasanah (2008:1), model pembelajaran juga dapat

didefinisikan sebagai suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

merencanakan pembelajaran di kelas serta menjadi pedoman dalam

membantu para siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu kerangka yang melukiskan prosedur yang

sistematis yang dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk pelaksanaan

pembelajaran di kelas demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar dimana siswa

belajar dalam kelompok kecil saling memiliki tingkat kemampuan

berbeda. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam

kelompoknya. Contohnya menjadi pendengar yang baik, memberikan

penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik dan siswa diberi

kegiatan yang berisi pernyataan atau tugas yang direncanakan untuk

diajarkan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari

temannya, serta pengembangan keterampilan siswa.

Menurut Slavin (dalam Fatmawati, 2009:7) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan variasi suatu metode pembelajaran

Page 25: JAELANI NARO

yang mendesain siswa yang bekerja dalam suatu kelompok kecil untuk

saling membantu dalam mempelajari materi suatu pembelajaran.

Muslimin (dalam Hotima, 2009:11) menyatakan bahwa kooperatif

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menentukan

materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang berbeda-beda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Menurut Tafsir (2009:15) mengemukakan ada beberapa kelebihan

yang diperoleh dari cooperative learning antara lain sebagai berikut :

1. Mengajarkan nilai kerjasama.

2. Membangun komunikasi di dalam kelas.

3. Membantu siswa antara yang satu dengan yang lain, dan dapat

mengurangi konflik personal.

4. Mengajarkan keterampilan hidup yang mendasar.

5. Meningkatkan prestasi akademik.

6. Meningkatkan kepercayaan diri dan terhadap sekolah.

7. Mengurangi efek negatif dari persaingan.

8. Meningkaykan keterampilan hidup bergotong royong

Page 26: JAELANI NARO

9. Meningkatkan hubungan positif antara siswa dengan siswa, antara

siswa dengan guru, dan antara siswa dengan personal selolah lainnya.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op

Slavin (2005:229) menyimpulkan bahwa co-op co-op adalah

sebuah bentuk group investigation yang cukup familiar. Dalam metode

group investigation ini, para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya

yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kemudian kelompok ini

memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas,

topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi, dan melakukan kegiatan yang

diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok lalu

mempresentasikan dan menampilkan penemuan mereka dihadapkan

seluruh kelas.

Slavin (2005:218-220) mengemukakan dalam group investigation,

kerja para murid, ada enam tahap yaitu :

1. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok-

kelompok penelitian.

Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan.

Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu dan siswa

mengidentifikasi serta memilih berbagai macam sub topik untuk

dipelajari, berdasarkan pada ketertarikan dan latar belakang mereka.

Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan

seluruh kelas.

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Page 27: JAELANI NARO

Pada tahap ini para siswa mengalihkan perhatian mereka

kepada subtopik yang mereka pilih. Seluruh anggota kelompok

menentukan aspek dari subtopik masing-masing (satu demi satu atau

berpasangan) akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya seluruh

kelompok harus memformulasi sebuah masalah yang akan diteliti,

memutuskan bagaimana melaksanakannya, dan menentukan sumber-

sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi

tersebut.

3. Melaksanakan investigasi

Dalam tahap ini setiap kelompok melaksanakan rencana yang

telah diformulasikan sebelumnya. Tahap ini, tahap yang paling banyak

memakan waktu. Para siswa diberikan batas waktu pengerjaan, tetapi

jumlah dari sesi yang mereka perlukan untuk menyelesaikan

investigasi tidak terlalu dapat dipastikan, maka guru harus berupaya

berbagai cara untuk menentukan sebuah proyek kelompok berjalan

tanpa terganggu sampai investigasinya selesai.

4. Menyiapkan laporan akhir

Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan

klarifikasi ketahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan

hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Tahap ini merupakan

sebuah tahap pengaturan, tetapi pada tahap satu juga memerlukan

Page 28: JAELANI NARO

semacam kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan

gagasan utama dari proyek kelompok.

5. Mempresentasikan laporan akhir

Pada tahap ini, masing-masing kelompok meyiapkan diri untuk

mempresentasikan laporan akhir. Mereka berkumpul kembali dan

kembali kepada posisi kelas sebagai satu keseluruhannya.

6. Evaluasi.

Pada tahap ini guru harus menggunakan pendekatan inovatif

dalam menilai apabila apa yang telah dipelajari murid-murid.

Menurut Slavin (2005:25), group investigation disebut juga

co-op co-op. Menurut Shlomo dan Sharan (dalam Slavin, 2005:24)

menyatakan bahwa co-op co-op merupakan perencanaan pengaturan kelas

yang umum, dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil

menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok serta perencanaan.

Dalam model pembelajaran co-op co-op, dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk

meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka

dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka

kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru

dengan teman-teman sekelasnya.

Menurut Slavin (2005:229-235) menyatakan bahwa

untuk meningkatkan kesuksesan dari metode ini, ada

Page 29: JAELANI NARO

sembilan langkah yang sangat spesifik antara lain, sebagai

berikut :

1. Diskusi Kelas Berpusat pada Siswa

Pada langkah pertama ini co-op co-op digunakan

untuk mendorong para siswa dalam menemukan dan

ketertarikan mereka pada materi yang akan diajarkan.

Serangkaian kegiatan siswa adalah membaca,

menyampaikan pelajaran, atau pengalaman dapat

dilakukan untuk tujuan ini. Lalu lakukan diskusi kelas

yang berpusat pada siswa. Tujuan diskusi ini harus

dapat meningkatkan keterlibatan seluruh siswa dalam

pelajaran dengan membuka dan memancing rasa ingin

tahu mereka, bukan untuk mengarahkan mereka

kepada topik khusus.

