ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat...

24
Volume VI No 1 Januari Pusat Studi Sosial dan FISIP Universitas M PELAKSANA MENINGKATKAN Berdasarkan P tentang Organisasi P merupakan perangkat mempunyai wilayah ke bawah dan bertanggun Berkaitan den Motivasi Oleh Camat D Maja Kabupaten Maja sejauh mana hubunga Maja Kabupaten Majal tolok ukur keberhasilan Berdasarkan pe Kabupaten Majalengk menunjkan bahwa kine masih belum optimal. Setelah mengol 1. Pelaksanaan Moti motivasi baru me mencapai 64,6 %. 2. Terdapat hubunga Pemberian motiva pegawai yang juga Sehingga peny Camat Berdasarkan A Maja Kabupaten Maja PENDAHU Dalam penyel pemerintahan di daerah daerah kabupaten m kabupaten/kota dalam banyak dibantu ole perangkat daerah, term adalah kecamatan. Sesuai dengan Kabupaten Majalengka 2008 tentang organisa kecamatan dan kelura CE Jurnal Ilmu Ad – Juni 2013 n Kebijakan (PUSAKA) Majalengka AAN MOTIVASI OLEH CAMAT DALAM N KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR C KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : Hj. SITI MUCHAROMAH, Dra., M.Si ABSTRAK Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomo Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Ke Daerah Kabupaten sebagai pelaksana teknis k erja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang ngjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah ngan penyusunan penelitian yang diberi jud Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai Pa alengka” penyusun melaksanakan penelitian u an motivasi Camat dengan kinerja pegawai pa lengka yang merupakan salah satu indikator yan n dari pelaksanaan tugas dan fungsi Camat. engamatan penyusun selama penelitian pada Ka ka ternyata masih ditemui beberapa indikas erja pegawai pada kantor Camat Maja Kabup lah data jawaban responden ternyata : ivasi oleh Camat Maja, khususnya dalam pener encapai 64,2% dan kinerja pegawai pada kan an antara penerapan asas asas motivasi dengan vasi yang belum optimal berpengaruh pula a belum optimal. yusun mengajukan hipotesis “Jika Pelaksanaa Asas Asas Motivasi, maka Kinerja Pegawai Pa alengka Meningkat”, telah teruji kebenarannya. ULUAN elenggaraan sistem h baik pemerintahan maupun propinsi, m pelaksanaannya eh perangkat masuk salah satunya n Peraturan Bupati a Nomor 17 tahun asi dan tata kerja ahan di Kabupaten Majalengka, bahwa ke perangkat daerah kab pelaksana teknis kew mempunyai wilayah ke dipimpin oleh seoran berkedudukan dib bertanggungjawab kepad Sekertaris Daerah yang pokok merencanaka melaksanakan dan men mengkoordinasikan tugas umum pem ENDEKIA dministrasi Negara 74 ISSN 1907-6711 M UPAYA CAMAT MAJA or 10 Tahun 2009 ecamatan adalah kewilayahan yang g berkedudukan di h. dul “Pelaksanaan ada Kantor Camat untuk mengetahui ada kantor Camat ng dapat dijadikan antor Camat Maja si masalah yang paten Majalengka rapan asas asas ntor Camat Maja n kinerja pegawai. terhadap kinerja an Motivasi Oleh ada Kantor Camat kecamatan adalah bupaten sebagai wilayahan yang erja tertentu yang ng camat yang bawah dan da Bupati melalui mempunyai tugas an, mengatur, ngendalikan serta penyelenggaraan merintahan dan

Transcript of ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat...

Page 1: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

74

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN MOTIVASI OLEH CAMAT DALAM UPAYAMENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT MAJA

KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Hj. SITI MUCHAROMAH, Dra., M.Si

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Kecamatan adalahmerupakan perangkat Daerah Kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berkaitan dengan penyusunan penelitian yang diberi judul “PelaksanaanMotivasi Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka” penyusun melaksanakan penelitian untuk mengetahuisejauh mana hubungan motivasi Camat dengan kinerja pegawai pada kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikantolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan tugas dan fungsi Camat.

Berdasarkan pengamatan penyusun selama penelitian pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka ternyata masih ditemui beberapa indikasi masalah yangmenunjkan bahwa kinerja pegawai pada kantor Camat Maja Kabupaten Majalengkamasih belum optimal.

Setelah mengolah data jawaban responden ternyata :1. Pelaksanaan Motivasi oleh Camat Maja, khususnya dalam penerapan asas – asas

motivasi baru mencapai 64,2% dan kinerja pegawai pada kantor Camat Majamencapai 64,6 %.

2. Terdapat hubungan antara penerapan asas – asas motivasi dengan kinerja pegawai.Pemberian motivasi yang belum optimal berpengaruh pula terhadap kinerjapegawai yang juga belum optimal.

Sehingga penyusun mengajukan hipotesis “Jika Pelaksanaan Motivasi OlehCamat Berdasarkan Asas – Asas Motivasi, maka Kinerja Pegawai Pada Kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka Meningkat”, telah teruji kebenarannya.

PENDAHULUAN

Dalam penyelenggaraan sistempemerintahan di daerah baik pemerintahandaerah kabupaten maupun propinsi,kabupaten/kota dalam pelaksanaannyabanyak dibantu oleh perangkat –perangkat daerah, termasuk salah satunyaadalah kecamatan.

Sesuai dengan Peraturan BupatiKabupaten Majalengka Nomor 17 tahun2008 tentang organisasi dan tata kerjakecamatan dan kelurahan di Kabupaten

Majalengka, bahwa kecamatan adalahperangkat daerah kabupaten sebagaipelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu yangdipimpin oleh seorang camat yangberkedudukan dibawah danbertanggungjawab kepada Bupati melaluiSekertaris Daerah yang mempunyai tugaspokok merencanakan, mengatur,melaksanakan dan mengendalikan sertamengkoordinasikan penyelenggaraantugas umum pemerintahan dan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

74

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN MOTIVASI OLEH CAMAT DALAM UPAYAMENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT MAJA

KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Hj. SITI MUCHAROMAH, Dra., M.Si

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Kecamatan adalahmerupakan perangkat Daerah Kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berkaitan dengan penyusunan penelitian yang diberi judul “PelaksanaanMotivasi Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka” penyusun melaksanakan penelitian untuk mengetahuisejauh mana hubungan motivasi Camat dengan kinerja pegawai pada kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikantolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan tugas dan fungsi Camat.

Berdasarkan pengamatan penyusun selama penelitian pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka ternyata masih ditemui beberapa indikasi masalah yangmenunjkan bahwa kinerja pegawai pada kantor Camat Maja Kabupaten Majalengkamasih belum optimal.

Setelah mengolah data jawaban responden ternyata :1. Pelaksanaan Motivasi oleh Camat Maja, khususnya dalam penerapan asas – asas

motivasi baru mencapai 64,2% dan kinerja pegawai pada kantor Camat Majamencapai 64,6 %.

2. Terdapat hubungan antara penerapan asas – asas motivasi dengan kinerja pegawai.Pemberian motivasi yang belum optimal berpengaruh pula terhadap kinerjapegawai yang juga belum optimal.

Sehingga penyusun mengajukan hipotesis “Jika Pelaksanaan Motivasi OlehCamat Berdasarkan Asas – Asas Motivasi, maka Kinerja Pegawai Pada Kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka Meningkat”, telah teruji kebenarannya.

PENDAHULUAN

Dalam penyelenggaraan sistempemerintahan di daerah baik pemerintahandaerah kabupaten maupun propinsi,kabupaten/kota dalam pelaksanaannyabanyak dibantu oleh perangkat –perangkat daerah, termasuk salah satunyaadalah kecamatan.

Sesuai dengan Peraturan BupatiKabupaten Majalengka Nomor 17 tahun2008 tentang organisasi dan tata kerjakecamatan dan kelurahan di Kabupaten

Majalengka, bahwa kecamatan adalahperangkat daerah kabupaten sebagaipelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu yangdipimpin oleh seorang camat yangberkedudukan dibawah danbertanggungjawab kepada Bupati melaluiSekertaris Daerah yang mempunyai tugaspokok merencanakan, mengatur,melaksanakan dan mengendalikan sertamengkoordinasikan penyelenggaraantugas umum pemerintahan dan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

74

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN MOTIVASI OLEH CAMAT DALAM UPAYAMENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT MAJA

KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Hj. SITI MUCHAROMAH, Dra., M.Si

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Kecamatan adalahmerupakan perangkat Daerah Kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berkaitan dengan penyusunan penelitian yang diberi judul “PelaksanaanMotivasi Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka” penyusun melaksanakan penelitian untuk mengetahuisejauh mana hubungan motivasi Camat dengan kinerja pegawai pada kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka yang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikantolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan tugas dan fungsi Camat.

Berdasarkan pengamatan penyusun selama penelitian pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka ternyata masih ditemui beberapa indikasi masalah yangmenunjkan bahwa kinerja pegawai pada kantor Camat Maja Kabupaten Majalengkamasih belum optimal.

Setelah mengolah data jawaban responden ternyata :1. Pelaksanaan Motivasi oleh Camat Maja, khususnya dalam penerapan asas – asas

motivasi baru mencapai 64,2% dan kinerja pegawai pada kantor Camat Majamencapai 64,6 %.

2. Terdapat hubungan antara penerapan asas – asas motivasi dengan kinerja pegawai.Pemberian motivasi yang belum optimal berpengaruh pula terhadap kinerjapegawai yang juga belum optimal.

Sehingga penyusun mengajukan hipotesis “Jika Pelaksanaan Motivasi OlehCamat Berdasarkan Asas – Asas Motivasi, maka Kinerja Pegawai Pada Kantor CamatMaja Kabupaten Majalengka Meningkat”, telah teruji kebenarannya.

PENDAHULUAN

Dalam penyelenggaraan sistempemerintahan di daerah baik pemerintahandaerah kabupaten maupun propinsi,kabupaten/kota dalam pelaksanaannyabanyak dibantu oleh perangkat –perangkat daerah, termasuk salah satunyaadalah kecamatan.

Sesuai dengan Peraturan BupatiKabupaten Majalengka Nomor 17 tahun2008 tentang organisasi dan tata kerjakecamatan dan kelurahan di Kabupaten

Majalengka, bahwa kecamatan adalahperangkat daerah kabupaten sebagaipelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu yangdipimpin oleh seorang camat yangberkedudukan dibawah danbertanggungjawab kepada Bupati melaluiSekertaris Daerah yang mempunyai tugaspokok merencanakan, mengatur,melaksanakan dan mengendalikan sertamengkoordinasikan penyelenggaraantugas umum pemerintahan dan

Page 2: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

75

ISSN 1907-6711

melaksanakan kewenangan pemerintahanyang dilimpahkan oleh Bupati untukmenangani sebagian urusan otonomidaerah.

Dari pernyataan diatas, jelaskiranya peran aparatur PemnerintahDaerah dalam menyelenggarakan otonomidaerah sangat dominan. AparaturPemerintah Daerah harus mampumelaksanakan tugas umum pemerintahandan pembangunan dengan sebaik-baiknyasebagai konsekuensi dari semakinkritisnya masyarakat serta semakinluasnya tuntuan masyarakat terhadappeningkatan mutu pelayanan aparaturpemerintah.

Salah satu wujud peranan parapenyelenggara pemerintahan danpembangunan di daerah perlu adanyakinerja pegawai yang profesional,semangat kerja, kecakapan, disiplin kerjayang tinggi dan keterampilan dalammelaksanakan tugas sehinnga tercapainyakinerja pegawai yang optimal baik secarakuantitas ataupun secara kualitas.

Untuk mencapai kinerja pegawaitentu tidak lepas dari bagaimana seorangpimpinan dalam suatu organisasimenjalankan tugas, pokok dan fungsinyasebagai seorang pemimpin. Pemberianmotivasi merupakan hal yang sangatpenting untuk diperhatikan oleh pihakpimpinan dalam setiap organisasi bilamereka menginginkan setiap pegawaidapat memberikan kontribusi positifterhadap pencapaian tujuan organisasikarena dengan motivasi, seorang pegawaiakan memiliki semangat yang tinggidalam melaksanakan tugas yang diberikankepadanya. Tanpa motivasi seorangpegawai tidak dapat memenuhi tugasnyasesuai standar atau bahkan melampauistandar.

Mengingat pentingnya motivasitersebut, maka wujud perhatian pihakpimpinan mengenai masalah motivasipegawai dalam bekerja ialah melakukanusaha pemotivasian pada pegawai melaluiserangkaian usaha tertentu sesuai dengankebijakan organisasi, sehingga motivasipegawai dalam bekerja akan tetap terjaga.Untuk memotivasi pegawai, pimpinanorganisasi harus mengetaui motif danmotivasi yang diinginkan para pegawai.Satu hal yang harus dipahami bahwaorang mau bekerja karena mereka inginmemenuhi kebutuhannya, baik kebutuhanyang disadari maupun kebutuhan yangtidak disadari, berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohaniah.

Pelaksanaan motivasi ini banyakmacamnya seperti pemberian kompensasiyang layak dan adil, pemberianpenghargaan dan sebagainya. Hal inidimaksudkan agar apapun yang menjadikebutuhan pegawai dapat terpenuhi laludiharapkan para pegawai dapat bekerjadengan baik dan merasa senang dengansemua tugas yang diberikan. Setelah parapegawai merasa senang denganpekerjaannya, para pegawai akan salingmenghargai hak dan kewajiban sesamapegawai sehingga terciptalah suasanakerja yang kondusif, pada akhirnyta parapegawai akan suka rela dan bersungguh –sungguh memberikan kemampuanterbaiknya dalam melaksanakan tugas dantanggung jawabnya, dan ini berartikinerjalah yang akan ditunjukan oleh parapegawai, karena termotivasi dalammelaksanakan tugasnya dalam organisasi.

Demikian pula di KecamatanMaja Kabupaten Majalengka untukmenunjang keberhasilan penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanpembangunan di wilayah itu maka perlu

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

75

ISSN 1907-6711

melaksanakan kewenangan pemerintahanyang dilimpahkan oleh Bupati untukmenangani sebagian urusan otonomidaerah.

Dari pernyataan diatas, jelaskiranya peran aparatur PemnerintahDaerah dalam menyelenggarakan otonomidaerah sangat dominan. AparaturPemerintah Daerah harus mampumelaksanakan tugas umum pemerintahandan pembangunan dengan sebaik-baiknyasebagai konsekuensi dari semakinkritisnya masyarakat serta semakinluasnya tuntuan masyarakat terhadappeningkatan mutu pelayanan aparaturpemerintah.

Salah satu wujud peranan parapenyelenggara pemerintahan danpembangunan di daerah perlu adanyakinerja pegawai yang profesional,semangat kerja, kecakapan, disiplin kerjayang tinggi dan keterampilan dalammelaksanakan tugas sehinnga tercapainyakinerja pegawai yang optimal baik secarakuantitas ataupun secara kualitas.

Untuk mencapai kinerja pegawaitentu tidak lepas dari bagaimana seorangpimpinan dalam suatu organisasimenjalankan tugas, pokok dan fungsinyasebagai seorang pemimpin. Pemberianmotivasi merupakan hal yang sangatpenting untuk diperhatikan oleh pihakpimpinan dalam setiap organisasi bilamereka menginginkan setiap pegawaidapat memberikan kontribusi positifterhadap pencapaian tujuan organisasikarena dengan motivasi, seorang pegawaiakan memiliki semangat yang tinggidalam melaksanakan tugas yang diberikankepadanya. Tanpa motivasi seorangpegawai tidak dapat memenuhi tugasnyasesuai standar atau bahkan melampauistandar.

Mengingat pentingnya motivasitersebut, maka wujud perhatian pihakpimpinan mengenai masalah motivasipegawai dalam bekerja ialah melakukanusaha pemotivasian pada pegawai melaluiserangkaian usaha tertentu sesuai dengankebijakan organisasi, sehingga motivasipegawai dalam bekerja akan tetap terjaga.Untuk memotivasi pegawai, pimpinanorganisasi harus mengetaui motif danmotivasi yang diinginkan para pegawai.Satu hal yang harus dipahami bahwaorang mau bekerja karena mereka inginmemenuhi kebutuhannya, baik kebutuhanyang disadari maupun kebutuhan yangtidak disadari, berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohaniah.

Pelaksanaan motivasi ini banyakmacamnya seperti pemberian kompensasiyang layak dan adil, pemberianpenghargaan dan sebagainya. Hal inidimaksudkan agar apapun yang menjadikebutuhan pegawai dapat terpenuhi laludiharapkan para pegawai dapat bekerjadengan baik dan merasa senang dengansemua tugas yang diberikan. Setelah parapegawai merasa senang denganpekerjaannya, para pegawai akan salingmenghargai hak dan kewajiban sesamapegawai sehingga terciptalah suasanakerja yang kondusif, pada akhirnyta parapegawai akan suka rela dan bersungguh –sungguh memberikan kemampuanterbaiknya dalam melaksanakan tugas dantanggung jawabnya, dan ini berartikinerjalah yang akan ditunjukan oleh parapegawai, karena termotivasi dalammelaksanakan tugasnya dalam organisasi.

Demikian pula di KecamatanMaja Kabupaten Majalengka untukmenunjang keberhasilan penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanpembangunan di wilayah itu maka perlu

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

75

ISSN 1907-6711

melaksanakan kewenangan pemerintahanyang dilimpahkan oleh Bupati untukmenangani sebagian urusan otonomidaerah.

Dari pernyataan diatas, jelaskiranya peran aparatur PemnerintahDaerah dalam menyelenggarakan otonomidaerah sangat dominan. AparaturPemerintah Daerah harus mampumelaksanakan tugas umum pemerintahandan pembangunan dengan sebaik-baiknyasebagai konsekuensi dari semakinkritisnya masyarakat serta semakinluasnya tuntuan masyarakat terhadappeningkatan mutu pelayanan aparaturpemerintah.

Salah satu wujud peranan parapenyelenggara pemerintahan danpembangunan di daerah perlu adanyakinerja pegawai yang profesional,semangat kerja, kecakapan, disiplin kerjayang tinggi dan keterampilan dalammelaksanakan tugas sehinnga tercapainyakinerja pegawai yang optimal baik secarakuantitas ataupun secara kualitas.

Untuk mencapai kinerja pegawaitentu tidak lepas dari bagaimana seorangpimpinan dalam suatu organisasimenjalankan tugas, pokok dan fungsinyasebagai seorang pemimpin. Pemberianmotivasi merupakan hal yang sangatpenting untuk diperhatikan oleh pihakpimpinan dalam setiap organisasi bilamereka menginginkan setiap pegawaidapat memberikan kontribusi positifterhadap pencapaian tujuan organisasikarena dengan motivasi, seorang pegawaiakan memiliki semangat yang tinggidalam melaksanakan tugas yang diberikankepadanya. Tanpa motivasi seorangpegawai tidak dapat memenuhi tugasnyasesuai standar atau bahkan melampauistandar.

Mengingat pentingnya motivasitersebut, maka wujud perhatian pihakpimpinan mengenai masalah motivasipegawai dalam bekerja ialah melakukanusaha pemotivasian pada pegawai melaluiserangkaian usaha tertentu sesuai dengankebijakan organisasi, sehingga motivasipegawai dalam bekerja akan tetap terjaga.Untuk memotivasi pegawai, pimpinanorganisasi harus mengetaui motif danmotivasi yang diinginkan para pegawai.Satu hal yang harus dipahami bahwaorang mau bekerja karena mereka inginmemenuhi kebutuhannya, baik kebutuhanyang disadari maupun kebutuhan yangtidak disadari, berbentuk materi atau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohaniah.

Pelaksanaan motivasi ini banyakmacamnya seperti pemberian kompensasiyang layak dan adil, pemberianpenghargaan dan sebagainya. Hal inidimaksudkan agar apapun yang menjadikebutuhan pegawai dapat terpenuhi laludiharapkan para pegawai dapat bekerjadengan baik dan merasa senang dengansemua tugas yang diberikan. Setelah parapegawai merasa senang denganpekerjaannya, para pegawai akan salingmenghargai hak dan kewajiban sesamapegawai sehingga terciptalah suasanakerja yang kondusif, pada akhirnyta parapegawai akan suka rela dan bersungguh –sungguh memberikan kemampuanterbaiknya dalam melaksanakan tugas dantanggung jawabnya, dan ini berartikinerjalah yang akan ditunjukan oleh parapegawai, karena termotivasi dalammelaksanakan tugasnya dalam organisasi.

Demikian pula di KecamatanMaja Kabupaten Majalengka untukmenunjang keberhasilan penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanpembangunan di wilayah itu maka perlu

Page 3: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

76

ISSN 1907-6711

ditingkatkan kemampuan, pengetahuan,kecakapan, disiplin semangat kerja sertaketerampilan dari seluruh pegawaisehingga kinerja pegawai yang optimaldapat tercapai.

Oleh karena itu pegawaikecamatan harus mendapat pembinaandari Camat selaku pimpinan diKecamatan, agar pembinaan yangdilakukan oleh Camat mencapai tujuandan sasaran yang diharapkan, maka dalamrangka pembinaan tersebut Camat harusmelaksanakan fungsi-fungsi administrasidan manajemen.

Berdasarkan hasil observasi awalpada kantor Camat Maja, diperolehgambaran bahwa kinerja pegawai padakantor Camat Maja masih belum optimal,hal ini terlihat dari beberapa indicatorsebagai berikut :1. Masih adanya pegawai dalam

melaksanakan tugas pokok danfungsi nya belum maksimal sehinggapenyelesaian pekerjaan dilaksanakantidak tepat pada waktu dan sasaranyang telah ditetapkan.

2. Masih ada program – program yangtidak sesuai dengan target yang telahditentukan dikarenakan kurangnyasosialisasi dan motivasi.

3. Masih adanya pegawai yang kurangmemahami tugas pokok danfungsinya karena kurangnyapengarahan dari camat.

Permasalahan tersebut di atasdiduga karena Camat belum sepenuhnyamelaksanalan asas-asas motivasi.

Rumusan MasalahDari uraian latar belakang

tersebut, penyusun mencoba merumuskanmasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Motivasioleh Camat dalam upayameningkatkan Kinerja Pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

2. Faktor–faktor apakah yang menjadipenghambat dalam pelaksanaanMotivasi oleh Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai diKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

3. Upaya–upaya apakah yang dilakukan oleh Camat dalamMenanggulangi faktor–faktorpenghambat tersebut.

Tujuan1. Untuk mengetahui pelaksanaan

Motivasioleh Camat dalam upayameningkatkankinerja pegawai padaKantor Camat Maja.

2. Untuk mengetahui faktor–faktor apasaja yang menghambat dalamPelaksanaan Motivasi oleh Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat Maja.

3. Untuk mengetahui usaha – usaha apasaja yang dilakukan oleh Camatuntuk menanggulangi hambatan –hambatan Pelaksanaan MotivasiolehCamat dalam upayameningkatkankinerja pegawai padakantor Camat Maja.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian MotivasiIstilah dalam Pengertian Motivasi

berasal dari perkataan Bahasa Inggrisyakni motivation. Namun perkataanasalnya adalah motive yang juga telahdigunakan dalam Bahasa Melayu yaknikata motif yang berarti tujuan atau segala

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

76

ISSN 1907-6711

ditingkatkan kemampuan, pengetahuan,kecakapan, disiplin semangat kerja sertaketerampilan dari seluruh pegawaisehingga kinerja pegawai yang optimaldapat tercapai.

Oleh karena itu pegawaikecamatan harus mendapat pembinaandari Camat selaku pimpinan diKecamatan, agar pembinaan yangdilakukan oleh Camat mencapai tujuandan sasaran yang diharapkan, maka dalamrangka pembinaan tersebut Camat harusmelaksanakan fungsi-fungsi administrasidan manajemen.

Berdasarkan hasil observasi awalpada kantor Camat Maja, diperolehgambaran bahwa kinerja pegawai padakantor Camat Maja masih belum optimal,hal ini terlihat dari beberapa indicatorsebagai berikut :1. Masih adanya pegawai dalam

melaksanakan tugas pokok danfungsi nya belum maksimal sehinggapenyelesaian pekerjaan dilaksanakantidak tepat pada waktu dan sasaranyang telah ditetapkan.

2. Masih ada program – program yangtidak sesuai dengan target yang telahditentukan dikarenakan kurangnyasosialisasi dan motivasi.

3. Masih adanya pegawai yang kurangmemahami tugas pokok danfungsinya karena kurangnyapengarahan dari camat.

Permasalahan tersebut di atasdiduga karena Camat belum sepenuhnyamelaksanalan asas-asas motivasi.

