Isolasi Mangostin Dari Buah Manggis

download Isolasi Mangostin Dari Buah Manggis

of 17

Transcript of Isolasi Mangostin Dari Buah Manggis

ISOLASI MANGOSTIN DARI BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana)

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Botani

Gambar 1. Buah Manggis

Klasifikasi Kingdom Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta / Spermatophyta : Angiospermae : Magnoliopsida / Dicotyledonae : Malpighiales : Clusiaceae : Garcinia : Garcinia mangostana L.

Varietas lain yang dikenal antara lain: Varietas minimum (bird pepper atau chililepin) Varietas abberviatum Fingerhuth atau cabe domba Varietas grossum Sendt (lombok Varietas accominatum Fingerhuth atau long cayenne (green chili, cabe gede, lombok abang) Varietas Tobasco) 1 conoides (irish atau

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

bundar pepper)

atau

bell

pepper/sweet

Varietas cearasiforme (Irish atau cherry pepper) Varietas coneatum Paul (Spanish pepper)

Varietas longum (L) Sendt

Nama daerah yang dikenal untuk Capsicum annuum kidi-kidi (Enggano) leudeu (Gayo) lasina (Batak) lada (Simalur) cabe (Malay) lombok (Jawa) cabe (Sunda) cabhi (Madura) mallisa (Sapalewa) siri (Ambon) maricang tapelol (Weda) rhapuan (Kapaur) sawin (Sawe) tabia (Bali) sabia (Bima) mbaku hau (Sumba) hili (Sawu) karo (Flores) kuyu (Alor) risa (Talaud) unus (Timor) katupa (Waraka) kastela (Buru) ulus (Wetar) marison (Nuf) cabe (Indonesia) kulus (Roti) lia (Dayak) lada (Sampit) sebel (Kenya) malita (Gorontalo) malta (Makassar) lading (Bugis) patukan (Piru) kalapita (Amabai) rica (Sula) rica lomo (Ternate, Tidore) ritsah (Sarmi)

Pertelaan Capsicum annuum L merupakan tanaman semusim berbatang basah dan berbulu pendek yang tipis pada bagian ujungnya. Bentuk daun bundar telur, elip, lonjong sampai lanset, pada bagian ujungnya berbentuk pita atau pendek lancip, agak berbulu atau gundul. Bunga keluar di ketiak daun, satu atau kadang-kadang 2 sampai 3 mengumpul. Helaian mahkota bunga bentuknya bundar telur sampai bundar memanjang, berwarna putih terang, diameternya 1,5 cm sampai 2 cm, tangkai sari agak ramping dan jauh lebih pendek dari kepala sari, mula-mula berwarna ungu kemudian berubah menjadi hijau sausa, panjang 3 mm sampai 4 mm. Kepala putik bebrbentuk jala. Buah mengangguk atau menggantung, panjang da sempit, meruncing pada bagian ujungnya, permukaannya licin. Buah muda hijau dan bila tua menjadi merah, berbentuk bulat telur sampai bulat, panjang 10 cm sampai 15 cm, lebar 1 cm sampai 2 cm.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

2

Penyebaran atau Distribusi Capsicum anuum L berasal dari Amerika daerah tropis, dari Meksiko, hingga bagian utara Amerika selatan. Kini terdapat di daerah Eropa maupun di Asia dan Afrika daerah tropis. Di Jawa tumbuh di dataran hingga pegunungan, di kebun, lapangan, dan tegalan.

Kandungan buah cabe Rasa pedas pada cabe disebabkan oleh kelompok senyawa kapsaisinoid yang terdiri dari kapsaisin, dihidrokapsaisin, dengan homokapsaisin, kapsaisin dan homodihidrokapsaisin, sebagai dan

nordihidrokapsaisin,

dihidrokapsaisin

komponen

uatamanya. Kapsaisin disintesis dan diakumulasi di jaringan plasenta, yaitu di tempat menempelnya biji. Adanya rasa pedas pada kulit buah (perikarp) dan biji, disebabkan adanya hubungan antar jaringan tersebut, sehingga tidak mungkin memisahkan jaringanjaringan tersebut secara sempurna. Kapsaisin disintasis bersamaan dengan berhentinya pertumbuhan memanjang buah cabe dan kandungan tertinggi terjadi pada saat menjelang masak.