2. Menyeleksi Tim Pembelajaran Siswa dan Pembentukan

Tim

Guru mengatur mereka kedalam tim. Tim tersebut

harus heterogen yang terdiri dari empat atau lima

orang. Sebelum memulai unit-unit pelajaran

menggunakan co-op co-op, para siswa harus memiliki

kelompok kerja dengan kemampuan yang baik dan

Page 30: JAELANI NARO

kepercayaan yang terbangun sebelum memulai co-op

co-op.

3. Seleksi Topik Tim

Pemilihan topik tim tidak langsung diikuti dengan

diskusi kelas yang berpusat pada siswa. Sembari tim-

tim tersebut berdiskusi ketertarikan mereka dan

memulai pilihan topiknya, guru berkeliling diantara

mereka dan bertindaklah sebagai fasilisator.

4. Pemilihan Topik Kecil

Pada langkah keempat ini tiap tim membagi

topiknya untuk membuat pembagian tugas diantara

anggota tim. Setiap siswa memilih topik kecil yang

mencakup satu aspek dari topik tim. Keterlibatan guru

dalam pemilihan topik kecil bisa bervariasi, tergantung

pada tingkat kemampuan para siswa.

5. Persiapan Topik Kecil

Setelah para siswa membagi tim kecil, mereka

akan berkerja secara individu. Meraka masing-masing

tahu akan tanggungjawab terhadap topik meraka dan

bahwa kelompok tersebut bergantung kepada mereka

untuk menemukan aspek penting dari usaha yang

dilakukannya.

6. Presentasi Topik Kecil

Page 31: JAELANI NARO

Setelah para siswa melakukan kerja individual,

mereka mempresentasikan topik kecil mereka kepada

teman satu timnya. Presentasi topik kecil didalam tim

haruslah bersifat formal, yaitu dalam anggota diberikan

waktu khusus, dan berdiri ketika mempresentasikan

topik kecilnya.

7. Persiapan Presentasi Tim

Para siswa didorong untuk memadukan semua

topik kecil dalam presentasi tim. Disana harus ada

sintesis aktif dan topik kecil tersebut supaya selama

diskusi tim, presentasi tim akan menjadi lebih sekedar

sekumpulan presentasi topik kecil.

8. Presentasi Tim

Selama waktu presentasinya, tim memegang

kendali kelas. Semua anggota tim bertanggungjawab

bagaimana waktu, ruang dan bahan-bahan yang

digunakan selama presentasi mereka, mereka sangat

dianjurkan untuk menggunakan sepenuhnya fasilitas-

fasilitas yang ada dikelas.

9. Evaluasi

Evalusi dilakukan pada tiga tingkatan sebagai berikut :

a. Pada saat presentasi tim dievaluasi oleh kelas

Page 32: JAELANI NARO

b. Kontribusi individual terhadap usaha tim dievaluasi

oleh teman satu tim

c. Pengulangan kembali presentasi topik kecil oleh setiap siswa di

evaluasi oleh sesama siswa.

5. Hasil Belajar

Menurut Prayitno (dalam Wati, 2009:8) menyatakan bahwa, “Hasil

belajar sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya

proses belajar”. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat keberhasilan

belajar siswa adalah dengan menggunakan tes.

Menurut Syah (dalam Fatmawati, 2009:8) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)

1. Tidak mempunyai tujuan yang jelas

2. Kurangnya minat terhadap motivasi belajar

3. Kesehatan yang sering terganggu

4. Kurangnya pengusaan bahasa

5. Kebiasaan belajar yang kurang baik

6. Intelegensi.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)

1. Faktor Lingkungan

Faktor ini dipengaruhi antara lain :

a. Cara guru memberi materi pelajaran

b. Kurangnya bahan bacaan

Page 33: JAELANI NARO

c. Kurangnya alat bantu pengajaran

d. Keadaan gedung sekolah

e. Disiplin sekolah

f. Tugas sekolah

2. Faktor Keluarga

a. Faktor relasi antara keluarga

b. Faktor suasana rumah

c. Faktor ekonomi keluarga.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu yang diperoleh individu atau kelompok setelah melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah

hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar fisika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.

6. Materi Pelajaran

a. Pengertian Gelombang.

Menurut Jati dan Priyambodo (2007:227) menyatakan bahwa

gelombang merupakan gejala pemindahan usikan atau gangguan.

Gelombang yang merambat hanya memindahkan energi saja tanpa

menggeser medium gelombangnya (yaitu air).

Menurut Sutrisno (1979:2), Gelombang adalah suatu gangguan

yang menjalar dalam suatu medium. Medium yang dimaksud adalah

sekumpulan benda yang saling berinteraksi dimana gangguan itu

menjalar.

Page 34: JAELANI NARO

Dari definisi gelombang sebelumnya maka peneliti menarik

kesimpulan bahwa gelombang adalah getaran yang merambat atau

usikan yang merambat. Dalam perambatan gelombang, yang merambat

hanya usikan saja, sedangkan mediumnya tetap.

b. Jenis-Jenis Gelombang Berdasarkan Medium

Menurut Budikase dan Kertiasa (1996:39), Ada dua macam

jenis gelombang berdasarkan mediumnya yaitu sebagai berikut :

1. Gelombang Mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam

perambatannya memerlukan medium, misalnya gelombang tali,

gelombang air dan gelombang bunyi.