Rumusan MasalahDari uraian latar belakang

tersebut, penyusun mencoba merumuskanmasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Motivasioleh Camat dalam upayameningkatkan Kinerja Pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

2. Faktor–faktor apakah yang menjadipenghambat dalam pelaksanaanMotivasi oleh Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai diKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

3. Upaya–upaya apakah yang dilakukan oleh Camat dalamMenanggulangi faktor–faktorpenghambat tersebut.

Tujuan1. Untuk mengetahui pelaksanaan

Motivasioleh Camat dalam upayameningkatkankinerja pegawai padaKantor Camat Maja.

2. Untuk mengetahui faktor–faktor apasaja yang menghambat dalamPelaksanaan Motivasi oleh Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat Maja.

3. Untuk mengetahui usaha – usaha apasaja yang dilakukan oleh Camatuntuk menanggulangi hambatan –hambatan Pelaksanaan MotivasiolehCamat dalam upayameningkatkankinerja pegawai padakantor Camat Maja.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian MotivasiIstilah dalam Pengertian Motivasi

berasal dari perkataan Bahasa Inggrisyakni motivation. Namun perkataanasalnya adalah motive yang juga telahdigunakan dalam Bahasa Melayu yaknikata motif yang berarti tujuan atau segala

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

76

ISSN 1907-6711

ditingkatkan kemampuan, pengetahuan,kecakapan, disiplin semangat kerja sertaketerampilan dari seluruh pegawaisehingga kinerja pegawai yang optimaldapat tercapai.

Oleh karena itu pegawaikecamatan harus mendapat pembinaandari Camat selaku pimpinan diKecamatan, agar pembinaan yangdilakukan oleh Camat mencapai tujuandan sasaran yang diharapkan, maka dalamrangka pembinaan tersebut Camat harusmelaksanakan fungsi-fungsi administrasidan manajemen.

Berdasarkan hasil observasi awalpada kantor Camat Maja, diperolehgambaran bahwa kinerja pegawai padakantor Camat Maja masih belum optimal,hal ini terlihat dari beberapa indicatorsebagai berikut :1. Masih adanya pegawai dalam

melaksanakan tugas pokok danfungsi nya belum maksimal sehinggapenyelesaian pekerjaan dilaksanakantidak tepat pada waktu dan sasaranyang telah ditetapkan.

2. Masih ada program – program yangtidak sesuai dengan target yang telahditentukan dikarenakan kurangnyasosialisasi dan motivasi.

3. Masih adanya pegawai yang kurangmemahami tugas pokok danfungsinya karena kurangnyapengarahan dari camat.

Permasalahan tersebut di atasdiduga karena Camat belum sepenuhnyamelaksanalan asas-asas motivasi.

Rumusan MasalahDari uraian latar belakang

tersebut, penyusun mencoba merumuskanmasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Motivasioleh Camat dalam upayameningkatkan Kinerja Pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

2. Faktor–faktor apakah yang menjadipenghambat dalam pelaksanaanMotivasi oleh Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai diKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

3. Upaya–upaya apakah yang dilakukan oleh Camat dalamMenanggulangi faktor–faktorpenghambat tersebut.

Tujuan1. Untuk mengetahui pelaksanaan

Motivasioleh Camat dalam upayameningkatkankinerja pegawai padaKantor Camat Maja.

2. Untuk mengetahui faktor–faktor apasaja yang menghambat dalamPelaksanaan Motivasi oleh Camatdalam upaya meningkatkan kinerjapegawai pada Kantor Camat Maja.

3. Untuk mengetahui usaha – usaha apasaja yang dilakukan oleh Camatuntuk menanggulangi hambatan –hambatan Pelaksanaan MotivasiolehCamat dalam upayameningkatkankinerja pegawai padakantor Camat Maja.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian MotivasiIstilah dalam Pengertian Motivasi

berasal dari perkataan Bahasa Inggrisyakni motivation. Namun perkataanasalnya adalah motive yang juga telahdigunakan dalam Bahasa Melayu yaknikata motif yang berarti tujuan atau segala

Page 4: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

77

ISSN 1907-6711

upaya untuk mendorong seseorang dalammelakukan sesuatu. Secara ringkas.

Pengertian Motivasi dapatdiartikan sebagai tujuan atau pendorong,dengan tujuan sebenarnya yang menjadidaya penggerak utama bagi seseorangdalam berupaya dalam mendapatkan ataumencapaiapa yang diinginkannya baik itusecara positif ataupun negatif.

Selainitu motivasi jugamerupakan suatu perubahan yang terjadipada diri seseorang yang muncul adanyagejala perasaan, kejiwaan dan emosisehingga mendorong individu untukmelakukan atau bertindak sesuatu yangdisebabkan karena kebutuhan, keinginandan tujuan.

Menurut Siagian, dalam bukunyayang berjudul “Filsafat Administrasi”,memberikan definisi yaitu :

Motivasi dapat didefinisikansebagai keseluruhan prosespemberian dorongan bekerjakepada para bawahan sedemikianrupa sehingga mereka maubekerja dengan iklas demitercapainya tujuan organisasidengan efisien dan ekonomis.(2003:106)Menurut Hasibun dalam bukunya

“Manajemen Dasar, Pengertian danMasalah” , memberikan definisi yaitu :

Motivasi adalah pemberian dayapenggerak yang menciptakankegairahan kerja seseorang, agarmereka mau bekerja sama, bekerjaefektif dan terintegrasi dengansegala daya upayanya untukmencapai kepuasan.(1996:223)Menurut Siagian yang dikutip

oleh Yunus dan Titien, dalam bukunya“Manajemen dan Sumber DayaManusia”, memberika definisi yaitu :

Motivasi adalah keseluruhanproses pemberian motif bekerjakepada para bawahan sedemikianrupa sehingga mereka maubekerja dengan iklas demitercapainya tujuan organisasidengan efisien danekonomis.(2013:161)Menurut Wursanto dalam

bukunya “ManajemenKepegawaian”memberikan definisi yaitu:Motivasi merupakan keinginan, hasratdan tenaga penggerak yang berasal daridiri seseorang untuk melakukan sesuatuatau untuk berbuat sesuatu.(1889:131)

Sehingga dapat disimpulkanbahwa Motivasi merupakan segaladayapenggerak di dalam diri seseorangyang muncul untuk melakukan kegiatanyang akan menjamin kelangsunganhidupnya dan mengarahkan pada kegiatan– kegiatan yang dikehendaki. Doronganseseorang merupakan kekuatan mentaluntuk melakukan kegiatan dalammemenuhi segala harapan dan doronganinilah yang menjadi pencapaian tujuantersebut.Jenis – Jenis Motivasi

Didalam bukunya “ManajemenDasar, Pengertian dan Masalah” Hasibunmengemukakan 2 jenis motivasi yaitu :a. Motivasi positif (Insentif positif)

memotivasi bawahan dengan caramemberikan hadiah kepada merekayang berprestasi baik. Denganmotivasi positif ini semangat kerjabawahan akan meningkat, karenamanusia pada umumnya senangmenerima yang baik – baik saja.

b. Motivasi negatif (Insentif negatif)memotivasi bawahannya dengan caramemberikan hukuman kepadamereka yang pekerjaannya kurang

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

77

ISSN 1907-6711

upaya untuk mendorong seseorang dalammelakukan sesuatu. Secara ringkas.

Pengertian Motivasi dapatdiartikan sebagai tujuan atau pendorong,dengan tujuan sebenarnya yang menjadidaya penggerak utama bagi seseorangdalam berupaya dalam mendapatkan ataumencapaiapa yang diinginkannya baik itusecara positif ataupun negatif.

Selainitu motivasi jugamerupakan suatu perubahan yang terjadipada diri seseorang yang muncul adanyagejala perasaan, kejiwaan dan emosisehingga mendorong individu untukmelakukan atau bertindak sesuatu yangdisebabkan karena kebutuhan, keinginandan tujuan.

Menurut Siagian, dalam bukunyayang berjudul “Filsafat Administrasi”,memberikan definisi yaitu :

Motivasi dapat didefinisikansebagai keseluruhan prosespemberian dorongan bekerjakepada para bawahan sedemikianrupa sehingga mereka maubekerja dengan iklas demitercapainya tujuan organisasidengan efisien dan ekonomis.(2003:106)Menurut Hasibun dalam bukunya

“Manajemen Dasar, Pengertian danMasalah” , memberikan definisi yaitu :

Motivasi adalah pemberian dayapenggerak yang menciptakankegairahan kerja seseorang, agarmereka mau bekerja sama, bekerjaefektif dan terintegrasi dengansegala daya upayanya untukmencapai kepuasan.(1996:223)Menurut Siagian yang dikutip

oleh Yunus dan Titien, dalam bukunya“Manajemen dan Sumber DayaManusia”, memberika definisi yaitu :

Motivasi adalah keseluruhanproses pemberian motif bekerjakepada para bawahan sedemikianrupa sehingga mereka maubekerja dengan iklas demitercapainya tujuan organisasidengan efisien danekonomis.(2013:161)Menurut Wursanto dalam

bukunya “ManajemenKepegawaian”memberikan definisi yaitu:Motivasi merupakan keinginan, hasratdan tenaga penggerak yang berasal daridiri seseorang untuk melakukan sesuatuatau untuk berbuat sesuatu.(1889:131)

Sehingga dapat disimpulkanbahwa Motivasi merupakan segaladayapenggerak di dalam diri seseorangyang muncul untuk melakukan kegiatanyang akan menjamin kelangsunganhidupnya dan mengarahkan pada kegiatan– kegiatan yang dikehendaki. Doronganseseorang merupakan kekuatan mentaluntuk melakukan kegiatan dalammemenuhi segala harapan dan doronganinilah yang menjadi pencapaian tujuantersebut.Jenis – Jenis Motivasi

Didalam bukunya “ManajemenDasar, Pengertian dan Masalah” Hasibunmengemukakan 2 jenis motivasi yaitu :a. Motivasi positif (Insentif positif)

memotivasi bawahan dengan caramemberikan hadiah kepada merekayang berprestasi baik. Denganmotivasi positif ini semangat kerjabawahan akan meningkat, karenamanusia pada umumnya senangmenerima yang baik – baik saja.

b. Motivasi negatif (Insentif negatif)memotivasi bawahannya dengan caramemberikan hukuman kepadamereka yang pekerjaannya kurang

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

77

ISSN 1907-6711

upaya untuk mendorong seseorang dalammelakukan sesuatu. Secara ringkas.

Pengertian Motivasi dapatdiartikan sebagai tujuan atau pendorong,dengan tujuan sebenarnya yang menjadidaya penggerak utama bagi seseorangdalam berupaya dalam mendapatkan ataumencapaiapa yang diinginkannya baik itusecara positif ataupun negatif.

Selainitu motivasi jugamerupakan suatu perubahan yang terjadipada diri seseorang yang muncul adanyagejala perasaan, kejiwaan dan emosisehingga mendorong individu untukmelakukan atau bertindak sesuatu yangdisebabkan karena kebutuhan, keinginandan tujuan.

Menurut Siagian, dalam bukunyayang berjudul “Filsafat Administrasi”,memberikan definisi yaitu :

Motivasi dapat didefinisikansebagai keseluruhan prosespemberian dorongan bekerjakepada para bawahan sedemikianrupa sehingga mereka maubekerja dengan iklas demitercapainya tujuan organisasidengan efisien dan ekonomis.(2003:106)Menurut Hasibun dalam bukunya

“Manajemen Dasar, Pengertian danMasalah” , memberikan definisi yaitu :

Motivasi adalah pemberian dayapenggerak yang menciptakankegairahan kerja seseorang, agarmereka mau bekerja sama, bekerjaefektif dan terintegrasi dengansegala daya upayanya untukmencapai kepuasan.(1996:223)Menurut Siagian yang dikutip

oleh Yunus dan Titien, dalam bukunya“Manajemen dan Sumber DayaManusia”, memberika definisi yaitu :

Motivasi adalah keseluruhanproses pemberian motif bekerjakepada para bawahan sedemikianrupa sehingga mereka maubekerja dengan iklas demitercapainya tujuan organisasidengan efisien danekonomis.(2013:161)Menurut Wursanto dalam

bukunya “ManajemenKepegawaian”memberikan definisi yaitu:Motivasi merupakan keinginan, hasratdan tenaga penggerak yang berasal daridiri seseorang untuk melakukan sesuatuatau untuk berbuat sesuatu.(1889:131)

Sehingga dapat disimpulkanbahwa Motivasi merupakan segaladayapenggerak di dalam diri seseorangyang muncul untuk melakukan kegiatanyang akan menjamin kelangsunganhidupnya dan mengarahkan pada kegiatan– kegiatan yang dikehendaki. Doronganseseorang merupakan kekuatan mentaluntuk melakukan kegiatan dalammemenuhi segala harapan dan doronganinilah yang menjadi pencapaian tujuantersebut.Jenis – Jenis Motivasi

Didalam bukunya “ManajemenDasar, Pengertian dan Masalah” Hasibunmengemukakan 2 jenis motivasi yaitu :a. Motivasi positif (Insentif positif)

memotivasi bawahan dengan caramemberikan hadiah kepada merekayang berprestasi baik. Denganmotivasi positif ini semangat kerjabawahan akan meningkat, karenamanusia pada umumnya senangmenerima yang baik – baik saja.

b. Motivasi negatif (Insentif negatif)memotivasi bawahannya dengan caramemberikan hukuman kepadamereka yang pekerjaannya kurang

Page 5: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

78

ISSN 1907-6711

baik (prestasinya rendah). Denganmotivasi negatif ini semangat kerjabawahan dalam jangka waktu pendekakan meningkat, karena mereka takutdi hukum, tetapi dalam jangka waktuyang panjang akan berakibat kurangbaik.

Dalam praktiknya kedua jenismotivasi ini sering digunakan olehpimpinan suatu perusahaan. Supaya dapatmeningkatkan semangat kerja pegawai.Asas – Asas Motivasi

Pemberian motivasi olehpimpinan kepada bawahan dalam upayameningkatkan kinerja pegawai harusmemperhatikan asas – asas motivasi yangdikemukakan oleh Hasibuan dalambukunya “Manajemen Sumber DayaManusia, Pengertian, dan Masalah”,sebagai berikut :1. Asas Mengikutsertakan, artinya

mengajak bawahan untuk ikutberpartisipasi dan memberikankesempatan kepada merekamengajukan pendapat, rekomendasidalam proses pengambilankeputusan, dengan cara ini bawahanikut bertanggung jawab atastercapainya tujuan perusahaansehingga moral dan gairah kerjanyaakan meningkat.

2. Asas Komunikasi, artinyamnginformasikan secara jelas tentangtujuan yang ingin di capi, cara – caramengerjakannya dan kendala –kendala yang dihadapi, dengan asaskomunikasi, motivasi kerja bawahanakan meningkat. Sebab semakinbanyak orang mengetaui suatu soal,semakin besar pula minat danperhatiannya kepada hal tersebut.Dengan cara ini bawahan akan

merasa dihargai dan akan lebih giatbekerja.

3. Asas Pengakuan, memberikanpenghargaan, pujian dan pengakuanyang tepat serta wajar kepadabawahan atas prestasi kerja yangdicapainya. Dalam memberikanpengakuan/pujian kepada bawahanhendaknya di jelaskan bahwa diapatut menerima penghargaan itu,karena prestasi kerja atau jasa – jasayang diberikannya. Pengakuan danpujian itu semakin besar.

4. Asas Wewenang yang Didelegasikan,artinya memberikan kewenangan dankepercayaan diri kepada bawahan,bahwa dengan kemampuan dankreatifitasnya ia mampu mengerjakantugas – tugas itu dengan baik. Dalampendelegasian ini, manajer harusmeyakinkan bawahan bahwakaryawan mampu dan dipercayadapat menyelesaikan tugas – tugas itudengan baik.

5. Asas Perhatian Timbal Balik, artinyabawahan yang berhasil mencapaitujuan dengan baik, maka pimpinanharus bersedia memberikan alat danjenis motivasi. Tegasnya kerja samayang saling menguntungkan keduabelah pihak.

Berdasarkan uraian diatas makapenyusun menilai bahwa pelaksanaanmotivasi oleh pimpinan dapatmeningkatkan kinerja pegawai apabiladilakukan dengan menerapkan asas – asasmotivasi dengan baik.Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kataperformance. Ada juga yang memberikanpengertian kinerja itu ialah prestasi kerjaatau hasil dari kerja. Namun sebenarnyakinerja mempunyai makna yang luas,

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

78

ISSN 1907-6711

baik (prestasinya rendah). Denganmotivasi negatif ini semangat kerjabawahan dalam jangka waktu pendekakan meningkat, karena mereka takutdi hukum, tetapi dalam jangka waktuyang panjang akan berakibat kurangbaik.

Dalam praktiknya kedua jenismotivasi ini sering digunakan olehpimpinan suatu perusahaan. Supaya dapatmeningkatkan semangat kerja pegawai.Asas – Asas Motivasi

Pemberian motivasi olehpimpinan kepada bawahan dalam upayameningkatkan kinerja pegawai harusmemperhatikan asas – asas motivasi yangdikemukakan oleh Hasibuan dalambukunya “Manajemen Sumber DayaManusia, Pengertian, dan Masalah”,sebagai berikut :1. Asas Mengikutsertakan, artinya

mengajak bawahan untuk ikutberpartisipasi dan memberikankesempatan kepada merekamengajukan pendapat, rekomendasidalam proses pengambilankeputusan, dengan cara ini bawahanikut bertanggung jawab atastercapainya tujuan perusahaansehingga moral dan gairah kerjanyaakan meningkat.

2. Asas Komunikasi, artinyamnginformasikan secara jelas tentangtujuan yang ingin di capi, cara – caramengerjakannya dan kendala –kendala yang dihadapi, dengan asaskomunikasi, motivasi kerja bawahanakan meningkat. Sebab semakinbanyak orang mengetaui suatu soal,semakin besar pula minat danperhatiannya kepada hal tersebut.Dengan cara ini bawahan akan

merasa dihargai dan akan lebih giatbekerja.

3. Asas Pengakuan, memberikanpenghargaan, pujian dan pengakuanyang tepat serta wajar kepadabawahan atas prestasi kerja yangdicapainya. Dalam memberikanpengakuan/pujian kepada bawahanhendaknya di jelaskan bahwa diapatut menerima penghargaan itu,karena prestasi kerja atau jasa – jasayang diberikannya. Pengakuan danpujian itu semakin besar.

4. Asas Wewenang yang Didelegasikan,artinya memberikan kewenangan dankepercayaan diri kepada bawahan,bahwa dengan kemampuan dankreatifitasnya ia mampu mengerjakantugas – tugas itu dengan baik. Dalampendelegasian ini, manajer harusmeyakinkan bawahan bahwakaryawan mampu dan dipercayadapat menyelesaikan tugas – tugas itudengan baik.

5. Asas Perhatian Timbal Balik, artinyabawahan yang berhasil mencapaitujuan dengan baik, maka pimpinanharus bersedia memberikan alat danjenis motivasi. Tegasnya kerja samayang saling menguntungkan keduabelah pihak.

Berdasarkan uraian diatas makapenyusun menilai bahwa pelaksanaanmotivasi oleh pimpinan dapatmeningkatkan kinerja pegawai apabiladilakukan dengan menerapkan asas – asasmotivasi dengan baik.Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kataperformance. Ada juga yang memberikanpengertian kinerja itu ialah prestasi kerjaatau hasil dari kerja. Namun sebenarnyakinerja mempunyai makna yang luas,

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

78

ISSN 1907-6711

baik (prestasinya rendah). Denganmotivasi negatif ini semangat kerjabawahan dalam jangka waktu pendekakan meningkat, karena mereka takutdi hukum, tetapi dalam jangka waktuyang panjang akan berakibat kurangbaik.

Dalam praktiknya kedua jenismotivasi ini sering digunakan olehpimpinan suatu perusahaan. Supaya dapatmeningkatkan semangat kerja pegawai.Asas – Asas Motivasi

Pemberian motivasi olehpimpinan kepada bawahan dalam upayameningkatkan kinerja pegawai harusmemperhatikan asas – asas motivasi yangdikemukakan oleh Hasibuan dalambukunya “Manajemen Sumber DayaManusia, Pengertian, dan Masalah”,sebagai berikut :1. Asas Mengikutsertakan, artinya

mengajak bawahan untuk ikutberpartisipasi dan memberikankesempatan kepada merekamengajukan pendapat, rekomendasidalam proses pengambilankeputusan, dengan cara ini bawahanikut bertanggung jawab atastercapainya tujuan perusahaansehingga moral dan gairah kerjanyaakan meningkat.

2. Asas Komunikasi, artinyamnginformasikan secara jelas tentangtujuan yang ingin di capi, cara – caramengerjakannya dan kendala –kendala yang dihadapi, dengan asaskomunikasi, motivasi kerja bawahanakan meningkat. Sebab semakinbanyak orang mengetaui suatu soal,semakin besar pula minat danperhatiannya kepada hal tersebut.Dengan cara ini bawahan akan

merasa dihargai dan akan lebih giatbekerja.

3. Asas Pengakuan, memberikanpenghargaan, pujian dan pengakuanyang tepat serta wajar kepadabawahan atas prestasi kerja yangdicapainya. Dalam memberikanpengakuan/pujian kepada bawahanhendaknya di jelaskan bahwa diapatut menerima penghargaan itu,karena prestasi kerja atau jasa – jasayang diberikannya. Pengakuan danpujian itu semakin besar.

4. Asas Wewenang yang Didelegasikan,artinya memberikan kewenangan dankepercayaan diri kepada bawahan,bahwa dengan kemampuan dankreatifitasnya ia mampu mengerjakantugas – tugas itu dengan baik. Dalampendelegasian ini, manajer harusmeyakinkan bawahan bahwakaryawan mampu dan dipercayadapat menyelesaikan tugas – tugas itudengan baik.

5. Asas Perhatian Timbal Balik, artinyabawahan yang berhasil mencapaitujuan dengan baik, maka pimpinanharus bersedia memberikan alat danjenis motivasi. Tegasnya kerja samayang saling menguntungkan keduabelah pihak.

Berdasarkan uraian diatas makapenyusun menilai bahwa pelaksanaanmotivasi oleh pimpinan dapatmeningkatkan kinerja pegawai apabiladilakukan dengan menerapkan asas – asasmotivasi dengan baik.Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kataperformance. Ada juga yang memberikanpengertian kinerja itu ialah prestasi kerjaatau hasil dari kerja. Namun sebenarnyakinerja mempunyai makna yang luas,

Page 6: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

79

ISSN 1907-6711

bukan hanya hasil kerja, tetapi bagaimanaproses pekerjaan berlangsung.

Konsep kinerja pada dasarnyadapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerjapegawai (perindividu) dan kinerjaorganisasi. Kinerja pegawai adalah hasildari perseorangan dalam suatu organisasi.Sedangkan kinerja organisasi adalahtotalitas kerja yang dicapai suatuorganisasi. Kinerja pegawai dan kinerjaorganisasi memiliki keterkaitan yangsangat erat. Tercapainya tujuan organisasitidak bisa dilepaskan dari sumber dayayang dimiliki oleh organisasi yangdigerakan atu dijalankan pegawai yangberperan aktif sebagai pelaku dalam upayamencapai tujuan organisasi tersebut.

Kinerja dalam organisasimerupakan jawaban dari berhasil atautidaknya tujuan organisasi yang telahditetapkan. Para atasan atau managersering tidak memperhatikan kecuali sudahamat buruk atau segala sesuatu jadi serbasalah. Terlalu sering manajer tidakmengetahui betapa buruknya kinerja telahmerosot sehingga perusahaan / instansimenghadapi krisis yang serius. Kesan –kesan buruk organisasi yang mendalamberakibat dan mengabaikan tanda – tandaperingatan adanya kinerja yang merosot.

Menurut Mangkunegara yangdikutip Yunus dan Titien“Manajemen Sumber Daya Manusia” ,memberika definisi yaitu:Kinerja adalahhasil kerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang pegawai dalammelaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang diberikankepadanya.(1988:131)

Menurut Timpe yang dikutip olehHarbani Pasolong dalam bukunya“Administrasi Publik” memberikandefinisi yaitu :Kinerja adalah prestasi

kerja, yang ditentukan oleh faktor – faktorlingkungan dan perilaku manajemen(2007:176)

Menurut Whitaker yang di kutipoleh Yunus dan Titien, dalam bukunya“Manajemen Sumber Daya Manusia”memberikan definisi yaitu:Kinerjamerupakan suatu alat manajemen yangdigunakan untuk meningkatkan kualitaspengambilan keputusan danakuntabilitas.(2013:108)

Dari pengertian diatas dapatditarik kesimpulan bahwa Kinerjamerupakan hasil kerja yang dapat dicapaioleh seseorang atau sekelompok orangdalam suatu organisasi baik secarakualitas maupun kuantitas, sesuai dengankewenangan dan tanggung jawab masing– masing , dalam upaya mencapai tujuanorganisasi bersangkutan secara legal, tidakmelanggar hukum dan sesuai moralmaupun etika.

