IUGR refrat
-
Upload
dedik-hartono-putra -
Category
Documents
-
view
233 -
download
16
Transcript of IUGR refrat
REFERAT
INTRA UTERIN GROWTH RESTRICTION
OLEH :
DIAN RATNA ANGGRAENI, S.Ked / J500070003
PEMBIMBING:
dr. ARIEF PRIJATNA, Sp.OG
Stase Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Harjono Ponorogo
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2012
1
TUGAS REFERAT
INTRA UTERIN GROWTH RESTRICTION
OLEH :
DIAN RATNA ANGGRAENI, S.Ked / J500070003
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan
Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Pada hari Kamis tanggal 13 September 2012
Pembimbing :
dr. Arief Prijatna, Sp.OG (.........................................)
Dipresentasikan dihadapan :
dr. Arief Prijatna, Sp.OG (.........................................)
Disahkan Ka. Program Profesi:
dr. Yuni Prastyo K, MMKes (.........................................)
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan janin mengalami
hambatan pertumbuhan seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal
malnutrition syndrome, chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational
age (SGA).Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa
setiap bayi yang berat badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari
presentil ke-10 untuk masa kehamilan pada Denver Intrauterine Growth
Curves adalah bayi SGA. Ini dapat terjadi pada bayi yang prematur, matur,
ataupun postmatur.(1,2)
Bayi baru lahir dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) sering terlihat
kurus, pucat dan kulitnya kering. Tali pusat lebih sering terlihat tipis dan
suram daripada tebal dan bersinar. Bayi-bayi dengan PJT kadang-kadang
mempunyai pandangan mata yang lebar. Beberapa bayi tidak mempunyai
penampilan kelainan gizi, tetapi secara keseluruhan kecil.
Retardasi pertumbuhan dalam rahim memiliki definisi berat badan bayi
kurang dari persentil sepuluh untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi
baru lahir berukuran lebih kecil dibandingkan dengan usia kehamilannya.
IUGR ini dapat dideteksi dengan pengukuran rahim dan pemeriksaan USG
ketika kontrol ke dokter. Retardasi pertumbuhan dapat disebabkan karena
rokok, pertambahan berat badan yang kurang pada Ibu, penggunaan obat-
obatan dan alkohol, janin kembar, kelainan tali pusat atau plasenta,
preeklampsia, dan riwayat IUGR sebelumnya. Retardasi mental ini
meningkatkan risiko janin meninggal di dalam kandungan. Karena hal inilah
pentingnya kontrol teratur ke dokter. Apabila Ibu dikatakan mengalami IUGR
maka segera dicari penyebabnya, hentikan hal-hal yang dapat memperburuk
seperti merokok, alkohol, obat-obatan, dan perbaiki gizi Ibu(3).
3
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan yaitu IUGR sering kali kurang terdiagnosis
dimana IUGR masih merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
negara- negara kurang berkembang, sehingga pengetahuan tentang etiologi dan
penatalaksanaan yang benar harus diketahui baik oleh tenaga medis maupun
masyarakat secara umum.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang definisi,
etiologi, patofisiologi, gejala klinis, kriteria diagnosis, penatalaksanaan,
komplikasi serta prognosis pada intra uterine growth restriction.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di
bawah presentil ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low
birth weight untuk masa kehamilan, dan mengacu kepada suatu kondisi
dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal. Artinya
janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia
kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir
prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (at term, >37
minggu). Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut small for
gestational age (SGA), di mana bayi mempunyai berat badan kecil yang
tidak menimbulkan kematian perinatal. (1,4,6)
Gambar 1. Persentil Berat Badan Janin sesuai dengan Usia Kehamilan
5
Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10
2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:
1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7
2. Tidak adanya proses patologis.(4,6)
Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress
yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan
lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.
2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress
subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari
sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala
normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak
waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit,
kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih
panjang.(1)
Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan
lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami
perubahan misalnya Drillen (1975) menemukan berat otak, jantung, paru
dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan
thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.
Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.
B. INSIDEN
Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8%
pada bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%.
Sedangkan angka kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah
janin dengan PJT.(5,6)
6
Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan
simetrik dan pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara simetrik
diperkirakan mempunyai beberapa sebab awal yang global (seperti infeksi
virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil secara asimetrik
diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder karena pengaruh restriksi
gizi dan pertukaran gas. Dashe dkk mempelajari hal tersebut diantara 1364
bayi PJT (20% pertumbuhan asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan
3873 bayi dalam presentil 25-75 (cukup untuk usia kehamilan).
C. ETIOLOGI
PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau
abnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau
menyebabkan ukuran sel menurun. Hal tersebut mungkin terjadi ketika
janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi.
Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil),
kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain.
Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Maternal
Tekanan darah tinggi
Penyakit ginjal kronik
Diabetes Melitus
Penyakit jantung dan pernapasan
Malnutrisi dan anemia
Infeksi
Pecandu alkohol dan obat tertentu
Perokok
2. Uterus dan Plasenta
Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta
Plasenta abruption, plasenta praevia, infark plasenta (kematian sel
pada plasenta), korioangioma.