2. Gelombang Elektromagnetik

Gelombang transversal adalah gelombang yang dapat

merambat tanpa medium, misalnya gelombang radio dan

gelombang cahaya

c. Jenis-Jenis Golombang Berdasarkan Arah Rambatnya

Menurut Jati dan Kuntoro (2007:228), Ada dua jenis

gelombang yang dapat dilihat dari arah rambatan gelombangnya, yaitu

gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

1. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat

gelombangnya tegak lurus dengan arah getarannya. Satu

gelombang tranversal terdiri dari satu bukit dan satu lembah.

Page 35: JAELANI NARO

Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Gelombang

transversal dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Gelombang Transversal

2. Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah

getarnya berimpit atau sejajar dengan arah rambat gelombang.

Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi di udara.

Gelombang longitudinal dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Gelombang Longitudinal

Bukit

Lembah

Page 36: JAELANI NARO

d. Besaran-Besaran pada Gelombang

1. Periode ( T )

Menurut Sutrisno (1979:8), Periode adalah beda waktu

antara menjalarnya gangguan tertentu dengan gangguan

berikutnya. Dalam SI, satuan periode adalah sekon.

atau (Budikase dan Kertiasa, 1996:39)

2. Frekuensi ( f )

Menurut Sutrisno (1979:9), Frekuensi adalah banyaknya

gelombang yang melalui suatu titik persatuan waktu. Dalam SI,

satuan frekuensi adalah Hertz.

atau (Budikase dan Kertiasa, 1996:39)

Keterangan :

T = periode ( sekon )

n = banyaknya gelombang yang terjadi

t = waktu yang diperlukan selama bergelombang ( sekon )

f = frekuensi ( Hz )

3. Panjang Gelombang ( )

Menurut Sutrisno (1979:5), Panjang gelombang adalah

jarak dua puncak pada gelombang periodik. Dalam SI, satuan dari

panjang gelombang adalah meter (m).

Page 37: JAELANI NARO

4. Cepat Rambat Gelombang ( V )

Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh

gelombang selama satu detik. Satuan cepat gelombang adalah m/s.

atau V = . f (Budikase dan Kertiasa, 1996:41)

Keterangan :

V = cepat rambat gelombang ( m/s )

= panjang gelombang ( m )

e. Pemantulan Gelombang

Gelombang mempunyai sifat-sifat khusus diantaranya

pemantulan gelombang. Contoh pemantulan gelombang dalam

kehidupan sehari-hari adalah gelombang laut yang dipantulkan oleh

pantai dan gelombang air kolam yang dipantulkan air kolam.

Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan mengalami perubahan

bentuk atau fase. Akan tetapi, pemantulan gelombang pada ujung

bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul (Arikunto, 2005:71). Hipotesis penelitian ini adalah ada

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op pada

Page 38: JAELANI NARO

materi gelombang terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan salah satu komponen yang

mempengaruhi hasil penelitian. Metode merupakan cara melakukan

sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai

suatu tujuan. Berdasarkan dari sifat permasalahan penelitian, metode

dalam penelitian ini adalah metode penelitan eksperimen (eksperimen

research) yang mempunyai ciri khas adalah menggunakan kelompok

kontrol sebagai garis besar untuk membandingkan dengan kelompok yang

dikenai perlakuan eksperimental. Menurut Arikunto (2006:3), penelitian

eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara

dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh penelitian dengan mengurangi

dan menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Pada penelitian ini menggunakan desain yang berbentuk control

pretes postes group design, dengan pretes postes yang melibatkan dua

kelompok. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op dengan model pembelajaran konvensional.

Dimana model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sebagai

kelompok eksperimen sedangkan model pembelajaran konvensional

Page 39: JAELANI NARO

sebagai kelompok kontrol. Menurut Arikunto (2006:79), desain penelitian

dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1Control Group Pre-test Post-test Design

Group Pre-test Treatment Post-test

E O1 X O2

K O1 - O2

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

X : Pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op

O1: Pre-test

O2: Post-test

2. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:118), variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu 1 variabel bebas dan 2 variabel

terikat. Variabel bebas disebut juga dengan variabel pengaruh/penyebab

yang berfungsi mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat

disebut juga variabel akibat, menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi

oleh variabel lain.

Variabel Bebas : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Co-op Co-op.

Variabel Terikat : Hasil Belajar Siswa

Page 40: JAELANI NARO

B. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP

Negeri 8 Lubuklinggau.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006:109). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

cara random atau acak kelas, teknik ini digunakan karena setiap kelas dari

seluruh subjek penelitian mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai sampel. Setelah dilakukan pengundian, maka Sampel yang dipilih

adalah dua kelas yaitu kelas VIIIA sebagai kelompok eksperimen dan kelas

VIIIB sebagai kelompok kontrol. Populasi dan Sampel dapat dilihat pada tabel

3.2 dan 3.3.

Tabel 3.2.Populasi Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 LubuklinggauKelas Laki-laki Perempuan JumlahVIII. A 19 19 38VIII. B 17 21 38VIII. C 15 24 39VIII. D 17 22 39VIII. E 19 20 39Jumlah 87 106 193

Sumber : Staf TU dan Waka Kesiswaan SMP N 8 Lubuklinggau T.P (2010-2011)

Tabel 3.3.Sampel Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau

No KelasJenis Kelamin

JumlahLaki-laki Perempuan

1. VIIIA 19 19 38

Page 41: JAELANI NARO

2. VIIIB 17 21 38

Jumlah 36 40 76 Sumber : Staf TU dan Waka Kesiswaan SMP N 8 Lubuklinggau T.P (2010-2011)

C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, disamping perlu menggunakan

metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data

yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat

memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Maka dalam penelitian

ini, teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes.