Ukuran Indikator KinerjaSeseorang pimpinan harus mampu

mendapatkan penilaian mengenaikinerjaorganisasi secara cepat dan komprehensifdalam sebuah laporan. Terlalu banyakukuran yang dijadikan bahan penelitianjustru dapat mengalihkan perhatianpimpinan dari ukuran – ukuran yang lebihdiprioritaskan. Oleh karenanya, untukdapat melakukan hal tersebut, maka pihakmanajemen harusmembatasi jumlahukuran – ukuran yang akan digunakan,yaitu yang dapat membantu mengetahuiapakah organisasi dapat berkinerja denganbaik dan hal – hal penting apa saja yangharus diperbaiki agar organisasi dapatmeningkatkan kinerjanya.

Walaupun tidak ada jumlah yangdisepakati mengenai indikator yangstrategis untuk mengukur kinerja suatu

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

79

ISSN 1907-6711

bukan hanya hasil kerja, tetapi bagaimanaproses pekerjaan berlangsung.

Konsep kinerja pada dasarnyadapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerjapegawai (perindividu) dan kinerjaorganisasi. Kinerja pegawai adalah hasildari perseorangan dalam suatu organisasi.Sedangkan kinerja organisasi adalahtotalitas kerja yang dicapai suatuorganisasi. Kinerja pegawai dan kinerjaorganisasi memiliki keterkaitan yangsangat erat. Tercapainya tujuan organisasitidak bisa dilepaskan dari sumber dayayang dimiliki oleh organisasi yangdigerakan atu dijalankan pegawai yangberperan aktif sebagai pelaku dalam upayamencapai tujuan organisasi tersebut.

Kinerja dalam organisasimerupakan jawaban dari berhasil atautidaknya tujuan organisasi yang telahditetapkan. Para atasan atau managersering tidak memperhatikan kecuali sudahamat buruk atau segala sesuatu jadi serbasalah. Terlalu sering manajer tidakmengetahui betapa buruknya kinerja telahmerosot sehingga perusahaan / instansimenghadapi krisis yang serius. Kesan –kesan buruk organisasi yang mendalamberakibat dan mengabaikan tanda – tandaperingatan adanya kinerja yang merosot.

Menurut Mangkunegara yangdikutip Yunus dan Titien“Manajemen Sumber Daya Manusia” ,memberika definisi yaitu:Kinerja adalahhasil kerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang pegawai dalammelaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang diberikankepadanya.(1988:131)

Menurut Timpe yang dikutip olehHarbani Pasolong dalam bukunya“Administrasi Publik” memberikandefinisi yaitu :Kinerja adalah prestasi

kerja, yang ditentukan oleh faktor – faktorlingkungan dan perilaku manajemen(2007:176)

Menurut Whitaker yang di kutipoleh Yunus dan Titien, dalam bukunya“Manajemen Sumber Daya Manusia”memberikan definisi yaitu:Kinerjamerupakan suatu alat manajemen yangdigunakan untuk meningkatkan kualitaspengambilan keputusan danakuntabilitas.(2013:108)

Dari pengertian diatas dapatditarik kesimpulan bahwa Kinerjamerupakan hasil kerja yang dapat dicapaioleh seseorang atau sekelompok orangdalam suatu organisasi baik secarakualitas maupun kuantitas, sesuai dengankewenangan dan tanggung jawab masing– masing , dalam upaya mencapai tujuanorganisasi bersangkutan secara legal, tidakmelanggar hukum dan sesuai moralmaupun etika.

Ukuran Indikator KinerjaSeseorang pimpinan harus mampu

mendapatkan penilaian mengenaikinerjaorganisasi secara cepat dan komprehensifdalam sebuah laporan. Terlalu banyakukuran yang dijadikan bahan penelitianjustru dapat mengalihkan perhatianpimpinan dari ukuran – ukuran yang lebihdiprioritaskan. Oleh karenanya, untukdapat melakukan hal tersebut, maka pihakmanajemen harusmembatasi jumlahukuran – ukuran yang akan digunakan,yaitu yang dapat membantu mengetahuiapakah organisasi dapat berkinerja denganbaik dan hal – hal penting apa saja yangharus diperbaiki agar organisasi dapatmeningkatkan kinerjanya.

Walaupun tidak ada jumlah yangdisepakati mengenai indikator yangstrategis untuk mengukur kinerja suatu

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

79

ISSN 1907-6711

bukan hanya hasil kerja, tetapi bagaimanaproses pekerjaan berlangsung.

Konsep kinerja pada dasarnyadapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerjapegawai (perindividu) dan kinerjaorganisasi. Kinerja pegawai adalah hasildari perseorangan dalam suatu organisasi.Sedangkan kinerja organisasi adalahtotalitas kerja yang dicapai suatuorganisasi. Kinerja pegawai dan kinerjaorganisasi memiliki keterkaitan yangsangat erat. Tercapainya tujuan organisasitidak bisa dilepaskan dari sumber dayayang dimiliki oleh organisasi yangdigerakan atu dijalankan pegawai yangberperan aktif sebagai pelaku dalam upayamencapai tujuan organisasi tersebut.

Kinerja dalam organisasimerupakan jawaban dari berhasil atautidaknya tujuan organisasi yang telahditetapkan. Para atasan atau managersering tidak memperhatikan kecuali sudahamat buruk atau segala sesuatu jadi serbasalah. Terlalu sering manajer tidakmengetahui betapa buruknya kinerja telahmerosot sehingga perusahaan / instansimenghadapi krisis yang serius. Kesan –kesan buruk organisasi yang mendalamberakibat dan mengabaikan tanda – tandaperingatan adanya kinerja yang merosot.

Menurut Mangkunegara yangdikutip Yunus dan Titien“Manajemen Sumber Daya Manusia” ,memberika definisi yaitu:Kinerja adalahhasil kerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang pegawai dalammelaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang diberikankepadanya.(1988:131)

Menurut Timpe yang dikutip olehHarbani Pasolong dalam bukunya“Administrasi Publik” memberikandefinisi yaitu :Kinerja adalah prestasi

kerja, yang ditentukan oleh faktor – faktorlingkungan dan perilaku manajemen(2007:176)

Menurut Whitaker yang di kutipoleh Yunus dan Titien, dalam bukunya“Manajemen Sumber Daya Manusia”memberikan definisi yaitu:Kinerjamerupakan suatu alat manajemen yangdigunakan untuk meningkatkan kualitaspengambilan keputusan danakuntabilitas.(2013:108)

Dari pengertian diatas dapatditarik kesimpulan bahwa Kinerjamerupakan hasil kerja yang dapat dicapaioleh seseorang atau sekelompok orangdalam suatu organisasi baik secarakualitas maupun kuantitas, sesuai dengankewenangan dan tanggung jawab masing– masing , dalam upaya mencapai tujuanorganisasi bersangkutan secara legal, tidakmelanggar hukum dan sesuai moralmaupun etika.

Ukuran Indikator KinerjaSeseorang pimpinan harus mampu

mendapatkan penilaian mengenaikinerjaorganisasi secara cepat dan komprehensifdalam sebuah laporan. Terlalu banyakukuran yang dijadikan bahan penelitianjustru dapat mengalihkan perhatianpimpinan dari ukuran – ukuran yang lebihdiprioritaskan. Oleh karenanya, untukdapat melakukan hal tersebut, maka pihakmanajemen harusmembatasi jumlahukuran – ukuran yang akan digunakan,yaitu yang dapat membantu mengetahuiapakah organisasi dapat berkinerja denganbaik dan hal – hal penting apa saja yangharus diperbaiki agar organisasi dapatmeningkatkan kinerjanya.

Walaupun tidak ada jumlah yangdisepakati mengenai indikator yangstrategis untuk mengukur kinerja suatu

Page 7: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

80

ISSN 1907-6711

organisasi, namun dalam praktik biasanyaantara 3 sampai 10 indikator kinerja untuksetiap level kinerja organisasi, tergantungpasa keadaan organisasi itu. Pemilihanatas ukuran – ukuran penting untukmenilai keberhasilan organisasi akanmenghasilkan kerangka kerja pengukuranyang berbeda – beda .

Pada umumnya, ukuran indikatorkinerja dapat dikelompokan kedalamenam kategori berikut ini. Namundemikian, organisasi tertentu dapatmengembangkan kategori masing –masing yang sesuai dengan misinya.

Sedangkan untuk mengetahui baikatau tidaknya kinerja dari pegawai makaindicator pengukuran kinerja menurutWibowo yang mengutip juga pendapatAmstrong dan Baron dalam bukunya“Manajemen Kinerja”, mengemukakansebagai berikut :

Ukuran kinerja bagi individuberhubungan dengan akuntabilitas danditetapkan dalam kriteria sebagai berikut :

1. Produktivitas2. Kualitas3. Ketepatanwaktu4. Kuantitas5. Biaya

(2010:246)Berdasarkan beberapa ukuran

kinerja untuk lebih jelasnya dapatdiuraikan sebagai berikut :1. Produktivitas

Produktivitas biasanya dinyatakansebagai hubungan antara input danoutput fisiksuatu proses.Olehkarenaitu, produktivitasmerupakan hubungan antara jumlahoutput dibandingkan dengan sumberdaya yang dikonsumsi dalammemproduksi output. Ukuranproduktivitas misalnya adalah output

sebanyak 55 unit diproduksi olehkelompok yang terdiri dari empatorang pekerja dalam waktu satuminggu.

2. KualitasPada kualitas biasanya termasuk

baik ukuran internal seperti susut,jumlah ditolak dan cacat per unit,maupun ukuran eksternal rating sepertikepuasan pelanggan frekuensipemesanan ulang pelanggan.

3. KetepatanWaktuKetepatan waktu menyangkut

presentase pengiriman tepat waktu ataupresentase pesanan dikapalkan sesuaidijannjikan. Pada dasarnya ukuranketepatan waktu menguku rapakahorang melakukan apa yang dikatakanakan dilakukan.

4. KuantitasKuantitas menunjukan jumlah

waktu yang diperlukan untuk maju darisatu titik ke titik yang lain dalamproses. Pengukuran kuantitasmengukur berapa lama sesuatudilakukan misalnya adalah berapa lamawaktu rata-rata diperlukan daripelanggan menyampaikan pesanansampai pelanggan benar-benarmenerima pesanan.

5. BiayaUkuran biaya terutama berguna

apabila dilakukan kalkulasi dalamdasar per unit namun banyakperusahaan yaang mempunyai sedikitinformasi tentang biaya per unit. Padaumumnya dilakukan kalkulasi biayasecara menyeluruh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanpendekatan deskriftif kualitatif dengan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

80

ISSN 1907-6711

organisasi, namun dalam praktik biasanyaantara 3 sampai 10 indikator kinerja untuksetiap level kinerja organisasi, tergantungpasa keadaan organisasi itu. Pemilihanatas ukuran – ukuran penting untukmenilai keberhasilan organisasi akanmenghasilkan kerangka kerja pengukuranyang berbeda – beda .

Pada umumnya, ukuran indikatorkinerja dapat dikelompokan kedalamenam kategori berikut ini. Namundemikian, organisasi tertentu dapatmengembangkan kategori masing –masing yang sesuai dengan misinya.

Sedangkan untuk mengetahui baikatau tidaknya kinerja dari pegawai makaindicator pengukuran kinerja menurutWibowo yang mengutip juga pendapatAmstrong dan Baron dalam bukunya“Manajemen Kinerja”, mengemukakansebagai berikut :

Ukuran kinerja bagi individuberhubungan dengan akuntabilitas danditetapkan dalam kriteria sebagai berikut :

1. Produktivitas2. Kualitas3. Ketepatanwaktu4. Kuantitas5. Biaya

(2010:246)Berdasarkan beberapa ukuran

kinerja untuk lebih jelasnya dapatdiuraikan sebagai berikut :1. Produktivitas

Produktivitas biasanya dinyatakansebagai hubungan antara input danoutput fisiksuatu proses.Olehkarenaitu, produktivitasmerupakan hubungan antara jumlahoutput dibandingkan dengan sumberdaya yang dikonsumsi dalammemproduksi output. Ukuranproduktivitas misalnya adalah output

sebanyak 55 unit diproduksi olehkelompok yang terdiri dari empatorang pekerja dalam waktu satuminggu.

2. KualitasPada kualitas biasanya termasuk

baik ukuran internal seperti susut,jumlah ditolak dan cacat per unit,maupun ukuran eksternal rating sepertikepuasan pelanggan frekuensipemesanan ulang pelanggan.

3. KetepatanWaktuKetepatan waktu menyangkut

presentase pengiriman tepat waktu ataupresentase pesanan dikapalkan sesuaidijannjikan. Pada dasarnya ukuranketepatan waktu menguku rapakahorang melakukan apa yang dikatakanakan dilakukan.

4. KuantitasKuantitas menunjukan jumlah

waktu yang diperlukan untuk maju darisatu titik ke titik yang lain dalamproses. Pengukuran kuantitasmengukur berapa lama sesuatudilakukan misalnya adalah berapa lamawaktu rata-rata diperlukan daripelanggan menyampaikan pesanansampai pelanggan benar-benarmenerima pesanan.

5. BiayaUkuran biaya terutama berguna

apabila dilakukan kalkulasi dalamdasar per unit namun banyakperusahaan yaang mempunyai sedikitinformasi tentang biaya per unit. Padaumumnya dilakukan kalkulasi biayasecara menyeluruh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanpendekatan deskriftif kualitatif dengan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

80

ISSN 1907-6711

organisasi, namun dalam praktik biasanyaantara 3 sampai 10 indikator kinerja untuksetiap level kinerja organisasi, tergantungpasa keadaan organisasi itu. Pemilihanatas ukuran – ukuran penting untukmenilai keberhasilan organisasi akanmenghasilkan kerangka kerja pengukuranyang berbeda – beda .

Pada umumnya, ukuran indikatorkinerja dapat dikelompokan kedalamenam kategori berikut ini. Namundemikian, organisasi tertentu dapatmengembangkan kategori masing –masing yang sesuai dengan misinya.

Sedangkan untuk mengetahui baikatau tidaknya kinerja dari pegawai makaindicator pengukuran kinerja menurutWibowo yang mengutip juga pendapatAmstrong dan Baron dalam bukunya“Manajemen Kinerja”, mengemukakansebagai berikut :

Ukuran kinerja bagi individuberhubungan dengan akuntabilitas danditetapkan dalam kriteria sebagai berikut :

1. Produktivitas2. Kualitas3. Ketepatanwaktu4. Kuantitas5. Biaya

(2010:246)Berdasarkan beberapa ukuran

kinerja untuk lebih jelasnya dapatdiuraikan sebagai berikut :1. Produktivitas

Produktivitas biasanya dinyatakansebagai hubungan antara input danoutput fisiksuatu proses.Olehkarenaitu, produktivitasmerupakan hubungan antara jumlahoutput dibandingkan dengan sumberdaya yang dikonsumsi dalammemproduksi output. Ukuranproduktivitas misalnya adalah output

sebanyak 55 unit diproduksi olehkelompok yang terdiri dari empatorang pekerja dalam waktu satuminggu.

2. KualitasPada kualitas biasanya termasuk

baik ukuran internal seperti susut,jumlah ditolak dan cacat per unit,maupun ukuran eksternal rating sepertikepuasan pelanggan frekuensipemesanan ulang pelanggan.

3. KetepatanWaktuKetepatan waktu menyangkut

presentase pengiriman tepat waktu ataupresentase pesanan dikapalkan sesuaidijannjikan. Pada dasarnya ukuranketepatan waktu menguku rapakahorang melakukan apa yang dikatakanakan dilakukan.

4. KuantitasKuantitas menunjukan jumlah

waktu yang diperlukan untuk maju darisatu titik ke titik yang lain dalamproses. Pengukuran kuantitasmengukur berapa lama sesuatudilakukan misalnya adalah berapa lamawaktu rata-rata diperlukan daripelanggan menyampaikan pesanansampai pelanggan benar-benarmenerima pesanan.

5. BiayaUkuran biaya terutama berguna

apabila dilakukan kalkulasi dalamdasar per unit namun banyakperusahaan yaang mempunyai sedikitinformasi tentang biaya per unit. Padaumumnya dilakukan kalkulasi biayasecara menyeluruh.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakanpendekatan deskriftif kualitatif dengan

Page 8: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

81

ISSN 1907-6711

tujuan untuk memperoleh gambaran yangkomprehensif dan mendalam tentangmotivasi yang dilakukan Camat untukmencapai kinerja pegawai yang optimal.Secara teoritis, menurut Borg dan Galldalam Sugiyono (2012:14), penelitiankualitatif sering disebut metode penelitiannaturalistik karena penelitiannyadilakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting) disebut juga sebagaimetode etnografi, karena pada awalnyametode ini lebih banyak digunakan untukpenelitian bidang antropologi budaya,disebut juga sebgai metode kualitatif,karena data yang terkumpul dananalisisnya lebih bersifat kualitatif.Penelitian kualitatif merupakan prosedurpenelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan perilaku yangdapat diamati.

Dengan penelitian menggunakanpendekatan deskriftif kualitatif, penelitiakan dapat menggambarkan ataumendepenelitiankan fenomena-fenomenayang adasecara aktual sertamengembangkan konsep darimenghimpun fakta tetapi tidak melakukanpengujian hipotesa.

Sugiyono (2012 : 17) dalampenelitian kualitatif seorang penelitisebagai human instrument dan denganteknik pengumpulan data participantobservation(observasi berperan serta) danin depth interview (wawancaramendalam), maka peneliti harusberinteraksi dengan sumber data. Dengandemikian penelitit kualitatif harusmengenal betul orang yang memberikandata. Dan tidak diharapkan serta tidakdianjurkan memelihara asumsi dankekayaan bahwa dirinya sangat tahutentang fenomena yang hendak dikaji.

Seorang peneliti lebih berada pada posisisebagai “orang belajar dari masyarakat,bukan belajar tentang masyarakat”.

Rancangan penelitian kualitatifsesungguhnya bersifat fleksibel, luwes danterbuka kemungkinan bagi suatuperubahan dan penyesuaian ketika prosespenelitian berjalan. Dengan demikian,meskipun tetap menjadi awal yang cukuppenting untuk masuk ke lapangan tetapirancangan penelitian yang disusun tidakperlu membelenggu peneliti, manakalakenyataan di lapangan menunjukkankecenderungan yang berbeda dengan yangdipikirkan sebelumnya. Jadi kenyataan dilapanganlah akhirnya memang yang harusditunduki.

Sedangkan jenispenelitian yangdigunakandalampenelitianiniadalah datakualitatif, yang mencoba menggambarkansecara mendalam suatu obyek penelitianberdasarkan fakta-fakta yang tampaksebagaimana adanya. Penelitian deskriptifkualitatif adalah penelitian yang dilakukanuntuk mengetahui nilai variable mandiri,baiksatu variable ataulebih (independent)tanpa membuat perbandingan, ataumenghubungkan antara varibel yangsatudengan yang lain. Dalam penelitian initerdiri dari dua variabel, yaitu variabelbebas (Motivasi) dan variabel terikat yaitu(Kinerja Pegawai).Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut Sugiyono (2012:308),data primer adalah data yang dapatdiperoleh langsung dari lapangan atautempat penelitian. Data tersebutdiperolehdarihasilwawancaralangsungkepadainforman. Dalam hal ini data daninformasi diperoleh dari Camat,Sekretaris Kecamatan,Kepala Sub Bagian(Kasubag), dan pegawai kecamatan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

81

ISSN 1907-6711

tujuan untuk memperoleh gambaran yangkomprehensif dan mendalam tentangmotivasi yang dilakukan Camat untukmencapai kinerja pegawai yang optimal.Secara teoritis, menurut Borg dan Galldalam Sugiyono (2012:14), penelitiankualitatif sering disebut metode penelitiannaturalistik karena penelitiannyadilakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting) disebut juga sebagaimetode etnografi, karena pada awalnyametode ini lebih banyak digunakan untukpenelitian bidang antropologi budaya,disebut juga sebgai metode kualitatif,karena data yang terkumpul dananalisisnya lebih bersifat kualitatif.Penelitian kualitatif merupakan prosedurpenelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan perilaku yangdapat diamati.

Dengan penelitian menggunakanpendekatan deskriftif kualitatif, penelitiakan dapat menggambarkan ataumendepenelitiankan fenomena-fenomenayang adasecara aktual sertamengembangkan konsep darimenghimpun fakta tetapi tidak melakukanpengujian hipotesa.

Sugiyono (2012 : 17) dalampenelitian kualitatif seorang penelitisebagai human instrument dan denganteknik pengumpulan data participantobservation(observasi berperan serta) danin depth interview (wawancaramendalam), maka peneliti harusberinteraksi dengan sumber data. Dengandemikian penelitit kualitatif harusmengenal betul orang yang memberikandata. Dan tidak diharapkan serta tidakdianjurkan memelihara asumsi dankekayaan bahwa dirinya sangat tahutentang fenomena yang hendak dikaji.

Seorang peneliti lebih berada pada posisisebagai “orang belajar dari masyarakat,bukan belajar tentang masyarakat”.

Rancangan penelitian kualitatifsesungguhnya bersifat fleksibel, luwes danterbuka kemungkinan bagi suatuperubahan dan penyesuaian ketika prosespenelitian berjalan. Dengan demikian,meskipun tetap menjadi awal yang cukuppenting untuk masuk ke lapangan tetapirancangan penelitian yang disusun tidakperlu membelenggu peneliti, manakalakenyataan di lapangan menunjukkankecenderungan yang berbeda dengan yangdipikirkan sebelumnya. Jadi kenyataan dilapanganlah akhirnya memang yang harusditunduki.

Sedangkan jenispenelitian yangdigunakandalampenelitianiniadalah datakualitatif, yang mencoba menggambarkansecara mendalam suatu obyek penelitianberdasarkan fakta-fakta yang tampaksebagaimana adanya. Penelitian deskriptifkualitatif adalah penelitian yang dilakukanuntuk mengetahui nilai variable mandiri,baiksatu variable ataulebih (independent)tanpa membuat perbandingan, ataumenghubungkan antara varibel yangsatudengan yang lain. Dalam penelitian initerdiri dari dua variabel, yaitu variabelbebas (Motivasi) dan variabel terikat yaitu(Kinerja Pegawai).Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut Sugiyono (2012:308),data primer adalah data yang dapatdiperoleh langsung dari lapangan atautempat penelitian. Data tersebutdiperolehdarihasilwawancaralangsungkepadainforman. Dalam hal ini data daninformasi diperoleh dari Camat,Sekretaris Kecamatan,Kepala Sub Bagian(Kasubag), dan pegawai kecamatan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

81

ISSN 1907-6711

tujuan untuk memperoleh gambaran yangkomprehensif dan mendalam tentangmotivasi yang dilakukan Camat untukmencapai kinerja pegawai yang optimal.Secara teoritis, menurut Borg dan Galldalam Sugiyono (2012:14), penelitiankualitatif sering disebut metode penelitiannaturalistik karena penelitiannyadilakukan pada kondisi yang alamiah(natural setting) disebut juga sebagaimetode etnografi, karena pada awalnyametode ini lebih banyak digunakan untukpenelitian bidang antropologi budaya,disebut juga sebgai metode kualitatif,karena data yang terkumpul dananalisisnya lebih bersifat kualitatif.Penelitian kualitatif merupakan prosedurpenelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan perilaku yangdapat diamati.

Dengan penelitian menggunakanpendekatan deskriftif kualitatif, penelitiakan dapat menggambarkan ataumendepenelitiankan fenomena-fenomenayang adasecara aktual sertamengembangkan konsep darimenghimpun fakta tetapi tidak melakukanpengujian hipotesa.

Sugiyono (2012 : 17) dalampenelitian kualitatif seorang penelitisebagai human instrument dan denganteknik pengumpulan data participantobservation(observasi berperan serta) danin depth interview (wawancaramendalam), maka peneliti harusberinteraksi dengan sumber data. Dengandemikian penelitit kualitatif harusmengenal betul orang yang memberikandata. Dan tidak diharapkan serta tidakdianjurkan memelihara asumsi dankekayaan bahwa dirinya sangat tahutentang fenomena yang hendak dikaji.