7
Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
Twin-to-twin transfusion syndrome
3. Janin
Janin kembar
Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat
menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah
infeksi yang sering menyebabkan PJT).
Kelainan kongenital
Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau
triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan
dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta
polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma
Turner juga berkaitan dengan PJT) .
Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin).
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti
kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT. (1,2,4,5,6)
Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan
asimetris dibedakan menjadi:
1. Simetris : Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan
pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ mengecil
secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah
kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi
TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents <Coxsackie virus,
Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex/Hepatitis
B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan
wanita hamil yang merokok(8).
Faktor-faktor lainnya :
a. Pertambahan berat maternal yang jelek
b. Infeksi janin
c. Malformasi kongenital
8
d. Kelainan kromosom
e. Sindrom Dwarf
2. Kombinasi Simetris dan Asimetris
a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol,
beberapa preparat antikonvulsan.
b. Malnutrisi berat
3. Asimetris : Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki
waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan
janin simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan
yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu
untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya
terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal
juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi
(tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi
ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam
kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor lainnya :
a. Penyakit vaskuler
b. Penyakit ginjal kronis
c. Hipoksia kronis
d. Anemia maternal
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat
f. Janin multipel
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstrauteri
D. KLASIFIKASI
Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi
keduanya hampir mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan
pertumbuhan, bayi hanya mempunyai ukuran tubuh yang kecil. Sedangkan
pada IUGR terjadi suatu proses patologis sehingga berat badan janin
tersebut kecil untuk masa kehamilannya.(6)
9
Berdasarkan gejala klinis dan ultrasonography janin kecil dibedakan atas:
1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10 untuk
masa kehamilannya. Mempunyai ponderal index dan jaringan
lemak yang normal.
Ponderal index = BB(gram) x 100
PB(cm)
2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis,
inilah yang disebut true fetal growth restriction. Berdasarkan
ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di
mana total jumlah sel kurang, ini biasanya disebabkan oleh
gangguan kromosom atau infeksi kongenital misalnya TORCH.
Proses patologis berada di organ dalam sampai kepala.
Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di
mana jumlah total sel normal tetapi ukurannya lebih kecil.
Biasanya gangguan ini disebabkan oleh faktor maternal atau
faktor plasenta.(4,5,6)
SimetrisAsimetris
Semua Bagian Tubuh Kecil Kepala Lebih Besar Dari Perut
Ponderal Index Normal Meningkat
Perbandingan Kepala, Perut Dan
Panjang Tangan Normal
Meningkat
Etiologi: Faktor Genetik Dan Infeksi Insufisiensi Plasenta Kronik
Jumlah Sel-Lebih Kecil
Ukuran Sel Normal
Normal
Kecil
Bayi Dengan Komplikasi
Prognosisnya Buruk
Biasanya Tanpa Komplikasi Baik
Prognosisnya
10
E. DIAGNOSIS
1. Anamnesi Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan
kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.(6)
2. Tinggi Fundus Uteri
cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada
kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di
letakkan dari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila
pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga)
sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka
kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan
pertumbuhan.(4).
Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion,
janin letak lintang.(1)
3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry
angka kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan
cephalometry yang tidak normal maka dapat kita sebut sebagai
asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi
apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya
pembesaran hati.
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara
ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk
mendeteksi adanya asimetris PJT.(4,6)
Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion,
oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada asimetris PJT dan
biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran darah ke ginjal.(6)
Setiap ibu hamil memiliki patokan kenaikan berat badan. Misalnya,
bagi Anda yang memiliki berta badan normal, kenaikannya sampai
usia kehamilan 9 bulan adalah antara 12,5 kg-18 kg, sedangkan bagi
yang tergolong kurus, kenaikan sebaiknya antara 16 kg-20 kg.
11
Sementara, jika Anda termasuk gemuk, maka pertambahannya antara
6 kg–11,5 kg. Bagi ibu hamil yang tergolong obesitas, maka kenaikan
bobotnya sebaiknya kurang dari 6 kg. Untuk memantau berat badan,
terdapat parameter yang disebut dengan indeks massa tubuh (IMT).
Patokannya, bila :
IMT 20 – 24 = normal IMT 25 – 29 = kegemukan (overweight) IMT
lebih dari 30 = obesitas IMT kurang dari 18 = terlalu keras
Jadi, jika IMT Anda 20-24, maka kenaikan bobot tubuh selama
kehamilan antara 12,5 kg-18 kg, dan seterusnya. Umumnya, kenaikan
pada trimester awal sekitar 1 kg/bulan. Sedangkan, pada trimester
akhir pertambahan bobot bisa sekitar 2 kg/bulan(9).
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi
end-diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini
menandakan bahwa adanya PJT.
F. GAMBARAN KLINIS
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat,
dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu
dibanding pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul
sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini
terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup
untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena
infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan
bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil), kebanyakan
kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena faktor-
faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:
PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat
dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu.