Teknik Tes dalam penelitian ini digunakan untuk membentuk

kelompok dan melihat hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat

Arikunto (2002:198). Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data

hasil belajar siswa setelah eksperimen berlangsung. Teknik tes yang

digunakan adalah tes tertulis dengan jumlah 5 (lima) soal essay dengan

waktu 2 x 40 menit kepada seluruh siswa yang dijadikan sampel penelitian

2. Pengembangan Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 8 Lubuklinggau

pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan materi

Gelombang. Penelitian ini dimulai dari 19 Juli sampai dengan 9 Agustus

2010, dilakukan secara langsung oleh peneliti dan dilaksanakan sesuai

dengan jadwal yang berlaku di sekolah.

Page 42: JAELANI NARO

Pelaksanaan dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan

rincian satu kali pre-test, tiga kali kegiatan belajar mengajar dan satu kali

post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, pembelajaran model

kooperatif tipe co-op co-op pada kelas eksperimen dan pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol. Pre-test diikuti seluruh siswa pada kedua

kelas yaitu 38 siswa pada kelas eksperimen dan 38 siswa pada kelas

kontrol. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pertemuan kedua, ketiga,

dan keempat yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap

kedua kelas. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran peneliti

mengadakan tes akhir pada pertemuan kelima yang dikuti oleh seluruh

siswa pada kedua kelas.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini diharapkan untuk melihat adakah pengaruh yang

signifikan penerapan model pembelajaran kooperarif tipe co-op co-op

terhadap hasil belajar fisika pokok bahasan gelombang di kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau. Untuk mengola datanya

digunakan analisis perbedaan. Data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dan uji homogenitas varians dari kedua kelompok data.

Untuk mengolah datanya digunakan analisis perbedaan. Data yang

diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians

Page 43: JAELANI NARO

dari kedua kelompok data, kemudian dilakukan hipotesis uji kesamaan dua

rata-rata. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok

data, populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengujinya

digunakan rumus chi-kuadrat (X2) yaitu:

X2 =

Keterangan:

X2 = Harga chi-kuadrat yang dicari

= Frekuensi dari hasil observasi

= Frekuensi dari hasil estimasi

Selanjutnya X2 hitung dibandingkan dengan X2

tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = J – 1, dimana J adalah banyaknya kelas interval. X2

hitung < X2 tabel, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi

normal, dalam hal lainnya jika data tidak berdistribusi normal

(Sudjana, 2002:145).

2. Uji Homogenitas

Page 44: JAELANI NARO

Uji homogenitas varians bertujuan untuk melihat apakah kedua

kelompok data mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji

homogenitas menggunakan uji F, yaitu :

Keterangan :

= Varians terbesar

= Varians terkecil

Kreteria X2 hitung < X2

tabel, maka kedua kelompok data mempunyai

varians yang sama (Sudjana, 2002:249).

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji kesamaan

dua rata-rata. Jika kedua kelompok data berdistribusi normal dan

bervarians homogen maka digunakan uji t, dengan rumus :

dengan

Keterangan :

: Skor rata-rata kelompok eksperimen

: Skor rata-rata kelompok kontrol

n1 : Jumlah siswa kelompok eksperimen

Page 45: JAELANI NARO

n2 : Jumlah siswa kelompok kontrol

S1 : Simpangan baku kelompok eksperimen

S2 : Simpangan baku kelompok kontrol

Kreteria pengujiannya adalah terima Ho jika t(1-1/2a) < t<t )

dimana t(1-1/2a) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = ( ).

Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2002 : 239).

Menurut Sudjana (2002:241), jika kedua data berdistribusi

normal dan tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah

uji-t semu (t) dengan rumus :

Keterangan :

: Nilai rata-rata kelompok eksperimen

: Nilai rata-rata kelompok kontrol

s1 : Varians kelompok eksperimen

s2 : Varians kelompok kontrol

n1 : Banyaknya sampel kelompok eksperimen

n2 : Banyaknya sampel kelompok kontrol

Kreteria pengujian adalah terima Ho jika

dan tolak Ho dalam hal lain

dengan : , t1 = t dan t

Page 46: JAELANI NARO

E. Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes hasil

belajar. Tes yang dilaksanakan adalah pre-test dan post-test yang diberikan

sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar. Materi tes adalah tentang

gelombang. Agar tes yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas, maka

terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa yang telah mempelajari materi tes.

Kemudian hasil uji coba dilakukan perhitungan untuk melihat Validitas,

Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran soal. Uji coba dilakukan

di kelas IX SMP Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2010/2011, yang

diikuti 38 siswa pada tanggal 19 Juli 2010.

1. Validitas

Tes dikatakan valid, jika tes tersebut mampu mengukur apa yang

diinginkan (Arikunto, 2006:145). Untuk mengetahui validitas butir soal

dilakukan dengan mengkorelasi butir soal dengan skor total yang

diperoleh. Koefisien korelasi dihitung dengan rumus korelasi product

moment dari Pearson yaitu :

= Koefisien korelasi

X = Skor butir soal

Page 47: JAELANI NARO

Y = Skor total

n = Banyak subjek

Klasifikasi untuk menginterprestasikan Validitas, menurut Guilford

(dalam Sukasno, 2006:49) yaitu :

= 0,00 : tidak valid

0,00 < < 0,20 : valid sangat rendah

0,21 < < 0,40 : valid rendah

0,40 < < 0,60 : valid sedang (cukup)

0,60 < < 0,80 : valid tinggi (baik)

0,80 < < 1,00 : valid sangat tinggi

Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, digunakan

uji t, seperti yang dikemukakan Sudjana (2002:380) dengan rumus :

Taraf nyata = , jika t hitung < t tabel , maka hipotesis diterima (tidak

signifikan). Dalam hal ini hipotesis ditolak (signifikan), dengan kata lain

butir soal tersebut dikatakan valid.