Seorang peneliti lebih berada pada posisisebagai “orang belajar dari masyarakat,bukan belajar tentang masyarakat”.

Rancangan penelitian kualitatifsesungguhnya bersifat fleksibel, luwes danterbuka kemungkinan bagi suatuperubahan dan penyesuaian ketika prosespenelitian berjalan. Dengan demikian,meskipun tetap menjadi awal yang cukuppenting untuk masuk ke lapangan tetapirancangan penelitian yang disusun tidakperlu membelenggu peneliti, manakalakenyataan di lapangan menunjukkankecenderungan yang berbeda dengan yangdipikirkan sebelumnya. Jadi kenyataan dilapanganlah akhirnya memang yang harusditunduki.

Sedangkan jenispenelitian yangdigunakandalampenelitianiniadalah datakualitatif, yang mencoba menggambarkansecara mendalam suatu obyek penelitianberdasarkan fakta-fakta yang tampaksebagaimana adanya. Penelitian deskriptifkualitatif adalah penelitian yang dilakukanuntuk mengetahui nilai variable mandiri,baiksatu variable ataulebih (independent)tanpa membuat perbandingan, ataumenghubungkan antara varibel yangsatudengan yang lain. Dalam penelitian initerdiri dari dua variabel, yaitu variabelbebas (Motivasi) dan variabel terikat yaitu(Kinerja Pegawai).Jenis Data dan InformasiData Primer

Menurut Sugiyono (2012:308),data primer adalah data yang dapatdiperoleh langsung dari lapangan atautempat penelitian. Data tersebutdiperolehdarihasilwawancaralangsungkepadainforman. Dalam hal ini data daninformasi diperoleh dari Camat,Sekretaris Kecamatan,Kepala Sub Bagian(Kasubag), dan pegawai kecamatan.

Page 9: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

82

ISSN 1907-6711

Data SekunderData sekunder adalah data-data

yang didapat dari sumber bacaan danberbagai macam sumber lainnya berupadokumen-dokumen, laporan-laporan danarsip lain yang ada relevansinya denganpenelitian tersebut. Data tersebut sepertistruktur organisasi, peraturan-peraturan,lampiran-lampiran dari badan-badan resmiseperti kementerian kementerian, dandata-data lainnya yang diperlukan.

Teknik Pengumpulan DataMenurut Sugiyono (2012:308),

teknik pengumpulan data merupakanlangkah yang paling utama dalampenelitian, karena tujuan utama daripenelitian adalah mendapatkan data.Tanpa mengetahui teknik pengumpulandata, maka peneliti tidak akanmendapatkan data yang memenuhi standardata yang ditetapkan.

Dalam pengumpulan data ini,peneliti menggunakan teknikpengumpulan data sebagai berikut :1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan carauntuk mencakup teori-teori yang adahubungannya dengan hal yangsedang di teliti. Studi pustaka ini bisadilakukan dengan caramengumpulkan data-data yangbersumber dari perpustakaan yangberupa buku-buku, dokumen-dokumen, dan sebagainya untukdijadikan referensi dalam penyusunanpenelitian.Terdapat tiga kriteria terhadap teoriyang digunakan sebagai landasandalam penelitian, yaitu relevansi(teori yang dikemukakan sesuaidengan permasalahan yang diteliti),

kemutakhiran (terkait dengankebaruan teori atau referensi yangdigunakan), dankeaslian(sumberasli). (Sugiyono, 2012:398)

2. Studi LapanganStudi Lapanganyaitu suatu penelitianyang dilakukan secara langsung dilapangan terhadap objek yang sedangditeliti untuk mendapatkan data yaituKantor Camat Maja KabupatenMajalengka, melalui cara-carasebagai berikut:1. Observasi, yaitu teknik

pengumpulan data yangdilakukan melalui pengamatanlangsung terhadap objekpenelitian.

2. Wawancara, yaitu mengajukanpertanyaan-pertanyaan yangterpadu secara langsung kepadainforman yang cukup memilikidata, yaitu Camat Maja.

3. Angket yaitu penyebaran daftarpertanyaan mengenaipermasalahan yang sedang ditelitiyaitu pelaksanaan Motivasi olehCamat dalam Upayameningkatkan kinerja pegawaipada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka, yangtelah disediakan alternatifjawabannya untuk diisi olehresponden.

Analisis DataTeknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik modus yaitusuatu cara analisis dengan mengambiljawaban paling banyak. Dalam arti untukmenganalisis data, baik variabel bebasmaupun variabel terikat, penyusun hanyamemfokuskan pada pilihan alternatifjawaban yang paling banyak merupakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

82

ISSN 1907-6711

Data SekunderData sekunder adalah data-data

yang didapat dari sumber bacaan danberbagai macam sumber lainnya berupadokumen-dokumen, laporan-laporan danarsip lain yang ada relevansinya denganpenelitian tersebut. Data tersebut sepertistruktur organisasi, peraturan-peraturan,lampiran-lampiran dari badan-badan resmiseperti kementerian kementerian, dandata-data lainnya yang diperlukan.

Teknik Pengumpulan DataMenurut Sugiyono (2012:308),

teknik pengumpulan data merupakanlangkah yang paling utama dalampenelitian, karena tujuan utama daripenelitian adalah mendapatkan data.Tanpa mengetahui teknik pengumpulandata, maka peneliti tidak akanmendapatkan data yang memenuhi standardata yang ditetapkan.

Dalam pengumpulan data ini,peneliti menggunakan teknikpengumpulan data sebagai berikut :1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan carauntuk mencakup teori-teori yang adahubungannya dengan hal yangsedang di teliti. Studi pustaka ini bisadilakukan dengan caramengumpulkan data-data yangbersumber dari perpustakaan yangberupa buku-buku, dokumen-dokumen, dan sebagainya untukdijadikan referensi dalam penyusunanpenelitian.Terdapat tiga kriteria terhadap teoriyang digunakan sebagai landasandalam penelitian, yaitu relevansi(teori yang dikemukakan sesuaidengan permasalahan yang diteliti),

kemutakhiran (terkait dengankebaruan teori atau referensi yangdigunakan), dankeaslian(sumberasli). (Sugiyono, 2012:398)

2. Studi LapanganStudi Lapanganyaitu suatu penelitianyang dilakukan secara langsung dilapangan terhadap objek yang sedangditeliti untuk mendapatkan data yaituKantor Camat Maja KabupatenMajalengka, melalui cara-carasebagai berikut:1. Observasi, yaitu teknik

pengumpulan data yangdilakukan melalui pengamatanlangsung terhadap objekpenelitian.

2. Wawancara, yaitu mengajukanpertanyaan-pertanyaan yangterpadu secara langsung kepadainforman yang cukup memilikidata, yaitu Camat Maja.

3. Angket yaitu penyebaran daftarpertanyaan mengenaipermasalahan yang sedang ditelitiyaitu pelaksanaan Motivasi olehCamat dalam Upayameningkatkan kinerja pegawaipada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka, yangtelah disediakan alternatifjawabannya untuk diisi olehresponden.

Analisis DataTeknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik modus yaitusuatu cara analisis dengan mengambiljawaban paling banyak. Dalam arti untukmenganalisis data, baik variabel bebasmaupun variabel terikat, penyusun hanyamemfokuskan pada pilihan alternatifjawaban yang paling banyak merupakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

82

ISSN 1907-6711

Data SekunderData sekunder adalah data-data

yang didapat dari sumber bacaan danberbagai macam sumber lainnya berupadokumen-dokumen, laporan-laporan danarsip lain yang ada relevansinya denganpenelitian tersebut. Data tersebut sepertistruktur organisasi, peraturan-peraturan,lampiran-lampiran dari badan-badan resmiseperti kementerian kementerian, dandata-data lainnya yang diperlukan.

Teknik Pengumpulan DataMenurut Sugiyono (2012:308),

teknik pengumpulan data merupakanlangkah yang paling utama dalampenelitian, karena tujuan utama daripenelitian adalah mendapatkan data.Tanpa mengetahui teknik pengumpulandata, maka peneliti tidak akanmendapatkan data yang memenuhi standardata yang ditetapkan.

Dalam pengumpulan data ini,peneliti menggunakan teknikpengumpulan data sebagai berikut :1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan carauntuk mencakup teori-teori yang adahubungannya dengan hal yangsedang di teliti. Studi pustaka ini bisadilakukan dengan caramengumpulkan data-data yangbersumber dari perpustakaan yangberupa buku-buku, dokumen-dokumen, dan sebagainya untukdijadikan referensi dalam penyusunanpenelitian.Terdapat tiga kriteria terhadap teoriyang digunakan sebagai landasandalam penelitian, yaitu relevansi(teori yang dikemukakan sesuaidengan permasalahan yang diteliti),

kemutakhiran (terkait dengankebaruan teori atau referensi yangdigunakan), dankeaslian(sumberasli). (Sugiyono, 2012:398)

2. Studi LapanganStudi Lapanganyaitu suatu penelitianyang dilakukan secara langsung dilapangan terhadap objek yang sedangditeliti untuk mendapatkan data yaituKantor Camat Maja KabupatenMajalengka, melalui cara-carasebagai berikut:1. Observasi, yaitu teknik

pengumpulan data yangdilakukan melalui pengamatanlangsung terhadap objekpenelitian.

2. Wawancara, yaitu mengajukanpertanyaan-pertanyaan yangterpadu secara langsung kepadainforman yang cukup memilikidata, yaitu Camat Maja.

3. Angket yaitu penyebaran daftarpertanyaan mengenaipermasalahan yang sedang ditelitiyaitu pelaksanaan Motivasi olehCamat dalam Upayameningkatkan kinerja pegawaipada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka, yangtelah disediakan alternatifjawabannya untuk diisi olehresponden.

Analisis DataTeknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik modus yaitusuatu cara analisis dengan mengambiljawaban paling banyak. Dalam arti untukmenganalisis data, baik variabel bebasmaupun variabel terikat, penyusun hanyamemfokuskan pada pilihan alternatifjawaban yang paling banyak merupakan

Page 10: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

83

ISSN 1907-6711

acuan untuk menganalisis data tersebut,yang hasilnya berbentuk prosentase.

Adapun analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalahanalisis secara deskriftif-kualitatif, yaituteknik yang menggambarkan danmenginterpretasikan arti data-data yangtelah terkumpul dengan memberikanperhatian dan merekam sebanyakmungkin aspek situasi yang diteliti padasaat itu, sehingga memperoleh gambaransecara umum dan menyeluruh tentangkeadaan sebenarnya.

Menurut Miles dan Hubermanyang dikutip oleh Sugiyono dalambukunya Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif (2012:337) , analisa datakualitatif terdiri dari :1. Pengmpulan Data

Data – data yang diperoleh dari anekamacam cara ( observasi, wawancara,Angket.dll) dikumpulkan kemudian direduksi atau di pilah – pilah.

2. Reduki DataDianrtikan sebagai proses pemilihan,perumusan, perhatian padapenederhanaan, pengabstrakan daninformasi data kasar yang muncul daricatatan tertulis di lapangan. Reduksidata merupakan suatu bentuk analisamenajamkan, menggolongkan,mengarahkan dan membuang yangtidak perlu dan mengorganisasikandata dengan cara sedemikian rupasehingga kesimpulan – kesimpulanakhirnya dapat ditarik.

3. Penyajian DataSekumpulan informasi yang telahtersusun secara terpadu dan sudahdipahami yang memberi kemungkinanadanya penarikan kesimpulan danpengambila tindakan.

4. Menarik kesimpulan verifikasi danberbagai temuan data yang diperolehselama proses penelitian berlangsung.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Motivasi Oleh CamatDalam Upaya Meningkatkan KinerjaPegawai Pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka

Motivasi dapat ditempatkansebagai bagian yang fundamental darikegiatan manajemen sehingga segalasesuatunya dapat ditunjukan kepadapengarahan potensi dan daya manusiadengan jalan menimbulkan,menghadapkan dan menumbuhkan tingkatsemangat serta keinginan yang tinggiterhadap antusiasme kebersamaan dalammenjalankan tugas-tugas yang sedangdilaksanakannya.

Dalam hubungannya denganpelaksanaan tugas atau pekerjaan kepadaseseorang maka motivasi berperan sebagaipendorong semangat seseorang sehinggamau bekerja menurut ukuran atau batasan-batasan yang ditetapkan.Dalamhubungannya dengan motivasi seorangpimpinan harus dapat memberikan suatudorongan kepada para pegawainya.

Mengenai fokus penelitianyaadalah menyangkut pelaksanaan motivasiyang didasarkan pada asas-asas motivasi,sebagaimana yang diungkapkan olehMalayu S.P. Hasibuan dalam bukunya“Manajemen Dasar, Pengertian, danMasalah” yaitu :

1. Asas Mengikutsertakan2. Asas Komunikasi3. Asas Pengakuan4. Asas Wewenang yang

Didelegasikan5. Asas Perhatian Timbal Balik(2007 : 221).

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

83

ISSN 1907-6711

acuan untuk menganalisis data tersebut,yang hasilnya berbentuk prosentase.

Adapun analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalahanalisis secara deskriftif-kualitatif, yaituteknik yang menggambarkan danmenginterpretasikan arti data-data yangtelah terkumpul dengan memberikanperhatian dan merekam sebanyakmungkin aspek situasi yang diteliti padasaat itu, sehingga memperoleh gambaransecara umum dan menyeluruh tentangkeadaan sebenarnya.

Menurut Miles dan Hubermanyang dikutip oleh Sugiyono dalambukunya Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif (2012:337) , analisa datakualitatif terdiri dari :1. Pengmpulan Data

Data – data yang diperoleh dari anekamacam cara ( observasi, wawancara,Angket.dll) dikumpulkan kemudian direduksi atau di pilah – pilah.

2. Reduki DataDianrtikan sebagai proses pemilihan,perumusan, perhatian padapenederhanaan, pengabstrakan daninformasi data kasar yang muncul daricatatan tertulis di lapangan. Reduksidata merupakan suatu bentuk analisamenajamkan, menggolongkan,mengarahkan dan membuang yangtidak perlu dan mengorganisasikandata dengan cara sedemikian rupasehingga kesimpulan – kesimpulanakhirnya dapat ditarik.

3. Penyajian DataSekumpulan informasi yang telahtersusun secara terpadu dan sudahdipahami yang memberi kemungkinanadanya penarikan kesimpulan danpengambila tindakan.

4. Menarik kesimpulan verifikasi danberbagai temuan data yang diperolehselama proses penelitian berlangsung.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Motivasi Oleh CamatDalam Upaya Meningkatkan KinerjaPegawai Pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka

Motivasi dapat ditempatkansebagai bagian yang fundamental darikegiatan manajemen sehingga segalasesuatunya dapat ditunjukan kepadapengarahan potensi dan daya manusiadengan jalan menimbulkan,menghadapkan dan menumbuhkan tingkatsemangat serta keinginan yang tinggiterhadap antusiasme kebersamaan dalammenjalankan tugas-tugas yang sedangdilaksanakannya.

Dalam hubungannya denganpelaksanaan tugas atau pekerjaan kepadaseseorang maka motivasi berperan sebagaipendorong semangat seseorang sehinggamau bekerja menurut ukuran atau batasan-batasan yang ditetapkan.Dalamhubungannya dengan motivasi seorangpimpinan harus dapat memberikan suatudorongan kepada para pegawainya.

Mengenai fokus penelitianyaadalah menyangkut pelaksanaan motivasiyang didasarkan pada asas-asas motivasi,sebagaimana yang diungkapkan olehMalayu S.P. Hasibuan dalam bukunya“Manajemen Dasar, Pengertian, danMasalah” yaitu :

1. Asas Mengikutsertakan2. Asas Komunikasi3. Asas Pengakuan4. Asas Wewenang yang

Didelegasikan5. Asas Perhatian Timbal Balik(2007 : 221).

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

83

ISSN 1907-6711

acuan untuk menganalisis data tersebut,yang hasilnya berbentuk prosentase.

Adapun analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalahanalisis secara deskriftif-kualitatif, yaituteknik yang menggambarkan danmenginterpretasikan arti data-data yangtelah terkumpul dengan memberikanperhatian dan merekam sebanyakmungkin aspek situasi yang diteliti padasaat itu, sehingga memperoleh gambaransecara umum dan menyeluruh tentangkeadaan sebenarnya.

Menurut Miles dan Hubermanyang dikutip oleh Sugiyono dalambukunya Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif (2012:337) , analisa datakualitatif terdiri dari :1. Pengmpulan Data

Data – data yang diperoleh dari anekamacam cara ( observasi, wawancara,Angket.dll) dikumpulkan kemudian direduksi atau di pilah – pilah.

2. Reduki DataDianrtikan sebagai proses pemilihan,perumusan, perhatian padapenederhanaan, pengabstrakan daninformasi data kasar yang muncul daricatatan tertulis di lapangan. Reduksidata merupakan suatu bentuk analisamenajamkan, menggolongkan,mengarahkan dan membuang yangtidak perlu dan mengorganisasikandata dengan cara sedemikian rupasehingga kesimpulan – kesimpulanakhirnya dapat ditarik.

3. Penyajian DataSekumpulan informasi yang telahtersusun secara terpadu dan sudahdipahami yang memberi kemungkinanadanya penarikan kesimpulan danpengambila tindakan.

4. Menarik kesimpulan verifikasi danberbagai temuan data yang diperolehselama proses penelitian berlangsung.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Motivasi Oleh CamatDalam Upaya Meningkatkan KinerjaPegawai Pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka

Motivasi dapat ditempatkansebagai bagian yang fundamental darikegiatan manajemen sehingga segalasesuatunya dapat ditunjukan kepadapengarahan potensi dan daya manusiadengan jalan menimbulkan,menghadapkan dan menumbuhkan tingkatsemangat serta keinginan yang tinggiterhadap antusiasme kebersamaan dalammenjalankan tugas-tugas yang sedangdilaksanakannya.

Dalam hubungannya denganpelaksanaan tugas atau pekerjaan kepadaseseorang maka motivasi berperan sebagaipendorong semangat seseorang sehinggamau bekerja menurut ukuran atau batasan-batasan yang ditetapkan.Dalamhubungannya dengan motivasi seorangpimpinan harus dapat memberikan suatudorongan kepada para pegawainya.

Mengenai fokus penelitianyaadalah menyangkut pelaksanaan motivasiyang didasarkan pada asas-asas motivasi,sebagaimana yang diungkapkan olehMalayu S.P. Hasibuan dalam bukunya“Manajemen Dasar, Pengertian, danMasalah” yaitu :

1. Asas Mengikutsertakan2. Asas Komunikasi3. Asas Pengakuan4. Asas Wewenang yang

Didelegasikan5. Asas Perhatian Timbal Balik(2007 : 221).

Page 11: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

84

ISSN 1907-6711

Kemudian untuk menganalisis datadari hasil pengumpulan data, penyusunmenggunakan kriteria pengukuran yangdikemukakan oleh Suharsimi Arikuntodalam bukunya “Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktis”, yaitu teknikmodus, yaitu suatu cara analisi denganmengambil jawaban yang paling banyak.Dalam arti untuk menganalisa data, baikdari variabel bebas maupun variabelterikat, penyusun hanya memfokuskanpada pilihan dari alternatirf jawaban yangdipilih oleh respoden, dimana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisa data tersebut, yang hasilnyaberbentuk persentase dan selanjutnyadikelompokan menjadi empat kriteriapredikat.

Di bawah ini penyusunkemukakan hasil penelitian berikutpembahasanya mengenai pelaksanaanmotivasi yang dilakukan oleh Camat

ditinjau dari setiap asas motivasi tersebutdi atas.1) Asas Mengikutsertakan

Asas mengikutsertakan,masksudnya adalah mengajak bawahanuntuk ikut berpartisipasi dan memberikankesempatan kepada mereka mengajukanide-ide, rekomendasi dalam prosespengambilan keputusan.

Mengenai asas mengikutsertakanini terdapat tiga sub vareabel yaitu:

1. Mengikutsertakan pegawai didalamproses pengambilan Keputusan

2. Menerima saran atau ide dari bawahan.Guna mengetahui lebih jauh

tentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas mengikutsertakan melaluidua sub vareabel tersebut di atas, makadapat diketahui melalui tanggapanresponden terhadap penerapan dua subvariabel dari asas mengikutsertakan,seperti pada table berikut :

Tabel 5.6 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Mengikutsertakan ( N = 22)

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Mengikutsertakan pegawaididalam proses pengambilankeputusan

15 68 5 23 2 9 22 100

2 Menerima saran atau ide daribawahan

14 64 6 27 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas mengikutsertakan dengan duasub vareabelnya, yaitu sebagai berikut :(1)Mengikutsertakan pegawai didalam

proses pengambilan keputusan

Sebanyak 68% respondenmenyatakan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi, camat selalu berusahamengikutsertakan pegawainya dalamproses pengambilan keputusan, sedangkan23% responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusahamengikutsertakan pegawainya dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

84

ISSN 1907-6711

Kemudian untuk menganalisis datadari hasil pengumpulan data, penyusunmenggunakan kriteria pengukuran yangdikemukakan oleh Suharsimi Arikuntodalam bukunya “Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktis”, yaitu teknikmodus, yaitu suatu cara analisi denganmengambil jawaban yang paling banyak.Dalam arti untuk menganalisa data, baikdari variabel bebas maupun variabelterikat, penyusun hanya memfokuskanpada pilihan dari alternatirf jawaban yangdipilih oleh respoden, dimana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisa data tersebut, yang hasilnyaberbentuk persentase dan selanjutnyadikelompokan menjadi empat kriteriapredikat.

Di bawah ini penyusunkemukakan hasil penelitian berikutpembahasanya mengenai pelaksanaanmotivasi yang dilakukan oleh Camat

ditinjau dari setiap asas motivasi tersebutdi atas.1) Asas Mengikutsertakan

Asas mengikutsertakan,masksudnya adalah mengajak bawahanuntuk ikut berpartisipasi dan memberikankesempatan kepada mereka mengajukanide-ide, rekomendasi dalam prosespengambilan keputusan.

Mengenai asas mengikutsertakanini terdapat tiga sub vareabel yaitu:

1. Mengikutsertakan pegawai didalamproses pengambilan Keputusan

2. Menerima saran atau ide dari bawahan.Guna mengetahui lebih jauh

tentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas mengikutsertakan melaluidua sub vareabel tersebut di atas, makadapat diketahui melalui tanggapanresponden terhadap penerapan dua subvariabel dari asas mengikutsertakan,seperti pada table berikut :

Tabel 5.6 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Mengikutsertakan ( N = 22)

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Mengikutsertakan pegawaididalam proses pengambilankeputusan

15 68 5 23 2 9 22 100

2 Menerima saran atau ide daribawahan

14 64 6 27 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas mengikutsertakan dengan duasub vareabelnya, yaitu sebagai berikut :(1)Mengikutsertakan pegawai didalam

proses pengambilan keputusan

Sebanyak 68% respondenmenyatakan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi, camat selalu berusahamengikutsertakan pegawainya dalamproses pengambilan keputusan, sedangkan23% responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusahamengikutsertakan pegawainya dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

84

ISSN 1907-6711

Kemudian untuk menganalisis datadari hasil pengumpulan data, penyusunmenggunakan kriteria pengukuran yangdikemukakan oleh Suharsimi Arikuntodalam bukunya “Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktis”, yaitu teknikmodus, yaitu suatu cara analisi denganmengambil jawaban yang paling banyak.Dalam arti untuk menganalisa data, baikdari variabel bebas maupun variabelterikat, penyusun hanya memfokuskanpada pilihan dari alternatirf jawaban yangdipilih oleh respoden, dimana yang palingbanyak merupakan acuan untukmenganalisa data tersebut, yang hasilnyaberbentuk persentase dan selanjutnyadikelompokan menjadi empat kriteriapredikat.

Di bawah ini penyusunkemukakan hasil penelitian berikutpembahasanya mengenai pelaksanaanmotivasi yang dilakukan oleh Camat

ditinjau dari setiap asas motivasi tersebutdi atas.1) Asas Mengikutsertakan

Asas mengikutsertakan,masksudnya adalah mengajak bawahanuntuk ikut berpartisipasi dan memberikankesempatan kepada mereka mengajukanide-ide, rekomendasi dalam prosespengambilan keputusan.

