repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar...

91
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan misalnya vaksin BCG, DPT dan campak dan melalui mulut misalnya vaksin polio (Hidayat, 2010 dalam Sarimin, 2014). Imunisasi bukan saja dapat melindungi individu dari penyakit yang serius namun dapat juga menghindari tersebarnya penyakit menular. World Health Organization (WHO) dan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) mencanangkan Global Immunization Visionand Strategy

Transcript of repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar...

Page 1: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah

bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan

kedalam tubuh melalui suntikan misalnya vaksin BCG, DPT dan campak dan

melalui mulut misalnya vaksin polio (Hidayat, 2010 dalam Sarimin, 2014).

Imunisasi bukan saja dapat melindungi individu dari penyakit yang serius

namun dapat juga menghindari tersebarnya penyakit menular. World Health

Organization (WHO) dan United Nations International Children's Emergency

Fund (UNICEF) mencanangkan Global Immunization Visionand Strategy (GIVS)

yaitu rancangan kerja 10 tahun untuk mencegah penyakit yang dapat dihindari

melalui imunisasi. Sasaran GIVS hingga tahun 2010 adalah meningkatkan

cakupan imunisasi negara sekurang-kurangnya 90% cakupan imunisasi nasional

dan sekurang-kurangnya 80% cakupan imunisasi dalam setiap distrik atau daerah

administratif untuk mengetahui pemerataan penyebaran imunisasi pada semua

anak (Prayogo, 2010 dalam Yuhanadh, 2012).

1

Page 2: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

2

Akibat dari tidak diberikannya imunisasi pada bayi adalah menurunkan

kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga tingginya bayi untuk

terkena penyakit TB, Difteri, Pertusis, Tetatus, Hepatitis B, Polio dan Campak

(Yusmi, 2011).

Cakupan imunisasi anak di negara- negara anggota WHO telah mencapai

90%, dan diperkirakan 85% dari bayi diseluruh dunia telah mendapat imunisasi.

Terdapat 19,3% juta bayi dan anak-anak belum sepenuhnya mendapatkan

vaksinasi dan tetap beresiko terkena penyakit (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013)

Berdasarkan data Riskesdas (2010) cakupan Anak Umur 12-23 Bulan yang

Mendapatkan Imunisasi Dasar di Indonesia yaitu BCG (77,9%), Polio (66,7%),

DPT/HB (61,9%) dan campak (74,4%). Cakupan imunisasi lengkap di perkotaan

lebih tinggi (59,1%) daripada di perdesaan (48,3%) dan masih terdapat 17,7%

anak 12-23 bulan di perdesaan yang tidak mendapat imunisasi sama sekali.

Sedangkan pada tahun 2013 di Indonesia target  bayi di Imunisasi adalah 95% ,

untuk imunisasi Polio 1 (97,92 %), Polio 2 (93,76%) sudah mencapai target UCI

(Universal Child Immunization), sedangkan untuk Polio 3 (85,43%), Polio 4

(87,51%) secara keseluruhan belum mencapai target UCI = 100% (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013)

Sedangkan untuk Provinsi Aceh berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh

(2011) diketahui jumlah bayi di provinsi Aceh adalah 99.863 bayi. Data Riskesdas

menunjukkan di provinsi Aceh cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG

(86,9%), Polio (85,9%), DPT/HB (83,7%), dan Campak (81,6%). Provinsi Aceh

Page 3: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

3

berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh (2012) diketahui jumlah bayi di provinsi

Aceh adalah 101.201 bayi. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

menunjukkan di provinsi Aceh cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG

(90,5%), Polio (88,5%), DPT/HB (85,4%), dan Campak (85,6%). Provinsi Aceh

berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh (2013) diketahui jumlah bayi di provinsi

Aceh adalah 106.466 bayi. Data Riskesdas menunjukkan di provinsi Aceh

cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG (87%), Polio (83%), DPT/HB

(81%),dan Campak (80%), secara keseluruhan cakupan imunisasi di provinsi

Aceh belum mencapai target UCI = 100%.

Jumlah bayi di Kabupaten Nagan Raya adalah 3.037 bayi. Data Dinas

Kesehatan Aceh menunjukkan cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG

(91,6%), Polio (88,4%), DPT/HB (83%), dan Campak (82,8%) (Dinas Kesehatan

Aceh, 2011). Jumlah bayi di Kabupaten Nagan Raya adalah 3.143 bayi. Data

Riskesdas menunjukkan cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG

(81,8%), Polio (79,9%), DPT/HB (77,5%), dan Campak (75%) (Dinas Kesehatan

Aceh, 2012). Jumlah bayi di Kabupaten Nagan Raya adalah 3.226 bayi. Data

Riskesdas menunjukkan cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG (79%),

Polio (85%), DPT/HB (86%), dan Campak (82%), dengan demikian cakupan

imunisasi pada bayi di Kabupaten Nagan Raya dari tahun 2011-2013 belum

sepenuhnya mencapai target Nasional = 95% (Dinas Kesehatan Aceh, 2013).

Jumlah bayi keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia pada

tahun 2014 adalah sebanyak 351 bayi, cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu

BCG (90,3%), Polio (92%), DPT/HB (90%), Campak (92,6%), dan cakupan

Page 4: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

4

imunisasi dasar lengkap pada bayi (85,2%), dengan demikian cakupan imunisasi

di Puskesmas Suka Mulia belum mencapai target Nasional = 95% (Puskesmas

Suka Mulia, 2014). Jumlah bayi keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Suka

Mulia pada tahun 2015 dari bulan Januari hingga bulan Oktober adalah sebanyak

387 bayi, cakupan imunisasi dasar yang didapat yaitu BCG (73,4%), Polio

(73,4%), DPT/HB (80,1%), Campak (64,9%), dan cakupan imunisasi dasar

lengkap pada bayi (64,9%), dengan demikian cakupan imunisasi di Puskesmas

Suka Mulia belum mencapai target Nasional = 95% (Puskesmas Suka Mulia,

2015).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh peneliti dengan 10 orang ibu yang

memiliki bayi, peneliti mengetahui bahwa 4 orang ibu yang melakukan imunisasi

pada bayinya karena mereka mendapatkan dukungan suami, dimana suami

mereka yang selalu mengingatkan ibu untuk membawa bayinya diimunisasi ke

puskesmas pada saat posyandu dilakukan. Sedangkan 6 orang ibu lagi tidak rutin

memberikan imunisasi pada bayinya karena terkadang tidak ada kendaraan di

rumah untuk pergi ke puskesmas, keluarga ibu khususnya suami ibu pun tidak

terlalu memperhatikan jadwal pemberian imunisasi kepada anak mereka.

Penelitian ini dilakukan karena peneliti merasa dukungan keluarga sangat

menentukan tindakan yang akan diambil tentang imunisai dasar pada bayinya.

Seperti yang kita ketahui bahwa kebanyakan masyarakat yang bertempat tinggal

di desa memiliki pengetahuan kurang baik tentang imunisasi dan merasa bahwa

imunisasi tidak dibutuhkan untuk bayinya. Lokasi penelitian yang diambil adalah

wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia karena peneliti melihat masih banyak bayi

Page 5: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

5

di wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia yang tidak mendapatkan imunisasi secara

lengkap. Berdasarkan penelitian Sarimin (2014) dimana didapat hasil adanya

hubungan antara dukungan keluarga yaitu suami dengan pemberian imunisasi

dasar kepada bayi di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah

Kerja Pukesmas Walantakan. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memberikan

imunisasi kepada bayinya karena adanya izin dari suami untuk membawa anaknya

di imunisasi. Sedangkan ibu yang tidak membawa anaknya imunisasi karena

suami tidak memberikan izin kepada ibu untuk membawa bayinya imunisasi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul Analisis Hubungan Perilaku dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi

di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bagaimana

Hubungan Perilaku dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun

2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Perilaku dalam Pemberian

Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

Page 6: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

6

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Keluarga dalam Pemberian

Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui Hubungan sikap Keluarga dalam Pemberian

Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

3. Untuk mengetahui Hubungan dukungan Keluarga dalam Pemberian

Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

4. Untuk mengetahui Hubungan pendapatan Keluarga dalam Pemberian

Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

1.4 Hipotesis

Ha : Adanya Hubungan antara Pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan

pendapatan keluarga dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah

Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2015.