Hasil perhitungan analisis validitas butir soal (lampiran C), dapat

dilihat pada tabe1 3.4.

Page 48: JAELANI NARO

Tabe1 3.4. Hasil Analisis Validitas Tes Uji Coba Instrumen

No Soal

Nilai rxy thitung ttabel Keterangan

1 0,7 5,9 1,69 Valid/tinggi2 0,36 2,3 1,69 Valid/rendah3 0,8 8,0 1,69 Valid/tinggi4 -0,27 -1,7 1,69 Tidak Valid5 0,79 3,5 1,69 Valid/tinggi6 0,5 3,485 1,69 Valid/sedang (cukup)7 0,66 5,25 1,69 Valid/tinggi

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006:178), “Reliabilitas menunjukkan pada satu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik”.

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes bentuk uraian digunakan

rumus alpa, sebagaimana yang dikemukakan Arikunto (2002:70), sebagai

berikut :

= Reliabilitas yang dicari

= Jumlah varians skor tiap butir soal

= Varians skor total

n = Banyak butir soal

Dengan =

Page 49: JAELANI NARO

Klasifikasi untuk menginterprestasikan reliabilitas suatu tes, menurut

Guilford (dalam Sukasno, 2006:61), yaitu :

< 0,20 : reliabilitas sangat rendah

0,20 < < 0,40 : reliabilitas rendah

0,40 < < 0,60 : reliabilitas sedang (cukup)

0,60 < < 0,80 : reliabilitas tinggi (baik)

0,80 < < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus alpha di

atas, diperoleh koefisien reliabelitas sebesar 0,62 (lampiran C) yang berarti

soal tes tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi sehingga dapat

dipercaya sebagai alat ukur.

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sulit. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sulitnya suatu soal

disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai

dengan 1,00. Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran butir soal

tersebut.

Untuk menghitung Tingkat Kesukaran (TK) butir soal uraian,

digunakan rumus, seperti yang dikemukakan Suherman (dalam Sukasno,

2006:78), yaitu :

Page 50: JAELANI NARO

TK = Tingkat kesukaran

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

SIA = Jumlah skor ideal kelompok atas

Klasifikasi interprestasikan tingkat kesukaran menurut Arikunto

(2006:210) adalah :

0,00 < TK < 0,30 : soal sukar

0,30 < TK < 0,70 : soal sedang

0,70 < TK < 1,00 : soal mudah

Hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran tes uji coba instrument

(lampiran C), dapat dilihat pada tabe1 3.5.

Tabe1 3.5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen

No Soal JSA JSB 2.SIA IK Keterangan

1 41 10 90 0,56 Soal sedang

2 7 4 90 0,12 Soal sukar

3 37 9 90 0,51 Soal sedang

4 3 7 90 0,11 Soal sukar

5 40 6 90 0,51 Soal sedang

6 33 11 90 0,49 Soal sedang

7 42 13 90 0,49 Soal sedang

Page 51: JAELANI NARO

4. Daya Pembeda

Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan sesuatu butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa

yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan

rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan

indeks diskriminasi daya pembeda. Untuk menghitung daya pembeda

setiap butir soal uraian digunakan rumus, seperti yang dikemukakan

Arikunto (dalam Sukasno, 2006:76), sebagai berikut :

DP = Indeks daya pembeda

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

SIA = Jumlah skor ideal kelompok at

Klasifikasi untuk menginterprestasikan daya pembeda, menurut

Arikunto (2006:217), yaitu :

DP = 0,00 : sangat jelek

0,00 < DP < 0,20 : jelek

0,20 < DP < 0,40 : cukup

0,40 < DP < 0,70 : baik

0,70 < DP < 1,00 : sangat baik

Page 52: JAELANI NARO

Hasil perhitungan analisis daya pembeda tes uji coba instrumen

(lampiran C), dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabe1 3.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen

No Soal JSA JSB SIA DP Keterangan

1 41 10 45 0,68 Baik

2 7 4 45 0,07 Jelek

3 37 9 45 0,62 Baik

4 3 7 45 0,09 Jelek

5 40 6 45 0,75 Sangat Baik

6 33 11 45 0,49 Baik

7 42 13 45 0,64 Baik

Berdasarkan analisis tes uji coba instrumen, maka rekapitulasi hasil

tes uji coba intrumen dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No Soal

Validitas Daya PembedaTingkat

KesukaranKet

1 0,7 Tinggi 0,56 Sedang 0,68 Baik Dipakai

2 0,36 Rendah 0,12 Sukar 0,07 Jelek Dibuang

3 0,8 Tinggi 0,51 Sedang 0,62 Baik Dipakai

4 -0,27Tidak Valid

0,11 Sukar 0,09 Jelek Dibuang

5 0,79 Tinggi 0,51 Sedang 0,75 Sangat Baik

Dipakai

6 0,5 Sedang 0,49 Sedang 0,49 Baik Dipakai

7 0,66 Sedang 0,49 Sedang 0,64 Baik Dipakai

Page 53: JAELANI NARO

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VIIIA sebagai

kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan tes

awal di kelas eksperimen diikuti oleh semua siswa dan kelas kontrol juga

diikuti semua siswa. Data hasil tes akhir, peneliti dapatkan setelah kedua

kelas mendapat perlakuan yang berbeda dalam pembelajaran fisika pada

materi Gelombang. Data tersebut digunakan untuk menentukan perbedaan

hasil belajar antara kedua kelas. Sebelum dilaksanakan tes akhir terlebih

dahulu dilaksanakan pre-test yang berfungsi untuk mengetahui

kemampuan awal siswa tentang suatu pokok materi, dari masing-masing

individu sebelum dilakukan proses belajar mengajar.

a. Kemampuan Awal Siswa

Pelaksanaan pre-test dilakukan pada pertemuan pertama yaitu

tanggal 21 Juli 2010 diikuti oleh 38 siswa pada kelas eksperimen dan

Page 54: JAELANI NARO

tanggal 21 Juli 2010 diikuti 38 orang pada kelas kontrol. Pelaksanaan

pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap

materi Gelombang.

