J r n a l FISIP I l m i ah Maa - Unsyiah
Transcript of J r n a l FISIP I l m i ah Maa - Unsyiah
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta
Barat Kota Sabang)
Nazari Ayu1 Khairulyadi, MHSc2
Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsyiah
Email: [email protected]
ABSTRAK
Labelling merupakan pemberian cap atau label negatif yang
diberikan masyarakat kepada seseorang karena perilaku menyimpang,
kemudian individu cenderung akan melakukan kembali penyimpangan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stigma
negatif masyarakat Kota Sabang terhadap perubahan perilaku remaja
Mukim Kongsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif. Informan penelitian ditentukan
menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan teori
labelling oleh Edwin M. Lamert untuk menganalisis penelitian ini. Data
dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa remaja Mukim Kongsi terlibat dalam perilaku
menyimpang (primary deviation) seperti mencuri, merokok, berpacaran,
berkata kasar (memaki/menghujat), berjudi, dan narkoba. Sehingga
menimbulkan stigma dari masyarakat Kota sabang sebagai respon
terhadap perilaku remaja Mukim Kongsi dan melakukan pelabelan seperti pencuri, perokok, remaja nakal, pemakai narkoba, penjudi dan trouble maker
terhadap remaja Mukim Kongsi. Kemudian setelah mendapatkan label
tersebut dari masyarakat Kota Sabang, remaja Mukim Kongsi melanjutkan
kembali perilaku menyimpang mereka yang disebut sebagai
penyimpangan sekunder (secondary deviation) sehingga remaja Mukim
Kongsi terjebak dalam suatu perilaku hidup menyimpang yang menetap
(deviant life style).
Kata Kunci: Stigma, Labelling, Perilaku Menyimpang, Remaja.
Corresponding Author : [email protected]
JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol.3.No.1 Februari 2017 1 Penulis/Mahasiswa 2 Dosen Pembimbing
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
ABSTRACT
Labeling is a negative label that people give to a person because of
deviant behavior, then individuals tend to re-do the deviation. This study
aims to determine the effect of negative stigma of the city of Sabang
towards changes in the behavior of adolescent Mukim Kongsi. This
research uses qualitative approach by using descriptive method. The
research informant was determined using purposive sampling technique.
The researcher used labelling theory by Edwin M. Lamert to analyze this
research. Data were collected through interviews and observation. The
results of the study show that Mukim Kongsi adolescents are involved in
primary deviation behaviors such as stealing, smoking, dating, harsh
speech, gambling, and drugs. So as to cause stigma from Sabang City
community as a response to the behavior of adolescent Mukim Kongsi and
labeling such as thieves, smokers, juvenile delinquents, drug users,
gamblers and trouble maker of Mukim Kongsi adolescents. Then after
getting the label from Sabang City society, Mukim Kongsi teenagers
resume their deviant behavior called secondary deviation so that Mukim
Kongsi teenagers are trapped in a deviant life style behavior.
Keywords: Stigma, Labelling, Deviant Behavior, Adolescent.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
PENDAHULUAN
Remaja adalah salah satu kelompok yang sangat rentan ikut terbawa
arus. Begitu pula dengan remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
yang tidak terlepas dari pengaruh perkembangan zaman. Remaja Mukim
Kongsi terlibat dalam aktivitas nakal seperti membolos sekolah, berkata
kasar (memaki/menghujat), merokok di usia sekolah, berpacaran di usia
sekolah, berjudi, mencuri, bahkan narkoba. Berbagai bentuk perilaku
menyimpang tersebut yang melatarbelakangi remaja Mukim Kongsi
mendapatkan stigma dan label negatif dari masyarakat Kota Sabang
akibat dari tindakan primary deviation.
Stigma dan label negatif merupakan dua hal yang berbeda namun
saling berhubungan karena stigma merupakan suatu pemberian label
negatif terhadap orang lain. Menurut Edwin Lemert dalam Masrizal (2015:
12) teori labelling adalah teori tentang dimana seseorang menjadi
menyimpang karena proses labelling berupa julukan, cap, etiket yang
ditujukan kepada seseorang oleh masyarakat. Mula-mula sifat
penyimpangan primer, tetapi adanya julukan membuat pelaku
mengidentifikasi dirinya sesuai dengan julukan tersebut. Begitu pula
dengan label negatif yang diberikan oleh masyarakat Kota Sabang kepada
remaja Mukim Kongsi akan menjadi sebuah konsep diri dari remaja itu
sendiri.