Cabe juga mengandung minyak dan glikosida-glikosida fenolat kelompok C6-C3 yang terdapat pada biji. Pada kulit buah terdapat klorofil dan 4 kenis glikosida flavonoid, dua diantaranya kuertsitrin dan luteolin, kandungan glikosida flavonoid ini sangat tinggi pada buah yang masih muda dan konsentrasinya akan menurun pada buah yang masak. Setelah buah masak, kulit buah menjadi merah karena terbentuk senyawa karotenoid, yaitu kapsantin dan beberapa jenis karotenoid lainnya. Senyawa lemak dan karotenoid sangat mengganggu proses isolasi kapsaisin. Buah cabe juga mengandung kandungan gizi yang cukup banyak seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfat, zat besi, vitamin A, B, C. 2. Tinjauan Kimia

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

3

Gambar 2. Struktur kapsantin

Data Kimia Berat molekul: 584.871 g/mol Rumus molekul: C40H56O3 Jumlah donor ikatan hidrogen: 2 Jumlah akseptor ikatan hidrogen: 3 Jumlah ikatan yang dapat berotasi: 11 XlogP : 8.827 Titik leleh : 181-1820C Absorbs max : 483 nm[]Cd +360C untuk di pelarut kloroform. Kelarutan : sangat baik larut di aseton dan kloroform, selain itu larut dalam metanol, etanol, eter, dan benzena, sedikit larut didalam petroleum eter.

Kapsantin termasuk senyawa karotenoid yang merupakan pigmen berwarna kuning, jingga atau merah yang termasuk tetraterpenoid C40, bersifat larut lemak dan tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan. Warna yang tampak pada capsicum spp. merupakan akibat adanya karotenoid dihidroksi---karoten-6-on dengan struktur cincin

siklopentan pada bagian ujung dan terdapat pada kapsorubin, kapsantion, kriptokapsin, violaxantin, dan -karoten.

Karotenoid yang ditemukan pada cabe ada beberapa macam, yang penting diantaranya adalah kapsantin, karoten kriptosantin, lutein, kapsorubin dan zeasantin. Kadar karotenoid pada cabe adalah 0,12-0,35% berat keringnya, dengan kandungan karotenoid utamanya yaitu kapsantin.

3. Tinjauan Farmakologi

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

4

Cabe merah atau Capsicum annuum merupakan tanaman yang berada dalam golongan capsicum. Cabe merah dengan kandungan kimia utamanya yaitu kapsaisin secara tradisional digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Kandungan lain pada buah cabe diantaranya kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein. Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan, sementara kapsantin yang merupakan senyawa yang akan diisolasi ini merupakan zat yang memberikan warna pada cabe dan merupakan golongan karoten.

Secara tradisonal bagian buah dari cabe merah ini digunakan untuk mengatasi reumatik, sariawan, sakit gigi, influenza, dan meningkatkan nafsu makan. Dalam penggunaannya secara tradisonal cabe merah ini ada yang dimanfaatkan dalam bentuk seduhan yaitu untuk mengobati reumatik, bentuk serbuknya banyak dimanfaatkan sebagai obat dalam, sementara daunnya banyak digunakan untuk pengobatan penyakit kulit.

Sementara secara ilmiah, ekstrak dari buah cabe merah ini terbukti memiliki aktivitas diantaranya sebagai antijamur. Sebuah penelitian yang dilakukan Tyas Wikowati Prasetyoningsih, Fakultas Farmasi Universitas Arilangga, Jawa Timur, tahun 1987 menyebutkan bahwa ekstrak buah cabe rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit. Daya hambat ekstrak cabe rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid.