Mengenai asas mengikutsertakanini terdapat tiga sub vareabel yaitu:

1. Mengikutsertakan pegawai didalamproses pengambilan Keputusan

2. Menerima saran atau ide dari bawahan.Guna mengetahui lebih jauh

tentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas mengikutsertakan melaluidua sub vareabel tersebut di atas, makadapat diketahui melalui tanggapanresponden terhadap penerapan dua subvariabel dari asas mengikutsertakan,seperti pada table berikut :

Tabel 5.6 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Mengikutsertakan ( N = 22)

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Mengikutsertakan pegawaididalam proses pengambilankeputusan

15 68 5 23 2 9 22 100

2 Menerima saran atau ide daribawahan

14 64 6 27 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas mengikutsertakan dengan duasub vareabelnya, yaitu sebagai berikut :(1)Mengikutsertakan pegawai didalam

proses pengambilan keputusan

Sebanyak 68% respondenmenyatakan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi, camat selalu berusahamengikutsertakan pegawainya dalamproses pengambilan keputusan, sedangkan23% responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusahamengikutsertakan pegawainya dalam

Page 12: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

85

ISSN 1907-6711

proses pengambilan keputusan, dan 19%responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha mengikutsertakanpegawainya didalam proses pengambilankeputusan.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwadalam pelaksanaan motivasi oleh Camatbelum sepenuhnya optimalmengikutsertakan pegawainya dalamproses pengambilan keputusan. Haltersebut tentunya akan berpengaruhterhadap kinerja pegawai.

Dari hasil observasi, ternyataperbedaan individu dalam bidangpendidikan serta penguasaanpermasalahan menjadi penghambat dalampenentuan pengambilan keputusan, hal ininampak dari masih adanya sikap pasifbeberapa pegawai di dalam forum rapat.Hal tersebut tentunya berpengaruhterhadap pemahaman dalam pelaksanaantugasnya, sehingga akan menghambatterhadap kinerja pegawai.(2) Menerima saran atau ide dari

bawahanSebanyak 64% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemperhatikan saran atau ide yangdisampaikan oleh para pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan saran atau ideyang disampaikan oleh para pegawai,sisanya sebanyak 9% respondenmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan saran atau ide dari yangdisampaikan oleh pegawai.

Dari tanggapan responden diatas,nampak bahwa Camat dalam pelaksanaanmotivasinya belum sepenuhnyamenaggapi saran atau ide yangdisampaikan oleh para pegawai. Hal

tersebut tentunya akan menghambatterhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa untuk memperhatikan saran dan idedari para pegawai, ternyata masihmendapat hambatan yaitu masihkurangnya penguasaan materipermasalahan, sehingga yang disampaikanterkesan kurang diperhatikan.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam suatu forum rapat, masihterdapat sebagian pegawai masih kurangmenguasai permasalahan, sehingga ideatau saran kurang relevan dengan materiyang sedang dibicarakan.

Dari uraian di atas, nampakbahwa camat belum sepenuhnyamenerapkan asas mengikutsertakan. Halini terlihat dari nilai rata-rata penerapandua sub variabel asas mengikutsertakanyaitu nilai tertingginya baru mencapaisebesar 68% sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “cukup baik”.Keadaan ini jelas akan menghambatterhadap kinerja pegawai pada KantorCamat Majalengka.2) Asas Komunikasi

Asas komunikasi maksudnyamenginformasikan secara jelas tentangtujuan yang ingin dicapai, caramengerjakannya, dan kendala yangdihadapi. Dengan asas komunikasi,motivasi serta semangat kerja pegawaiakan meningkat, sebab semakin banyakseseorang mengetahui suatu persoalan,semakin besar pula minat danperhatiannya terhadap hal tersebut.

Mengenai asas komunikasi initerdapat dua sub vareabel yaitu sebagaiberikut:1. Menciptakan komunikasi yang baik di

lingkungan kerja.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

85

ISSN 1907-6711

proses pengambilan keputusan, dan 19%responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha mengikutsertakanpegawainya didalam proses pengambilankeputusan.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwadalam pelaksanaan motivasi oleh Camatbelum sepenuhnya optimalmengikutsertakan pegawainya dalamproses pengambilan keputusan. Haltersebut tentunya akan berpengaruhterhadap kinerja pegawai.

Dari hasil observasi, ternyataperbedaan individu dalam bidangpendidikan serta penguasaanpermasalahan menjadi penghambat dalampenentuan pengambilan keputusan, hal ininampak dari masih adanya sikap pasifbeberapa pegawai di dalam forum rapat.Hal tersebut tentunya berpengaruhterhadap pemahaman dalam pelaksanaantugasnya, sehingga akan menghambatterhadap kinerja pegawai.(2) Menerima saran atau ide dari

bawahanSebanyak 64% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemperhatikan saran atau ide yangdisampaikan oleh para pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan saran atau ideyang disampaikan oleh para pegawai,sisanya sebanyak 9% respondenmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan saran atau ide dari yangdisampaikan oleh pegawai.

Dari tanggapan responden diatas,nampak bahwa Camat dalam pelaksanaanmotivasinya belum sepenuhnyamenaggapi saran atau ide yangdisampaikan oleh para pegawai. Hal

tersebut tentunya akan menghambatterhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa untuk memperhatikan saran dan idedari para pegawai, ternyata masihmendapat hambatan yaitu masihkurangnya penguasaan materipermasalahan, sehingga yang disampaikanterkesan kurang diperhatikan.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam suatu forum rapat, masihterdapat sebagian pegawai masih kurangmenguasai permasalahan, sehingga ideatau saran kurang relevan dengan materiyang sedang dibicarakan.

Dari uraian di atas, nampakbahwa camat belum sepenuhnyamenerapkan asas mengikutsertakan. Halini terlihat dari nilai rata-rata penerapandua sub variabel asas mengikutsertakanyaitu nilai tertingginya baru mencapaisebesar 68% sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “cukup baik”.Keadaan ini jelas akan menghambatterhadap kinerja pegawai pada KantorCamat Majalengka.2) Asas Komunikasi

Asas komunikasi maksudnyamenginformasikan secara jelas tentangtujuan yang ingin dicapai, caramengerjakannya, dan kendala yangdihadapi. Dengan asas komunikasi,motivasi serta semangat kerja pegawaiakan meningkat, sebab semakin banyakseseorang mengetahui suatu persoalan,semakin besar pula minat danperhatiannya terhadap hal tersebut.

Mengenai asas komunikasi initerdapat dua sub vareabel yaitu sebagaiberikut:1. Menciptakan komunikasi yang baik di

lingkungan kerja.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

85

ISSN 1907-6711

proses pengambilan keputusan, dan 19%responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha mengikutsertakanpegawainya didalam proses pengambilankeputusan.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwadalam pelaksanaan motivasi oleh Camatbelum sepenuhnya optimalmengikutsertakan pegawainya dalamproses pengambilan keputusan. Haltersebut tentunya akan berpengaruhterhadap kinerja pegawai.

Dari hasil observasi, ternyataperbedaan individu dalam bidangpendidikan serta penguasaanpermasalahan menjadi penghambat dalampenentuan pengambilan keputusan, hal ininampak dari masih adanya sikap pasifbeberapa pegawai di dalam forum rapat.Hal tersebut tentunya berpengaruhterhadap pemahaman dalam pelaksanaantugasnya, sehingga akan menghambatterhadap kinerja pegawai.(2) Menerima saran atau ide dari

bawahanSebanyak 64% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemperhatikan saran atau ide yangdisampaikan oleh para pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan saran atau ideyang disampaikan oleh para pegawai,sisanya sebanyak 9% respondenmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan saran atau ide dari yangdisampaikan oleh pegawai.

Dari tanggapan responden diatas,nampak bahwa Camat dalam pelaksanaanmotivasinya belum sepenuhnyamenaggapi saran atau ide yangdisampaikan oleh para pegawai. Hal

tersebut tentunya akan menghambatterhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa untuk memperhatikan saran dan idedari para pegawai, ternyata masihmendapat hambatan yaitu masihkurangnya penguasaan materipermasalahan, sehingga yang disampaikanterkesan kurang diperhatikan.

Berdasarkan hasil observasi,nampak dalam suatu forum rapat, masihterdapat sebagian pegawai masih kurangmenguasai permasalahan, sehingga ideatau saran kurang relevan dengan materiyang sedang dibicarakan.

Dari uraian di atas, nampakbahwa camat belum sepenuhnyamenerapkan asas mengikutsertakan. Halini terlihat dari nilai rata-rata penerapandua sub variabel asas mengikutsertakanyaitu nilai tertingginya baru mencapaisebesar 68% sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “cukup baik”.Keadaan ini jelas akan menghambatterhadap kinerja pegawai pada KantorCamat Majalengka.2) Asas Komunikasi

Asas komunikasi maksudnyamenginformasikan secara jelas tentangtujuan yang ingin dicapai, caramengerjakannya, dan kendala yangdihadapi. Dengan asas komunikasi,motivasi serta semangat kerja pegawaiakan meningkat, sebab semakin banyakseseorang mengetahui suatu persoalan,semakin besar pula minat danperhatiannya terhadap hal tersebut.

Mengenai asas komunikasi initerdapat dua sub vareabel yaitu sebagaiberikut:1. Menciptakan komunikasi yang baik di

lingkungan kerja.

Page 13: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

86

ISSN 1907-6711

2. Memberikan informasi tentang tatacara pelaksanaan pekerjaan.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas komunikasi melalui dua

sub vareabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui melalui tanggapan respondenterhadap penerapan dua sub variabel dariasas komunikasi, seperti pada tabelberikut :

Tabel 5.7: Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Komunikasi ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Menciptakan komunikasi yangbaik di lingkungan kerja

15 68 6 27 1 5 22 100

2 Memberikan informasi tentangtata cara pelaksanaanpekerjaan.

13 59 6 27 3 14 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui upayaCamat dalam pelaksanaan motivasi untukasas komunikasi dengan tiga subvareabelnya, yaitu sebagai berikut :(1)Menciptakan komunikasi yang baik di

lingkungan kerja.Sebanyak 68% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamenginformasikan tentang organisasi,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menginformasikan tentangtujuan organisasi dan sebanyak 5%responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha menginformasikan tentangtujuan organisasi.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, terlihat bahwa dalampelaksanaan motivasinya Camat belumsepenuhnya optimal untuk

menginformasikan tentang tujuanorganisasi, sehingga berpengaruh terhadapsemangat serta gairah kerja pegawaidalam pencapaian tujuan organisasitersebut.

Melalui hasil wawancara, Camatmemberikan keterangan bahwa upayapelaksanaan motivasi dengan memberikanpenjelasan mengenai informasi tentangtujuan organisasi dilaksanakan dalamupaya agar para pegawai mempunyaipedoman serta arah didalam pelaksanaankerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa sebagian pegawai dalampelaksanaan kerjanya kadang-kadangmemperhatikan informasi tentang tujuanorganisasi, yaitu berupa pedomanpelaksanaan tugas.(2)Memberikan informasi tentang tata

cara pelaksanaan pekerjaan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

86

ISSN 1907-6711

2. Memberikan informasi tentang tatacara pelaksanaan pekerjaan.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas komunikasi melalui dua

sub vareabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui melalui tanggapan respondenterhadap penerapan dua sub variabel dariasas komunikasi, seperti pada tabelberikut :

Tabel 5.7: Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Komunikasi ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Menciptakan komunikasi yangbaik di lingkungan kerja

15 68 6 27 1 5 22 100

2 Memberikan informasi tentangtata cara pelaksanaanpekerjaan.

13 59 6 27 3 14 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui upayaCamat dalam pelaksanaan motivasi untukasas komunikasi dengan tiga subvareabelnya, yaitu sebagai berikut :(1)Menciptakan komunikasi yang baik di

lingkungan kerja.Sebanyak 68% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamenginformasikan tentang organisasi,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menginformasikan tentangtujuan organisasi dan sebanyak 5%responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha menginformasikan tentangtujuan organisasi.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, terlihat bahwa dalampelaksanaan motivasinya Camat belumsepenuhnya optimal untuk

menginformasikan tentang tujuanorganisasi, sehingga berpengaruh terhadapsemangat serta gairah kerja pegawaidalam pencapaian tujuan organisasitersebut.

Melalui hasil wawancara, Camatmemberikan keterangan bahwa upayapelaksanaan motivasi dengan memberikanpenjelasan mengenai informasi tentangtujuan organisasi dilaksanakan dalamupaya agar para pegawai mempunyaipedoman serta arah didalam pelaksanaankerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa sebagian pegawai dalampelaksanaan kerjanya kadang-kadangmemperhatikan informasi tentang tujuanorganisasi, yaitu berupa pedomanpelaksanaan tugas.(2)Memberikan informasi tentang tata

cara pelaksanaan pekerjaan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

86

ISSN 1907-6711

2. Memberikan informasi tentang tatacara pelaksanaan pekerjaan.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas komunikasi melalui dua

sub vareabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui melalui tanggapan respondenterhadap penerapan dua sub variabel dariasas komunikasi, seperti pada tabelberikut :

Tabel 5.7: Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Komunikasi ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Menciptakan komunikasi yangbaik di lingkungan kerja

15 68 6 27 1 5 22 100

2 Memberikan informasi tentangtata cara pelaksanaanpekerjaan.

13 59 6 27 3 14 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui upayaCamat dalam pelaksanaan motivasi untukasas komunikasi dengan tiga subvareabelnya, yaitu sebagai berikut :(1)Menciptakan komunikasi yang baik di

lingkungan kerja.Sebanyak 68% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamenginformasikan tentang organisasi,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menginformasikan tentangtujuan organisasi dan sebanyak 5%responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha menginformasikan tentangtujuan organisasi.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, terlihat bahwa dalampelaksanaan motivasinya Camat belumsepenuhnya optimal untuk

menginformasikan tentang tujuanorganisasi, sehingga berpengaruh terhadapsemangat serta gairah kerja pegawaidalam pencapaian tujuan organisasitersebut.

Melalui hasil wawancara, Camatmemberikan keterangan bahwa upayapelaksanaan motivasi dengan memberikanpenjelasan mengenai informasi tentangtujuan organisasi dilaksanakan dalamupaya agar para pegawai mempunyaipedoman serta arah didalam pelaksanaankerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa sebagian pegawai dalampelaksanaan kerjanya kadang-kadangmemperhatikan informasi tentang tujuanorganisasi, yaitu berupa pedomanpelaksanaan tugas.(2)Memberikan informasi tentang tata

cara pelaksanaan pekerjaan

Page 14: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

87

ISSN 1907-6711

Sebanyak 59% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan komunikasi dua arah,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan komunikasi dua arah, dan9% responden yang menyatakan bahwaCamat tidak berusaha menciptakankomunikasi dua arah.

Dari tanggapan respondentersebut, nampak bahwa dalampelaksanaan motivasinya Camat belumsepenuhnya menginformasikan tentangtata cara pelaksanaan pekerjaan, sehinggakeadaan tersebut jelas mempengaruhiterhadap kinerja pegawai.

Dari wawancara dengan Camatdiperoleh hasil bahwa pemberianinformasi mengenai tata cara pekerjaanselalu diusahakan di dalam proseskerjanya, dengan harapan dapatmewujudkan saling pengertian serta salingmempercayai diantara para pegawai dalampelaksanaan kerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa dalam proses pelaksanaan kerjaterlihat adanya saling pengertian diantaraindividu para pegawai serta terjalinkomunikasi yang harmonis antara unsurpimpinan dengan para pegawai, namunmasih ada saja pegawai yang bersikapacuh terhadapa sesama pegawai sehinggamenghambat terhadap kelancaranpekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara,Camat memberikan keterangan bahwasetiap memberikan informasi maupundalam proses memberikan komunikasiselalu diupayakan untuk menggunakanbahasa yang mudah dimengerti, agar parapegawai benar-benar dapat memahamitentang isi informasi maupun pesan yangdisampaikan dalam proses komunikasi.

Melalui observasi diperoleh hasilbahwa dalam proses pelaksanaan kerjanyapara pegawai selalu berpedoman padainformasi yang disampaikan oleh Camatnamun masih ada saja pegawai yangkurang memahami apa yang disampaikanoleh camat sehingga pegawai merasaCamat kurang memberikan informasidengan bahasa yang dimengerti.

Dari uraian tentang penerapanasas komunikasi, diperoleh nilai tertinggiyang rata-ratanya sebesar 68% sehinggasecara keseluruhan baru mencapaipredikat “cukup baik”. Hal inimenunjukan bahwa penerapan asaskomunikasi belum sepenuhnyadilaksanakan oleh Camat secara optimal,sehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawaipada Kantor Camat Maja KabupatenMajalengka.3) Asas Pengakuan

Pada dasarnya setiap pegawaimenginginkan diperlakukan sebagaimanusia yang mempunyai hasrat ingindihargai, diperhatikan dan sebagainya,baik dilingkungan tempat kerja maupun dilingkungan masyarakat.

Demikian pula hal nya dilingkungan Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka dalam pelaksanaanmotivasi hendaknya Camat senantiasamemperlakukan seluruh pegawainyasebagai manusia dengan seutuhnya,sehingga dapat memotivasi seluruhpegawainya untuk selalu menumbuhkanterwujudnya semangat serta gairah kerjayang tinggi.Hal ini dapat terwujud apabilaCamat berusaha untuk memberikanpenghargaan kepada setiap pegawai yangberprestasi.

Asas pengakuan maksudnyamemberikan penghargaan dan pengakuan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

87

ISSN 1907-6711

Sebanyak 59% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan komunikasi dua arah,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan komunikasi dua arah, dan9% responden yang menyatakan bahwaCamat tidak berusaha menciptakankomunikasi dua arah.

Dari tanggapan respondentersebut, nampak bahwa dalampelaksanaan motivasinya Camat belumsepenuhnya menginformasikan tentangtata cara pelaksanaan pekerjaan, sehinggakeadaan tersebut jelas mempengaruhiterhadap kinerja pegawai.

Dari wawancara dengan Camatdiperoleh hasil bahwa pemberianinformasi mengenai tata cara pekerjaanselalu diusahakan di dalam proseskerjanya, dengan harapan dapatmewujudkan saling pengertian serta salingmempercayai diantara para pegawai dalampelaksanaan kerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa dalam proses pelaksanaan kerjaterlihat adanya saling pengertian diantaraindividu para pegawai serta terjalinkomunikasi yang harmonis antara unsurpimpinan dengan para pegawai, namunmasih ada saja pegawai yang bersikapacuh terhadapa sesama pegawai sehinggamenghambat terhadap kelancaranpekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara,Camat memberikan keterangan bahwasetiap memberikan informasi maupundalam proses memberikan komunikasiselalu diupayakan untuk menggunakanbahasa yang mudah dimengerti, agar parapegawai benar-benar dapat memahamitentang isi informasi maupun pesan yangdisampaikan dalam proses komunikasi.

Melalui observasi diperoleh hasilbahwa dalam proses pelaksanaan kerjanyapara pegawai selalu berpedoman padainformasi yang disampaikan oleh Camatnamun masih ada saja pegawai yangkurang memahami apa yang disampaikanoleh camat sehingga pegawai merasaCamat kurang memberikan informasidengan bahasa yang dimengerti.

Dari uraian tentang penerapanasas komunikasi, diperoleh nilai tertinggiyang rata-ratanya sebesar 68% sehinggasecara keseluruhan baru mencapaipredikat “cukup baik”. Hal inimenunjukan bahwa penerapan asaskomunikasi belum sepenuhnyadilaksanakan oleh Camat secara optimal,sehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawaipada Kantor Camat Maja KabupatenMajalengka.3) Asas Pengakuan

Pada dasarnya setiap pegawaimenginginkan diperlakukan sebagaimanusia yang mempunyai hasrat ingindihargai, diperhatikan dan sebagainya,baik dilingkungan tempat kerja maupun dilingkungan masyarakat.

Demikian pula hal nya dilingkungan Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka dalam pelaksanaanmotivasi hendaknya Camat senantiasamemperlakukan seluruh pegawainyasebagai manusia dengan seutuhnya,sehingga dapat memotivasi seluruhpegawainya untuk selalu menumbuhkanterwujudnya semangat serta gairah kerjayang tinggi.Hal ini dapat terwujud apabilaCamat berusaha untuk memberikanpenghargaan kepada setiap pegawai yangberprestasi.

Asas pengakuan maksudnyamemberikan penghargaan dan pengakuan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

87

ISSN 1907-6711

Sebanyak 59% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan komunikasi dua arah,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenciptakan komunikasi dua arah, dan9% responden yang menyatakan bahwaCamat tidak berusaha menciptakankomunikasi dua arah.

Dari tanggapan respondentersebut, nampak bahwa dalampelaksanaan motivasinya Camat belumsepenuhnya menginformasikan tentangtata cara pelaksanaan pekerjaan, sehinggakeadaan tersebut jelas mempengaruhiterhadap kinerja pegawai.

Dari wawancara dengan Camatdiperoleh hasil bahwa pemberianinformasi mengenai tata cara pekerjaanselalu diusahakan di dalam proseskerjanya, dengan harapan dapatmewujudkan saling pengertian serta salingmempercayai diantara para pegawai dalampelaksanaan kerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa dalam proses pelaksanaan kerjaterlihat adanya saling pengertian diantaraindividu para pegawai serta terjalinkomunikasi yang harmonis antara unsurpimpinan dengan para pegawai, namunmasih ada saja pegawai yang bersikapacuh terhadapa sesama pegawai sehinggamenghambat terhadap kelancaranpekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara,Camat memberikan keterangan bahwasetiap memberikan informasi maupundalam proses memberikan komunikasiselalu diupayakan untuk menggunakanbahasa yang mudah dimengerti, agar parapegawai benar-benar dapat memahamitentang isi informasi maupun pesan yangdisampaikan dalam proses komunikasi.

Melalui observasi diperoleh hasilbahwa dalam proses pelaksanaan kerjanyapara pegawai selalu berpedoman padainformasi yang disampaikan oleh Camatnamun masih ada saja pegawai yangkurang memahami apa yang disampaikanoleh camat sehingga pegawai merasaCamat kurang memberikan informasidengan bahasa yang dimengerti.

Dari uraian tentang penerapanasas komunikasi, diperoleh nilai tertinggiyang rata-ratanya sebesar 68% sehinggasecara keseluruhan baru mencapaipredikat “cukup baik”. Hal inimenunjukan bahwa penerapan asaskomunikasi belum sepenuhnyadilaksanakan oleh Camat secara optimal,sehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawaipada Kantor Camat Maja KabupatenMajalengka.3) Asas Pengakuan

Pada dasarnya setiap pegawaimenginginkan diperlakukan sebagaimanusia yang mempunyai hasrat ingindihargai, diperhatikan dan sebagainya,baik dilingkungan tempat kerja maupun dilingkungan masyarakat.

Demikian pula hal nya dilingkungan Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka dalam pelaksanaanmotivasi hendaknya Camat senantiasamemperlakukan seluruh pegawainyasebagai manusia dengan seutuhnya,sehingga dapat memotivasi seluruhpegawainya untuk selalu menumbuhkanterwujudnya semangat serta gairah kerjayang tinggi.Hal ini dapat terwujud apabilaCamat berusaha untuk memberikanpenghargaan kepada setiap pegawai yangberprestasi.

Asas pengakuan maksudnyamemberikan penghargaan dan pengakuan

Page 15: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

88

ISSN 1907-6711

yang tepat atas prestasi kerja yang dicapai.Pegawai akan semangat bekerja keras jikamereka mendapat pengakuan dankepuasan dari usaha-usahanya. Dalammemberikan pujian pimpinan hendaknyamenjelaskan kepada bawahannya bahwadia berhak atau patut mendapatkannya .

Mengenai asas pengakuan initerdapat duaa sub vareabel yaitu sebagaiberikut:1. Pimpinan memebrikan penghargaan

kepada pegawai yang berprestasi

2. Memberikan pengakuan kepadapegawai yang berprestasi

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas komunikasi melalui duasub vareabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui melalui tanggapan respondenterhadap penerapan dua sub variabel dariasas mengikutsertakan, seperti pada tableberikut :

Tabel 5.8 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Pengakuan ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Pimpinan memberikanpenghargaan kepada pegawaiyang berprestasi

14 64 5 23 3 14 18 100

2 Memberikan pengakuankepada pegawai yangberprestasi

16 73 6 27 - - 18 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Dari tanggapan responden di atas,

maka dapat diketahui mengenai penerapantiga sub variabel dari asas pengakuan olehCamat, yaitu sebagai berikut:(1)Pemberian Penghargaan Kepada

Pegwai Yang BerprestasiSebanyak 64% responden

menyatakan Camat selalu berusahamemberikan penghargaan kepada pegawaiyang berprestasi, sedangkan sebanyak23% responden menyatakan Camatkadang-kadang berusaha memberikanpenghargaan kepada pegawai yangberprestasi dan sebanyak 14% respondenmenyatakan Camat tidak berusahamemberikan penghargaan kepada pegawaiyang berprestasi.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi Camat belum sepenuhnyaberusaha memberikan penghargaankepada pegawai yang berprestasi,sehingga jelas akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikanpeghargaan kepada pegawai yangberprestasi, ternyata masih mendapathambatan berupa terbatasnya dana,sedangkan sebagian besar menghendakipenghargaan berupa materi.