Mukim Kongsi berada di tengah pusat Kota Sabang yang berada di
Gampong Kuta Barat Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. Mukim Kongsi
merupakan bagian dari kawasan pusat Kota Sabang yang banyak terdapat
bangunan dan pusat kegiatan yang seharusnya mendukung kawasan ini
menjadi kawasan yang produktif bukan kawasan label negatif. Kawasan
permukiman tersebut dahulu merupakan tempat barak-barak
peristirahatan pekerja kapal maupun kuli pengangkut barang seiiring
dengan berjalannya waktu, tempat tersebut menjadi suatu permukiman
masyarakat. Masyarakat Mukim Kongsi terkenal dengan sifat arogansinya
yang sudah menjadi sebuah rahasia umum pada masyarakat setempat.
Pelabelan yang dilakukan oleh masyarakat setempat apakah sebenarnya
menjadi salah satu penyebab kuat tentang penyimpangan dan label
negatif yang masih terus bertahan sampai sekarang.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
Masyarakat Kota Sabang masih sering sekali memberikan label
negatif kepada remaja Mukim Kongsi sebagai trouble maker. Masyarakat
tersebut memberikan stigma dan label negatif secara terus-menerus,
sesuai dengan teori labelling yang akan membuat remaja yang terlabel
akan mengikuti dan bertingkah sesuai dengan label yang diberikan.
Masyarakat Kota Sabang memiliki stigma sama rata hanya terhadap
remaja Mukim Kongsi, pada kenyataannya tidak semua remaja Mukim
Kongsi melakukan perilaku menyimpang tetapi harus ikut menerima
label negatif, yang pasti memicu berbagai dampak negatif dari pemberian
label negatif. Remaja Mukim Kongsi yang menerima label negatif harus
belajar hidup di tengah masyarakat yang memberi label negatif terhadap
mereka, bahkan menjaga jarak dengan mereka dari kehidupan
masyarakat. Gambaran diri remaja yang menerima stigma terhadap diri
mereka sendiri kerap rusak, akibat menghadapi tarik-menarik antara
pencitraan publik dan kehidupan pribadinya yang membuat jiwa mereka
sebagai manusia menjadi tidak utuh. Dengan adanya stigma dan label
negatif dari masyarakat Kota Sabang terhadap remaja Mukim Kongsi
pasti akan memicu perubahan perilaku pada remaja tersebut.
Dengan adanya stigma dari masyarakat Kota Sabang terhadap
remaja Mukim Kongsi sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apa pengaruh stigma masyarakat Kota Sabang terhadap
perubahan perilaku remaja Mukim Kongsi.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Labelling
Menurut Edwin M. Lemert, seseorang melakukan tindakan
penyimpangan karena suatu proses labelling atau pemberian julukan, cap,
etiket, dan merek yang diberikan masyarakat kepada individu. Mula-
mula seseorang melakukan penyimpangan, yang oleh Lemert dinamakan
sebagai penyimpangan primer (primary deviation). Akibat dilakukannya
penyimpangan tersebut misalnya seperti pencurian, penipuan,
pelanggaran susila kemudian si penyimpang diberi cap sebagai pencuri,
penipu, permerkosa, perempuan nakal dan sebagainya. Sebagai
tanggapan terhadap pemberian cap oleh orang lain, maka si pelaku
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
penyimpangan primer kemudian mendefinisikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi perbuatan menyimpangnya dan
melakukan penyimpangan sekunder (secondary deviation) sehingga mulai
menganut suatu gaya hidup menyimpang (deviant life style) yang
menghasilkan suatu perilaku menyimpang. (Sunarto, 2004: 179)
Edwin M. Lamert dianggap sebagai penemu pendekatan reaksi sosial
atau yang disebut dengan teori labelling. Pendekatan ini membedakan
antara perilaku menyimpang pertama (primary deviant) dan perilaku
menyimpang kedua (secondary deviant). Perilaku menyimpang pertama
disebabkan oleh berbagai alasan, bisa karena faktor biologis, psikologis,
ataupun sosiologis. Sedangkan perilaku menyimpang kedua merupakan
suatu penerjemahan konsep bertahan, menyerang, dan adaptasi pada
masalah yang disebabkan oleh reaksi sosial pada perilaku pertama.