Dalam sebuah buku berjudul Capsicum, dipaparkan sejumlah aktivitas cabe secara umum maupun secara khusus yang berkaitan dengan senyawa aktifnya yaitu kapsaisin. Sejumlah penggunaan klinis terkait khasiat capsicum atau yang dikenal oleh masyarakat Eropa sebagai cayenne pepper diantaranya sebagai: 1. Penurun kolesterol darah Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa cabe menurunkan resiko pembentukan asteroklerosis (penebalan dinding arteri) dengan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Penelitian klinis di India menemukan bahwa ketika cabe dikonsumsi dengan makanan diet kolesterol lainnya, kenaikan kadar kolesterol dalam darah dapat diinhibisi.Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

5

2. Menurunkan tekanan darah Manfaat lain ketika cabe mampu memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah adalah penurunan tekanan darah. Akan tetapi, ternyata ditemukan mekanisme bahwa kapsaisin dalam cabe mampu menurunkan tekanan darah melalui mekanisme coronary chemoreflex. Dikatakan bahwa penambahan bawang dalam cabe meningkatkan efek teutapeutik dalam mengobati hipertensi. 3. Agen pendetoksifikasi darah Cabe merupakan katalis dalam proses pemurnian darah. Dikatakan bahwa cabe beraksi sebagai agen diaphoretic, menstimulasi pembuangan zat-zat buangan melaui keringat. Karena cabe menstimulasi sekresi organ dan meningkatkan aliran darah perifer, hal tersebut menjadi alasan bahwa cabe turut serta pula dalam memfasilitasi pembuangan racun lebih cepat dari aliran darah dan dari system limfatik.

4. Menguraikan radikal bebas Kandungan flavonoid yang tinggi pada cabe memberikan kemampuan antioksidan yag signifikan. Sebuah penelitian pada tahun 1995 menunjukkan bahwa cabe memiliki kandungan asam askorbat yang jauh lebih tinggi disbanding chili. Kandungan vitamin C dan flavonoid mampu menguraikan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan mencegah penyakit degeneratif pada organ.

5. Antikarsinogen Penelitian antikanker telah menguji cabe dalam uji praklinis di laboratorium dan menemukan bahwa cabe memiliki komponen yang beraksi dengan cara menginhibisi enzim tertentu yang dapat menginisiasi mutasi sel.

Zat warna kapsantin yang berperan sebagai antioksidan Mengenai kapsantin, aktivitas farmakologi utama yang telah diteliti yaitu terutama mengenai aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan kapsantin ini telah diuji melalui penentuan radikal bebas yang terbentuk dari oksidasi metil linoleat. Penentuan efek penguraian radikal ini ditentukan melalui perhitungan hiperperoksida yang terbentuk dan penguraian kapsantin yang terjadi melalui alat HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapsantin menekan pembentukan hidroperoksida seperti lutein, dan zeaxanthin.Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

6

Hal yang menarik lainnya adalah, kapsantin terurai lebih lambat dibanding karoten lainnya,sehingga efek penguraian radikal bebas dari kapsantin lebih lama dibanding karoten lainnya.

Dalam penelitian lain, senyawa-senyawa karoten diekstraksi dari beragai tanaman. Salah satu caretenoid yang diuji adalah kapsantin, kapsantin ini diperoleh dari tanaman paprika merah. Sementara karoten lain yang diuji adalah violaksantin, zeaxanthin, dan lutein yang berasal dari tanaman jeruk dan apel. Senyawa-senyawa tersebut diuji untuk aktivitas-aktivitas anti Helicobacter pylori, anti-HIV, dan multidrug resistance (MDR) reversal, dan aktivitas melawan radikal. Kapsantin dalam jumlah besar diperoleh pada ekstrak caretenoid yang berasal dari paprika merah (PM1). Caretenoid ini teruji memiliki aktivitas MDR reversal yang lebih tinggi dibanding (+/-)- verapamil . Hasil spektroskopi menunjukkan bahwa carotenoid yang memiliki kandungan kapsantin tinggi

memproduksi sedikit radikal bahkan tidak terdeteksi. Selain itu karoten kapsantin mampu menguraikan radikal yang dihasilkan oleh 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl

(DPPH). Hal ini menunjukkan kapsantin memiliki aktivitas menguraikan radikal bebas.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

7

B. METODOLOGI 1. Penapisan fitokimia Penapisan fitokimia adalah proses untuk mencari kandungan atau golongan senyawa tumbuhan yang berfungsi sebagai penduan untuk tahap isolasi. Metode yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu harus cepat, sederhana, peralatan sedikit, selektif, dan peka. Berdasarkan hal tersebut maka metode yang digunakan ialah rekasi kimia biasa berdasarkan beberapa rekasi kimia dasar seperti rekasi warna, penegendapan, pembentukan kompleks, dan lain-lain. Senyawa yang akan diuji meliputi : a. Alkaloid Serbuk simplisia dilarutkan dalam asam kemudian disaring. Filtrat lalu dibasakan dan ditarik menggunakan kloroform. Bagian kloroform diuapkan kemudian residunya ditambahkan asam dan dipisahkan menjadi 2 bagian. Bagian pertama ditambahkan dengan peeaksi Dragendorff dan bagian kedua ditambahkan dengan pereaksi Meyer. Intepretasi Hasil Dragendorf Meyer b. Tanin Serbuk simplisia ditambahkan air kemudian disaring. Filtrat dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama ditambahkan Gelatin, bagian kedua ditambahkan pereaksi steasni, dan bagian ketiga ditambahkan FeCl3. Intepretasi Hasil Gelatin Pereaksi Steasni FeCl3 : endapan (+) : endapan merah muda (+) tanin katekat : endapan hijau, biru, hitam (+) : endapan jingga (+) dapat terganggu oleh kumarin : endapan putih (+) dapat terganggu oleh protein

Hasil uji dengan pereaksi Steasni kemudian disaring kemudian filtratnya ditambahkan dengan Na-asetat dan FeCl3 Intepretasi Hasil Na-asetat + FeCl3 c. Kuinon Serbuk simplisia ditambahkan air kemudian disaring. Filtrat ditambahkan dengan NaOH . Intepretasi Hasil : warna biru tinta (+) tanin galat

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

8

NaOH : endapan merah (+) d. Steroid dan Triterpenoid Serbuk simplisia ditambahkan eter kemudian disaring. Filtrat diuapkan dan residunya ditambahkan dengan pereaksi Liberman Buchardt. Intepretasi Hasil Pereaksi LB : warna biru-hijau (+) steroid warna merah-ungu (+) triterpenoid e. Flavonoid Berdasarkan reaksi sianidin untuk mendeteksi inti -benzopyron. Serbuk simplisia ditambah air kemudian disaring. Filtrat ditambahkan dengan serbuk Mg, HCl, dan amil alkohol kemudian dikocok. Intepretasi Hasil Reaksi Sianidin : warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol

2. Ekstraksi Proses ekstraksi kapsantin dari buah cabe merah diawali dengan ekstraksi golongan karotenoid, karena kapsantin termasuk ke dalam golongan karotenoid dan tidak tidak metode ekstraksi khusus yang dapat langsung mengekstraksi kapsantin. Pada proses ekstraksi ini, dipilih metode ekstraksi padat-cair cara panas, yaitu menggunakan Soxhlet.

Ekstraksi padat-cair adalah proses ekstraksi komponen dari suatu matriks padat menggunakan cairan sebagai penariknya. Ekstraksi padat-cair ini umumnya dilakukan pada proses ekstraksi awal simplisia yang berupa padatan.

Pada ekstraksi padat-cair, ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut,maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan tedadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat.

Karena adanya gaya adhesi setelah pemisahan larutan ekstrak,akan selalu tertinggal larutan ektrak dalam kuantitas tertentu. Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi pada tiap tahap ekstraksi,perlu diusahakan agar kuantitas cairan yang tertinggal sekecil mungkin.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

9

Biasanya hal ini dapat dilakukan dengan membiarkannya menetes keluar arang dengan cara penekanan atau sentrifugasi.

Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan fasa cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin. Ini dapat dicapai dengan rnemperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam hal itu lintasan-lintasan kapiler,yang harus dilewati dengan cara difusi, menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Pada ekstrak terkurung dalarn sel-sel seringkali perlu dibentuk kontak langsung dengan pelarut melalui dinding sel yang dipecahkan. Pemecahan dapat dilakukan misalnya dengan menekan atau menggerus bahan ekstraksi.Untuk alat-alat ekstraksi tertentu harus dijaga agar pada pengecilan bahan ekstraksi, ukuran partikel yang diperoleh tidak menjadi terlalu kecil. Bila hal itu terjadi, tidak dapat dipastikan bahwa bahan ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.

Kecepatan alir pelarut, sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan padat. Tergantung pada jenis ekstraktor yang digunakan, hal tersebut dapat dicapai baik dengan pengadukan secara turbulen, atau dengan pemberian laju alir pelarut yang tinggi Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada umumnya menguntungkan untuk kerja ekstraksi.

Pemilihan metode Soxhlet didasarkan karena proses ekstraksi berlangsung berulang kali tanpa harus dilakukan penggantian pelarut seperti halnya pada metode refluks (karena pelarut dapat mengalami kejenuhan). Selain itu digunakan cara panas karena senyawa yang akan diekstrak (karotenoid) bersifat termostabil dengan titik leleh 181-182 0C.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

10

Gambar 3. Alat ekstraksi Soxhlet Cara kerja Soxhlet yaitu: Saat labu berisi pelarut dipanaskan, pelarut akan menguap dan ketika terkondensasi oleh kondensor, pelarut akan turun melalui kolom dan merendam simplisia (cabe jawa). Perlahan tapi pasti pelarut akan melarutkan senyawa-senyawa yang larut baik dalam pelarut tersebut dan kemudian ekstrak ini akan turun sedikit demi sedikit ke dalam labu di bawahnya. Setelah wadah ekstrak penuh seluruhnya, larutan akan turun ke labu bundar yang berisi pelarut dan selesailah satu tahap ekstraksi. Jika masih dikehendaki proses selanjutnya, maka pemanasan diteruskan. Pelarut akan menguap dan mengembun kembali. Setelah wadah penuh, ekstrak kedua akan turun ke labu bundar, dan seterusnya berulang.

Pada proses ekstraksi menggunakan Soxhlet ini digunakan pelarut petroleum eter dengan titik didih 40o-60oC. Penggunaan perroleum eter didasarkan pada polaritasnya yang bersifat semi polar. Dengan demikian petroleum eter akan mengekstraksi baik karotenoid yang bersifat semi polar juga. Selain itu titik didihnya yang tidak terlalu tinggi memberikan keuntungan, yaitu pemanasan yang diberikan tidak perlu terlalu tinggi untuk menguapkan pelarut. Ekstrak yang diperoleh ditambahkan KOH 30% dalam methanol. Prosedur : 1. Daging buah cabe merah yang digiling dan dikeringkan pada suhu 35-40oC, lalu ditimbang 100 gram. 2. Diekstraksi dengan 200 mL petroleum eter selama 4 jam pada temperatur ruangan. 3. Ekstrak disaring dengan corong Buchner dan pompa vakum, kemudian padatan dicuci dengan 25 mL petroleum eter.Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