Berdasarkan hasil observasi,nampak bahwa terdapat perbedaan antara

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

88

ISSN 1907-6711

yang tepat atas prestasi kerja yang dicapai.Pegawai akan semangat bekerja keras jikamereka mendapat pengakuan dankepuasan dari usaha-usahanya. Dalammemberikan pujian pimpinan hendaknyamenjelaskan kepada bawahannya bahwadia berhak atau patut mendapatkannya .

Mengenai asas pengakuan initerdapat duaa sub vareabel yaitu sebagaiberikut:1. Pimpinan memebrikan penghargaan

kepada pegawai yang berprestasi

2. Memberikan pengakuan kepadapegawai yang berprestasi

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas komunikasi melalui duasub vareabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui melalui tanggapan respondenterhadap penerapan dua sub variabel dariasas mengikutsertakan, seperti pada tableberikut :

Tabel 5.8 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Pengakuan ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Pimpinan memberikanpenghargaan kepada pegawaiyang berprestasi

14 64 5 23 3 14 18 100

2 Memberikan pengakuankepada pegawai yangberprestasi

16 73 6 27 - - 18 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Dari tanggapan responden di atas,

maka dapat diketahui mengenai penerapantiga sub variabel dari asas pengakuan olehCamat, yaitu sebagai berikut:(1)Pemberian Penghargaan Kepada

Pegwai Yang BerprestasiSebanyak 64% responden

menyatakan Camat selalu berusahamemberikan penghargaan kepada pegawaiyang berprestasi, sedangkan sebanyak23% responden menyatakan Camatkadang-kadang berusaha memberikanpenghargaan kepada pegawai yangberprestasi dan sebanyak 14% respondenmenyatakan Camat tidak berusahamemberikan penghargaan kepada pegawaiyang berprestasi.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi Camat belum sepenuhnyaberusaha memberikan penghargaankepada pegawai yang berprestasi,sehingga jelas akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikanpeghargaan kepada pegawai yangberprestasi, ternyata masih mendapathambatan berupa terbatasnya dana,sedangkan sebagian besar menghendakipenghargaan berupa materi.

Berdasarkan hasil observasi,nampak bahwa terdapat perbedaan antara

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

88

ISSN 1907-6711

yang tepat atas prestasi kerja yang dicapai.Pegawai akan semangat bekerja keras jikamereka mendapat pengakuan dankepuasan dari usaha-usahanya. Dalammemberikan pujian pimpinan hendaknyamenjelaskan kepada bawahannya bahwadia berhak atau patut mendapatkannya .

Mengenai asas pengakuan initerdapat duaa sub vareabel yaitu sebagaiberikut:1. Pimpinan memebrikan penghargaan

kepada pegawai yang berprestasi

2. Memberikan pengakuan kepadapegawai yang berprestasi

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas komunikasi melalui duasub vareabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui melalui tanggapan respondenterhadap penerapan dua sub variabel dariasas mengikutsertakan, seperti pada tableberikut :

Tabel 5.8 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Pengakuan ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %

1 Pimpinan memberikanpenghargaan kepada pegawaiyang berprestasi

14 64 5 23 3 14 18 100

2 Memberikan pengakuankepada pegawai yangberprestasi

16 73 6 27 - - 18 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Dari tanggapan responden di atas,

maka dapat diketahui mengenai penerapantiga sub variabel dari asas pengakuan olehCamat, yaitu sebagai berikut:(1)Pemberian Penghargaan Kepada

Pegwai Yang BerprestasiSebanyak 64% responden

menyatakan Camat selalu berusahamemberikan penghargaan kepada pegawaiyang berprestasi, sedangkan sebanyak23% responden menyatakan Camatkadang-kadang berusaha memberikanpenghargaan kepada pegawai yangberprestasi dan sebanyak 14% respondenmenyatakan Camat tidak berusahamemberikan penghargaan kepada pegawaiyang berprestasi.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi Camat belum sepenuhnyaberusaha memberikan penghargaankepada pegawai yang berprestasi,sehingga jelas akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikanpeghargaan kepada pegawai yangberprestasi, ternyata masih mendapathambatan berupa terbatasnya dana,sedangkan sebagian besar menghendakipenghargaan berupa materi.

Berdasarkan hasil observasi,nampak bahwa terdapat perbedaan antara

Page 16: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

89

ISSN 1907-6711

pegawai yang diberikan penghargaanberupa materi dengan pegawai yangmenerima penghargaan non materi,dimana semangat serta gairah kerjapegawai yang menerima penghargaanberupa materi, ternyata lebih baikdibandingkan dengan yang menerimaberupa non materi.(2) Memberikan pengakuan kepada

pegawai berprestasiSebanyak 73% responden

menyatakan Camat selalu berusahamemberikan pengakuan kepada pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan Camat kadang-kadangberusaha memberikan pengakuan kepadapegawai dan tidak ada responden yangmenyatakan Camat tidak berusahamemberikan pengakuan kepada pegawai.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka terlihat bahwadalam pelaksanaan motivasinya Camatbelum sepenuhnya berusaha dengan baikmemberikan pengakuan kepada pegawai,sehingga akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai pegawai.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikanpengakuan, ternyata masih mendapathambatan berupa terbatasnya dana.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatditarik kesimpulan bahwa dalampelaksanaan motivasinya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha memberikanpenghargaan dan pengakuan kepadapegawai, sehingga akanmenghambatterhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil observasi,nampaklah bahwa fasilitas kerja unit-unitkerja belum merata, sehingga dalammeningkatkan prestasikerjanya.Berdasarkan uraian tentang

penerapan asas pengakuan oleh Camat,ternyata Camat masih dituntut untuk lebihberusaha lagi di dalam menerapkan asaspengakuan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata penerapan dua sub variabel asaspengakuan oleh Camat baru mencapainilai rata-rata sebesar 73% sehinggasecara keseluruhan baru mencapaipredikat “cukup baik”. Hal tersebut jelasakanberpengaruh terhadap kinerjapegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka.4) Asas Wewenang yang Didelegasikan

Dalam setiap proses pelaksanaanpekerjaan, Camat harus senantiasamemberikan kepercayaan kepada parapegawainya untuk mengambil suatukeputusan yang berkaitan dengan bidangtugasnya, yaitu melalui pemberian ataupendelegasian wewenang.

Pendelegasian wewenang akanberhasil secara maksimal, apabila dalampelaksanaannya Camat selalu berusahauntuk meyakinkan bawahan, diberikankepada petugas yang tepat serta disertaisuatu pertanggung jawaban.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan asaswewenang yang didelegasikan, makapenyusun melakukan penelitian terhadapdua sub variabel dari asas motivasitersebut, yaitu sebagai berikut :1. Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian wewenang

2. Memberikan wewenang kepadabawahan sesuai jabatan/bidangnya.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas wewenang yangdidelegasikan melalui dua sub vareabeltersebut di atas, maka dapat diketahuimelalui tanggapan responden terhadap

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

89

ISSN 1907-6711

pegawai yang diberikan penghargaanberupa materi dengan pegawai yangmenerima penghargaan non materi,dimana semangat serta gairah kerjapegawai yang menerima penghargaanberupa materi, ternyata lebih baikdibandingkan dengan yang menerimaberupa non materi.(2) Memberikan pengakuan kepada

pegawai berprestasiSebanyak 73% responden

menyatakan Camat selalu berusahamemberikan pengakuan kepada pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan Camat kadang-kadangberusaha memberikan pengakuan kepadapegawai dan tidak ada responden yangmenyatakan Camat tidak berusahamemberikan pengakuan kepada pegawai.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka terlihat bahwadalam pelaksanaan motivasinya Camatbelum sepenuhnya berusaha dengan baikmemberikan pengakuan kepada pegawai,sehingga akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai pegawai.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikanpengakuan, ternyata masih mendapathambatan berupa terbatasnya dana.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatditarik kesimpulan bahwa dalampelaksanaan motivasinya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha memberikanpenghargaan dan pengakuan kepadapegawai, sehingga akanmenghambatterhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil observasi,nampaklah bahwa fasilitas kerja unit-unitkerja belum merata, sehingga dalammeningkatkan prestasikerjanya.Berdasarkan uraian tentang

penerapan asas pengakuan oleh Camat,ternyata Camat masih dituntut untuk lebihberusaha lagi di dalam menerapkan asaspengakuan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata penerapan dua sub variabel asaspengakuan oleh Camat baru mencapainilai rata-rata sebesar 73% sehinggasecara keseluruhan baru mencapaipredikat “cukup baik”. Hal tersebut jelasakanberpengaruh terhadap kinerjapegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka.4) Asas Wewenang yang Didelegasikan

Dalam setiap proses pelaksanaanpekerjaan, Camat harus senantiasamemberikan kepercayaan kepada parapegawainya untuk mengambil suatukeputusan yang berkaitan dengan bidangtugasnya, yaitu melalui pemberian ataupendelegasian wewenang.

Pendelegasian wewenang akanberhasil secara maksimal, apabila dalampelaksanaannya Camat selalu berusahauntuk meyakinkan bawahan, diberikankepada petugas yang tepat serta disertaisuatu pertanggung jawaban.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan asaswewenang yang didelegasikan, makapenyusun melakukan penelitian terhadapdua sub variabel dari asas motivasitersebut, yaitu sebagai berikut :1. Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian wewenang

2. Memberikan wewenang kepadabawahan sesuai jabatan/bidangnya.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas wewenang yangdidelegasikan melalui dua sub vareabeltersebut di atas, maka dapat diketahuimelalui tanggapan responden terhadap

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

89

ISSN 1907-6711

pegawai yang diberikan penghargaanberupa materi dengan pegawai yangmenerima penghargaan non materi,dimana semangat serta gairah kerjapegawai yang menerima penghargaanberupa materi, ternyata lebih baikdibandingkan dengan yang menerimaberupa non materi.(2) Memberikan pengakuan kepada

pegawai berprestasiSebanyak 73% responden

menyatakan Camat selalu berusahamemberikan pengakuan kepada pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan Camat kadang-kadangberusaha memberikan pengakuan kepadapegawai dan tidak ada responden yangmenyatakan Camat tidak berusahamemberikan pengakuan kepada pegawai.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut, maka terlihat bahwadalam pelaksanaan motivasinya Camatbelum sepenuhnya berusaha dengan baikmemberikan pengakuan kepada pegawai,sehingga akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai pegawai.

Dari hasil wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikanpengakuan, ternyata masih mendapathambatan berupa terbatasnya dana.

Memperhatikan tanggapanresponden tersebut di atas, maka dapatditarik kesimpulan bahwa dalampelaksanaan motivasinya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha memberikanpenghargaan dan pengakuan kepadapegawai, sehingga akanmenghambatterhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil observasi,nampaklah bahwa fasilitas kerja unit-unitkerja belum merata, sehingga dalammeningkatkan prestasikerjanya.Berdasarkan uraian tentang

penerapan asas pengakuan oleh Camat,ternyata Camat masih dituntut untuk lebihberusaha lagi di dalam menerapkan asaspengakuan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata penerapan dua sub variabel asaspengakuan oleh Camat baru mencapainilai rata-rata sebesar 73% sehinggasecara keseluruhan baru mencapaipredikat “cukup baik”. Hal tersebut jelasakanberpengaruh terhadap kinerjapegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka.4) Asas Wewenang yang Didelegasikan

Dalam setiap proses pelaksanaanpekerjaan, Camat harus senantiasamemberikan kepercayaan kepada parapegawainya untuk mengambil suatukeputusan yang berkaitan dengan bidangtugasnya, yaitu melalui pemberian ataupendelegasian wewenang.

Pendelegasian wewenang akanberhasil secara maksimal, apabila dalampelaksanaannya Camat selalu berusahauntuk meyakinkan bawahan, diberikankepada petugas yang tepat serta disertaisuatu pertanggung jawaban.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan asaswewenang yang didelegasikan, makapenyusun melakukan penelitian terhadapdua sub variabel dari asas motivasitersebut, yaitu sebagai berikut :1. Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian wewenang

2. Memberikan wewenang kepadabawahan sesuai jabatan/bidangnya.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas wewenang yangdidelegasikan melalui dua sub vareabeltersebut di atas, maka dapat diketahuimelalui tanggapan responden terhadap

Page 17: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

90

ISSN 1907-6711

penerapan dua sub variable dariwewenang yang didelegasikan, seperti

pada table berikut :

Tabel 5.9 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas wewenang yang didelegasikan ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %1 Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian wewenang

14 64 8 36 - - 22 100

2 Memberikan wewenang kepadabawahan sesuaijabatan/bidangnya

11 50 9 41 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas wewenang yang didelegasikandengan tiga sub vareabelnya, yaitu sebagaiberikut :(1)Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian.

Sebanyak64% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai, sedangkan sebanyak 36%responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menumbuhkanrasa percaya diri kepada pegawai dansisanya tidak ada responden yangmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamenumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai.

Dari tanggapan respondentersebut, terlihat bahwa Camat belumsepenuhnya mampu menumbuhkan rasapercaya diri kepada pegawai. Hal ini jelasakan berpengaruh terhadap kinerjapegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa upaya motivasi melalui asaswewenang yang didelegasikan dengan

menumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai yang di berikan wewenangpendelegasian selalu diberikan agar dapatmenentukan langkah lebih cepat dalamupaya meningkatkan kinerja pegawai.

Melalui observasi diperoleh hasilbahwa dalam proses pelaksanaan motivasidalam menumbuhkan rasa percaya diripegawai belum sepenuhnya dilakukansecara terus menerus. Karena akanmenimbulkan keterlambatan pengerjaanadministrasi pada Kantor Camat Maja.(2) Memberi Wewenang Kepada Pegawai

yang Tepat Pada BidangnyaSebanyak 50% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, sedangkansebanyak 41% responden menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, dan sebanyak9% responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha memberikan wewenangkepada pegawai yang tepat padabidangnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, nampaklah bahwa Camatbelum sepenuhnya memberikanwewenang kepada pegawai yang tepat

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

90

ISSN 1907-6711

penerapan dua sub variable dariwewenang yang didelegasikan, seperti

pada table berikut :

Tabel 5.9 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas wewenang yang didelegasikan ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %1 Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian wewenang

14 64 8 36 - - 22 100

2 Memberikan wewenang kepadabawahan sesuaijabatan/bidangnya

11 50 9 41 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas wewenang yang didelegasikandengan tiga sub vareabelnya, yaitu sebagaiberikut :(1)Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian.

Sebanyak64% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai, sedangkan sebanyak 36%responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menumbuhkanrasa percaya diri kepada pegawai dansisanya tidak ada responden yangmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamenumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai.

Dari tanggapan respondentersebut, terlihat bahwa Camat belumsepenuhnya mampu menumbuhkan rasapercaya diri kepada pegawai. Hal ini jelasakan berpengaruh terhadap kinerjapegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa upaya motivasi melalui asaswewenang yang didelegasikan dengan

menumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai yang di berikan wewenangpendelegasian selalu diberikan agar dapatmenentukan langkah lebih cepat dalamupaya meningkatkan kinerja pegawai.

Melalui observasi diperoleh hasilbahwa dalam proses pelaksanaan motivasidalam menumbuhkan rasa percaya diripegawai belum sepenuhnya dilakukansecara terus menerus. Karena akanmenimbulkan keterlambatan pengerjaanadministrasi pada Kantor Camat Maja.(2) Memberi Wewenang Kepada Pegawai

yang Tepat Pada BidangnyaSebanyak 50% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, sedangkansebanyak 41% responden menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, dan sebanyak9% responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha memberikan wewenangkepada pegawai yang tepat padabidangnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, nampaklah bahwa Camatbelum sepenuhnya memberikanwewenang kepada pegawai yang tepat

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

90

ISSN 1907-6711

penerapan dua sub variable dariwewenang yang didelegasikan, seperti

pada table berikut :

Tabel 5.9 Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas wewenang yang didelegasikan ( N = 22 )

No Indikator Pertanyaan

Kriteria JawabanJumlahSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

f % f % f % F %1 Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian wewenang

14 64 8 36 - - 22 100

2 Memberikan wewenang kepadabawahan sesuaijabatan/bidangnya

11 50 9 41 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas wewenang yang didelegasikandengan tiga sub vareabelnya, yaitu sebagaiberikut :(1)Menumbuhkan rasa percaya diri

kepada pegawai yang menerimapendelegasian.

Sebanyak64% respondenmenyatakan bahwa Camat selalu berusahamenumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai, sedangkan sebanyak 36%responden menyatakan bahwa Camatkadang-kadang berusaha menumbuhkanrasa percaya diri kepada pegawai dansisanya tidak ada responden yangmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamenumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai.

Dari tanggapan respondentersebut, terlihat bahwa Camat belumsepenuhnya mampu menumbuhkan rasapercaya diri kepada pegawai. Hal ini jelasakan berpengaruh terhadap kinerjapegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa upaya motivasi melalui asaswewenang yang didelegasikan dengan

menumbuhkan rasa percaya diri kepadapegawai yang di berikan wewenangpendelegasian selalu diberikan agar dapatmenentukan langkah lebih cepat dalamupaya meningkatkan kinerja pegawai.

Melalui observasi diperoleh hasilbahwa dalam proses pelaksanaan motivasidalam menumbuhkan rasa percaya diripegawai belum sepenuhnya dilakukansecara terus menerus. Karena akanmenimbulkan keterlambatan pengerjaanadministrasi pada Kantor Camat Maja.(2) Memberi Wewenang Kepada Pegawai

yang Tepat Pada BidangnyaSebanyak 50% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, sedangkansebanyak 41% responden menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, dan sebanyak9% responden menyatakan bahwa Camattidak berusaha memberikan wewenangkepada pegawai yang tepat padabidangnya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut di atas, nampaklah bahwa Camatbelum sepenuhnya memberikanwewenang kepada pegawai yang tepat

Page 18: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

91

ISSN 1907-6711

pada bidangnya, sehingga akanmenghambat kinerja pegawai.

Melalui wawancara, Camatmemberikan keterangan bahwa untukmemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, ternyata masihmendapat hambatan berupa belumsepenuhnya penempatan pegawai sesuaidengan keahliannya, hal ini disebabkanmasih ada perbedaan latar belakangpendidikan serta kemampuan diantarapara pegawai.

Dari hasil observasi, nampakadanya pemberian wewenang yang kurangtepat, dalam arti tidak sesuai denganbidang tugas dari pegawai yang diberiwewenang. Keadaan ini jelas akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara denganCamat diperoleh keterangan bahwa untukmemberikan wewenang yang sesuaidengan bidangnya, pada dasarnya telahdiusahakan, tetapi masih terdapathambatan berupa belum meratanyakemampuan, pengetahuan serta kecakapanpegawai, sehingga masih terdapatbeberapa pegawai yang kurang memahamitentang pentingnya pertanggung jawabanatas wewenang yang diterimanya.

Melalui observasi, ternyata masihterdapat beberapa pegawai yang tidakmengetahui cara pertanggung jawabandari wewenang yang diterimanya, sepertimasih terlambatnya laporan hasilpelaksanaan pekerjaan oleh beberapapegawai.

Berdasarkan uraian mengenaipenerapan dua sub variabel dari asaswewenang yang didelegasikan olehCamat, ternyata masih harus ditingkatkan

lagi usahanya di dalam menerapkanwewenang yang didelegasikan. Hal initerlihat dari nilai rata-rata penerapan tigasub variabel asas wewenang yangdidelegasikan, baru mencapai nilaitertinggi sebesar 64% sehingga secarakeseluruhan baru mencapai predikat“cukup baik”. Hal tersebut Camat belumsepenuhnya menerapkan asas wewenangyang didelegasikan secara optimalsehingga akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

5) Asas Perhatian Timbal BalikDalam pelaksanaan motivasinya

Camat harus berusaha memberikanpenjelasan tentang keinginan organisasiyang disertai dengan memperhatikankebutuhan-kebutuhan para pegawai,seperti : fasilitas kerja, menambahpengetahuan, sehingga terwujud adanyakeselarasan antara tujuan organisasidengan tujuan individu pula.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan asasperhatian timbal balik, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari asas motivasi tersebut, yaitusebagai berikut :1. Memenuhi Fasilitas pekerjaan.2. Memperhatikan aktualisasi pegawai.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas perhatian timbal balikmelalui dua sub vareabel tersebut di atas,maka dapat diketahui melalui tanggapanresponden terhadap penerapan dua subvariable dari asas perhatian timbal balik,seperti pada table berikut :

Tabel 5.10 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Perhatian timbal Balik ( N = 22 )

Kriteria Jawaban

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

91

ISSN 1907-6711

pada bidangnya, sehingga akanmenghambat kinerja pegawai.

Melalui wawancara, Camatmemberikan keterangan bahwa untukmemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, ternyata masihmendapat hambatan berupa belumsepenuhnya penempatan pegawai sesuaidengan keahliannya, hal ini disebabkanmasih ada perbedaan latar belakangpendidikan serta kemampuan diantarapara pegawai.

Dari hasil observasi, nampakadanya pemberian wewenang yang kurangtepat, dalam arti tidak sesuai denganbidang tugas dari pegawai yang diberiwewenang. Keadaan ini jelas akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara denganCamat diperoleh keterangan bahwa untukmemberikan wewenang yang sesuaidengan bidangnya, pada dasarnya telahdiusahakan, tetapi masih terdapathambatan berupa belum meratanyakemampuan, pengetahuan serta kecakapanpegawai, sehingga masih terdapatbeberapa pegawai yang kurang memahamitentang pentingnya pertanggung jawabanatas wewenang yang diterimanya.

Melalui observasi, ternyata masihterdapat beberapa pegawai yang tidakmengetahui cara pertanggung jawabandari wewenang yang diterimanya, sepertimasih terlambatnya laporan hasilpelaksanaan pekerjaan oleh beberapapegawai.

Berdasarkan uraian mengenaipenerapan dua sub variabel dari asaswewenang yang didelegasikan olehCamat, ternyata masih harus ditingkatkan

lagi usahanya di dalam menerapkanwewenang yang didelegasikan. Hal initerlihat dari nilai rata-rata penerapan tigasub variabel asas wewenang yangdidelegasikan, baru mencapai nilaitertinggi sebesar 64% sehingga secarakeseluruhan baru mencapai predikat“cukup baik”. Hal tersebut Camat belumsepenuhnya menerapkan asas wewenangyang didelegasikan secara optimalsehingga akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

5) Asas Perhatian Timbal BalikDalam pelaksanaan motivasinya

Camat harus berusaha memberikanpenjelasan tentang keinginan organisasiyang disertai dengan memperhatikankebutuhan-kebutuhan para pegawai,seperti : fasilitas kerja, menambahpengetahuan, sehingga terwujud adanyakeselarasan antara tujuan organisasidengan tujuan individu pula.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan asasperhatian timbal balik, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari asas motivasi tersebut, yaitusebagai berikut :1. Memenuhi Fasilitas pekerjaan.2. Memperhatikan aktualisasi pegawai.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas perhatian timbal balikmelalui dua sub vareabel tersebut di atas,maka dapat diketahui melalui tanggapanresponden terhadap penerapan dua subvariable dari asas perhatian timbal balik,seperti pada table berikut :

Tabel 5.10 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Perhatian timbal Balik ( N = 22 )

Kriteria Jawaban

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

91

ISSN 1907-6711

pada bidangnya, sehingga akanmenghambat kinerja pegawai.

Melalui wawancara, Camatmemberikan keterangan bahwa untukmemberikan wewenang kepada pegawaiyang tepat pada bidangnya, ternyata masihmendapat hambatan berupa belumsepenuhnya penempatan pegawai sesuaidengan keahliannya, hal ini disebabkanmasih ada perbedaan latar belakangpendidikan serta kemampuan diantarapara pegawai.

Dari hasil observasi, nampakadanya pemberian wewenang yang kurangtepat, dalam arti tidak sesuai denganbidang tugas dari pegawai yang diberiwewenang. Keadaan ini jelas akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara denganCamat diperoleh keterangan bahwa untukmemberikan wewenang yang sesuaidengan bidangnya, pada dasarnya telahdiusahakan, tetapi masih terdapathambatan berupa belum meratanyakemampuan, pengetahuan serta kecakapanpegawai, sehingga masih terdapatbeberapa pegawai yang kurang memahamitentang pentingnya pertanggung jawabanatas wewenang yang diterimanya.