(Nur’aini, 2005)
Dalam teori labelling ada suatu pemikiran dasar, dimana pemikiran
tersebut menyatakan seseorang yang diberi label sebagai seseorang yang
deviant dan diperlakukan seperti orang yang deviant dan akan menjadi
deviant. Penerapan dari pemikiran ini kurang lebih seperti seorang “anak
yang di beri label bandel, akan menjadi bandel”, atau penerapan lain
seperti “anak yang diberi label bodoh, dan diperlakukan seperti anak
bodoh akan menjadi bodoh”. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar
bahwa ketika individu sudah terlabel, maka orang cenderung
memperlakukan individu tersebut sesuai dengan label yang telah
diberikan, sehingga individu tersebut cenderung mengikuti label yang
telah ditetapkan kepadanya. (Tasmin, 2002).
Alasan peneliti menggunakan teori labelling dari Edwin M. Lamert
ialah teori tersebut sangat mampu dan sesuai untuk menjelaskan dan
menjawab dari permasalahan penelitian yang berhubungan dengan
pemberian stigma atau label negatif yang berpengaruh terhadap
perubahan perilaku seseorang. Yang berbicara mengenai teori labelling
atau teori penjulukan bukan hanya Edwin M. Lamert, tetapi peneliti
memilih teori labelling dari Edwin M. Lamert karena teori tersebut yang
secara khusus membedakan antara perilaku menyimpang pertama
(primary deviant) dan perilaku menyimpang kedua (secondary deviant) yang
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
mampu menjelaskan mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh remaja Mukim Kongsi.
Pada saat ini masyarakat dengan mudahnya memberikan label
negatif terhadap orang lain bahkan terhadap remaja, tanpa memikirkan
konsekuensi atas tindakan pelabelan tersebut. Remaja yang terlabel akan
mengalami kehidupan sosial yang sulit, sehingga membuat remaja akan
dengan mudah nya terjebak dan tidak mampu bangkit dari label negatif
yang diberikan oleh masyarakat bahkan mengulangi perilaku
menyimpang. Ketika masyarakat Kota Sabang memberikan stigma dan
label negatif seperti pencuri, pemakai narkoba, perempuan nakal dan
sebagainya terhadap kelompok remaja Mukim Kongsi akan memicu
berbagai dampak negatif, seperti akan terjadinya perubahan-perubahan
perilaku pada kelompok akibat dari pengaruh stigma negatif. Perubahan
perilaku tersebut seperti perilaku yang semula hanya tindakan
penyimpangan pertama tetapi akibat dari label yang diberikan oleh
masyarakat, membuat remaja Mukim Kongsi berubah kepada perilaku
menyimpang yang menetap.
Masa remaja termaksud pada remaja Mukim Kongsi merupakan
masa pencarian identitas diri yang masih harus mendapat dukungan dari
pihak eksternal, seperti dukungan keluarga dan dukungan lingkungan
masyarakat. Sehingga dengan adanya stigma serta label negatif dari
masyarakat selaku pihak eksternal akan membuat remaja kehilangan
dukungan, dan menjadi tidak percaya diri untuk melakukan suatu
perubahan kearah yang lebih baik lagi bahkan mengulangi perilaku
menyimpang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil lokasi di Mukim Kongsi Gampong Kuta
Barat Kota Sabang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode
kepustakaan dan metode lapangan. Pengolahan data menggunakan
analisis kualitatatif deskriptif, data yang telah dikumpulkan direduksi,
dilanjutkan dengan penyajian data lalu diverifikasi dan dilakukan
penarikan kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 8 (delapan)
orang yaitu: 4 orang remaja Mukim Kongsi sebagai penerima stigma dan
label negatif, dan 4 masyarakat Kota Sabang sebagai pemberi label negatif.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
Untuk menentukan informan dalam penelitian dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling. Peneliti memilih sendiri informan yang
akan diteliti menurut ciri-ciri dan kriteria yang dianggap mampu
memberikan informasi mengenai permasalahan penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan di bawah ini akan dijelaskan secara mendalam
bagian dari teori labelling oleh Edwin M. Lamert. Mulai dari
penyimpangan primer, pemberian label, penerima label, penyimpangan
sekunder dan gaya hidup menyimpang. Dari bagian tersebut dianalisa
dan dihubungkan dengan pernyataan dari masing-masing informan.