11

4. Ekstrak tersebut kemudian diencerkan dengan 3 kali volume petroleum eter (A). 5. Ampas disaponifikasi Proses Saponifikasi Proses saponifikasi ini diperlukan karena karotenoid mungkin terdapat dalam bentuk ester. Sisa yang berasal dari ekstrak-asal dilarutkan dalam sesedikit mungkin etanol, lalu ditambahkan larutan KOH 60% dalam air, 1 mL untuk setiap 10 mL larutan etanol. Larutan disimpan di tempat yang gelap dalam lingkungan nitrogen dan dapat dididihkan selama 5-10 menit atau dibiarkan semalam pada suhu kamar. Setelah diencerkan dengan air, pigmen diekstraksi lagi dengan eter dan ekstrak eter ini dicuci hati-hati, lalu dikeringkan dan dipekatkan. Kadang-kadang terdapat sangat banyak sterol pada tahap ini; sterol ini dapat dihilangkan dengan cara membiarkan larutan dalam eter minyak bumi pada -10oC semalaman, kebanyakan sterol akan mengendap dan dapat dihilangkan dengan sentrifuga. Lapisan eter dikumpulkan, dicuci lalu dikeringkan dan diuapkan sampai 20 mL. Bila diencerkan dengan 60 mL eter minyak bumi dan dibiarkan 24 jam dalam lemari pendingin, Kristal kapsantin yang hampir murni akan memisah. 6. Campuran diaduk selama 8 jam. 7. Lapisan petroleum eter dicuci dengan air, dikeringkan dengan Na2SO4, 8. Disaring dan dipekatkan hingga 20 mL dengan cara diuapkan. 9. Ekstrak (A) dan ekstrak hasil saponifikasi digabungkan 10. Residu petroleum eter diencerkan lagi dengan 60mL petroleum eter dan dibiarkan di suhu kamar selama 24 jam untuk memperoleh kristal.

3. Pemantauan ekstrak Pemantauan ekstrak merupakan tahapan penting dalam proses isolasi bahan alam. Pemantauan ekstrak bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa analit yang dikehendaki apakah terdapat di dalam ekstrak yang diperoleh atau tidak. Pemantauan ekstrak ini akan menentukan proses isolasi selanjutnya. Apabila dalam pemantauan ekstrak ini ternyata tidak terdapat senyawa analit yang dikehendaki, proses isolasi bahan alam tidak akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu fraksinasi.

Hasil yang diperoleh adalah ekstrak karotenoid dalam petroleum eter. Menurut pustaka (Raphael Ikan), disebutkan bahwa apabila ekstrak ini dibiarkan selama 24 jam dalam lemari pendingin maka kristal kapsantin yang hampir murni akan memisah. KristalIsolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

12

kapsantin yang diperoleh digunakan untuk pemantauan ekstrak menggunakan reaksi warna dan KLT. 1. Reaksi Warna Prosedur : Sejumlah kristal kapsantin dilarutkan dalam kloroform lalu ditambahkan H2SO4 pekat atau antimon klorida, bila larutan mengandung senyawa kapsantin maka larutan akan berwarna biru kelasi. 2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Pada KLT akan terjadi proses adsorpsi dan desorpsi yang berulang di mana fase gerak dan solut akan berkompetisi untuk berikatan dengan fase diam. Mekanisme ini akan mengakibatkan komponen-komponen solut menjadi terpisah. Menurut pustaka, sistem kromatografi lapis tipis yang digunakan dalam pemantauan ekstrak kapsantin ini adalah sebagai berikut: Pelat : RP-18 (reverse phase chromatography) Eluen : Asetonitril aseton n-heksana (11:7:2) Bercak yang diperoleh pada kromatogram dapat diidentifikasi menggunakan scanning densitometer atau spektrofotometri UV pada panjang gelombang 370-700 nm dimana panjang gelombang absorbsi maksimum berada pada 480 nm. Namun sistem kromatografi lapis tipis ini harus disesuaikan dengan alat dan bahan yang tersedia di laboratorium. Oleh karena harga asetonitril yang relatif mahal, eluen yang digunakan diganti dengan pelarut campur lain yang harganya relatif murah tetapi tetap memiliki nilai kepolaran yang sama dengan pelarut campur asetonitril aseton n-heksana (11:7:2). Perhitungan nilai kepolaran asetonitril aseton nheksana (11:7:2) pada suhu kamar (25oC) adalah sebagai berikut: P= asetonitril x Pasetonitril + aseton x Paseton + n-heksana x Pn-heksana P= P= P= 27,0365 Pelarut campur yang digunakan untuk menggantikan asetonitril aseton n-heksana (11:7:2) adalah pelarut campur etanol air (konstanta dielektrik etanol = 24,35 dan konstanta dielektrik air = 78,54). Untuk mengetahui perbandingan etanol air yang tepat, perlu dilakukan perhitungan berdasarkan konstanta dielektrik yang diketahui.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