Page 7: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

7

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

1. Bagi masyarakat sebagai bahan informasi mengenai Hubungan Perilaku

dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka

Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

2. Bagi pihak puskesmas Suka Mulia Kabupaten Nagan Raya sebagai

informasi dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentang Hubungan

Perilaku dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan

Raya Tahun 2015.

1.5.2 Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dalam melakukan penelitian

khususnya Hubungan Perilaku dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015.

b. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar sebagai

salah satu bahan masukan atau informasi guna menambah bahan

perpustakaan yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

c. Bagi pihak lain diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi untuk dipelajari dibangku perkuliahan, dan dapat

membandingkan antara teori dengan praktek yang sesungguhnya.

BAB II

Page 8: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

8

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Perilaku

2.1.1 Pengertian Perilaku

Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang

dapat diamati secara langsung dan tidak langsung (Kholid, 2012). Perilaku

manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia

dan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat fasif (tanpa

tindakan) maupun aktif disertai tindakan (Notoatmodjo dalam Andriani, 2013).

2.1.2 Pengelompokan Perilaku

Menurut Kholid (2012), Perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi

2 (dua) yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih

belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas.

Perilaku terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka terjadi bila responden terhadap stimulus tersebut sudah

berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari atau

observable behavior.

8

Page 9: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

9

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner (1938) dalam Notoatmodjo

(2012), maka periaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sisteem pelayanan

kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku

kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha – usaha seseorang untuk penyembuhan

bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3

aspek :

a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relative,

maka dari orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat

kesehatan yang seoptimal mungkin.

c) Perilaku gizi (makanan dan minuman), makanan dan minuman dapat

memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan

seseorang bahkan dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang

bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada

perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencaharian dan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau

disebut perilaku pencaharian pengobatan (health seeking behavior).

Page 10: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

10

3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah merespons lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan

tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

2.2 Domain Perilaku

Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,

yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbaagai faktor, baik faktor

internal maupun eksternal (Notoatmodjo, 2012).

Benyamin Bloom (1908) dalam Fitriani (2011) seorang ahli psikologi

pendidikan membagi perilaku manusia itu dalam 3 (tiga) domain ranah atau

kawasan yakni :

1. Kognitif (cognitive) yaitu, aspek yang menitikberatkan pada aspek intektual,

berfikir, dan hubungannya dengan aspek ingatan seseorang.

2. Afektif (affektive) yaitu, mencakup tujuan – tujuan yang berhubungan dengan

perubahan sikap seseorang maupun yang berkaitan dengan nilai, perasaan,

serta minat dan bakat.

3. Psikomotor (psychomotor) yaitu, tujuan – tujuan yang berhubungan dengan

manipulasi dan kemampuan gerak motorik. Saat ini lebih dikenal dengan

kemampuan keterampilan.

Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran

hasil pendidikan kesehatan yakni: pengetahuan (kwoledge), sikap (attitude), dan

praktek atau tindakan.

Page 11: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

11

2.2.1 Pengetahuan (Knowledge)

Menurut Fitriani (2011) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pernginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Fitriani (2011) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni;

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang – nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang sudah mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Kholid (2012) tingkat pengetahuan seseorang secara rinci terdiri

dari enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

Page 12: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

12

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi secara benar.

3. Aplikasi (application) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) ialah

dapat menggunakan rumus – rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang telah diberikan.

4. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya suatu

dengan yang lain.

5. Sintesis (synthesis) menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6. Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –

kriteria yang telah ada.

2.2.2 Sikap (Attitude)

Menurut Fitriani (2011) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum

Page 13: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

13

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

tindakan suatu perilaku.

Dari Azwar (2007) dalam Kholid (2012) menyatakan sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk

reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka,

mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan

sosial.

Dari Newcomb (2003) dalam Fitriani (2011) salah seorang ahli psikologi

sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek.

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Menurut Fitriani (2011) Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini

terdiri dari berbagai tingkatan.

Page 14: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

14

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (respondingi) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggungjawab (responsible) bertanggungjawab atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya dengan segala resiko yang paling tinggi.

2.2.3 Tindakan (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2012) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga

diperlukaan faktor dukungan (support) dari pihak lain.

Menurut Fitriani (2011) Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:

1. Persepsi (perseption) mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guied response) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator

praktik tingkat dua.

3. Mekanisme (mecanism) apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia

sudah mencapai praktik tingkat tiga.

Page 15: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

15

4. Adopsi (adoption) adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

2.3 Imunisasi

2.3.1 Pengertian

Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan sehat.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah

bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan

kedalam tubuh melalui suntikan misalnya vaksin BCG, DPT dan campak dan

melalui mulut misalnya vaksin polio (Hidayat, 2010 dalam Sarimin, 2014).

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan

penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi dasar adalah

pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang

perlindungan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Jenis imunisasi yang diuraikan mencakup BCG, DPT, polio, campak dan

hepatitis B yang sesuai dengan sasaran agar setiap anak mendapatkan imunisasi

dasar terhadap 7 penyakit utama yang dapat dicegah dengan imunisasi. Program

imunisasi merupakan suatu program yang digunakan untuk menurunkan angka

kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta anak balita, program ini

Page 16: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

16

dilaksanakan untuk penyakit-penyakit yang apat dicegah dengan imunisasi seperti

penyakit TB, Difteri, Pertusis, Tetatus, Hepatitis B, Polio dan Campak. Idealnya

bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3

kali, Polio 4 kali, HB 3 kali dan Campak 1 kali (Yusmi, 2011)

2.3.2 Tujuan

Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah mencegah

terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu

pada sekelompok masyarakat. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi

atau eliminasi suatu penyakit. Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan

imunisasi harus dipertahankan tetap tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga

tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan KLB (Kejadian

Luar Biasa) PD3I (Utami, 2009 dalam Yusmi, 2011).

Menurut Muslihatun (2010) ada tiga tujuan utama pemberian imunisasi

pada seseorang yaitu mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,

menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat (populasi) serta

menghilangkan penyakit tertentu dari dunia, hanya mungkin pada penyakit yang

ditularkan pada manusia. Untuk tujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seseorang ditempuh dengan cara memberikan infeksi ringan yang tidak

berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun apabila terjangkit

penyakit tersebut, anak tidak sakit karena tubuh cepat membentuk antibodi dan

mematikan antigen yang masuk tersebut.

Page 17: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

17

2.3.3 Jenis Imunisasi

Jenis-jenis vaksin dalam program imunisasi bayi menurut Depkes RI

dalam Lisnawati (2013) adalah sebagai berikut:

a. Vaksin campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

b. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebaan aktif

terhadap tuberkulosa.

c. Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang

disebabkan oleh virus hepatitis B.

d. Vaksin Polio, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis

e. Vaksin DPT, untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri,

pertusis, dan tetanus.

f. Vaksin DPT-HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri,

tetanus, pertusis, dan hepatitis B.

Menurut Hidayat dalam Sarimin (2014) di Indonesia terdapat jenis

imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) dan ada juga yang

dianjurkan. Yang termasuk dalam imunisasi dasar yaitu:

a. BCG

Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit TB yang berat sebab terjadinya penyakit TB yang primer

atau yang ringan. Vaksin BCG diberikan melalui intradermal. Efek samping

pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan,

limfadenitis regionalis dan reaksi panas.

Page 18: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

18

b. Hepatitis B

Imunisasi hepatitis merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam

bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan

penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi hepatitis ini diberikan

melalui intra muskuler.

c. Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomielitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada

anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan, imunisasi diberikan

melalui oral.

d. DPT

Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus) merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.

Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang

telah dihilangkan sifat racunnya namun masih dapat merangsang pembentukan

zat anti bodi. Imunisasi DPT diberikan melalui intra muskuler. Pemberian DPT

dapat berefek samping ringan ataupun berat. Efek ringan misalnya terjadi

pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan dan demam. Efek berat

misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam dan syok.

e. Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.

Page 19: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

19

Kandungan vaksin ini adalah virus yang telah dilemahkan. Imunisasi campak

diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti

terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas.

2.3.4 Jadwal Imunisasi

Menurut Muslihatun (2010) jadwal imunisasi yang diwajibkan sesuai

program pengembangan imunisasi (PPI) adalah BCG, polio, hepatitis B, DPT dan

campak. Jadwal imunisasi yang dianjurkan sesuai program pengembangan

imunisasi non PPI adalah MMR, hib, tifoid, hepatitis A, varisella, influenza.

Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi dasar berdasarkan petunjuk

pelaksanaan program imunisasi di Indonesia adalah (UNICEF, 2011).

Tabel 2.1 Jadwal ImunisaiUmur Vaksin Selang Waktu Tempat

0-7 hari Hbo Imunisasi Hbo diberikan di tempat bayi

dilahirkan1 bulan BCG, Polio 1 4 minggu Posyandu2 bulan DPT/HB 1, Polio 2 4 minggu Posyandu3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 4 minggu Posyandu4 bulan DPT/HB 3, Polio 4 4 minggu Posyandu9 bulan Campak 4 minggu Posyandu

Sumber: UNICEF (2011).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Suami dengan pemberian

Imunisasi pada bayi

Menurut Bloom (1974) yang dipetik dari Notoadmodjo (2012), faktor

lingkungan merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan individu,

kelompok, atau masyarakat manakala faktor perilaku pula merupakan faktor yang

kedua terbesar. Disebabkan oleh teori ini, maka kebanyakan intervensi yang

Page 20: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

20

dilakukan untuk membina dan meningkatkan lagi kesehatan masyarakat

melibatkan kedua faktor ini.

Menurut Notoadmodjo (2012) juga mengatakan mengikut teori L. Green

(1980), perilaku ini dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:

a. Faktor penguat (Predisposising) yang mencakup:

1. Pengetahuan

Secara garis besar menurut (Notoatmodjo, 2012) domain tingkat

pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui,

memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan

mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang

sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun

informasi yang diterima dari orang lain. Pengetahuan merupakan hasil dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.

2. Sikap

Menurut Santrock dalam Azwar dalam Notoadmodjo (2012)

mengemukakan bahwa sikap merupakan kepercayaan atau opini terhadap

orang-orang, obyek atau suatu ide. Setiap orang memiliki opini atau

kepercayaan yang berbeda terhadap suatu obyek atau ide. Sikap adalah

reaksi atas penilaian suka atau tidak suka terhadap sesuatu atau seseorang

yang ditunjukkan melalui kepercayaan, perasaan atau kecenderungan

bertingkah laku.

Page 21: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

21

3. Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2012) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas,

juga diperlukaan faktor dukungan (support) dari pihak lain.

4. Jenis kelamin

Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki

dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam

menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan (Notoatmodjo,

2012).

5. Pekerjaan

Pekerjaan yaitu sebuah aktifitas antar manusia untuk saling memenuhi

kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan atau

penghasilan. 

b. Faktor pendukung (Enabling) yang mencakup:

1. Tingkat Pendapatan

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya

untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah

(Notoatmodjo, 2012)

2. Ketercapaian pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata

Page 22: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

22

penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi

(Notoatmodjo, 2012).

3. Ketersediaan sarana dan prasarana

Tersedianya semua fasilitas kesehatan yang dibutuhkan untuk melakukan

suatu pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2012)

c. Faktor pendorong (Reinfonsing) pula mencakup:

1. Keluarga

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup

bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya

selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal

bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga

(Lestari, 2012).

2. Lingkungan

Sesuatu yang berada di luar atau disekitar makhluk hidup. Lingkungan

adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh

timbal balik satu sama lain dan dengan masyarakat (Notoadmodjo, 2012)

3. Sosial budaya

Segala sesuatu yag berkitan dengan tata nilai yang ada pada masyakat,

yang mana di dalamnya terdapat pernytaan mengenai poin intelektual dan

juga nilai artistik yang dapat di jadikan sebagai ciri khas  yang ada pada

masyarakat itu sendiri (Notoadmodjo, 2012)

Page 23: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

23

2.5 Kerangka Teoritis

Kerangka teori ini disimpulkan berdasarkan tinjauan kepustakaan diatas

yaitu menurut L. Green dalam Notoadmodjo (2012) sebagai berikut:

p

Faktor EnablingTingkat Pendapatan Ketercapaian Pelayanan KesehatanKetersediaan Sarana Prasarana

Faktor ReinfonsingDukungan KeluargaLingkunganSosial Budaya

Pemberian Imunisasi pada Bayi

Faktor Predisposising PengetahuanSikapTindakanJenis KelaminPekerjaan

Gambar 2.1 Kerangka Teori PenelitianSumber: l. Green dalam Notoadmodjo (2012)

Page 24: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

24

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Dependen

Pengetahuan

Sikap

Dukungan Keluarga

Tingkat Pendapatan

Pemberian Imunisasi pada Bayi

Page 25: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross

Sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada saat yang bersamaan saat

penelitian dilakukan (Notoatmodjo, 2010), yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan perilaku dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi diwilayah Kerja

Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun

2015.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya pada tanggal 13 - 27

Desember 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi

usia 0-12 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya tahun 2015 dari bulan Januari hingga Oktober

yang berjumlah 387 bayi.

3.3.2 Sampel25

Page 26: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

26

Menurut Notoatmodjo (2010), cara pengambilan sampel pada penelitian

ini adalah secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu dengan rumus slovin sebagai berikut:

n =

Keterangan: N : Populasi Penelitian

n : Sampel penelitian

d : Tingkat Kesalahan/ eror yang di gunakan (0,1)

n =

n =

n =

n = 79,7 di genapkan menjadi 80

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 80 ibu yang

mempunyai bayi 0-12 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

dibawah ini:

Tabel 3. 1. Daftar Sampel Penelitian

N

1+N (d)²

387

1+387 (0,1)²

387

1+387(0,01)

387

4,87

Page 27: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

27

No Nama Desa Jumlah Populasi

Rumus Proposi di ruangan

Sampel

1234567

Suka MuliaSido JadiSimpang DuaSimpang Deli KilangPulo IePanton BayuUjong Tanjong

16128

10162114

16/379x8012/379x808/379x80

10/379x8016/379x8021/379x8014/379x80

3222343

8910111213141516171819202122

Simpang Deli KampungSuka RamaiLadang BaroAlue Bateung BrokBlang LuahKuala SeumayamAlue JampakAlue RayaMekarti JayaSumber MakmurAlue KuyunPuloe KruetSumber BaktiSerba JadiSerba Guna

10156

3825181631178

1018233728

10/379x8015/379x806/379x80

38/379x8025/379x8018/379x8016/379x8031/379x8017/379x808/379x80

10/379x8018/379x8023/379x8037/379x8028/379x80

231854363224576

Jumlah 387 80

3.4 Metode Pengumpulan Data

Setelah data dikumpulkan penulis melakukan pengolahan data dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2012):

1. Editing (memeriksa), yaitu data yang telah didapatkan diedit untuk mengecek

ulang atau mengoreksi untuk mengetahui kebenaran.

2. Coding, dimana data yang telah didapat dari hasil penelitian dikumpul dan

diberi kode.

3. Prosesing, dimana data yang telah didapat diproses yaitu memisahkan sesuai

dengan kategori yang telah ditentukan

Page 28: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

28

4. Cleaning, dimana data yang telah dipisahkan sesuai dengan kategori di

bersihkan sesuai dengan kebutuhan penelitian

5. Tranfering, dimana data yang telah dibersihkan dimasukkan dalam komputer

kemudian data tersebut diolah dengan program komputer.