Pengaruh stigma dan label negatif sangat mempengaruhi perilaku dari
remaja Mukim Kongsi, remaja tersebut mengakui mulai menganut gaya
hidup menyimpang karena proses pelabelan yang mereka terima.
Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Penyimpangan primer merupakan perilaku menyimpang pertama
yang dilakukan oleh seseorang dan bersifat sementara. Dari hasil
wawancara peneliti dengan 4 remaja Mukim Kongsi yang terdiri atas 2
laki-laki dan 2 perempuan. Dari hasil wawancara peneliti, peneliti
menemukan penyimpangan primer yang telah dilakukan oleh 4 remaja
Mukim Kongsi yang menjadi informan dalam penelitian ini. Seperti yang
disampaikan oleh informan 1 bahwa ia sering berkata kasar
(memaki/menghujat), bolos sekolah, dan pacaran usia sekolah. Informan
lain seperti informan 2 mengatakan bahwa ia pernah mencuri. Lain halnya
dengan yang disampaikan oleh informan 3 bahwa ia terlibat dalam
perilaku menyimpang yang lebih berat dibandingkan dengan informan 1
dan informan 2. Seperti yang disampaikan oleh informan 3 bahwa ia
pernah terlibat dalam merokok usia sekolah, menghisap lem bahkan
berganja. Sama halnya dengan informan 4 yang terlibat dalam perilaku
menyimpang seperti mencuri, berjudi dan narkoba.
Tindakan yang dilakukan oleh keempat informan remaja tersebut
termaksud ke dalam penyimpangan primer, karena itu merupakan
tindakan yang pertama sekali dilakukan oleh seseorang sesuai dengan
teori labelling oleh Lamert. Penyimpangan primer yang dilakukan oleh
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
informan dalam penelitian ini terbagi atas 2 jenis, yang pertama peneliti
mengambil 2 laki-laki yang tingkat kenakalan remaja lebih parah seperti
mencuri, berkata kasar (memaki/menghujat), merokok usia sekolah,
menghisap lem bahkan berganja. Yang kedua adalah 2 remaja perempuan
Mukim Kongsi yang kenakalan remajanya seperti berkata kasar
(memaki/menghujat), berpacaran di usia sekolah, dan mencuri. Tingkat
penyimpangan pada remaja laki-laki dan perempuan tergolong berbeda
yang dilakukan oleh remaja Mukim Kongsi.
Remaja Mukim Kongsi yang telah melakukan tindakan perilaku
menyimpang dan berperilaku yang dianggap tidak sesuai dengan norma
yang ada dalam masyarakat, kemudian dianggap sebagai sebagai
penyimpang yang menerima cap maupun label negatif ditengah
kehidupan bermasyarakat.
Pemberian Label Negatif
Remaja Mukim Kongsi sebagai yang menerima label maupun cap
yang negatif oleh masyarakat bukan tanpa ada penyebabnya. Menurut
keterangan para informan masyarakat Kota Sabang bahwa remaja Mukim
Kongsi memang sering terlibat dalam perilaku menyimpang, seperti
merokok, mencuri, berkata kasar (memaki/menghujat), berjudi, serta
menggunakan narkoba yang telah di akui oleh remaja Mukim Kongsi
bahwa mereka memang terlibat dalam tindakan perilaku menyimpang
tersebut yang dinamakan oleh Lamert sebagai primary deviant.