13

Perhitungannya adalah sebagai berikut: Misalkan: Fraksi etanol = x Fraksi air = (1 x) P= etanol x Petanol + air x Pair 27,0365 = 27,0365 = 54,19 x = 0,95 Fraksi etanol = x = 0,95 Fraksi air = 1 x = 1 0,95 = 0,05 Jadi, pelarut campur yang digunakan adalah etanol air (1:19) ( )

4. Fraksinasi (metode ke-1) Fraksinasi adalah proses pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak berdasarkan kepolarannya. Fraksinasi dilakukan dengan cara kromatografi kolom. Kromatografi kolom digunakan untuk memurnikan dan juga dapat digunakan untuk memisahkan senyawa kimia tunggal dari senyawa campurannya. Untuk pemisahan komponen dengan menggunakan kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel 60 dan fase gerak nheksan - etil asetat (6:4),mula-mula dibuat dulu adsorbent dengan cara basah, yaitu dengan membuat bubur silica gel 60 dengan cara mencampurkan bubuk silica gel 60 dengan eluennya yaitu n-heksan : etil asetat (6:4),kemudian bubur dimasukkan ke dalam kolom. Setelah itu ke dalam kromatografi kolom dialirkan ekstrak buah cabe merah, kemudian kran kromatografi kolom dibuka. Ekstrak akan meresap ke silicagel dalam kolom sampai batas atas silica gel. Setelah itu dimasukkan eluen terus-menerus sambil kran kolom dibuka. Fraksi yang terpisah ditampung dalam tabung reaksi sebanyak x ml sampai seluruh ekstrak terpisahkan.

5. Pemantauan Fraksinasi ke-1 1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Pada KLT akan terjadi proses adsorpsi dan desorpsi yang berulang di mana fase gerak dan solut akan berkompetisi untuk berikatan dengan fase diam. Mekanisme ini akan mengakibatkan komponen-komponen solut menjadi terpisah.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

14

Menurut pustaka, sistem kromatografi lapis tipis yang digunakan dalam pemantauan ekstrak kapsantin ini adalah sebagai berikut: Pelat : RP-18 (reverse phase chromatography) Eluen : etanol air (1:19) Bercak yang diperoleh pada kromatogram dapat diidentifikasi menggunakan scanning densitometer atau spektrofotometri UV pada panjang gelombang 370-700 nm dimana panjang gelombang absorbsi maksimum berada pada 480 nm.

6. Fraksinasi (metode ke-2) Pada fraksinasi kedua juga menggunakan kromatografi kolom. Kromatografi kolom digunakan untuk memurnikan dan juga dapat digunakan untuk memisahkan senyawa kimia tunggal dari senyawa campurannya. Untuk pemisahan komponen dengan menggunakan kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel 60 dan fase gerak nheksan - etil asetat (6:4),mula-mula dibuat dulu adsorbent dengan cara basah, yaitu dengan membuat bubur silica gel 60 dengan cara mencampurkan bubuk silica gel 60 dengan eluennya yaitu n-heksan : etil asetat (6:4),kemudian bubur dimasukkan ke dalam kolom. Setelah itu ke dalam kromatografi kolom dialirkan larutan hasil fraksinasi I, kemudian kran kromatografi kolom dibuka. Ekstrak akan meresap ke silicagel dalam kolom sampai batas atas silica gel. Setelah itu dimasukkan eluen terus-menerus sambil kran kolom dibuka. Fraksi yang terpisah ditampung dalam tabung reaksi sebanyak x ml sampai seluruh ekstrak terpisahkan.