6. Tabulating data, data yang telah dikoreksi kemudian dikelompokkan dalam

bentuk tabel.

3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh dari peninjauan langsung kelapangan melalui wawancara

dengan menggunakan kuisioner yang telah disusun sebelumnya.

2. Data Sekunder

Yang dijadikan data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari kepala puskesmas dan instansi lain yang terkait

3.6 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional

Page 29: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

29

Variabel Independent

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan Wawasan keluarga tentang imunisasi

Wawancara Kuesioner 1. Baik2. Kurang baik

Ordinal

2. Sikap Reaksi/respon keluarga terhadap imunisasi

Wawancara Kuesioner 1. Positif2. Negatif

Ordinal

3 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dalam mendukung imunisasi

Wawancara Kuesioner 1. Mendukung2. Tidak

Mendukung

Ordinal

4 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup

Wawancara Kuesioner 1. > UMP2. ≤ UMP

Ordinal

Variabel Dependen1. Imunisasi Pada

BayiPemberian vaksin dan pembentukan imun tubuh bayi untuk mencegah penyakit

Wawancara Kuesioner 1.Ada2.Tidak

Ada

Ordinal

3.7 Aspek Pengukuran Variabel

Aspek pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variabel dalam

penelitian ini adalah skala Guddman yaitu memberi skor dari nilai tertinggi ke

nilai terendah berdasarkan jawaban responden (Notoatmodjo, 2010).

1. Faktor Pengetahuan

Baik: jika responden mendapat skor nilai > 10

Page 30: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

30

Kurang Baik: jika responden mendapat skor nilai ≤ 10

2. Faktor Sikap

Positif: jika responden mendapat skor nilai > 5

Negatif: jika responden mendapat skor nilai ≤ 5

3. Faktor Dukungan Keluarga

Mendukung: jika responden mendapat skor nilai > 5

Tidak Mendukung: jika responden mendapat skor nilai ≤ 5

4. Faktor Pendapatan

>UMP: jika responden mendapatkan penghasilan > Rp. 1.900.000,-

≤UMP: jika responden mendapatkan penghasilan ≤ Rp. 1.900.000,-

5. Imunisasi Pada Bayi

Ada: jika responden mendapat skor nilai = 1

Tidak Ada: jika responden mendapat skor nilai= 0

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mendapat data tentang distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel, kemudian data ini di sajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

3.8.2 Analisis Bivariat

Page 31: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

31

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hipotesis dengan menentukan

hubungan antara variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen

(variabel terikat) dengan menggunakan uji statistik Chi-square (X2) (Budiarto,

2012). Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut

akan di hitung nilai odd ratio (OR). Bila tabel 2 x 2, dan dijumpai nilai expected

(harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “Fisher’s Exact Test”

Analis data dilakukan dengan menggunakan perangkat computerisasi

untuk membuktikan yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (H0 ditolak) sehingga

disimpulkan ada hubungan yang bermakna.

Dalam melakukan uji Chi-Square ada syarat-syarat yang harus dipenuhi:

1. Bila 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah fisher`s test,

2. Bila 2 x 2 dan nilai E > 5, maka uji yang dipakai sebaliknya Contiuty

Corection,

3. Bila table lebih dari 2 x 2 misalnya 2 x 3, 3 x 3 dan seterusnya, maka

digunakan uji pearson Chi-square.

4. Uji ‘’ likelihood Ratio’’, biasanya digunakan untuk keperluan lebih spesifik ,

misalnya analisis stratifikasi pada bidang epidemiologi dan juga untuk

mengetahui hubungan linier dua variabel katagorik ,sehingga kedua jenis ini

jarang digunakan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 32: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

32

4.1 Gambaran Umum

Puskesmas Suka Mulia terletak di desa Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Luas Wilayah

Kerja Puskesmas Suka Mulia kurang lebih 505, 13 Km2, terdiri

dari 22 desa dengan jumlah penduduk 18.018 jiwa. Sebagian

besar wilayah kerja Puskesmas Suka Mulia merupakan dataran

rendah dan perkebunan sawit. Mata pencaharian sebagian besar

penduduk adalah bertani, berkebun, dagang dan karyawan

perkebunan kelapa sawit.

Secara administrasi dan geografis Puskesmas Suka Mulia berbatas dengan:

Sebelah Barat berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Alue Rambot

Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Aceh Barat Daya

Sebelah Utara berbatas dengan Samudera Indonesia

Sebelah Selatan berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Alue Bilie

Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia mempunyai 8 Puskesmas

Pembantu (PUSTU), 12 Pos Kesehatan Desa (POSKESDES). Wilayah kerja

Puskesmas Suka Mulia berada di 4 kemukiman yaitu kemukiman TWK.

Abdullah, kemukiman Neubok dalam, kemukiman Ujong Raja, kemukiman

Seuneam. Puskesmas Suka Mulia mempunyai 85 orang pegawai yang terdiri dari:

Dokter Umum sebanyak 2 orang, Kesehatan Masyarakat sebanyak 7 orang, S1

Keperawatan 2 orang, Kebidanan 41 orang, D3 Keperawatan 16 orang, Gizi 4

orang, Perawat Gigi 1 orang, Kesling 1 orang, analis 1 orang, SMF 1 orang,

32

Page 33: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

33

SPRG 1 orang, SPK 3 orang, Pekarya Kesehatan 1 orang, Administrasi 1 orang,

Sopir ambulance 2 orang, Cleaning Service 1 orang.

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Pegawai di Puskesmas Suka Mulia No Tenaga Ahli Jumlah1 Dokter Umum 2 Orang2 Kesehatan Masyarakat 7 Orang3 S1 Keperawatan 2 Orang4 Kebidanan 41 Orang5 D3 Keperawatan 16 Orang6 Gizi 4 Orang7 Perwat Gigi 1 Orang8 Kesling 1 Orang9 Analis 1 Orang10 SMF 1 Orang11 SPRG 1 Orang12 SPK 3 Orang13 Pekarya Kesehatan 1 Orang14 Administrasi 1 Orang15 Sopir Ambulance 2 Orang16 Cleaning Service 1 Orang

Jumlah 85 OrangSumber: Puskesmas Suka Mulia 2015

Tabel 4.2. Distribusi Cakupan Wilayah Kerja dan Penduduk Puskesmas Suka Mulia

Desa KK1 Suka Mulia 2052 Sido Jadi 1273 Simpang Dua 1064 Simpang Deli Kilang 1175 Pulo Ie 2226 Panton Bayu 3257 Ujong Tanjong 2608 Simpang Deli Kampung 1569 Suka Ramai 26110 Ladang Baro 7211 Alue Bateung Brok 36912 Blang Luah 40713 Kuala Seumayam 6414 Alue Jampak 12515 Alue Raya 47616 Mekarti Jaya 16017 Sumber Makmur 8918 Alue Kuyun 92

Page 34: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

34

19 Puloe Kruet 17120 Sumber Bakti 30221 Serba Jadi 78922 Serba Guna 474

Jumlah5.369

4.2 Hasil

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Umur Ibu Bayi

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase berdasarkan

umur Ibu Bayi dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut dibawah ini:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Bayi dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Umur Responden Frekuensi %1 20-25 Tahun 13 16,32 26-30 Tahun 28 35,03 31-35 Tahun 28 35,04 >35 Tahun 11 13,8

Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.3 di ketahui bahwa responden tertinggi yang

berumur 26-30 tahun dan umur 31-35 tahun masing-masing adalah sebanyak 28

orang (35,0%), sedangkan responden terendah yang berumur >35 tahun adalah

sebanyak 11 orang (13,8%).