Melalui observasi, ternyata masihterdapat beberapa pegawai yang tidakmengetahui cara pertanggung jawabandari wewenang yang diterimanya, sepertimasih terlambatnya laporan hasilpelaksanaan pekerjaan oleh beberapapegawai.

Berdasarkan uraian mengenaipenerapan dua sub variabel dari asaswewenang yang didelegasikan olehCamat, ternyata masih harus ditingkatkan

lagi usahanya di dalam menerapkanwewenang yang didelegasikan. Hal initerlihat dari nilai rata-rata penerapan tigasub variabel asas wewenang yangdidelegasikan, baru mencapai nilaitertinggi sebesar 64% sehingga secarakeseluruhan baru mencapai predikat“cukup baik”. Hal tersebut Camat belumsepenuhnya menerapkan asas wewenangyang didelegasikan secara optimalsehingga akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

5) Asas Perhatian Timbal BalikDalam pelaksanaan motivasinya

Camat harus berusaha memberikanpenjelasan tentang keinginan organisasiyang disertai dengan memperhatikankebutuhan-kebutuhan para pegawai,seperti : fasilitas kerja, menambahpengetahuan, sehingga terwujud adanyakeselarasan antara tujuan organisasidengan tujuan individu pula.

Untuk mengetahui tentang usahaCamat di dalam menerapkan asasperhatian timbal balik, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap dua subvariabel dari asas motivasi tersebut, yaitusebagai berikut :1. Memenuhi Fasilitas pekerjaan.2. Memperhatikan aktualisasi pegawai.

Guna mengetahui lebih jauhtentang usaha Camat dalam upayapenerapan asas perhatian timbal balikmelalui dua sub vareabel tersebut di atas,maka dapat diketahui melalui tanggapanresponden terhadap penerapan dua subvariable dari asas perhatian timbal balik,seperti pada table berikut :

Tabel 5.10 : Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Motivasi oleh CamatMelalui Asas Perhatian timbal Balik ( N = 22 )

Kriteria Jawaban

Page 19: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

92

ISSN 1907-6711

No Indikator PertanyaanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jumlah

f % f % f % F %

1 Memenuhi fasilitas kerja yangmemadai

15 68 5 23 2 9 22 100

2 Memperhatikan aktualisasi diripegawai

14 64 6 27 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas perhatian timbal balik dengandua sub vareabelnya, yaitu sebagai berikut:(1)Memenuhi fasilitas kerja yang

memadaiSebanyak 68% responden

menyatakan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi, camat selalu berusahamemenuhi fasilitas kerja yang memadai,sedangkan 23% responden menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamemenuhi fasilitas kerja yang memadai,dan 9% responden menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memenuhi fasilitaskerja yang memadai.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwadalam pelaksanaan motivasi oleh Camatbelum sepenuhnya memenuhi fasilitaskerja yang memadai. Hal tersebuttentunya akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa untuk memenuhi ketersediaanfasilitas kerja yang memadai terdapatbeberapa kendala diantaranyaketerbatasannya suatu pekerjaan sehinggabelum sepenuhnya fasilitas kerja yangmemadai dapat dipenuhi.

Berdasarkan hasil observasipenyusun, terlihat bahwa di Kantor Camat

Maja memang sudah ada fasilitaspendukung dalam pekerjaan, akan tetapijumlahnya yang belum sesuai denganperlengkapan yang dibutuhkan dankondisi barangpun ada yang kurang layakpakai.(2) Memperhatikan aktualisasi diri

pegawaiSebanyak 64% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemperhatikan aktualisasi diri pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan aktualisasi diripegawai sedangkan sisanya 9% respondenmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan aktualisasi diri pegawai.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa dalam pelaksanaanmotivasinya Camat belum sepenuhnyamemperhatikan aktualisasi diri pegawaisehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Melalui wawancara denganCamat, diperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi aktualisasi diri pegawai,ternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana, sehingga belumsepenuhnya dapat diikutsertakan dalampendidikan dan pelatihan maupun kursus-kursus.

Dari hasil observasi, nampakbahwa untuk memperhatikan aktualisasipegawai, ternyata masih belum dilakukan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

92

ISSN 1907-6711

No Indikator PertanyaanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jumlah

f % f % f % F %

1 Memenuhi fasilitas kerja yangmemadai

15 68 5 23 2 9 22 100

2 Memperhatikan aktualisasi diripegawai

14 64 6 27 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas perhatian timbal balik dengandua sub vareabelnya, yaitu sebagai berikut:(1)Memenuhi fasilitas kerja yang

memadaiSebanyak 68% responden

menyatakan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi, camat selalu berusahamemenuhi fasilitas kerja yang memadai,sedangkan 23% responden menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamemenuhi fasilitas kerja yang memadai,dan 9% responden menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memenuhi fasilitaskerja yang memadai.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwadalam pelaksanaan motivasi oleh Camatbelum sepenuhnya memenuhi fasilitaskerja yang memadai. Hal tersebuttentunya akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa untuk memenuhi ketersediaanfasilitas kerja yang memadai terdapatbeberapa kendala diantaranyaketerbatasannya suatu pekerjaan sehinggabelum sepenuhnya fasilitas kerja yangmemadai dapat dipenuhi.

Berdasarkan hasil observasipenyusun, terlihat bahwa di Kantor Camat

Maja memang sudah ada fasilitaspendukung dalam pekerjaan, akan tetapijumlahnya yang belum sesuai denganperlengkapan yang dibutuhkan dankondisi barangpun ada yang kurang layakpakai.(2) Memperhatikan aktualisasi diri

pegawaiSebanyak 64% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemperhatikan aktualisasi diri pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan aktualisasi diripegawai sedangkan sisanya 9% respondenmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan aktualisasi diri pegawai.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa dalam pelaksanaanmotivasinya Camat belum sepenuhnyamemperhatikan aktualisasi diri pegawaisehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Melalui wawancara denganCamat, diperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi aktualisasi diri pegawai,ternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana, sehingga belumsepenuhnya dapat diikutsertakan dalampendidikan dan pelatihan maupun kursus-kursus.

Dari hasil observasi, nampakbahwa untuk memperhatikan aktualisasipegawai, ternyata masih belum dilakukan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

92

ISSN 1907-6711

No Indikator PertanyaanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jumlah

f % f % f % F %

1 Memenuhi fasilitas kerja yangmemadai

15 68 5 23 2 9 22 100

2 Memperhatikan aktualisasi diripegawai

14 64 6 27 2 9 22 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2014Berdasarkan tanggapan responden

pada tabel di atas, dapat diketahui tentangupaya Camat dalam pelaksanaan motivasiuntuk asas perhatian timbal balik dengandua sub vareabelnya, yaitu sebagai berikut:(1)Memenuhi fasilitas kerja yang

memadaiSebanyak 68% responden

menyatakan bahwa dalam pelaksanaanmotivasi, camat selalu berusahamemenuhi fasilitas kerja yang memadai,sedangkan 23% responden menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahamemenuhi fasilitas kerja yang memadai,dan 9% responden menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memenuhi fasilitaskerja yang memadai.

Dari tanggapan responden di atas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwadalam pelaksanaan motivasi oleh Camatbelum sepenuhnya memenuhi fasilitaskerja yang memadai. Hal tersebuttentunya akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai.

Berdasarkan hasil wawancaradengan Camat, diperoleh keteranganbahwa untuk memenuhi ketersediaanfasilitas kerja yang memadai terdapatbeberapa kendala diantaranyaketerbatasannya suatu pekerjaan sehinggabelum sepenuhnya fasilitas kerja yangmemadai dapat dipenuhi.

Berdasarkan hasil observasipenyusun, terlihat bahwa di Kantor Camat

Maja memang sudah ada fasilitaspendukung dalam pekerjaan, akan tetapijumlahnya yang belum sesuai denganperlengkapan yang dibutuhkan dankondisi barangpun ada yang kurang layakpakai.(2) Memperhatikan aktualisasi diri

pegawaiSebanyak 64% responden

menyatakan bahwa Camat selalu berusahamemperhatikan aktualisasi diri pegawai,sedangkan sebanyak 27% respondenmenyatakan Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan aktualisasi diripegawai sedangkan sisanya 9% respondenmenyatakan bahwa Camat tidak berusahamemperhatikan aktualisasi diri pegawai.

Dari tanggapan respondentersebut di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa dalam pelaksanaanmotivasinya Camat belum sepenuhnyamemperhatikan aktualisasi diri pegawaisehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Melalui wawancara denganCamat, diperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi aktualisasi diri pegawai,ternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana, sehingga belumsepenuhnya dapat diikutsertakan dalampendidikan dan pelatihan maupun kursus-kursus.

Dari hasil observasi, nampakbahwa untuk memperhatikan aktualisasipegawai, ternyata masih belum dilakukan

Page 20: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

93

ISSN 1907-6711

secara optimal, sehingga berpengaruhterhadap kinerjapegawai.

Dari uraian mengenai penerapandua sub variabel asas perhatian timbalbalik oleh Camat Maja, maka terlihatbahwa pada dasarnya Camat masihdituntut untuk meningkatkan lagiusahanya di dalam menerapkan asasperhatian timbal balik. Hal ini nampakdari nilai rata-rata tertinggi penerapan tigasub variabel dari asas perhatian timbalbalik oleh Camat baru mencapain 68%sehingga secara keseluruhan barumencapai predikat “Cukup Baik”. Haltersebut tentunya dalam penerapan asas

perhatian timbal balik oleh Camat belumsepenuhnya dilaksanakan secara optimal,sehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil angket yangpenyusun sebarkan tentang pelaksanaanmotivasi oleh Camat didasarkan padaasas-asas motivasi dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka, .dapat diketahui rekapitulasinilai tertinggi dalam pelaksanaan motivasidengan berpedoman pada asas-asasmotivasi pada tabel berikut ini :

Tabel 5.11 Rekapitulasi Nilai Tertinggi Penerapan Asas-asas Motivasi oleh CamatNo Indikator Jumlah1. Asas Mengikut sertakan : f %

Mengikutsertakan pegawai dalam proses pengambialnkepuusan

15 68

Menerima saran atau ide dari bawahan 14 642. Asas Komunikasi :

Menciptakan komunikasi yang baik di lingkungankerja

15 68

Memberikan informasi tentang tata cara pelaksanaanpekerjaan

13 59

3. Asas Pengakuan : Pemberian Penghargaan kepada pegawai yang berprestasi 14 64 Memberikan pengakuan kepada pegawai yang

berprestasi16 73

4. Asas Wewenang yang di Delegasikan : Menumbuhkan rasa percaya diri kepada pegawai yang

menerima pendelegasian14 64

Memberian wewenang sesuai dengan bidangnya 11 505. Asas Perhatian Timbal Balik :

Memenuhi fasilitas pegawai 15 68 Memperhatikan aktualisasi pegawai 14 64

Jumlah 141 642Rata-rata 64.2 %

Jika memperhatikan tabel tersebutdi atas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa dalam pelaksanaan motivasiternyata Camat masih perlu berusaha lagidalam menerapkan asas-asas motivasi.Halini didasarkan dari rata-rata rekapitulasinilai tertinggi dalam penerapan asas-asas

motivasi oleh Camat baru mencapai64.2%.Bila dihubungkan dengan standarnilai pelaksanaan motivasi pelaksanaanmotivasi oleh Camat baru mencapaipredikat cukup baik.

Dengan demikian dapat diketahuibahwa untuk meningkatkan kinerja

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

93

ISSN 1907-6711

secara optimal, sehingga berpengaruhterhadap kinerjapegawai.

Dari uraian mengenai penerapandua sub variabel asas perhatian timbalbalik oleh Camat Maja, maka terlihatbahwa pada dasarnya Camat masihdituntut untuk meningkatkan lagiusahanya di dalam menerapkan asasperhatian timbal balik. Hal ini nampakdari nilai rata-rata tertinggi penerapan tigasub variabel dari asas perhatian timbalbalik oleh Camat baru mencapain 68%sehingga secara keseluruhan barumencapai predikat “Cukup Baik”. Haltersebut tentunya dalam penerapan asas

perhatian timbal balik oleh Camat belumsepenuhnya dilaksanakan secara optimal,sehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil angket yangpenyusun sebarkan tentang pelaksanaanmotivasi oleh Camat didasarkan padaasas-asas motivasi dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka, .dapat diketahui rekapitulasinilai tertinggi dalam pelaksanaan motivasidengan berpedoman pada asas-asasmotivasi pada tabel berikut ini :

Tabel 5.11 Rekapitulasi Nilai Tertinggi Penerapan Asas-asas Motivasi oleh CamatNo Indikator Jumlah1. Asas Mengikut sertakan : f %

Mengikutsertakan pegawai dalam proses pengambialnkepuusan

15 68

Menerima saran atau ide dari bawahan 14 642. Asas Komunikasi :

Menciptakan komunikasi yang baik di lingkungankerja

15 68

Memberikan informasi tentang tata cara pelaksanaanpekerjaan

13 59

3. Asas Pengakuan : Pemberian Penghargaan kepada pegawai yang berprestasi 14 64 Memberikan pengakuan kepada pegawai yang

berprestasi16 73

4. Asas Wewenang yang di Delegasikan : Menumbuhkan rasa percaya diri kepada pegawai yang

menerima pendelegasian14 64

Memberian wewenang sesuai dengan bidangnya 11 505. Asas Perhatian Timbal Balik :

Memenuhi fasilitas pegawai 15 68 Memperhatikan aktualisasi pegawai 14 64

Jumlah 141 642Rata-rata 64.2 %

Jika memperhatikan tabel tersebutdi atas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa dalam pelaksanaan motivasiternyata Camat masih perlu berusaha lagidalam menerapkan asas-asas motivasi.Halini didasarkan dari rata-rata rekapitulasinilai tertinggi dalam penerapan asas-asas

motivasi oleh Camat baru mencapai64.2%.Bila dihubungkan dengan standarnilai pelaksanaan motivasi pelaksanaanmotivasi oleh Camat baru mencapaipredikat cukup baik.

Dengan demikian dapat diketahuibahwa untuk meningkatkan kinerja

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

93

ISSN 1907-6711

secara optimal, sehingga berpengaruhterhadap kinerjapegawai.

Dari uraian mengenai penerapandua sub variabel asas perhatian timbalbalik oleh Camat Maja, maka terlihatbahwa pada dasarnya Camat masihdituntut untuk meningkatkan lagiusahanya di dalam menerapkan asasperhatian timbal balik. Hal ini nampakdari nilai rata-rata tertinggi penerapan tigasub variabel dari asas perhatian timbalbalik oleh Camat baru mencapain 68%sehingga secara keseluruhan barumencapai predikat “Cukup Baik”. Haltersebut tentunya dalam penerapan asas

perhatian timbal balik oleh Camat belumsepenuhnya dilaksanakan secara optimal,sehingga keadaan tersebut akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan hasil angket yangpenyusun sebarkan tentang pelaksanaanmotivasi oleh Camat didasarkan padaasas-asas motivasi dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka, .dapat diketahui rekapitulasinilai tertinggi dalam pelaksanaan motivasidengan berpedoman pada asas-asasmotivasi pada tabel berikut ini :

Tabel 5.11 Rekapitulasi Nilai Tertinggi Penerapan Asas-asas Motivasi oleh CamatNo Indikator Jumlah1. Asas Mengikut sertakan : f %

Mengikutsertakan pegawai dalam proses pengambialnkepuusan

15 68

Menerima saran atau ide dari bawahan 14 642. Asas Komunikasi :

Menciptakan komunikasi yang baik di lingkungankerja

15 68

Memberikan informasi tentang tata cara pelaksanaanpekerjaan

13 59

3. Asas Pengakuan : Pemberian Penghargaan kepada pegawai yang berprestasi 14 64 Memberikan pengakuan kepada pegawai yang

berprestasi16 73

4. Asas Wewenang yang di Delegasikan : Menumbuhkan rasa percaya diri kepada pegawai yang

menerima pendelegasian14 64

Memberian wewenang sesuai dengan bidangnya 11 505. Asas Perhatian Timbal Balik :

Memenuhi fasilitas pegawai 15 68 Memperhatikan aktualisasi pegawai 14 64

Jumlah 141 642Rata-rata 64.2 %

Jika memperhatikan tabel tersebutdi atas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa dalam pelaksanaan motivasiternyata Camat masih perlu berusaha lagidalam menerapkan asas-asas motivasi.Halini didasarkan dari rata-rata rekapitulasinilai tertinggi dalam penerapan asas-asas

motivasi oleh Camat baru mencapai64.2%.Bila dihubungkan dengan standarnilai pelaksanaan motivasi pelaksanaanmotivasi oleh Camat baru mencapaipredikat cukup baik.

Dengan demikian dapat diketahuibahwa untuk meningkatkan kinerja

Page 21: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

94

ISSN 1907-6711

pegawai maka Camat dalam memberikanmotivasi harus berusaha meningkatkanprosentase nilai rata-rata dalam penerapanasas – asas motivasi sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatanprosentase nilai rata-rata dari upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

Kemudian untuk mengetahuitentang meningkatnya kinerja pegawaimaka penyusun menyebarkan angket pada22 pegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka adapun isinyaadalah tentang indikator dari kinerjapegawai yang meliputi :a. Kuantitas : kinerja dari pekerjaan

yang dilakukan sesuai dengan targetyang telah ditetapkan.

b. Kualitas : pekerjaan yang dilakukansesuai dengan standar dan pedomankerja.

c. Produktivitas : hasil kerja yangdilakukan memberikan kepuasan bagiorganisasi dan masyarakat.

d. Ketepatan waktu : pelaksanaanpekerjaan sesuai dengan waktu danketentuan yang telah ditetapkan.

e. Efektivitas : tidak terjadi pemborosanbiaya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut maka dapat ditarik kesimpulanbahwa pegawai Pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka secara umumbelum memiliki kinerja yang optimal halini terbukti dari nilai rata-rata indikatorkinerja dari hasil angket yang penelitisebarkan yaitu sebesar 64.6 % itu artinyakinerja pegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majelngka baru mencapaipredikat “Cukup Baik”.

Berpedoman pada data tersebutmaka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja pegawai dalam melakukanaktivitas pekerjaan perlu lebihditingkatkan lagi. Dengan demikianpenerapan asas – asas motivasi CamatMaja Kabupaten Majalengka akan sangatberpengaruh dalam upaya meningkatkankinerja pegawai.

Dengan demikian makapeningkatan kinerja pegawai kaitannyadengan penerapan asas - asas motivasiyang belum dilaksanakan secara maksimalberakibat kurangnya kinerja pegawai, halini terlihat dari tabel 5.12 tersebut di atasdengan nilai rata-rata sebesar 64.6 %sehingga baru mencapai kategori “CukupBaik”

Faktor-faktor Penghambat dalamPelaksanaan Motivasi DalamUpayaMeningkatkan Kinerja PegawaiPada Kantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

Penerapan asas - asas motivasioleh Camat Maja Kabupaten Majalengkadalam upaya meningkatkan kinerjapegawai tidak lepas dengan adanyahambatan-hambatan yang harus diatasi,baik itu hambatan teknis ataupun nonteknis. Adapun hambatan-hambatan yangdihadapi Camat Maja KabupatenMajalengka adalah sebagai berikut :1. Hambatan dalam menerapkan asas

mengikut sertakan, yaitu :1) Adanya perbedaan individu dan

latar belakang pendidikan sertapenguasaan masalah diantara parapegawai menyebabkanterhambatnya patrisipasi pegawaidalam pengambilan keputusan.

2) Adanya perbedaan kemampuanserta pengetahuan dalampenguasaan permasalahan yangdihadapi, para pegawai dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

94

ISSN 1907-6711

pegawai maka Camat dalam memberikanmotivasi harus berusaha meningkatkanprosentase nilai rata-rata dalam penerapanasas – asas motivasi sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatanprosentase nilai rata-rata dari upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

Kemudian untuk mengetahuitentang meningkatnya kinerja pegawaimaka penyusun menyebarkan angket pada22 pegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka adapun isinyaadalah tentang indikator dari kinerjapegawai yang meliputi :a. Kuantitas : kinerja dari pekerjaan

yang dilakukan sesuai dengan targetyang telah ditetapkan.

b. Kualitas : pekerjaan yang dilakukansesuai dengan standar dan pedomankerja.

c. Produktivitas : hasil kerja yangdilakukan memberikan kepuasan bagiorganisasi dan masyarakat.

d. Ketepatan waktu : pelaksanaanpekerjaan sesuai dengan waktu danketentuan yang telah ditetapkan.

e. Efektivitas : tidak terjadi pemborosanbiaya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut maka dapat ditarik kesimpulanbahwa pegawai Pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka secara umumbelum memiliki kinerja yang optimal halini terbukti dari nilai rata-rata indikatorkinerja dari hasil angket yang penelitisebarkan yaitu sebesar 64.6 % itu artinyakinerja pegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majelngka baru mencapaipredikat “Cukup Baik”.

Berpedoman pada data tersebutmaka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja pegawai dalam melakukanaktivitas pekerjaan perlu lebihditingkatkan lagi. Dengan demikianpenerapan asas – asas motivasi CamatMaja Kabupaten Majalengka akan sangatberpengaruh dalam upaya meningkatkankinerja pegawai.

Dengan demikian makapeningkatan kinerja pegawai kaitannyadengan penerapan asas - asas motivasiyang belum dilaksanakan secara maksimalberakibat kurangnya kinerja pegawai, halini terlihat dari tabel 5.12 tersebut di atasdengan nilai rata-rata sebesar 64.6 %sehingga baru mencapai kategori “CukupBaik”

Faktor-faktor Penghambat dalamPelaksanaan Motivasi DalamUpayaMeningkatkan Kinerja PegawaiPada Kantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

Penerapan asas - asas motivasioleh Camat Maja Kabupaten Majalengkadalam upaya meningkatkan kinerjapegawai tidak lepas dengan adanyahambatan-hambatan yang harus diatasi,baik itu hambatan teknis ataupun nonteknis. Adapun hambatan-hambatan yangdihadapi Camat Maja KabupatenMajalengka adalah sebagai berikut :1. Hambatan dalam menerapkan asas

mengikut sertakan, yaitu :1) Adanya perbedaan individu dan

latar belakang pendidikan sertapenguasaan masalah diantara parapegawai menyebabkanterhambatnya patrisipasi pegawaidalam pengambilan keputusan.

2) Adanya perbedaan kemampuanserta pengetahuan dalampenguasaan permasalahan yangdihadapi, para pegawai dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

94

ISSN 1907-6711

pegawai maka Camat dalam memberikanmotivasi harus berusaha meningkatkanprosentase nilai rata-rata dalam penerapanasas – asas motivasi sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatanprosentase nilai rata-rata dari upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

Kemudian untuk mengetahuitentang meningkatnya kinerja pegawaimaka penyusun menyebarkan angket pada22 pegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka adapun isinyaadalah tentang indikator dari kinerjapegawai yang meliputi :a. Kuantitas : kinerja dari pekerjaan

yang dilakukan sesuai dengan targetyang telah ditetapkan.

b. Kualitas : pekerjaan yang dilakukansesuai dengan standar dan pedomankerja.

c. Produktivitas : hasil kerja yangdilakukan memberikan kepuasan bagiorganisasi dan masyarakat.

d. Ketepatan waktu : pelaksanaanpekerjaan sesuai dengan waktu danketentuan yang telah ditetapkan.

e. Efektivitas : tidak terjadi pemborosanbiaya.

Berdasarkan tanggapan respondentersebut maka dapat ditarik kesimpulanbahwa pegawai Pada Kantor Camat MajaKabupaten Majalengka secara umumbelum memiliki kinerja yang optimal halini terbukti dari nilai rata-rata indikatorkinerja dari hasil angket yang penelitisebarkan yaitu sebesar 64.6 % itu artinyakinerja pegawai pada Kantor Camat MajaKabupaten Majelngka baru mencapaipredikat “Cukup Baik”.

Berpedoman pada data tersebutmaka dapat ditarik kesimpulan bahwa

kinerja pegawai dalam melakukanaktivitas pekerjaan perlu lebihditingkatkan lagi. Dengan demikianpenerapan asas – asas motivasi CamatMaja Kabupaten Majalengka akan sangatberpengaruh dalam upaya meningkatkankinerja pegawai.