7. Pemantauan Fraksinasi ke-2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Pada KLT akan terjadi proses adsorpsi dan desorpsi yang berulang di mana fase gerak dan solut akan berkompetisi untuk berikatan dengan fase diam. Mekanisme ini akan mengakibatkan komponen-komponen solut menjadi terpisah. Menurut pustaka, sistem kromatografi lapis tipis yang digunakan dalam pemantauan ekstrak kapsantin ini adalah sebagai berikut: Pelat : RP-18 (reverse phase chromatography) Eluen : etanol air (1:19) Bercak yang diperoleh pada kromatogram dapat diidentifikasi menggunakan scanning densitometer atau spektrofotometri UV pada panjang gelombang 370-700 nm dimana panjang gelombang absorbsi maksimum berada pada 480 nm.Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

15

8. Pemurnian, karakterisasi, dan identifikasi Sifat kelarutan dari kapsantin adalah sangat baik larut di aseton dan kloroform, selain itu larut dalam metanol, etanol, eter, dan benzena, sedikit larut didalam petroleum eter. Untuk proses pemurnian dari Kristal kapsantin adalah dengan menggunakan teknik rekristalisasi. Teknik rekristalisasi yang digunakan dengan menggunakan dua sistem pelarut yang saling campur akan tetapi memiliki sifat kelarutan yang berbeda terhadap Kristal kapsantin, yaitu pelarut yang pertama larut sangat baik terhadap kapsantin dan pelarut yang satu lagi adalah pelarut yang tidak dapat melarutkan dengan kapsantin. Cara kerja yang dilakukan adalah Kristal kapsantin yang sudah diperoleh dari proses fraksinasi yang dilakukan kemudian dilarutkan ke dalam aseton panas 5 mL, lalu dipindahkan dengan pipet larutan ini ke dalam labu Erlenmeyer kecil, dan dalam keadaan panas, tambahkan air (aquades) tetes demi tetes sampai terbentuk kekeruhan. Dinginkan perlahan labu Erlenmeyer sampi dengan suhu kamar. Kristal yang terbentuk disaring dengan penyaringan isap (vakum). Cuci Kristal dengan beberapa tetes air dingin. Karakterisasi dan identifikasi Kapsantin mempunyai maksimum 486 dan 520 nm dalam benzena dan 475 dan 504 dalam n-heksana, 503 dan 542 nm dalam karbon disulfida. Hal ini dapat terjadi karena pada struktur senyawa kapsantin yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, yang pada saat dilewati sinar UV akan mengalami eksitasi dan akan menghasilkan energi dan berupa cahaya dan itu terjadi pada lamda tertentu dari kombinasi beberapa elektron yang tereksitasi. Selain itu, kapsantin juga bisa diidentifikasi dari reaksi larutan warna. Bila larutan kapsantin dalam kloroform ditambahi asam sulfat pekat atau antimon klorida, terbentuk warna biru keladi.

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

16

DAFTAR PUSTAKA Bruneton, J. 1999. Pharmacognosy, Phytochemistry medicinal plants, 2nd edition. Lavoisier publishing Inc.:USA Capsicum, 1996, Woodland Publishing, Pleasant Grove, UT. Hal 11-15 Hiroshi Matsufuji, Hiromichi Nakamura, Makoto Chino, and Mitsuharu Takeda. Antioxidant Activity of Capsanthin and the Fatty Acid Esters in Paprika (Capsicum annuum) 1998, 46, 3468-3472 K. Sambaiah and N. Satyanarayana. Hipocholesterolemic effect of red pepper and capsaicin. Indian Journal of Experimental Biology. 1980: 18, 898-99. Merck Index, 13th edition, hal 1773. M.R. Srinivasan, et al. Influence of red pepper and capsaicin on growth, blood constituents and nitrogen balance in rats. Nutrition Reports International. 1980: 21 (3): 455-67. http://en.wikipedia.org/wiki/Soxhlet_extractor (diakses tanggal 7 september 2009) http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pelaksanaanproses-ekstraksi/ (diakses tanggal 7 september 2009) http://c14.dhigroup.com/Products/index.html (diakses tanggal 5 september 2009) http://medikaalternatif.blogspot.com (diakses tanggal 5 september 2009) http://warnadunia.com (diakses tanggal 5 september 2009) http://www.pdgi-online.com (diakses tanggal 5 september 2009)

Isolasi Kapsantin dari Buah Cabe Merah (Capsicum annuum)

17