2. Umur Bayi

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase berdasarkan

umur bayi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut dibawah ini:

Sumber: Puskesmas Suka Mulia, 2015

Page 35: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

35

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Bayi dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Umur Responden Frekuensi %1 1-3 Bulan 8 10,02 4-6 Bulan 23 28,83 7-9 Bulan 30 37,54 10-12 Bulan 19 23,8

Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.4 di ketahui bahwa responden tertinggi yang

berumur 7-9 bulan adalah sebanyak 30 orang (37,5%), sedangkan responden

terendah yang berumur 1-3 bulan adalah sebanyak 8 orang (10,0%).

3. Pendidikan Ibu

Hasil perhitungan frekuensi berdasarkan pendidikan

responden dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut dibawah ini:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan pendidikan Responden dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Pendidikan Frekuensi %1 SD 6 7,52 SMP 35 43,83 SMA 28 35,04 Perguruan Tinggi 11 13,8Total 80 100Sumber: data primer 2015

Page 36: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

36

Berdasarkan tabel 4.5 dapat di ketahui bahwa responden tertinggi yang

berpendidikan SMP sebanyak 35 orang (43,84%) dan responden terendah yang

berpendidikan SD sebanyak 6 orang (7,5%).

4.2.2 Analisis Univariat

1. Pengetahuan

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel

pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut dibawah ini:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pengetahuan Responden dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Pengetahuan Frekuensi %1 Baik 32 40,02 Kurang Baik 48 60,0Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.6 dapat di ketahui bahwa responden

yang berpengetahuan tidak baik adalah sebanyak 48 orang

(60,0%) sedangkan responden yang berpengetahuan baik adalah

sebanyak 32 orang (30,0%).

2. Sikap

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel

sikap dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut dibawah ini:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor sikap Responden terhadap dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Sikap Frekuensi %1 Positif 34 42,52 Negatif 46 57,5

Page 37: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

37

Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.7 dapat di ketahui bahwa responden

yang bersikap negatif adalah sebanyak 46 orang (57,5%),

sedangkan responden yang bersikap positif adalah sebanyak 34

orang (42,5%).

3. Pendapatan

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel

Pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut dibawah ini:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pendapatan Responden dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Pendapatan Frekuensi %1 > UMP (> Rp. 1.900.000) 36 45,02 ≤ UMP (≤ Rp. 1.900.000) 44 55,0Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.8 dapat di ketahui bahwa responden

yang memiliki pendapatan ≤ UMP (≤ Rp. 1.900.000) adalah sebanyak

44 orang (55,0%), sedangkan responden yang memiliki

pendapatan > UMP (> Rp. 1.900.000) adalah sebanyak 36 orang

(45,0%).

4.Dukungan Keluarga

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel

dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut dibawah

ini:

Page 38: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

38

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Dukungan Keluarga Responden dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

NO Dukungan Keluarga Frekuensi %1 Mendukung 33 41,32 Tidak Mendukung 47 58,8Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.9 dapat di ketahui bahwa responden

yang faktor dukungan keluarga tidak mendukung adalah

sebanyak 47 orang (58,8%), sedangkan responden yang faktor

dukungan keluarga mendukung adalah sebanyak 33 orang

(41,3%).

5. Pemberian Imunisasi pada Bayi

Hasil perhitungan frekuensi dan persentase dari variabel

imunisasi pada bayi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut

dibawah ini:

Tabel 4.10.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

No Pemberian Imunisasi pada Bayi Frekuensi %1 Ada 44 55,02 Tidak Ada 36 45,0Total 80 100Sumber: data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.10 dapat di ketahui bahwa responden

yang faktor imunisasi pada bayi adalah sebanyak 44 orang

(55,0%), sedangkan responden yang faktor imunisasi pada bayi

tidak baik adalah sebanyak 36 orang (45,0%).

4.2.3 Analisis Bivariat

Page 39: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

39

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dan

dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dimana ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai pvalue < 0,05.

a. Hubungan Faktor Pengetahuan dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi

Tabel 4.11.Faktor Pengetahuan yang berhubungan dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

Pengetahuan Pemberian Imunisasi pada Bayi Total Ada Tidak Ada Pvalue ORf % f % f %

Baik 24 75,0 8 25,0 32 100 0,007 4,2Kurang Baik 20 41,7 28 58,3 48 100 (1,5-11,2)Jumlah 44 55,0 36 45,0 80 100Sumber : data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa dari 32 responden yang

berpengetahuan baik, sebanyak 24 orang (75,0%) yang bayinya ada

diimunisasi dan sebanyak 8 orang (25,0%) yang bayinya tidak diimunisasi.

Sedangkan dari 48 responden yang berpengetahuan baik, sebanyak 20

orang (41,7%) yang bayinya ada diimunisasi dan sebanyak 8 orang (58,3%) yang

bayinya tidak diimunisasi.

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,007 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,007 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dalam pemberian imunisasi

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya

Berdasarakan hasil OR 4,2 dapat disimpulkan bahwa responden yang

merasa memiliki pengetahuan baik akan berpeluang sebanyak 4,2 kali membawa

bayinya imunisasi dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan tidak baik.

Page 40: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

40

b. Hubungan Faktor Sikap dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi

Tabel 4.12.Faktor Sikap yang berhubungan dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

Sikap Pemberian Imunisasi pada Bayi Total Ada Tidak Ada Pvalue ORf % f % f %

Positif 26 76,5 8 23,5 34 100 0,002 5,0Negatif 18 39,1 28 60,9 46 100 (1,8-13,5)Jumlah 44 55,0 36 45,0 80 100Sumber : data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa dari 34 responden yang

bersikap positif, sebanyak 26 orang (76,5%) yang bayinya ada diimunisasi

dan sebanyak 8 orang (23,5%) yang bayinya tidak diimunisasi. Sedangkan dari 46

responden yang bersikap negatif, sebanyak 18 orang (39,1%) yang bayinya

ada diimunisasi dan sebanyak 28 orang (60,9%) yang bayinya tidak diimunisasi.

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,002 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,002 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor sikap dalam pemberian imunisasi pada

bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarakan hasil OR 5,0 dapat disimpulkan bahwa responden yang

merasa memiliki sikap baik akan berpeluang sebanyak 5,0 kali membawa bayinya

imunisasi dibandingkan ibu yang memiliki sikap tidak baik.

c. Hubungan Faktor Pendapatan dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi

Tabel 4.13.Faktor Pendapatan yang berhubungan dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

Pendapatan Pemberian Imunisasi pada Bayi Total Ada Tidak Ada Pvalue OR

Page 41: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

41

f % f % f %>UMP 28 77,8 8 22,2 36 100 0,001 6,1≤UMP 16 36,4 28 63,6 44 100 (2,2-16,6)Jumlah 44 55,0 36 45,0 80 100Sumber : data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dari 36 responden yang miliki

pendapatan >UMP sebanyak 28 orang (77,8%) yang bayinya ada

diimunisasi dan sebanyak 8 orang (22,2%) yang bayinya tidak diimunisasi.

Sedangkan dari dari 44 responden yang memiliki pendapatan ≤UMP

sebanyak 16 orang (36,4%) yang bayinya ada diimunisasi dan sebanyak 28

orang (63,6%)yang bayinya tidak diimunisasi.

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,001 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,001 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor pendapatan dalam pemberian imunisasi

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya

Berdasarakan hasil OR 6,1 dapat disimpulkan bahwa responden yang

merasa memiliki pengetahuan yang >UMP akan berpeluang sebanyak 6,1 kali

membawa bayinya imunisasi dibandingkan ibu yang memiliki pendapatan ≤UMP.

d. Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dalam Pemberian Imunisasi pada

Bayi

Tabel 4.14.Faktor Dukungan Keluarga yang berhubungan dalam Pemberian Imunisasi pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015

Dukungan Pemberian Imunisasi pada Bayi TotalKeluarga Ada Tidak Ada Pvalue OR

f % f % f %Mendukung 25 75,8 8 24,2 33 100 0,004 4,6Tidak Mendukung 19 40,4 28 59,6 47 100 (1,7-12,3)

Page 42: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

42

Jumlah 44 55,0 36 45,0 80 100Sumber : data primer 2015

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa dari 33 responden yang

memiliki dukungan keluarga mendukung, sebanyak 25 orang

(75,8%) yang bayinya ada diimunisasi dan sebanyak 8 orang (24,2%) yang

bayinya tidak diimunisasi. Sedangkan dari 47 responden yang memiliki

dukungan keluarganya tidak mendukung, sebanyak 19 orang

(40,4%) yang bayinya ada diimunisasi dan sebanyak 28 orang (59,6%) yang

bayinya tidak diimunisasi.

