Isostasy 1
Click here to load reader
-
Upload
rubaiyn-almuni -
Category
Documents
-
view
62 -
download
7
Transcript of Isostasy 1
ISOSTATIK
1. Hipotesis Airy & Patt
Pada abad ke-9 surveyor(peneliti geofisika) mengunakan plumblines (alat ukur
keseimbangan) dan teodolit untuk memetakan India. Plumbline digunakan untuk
mengukur sudut elevasi dari suatu bintang
Jarak utara-selatan India diukur dengan mengunakn dua metode:
a) Metode Perubahan elevasi bintang
b) Pengukuran secara langsung di lapangan dengan mengukan tringulasi
Koreksi dilakukan untuk mengetahui terlebidahulu pengaruh daya tarik Gunung
Himalaya, ketika plumbline digunakan.
Metode a dan b menghasilkan perbedaaan sudut sebesar 0.0014°. Perbedaan ini
menujukan bahwa puncak Himalaya tidak membelokan plumblines (alat ukur
keseimbangan) sebagaimana yang diprediksikan (pembelokan 1/3 dari nilai yang
diperkirakan)
2.1) Hipotesis Pratt
Fenomena ini kemudian dijelaskan oleh oleh John Pratt. Hipotesis Pratt tentang
isotasi menyatakan bahwa topografi terbetuk oleh blok Kristal dengan densitas
berbeda yang berujung pada kedalaman yang seragam.
Pada dept compentation (kedalam kompensasi) tekanan pada semua titik adalah
sama (berperilaku seperti cairan). Jadi pada kedalaman kompensasi tekanan
bawah gunung (B) sama dengan tekanan daratan India(A).
ρ c t = ρ1 (h + t )
secara sederhana dapat dituliskan
ρ1 = ρc t / (h + t)
2.2) Hipotesis Airy
George Airy menambahkah ide yang berbeda untuk observasinya. Dalam Hipotesisnya
tentang isostatik, pengunungan dapat dianggap sebagai blok litosphere (kerak) yang
mengapung diatas astenoesphere (lava). Gunung memiliki akar, sedangkan cekungan
laut memiliki anti akar.
Dalam makalahnya tahun1855, George Airy yang merupakan Raja Astronomi menulis:
“Tampaknya bahwa kerak-kerak bumi yang terhampar diatas lava dapat dianggap
seperti kayu yang mengapung diatas air, dimana, jika kita katakan satu log
permukaan lebih tingggi dibandingkan yang lainya, kami yakin bahwa permukaan yang
di dalam air terletak lebih dalam dibandingkan permukaan yang lain”.
Jika sisitem stabil (tidak ada pengaruh gaya luar) maka sistem ini dapat dikatakan
mencapai keseimbangan isostatik. Untuk kedalam kompensasi, tekanan material pada
semua titik berada di bawah konstan (di bawah keadalaman ini bumi berkelakukan
seperti cairan).
Dataran tinggi dengan ketinggian h dilapisi dengan akar kerak dengan kedalaman r.
ketebalan normal kerak adalah t. Pada daerah ini percepatan gravitasi adalah g.
Tekanan pada kedalaman h di dalam medium dengan densitas ρ dapat dituliskan
P = ρgh
Demukian pula, persaman tekanan kedalaman kompensasi pada titik A dan B dapat
tuliskan:
ρc + r ρm = (h + t + r) ρc Secara sederhana dituliskan r ρm = h ρc + r ρc
Catatan : Kita mengasumsikan bahwa g mempunyai nilai yang sama pada setiap lokasi.
Hal ini mungkin tampak beretentangan dengan materi-materi pada pertemuan
III. Pada perhitungan efek dari daya tarik massa
gunung, apparent latitude astronomi
mempengaruhi stasiun dalam survey geodesi.
Oleh G.B. Airy, Esq., Astronomer Royal,
sebelumnya, namun hal ini berlaku sebagai pendekatan orde pertama.Pengubahan
persamaan ini akan mengahasilkan persamanan ketebalan sebesar,
r = h ρc / (ρm – ρc)
Pertanyaan
Seberapa dalam akar yang dibutuhkan untuk menyangga dataran tinggi Tibbet dengan
ketinggian 5 km?
Diasumsikan ρc = 2800 kg m-3 and ρm = 3100 kg m-3
Jawab:
r = 47 km dan ketebalan kerak = h + t + r = 82 km.
Apakah George Airy benar tentang ketebalan kerak di Tibet? Eksplorasi seismik modern
telah menunjukkan bahwa ketebalan kerak di Southern Tibet adalah di kisaran 75-85 km
Catatan: George Airy menjelaskan tentang defleksi kecil pendulum yaitu
“Dapat dikatakan bahwa gangguan (anomaly gravitasi) tergantung pada dua aksi; daya
tarik positif yang dihasilkan oleh kenaikan permukaan daratan; dan penurunan daya
tarik atau daya tarik negative yang dihasilkan oleh masuknya beberapa volume kerak
tipis kedalam lava”
Pertanyaan:
Apakah anomaly udara bebas dan anomaly Bouguer dapat dihitung?
Untuk mempertimbangkan ini, hitung daya tarik massa dibawah kedalaman pengganti
pada titik A dan B
gA = 2πG (ρct + ρmr) dan gB = 2πG (h+t+r) ρc
2. Kompensasi kebawah (Under Competetion) dan kompensasi keatas (Over Competation)
Apakah semua penampang topografi di permukann bumi berada dalam keadaan seimbang?
Hal ini dapat diselidiki dengan menghitung anomaly garvitasi isostatiknya,yaitu sebagai berikut:
1. Topografi digunakan untuk memprediksi perkiraan kedalaman akar kerak yang
dibutuhkan untuk menyangga topografi dalam keseimbangan isostatik
2. Prediksi anomaly bouguer ΔgR dapat dihitung dengan menggunakan kedalaman ini
3. Anomali isostatik dirumuskan yaitu:
ΔgI = ΔgB−ΔgR ,
Diamana ΔgB adalah anomaly bouguer yang terukur dan ΔgR adalah prediksi anomaly
bouguer akar.
Tiga keadaan dapat timbul:
a. Kompensasi lengkap: Topografi dan akar keseimbangan
ΔgB = ΔgR dan ΔgI = 0
b. Kompensasi atas(Over-compensation): Jika permukaan material lenyap (mislanya
karena srosi) maka ini akan mengakibatkan akar yang terlalu besar. Untuk
mengembalikan keseimbangan akan terjadi gerakan keatas .
ΔgB < Δg dan ΔgI < 0 (negative)
c. Kompensasi kebawah (Under-Compensation): Dalam kasus ini, akar mengecil
karena menyangga fitur-fitur tersebut. Gaya tehtonik dapat memberikan
sanggahan tambahan (misalnya plat lentur. Topor=grafi dinamis) atau subsidens
lain akan terjadi.
ΔgB > ΔgR and ΔgI > 0 (positive)
Bouguer gravity anomaly Isostatic gravity anomaly
Secara lengkap di : http://gdcinfo.agg.nrcan.gc.ca/products/grids_e.html