Dengan demikian makapeningkatan kinerja pegawai kaitannyadengan penerapan asas - asas motivasiyang belum dilaksanakan secara maksimalberakibat kurangnya kinerja pegawai, halini terlihat dari tabel 5.12 tersebut di atasdengan nilai rata-rata sebesar 64.6 %sehingga baru mencapai kategori “CukupBaik”

Faktor-faktor Penghambat dalamPelaksanaan Motivasi DalamUpayaMeningkatkan Kinerja PegawaiPada Kantor Camat Maja KabupatenMajalengka.

Penerapan asas - asas motivasioleh Camat Maja Kabupaten Majalengkadalam upaya meningkatkan kinerjapegawai tidak lepas dengan adanyahambatan-hambatan yang harus diatasi,baik itu hambatan teknis ataupun nonteknis. Adapun hambatan-hambatan yangdihadapi Camat Maja KabupatenMajalengka adalah sebagai berikut :1. Hambatan dalam menerapkan asas

mengikut sertakan, yaitu :1) Adanya perbedaan individu dan

latar belakang pendidikan sertapenguasaan masalah diantara parapegawai menyebabkanterhambatnya patrisipasi pegawaidalam pengambilan keputusan.

2) Adanya perbedaan kemampuanserta pengetahuan dalampenguasaan permasalahan yangdihadapi, para pegawai dalam

Page 22: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

95

ISSN 1907-6711

menyampaikan saran atau ideseringkali kurang relevan denganmasalah yang sedang di bahas.

3) Adanya perbedaan kemampuanserta tingkat pendidikan, sehinggamenghambat terwujudnya suatuteam work.

2. Hambatan dalam menerapkan asaspengakuan, yaitu :1) Adanaya keterbatasan dana,

sehingga menyulitkan di dalampemberian penghargan kepadapegawai yang berprestasi.

2) Belum adanya pegawai KantorCamat Maja yang memilikiprestasi tinggi dalam pelaksanaantugasnya, sehingga sulit untukmenentukan kriteria penilayanpegawai yang berprestasi.

3. Hambatan dalam menerapkan asasperhatian timbal balik, yaitu :1) Belum adanya anggaran yang

memadai, sehingga menghambatdalam pemenuhan fasilitas kerjayang menyenangkan.

2) Belum tumbuhnya rasakebersamaan sebagian pegawaiuntuk bersama-sama untukmemperbaiki fasilitas kerja yangada sehingga dapat mewujudkansuasana kerja yangmenyenangkan.

Upaya-upaya MenanggulangiHambatan dalam Pelaksanaan Motivasi

Upaya-upaya yang dilakukan olehCamat dalam menanggulangi hambatanyang dihadapi dalam melaksanakanmotivasi tdalam upaya meningkatkankinerja pada Kantor Camat Maja,diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi hambatan dalammenerapkan asas mengikutsertakan,yaitu :1) Memberikan pelatihan dan

pendidikan tentang prosespelaksanaan pekerjaan danpemahaman mengenaipermaslahan yang ada padaKantor Camat Maja.

2) Melakukan pembinaan sertapengarahan tentang pentingnyapenguasan dibidang kerja sertapengetahuan umum danpermasalahn yang timbul dalampelaksanaan tugas, sehinggapegawai mempunyai kemampuandalam menyampaikan ide dankritik.

3) Melakukan pembinaan tentangpentingnya suatu kerja samadalam proses pelaksaan pekerjaan,sehingga memudahkanterwujudnya kerja tim.

2. Untuk menaggulangi hambatan dalampenerapan asas pengakuan, yaitu :1) Untuk menanggulangi adanaya

keterbatasan dana, dilakukanpenentuan skala prioritas sehinggahambatan dalam pemberianpenghargaan dapat disertaipenghargaan mareril.

3. Untuk menanggulangi hambatan didalam penerapan asas perhatian timbalbalik, yaitu :1) Meningkatkan anggaran untuk

memenuhi fasilitas kerja.2) Melakukan pertemuan-pertemuan

secara informal untuk memupukrasa kebesamaan diantara sesamapegawai, sehingga dapatmewujudkan suasana kerja yangmenyenangkan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

95

ISSN 1907-6711

menyampaikan saran atau ideseringkali kurang relevan denganmasalah yang sedang di bahas.

3) Adanya perbedaan kemampuanserta tingkat pendidikan, sehinggamenghambat terwujudnya suatuteam work.

2. Hambatan dalam menerapkan asaspengakuan, yaitu :1) Adanaya keterbatasan dana,

sehingga menyulitkan di dalampemberian penghargan kepadapegawai yang berprestasi.

2) Belum adanya pegawai KantorCamat Maja yang memilikiprestasi tinggi dalam pelaksanaantugasnya, sehingga sulit untukmenentukan kriteria penilayanpegawai yang berprestasi.

3. Hambatan dalam menerapkan asasperhatian timbal balik, yaitu :1) Belum adanya anggaran yang

memadai, sehingga menghambatdalam pemenuhan fasilitas kerjayang menyenangkan.

2) Belum tumbuhnya rasakebersamaan sebagian pegawaiuntuk bersama-sama untukmemperbaiki fasilitas kerja yangada sehingga dapat mewujudkansuasana kerja yangmenyenangkan.

Upaya-upaya MenanggulangiHambatan dalam Pelaksanaan Motivasi

Upaya-upaya yang dilakukan olehCamat dalam menanggulangi hambatanyang dihadapi dalam melaksanakanmotivasi tdalam upaya meningkatkankinerja pada Kantor Camat Maja,diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi hambatan dalammenerapkan asas mengikutsertakan,yaitu :1) Memberikan pelatihan dan

pendidikan tentang prosespelaksanaan pekerjaan danpemahaman mengenaipermaslahan yang ada padaKantor Camat Maja.

2) Melakukan pembinaan sertapengarahan tentang pentingnyapenguasan dibidang kerja sertapengetahuan umum danpermasalahn yang timbul dalampelaksanaan tugas, sehinggapegawai mempunyai kemampuandalam menyampaikan ide dankritik.

3) Melakukan pembinaan tentangpentingnya suatu kerja samadalam proses pelaksaan pekerjaan,sehingga memudahkanterwujudnya kerja tim.

2. Untuk menaggulangi hambatan dalampenerapan asas pengakuan, yaitu :1) Untuk menanggulangi adanaya

keterbatasan dana, dilakukanpenentuan skala prioritas sehinggahambatan dalam pemberianpenghargaan dapat disertaipenghargaan mareril.

3. Untuk menanggulangi hambatan didalam penerapan asas perhatian timbalbalik, yaitu :1) Meningkatkan anggaran untuk

memenuhi fasilitas kerja.2) Melakukan pertemuan-pertemuan

secara informal untuk memupukrasa kebesamaan diantara sesamapegawai, sehingga dapatmewujudkan suasana kerja yangmenyenangkan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

95

ISSN 1907-6711

menyampaikan saran atau ideseringkali kurang relevan denganmasalah yang sedang di bahas.

3) Adanya perbedaan kemampuanserta tingkat pendidikan, sehinggamenghambat terwujudnya suatuteam work.

2. Hambatan dalam menerapkan asaspengakuan, yaitu :1) Adanaya keterbatasan dana,

sehingga menyulitkan di dalampemberian penghargan kepadapegawai yang berprestasi.

2) Belum adanya pegawai KantorCamat Maja yang memilikiprestasi tinggi dalam pelaksanaantugasnya, sehingga sulit untukmenentukan kriteria penilayanpegawai yang berprestasi.

3. Hambatan dalam menerapkan asasperhatian timbal balik, yaitu :1) Belum adanya anggaran yang

memadai, sehingga menghambatdalam pemenuhan fasilitas kerjayang menyenangkan.

2) Belum tumbuhnya rasakebersamaan sebagian pegawaiuntuk bersama-sama untukmemperbaiki fasilitas kerja yangada sehingga dapat mewujudkansuasana kerja yangmenyenangkan.

Upaya-upaya MenanggulangiHambatan dalam Pelaksanaan Motivasi

Upaya-upaya yang dilakukan olehCamat dalam menanggulangi hambatanyang dihadapi dalam melaksanakanmotivasi tdalam upaya meningkatkankinerja pada Kantor Camat Maja,diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengatasi hambatan dalammenerapkan asas mengikutsertakan,yaitu :1) Memberikan pelatihan dan

pendidikan tentang prosespelaksanaan pekerjaan danpemahaman mengenaipermaslahan yang ada padaKantor Camat Maja.

2) Melakukan pembinaan sertapengarahan tentang pentingnyapenguasan dibidang kerja sertapengetahuan umum danpermasalahn yang timbul dalampelaksanaan tugas, sehinggapegawai mempunyai kemampuandalam menyampaikan ide dankritik.

3) Melakukan pembinaan tentangpentingnya suatu kerja samadalam proses pelaksaan pekerjaan,sehingga memudahkanterwujudnya kerja tim.

2. Untuk menaggulangi hambatan dalampenerapan asas pengakuan, yaitu :1) Untuk menanggulangi adanaya

keterbatasan dana, dilakukanpenentuan skala prioritas sehinggahambatan dalam pemberianpenghargaan dapat disertaipenghargaan mareril.

3. Untuk menanggulangi hambatan didalam penerapan asas perhatian timbalbalik, yaitu :1) Meningkatkan anggaran untuk

memenuhi fasilitas kerja.2) Melakukan pertemuan-pertemuan

secara informal untuk memupukrasa kebesamaan diantara sesamapegawai, sehingga dapatmewujudkan suasana kerja yangmenyenangkan.

Page 23: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

96

ISSN 1907-6711

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian yang penelitian lakukan tentangpelaksanaan motivasi oleh Camat dalamupaya meningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengkamaka penelitianmenyimpulkan sebagai berikut :

Camat belum dapat melaksanakanmotivasi secara optimal. Hal tersebutdapat terlihat dari penerapan asas - asasoleh Camat dengan perolehan rata-ratanilai tertinggi baru mencapai 64,2 %sehingga apabila dihubungkan denganstandar prosentase baru mendapat predikat“Cukup Baik” jadi berdasarkan haltersebut maka dapat diambil kesimpulanbahwa ternyata Camat dalam pelaksanaanmotivasinya masih perlu berusaha lagidalam menerapkan asas – asas motivasi.Untuk mengetahui keseluruhan daripenerapan asas – asas motivasi olehCamat berikut predikatnya, makapenelitian uraikan sebagai berikut :1) Asas Mengikutsertakan mempunyai

nilai rata-rata tertinggi sebesar 63 %dan predikatnya “Cukup Baik”

2) Asas Komunikasi, mempunyai nilairata-rata tertinggi sebesar 63 % danpredikatnya “Cukup Baik”

3) Asas Pengakuan, mempunyai nilairata-rata tertinggi sebesar 63 % danpredikatnya “Cukup Baik”

4) Asas Wewenang yag didelegasikan,mempunyai nilai rata-rata sebesar 72% dan predikatnya “Cukup Baik”

5) Asas Perhatian Timbal Balik,mempunyai nilai rata-rata sebesar 58% dan predikatnya “Cukup Baik”

Pencapaian predikat “CukupBaik” dalam penerapan asas – asasmotivasi akan berpengaruh terhadapproses pelaksanaan pekerjaan dari para

pegawai dalam arti hasil kerjanya belumoptimal.

Belum diterapkannya asas – asasmotivasi secara penuh dikarenakanCamat mengadapi beberapa hambatanyaitu :

4) Adanya perbedaan individu dan latarbelakang pendidikan serta penguasaanmasalah diantara para pegawaimenyebabkan terhambatnyapatrisipasi pegawai dalampengambilan keputusan.

5) Adanya perbedaan kemampuan sertapengetahuan dalam penguasaanpermasalahan yang dihadapi, parapegawai dalam menyampaikan saranatau ide seringkali kurang relevandengan masalah yang sedang di bahas.

6) Adanya perbedaan kemampuansertatingkat pendidikan, sehinggamenghambat terwujudnya kerja tim.

7) Adanaya keterbatasan dana, sehinggamenyulitkan di dalam pemberianpenghargaan kepada pegawai yangberprestasi.

8) Belum adanya pegawai Kantor CamatMaja yang memiliki prestasi tinggidalam pelaksanaan tugasnya, sehinggasulit untuk menentukan kriteriapenilayan pegawai yang berprestasi.

9) Belum adanya anggaran yangmemadai, sehingga menghambatdalam pemenuhan fasilitas kerja yangmenyenangkan.

10) Belum tumbuhnya rasa kebersamaansebagian pegawai untuk bersama-sama untuk memperbaiki fasilitaskerja yang ada sehingga dapatmewujudkan suasana kerja yangmenyenangkan.

Upaya Camat dalammeningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja Kabupaten

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

96

ISSN 1907-6711

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian yang penelitian lakukan tentangpelaksanaan motivasi oleh Camat dalamupaya meningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengkamaka penelitianmenyimpulkan sebagai berikut :

Camat belum dapat melaksanakanmotivasi secara optimal. Hal tersebutdapat terlihat dari penerapan asas - asasoleh Camat dengan perolehan rata-ratanilai tertinggi baru mencapai 64,2 %sehingga apabila dihubungkan denganstandar prosentase baru mendapat predikat“Cukup Baik” jadi berdasarkan haltersebut maka dapat diambil kesimpulanbahwa ternyata Camat dalam pelaksanaanmotivasinya masih perlu berusaha lagidalam menerapkan asas – asas motivasi.Untuk mengetahui keseluruhan daripenerapan asas – asas motivasi olehCamat berikut predikatnya, makapenelitian uraikan sebagai berikut :1) Asas Mengikutsertakan mempunyai

nilai rata-rata tertinggi sebesar 63 %dan predikatnya “Cukup Baik”

2) Asas Komunikasi, mempunyai nilairata-rata tertinggi sebesar 63 % danpredikatnya “Cukup Baik”

3) Asas Pengakuan, mempunyai nilairata-rata tertinggi sebesar 63 % danpredikatnya “Cukup Baik”

4) Asas Wewenang yag didelegasikan,mempunyai nilai rata-rata sebesar 72% dan predikatnya “Cukup Baik”

5) Asas Perhatian Timbal Balik,mempunyai nilai rata-rata sebesar 58% dan predikatnya “Cukup Baik”

Pencapaian predikat “CukupBaik” dalam penerapan asas – asasmotivasi akan berpengaruh terhadapproses pelaksanaan pekerjaan dari para

pegawai dalam arti hasil kerjanya belumoptimal.

Belum diterapkannya asas – asasmotivasi secara penuh dikarenakanCamat mengadapi beberapa hambatanyaitu :

4) Adanya perbedaan individu dan latarbelakang pendidikan serta penguasaanmasalah diantara para pegawaimenyebabkan terhambatnyapatrisipasi pegawai dalampengambilan keputusan.

5) Adanya perbedaan kemampuan sertapengetahuan dalam penguasaanpermasalahan yang dihadapi, parapegawai dalam menyampaikan saranatau ide seringkali kurang relevandengan masalah yang sedang di bahas.

6) Adanya perbedaan kemampuansertatingkat pendidikan, sehinggamenghambat terwujudnya kerja tim.

7) Adanaya keterbatasan dana, sehinggamenyulitkan di dalam pemberianpenghargaan kepada pegawai yangberprestasi.

8) Belum adanya pegawai Kantor CamatMaja yang memiliki prestasi tinggidalam pelaksanaan tugasnya, sehinggasulit untuk menentukan kriteriapenilayan pegawai yang berprestasi.

9) Belum adanya anggaran yangmemadai, sehingga menghambatdalam pemenuhan fasilitas kerja yangmenyenangkan.

10) Belum tumbuhnya rasa kebersamaansebagian pegawai untuk bersama-sama untuk memperbaiki fasilitaskerja yang ada sehingga dapatmewujudkan suasana kerja yangmenyenangkan.

Upaya Camat dalammeningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja Kabupaten

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

96

ISSN 1907-6711

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian yang penelitian lakukan tentangpelaksanaan motivasi oleh Camat dalamupaya meningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengkamaka penelitianmenyimpulkan sebagai berikut :

Camat belum dapat melaksanakanmotivasi secara optimal. Hal tersebutdapat terlihat dari penerapan asas - asasoleh Camat dengan perolehan rata-ratanilai tertinggi baru mencapai 64,2 %sehingga apabila dihubungkan denganstandar prosentase baru mendapat predikat“Cukup Baik” jadi berdasarkan haltersebut maka dapat diambil kesimpulanbahwa ternyata Camat dalam pelaksanaanmotivasinya masih perlu berusaha lagidalam menerapkan asas – asas motivasi.Untuk mengetahui keseluruhan daripenerapan asas – asas motivasi olehCamat berikut predikatnya, makapenelitian uraikan sebagai berikut :1) Asas Mengikutsertakan mempunyai

nilai rata-rata tertinggi sebesar 63 %dan predikatnya “Cukup Baik”

2) Asas Komunikasi, mempunyai nilairata-rata tertinggi sebesar 63 % danpredikatnya “Cukup Baik”

3) Asas Pengakuan, mempunyai nilairata-rata tertinggi sebesar 63 % danpredikatnya “Cukup Baik”

4) Asas Wewenang yag didelegasikan,mempunyai nilai rata-rata sebesar 72% dan predikatnya “Cukup Baik”

5) Asas Perhatian Timbal Balik,mempunyai nilai rata-rata sebesar 58% dan predikatnya “Cukup Baik”

Pencapaian predikat “CukupBaik” dalam penerapan asas – asasmotivasi akan berpengaruh terhadapproses pelaksanaan pekerjaan dari para

pegawai dalam arti hasil kerjanya belumoptimal.

Belum diterapkannya asas – asasmotivasi secara penuh dikarenakanCamat mengadapi beberapa hambatanyaitu :

4) Adanya perbedaan individu dan latarbelakang pendidikan serta penguasaanmasalah diantara para pegawaimenyebabkan terhambatnyapatrisipasi pegawai dalampengambilan keputusan.

5) Adanya perbedaan kemampuan sertapengetahuan dalam penguasaanpermasalahan yang dihadapi, parapegawai dalam menyampaikan saranatau ide seringkali kurang relevandengan masalah yang sedang di bahas.

6) Adanya perbedaan kemampuansertatingkat pendidikan, sehinggamenghambat terwujudnya kerja tim.

7) Adanaya keterbatasan dana, sehinggamenyulitkan di dalam pemberianpenghargaan kepada pegawai yangberprestasi.

8) Belum adanya pegawai Kantor CamatMaja yang memiliki prestasi tinggidalam pelaksanaan tugasnya, sehinggasulit untuk menentukan kriteriapenilayan pegawai yang berprestasi.

9) Belum adanya anggaran yangmemadai, sehingga menghambatdalam pemenuhan fasilitas kerja yangmenyenangkan.

10) Belum tumbuhnya rasa kebersamaansebagian pegawai untuk bersama-sama untuk memperbaiki fasilitaskerja yang ada sehingga dapatmewujudkan suasana kerja yangmenyenangkan.

Upaya Camat dalammeningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja Kabupaten

Page 24: ISSN 1907-6711 CENDEKIA · dan sasaran yang diharapkan, maka dalam rangka pembinaan tersebut Camat harus melaksanakan fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Berdasarkan hasil observasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

97

ISSN 1907-6711

Majalengka belum optimal dan masihperlu ditingkatkan hal ini dapat terbuktidari pencapaian kinerja pegawai barumencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar64,6 % atau dengan predikat “CukupBaik”

Berdasarkan uraian tersebut makapenelitian dapat menarik suatu kesimpulanakhir dari hasil penelitian mengenaimotivasi Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan asas – asas motivasi yaitusebagai berikut :Bahwa tingkat prosentase dalampenerapan asas – asas motivasi dapatmempengaruhi tingkat prosentase darimeningkatkan kinerja pegawai, dalam artipenerapan asas – asas motivasi secaraoptimal akan berpengaruh terhadapmeningkatkan kinerja pegawai dansebaliknya penerapan asas – asas motvasitidak optimal akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai yang tidak akanmeningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1998.ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktis. Jakarta: Rhineka Putra

A.Yunus, Titien , 2001 . ManajemenSumber Daya Manusia. UniversitasMajalengka

Harbani Pasolong. 2007. AdministrasiPublik. Bandung : CV. Alfabeta

Malayu S.P Hasibun. 1996. ManajemenDasar, Pengertian dan Masalah.Jakarta : Gunung Agung

Moeheriono. 2009. Pengukuran KinerjaBerbasis Kompetensi. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Siagian S.P. 2006. Filsafat Administrasi.Jakarta : CV. Bumi Aksara

Sugiyono, 2009. Metode PenelitianAdministrasi. Bandung : CV.Alfabeta

------------2012.Metode PenelitianKuantitaif Kualitatif,R&D.Bandung : CV.Alfabeta

Wibowo. 2010. ManajemenKepegawaian. Jakarta : PT RajaGrapindo Persada.

------------2010. Manajemen Kinerja,Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Wursanto. 1988 .ManajemenKepegawaian, Yogyakarta :Kanisius

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

97

ISSN 1907-6711

Majalengka belum optimal dan masihperlu ditingkatkan hal ini dapat terbuktidari pencapaian kinerja pegawai barumencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar64,6 % atau dengan predikat “CukupBaik”

Berdasarkan uraian tersebut makapenelitian dapat menarik suatu kesimpulanakhir dari hasil penelitian mengenaimotivasi Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan asas – asas motivasi yaitusebagai berikut :Bahwa tingkat prosentase dalampenerapan asas – asas motivasi dapatmempengaruhi tingkat prosentase darimeningkatkan kinerja pegawai, dalam artipenerapan asas – asas motivasi secaraoptimal akan berpengaruh terhadapmeningkatkan kinerja pegawai dansebaliknya penerapan asas – asas motvasitidak optimal akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai yang tidak akanmeningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1998.ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktis. Jakarta: Rhineka Putra

A.Yunus, Titien , 2001 . ManajemenSumber Daya Manusia. UniversitasMajalengka

Harbani Pasolong. 2007. AdministrasiPublik. Bandung : CV. Alfabeta

Malayu S.P Hasibun. 1996. ManajemenDasar, Pengertian dan Masalah.Jakarta : Gunung Agung

Moeheriono. 2009. Pengukuran KinerjaBerbasis Kompetensi. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Siagian S.P. 2006. Filsafat Administrasi.Jakarta : CV. Bumi Aksara

Sugiyono, 2009. Metode PenelitianAdministrasi. Bandung : CV.Alfabeta

------------2012.Metode PenelitianKuantitaif Kualitatif,R&D.Bandung : CV.Alfabeta

Wibowo. 2010. ManajemenKepegawaian. Jakarta : PT RajaGrapindo Persada.

------------2010. Manajemen Kinerja,Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Wursanto. 1988 .ManajemenKepegawaian, Yogyakarta :Kanisius

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VI No 1 Januari – Juni 2013

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

97

ISSN 1907-6711

Majalengka belum optimal dan masihperlu ditingkatkan hal ini dapat terbuktidari pencapaian kinerja pegawai barumencapai nilai rata-rata tertinggi sebesar64,6 % atau dengan predikat “CukupBaik”

Berdasarkan uraian tersebut makapenelitian dapat menarik suatu kesimpulanakhir dari hasil penelitian mengenaimotivasi Camat dalam upayameningkatkan kinerja pegawai padaKantor Camat Maja KabupatenMajalengka yang didasarkan padapenerapan asas – asas motivasi yaitusebagai berikut :Bahwa tingkat prosentase dalampenerapan asas – asas motivasi dapatmempengaruhi tingkat prosentase darimeningkatkan kinerja pegawai, dalam artipenerapan asas – asas motivasi secaraoptimal akan berpengaruh terhadapmeningkatkan kinerja pegawai dansebaliknya penerapan asas – asas motvasitidak optimal akan berpengaruh terhadapkinerja pegawai yang tidak akanmeningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1998.ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktis. Jakarta: Rhineka Putra

A.Yunus, Titien , 2001 . ManajemenSumber Daya Manusia. UniversitasMajalengka

Harbani Pasolong. 2007. AdministrasiPublik. Bandung : CV. Alfabeta

Malayu S.P Hasibun. 1996. ManajemenDasar, Pengertian dan Masalah.Jakarta : Gunung Agung

Moeheriono. 2009. Pengukuran KinerjaBerbasis Kompetensi. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Siagian S.P. 2006. Filsafat Administrasi.Jakarta : CV. Bumi Aksara

Sugiyono, 2009. Metode PenelitianAdministrasi. Bandung : CV.Alfabeta

------------2012.Metode PenelitianKuantitaif Kualitatif,R&D.Bandung : CV.Alfabeta

Wibowo. 2010. ManajemenKepegawaian. Jakarta : PT RajaGrapindo Persada.

------------2010. Manajemen Kinerja,Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Wursanto. 1988 .ManajemenKepegawaian, Yogyakarta :Kanisius