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,004 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,004 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor dukungan keluarga dalam pemberian

imunisasi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya.

Berdasarakan hasil OR 4,6 dapat disimpulkan bahwa responden yang

merasa memiliki dukungan keluarga mendukung akan berpeluang sebanyak 4,6

kali membawa bayinya imunisasi dibandingkan ibu yang memiliki dukungan

keluarga tidak mendukung.

4.3 Pembahasan

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku

dalam pemberian imunisasi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015. Variabel yang

diteliti dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu variabel

Page 43: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

43

pengetahuan, sikap, pendapatan, dukungan keluarga, dengan variabel dependen

yaitu dengan pemberian imunisasi pada bayi.

4.3.1 Hubungan Faktor Pengetahuan dalam pemberian imunisasi pada bayi

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,007 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,007 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan dalam pemberian imunisasi

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah manusia melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Teori

pengetahuan berkaitan dengan sumber-sumber pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian di atas didukung oleh hasil penelitian Yuhanadh (2012)

dimana didapat hasil adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemberian

imunisasi diwilayah kerja puskesmas Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya Tahun

2012. Dimana diketahui bahwa ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya

adalah kebanyakan ibu-ibu yang mengetahui manfaat dari imunisasi yang

diberikan kepada anaknya.

Berdasarkan hasil penelitian Habibaturrahmi (2014) dimana hasil

penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p= 0,004), ibu

terhadap imunisasi (p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan

Page 44: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

44

pengetahuan, secara signifikan berpengaruh terhadap pemberian imunisasi di

Posyandu Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh

Berdasarkan hasil penelitian Jawahir (2011) Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel yang berhubungan terhadap pengetahuan ibu dalam pemberian

imunisasi dasar lengkap adalah pengetahuan (p=0,000) di Wilayah kerja

Puskesmas Kuta Baro Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar pada tahun

2010.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan peneliti mengidentifikasi

bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak melakukan

imunisasi pada bayinya karena mereka merasa khawatir jika diimunisasi maka

bayi mereka akan demam dan rewel, selain itu ibu juga sibuk dengan pekerjaan

rumah sehingga tidak sempat membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas

untuk diimunisasi. Selain itu ibu juga tidak berani atau tidak tega melihat anaknya

yang baru lahir di suntik, karena itu walaupun ibu tahu manfaat imunisasi tetapi

tidak mengizinkan bayinya untuk diimunisasi. Sedangkan pengetahuan baik yang

melakukan imunisasi karena mereka mengetahui manfaat dari imunisasi pada bayi

dan bahaya dari tidak memberikan imunisasi.

Sedangkan pengetahuan ibu yang tidak baik melakukan imunisasi karena

mereka mengikuti anjuran dokter atau tenaga kesehatan untuk melakukan

imunisasi kepada anak, selanjutnya pengetahuan ibu yang tidak baik dan tidak

melakukan imunisasi karena mereka merasa imunisasi tidak ada manfaatnya bagi

anak mereka.

4.3.2 Hubungan faktor sikap dalam pemberian imunisasi pada bayi

Page 45: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

45

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,002 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,002 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor sikap dalam pemberian imunisasi pada

bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya.

Azwar (2007) dalam Kholid (2012) menyatakan sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu, bentuk

reaksinya dengan positif dan negatif sikap meliputi rasa suka dan tidak suka,

mendekati dan menghindari situasi, benda, orang, kelompok, dan kebijaksanaan

sosial.

Berdasarkan hasil penelitian Fantaria (2014) dimana hasil penelitian

Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap, ibu terhadap imunisasi (p < 0,05)

di Wilayah Kecamatan Darussalam Aceh Besar Tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian Yuzar (2010) Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel yang berhubungan terhadap sikap ibu dalam pemberian imunisasi

dasar lengkap adalah sikap (p=0,000) di Wilayah Kerja Puskesmas Sawang

Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010.

Berdasarkan hasil penelitian Putri (2014) Hasil uji menunjukkan terdapat

hubungan antara sikap ibu dengan status imunisasi dasar (p value= 0,031; p0,05).

Kesimpulan pada penelitian ini adalah sikap berhubungan terhadap status

imunisasi dasar di Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka peneliti melihat bahwa

responden yang memiliki sikap positif dan tidak melakukan imunisasi karena

Page 46: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

46

mereka juga khawatir salah mengambil sikap karena mereka takut bayinya akan

demam, selain itu tidak membawa bayinya imunisasi karena tidak mencari tahu

manfaat dari imunisasi dan suami ibupun tidak pernah menemani ibu ke posyandu

untuk membawa bayinya imunisasi. Karena hal ini ibu tidak membawa bayinya

untuk diimunisasi. Akan tetapi responden yang memiliki sikap yang positif dan

melakukan imunisasi dikarenakan mereka mendapatkan informasi tentang

pentingnya imunisasi serta suami ibu selalu menemani ibu membawa bayi

imunisasi ke pelayanan kesehatan.

Sedangkan responden yang memiliki sikap yang negatif dan melakukan

imunisasi karena rumah mereka dekat dengan kegiatan posyandu yang dilakukan

sehingga pada saat posyandu diadakan petugas kesehatan mengajak ibu-ibu

tersebut untuk datang dan bayi mereka diimunisasi, selanjutnya ibu yang memiliki

sikap negatif dan tidak melakukan imunisasi karena mereka beranggapan tanpa

imunisasi pun bayi mereka akan tetap sehat selain itu rumah mereka tidak dekat

dengan kegiatan posyandu yang diadakan sehingga petugas kesehatan tidak

datang kerumah mereka untuk mengajak ibu datang keposyandu dan bayinya di

imunisasi.

4.3.3 Hubungan Faktor Pendapatan dalam pemberian imunisasi pada bayi

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,001 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,001 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor pendapatan dalam pemberian imunisasi

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya.

Page 47: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

47

Menurut Kieso, Warfield Dan Weygantd (2011) Pendapatan adalah arus

masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas

selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas

yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Berdasarkan hasil penelitian Fonna (2014) dimana hasil penelitian

Terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan (p= 0,023), ibu terhadap

imunisasi (p < 0,05) di wilayah kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh

Besar. Selanjutnya penelitian Yanti (2012) hasil analisis menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara pendapatan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada

balita dengan nilai P-value 0,000 (P-value < α 0,31) yang berarti ada hubungan

antara pendapatan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi dasar

pada balita di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh Tahun 2012.

Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan peneliti menemukan bahwa

responden yang pendapatannya > UMP (> Rp. 1.900.000,-) dan melakukan

imunisasi pada bayinya karena responden tersebut selalu membawa bayinya ke

klinik setiap bulan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sehingga imunisasi

pada bayi selalu dapat dilakukan. Sedangkan yang responden pendapatannya >

UMP (> Rp. 1.900.000,-) dan tidak membawa bayinya imunisasi karena mereka

sibuk bekerja sehingga tidak sempat membawa bayinya baik ke posyandu maupun

ke klinik kesehatan untuk diimunisasi.

Selanjutnya responden yang pendapatannya ≤ UMP (≤ Rp. 1.900.000,-)

dan membawa bayinya imunisasi karena responden tersebut selalu membawa

bayinya keposyandu yang diadakan di desa sehingga imunisasi pada bayi dapat

Page 48: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

48

selalu dilakukan. Sedangkan yang responden pendapatannya ≤ UMP (≤ Rp.