Dari hasil pret-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

terkumpul (lampiran D), kemudian dikelompokkan berdasarkan

rentang data, banyak kelas interval, panjang kelas interval, dan

distribusi frekuensi data sebagai berikut :

1. Data pre-test kelas eksperimen

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 40.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 38, hasilnya

diperoleh 6,21, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 6,67, maka panjang kelas

intervalnya 6 atau 7. Peneliti mengambil panjang kelas

intervalnya 7. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1.

2. Data pre-test kelas kontrol

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 45.

Page 55: JAELANI NARO

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 39, hasilnya

diperoleh 6,25, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 7,5, maka panjang kelas

intervalnya 7 atau 8. Peneliti mengambil panjang kelas

intervalnya 8. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas eksperimen

Interval kelas Frekuensi

20-26 4

27-33 7

34-40 12

41-47 9

48-54 3

55-61 3

Jumlah 38

Tabel 4.2.Distribusi frekuensi data hasil pre-test kelas kontrol

Interval kelas Frekuensi

15-22 3

23-30 8

31-38 13

39-46 8

47-54 4

55-62 2

Jumlah 38

Page 56: JAELANI NARO

Rekapitulasi rata-rata dan simpangan baku dari pre-test dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3.Rata-rata Simpangan Baku Hasil Tes Awal (Pre-test)

Kelas n s

Eksperimen 38 38,66 9,55

Kelas

Kontrol 38 36,18 10,21

Bedasarkan tabel 4.3. di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata

kelas eksperimen 38,66 dan skor kelas kontrol 36,18. Hal ini berarti

kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

terdapat perbedaan yang begitu besar.

b. Kemampuan Akhir Siswa

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan Gelombang,

merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemampuan akhir diperoleh melalui post-test (tes akhir). Pelaksanaan

post-test berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara berbeda

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

terkumpul (lampiran D), kemudian dikelompokkan berdasarkan

Page 57: JAELANI NARO

rentang data, banyak kelas interval, dan panjang kelas interval, dan

distribusi frekuensi data sebagai berikut :

1. Data post-test kelas eksperimen

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 50.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 38, hasilnya

diperoleh 6,21, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 8,3, maka panjang kelas

intervalnya 8 atau 9. Peneliti mengambil panjang kelas

intervalnya 9. Distribusi frekuensi data postest kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4.

2. Data post-test kelas kontrol

a. Rentang data, yaitu data terbesar dikurang data terkecil,

hasilnya diperoleh 65.

b. Banyak kelas interval dengan rumus 1 + 3,3 log 39, hasilnya

diperoleh 6,25, maka banyak kelas intervalnya 6 atau 7.

Peneliti mengambil banyak kelas intervalnya 6.

c. Panjang kelas interval dengan cara rentang data dibagi banyak

kelas interval, hasilnya diperoleh 10,8, maka panjang kelas

intervalnya 10 atau 11. Peneliti mengambil panjang kelas

Page 58: JAELANI NARO

intervalnya 11. Distribusi frekuensi data postest kelas kontrol

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4.Distribusi frekuensi data hasil post-test kelas eksperimen

Interval kelas Frekuensi

50-58 4

59-67 8

68-76 11

77-85 7

86-94 5

95-103 3

Jumlah 38

Tabel 4.5.Distribusi frekuensi data hasil post-test kelas kontrol

Interval kelas Frekuensi

35-45 4

45-56 7

57-67 12

68-78 8

79-89 4

90-100 3

Jumlah 38

Page 59: JAELANI NARO

Dari hasil perhitungan (lampiran D), dapat dikemukakan

rakapitulasi hasil rata-rata dan simpangan baku dari hasil post-test yang

dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Tes Akhir (Post-test)

Kelas n s

Eksperimen 38 74,37 12,85

Kontrol 38 64,89 15,28

Dari hasil post-test, dapat dibandingkan dengan kemampuan awal

siswa (pre-test), terdapat peningkatan setelah mengikuti pembelajaran.

Skor rata-rata tes akhir kelas eksperimen adalah 74,37 sedangkan skor

rata-rata tes akhir kelas kontrol adalah 64,89, berarti terjadi peningkatan

hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Skor rata-rata tes awal kelas eksperimen adalah 38,66 dan skor

rata-rata tesk akhir adalah 74,37 berarti ada peningkatan sebesar 35,71.

Skor rata-rata tes awal pada kelas kontrol adalah 36,86 sedangkan skor

rata-rata tes akhir adalah 64,89 berarti ada peningkatan sebesar 28,71. Jadi,

peningkatan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

peningkatan rata-rata pada kelas kontrol.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk dapat menarik kesimpulan dari data post-test (tes akhir),

maka dilakukan pengujian hipotesis secara statistik, adapun hipotesis

dalam penelitian adalah “ ada pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.