Masyarakat Kota Sabang memberikan label negatif sama rata
terhadap remaja Mukim Kongsi walaupun sebagian informan menyadari
bahwa memang tidak semua remaja Mukim Kongsi melakukan tindakan
menyimpang. Tetapi informan dari masyarakat tidak bisa memungkiri
bahwa mereka pun memberikan label yang sama rata terhadap remaja
Mukim Kongsi, dan berhati-hati terhadap remaja Mukim Kongsi. Seperti
yang disampaikan oleh informan 5 bahwa “daerah Mukim Kongsi
memang daerah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Kota Sabang,
karena faktor lingkungan mereka yang menganggap bahwa perilaku yang
kita anggap tidak biasa merupakan hal yang biasa bagi mereka”. Sama hal
nya seperti yang disampaikan oleh informan 6, informan 7 dan informan
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
8. Keempat informan tersebut mengakui bahwa mereka memang memiliki
stigma negatif terhadap remaja Mukim Kongsi.
Masyarakat Kota Sabang memberikan stigma dan label negatif
terhadap remaja Mukim Kongsi sehingga masyarakat cederung tidak
mempercayai remaja Mukim Kongsi sehingga terjadi sebuah
pendiskriminasian tentang sebuah rasa kepercayaan dan kenyamanan.
Masyarakat Kota Sabang cenderung lebih waspada terhadap mereka
karena image mengenai remaja Mukim Kongsi yang tidak baik ditengah
masyarakat seperti mencuri, berkata kasar (memaki/menghujat), narkoba
dan sebagainya. Masyarakat tidak segan memberikan cap maupun label
negatif terhadap mereka secara langsung bahkan menjaga jarak dari
mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
Persamaan dari keempat informan yang memberikan stigma ialah
memberikan stigma dan secara tidak sadar melakukan pendiskriminasian
tentang sebuah rasa kepercayaan dan kenyamanan. Perbedaan dari
keempat informan ialah informan 5, informan 7, dan informan 8
mengakui mereka memberikan stigma dan berhati-hati terhadap remaja
Mukim Kongsi, tetapi masih mau berhubungan baik sedangkan informan
6 lebih kepada menjaga jarak dari remaja Mukim Kongsi karena memiliki
stigma yang sangat negatif terhadap remaja Mukim Kongsi.
Penerima Label Negatif
Remaja Mukim Kongsi adalah penerima label negatif yang
diberikan oleh masyarakat Kota Sabang. Remaja Mukim Kongsi sebagai
penerima label tersebut pun menyadari bahwa mereka mendapatkan label
yang tidak baik dari masyarakat Kota Sabang, sesuai dengan yang peneliti
dapatkan dari hasil wawancara secara mendalam dengan remaja Mukim
Kongsi adalah remaja tersebut menyadari dan menerima label tersebut
karena sudah terbiasa walaupun terkadang marah dan melakukan
pembalasan dalam bentuk penyimpangan sekunder (secondary deviation).
Penyimpangan sekunder yang dilakukan oleh remaja Mukim
Kongsi adalah penyebab mereka menerima label negatif, mereka
menerima cap maupun label negatif itu sudah sejak lama. Karena cap
maupun label negatif yang ada pada Mukim Kongsi memang sudah
sangat lama dan beregenerasi. Menurut informan 3 bahwa label itu sulit
hilang karena memang sudah ada sejak lama, bahkan sebagian remaja
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
Mukim Kongsi merasa pasrah keadaan yang seperti ini. Sama halnya yang
dirasakan oleh keempat remaja Mukim Kongsi yang menjadi informan
penelitian ini. Mereka justru pasrah bahkan mengulangi perbuatannya
sesuai dengan teori labelling. Seseorang yang melakukan perbuatan
menyimpang kemudian diberi label negatif akan mengulangi perbuatan
menyimpangnya.
Sebagai penerima label yang tidak baik, sangat disayangkan remaja
yang masih labil dan masih sangat membutuhkan dukungan-dukungan
yang positif dari pihak eksternal harus menerima label tersebut. Dengan
adanya label yang tidak baik yang diberikan kepada mereka akan
menghambat mereka untuk bisa berubah. Seperti yang dikatakan oleh
Edwin M. Lemert dalam (Masrizal, 2015: 12) teori labelling adalah teori
tentang dimana seseorang menjadi menyimpang karena proses labelling
berupa julukan, cap, etiket yang ditujukan kepada seseorang oleh
masyarakat. Mula-mula sifat penyimpangan primer, tetapi dengan adanya
julukan tersebut membuat pelaku mengidentifikasi dirinya sesuai dengan
julukan tersebut. Sesuai dengan teori tersebut informan dari remaja
Mukim Kongsi mengakui bahwa mereka melakukan pengulangan teradap
tindakan penyimpangan karena proses pelabelan.
Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Tindakan perilaku menyimpang yang mula-mula dilakukan oleh
remaja Mukim Kongsi seperti berkata kasar (memaki/menghujat),
mencuri, berjudi dan sebagainya, mendapatkan respon dari masyarakat
seperti memberikan cap maupun label yang negatif kepada remaja Mukim
Kongsi. Setelah mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari masyarakat
Kota Sabang, remaja Mukim Kongsi kembali mengulangi perbuatan yang
menyimpang (penyimpangan sekunder) dengan berbagai alasan dari
remaja Mukim Kongsi mengapa ia mengulanginya. Seperti yang
disampaikan oleh informan 1 bahwa semakin di beri label yang tidak baik
semakin akan diulanginya perbuatan tersebut. Sama halnya dengan yang
disampaikan oleh informan 2, informan 3 dan informan 4. Mereka merasa
pasrah terhadap keadaan karena melakukan yang baik pun, mereka
menganggap tidak berguna karena citra mereka sudah terlanjur tidak
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
baik. Sehingga mengulangi perbuatan dan gaya hidup menyimpang akan
menetap pada hidup mereka.
Penyimpangan sekunder biasanya dilakukan oleh remaja Mukim
Kongsi karena mereka merasa bahwa ketika tidak melakukannya lagi
mereka juga akan mendapatkan label yang negatif. Sehingga remaja
Mukim Kongsi beranggapan bahwa melakukan perilaku menyimpang
dan tidak melakukan perilaku menyimpang itu sama, karena image
mereka di tengah masyarakat memang sudah terlanjur buruk.
Penyimpangan sekunder yang dilakukan oleh remaja Mukim Kongsi
merupakan akibat dari adanya cap maupun pelabelan yang dilakukan
oleh masyarakat kepada remaja. Remaja yang masih labil seharusnya
lebih bisa untuk dirangkul oleh masyarakat dengan diberikan dukungan-
dukungan yang positif sehingga mereka tidak terjerumus kembali kepada
perbuatan-perbuatan yang tidak baik tetapi kenyataan remaja masih
melakukan tindakan penyimpangan akibat dari pelabelan dari
masyarakat.
Perubahan Perilaku dan Perilaku Hidup Menyimpang
Perilaku hidup menyimpang yang ada pada remaja Mukim Kongsi
sejak dulu bahkan sampai sekarang tentu memiliki penyebab yang
mengakar. Sebenarnya apa yang menyebabkan image yang tidak baik
pada remaja Mukim Kongsi tidak memudar seiiring perkembangan
zaman. Tentunya permasalahan ini sangat berhubungan dengan citra
yang sudah ada sejak awal dan pola fikir dari masyarakat Kota Sabang
yang belum berubah.
Masyarakat Kota Sabang memiliki pemikiran yang buruk terhadap
remaja Mukim Kongsi sesuai dengan hasil penelitian yang peneliti
dapatkan dari wawancara secara mendalam dengan beberapa masyarakat
Kota Sabang. Menurut salah satu informan, mereka terkadang tidak
melihat secara langsung perilaku remaja Mukim Kongsi tetapi karena isu
yang berkembang di tengah masyarakat seperti itu maka mereka
menganggap segala hal benar dan menyatakan bahwa remaja Mukim
Kongsi tidak baik karena memang sudah rahasia umum.
Remaja Mukim Kongsi adalah remaja yang tidak baik telah menjadi
rahasia umum yang berkembang sejak dulu sampai sekarang. Dan
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
beberapa masyarakat Kota Sabang mampu membuktikan karena pernah
melihat secara langsung. Sehingga kehidupan menyimpang yang
dilakukan oleh remaja Mukim Kongsi merupakan akibat dari pelabelan
yang dilakukan oleh masyarakat Kota Sabang dalam jangka waktu yang
panjang kepada remaja Mukim Kongsi. Remaja tersebut yang tidak
mampu bangkit dari label negatif terus mengulangi perbuatannya dan
terus beregenerasi kepada anak-anak yang akan menjadi remaja di mukim
tersebut.