1.900.000,-) dan tidak membawa bayinya imunisasi karena rumah mereka jauh

dari tempat kegiatan posyandu diadakan, sedangkan mereka tidak memiliki

kendaraan untuk ke posyandu tersebut. hal ini membuat bayi mereka tidak

diimunisasi.

4.3.4 Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dalam pemberian imunisasi pada bayi

Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue = 0,004 dan ini lebih

kecil dari α = 0,05 (Pvalue = 0,004 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat

hubungan yang signifikan antara faktor dukungan keluarga dalam pemberian

imunisasi pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Mulia Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Friedman, 2010).

Hasil penelitian di atas didukung oleh hasil penelitian Kusumawati

(2007) dimana didapat hasil adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemberian imunisasi dasar kepada bayi di Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh

Darussalam, dimana hasil (p = 0,019). Hasil penelitian menunjukkan ibu yang

memberikan imunisasi kepada bayinya karena adanya izin dari suami untuk

membawa anaknya di imunisasi.

Page 49: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

49

Penelitian Desita (2010) berdasarkan hasil diketahui bahwa ada

hubungan dukungan keluarga (P-value (0,021) < 0,05).  Penelitian ini

menyimpulkan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian

imunisasi dasar lengkap pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Aceh

Jeumpa.

Penelitian Hayati (2009) hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada

balita dengan nilai P-value 0,000 (P-value 0,000 < α 0,05) yang artinya ada

hubungan antara dukungan keluarga ibu tentang imunisasi dasar dengan

kelengakapan imunisasi dasar pada balita di Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam

Aceh Besar Tahun 2009.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan responden yang mendapatkan

dukugan keluarga yang mendukung dan tidak melakukan imunisasi pada bayi

mereka karena ibu menganggap bahwa imunisasi itu tidak begitu penting, dan

berkata tanpa imunisasi pun anak tetap sehat, selanjutnya responden yang

mendapatkan dukugan keluarga yang mendukung dan melakukan imunisasi pada

bayi mereka karena ibu menganggap bahwa imunisasi itu penting, dan suami

ataupun keluarga lainnya mendukung ibu untuk membawa bayi mereka imunisasi.

Sedangkan responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga dan melakukan

imunisasi pada bayinya karena ibu merasa perlu untuk mengindahkan anjuran

tenaga kesehatan, sehingga tanpa dukungan keluarga ibupun memberikan

imunisasi pada bayinya, selanjutnya responden yang tidak mendapatkan dukungan

Page 50: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

50

keluarga dan tidak melakukan imunisasi pada bayinya karena ibu tidak

mendapatkan dukungan keluarga untuk memberikan imunisasi pada bayinya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor Pengetahuan dalam

pemberian imunisasi pada bayi (Pvalue = 0,007 < α = 0,05), OR = 4,2 artinya

responden yang memiliki pengetahuan baik berpeluang sebanyak 4,2 kali

membawa bayinya imunisasi.

2. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor sikap dalam pemberian

imunisasi pada bayi (Pvalue = 0,002 < α = 0,05), OR = 5,0 artinya

responden yang memiliki positif berpeluang sebanyak 5,0 kali membawa

bayinya imunisasi.

Page 51: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

51

3. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor pendapatan dalam

pemberian imunisasi pada bayi (Pvalue = 0,001 < α = 0,05), OR = 6,1

artinya responden yang memiliki pendapatan > UMP berpeluang sebanyak

6,1 kali membawa bayinya imunisasi.

4. Adanya hubungan yang signifikan antara faktor dukungan keluarga dalam

pemberian imunisasi pada bayi (Pvalue = 0,004 < α = 0,05), OR = 4,6 artinya

responden yang memiliki dukungan keluarga yang mendukung berpeluang

sebanyak 4,6 kali membawa bayinya imunisasi.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada para orang tua agar dapat selalu membawa bayinya ke

posyandu atau tempat pelayanan imunisasi baik di Puskesmas maupun di

tempat kesehatan lainnya dan memanfaatkan keuangan sedikit untuk

membawa bayi di imunisasi ke dokter atau klinik jika tidak dapat ke

posyandu.

2. Diharapkan kepada Puskesmas Suka Mulia, diharapkan agar dapat

memberikan sosialisasi kepada semua masyarakat khususnya kepada ibu-ibu

tentang manfaat dari pemberian imunisasi pada bayi.

3. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Bagian Kesehatan Ibu dan Anak

Kabupaten Nagan Raya agar dapat lebih mensosialisasikan masalah

pemberian imunisasi pada bayi dan menjelaskan kerugian yang akan dialami

ibu jika anaknya tidak di imunisasi.

50

Page 52: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

52

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian tentang

imunisasi pada bayi akan tetapi dengan metode analisa data yang berbeda dan

variabel yang berbeda sehingga dapat menambah wawasan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R., 2013. Gambaran Perilaku Penjual Peptisida di Desa Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Skripsi. Universitas Teuku Umar : Meulaboh.

Budiarto. 2012. Metode Penelitian. Jakarta: EGC

Desita, 2010, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Aceh Jeumpa

Dinas Kesehatan Aceh. Data Jumlah Bayi dan Imunisasi di Provinsi Aceh Tahun 2011.

________________. Data Jumlah Bayi dan Imunisasi di Provinsi Aceh Tahun 2012.

_______________. Data Jumlah Bayi dan Imunisasi di Provinsi Aceh Tahun 2013.

Page 53: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

53

Fantaria. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita di Wilayah Kecamatan Darussalam Aceh Besar Tahun 2014. Unsyiah.

Fitriani, S., 2011. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu : Jakarta.

Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Fonna. 2014. Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Asi Di Wilayah Kerja Puskesmas Lampisang Kabupaten Aceh Besar. Skripsi. Unsyiah

Habibaturrahmi. 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 di Posyandu Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Unsyiah

Hayati. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam Aceh Besar Tahun 2009. Volume 1, Nomor 1 PolTekKes DepKes RI Nanggroe Aceh Darussalam.

Jawahir. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar. Unsyiah.

Kementerian Kesehatan RI. 2013.  Kebijakan Program  Imunisasi. Jakarta : Depkes RI

Kementerian Kesehatan. 2014. Imunisasi pada Bayi. Jakarta

Kusumawati. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 23, No. 1, Maret 2007. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, UGM, Yogyakarta

Kholid, A., 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya. Rajawali Pres : Jakarta.

Kieso, Weygandt, dan Warfield. 2011. Akuntansi Intermediate, Edisi Kedua Belas,. Erlangga

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group

Lisnawati. 2013. Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-5 Tahun Di Puskesmas Titue Kabupaten Pidie. STIKes U`Budiyah Banda Aceh 2013

Page 54: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

54

Muslihatun, 2010, Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita, Fitramaya, Yogyakarta

Notoadmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

______________. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta

Putri. 2014. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Ibu dan Jumlah Anak Dengan Status Imunisasi Dasar di Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Unsyiah.

Sarimin, Sisfiani. 2014. Efektivitas Paket Dukungan Keluarga (PDK) terhadap Respon Perilaku Nyeri Bayi yang di Lakukan Prosedur Imunisasi di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Thesis. Di Publikasikan. Jakarta. Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

UNICEF, 2011, Imunisasi Dasar Pada Anak. Unicef

Yanti. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Campak Pada Bayi Di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara.

Yuhanandh. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 hari di Puskesmas Pante Raja Kabupaten Pidie Jaya.

Yusmi, 2011, Imunisasi Dan Keuntungan Serta Efeknya Bagi Kesehatan, Thesis. Di Publikasikan. Jakarta. Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia.

Yuzar. 2010. Faktor-faktor yang Berhubugan dengan Pemberian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010. Universitas Sumatera Utara.

Page 55: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

55

KUESIONER

ANALISIS HUBUNGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKA MULIA

KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA

TAHUN 2015

1. DATA UMUM ( RESPONDEN )1. Inisial :2. Umur : ..............Tahun3. Umur Anak : .............. Bulan4. Pekerjaan Ibu : ..................5. Pendapatan/bulan orang tua: > Rp. 1.900.000,-

Page 56: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

56

≤ Rp. 1.900.000,- 6. Pendidikan Ibu : ( ) SD

( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Akademi / Perguruan Tinggi.