Sementara, PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya
berhubungan dengan problem lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh
12
tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta
tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat
berakibat denyut jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi
mengalami kematian. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan
mengalami keadaan berikut :
Penurunan level oksigenasi
Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi
adaptasi bayi segera setelah lahir)
Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam
kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas
Hipoglikemi (kadar gula rendah)
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)
G. PENATALAKSANAAN
Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-
pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.
Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan
janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode
adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan
persalinan di bawah kondisi optimal.
Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk
mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti
hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil
pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG.
Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan
taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang
didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.
Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut
mengandung janin PJT.
13
Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi
yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah
cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah
segera dilahirkan
2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada
janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis
(pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan
pemeriksaan darah janin dianjurkan
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan
kelainan kromosom serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas
fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Tirah baring
dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah
300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil
dapat membantu dalam beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di
rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah
sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat
pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG
setiap 3-4minggu
b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya
dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila
penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat maka nutrisi
harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan
narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan
c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin
prematur. Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan
untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar
dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif
neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
14
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat
pada PJT karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh
insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan
3. Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia
perinatal (kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi
mekonium (terhisap cairan mekonium). PJT yang parah dapat
mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula
darah berkurang). Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu
lama dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah
dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris lebih dapat “catch-up”
pertumbuhan setelah dilahirkan(10).
H. PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga,
faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk
mencegah komplikasi yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang
ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang bergizi
tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik;
mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang
cukup. Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga
baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan
tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi
harus baik(10).
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk
setiap ibu hamil sebagai berikut :
1. Usahakan hidup sehat.
Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah
seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.
2. Hindari stress selama kehamilan.
Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.
15
3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama
kehamilan.
Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter
kandungan.
4. Olah raga teratur.
Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu
memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.
5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.
6. Periksakan kehamilan secara rutin.
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar
kondisi ibu dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada
kondisi PJT, dapat diketahui sedini mungkin. Setiap ibu hamil
dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sampai dengan
usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari minggu ke 28-36,
pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali.
Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan
usia kelahiran atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan,
semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,
pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan(9).
I. KOMPLIKASI
PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat
menyebabkan bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian. Kondisi
ini disebabkan karena terjadinya kondisi asupan nutrisi dan oksigenasi
yang tidak lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut masih bisa di
tangani kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya
jika sudah tidak bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan
dengan memaksa bayi untuk dilahirkan melalui operasi meski belum pada
waktunya(9).
16
Komplikasi pada PJT dapat terjadi pada janin dan ibu :
1. Janin
Antenatal : gagal nafas dan kematian janin
Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
a. Langsung:
Asfiksia
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium
DIC
Hipotermi
Perdarahan pada paru
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
b. Tidak langsung
Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari
lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai
sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan
intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang
disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.(5)
2. Ibu
Preeklampsi
Penyakit jantung
Malnutrisi (4)
J. PROGNOSIS
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir
mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka
panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat
muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor
17
kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari
cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol
kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya
PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada
negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama
kehamilan pada dokter, bidan, atau perawat(11)
Pada kasus PJT bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration,
hipoglikemi, hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan
kelainan neurologi baik pada bayi cukup bulan atau kurang bulan.(5,6)
Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih tinggi
daripada kehamilan cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh
infeksi virus, kelainan kromosom, penyakit ibu, insufisiensi plasenta, atau
akibat faktor lingkungan dan sosial ekonomi.(4)
18
BAB III
KESIMPULAN
1. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di
bawah presentil ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low birth
weight untuk masa kehamilan, dan mengacu kepada suatu kondisi dimana
janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal. Artinya janin
memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia
kehamilan yang sama.
2. Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada
bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%.
3. Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu maternal,
uterus plasenta dan janin.
4. Diagnosis PJT dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dengan USG fetomaternal dan dopler .
5. Prognosis kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir
mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka
panjang dalam masa kanak-kanak nantinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 1999:
781-83.
2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and
gynekology. Volume 99. No: 3. Maret 2003.
3. Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim (Intrauterine Growth
Retardation-IUGR). Dalam http://www. kehamilan.klikdokter.com . Diakses
tanggal 14 Januari 2009
4. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm SL, Casey
BM. Dashe JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual of Obstetrics. Edisi
2003. The University of Texas Southwestern Medical Centre at Dallas.
2003:743-760
5. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including Perinatology and
Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501
6. Alkalay A. In :St. IUGR. Dalam http://www.google.com . Diakses tanggal 23
Oktober 2008
7. Harper T. Fetal Growth Restriction. Dalam http:// www.emedicine.com .
Diakses tanggal 24 Oktober 2008.
8. Pertumbuhan Janin Terhambat. Dalam http://www.botefilia.com. Diakses
tanggal 14 Januari 2009.
9. Waspadai Pertumbuhan Janin Terlambat (PJT). Dalam
http://www.kafebalita.com . Diakses tanggal 14 Januari 2009.
10. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Dalam http:// www.klikdokter.com .
Diakses tanggal 14 Januari 2009
11. Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman pada Janin. Dalam
http://www.persagi.dkk-bpp.com. Kamis, 01 April 2008. Diakses tanggal 14
Januari 2009.
20