Perubahan perilaku yang terjadi pada remaja Mukim Kongsi yang
diakibatkan dari pelabelan adalah penyimpangan primer yang ada pada
remaja Mukim Kongsi berubah menjadi suatu perilaku hidup
menyimpang yang menetap pada remaja tersebut. Remaja Mukim Kongsi
akibat dari pelabelan menganggap bahwa label-label tersebut merupakan
bagian dari identitas mereka yang diberikan oleh masyarakat Kota
Sabang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh
stigma terhadap perubahan perilaku remaja Mukim Kongsi. Peneliti
mengumpulkan data melalui wawancara secara mendalam terhadap
remaja Mukim Kongsi dan masyarakat Kota Sabang, maka diperoleh hasil
seperti kesimpulan yaitu pengaruh stigma dan label negatif seperti trouble
maker, remaja nakal, pencuri, pengguna narkoba, perokok,
pemaki/penghujat, dan pencuri yang diberikan oleh masyarakat Kota
Sabang terhadap remaja Mukim Kongsi memberikan pengaruh yang
sangat besar kepada remaja tersebut. Stigma dan label negatif yang
melekat pada remaja Mukim Kongsi menciptakan lahirnya suatu
perubahan perilaku yang awalnya penyimpangan primer (primary deviant)
akhirnya berubah kepada penyimpangan yang menetap (deviant life style)
akibat tidak mampu bangkit dari label negatif dan merasa bahwa label
negatif telah menjadi bagian dari mereka, sehingga remaja Mukim Kongsi
terus melakukan penyimpangan.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nirwana, Ade Benih. 2011. Psikologi Bayi, Ibu dan Anak. Yogyakarta: Nuh
Medikal.
Cohen, B.J. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Siahaan, Jokie MS. 2009. Perilaku Menyimpang: Pendekatan Sosiolog.
Jakarta: PT. Indeks.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi UI.
Masrizal. 2015. Pengendalian Masalah Sosial Melalui Kearifan Lokal. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Nasir, Mohd. 1985. Metode Penelitian. Cet I. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta:
Penerbit Erlangga.
Alfianika, Ninit. 2015. Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Hutabarat, Restaria F.. 2011. Stigma 65: Strategi Mengajukan Gugatan Class
Action. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Prenada Media.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi Sosial Kelompok dan Terapan.
Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:
Kencana.
Jurnal
Fatmawati. 2015. Stigmatisasi dan Perilaku Diskriminasi pada Perempuan
Bertato. Jurnal. Volume III No. 1 Mei 2015. Diakses: 14 Juni 2017.
Sukmawati Varamitha, Sukma Noor Akbar & Neka Erlyani. 2014. Stigma
Sosial Pada Keluarga Miskin Dari Pasien Gangguan Jiwa. Jurnal.
Volume 1, Nomor 3, Agustus 2014. Diakses: 2 Mei 2017
Dedi Ahmadi dan Aliyah Nur’aini H. 2005. Teori Penjulukkan. Jurnal.
Volume 6 No. 2 Desember 2005. Diakses: 29 Juli 2017
Skripsi
Riza Dian Ayunani. 2015. Stigma Masyarakat Ponorogo Pada Penduduk
Kampung Idiot. Skripsi. Banda Aceh: Jurusan Sosiologi dari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.
Diakses 17 Januari 2017
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 3, Nomor 1: 232-243
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA
(Studi terhadap Stigma Negatif Remaja Mukim Kongsi Gampong Kuta Barat
Kota Sabang)
Nazari Ayu, Khairulyadi, MHSc)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3.No.1 Februari 2017
Soni Setyoko Ali. 2014. Dampak Pemberian Labeling Lady Bikers Pada
Komunitas IBLBC (Inuk Blazer Lady Bikers Club). Skripsi. Jakarta:
Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta. Diakses 17 Januari 2017
Website
Martina S. Tasmin. 2002. Label Menyebabkan Individu Menjadi Deviant.
http://e-psikologi.com. Diakses: 2 Mei 2017
Koentjoro. 2011. Kriminologi Dalam Perspektif Psikologi Sosial. Koentjoro-
Psy.staff.ugm.ac.id. Diakses: 2 Mei 2017