Page 60: JAELANI NARO

Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan

uji homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah

itu dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-

rata.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes

siswa berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data (lampiran D) dengan

taraf kepercayaan α = 0,05, jika χ2hitung < χ2

tabel, maka masing-masing

data berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas tes awal dan tes akhir untuk

kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas χ2hitung dk χ2

tabel Kesimpulan

Eksperimen 1. Tes

Awal 2. Tes

Akhir

1,70231,13

55

11,111,1

NormalNormal

Kontrol 1. Tes

Awal 2. Tes

Akhir

1,7404,88

55

11,111,1

NormalNormal

Pada tabel 4.7. menunjukkan bahwa nilai χ2hitung data tes awal

maupun tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil

daripada χ2tabel. Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan

menggunakan uji χ2 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-

Page 61: JAELANI NARO

masing untuk tes awal maupun tes akhir kelas eksperimen dan kelas

kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 0,05 dan

derajat kebebasan (dk) = 5.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah hasil post-

test (tes akhir) pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang

homogen atau tidak. Dari uji homogenitas varians tes awal dan tes

akhir pada taraf kepercayaan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir

Fhitung dk Ftabel Kesimpulan

Tes Awal 1,14 (38;38) 1,71 Homogen

χ2hitung dk χ2

tabel Kesimpulan

Tes Akhir 1,4 (38;38) 1,71 Homogen

Pada tabel 4.8. menunjukkan bahwa varians kedua kelompok

yang dibandingkan pada tes awal dan tes akhir adalah homogen karena

Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan α = 0,05.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua

kelompok data tes awal adalah normal dan homogen. Begitu juga hasil

tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji kesamaan

dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data tes

Page 62: JAELANI NARO

awal maupun tes akhir dapat menggunakan uji t. Hasil uji t (lampiran

D) untuk tes awal dan tes akhir pada dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir

Thitung dk Ttabel Kesimpulan

Tes Awal 1,09 74 1,99 thitung < ttabel H0 diterima

Tes Akhir 2,92 74 1,99 thitung > ttabel H0 ditolak

Pada tabel 4.9. menunjukkan bahwa hasil analisis uji t

mengenai kemampuan awal siswa bahwa kemampuan kelas

eskperimen sama dengan kemampuan kelas kontrol dengan taraf

kepercayaan α = 0,05 karena thitung < ttabel (1,09 < 1,99).

Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan skor. Peningkatan

skor tersebut merupakan hasil belajar siswa. Kelas eksperimen

diberikan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sedangkan

pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t mengenai kemampuan

akhir (lampiran D) menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,92 > 1,99). Hal

ini berarti H0 ditolak, dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diterima kebenarannya. Jadi Hasil belajar fisika siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe co-op co-op lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Page 63: JAELANI NARO

B. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan analisis data post-test (lampiran D) terdapat perbedaan

hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini disebabkan oleh

perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, diperoleh rata-

rata 74,37 dan standar deviasi 12,85. Pada kelas kontrol yang diajar tanpa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, diperoleh rata-

rata 64,89 dan standar deviasi 15,28. Dengan demikian rata-rata hasil post-

test kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Dengan menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α = 0,05 dan

derajat kebebasan (dk) = 74, didapat thitung < ttabel (1,09 < 1,99). Dengan

demikian hipotesis yang berbunyi “Hasil belajar fisika siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih

baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional” dapat diterima.

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan oleh

beberapa keunggulan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

co-op co-op karena di dalam pembelajaran ini, siswa dituntut aktif dan

semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan

dalam model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op rasa percaya diri siswa

sudah ditanamkan dari awal pelajaran, dengan cara guru memotivasi siswa

untuk berdiskusi dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Page 64: JAELANI NARO

Dalam menyajikan materi yang akan dipresetasikan, guru menanamkan

konsep persaingan yang sehat antar masing-masing kelompok, hal tersebut

semata-mata untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengerjakan

tugas dan dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIII SMP

Negeri 8 Lubuklinggau, proses pembelajaran konvensional lebih rendah

dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.

Pembelajaran konvensional ternyata memiliki kelemahan, dimana kegiatan

lebih berpusat pada guru. Siswa hanya menerima apa yang guru jelaskan, saat

diberi kesempatan mereka malas bertanya walaupun mereka belum mengerti.

Saat proses belajar mengajar, beberapa siswa menguap karena mengantuk dan

wajah mereka mengekspresikan kebosanan, hal ini disebabkan karena mereka

sama sekali tidak termotivasi dan tidak tertarik dengan apa yang dijelaskan

oleh guru. Saat dievaluasi pun banyak siswa yang mengalami kesulitan

walaupun soal yang diberikan relatif mudah. Karena mereka sebenarnya

belum paham dan mengerti dengan materi yang diberikan.

Berbeda dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, siswa dituntut lebih aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal, dimana siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang

beranggotakan 4 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin

dan suku atau ras yang berbeda, kemudian setiap kelompok akan ditugaskan

untuk mempelajari materi tertentu yang berbeda-beda dalam setiap

Page 65: JAELANI NARO

kelompoknya, guru akan memberikan waktu untuk berdiskusi dalam

menyajikan topik yang akan dipresentasikan oleh masing-masing juru bicara

pada setiap kelompoknya.

Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah memberikan tugas

pada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda-beda pada setiap

kelompoknya, kemudian guru membimbing, mengarahkan, dan memotivasi

siswa dalam setiap kelompok serta merangsang keaktifan siswa untuk

berdiskusi dalam menyajikan topik yang akan dipresentasikan.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan di

SMP Negeri 8 Lubuklinggau, diperoleh data hasil penelitian yang dianalisis

uji-t terhadap skor tes akhir siswa diperoleh thitung = 2,92 sedangkan ttabel

= 1,99 dengan kriteria jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, jadi

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe co-op co-op pada materi gelombang terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Lubuklinggau.

B. Saran

1. Guru diharapkan dapat mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sebagai alternatif dalam

meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

Page 66: JAELANI NARO

2. Guru diharapkan lebih menguasai dan mengikuti

perkembangan berbagai model-model pembelajaran yang ada, salah

satunya model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.

3. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi yaitu gelombang

dalam waktu yang relatif singkat, maka diharapkan pada penelitian

selanjutnya untuk dapat melaksanakan penelitian pada materi yang lain

dan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi serta dengan waktu yang

lebih lama, misalnya dalam satu semester.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budikase dan Kartiasa. 1995. Fisika 3 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 3 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.

Fatmawati, Putri Indah. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA YPBI 3 Tugumulyo. Skripsi tidak diterbit. Lubuklinggau : Program Studi Pendidikan Fisika Lubuklinggau.

Hotima, Husnul. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbasis

TIK untuk meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau : Program Studi Pendidikan Fisika Lubuklinggau.

Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA membuka cakrawala Alam Sekitar. Jakarta : Eureka.

Krisna. 2009. Pengertian Pembelajaran. http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian- didownload pada tanggal 28 April 2010.

Page 67: JAELANI NARO

Nurhasanah,F.2008.ReciprocalTeaching.[online].http://www.coe.uga.edu/epltt/reciprocalteaching.htm.[11 April 2010].

Rustantiningsih, 2008. Implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran. http://re-searchengines.com/rustanti30708.html. didownload pada tanggal 21 April 2010.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.

STKIP PGRI. 2009. Buku Pedoman Penulisan Sripsi. Lubuklinggau : STKIP PGRI Lubuklinggau

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukasno. 2006. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Lubuklinggau : STKIP-PGRI Lubuklinggau

Sutrisno. 1979. Fisika Dasar. Bandung : ITB

Tafsir, Abdul Gofur’. 2009. Cooperative Learning. http://abdulghofurtafsir.blogsport.com/- ftri1 didownload pada tanggal 28 April 2010.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 20 Th 2003 dan Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Th. 2003. 2006 Jakarta : diperbayak oleh Asa Mandiri.

Wati, Bambang Murdaka & Priyambodo, Tri Kuntoro. 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta : Erlangga.

Wati, Erin Fitri. 2009. Penerapan Pendekatan Cooperatif Learning Tipe Jigsau dalam Pelajaran Matermatika Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Lubuklinggau. Skripsi tidak diterbit. Lubuklinggau : Program Studi Pendidikan Matematika Lubuklinggau

Page 68: JAELANI NARO
Page 69: JAELANI NARO
Page 70: JAELANI NARO
Page 71: JAELANI NARO
Page 72: JAELANI NARO
Page 73: JAELANI NARO
Page 74: JAELANI NARO
Page 75: JAELANI NARO
Page 76: JAELANI NARO
Page 77: JAELANI NARO
Page 78: JAELANI NARO
Page 79: JAELANI NARO
Page 80: JAELANI NARO
Page 81: JAELANI NARO
Page 82: JAELANI NARO
Page 83: JAELANI NARO
Page 84: JAELANI NARO
Page 85: JAELANI NARO
Page 86: JAELANI NARO
Page 87: JAELANI NARO
Page 88: JAELANI NARO
Page 89: JAELANI NARO
Page 90: JAELANI NARO
Page 91: JAELANI NARO
Page 92: JAELANI NARO
Page 93: JAELANI NARO
Page 94: JAELANI NARO
Page 95: JAELANI NARO
Page 96: JAELANI NARO
Page 97: JAELANI NARO
Page 98: JAELANI NARO
Page 99: JAELANI NARO
Page 100: JAELANI NARO
Page 101: JAELANI NARO
Page 102: JAELANI NARO
Page 103: JAELANI NARO
Page 104: JAELANI NARO
Page 105: JAELANI NARO
Page 106: JAELANI NARO
Page 107: JAELANI NARO
Page 108: JAELANI NARO
Page 109: JAELANI NARO
Page 110: JAELANI NARO
Page 111: JAELANI NARO
Page 112: JAELANI NARO
Page 113: JAELANI NARO
Page 114: JAELANI NARO
Page 115: JAELANI NARO
Page 116: JAELANI NARO
Page 117: JAELANI NARO
Page 118: JAELANI NARO
Page 119: JAELANI NARO
Page 120: JAELANI NARO
Page 121: JAELANI NARO
Page 122: JAELANI NARO
Page 123: JAELANI NARO
Page 124: JAELANI NARO
Page 125: JAELANI NARO
Page 126: JAELANI NARO
Page 127: JAELANI NARO
Page 128: JAELANI NARO
Page 129: JAELANI NARO
Page 130: JAELANI NARO
Page 131: JAELANI NARO
Page 132: JAELANI NARO
Page 133: JAELANI NARO
Page 134: JAELANI NARO
Page 135: JAELANI NARO
Page 136: JAELANI NARO
Page 137: JAELANI NARO
Page 138: JAELANI NARO
Page 139: JAELANI NARO
Page 140: JAELANI NARO
Page 141: JAELANI NARO
Page 142: JAELANI NARO
Page 143: JAELANI NARO
Page 144: JAELANI NARO
Page 145: JAELANI NARO
Page 146: JAELANI NARO
Page 147: JAELANI NARO
Page 148: JAELANI NARO
Page 149: JAELANI NARO
Page 150: JAELANI NARO
Page 151: JAELANI NARO
Page 152: JAELANI NARO
Page 153: JAELANI NARO
Page 154: JAELANI NARO
Page 155: JAELANI NARO
Page 156: JAELANI NARO
Page 157: JAELANI NARO
Page 158: JAELANI NARO
Page 159: JAELANI NARO
Page 160: JAELANI NARO
Page 161: JAELANI NARO
Page 162: JAELANI NARO
Page 163: JAELANI NARO
Page 164: JAELANI NARO
Page 165: JAELANI NARO
Page 166: JAELANI NARO