II. PENGETAHUAN

1 Pada setiap bayi baru lahir, dianjurkan pada bayi tersebut untuk imunisasi, apakah suami ibu mengetahui tentang imunisasi tersebut?

a. Ya, Imunisasi adalah pemberian kekebalan kepada bayi dan anak terhadap berbagai penyakit.

b. Tidak, imunisasi itu hanya membuat bayi demam2 Pemberian imunisasi adalah suatu upaya untuk memberikan kekebalan

terhadap?a. kulitb. Berbagai penyakit

3 Penyakit TB, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan campak adalah salah satu penyakit?

a. Yang dapat dicegah dengan imunisasib. Yang dapat diobati dengan obat biasa

4 Manfaat dari pemberian imunisasi yang lengkap dapat?a. Tidak dapat mencegah penyakit pada bayib. mencegah penyakit pada bayi

5 Dengan mengikuti anjuran imunisasi secara teratur, salah satunya adalah?

a. Untuk mencegah gatal-gatalb. Untuk mencegah penyakit

6 Pemberian imunisasi pada bayi berumur 0-7 hari, disebuta. Imunisasi HB-0b. Imunisasi campak

7 Imunisasi dasar 1 diberikan hingga bayi berumur?a. 1 tahunb. 5 tahun

8 Imunisasi diberikan hingga bayi usia 7 tahun ?a. Benarb. Tidak benar

9 Imunisasi diberikan pada usia bayi 1 bulan adalah imunisasi?a. BCG, Polio 1b. Campak

10 Imunisasi diberikan pada usia bayi 2 bulan adalah imunisasi?a. DPT/HB 1, Polio 2

55

Page 57: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

57

b. Hepatitis11 Imunisasi diberikan pada usia bayi 3 bulan adalah imunisasi?

a. Campakb. DPT/HB 2, Polio 3

12 Imunisasi diberikan pada usia bayi 4 bulan adalah imunisasi?a. Poliob. DPT/HB 3, Polio 4

13 Imunisasi diberikan pada usia bayi 9 bulan adalah imunisasi?a. Hepatitisb. Campak

14 Imunisasi pada bayi dapat mencegah berapa macam penyakit?a. 7 macam penyakitb. 10 macam penyakit

15 Vasksin polio digunakan dalam imunisasi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap?

a. Virus influenzab. Virus hepatitis

16 Untuk mencegah penyakit hepatitis maka bayi diberikan?a. Vaksin Hepatitisb. Vaksin Polio

17 Dengan mengikuti anjuran imunisasi secara teratur, salah satunya adalah imunisasi Campak, imunisasi ini termasuk kedalam imunisasi dasar?

b. Yac. Tidak

18 Apakah fungsi imunisasi BCGa. Mencegah penyakit TBb. Mencegah penyakit biri-biri

19 Untuk mencegah penyakit TB maka diberikan imunisasi?a. BCGb. DPT

20 Untuk mencegah racun kuman difteri maka bayi harus diberikan imunisasi?

a. DPTb. BCG

III. SIKAP

1 Apakah orang tua ibu selalu mengingatkan agar membawa anak ibu di imunisasi?

a. Ya, mengingatkannya satu hari sebelum jadwal imunisasi akan

Page 58: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

58

di laksanakanb. Tidak mengingatkan

2 Apakah suami ibu selalu menandai jadwal imunisasi bayi ibu di kelender?

a. Ya, agar ibu selalu mengingat jadwal imunisasi pada bayib. Tidak, karena itu urusan istri

3 Apakah suami ibu mencari tahu manfaat dari imunisasi?a. Ya, agar ibu tidak salah dalam mengambil keputusan untuk

memberikan imunisasi pada bayib. Tidak, karena itu tanggung jawab ibu

4 Apakah orang tua ibu mencari tahu bahaya dari tidak melakukan imunisasi?

a. Yab. Tidak

5 Apakah suami ibu mengantar ibu membawa bayi imunisasi?a. Ya, agar ibu mengetahui bagaimana anak ibu diimunisasib. Tidak, karena ibu tidak tega melihat bayi diimunisasi

6 Apakah orangtua ibu selalu menjaga bayi ketika demam setelah diimunisasi?

a. Ya, karena bayi rewelb. Tidak, itu tugas ibunya

7 Apakah suami ibu merasa bahwa imunisasi dasar pada bayi sangat penting diberikan?

a. Yab. Tidak

8 Bagaimana bila suami ibu bentrok dengan pekerjaan dan terhambat mengantar ibu dan bayi imunisasi?

a. Suami ibu akan meninggalkan pekerjaannya dan mengantar ibu untuk membawa bayi imunisasi

b. Bayi ibu tidak di imunisasi

9 Bila anak sakit karena imunisasi, bagaimana orang tua ibu?a. Mengingatkan ibu agar memberikan obat yang diberikan tenaga

kesehatanb. Orang tua ibu biasa saja tidak menyuruh ibu untuk memberikan

apapun

10 Bila ibu mengeluh karena bayi ibu di imunisasi bagaimana dengan suami ibu?

a. Suami ibu akan menasehati ibu bahwa imunisasi sangat penting bagi bayi ibu

b. Suami ibu akan marah karena tidak di imunisasi

Page 59: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

59

IV. DUKUNGAN KELUARGA

1 Apakah suami ibu selalu mengantarkan ibu ke posyandu untuk mengimunisasi bayi?

a. Yab. Tidak

2 Apakah orang tua ibu memeriksa buku KIA untuk melihat kelengkapan imunisasi bayi?

a. Ya,b. Tidak

3 Apakah suami ibu memberikan tanda dikelender sebagai jadwal imunisasi bayi ibu?

a. Yab. Tidak

4 Apakah orang tua ibu memberikan dukungan untuk membawa bayi ibu imunisasi setiap jadwal imunisasi?

a. Yab. Tidak,

5 Apakah suami ibu selalu mengingatkan untuk memberikan obat setelah anak ibu diimunisasi?

a. Yad. Tidak

6 Apakah orang tua ibu selalu mengingatkan untuk hati-hati memegang bekas imunisasi pada bayi anda?

a. Ya,b. Tidak

7 Apakah orang tua ibu selalu mengingatkan untuk memberikan ASI setelah bayi anda diimunisasi agar dia cepat diam?

a. Yab. Tidak

8 Apakah suami ibu selalu mengingatkan untuk menjaga bayi agar tidak merasa kesakitan pada tempat imunisasi?

a. Yab. Tidak,

9 Apakah orang tua ibu selalu mengingatkan untuk memeluk bayi ibu ketika diimunisasi?

a. Yab. Tidak

10 Apakah suami ibu selalu memeriksa buku KIA dan mencari tahu manfaat imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?

a. Ya,b. Tidak

Page 60: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

60

V Imunisasi Pada Bayi

1 Apakah bayi ibu diberikan imunisasi?a. Adab. Tidak Ada

TABEL SKOR

NO Variabel yang diteliti

No. urut pertanyaan

Bobot Skor Rentanga b

1 Pengetahuan 1234567

1111111

0000000

20 = 10

2Baik : > 10Kurang Baik: ≤ 10

Page 61: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

61

891011121314151617181920

1111111111111

0000000000000

2 Sikap 12345678910

1111111111

0000000000

10 = 5

2Positif : > 5Negatif : ≤ 5

3 Dukungan Keluarga

12345678910

1111111111

0000000000

10 = 5

2Mendukung : > 5Tidak Mendukung: ≤ 5

4 Pendapatan 1 1 0 UMP : > Rp. 1.900.000UMP: ≤ Rp. 1.900.000

5 Imunisasi pada Bayi

1 1 0 Ada : = 1Tidak Ada: = 0

Page 62: repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/1057/1/BAB I_V.docx  · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Imunisasi merupakan pemberian kekebalan pada bayi dan anak terhadap

62